partisisipasi masyarakat dalam pengawasan pelanggaran hak buruh(fix)
DESCRIPTION
Partisisipasi Masyarakat Dalam Pengawasan Pelanggaran Hak Buruh(Fix)TRANSCRIPT
“Partisisipasi Masyarakat dalam Mengatasi Pelanggaran Hak
Buruh: Teknik Pengawasan Terhadap Pelanggaran Hak Buruh”
Kata kunci: Pengawasan, masyarakat, pelanggaran hak, buruh
Disusun oleh :
Nama : Fanuel Febrian Henky Saputra
NIM : F0311050
Jurusan : Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
1
Ringkasan
Seperti yang sering kita lihat di media, bahwa sekarang ini banyak sekali terjadi pelanggaran hak, terutama pelanggaran hak tenaga kerja. Tidak hanya terjadi di luar negeri, yaitu kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau Tenaga Kerja Wanita (TKW), tetapi juga terhadap tenaga kerja di dalam negeri. Yang paling marak akhir-akhir ini adalah tentang kasus outsourcing, dimana seorang tenaga kerja dikontrak dengan jangka waktu tertentu dan tidak tetap sehingga mereka hanya bekerja sesuai panggilan. Hal ini benar-benar melanggar hak seorang buruh yang seharusnya dapat bekerja namun karena terikat kontrak dengan sistem outsourcing, status mereka menjadi menggantung dan tidak jelas.
Tidak hanya itu, Indonesia menjadi Negara yang terkenal dengan banyaknya tenaga kerja yang mengalami PHK ketika sedang terjadi krisis Ekonomi. Menurut Tulus (1993:1967) PHK adalah mengembalikan karyawan ke masyarakat yang disebabkan karena telah habisnya masa kerja buruh tersebut. (Ismi:2011). Padahal jika diberhentakan ditengah krisis yang sedang melanda, maka itu tidak sesuai dengan etiket untuk melakukan PHK. Apalagi dimasa krisis, buruh juga akan kesulitan untuk mendapat pekerjaan kembali. Dan masih banyak contoh kasus pelanggaran hak terhadap kaum buruh.
Berdasarkan tinjauan pustaka, penulis menyimpulkan bahwa pelanggaran hak dapat terjadi karena dua hal, yang pertama adalah karena kewajiban yang ada belum diselesaikan, artinya pelanggaran hak sebenarnya belum terjadi tetapi oleh buruh tersebut sudah dianggap sebagai pelanggaran hak. Yang kedua adalah karena perbuatan orang lain yang mengambil keuntungan dari para buruh dengan cara tidak memberikan hak sesuai dengan kewajiban yang telah dilakukannya.
Pelanggaran hak yang terjadi akibat perbuatan orang lain lah yang harus diperjuangkan oleh buruh. Berdasarkan pendapat beberapa ahli yang telah dirangkum oleh penulis, maka penulis menyimpulkan bahwa cara untuk mengatasi permasalahan ini berfokus pada 3 aspek, yaitu buruh sendiri, pemerintah, dan yang terpenting adalah masyarakat. Penulis berpendapat bahwa masyarakat lah yang dapat mencegah terjadinya pelanggaran hak buruh.
Kenapa harus masyarakat? Karena masyarakat tinggal dan hidup bersama-sama dengan masyarakat lainnya yang mana didalamnya adalah buruh, dan mungkin saja, mereka adalah buruh yang telah mengalami pelanggaran hak. Lain dengan pemerintah yang tinggal dan hidup terpisah dengan masyarakat karena mereka harus memikirkan kepentingan masyarakat secara umum. Pemerintah tidak bisa hanya berfokus pada satu atau beberapa orang tertentu (buruh) karena pemerintah masih harus memikirkan tentang permasalahan orang lain seperti petani, nelayan, pegawai negeri, dan profesi lainnya.
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah segala sesuatu yang layak untuk
diterima, didapatkan dan dinikmati oleh semua manusia sejak manusia itu
dilahirkan1.Lalu apakah hak itu harus diperjuangkan? Artikel kali ini akan
menjelaskan dan menguraikan tentang Pelanggaran Hak Asasi Manusia,
khususnya kaum buruh.
Seringkali kita melihat di berita-berita di televisi tentang penuntutan dari
Buruh untuk mendapatkan hak-haknya. Apakah semua buruh sudah layak untuk
menerima untuk mendapatkan Hak tersebut? Apakah tolak ukur layak tidaknya
seorang warga negara mendapatkan Hak nya?
Oleh karena itu, penulis merasa bahwa penting untuk mengkaji
permasalahan ini. Sehingga akhirnya topik inilah yang dipilih untuk mengerjakan
makalah sebagai tugas akhir. Kiranya dengan mengkaji permasalahan mengenai
pelanggaran HAM terhadap kaum buruh di Indonesia dapat memberi sumbang
silih dalam penyelasaian masalahnya.
Seperti yang sering kita lihat di media, bahwa sekarang ini banyak sekali
terjadi pelanggaran hak, terutama pelanggaran hak tenaga kerja. Tidak hanya
terjadi di luar negeri, yaitu kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau Tenaga
Kerja Wanita (TKW), tetapi juga terhadap tenaga kerja di dalam negeri.
1 Miriam Budiarjo.(2005).Dasar-dasar Ilmu Politik.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, hlm 120
3
Yang paling marak akhir-akhir ini adalah tentang kasus outsourcing,
dimana seorang tenaga kerja dikontrak dengan jangka waktu tertentu dan tidak
tetap sehingga mereka hanya bekerja sesuai panggilan. Hal ini benar-benar
melanggar hak seorang buruh yang seharusnya dapat bekerja namun karena terikat
kontrak dengan sistem outsourcing, status mereka menjadi menggantung dan tidak
jelas.
Tidak hanya itu, Indonesia menjadi Negara yang terkenal dengan
banyaknya tenaga kerja yang mengalami PHK ketika sedang terjadi krisis
Ekonomi. Menurut Tulus (1993:1967) PHK adalah mengembalikan karyawan ke
masyarakat yang disebabkan karena telah habisnya masa kerja buruh tersebut.
(Ismi:2011). Padahal jika diberhentakan ditengah krisis yang sedang melanda,
maka itu tidak sesuai dengan etiket untuk melakukan PHK. Apalagi dimasa krisis,
buruh juga akan kesulitan untuk mendapat pekerjaan kembali. Dan masih banyak
contoh kasus pelanggaran hak terhadap kaum buruh.
Dengan banyaknya permasalah tentang pelanggaran hak buruh yang
terjadi di Indonesia maka penulis merasa bahwa permasalahan pelanggaran hak
buruh, khususnya buruh atau tenaga kerja di Indonesia, perlu untuk diangkat dan
dibahas cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
4
Berdasarkan tinjauan pustaka, penulis menyimpulkan bahwa pelanggaran
hak dapat terjadi karena dua hal, yang pertama adalah karena kewajiban yang ada
belum diselesaikan, artinya pelanggaran hak sebenarnya belum terjadi tetapi oleh
buruh tersebut sudah dianggap sebagai pelanggaran hak. Yang kedua adalah
karena perbuatan orang lain yang mengambil keuntungan dari para buruh dengan
cara tidak memberikan hak sesuai dengan kewajiban yang telah dilakukannya.
Pelanggaran hak yang terjadi akibat perbuatan orang lain lah yang harus
diperjuangkan oleh buruh. Berdasarkan pendapat beberapa ahli yang telah
dirangkum oleh penulis, maka penulis menyimpulkan bahwa cara untuk
mengatasi permasalahan ini berfokus pada 3 aspek, yaitu buruh sendiri,
pemerintah, dan yang terpenting adalah masyarakat. Penulis berpendapat bahwa
masyarakat lah yang dapat mencegah terjadinya pelanggaran hak buruh.
Kenapa harus masyarakat? Karena masyarakat tinggal dan hidup bersama-
sama dengan masyarakat lainnya yang mana didalamnya adalah buruh, dan
mungkin saja, mereka adalah buruh yang telah mengalami pelanggaran hak. Lain
dengan pemerintah yang tinggal dan hidup terpisah dengan masyarakat karena
mereka harus memikirkan kepentingan masyarakat secara umum. Pemerintah
tidak bisa hanya berfokus pada satu atau beberapa orang tertentu (buruh) karena
pemerintah masih harus memikirkan tentang permasalahan orang lain seperti
petani, nelayan, pegawai negeri, dan profesi lainnya.
5
Rumusan Masalah:
a) Apakah itu Hak Buruh?
b) Apa itu pelanggaran hak?
c) Mengapa ada pelanggaran Hak?
d) Dampak apa yang dapat ditimbulkan dari adanya Pelanggaran Hak
terhadap kaum buruh?
e) Bagaimana pelanggaran hak bisa diatasi?
Tujuan Penulisan:
a) Menghidarkan Buruh dari pelanggaran Hak yang sudah sepantasnya ia
dapatkan
b) Menganalisis tolak ukur seorang buruh, layak atau tidak untuk menerima
Hak tersebut
c) Menjelaskan cara-cara untuk menanggulangi pelanggaran Hak
d) Menciptakan sebuah pandangan baru, bahwa tidak semua Hak yang tidak
diberikan dapat disebut pelanggaran hak
6
GAGASAN
Definisi Buruh dan Masyarakat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian buruh adalah
orang yang bekerja untuk orang lain dan mendapat upah. Dari Kalimat tersebut
maka dapat diambil kesimpulan secara umum bahwa kewajiban seorang buruh
adalah bekerja, dan hak yang seharusnya didapatkan adalah upah. Ketika seorang
buruh telah melakukan kewajibannya (bekerja) maka ia harus mendapatkan
haknya (upah), sehingga ketika hak yang seharusnya ia dapatkan itu tidak
diberikan maka telah terjadi pelanggaran hak buruh oleh pengusaha tempat buruh
bekerja.
Sedangkan yang dimaksud masyarakat adalah manusia dalam arti seluas-
luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Dari
pengertian masyarakat, kita mengetahui bahwa semua masyarakat dalam suatu
wilayah tertentu memiliki kesamaan dalam bidang budaya, dan masyarakat
Indonesia mengenal budaya gotong royong. Sehingga, ketika ada satu atau dua
orang yang mengalami permasalahan, yang lain akan turut membantu.
7
Dari dua pengertian diatas, dapat disimpulkan sebuah gagasan, bahwa
seorang warga Negara harus peduli terhadap lingkungan disekitarnya, termasuk
buruh yang tinggal disekitarnya yang mungkin saja telah mengalami pelanggaran
hak buruh.
Achmad Turan, dalam bukunya berjudul “Partisipasi Masyarakat dalam
Mencegah dan Melawan Kejahatan” menyatakan bahwa “Bantulah sesama warga,
dan masyarakat lainnya, sebab itu berarti anda membantu anda sendiri.”
(2004:168). Dari pernyataan achmad turan tersebut, kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa benar, kita adalah mahluk sosial dan kita membutuhkan
bantuan orang lain untuk tetap hidup.
Kesimpulannya untuk mengawasi pelanggaran hak buruh yang terjadi dalam
masyarakat, kita tidak bisa menyerahkan tugas tersebut sebagai tanggung jawab
pemerintah seorang, kita sebagai masayarakat juga harus ikut bekerja didalam
melakukan pengawasan tersebut.
Peran Masayarakat dalam Pengawasan Pelanggaran Hak Buruh
Yang sering muncul dalam benak masyarakat secara umum adalah, “apa
yang bisa kita lakukan?”, “bagaimana kita harus bertindak ketika mengetahui
terjadi pelanggaran hak buruh?”. Sebenarnya, hal-hal tersebut sudah ada jawaban
pastinya. Seorang masyarakat tidak perlu melakukan banyak hal, yang harus dia
lakukan hanyalah melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwajib.
8
Seringkali yang terjadi adalah buruh, yang umumnya dari kalangan
menengah kebawah, tidak begitu mengetahui tentang cara-cara untuk melakukan
laporan ke pada pihak yang berwajib. Sehingga kasus pelanggaran yang ada tidak
terselesaikan dan menjadi tertutup. Padahal hanya dengan melaporkan hal tersebut
maka kasus pelanggaran ini dapat diusut sehingga dapat diperiksa apakah benar
bahwa telah terjadi pelanggaran hak.
Untuk melaporkan pelanggaran tersebut, masyarakat juga dapat
menggunakan segala cara, yang paling mudah adalah melaporkan ke pihak yang
berwajib seperti polisi. Tetapi ada juga beberapa cara yang lebih mudah seperti
melaporka ke LSM seperti LSM Protector yang ada di Sumatra Utara yang juga
telah membuat website untuk pengurusan pelanggaran hak. Dengan cara seperti
itu, maka masyarakat telah membantu dalam pengawasan pelanggaran hak buruh.
Pentingnya Partisipasi Masyarakat dalam Pengawasan Pelanggaran Hak
Buruh
Indonesia yang saat ini jumlah penduduknya menempati peringkat ke 4
sedunia (Wikipedia:2012) dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 sebesar
237.641.326 jiwa dengan jawa barat sebagai provinsi dengan jumlah terbesarnya
(BPS:2012) memiliki jumlah masyarakat yang seharusnya dapat membantu
banyak sekali tugas-tugas dari pemerintah seperti mengawasi pelanggaran hak
yang terjadi di dalam masyarakat.
9
Dapat dikatakan bahwa peran serta masyarakat dalam penanganan beberapa
kasus sangat diperlukan, tidak hanya menyerahkan segala permasalahan sebagai
tanggungg jawab pemerintah. Pemerintah sesungguhnya hanya bertugas untuk
memberi aturan dan mengarahkan agar setiap masyarakat dapat bekerja sesuai
dengan rencana yang telah disusun oleh pemerintah.
Diibaratkan sebuah perusaahaan, pemerintah adalah manajer, sedangkan
masyarakat adalah sub-manager, pemerintah yang memberi aturan-aturan dan
perencanaan, sedangkan masyarakat yang turut bekerja didalamnya, tidak hanya
bekerja. Kenapa sub-manager? Karena masyarakat tidak sepenuhnya hanya
melakukan apa yang menjadi rencana pemerintah, tapi masyarakat juga turut
campur untuk mempengaruhi perencaanaan yang akan dibuat pemerintah.
(Brantas:2009)
Tanpa manajer atau sub-manajer, tentu perusahaan akan kacau balau dalam
menjalankan usahanya. Begitu juga jika sebuah Negara tanpa pemerintah atau
tanpa masyarakat, pasti segala perancanaan yang ada tidak akan tepat dan tidak
berjalan dengan lancar.
Lalu kenapa pemerintah tidak diumpamakan sebagai bos dalam sebuah
perusahaan? Mungkin di Negara dengan sistem otoriter, pemerintah adalah bos.
Sedangkan Indonesia adalah Negara demokrasi, dimana memegang prinsip utama
“dari rakyat, oleh rakyat, dan bagi rakyat” (sibarani:2007) sehingga yang menjadi
bos dalam “Negara” adalah rakyat sendiri.
10
Peranan Masyarakat dalam Sebuah Negara Demokrasi
Menurut Robert M. Mclver, “masyarakat adalah suatu sistem hubungan-
hubungan yang ditata (Society means a system of ordered relations”, sehingga
ketika seseorang menjadi masyarakat sebuah Negara, mereka harus mengikuti
sistem yang berjalan atau digunakan didalam Negara tersebut. (2003:22)
Indonesia menggunakan sistem pemerintahan demokrasi, dengan
mementingkan segala sesuatu dari rakyat, oleh rakyat, dan bagi rakyat sehinga
masyarakat didalamnya juga harus mendalami nilai-nilai tersebut. Selanjutnya,
Harold Laswel menyatkan bahwa seorang masyarakat memiliki 8 nilai yang selalu
akan ingin untuk dicapai, delapan nilai tersebut adalah:
1. Kekuasaan
2. Kekayaan
3. Penghormatan
4. Kesehatan
5. Kejujuran
6. Ketrampilan
7. Pendidikan
8. Kasih Sayang
(Laswell:2002)
Kedelapan aspek tersebut sebenarnya sudah termasuk dalam pemenuhan HAM
(Hak Asasi Manusia) yang memang sudah harus dipenuhi. Namun ketika hak itu
11
tidak diberikan atau dengan kata lain telah terjadi pelanggaran hak, maka
umumnya masyarakat akan menaikan protes atas apa yang terjadi.
Begitu juga dengan buruh, ketika mereka tidak mendapatkan upah atau hak-
hak lainnya yang seharusnya mereka terima karena telah melakukan kewajian
mereka, maka akan terjadi protes atau penuntutan. Disini peran masyarakat sangat
dibutuhkan sebagai mediator antara buruh dengan perusahaan. Sebab posisi buruh
yang sedang dalam emosi tidak akan menghasilkan hasil apapun. Karena itu, akan
lebih baik jika dilakukan dengan cara mediasi yaitu melalui masyarakat.
Pengaruh Masyarakat Terhadap Terjadinya Pelanggaran Hak Buruh
Robert Traer menyatakan bahwa “Pemenuhan HAM adalah tanggung
jawab masyarakat dan Negara” (Robert, 2000). Hal ini sangatlah tepat, karena
pemerintah tidak akan dapat melakukan segala pengawasan terhadap pemenuhan
hak, khusunya hak buruh, sehinga Negara juga membutuhkan partisipasi
masyarakat.
Pengaruh masyarakat terhadap terjadinya pelanggaran hak buruh sangatlah
besar. Dengan adanya turut campur masyarakat didalam melakukan pengawasan,
maka sebuah perusahaan akan lebih sulit lagi dalam melakukan kecurangan dalam
memberikan hak kepada buruh atau tenaga kerjanya.
Kembali ke hal yang paling dasar, manusia adalah makhluk sosial, artinya
manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, manusia tidak dapat hidup
tanpa bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, manusia membutuhkan
12
manusia lainnya. Seperti yang juga dikatakan oleh Achmad Turan, “coba
bayangkan jika anda yang diposisi itu, apa yang dapat anda lakukan?” (2004:168)
Disitu yang dimaksud adalah jika anda yang sedang mengalami pelanggaran hak,
bisakah anda keluar dari permasalah itu sendirian? Tentunya tidak, kita
membutuhkan bantuan dari orang lain, karena itulah dalam melakukan
pengawasan terhadap pelanggaran hak, sebaiknya kita terus melakukannya tanpa
ada himbauan khusus, karena kita tidak pernah tahu kapan kita akan mengalami
pelanggaran hak yang serupa.
13
KESIMPULAN
Berdasarkan gagasan yang telah diuraikan, maka kesimpulannya adalah:
1. Sebagai mahluk sosial, kita hidup berdampingan dengan orang lain, oleh
karena itu kita harus memiliki tenggang rasa antar satu sama lain.
Sehingga, ketika terjadi pelanggaran hak, khsususnya terhadap buruh,
sebaiknya kita telah melakukan pengawasan dan kita membantu mereka
semaksimal yang dapat kita lakukan
2. Kita dapat membantu buruh dengan berbagai cara, seperti contoh adalah
dengan membantu melaporkan ke pihak yang berwajib seperti polisi atau
bidang ketenagakerjaan, atau ke LSM yang berfokus mengurus
permasalah ketenagakerjaan
3. Setiap masyarakat menyadari bahwa memenuhi hak adalah kewajiban
untuk seluruh lapisan masyarakat, sehingga suasana lingkungan yang
tercipta akan damai dan tentram.
14
Daftar Pustaka
Anonim. 2012. Ringkasan Eksklusif. Diperoleh pada 20 Juni 2012, dari http://xa.yimg.com/kq/21823116/1226467398/name/ringkasan+eksklusif.doc
Badan Pusat Statistik. 2012. Penduduk Indonesia Menurut Provinsi. Diperoleh pada 28 Juni 2012, dari http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1& daftar=1id_subyek=12¬ab=1
Budiarjo, M, 2005, Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Maclver, R.M. 2003. The Web of Government. The Mac Millan Company: New York
Nurhaeni, I.D.A. 2011. Pemutusan Hubungan Kerja. Diperoleh pada 28 Juni 2012, dari http://isminurhaeni.staff.fisip.uns.ac.id/files/2011/01/K9-pemutusan-hubungan-kerja.ppt
Sibarani, P.Y.P. 2007. Mengukur Demokrasi di Indonesia & Partisipasi Kristen. Ramol Gospel: Jakarta
Traer, R. 2003, Faith in Human Rights, George University Press: Washington DC
Turan, A. 2004, Partisipasi Masyarakat Dalam Mencegah & Melawan Kejahatan. Karya Jaya: Jakarta
Wikipedia. 2012. Daftar Negara Menurut Jumlah Penduduk. Diperoleh pada 28 Juni 2012, dari http://id.wikipedia.org/daftar_negara_menurut_jumlah_penduduk
15