ontologi 56
TRANSCRIPT
DosenSoedito [email protected]
I ILMU DAN FILSAFAT
I ILMU DAN FILSAFAT
WHAT IS A MAN ?WHAT IS ?
WHAT ?
WHAT IS A MAN ?WHAT IS ?
WHAT ?
II DASAR-DASARPENGETAHUAN
II DASAR-DASARPENGETAHUAN
PenalaranLogikaSumber pengetahuanKriteria Kebenaran
PenalaranLogikaSumber pengetahuanKriteria Kebenaran
III ONTOLOGI
(HEKEKAT YG DIKAJI)
III ONTOLOGI
(HEKEKAT YG DIKAJI)
MetafisikaAsumsiPeluang
Asumsi dalam ilmuBatas penjelajahan ilmu
MetafisikaAsumsiPeluang
Asumsi dalam ilmuBatas penjelajahan ilmu
MetafisikaMetafisika
Tafsiran yang paling pertama yang diberikan oleh manusia
terhadap alam ini adalah bahwa terdapat ujud‑ujud yang
bersifat gaib (supernatural) dan ujud‑ujud ini bersifat lebih
tinggi atau lebih kuasa dibandingkan dengan alam yang
nyata
Tafsiran yang paling pertama yang diberikan oleh manusia
terhadap alam ini adalah bahwa terdapat ujud‑ujud yang
bersifat gaib (supernatural) dan ujud‑ujud ini bersifat lebih
tinggi atau lebih kuasa dibandingkan dengan alam yang
nyata
Bidang telaah filsafati yang disebut metafisika ini merupakan tempat berpijak dari setiap pemikiran filsafati termasuk pemikiran ilmiah.
Bidang telaah filsafati yang disebut metafisika ini merupakan tempat berpijak dari setiap pemikiran filsafati termasuk pemikiran ilmiah.
Diibaratkan pikiran adalah roket yang meluncur ke bintang, menembus galaksi dan awan gemawan, maka Metafisika adalah landasan peluncurannya.
Dunia yang sepintas lalu kelihatan sangat nyata ini, ternyata menimbulkan berbagai spekulasi filsafati tentang hakikatnya.
Diibaratkan pikiran adalah roket yang meluncur ke bintang, menembus galaksi dan awan gemawan, maka Metafisika adalah landasan peluncurannya.
Dunia yang sepintas lalu kelihatan sangat nyata ini, ternyata menimbulkan berbagai spekulasi filsafati tentang hakikatnya.
Sebagai lawan dari supernaturalisme maka terdapat paham naturalisme yang menolak pendapat bahwa terdapat ujud yang bersifat supernatural tersebut.
Lihat di sekitar anda, ada apa dan siapa ?
Sebagai lawan dari supernaturalisme maka terdapat paham naturalisme yang menolak pendapat bahwa terdapat ujud yang bersifat supernatural tersebut.
Lihat di sekitar anda, ada apa dan siapa ?
Materialisme, yang merupakan paham berdasarkan naturalisme, berpendapat bahwa gejala alam tidak disebabkan oleh pengaruh kekuatan yang bersifat gaib, melainkan oleh kekuatan yang terdapat dalam alam itu sendiri, yang dapat dipelajari dan dengan demikian dapat kita ketahui.
Materialisme, yang merupakan paham berdasarkan naturalisme, berpendapat bahwa gejala alam tidak disebabkan oleh pengaruh kekuatan yang bersifat gaib, melainkan oleh kekuatan yang terdapat dalam alam itu sendiri, yang dapat dipelajari dan dengan demikian dapat kita ketahui.
Prinsip materialisme dikembangkan oleh Democritos (460-370 S.M.). Dia mengembangkan teori tentang atom yang dipelajarinya dari gurunya Leucippus. Bagi Democritos, unsur dasar dari alam ini adalah atom.
Prinsip materialisme dikembangkan oleh Democritos (460-370 S.M.). Dia mengembangkan teori tentang atom yang dipelajarinya dari gurunya Leucippus. Bagi Democritos, unsur dasar dari alam ini adalah atom.
Dalam kenyataannya hanya terdapat atom dan kahampaan.
Artinya, obyek dari penginderaan sering kita anggap nyata, padahal tidak demikian.
Hanya atom dan kehampaan itulah yang bersifat nyata.
Dalam kenyataannya hanya terdapat atom dan kahampaan.
Artinya, obyek dari penginderaan sering kita anggap nyata, padahal tidak demikian.
Hanya atom dan kehampaan itulah yang bersifat nyata.
Rangsangan pancaindera disalurkan
ke otak menghadirkan gejala.
Dengan demikian maka gejala alam dapat didekati dari segi proses
kimia‑fisika
Rangsangan pancaindera disalurkan
ke otak menghadirkan gejala.
Dengan demikian maka gejala alam dapat didekati dari segi proses
kimia‑fisika
LONG-TERM MEMORY
WORKING- MEMORY
FIG 9.13THE MODEL HUMANPROCESSOR (Moran and Newell,1983)
PercetualProcessor
MotorProcessor
CognitiveProcessor
61
LONG-TERM MEMORY
WORKING- MEMORY
FIG 9.13THE MODEL HUMANPROCESSOR (Moran and Newell,1983)
PercetualProcessor
MotorProcessor
CognitiveProcessor
61
Visual Image Store Auditory Image Store
Proses fisika-kimia tidak terlalu menimbulkan permasalahan selama diterapkan kepada zat‑zat yang mati seperti batuan atau karat besi. Tetapi lain masalahnya dengan makhluk hidup termasuk manusia sendiri? Maka kaum yang menganut paham Mekanistik ditentang oleh kaum Vitalistik.
Proses fisika-kimia tidak terlalu menimbulkan permasalahan selama diterapkan kepada zat‑zat yang mati seperti batuan atau karat besi. Tetapi lain masalahnya dengan makhluk hidup termasuk manusia sendiri? Maka kaum yang menganut paham Mekanistik ditentang oleh kaum Vitalistik.
Kaum mekanistik melihat gejala alam (termasuk mahluk hidup) hanya merupakan gejala kimia fisika semata.
Sedangkan bagi kaum vitalistik hidup adalah suatu yang unik yang berbeda secara substantif dengan proses kimia fisika tersebut.
Kaum mekanistik melihat gejala alam (termasuk mahluk hidup) hanya merupakan gejala kimia fisika semata.
Sedangkan bagi kaum vitalistik hidup adalah suatu yang unik yang berbeda secara substantif dengan proses kimia fisika tersebut.
Lalu apa dengan pikiran dan kesadaran ?Secara fisiologis otak manusia terdiri dari 10 sampai 15 biliun neuron. Cara bekerja otak ini merupakan obyek telaahan dari berbagai disiplin keilmuan seperti fisiologi, psikologi, kimia, matematika, fisika teknik dan neuro‑fisiologi.
Lalu apa dengan pikiran dan kesadaran ?Secara fisiologis otak manusia terdiri dari 10 sampai 15 biliun neuron. Cara bekerja otak ini merupakan obyek telaahan dari berbagai disiplin keilmuan seperti fisiologi, psikologi, kimia, matematika, fisika teknik dan neuro‑fisiologi.
Sudah merupakan kenyataan yang tidak usah lagi diperdebatkan bahwa proses berpikir manusia menghasilkan pengetahuan tentang zat (obyek) yang ditelaahnya.
Sudah merupakan kenyataan yang tidak usah lagi diperdebatkan bahwa proses berpikir manusia menghasilkan pengetahuan tentang zat (obyek) yang ditelaahnya.
Meskipun demikian, apakah kebenarannya hakikat pikiran tersebut ?, apakah dia berbeda dengan zat yang ditelaahnya, ataukah hanya bentuk lain dari zat tersebut?
Meskipun demikian, apakah kebenarannya hakikat pikiran tersebut ?, apakah dia berbeda dengan zat yang ditelaahnya, ataukah hanya bentuk lain dari zat tersebut?
Aliran monistik mempunyai pendapat yang tidak membedakan antara pikiran dan zat.
Mereka hanya berbeda dalam gejala disebabkan proses yang berlainan namun mempunyai substansi yang sama.
Aliran monistik mempunyai pendapat yang tidak membedakan antara pikiran dan zat.
Mereka hanya berbeda dalam gejala disebabkan proses yang berlainan namun mempunyai substansi yang sama.
Ibarat zat dan energi, dalam teori relativitas Einstein, energi hanya merupakan bentuk lain dari zat.
Maka proses berpikir dianggap sebagai aktivitas elektrokimia dari otak.
Ibarat zat dan energi, dalam teori relativitas Einstein, energi hanya merupakan bentuk lain dari zat.
Maka proses berpikir dianggap sebagai aktivitas elektrokimia dari otak.
Pendapat ini ditolak oleh kaum yang menganut paham dualistik.
Terminologi dualisme ini mula‑mula dipakai oleh Thomas Hyde (1700), sedangkan monisme oleh Christian Wolff (1679‑1754).
Pendapat ini ditolak oleh kaum yang menganut paham dualistik.
Terminologi dualisme ini mula‑mula dipakai oleh Thomas Hyde (1700), sedangkan monisme oleh Christian Wolff (1679‑1754).
Dalam metafisika maka penafsiran dualistik membedakan antara zat dan kesadaran (pikiran) yang bagi mereka berbeda sui generis secara substantif.
Filsuf yang menganut paham dualistik ini di antaranya adalah Rene Descartes (1596‑1650), John Locke (1632‑1714) dan George Berkeley (1685‑1753)'
Dalam metafisika maka penafsiran dualistik membedakan antara zat dan kesadaran (pikiran) yang bagi mereka berbeda sui generis secara substantif.
Filsuf yang menganut paham dualistik ini di antaranya adalah Rene Descartes (1596‑1650), John Locke (1632‑1714) dan George Berkeley (1685‑1753)'
Ketiga ahli filsafat ini ber pendapat bahwa apa yang ditangkap oleh pikiran termasuk penginderaan dari segenap pengalaman manusia, adalah bersifat mental.
Bagi Descartes maka yang bersifat nyata adalah pikiran sebab dengan berpikir maka sesuatu itu lantas ada:
Ketiga ahli filsafat ini ber pendapat bahwa apa yang ditangkap oleh pikiran termasuk penginderaan dari segenap pengalaman manusia, adalah bersifat mental.
Bagi Descartes maka yang bersifat nyata adalah pikiran sebab dengan berpikir maka sesuatu itu lantas ada:
Locke sendiri menganggap bahwa pikiran manusia pada mulanya dapat diibaratkan sebuah lempeng lilin yang licin (tabula rasa) di mana pengalaman indera kemudian melekat pada lempeng tersebut.
Locke sendiri menganggap bahwa pikiran manusia pada mulanya dapat diibaratkan sebuah lempeng lilin yang licin (tabula rasa) di mana pengalaman indera kemudian melekat pada lempeng tersebut.
Makin lama makin banyak pengalaman indera yang terkumpul dan kombinasi dari pengalaman indera seterusnya membuahkan ide yang kian lama kian rumit.
Makin lama makin banyak pengalaman indera yang terkumpul dan kombinasi dari pengalaman indera seterusnya membuahkan ide yang kian lama kian rumit.
Pikiran dapat diibaratkan, sebagai organ yang menangkap dan menyimpan pengalaman indera.
Pikiran dapat diibaratkan, sebagai organ yang menangkap dan menyimpan pengalaman indera.
Storage area and Organizers
E = previous encounters
S = systems, categories, variablesD = dataG = generalization, conclusions, theories
STORAGESTORAGE
INTAKEINTAKE CONTROLCONTROL MOTIVATIONMOTIVATION
ACTIONACTION
• Closure• Curiosity• Power to predict, control, or explain
• Closure• Curiosity• Power to predict, control, or explain
THEORITICALTHEORITICALMODEL FORMODEL FORTHE INQUIRYTHE INQUIRYPROCESSPROCESS
THEORITICALTHEORITICALMODEL FORMODEL FORTHE INQUIRYTHE INQUIRYPROCESSPROCESS
(Suchman, 19..)
envi
ron
men
t
PENGGALIAN IDE
Kegiatan • mencari• menemukan• berusaha mengenali• coba-coba• mengambil
Kegiatan • mencari• menemukan• berusaha mengenali• coba-coba• mengambil
• SUDAH DIKETAHUI• PASTI DITEMUKAN• BELUM DIKETAHUI• HARAPAN MENEMUKAN SESUATU
• SUDAH DIKETAHUI• PASTI DITEMUKAN• BELUM DIKETAHUI• HARAPAN MENEMUKAN SESUATU
• Rancangan yang tersusun di pikiran• Gagasan• Cita-cita
• Rancangan yang tersusun di pikiran• Gagasan• Cita-cita
• A THOUGHT• CONCEPTION
• AN IMPRESSION• AN PLAN OF ACTION• A MENTAL PICTURE
• THE CONCEPT OF ANYTHING IN THE HIGHEST PERFECTION
• A THOUGHT• CONCEPTION
• AN IMPRESSION• AN PLAN OF ACTION• A MENTAL PICTURE
• THE CONCEPT OF ANYTHING IN THE HIGHEST PERFECTION
BERBAHASABERFIKIR
5
PENGGALIAN IDE
MEMBACA MENGAM
ATI
MENG
INDERA
(MELIH
AT, MENDENG
AR,
MERASA, M
EMBAU, B
ERABA)BERBAHASA BERFIKIR
(TARAF BERFIKIR)
BELAJARMENCARI KEBENARAN
SUMBER KEBENARAN
PENGALAMANRASIO, FAKTA
INTUISI WAHYU
PENALARAN
INDUKTIF
PENALARAN
DEDUKTIF6
7
PENGGALIAN IDE
MEMBACA MENGAM
ATI
MEN
GINDER
A
(MEL
IHAT,
MEN
DENGAR,
MER
ASA, M
EMBAU, B
ERABA)
BERBAHASA BERFIKIR(TARAF BERFIKIR)
• MEMBACA MENCARI ARAH• MEMBACA SECARA BLOBAL• MEMBACA UNTUK MENCARI• MEMBACA UNTUK BELAJAR• MEMBACA DG SIKAP KRITIS• MEMBACA CEPAT
1) MENGGARIS BAWAHI, 2) MEMBUAT CATATAN, 3) MENCATUMKAN ANGKA4) MEMBUAT BAGAN, 5) MEMBUAT DEFINISI, 6) MEMBUAT RINGKASAN
PENGGALIAN IDE
MEMBACA MENGAM
ATI
MEN
GINDER
A
(MEL
IHAT
, MEN
DENGAR
,
MER
ASA,
MEM
BAU, B
ERAB
A)
BERBAHASA BERFIKIR(TARAF BERFIKIR)
BELAJARMENCARI KEBENARAN
KEGIATAN ILMIAH(KARYA ILMIAH)
8
KETRAMPILANILMIAH
SIKAP ILMIAH
PENGGALIAN IDE
MEMBACA MENGAM
ATI
MEN
GINDER
A
(MEL
IHAT,
MEN
DENGAR,
MER
ASA, M
EMBAU, B
ERABA)
BERBAHASA BERFIKIR(TARAF BERFIKIR)
BELAJARMENCARI KEBENARAN
KETRAMPILAN DAN SIKAP ILMIAH
• MENGORGANISASI DAN• MENYAJIKAN DATA• MENGGUNAKAN FAKTA• MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI• MENULIS RINGKASAN• MEKANISME PENULISAN
• MENGORGANISASI DAN• MENYAJIKAN DATA• MENGGUNAKAN FAKTA• MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI• MENULIS RINGKASAN• MEKANISME PENULISAN
• SIKAP INGIN TAHU• SIKAP KRITIS• SIKAP TERBUKA• SIKAP MENGHARGAI KEBENARAN• SIKAP MENJANGKAU KE DEPAN
• SIKAP INGIN TAHU• SIKAP KRITIS• SIKAP TERBUKA• SIKAP MENGHARGAI KEBENARAN• SIKAP MENJANGKAU KE DEPAN
9
PENGGALIAN IDE
MEMBACAMEMBACA MENGAMATI
MENGAMATI
MENG
INDERA
(MELIH
AT, MENDENG
AR,
MERASA, M
EMBAU, B
ERABA)
MENG
INDERA
(MELIH
AT, MENDENG
AR,
MERASA, M
EMBAU, B
ERABA)BERBAHASA BERFIKIR
(TARAF BERFIKIR)
IDEGAGASANKONSEP
BARU
• INFORMASI• MENGERTI INFORMASI• PENDAYAGUNAAN KATA• KETEPATAN MEMILIH KATA• PEMBUATAN KALIMAT
• INFORMASI• MENGERTI INFORMASI• PENDAYAGUNAAN KATA• KETEPATAN MEMILIH KATA• PEMBUATAN KALIMAT
• PENGETAHUAN• KOMPREHENSI• APLIKASI• ANALISIS DAN SINTESIS• EVALUASI
• PENGETAHUAN• KOMPREHENSI• APLIKASI• ANALISIS DAN SINTESIS• EVALUASI
10
Berkeley terkenal
dengan
pernyataannya,
To be is be perceived
(ada adalah
disebabkan persepsi!)
Berkeley terkenal
dengan
pernyataannya,
To be is be perceived
(ada adalah
disebabkan persepsi!)
Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam ini sebagaimana adanya
Apakah pengetahuan yang saya dapatkan itu bersumber pada kesadaran mental ataukah hanya rangsangan penginderaan belaka ?
Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam ini sebagaimana adanya
Apakah pengetahuan yang saya dapatkan itu bersumber pada kesadaran mental ataukah hanya rangsangan penginderaan belaka ?
Jadi pada dasarnya tiap ilmuwan boleh mempunyai filsafat individual yang berbeda, dia bisa paham mekanistik, vitalistik, materialistik atau idealistik
Jadi pada dasarnya tiap ilmuwan boleh mempunyai filsafat individual yang berbeda, dia bisa paham mekanistik, vitalistik, materialistik atau idealistik
AsumsiAsumsi
Para filsuf menduga apakah gejala dalam alam tunduk kepada determinisme, yakni hukum alam yang bersifat universal, ataukah hukum semacam itu tidak terdapat sebab setiap gejala merupakan akibat pilihan bebas,
ataukah keumuman memang ada namun berupa peluang, sekadar tangkapan probabilistik?
Para filsuf menduga apakah gejala dalam alam tunduk kepada determinisme, yakni hukum alam yang bersifat universal, ataukah hukum semacam itu tidak terdapat sebab setiap gejala merupakan akibat pilihan bebas,
ataukah keumuman memang ada namun berupa peluang, sekadar tangkapan probabilistik?
Ketiga masalah tersebut yakni deterministik, pilihan bebas, dan probabilistik merupakan permasalahan filsafati yang rumit namun menarik. Tanpa mengenal ketiga aspek tersebut, serta bagaimana ilmu sampai pada pemecahan masalalah yang merupakan kompromi, akan sukar bagi kita untuk mengenal hakikat keilmuan.
Ketiga masalah tersebut yakni deterministik, pilihan bebas, dan probabilistik merupakan permasalahan filsafati yang rumit namun menarik. Tanpa mengenal ketiga aspek tersebut, serta bagaimana ilmu sampai pada pemecahan masalalah yang merupakan kompromi, akan sukar bagi kita untuk mengenal hakikat keilmuan.
Pilihan bebas dan probabilistik itu baru dapat dilakukan sekiranya bahwa hukum semacam itu memang ada.
Sekiranya hukum yang mengatur kejadian alam itu tidak ada maka masalah determinisme, probabilitas dan kehendak bebas itu sama sekali tidak akan muncul.
Pilihan bebas dan probabilistik itu baru dapat dilakukan sekiranya bahwa hukum semacam itu memang ada.
Sekiranya hukum yang mengatur kejadian alam itu tidak ada maka masalah determinisme, probabilitas dan kehendak bebas itu sama sekali tidak akan muncul.
Sekiranya hukum alam itu memang benar‑benar tidak ada maka tidak akan ada permasalahan dengan determinisme, probabilistik atau pilihan bebas ,
dan juga tidak ada ilmu karena ilmu justru mempelajari hukum alam tersebut
Sekiranya hukum alam itu memang benar‑benar tidak ada maka tidak akan ada permasalahan dengan determinisme, probabilistik atau pilihan bebas ,
dan juga tidak ada ilmu karena ilmu justru mempelajari hukum alam tersebut
Jadi diasumsikan bahwa hukum yan mengatur berbagai kejadian alam itu memang ada, sebab tanpa asumsi tersebut maka semua yang kita bahas mengenai kejadian akan sia-sia.
Jadi diasumsikan bahwa hukum yan mengatur berbagai kejadian alam itu memang ada, sebab tanpa asumsi tersebut maka semua yang kita bahas mengenai kejadian akan sia-sia.
Hukum yg dimaksud diartikan sebagai suatu aturan main atau pola kejadian yang diikuti oleh sebagain besar peserta, gejalanya berulang kali dapat diamati yang tiap kali memberikan hasil yang sama.
Hukum yg dimaksud diartikan sebagai suatu aturan main atau pola kejadian yang diikuti oleh sebagain besar peserta, gejalanya berulang kali dapat diamati yang tiap kali memberikan hasil yang sama.
Paham determinisme dikembangkan oleh William Hamilton (1788‑1836) dari doktrin Thomas Hob (1588-1679) yang penyimpulkan bahwa pengetahuan adalah bersifat emperis yang dicerminkan oleh zat dan gerak yang bersifat universal.
Paham determinisme dikembangkan oleh William Hamilton (1788‑1836) dari doktrin Thomas Hob (1588-1679) yang penyimpulkan bahwa pengetahuan adalah bersifat emperis yang dicerminkan oleh zat dan gerak yang bersifat universal.
Aliran filsafat ini merupakan lawan dari paham fatalisme yang berpendapat bahwa segala kejadian ditentukan oleh nasib yang telah ditetapkan lebih dulu.
Aliran filsafat ini merupakan lawan dari paham fatalisme yang berpendapat bahwa segala kejadian ditentukan oleh nasib yang telah ditetapkan lebih dulu.
Demikian juga paham diterminisme bertentangan dengan penganut pilihan bebas yang menyatakan bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam menentukan pilihannya, tidak terikat kepada hukum alam yang tidak memberikan alternatif.
Demikian juga paham diterminisme bertentangan dengan penganut pilihan bebas yang menyatakan bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam menentukan pilihannya, tidak terikat kepada hukum alam yang tidak memberikan alternatif.
ILMUILMU
Mempelajari hukum kejadian yangBerlaku bagi semu orang ?(ilmu sosial)
Mempelajari hukum kejadian yangBerlaku bagi semu orang ?(ilmu sosial)
Mempelajari hukum kejadian yangberlaku tidak bagi semu orang ?Atau hanya untuk individu tt ?
Mempelajari hukum kejadian yangberlaku tidak bagi semu orang ?Atau hanya untuk individu tt ?
Paham deterministikPaham deterministik
Paham pilihan bebasPaham pilihan bebas
ILMUILMU
Semua orang akan mati Semua orang akan mati
Mempelajari hukum kejadian yangberlaku tidak bagi semu orang ?Atau hanya untuk individu tt ?
Mempelajari hukum kejadian yangberlaku tidak bagi semu orang ?Atau hanya untuk individu tt ?
Paham deterministikPaham deterministik
Paham pilihan bebasPaham pilihan bebas
ILMUILMU
I pengetahuhan yang bersifat umum itu tidak perlu I pengetahuhan yang bersifat umum itu tidak perlu
Mempelajari hukum kejadian yangberlaku tidak bagi semu orang ?Atau hanya untuk individu tt ?
Mempelajari hukum kejadian yangberlaku tidak bagi semu orang ?Atau hanya untuk individu tt ?
Paham deterministikPaham deterministik
Paham pilihan bebasPaham pilihan bebas
ILMUILMU
Yang kita butuhkan adalahpengetahuan yang beradadi tengah-tengah , antarakemutlakan yang dipunyaiagama dan keunikan individual yang bersifat Seni ?
Yang kita butuhkan adalahpengetahuan yang beradadi tengah-tengah , antarakemutlakan yang dipunyaiagama dan keunikan individual yang bersifat Seni ?
Paham deterministikPaham deterministikPaham pilihan bebasPaham pilihan bebas
Memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi, sebab yang bersifat individualseperti seni tidak bersifat praktis
Memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi, sebab yang bersifat individualseperti seni tidak bersifat praktis
Paham deterministikPaham deterministik
Paham pilihan bebasPaham pilihan bebas
ILMUILMUIlmu memilih penafsiran Probabilistik
Ilmu memilih penafsiran Probabilistik
PeluangPeluang
Jadi berdasarankan teori keilmuan kita tidak akan pernah mendapatkan hal yang pasti mengenai suatu kejadian
Jadi berdasarankan teori keilmuan kita tidak akan pernah mendapatkan hal yang pasti mengenai suatu kejadian
Jadi biarpun kita
mempunyai
peluang 0,8 bahwa
hari akan hujan,
namun masih
terbuka
kemungkinan
bahwa hari
tidak akan hujan
Jadi biarpun kita
mempunyai
peluang 0,8 bahwa
hari akan hujan,
namun masih
terbuka
kemungkinan
bahwa hari
tidak akan hujan
Harus disadari bahwa
ilmu
tidak pernah ingin dan
tidak pernah
berpretensi untuk
mendapatkan
pengetahuan yang
bersifat mutlak.
Harus disadari bahwa
ilmu
tidak pernah ingin dan
tidak pernah
berpretensi untuk
mendapatkan
pengetahuan yang
bersifat mutlak. sience is not final truth
sience is not final truth
Ilmu memberikan
pengetahuan sebagai
dasar bagi anda untuk
mengambil
kesimpulan, keputusan
anda harus didasarkan
pada penafsiran
kesimpulan ilmiah
yang bersifat relatif
Ilmu memberikan
pengetahuan sebagai
dasar bagi anda untuk
mengambil
kesimpulan, keputusan
anda harus didasarkan
pada penafsiran
kesimpulan ilmiah
yang bersifat relatif
Asumsi dalam ilmuAsumsi dalam ilmu
Gejala diciptakan oleh skala observasiIlmu sekedar merupakan pengetahuan yang memilikikegunaan praktis.
Gejala diciptakan oleh skala observasiIlmu sekedar merupakan pengetahuan yang memilikikegunaan praktis.
Batas penjelajahan ilmuBatas penjelajahan ilmu
Pengalaman ke pengalaman yang berikutnyadan penggalian ide Ide yang merupakan pengalaman yang tupang tindih yang ada di lauatan neuron setiap manusia
Pengalaman ke pengalaman yang berikutnyadan penggalian ide Ide yang merupakan pengalaman yang tupang tindih yang ada di lauatan neuron setiap manusia