pand'uan organisasi pengelola t -...

115
KEMI!NTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDl:RAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM DlREKTORAT PEMBERBAYAAN ZAKAT TAlWN10U T PAND'UAN ORGANISASI PENGELOLA ~ULIK KEMENTERIAN AGAMA RJ TIDAl( DIPER.JUALBELIKAN

Upload: doancong

Post on 03-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEMI!NTERIAN AGAMA RIDIREKTORAT JENDl:RAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM

DlREKTORAT PEMBERBAYAAN ZAKATTAlWN10U

TPAND'UAN

ORGANISASI PENGELOLA

~ULIK KEMENTERIAN AGAMA RJTIDAl( DIPER.JUALBELIKAN

Kementerian Agama RIDirektorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Direktorat Pemberdayaan ZakatTahun 2012

PANDUAN ORGANISASIPENGELOLA ZAKAT

MILIK KEMENTERIAN AGAMA RITIDAK DIPERJUALBELIKAN

iii

Drs. H. Hamka, M.AgNIP. 195712311979011004

ttd

Jakarta, Maret 2012Direktur Pernberdayaan Zakat

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Terlebih dahulu karni panjatkan puji syukur ke hadiratAllah SWT, karena atas Rahrnat dan Karunia-Nya kita dapatrnelakukan berbagai upaya untuk rneningkatkan,rnernperdalarn dan rnernperluas pelayanan kehidupanberagarna.

Buku Panduan Organisasi Pengelolaan Zakat berisitentang Potret Zakat Di Indonesia, Revitalisasi OrganisasiPengelolaan Zakat dan Pendayagunaan Zakat serta Zakat danTantangan Dunia Global.

Untuk itu, kehadiran buku "Panduan OrganisasiPengelolaan Zakat" ini diharapkan dapat rnenjadi panduandan pedoman bagi aparat yang rnernbidangi zakat danlernbaga pengelolaan zakat pada khususnya serta bagirnasyarakat pada umurnnya untuk rnengoptimalkan peranorganisasi pengelolaan zakat dalam rneningkatkankesejahteraan rnasyarakat.

Sernoga Allah SWT meridlai niat baik dan upaya yangkita lakukan bersarna. Arnin

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

PENGANTARDIREKTUR PEMBERDA YAAN ZAKAT

v

TIM PENYUSUN 119

BAB IV PENDAYAGUNAAN ZAKAT.............................. 87A. Zakat dan Tantangan Dunia Global.............. 87B. Pendayagunaan Zakat........ 88C. Sasaran Penerima Zakat.................................. 90D. Model Pendayagunaan Zakat 91E. Profil Pendayagunaan Zakat 99

BAB V PENUTUP 117A. Kesimpulan 117B. Saran-Saran 117

BABI PENDAHULUAN 3A. Tujuan Penulisan 3B. Sistematika Penulisan 3C. Pengelolaan Zakat di Indonesia 4D. Hambatan dan Tantangan 7

BAB II REVlTALISAS1 MANAJEMEN ZAKAT............... 17A. BAZNAS dan Profesionalisme....................... 17B. Peningkatan Manajerial BAZNAS 19C. Standar Sarana 53D. Teknik Akuntansi dan Pelaporan 58

BABIII OPTIMALISASIFUNDRAISING......................... 69A. Optimalisasi Pengumpulan Zakat 69B. Membangun Kemitraan Strategis 70C. Pembentukan UPZ 72D. Optimalisasi Peran DKM 75E. Profil UPZ......................................................... 79

DAFTAR ISI.............................................................................. v

KATA PENGANTAR............................................................... iii

DAFTAR lSI

3Panduan Organisasi Pengelola Zakat

Sistematika penulisan buku ini mengikuti sistem babper bab.

Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakangpermasalahan, meliputi: tujuan penulisan, sistematikapenulisan, fakta tentang pengelolaan zakat di Indonesiabeserta hambatan dan tantangannya.

Bab II berisi tentang Revitalisasi OPZ. Pada bab iniakan disinggung beberapa aspek yang semestinya segeradibenahi OPZ untuk mernaksirnalkan perannya dalampernberdayaan zakat. Dalarn bab ini akan dibahas:profesionalisme OPZ, peningkatan rnanajerial BAZNAS,peningkatan SDM, standar sarana.

B. Sistematika Penulisan

1. Melengkapi buku-buku yang telah ada tentangorganisasi pengelola zakat.

2. Memberikan panduan bagi pengelolaan zakat yangsesuai dengan Undang-undang yang berlaku.

3. Memaksimalkan manajerial organisasi pengelola zakatagar bisa mengelola potensi zakat dengan baik danbenar.

A. Tujuan Penulisan

Tujuan penyusunan buku Panduan Pengelolaan Zakatini adalah:

BABI

POTRET ZAKA T DI INDONESIA

3Panduan Orgarzisasi Pengelola Zakat

Sistematika penulisan buku ini mengikuti sistem babper bab.

Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakangpermasalahan, meliputi: tujuan penulisan, sistematikapenulisan, fakta ten tang pengelolaan zakat di Indonesiabeserta hambatan dan tantangannya.

Bab II berisi ten tang Revitalisasi OPZ. Pada bab iniakan disinggung beberapa aspek yang semestinya segeradibenahi OPZ untuk memaksimalkan perannya dalampemberdayaan zakat. Dalam bab ini akan dibahas:profesionalisme OPZ, peningkatan manajerial BAZNAS,peningkatan SDM, standar sarana.

B. Sistematika Penulisan

A. Tujuan Penulisan

Tujuan penyusunan buku Panduan Pengelolaan Zakatini adalah:

1. Melengkapi buku-buku yang telah ada tentangorganisasi pengelola zakat.

2. Memberikan panduan bagi pengelolaan zakat yangsesuai dengan Undang-undang yang berlaku.

3. Memaksimalkan manajerial organisasi pengelola zakatagar bisa mengelola potensi zakat dengan baik danbenar.

BABI

POTRET ZAKAT DI INDONESIA

5Panduan Organisasi Pengelola Zakai

sosial. Umat Islam Indonesia memiliki beragam strategidakwah dalam rangka mengaktualisasikan nilai-nilaisyariah di tengah masyarakat. Begitu pula dalam aspirasipolitik bernegara, potensi umat Islam saat ini terhimpundan berafiliasi dalam berbagai partai politik.

Keragaman seperti dikemukakan di atas, periudisinergikan secara baik sehingga menjadi sumberkekuatan yang bermanfaat bagi umat Islam secarakeseluruhan. Tetapi jika keragaman disikapi secara tidakproporsional, dan bahkan terus menonjolkan perbedaanatau perseteruan yang kemudian diikuti oleh semangatego sektoral, fanatisme kelompok, maka iaakan menjadi sumber kelemahan.

Perlu disadari bahwa upaya meningkatkan kualitasumat Islam, terutama melalui dakwah dan pendidikan.merupakan tugas yang amat penting dan strategis untukdilakukan. Dengan mengedepankan kualitas, diharapkanumat Islam dapat memainkan peran sosial keagamaandan kenegaraan yang lebih bermakna bagi kemajuanbangsa dan negara.

Berkaitan dengan kesejahteraan umat, bangsa dannegara, terdapat tiga pilar yang penting untukdioptimalkan, yaitu pemberdayaan potensi zakat,pemberdayaan potensi wakaf, dan pemberdayaan masjid.Menurut data Direktorat Pemberdayaan Zakat dan BadanAmi! Zakat Nasional (BAZNAS), zakat yang terkumpulsecara nasional pada 2010 mendekati angka Rp 1,5Triliun. Untuk bisa menggali potensi zakat di tanah airlebih besar lagi, yang menurut sebuah survei Rp 217triliun per tahun (data BAZNAS dan IPB, 2011), perludibangun dan diperkuat sinergi secara konkrit dankerjasama antara Pemerintah dengan organisasipengelola zakat, maupun antara satu organisasi pengelola

Panduan Organisasi Pengelola Zakat6

zakat dengan organisasi pengelola zakat lainnya. Untukitu penyempurnaan regulasi (perundang-undangan)merupakan faktor penting yang diharapkan berpengaruhke depan dalam mengakselarasi pemberdayaan zakatuntuk meningkatkan kesejahteraan umat dankemandirian bangsa.

Setelah melalui perjalanan sejarah yang panjangdanberliku, cita-cita yang diperjuangkan oleh para tokoh danpemirnpin umat Islam Indonesia untuk menghadirkanundang-undang tentang pengelolaan zakat pada akhirnyaterwujud pad a tahun 1999. Pada saat ini DPR-RImensahkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999tentang Pengelolaan Zakat yang konsep RUU-nyamerupakan prakarsa Pemerintah melalui Menteri AgamaRi yang dijabat oleh Prof. Drs. H.A. Malik Fadjar, M.Sc.

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentangPengelolaan Zakat telah diubah dan diganti denganUndang-Undang tentang Pengelolaan Zakat Tahun 2011.Pembaharuan Undang-Undang Pengelolaan Zakatmerupakan sebuah terobosan politik untuk memperbaikisistern koordinasi antar-organisasi pengelola zakat yangbelum berjalan secara efektif selama ini, baik secaravertikal, horizontal maupun diagonal.

Pengelolaan zakat secara tersistem yang semakinberkembang kian meneguhkan paradigrna bahwa zakatmerupakan solusi alternatif penanggulangan kemiskinandi tanah air. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwaoptimalisasi pengelolaan zakat memerlukan efektifnyafungsi regulator dan pengawasan oleh Pemerintah sertaoptimalnya fungsi operator yang dilaksanakan olehBAZNAS di semua tingkatan dengan dibantu oleh LAS.zakat.

7Panduan Organisasi PengelolaZakat

Belum maksimalnya pengelolaan zakat terkendalabeberapa hal, di antaranya:

a. Beberapa aturan dalam fiqh zakat, jika diterapkandalam konteks kekinian, mencerminkan hilangnyaspirit keadilan sosial dan ekonomi.

Salah satu contoh adalah aturan tentang nisab. Dizaman Nabi, nisab untuk beberapa harta kena zakatnilainya sarna. Nisab sapi (30 ekor) nilainya samadengan nisab karnbing (40 ekor) dan emas (20 dinar).Jika aturan nisab tersebut diterapkan saat ini, kitatidak bisa mengatakan bahwa 30 ekor sapi nilainyasarna dengan 40 ekor karnbing. [ika nisab sapi senilaiRp 150 juta (asumsinya 1 sapi = Rp 5 jut a), maka nilainisab kambing hanya sekitar 32 juta (asumsinya 1kambing = Rp 800 ribu). Implikasinya, menjadi tidakadil bila seorang peternak kambing dengan omsetsenilai 32 juta dibebani kewajiban membayar zakat,sementara peternak sapi dengan omset yang sarna

D. Hambatan dan Tantangan

Dalam perjalanannya, pengelolaan zakat di Indonesiabelumlah maksimal. Hal ini ditandai dengan masihtingginya angka kemiskinan di tengah besamya jumlahpemeluk Islam. Idealnya, jumlah umat Islam yangmayoritas dapat dijadikan kekuatan untuk melakukanperubahan di bidang ekonomi yang berhubunganlangsung dengan kesejahteraan urnat. Padahal, jumlahurnat Islam yang sangat besar adalah potensi yangsemestinya menjadi kekuatan utama dalam pengentasankemiskinan di Indonesia.

Panduan Organisasi Pengelola Zakat8

1) Program kerja yang kurang bersinergi dengankeperluan umat.

2) Rendahnya kepercayaan muzakki, sehinggapengumpulan dana zakat masih belum rnaksimaL

3) Pendayagunaan zakat yang masih jauh dari sasaranpengentasan kemiskinan.

4) Rendahnya kepercayaan masyarakat kepada

b. SDMyang Kurang Memadai

Rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM)menjadifaktor penyebab tidak maksimalnya pemberdayaanzakat. Hal ini terlihat pada beberapa aspek di bawahini.

tidak dibebani kewajiban serupa hanya karena belumsarnpai nisabnya.

Persoalan nisab akan lebih tarnpak manakala kitamenyertakan pertimbangan geografis. [ikadiasumsikan nisab hart a perdagangan senilai Rp 8,5juta per tahun (asumsinya setara dengan nisab emas85 gram menurut Yusuf Qardawi, dan 1 gr emas setaraRp 100 rb), maka setiap pedagang muslim yangmemiliki omset senilai itu, di manapun ia berada diIndonesia, wajib mengeluarkan zakatnya sebesar 2.5%.Padahal, nilai uang Rp 8.5 juta bagi pedagang di kota­kota besar berbeda dengan nilai uang yang sarna bagipedagang di daerah-daerah terpencil. Logikanya,standar besarnya nisab pun rnestinya berbeda pula,tergantung tingkat pendapatan ekonomi suatuwilayah.

9Panduan Organisasi Pengelola Zakai

lembaga pengelola zakat. Pada umumnyamasyarakat mengeluarkan zakatnya kepada tokohagama, tokoh masyarakat bukan kepada lembagazakat. Hal ini disebabkan lembaga zakat tersebutdidalam pendayagunaan hasil zakat belum sesuaidengan ketentuan.

5) Kurangnya dana operasional. Dengan keterbatasandana operasional mengakibatkan belumoptimalnya pelaksanaan kegiatan-kegiatansehingga pro gam yang direncanakan belumterealisir dengan baik.

6) Rendahnya frekuensi penyuluhan tentang zakat.Rendahnya frekuensi penyuluhan mengakibatkankurang meratanya pemahaman tentang keberadaanlembaga zakat.

7) Belum adanya data muzakki dan mustahiq.Dengan belum adanya data muzakki dan mustahiqyang akurat dapat berakibat belum efektifnyapengumpulan dan pendayagunaan zakat.

8) Belum dibuatnya laporan. Laporan sebagaipertanggungjawaban atas evaluasi pelaksanaanprogam dapat dipergunakan sebagai alat untukmendeteksi keberhasilan dan kekuranganorganisasi. Dengan tidak dibuatnya laporan akanmengakibatkan kurangnya kepercayaanmasyarakat terhadap lembaga zakat.

c. Koordinasi antara elemen pengelola zakat yang lemah.

Koordinasi antar pengelola zakat menjadi kendalaberikutnya dalam pemberdayaan zakat sebagai

Panduan Organisasi Pengelola Zakat10

1) Program kerja

Idealnya, dengan adanya hirarki kepengurusanBAZNAS dari tingkat pusat hinggakabupaten/kota, problematika kemiskinan dapatdiatasi dengan segera. Hal ini dapat kita lihatdengan kelengkapan organisasi BAZNAS saat ini.

Untuk memaksimalkan perannya, BAZNASharus memiliki koordinasi yang baik agar programmasingmasing berjalan dalarn satu tujuan yangsarna. Masingrnasing BAZNAS memiliki program­program tersendiri, namun memiliki kaitan denganhirarki ke atas maupun ke bawah. Misalnya,BAZNAS mencanangkan program pengentasankemiskinan pada tahun 2008. Untuk mencapaitujuan tersebut, BAZNAS dari tingkat pusat hingga

gerakan pengentasan kemiskinan. Jika kita asumsikansebagai sebuah tim sepakbola, maka setiap lembagapengelola zakat memiliki wilayah kerja masing­masing, akan tetapi tetap menuju satu titik yang sarnayaitu membangun kesejahteraan umat. Masing-masingpengelola zakat memiliki program pengentasankemiskinan, namun tetap berada dalam satu tujuanyang sarna. Dan untuk mencapai tujuan bersamainilah dibutuhkan koordinasi antar semua lembaga iniagar tidak ada program yang bertabrakan antara satulembaga dengan lembaga lainnya.

Ada beberapa poin yang harus dijadikan temakoordinasi antar lembaga pengelola zakat ini.

11Panduan Organisasi Pengelola Zakat

daerah harus berkoordinasi untuk menentukanposisi masing-masing dalam menyusun program,terkait dengan program pengentasan kemiskinantersebut. Dengan adanya penentuan masing­masing BAZNAS dalam program ini, maka setiapprogram memiliki kaitan dengan programBAZNAS lainnya. Inilah urgensi sebuah koordinasidemi tercapai tujuan bersama.

2) Pengumpulan dana zakat

Pengumpulan zakat menjadi tema yangmendesak untuk dikoordinasikan antara BAZNAS.Koordinasi dalam hal pengumpulan dana zakat inidiwujudkan dengan memberikan batasan masing­masing BAZNAS dalam mengumpulkan danazakat. Hal ini bertujuan agar potensi dana zakat dimasyarakat dapat dimaksimalkan dengan sebaik­baiknya.

Sebagaimana diketahui bahwa potensi danazakat di Indonesia mencapai tidak kurang dari 19trilyun rupiah. Ini adalah angka yang sangatfantastik untuk dimaksimalkan dalam rangkapemberdayaan ekonomi umat. Agar potensi yangsangat besar tersebut dapat dimaksimalkan, makaharus ada pembagian kerja dalam pengumpulanini, di mana tiap-tiap BAZNAS menempatiposisinya masing-masing.

3) Pendayagunaan dana zakat

Keberhasilan pendayagunaan dana zakatditentukan oleh adanya pembagian wilayah kerja

Panduan Organisasi Pengelola Zakat12

d. Masih belum maksimalnya Undang-undang Zakat

Sebagai contoh, Undang-undang zakat yang adajuga belum mengatur sanksi bagi orang yang tidakmenunaikan zakat. Selain itu, persoalan harta yangkena zakat juga masih menjadi persoalan tersendiri.[ika kita mengacu pada aturan fiqh klasik, maka hartayang wajib di zakati hanya logam mulia (emas danperak), temak (onta, sapi dan kambing), pertanian,pemiagaan, barang tambang, dan barang temuan.Padahal, di masa kini, banyak sumber-sumberpenghasilan besar terdapat di luar tujuh sektortersebut. Dunia industri, entertainment, dan bisnis­bisnis jasa lainnya merupakan ladang penghasilanyang jauh lebih besar tingkat pendapatannya daripadapendapatan petani di Indonesia. Di tahun 2003 saja,pendapatan petani hanya sekitar 1,25 juta per tahun(Khudori, 2004) atau sekitar 100 ribu perbulan. Jumlahtersebut belum termasuk ongkos produksi dantransaksi yang dapat mencapai 75% (Yustika, 2003).Padahal, merurrut aturan fiqh, mereka harusmengeluarkan zakat setiap kali panen mencapai hasil

antar BAZNAS dalam memberdayakanmasyarakat. Pembagian kerja pendayagunaanzakat bertujuan agar dana zakat dapat diserap olehberbagai lapisan masyarakat yangmembutuhkannya dengan maksimal. Denganadanya pembagian ini, maka setiap mengeloladana zakat pada wilayahnya masing-masing, akantetapi tetap berada dalam satu koordinasipemberdayaan ekonomi masyarakat.

13Panduan Organisasi Pengelola Zakat

lebih dari 650 kg (gabah kering). Maka menjadi tidakadil jika para petani dibebani zakat dengan standarnisab sekecil itu, sementara pelaku-pelaku bisnis dandunia usaha tidak hanya karena ladang pekerjaanmereka tidak tersebut dalam fiqh klasik.

17Panduan Organisasi Pengelola Zakat

A. BAZNAS dan Profesionalisme

Mengurus suatu program membutuhkan perangkat yangbaik. Perangkat tersebut merupakan faktor dominan yangmenentukan keberhasilan. Ibarat mengolah masakan, tanpadidukung oleh perangkat seperti peralatan yang layak,kemampuan koki dan apai yang bagus, mustahil diperolehmasakan yang lezat. Kelengkapan peralatan masak dankemampuan koki dalam mengolah bahan-bahan menjadi unsurpenentu keberhasilan memasak.

Begitu pula dengan keberadaan BAZNASsebagai lembagapengelola zakat. Untuk menjalankan fungsinya secaramaksimal, BAZNASperlu didukung infrastruktur yang cukup,di samping kemampuan manajerial yang baik. infrastrukturadalah perangkat yang akan menunjang mobilitas BAZNASdalam mengelola zakat, sementara manajerial adalah penuntunarah yang merupakan ruh dari perjalanan BAZNAS. Di sinilahkedua hal tersebut menjadi unsur penting dalam mendukungkeberhasilan BAZNAS mengelola potensi zakat. Sehingga,perintah zakat sebagaimana tertulis dalam al-Qur'an, tidakhanya dijadikan sebagai ritual tahunan, melainkan sebagaimotor perubahan sosial.

Profesionalisme menjadi isu sentral dalam pengelolaanzakat. Hal iru dilandasi oleh adanya kecenderunganpengelolaan zakat yang sebatas ritual keagamaan, tidakmemiliki dimensi sosial. Padahal, di samping memiliki dimensispiritual, zakat juga berdimensi sosial.

BAB II

REVIT ALISASIORGANISASI PENGELOLA ZAKA T

Panduan Organisasi Pengelola Zakat18

Profesional

Kemampuan BAZ dalam mengelola dana zakat harusdidukung oleh keahliannya dalam berbagai bidang. BAZNASmembutuhkan SDM yang berkaitan dengan pemberdayaanzakat. Bidang-bidang seperti ekonomi, akuntansi, administrasi,marketirig dan sejenisnya menjadi suatu keharusan untukmenghasilkan BAZ yang baik. Inilah yang dinamakan

Sebagai tolak ukur dari profesionalisme BAZNAS, ada rigakata kunci yang bisa dipakai untuk menguji kadarprofesionalisme tersebut, yaitu:

Amanah

Sifat Amanah merupakan syarat mutlak yang harus dimilikioleh setiap amil zakat. Tanpa adanya sifat ini, hancurlah semuasistem yang dibangun. Sifat amanah adalah jelmaan rasatanggung jawab yang tinggi terhadap semua hal yang berkaitandengan pengelolaan zakat. Sifat amanah menjelma dalam sikapkeras menolak korupsi, tegas melawan kecurangan, engganmelakukan keburukan dan sejenisnya. Standar amanah dapatditakar dari moralitas yang dimilikinya. Sebagaimana kitaketahui, bahwa hancurnya perekonomian kita lebih besardisebabkan karena rendahnya moral dan tidak amanahnyapara pelaku ekonomi. Sebaik apapun sistem yang ada, akanhancur juga jika moral pelakunya rendah.

Secara legal formal, zakat adalah dana umat. Dana yangdikelola itu secara esensial adalah rnilik mustahik. Kepercayaanmuzakki dengan memberikan kepercayaan kepada OPZ untukmengolah dana, harus dijaga dengan baik, karena kepercayaanmuzakki menjadi unsur terpenting dalam pengurnpulan danazakat. Tanpa adanya kepercayaan muzakki, mustahil dapatterkumpul dana zakat yang banyak. Kondisi ini menuntutdimilikinya sifat amanah dari para amil zakat.

19Panduan Organisasi Pengelola Zakat

B. Peningkatan Manajerial BAZNAS

Untuk meningkatkan manajerial BAZNAS, dibutuhkanbeberapa peningkatan perangkat organisasi. Ada beberapaperangkat yang harus dipenuhi oleh OPZ.

1. Kelembagaan

Secara kelembagaan, OPZ harus memiliki kemapananberupa kelengkapan hal-hal berikut:

Transparan

Transparansi adalah kemampuan BAZNAS dalammempertanggungjawabkan pengelolaaannya kepada publikdengan melibatkan pihak-pihak terkait seperti muzakki danmustahik, sehingga diperoleh kontrol yang baik terhadappelaksanaan pengelolaan zakat. Hal ini bertujuan menghapuskecurigaan yang memungkinkan muncul dari pihak-pihakyang melihatnya. Dengan transparansi inilah rasa curiga danketidakpercayaan masyarakat akan dapat diminimalisasi.

lnilah tiga kata kunci yang menjadi landasan pengelolaanzakat. Jika tiga kata tersebut dapat diterapkan dengan baik,makes "Good Organization Governance" dapat terwujud.

profesionalitas pengelolaannya. Hanya dengan profesionalitasyang tinggilah dana-dana yang dikelola akan menjadi efektifdan efisien.

Misalnya, untuk mengelola dana zakat pada mustahik,BAZNAS membutuhkan tenaga ahli di bidang perekonomian.Hal ini bertujuan agar dana yang disalurkan kepada mustahiktepat sasaran. Karena dalam pemberian kredit dibutuhkansuatu analisis ekonomi seputar prospek dan langkah-langkahpelaksanaannya.

Panduan Organisasi Pengelola Zakat20

1) Independen

Independen artinya lembaga ini tidak mempunyaiketergantungan kepada orang-orang tertentu ataulembaga lain. Hal ini untuk menjaga keleluasaanuntuk memberikan pertanggungjawaban kepadamasyarakat donatur.

2) Netral

Karena didanai oleh masyarakat, berarti lembaga iniadalah milik masyarakat, sehingga dalammenjalankan aktivitasrtya lembaga tidak boleh hanya

b. Kedudukan dan Sifat Lembaga

Kedudukan OPZ dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) BAZNAS adalah organisasi pengelola zakat yangdibentuk oleh pemerintah, di mana pengelolanyaterdiri dari unsur-unsur pemerintah.

2) LAZ adalah organisasi pengelola zakat yangdibentuk sepenuhnya atas prakarsa masyarakat danmerupakan badan hukum tersendiri, serta mendapatizm dari pemerintah setelah memperolehrekomendasi dari BAZNAS.

Pengelolaan dari kedua jenis OPZ di atas haruslahbersifat:

a. Visi dan Misi

Setiap OPZ harus memiliki visi dan misi yang jelas.Visi dan misi akan mengarahkan aktivitas/ kegiatandengan baik. Kejelasan VlSl dan rrusi akanmenghindarkan OPZ dari formalisme organisasi, dimana pengelolaan zakat hanya sebatas pemenuhankewajiban, tidak lebih.

21Panduan Organisasi Pengelola Zakat

c. Legalitas dan Struktur Organisasi

Khususnya untuk LAZ, badan hukum yangdianjurkan adalah yayasan yang terdaftar sebagaiorganisasi kemasyarakatan Islam.

Struktur organisasi seramping mungkin dandisesuaikan dengan kebutuhan, sehingga organisasiakan lincah dan efisien.

rnenguntungkan golongan tertentu saja (harusberdiri di atas sernua golongan). Karena, jika tidak,rnaka tindakan itu telah rnenyakiti hati donatur yangberasal dari golongan lain. Sebagai akibatnya, dapatdipastikan lernbaga akan ditinggalkan sebagiandonatur potensialnya.

3) Tidak Berpolitik (praktis)

Lernbaga jangan sarnpai terjebak dalarn kegiatanpolitik praktis. Hal ini perlu dilakukan agar donaturdari partai lain yakin bahwa dana itu tidakdigunakan untuk kepentingan partai politik.

4) Tidak Diskriminatif

Kekayaan dan kerniskinan bersifat universal. Dimanapun, kapanpun, dan siapapun dapat menjadikaya atau misk.in. Karena itu, dalarn menyalurkandananya, lembaga tidak boleh mendasarkan padaperbedaan suku atau golongan, tetapi selalumenggunakan parameter-parameter yang jelas dandapat dipertanggungjawabkan, baik secara syari'ahmaupun secara manajerial.

Diharapkan dengan kedudukan dan sifat itu OPZdapat tumbuh dan berkembang secara alami.

Panduan Organisasi Pengelola Zakat22

2. Peningkatan SDM

Secara garis besar, kemapanan SDM tercermin dalamtiga hal di bawah ini:

1) Integritas, Komitmen dan Pengabdian2) Keterampilan Manajemen3) Pengetahuan Tentang Substansi Zakat

SDM adalah unsur terpenting dalam OPZ. Tanpaterpenuhinya SDM, mustahil program-program dapatberjalan dengan baik, meskipun telah ditunjangkelengkapan infrastruktur. Di sinilah diperlukankecermatan dalam memilih individu yang akan dudukdalam struktur pengelolaan zakat.

Namun demikian, sebelumnya harus diperhatikan hal­hal di bawah ini:

a. Perubahan Paradigm a: Amil Zakat adalah sebuahProfesi

Paradigma yang masih terbangun dalam benak kitatatkala berbicara zakat adalah adalah pengelolaan yangtradisional, dikerjakan dengan waktu sisa, SDMnya paruhwaktu, pengelolanya tidak boleh digaji, dan seterusnya.Paradigma tersebut menjadi kendala tersendiri dalammewujudkan profesionlaisme OPZ, di mana keberadaannyasemakin diperlukan dan bahkan ditingkatkan seiringdengan kemajuan zaman yang tak terelakkan lagi.

Aliansi Strategis

OPZ harus melakukan aliansi strategis denganberbagai pihak, baik dalam hal pencarian dana,penyaluran dana, publikasi. Hal ini perlu dilakukan agarefisiensi dan efektivitas dapat terjadi. Tidak mungkinsebuah OPZ dapat melakukan segala hal.

23Panduan Organisasi Pengelola Zakat

b. Kualifikasi SDM

Ketika memilih amil yang akan mengelola zakat,Rasulullah SAW memilih dan mengangkat orang-orangpilihan yang memiliki kualifikasi tertentu. Secara umumkualifikasi yang harus dimiliki oleh amil zakat adalah:muslim, amanah, dan paham fikih zakat.

Sesuai dengan struktur organisasi di atas, berikutdipaparkan kualifikasi SDM yang dapat mengisi posisi­posisi tersebut:

Pimpinan:amanah & jujurmemiliki kemampuan sebagai pemimpin (leadership)mempunyai kemampuan manajerialpaham fikih zakatmempunyai visi pemberdayaaninovatif dan kreatifmampu menjalin hubungan dengan berbagai lembagamampu bekerjasama dalam tim

Bagian Fund raising:amanah & jujurberlatar belakang atau memiliki kecenderungan ataumempunyai pengalaman di bidang marketing

Sudah saatnya kita merubah paradigma tradisional ini.Amil zakat adalah sebuah profesi. Sebagai konsekuensinya,maka amil haruslah sosok yang professional. Bentuk dariprofessionalismenya adalah dengan bekerja full time, tidakmenjadikan tugas pengeloaan zakat sebagai kegiatan nomordua. Konsekuensi lainnya adalah dia harus digaji secaralayak, sehingga bisa mencurahkan segala potensinya untukmengelola dana zakat secara baik.

Panduan Organisasi PengelolaZakat24

Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Kegiatan pengelolaan sumber daya manusia dalamrangka rnanajemen zakat meliputi pengadaan, pembinaandan pemeliharaan perawatan pegawai dan pemberhentian.

1. Pengadaan Sumber Daya Manusia

Dalam kegiatan pengadaan rneliputi rekruitmen,seleksi dan penempatan. Pengadaan didasarkan padakebutuhan baik yang bersifat permanen, tetap atauuntuk seterusnya, bisa juga yang hanya bersifatmusiman, insidentil atau tidak tetap sepertisukarelawan. Dalam rekruitmen bisa juga diambil secarawaiting list dari yang berkasnya disimpan dalam file agardiperoleh calon yang betul-betul sesuai dengan kualitasyang diinginkan, rnaka diberlakukan kategori-kategori:

a) Memenuhi syarat formil, artinya diambil dari

matnpu bekerjasama dalam tim

Bagian Pendayagunaan:amanah & jujurberlatar belakang community development atau memilikikecenderungan atau pengalaman di bidang communitydevelopmentmampu bekerjasama dalam tim

mempunyai communication skillkomunikasi) yang baikmampu bekerjasama dalam tim

Bagian Keuangan:amanah & jujurberlatar belakang atau mempunyai pengalaman dibidang akuntansi dan manajemen keuangan cermat danteliti '

(kemampuan

25Panduan Organisasi Pengelola Zakat

2. Pembinaan

Kegiatan dalam rangka pembinaan meliputipenyelenggaraan pendidikan dan latihan pegawai,membentuk dan memelihara semangat kerja,counseling, mutasi, promosi dan penilaian prestasi.

Pelaksanaan seleksi sebaiknya dilakukan tingkatpucuk pimpinan yang mengetahui pedoman dasardalam melakukan seleksi pegawai yaitu berkaitandengan bisa memilih the right man for the right place,ketentuan yang berlaku di bidang SDM, keahlian, umur,jenis kelamin, diklat, pengalaman, keadaan fisik dankesehatan, keuletan dan temperamen, sikap pelamar,bakat dan performance yaitu kesan pertama yangdiperoleh pimpinan atas pelamar. Setelah dilakukanseleksi berkas tahap selanjutnya dibuat daftar nominaldan dilakukan interview I wawancara, testing meliputikemampuan (achievement test), interest test (untukmengetahui indikasi tugas yang cocok), personality testuntuk mengukur karakteristik pelamar sepertiagresifitas, aktivitas. Tahap akhir dari seleksi adalahwawancara lanjutan meningkat tugas dan tanggungjawab. Pada dasamya seorang pelamar dapat diterimaatau tidak setelah diadakan penilaian atas hasil tes danwawancara, setelah ia diterima diperlukan semacamorientasi tugas-tugasnya dan baru dilakukanpenempatan.

pelamar golongan pengalaman/ pendidikan yanglebih tinggi dari yang diminta.

b) Yang memenuhi syarat formil saja atau dari yangtidak memenuhi syarat formil tetapi telah lama jadisukarelawan.

Panduan Organisasi Pengelola Zakat26

a) Menyelenggarakan latihan dan pendidikan pegawai.

Latihan dan pendidikan pegawai atau biasa disebutdengan istilah "training" bukan saja diperlukan olehpegawai/karyawan baru tetapi juga diperlukan bagipegawai/karyawan yang telah lama bekerja, baik daritingkat yang terendah sampai dengan tingkat pimpinanatau pegawai tinggi. Juga tidak hanya diperlukan untuktugas sekarang tetapi juga dalam rangka tugas-tugasyang akan dihadapi selanjutnya. Karena itu semuamemerlukan "training".

Karena pentingnya peran training ini baik instansipemerintah atau swasta/perusahaan, sampaimembentuk suatu bagian yang khusus mengurustentang training itu. Kalau di Departemen biasa disebutdengan "Pusdiklat'' yang kedudukannya setingkatdengan eselon II.

Selanjutnya, apakah manfaat dari pada training atauPendidikan dan Latihan (diklat) itu? Banyak manfaatyang dapat diperoleh dengan diklat itu, antara lain:

1) Meningkatkan hasil kerja.Hasil yang diperoleh meliputi baik kualitas/kuantitas dari produktivitas pegawai.

2) Menghemat uang.Dengan adanya training atau diklat, makapegawai/karyawan dapat bekerja dengan lebihefesien dan lebih baik dari sebelum ia mendapatdiklat. Sedang efisiensi dapat diperoleh karenaadanya teknik dan metode-metode baru, yangdidapat melalui training sehingga suatu prod ukyang biasanya dibuat dalam waktu dan biaya yangrelatif tinggi dapat ditekan menjadi lebih singkat

27Panduan Organisasi Pengelola Zakat

b) Membentuk dan memelihara semangat kerja.

Selain dari pada Pendidikan dan Latihan pegawai,maka semangat perlu dibina dan dipelihara. Semangatitu tidak datang dengan sendirinya. Oleh sebab itu iaharus dibentuk, dibina dan dipelihara. Semangat yangtinggi dan diarahkan akan membawa pengaruh positifterhadap produktivitas dan kelancaran kerja. Dalamuraian ini akan ditekankan bagaimana organisasi/badari/Iembaga zakat bersikap dan berbuat terhadappegawainya agar dalam diri mereka terbentuksemangat, serta bagaimana memelihara semangattersebut tetap tinggi demi kepentingan kerjasama, yaitu:

• Kepemimpinan yang baik, hal ini sebagaimana telahdiuraikan bab terdahulu tentang kepemimpinan.

dengan biaya ringan, oleh karenanya adalah suatupenghematan biaya.

3) Memberi kepuasan dan rasa aman bagi individu/pegawai. Pegawai yang mengikuti training merasabahwa keikutsertaan itu merupakan suatu"kehormatan" bahwa ia diperhatikan olehorganisasi/ perusahaan. Setelah ia ditraining secarabaik ia dapat menunjukkan prestasi yang lebih baikseperti apa yang diminta oleh atasannya, sehingga iamerasa yakin bahwa dirinya masih tetap akandibutuhkan oleh organisasi/ perusahaan.

4) Memberikan rasa kepercayaan diri.Setelah ditraining pegawai tadi seolah-olah telahmendapatkan suatu "senjata" untukmempertahankan "kedudukannya". Ia merasamampu untuk berprestasi seperti yang dimintaatasannya, dan ia telah mempunyai kepercayaanpada dirinya sendiri.

Panduan Organisasi Pengelola Zakat28

o Walaupun setiap bawahan itu harus tunduktetapi ia akan merasa senang dan kerasan ditempat kerja bila ia diperlakukan sebagaimanamanusia. Perintah-perintah atau instruksi dapatdiberikan dengan keras dan tegas tetapi caranyadapat dilakukan dengan ramah, selembut dansesopan mungkin. Seorang supir telah bekerjadengan sungguh-sungguh harus diberikesempatan untuk istirahat, demikian jugadengan yang lain. Semuanya itu akan membawaakibat yang baik tetapi tidak akan merugikansehingga ia bergairah kerja dan semangatnyaakan meningkat.

• Cukup bebas dalam melaksanakan tugas.

o Bebas disini maksudnya adalah tanpa tekanan­tekanan atau intimidasi. Setiap pegawai diberi

Diperlakukan sebagaimanusia.

• Keingintahuan terhadap hal-hal menyangkutdirinya.

o Pada umumnya pimpinan di berbagaiorganisasi/ perusahaan masih bersikap tertutupdan dirahasiakan atas segala hal yangberhubungan dengan diri orang-orang ataukaryawannya. Dalam beberapa hal memang baik,tetapi di sisi lain kurang baik atau kurang bisadibenarkan. Pada dasarnya setiap orang ingintahu pasti tentang statusnya, prestasinya,kemungkinan kemajuan yang dapat dicapai dansebagainya apabila hal itu dapat diketahuinya iaakan merasa puas, apabila ada kekurangannyaakan diperbaiki olehnya dan kebaikannya akandipertahankan atau bahkan ditingkatkan.

29Panduan Organisasi PengelolaZakat

kesempatan bekerja sesuai dengankemampuannya dan sesuai pula dengan dayakreativitasnya sepanjang tidak bertentangandengan kebijakan, progam, prosedur, sistem dansebagainya. Seorang typist yang agak nervousatau tidak biasa dengan atasan (selagi bekerja)merasa tertekan bila ia ditunggui selagi iamengetik. Demikian juga pegawai yang lain tidakperlu ditunggui selagi ia bekerja. Tentu sajabimbingan juga diperlukan. Bila temyatahasilnya tidak memuaskan baru pegawai yangbersangkutan diberikan semacam teguran ataukalau perlu hukuman.

• Ingin maju dalam kompetisi yang sehat.

o [ika organisasi/perusahaan memiliki kebijakanyang jelas atau aturan yang adil dan pemimpin­pemimpin yang dapat dipertanggungjawabkandalam arti dapat menerapkan kebijakan danaturan secara adil maka niscaya parabawahannya akan menerimanya dengan senanghati. Adalah sudah menjadi ciri orang modemuntuk ingin maju dan kalau mungkin selalumendapat kemajuan dalam tugas-tugasnya dilingkungan organisasi/ perusahaannya.Kemajuan berarti naik, mendapat fasilitas, atauposisinya baik. Pemimpin harus selalu dapatberbuat adil walau pun manifestasi dari padakeadilan tadi adalah ketidaksamaan, tetapipemimpin harus bisa melaksanakan ataumempertahankan kebijakan dan aturan yangtelah diciptakan untuk itu agar para bawahantidak resah.

• Ada masa depan, tidak ada perubahan-perubahan,

Panduan Organisasi Pengelola Zakat30

o Pada umunya setiap orang menginginkan hal-halyang secure. Seorang pegawai/karyawan yangsudah duduk di suatu tempat selama 10 tahunmerasa segan untuk pindah atau keluar bekerjawalaupun kursi tempat ia duduk teras a "keras".Di samping orang tidak senang pada perubahan­perubahan karena perubahan itu biasanyamembawa "korban", orang takut akan hal inijangan-jangan dirinyalah yang menjadi korban.Orang bekerja dengan harapan akan memperolehimbalan jasa kalau mungkin tidak hanya untukpada saat ini saja tetapi juga untuk masa depan.Makin adanya keyakinan terdapatnya "security"di masa depan maka orang akan giat bekerja, danmakin bersemangat untuk melaksanakan tugas­tugasnya.

• Dilayani sama, perlakuan adil.

o Diatas telah diungkapkan bahwa manifestasi darikeadilan ialah ketidaksamaan. Artinya ialahbahwa pegawai diberikan imbalan jasa yangtidak sarna atas prestasi yang tidak sama pula.Seorang direktur imbalan jasanya lain denganseorang kepala bagian, seorang supervisorberbeda imbalan jasanya dengan seorangpegawai/karyawan biasa. Tentu saja makintinggi posisi seseorang makin besar tanggungjawabnya, dan makin besar imbalan jasanya.Demikianlah yang disebut dengan adil atauketidaksamaan. Jika prinsip yang demikian ituditerapkan secara terbuka sudah barang tentuseluruh bawahan akan menerimanya denganwajar. Namun, apabila imbalan jasa atau fasilitasdiberikan secara berlainan tetapi pimpinan

31Panduan Organisaei Pengelola Zakat

c) Counseling.

Maksudnya adalah mengadakan kunjungan kepadapara bawahan. Dalam hal ini yang diperlukan sebagaipegangan saat-saat manakala diperlukannya counselingyakni misalnya terlalu banyak atau sering terdapatnyakesalahan yang terjadi, pegawai yang cepat letih, seringtermenung, emosi cepat berubah, banyak bicara, cepatmarah dan sebagainya. Hal-hal semacam itulah tanda­tanda saat di mana perlu adanya counseling.

Kemudian apakah tujuan dari counseling tadi?Tujuannya ialah :

• Pertama, memperbaiki gairah kerja atau semangatkerja walaupun prestasi yang diharapkansebenarnya terbatas namun masih belum tentu takdapat dicapai. Dengan adanya gairah dan semangat

memberikan perlakuan yang sama setiapindividu, maka akan terjadi ketidakpuasan bagikaryawan dan mengakibatkan semangat kerjamenjadi menurun.

• Ingin tugas yang berguna.

o Bawahan yang telah sadar akan dirinya tidak lagimemandang uang sebagai satu-satunya yangdikejar dalam bekerja. Memang uanglah yangterutama bagi kebanyakan orang, tetapi setelahitu seorang bawahan bisa mencapai keinginanyang berupa uang dalam bentuk lain, yaknikeinginan bahwa tugas-tugas yangdilaksanakannya itu membawa hasil yangberguna bagi organisasinya maupun bagimasyarakat umum.

Punduan. Organisasi Pengelola Zakai32

d) Transfer atau pemindahan.

Transfer adalah perpindahan seorang pegawai/karyawan dari satu jabatan ke jabatan yang lain ataudari satu bagian ke bagian yang lain dengan tingkatankedudukan yang sama. Perpindahan ini pada umumnyamempunyai makna yang khas, yang kebanyakan dapatdiartikan sebagai pembuangan terselubung atasseseorang yang agar orang tidak aktif lagi ataumembahayakan bagi pimpinan. Orang yang kena"transfer" tadi biasanya dianggap tidak disukai.Demikianlah anggapan sementara orang yang aprioriatau kurang memahami secara benar tentang maksuddari pemindahan tugas. Dalam pelaksanaanyasebaiknya diberikan kesan kepada yang dipindahkantadi bahwa hal itu dilaksanakan bukan karenamenurunnya prestasi pegawai tersebut, tetapi karenamemang organisasinya membutuhkan adanya transfer.Dengan kata lain, bahwa ia sangat diperlukan di tempat

kerja maka hal itu akan mendorong seorang untukberprestasi lebih baik.

• Kedua, memperbaiki mutu secara umum dari parabawahan agar supaya setiap bawahan dapat bekerjamencapai standar performance.

o Di samping hal-hal di atas masih banyak lagimanfaat dari tujuan counseling ini, tetapi yangterpenting adalah sebagai telah dijelaskan ialahmemperbaiki dan meningkatkan gairah kerja.Adapun bentuk-bentuknya dapat berupa nasehatyang menentramkan atau memperbaikikomunikasi, yang disebut belakanganmaksudnya adalah komunikasi antara atasan danbawahan dan sesama rekan kerja.

33Panduan Organisasi Pengelola Zaknt

tersebut. Namun, biasanya pertimbangannya adalahmemang karena prestasinya di bawah standar maka sipegawai/karyawan tadi dinilai tidak akan mampumengikuti lagi walaupun sudah melalui beberapa cara.Sebab itu biasanya dilakukan dari pekerjaan yang lebihberat kepada pekerjaan yang lebih ringan. Hanya karenahal-hal yang mendesak atau karena memangkekurangan tenaga transfer dapat dilakukan daripekerjaan yang ringan kepada pekerjaan yang berat.

Bagaimanakah cara melaksanakan transfer? Adabeberapa cara dalam melaksanakannya antara lain:

• Pekerjaan apa yang akan dilaksanakan di bidangtugas yang baru sebaiknya disampaikan secara jelasdan mendetail termasuk tempat di mana ia bekerja,macam pekerjaan, akibat dari pekerjaan yang baruini terdapat solidaritas pegawai.

• Pertimbangan untuk melaksanakan transfer ini bagisi pegawai, agar tidak rnengecilkan hatinya, perludiberikan keterangan yang cukup beralasan. Denganrnenunjukkan data yang positif bahwa hanya ia yangsanggup rnelakukan pekerjaan itu, ia yang rnemilikiperanan yang besar serta prestasi yang meyakinkan.

• Disampaikan dengan jelas siapa atasannya nanti danbagaimana atasannya serta hal-hal yang menonjoldari para bawahannya, juga sikapnya nanti harusbagaimana terhadap atasannya nanti.

• Yakinkan kepadanya akan kemampuan, kecakapandan pengalaman yang dimiliki untuk mengerjakantugas dan training yang diberikan untukmeningkatkan kecakapan itu.

Panduan Organisasi Pengelola Zakat34

• Tunjukkan kepadanya bahwa dalarn pekerjaannyayang baru nanti ia akan mengalami banyakperkembangan dan kemajuan, ia akan rnendapatbanyak kesempatan, dan akan lebih baik dari padayang telah dijalaninya.

• Dalarn pembicaraan dengan yang bersangkutanjangan sekali-sekali rnenekan. Kepadanya perludiberikan kesernpatan untuk mengajukanpertanyaan dan keberatan. Pertanyaannya itu harusdijawab dengan baik dan jelas. Keberatan hendaknyadisanggah sedemikian rupa sehingga ia rnerasasangsi atas keberatan yang dikemukakannya itu.

Ada beberapa macam transfer antara lain:

1) Production transfer, yaitu pemindahan pegawai/karyawan dari bagian yang kurang kegiatannyake bagian lain yang kegiatannya banyak. Hal inidilaksanakan agar terdapat kesinarnbungan. Bilapegawai biasa bekerja pada bagian yang kurangkegiatannya maka ia akan mengalami banyakwaktu terbuang dan rnengalami kebosanan.Kalau hal semacarn ini berlaku terus menerusmaka ia akan rnenjadi larnban pada hal sipegawai tersebut orangnya potensial, penuhinisiatif dan kreatif. Ini berarti bahwa pemimpintidak dapat rnemanfaatkan orang itu denganbaik. Oleh sebab itu, terhadap pegawai semacarnini sebaiknya dipindahkan ke bagian yangbanyak atau bertarnbah kegiatannya, sehinggaakan tercapai kesinambungan.

2) Versatility transfer, yaitu transfer yang hanyadiberikan kepada II the very pro-raising" denganharapan pada saatnya mereka ini dapat ikut

35Panduan Organisasi Pengelola Zakai

e) Promosi

Promosi dengan transfer harnpir memiliki pengertianyang sarna, bedanya promosi merupakan perpindahandari satu jabatan ke jabatan lain yang lebih tinggi.Sebuah organisasi/ perusahaan yang merencanakanuntuk mengadakan promosi bagi pegawai/karyawannya, pertama-tama harus memiliki kebijakanyang memungkinkan pegawai tadi memperolehkemajuan dalarn bidang tugasnya. Dalam kebijakan ituharus dijelaskan mengenai kemajuan pegawai dalarnbidang tugasnya, batasan umur yang memungkinkanseorang pegawai memperoleh promosi, batas atau syaratpendidikan, pengalaman dan sebagainya. Setiap

memainkan peranan yang penting demimencapai tujuan bersarna dalarn organisasi.

3) Shiff transfer, yaitu dari satu shiff ke shiff yanglain, yang dilaksanakan secara periodikberdasarkan jadwal, seperti pada rumah sakitdan sebagainya.

4) Remedial transfer, yaitu setiap individu memilikisifat, bakat dan persamaan atau perbedaan satudengan yang lainnya. Oleh karenanya, adakaryawan yang bisa bekerja sarna dengan yanglain dan ada pula yang tidak. Pimpinan harusberusaha sedimikian rupa agar semuabawahannya dapat bekerja sarna, sesuai denganpola yang telah ditetapkan. Bila dalarn hal ituterdapat pegawai/karyawan yang setelahdibimbing dengan baik masih tetap tidak bisabekerjasama dengan yang lainya maka ia dapatdipindahkan ke bagian lain dengan rekannya dibagian yang baru.

Panduan Organisasi Pengelola Zakat36

pegawal Juga perlu mengetahui tentang kebijakan diatas, agar pegawai yang merniliki ambisi dapatmenyalurkan dengan jalan berprestasi dengan sebaik­baiknya. Bagi yang belum mempunyai syarat formaldapat segera memenuhinya rnisalnya dengan jalanmelanjutkan studinya, kursus dan sebagainya. Pimpinandalam melaksanakan kebijakan promosi tadi, harusmerniliki data prestasi setiap pegawai atas tugas yangtelah dicapai. Bila semua itu telah dapat dilaksanakanlalu diputuskan bagairnana dan siapa orangnya yangcukup pantas untuk dipromosikan.

Bagi pegawai yang termasuk dalam pertimbanganuntuk dinilai juga dapat dilihat apakah ia memilikiambisi untuk promosi, apakah ia telah siapmengembangkan karirnya dalam organisasi. Jika adapegawai yang sedang melaksanakan self developmentdengan melanjutkan studi, kursus dan sebagainya makaia dapat disimpulkan bahwa dalam pikirannya adakeinginan untuk maju. Kesemuanya itu harus ditelitidengan baik agar dapat menjadi dasar pertimbangan.

Pyang dilakukan untuk tingkat manajemenpelaksanaannya harus lebih teliti lagi. Faktor yangdinilai lebih banyak seperti: senioritas intelegensia danpersonalitinya. Kemudian yang sangat penting ialahprestasi yang dicapai di atas rata-rata. Dalam hal itudata kepegawaian dari yang bersangkutan dijadikansebagai informasi. Selanjutnya, data yang sangatmenentukan ialah evaluasi atas prestasi dari jabatansekarang ini, sebab data itu menunjukkan prestasinyayang sekarang dapat dipakai untuk menilai prestasinyapada masa yang akan datang. Agar promosi dapatdilaksanakan dengan baik dan tidak tergesa-gesa makaperlu adanya pre planning promotions, yaitu semacam

37Panduan Organisasi Pengelola Zakat

persiapan yang masuk atas rencana promosi. Rencanauntuk ini selalu disesuaikan dengan struktur organisasiuntuk disesuaikan dengan kebutuhan. Kemudian agarstatus promosi tidak menimbulkan hal yang negatifmaka pemimpin harus selalu memberikan pertimbanganatas beberapa hal antara lain:

1) Senioritas dan kecakapan

Dasar ini sangat penting untuk menghindari rasa irihati di antara para rekan pegawai. Bila mereka inimengetahui bahwa dasar ini diterapkan dengansendirinya mereka tidak akan mencari alasan untukiri hati. Senioritas berarti bahwa di samping sudahlama bekerja juga berpengalaman, dan rnemilikikecakapannya sudah mencapai standar performance,atau malah lebih, sedangkan kecakapan dapatdianggap memiliki nilai lebih tinggi dari senioritas.

2) Obyektif

Alasan yang dikemukakan berdasarkanpertimbangan yang obyektif, yang dapat dibuktikandengan data dan rekomendasi yang cukup jelas sertameyakinkan. Yang dirnaksud dengan obyektif disiniialah obyektif atas penilaian dari prestasi seseorang,like and dislike atau pamrih pribadi harusdihindarkan.

3) Pertimbangan-pertimbangan yang matang.

Semua aspek dari pegawai berikut prestasinya harusdinilai dengan matang dan mendalam. Prestasi darisejak semula bekerja harus dipertimbangkan,janganlah hanya prestasi yang pada akhir-akir inisaja. Begitu pula konduite secara periodik harusdipertimbangkan seluruhnya di samping faktor

Panduan Organisasi Pengelola Zakai38

psikologis dari pegawai yang bersangkutan besertalingkungannya perlu mendapat perhatian.

f) Performance evaluation atau penilaian prestasi

Di sekolah dikenal adanya rapor, yaitu buku nilaidari mata pelajaran yang diberikan selama jangka waktutertentu, rapor tersebut juga berlaku bagi pegawaidalam organisasi. Prinsipnya hampir sama, hanya lebihkompleks dan tujuan penilaiannya bermacam-macarn.

Namanya adalah employee evaluation performancereview merit rating. Dalarn banyak organisasi diIndonesia baik pemerintah maupun swasta hubunganantara atasan dengan bawahan, antara rekan dansebaliknya, masih berlaku tenggang rasa, hal ini dapatdilihat adanya unsur perasaan seiring ikut berbicaraatau memegang peranan yang menonjol. Akibatnya,atasan segan untuk rnenegur atau rnernperingatkankesalahan yang dibuat oleh bawahannya. Apabila halyang sernacarn ini terus berlangsung rnaka bawahanakan terus rnelakukan kesalahan tanpa ada seorang punyang dapat memperbaikinya. Satu hal lagi yangrnerupakan sikap yang kurang baik yaitu bahwa atasanrnerasa segan dan tidak sarnpai hati menilaibawahannya, apabila ia harus rnenyebutkan kesalahan,kelernahan dan sebagainya.

Dalarn rnelakukan penilaian itu ada prinsip dasaryang harus dipegang oleh setiap atasan, yaitu bahwaseorang bawahan harus selalu dan setiap mengenaltentang kemarnpuannya, pelaksanaan tugasnya atauprestasinya. Tidak ada atasan untuk merahasiakanposisi seorang pegawai, setiap saat yang dikehendakiseorang atasan harus rnampu untuk memberikanpenilaian kepada bawahannya atas prestasinya.

39Panduan Organisasi Pengeloia Zakai

b) Kompleks, dalam Skala penilaian yang sepertiini daftar kualitas dari hasil-hasil pekerjaan yangdinilai disertai dengan definisi yang lengkapsehingga tiap kualitas nilai pekerjaan dapat

Sehingga pada pihak bawahan sendiri timbul kesadaranbahwa dirinya dinilai dan selalu diawasi oleh atasan,sehingga ia mengetahui kelemahan-kelemahannya. Olehsebab itu ia perlu diberikan motivasi untuk menjadilebih baik. Motivasi ini berasal dari adanya pengakuanbahwa atasannya selalu menilai dirinya dan kemajuandirinya. Pada kenyataan prestasi ini kurang mendapatperhatian, sehingga yang tidak berprestasi tidak pernahdiberi tahu, hal yang semacam inilah maka jarang tenagaIndonesia benar-benar qualified. Hal itu disebabkankurangnya bimbingan, dan pengarahan dari atasan,sebaliknya manajer yang baik pun sulit ditemukan.Kebanyakan dari mereka ini terlalu sibuk denganurusannya sehingga tidak ada waktu mengawasi,membimbing dan memberikan pengarahan sertapenilaian kepada bawahannya.

Di dalam melaksanakan penilaian harus ditetapkandahulu tujuannya. Tujuan itu dapat berupa untukpromosi, mutasi, training dan pemberhentian pegawaiatau pengurangan pegawai serta untuk kepentinganpenilaian dan pengembangan kepegawaian.

1) Sifat penilaian dapat berupa:

a) Penilaian sederhana, berupa pertanyaan­pertanyaan dengan jawaban "ya" atau "tidak"tanpa variasi yang lain. Penilaian sernacam inijawabannya relatif dan menjauhi kebenaran,bagi si penilai akan kesulitan dalam memberinilai.

Panduan Organisasi Pengelola Zakat40

ditetapkan tersendiri dilengkapi denganpermintaan yang sifatnya sebagai bukti.

Kemudian faktor yang dinilai antara lain dapatberupa:

(a) Kuantitas dan kualitas kerja

(b) Pengetahuan akan pekerjaannya

(c) Kejujurari/ dapat dipercaya atau tidak

(d) Kerjasama dan penyesuaian diri

(e) Presensi/ kehadiran

(f) lnisiatif

(g) Kemampuan mempertimbangkan.

Untuk tingkat pimpinan atau manajemen, faktoryang dinilai seperti tersebut di atas, ditambah dengankemampuan untuk merencanakan, mengorganisir danmemimpin.

2. Langkah-Iangkah atau proses penilaian

Penilaian pada dasarnya ialah untuk mengetahuiapakah performance seseorang pegawai sesuai denganstandar atau sampai di mana performance seorangpegawai, apakah dapat memacu standar ataukah tidak,kalau tidak sampai berapa jauhkah dan sebagainya.

Langkah-langkah atau proses yang dapat dipakaisebagai pedoman dalam langkah penilaian ialah:

a) Menentukan standar atau dasar penilaian sebagaiukuran yang pasti, untuk dipakai sebagai pegangandan sebelurnnya perlu dibuat tingkat-tingkatpegawai agar penilaiannya nanti dapat dilakukandengan adil.

41Panduan Organisasi Pengelola Zakat

b) Mengukur pelaksanaan kerja atau performance, setiappekerjaan dapat diukur baik secara kualitatifmaupun secara kuantitatif, dengan dernikianhasilnya pun dapat diukur dari pegawaijkaryawanyang berprestasi baik nilainya pun tentu akan tinggi,begitu sebaliknya nilai-nilai tadi ditentukan darifaktor-faktor yang dinilai, disesuaikan denganpekerjaan.

c) Membandingkan prestasi terhadap standar, setiappegawai rnempunyai potensi serta kapasitas yangberbeda dan banyak faktor yang mempengaruhinya.Pada suatu organisasi yang telah maju dan baikpernberian tugas kepada pegawai tentu akandisesuaikan dengan kapasitas standar performance­nya sendiri. Pegawai yang mernpunyai kapasitasyang tinggi dapat rnencapai performance yang tinggi,begitu pula seterusnya.

d) Memperbaiki selisih, jika antara performance denganstandarnya terdapat selisih maka pimpinan harusrnengarnbil tindakan atau langkah-langkah yangdianggap perlu untuk perbaikannya. Bila seorangpegawai performance-nya selalu melebihi standarnyamaka harus diberikan perhatian khusus, dan bilakeadaan memungkinkan sebaiknya kepadanyadiberikan kesempatan untuk promosi, karena iarnerupakan calon yang baik. Dalam mengambillangkah perbaikan atas performance seorang pegawaiyang berada di bawah standar performance, harusditeliti apakah orang tersebut rnemerlukan trainingdan sebagainya.

g) KomunikasiYang dimaksud dengan komunikasi dalam hal ini

Panduan Organisasi Pengelola Zakat42

3. PemeliharaanfPerawatan Personil

a. Administrasi penggajian

Yang dimaksud administrasi penggajian ialahproses-proses kegiatan dalam rangka melaksanakanpenggajian. Berbicara tentang penggajian maka perlupula dikemukakan tentang macam dan dasarpenetapan atas income yang berhubungan denganpekerjaan yang dilakukan oleh pegawai/karyawan.

ialah proses penyampaian kehendak, pendapat, pikiran,perasaan, ide, perintah atau pesan dari seseorangkepada orang lain, serta proses menerima ataumemahami pesan, perintah, pikiran dan sebagainya dariorang lain. Komunikasi terjadi antara atasan denganbawahan atau sebaliknya antara rekan yang setingkatdalam organisasi atau antara jabatan dari dalamlingkungan atau dari luar organisasi, antara paramanager dengan para langganan, pendeknya dengansiapa saja. Dalam prakteknya komunikasi itu dapatmeliputi antara lain:

1) Menyampaikan sesuatu dengan lisan atau tertulis.

2) Kemampuan atau kemauan untuk mendengar ataumenelaah pesan-pesan itu dan sebagainya.

3) Kemauan, kesediaan, atau kerelaan untuk menerimapesan dan sebagainya serta memberikan respon ataureaksi yang diharapkan atau diinginkan oleh pihaklain. Oleh sebab itu, maka komunikasi harus terdiridari tindakan-tindakan meminta dan menjaminperhatian kepada pihak lain untuk benar-benarmengerti pesan itu, dan pihak lain tetap ingat akanpesan tadi serta pihak lain menyetujui ataumenerima dengan baik pesan tadi.

43Panduan Organisasi Pengelola Zakat

Income ialah pendapatan yang diperoleh pegawai/karyawan berupa gaji atau upah, insentif dansebagainya. Sedang gaji ialah imbalan jasa berupauang juga karena telah bekerja dan biasanya istilahupah dipakai untuk perhitungan pembayaran jasatersebut dalam satu hari atau satu minggu.

Macam-macam pendapatan atau income tadi ialahpendapatan berupa uang tunai, pendapatan yangbukan berupa uang dan pendapatan yang bersifatpsychis atau psychical income.1) Pendapatan berupa uang tunai, yaitu pendapatan

seorang pegawai/karyawan sebagai imbalanjasanya dan dibayarkan dengan uang, gunamemenuhi kebutuhannya sehari-hari,Pendapatan berupa uang ini biasanya terdiri darigaji, komisi, bonus (untuk perusahaan).

2) Pendapatan yang bukan berupa uang atau dapatberupa uang tetapi untuk pemakaian yangterbatas, tidak dapat dipergunakan dengan bebasseperti gaji, biasa disebut dengan social income.Social income ialah bagian dari jumlahpendapatan /kompensasi di mana setiap orangmenerimanya sebagai imbalan atas prestasi ataujabatannya, hal mana dengan adanya social incomeiru status orang tadi menjadi naik ataumeningkat. Contohnya ialah tunjanganperumahan, tunjangan kesehatan, mobil dansebagainya. Kadang-kadang social income ininilainya lebih tinggi dari pada gajinya sendiri.

3) Pendapatan yang bersifat psychis atau psychicalincome ialah pendapatan yang diterimapegawai/karyawan dalam bentuk kepuasan kerja

Panduan Organisasi Pengelola Zakat44

1) Job value, yaitu nilai dari pada pekerjaan ataujabatan. Tiap pekerjaan pada dasarnya dapatdiukur dan diberikan nilai. Pengukurandilakukan dengan metode-metode tertentu yangdalam batas-batas tertentu bersifat relatif dansubyektif. Poin penilaian ditentukan denganmetode-metode tertentu, besar kecilnya gaji yangditerima didasarkan atas dasar kecilnya point.

2) Performance, atau prestasi ialah dasar penggajianyang berdasarkan sampai berapa jauh prestasiseseorang, bila ia dapat berprestasi tinggi maka iaakan mendapat gaji yang tinggi, begitusebaliknya. [adi dasarnya bukan karenapendidikan atau pengalaman seseorang, sarjanaatau bukan, tetapi semata-mata karena prestasi.Prinsip semacam ini pada umumnya dipakaipada perusahaan-perusahaan.

3) Kualifikasi, ialah mendasarkan pada pendidikandan pengalaman seseorang, sedangkan job valuemaupun prestasi tidak menjadi faktor yangutama. Dasar semacam inilah yang dipakai padaorganisasi pemerintahan atau departemen-

dan kemajuan di bidang karier.

Adalah menjadi tanggungjawab pirnpinan untukmemperhatikan dengan sungguh-sungguh ketigamacam pendapatan di atas demi tujuan usahakerjasama tercapai.

b. Faktor dasar yang dipakai sebagai pertimbangandalam pember ian gaji bagi pegawai/karyawanantara lain:

45Panduan Organisasi Pengelola Zakat

departernen serta perusahaan-perusahaanNegara. Seorang pegawai/karyawan denganpendidikan yang cukup tinggi dan pengalarnankerja yang cukup lama akan rnendapat gaji yangtinggi betapapun prestasi yang diperlihatkannyasebenarnya kurang memuaskan atau kurangrnernenuhi standar performance. Dasar sernacarnini sebenarnya rnengandung kelemahan yangprinsipil terutama jika terdapat pegawai yangrelatif masih muda dan potensial, ia akan menilaikarena pengalamannya relatif sedikit dengansendirinya gajinya sedikit, untuk apa ia masihbekerja keras dan penuh dedikasi. Ia juga merasagajinya akan naik dengan sendirinya bila masakerjanya telah cukup banyak.

c. Faktor penentu kompensasi/ penggajian.

Dalam membahas faktor-faktor penentu kompensasiini, perlu diperhatikan job evaluation, strukturpenggajian dan fringe bonefit dan progamkesejahteraan.

1) Job evaluation adalah proses untuk menetapkanharga dan nilai dari suatu jabatan dibandingkandengan jabatan-jabatan yang lain dalam suatuorganisasi dengan tujuan untuk mendapatkanstruktur penggajian yang adil.

Tujuan utama daripada job evaluation ialah:

a) Memungkinkan manajemen memiliki suatudasar di mana dapat disusun suatu strukturpenggajian yang adil dan dapat diterima olehmereka yang jabatannya telah dinilai dan

Panduan Organisasi Pengelola Zakat

b) Melengkapimanajemen dengan keterangan­keterangan yang dapat dipakai sebagai bahanuntuk menetapkan kebijakan, bukan saja yangmenyangkut masalah-masalah penggajiansemata-mata tetapi juga tentang aspek-aspektertentu yang menyangkut bidang personildan sebagainya.

c) Untuk membantu dalarn peningkatan danmengkonsolidasikan hubungan-hubunganantara top manajemen, middle manajemen danbawahan.

2). Agar dapat ditetapkan nilai atas jabatan tertentumaka penting untuk mengetahui, menganalisasyarat-syarat seteliti mungkin. Dalam hal ini ada4 sistem atau metode dari job evaluation.

a) Job ranking method dipergunakan bila hanyaterdapat beberapa jabatan yang dimiliki danjabatan-jabatan tersebut dinilai baik. [abatan­jabatan diderajatkan atau dibedakan dalambeberapa kriteria, seperti pengutamaan syaratskill dan sebagainya. Sebenarnya derajat itusendiri cukup jelas yaitu yang satu lebihtinggi dari yang lain, tetapi perbedaan derajatyang sebenarnya atau sendiri kurang jelas.

b) Job elasification method, metode ini sangat erathubungannya dengan ranking method tetapilangkah pertama dari job elasification ialahmenyusun suatu skala gaji. Kemudian

dapat pula memenuhi kebutuhan manajemensecara keseluruhan.

46

47Panduan Organisasi Pengelola Zakat

1) Hubungan-hubungan dimana ditetapkankepada siapa pemegang jabatan tersebutmelakukan laporan atau siapa atasannya,kepada siapa ia harus melapor.

2) Tingkat pengetahuan yang disyaratkan.

3) Tingkat atau besarnya tanggungjawab

4) Keahlian dan pengalaman-pengalamansebelumnya.

c) Point rating method, ialah metode yangdijalankan dengan memberikan nilaiberdasarkan point value atas tiap jabatan. Tiapjabatan tidak langsung dinilai dengan uangtetapi dengan poin.

Metode ini maka penilai harus menyusunsejumlah faktor-faktor. Tiap faktor terdiri dariatas beberapa tingkat, dan pada tiap tingkatanharus ada descriptionnya yang semuanya ituharus memiliki points value.

3) Fakior comparation method, inilah penilaian yangdilakukan berdasarkan alokasi dari pada poin­pain atas faktor-faktor tertentu dalamhubungannya dengan macam-macam jabatan.Biasanya diterapkan atas jabatan-jabatan yang

menyiapkan job description yang menunjukkanmacam-macam jabatan dimana tiap dari skalagaji tersebut ditetapkan.

Jabatan-jabatan tadi diklasifikasikan atasdasar:

Panduan Organisasi Pengelola Zakat48

membutuhkan knowledge di samping faktor-faktorsubyektif seperti kreatifitas, kemampuan untukmemutuskan dan sebagainya.

Faktor-faktor dasar yang harus diperhitungkanatau dipertimbangkan dalam menganalisajabatan yang membutuhkan: "knowledge" sebagaibagian dari proses penilaian ialah:

a) Kemampuan untuk memutuskan

b) Kemampuan membuat perencanaan

c) Kreativitas

d) Kontak dengan orang baik di dalam maupundi Iuar oraganisasi.

e) Kemampuan membuat kebijakan

f) Kemampuan untuk menghindari kekeliruan­kekeliruan

g) Kemampuan untuk menjaga keterangan-keterangan rahasia.

Metode-metode tersebut dapat dibagi menjadidua a dan b yang bersifat sederhana, dipakaipada organisasi/ perusahaan yang sudah majuatau besar di mana jumlah jabatan yang tersediarelatif cukup banyak.

d. Struktur penggajian

Sebenamya sulit untuk menetapkan seorang bekerjaitu apakah menginginkan security ataukahmenginginkan gaji yang tinggi. Tetapi selamaproblem yang dialami oleh manusia cukup banyak,maka keinginan manusia dari pekerjaannya itu jugabanyak. Oleh karena itu, manajemen tidak akan

49Panduun Organisasi Pengelola Zakat

lepas dari prinsip-prinsip bisnis yaitu menekansegala biaya. Dengan kata lain bahwa bilaorganisasi/ perusahaan mempekerjakan orang haruspula dipertimbangkan aspek biaya ini. Selanjutnyamacam-macam dasar struktur penggajian yang(sering) dipakai di negara-negara maju:

a. Fait rate scales, ialah pemberian gaji berdasarkanstandar yang fixed kepada setiap pegawai yangbekerja sesuai dengan prestasinya, tanpamemandang umur atau jasa karyawan yangbersangkutan.

b. Age rate scales, ialah pemberian gaji yangberdasarkan standar umur pegawai/karyawan.Dasar ini dipakai untuk pekerjaan-pekerjaantertentu. Walaupun semata-mata dasarnyadipandang dari segi umur saja, skala gaji tetapdiberikan untuk rnemungkinkan bagi pegawai/karyawan yang berprestasi baik dapat diterapkanskala gaji yang lebih tinggi.

c. Incramental scales, ialah skala gaji yang pada tiapgolongan dibagi-bagi dalam bentuk penambahanyang seimbang antara skala yang satu denganyang ada di atasnya. Jumlah penambahanseimbang, artinya bahwa setiap tingkat atau skalayang satu dengan yang di bawahnya adalah sarnadengan yang di atasnya.

d. Salary ranges, penggajian yang didasarkan padanilai-nilai jabatan atau level-level jabatan.

e. Fringe benefit dan program kesejahteraan yanglain.

Masalah fringe benefit ini sebenarnya telah lama

Panduan Organisasi Pengelola Zakat50

4. Pemberhentian

Pemberhentian adalah proses yang paling akhirdalam pengelolaan sumber daya manusia. Istilah yangpaling tepat adalah pemutusan hubungan kerja (PHK)sebab seorang pegawai sebenarnya juga berhakmemutuskan hubungan kerja sepihak. Dalampemutusan hubungan kerja ini harus berdasarkan alasanyang sah tidak bertentangan dengan peraturanperundang-undangan. PHK terjadi karena keinginanorganisasi, keinginan pegawai karena pensiun dan sebablain-lain.

a. Sistem Pengelolaan

OPZ hams merniliki sistem pengelolaan yangbaik. Unsur-unsur yang harus diperhatikan adalah:

1) Memiliki sistem, prosedur dan aturan yang jelas

Sebagai sebuah lembaga, sudah seharusnya jikasemua kebijakan dan ketentuan dibuat aturanmainnya secara jelas dan tertulis. Sehinggakeberlangsungan lembaga tidak bergantungkepada figur seseorang, tetapi kepada sistem. [ikaterjadi pergantian SDM sekalipun, aktivitaslembaga tidak akan terganggu karenanya.

2) Manajemen terbuka

Karena OPZ tergolong lembaga publik, makasudah selayaknya menerapkan manajemen

timbul dan merupakan program yang berlakubagi para anggota manajemen maupun parabawahan, yang jumlah program tersebut setiaptahunnya disesuaikan dengan kemampuanlembaga dan dana amil yang tersedia.

51Panduan Organisasi Pengelola Zakat

Tugas kornite ini adalah rnelakukan penyeleksianterhadap setiap penyaluran dana yang akandilakukan. Apakah dana benar-benar disalurkankepada yang berhak, sesuai dengan ketentuansyari'ah, prioritas dan kebijakan lernbaga.

Prioritas penyaluran perlu dilakukan. Hal initentunya berdasarkan survei lapangan, baik darisisi asnaf mustahik rnaupun bidang garapan(ekonomi, pendidikan, da'wah, kesehatan, sosial,dan lain sebagainya). Prioritas iru harusdilakukan karena adanya keterbatasan surnberdaya dan dana dari lernbaga.

(lendingPenyaluranKomite4) Memilikicommittee)Agar dana dapat tersalur kepada yang benar­benar berhak, maka harus ada suatu mekanisrnesehingga tujuan tersebut dapat tercapai. Salahsatunya adalah dibentuknya KornitePenyaluran.

terbuka. Maksudnya, ada hubungan timbal balikantara amil zakat selaku pengelola denganmasyarakat. Dengan ini maka akan terjadi sis ternkontrol yang melibatkan unsur luar, yaiturnasyarakat itu sendiri.

3) Mempunyai rencana kerja (activity plan)

Rencana kerja disusun berdasarkan kondisilapangan dan kemampuan sumber daya lernbaga.Dengan dimilikinya rencana kerja, rnaka aktivitasOPZ akan terarah. Bahkan dapat dikatakan,dengan dimilikinya rencana kerja yang baikberarti 50%target telah tercapai.

Panduan Organisasi Pengelola Zakat

6) Diaudit

7) Sebagai bagian dari penerapan prinsiptransparansi, diauditnya OPZ sudah menjadikeniscayaan. Baik oleh auditor internal maupuneksternal. Auditor internal diwakili oleh KomisiPengawas atau internal auditor. Sedangkanauditor eksternal dapat diwakili oleh KantorAkuntan Publik atau lembaga audit independenlainnya.

Ruang lingkup audit meliputi:

Aspek keuangan

Aspek kinerja lainnya (efisiensi danefektivitas)

Pelaksanaan prinsip-prinsip syari'ah Islam

5) Memiliki sistem akuntansi dan manajemenkeuangan

Sebagai sebuah lembaga publik yang mengeloladana masyarakat, OPZ harus memiliki sistemakuntansi dan manajemen keuangan yang baik.Manfaatnya antara lain:

Akuntabilitas dan transparansi lebih mudahdilakukan, karena berbagai laporan keuangandapat lebih mudah dibuat dengan akurat dantepatwaktu

Keamanan dana relatif lebih terjamin, karenaterdapat sistem kontrol yang jelas. Semuatransaksi relatif akan lebih mudah ditelusuri.

Efisiensi dan efektivitas relatif lebih mudahdilakukan.

52

53Panduan Organisasi Pengelola Zakat

c. Standar Sarana

Dalam rangka terciptanya efisiensi dan aktifasi dalampengadaan dan penggunaan sarana/ prasarana oleh lembagapengelola zakat maka dipandang perlu adanya pedoman baku

Hal yang tidak boleh dilupakan adalahdilakukannya peningkatan dan perbaikan secaraterus-menerus tanpa henti. Karena dunia terusberubah. Orang mengatakan "Tidak ada yangtidak berubah kecuali perubahan itu sendiri."

Oleh karena itu agar tidak dilindas jaman, kitaharus terus mengadakan perbaikan. Janganpernah puas dengan yang ada saat ini. Salahsatunya perlu diadakan yang namanya"Pendidikan Profesi Berkelanjutan" bagi profesiamilin zakat ini.

(continousterus-menerus10)Perbaikanimprovement)

Penerapan peraturan perundang-undangan

8) Publikasi

9) Semua yang telah dilakukan harus disampaikankepada publik sebagai bagian daripertanggungjawaban dan transparannyapengelola. Caranya dapat melalui media massaseperti surat kabar, majalah, buletin, radio, TV,dikirim langsung kepada para donatur, atauditempel di papan pengumuman yang ada dikantor OPZ yang bersangkutan. Hal-hal yangperlu dipublikasikan antara lain laporankeuangan, laporan kegiatan, nama-namapenerima bantuan, dan lain sebagainya.

Panduan Organisasi Pengelola ZakatS4

A. Prasarana Kerja Perkantoran

Prasarana kerjaperkantoran terdiri dari:

atau standar minimal sarana dan prasarana organisasipengelola zakat sebagai pedoman untuk perencanaanpengadaan sarana dan prasarana, disamping juga untukmenentukan standar kebutuhan yang diperlukan untukpengadaan dan penggunaan sarana/ prasarana organisasipengelola zakat.

Untuk menunjang pelaksanaan tugas sehari-hari makaperlu adanya peralatan dan perlengkapan yang harus dipenuhisebagai sarana kerja. Standar Sarana OPZ ini dimaksudkansebagai sebagai suatu rumusan tentang penentuan jenis,kualitas dan kuantitas yang meliputi jenis, ukuran yangdiperlukan untuk kepentingan standar/ keseragaman. Ruanglingkup standar sarana dan prasarana organisasi pengelolazakat meliputi ruang kerja, ruang tamu, perabot kantor, barangmekanik, kendaraan dan lain sebagainya.

Di samping menentukan standar sarana/ prasarana, halyang tidak kalah penting adalah bagaimana meningkatkanpembinaan fasilitas kerja yang antara lain tercakup dalampenyediaan sarana kerja yang meliputi perencanaan penentuankebutuhan, penganggaran, pengadaan, penyimpananpendistribusian,pemeliharaan dan penghapusan.

Untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal, BAZ danLAZ sebagai pelaku pengelola zakat harus memiliki kantorsebagai pusat layanan kepada masyarakat yang ditunjangdengan penyediaan sarana/ prasarana atau fasilitas kerja yangcukup, sesuai dengan kebutuhan, jenis, waktu pengadaan dantepat guna pada setiap satuan organisasi dan satuan kerja agarseluruh kegiatan berjalan dengan lancar dan tertib sebagaibentuk keberhasilanorganisasipengelolazakat.

1. Ruang Kerja2. RuangTamu3. Ruang Rapat4. Ruang Tunggu5. Ruang Counter6. Ruang Perpustakaan7. Ruang Istirahat8. Ruang Toilet9. Ruang Shalat10. Ruang Security11. Ruang Halaman12. Ruang Gudang

B. Sarana Kerja Perkantoran

Sarana kerja perkantoran terdiri dari:1. Perabot kantor, yaitu:

a. Meja dan kursi kerjab. Meja dan kursi rapatc. Meja dan kursi securityd. Meja dan kursi komputere. MejaTelephonf. Meja Faxg. Siceh. Kursi hadapi. Meja dan kursi counterj. Kursi panjangk. Filling cabinetL Almari pus taka kerjam. Almari besin. Almari kayuo. Brangkasp. Deskpenq. Tiang bendera

Panduan Organisasi Pengelola Zakat 55

Panduan Organisasi Pengelola Zakat56

2. Barang Mekanik, yaitu:

a. Perangkat Komputerb. Komputer on linec. Komputer laptopd. Infocuse. Paximailf. Telephon

r. Bendera merah putihs. Gambar Presiden dan Wakil President. Lambang Negara RIu. Bola duniav. Peta Wilayah Indoensiaw. Peta/Daftar Wilayah Provinsix. Peta/Daftar Wilayah Kabupateri/Kotay. Peta/Daftar Wilayah Kecamatanz. Daftar Wilayah Desa/Kampungaa. Daftar nama pejabatbb. Papan namacc. ATKdd.Movitex (Badan Struktur Organisasi)ee. Whiteboardff. Kalendergg. Buku kerjahh.Pap an statistikii. Papan Data UPZjj. Papan Data Muzakkikk. Papan Data Mustahiq11. Cerminmm.Alas shalat./hambalTIn. Tissue00. Lap Pembersihpp.Keranjang Sampah

57Panduan Organisasi Pengelola Zakat

4. Kepustakaan, yaitu:

a. Al-Qur'anb. Al-Qur'an dan terjemahannyac. Tafsir Al-Qur'and. Buku Pedoman Zakate. Buku Manajemen Keuanganf. Buku Manajemen Zakatg. Buku Direktori BAZh. Buku Direktori LAZ1. Buku Panduan Perundang-undangan Pengelolaan

Zakat dan WakafJ. Buku Petunjuk Pelaksanaan Pembina an Lembaga

3. Kendaraan, yaitu:

a. Kendaraan roda empatb. Kendaraan roda dua

g. Telephon Internh. Handphonei. Mesin hitungj. Kalkula tork. Televisi1. Radio cassettem. Cassetten. Wirelesso. Overheadp. Belq. Jam dindingr. Air Conditioning (AC)s. Kipas Angint. Dispenseru. Penghancur kertasv. Mesin Foto Copy

Panduan Organisasi Pengelola Zakat58

D. Teknik Akuntansi dan Pelaporan

Salah satu unsur parameter good governance lembaga zakatadalah pelaporan keuangan yang berbasis akuntansi dan

5. Formulir dan Laporan, yaitu:a. Setoran ZISb. Bukti penerimaan setoran ZISc. Register penyetorand. Daftar Tanda Terima ZISe. Laporan Rekapitulasi Hasil ZISf. Laporan Rekapitulasi Pendistribusian ZISg. Laporan Hasil Pengendalian Evaluasi Pengelolaan

Zakath. Blangko/formulir yang diperlukan

Pengelolaan Zakatk. Buku Pola Pembinaan Badan Amil Zakat1. Buku Pola Pembinaan Lembaga Ami! Zakatm. Buku Profil Direktorat Pengembangan Zakat dan

Wakafn. Buku Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian dan

Evaluasi Pengelolaan Zakato. Buku Hasil Rakornas dan Evaluasip. Buku Kemana Anda Membayar Zakatq. Buku Perkembangan Pengelolaan Wakaf di

Indonesiar. Buku Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunais. Buku Paradigma Baru Wakaf di Indonesiat. Buku Fiqih Wakafu. Buku Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan

Wakafv. Leaflet Zakat 10 Seriw. Buku-buku yang berkait dengan Zakat dan Wakaf

59Panduan Organisasi Pengelola Zakat

danpendistribusian,1. Perencanaan pengumpulan,pendayagunaan zakat.

Rincian Tugas BAZNAS menurut Undang-Undang Nomor 23Tahun 2011 ialah menyelenggarakan fungsi:

Tugas Pokok Amil Zakat

1. Mengumpulkan zakat dari muzaki.

2. Mendistribusikan dana yang dikumpulkan (termasuk infaqdan shadqaah) kepada mustahik sesuai dengan syariahIslam dengan akad penyerahan muthlaq.

3. Mendayagunakan dana yang dikumpulkan kepadamustahik melalui berbagai program yang produktif danberkesinambungan sesuai syariah Islam.

Mengapa Laporan Keuangan Amil Zakat Dibutuhkan?

1. Zakat bukanlah semata-mata urusan pribadi muzakkidengan mustahiq, akan tetapi urusan kelembagaan(institusi) yang memerlukan pengaturan (regulasi) danpertanggung-jawaban (akuntabilitas) kepada publik.

2. Tata kelola keuangan zakat wajib memenuhi dua kriteria,yaitu: periama, kesesuaian dengan standar akuntansi dankeuangan lembaga nirlaba dan kedua, kesesuaian denganprinsip-prinsip syariah dalam pengelolaan zakat.

3. Pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakatyang menuntut pemahaman para amil zakat terhadappengelolaan keuangan zakat yang amanah, profesional,transparan, dan akuntabel.

penerapan prinsip-prinsip syariah dalam pengelolaan zakat.

Panduan Organisasi Pengelola Zakat60

Aspek Hukum Yang Melandasi Laporan Keuangan Ami!Zakat

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentangPengelolaan Zakat (pasal 29) mewajibkan pelaporan zakatsebagai berikut:

a. BAZNASkabupaten/kota wajib menyampaikan laporanpelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah, dandana sosial keagamaan lainnya kepada BAZNASprovinsi dan pemerintah daerah secara berkala.

b. BAZNAS provinsi wajib menyampaikan laporanpelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah,dan danasosial keagamaan lainnya kepada BAZNAS danpemerintah daerah secara berkala.

c. LAZ wajib menyampaikan laporan pelaksanaanpengelolaan zakat, infak, sedekah, dan dana sosialkeagamaan lainnya kepada BAZNAS dan pemerintahdaerah secara berkala.

d. BAZNAS wajib menyampaikan laporan pelaksanaanpengelolaan zakat, infak, sedekah, dan dana sosialkeagamaan lainnya kepada Menteri Agama secaraberkala.

pelaksanaanpertanggungjawaban4. Pelaporan danpengelolaan zakat.

2. Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, danpendayagunaan zakat.

3. Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, danpendayagunaan zakat.

61Panduan Organisasi Pengelola Zakat

Parameter Kesesuaian Syariah dalam Pengelolaan KeuanganAmil Zakat, di antaranya:

a. Tidak menerima dana yang tidak halal.

3. Andal

4. Dapat diperbandingkan.

Laporan Keuangan Ami! Zakat harus memenuhi kriteria:

1. Mudah dipahami.

2. Relevan.

Tujuan Laporan Keuangan Ami! Zakat:

1. Sebagai informasi atas penghimpunan, pendistribusian,dan pendayagunaan Zakat, InfakjSedekah, dan dana sosialkeagamaan lainnya yang bermanfaat dalam pengambilankeputusan atau dibutuhkan oleh pihak-pihak yangberkepentingan.

2. Sebagai alat pertanggungjawaban (akuntabilitas) dantransparansi pengelolaan keuangan kepada para pemangkukepentingan serta sebagai alat untuk evaluasi kinerjamanajerial dan organisasi.

e. Laporan neraca tahunan BAZNAS diumumkan melaluimedia cetak atau media elektronik.

2. Ketentuan sanksi dalam Undang-Undang dan PeraturanPemerintah terhadap amil zakat yang tidak menyampaikanlaporan keuangan amil zakat sebagaimana mestinya,membuat laporan keuangan yang tidak benar, ataumembuat laporan keuangan yang tidak memenuhi kriteriayang ditentukan

Panduan Organisasi PengelolaZakat62

Sesuai karakteristiknya, maka Iaporan keuangan amil zakatharus mencerminkan kegiatan amil zakat sebagai penerimadan penyalur zakat yang dilaporkan dalam:

a. Laporan Posisi Keuangan.

b. Laporan Perubahan Dana.

d. Tidak menyalurkan dana dalam bentuk kegiatan yangbertentangan dengan syariah Islam.

e. Tidak menzhalimi hak masing-masing asnaf mustahik.f. Berusaha meningkatkan kesejahteraan serta menyelesaikan

permasalahan mustahik.

g. Setiap dana yang disalurkan harus dapat dibedakan apakahberasal dari zakat atau ibadah maliyah lainnya (infak,sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya) serta jelasbentuk akadnya apakah muihlaq atau muqoyyad.

h. Wajib mencatat dan melaporkan setiap transaksi keuanganserta mempublikasikannya dalam bentuk laporankeuangan.

Setelah dikomparasikan dengan definisi pembatasan padaPSAK Nomor 45, maka dalam pengelolaan keuangan amilzakat, penggunaan sumber daya bersifat lebih cepat lebih baik(as soon as possible), dalam arti dana zakat tidak boleh tertahanlama pada amil.

b. Setiap dana yang diterima harus dapat dibedakan apakahzakat atau ibadah maliyah lainnya (infak, sedekah, dandana sosial keagamaan lainnya) serta harus jelas bentukakadnya apakah muihlaq atau muqoyyad.

c. Menyalurkan dana hanya kepada mustahik sertamenggolongkan seorang mustahik dalam salah satu asnafmustahik.

63Panduan Organisasi Pengelola Zakat

f. Sarana sarana pertanggungjawaban manajemen ataspengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadamereka.

Pengguna laporan keuangan amil zakat memilikikepentingan bersama dalam rangka menilai:

a. Keterbukaan atau transparansi sebuah lembaga zakat.

b. Cara manajemen amil zakat melaksanakan tugas, fungsidan tanggung jawabnya dan aspek lain dari kinerja mereka.

c. Cara amil zakat mendapatkan dan membelanjakan kas sertafaktor lainnya yang berpengaruh pada akuntabilitaslembaga.

d. Kepatuhan amil zakat terhadap ketentuan syariah

e. Upaya peningkatan kesejahteraan fakir miskin danpenyelesaikan permasalahan mustahik yang dilakukan amilzakat.

Pengguna laporan keuangan amil zakat:

a. Muzaki.

b. Pihak lain yang memberikan sumber daya selain zaka.

c. Pemerintah selaku otoritas pembinaan dan pengawasan.

d. Pemeriksa.

e. Lembaga mitra.

f. Masyarakat.

c. Laporan Perubahan Aset Kelolaan.

d. Laporan Arus Kas.

e. Catatan Atas Laporan Keuangan.

Panduan Organisasi Pengelola Zakat64

Informasi Komparatif

1. Laporan keuangan tahunan dan interim harus disajikansecara komparati£ dengan periode yang sarna pad a tahun

2. Kemandirian Entitas

Asumsi kemandirian entitas, artinya setiap amil zakatdianggap sebagai entitas yang mandiri dan mempunyaikevvajiban untuk menyajikan laporan keuangan. Entitasbertanggung jawab atas pengelolaan aset dan sumber day ayang dipercayakan kepada entitas untuk dike lola berupazakat dan infak / sedekah, termasuk atas kehilangan ataukerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang-piutangyang terjadi akibat keputusan entitas, serta terlaksana atautidak terlaksananya program yang telah ditetapkan.

3. Keterukuran Dalam Satuan Uang (Monetary Measurement)Laporan keuangan amil zakat menyajikan setiap kegiatanyang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal inidiperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis danpengukuran dalam akuntansi.

Asumsi Dasar Teknik Akuntansi dan Pelaporan1. Basis Akuntansi.

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuanganAmil Zakat adalah:

a. Basis Kas untuk penerimaan Zakat dan Infak /Sedekahdan penyaluran zakat dan infak/ sedekah selainpemanfaatan asset kelolaan; dan

b. Basis Aktual untuk penyaluran Zakat dalam bentukpemanfaatan aset kelolaan dan transaksi pad a danaamil.

65Panduan Organisasi Pengelola Zakat

Bahasa Laporan Keuangan

Laporan keuangan harus disusun dalam Bahasa Indonesiayang baik dan benar. Jika rnenurut keperluannya laporankeuangan juga disusun dalarn versi bahasa lain harus rnemuatinforrnasi dan waktu yang sarna (tanggal posisi dan cakupanperiode). Selanjutnya laporan keuangan dalarn bahasa laintersebut harus diterbitkan dalarn waktu yang sarna sepertilaporan keuangan dalam Bahasa Indonesia.

Laporan keuangan interim memuat komponen yang sarnaseperti laporan keuangan tahunan yang terdiri dari LaporanPosisi Keuangan, Laporan Perubahan Dana, LaporanPerubahan Aset kelolaan, Laporan Arus Kas, dan Catatan atasLaporan Keuangan.

Laporan Keuangan Interim

Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yangditerbitkan di antara dua laporan keuangan tahunan dan harusdipandang sebagai bagian integral dari laporan periodetahunan. Penyusunan laporan interim dapat dilakukan secarabulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang dari satutahun.

sebelumnya. Sedangkan untuk Laporan Perubahan Danainterim harus rnencakup periode sejak awal tahun bukusarnpai dengan akhir periode interim yang dilaporkan.

2. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptij darilaporan keuangan periode sebelumnya wajib diungkapkankernbali apabila relevan untuk pernaharnan laporankeuangan periode berjalan.

Panduan Organisasi PengelolaZakat66

Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan Amil ZakatSekretariat atau Manajemen BAZNAS provinsi, BAZNAS

kabupaten /kota dan LAZ bertanggung jawab atas penyusunandan penyajian laporan keuangan amil zakat.

Mata Uang dalam Pelaporan

1. Pelaporan harus dinyatakan dalam mata uang Rupiah.Apabila transaksi amil zakat menggunakan mata uang lainselain dari Rupiah maka laporan tersebut harus dijabarkandalam mata uang Rupiah dengan menggunakan laporanyang berlaku.

2. Selisih dalam periode berjalan yang terkait dengan transaksidalam mata uang asing dinilai dengan menggunakan kursyang berlaku. Selisih nilai tukar merupakanpenambah/ pengurang dana bersangkutan.

69Panduan Organisasi Pengelola Zakat

A. Optimalisasi Pengumpulan Zakat

Harus disyukuri bahwa lima tahun belakangan ini fundraising dana zakat mengalami peningkatan yang dapatdikatakan luar biasa. Hal ini seiring dengan tingkatkepercayaan masyarakat terhadap lembaga amil zakat yangsemakin meningkat. Hasil penelitian PIRAC kepercayaanmasyarakat terhadap Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)yang merupakan lembaga amil zakat milik pemerintahmeningkat sebesar 3-5 %.

Ada dua hal yang menyebabkan meningkatnya fund raisingdana zakat. Pertama adalah semakin meningkatnya kesadaranberzakat umat Islam dan yang kedua adalah tingkat kepedulianyang besar terhadap nasib sesamanya. Tingkat kepedulian inidiwujudkan melalui program-program pendayagunaan zakat.

Hasil penelitian Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta membuktikan potensi zakat di Indonesiakurang lebih sebesar 20 trilyun rupiah pertahun dan baruteroptimalkan sebesar 3,5 %. Besarnya tingkat perolehan danazakat ini ditandai pula dengan semakin tumbuh suburnyalembaga-lembaga amil zakat.

Fund raising dana masyarakat lokal (dana public) berupadana ZIS yang semakin meningkat beserta euforianya adalahsebuah kekuatan baru yang diharapkan mampu mempercepatkemandirian kaum mustadh'afin. Berbeda apabila sumber danasosial tersebut berasal dari donor asing yang biasanya programdidorninasi oleh kepentingan lembaga donor (donor driven).Revrisond Baswir menyatakan bahwa dalam keadaan bebasmerdeka suatu bangsa akan lebih cepat mandiri dibandingkan

BAB III

OPTIMALISASI FUND RAISING

Panduan Organisasi Pengelola Zakat70

B. Membangun Kemitraan Strategis

Kemitraan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesiadidefinisikan sebagai "perihal hubungan (jalinan kerja sarnadsb) sebagai mitra". Sedangkan mitra diartikan sebagai "lawankerja, pasangan kerja", [adi secara umum dapat dikatakanbahwa kemitraan mencakup pengertian "jalinan kerja sarnaantara pihak-pihak yang terkait sebuah kepentingan dan tujuantertentu.

Jika dikaitkan dengan tema zakat, maka kemitraan inimenjadi hal yang mendesak dilakukan oleh pengelola zakatguna memaksimalkan perannya dalam pengelolaan zakat.Kemitraan ini salah satunya adalah diwujudkan dalampengumpulan dana zakat. Dengan kata lain, lembaga pengelolazakat harus menjalin kemitraan dengan lembaga-Iembaga yangada dalarn hal pengumpulan dana zakat.

bangsa yang masih dipengaruhi kepentingan pihak lain. Halsenada disampaikan pula oleh Proklamator Muhamad Hattadengan politik non kooperatifnya yaitu tidak bekerja sarnadengan bangsa lain di masa pergerakan kemerdekaan.

Selanjutnya, bagaimana agar kesadaran dan kepercayaanmasyarakat dalam berzakat ini menjadi semakin tumbuh suburdapat diwujudkan melalui kinerja Lembaga Amil Zakat (LAZ)dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang akuntabel,trans par an dan profesional. Di sisi lain dalam skala makropemerintah dapat membuat kebijakan yang dapat menciptakaniklim yang kondusif bagi peningkatan optimalisasi dana zakat.Misalnya UU No. 38 tahun 1999 yang mengatur tentang zakatsebagai pengurang pajak. Atau Insentif Pajak, yaitupengurangan pajak bagi perusahaan-perusahaan yangmenyumbangkan sebagian dananya untuk tujuan sosial.

71Panduan Organisasi Pengelola Zakat

Pada dasarnya, kemitraan dimaksudkan untuk memberikanakses yang seluas-Iuasnya kepada masyarakat dalammenyalurkan zakat, infak dan shadaqoh. Potensi zakat, infakdan shadaqoh yang tinggi bisa jadi belum bisa dimaksimalkankarena terbatasnya media bagi masyarakat dalam menyalurkanzakat. Di sinilah dibutuhkan kreasi dan inovasi dari BAZ untuksebisa mungkin mendirikan pusat-pusat pengumpulan zakatyang dapat diakses oleh berbagai kalangan masyarakat.

Selain membentuk UPZ, kemitraan dengan lembaga­lembaga di atas dapat pula mencakup fund raising bebas di luarkewajiban zakat. Sebagaimana kita ketahui bahwa selain zakat,ada pula potensi infak dan shadaqoh yang juga tidak kalahbanyaknya. Dengan demikian, BAZ atau LAZ dapat menjalinkerjasama dengan lembaga-Iembaga yang dianggap memilikiperanan strategis dalam perekonomian maupun kebijakanpublik untuk menyalurkan infak dan shadaqoh.

1. BUMN2. BUMD3. Kementerian4. PEMDA5. Bank6. Perusahaan7. Departemen Store

BAZNAS bisa melakukan kemitraan dengan bank-bankuntuk memungut dana zakat masyarakat yang disimpan dibank tersebut.

Tidak hanya dengan pihak bank, pengumpulan dana zakatjuga bisa diwujudkan dengan membentuk Unit PengumpulZakat (UPZ) pada beberapa instansi ataupun lembaga-Iembagayang ada. Berikut beberapa instansi dan lembaga yang dapatdibentuk UPZ.

Panduan Organisasi Pengelola Zakat72

C. Pembentukan UPZ

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan salahsatu amanah dari keberadaan UU No. 23 tahun 2011 yangbertugas untuk melaksanakan pengelolaan zakat sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Berdasarkan Keputusan Dirjen Bimbingan Islam dan UrusanHaji Nomor D/291 tahun 2001 pasal 9 ayat (2), BAZNAS dapatmembentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) padainstansi /Iembaga pemerintah pusat, BUMN, dan perusahaanswasta yang berkedudukan di Ibukota Negara dan pada kantorperwakilan Republik Indonesia di Iuar negeri.

Dibandingkan dengan zakat, infak dan shadaqoh tidakterikat dengan aturan nisab. Artinya, masyarakat tidak perlumenunggu angka nisabnya untuk menunaikan infak danshadaqoh. Dengan demikian, masyarakat akan mudahmenunaikan infak dan shadaqoh dengan nilai berapapun juga.

Ada beberapa bentuk media yang bisa dibentuk dalamkemitraan ini dalam rangka menampung potensi infak danshadaqoh ini. Membentuk pos pengumpulan untuk suatuprogram tertentu. Misalnya, pos pendidikan, pos kesehatan,pos dakwah dan sejenisnya. Pos-pos tersebut diharuskanmemiliki nomor rekening tersendiri untuk memudahkanmasyarakat luas mengakses.

Pos-pos pengumpulan dana infak juga bisa dalam bentukkerjasama dengan swalayan. Swalayan memiliki potensi besardalam hal infak dan sodaqoh. Hal ini terlihat dalam angka sisapengembalian yang terkadang tidak dibayarkan kepadapembeli karena angka rupiahnya tidak ada. Oi sinilah BAZ bisamengambil kesempatan bekerjasama untuk menghibahkandana kelebihan pengembalian yang tak sempat diberikankepada pembeli kepada BAZ.

73Panduan Organisasi Pengelola Zakat

• UPZ Perusahaan mendapatkan sumber dana Zakat InfakSedekah untuk kegiatan-kegiatan sosial (kernanusiaan,pendidikan, kesehatan dan lain-lain) dan pemberdayaanlingkungan atau masyarakat di sekitar Perusahaan.

• dari gangguankarena adanya

Menjamin keamanan perusahaanmasyarakat di sekitar perusahaanprogram sosial bagi masyarakat.

• Menjamin loyalitas karyawan (yang tergolong mustahik)karena kebutuhan sosialnya dapat dipenuhi oleh UPZ.

Berdasarkan Keputusan Dirjen Bimbingan Islam danUrusan Haji Nomor D/291 tahun 2001pasal 9 ayat (I), definisiUPZ atau Unit Pengumpul Zakat adalah satuan organisasi yangdibentuk oleh Badan Amil Zakat di semua tingkatan dengantugas untuk melayani muzakki yang menyerahkan zakatnya.

Berdasarkan UU, BAZNASmengkaordinir UPZ di:

KementerianBUMNPerusahaan Swasta NasionalLuar Negeri (Kedutaan &Konjen)

Manfaat Bagi Perusahaan

• Perusahaan dapat memfasilitasi karyawannya untukrnelaksanakan kewajiban berzakat.

• Sebagai sarana bagi perusahaan untuk menumbuhkankeimanan dan keberkahan rizki karyawan danperusahaan.

• Membangun citra positif perusahaan karena pedulikepada masyarakat kurang mampu di sekitarnya

• Bagian dari CorporateSocialResponsibility perusahaan.

Panduan Organisasi Pengelola Zakat74

PenyaluranfPendayagunaan Zakat

1. Membuat program penyaluran yang tepat sesuaiSyari'ah

2. Menyalurkan dana ZIS kepada mustahik3. Mengadministrasikan penyaluran dana ZIS4. Melakukan pembinaan dan monitoring kepada

mustahik5. Mengelola database mustahik6. Memberikan laporan penyaluran UPZ.

Prosedur Pendirian UPZ

1. Instansi mengajukan permohonan pembentukan UPZkepada BAZNAS.

2. BAZNAS melakukan evaluasi dan seleksi yang dapatdilakukan baik berdasarkan data maupun denganmelakukan kunjungan.

3. Berdasarkan hasil evaluasi, apabila UPZ sesuai dengankriteria BAZNAS, maka BAZNAS akan memberikanSurat Keputusan Pengukuhan UPZ BAZNAS kepadainstansi tersebut.

• Bagi karyawan, zakat yang dibayarkan melalui UPZdapat menjadi pengurang penghasilan kena pajak.

Operasionalisasi UPZ

Penghimpun Zakat

1. Melakukan sosialisasi kewajiban ZIS di wilayahnya.2. Memberikan pelayanan kepada muzakki3. Mengumpulkan dana zakat dan non zakat4. Mengadiministrasikan pengumpulan dana ZIS5. Mengelola database muzakki.6. Memberikan laporan kegiatan pengumpulan ZIS di

UPZ.

75Panduan Organisasi Pengelola Zakat

D. Optimalisasi Peran DKM

Dewan Kesejahteraan Masjid atau dikenal dengan DKMadalah lembaga yang tidak bisa dipisahkan dalam pengelolaanzakat, terutama dalam pemberian zakat fitrah. Semenjakdahulu, masjid selalu dijadikan tempat bagi pengumpulanzakat fitrah menjelang Idul Fitri. DKM adalah panitiapengumpul zakat fitrah yang sudah turun temurun.

Staf Administrasi & Operasional

Dewan Ketua UPZ DewanPembina Wakil Ketua Pengawas

I Bendahara I I Sekretaris II I

Divisi Divisi DivisiPengumpulan Penyaluran Pengembangan

4. Setelah Surat Pengukuhan UPZ Mitra dilanjutkandengan Perjanjian Kerjasama untuk mengatur teknisoperasional kemitraan BAZNAS dengan UPZ Mitra.

Panduan Organisasi Pengelola Zakat76

Menurut data tahun 2002 dari Dewan Masjid Indonesia(DMI),jumlah masjid tak kurang dari 700.000dan diperkirakanmencapai angka satu juta pada tahun ini. [umlah tersebutmerupakan jumlah terbesar di dunia. Tetapi sebagian besarbelum termanage dengan baik. Hanya beberapa masjid di kota­kota besar saja yang relatif memiliki jamaah yangberpendidikan sehingga cukup tertolong dari segi pengelolaan.Misalnya saja masjid Sunda Kelapa yang bahkan sudahmemiliki rumah sakit sendiri. Selebihnya dari sisi manajemendan penerapan sistem teknologinya masih perlu diperbaharui.Banyak masjid pada kenyataannya hanya dijadikan tempatshalat saja. Kerarnaian shaf masjid hanya terlihat pada bulanrarnadhan, bahkan ada yang tertutup untuk umum.

Dalarn pelatihan nasional"Manajemen UPZ Masjid" tanggal17-18 [anuari yang diadakan oleh BAZNAS bekerjasarnadengan 10 lembaga lain (Fokkus Babinrohis, Dewan MasjidIndonesia, Majelis Ulama Indonesia, KORPRI,PWRI, IeMI danIPHI) di Jakarta diharapkan berbagai aspek yang dirnulai darikinerja pengelola masjid dapat ditingkatkan. Zakat adalahtarget makro dalam frame besar efektivitas pengelolaan masjid.Target pelatihan ini adalah lahirnya instruktur-instrukturtingkat nasional yang profesional dalam hal pengelolaanmanajemen masjid. Momentum tahun baru Hijriyah 1429 inijuga dimanfaatkan oleh BAZNAS untuk Pencanangan GerakanMemakrnurkan Masjid dengan UPZ Masjid sebagai ujungtombak pembangunan masyarakat yang akan diadakan dialun-alun Masjid Agung Sukabumi pada tanggal 19 Januari2009 (10 Muharram 1429). Gerakan pencanangan inirencananya akan dihadiri oleh menteri pertanian RI, GubernurJawa Barat dan 25.000masyarakat Sukabumi.

Kesadaran untuk menunaikan perintah zakat harus disadarisebagai salah satu rukun Islam yang menyentuh langsung

77Panduan Organisasi Pengelola Zakat

Dalam dua ayat sebagaimana disebutkan di atas makakeberadaan masjid sangat erat kaitannya dengan zakat.Keberhasilan zakat yang dikelola masjid merupakan ukuranbagi kemakmuran masjid itu sendiri. Sehingga sangat relevanjika tiap masjid dibentuk satu organisasi yang disebut UnitPengumpul Zakat Masjid (UPZ-Masjid). UPZ Masjid ini adalahtransformasi dari UPZ mitra BAZNAS yang disinergikandengan masjid (based on location). Unit Pengumpul zakat mitraBAZNAS sendiri merupakan mitra penghimpunan BAZNASyang merupakan amanah UU Zakat No. 38 tahun 1999.Hinggasaat ini UPZ mitra BAZNAS berjumlah 80 UPZ baik diIndonesia maupun perwakilan di luar negeri (KBRIdan KJRI).

Secara struktural, UPZ yang dibentuk oleh DewanKemakmuran Masjid (DKM) merupakan satuan terkecil daripetugas yang diamanahi untuk memungut zakat di lingkunganterdekatnya. Namun secara fungsional, peranan UPZ DKMadalah ujung tombak Peradaban Zakat. Peranan UPZ masjidsetidaknya mengandung 4 muatan utama yaitu, membumikan

aspek sosial masyarakat. Sayid Sabiq, pengarangFiqhussunnah, mengatakan bahwa dalam al-Qur'an kalimatzakat yang berbarengan dengan kalimat shaJat disebutkansebanyak 82 kali, tetapi yang bergandengan langsung ada 28kali. Hal ini menunjukkan pentingnya perintah zakat sebagaiperwujudan dari ibadah shalat.

Shalat dan zakat, sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur' ansurat At-Taubat ayat 18 adalah merupakan satu kesatuan yangtidak terpisahkan. Aplikasinyapun sangat erat dengankemakmuran masjid. Dernikian pula shalat dan zakatmerupakan indikator yang membedakan antara ciri orangmusyrik dan orang mu'min sebagaimana dijelaskan dalam QS.At-Taubat : 17.

Panduan Organisasi Pengelola Zakat78

ajaran zakat, memberikan pemahaman keilmuan danpengetahuan tentang zakat dan pengelolaannya,menumbuhkan budaya dan perilaku dengan semangat ajaranzakat dan menampilkan simbol-simbol fisik keberadaanperadaban zakat. Masjid juga diasumsikan sebagi pusatinformasi tentang peta kemiskinan dan kelimpahan karenaberada dalam satuan terkecil masyarakat.

Dalam proses membangun kesadaran berzakat di kalanganmasyarakat yang erat kaitannya dengan UPZ masjid, tentunyaharus dibarengi dengan ketekunan para pengumpul (amil)zakat sebagai instrumen zakat. Tanpa amilin yang tangguh,tekun, penuh dedikasi dan inovatif, pemungutan zakat dalamkonteks kesadaran akan tetap menjadi masalah yang serius. Disinilah letak pentingnya keberadaan UPZ (Unit PengumpulZakat). Pengelolaan dana zakat berbasis masyarakat perlu database yang memadai. Dalarn hal ini jemaah masjid harus terdatadengan baik. Konsep radius 40 rumah/jamaah merupakankonsep yang diajukan BAZNAS, yang berarti setiap masjidsetidaknya memiliki jamaah dalam radius 40 rumah ke segalaarah/ penjuru. Dengan konsep tersebut masjid diharapkanlebih efektif perannya di masyarakat. Juga menghindari adanyamasjid yang idle, karena jauh dari jamaah sekitarnya. Dengandemikian kinerja masjid sebagai institusi terdekat masyarakatdapat dipertanggungjawabkan. Bukankah memakmurkanmasjid adalah ajaran Nabi Muhammad SAW? Ketika Nabiberhijrah ke Yastrib, tempat yang beliau dirikan sebagai pusatkegiatan adalah masjid. Jika sekarang terdapat masjid-masjidyang jauh dari kegiatan masyarakat sekitarnya, pantaskah kitarnenyebut diri sebagai urnat Muhammad?

Atas perannya yang sangat vital dalam pengurnpulan zakatfitrah ini, maka perlu dibangun kemitraan strategis antara BAZdengan DKM. Hal ini bertujuan agar pengumpulan dana zakat

79Panduan Organisasi Pengelola Zakat

Untuk meningkatkan kesadaran dan menggali potensipenghimpunan dana, BAZDA Lebak mengadakan notakesepahaman (Memorandum of Understanding/MoV) antarapara pengusaha setempat. MoU ditandatangani oleh Ketua

E. Profil UPZ

1. BAZDALebak

fitrah dapat maksimal. Sebagaimaan diketahui, bahwa danazakat fitrah selama ini belum terorganisir dengan baik. Masihditemukan masyarakat yang menyampaikan zakat fitrah tidakmelalui DKM, tetapi langsung ke masyarakat yangbersangkutan. Dan yang lebih jauh lagi adalah pemberian zakatitu ditujukkan kepada dukun beranak, bidan ataupun gurungaji. Hal ini tidak berarti salah, melainkan mengurangioptimalisasi zakat itu sendiri, di mana zakat yang terkumpultidak hanya diperuntukkan bagi kebutuhan konsumtif, tetapijuga kebutuhan sosiallainnya seperti perawatan tempat ibadah,pembangunan mushala dan bantuan bagi pendidik atau gurumengaji.

Adapun kemitraan yang bisa dibangun antara BAZ denganDKMdapat diwujudkan dalam beberapa poin di bawah ini:

1. Memberikan pembekalan bagi DKM seputar kewajibanzakat, sehingga masjid dapat dijadikan pusat informasidan sosialisasi pengelolaan zakat besertapendayagunaannya.

2. Memberikan pembekalan dan pembinaan DKM dalamhal pengumpulan dan pemanfaatan dana zakat.

3. Melakukan koordinasi seputar potensi zakat diwilayahya beserta pos-pos yang mendapat prioritasuntuk mendapatkan dana zakat.

Panduan Organisasi Pengelola Zakai80

BAZISDKI telah melakukan berbagai langkah strategisguna mengumpulkan potensi zakat di masyarakat. Untukitu, BAZIS DKI telah menyusun posko-posko bagimasyarakat yang hendak menyerahkan dana ZIS,yaitu:

1. Bank dengan menunjukkan rekening Bank DKI No.200.0500099atau pada mitra bank.

2. Melalui Kantor Walikotamadya, Kecamatan atau

2. BAZDKI

BAZDA Ir. H. Amir Harnzah, M.Si dengan beberapa wakildari asosiasi pengusaha pada 14 Juni 2007. Inti dari MoVtersebut adalah bahwa para pengusaha akan memberikaninfak sebesar 1,5 persen dari nilai kontrak usahaj projekyang didapatkan dari Pemerintah Daerah. Hitung-hitungankasar, proyek pembangunan yang dijalankan oleh asosiasipengusaha yang berasal dari APBDj APBN di KabupatenLebak sekitar Rp. 400 Milyar. Dengan demikian, infak yangditargetkan dihimpun oleh BAZDA sekitar Rp. 6 Milyar. Inihitung-hitungan kasar.

Bagi para pengusaha, infak sebesar itu tidak menjadipersoalan, asalkan tidak ada pungutan atau setoran lain diIuar itu sebagai uang proyek. Dalam hal ini, ketua DewanPengawas sekaligus Bupati Lebak menjarnin tidak adanyapungutan atau setoran ke Pemerintah Daerah atas proyekyang ada, baik secara resmi maupun tidak. Tentu sajapungutan pajak tidak bisa dihindari.

Data per Desember 2007 menunjukkan dana yangterhimpun berjumlah sekitar Rp. 1,8 Milyar. Jumlah inicukup menggembirakan apabila dilihat dari waktupenandatanganan MoV sampai akhir tahun.

Panduan Organisasi Pengelola Zakai82

No Bank Mitra Alamat No. Rekening

i. BCA Wisma BCAI 0353012344 (Zakat)J1.[end. Sudirman Kav. 0353048888 (lnfaq)22-23 Jakarta Pusat -12920

2. Bank Gd. Arthaloka 3010026415 (Zakat)Muamalat J1.[end. Sudirman No.2 3010030715 (Infaq)

Lt. 5 Jakarta Pusat 3010039515 (Haji)

3. Bank Lippa Cabang :GSB Bank 738-30-08348-8LIPPO (Zakat)Citra Graha J1.[end.Gatot Subroto Kav.35-36 Jakarta Selatan

4. Bank Niaga Graha Surya Internusa 058-01-08945-00-7Kuningan (Zakat)Jakarta Selatan 058-01-08977-00-4

(lnfaq)5. Bank Bank Danamon 0004134359 (Zakat)

Danamon IndonesiaCabang KuninganJakarta Selatan

6. BankBNI Cabang: Senayan Il. 00000000004456606[endral Gatet Subroto (Zakat)kav.55 00000000004456617Direktur - Lt. 29 telp. (Infaq)5728944 Jakarta Selatan 00000000004456628

(Haji)7. BIT JI. Ampera Raya No. 10 2-020-905850 (Zakat)

Jakarta Selatan 2-020-905877 (Infaq)

DAFTAR REKENING BANK MITRA BAZISPROP~SIDK1JAKARTA

81Panduan Organisasi PengelolaZakai

Kelurahan di wilayah tempat tinggal Anda denganmengisi formulir Menghitung Zakat Sendiri (MZS) ataumeminta kupon infak/ sedekah atau mengisi daftar isianSeman Gubernur untuk berinfak/ sedekah yangdiedarkan setiap bulan Ramadhan oleh RT/RWsetempat.

3. Diantar langsung ke kantor BAZIS DKI Jakarta diGedung Prasada Sasana Karya [I. Suryopranoto No.8,Petojo Utara Jakarta Pusat dengan mengisi formulirMenghitung Zakat Sendiri (MZS).

4. Diambil langsung oleh petugas kolektor BAZIS DKIdengan mengisi formulir Menghitung Zakat Sendiri(MZS) dan terlebih dahulu menghubungi telp. 3144579,3901367,3144023,htt:/ /pokja.bazisdki. go.id/

Sebagai bagian dari strategi pengumpulan potensi zakat,BAZ DKI telah menjalin kerjasama dengan beberapa bank.Berikut nama-nama bank beserta nomor rekening masing­masingpos.

83Panduan Organisasi Pengelola Zakat

8. Bank Mega Kantor Pusat 010010011088887Operasional (Zakat)Wisma Danamon -SudirmanJakarta Pusa t

9. Bank Syariah J1.M. H. Thamrin No. 0090000200 (Zakat)Mandiri 5 Lt.3 Jakarta -10340 0090028714 (Infaq)

Jakarta Pusat 0090035559 (Haji)

10. Bank Cd. Atrium Plaza 0214656043 (Zakat)Permata Setiabudi 0214656078 (Infaq)

J1.H.R. Rasuna SaidKuninganJakarta Sela tan

11. BankBTN BTN - Harmoni 00014-0130-0008232J1. GajahMada No.1 (Zakat)Jakarta Pusat -10130

12. Bank DKI Bank DKI 108.03.00099.2J1.Ir Juanda III (Zakat)Jakarta Pus at 118.03.02291.8

(Infaq)101.03.06875.1 (Haji)

13. BRI Bank BRI Cabang 0329-01-000817-30-2Utama (Zakat)J1.VeteranJakarta Pusa t

14. BankDKI 701.7000.3002Syariah (Zakat)

701.700.3331(Haji)

15. Bank 070.009985.2001Mandiri (Haji)

87Panduan Organisasi PengelolaZakai

A. Zakat dan Tantangan Dunia Global

Perkembangan dunia yang semakin maju dan berkembangtak bisa dipisahkan dari dampak sosial yang begitu nyatadalam masyarakat. Bahwa perkembangan di berbagai bidangtidak lantas melahirkan kesejahteraan bagi manusia, melainkanjuga berdampak pada lahirnya angka kemiskinan yang baru.Kapitalisme global adalah salah satu wajah kemajuan duniayang telah melahirkan kemiskinan baru.

Sebagai bagian dari upaya menyeimbangkan pengaruhkemajuan dunia, maka umat Islam harus melakukan langkah­langkah strategis sebagai bentuk pencegahan. Salah satu upayapencegahan ini diwujudkan dalam bentuk pemberdayaansistem perekonomian Islam bagi kemajuan dan kesejahteraanumat. Sistern perekonomian Islam harus diarahkan lebih tajamlagi dalam pemberdayaan ekonomi ini, mengingat bahwasistem itu berasal dari wahyu.

Untuk itulah, maka zakat yang merupakan bagian darisistem perekonomian Islam harus segera direvitalisasi. Salahsatu hal yang harus direvitalisasi adalah bidangpendayagunaan. Harus diakui bahwa pendayagunaan zakatmasih jauh dari sasaran. Hal ini terlihat dari angka peranekonomi zakat dalam pengentasan kemiskinan. Zakat yangselama ini dikelola ternyata belum bisa berkata lebih dalammewujudkan kesejahteraan umat.

Di sinilah diperlukan visi dan misi zakat yang lebih tajamdan fokus terhadap persoalan pemberdayaan ini. Artinya,pendayagunaan zakat harus segera menempatkan diri dalambarisan pemberdayaan ekonorni lainnya, bersaing dan

BABIV

PENDAYAGUNAANZAKAT

Panduan Organisasi PengelolaZakat88

B. Pendayagunaan Zakat

Keberhasilan zakat tergantung kepada pendayagunaan danpemanfaatannya. Walaupun seorang wajib zakat (muzakki)mengetahui dan mampu memperkirakan jumlah zakat yangakan ia keluarkan, tidak dibenarkan ia menyerahkannyakepada sembarang orang yang ia sukai. Zakat harus diberikankepada yang berhak (mustahik) yang sudah ditentukanmenurut agama. Penyerahan yang benar adalah melalui BadanAmil Zakat. Walaupun demikian kepada Badan Amil Zakatmanapun tetap terpikul kewajiban untuk mengefektifranpendayagunaannya. Pendayagunaan yang efektif ialah efektifmanfaatnya (sesuai dengan tujuan) dan jatuh pada yang berhak(sesuai dengan nas) secara tepat guna.

Tantangan terbesar dari optimalisasi zakat adalahbagaimana mendayagunakan dana zakat menjadi tepat gunadan tepat sasaran. Tepat guna berkaitan dengan programpendayagunaan yang mampu menjadi solusi terhadap problemkemiskinan. Sedangkan tepat sasaran berkaitan denganmustahik penerima dana zakat. Dalam konteks Indonesiadengan jumlah penduduk miskin yang besar sekitar 40 jutajiwa, maka fakir miskin menempati prioritas pertama sebagaipenerima zakat.

Sayangnya program pengentasan. kemiskinan yang adakebanyakan masih bersifat karitatif (bagi-bagi habis) dankonsumtif. Program belum mengarah kepada program yanglebih produktif dan memberdayakan. Persoalan pengentasankemiskinan adalah bagaimana program ditujukan untuk

berkompetisi menjadi gerakan yang mampu mewujudkankesejahteraan. Zakat tidak lagi sebatas sebuah ritualmenggugurkan kewajiban, di mana pola distribusinya punmasih asal-asalan,

89Panduan Organisasi Pengelola Zakat

rnenangani sampai akar perrnasalahan bukan gejalanya saja.

Menurut Prof. Mubyarto solusi yang harus dilakukanadalah menciptakan sistern ekonomi yang lebih berpihakkepada rakyat kecil (usaha kecil), Apabila ekonomi rakyat kuatmaka ekonomi nasional juga menjadi kuat. Krisis moneter yangterjadi adalah akibat dari sistern ekonomi yang hanya dikuasaioleh sekelompok perusahaan-perusahaan besar.

Pada umumnya permasalahan mendasar yang dialami olehusaha kecil adalah masalah perrnodalan, manajemen usaha,akses pasar dan keterarnpilan dan wawasan yang terbatas.Maka program pemberdayaan zakat harus ditujukan kepadausaha untuk rnengatasi persolan-persoalan usaha kecil tersebut.Tentu saja program yang dilakukan bukan bersifat karitatiftetapi sistematis, berjangka panjang dan bermuatanpemberdayaan.

Sebagai analogi adalah sebuah hadits Rasul sebagai berikut:

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, sesungguhnya seoranglaki-laki dari kaum Anshar rnendatangi Rasulullah danmeminta sesuatu kepadanya. Rasulullah bertanya kepadanya:"Apakah kamu tidak merniliki sesuatupun di rumahmu?" Iamenjawab: "tentu, kain yang kami pakai sebagian, dan sebagianlainnya kami jadikan alas, dan juga gelas besar tempat kamiminum air darinya." Rasulullah pun berkata: "Bawalahkeduanya padaku." Lalu kedua barang tersebut diberikankepada Rasulullah SAW dan beliaupun lalu rnelelangnyasehingga laku sampai dua dirham. Kernudian Rasulullahberkata: "Belilah dengan dirham yang pertama ini makananuntuk kau berikan keluargamu, dan dirham lainnya belilahkapak dan kau bawa kepadaku." Rasulullahpun lalumenguatkan ikatan ranting dengan tangannya. Lalu ia berkatakepada laki-laki tersebut. "Pergilah dan carilah kayu bakar, lalu

Panduan Organisasi Pengelola Zakat90

Kedua, Kondisi Khusus.

Penerima dana zakat adalah mereka yang tengah dalamkondisi tertentu yang menuntut pertolongan danpemberdayaan. Dana zakat harus disalurkan kepada pihak­pihak yang membutuhkan itu sepanjang memenuhi kriteriaMustahik, seperti :

C. Sasaran Penerima Zakat

Secara garis besar, sasaran penerima zakat dibagi menjadidua kelompok.

Pertama, kelompok delapan asnaf sebagaimana disebutkandalam al-Qur'an *QS.At-Taubah : 60), yaitu:

a. Fakirb. Miskinc. Amild. Muallafe. Rigabf. Gharimg. Fisabilillahh. Ibnu Sabil

juallah. Aku tidak ingin melihatmu lagi hingga lima belas harikedepan." Lalu laki-laki tersebut mencari kayu bakar danmenjualnya. Hingga tiba saatnya, ia pun mendatangiRasulullah dengan membawa sepuluh dirham di tangannya,yang kemudian sebagian darinya ia belikan makanan.

Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa prosespengentasan kemiskinan adalah sebuah proses pemberdayaanyang sedikitnya meliputi penyadaran akan potensi, adanyapendampingan, akses terhadap pasar, proses panjang danterlebih dahulu memprioritaskan pemenuhan akan kebutuhandasar mustahik.

91Panduan Organisasi PengelolaZakat

D. Model Pendayagunaan Zakat

Secara keseluruhan, pola pemberdayaan zakat harusdirencanakan dengan baik, sistematis dan tepat sasaran. Untukitu, diperlukan langkah-langkah kongkrit yang bersifatkoordinatif dan kooperatif di antara pihak-pihak yang terkaitdalam program ini.

Pelaksanaan program pemberdayaan zakat meliputibeberapa tahapan kegiatan antara lain:

Tahap 1: Persiapan Tim

Persiapan tim adalah tahapan awal untuk menyiapkan SDMpelaksana baik pada tingkat manajemen secara umum(program officer, koordinator dan keuangan), maupun SDMpelaksana teknis yang bertugas membantu kegiatan-kegiatanteknis baik rutin maupun berkala, serta kegiatan teknispendampingan/ fasilitasi saat peserta program mengikutikegiatan pemberdayaan.

Tahap 2:Sosialisasi

Sosialisasi bertujuan agar masyarakat luas bisamendapatkan gambaran seputar informasi program-programpemberdayaan zakat ini. Hal ini bertujuan agar masyarakatdapat berpartisipasi dalam pelaksanaannya. Denganketerlibatan masyarakat luas, maka pendayagunaan ini dapatberjalan dengan baik karena mendapat dukungan yang luasdari masyarakat.

a. Anak jalananb. Gelandanganc. Pengemisd. Anak-anak putus sekolahe. Korban bencana alamf. Remaja dan Pemuda Pengangguran

Panduan Organisasi Pengelola Zakat92

Sebagai realisasi sosialisasi ini, BAZNAS harus melakukanpublikasi program di media internal BAZNAS baik cetakmaupun elektronik, di samping sosialisasi melalui lewat mediacetak yang beskala nasional sebagai strategi meluaskanjangkauan informasi.

Tahap 3: Rekrutrnen Peserta

Rekrutmen peserta program dilakukan sebagai bagian darialur proses seleksi program secara umum. Rekrutrnen pesertaadalah langkah awal untuk menentukan sasaranpemberdayaan, sekaligus menentukan program yang hendakdigulirkan. Misalnya, sebelum memberikan bantuan bagi usahakecil, maka perlu ditentukan dahulu kriteria masyarakat yangakan mendapatkan bantuan ini dilihat dari berbagai aspeksebagai bagian dari prioritas program.

Dalam pelaksanaannya, rekrutmen ini dilaksanakan olehsebuah komite yang dikelola BAZNAS dan mitra pelaksana.

Tahap 4: Pemberdayaan Peserta Strategi pemberdayaan

Meliputi: Pemberian bantuan berupa biaya, pendampingan,evaluasi. Dalam pemberdyaan ini, di samping dana yangdiberikan, dibutuhkan pula pendampingan dengan tujuandapat menjaga keberlangsungan program, di samping sebagaikonsultan bagi para peserta pemberdayaan ini. Misalnya,dalam pemberdayaan ekonomi kecil, dibutuhkan tenaga ahliyang berfungsi sebagai konsultan para peserta dalampemanfaatan atau pengembangan usahanya itu. Hal ini untukmenghindari program berjalan sia-sia karena para peserta tidakbisa memanfaatkan bantuan tersebut karena terkendalaberbagai hal.

93Panduan.Organisasi Pengelola Zakat

Pemberdayaan ekonomi

Dalam melakukan pengembangan ekonomi, adabeberapa kegiatan yang dapat dijalankan oleh lembagazakat. Kegiatan ini bisa terbagi kedalam berbagai bentuk,misalnya:

• Pemberian bantuan uang sebagai modal kerja ataupununtuk membantu pengusaha meningkatkan kapasitasdan mutu produksi.

• Bantuan pend irian gerai-gerai untuk memamerkan danmemasarkan hasil-hasil industri kecil, seperti kerajinantangan, makanan olahan, dan lain-lain.

• Dukungan kepada mitra binaan untuk berperan sertadalam berbagai pameran.

• Penyediaan fasilitator dan konsultan untuk menjaminkeberlanjutan usaha, misalnya Klinik Konsultasi Bisnis(KKB) yang mengembangkan strategi pemberdayaanpengusaha kecil dan menengah dalam bentuk alihpengetahuan, keterampilan, dan informasi.

• Pembentukan lembaga keuangan.Lembaga zakat dapat mengembangkan lembagakeuangan mikro syariah (LKMS) misalnya denganpendirian BMTatau Lembaga Ekonomi Bagihasil (LEB)

• Pembangunan industri.

Modal dan investasi yang dapat disalurkan lembagazakat, kini bisa mencapai puluhan bahkan ratusan jutarupiah. Sebagai contoh, industri yang dikembangkanDompet Dhuafa yaitu UHT (Usaha Hasil Tani) diLamongan. Hal ill! ditempuh sebagai langkah riilpemberdayaan yang ditujukan untuk para mustahik.

1. Pola Produktif

Panduan Organisasi PengelolaZakat94

pesertasedang

1. Bidang konsep, seperti membantumerumuskan konsep usaha yangdikembangkannya.

Yang terlibat dan bekerja tentu saja berasal darikalangan mustahik.

Program-program dalam pengembangan ekonomidilakukan dengan tujuan, yakni:o Penciptaan lapangan kerjao Peningkatan usahao Pelatihano Pembentukan organisasi

Tahapan Kegiatan

a. Perencanaan

Perencanaan meliputi:

1. Persiapan tim pelaksana, yaitu tahapan awal untukmenyiapkan SDM pelaksana baik pada tingkatmanajemen secara umum (program officer,Koordinator dan Keuangan), maupun SDMpelaksana teknis yang bertugas membantu kegiatan­kegitan teknis baik rutin maupun berkala, sertakegiatan teknis pendampingan/ fasilitasi saat pesertaprogram mengikuti kegiatan pemberdayaan.

2. Persiapan Konsep Program, yaitu mempersiapakankerangka teoritis dan teknis jenis program yanghendak dilaksanakan.

b. Pendampingan

Pendampingan harus disiapkan guna mengarahkandan membimbing para peserta dalam mempergunakanbantuan dana zakat. Pendampingan itu meliputi:

-

95Panduan Organisasi Pengelola Zakat

a. Perencanaan

Perencanaan ditujukan agar pemberian kebutuhanyang bersifat konsumtif dapat tepat saran danmenyentuh kebutuhan mendasar. Perenacanaan inimeliputi:

• Observasi lapangan, yaitu melakukan riset untukmenentukan kelompok masyarakat yang akanmendapat bantuan. Hal ini juga menyangkut jenis

2. Pola Konsumfif

2. Pendampingan di bidang teknis, seperti membantumembuat strategi pemasaran dan perluasan jaringan.

c. Evaluasi

Evaluasi bertujuan merunJau ulang program yangtelah dilaksanakan dari berbagai aspek. Hal inibertujuan mendapatkan gambaran yang komperehensifseputar pelaksanaan program; apakah telah berjalandengan baik, ataukah masih terdapat kekurangan.Dengan adanya evaluasi ini, maka program-programselanjutnya dapat dipersiapkan dengan matangberdasarkan catatan dari program terdahulu.

Evaluasi sendiri meliputi:

• Konsep progam. Apakah konsep yang ada telahtepat diterapkan dalam kondisi masyarakat tertentu.Apakah ada kelemahan maupun kelebihan darikonsep ini.

• SDM tenaga pelaksana. Harus dilakukan evaluasiterhadap tenaga pelaksana program gunamengetahui sejauh mana kemampuan tim yangsudah ada dalam melaksanakan program agar tepatsasaran.

96 Panduan Organisasi PengelolaZakat

• Penempatan tenaga pelaksana sesuai dengankeahlian dan kebutuhan riil di lapangan.

c. Evaluasi

Evaluasi bertujuan menmJau ulang program yangtelah dilaksanakan dari berbagai aspek. Hal inibertujuan mendapatkan gambaran yang komperehensifseputar pelaksanaan program; apakah telah berjalandengan baik, ataukah masih terdapat kekurangan.dengan adanya evaluasi ini, maka program-programselanjutnya dapat dipersiapkan dengan matangberdasarkan catatan dari program terdahulu.

Evaluasi sendiri meliputi:

• Konsep progam. Apakah konsep yang ada telahtepat diterapkan dalam kondisi masyarakat tertentu.Apakah ada kelemahan maupun kelebihan dari

bantuan yang akan diberikan sesuai dengankebutuhan di lapangan. Dengan adanya observasiini, maka pola bantuan dapat dilaksanakanberdasarkan skala prioritas.

• Tenaga lapangan yang akan menjadi ujung tombakpelaksanaan program.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaannya, bantuan tidak bisa diberikandengan begitu saja kepada masyarakat. Akan tetapidibutuhkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait gunamensinergikan program dengan pihak-pihak terkait.Pelaksanaan inimeliputi:

• Koordinasi dengan pihak terkait sebagai bagianteknis penyaluran, seperti PEMDA, LSM ataupunORMAS.

97Panduan Organisasi Pengelola Zakat

5) Publikasi mengenai Islam baik yang bersifatakademis maupun yang bersifat ilmiah populer

6) Mendirikan perpustakaan Islam dan membantuperpustakaan Islam yang ada

7) BeasiswaUntuk meningkatkan kualitas sumberdayamanusia terdidik, diperlukan banyak beasiswa.Ini berlaku untuk program beasiswa formal(sekolah dasar, lanjutan, dan perguruan tinggi),maupun pendidikan non formal (program­program pelatihan, keterampilan, atau keahliantertentu).

8) Orang Tua AsuhSalah satu upaya lembaga zakat dalam bidang

saranadanprasarana2) Pembangunanketerampilan

3) Meningkatkan dakwah

4) Penelitian Islam

a) Bantuan partgart, pakaian dart temp at tinggal

b) Pendidikan

1) Mendirikan dan atau membantu pembangunanjrehabilitasi madrasah dan pondok pesantrenterpadu

konsep ini.

• SDM tenaga pelaksana. Harus dilakukan evaluasiterhadap tenaga pelaksana program gunamengetahui sejauhmana kemampuan tim yangsudah ada dalam melaksanakan program agar tepatsasaran.

Panduan Organisasi Pengelola Zakat98

10)Pendidikan melalui swadaya masyarakatProgram pendidikan seperti iru umumnyadidirikan atas inisiatif dan dikelola langsung olehkelompok masyarakat atau lembaga danadakalanya bukan sekolah formal.

c) Sarana Kesehatan

1) Membangun klinik/rumah sakit untuk melayaniorang miskin secara gratis

2) Membangun rumah-rumah bersalin untuk orang­orang tidak mampu

d) Pembangunan Infrastruktur

1) Mendirikan perpustakaan

2) Mendirikan pelayanan konseling

3) Medirikan prasarana usaha di bidang ekonomi

pendidikan adalah dalam bentuk orang tua asuh,diberikan oleh perseorangan, dan juga sebagianlagi oleh lembaga termasuk perusahaan. Akantetapi, kegiatan orang tua asuh yang diberikanoleh individu anggota masyarakat umumnyalebih dominan. Pola bantuan yang umumdiberikan adalah dengan memberikan bantuanpembayaran biaya pendidikan

9) Pembangunan fisik sarana pendidikanKegiatan ini biasanya dilakukan pada kondisidan waktu yang memang dianggap diperlukan(bersifat tidak rutin). Misalnya memperbaikisarana sekolah dan bangunan sekolah yangmengalami kerusakan, serta pembangunanfasilitas dan gedung sekolah pada lokasi yangmemang belum memiliki fasilitas tesebut.

99Panduan Organisasi PengelolaZakat

E. Profi! Pendayagunaan Zakat

1. Dana Bergulir BAZDA Kabupaten Lebak, Banten

Untuk berusaha mengentaskan kemisikinan umat,BAZDA Lebak meluncurkan program "Dana Bergulir" (DB)bagi para pengusaha mikro. Program DB ini disalurkanuntuk pengusaha bakulan, gerobak dorong dan pengusaharnikro lainnya. Sasaran dan misinya jelas; bagaimanamembuat pedagang sayuran "suhun" (memakai nyiru diatas kepala), sekadar eontoh, berubah menggunakangerobak, kemudian berubah lagi menggunakan kios, danseterusnya.

Sebagai gambaran, sejak digulirkan pertama kali pada23 Juli 2007, telah ada 78 perorangan dan kelompok usahamikro yang telah mendapatkan bantuan BAZDA dengantotal nilai Rp. 59.100.000. Besaran bantuan yang diterimabervariasi, mulai Rp 300 ribu sampai Rp 3 juta, tergantungdari hasil survey /verifikasi lapangan.

Sampai saat ini, dana yang disalurkan bersifat pinjamantanpa bunga. Peminjam diwajibkan mengembalikan modalsecara bertahap yang diikat melalui akad pada saat serahterima modal. Lamanya pengembalian berkisar antara 5-12bulan. Program ini sedang dievaluasi dan menearimodel-model pemberdayaan yang eoeok. Mungkin modelpemberdayaan seperti yang dilakukan oleh peraih Nobel

berskala kecil dan menengah

4) Mendirikan rumah-rumah yatim piatu

5) Mendirikan rumah orang tua jompo

6) Mendirikan rumah penderita eacat

7) Membantu rumah-rumah yatim piatu, orang tuajompo dan penderita cacat

Panduan Organisasi Pengelola Zakai100

Profesor Muhammad Yunus lewat Grameen Bank diBangladesh menjadi salah satu pertimbangan untukditerapkan ke depan.

2. Profil Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid (DPUDT)

Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besarterhadap peradaban dan karakter suatu bangsa (nationcharacter building). Masyarakat yang cerdas akan memberinuansa kehidupan yang cerdas dan secara progresif akanmembentuk kemandirian. Era globalisasi yang dialamibangsa Indonesia mengharuskan bangsa ini mengikutiperubahan yang sangat cepat, baik di bidang ilmupengetahuan maupun teknologi.

Untuk menghadapi era globalisasi diperlukan generasiyang tangguh, berkarakter kuat dan mempunyai jiwamandiri. Menyiapkan generasi muda menjadi generasimandiri, tangguh, berkarakter kuat dan terampilmengemban amanat mengelola dunia ke arah yang lebihbaik adalah misi suci yang diamanatkan Allah SWT.Sebaliknya, meninggalkan generasi yang lemah hinggamereka menjadi generasi yang kalah dan ditinggalkan dipojok-pojok sejarah peradaban adalah satu hal yang harusdiwaspadai dan ditakuti.

Untuk itu semua, kita dianjurkan untuk senantiasamemohon petunjuk, perlindungan dan senantiasa bertakwakepada Allah SWT.Sebagaimana firmanNya:

"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yangseandainya meninggalkan dibelakang mereka generasiyang lemah, yang mereka khawatirkan. Oleh sebab ituhendaklah mereka bertakwa kepada Allah danhendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar"(Q.S An-Nisa: 9).

Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU DT)

101Panduan Organisasi Pengelola Zakai

sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional yang peduliterhadap pendidikan, menyelenggarakan program santunandana pendidikan untuk pelajar dan mahasiswa yangberprestasi.

Besar harapan kami program beapelajar dan mahasiswaprestatif ini bisa memberikan kontribusi bagi lahirnyageberasi penerus yang kreatif, inovatif, mandiri tanpakehilangan jatidiri sebagai orang Indonesia

A. Visi

Cerdas Tanpa Batas; Sukses di sekolah sukses dikeluarga dan masyarakat.

B. Misi

Kemudahan akses dan biaya pendidikan;Menumbuhkan karakter baik dan kuat.; Generasi mandiridengan jiwa enterpreneur, leadership dan kesalehan sosial;Refleksi implementasi Nilai-nilai Keyakinan/SpiritualIslam; Meningkatkan prestasi dan Kecerdasan majemuk.

C. Sasaran

Sasaran program beapelajar dan mahasiswa ini adalahpara pelajar dan mahasiswa/ i yang berasal dari keluargadhu'afa yang berada di wilayah kerja Dompet Peduli Umat(DPU)Daarut Tauhiid.

Kualifikasi sasaran program adalah:

Untuk Tingkat SMP:

Pelajar SMP kelas 1 s.d kelas 3, Nilai rata-rata raport 7,5,Berasal dari keluarga dhuafa (Penghasilan keluarga max750.000) Dengan jumlah tanggungan minimal 3 orang,Masih aktif bersekolah, Beragama Islam.

Panduan Organisasi Pengelola Zakai102

Mendapatkan calon peserta yang sesuai dengan kriteriasasaran program.

TUJUAN

F. Seleksi Calon Peserta Program Beasiswa Prestatif

Proses seleksi ini merupakan upaya memilih danmenetapkan calon peserta yang berhak mengikuti programbeasiswa prestatif sesuai dengan persyaratan yang telahditentukan oleh panitia.

E. Jangka Waktu

Pelaksanaan Kegiatan selama 12 (dua belas) bulan tahun2006-2007.

Target dari program beapelajar dan mahasiswa iru bisamembantu 10.000 Pelajar dan rnahasiswa.

D. Target

Untuk Tingkat SMU:

Pelajar SMU kelas 1 s.d kelas 3 Nilai rata-rata raport 7Berasal dati keluarga dhuafa (Penghasilan keluarga max750.000) Dengan jumlah tanggungan minimal 3 orang Masihaktif bersekolah Beragama Islam.

Untuk Tingkat Perguruan Tinggi/Mahasiswa:

Mahapelajar dan mahasiswa semester 3 dan semester 5,Nilai IPK Min 2,75 bagi jurusan eksak dan IPK 3 bagijurusan sosial, Berasal dari keluarga dhuafa (Penghasilankeluarga max 750.000) dengan jumlah tanggungan minimal3 orang, Aktif berorganisasi, Beragama Islam.

103Panduan Organisasi Pengelola Zakat

PENDAFTARAN. Pendaftaran dibuka secara umurnbagi warga yang berminat. Pendaftaran dapat dilakukansecara langsung atau melaui mitra program yang telahditetapkan. SELEKSI ADMINISTRATIF. Tujuan seleksiadministratif adalah mendapatkan calon peserta yangsecara administratif memenuhi persyaratan yang telahditentukan. Tahap ini menggunakan sistem gugur, artinyapeserta yang tidak memenuhi persyaratan administrasilangsung dinyatakan gugur dan tidak mengikuti tahapseleksi selanjutnya.

Persyaratan adrninistrasi yang dimaksud adalah:Mengisi formulir pendaftaran; Fotocopy raport terakhir;Fotocopy kartu keluarga; Surat keterangan tidak mampudari aparat setempat, Surat keterangan tidak mendapatkanbeasiswa dari pihak mana puni Fotocopy KTP; FotocopyKTM (untuk mahasiswa): WAWANCARA. Tes wawancaradilaksanakan untuk mengetahui profil dari calon pesertaprogram, dan aspek- aspek lainnya yang telah disusun. Tes

Anak-anak yang berasal dari keluarga dhuafa yangberada di Kota Cimahi, Kabupaten dan Kota Bandung.

Kualifikasi sasaran program adalah beragama Islam.Usia 12 sl d 22 tahun (SMP,SMU, dan PT tingkat 2 dan 3).

Laki-laki atau perempuan; Masih aktif bersekolah;Memiliki prestasi baik akadernis maupun prestasi lainnya:Tidak terlibat atau menggunakan obat-obatan terlarang danperilaku krirninal; dan termasuk orang penerirna zakat Imustahik I pra-sejahtera; dan rata-rata Nilai untuk SMPdan SMUminimal 7,5 serta IPK rninimal3,OO.

TAHAPAN SELEKSI

SASARAN PROGRAM

103Panduan Organisasi Pengelola Zakat

PENDAFTARAN. Pendaftaran dibuka secara umumbagi warga yang berminat. Pendaftaran dapat dilakukansecara langsung atau melaui mitra program yang telahditetapkan. SELEKSI ADMINISTRATIF. Tujuan seleksiadministratif adalah mendapatkan calon peserta yangsecara administratif memenuhi persyaratan yang telahditentukan. Tahap ini menggunakan sistem gugur, artinyapeserta yang tidak memenuhi persyaratan administrasilangsung dinyatakan gugur dan tidak mengikuti tahapseleksi selanjutnya.

Persyaratan administrasi yang dimaksud adalah:Mengisi formulir pendaftaran; Fotocopy raport terakhir;Fotocopy kartu keluarga; Surat keterangan tidak mampudari aparat setempat; Surat keterangan tidak mendapatkanbeasiswa dari pihak mana pun; Fotocopy KTP; FotocopyKTM (untuk mahasiswa); WAWANCARA. Tes wawancaradilaksanakan untuk mengetahui profil dari calon pesertaprogram, dan aspek- aspek lainnya yang telah disusun. Tes

Anak-anak yang berasal dari keluarga dhuafa yangberada di Kota Cimahi, Kabupaten dan Kota Bandung.

Kualifikasi sasaran program adalah beragama Islam.Usia 12 sl d 22 tahun (SMP,SMU, dan PT tingkat 2 dan 3).

Laki-laki atau perempuan; Masih aktif bersekolah;Memiliki prestasi baik akademis maupun prestasi lainnya;Tidak terlibat atau menggunakan obat-obatan terlarang danperilaku kriminal; dan termasuk orang penerima zakat Imustahik I pra-sejahtera, dan rata-rata Nilai untuk SMPdan SMUminimal 7,5 serta IPKminimal 3,00.

TAHAPAN SELEKSI

SASARANPROGRAM

105Panduan Organisasi Pengelola Zakai

internaL Dengan mempertimbangkan pengalaman empiris,maka dalam pelaksanaan program beapelajar danmahasiswa prestatif ini kita memakai beberapa strategi.

Fund Raising

Fund raising dalam pelaksanaannya dikelola dandikoordinir sepenuhnya Dompet Peduli Ummat DaarutTauhiid (DPU DT) sebagai lembaga yang menggulirkan danmengembangkan program di lingkungan internal PesantrenDaarut Tauhiid (DT).

SDM. Pengelolaan program Beapelajar dan mahasiswaPrestatif di tangani oleh sejumlah SDM yang di siapkansecara khusus meliputi: kriteria, pelatihan, kompetensi danindikator kinerja.

B. Pelaksanaan

Dengan mempertimbangkan pengalaman empiris, makadalam pelaksanaan program beapelajar dan mahasiswaprestatif ini kita memakai beberapa strategi yang berbedasebagai berikut: Strategi Terpusat (Berbasis Pusat Kegiatan)Artinya pelaksana Daarut Tauhiid menangani secaralangsung kegiatan-kegiatan tertentu dalam programbeapelajar dan mahasiswa prestatif ini. Hal ini dilakukanuntuk mempermudah koordinasi kegiatan antar komponenyang terlibat, Menjadikan pusat kegiatan sebagai aksesinformasi dan mobilisasi sumber-sumber lain diluarkomunitas.

Strategi Kemitraan

Melibatkan peran serta masyarakat, perusahaan,sekolah, pesantren dan LSM untuk berpartisipasi dalamsetiap kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaanprogram beapelajar dan mahasiswa prestatif, mulai dari

Panduan Organisasi Pengelola Zakat106

perumusan, sosialisasi, seleksi, pembinaan, prosesmonitoring sampai kepada evaluasi.

Keuangan

Aspek keuangan meliputi alokasi biaya: biayaoperasional, biaya pendidikan dan biaya pemberdayaan.Serta administrasi dan pelaporan meliputi; pencatatan,mekanisme pencairan, prinsip transparansi danakuntabilitas serta pelaporan.

C. Tahapan Kegiatan

Pelaksanaan program beapelajar dan mahasiswaprestatif, meliputi beberapa tahapan kegitan antara lain:

Tahap 1: Persiapan Team

Persiapan tim adalah tahapan awal untuk menyiapkanSDMpelaksana baik pacta tingkat manajemen secara umum(program officer, Koordinator dan Keuangan), maupunSDM pelaksana teknis yang bertugas membantu kegiatan­kegitan teknis baik rutin maupun berkala, serta kegiatanteknis pendampingan/ fasilitasi saat peserta programmengikuti kegiatan pemberdayaan.

Tahap 2: Sosialisasi

Sosialisasi dilakukan agar masyarakat (publik)mendapatkan gambaran informasi dan mengetahuiprogram beapelajar dan mahasiswa prestatif. Untukmendukung kegiatan ini kita melakukan publikasi programdi media internal DT baik cetak maupun elektronik. Danuntuk meluaskan jangkauan informasi juga dilakukanpublikasi lewat media cetak yang berskala nasional.

Tahap 3: Rekruitmen Peserta Rekruitmen pesertaprogram dilakukan sebagai bagian dari alur proses seleksiprogram secara umum yang dalam pelaksanaannya

107Panduan Organisasi Pengelola Zakat

dilaksanakan melalui sebuah komite yang dikelola DPUdan mitra pelaksana. Bagan proses seleksi terlampir.

Tahap 4: Pemberdayaan Peserta Strategi pemberdayaanmeliputi: Pemberian bantuan biaya sekolah, yaitupemberian bantu an biaya sekolah kepada peserta program,dengan tujuan peserta program dapat mengakses danbelajar di lembaga pendidikan/ sekolah yang diikuti secaramaksimal.

D. Pengembangan'Proyek Belajar'

Yaitu suatu upaya pemberdayaan yang dirancang secarasistematis, terukur dan terarah untuk lebih meningkatkanstandar kompetensi yang dimiliki para peserta. Setiap levelpendidikan mempunyai bentuk kegiatan pemberdayaanyang berbeda-beda namun mempunyai kesamaan ciri yaitudalam hal materi entrepreneurship dan leadership.

Tahap 5:Pengendalian Program

Untuk mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi dalampelaksanaan program, diperlukan sebuah mekanisme yangbaik sebagai bentuk dari pengendalian program. Maka olehkarena itu kemudian dibuatlah kegiatan monitoring danevaluasi yang berkala.

E. Memberdayakan Generasi Muda Islam

Salah satu yang menjadi unggulan pada programBeasiswa Prestatif yang dikelola Dompet Peduli UmmatDaarut Tauhiid adalah adanya sebuah prosespemberdayaan yang sistematis, terukur dan terarah untukterus memperkuat posisi peserta program baik itu yangsifatnya langsung berhubungan dengan penerimabeapelajar dan mahasiswa, keluarganya, guru maupun isu­isu tentang perubahan kebijakan pendidikan.

I

Panduan Organisasi Pengelola Zakat108

Kenapa harus memakai kata pemberdayaan?

Sampai saat ini kita masih melihat bahwa katapemberdayaan merupakan kata yang paling tepat dalammenggambarkan kegiatan-kegiatan yang diadakan dalamprogram beapelajar dan mahasiswa prestatif. Karena dalamproses pemberdayaan ada tiga hal yang bisa dilakukan.

Pertama, dalam usaha pemberdayaan peserta programbeapelajar dan mahasiswa prestatif ini kita berusahamembantu untuk membangun power-to, yaitu dayakekuatan yang kreatif, yang membuat seseorang mampumelakukan sesuatu. Ini merupakan aspek individual daripemberdayaan, yaitu membantu seseorang agar ia memilikikemampuan berfikir, menguasai ilmu pengetahuan danteknologi, untuk mengambil keputusan, memecahkanberbagai permasalahan dan membangun berbagaiketerampilan.

Kedua, membantu membangun power-with, yaitukekuatan bersama, solidaritas atas dasar komitmen padatujuan dan pengertian yang sarna, untuk memecahkanpermasalahan yang dihadapi guna menciptakankesejahteraan bersama. Tujuan idealnya kita berharap bisamenciptakan suatu caring society, suatu komunitaspersaudaraan yang memperhatikan kepentingan semuapihak.

Ketiga, bertujuan untuk membangun power-within, dayakekuatan batin dalam diri peserta program, khususnyaharga diri, kepercayaan diri dan harapan akan masa depan.

Pemberdayaan Langsung

Kegiatan pemberdayaan yang diperuntukkan untukpeserta meliputi program:

109Panduan Organisasi Pengelola Zakai

1. Spiritual Business School

Kegiatan ini merupakan upaya untuk membentukmindset dan perilaku baru para peserta beapelajar danmahasiswa tingkat perguruan tinggi melalui kegiatanpemberdayaan yang berbasiskan spiritual. peserta akandiajak mengkaji kernbali mindsei dan karakternya melaluipendidikan orang dewasa/ partisipatif sehingga mendapatpengetahuan, wawasan dan pengalaman baru menjadisebuah keahlian wirausaha (entrepreneurship).2. Challenging Entrepreneur Project

Challenging Entrepreneur Project adalah sebuah upayauntuk membentuk kemandirian bagi para pesertabeapelajar dan mahasiswa tingkat SMU melalui kegiatanpernberdayaan yang berbasiskan proyek belajar.

3. SMART(Santri Mandiri Prestatif)

Adalah sebuah pola pernberdayaan bagi pesertaprogram beapelajar dan mahasiswa prestatif SMP denganmenggunakan metode pembelajaran yang sederhana,aplikatif, rnenyenangkan dan menginspirasi dengan polapendekatan yang digunakan adalah pola ternan sebaya(friendship).

Hal ini dikembangkan dengan mempertimbangkanbahwa peserta SMPmempunyai sifat dan karakteristik yangberbeda bila dibandingkan dengan peserta tingkat SMUmaupun PT. Sehingga kemudian untuk prosespembelajarannya lebih menititik tekankan kepadapenguatan aspek kognitif anak. Walaupun kemudian tidakdengan serta merta menghilangkan aspek psikomotorik.Hanya mungkin dari segi pembobotannya saja yangberbeda. Program Beasiswa Prestatif tersebut dilakukandengan menggunakan beberapa strategi, yaitu:

Panduan Organisasi Pengelola Zakat110

1. Learning By Doing, yaitu belajar melalui aktivitas-­aktivitas yculg dapat memberikan pengalaman belajarbermakna.

2. Individualized Learning, yaitu belajar denganmemperhatikan keunikan setiap individu. GroupLearning, yaitu belajar secara berkelompok.

3. Mentoring, yaitu kegiatan pemberdayaan yangberlangsung secara periodik dengan bimbingan seorangpementor.

4. Pembiasaan, yaitu kegiatan pembiasaan amalan ritualkeagamaan baik yang fardhu maupun sunah yangdituangkan dalam bentuk lembar muhasabah.

Pemberdayaan Tidak Langsung

Dalam hal ini pemberdayaan generasi muda melibatkanorangtua dan masyarakat sekitarnya. Karena itu DPU DTmemberikan pemahaman terhadap orangtua tentangpentingnya pendiclikan bagi masa depan anak dalambentuk pertemuan semester.

Metode: curah pendapat dan ceramah tanya jawabdalam Forum Silaturahrni Stake Holder Pendidikan.Pengendalian dan Evaluasi Keberhasilan Program

Hal penting dalam usaha untuk mencapai tujuanprogram adalah dengan adanya proses pengendalianberupa Monitoring dan Evaluasi (MONEV).Dengan adanyaMONEV, maka akan diketahui sejauh mana efektifitas danefisiensi pelaksanaan program.

A. Monitoring Program

Monitoring adalah pemantauan secara berkala prosesperencanaan dan pelaksanaan program. MOnitoring dapat

Panduan Organisasi Pengelola Zakat 111

Petugas Monitoring

Tim pelaksana beapelajar dan mahasiswa DPU danmitra program.

dilakukan dengan cara terjun langsung memantau langsungkelapangan atau membaca hasillaporan yang diterima darimitra program.

Tujuan MOnitoring

Mengetahui perkembangan pelaksanaan program,Mengetahui keberhasilan program, Mengetahui berbagaikendala yang terjadi dilapangan

Aspek Yang Dimonitoring

Proses Pemberdayaan. Dalam hal ini pelaksana programBeasiswa Prestatif DPU DTmelihat perubahan, peningkatanpengetahuan dan sikap yang dinilai meliputi empatkomponen yang secara konsisten ditetapkan di awal yaituentrepreneurship, leadership dan spiritualitas islam.

Dalam konteks pengetahuan, evaluasi dilakukansebelum dan setelah proyek dikembangkan, serta setiapsebelum dan setelah inputan-penyamaan kompetensi dasardilakukan. Teknisnya bisa dilakukan melalui self evaluationdi mana peserta program diminta menulis 'subjek' evaluasi.Atau melalui pengisian daftar pertanyaan.

Adapun perubahan sikap, evaluasinya dilakukan secarasimultan selama rentang proses 'proyek belajar'dikembangkan, dan dengan melihat keluaran atau capaianproyek belajar. Keluaran dan capaian yang maksimalmenunjukkan tingkat sikap nilai yang maksimal. Teknisnyabisa mengacu pad a indikator capaian di setiap tahapanproses, sesuai matrik indikator kegiatan dan keluaran yangdisusun.

Panduan Organisasi Pengelola Zakai112

C. Pelaporan Program

Laporan perkembangan setiap kegiatan, capaian,kendala dan pendayagunaan bantuan disampaikan kepadakomite secara berkala, dibuat oleh pelaksana program.

B. Evaluasi Program

Pengertiannya adalah pengidentifikasian keberhasilan/kegagalan suatu reneana kegiatan atau program. Berbedadengan monitoring, evaluasi biasanya lebih difokuskanpada pengidentifikasian kualitas program. Evaluasiberusaha mengidentifikasi mengenai apa yang sebenarnyaterjadi pada pelaksanaan atau penerapan program.

Bentuk Evaluasi. Secara umum ada dua tipe evaluasi,dan kedua-duanya dipakai dalam pelaksanaan program iniyaitu: On-going evaluation atau evaluasi terus menerus.Dalam tipe ini, evaluasi dilaksanakan pada interval waktutertentu, misalnya per triwulan atau per semester selamaproses pengimplementasian program.

Ex-post evaluation atau evaluasi akhir. Dalam tipe ini,pengevaluasian dilakukan setelah prosespengimplementasian program selesai

Tujuan Evaluasi:

Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan; Mengukurdampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran.;Mengetahui dan menganalisis konsekuensi-konsekuensilain yang mungkin terjadi diluar rencana (eksternalities).

Waktu Monitoring

Pemantauan pelaksanaan program dilapangandilakukan secara berkala, sekurang-kurangnya tiga bulansekali.

113Panduan Organisasi Pengelola Zakat

Dalam laporannya terdapat indikator keberhasilan ataudata kegagalan target dari penyelenggaraan program.

Penutup

Pendidikan merupakan sebuah investasi strategis dansangat menentukan bagi masa depan bangsa kita, namundalam hal ini tentu bukan persoalan yang mudah bagi kitauntuk mempersiapkan sebuah sistem pendidikan yangmurah san berkualitas.

Namun yang pasti kita semua tisak bisa berdiam diridan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak pemerintah.Harus ada partisipasi aktif dari semua elemen bangsa iniuntuk mewujudkannya. Salah satu bentuk nyata daripartisifasi aktif dan tanggung jawab sosial DPU DaarutTauhiid dalam membantu mempersiapkan generasi penerusadalah dengan menggulirkan program beapelajar danmahasiswa prestatif.

DPU DT sangat berharap, program Beasiswa PrestatifDPU DT ini bisa menjadi sebuah model bagi pelaksanaanprogram-program sejenis. Semoga apa yang kita lakukan inibisa memberikan suatu kontribusi bagi perbaikan bangsadan negara Indonesia.

117Panduan Organisasi Pengelola Zakai

3. OPZ harus bisa mensinergikan operasionalnya denganinstansi dan lembaga terkait agar zakat bisa masukdalam sistem ketahanan ekonomi bangsa.

1. Dibutuhkan kebijakan yang menyeluruh untukmelakukan perubahan dalam diri OPZ.

2. Dibutuhkan keterlibatan semua pihak dalampemberdayaan zakat sebagai gerakan pemberdayaanekonomi umat.

B. Saran-Saran

A. Kesimpulan

1. Pembenahan OPZ adalah sebuah kebutuhan yangmendesak, mengingat potensi zakat yang sangat besar.

2. OPZ harus segara membenahi diri untuk bisamemberdayakan zakat dengan baik dan optimal.

3. Revitalisasi OPZ akan menempatkan zakat sebagaigerakan alternatif bagi pemberdayaan ekonomi umat, dimana hal ini berimplikasi pada penguatan ekonomibangsa.

BABV

PENUTUP

119Panduan Organisasi Pengelola Zakai

Direktur Pemberdayaan Zakat

HM. Adib Machrus

Dra. Hj. Andi Yasri

1. H. Ismail Sulaiman, MA

2. H. Yanuar Adha, M.Si

3. Zuriaty, BA

4. Hj. Linawati

5. Srimenik

6. Achmad Soleh, S.Pdi

7. H. Fuad Nazar, M.sc

TIM PENYUSUN

Pengarah

Ketua

Sekretaris

Anggota