oleh eni lestari nim 11108145 jurusan tarbiyah ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/eni...

202
POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN TEGALREJO KECAMATAN ARGOMULYO KOTAMADYA SALATIGA TH. 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Pendidikan Agama Islam Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

Upload: others

Post on 13-Nov-2020

9 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM

KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

TEGALREJO KECAMATAN ARGOMULYO

KOTAMADYA SALATIGA TH. 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh

ENI LESTARI

NIM 11108145

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT

AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2015

Page 2: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN
Page 3: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN
Page 4: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN
Page 5: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN
Page 6: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

MOTTO

“Ibu adalah sekolah yang jika engkau telah mempersiapkanya, berarti engkau

telah mempersiapkan suatu bangsa yang mempunyai akar-akar yang baik”

(Abdullah Nashih Ulwan).

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka

khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh karena itu mereka

bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucap perkataan

yang benar” (Q.S. An-Nisa:9).

Page 7: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN
Page 8: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

PERSEMBAHAN

Dengan Ketulusan Hati Dan Segenap Rasa Syukur dan Atas rahmat

dan ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Ayahanda Suheri (Alm) dan Ibunda Suparti yang tiada henti-hentinya

memanjatkan do’a ke hadirat Illahi, memohon keselamatan dan

kesuksesan anak-anaknya.

2. Suamiku tercinta Muhammad Imron dan Anakku terkasih Muhammad

Dzaky Misbahuddin Amin yang tiada henti-hentinya , memanjatkan

do’a pernah lelah selalu berjuang untuk mama dan memohon.

3. Ibu Dra.Djamiatul Islamiyah, M.Ag selaku pembimbing skripsi yang

telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh

kearifan dan keikhlasan dan kesabaran kepada penulis dalam

bimbingan dan penulisan

4. Semua teman-teman seperjuangan jurusan Tarbiyah progdi PAI khusus

untuk PAI E angkatan 2008.

5. Sahabat-sahabat ku terbaik (Ana Syarifah dan Nurul Hasanah)

terimakasih atas persahabatAn yang begitu indah dan senantiasa

memberi warna baru disaat penulis jenuh dan lelah dengan semuanya.

Page 9: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

6. Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah, M.ag selaku dosen pembimbing yang

telah mencurahkan perhatian dan waktunya untuk membimbing

menyelesaikan skripsi saya.

7. Para dosen yang telah memberikan begitu banyak ilmu.

Page 10: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

ABSTRAK

Lestari, Eni.2015. Pola Pembinaan Keagamaan Anak Dalam Keluarga Single

Parent Di Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo

Kotamadya Salatiga Th. 2015. Skripsi. Jurusan Pendidikan

Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Djamiatul

Islamiyah, M.Ag.

Kata Kunci : Pembinaan keagmaan, anak-anak keluarga single parent.

Pada tataran ideal, struktur keluarga biasanya terdiri dari ayah, ibu dan

anak, namun pada tataran praktis tidak setiap anak memiliki struktur keluarga

yang lengkap secara ideal. Sebagian mereka hanya hidup bersama ayahnya

saja atau sebaliknya dibesarkan oleh ibunya sendiri (single parent). Apalagi

mengingat tidak mudahnya bagi orangtua single parent untuk mendidik dan

membina anak-anak mereka seorang diri. Pertanyaan utama yang ingin

dijawab lewat pertanyaan ini adalah (1) Bagaimana pola pembinaan

keagamaan anak dalam keluarga single parent di kelurahan Tegalrejo

Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga tahun 2015 ? (2) Apa kendala

serta apa faktor pendukung dalam pembinaan keagamaan anak dalam keluarga

single parent di Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya

Salatiga tahun 2015? Serta bagaimana solusinya?.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, dengan

menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan teknik

trianggulasi sumber.

Dalam temuan penelitian ini, menunjukkan bahwa (1) Pola pembinaan

anak dalam keluarga single parent di Kelurahan Tegalrejo Kecamatan

Argomulyo adalah menggunakan beberapa cara yaitu cara keteladanan, cara

nasehat, cara perhatian, carae pembiasaan, dan cara hukuman(2) serta faktor-

faktor penghambat yang mempengaruhi pembinaan keagamaan anak dalam

keluarga single parent antara lain: keterbatasan waktu, kondisi pendidikan

yang beragam dari orangtua single parent, terbatasnya pendapatan (financial)

dalam kehidupan sehari-hari, seringkali anak keluarga single parent kurang

bersemangat dalam proses pembinaan keagamaan, faktor-faktor pendukung

antara lain: adanya masjid, adanya persepsi yang kuat tentang konsep doa

anak sholeh/sholehah bagi orangtuanya yang telah meninggal, adanya harapan

yang snagat kuat dari orangtua agar kehidupan anak-anak lebih baik dari

orangtuanya dan kedekatan yang lebih kuat dengan anak (sebagai akibat dari

kondisi keluarga single parent) memduahkan dalam pembinaan keagamaan.

Serta solusinya antara lain : memberikan waktu ekstra kepada anak,

Page 11: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

keberagaman jenjang pendidikan orangtua single parent dapat dimanfaatkan

dengan saling tukar pikiran, mengolah faktor psikologis anak-anak single

parent dan memperbaiki ekonomi dengan upaya lebih dari satu

profesi/pekerjaan.

Page 12: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

KATA PENGANTAR

بسم الله الر حمن الر خيم

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah serta nikmat-Nya sehingga atas kehendak-Nya penulisa

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola Pembinaan Keagamaan Anak Dalam

Keluarga Single Parent Di Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya

Salatiga Tahun 2015”. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada nabi

Muhammad SAW, yang selalu dinantikan syafa’atnya di hari kiamat kelak.

Skripsi ini terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak baik berupa moril, materil

maupun spiritual, yang dengan penuh keihklasan hati memberi penjelasan, saran dan

bimbingan. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimaksih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.

3. Bapak Rasimin, M.Pd selaku Ketua Program Studi PAI.

4. Ibu Dra. Djamiatul Islamiyah, M.Ag selaku pembimbing skripsi yang telah

banyak membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh kearifan dan

keikhlasan dan kesabaran kepada penulis dalam bimbingan dan penulisan

skripsi ini.

5. Segenap Dosen dan karyawan STAIN Salatiga.

6. Ayahanda Suheri (Alm) dan Ibunda Suparti yang tiada henti-hentinya

memanjatkan do’a ke hadirat Illahi, memohon keselamatan dan kesuksesan

anak-anaknya.

7. Suami ku tercinta Muhammad Imron dan Anakku terkasih Muhammad Dzaky

Misbahuddin Amin yang tiada henti-hentinya, memanjatkan do’a pernah

lelah selalu berjuang untuk mama dan memohon.

Page 13: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

8. Sahabat-sahabat ku terbaik (Ana Syarifah dan Nurul Hasanah) terimakasih

atas persahabatn yang begitu indah dan senantiasa memberi warna baru disaat

penulis jenuh dan lelah dengan semuanya.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak mungkin

penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan dan kemampuan dan pengetahuan

penulis. Sehingga masih banyak kekurangan yang perlu untuk diperbaiki dalam skripsi

ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk

perbaikan skripsi ini.

Salatiga, 12 Maret 2015

Penyusun,

Eni Lestari

11108145

Page 14: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii

DEKLARASI ........................................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. iv

MOTTO ................................................................................................... v

PERSEMBAHAN .................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................. vii

ABSTRAK ............................................................................................... viii

DAFTAR ISI ............................................................................................ ix

DAFTAR TABEL .................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5

Page 15: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 6

E. Penegasan Istilah ........................................................................... 7

F. Metode Penelitian .......................................................................... 11

G. Sistematika Penulisan Skripsi ....................................................... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pola Pembinaan Keagamaan Anak Dalam Keluarga Single Parent ................ 18

1. Pengertian Pola Pembinaan .................................................................... 18

2. Keagamaan Anak ............................................................................ 19

a. Arti Agama ............................................................................... 19

b. Pengertian Keberagamaan ........................................................ 23

3. Pengertian Anak ............................................................................. 24

4. Pengertian Keluarga ....................................................................... 26

5. Pengertian Single Parent ................................................................. 29

6. Pola Pembinaan Keagamaan Anak ................................................. 30

Page 16: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

B. Faktor Yang Mempengaruhi Pembinaan Keagamaan Anak ............... 32

1. Faktor Cara .................................................................................... 32

2. Faktor Sarana ................................................................................. 33

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kelurahan Tegalrejo ............................................... 35

1. Letak Geografis ............................................................................... 35

2. Keadaan Demografis ..................................................................... 35

3. Keadaan Penduduk Masyarakat .................................................... 37

4. Keadaan Sosial Ekonomi .............................................................. 38

5. Keadaan Sosial Keagamaan .......................................................... 40

6. Keadaan Orangtua Tunggal ........................................................... 41

B. Temuan Data Single Parent dan Profil Informan .............................. 42

C. Dasar Pembinaan Keagamaan Anak Keluarga Single Parent ........... 61

D. Tujuan Pembinaan Keagamaan Anak Keluarga Single Parent ......... 68

E. Materi pembinaan keagamaan .......................................................... 72

Page 17: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

1. Pembinaan Aqidah dan Ibadah ................................................ 72

2. Pembinaan Akhlak .................................................................. 80

F. Cara dan Sarana dalam Pelaksanaan Pembinaan Keagamaan .......... 86

G. Faktor Penghambat dan Pendukung serta Solusi .............................. 93

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pola Pembinaan Keagamaan Anak Keluarga Single Parent di

Tegalrejo RT03/RW03 ..................................................................

96

B. Faktor Penghambat dan Pendukung serta Solusi .......................... 109

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan .................................................................................... 132

B. Saran .............................................................................................. 135

C. Penutup .......................................................................................... 136

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 18: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Batas Wilayah Kelurahan Tegalrejo ............................................ 35

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin .................................. 36

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Menurut Kepala Keluarga (KK) ................... 36

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia ......................... 37

Tabel 3.5 Keadaan Pendidikan Kelurahan Tegalrejo .................................. 38

Tabel 3.6 Jenis Pekerjaan Penduduk ........................................................... 39

Tabel 3.7 Keadaan Keagamaan Penduduk .................................................. 40

Tabel 3.8 Sarana Peribadatan Penduduk ..................................................... 41

Tabel 3.9 Jumlah Single Parent ................................................................... 41

Page 19: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada tataran ideal, struktur keluarga biasanya terdiri dari ayah, ibu dan

anak, namun pada tataran praktis tidak setiap anak memiliki struktur keluarga

yang lengkap secara ideal. Sebagian mereka hanya hidup bersama ayahnya saja

atau sebaliknya dibesarkan oleh ibunya sendiri (Single Parent).

Implikasi keluarga single parent terhadap daya juang mereka pun

beragam. Sebagian keluarga ini dapat menghasilkan anak yang berhasil semua

dalam hal pendidikan, keagaaman dan ekonomi, namun tidak jarang pula

diantara single parent ini menghadapi berbagai problem dan kendala dalam

membesarkan anak-anak mereka, bukan hanya problem ekonomi semata,

namun juga berkaitan dengan problem psikologis maupun sosiologis.

Problem psikologis misalnya berkenaan dengan perasaan “kurang

nyaman” karena ketiadaan sosok figur ayah atau suami sebagai pelindung

secara fisik maupun psikis keluarga. Sementara problem sosiologis biasanya

berkaitan dengan pandangan masyarakat yang “kurang sempurna“ terhadap

ibu yang single parent, terutama yang akibat perceraian. Problem tersebut tentu

akan mewarnai kehidupan para ibu single parent dalam proses panjang

membesarkan anak-anak mereka, tidak terkecuali juga dalam hal pendidikan

agama mereka. Oleh karena itu menarik dikaji bagaimana upaya yang

Page 20: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

dilakukan ibu single parent ini dalam hal pendidikan keagamaan putra putri

mereka.

Pada hakekatnya, peran orangtua mempunyai harapan agar anak-anak

mereka tumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik, tahu membedakan

mana yang baik dan mana yang buruk, serta tidak mudah terjerumus dalam

perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri. Hal ini akan berjalan

dengan baik ketika peranan orangtua sangat maksimal (Gunarsa, 1995:60).

Pola pembinaan keagamaan orangtua dalam keluarga menjadi salah satu

contoh pendidikan keagamaan yang diajarkan orangtua pada anak, karena anak

akan secara alami menyerap apa yang dilakukan orangtua. pembinaan

keagamaan dikatakan pendidikan non formal tetapi akan sangat membekas

pada diri anak. Maka sangat sulit ketika orangtua mendidik anak sendirian

karena memaksa orangtua tunggal tersebut harus berperan ganda dalam

keluarga untuk sang anak.

Keluarga merupakan lingkungan yang terdekat untuk membesarkan

anak karena didalamnya anak mendapat pendidikan yang pertama kali.

Keluarga merupakan kelompok masyarakat terkecil akan tetapi merupakan

lingkungan yang paling kuat dalam membesarkan anak terutama pada anak

yang belum masuk pada pendidikan formal. Keluarga yang baik maka akan

berpengaruh positif pada perkembangan anak, sedangkan keluarga yang

bermasalah akan berpengaruh negatif pada anak (Sudarsono, 1995:125).

Page 21: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Kebiasaan yang baik maupun positif yang telah tertanam kuat pada jiwa

anak tidak akan hilang begitu saja pada masa depannya. Pengalamanan

keagamaan pada masa anak-anak akan tergores kuat pada hati seseorang seperti

ukiran diatas batu. Jiwa yang polos apabila diisi dengan pembinaan

keagamaan, maka yang diterimanya itu akan melekat kuat. Anak akan

melakukan apa yang telah diterimanya disinilah letak pentingnya orangtua

dalam membina anak.

Pada sisi lain kenakalan anak sering terjadi karena perceraian keluarga

atau perpisahan orangtua, karena disebabkan tidak intensnya salah satu

orangtua membuat anak merasa hidupnya tidak normal seperti anak-anak lain.

Kondisi semacam ini membuat anak tersebut kurang percaya pada orangtua

dan selalu mencari jalan keluar setiap masalahnya sendiri, bisa jadi mereka

terlibat dalam pergaulan yang tidak sepantasnya (buruk). Karena itu akan

menjadi perbedaan proses perkembangan keagamaan pada anak dalam korban

perceraian. Kenakalan anak yang disebabkan karena broken home (perceraian)

dapat diataasi/ditanggulangi dengan cara-cara tertentu, seperti tanggung

jawabnya orangtua dalam memelihara anak-anaknya seharusnya mampu

memberikan kasih sayang sepenuhnya, sehingga anak tersebut merasa seolah-

olah tidak pernah kehilangan ayah atau ibunya. Keperluan anak secara

jasmaniah (makan, minum, pakaian, dan sarana-sarana lainya) harus dipenuhi

pula sebagaimana layaknya sehingga anak tersebut terhindar dari perbuatan

Page 22: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

yang melawan hukum misalnya, pencurian, penggelapan, penipuan,

gelandangan dan penyalahgunaan obat-obat terlarang. Ketika keagamaan anak

sudah jatuh maka akan sulit untuk mengembalikan menjadi anak yang baik

(Sudarsono, 1995:126).

Perilaku menyimpang yang dilakukan anak tidak jauh karena kurangnya

perhatian orangtua atau salah satu orangtua yang tidak ikut mendidik anak

dalam keluarga, karena anak akan merasa kehilangan salah satu figur teladan

yang seharusnya menjadi peraturan dalam keagamaan. Pada keluarga single

parent menuntut peran ganda dari orangtua tunggal untuk selalu

memperhatikan pendidikan psikologi keagamaan anak, sehingga anak tidak

kehilangan pegangan dalam hidupnya dalam bersikap.

Tidak sedikit pada keluarga single parent menjadikan anak lebih cepat

dewasa dalam hal pemikirannya karena anak di tuntut lebih mengerti kondisi

keluarga tunggal, ketidak adanya salah satu figur dalam single parent membuat

tidak sedikit anak akan menyesuaikan peran yang bisa sedikit membantu beban

orangtuanya. Misalnya dalam keluarga single parent dimana hanya ada figur

ayah maka anak mencoba mengurus kebutuhan keluarga seperti menyiapkan

makanan untuk ayahnya. Kemandirian anak dalam single parent ini

dipengaruhi dalam sebab ketidak adanya salah satu figur dalam keluarga

karena dalam perceraian dan kematian menjadi pengaruh yang berbeda pada

anak.

Page 23: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Pembinaan keagamaan dalam keluarga sangatlah penting, karena

dengan adanya pembinaan tersebut seorang anak dapat meningkatklan

kualitasnya, pemahamanya dan pengamalan dari ajaran-ajaran islam yang

dapat dijadikan pedoman dalam hidupnya kelak. Dalam proses pembinaan

ajaran agama tersebut orangtua melakukan proses usaha untuk mendidik,

mengarahkan, dan memberi bekal kepada anaknya agar mereka hidup sesuai

ajaran islam.

Meningkatkan pertumbuhan keluarga yang berorangtua (single parent)

tunggal saat ini merupakan fenomena yang berlangsung terus di Indonesia,

baik itu dikarenakan kasus perceraian atau kematian orangtua. Selain itu

banyak juga contoh kasus dibarat, yang sering kita saksikan ditelevisi

menunjukan bahwa ketidak lengkapan orangtua memang mempengaruhi

kepribadian anak sehingga masyarakat kita masih menganggap bahwa keluarga

single parent kurang menciptakan suasana keluarga untuk peningkatan prestasi

anak. Beberapa kesulitan ini dapat dituduhkan langsung atau tidak langsung

kepada status orangtua tunggal.

Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti mengajukan judul penelitian yang

berjudul:“Pola Pembinaan Keagamaan Anak Dalam Keluarga Single

Parent di Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya

Salatiga Tahun 2015”.

B. Rumusan Masalah

Page 24: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan diteliti

adalah:

1. Bagaimana pola pembinaan keagamaan anak single parent di Kelurahan

Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga tahun 2015?

2. Apa faktor penghambat serta apa faktor pendukung dalam pembinaan

keagamaan anak single parent di Kelurahan Tegalrejo Kecamatan

Argomulyo Kotamadya Salatiga Tahun 2015? Serta bagaimana solusinya?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui pola pembinaan keagamaan anak single parent di kota

salatiga di Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga

tahun 2015.

2. Untuk mengetahui faktor penghambat yang dihadapi dalam pembinaan

keagamaan anak single parent di kota Salatiga serta untuk mengetahui faktor

pendukung dalam pembinaan keagamaan anak single parent di Kelurahan

Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga tahun 2015 Serta

untuk mengetahui bagaimana solusinya.

Page 25: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

D. Kegunaan Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah disebutkan diatas, penulis

membagi manfaat penelitian ini menjadi dua poin, yaitu:

1. Bagi Peneliti

a. Menambah pengetahuan tentang pembinaan keagamaan pada anak

dalam keluarga single parent.

b. Memberi gambaran langsung mengenai bagaimana pola yang digunakan

dalam pembinaan keagamaan pada anak dalam keluarga single parent.

c. Sebagai saran pengembangan pola pikir peneliti dalam bidang ilmu

pengetahuan.

2. Bagi Lembaga

a. Sebagai sarana kajian dalam ilmu pengetahuan.

b. Sebagai saran kajian pertimbangan bagi lembaga formal maupun non

formal.

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dapat memberi manfaat secara teoritis tentang pola pembinaan

keagamaan pada anak dalam keluarga single parent.

E. Penegasan Istilah

Page 26: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

1. Pola

Pola diartikan sebagai model, cara, metode atau sebuah sistem

yang digunakan dalam suatu hal. Dalam lingkup ini pola yang dimaksud

adalah model, metode atau cara yang digunakan masyarakat kelurahan

Tegalrerjo kecamatan Argomulyo kotamadya Salatiga dalam

melaksanakan pembinaan keagamaan pada anak setempat.

2. Pembinaan Kegamaan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pembinaan diartikan

pembangunan atau usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara

efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik

(Purwadarminta, 2004:19). Sedangkan keagamaan adalah sifat-sifat yang

berada di agama, segala sesuatu yang berada di agama. Agama yang

dimaksud dalam penelitian adalah agama Islam. Jadi, pembinaan

keagamaan adalah suatu usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan

secara efisien dan efektif dalam membangun perilaku keagamaan.

Pembinaan keagamaan yang dimaksud disini adalah pembinaan

keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat kelurahan Tegalrerjo

kecamatan Argomulyo kotamadya Salatiga dalam melaksanakan

pembinaan keagamaan pada anak setempat. Dalam hal ini yang penulis

maksudkan adalah peran orang tua secara individual dan masyarakat

secara umum.

Page 27: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Dengan meminjam analisis”religion commitment” dari Glock dan

Stark (1965:18-38), keberagamaan muncul dalam lima dimensi:

ideologis, intelektual, eksperinsial, ritualistik, dan konsekuensial

(Abdullah dan Karim, 1989:92-94). Oleh karena itu penulis akan

membahas penelitian ini dengan dimensi ritualistik dan dimensi

intelektual. Penulis melakukan penelitian tentang hal yang merujuk pada

ritus-ritus keagamaan yang dianjurkan oleh agama dan atau dilaksanakan

oleh para pengikutNya berdasarkan pada dimensi ritualistik sedangkan

berdasarkan dimensi intelektual penulis melakukan penelitian yang

mengacu pada pengetahuan agama, apa yang tengah atau harus diketahui

orang tentang ajaran-ajaran agamaNya. Pada dimensi ini, penelitian dapat

diarahkan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat melek agama (religious

literacy) para pengikut agama yang diteliti; atau tingkat ketertarikan

mereka untuk mempelajari agamanya. Dimensi ini meliputi pedoman-

pedoman pokok pelaksanaan ritus dan pelaksanaan ritus tersebut dalam

kehidupan sehari-hari serta meliputi pengetahuan tentang agamanya..

3. Anak

Imam Ghazali seorang tokoh Islam yang terkenal dengan gelar

Hujjatul Islam menegaskan bahwa anak adalah :

Page 28: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

“Anak itu amanaah Allah Swt bagi orangtuanya. Hatinya bersih

bagai mutiara yang indah, bersahaja, bersih dari setiap lukisan dan gambar.

Ia menerima bagi setiap yang dilukiskan, cenderung kepada arah apa saja

yang diarahkan kepadanya. Kedua orangtuanya, semua gurunya,

pengajarnya, serta yang mendidiknya sama-sama menerima pahala”

(Darajat,1993:5).

Seorang anak yang baru dilahirkan sesungguhnya memiliki

kesiapan alamiah untuk mempoercayai Tuhan dan mengesakan-Nya.

Hanya saja, kesiapan alamiah ini membutuhkan pengajaran, pengarahan

dan bimbingan dari berbagai pihak yang peduli memperhatikan pendidikan

anak sehingga kesiapan alamiah ini tumbuh dan berkembang dengan baik.

Tentunya lingkungan yang mengenalkan anak dalam beragama yang

pertama adalah orangtuanya. Anak yang dimaksud dalam penelitian ini,

adalah anak yang berusia 2-12 tahun.

4. Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan yang terdekat untuk

membesarkan anak karena didalamnya anak mendapat pendidikan yang

pertama kali. Keluarga merupakan kelompok masyarakat terkecil akan

tetapi merupakan lingkungan yang paling kuat dalam membesarkan anak

terutama pada anak yang belum masuk pada pendidikan formal. Keluarga

yang baik maka akan berpengaruh positif pada perkembangan anak,

Page 29: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

sedangkan keluarga yang bermasalah akan berpengaruh negatif pada anak

(Sudarsono, 1995:125).

5. Single Parent

Single parent adalah orangtua satu-satunya (poerwodarminto,

1976:132). Orangtua satu-satunya dalam konteks ini adalah keluarga

dengan orangtua tunggal sehingga dalam mengasuh dan membesarkan

anak-anaknya sendiri tidak dengan bantuan pasanganya, karena istri/suami

mereka meninggal dunia atau sudah berpisah/cerai. Adapun yang menjadi

subyek dalam penelitian ini adalah keluarga single parent (janda/duda) di

Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga, tepatnya

di RT 03/RW 03 dan dikarena jumlah keluarga single parent di RT 03

tersebut sedikit (9) jiwa. Penulis hanya mengambil 8 keluarga saja dengan

prioritas yang mudah diajak komunikasi dan masih memiliki anak usia

tidak melebihi 12 tahun agar sesuai dengan orientasi dalam penelitian ini,

yaitu lebih menekankan pada pola pembinaan anak ( yang belum

menginjak remaja ) pada keluarga single parent. Sedangkan 1 keluarga

single parent lainnya tidak diikutsertakan dalam penelitian ini

dikarenakan, keluarga single parent tersebut tidak termasuk dalam

kategori penelitian anak single parent yang masih memiliki anak usia 2-12

tahun.

Page 30: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

F. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian, metode mutlak diperlukan karena merupakan

cara yang teratur untuk mencapai suatu tujuan yang dimaksud. Metode ini

diperlukan guna mencapai tujuan yang sempurna dan memperoleh hasil secara

optimal.

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan (field research),

dimaksudkan untuk mengetahui data responden secara langsung di

lapangan, yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

mengenai studi mendalam mengenai suatu unit sosial, dalam hal ini adalah

keluarga single parent di Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo

Kota madya Salatiga.

Adapun jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif kualitatif. Metode kualitatif merupakan suatu

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata,

gambar dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan peneliti

merupakan kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian

laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara,

catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadio, catatan atau memo,

dan dokumen resmi lainnya ( Moloeng, 2009:11).

Page 31: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

2. Kehadiran peneliti

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian maka

peneliti hadir secara langsung dilokasi penelitian sampai memperoleh

data-data yang diperlukan.

3. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan dilingkungan masyarakat Salatiga di

Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kota madya Salatiga tepatnya

peneilitan tentang keluarga Single Parent dilaksanakan di RT 03 RW 03.

4. Sumber Data

Data yang dikumpulkan meliputi berbagai macam data yang

berhubungan dengan pelaksanaan pembinaan keagamaan anak pada

keluarga single parent. Secara umum, data yang dikumpulkan teridri dari

data primer dan sekunder.

a. Data Primer

Data primer dan jenis data primer penelitian ini adalah kata-kata

dan tindakan subyek serta gambaran ekspresi, sikap dan pemahaman dari

subyek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interprestasi data.

Data atau informasi tersebut diperoleh secara langsung dari orang-orang

Page 32: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

yang dipandang mengetahui masalah yang akan dikaji dan bersedia

memberi data atau informasi yang diperlukan. Sedangkan untuk

pengambilam data dilakukan dengan bantuan catatan lapangan, dan

dengan bantuan rekaman suara handphone.Sementara itu observasi

dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung segala aktivitas

di lingkungan masyarakat RT 03/ RW 03 Tegalrejo Kecamatan

Argomulyo Kotamadya Salatiga yang diperoleh berdasarkan wawancara

terhadap single parent yang menjadi subyek penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh dari

sumber-sumber lain selain data primer.diantaranya buku-buku literatur

yang berhubungan dengan internet, dokumen pribadi dan dokumen yang

terkait dengan penelitian ini serta data yang didapatkan dari anak,

keluarga/kerabat, dan tokoh masyarakat.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam rangka untuk memperoleh data, penulis menggunakan

metode pengumpulan data dalam memudahkan jalannya penelitian.

Adapun macam untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu objek dengan

sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat

Page 33: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

atau berulang (sukandarrumidi, 2004:69). Metode ini penulis gunakan

sebagai alat bantu dalam penelitian.penulis mengadakan observasi ke

Tegalrejo, RT 03/ RW 03 Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga

khususnya melakukan observasi kerumah-rumah subyek dan lingkungan

keagamaan misalnya; keberadan masjid atau mushola, keberadaan TPA,

keberadaan TPQ, Selanjutnya penulis mencatat hasil observasi dengan

sistematik.

b. Metode wawancara

Metode wawancara adalah komunikasi dua arah antara

pewawancara dan terwawancara secara langsung (Yunus, 2010:357).

Wawancara mendalam digunakan dalam rangka untuk mengetahui

pembinaan keagamaan anak pada keluarga Sinlge Parent di Tegalrejo,

RT 03/ RW 03 Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga yang

berjumlah sebanyak 8 keluarga. Dalam wawancara tersebut penulis

rekam dan ditulis ulang pada transkip wawancara. Sedangkan yang

menjadi objek interview ini adalah pejabat setempat, orangtua, anak dan

kerabat.

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk lisan, gambar, atau karya-karya monumental

Page 34: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

dari seseorang (Sugiono, 2009:240). Metode ini penulis gunakan untuk

memperoleh data yang sudah tertulis dan terwujud dokumentasi. Seperti

halnya foto-foto kegiatan, materi dan profil maupun tujuan yang sudah

tertulis. Dalam hal ini adalah dokumen dari kelurahan, dokumen data

penduduk khususnya data penduduk di Tegalrejo, RT 03/RW 03

Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga.

6. Analisis data

Dalam analisis data, penulis menggunakan teknik analisis data

dengan menguraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis

transkip-transkip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar

dapat menyajikan hasil penelitian.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data memerlukan beberapa teknik

yang harus digunakan, dalam hal ini peneliti menggunakan teknik

”Trianggulasi”.

Teknik trianggulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang

memenfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Pada dasarnya ada

tiga macam tianggulasi: (1) Memanfaatkan penggunaan sumber, (2)

Metode penyidik, dan (3) Teori. (Moleong, 2009 : 178)

Page 35: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan Trianggulasi

sumber Yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan

suatu data (informasi) yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Untuk

kepentingan ini dilakukan dengan cara membandingkan data hasil

wawancara dengan keluarga single parent dengan hasil observasi dan

membandingkan data hasil wawancara bersama single parent dengan data

hasil wawancara dengan anak, keluarga/kerabat dan tokoh masyarakat.

Pemeriksaan keabsahan data dilakukan atas kriteria-kriteria

tertentu. Kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan (credibility),

kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability) (Moleong,

2009:324).

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang skripsi ini, maka

dibuat sistematika penulisan skripsi. Adapun wujud dari sistematika yang

dimaksud adalah:

BAB I: Pendahuluan Meliputi:

Latar Belakang Masalah, Rumusan masalah, Tujuan Penelitian,

kegunanaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian dan Sistematika

penulisan skripsi.

BAB II: Kajian Pustaka Meliputi:

Page 36: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Pola Pembinaan keagamaan anak dalam keluarga single parent yang

pembahasannya meliputi:

1) Pengertian pola pembinaan keagamaan anak dalam keluarga

single parent..

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan keagamaan anak

single parent.

BAB III: Paparan Data dan Temuan Penelitian

A. Paparan Data:

1) Letak geografis

2) Keadaan demografi

3) Keadaan pendidikan masyarakat

4) Keadaan sosial ekonomi.

5) Keadaan sosial keagamaan

6) Keadaan orangtua tunggal.

B. Temuan data tentang single parent dan profil informan.

C. Dasar pembinaan keagamaan anak dalam keluarga single parent

D. Tujuan pembinaan keagamaan anak dalam keluarga single parent

E. Materi pembinaan keagamaan

F. Cara dan sarana dalam pelaksanaan pembinaan keagamaan

G. Faktor-faktor penghambat dan pendukung serta solusi

BAB IV: Pembahasan yang berisi tentang:

Page 37: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

A. Pola Pembinaan keagamaan anak dalam keluarga single parent

B. Faktor-faktor pendukung dan penghambat serta solusi pembinaan

keagamaan anak dalam keluarga single parent

BAB V: Penutup, meliputi:

A. Kesimpulan.

B. Saran.

C. Penutup.

Page 38: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

C. Pola Pembinaan Keagamaan Anak Dalam Keluarga Single Parent

7. Pengertian Pola Pembinaan

Kamus besar bahasa indonesia mengartikan pola adalah model, sistem,

metode, cara kerja, atau sesuatu yang diterima seseorang dan dipakai sebagai

pedoman, sebagaimana diterimanya dari masyarakat sekelilingnya. Pola adalah

bentuk atau model (atau, lebih abstrak, suatu peraturan) yang bisa dipakai untuk

membuat menghasilkan suatu atau bagian dari sesuatu (Arifin, 2013:18).

Pola dapat diartikan sebagai model, cara, metode, atau sebuah sistem yang

digunakan dalam suatu hal. Dalam lingkup ini pola yang dimaksud adalah model,

metode atau cara yang digunakan masyarakat.

“Metode ialah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian, cara

yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu. Sehingga metode berarti cara

yang paling tepat dan cepat, maka urutan kerja dalam suatu metode harus

diperhitungkan benar-benar secara ilmuiah” (Tafsir, 2008:9).

“Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembinaan berarti usaha, tindakan,

dan kegiatan yang diadakan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk

memperoleh hasil yang lebih baik (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

1990:37).

Page 39: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Pembinaan dapat diartikan sebagai “pembangun atau usaha, tindakan, dan

kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih

baik” (Purwadarminta, 2004:19).Namun dalam “pembinaan seseorang tidak hanya

dibantu untuk memperoleh pengetahuan, tetapi bagaiamana pengetahuan itu

dilaksanakan dan dipakai dalam kehidupan sehari-hari” (Syafaat dan Sohari,

2008:153). Sehingga pembinaan adalah “meperbaiki moral yang telah rusak, atau

membina moral kembali dengan cara yang berbeda dari pada yang pernah dilaluinya

dulu” (Daradjat, 1975:63).

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pola pembinaan adalah suatu

usaha atau kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan apa yang sudah ada kepada

yang lebih baik (sempurna) baik dengan melalui pemeliharaan dan bimbingan

terhadap apa yang sudah ada (yang sudah dimiliki). Serta juga dengan mendapatkan

hal yang belum dimilikinya yaitu pengetahuan dan kecakapan yang baru.

8. Keagamaan Anak

a. Arti Agama

“Agama pada dasarnya diyakini berasal dari Tuhan yang diturunkan melalui

utusan-Nya untuk pedoman bagi umat manusia. Nilai kebenarannya bersifat

absolut. Nilai agama yang sebenarnya adalah sekumpulan norma atau kaidah

yang menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia baik dalam hubungan Tuhan

maupun hubungan antar manusia dan lingkungannya” (DEPAG, 2003:2).

Sehingga pembinaan dapat diartikan sebagai usaha atau kegiatan yang

dilakukan untuk meningkatkan apa yang sudah ada untuk lebih baik, melalui

Page 40: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

pemeliharaan dan arahan untuk memperoleh pengetahuan dan kecakapan baru

yang belum dimiliki. Sedangkan keagamaan adalah sifat-sifat yang berada di

agama, segala sesuatu yang berada di agama.

Dalam pengarahan agama kepada anak diperlukan sebuah pembinaan sejak

kecil agar mereka memperoleh pengalaman-pengalaman keagamaan sejak kecil

agar kualiatas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tetap

terpelihara dengan baik, serta untuk meningkatkan kesadaran dan peran anak

akan tangung jawab mereka ketika dihadapan Allah. “Menurut R.H. Thouless

memberikan definisi agama yaitu “religion is felt practical relationship with what

is believed in as a superhuman being or beings”. Agama adalah suatu hubungan

praktis yang dirasakan dengan apa yang diyakini sebagai dzat atau dzat-dzat yang

serupa insani” (Islamiyah, 2013: 102).

“Keagamaan berasal dari kata agama yang berarti segenap kepercayaan

terhadap Tuhan. Jadi, keagamaan adalah sifat-sifat yang terdapat di dalam

agama” (syafaat dan Sohari, 2008:154). Karena “agama adalah kebutuhan jiwa

(psykhis) manusia yang akan mengatur dan mengendalikan sikap, pandangan

hidup, kelakuan dan cara menghadapi tiap-tiap masalah” (Daradjat, 1975:47).

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 256 yaitu :

Page 41: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah

jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang

ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah

berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah

Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.

“Pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman

dan latihan-latihan yang dilaluinya pada masa kecilnya dulu. Seseorang yang

pada waktu kecilnya tidak pernah mendapatkan pendidikan agama, maka pada

masa dewasanya nanti, ia tidak akan merasakan pentingnya agama dalam

hidupnya. Lainhalnya dengan orang yang diwaktu kecilnya mempunyai

pengalaman-pengalaman agama” (Daradjat, 1970:35). Karena “agama adalah

aturan bagi umat manusia yang sudah ditentukan dan dikomunikasikan oleh

Allah swt. melalui orang-orang pilihan-Nya yang dikenal sebagai utusan-utusan,

rasul-rasul, atau nabi-nabi. Agama mengajarkan manusia untuk beriman kepada

adanya keesaan, dan supremasi Allah yang Maha tinggi dan berserah diri secara

spiritual, mental, dan fisikal kepada kehendak Allah, yakni peran Nabi yang

membimbing kepada kehidupan dengan cara yang dijelaskan Allah” (Syafaat,

2008:14-15). Sehingga fungsi agama adalah untuk “memberikan bimbingan

Page 42: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

dalam hidup, menolong dalam menghadapi kesukaran, menenteramkan batin”

(Daradjat, 1995:56), dan “agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan”

(Islamiyah, 2013:21). Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an sebagai

berikut:

“Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar

dan mengamankan mereka dari ketakutan” (Q.S. Al-Quraisy:4).

Agama mempunyai peranan yang sangat penting karena “agama sebagai

sistem nilai harus dipahami dan diamalkan oleh setiap individu, keluarga, dan

masyarakat sehingga menjiwai kehidupan berbangsa dan bernegara” (DEPAG,

2003:1). Untuk itu diperlukan pembinaan atau pendidikan agama bagi anak

karena anak adalah generasi penerus bangsa. Dalam pembinaan atau pendidikan

agama “haruslah dilakukan secara intensif, ilmu dan amal supaya dapat dirasakan

oleh si anak dalam kehidupan sebagai anak. karena apabila pendidikan agama

diabaiakan atau diremehkan” (Daradjat, 1975:43) oleh orang tua maka anak

cenderung akan berbuat sekehendaknya tidak akan memikirkan rasa takut atas

perbuatan yang mereka lakukan. Karena ketika anak dilahirkan mereka masih

suci dan belum berisi apa-apa. Untuk mengisi kekosongan tersebut orang tua

Page 43: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

hendaknya mengisi dengan hal-hal yang baik sejak mereka masih kecil untuk

membentuk karakter dan kepribadian anak yang berakhlak mulia.

Orang tua dapat mendidiknya sejak ia dilahirkan dengan memperdengarkan

adzan dan iqomat ketika lahir dan memeberi pembelajaran dengan bacaan

basmlah ketika akan melakukan sesuatu. Serta memberi pendidikan akhalak

sejak dini.

b. Pengertian keberagamaan/Pengalaman Beragama

Istilah “pengalaman” ialah suatu pengethauan yang timbul bukan pertama-

tama dari pikiran, melainkan terutama dari pergaulan yang praktis dengan dunia.

Pergaulan tersebut bersifat langsung, intuitif dan efektif. Gejala agama terdapat

pada manusia adalah gejala yang berisikan evaluatif. Keberagaman manusia tidak

terlepas dari zaman serta kebudayaan. Pada kebudayaan kuno keberagamaan

dianggap sebagai sesuatu yang biasa, spontan dan vital. Kehidupan sendirilah

yang membuka pintu kearah religiusitas. Perlunya perngalaman religius dan

bentuk bagaimanapun juga dapat disangkal. Dari lain pihak terdengar dari orang

beriman sendiri bahwa pengalaman religius tidak mencukupi untuk

mempertanggunggjawabkan iman mereka (Arifin, 2013:21).

Jadi pembinaan keagamaan (di sini adalah agama islam) adalah suatu usaha

atau kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengalaman atau pelaksanaan

ajaran agama islam agar mencapai kesempurnaan. Pembinaan keagamaan juga

merupakan pendidikan Islam yang sama membimbing, mendidik kearah yang

Page 44: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

lebih baik.sedangkan pengertian pengalaman berasal dari kata “amal” yang

artinya perbuatan (baik atau buruk) yang mendapat awalan pe- dan akhiran –an,

yang berarti proses. Jadi pengalaman berarti proses perbuatan, melaksanakan,

pelaksanaan, penerapan (KBBI, 1993:25)

Yang dimaksud dengan pengalaman keagamaan di sini adalah bagaimana

mengamalkan atau mengaplikasikan ajaran-ajaran agama Islam dalam kehidupan

sehari-hari seperti sholat, puasa, membaca dan meluis Al-Qur’an melalui sarana

TPQ /TPA.

9. Pengertian Anak

Dilihat dari segi usia, seorang anak akan memilki tahapan-tahapan dalam

perkembangan, dikatakan usia anak-anaka apabila mereka berusia 0-2 tahun, berusia

2-12 tahun dan ketika berusia 12-15 tahun.

Ketika anak berusia 0-2 tahun (bayi), anak belum mengalami atau belum

“memiliki kesadaran dan daya intelektual. Ia hanya mampu menerima rangsangan

yang bersifat biologis dan psikologis melalui air susu ibunya. Pada fase ini belum

dapat diterapkan interaksi edukasi secara langsung. Usia 2-12 tahun, tahap ini lazim

disebut sebagai fase kanak-kanak (al-thifl/shabi), yaitu mulai masa neonatus sampai

dengan masa mimpi basah (polusi). Pada tahap ini anak mulai memiliki potensi

biologis, pendagogis, dan psikologis, sehingga seorang anaksudah mulia dapat dibina,

dilatih, dibimbing, diberikan pelajaran dan pendidikan yang disesuaikan dengan

bakat, minat, dan kemampuannya. Usia 12-15 tahun (tahap psikologis), tahap ini

Page 45: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

sering disebut juga fase tamyiz, yaitu fase dimana anak-anak mulai mampu

membedakan antara yang baik dan yang buruk, benar dan salah, dan fase baligh atau

tahap mukalaf” (Nata, 2010:175-176).

“Anak sebagai dambaan setiap orang tua di satu sisi, merupakan anugerah

Allah tetapi di sisi lain, merupakan amanah. Orang tua dimintai pertanggung

jawabnya” (Achmadi, 1992:90). Untuk itu orang tua “harus malakukan pembinaan

moral/mental agama, harus dilaksanakan terus-menerus sejak seseorang lahir

sampai matinya, terutama sampai usia pertumbuhannya sempurna” (Daradjat,

1975:60).

“Al-Ghazali berpendapat bahwa anak dilahirkan dengan membawa fitrah

yang seimbang dan sehat. Kedua orangtuanyalah yang memberikan agama kepada

mereka. Demikian pula anak terpengaruh oleh sifat-sifat yang buruk. Ia mepelajari

sifat-sifat buruk dari lingkungan yang dihidupinya, dari corak hidup yang memberikan

peranan kepadanya dan dari kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya (Yusuf,

2001:10). Karena anak adalah seseorang “yang belum dewasa, yang memerlukan

usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat

melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagi umat manusia, sebagai

warga negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu”

(Ahmadi dan Nur, 1991:251).“Individu adalah seseorang yang belum diketahui

predikatnya sedangkan pribadi sudah mengalami predikat seseorang, baik mengenai

sikap mental maupun perilakunya yang membedakannya dengan orang lain”

(Achmadi, 1992:36).

Page 46: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Untuk itu ketika memperlakukan anak harus dengan penuh kasih sayang,

karena pada usia ini anak belum mengetahui pemahaman tentang konsep kehidupan

beragama. Melalui kasih sayang orang tua diharapkan anak menaruh sikap percaya

kepada orang tuanya, dengan pengaruh-pengaruh tersebut diharapkan anak akan

sadar terhadap sikap beragama dengan sendirinya dan pada diri anak akan

berkembang konsep bahwa agama itu adalah sesuatu yang menyenangkan. Karena

anaka “memiliki kemampaun mengimitasi penampilan atau perbuatan orang lain,

dalam hal ini adalah orang tuanya” (Yusuf, 2001:162).

Untuk itu “orang tua harus memperhatikan pendidikan anak-anaknya, justru

pendidikan yang diterima dari orang tualah yang akan menjadi dasar dari pembinaan

kepribadian si anak. dengan kata lain orang tua jangan sampai membiarkan

pertumbuhan si anak berjalan tanpa bimbingan, atau diserahkan kepada guru-guru

disekolah saja. Inilah kekeliruan yang banyak terjadi dalam masyarakat kita”

(Daradjat, 1975:43).

10. Pengertian Keluarga

“Keluarga merupakan bagian dari suatu unit sosial yang penting untuk

diperhatikan secara fitrah, naluri berkeluarga merupakan bagian terpenting dalam

kehidupan manusia” (Tony dkk, 1997:117). “Keluarga itu terdiri dari pribadi-pribadi,

tetapi merupakan bagian dari jaringan sosial yang lebih besar. Sebab itu kita selalu

berada di bawah pengawasan saudar-saudara kita, yang merasalan bebas untuk

mengkritik, menyarankan, memerintah, membujuk, memuji, atau mengancam agar

kita melakukan kewajiban yang telah dibebankan kepada kita” (Goode, 2007:4).

Page 47: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Keluarga merupakan kumpulan beberapa orang yang terikat oleh satu

turunan, atau yang disebabkan oleh perkawinan antara seorang pria dengan seorang

wanita yang bertujuan untuk memperoleh keturunan. Keluarga merupakan

persatuan antara suami dan isteri dengan anak atau tanpa anak. tujuan dari

berkeluarga adalah untuk memenuhi kebutuhan biologis, status sosial dan untuk

mendidik anak serta untuk mencari nafkah. Fungsi dari keluarga adalah untuk

memperoleh perlindungan dan pemeliharaan serta untuk pembinaan agama. Dalam

pemeliharaan pada keluarga diperlukan pemenuhan kebutuhan jasmani yang berupa

sandang, pangan dan papan, sedangkan untuk kebutuhan rohani yang berupa kasih,

sayang, perhatian, bimbingan, binaan, dan pengertian harus dilakukan dalam sebuah

keluarga untuk menciptakan keluarga yang harmonis.

Dalam kehidupan keluarga, yang menonjol adalah ketenangan dan

kebahagiaan, disertai dengan pengertian dan kemampuan mendidik anak, serta

menaati ajaran agama, maka bekal positif yang kuat dan sehat cukup banyak

terdapat dalam kepribadian anak yang sedang tumbuh berkembang. Karena dari

keluargalah anak didik pertama kali dalam membentuk kepribadian anak, dengan

pembiasaan dan latihan-latihan bertingkah laku secara baik, serta percontohan yang

dilakukan orang tua kepada anak. serta orang tuanya bertanggung jawab atas apa

yang dilakukannya karena “manusia yang bertanggung jawab ialah manusia yang

dapat mengatakan kepada diri sendiri bahwa tindakannya itu baik”(Poedjawijatna,

1983:132) dalam mencotohkannya kepada anaknya.

Page 48: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

“Orang tua hendaklah dapat menjadi contoh yang baik dalam segala aspek

kehidupannya bagi si anak, karena anak-anak, terutama dibawah 6 tahun, belum

dapat memahami sesuatu pengertian (kata-kata) yang abstrak seperti benar, salah,

baik dan buruk” (Daradjat, 1975:42). Untuk itu orang tua harus “mengenalkan

konsep-konsep atau nilai-nilai agama kepada anak melalui bahasa, seperti pada saat

memberi makan atau menyusui, memandikan, membedaki, dan memakaikan pakaian

kepada anak, bacakanlah basmallah pada saat memulainya, dan backanlah hamdalah

pada ssat selesai. Pada saat menggendongnya atau meninabobokannya menjelah

tidur, bacalah kalimah-kalimah toyyibah, takbir, dan tahlil” (Yusuf, 2001:162). Karena

“keluarga merupakan penemuan sosial yang sebagian menangani persoalan merubah

suatu organisme biologis menjadi manusia. Apa yang dilakukan keluarga dan

bagaimana tindakannya, memberitahukan kita akan sumbangan atau ketegangan

yang ditimbulkan oleh sifat-sifat pisik manusia jika kesemuanya itu ditekan dalam

suatu corak” (Goode, 2007:22).

Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat, sangat penting artinya

dalam pembinaan masyarakat bangsa. Apabila keluarga hidup tenteram dan bahagia,

maka dengan sendirinya masyarakat yang terdiri dari keluarga-keluarga yang

berbahagia itu akan bahagia dan aman tenteram pula” (Daradjat, 1975:66). Karena

“keluarga dibayangkan sebagai tempat yang mampu menyediakan kehangatan dan

keamanan itu maka ancaman dari luar harus diminimalkan” (Tony dkk, 1997:71).

Untuk itu diperlukan sebuah sosialisasi diantara orang tua dengan anak agar

tidak terjadi kerenggangan diantara keduanya. Karena “sosialisasi adalah proses yang

Page 49: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

harus dilalui manusia muda untuk memperoleh nilai-nilai dan pengetahuan mengenai

kelompoknya dan belajar mengenai peran sosialnya yang cocok dengan

kedudukannya di situ” (Goode, 2007:20).

11. Pengertian Single Parent

Single perent atau orang tua tunggal adalah keluarga yang terdiri dari pria

atau wanita yang mungkin karena perceraian, berpisah, ditinggal meninggal dan

memiliki anak. Sehingga dalam pengurusan anak tersebut dilakukannya seorang diri,

baik dalam memenuhi kebutuhan jasmaninya maupun kebutuhan rohaninya. Untuk

itu orang tua harus mampu membentuk kepribadian anak seoraqng diri dan orang

tua harus bersikap jujur kepada anak tentang situasi dan kondisi yang menyebabkan

ayah atau ibunya menjadi seorang diri dalam mengurusnya. Oleh karena itu orang

tua hendaknya:

a. “Bersikap jujur kepada anak-anak anda mengenai situasi yang menyebabkan

anda menjadi orang tua tunggal. Hal ini hanya da pat dilakukan dalam situasi

yang khusus dengan sedapat mungkin menghadirkan eks pasangan anda, dan

dalam suasana yang menyenangkan agar anak benar-benar memahami. Tidak

ada gunanya memberikan peringatan yang seba menakutkan tentang bekas

pasangan anda.

b. Bila situasinya menyangkut masalah perceraian atau talak, yakinkanlah anak

anda bahwa mereka tidak memikul beban tanggung jawab apa pun tentang

putusnya hubungan tersebut.

Page 50: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

c. Jujurlah kepada diri sendiri karena hal itu akan menunjukkan kepada anak-anak

bahwa menyatakan perasaan adalah suatu hal yang baik. Setelah mereka

menyatakan perasaan, tindakan yang konstruktif harus dilakukan untuk

menyelesaikan situasi. Penting harus disadari bahwa rasa marah, cemas, dan

takut, merupakan reaksi yang berulang kali terjadi terhadap situasi tertentu.

Tetapi jika perasaan semacam itu melanda berkepanjangan, bantuan secara

profesional adalah cara pemecahan yang dianjurkan.

d. Sedapat mungkin usahakan memelihara keadaan dan lingkungan yang serupa

karena hal ini akan memberikan rasa aman kepada anak-anak bahwa segala

sesuatunya tidak berubah” (Balson, 1996:159-160.

Oleh karena itu, orang tua hendaknya memanfaatkan kesempatan untuk

memberikan pembelajaran kepada anaknya dengan sebaik-baiknya, dan

mendorong/memotivasi anak untuk berani menghadapi masa depan dengan kondisi

yang berbeda pada saat ini. Serta orang tua harus mempersiapkan anak untuk

mengahadapi peristiwa yang kan terjadi setelah orang tua mereka hanya seorang

saja.

Orang tua harus menekankan perhatiannya kepada anak tentang masa depan

dari pada tentang masa lalu. Membimbing anak untuk menatap masa depan yang

lebih indah. Membantu hubungan anak dengan orang lain agar anak mampu

berinteraksi dengan orang lain agar anak dapat terbuka dengan lingkugan yang baru.

Menghindarkan anak dari emosi atau pelampiasan kemarahan orang tuanya atas

peristiwa yang menimpa orang tuanya saat ini. Dan seharusnya orang tua

Page 51: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

memanfaatkan situasi saperti ini sebagai kesempatan untuk mengembangkan rasa

tanggung jawab dalam mengurus anak yang lebih besar.

12. Pola Pembinaan Keagamaan Anak Dalam Keluarga Single Parent

Metode keteladan sebagian ditulis oleh ( Darajat, 1970:89 ) pola yang cukup

besar pengaruhnya dalam membina adalah cara pemberian contoh dan teladan.

Orangtua memiliki kewajiban dalam membina keagamaan anak-anaknya agar anak-

anak tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik, tetapi sebagai orangtua

yang mempunyai harapan besar terhadap anaknya dikehidupan mendatang baiknya

orangtua mendidik dan membina keagamaan anak dengan cara pemberian contoh

atau ketauladanan. Hal ini dikarenakananak-anak akan belajar melalui apa yang

mereka lihat di kehidupan sehari-harinya. Apakah orangtua memiliki akhlak mulia,

kedisiplinan dalam melakukan ibadah (sholat, puasa, membaca Al-Qur’an), cara

berbicara dan bertingkah laku. Pola ini juga digambarkan pada QS:Al-Ahzab:21 Yaitu :

“sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu

(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.

Pola menasihati sebagian ditulis oleh ( Munir, 2006:12 ) pola ini berisikan

tentang nasihat dan petuah, bimbingan atau pengajaran, kisah-kisah, kabar gembira

dan peringatan serta wasiat atau pesan-pesan positif.

Pola perhatian adalah cara yang paling tepat dalam memperbesar kapasitas

orangtua pada rasa cinta dan suasana positif yang sudah ada didalam keluarga

terutama terhadap anak. Karena “bagi anak-anak hidup adalah saat ini. Bagi mereka,

Page 52: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

saat nanti masih sangat jauh, sehingga tak terpikirkan oleh mereka. Anak-anak hidup

untuk hari ini” (Biddulph, 2006 : 25 ).

Pola pembiasaan adalah cara orangtua dalam mendidik anak dengan

membiasakanya sejak kecil seperti “anak di minta untuk membiasakan diri

melakukan hal-hal berikut :

a.Memelihara, menyimpan, dan menggunakan sarana belajarnya dengan tertib.

b. Mematuhi kapan ia harus belajar, bermain, tidur siang, tidur malam, dan

bangun pagi” (Syafei, 2006:43).

Pola hukuman adalah untuk mendidik anak agar mereka bertanggung jawab atas

apa yang mereka lakukan serta untuk mendidik anak agar mereka disiplin. Disiplin

adalah “mengarahkana anak agar mereka belajar mengenai hal-hal baik yang

merupakan persiapan bagi masa dewasa, saat mereka bergantung pada disiplin diri”

(Rimm, 2003:47).

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembinaan Keagamaan Anak

1. Faktor Cara

Anak dengan usia 2-12 tahun, mulai memiliki potensi biologis, pendagogis,

dan psikologis, sehingga seorang anaksudah mulia dapat dibina, dilatih, dibimbing,

diberikan pelajaran dan pendidikan yang disesuaikan dengan bakat, minat, dan

kemampuannya. Dalam masa pertumbuhannya anak-anak masih sering

meninggalkan ibadahnya seperti sholat, berpuasa, dan membaa Al-Qur’an. Oleh

karena itu, maka anak yang telah mendapatkan didikan agama sejak usia dini, akan

lebih mudah menghadapi gejolak emosi se-usianya dikarenakan pada masa anak-

Page 53: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

anak mereka masih asyik dengan dunia nya sendiri yaitu bermain dengan

kesibukannya sendiri atau bermain dengan teman-temannya.Dalam hal ini, anak

belum bisa membedakan mana hal yang baik dan man hal yang buruk oleh sebab itu

peran orangtua sangat penting dalam memberikan pembinaan keagamaan sesuai

dengan Al-Qur’an dan Al-Hadist. Pembinaan orangtua tua kepada anak-anaknya,Yaitu

melalui pembinaan dengan cara keteladanan atau orangtua memberikan contoh-

contoh keagamaan dalam hal intelektual dan ritualistik, dan beberapa cara

pembinaan lainnya seperti : dengan cara perhatian, dengan cara pembiasaan, dengan

cara hukuman.

Hal ini perlu dilakukan agar ketika anak berusia 12-15 tahun (tahap

psikologis) anak-anak mulai mampu membedakan antara hal yang baik dan hal yang

buruk, mereka tidak salah dalam mengambil keputusan dan tidak salah mengambil

langkah. Faktor-faktor “cara “ ini bersifat intern yang hanya bisa didapat dan

diberikan oleh orangtua ataupun keluarga/kerabat seperti kake dan nenek. Keluarga

adalah lembaga pembinaan yang pertama dan utama dalam membina keagamaan

anak-anak. Pembinaan akhlak atau kepribadian dimulai sejak dalam kandungan,

kemudian pengalaman dan pendidikan yang diterima anak dari orangtua dalam

keluarga, baik pendidikan yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja.

Karena semua pengalamana yang dilalui anak baik yang didengar, dilihat, dan

dirasakanya. Diantara faktor terpenting dalam lingkungan anak dalam keluarga single

parent adalah pengertian dari orangtua tunggalnya akan kebutuhan-kebutuhan

Page 54: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

kejiwaan anak yang pokok, anatara lain rasa kasih sayang, rasa amandan rasa

diperhatikan.

2. Faktor Sarana

Sarana lembaga pendidikan,lembaga keagamaan dan masyarakat lingkungan

sekitar sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam hal sarana

pendidikan keagamana adalah sekolah, lembaga keagamaan seperti masjid,

TPA/TPQ, rumah-rumah ibadah.Pembinaan keagamaan seperti

sholat,mengaji,khataman, berpuasa dan mempelajari tentang ilmu aqidah/akhlak, hal

itu dapat diajarkan didalam lingkungan pendidikan keagamaan tersebut. Dalam hal

ini, peran masyarakat sangat diperlukan sebagai sarana anak-anak single parent

dalam melaksankan proses pembinaan keagamaan diluar lingkungan rumah dan

orangtuanya. Masyarakat dan lingkungan sekitar berpengaruh terhadap

perkembangan keagmaan anak, dimana mereka juga dituntut bersikap kooperatif

dalam membantu pelaksanaan pembinaan anak-anak single parent disekitarnya.

Peran masyarakat atau tokoh-tokoh masyarakat dapat diwujudkan dengan

memberikan cara perhatian kepada anak-anak single parent untuk mengajak

bersama-sama dalam melaksanakan ritual keagamaan seperti contoh; sholat

berjamaah di masjid/mushola, mengingatkan kebaikan dan mencegah keburukan

kepada mereka. Dengan memberikan cara-cara pembinaan, maka anak-anak

keluarga single parent akan memiliki rasabahwa hidupnya sangat berharga dan

memiliki kekuatan dalam mewujudkan masa depannya.

Page 55: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

H. Gambaran Umum Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo

Kotamadya Salatiga

7. Letak Geografis

Tempat yang dijadikan sebagai lokasi penelitian ini adalah

Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga

merupakan salah satu bagian diwilayah Kotamadya Salatiga. Adapun batas

wilayah Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga

adalah sebagai berikut :

TABEL 3.1

Batas Wilayah Kelurahan Tegalrejo

NO NAMA ARAH MATA ANGIN NAMA KELURAHAN

1. Sebelah Utara : Kelurahan Kalicacing

2. Sebelah Selatan : Kelurahan Kumpulrejo

3. Sebelah Timur : Kelurahan Mangunsari

4. Sebelah Barat : Kelurahan Ledok

Luas keseluruhan Kelurahan Tegalrejo kecamatan Argomulyo kotamadya

Salatiga adalah 188.430 Ha. Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo

memiliki 56 RT dan 9 RW.

8. Keadaan Demografis

Page 56: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Wilayah Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya

Salatiga. Berdasarkan data kependudukan yang ada di Kelurahan Tegalrejo

Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga tahun 2015, secara keseluruhan

masyarakat Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya

Salatiga berjumlah 12.288 jiwa, dan berjumlah 3.946 KK (Kepala

Keluarga)yang dapat dirinci seperti dalam tabelberikut ini :

TABEL 3.2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN

NO. KETERANGAN JUMLAH PENDUDUK

1. Laki-Laki 6.214 Jiwa

2. Perempuan 6.074 Jiwa

Jumlah 12.288 Jiwa

*Sumber di olah dari Data Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

Kelurahan Tegalrejo- Kecamatan Argomulto Kota Salatiga Bulan Januari

2015.

Jumlah pendudukKelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo

Kotamadya Salatiga, dapat dirinci sebagai berikut:

TABEL 3.3

Jumlah Penduduk Menurut Kepala Keluarga (KK)

NO KETERANGAN JUMLAH PENDUDUK

1. Jumlah KK : 3.946 Kepala Keluarga (KK)

2. Laki-Laki : 3.369 Jiwa

3. Perempuan : 577 Jiwa

Adapun tabel tentang keadaan penduduk berdasarkan komposisi umur di

wilayah Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga

dapat terlihat pada tabel berikut :

Page 57: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

TABEL 3.4

JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN KELOMPOK USIA :

NO. GOLONGAN

UMUR

LAKI-

LAKI PEREMPUAN KETERANGAN

1. 0- 4 Tahun 470 Jiwa 445 Jiwa 915 Jiwa

2. 5-9 Tahun 536 Jiwa 469 Jiwa 1005 Jiwa

3. 10-14 Tahun 443 Jiwa 421 Jiwa 864 Jiwa

4. 15-19 Tahun 385 Jiwa 406 Jiwa 791 Jiwa

5. 20-24 Tahun 461 Jiwa 405 Jiwa 866 Jiwa

6. 25-29 Tahun 669 Jiwa 609 Jiwa 1278 Jiwa

7. 30-34 Tahun 696 Jiwa 630 Jiwa 1326 Jiwa

8. 35-39 Tahun 541 Jiwa 524 Jiwa 1065 Jiwa

9. 40-44 Tahun 425 Jiwa 451 Jiwa 876 Jiwa

10. 45-49 Tahun 392 Jiwa 385 Jiwa 777 Jiwa

11. 50-54 Tahun 313 Jiwa 369 Jiwa 682 Jiwa

12. 60-64 Tahun 229 Jiwa 234 Jiwa 463 Jiwa

13. 65-69 Tahun 122 Jiwa 142 Jiwa 264 Jiwa

14. 70-74 Tahun 96 Jiwa 97 Jiwa 193 Jiwa

15. ≥ 74 Tahun 109 Jiwa 165 Jiwa 274 Jiwa

Jumlah 6.214 Jiwa 6.074 Jiwa 12.288 Jiwa

*Sumber di olah dari Data Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

Kelurahan Tegalrejo- Kecamatan Argomulto Kota Salatiga Bulan Januari

2015.

9. Keadaan Pendidikan Masyarakat

Untuk mencapai salah satu perjuangan bangsa indonesia yaitu

terwujudnya suatu bangssa yang adil dan makmur, materiil dan spiritual,

maka salah satu tugas negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa yang

Page 58: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

dapat dicapai melalui jalan pendidikan. Sebab tingkat pendidikan sangat

berpengaruh pada pola berpikir serta bertindak seseorang, dan tingkat

pendidikan dapat mencerminkan kepekaan dan tingkat toleransi manusia

terhadap informasi dan penetrasi nilai-nilai modern. Adapun perincian

pendidikan masyarakat Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo

Kotamadya Salatiga adalah sebagai berikut :

TABEL 3.5

KEADAAN PENDIDIKAN KELURAHAN TEGALREJO

KECAMATAN ARGOMULYO KOTAMADYA SALATIGA

No. KETERANGAN JUMLAH

1. Tidak /belum Sekolah 1949 Jiwa

2. Tidak tamat SD/Sederajat 1225 Jiwa

3. Tamat SD 1245 Jiwa

4. SLTP 1634 Jiwa

5. SLTA 4210 Jiwa

6. Diploma I/II 119 Jiwa

7. Diploma III 514 Jiwa

8. Strata I/Diploma IV 1287 Jiwa

9. Strata 2 100 Jiwa

10. Strata 3 5 Jiwa

Jumlah 12.288 Jiwa

*Sumber di olah dari Data Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

Kelurahan Tegalrejo- Kecamatan Argomulto Kota Salatiga Bulan Januari

2015.

Dengan melihat data diatas dapat diketahui bahwa tingkat

pendidikan Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo kotamadya

Salatiga paling banyak adalah tingkat SLTA sebanyak 4.210 Jiwa.

10. Keadaan Sosial Ekonomi

Page 59: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Sebagian besar penduduk Kelurahan Tegalrejo Kecamatan

Argomulyo kotamadya Salatiga memiliki mata pencaharian sebagai

karyawan swasta dan buruh harian lepas, disamping itu ada juga sebagian

penduduk yang berpencaharian TNI, PNS, POLRI, Pedagang, Guru, Dosen

dan Wiraswasta. Untuk lebih jelasnya mengenai pekerjaan penduduk

Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo kotamadya Salatiga dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

TABEL 3.6

JENIS PEKERJAAN PENDUDUK KELURAHAN TEGALREJO

KECAMATAN ARGOMULYO KOTAMADYA SALATIGA

NO. JENIS PEKERJAAN JUMLAH

1. Belum/tidak bekerja 2.275 Jiwa

2. Mengurus rumah tangga 1.590 Jiwa

3. Pelajar/Mahasiswa 2.443 Jiwa

4. Pensiunan 328 Jiwa

5. PNS 442 Jiwa

6. TNI 747 Jiwa

7. POLRI 32 Jiwa

8. Perdagangan 5 Jiwa

9. Petani/Pekebun 13 Jiwa

10. Peternak 6 Jiwa

11. Nelayan/ Perikanan 1 Jiwa

12. Kontruksi 5 Jiwa

13. Transportasi 8 Jiwa

14. Karyawan Swasta 2.044 Jiwa

15. Karyawan BUMN 62 Jiwa

16. Karyawan BUMD 20 Jiwa

17. Karyawan Honorer 60 Jiwa

18. Buruh harian lepas 759 Jiwa

19. Buruh tani perkebunan 8 Jiwa

20. Buruh peternakan 2 Jiwa

Page 60: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

21. Pembantu rumah tangga 28 Jiwa

22. Tukang cukur 2 Jiwa

23. Tukang listrik 1 Jiwa

24. Tukang batu 20 Jiwa

25. Tukang kayu 4 Jiwa

26. Tukang sol sepatu 1 Jiwa

27. Tukang las/pandai besi 1 Jiwa

28. Tukang jahit 11 Jiwa

29. Tukang rias 3 Jiwa

30. Penata rambut 1 Jiwa

31. Mekanik 7 Jiwa

32. Seniman 8 Jiwa

33. Paraji 1 Jiwa

34. Pendeta 10 Jiwa

35. Pastur 2 Jiwa

36. Wartawan 2 Jiwa

37. Ustad/Mubalig 5 Jiwa

38. Juru masak 2 Jiwa

39. Anggota DPRD Kabupaten/Kota 1 Jiwa

40. Dosen 44 Jiwa

41. Guru 240 Jiwa

42. Pengacara 1 Jiwa

43. Arsitek 2 Jiwa

44. Dokter 16 Jiwa

45. Bidan 15 Jiwa

46. Perawat 18 Jiwa

47. Pelaut 6 Jiwa

48. Peneliti 2 Jiwa

49. Sopir 60 Jiwa

50. Pedagang 101 Jiwa

51. Wiraswasta 824 Jiwa

52. Lainnya 2 Jiwa

Jumlah 12.288 Jiwa

*Sumber di olah dari Data Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

Kelurahan Tegalrejo- Kecamatan Argomulto Kota Salatiga Bulan Januari

2015.

11. Keadaan Sosial Keagamaan

Page 61: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Dari data yang diperoleh serta didukung pengamatan selama

mengadakan observasi di lapangan dapat dikatakn bahwa mayoritas

penduduk Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga.

Adalah beragama islam yaitu, sebanyak 8.809 jiwa. Untuk lebih jelasnya

mengenai keadaan sosial keagamaan dan jumlah pemeluknya dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

TABEL 3.7

KEADAAN KEAGAMAAN PENDUDUK

No. AGAMA JUMLAH PEMELUK

1. Islam 8.809 Jiwa

2. Kristen 2.493 Jiwa

3. Katholik 912 Jiwa

4. Hindu 26 Jiwa

5. Budha 40 Jiwa

6. Khongucu --

7. Lainnya 8 Jiwa

Jumlah 12.288 Jiwa

*Sumber di olah dari Data Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

Kelurahan Tegalrejo- Kecamatan Argomulto Kota Salatiga Bulan Januari

2015.

TABEL 3.8

SARANA PERIBADATAN PENDUDUK KELURAHAN

TEGALREJO KECAMATAN ARGOMULYO KOTAMADYA

SALATIGA

NO. SARANA PERIBADATAN JUMLAH

1. MASJID 17 buah

2. MUSHOLA/LANGGAR -

3. VIHARA 1 buah

4. GEREJA 7 buah

5. PURA -

JUMLAH 25 buah

*Sumber di olah dari Data Lembaga/Organisasi Keagamaan.

Secara umum keadaan fisik bangunan tempat ibadah yang ada di

Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga dikatakan

Page 62: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

baik dan cukup permanen. Rata-rata bangunan fisik tempat ibadah di

Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga lebih baik

daripada rumah penduduk pada umumnya. Hal ini setidaknya merupakan

indikasi bahwa perhatian mereka terhadfap masalah keagamaan cukup besar

dan baik.

12. Keadaan Orang tua tunggal

Berkaitan dengan topik yang diambil oleh peneliti, perlu juga

diketahui jumlah single parent atau orangtua tunggal di RT 03/RW 03

Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga. Jumlah

single parent dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.9

Jumlah Single Parent di RT 03/RW 03 Kelurahan Tegalrejo

Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga

No. Keterangan Jumlah

1. Jumlah Kepala Keluarga 360 KK

2. Jumlah Janda 7 Jiwa

3. Jumlah Duda 2 Jiwa

*Sumber di olah dari Data Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

Kelurahan Tegalrejo- Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Bulan Januari

2015.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah orangtua tunggal di

RT 03/RW 03 Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya

Salatiga jumlah janda lebih banyak daripada jumlah duda.

I. Temuan Data Tentang Single Parent dan Profil Informan

Page 63: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Single parent adalah orangtua satu-satunya (Poerwodarminto,

1976:132). Yaitu keluarga dengan orangtua tunggal, baik itu tanpa ayah

maupun tanpa ibu. Karena pada dasarnya kategori single parentmeliputi janda

ataupun duda baik karena kematian maupun perceraian. Dalam hal ini baik

seorang ibu maupun seorang ayah single parentmemiliki peran ganda, yaitu

jika seorang ibu maka mempunyai peran ganda yaitu sebagai ibu sekaligus

sebagai seorang ayah, dan sebaliknya peran seorang ayah single

parentberperan sebagai ayah dan seorang ibu bagi anak-anaknya.

Keluargasingle parentyang penulis akan teliti adalah 6 orang Janda dan

2 orang duda . Yaitu keluarga single parentyang memiliki peran sebagai ibu

sekaligus seorang ayah untuk anak-anaknya. Yang berdomisili di RT 03/ RW

03, Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga yang

diwakili oleh 8 keluarga single parent Keluarga tersebut mewakili dari usia 6-

12 tahun dan dilihat dari keluarga dengan jenjang ekonomi menengah kebawah

dan menengah ke atas. Keluarga single parenttersebut itu adalah keluarga Ibu

YN dengan seorang anak perempuan bernama DW ( 10 Tahun), keluarga ibu

KM dengan seorang anak laki-laki bernama FB ( 7 Tahun), keluarga ibu MY

dengan seorang anak laki-laki bernama AG (9 Tahun), keluarga ibu AG dengan

seorang anak laki-laki (14 tahun) dan perempuan bernama EG (9 Tahun),

keluarga ibu GL dengan anak laki-laki bernama ND (7 Tahun), keluarga bapak

SD dengan anaklaki-laki bernama RM (4 Tahun), keluarga ibu MN dengan

Page 64: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

laki-laki bernama HD (11 Tahun), dan keluarga ibu RN dengan anak bernama

RH (11 Tahun) dan RF (8 Tahun).Adapun profil dari keluarga tersebut:

1. Ibu YN

Nama lengkapnya Ibu YNB. Merupakan anak bungsu dari 4

bersaudara. Lahir 35 tahun yang lalu di desa tegalrejo. Kedua orang tuanya

tinggal bersama dengan Ibu YN yaitu ibu SN dan seorang saudara laki-

lakinya Bapak SH dan keluarganya. Pada tahun 2004 ibu YN menikah

dengan seorang laki-laki yang bernama Bapak HY. Dari pernikahan tersebut

Ibu YN dikaruniai seorang anak perempuan yang cantik yang diberi nama

DWH yang biasa dipanggil DW sekarang telah berumur 10 tahun.

Ibu YN menjadi single parent2 tahun yang lalu ketika DW berusia 8

tahun. Suami ibu YN pada waktu itu selingkuh dengan wanita lain. Suami

ibu YN adalah seorang pegawai swasta. Dan ibu YN mengetahui

perselingkuhan itu ternyata dengan teman sekantor dengan suaminya

tersebut. Sejak ketahuan suaminya selingkuh, rumah tangga ibu YN sering

diwarnai dengan ketidakcocokan dan pertengkaran. Berdasarkan pengakuan

dari ibu YN.

“Saya, sudah tidak kuat mba, melihat kelakuan ms YD, saya juga

cuma wanita seperti pada umumnya mba, saya gak mau diduakan dengan

wanita lain, bagaimanapun juga saya juga punya harga diri mba. Daripada

saya selalu bertengkar dengan ms YD lebih baik saya memilih cerai saja

Page 65: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

mba. Saya juga masih sanggup membiayai anak saya sendiri mba,”

(wawancara dengan Ibu Yeni, tanggal 6 Februari 201 .)

Akhirnya Bapak HY menuruti kemauan istrinya itu dan

menceraikannya. Sekarang Bapak HY menikah dan tinggal bersama dengan

istri barunya.

Ibu YN adalah seorang single parentyang cukup sukses. Ibu YN

memiliki toko pakaian dipasar tegalrejo dan juga mempunyai warung yang

menyediakan kebutuhan sehari-hari didepan rumahnya. Sebagai seorang

single parent, Ibu YN tidak mau terlalu membebani orang tuanya, apalagi

usia Ibu YN masih terhitung muda, maka Ibu YN akan bekerja sesuai

dengan kemampuannya. Walaupun tinggal dengan orang tua dan

saudaranya. Ibu YN berusaha untuk tidak menggantungkan hidup pada

mereka. Alasan kenapa Ibu YN masih tinggal bersama orang tuanya karena

dengan status janda yang melekat pada diri Ibu YN setidaknya menghindari

pembicaraan-pembicaraan miring tentang status janda tersebut. Apalagi

umur Ibu YN yang masih muda tidak bisa lepas dari lirikan laki-laki nakal,

walaupun dikatakan trauma tapi tidak menutup kemungkinan untuk

menikah lagi, ujar ibu YN.

“ya kalau masalah itu belum kepikiran mba, tapi setidaknya saya

juga msih butuh seseorang yang bisa saya jadikan sandaran mba,dengan

status saya yang seperti ini mba,tapi untuk saat ini saya mau focus dengan

anak dulu mba, jika Allah masih memberikan jodoh kepada saya ya bisa

dipikir nanti mba,”( wawancara dengan Ibu YN, tanggal 6 Februari 2015 )

Page 66: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Anak Ibu YN yang bernama DW sekarang ini sekolah kelas 4 SD di

SD N 3 Tegalrejo. DW merupakan anak yang yang berparas cantik

merupakan anak yang penurut dan juga anak yang pintar. Ibu YN sangat

menyayangi anak satu-satunya, maka dari itu Ibu YN sangat memperhatikan

langsung pertumbuhan dan perkembangan anakya tersebut. Sejak kecil DW

sudah diajarkan untuk mandiri dan membantu ibunya ataupun neneknya,

sesuai kemampuan yang bisa DW lakukan, seperti setelah sepulang sekolah

DW membantu nenek menjaga toko Didepan rumahnya sambil belajar,

setelah sore Ibu YN mengantar DW untuk ngaji di TPA dimasjid dekat

rumag Ibu YN. Ibu YN selalu mengingatkan anaknya tersebut tentang

disiplin untuk selalu menjalankan kewajibanya yaitu belajar dan mengaji

agar kelak dimasa depan mempunyai bekal baik ilmu umum maupun agama,

serta menjadi anak yang berbudi pekerti baik.

Sebagai seorang ibusingle parentserta dengan perpisahan yang

belum lama itu membuat DW selalu bertanya tentang Bapaknya, mungkin

bagi Ibu YN belum saatnya memberitahukan kepada DW hal yang membuat

orang tuanya berpisah, karena Ibu YN takut jika hal itu akan berpengaruh

kepada perkembangan psikologi DW mungkin ketika DW sudah bisa

memahami Ibu YN akan memberitahukan kepada DW. Dengan peran ganda

yang harus dilakukan oleh Ibu YN maka oleh Ibu YN selalu mengajak DW

berdialog dan berusaha menjadi orang tua yang baik bagi anaknya.

Page 67: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Walaupun Ibu YN belum memberitahukan kepada DW penyebab

perpisahan orangtuanya Bapah HY masih sering telefon ataupun mampir

kerumah Ibu YN untuk sekedar bertemu dengan DW dan memberikan uang

kepada YN, jadi hubungan antara DW Bapaknya masih baik sehingga DW

masih bisa merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

2. Ibu KM

Nama lengkapnya adalah Ibu SKM, saat ini berusia 27 tahun, Ibu

KM merupakan janda cerai dan mempunyai seorang putri yaitu FB

(7tahun). Dalam kesehariannya ibu KM bekerja disalah satu warung makan

Bu NN pendidikan terakhir Ibu KM adalah Sekolah Menengah Pertama.

Pada tahun 2008 Ibu KM menikah dengan seorang laki-laki yang

masih tetangga desanya sendiri, dan juga karena perjodohan dari

orangtuanya. Dari awal menikah Ibu KM tidak suka dengan suaminya

tersebut tetapi Karena itu adalah pilihan orang tuanya maka dengan perasaan

yang sedikit berat Ibu KM menikah dengan laki-laki yang bernama Bapak

HT. Setelah menikah Ibu SY diajak oleh suaminya pergi merantau ke

Jakarta, mengadu nasib di kota metropolitan, lambat laun pun Ibu KMmulai

sayang dengan suaminya tersebut, dan kebahagiaan itupun semakin lengkap

dengan dikaruniai seorang putri yang cantik dan lucu. Setelah sekitar 1

tahun dijakarta Ibu KM dan suaminya memutuskan untuk pulang

Page 68: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

kekampung halaman, setidaknya dikampung masih mempunyai ladang

untuk bisa bertani, akhirnya setelah kembali kekampung halaman dan hidup

bersama dengan mertua Ibu KM sudah merasa tidak nyaman, akan tetapi Ibu

KM tetap bertahan, seperti keinginannya hidup didesa lebih nyaman akan

tetapi malah sebaliknya, mertua yang dulunya baik-baik sekarang mulai

berubah, setiap kata-kata selalu ingin menyalahkan Ibu KM. Akhirnya

suami Ibu KM yaitu Bapak HT selalu membela Ibu KM, Tanpa alasan yang

jelas mertua Ibu KM menyuruh Bapak HT untuk menceraikan Ibu

KMpadahal waktu itu putrinya FB masih berumur 3 tahun.

Setelah talak itu dijatuhkan oleh Bapak HT, dalam hati Ibu KM

masih ingin memperbaiki hubunganya dengan suaminya tersebut karena

melihat FB putri yang masih berusia sangat kecil. Tetapi niatan baik Ibu

KM tidak mendapat tanggapan baik dari mertuanya, Suami Ibu KM adalah

seorang laki-laki yang tidak memiliki ketegasan.

“iya mba, mas HR itu orangnya penurut banget, dan orangnya itu

tidak punya pendirian sendiri, aku dah berusaha ngajak baik to mba, malah

mas HR pergi ke Jakarta lagi, saya berusaha menunggu untuk etikat baik

dari suami dan mertua saya mba agar bisa berkumpul kembali, demi anak

mba. Tapi nyatannya ditunggu tidak juga datang. Akhirnya saya yang

menggugat cerai mba, dan akhinya tahun 2013 saya resmi bercerai mba.”(

Wawancara dengan ibu KM pada tanggal 6 Februari 2015).

Sekarang Ibu KM tinggal bersama keluarganya dan juga putrinya.

Dan sekarang putri Ibu KM sudah sekolah TK B, mungkin karena masih

kecil jadi belum tahu yang sebenarnya terjadi antara kedua orang tuanya.

Page 69: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Maka dengan keadaan itu Ibu KM sebagai orang tua tunggal dari FB harus

berperan ganda sebagai Ibu dan juga sebagai Ayah bagi FB, itulah kenapa

Ibu KM memberikan perhatian sepenuhnya buat anaknya tersebut dengan

menyekolahkan ditempat yang terbaik dan juga selalu mengajarinya untuk

ikut belajar ngaji supaya pendidikan agama tertanam sejak dini. Sehingga

menjadi anak yang sesuai harapan orang tuanya. Walaupun keadaan Ibu KM

yang termasuk menengah kebawah mempunyai harapan yang besar agar

kelak anaknnya bisa sekolah yang setinggi-tingginya.

“karena saya sudah bodoh mba, saya tidak mau anak saya juga

mengalami hal yang sama dengan saya mba, semoga kelak anak saya

menjadi anak yang sholehah mba, bisa berguna buat keluarga, dan saya

juga tetap mengajari untuk bisa selalu bersikap baik dengan ms HR mba,

saya harus jadi contoh karena anak saya yang masih kecil.”(Wawancara

dengan ibu KM pada tanggal Februari 2015).

Walaupun Ibu KM merasa sakit dengan sikap mertuanya, Ibu KM

belajar untuk tetap ikhlas, bahkan kadang ketika hari minggu mertua Ibu

KM mengajak FB untuk sekedar di ajak kepasar atau hanya untuk melepas

rindu, Ibu KM juga tidak melarang mertuanya untuk bisa dekat dengan

anaknya, bagaimanapun juga FB adalah cucu dari mertua Ibu KM. Dan

setelah resmi bercerai suami Ibu KM sudah menikah lagi dengan wanita

pilihan Ibunya, walaupun begitu ketika bapak HR ingin bertemu FB, Ibu

KM pun tidak bisa melarang, mungkin itulah salah satu cara Ibu KM

mendidik anaknya untuk tidak membenci orang yang yang telah menyakiti

hati.

Page 70: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

3. Ibu MY

Nama lengkapnya adalah Ibu MY, umur 34 tahun, Pendidikan

terakhir Ibu MY hanya tamatan sekolah dasar, Beliau adalah janda cerai

dengan seorang anak laki-laki yang bernama AG dengan suaminya yang

bernama MG. Ibu MY hanya seorang buruh dipasar dan sekarang masih

tinggal bersama ayahnya yang juga berstatus Duda.

Anak Ibu MY yang bernama AG memiliki kekurangan yaitu

kelulpuhan otak, sejak kelahiran AG dengan kekurangan itu, suami Ibu MY

mulai berubah, mungkin suami Ibu MY malu mempunyai anak yang cacat,

tetapi bagi Ibu MYadalah harta yang berharga untuk dirinya. Tetapi semakin

hari dan semakin lama Bapak MG pergi meninggalkan Ibu MY dengan

alasan ingin pergi mengadu nasib ke Jakarta dan sampai sekarang tidak

memberi kabar kepada Ibu MY, karena sejak pernikahan Ibu MY dan Bapak

MG tidak didasarkan saling suka tetapi lebih kepada perjodohan, karena

orangtua Ibu MY dan Bapak MG masih ada hubungan saudara, setelah 3

tahun Ibu MY menerima surat dari pengadilan untuk tanda tangan surat

cerai dan sekarang AG berusia 8 tahun, Maka setelah melewati beberapa

proses maka Ibu MYresmi menjadi janda.

“iya mba, bagaimanapun juga AG adalah satu-satunya harta saya

mba, jadi semampu saya untuk merawat dan membesarkannya. Saya sudah

tidak peduli lagi dengan Bapaknya AG, mungkin dia malu mba mempunyai

anak yang tidak normal.makanya dia pergi dengan alasan ingin mencari

Page 71: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

uang yang banyak di Jakarta tetapi malah tidak kembali lagi

mba.”(wawancara dengan ibu MY pada tgl 6 Februari 2015).

Karena keadaan ekonomi Ibu MY yang menengah kebawah, dan

pekerjaan yang menuntut Ibu MY untuk mencari nafkah untuk anaknya dan

ayahnya yang sudah tua, maka untuk waktu menyekolahkan anaknya ke

Sekolah Luar biasa. Ibu MY belum sempat karena harus menunggu waktu

sekolah, disisi lain Ibu MYharus tetap bekerja, karena sebagai tulang

punggung keluarga, walaupun saudara-saudara Ibu MY juga membantu.

Tetapi Ibu MY tidak lepas tangan begitu saja dan tidak mengantungkan

belas kasihan dari saudaranya.

Walaupun bagaimana keadaan anaknya Ibu MY tetap ingin selalu

mengajarkan hal yang terbaik yang bisa dia ajarkan kepada anaknya, seperti

mencuci tangan sebelum makan, berdoa, selalu mengajak sholat bersama-

sama dan mengajarkan kebaikan sesuai kemampuan anaknya, dan sekalipun

Ibu MYtidak pernah membentak anaknya walaupun terkadang anaknya

bertingkah sangat tidak wajar, Ibu MY menyadari akan kekurangan fisik

dan psikis anaknya. Ibu MY hanya ingin mengajari anaknya untuk bisa

mandiri dengan kekurangan yang dimiliki anaknya.

Dengan kekurangan yang dimiliki oleh AG tidak menutup

kemungkinan untuk menayakan bapaknya, tetapi Ibu MY tetap sabar

menghadapi keadaan diri dan anak serta keluarganya. Banyak sekali hal

Page 72: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

yang Ibu MYrasakan dan hadapi dalam kehidupan ini, tetapi kekuatan itu

muncul ketika melihat ayahnya sehat dan AG anaknya bisa kersenyum dan

tertawa bahagia, walaupun Ibu ST menahan rasa sakit yang begitu pahit

dengan umur Ibu ST yang masih termasuk muda. Dan tidak memikirkan

untuk menikah lagi, seperti pernyataan ibuMY

“walah mba, lebih baik saya itu mikir anak saya dan bapak mba,

aku tidak kepikiran untuk menikah lagi mba, ya walaupun tetangga dan

teman-teman dipasar yuruh saya untuk nikah lagi, tapi bagi saya itu hal

yang sangat sulit mba, belum tentu orang lain mau menerima keadaan anak

saya mba, jadi lebih baik saya fokuskan untuk kerja untuk membiayai

kehidupan kami mba,”(wawancara dengan ibu MY pada tanggal 6 Februari

2015).

4. Bapak AG

Bapak AG adalah seorang duda berusia 40 tahun dan memiliki dua

orang anak, anak laki-laki yang bernama RV yang berusia 14 tahun dan

anak permpuan yang bernama EG yang berusia 9 tahun.bapak AG adalah

seorang teknisi komputer dan laptop yang membuka praktek dirumahnya.

Bapak AG menjadi seorang duda semenjak tahun 2012 dikarenakan

istrinya ibu RT meninggal karena sakit komplikasi. Pada hari dimana

menjadi hari kepergian istri bapak AG, bahwasanya istri bapak AG

meninggal dengan keadaan mendadak. Sewaktu di pagi hari istri bapak AG

Page 73: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

masih membuat kue pesanan dan masih terlihat baik-baik saja walaupun

wajahnya terlihat letih. Bapak AG akhirnya memutuskan kembali tinggal

bersama orangtuanya karena alasan anak-anak agar ada yang merawat.

Bapak AG memiliki anak-anak yang mudah di arahkan dan di nasehati

sehingga memudahkan bapak AG dalam membina keagamaan

mereka.bapak AG masih fokus pada perkembangan anak-anaknya RV dan

EG.

Dengan memberikan pendidikan formal dan pendidikan keagamaan

kepada EG adalah salah satu upaya bapak AG dalam membina akhlak dan

intensitas dalam ritus keagamaan seperti sholat lima waktu, mengaji di TPQ

yang ada di sekolah dan lingkungan rumahnya.Bapak AG memberikan

kepercayaan pendidikan keagamaan EG kepada pihak sekolah dan rumah

ibadah di lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu bapak AG juga

memantau seberapa banyak pemahaman tentang beribadah, aqidah dan

akhlak kepada EG dengan memberikan contoh, perhatian dan nasehat.

“biasanya EG ikut ngaji di masjid deket rumah mbak, tapi

sekolahnya juga udah bagus di KURMA, jadi saya wes mantep madhep

mba,kalo puasa romadhan ya sudah belajar sesuai usia nya dia, kadang

puasa penuh kadang setengah hari,”(wawancara dengan bapak AG pada

tanggal 8 Februari 2015).

5. Ibu GL

Page 74: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

GL adalah nama lengkap dari janda yang berumur 36 tahun, janda

muda ini memiliki putra tampan yang bernama ND (7 tahun). Buah cinta

dengan mantan suaminya. Ibu GL bekerja sebagai karyawan swasta di

daerah Karangjati. Setiap hari nya ibu GL berangkat kerja pukul 06.00 wib

dan pulang kerja pukul 19.00 wib tetapi di sela-sela pekerjaan dan waktu

yang tersisa untuk berkumpul bersama anaknya, ibu GL tetap meluangkan

waktu untuk mengajarkan dan memberi contoh dengan mengajak sholat

subuh berjemaah di rumah walaupun tidak bisa memberikan contoh di

semua ibadah sholat lima waktunya, tetapi ibu GL sudah merasa bahagia

bisa memberikan sisa waktu terbaiknya disela-sela kesibukannya

mencarinafkah namun juga harus memberikan pendidikan pada ND. Awal

mula sebelum menikah dengan bapaknya ND, ibu GL menganut agama

islam tetapi setelah menikah ibu GL menganut agama non islam, tetapi pada

akhirnya ketika perceraian anak ibu GL yaitu ND meminta pada ibu GL

untuk mengajarkan bacaan sholat, mengaji dan keagamaan lainnya, dari

kejadian itu ibu GL pun kembali memeluk agam islam. Ibu GL menjadi

seorang janda pada tahun 2011 lalu, dikarenakan suaminya selingkuh

dengan wanita lain sampai suaminya memiliki anak dengan

selingkuhannya.Awalnya suami ibu GL dipertemukan oleh keluarga besar

untuk mempertanyakan perihal hubungan suaminya dengan wanita lain

yang pernah mengisi masa lalu mantan suaminya. Dari jawaban mantan

Page 75: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

suami ibu GL, dapat disimpulkan jawaban bahwa sudah tidak ada hubungan

khusus. Akhirnya mereka melanjutkan hubungan ke jenjang perkawinan

mereka. Saat ibu GL hamil 2 bulan, suaminya pergi tanpa ada kabar

meninggalkan ibu GL tanpa pernah memberi nafkah sedikitpun dan selama

pernikahan ini, ibu GL hanya sekali saja menerima nafkah lahir dari manta

suaminya itu. Suami ibu GL lebih memilih wanita lain dan tinggal bersama

dengan wanita idamannya itu, namun dengan berjalannya waktu suami ibu

GL sempat meminta untuk rujuk kembali dan memulai hubungan lagi

dengan ibu GL. Hal itu dikarenakan, suami ibu GL merasa wanita yang

sekarang menjadi istrinya itu tidak lebih baik dari ibu GL, tetapi ibu GL

menolak ajakan mantan suaminya itu untuk rujuk kembali karena ibu GL

sudah merasa sangat tersakiti dengan kejadian pernikahan masa lalunya itu

dan memang keadaanya waktu itu sudah sangat kacau. Ibu GL juga

memikirkan perasaan istri dari mantan suaminya itu, ibu GL pun tidak mau

nantinya di madu dan disakiti untuk yang kesekian kalinya. Seperti yang

disampaikan dari hasil wawancara kepada ibu GL :

“nduk, gimana kalo kita rujuk kembali, kita memulai hidup baru lagi

dan memperbaiki hubungan kita yang sudah porak-poranda kata manta

suamiku mba,tetapi saya nda mau diajak rujukan karena sudah semrawut

keadaanya dan saya juga nda mau menyakiti perasaan istrinya sekarang,

tidak mungkin saya mau untuk di madu,” (wawancara dengan ibu GL pada

tanggal 8 Februari 2015).

Sejak perceraian itu, Ibu GL hanya tinggal bersama dengan

anaknya tetapi pada saat ibu GL bekerja, ND dititipkan kepada orangtua ibu

Page 76: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

GL yang kebetulan rumahnya berjarak tidak jauh dengan rumah ibu GL.

Awalnya ibu GL masih trauma terhadap pernikahan dan perkawinan, tetapi

dengan berjalannya waktu ibu GL memikirkan masa depan ND, dimana

nanti ND akan menjadi seorang kepala rumah tangga dan dia harus memiliki

figur ayah untuk masa depan ND.

“kalo dulu mba, saya masih trauma untuk mengenal laki-laki, tetapi

saya mikirke ND. Kedepannya dia akan jadi kepala keluarga dia harus

melihat bagaimana sosok ayah agar dia bisa memimpin rumahtangganya

mba”, (wawancara dengan ibu GL pada tanggal 8 Januari 2015)”.

Perceraian adalah sesuatu hal yang yang merugikan beberapa pihak

dan terutama pihak yang tersakiti adalah anak, bagaimanapun juga anak

adalah darah daging kedua orang tuanya, jadi jika kedua orang tuanya

berpisah maka tidak lengkap kasih sayang yang akan didapat oleh anak.

Disinilah single parentberperan ganda dalam mendidik anaknya, ketika

tanggung jawab sebagai Ibu dan juga harus berperan dalam mendidik

karakter dan bisa menjadi sesosok Ayah bagi anaknya, itulah yang di alami

Ibu GLkarena hanya dengan anaknyalah Ibu GL tinggal jadi bagaimanapun

juga peran seorang Ayah sangat dibutuhkan oleh putra semata wayangnya

itu.

“iya mba, pendidikan itu sangat penting mba, apalagi pendidikan

agama, sekarang ja ND dah kelas SD mba, dan paling penting saya akan

ajarkan sebisa saya mba, kayak doa mau makan, menjawab salam, ya

pokoknya yang kecil kecil dulu mba, tapi bisa menjadi dasar mba. Ini sudah

mulai ikut ikut kemasjid untuk ngaji TPQ mba, itu adalah dasar pokoknya

Page 77: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

mba, semoga menjdi anak yang sholeh dan berguna untuk bangsa dan

agama mba,”( wawancara dengan ibu GL pada tanggal 8 Februari 2015)”.

Tidak lepas dari tanggung jawab dan peran dalam mendidik anak,

bahkan Ibu GL sangat protektif dan mengajari dalam hal keagamaan dasar

tentu sesuai dengan kemampuan Ibu GL seperti berdoa sebelum makan,

setelah makan, selalu mengucapkan salam dan lain-lain. Dengan usia yang

masih kecil mungkin belum mengerti tentang sesuatu perpisahan antara

kedua orang tuanya, tetapi ibu GL tetap memberi pengertian bahwasanya

kedua orangtuanya sudah tidak bersama lagi.

6. Bapak SD

SD adalah nama lengkap Duda berusia 32 tahun, pekerjaan pak SD

adalah seorang karyawan TU di beliau merupakan duda cerai mati dengan

seorang anak laki-laki bernama RM (4 tahun) dan sekolah TK kecil. Saat

ini bapak SDtinggal sendirian di rumahnya, karena anaknya dititipkan di

rumah ibu mertuanya di Solo dan biasanya bapak SD setiap hari sabtu-

minggu berkunjung untuk menengok RM., bapak SD menjadi seorang duda

karena istrinya meninggal akibat penyakit komplikasi yang di deritanya

selama 2 tahun.

“istri saya sakit komplikasi mba, terutama sakit di lambung nya, dia

sakit selama 2 tahun dan dirawat instens selama 1 tahun tapi yo keluar

masuk rumah sakit”.(wawancara dengan bapak HM pada tanggal 8

Februari 2015).

Page 78: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Selama ini RM juga tinggal bersama neneknya di Solo itu

dikarenakan pak SD kesulitan dalam mendidik, merawat dan mencari

nafkah seorang diri, sedangkan orangtua bapak SD juga tidak sanggup lagi

secara tenaga untuk menjaga RM karena, ibunya bapak SD sudah mengasuh

3 orang cucunya. Selama di Solo RM bisa dikatakan kurang mendapatkan

pembinaan keagamaan karena, neneknya RM di Solo menganut agama non

islam. Sedangkan di usia RM yang seharusnya mendapatkan ajaran-ajaran

islam itu tidak didapatkan oleh RM, yang lebih menyedihkan lagi RM

sering di bawa oleh neneknya ke gereja itu karena neneknya menganut

agama non islam. Namun bapak SD tetap memiliki keinginan kuat bahwa

suatu saat setelah RM lulus sekolah TK, RM akan di bawa dan di asuh lagi

oleh bapak SD. Di usia bapak SD yang masih muda, beliau mempunyai

keinginan untuk menikah lagi itu dikarenkan juga memikirkan masa depan

RM, agar RM memiliki sosok ibu dan bisa dirawat dengan penuh kasih

sayang serta dapat mendidik RM dengan dasar-dasar keagamaan yang kuat.

Dengan pekerjaan bapak SD sebagai seorang honorer karyawan TU di salah

satu SMA di Salatiga beliau merasa kekurangan dari segi finansial, tetapi

sejauh ini bapak SD tidak mengandalkan orangtua nya ataupun sanak

saudara lainnya.

“kalo masalah ekonomi jelas saya kekurangan mba, apalagi saya

hanya karyawan honorer, penghasilan saya gag seberapa, tapi kan saya

juga harus hidup dan menghidupi RM juga mempersiapkan masa depannya,

Page 79: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

jadi kalo kekurangan biasanya ya pinjam dulu ke teman atau

saudara,”(wawancara dengan bapak SD pada tanggal 8 Februari 2015).

7. Ibu MN

MN adalah nama lengkap janda berusia 39 tahun, profesi keseharian

ibu MN adalah seorang wiraswasta. Ibu MN memiliki 2 orang anak yaitu

anak perempuan yang bernama RA (18 tahun) kelas 3 SMK dan anak laki-

laki yang bernama HD (11 tahun) kelas 5 SD. Ibu MNmenjadi janda sejak

tahun 2012 atau sekitar tiga (3) tahun yang lalu suami ibu MN meninggal

dunia dikarenakan sakit diabetes. Ibu MN mempunyai usaha mie ayam di

lingkungan tempat tinggalnya, di Tegalrejo sejak 7 tahun silam dimana

usaha mie ayam ini adalah usaha yang dirintis bersama suami dimasa

hidupnya dulu.

Menurut ibu MN tidak mudah bagi seorang single parent dalam

mendidik anak-anaknya dalam perihal keagamaan, dikarenakan keadaan

yang menuntut ibu MN harus membagi waktunya dalam mencari nafkah

yang berperan ganda sebagai figur seorang ayah dan disamping itu ibu MN

harus memberikan perhatian yang lebih terhadap anak-anaknya. Ibu MN

beragama islam sejak lahir dikarenakan faktor orangtua yang juga beragama

islam, tetapi ibu MN kurang pandai dalam hal agama maka itu, ibu MN

memberikan pendidikan kepada anak dengan cara menitipkan anak-anak ibu

MN di lingkungan sekolah dan di TPQ setempat. ibu MNtidak bisa Baca

Page 80: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Tulis Al-Qur’an (BTQ), tetapi HD yang mendapatkan pendidikan Baca

Tulis Al-Qur’an (BTQ) di lingkungan sekolah dan di desa sangat senang

karena HD bisa mengajarkan Baca Tulis Al-Qur’an ( BTQ) kepada ibunya.

Walaupun HD terkadang malas dalam melaksanakan ibadah sholat wajib

karena faktor lupa “asyik bermain“ dengan teman-temannya hingga lupa

waktu beribadah. Melihat HD yang suka lalai dalam ibadahnya, maka ibu

MN juga membimbing anak-anaknya dalam mendirikan sholat wajib

dengan cara selalu mengingatkan kepada HD agar selalu tepat waktu dalam

melaksanakan ibadah shalat fardlu dan menunaikan ibadah puasa ramadhan

walaupun usia HD baru 11 tahun tapi HD selalu menjalankan puasa

Ramadhan dengan konsisten. Ibu MN pun tidak begitu kesulitan dalam

mendidik HD dikarenakan HD adalah seorang anak yang patuh kepada

orangtua, serta HD seorang anak yang memahami keadaan orangtuanya

yaitu, Ibu MN. HD senang sekali mengikuti kegiatan ritual keagamaan

seperti TPQ, Maulid Nabi, Khataman dan pesantren kilat di lingkungannya,

karena HD senang mendapat teman baru melalui kegiatan tersebut dan

memiliki pengalaman spiritual dengan mengikuti kegiatan ritual keagamaan

tersebut.

“alhamdulillah mb, warga disini juga membantu saya mendidik HD

, mengarahkan pada kegiatan keagamaan mb, ya seperti TPQ, mauludan,

khataman dan kalau ada kegiatan pesantren kilat HD suka mengikuti

kegiatannya di sekolahnya”.(wawancara dengan ibu MN pada tanggal 8

Februari 2015).

Page 81: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Ibu MN mendidik anak-anaknya dengan memanfaatkan fasilitas

sekolah, lingkungan dan orangtua agar RN dan HD tumbuh menjadi pribadi

yang baik untuk diri sendiri dan masyarakat serta ibu MNmempunyai

harapan agar RN dan HD kelak menjadi orang yang sukses dunia dan

akhirat.

8. Ibu RN

RN adalah nama lengkap janda yang berusia 42 tahun, penddikan

terkhir ibu RN adalah SI dan profesi ibu RN saat ini adalah seorang

wiraswasta pemilik toko alat-alat jahit di Salatiga. Selain beliau pemilik

toko alat-alat jahit, ibu RN adalah seorang tentor sempoa. Ibu RN memiliki

3 (tiga) orang anak , anak yang pertama bernama FR berusia 17 tahun dan

masih duduk dibangku SMA kelas tiga (3) yang memiliki cita-cita sebagai

perawat. Anak yang kedua bernama RN berusia 11 tahun dan masih duduk

dibangku SD kelas 5. Sedangkan anak yang ketiga, bernama RF berusia 8

tahun dan masih duduk dibangku SD kelas 3. Ibu RN menjadi seorang

single parent sejak tahun 2010. Ibu RN menggugat cerai terlebih dahulu

karena berawal dari “proses awal” ibu RN salah memilih pasangan

hidupnya, yanga awalnya ibu RN mengira sosok suaminya akan penuh

tanggung jawab tetapi ternyata dalam perjalanan hidup ibu RN, ibu RN

merasa lebih menjadi ”kakak” dan lebih menjadi “kepala keluarga”

walaupun sebenarnya didalam hati kecil ibu RN, beliau tidak mau menerima

Page 82: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

keadaan tersebut. Dengan berjalanya waktu, ibu RN selalu memberikan

harapan kepada suaminya bahwasanya suatu saat orang pasti dapat berubah,

maka ibu RN memberikan kesempatan-kesempatan kepada suaminya.

Sampai akhirnya, ibu RN berpikiran, “ yawes lah aku seng ngalah ,

kalo emang ndak bisa berubah aku saja yang berubah, tetapi kenyataanya

bukan menjadi lebih baik bahkan sebaliknya. Kesabaran manusia itu ada

batasnya akhirnya banyak kekecewaan yang menumpuk dari hari kehari

terkadang tak luwehke mba,”.(wawancara denga ibu RN pada tanggal 8

Februari 2015).

Bagi Ibu RN tidak mudah menjadi seorang single parent, harus

berperan ganda dalam mendidik anak-anak, dan Ibu RN memberikan

kepercayaan pendidikan di sekolah SDIT karena di sana anak-anak sudah

mendapatkan pendidikan yang baik dan ada program TPQ, jadi anak-anak

pulang sekolah sore hari dimana itu juga menguntungkan Ibu Rini dalam

perhitungan waktu. Yangmana Ibu RN bisa melakukan aktifitas gandanya

sebagai seorang ayah untuk mencari nafkah tanpa harus khawatir terhadap

keadaan anak-anak mereka sepulang sekolah. Ibu RN dan anak-anak pun

tidak konsumsi televisi, alhasil ibu RN dan anak-anak membudidayakan

membaca buku dan keluarga ibu RN sering berdialog. Ibu RN membimbing

anak-anak agar melaksanakan sholat fardlu dengan melakukan sholat

berjemaah dan membiasakan mengutamakan ibadah sholat fardlu daripada

kepentingan lainnya. Anak-anak (RH dan RF) juga sudah menjalankan

puasa Romadhan sejak dini dan terkadang anak-anak belajar puasa sunnah

(puasa senin-kamis). Ibu RN dan anak-anak (RH dan RF) sering mengkaji

Page 83: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Al-Qur’an dan Hadist secara bersama-sama, dimana mereka membaca per-

ayat dan membaca arti dari ayat tersebut. RH dan RF senang sekali

mengikuti kegiatan ritual keagamaan seperti Maulid Nabi, Khataman dan

pesantren kilat di lingkungannya, karena RH dan RF senang mendapat

teman baru melalui kegiatan tersebut dan memiliki pengalaman spiritual

dengan mengikuti kegiatan ritual keagamaan tersebut. Ibu RN membimbing

dan mendidik mereka karena, suatu saat Ibu RN tidak akan selamanya

bersama mereka dimana ngaji, sholat, puasa tidak harus diingatkan terlebih

dahulu dan agar mereka berada didekat Allah Swt. Ibu RN mengajarkan RH

dan RF untuk mengenal sisi hitam dan sisi putihnya dunia, agar mereka

terarah dalam kehidupan masa depannya. Ibu RN sibuk mencari nafkah, tapi

satu sisi harus memantau mereka sedangkan tuntutan ekonomi semakin

meningkat dan bila anak-anak pulang sekolah lebih awal, Ibu RN merasa

sedih karena salah satu menghambat kegiatan Ibu RN mencari nafkah. RH

dan RF adalah anak-anak yang patuh kepada orangtua dan tidak pernah

menuntut keadaan orangtua. Faktor pendukung lainnya yang memudahkan

Ibu RN dalam membina keagamaan anak-anak adalah mempunyai teman

banyak, adalah aset bagi Ibu RN, selain itu lingkungan dan Salatiga

J. Dasar Pembinaan Keagamaan Dalam Keluarga Single Parent

Sebelum dideskripsikan tentang pelaksanaan pembinaan keagamaan

pada anak dalam keluarga single parent didesa Tegalrejo Rt 03/ RW 03 Kec.

Page 84: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Argomulyo Kel. Tegalrejo Salatiga, maka terlebih dahulu akan diuraikan

tentang dasar pembinaan agama yang dilakukan oleh orangtua single

parentkhususnya dilingkungan keluarga.

Agar pembinaan keagamaan Islam dapat terlaksana maka didalam

keluarga diperlukan adanya dasar. Dasar-dasar pembinaan keagamaan adalah

mutlak penting, sebab dasar adalah pondasi awal untuk bisa membangun suatu

gedung yang berdiri kokoh, maka harus mempunyai pondasi yang kuat, seperti

halnya manusia jika pondasi keimanannya kuat maka tidak akan gampang

terjatuh ataupun masuk ke dalam perangkap syetan.

Menyadari akan pentingnya Dasar pembinaan keagamaan, maka

berdasarkan wawancara dengan semua narasumber maka dapat diketahui,

bahwa dasar pembinaan yang dipakai oleh orangtua tunggal didesa Tegalrejo

Rt 03/ RW 03 Kec. Argomulyo Kel. Tegalrejo Salatiga adalah Al Qur’an dan

Hadist sebagai Dasar pelaksanaan pembinaan Agama Islam. Menurut Ibu YN

bahwa:

“Mendidik anak merupakan kewajiban setiap orangtua karena itu

adalah amanah yang diberikan oleh Allah kepada setiap orangtua, maka

sudah menjadi kewajiban orantua untuk mendidik anaknya, dengan dasar

Agama yang baik, saya memberikan dasar agama kepada anak saya supaya

kelak menjadi anak yang berbudi pekerti baik dan menjadikan pedoman

disetiap langkahnya,”(wawancara dengan ibu YN pada tanggal 6 Februari

2015).

Page 85: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Dasar itulah yang dijadikan Ibu YN untuk mendidik anaknya Dewi

dalam pembinaan keagamaan. Pendidikan Agama merupakan modal awal

untuk bisa menjadikan dan tercapainya tujuan Ibu YN yaitu menjadi anak yang

berbudi pekerti baik dan lainnya. Pemahaman yang baik yang didapatkan dari

pembinaan yang baik pula akan mendapatkan hasil yang baik juga, sehingga

berdampak dalam kehidupan sehari-hari dam masa depannya kelak.

Dasar yang Ibu YN lakukan selama mendidik dan Pembina DW adalah

dasar agama yang Ibu YN dapat dari pengajian-pengajian rutin dimasjid dan

disekitar lingkungan tentang nilai-nilai agama, dan pokok dasar ajaran agama

islam.

Sedangkan pembinaan agama yang dilakukan oleh Ibu KM juga

berdasarkan pada nilai-nilai agama islam sebagai pedoman dalam pelaksanaan

pembinaan agama terhadap anaknya harus dilakukan sejak dini, serta

pembinaan yang dilakukan diluar keluarga seperti mengaji di TPA. seperti

pendapat dari Ibu KM:

“saya mendidik anak saya itu sesuai kemampuan saya, dan saya yakin

jika anak sejak kecil sudah dibiasakan dengan hal-hal yang baik dan yang

jelas sesuai dengan nilai-nilai agama yang baik, insyallah anak saya akan

tumbuh menjadi anak yang sholehah. Karena saya sudah terlanjur bodoh,

maka saya akan tetap berusaha untuk memberikan pendidikan dan pembinaan

agama kalaupun saya tidak mampu maka saya akan antar anak saya untuk

ngaji TPA atau selalu mengikuti pengajian-pengajian keagamaan yang rutin

dilakukan setiap satu bulan sekali.”(wawancara dengan ibu KM pada tanggal

6 Februari 2015).

Page 86: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Ibu MY lebih sederhana ketika menjelaskan tentang dasar pembinaan

agama yang dilakukannya, yaitu pembinaan agama yang mengarahkan anak

untuk bisa mandiri dan menjadi lebih baik.

“Bagaimanapun keadaan AG, dia tetap darah daging saya, jadi saya

berkewajiban untuk mendidik dan menyekolahkannya, sebagai orangtua yang

tahu akan kekurangan yang dimiliki maka semua itu saya lakukan dengan

harapan agar AG menjadi lebih baik, sholeh dan tentunya bisa

mandiri,”(wawancara dengan ibu MY pada tanggal 6 Februari 2015).

Waktu bersama anaknya adalah hal yang sangat berharga bagi bapak

AG maka untuk memberikan pembinaan keagamaan kepada putrinya, maka

bapak AG selalu mengajak berkomunikasi tentang pentingnya kasih sayang,

serta memberikan contoh yang baik untuk anaknya, serta keterbatasan waktu

untuk selalu mengawasi anaknya bapak AG selalu mendispilnkan waktu

ibadah, seperti penuturan bapak AG :

“saya berharap, anak saya tidak membenci Bapaknya, karena

bagaimanapun juga EG sudah mengerti tentang keadaan yang terjadi didalam

keluarga, jadi yang bisa lakukan hanya selalu mengajaknya berbicara dan

memberikan pengertian agar bersedih atas kepergian ibunya, dengan bekal

kedisiplinan yang saya ajarkan, dengan harapan EG menjadi anak sholehah

nantinya.alhamdulah, shalat, ngaji tidak pernah EG tinggalkan,”(wawancara

dengan bapak AG pada tanggal 8 Februari 2015).

Berikut ini adalah pernyataan tokoh masyarakat tentang kegiatan

keagamaan seperti mengaji dan sholat yang ada di masjid Al-Ikhlas, menurut :

Bapak SP (Ketua TPQ) :

Page 87: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

“namanya juga anak-anak mba, kan dunia mainnya lebih besar

daripada seriusnya, tapi selama ini anak-anak bersemangat ngaji disini paling

ya telat datangnya mba”.

Bapak JI (Ketua RT) :

“kalau warga disini antusias dengan keberadaan masjid apalagi ada

kegiatan TPA/TPQ mba, tapi kalo anak-anak kan masih seneng dolanan mba,

kadang yow lalai nda ikut sholat berjemaah di masjdi,”.

Sedangkan menurut Ibu GL, pembinaan keagamaan yang Ibu GL

terapkan untuk anaknya yang kecil adalah pembiasaan yang baik seperti doa

mau makan, doa setelah makan, dan hal hal yang bisa dikerjakan oleh anak

seumuran ND. Berikut penjelasan Ibu GL:

“iya mba, pendidikan itu sangat penting mba, apalagi pendidikan

agama, sekarang ja ND dah tak masukkan ke SD mba, dan paling penting

saya akan ajarkan sebisa saya mba, kayak doa mau makan, menjawab salam,

ya pokoknya yang kecil kecil dulu mba, tapi bisa menjadi dasar mba. Ini sudah

mulai ikut ikut kemasjid untuk ngaji TPQ mba, itu adalah dasar pokoknya mba,

semoga menjdi anak yang sholeh dan berguna untuk bangsa dan agama

mba,”(wawancara dengan ibu GL pada tanggal 8 Februari 2015)”.

Sedangkan penjelasan bapak SDtentang dasar pembinaan keagamaan

yang diberikan untuk anaknya, adalah dasar agama yang paling dasar yaitu

doa-doa sehari-hari selalu mengajarkan bagaimana berbicara yang sopan, serta

pendidikan formal yang wajib diberikan,:

“ Yang paling penting untuk dasar pembinaan agama itu buat saya

adalah dasar Al Qur’an dan Hadist mba, tetapi dengan usia anak saya yang

masih kecil maka saya akan memberikan contoh bagaimana berkata yang

sopan, bertingkah laku yang baik serta selalu membimbing untuk selalu

menerapkan doa sehari-hari itu, dan yang tidak kalah penting lagi yaitu

pembinaan dalam hal ibadah mba, sejak kecil harus selalu dididik untuk shalat

dll,”(wawancara dengan bapak SD pada tanggal 8 Februari 2015).

Page 88: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Sedangkan penjelasan ibu MN tentang pembinaan keagamaan yang

diberikan untuk anaknya yang bernama HD, adalah dasar agama paling dasar

yaitu membimbing anak-anaknya dalam mendirikan sholat wajib dengan cara

selalu mengingatkan kepada HD agar selalu tepat waktu dalam melaksanakan

ibadah shalat fardlu dan menunaikan ibadah puasa ramadhan. Serta HD

belajar mengaji di TPQ dilingkungan rumahnya.

“Ya, namanya juga anak-anak mba, terkadang masih sering lalai

dalam ibadah sholatnya, wong kita yang dewasa juga sering lalai mba.

Biasanya saya mengingatkan HD biar gak lali ibadahnya. Kakaknya, RN juga

sering mengingatkan HD mba, kami saling mengingatkan agar melaksanakan

ibadah sholat fardlu, sedang kalau ibadah puasa ramadhannya HD,

Alhamdulillah menjalankan puasa penuh dari fajar sampai magrib mba.

Insyallah, kalau wong sembahyang kiw mesti eling karo seng kuoso mba, gawe

tuntunan urip”. Ya kalau ngaji, HD ikut TPQ di Masjid mba dan di masjid

juga banyak kegiatan-kegiatan keagmaan yang HD ikuti mba, seperti

khataman, mauludan, kadang kalau idul fitri ya ikut takbiran (wawancara

dengan ibu MN pada tanggal 8 Februari 2015)”.

Sedangkan penjelasan ibu RN tentang pembinaan keagamaan yang

diberikan untuk anak-anaknya yaitu RH dan RF Ibu RNmembimbing anak-

anak agar melaksanakan sholat fardlu dengan melakukan sholat berjemaah dan

membiasakan mengutamakan ibadah sholat fardlu daripada kepentingan

lainnya. Anak-anak (RH dan RF) juga sudah menjalankan puasa Romadhan

sejak dini dan terkadang anak-anak belajar puasa sunnah (puasa senin-kamis).

Ibu RN dan anak-anak (RH dan RF) sering mengkaji Al-Qur’an dan Hadist

secara bersama-sama, dimana mereka membaca per-ayat dan membaca arti dari

ayat tersebut. RH dan RF senang sekali mengikuti kegiatan ritual keagamaan

Page 89: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

seperti Maulid Nabi, Khataman, dan pesantren kilat di lingkungannya, karena

RH dan RF senang mendapat teman baru melalui kegiatan tersebut dan

memiliki pengalaman spiritual dengan mengikuti kegiatan ritual keagamaan

tersebut .Ibu RN membimbing dan mendidik mereka karena, suatu saat Ibu RN

tidak akan selamanya bersama mereka dimana ngaji, sholat, puasa tidak harus

diingatkan terlebih dahulu dan agar mereka berada didekat Allah Swt. Ibu RN

mengajarkan RH dan RF untuk mengenal sisi hitam dan sisi putihnya.

“Ya kita sudah hampir 6 tahun tidak mengkonsumsi TV, jadi kegiatan

saya dan anak-anak selgi luang adalah membaca buku. Kami pergi ke

perpustakaan, kadang hanya memhabiskan waktu dengan membaca buku

disana atau kami pinjam buku lalu membacanya dirumah dan sesekali kami

membeli buku di toko buku mba. Kami sering berdialog, berkumpul bersama-

sama untuk mengkaji ayat-ayat Al-Qur’andengan membaca perayat lalu kami

membaca artinya, apabila waktu sholat tiba kami sering melakukan sholat

berjemaah, dan anak-anak RH dan RF memang saya titipkan di sekolah SDIT,

agar mereka juga padat aktifitasnya serta di sekolahan mereka setiap selesai

jam belajar mengajar diadakan kegiatan TPQ, jadi mereka tidak terlalu

banyak waktu yang terbuang mba. Dan untuk kegiatan keagamaan lainnya di

lingkungan rumah, anak-anak sering ikut seperti mauludan, kalau pas waktu

lebaran ya ikut takbiran, tapi kalau hari-hari biasa RH dan RF ini terbatas

sekali karena kembali lagi masalah waktu, anak-anak pulang sekolah saja

sudah sore hari (wawancara dengan ibu RN pada tanggal 8 Februari 2015)”.

Segala macam pendidikan dan dari segala aspek pendidikan baik

pendidikan agama maupun pendidikan umum dan juga tentang aspek

kehidupan semua berpedoman kepada Al Qur’an dan Hadist yang Allah SWT

berikan kepada Nabi Muhammad dan untuk diajarkan kepada kaumnya,

dengan pendidikan agama islam yang berpedoman kepada Al Qur’an dan

Page 90: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Hadist maka manusia dapat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala

larangan-Nya. Seperti firman Allah dalam surat At-Tahrim ayat 6 :

....

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka” ( Departemen Agama RI. Al Qur’an. Al Karim

dan terjemahannya, hal 448 ).

Berdasarkan firman Allah SWT, maka orangtua berkewajiban untuk

memberikan pendidikan yang bisa dijadikan pedoman untuk menjadi manusia

yang Akhlakul Karimah. Dan Hadist yang menjelaskan tentang pendidikan

adalah:

ا نه )روام س ج ا نه و يم ر ين ص و د انه و اه يه ة ف ا ب و يو ل د ع ل ى الفطر و لو د الا ه ا من م

البخا ري(

Artinya : “Tiada manusia yang dilahirkan kecuali dalam keadaan

fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani, dan

Majusi.” (HR. Bukhori).

Dari Hadist diatas dapat diartikan bahwa setiap manusia telah dibekali

fitrah oleh Allah SWT, baik laki-laki maupun perempuan, maka tugas orang

tua adalah sebagai pendidik dalam sebuah keluarga untuk memelihara,

mengembangkan, dan menyelamatkan fitrah tersebut agar menjadi fitrah yang

baik dan bermanfaat serta menyelamatkan dari pemiliknya.

Page 91: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Agama Islam menjadikan Al Quran dan Hadist sebagia pedoman hidup

seluruh umat islam baik dalam perbuatan, perkataan maupun tingkah laku.

Dasar yang pertama yang digunakan adalah Al Qur’an serta Hadist yang

memperkuat tentang sesuatu hal pokok dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari

sinilah sumber pokok ilmu pengetahuan yang bisa dijadikan pedoman hidup

bagi seluruh umat manusia, serta pendidikan yang bisa diterapkan dalam

pembinaan pendidikan dasar keagamaaan keluarga.

K. Tujuan Pembinaan Keagamaan Dalam Keluarga Single Parent

Semua hal yang dilakukan oleh manusia pasti memiliki tujuan tertentu

yang ingin dicapai, begitu pula dengan adanya pelaksanaan pembinaan

keagamaan pada suatu keluarga, baik itu keluarga yang utuh maupun keluarga

yang tidak utuh alias single parent. Pelaksanaan pendidikan yang dilaksanakan

haruslah dapat meningkatkan derajat atau kesusilaan anak didik, karena

pendidikan tidak dinamakan kalau tidak mempunyai tujuan untuk mencapai

kebaikan anak di dalam arti sebenarnya, (Sutari Imam Barnabid,pengantar Ilmu

Sistematis :37).

Sama halnya dengan dengan pelaksanaan pendidikan dalam keluarga

single parent, dimana orangtua mempunyai tujuan-tujuan tertentu dalam

mendidik anak. Semua orangtua yang beragama baik agama apapun meyakini

akan kebenaran agamanya, sudah menjadi hal yang wajib bagi orang tua untk

Page 92: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

melaksanaan pembinaan keagamaan serta senantiasa memperhatikan dan

mengusahakan dengan sebaik-baiknya.

Salah satu perhatian dan usaha yang dilakukan orang tua untuk

mendidik anaknya dalam hal keagamaan adalah memberikan contoh dan selalu

membiasakan anak dalam mengamalkan atau menerapkan ajaran-ajaran agama

Islam.

Dalam keadaan seperti ini keluarga adalah lingkungan pertama yang

sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan agama anak,

meskipun tidak hanya lingkungan keluarga saja bahkan lingkungan lain yang

merupakan faktor yang juga dapat mempengaruhi perkembangan anak, baik

perkembangan Jasmani maupun Rohani.

Tercapainya tujuan secara optimal harus memiliki kunci keberhasilan

yang bisa ditentukan oleh beberapa pihak dalam membimbing serta

mengarahkannya, itu menandakan bahwa orangtua mempunyai harapan yang

harus dipenuhi oleh anak-anaknya. Harapan ini bisa diwujudkan oleh anak

dalam bentuk potensi yang dimiliki masing-masing anak, dan seharusnya

harapan orangtua itu sejalan dengan potensi fitrah yang ada pada masing-

masing anak

Page 93: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Dengan mengangkatnya kasus pada keluarga single parent, maka

berkaitan pula dengan apa tujuan yang dilakukan dalam pembinaan

keagamaan pada anak dari orangtua single parentadalah yaitu Ibu YN:

“Dengan pendidikan dan bekal agama yang didapat oleh anak saya,

dan tentunya saya menaruh harapan agar bekal itu dapat dijadikan sebagai

pedoman untuk kehidupan masa depannya sehingga anak saya menjadi anak

yang sholehah dan menjadi muslimah yang berbakti kepada orangtua serta

takut kepada Allah, sehingga masa depannya menjadi lebih tertata dengan

benar, serta dengan dasar itu dapat menjaga dari pergaulan dilingkungan”

(Wawancara dengan Ibu YN, pada tanggal 6 Februarii 2015 )

Disamping tujuan yang ingin dicapai, ada juga harapan orangtua dari

anak-anaknya, sedangkan tujuan pembinaan keagamaan menurut ibu KM :

“sebagai orangtua, saya berharap agar kelak anak saya bisa menjadi

wanita yang kuat, dan menjadi anak yang sholehah, berbakti kepada

orangtuanya, sehingga masa depannya menjadi penuh barokah, serta ilmu

agama yang sudah dan yang akan didapat semoga bermanfaat dan

menjadikanya berguna untuk dirinya sendiri dan agama, karena saya tidak

mau anak saya menjadi seperti ibunya,”(wawancara dengan Ibu KM, tanggal

6 Februari 2015).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu MY, walaupun anaknya AG

memiliki kekurangan yang belum tentu orang lain mampu menjalaninya, Ibu

MY juga memiliki harapan terhadap anaknya tersebut, serta harapan yang

berkaitan dengan tujuan dilaksanakannya pembinaan keagamaan terhadap

anaknya :

“semoga AG menjadi anak yang sholeh sesuai dengan namanya,

mempunyai pengetahuan tentang agama, sopan santun dan kemandirian yang

paling penting berguna untuk dirinya sendiri, orangtua dan masyarkat

sekitarnya, Toh banyak orang yang cacat yang bisa berkarya,” (wawancara

dengan Ibu MY tanggal 6 Februari 2015).

Page 94: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Tidak jauh berbeda dengan apa yang diharapkan dari beberapa

orangtua, bapak AG juga mempunyai harapan dari anaknya yang sudah

beranjak dewasa, yang kaitannya dengan tujuan pembinaan keagamaan

terhadap anaknya.

“saya cuma berharap agar anak saya EG tidak pernah membenci

ayahnya, bagaimanapun juga saya harus tetap member pendidikan dari hati ke

hati mba, selain saya juga selalu mendisplinkan EG untuk selalu ngaji, agar

kelak mempunyai dasar dan dijadikan pedoman dalam masa depannya nanti,

serta dapat menjadikan pribadi muslimah yang kuat dan mandiri, bermanfaat

terutama untuk keluarga serta bagi agama,” ( wawancara dengan Ibu JJ, pada

tanggal 8 Februari 2015).

Tujuan yang sama juga diungkapkan oleh Ibu GL, walaupun anak Ibu

GL yaitu ND masih berusia 7 tahun ibu GL sudah memberikan pembinaan

agama yang bertujuan agar dalam perkembangan menuju dewasa ND sudah

mempunyai ilmu dasar agama, seperti penjelasan Ibu GL berikut ini,

“iya mba, saya cuma bisa berharap dan berdoa agar kelak anak saya

bisa tumbuh menjadi laki-laki yang bertanggung jawab, dengan bekal agama

yang diajarkan sejak kecil, insyallah ND bisa menjadi anak yang sholeh serta

berguna untuk keluarga serta masyarakat, dan saya akan memberikan

pendidikan yang baik pula mba, nanti setelah lulus dari SD saya mau

masukkan ke MTS mba,” (wawancara dengan Ibu GL, pada tanggal 8

Februari2015).

Bapak SD adalah responden dengan nama status yang berbeda yaitu

duda, seorang dudapun punya kewajiban yang sama dalam memberikan

pendidikan, dan inilah tujuan Bpk SD memberikan pembinaan agama pada

anaknya masih kecil yaitu RM.

Page 95: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

“seusia RM, adalah dimana ingin dimanja-manja dengan ibunya, tetapi

keadaanlah yang harus dihadapi oleh anak saya mba, walaupun begitu saya

akan tetap memberikan kasih sayang sepenuhnya untuk RM, sehingga

walaupun dibilang pincang saya berharap perkembanganya tetap baik dan

selalu saya tanamkan dasar-dasar pokok agama, sehingga rasa mandiri dan

mengenal agama dimulai sejak dini, bahkan neneknya pun juga memberikan

kasih sayang yang penuh supaya RM tumbuh menjadi anak yang kuat serta

menjadi anak yang sholehah, menjadi kebanggaan saya dan

keluarga,”(wawancara dengan Bpk SD tanggal 8 Februari 2015).

Ketika Ibu MN memberikan penjelasan tentang tujuannya dalam

pembinaan agama, dengan tegas Ibu MN mengatakan,

“bahwa pembinaan agama dengan dasar pokok adalah tujuan yang

utama dalam memberikan bekal kepada anak-anaknya, apalagi saya punya

anak 2 anak mba, jadi untuk pembinaan keagamaan seringkali kakaknya juga

memberikan contoh, saya berharap agar kelak masa depan anak-anak saya

lebih baik dari saya, semenjak ditinggal Bapaknya setiap malam jumat

kakaknya selalu mengajak kemakam secara tidak langsung itu adalah bentuk

pembinaan, agar kelak jika saya mati saya juga didoakan oleh anak-anak saya

mba, dan semoga anak saya menjadi anak yang sholehah,”( wawancara

dengan Ibu MN, pada tanggal 09 Februari 2015).

Tujuan yang Ibu RN utaraka tidak jauh berbeda dengan tujuan dari

beberapa responden, karena pada dasarnya tujuan utama dalam melaksanakan

pembinaan keagamaan kepada anak adalah wajib dan harus dilakukan agar

kelak anak mempunyai pedoman sebagai pegangan hidup, seperti penuturan

Ibu RN tentang tujuan pembinaan,

“kewajiban orangtua itu tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik saja

mba, akan tetapi kebutuhan rohaniah itu juga tidak kalah penting, karena jika

memeberikan fondasi yang kuat maka kehidupan anak kita kelak akan jauh

lebih baik dari kita sekarang, maka saya juga menaruh harapan yang besara

kepada anak saya supaya kelak menjadi anak yang bisa berguna bagi dirinya,

keluarga, serta masyarakat pada umumnya, serta menjadi manusia yang

Page 96: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

bahagia dunia dan akhirat,”(wawancara dengan Ibu Rn, pada tanggal 8

Februari 2015).

Anak merupakan amanah dari Allah yang harus orangtua jaga serta

memberikan pendidikan yang sebaik-baiknya dengan dasar ajaran Agama

Islam. Dengan demikian, dengan adanya pembinaan keagamaan bagi anak-

anak mereka, diharapkan anak mencapai pengetahuan, pengalaman serta

kepribadian yang baik yang sesuai dengan dasar dan pedoman yaitu Al Qur’an

dan Hadist yang merupakan cerminan dari nilai-nilai agama islam. Serta

mampu memenuhi apa yang diharapkan oleh setiap orang tua, yang berharap

agar anak-anaknya jauh lebih baik dari kehidupan orang tuanya. Sehingga

tujuan pembinaan keagamaan yang dimulai sejak dini dapat tercapai dengan

hasil yang memuaskan serta menjadikan tabungan surg bagi orangtua.

L. Materi Pembinaan Keagamaan

1. Pembinaan Aqidah dan Pembinaan Ibadah

Aqidah adalah kepercayaan, dalam hal ini mencangkup Rukun Iman

yang enam yaitu percaya kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari

Kiamat, Qodho dan Qodar. Yang semua itu adalah percaya dengan hal yang

ghoib yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata, sehinnga untuk bisa

menanamkan kepercayaan itu dibutuhkan pendidkan yang harus dimulai

sejak dini agar keimanan itu dapat tertanam didalam jiwa anak. Pendidikan

agama bagi anak merupakan fondasi pokok yang harus dan wajib

Page 97: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

ditanamkan dan merupakan tingkat pertama dari fondasi keimanan bagi

anak.

“Dimensi aqidah ini mengungkap masalah keyakinan manusia

terhadap rukun iman (iman kepada Allah, malaikat, kitab, nabi, hari

pembalasan, serta qadha dan qadar), kebenaran agama dan masalah-masalah

ghoib yang diajarkan agama” (Nashori,2002:78).

Pembinaan Ibadah adalah penyempurnaan dari pembinaan aqidah,

karena pendidikan aqidah yang didapatkan oleh anak-anak akan menambah

keyakinan. Begitu pula dengan ibadah, pendidikan ibadah juga harus

diberikan secara rutin diajarkan setiap saat, karena pendidikan awal adalah

di dalam keluarga, sehingga anak-anak terbiasa dengan ibadah yang

dilakukan secara berulang-ulang

“Ibadah atau praktek agama (syariah) merupakan peraturan-

peraturan yang mengatur hubungan langsung seorang hamba dengan

khaliknya dan sesama manusia, yang menunjukkan seberapa patuh

tingkat ketaatan seseorang dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual

keagamaan yang diperintahkan dan dianjurkan. Dimensi ibadah (ritual)

berkaitan dengan frekuensi, intensitas, pelaksanaan ibadah

seseorang”(Nashori, 2002:78).

Page 98: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Pendidikan keimanan sama halnya yang dilakukan oleh luqman

kepada anaknya, karena menyadari seberapa penting pendidikan keimanan

tersebut, yang termuat dalam Al Qur’an Surat Luqman ayat 13,

bahwasannya luqman mengajarkan kepada anaknya untuk mengenal Allah

SWT dan memperkenalkan bermacam-macan ciptaan Allah. Pendidikan

tauhid adalah pendidikan dasar yang harus diberikan kepada anak sejak dini

dan sebagai bekal untuk masa depannya. Serta pendidikan Ibadah yang

dijadikan suatu kebiasaan yang rutin yang dilakukan oleh anak, agar

pendidikan Tauhid serta pendidikan tentang beribadah menjadi sempurna.

Sehingga terwujudlah cita-cita orangtua agar anaknya menjadi anak yang

berbajti keapada orangtua serta mampu menjadi pribadi yang soleh dan

solehah serta berakhlah baik. Dengan ini penulis akan mengetahui

bagaimana pola pembinaan keagamaandengan Aqidah anak pada keluarga

single parentdidesa Tegalrejo RT 03/RW 03 Kecamatan Argomulyo

Kotamadya Salatiga, melalui hasil wawancara dan observasi.

Informasi yang pertama dari hasil wawancara adalah Ibu YN, Beliau

adalah seorang single parentyang mempunyai seorang Putri yang bernama

DW dan sekarang sudah berusia 10 tahun. Beliau berpendapat bahwa

pembinaan aqidah anak sangat penting ditanamkan sejak dini supaya anak

tau siapa sebenarnya Tuhan yang wajib disembah dan dimana tempat untuk

meminta pertolongan, karena untuk seusia DW, hal yang bersifat ghoib

Page 99: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

sudah mulai bisa dijelaskan dengan memberikan contoh serta penjelasan

yang tidak membuat anak semakin binggung, sehingga kelak anaknya

mempunyai bekal untuk masa depannya, serta dalam pembinaan dalam

beribadah Ibu YN sangat disiplin, karena menurut Ibu YN shalat adalah

wajib.

“saya yakin dengan apa yang saya berikan kepada anak saya

adalah hal yang baik, karena pembinaan aqidah yang sudah ajarkan sejak

kecil, dan menyekolahkannya disekolah yang insyallah baik juga

memberikan efek yang baik pula, serta selalu mendisiplinkan waktu shalat

adalah hal yang harus saya pantau terus mba, selain itu saya juga

mengajak sholat berjamaah kalo pas bisa barengan sholat mba, dan kalo

romadhan saya juga mengajarkan puasa sama DW, kalo soal ngaji saya

serahkan ke TPQ deket rumah mba, karna saya takut salah ngajarin DW” (

wawancara dengan Ibu YN, pada tanggal6 Februari2015).

Dengan usia DW yang sudah beranjak dewasa Ibu YN selalu

membiasakan kedisiplinan dalam beribadah, Dengan begitu aqidah yang

ditanamkan sejak kecil akan menjadi kebiasaan ketika dewasa nanti.

Pembinaan aqidah yang dijelaskan oleh Ibu KM, tentang pendidikan

aqidah bagi anaknya FB tidak berbeda jauh dengan Ibu YN, yaitu dalam

menanamkan aqidah anak. Selain aqidah Ibu KM juga selalu mengajarkan

ibadah yang wajib dilakukan oleh setiap muslim, seperti shalat lima waktu

ibadah sunnah lainnya,

“sejak kecil mulai masuk TK, FB sudah saya ajarkan tentang

percaya kepada Allah mba, seperti kalau berbuat jahat pada temannya

nanti dilihat oleh Allah lo… terus nanti Allah marah. Ya walaupun

terkadang FB selalu bertanya “Allah itu kayak apa to bu,,?? Saya jawab

Page 100: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

juga sebisa saya mba, Allah itu sembunyi dulu sebelum FB menjadi anak

yang sholehah, anak yang pintar, dll. Dan saya sudah menyekolahkan

disekolah yang baik juga mba, nanti kalau FB sudah jadi anak yang baik

terus shalatnya tidak bolong-bolong Allah akan tambah sayang sama FB,

jadi FB harus jadi anak yang tidak nakal dengan teman-teman, tidak

melawan ibu” (wawancara dengan Ibu KM, pada tanggal6Februari

2015).

Ibu KM selalu mengajak putrinya berkomunikasi, dengan banyak

berbicara maka akan selalu timbul keingintauan anak, dan menjadikan anak

lebih semangat dalam beribadah.

Janda yang berumur 34 tahun yang bernama MY, dengan seorang

putra yang memiliki kekurangan yang bernama AG, maka Ibu MY berusaha

dalam menanamkan tentang Aqidah tidak menambah beban anaknya, maka

Ibu MY hanya memberikan ajaran dasar aqidah seperti kalau mau

beraktivitas selalu berdoa, kalo Ibu MY shalat AG selalu diajak, walaupun

keterbatasan AG tidak bisa sempurna, setidaknya hal itulah yang bisa Ibu

MY lakukan untuk anaknya.

“saya hanya memberikan sebatas yang saya bisa saja mba, seperti

kalau mau melakukan aktivitas apapun harus membaca doa,” ms AG kalau

mau makan harus baca bismillah biar setannya tidak ikut makan, ms AG

jadi kenyang, kalau ibu shalat ms AG juga ikut shalat ya, biar Allah tambah

sayang dengan ms AG”, itulah yang bisa saya lakukan mba,” ( wawancara

dengan Ibu MY, pada tanggal 06 Februari 2015).

Ibu MY akan selalu berusaha mengajaknya berbicara, dan hanya

core dan malam adalah waktu yang bisa Ibu MY gunakan untuk bisa

memberikan kasih sayang yang penuh, karena tuntutan ekonomi.

Page 101: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Sedang bagi bapak AG, pembinaan aqidah anak juga sangat penting

ditanamkan sejak kecil, karena menurut bapak AG anaknya EG sudah cukup

dewasa dan cukup tahu tentang aqidah dan kepercayaan dalam beragama,

karena EG juga sudah ikut TPA dan pelajaran disekolahnya, serta EG juga

sudah tau tanggung jawabnya tentang ibadah kepada Allah yang sudah

menjadi kewajiban setiap muslim.

“saya sudah merasa tenang karena pembinaan aqidah yang selalu

saya ajarkan sejak kecil sampai sekarang masih terus dilakukan, ditambah

lagi EG juga sudah ngaji di TPAdimasjid rumah dan disekolahnya di

KURMA, kepercayaan dengan yang ghoib mulai EG pahami seperti adanya

setan, malaikat, peri dll, tetapi semua itu tetap ciptaan Allah SWT, serta

saya harus ekstra mengingatkan akan kewajibanya untuk ibadah sholat,

karena itu adalah dasar pokok menjadi pribadi yang mulia” ( wawancara

dengan bapak AG, pada tanggal8 Februari 2015 .)

Bagi bapak AG pendidikan di TPA juga memberikan manfaat yang

baik untuk anaknya, semakin rajin dalam beribadah. Dan hal ini juga tidak

jauh berbeda dengan ibu GL dalam memberikan pendidikan dan pembinaan

aqidah anak, dan dengan usia anak ibu GLyang masih kecil maka sejak

itulah akan ditanamkan aqidah sebagai fondasi awal dan pedoman di masa

depannya, serta memberikan contoh dalam beribadah, seperti sholat,

pengajian.

“Dengan usia anak saya yang masih kecil, maka sejak saat ini pula

penanaman aqidah pada anak sudah saya berikan sedikit sedikit, seiring

bertambah usia dan kedewasaaan anak saya, saya berharap bisa

memberikan yang terbaik untuk saya dan anak saya, dan saya harus mampu

menjdi contoh yang baik untuk anak saya mba, ” ( wawancara dengan Ibu

GL, pada tanggal 8 Februari 2015).

Page 102: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Fondasi sudah Ibu GL tanamkan sejak usia anaknya masih kecil dan

selalu membiasakan hal-hal yang baik pula sebagai dasar aqidanya serta

contoh dalam kedisiplinan beribadah.

Bapak SD, adalah duda akan tetapi dalam mendidik anak adalah hal

aqidah tidak jauh berbeda dengan janda-janda dengan perbedaan itu tidak

menghalangi Bapak SD untuk memberikan kasih sayang sepenuhnya

kepada RM anaknya. Serta selalu mengajaknya shalat berjamaah.

“walaupun saya seorang duda, akan tetapi dalam pembinaan

aqidah saya sedikit cerewet juga mba, walaupun anak saya masih kecil saya

harus membiasakan untuk ketegasan,seperti berdoa-doa pendek tapi saya

lakukan kalo pas saya ke solo seminggu sekali mba, biarlah sementara

seperti ini karna sikon mba” (wawancara dengan Bpk RM, pada tanggal 8

Februari 2015).

Bapak SD dalam mendidik anak tetap melibatkan orangtuanya,

karena BapakSDjuga sibuk dengan pekerjaannya, tetapi semua itu tidak

mengurangi kasih sayangnya yang harus diberikan kepada putranya.

Apalagi mengingat mertuanya beragama non islam, jadi hal itu dilakukan

bapak SD setiap satu minggu sekali.

Ibu MN adalah janda dengan 2 anak yang satu sudah dewasa

sedangkan yang 1 masih kecil, kan tetapi dalam pembinaan aqidah islam Ibu

MN tidak membedakan Cuma caranya yang berbeda, apalagi dalam hal

ibadah

Page 103: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

“ saya sudah yakin dengan penanaman aqidah untuk anak saya

yang sudah besar, serta sudah punya tanggung jawab untuk kewajibannya

dalam beribadah bahkan tidak hanya shalat lima waktu tetapi sudah

ditambah dengan shalat sunnah ssperti tahajud dll, akan tetapi untuk anak

saya yang masih butuh dampingan maka saya sedikit cerewet mba,

ditambah lagi anak saya yang kecil itu cerewet,saya harus mampu menjadi

contoh bagi anak saya mba,” ( wawancara dengan Ibu MN, pada tanggal 8

Februari 2015).

Menurut Ibu MN penanaman aqidah sangatlah penting sehingga

menjadi dasar dan pegangan bagi anak-anaknya kelak menuju kedewasaan.

Serta kebiasaan beribadah yang harus terus dipantau oleh Ibu MN.

Janda terakhir adalah Ibu RN, dengan 3 anak yang sangat

membutuhkan ekstra perhatian, karena aqidah keagamaan sangatlah penting

ditanamkan sejak kecil, anak yang satu sudah pasti mengerti dan paham

akan aqidah dan kepercayaannya serta tanggung jawab dalam beribadah

agar sempurna pula ilmu tauhid yang didapatkannya karena sudah belajar

disekolah dan di TPA akan tetapi untuk kedua anaknya yang masih

membutuhkan perhatian yang lebih maka, Ibu RN lebih cenderung selalu

menyuruh ketika tiba waktu beribadah.

“saya sudah percaya dengan anak saya yang gede mba dalam

pendidikan aqidahnya, tetapi untuk anak saya yang masih kecil saya harus

tetap mamantau dan terus membimbingnya, karena masa anak-anak adalah

masa emas, dimana anak dengan mudah menangkap apa yang diajarkan

orangtuanya seperti jika berbuat baik nanti masuk surge tapi kalu berbuat

jahat akan masuk neraka, apalagi kalau shalatnya bolong-bolong, Allah

pasti marah pada kita,” (wawancara dengan ibu RN, pada tanggal8

Februari 2015).

Page 104: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Pembinaan aqidah pada anak adalah hal yang wajib diberikan sejak

kecil, yang bertujuan untuk membentuk kepribadian anak yang didalamnya

tertanam nilai-nilai keimanan dan selanjutnya dijadikan sebagai pengendali

tingkah laku, serta menjadikan anak berpikir untuk bisa memilih hal-hal

yang terbaik (sesuai dengan ketentuan Allah SWT). Tujuan umum adalah

perlu dijabarkan disekolah sebagai rukun iman. Orangtua perlu

memperkenalkan kepoada anak nilai-nilai yang terkandung di dalam rukun

iman yang enam itu (iman kepada Allah, malaikat, rasul, kitab-kitabnya,

hari akhir, qodho dan qodhar). Pengungkapan tersebut diungkapkan pada

waktu dan situasi yang tepat, ( Zakiah Dharadjat, hal 112 )

Tidak hanya pembinaan dalam hal aqidah saja, tetapi pembinaan

dalam ibadahpun jauh lebih penting, karena aqidah dan ibadah adalah dua

komponen yang bersatu menjadi kesatuan akhlak yang baik sehingga

pembinaan pada pribadi anak akan tertanam nilai-nilai yang berdasarkan

pada aqidah islam serta manusia akhlaqul karimah.

2. Pembinaan Akhlak

Pembinaan akhlak pada anak sangatlah penting dan wajib diberikan

oleh semua orangtua, baik itu keluarga utuh maupun yang tidak utuh (single

parent), sesuai dengan nilai-nilai agama islam yang tercantum dalam Al

Quran dan Hadist nabi, tauladan yang wajib dicontoh adalah Nabi

Page 105: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Muhammad SAW, sedangkan Nabi Muhammad diutus oleh Allah SWT

untuk menyempurnakan akhlak manusia, Rasulullah bersabda yang artinya

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak“ (HR, Ahmad

dan Hakin Baihaqi)

Pendidikan akhlak adalah pendidikan mengenai dasar – dasar moral,

terutama moral keagamaan yang bisa dijadikan anak sebagai kebiasaan yang

baik untuk masa depannya.

Berbicara tentang moral, pasti langsung berpikir tentang tingkah

laku, karena pada dasarnya moral itu sendiri tidak bisa lepas dari pendidikan

agama, dengan berlandaskan ajaran agama, sebagian besar pasti akan

memberikan ilmu tentang berakhlak yang baik, baik itu kepada oprangtua,

tetangga, guru bahkan teman sebayapun pasti ada ajaran akhlaknya untuk

mencapai tujuan dari pembinaan akhlak tersebut. Karena dengan pendidikan

agama setidaknya kita mampu mengetahui ukuran kebaikan dan keburukan

seseorang dilihat dari moralnya.

Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan kepada Ibu YN

tentang pembinaan akhlak, beliau menjelaskan bahwa pembinaan akhlak

pada anak sangatlah penting bahkan sangat penting sekali, Ibu YN

berkeyakinan bahwa jika orangtua yang mendidik anaknya dengan akhlak

yang baik maka akan terbentuk akhlak yang baik serta kepribadian yang

Page 106: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

baik pula. Hal yang Ibu YN lakukan antara lain : Selalu menasehati untuk

selalu menghormati orangtua, Guru, Ustadzah, bahkan teman-teman

sebayanya, karena dengan melatih anaknya sejak kecil maka ketika tumbuh

dewasa tumbuhlah menjadi anak yang berakhlak baik, dan tidak lupa Ibu

YN selalu memberikan contoh kepada DW anaknya.Dalam pembinaan

akhlak Ibu YN selalu mengajak DW berbicara,

“ saya sering bertanya ada kejadian apa saja tadi sekolah, atau tadi

dimasjid ngaji apa saja, pokonya yang memancing DW untuk bercerita

mba, pada dasrnya juga DW itu suka bercerita apa saja yang terjadi baik

disekolah maupun dimana saja, dengan begitu saya kan akan memberikan

pengertian seperti waktu disekolah ada temannya yang bertengkar, maka

saya pancing, DW kalau ada teman bertengkar itu seharusnya bagaimana,

bertengkar itu baik apa tidak??.” (wawancara dengan Ibu YN, pada

tanggal6 Februari 2015).

Dalam perkembangan keagamaan anak maka wajib adanya

pemantauan dari orantuanya msing-masing. Informan yang kedua yaitu Ibu

KM, ketika kami melakukan wawancara tentang pembinaan akhlak terhadap

keluarga Ibu KM, beliau berpendapat bahwa pembinaan akhlah memang

sangat penting, akan tetapi dengan anak yang usianya masih dalam masa

kanak-kanak perlu adanya contoh yang setiap saat dapat dilihat, serta

nasehat-nasehat yang setia hari harus Ibu KM berikan serta pembinaan

akhlak ditempat anaknya mengaji dan disekolahnya. Maka yang wajib Ibu

KM lakukan hanya mengulang pelajaran yang diajarkan dari TPA maupun

disekolah serta dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ibu sutiyah

selalu memberikan nasehat untuk bisa menghormati guru, ustadz ataupun

Page 107: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

teman-temannya itu semua Ibu KM lakukan karena Ibu KM mempunyai

harapan terhadap anaknya agar kelak anaknya menjadi anak yang

mempunyai akhlak yang baik, dan disayangi oleh guru serta teman-

temannya.

“ saya hanya berharap dengan usia FB yang masih terbilang kecil,

saya mampu menananmkan fondasi serta dasar akhlak yang baik, sehingga

perkembangannya selalu diiringi dengan ilmu yang baik, serta saya juga

harus mampu menjadi contoh yang baik untuk anak saya,” ( wawancara

terhadap Ibu KM, pada tanggal 6 Februari 2015).

Dengan usia anak Ibu KM yang masih perlu adanya perhatian lebih

maka yang Ibu KM lakukan adalah selalu mengajaknya disetiap kegiatannya

misalnya pengajian, ataupun kegiatan PKK sehingga, selalu dapat

memantau tingkah laku anaknya. Dan neneknya juga ikut menasehati jika

FB akan berangkat sekolah ataupun berangkat ngaji.

Dan yang ketiga adalah Ibu MY, menurut beliau dalam melakukan

pembinaan akhlak terhadap anaknya AG yang memiliki kekurangan, bahkan

bisa dikatakan tidak normal biasanya Ibu MY hanya mengajaknya makan

bersama-sama, melarangnya untuk ngamuk jika keinginannya tidak

terpenuhi, atau ingin main tetapi selalu jadi bahan tertawaan bagi teman-

temannya, maka Ibu MY lebih baik AG main didalam rumah dan disekitar

rumah saja, dibawah pengawasan Ibu MY maupun neneknya.

“saya memang melarang AG untuk bermain jauh-jauh dari rumah,

karena saya khawatir terjadi apa-apa maka lebih baik mainnya disekitar

Page 108: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

rumah saja mba, makanya dalam pembinaan akhlak tidak bisa saya lakukan

seperti anak pada umumnya, bagi saya AG manut saja saya sudah senang

mba.” ( wawancara terhadap Ibu MY, pada tanggal6 Februari 2015).

Menurut nenek AG, “AG itu sebenarnya jika sabar dalam mengajak

berbicara dan telaten, AG akan paham apa yang dikatakan oleh orang

berbicara dengannya,”(wawancara terhadap nenek AG, pada tanggal6

Februari2015).

Dengan kekurangan yang AG miliki tidah mengurangi Ibu MY dan

keluarganya untuk memberikan rasa kasih sayangnya kepada AG. Dan

informan selanjutnya adalah bapak AG dengan anaknya yang bernama EG,

beliau menerangkan tentang pembinaan akhlak yang diterapkan oleh bapak

AG sangatlah disiplin dengan melihat usia EG yang sudah beranjak dewasa

maka pembinaan akhlak yang bapak AG lakukan yaitu selalu menasehati

dan serta mengajarkan bagaimana bersikap dengan orang yang lebih tua

serta berusaha mengulang pelajaran dan pelajaran yang berhubungan dengan

akhlak serta pelajaran yang didapat dari TPA , dengan keterbatasan waktu

hanya sore menjelang malam saja bapak AG dapat memperhatikan langsung

tingkah laku anaknya tersebut.

“walaupun saya juga sibuk dengan pekerjaan, saya harus tetap

memperhatikan anak saya, terutama dalam hal pembinaan akhlaknya, jika

pembinaan dengan akhlak yang bagus maka hasilnya ketika anak saya

dewasa menjadi pribadi yang baik pula,”(wawancara terhadap Ibu JJ,

pada tanggal 8 Februari 2015).

EG adalah anak yang sopan satun dan juga anak yang pintar, ketika

penulis melakukan observasi dan melakukan wawancara dengan bapak AG,

Page 109: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

EG yang terlihat sudah tumbuh menjadi anak yang cantik baik dan ramah

pula EGmengajak mengobrol penulis dengan sopan.

“bapak itu sedikit banyak cerewet mba, apa-apa kalu tidak sesuai

pasti nasehatinya tidak berhenti-henti, tetapi saya juga senang mba, karena

ketika saya melakukan kesalahan bapak langsung menegurnya dan

menjelaskan efek dari tingkah laku yang tidak sesuai,”(wawancara dengan

EG, pada tanggal 8 Februari 2015).

Bahkan bapak AG juga sedikit memberikan penjelasan terhadap

EGuntuk bisa memahami status bapaknya sebagai duda, maka lambat laun

EG mampu dan bisa menyesuaikan diri tanpa sesosok bapak.

Selanjutnya adalah ibu GL, janda anggun ini menerangkan bahwa

dalam melaksanakan pembinaan terhadap akhlak anaknya yang masih

berusia 7 tahun ibu GL menjelaskan bahwa,pembinaan akhlak anak sangat

wajib dilakukan dan diterapkan sejak kecil, berikut penjelasan ibu GL,

“Pendidikan akhlak itu harus ditanamkan sejak kecil karena fondasi

itu akan kuat jika ditanamnya sejak awal dibangun suatu gedung, begitu

juga dengan anak mba, jika pendidikan akhlak itu diberikan sejak kecil

maka besarnya nanti menjadi manusia yang berguna untuk dirinya sendiri,

keluarga, serta masyarkat,”(wawancara dengan ibu GL pada tanggal 8

Februari 2015).

Karena anak ibu GL masih kecil maka perlu adanya sesosok yang

menjadi contoh karena usia ND masih taraf mencontoh dan meniru. Maka

ibu GL akan berusaha untuk menjadi Ibu sekaligus Ayah yang baik untuk

anaknya.

Page 110: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Dalam pembinaan akhlak pada anak, bapak SD, tidak jauh berbeda

dengan Ibu GL, dimanapola pembinaan akhlak yang bapak SD berikan

hampir sama dengan Ibu GL yaitu memberikan contoh yang baik untuk

anaknya, seperti penjelasan bapak SD berikut ini,

“Pembinaan akhlak yang saya terapkan kepada RM yaitu selalu

menasehati agar RM jika bermain jangan nakal dengan teman-temannya,

serta saya sendiri yang harus berusaha untuk bisa menjadi yang terbaik

untuk RM, karena dari sayalah pembinaan RM dimulai,”(wawancara

dengan bapak SD pada tanggal8 Februari 2015).

Informan yang selanjutnya adalah janda dengan 2 anak yaitu Iu MN,

beliau menerangkan dalam pembinaan akhlak anak-anaknya, beliau

berpendapat bahwa pendidikan akhlak dimulai dari dalam rumah, mungkin

kedua anak Ibu MN berbeda karena untuk anak yang pertama dalam

mendidik akhlaknya keluarganya masih utuh sedangkan untuk anaknya

yang kedua kasih sayang seorang bapak kurang dirasakan, seperti penuturan

Ibu MN berikut ini.

“Pendidikan akhlak yang didapat oleh anak-anak saya antara anak

yang satu dan no dua sedikit berbeda mba, karena pada anak saya yang no

satu dulu sering bercerita dengan bapaknya tentang apapun juga,

sedangkan anak yang no dua tidak terlalu banyak bicara mba, apalagi saya

juga tidak terlalu bisa bercerita mba, jadi sekarang kakaknya yang gentian

mengajak adiknya bercerita,”(wawancara dengan Ibu MN pada tanggal 8

Februari2015).

informan yang terakhir adalah Ibu RN, janda dengan 3 anak ini,

menjelaskan bahwa pola pembinaan akhlak pada anak sangat penting, dan

dilakukan dengan pembiasaan contoh dan nasehat, bagi anak Ibu RN yang

Page 111: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

sudah dewasa pembinaan akhlak yang mungkin sudah banyak didapatkan

disekolah serta TPA, akan tetapi bagi anaknnya yang masih kecil contoh

dan nasehat adalah cara yang bisa Ibu RN lakukan untuk melaksanakan

pembinaan akhlak terhadap anak-anaknya. Seperti penuturan Ibu RN

berikut,

“yang bisa saya lakukan adalah selalu mensehati dan memberikan

contoh hal-hal yang baik baik mba, seperti cara berbicara yang sopan

terhadap orang yang lebuh tua, serta selalu mesehati ketika anak-anak akan

berangkat sekolah,” ( wawancara dengfan Ibu RN pada tanggal8

Februari2015).

Berikut ini adalah pernyataan beberapa keluarga dan tokoh

masyarakat tentang orangtua single parent dalam :

Kakak bapak SD (ibu GL) :

“ya mbak, biasanya memang SD itu setiap sabtu minggu jenguk

anaknya di Solo. Saya melihat memang waktu untuk berkumpul dengan RM

sangat kurang, tapi SD masih bersemangat buat memberikan perhatian dan

kasihsayangnya. Dimaklumi karena kondisi ya mba,”.

Bapak SP (Ketua TPQ) :

“kalau single parent disini, memang rata-rata bekerja dan

menghabiskan waktu seharinya dengan mencari nafkah, tetap[i saya

melihat mereka tetap memberikan pendidikan agama yang baik untuk anak-

anaknya seperti di titipkan belajar ngaji di TPQ Al-ikhlas ini, atau kadang

juga ada beberapa anak-anak mereka yang ikut sholat berjemaah disini

masjid sini”.

Bapak JI (Ketua RT) :

“saya melihat mereka para orangtua single parent yang kerja ekstra

dimana harus mencari nafkah dan memang pandai mengelola waktu kumpul

Page 112: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

dengan anak, ya walaupun ada sebagian yang harus dititipkan ke nekenya

saat ditinggal kerja,”.

M. Cara Dan Sarana Dalam Pelaksanaan Pembinaan Keagamaan

Cara dan sarana yang diterapkan dalam pelaksanaan pembinaan

keagamaan guna mendidik anak-anak single parent dengan

memberikanpendidikan yang dapat diterapkan oleh seorang pendidik atau

orangtua dalam memberikan pembinaan keagamaan bagi anak-anaknya

sehingga tercapai tujuan pembinaan tersebut.

Berikut ini adalah penjelasan tentang cara dan sarana yang diterapkan

oleh para orangtua tunggal (single parent) untuk melakukan pembinaan

keagamaan yang dilakukan pada anaknya adalah sebagai berikut:

1. Keluarga Ibu YN

cara yang digunakan keluarga Ibu YN adalah cara keteladanan serta

selalu cara menasehati setiap apa yang bisa Ibu YN jelaskan kepada

anaknya.serta memberikan contoh dalam berbicara yang sopan terhadap

orang yamg lebih tua.

Cara keteladanan ini memerlukan sesosok yang secara nyata yang

dapat dilihat, diamati dan dirasakan oleh anak.sehingga mereka akan

menirunya. Cara ini sering dilakukan lebih banyak kepada hal-hal

perbuatan, tingkah laku seperti berkata-kata yang baik, menghormati yang

Page 113: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

lebih tua serta lebih kepada hal yang bersifat akhlak seperti penjelasan yang

Ibu YN berikut ini:

“saya sebagai orang yang setiap hari dia lihat maka saya berusaha

menjadi yang lebih baik, karena saya yakin apa yang saya lakukan pasti

dilihat dan ditiru oleh anak saya, seperti pada saat saya berbicara dengan

neneknya, ketika saya selalu menggunakan kata-kata yang sopan maka

akan sayapun juga pasti akan menirukan apa yang saya lakukan,”

Serta cara perhatian yang wajib dan akan selalu Ibu YN berikan

untuk anaknya. Perhatian yang Ibu YN berikan kepada DW anaknya tidak

hanya perhatian dalam hal-hal keseharian tetapi juga perhatian terhadap

pendidikannya, seperti harapan yang diungkapkan oleh Ibu YN beriku ini:

“saya akan memberika apa yang bisa saya berikan mba, seperti halnya

pendidika, terutama pendidikan agama dan umum, maka akan saya

masukkan kemadrasah mba, agar pendidikan agama dan umumnya

seimbang,”

Serta Ibu YN juga menerapkan cara hukuman sebagai akibat dari

penyimpangan tingkah laku yang tidak pantas. Meskipun Ibu YN

menggunakan cara hukuman bukan berarti setiap kesalahan yang dilakukan

oleh DW selalu mendapat hukuman, sepertu halnya kalau kesalahan yang

fatal seperti mencuri atau hal-hal yang sangat berat maka Ibu YN akan

memberikan hukuman itu.

2. Keluarga Ibu KM

Sementara itu menurut ibu KM, cara yang digunakan sering sering

diajaknya berdialog bercerita tentang teman-temannya, dengan usia yang

Page 114: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

masih sangat membutuhakn bimbingan secara langsung maka cara yang

digunakan Ibu KM adalah seringnya diajak berdialog, dan juga Ibu KM

selalu memberikan perhatian agar anaknya tidak merasakan kurangnya

perhatian dari orangtunya walaupun orangtuanya tidak lengkap.

“saya akan memberkan seluruh perhatian saya kepada anak saya mba,

karena itulah harta yang paling berharga, dengan usia FB yang masih kecil

maka metode yang saya gunakan dalam pembinaan akhlaj yaitu

keteladanan dan perhatian mba, karena dengan contoh dia dapat melihat

serta menirunya, ditambah dia sudah sekolah pasti tambah teman-

temannya, sehingga perhatian saya lebih ditambah lagi,” (wawancara

dengan Ibu KM, pada tanggal 6 Februari 2015).

Kedua cara ini akan selalu diperhatikan oleh Ibu KM sehingga

harapan orangtua akan terwujud dengan penerapan metode itu.

3. Keluarga Ibu MY

Dengan keterbatasan yang dimiliki oleh AG, maka Ibu MY

menggunakan cara yang kedekatan serta metode perhatian denagn kasih

sayanglah serta dialog yang dilakukan secara terus menerus.

“dengan melihat kekurangan yang dimiliki AG saya hanya berharap

kelak dia bias dan mampu mandiri, jadi kalau ditanya metode pembinaan

saya hanya bias memberika contoh, sering diajak berbicara dan tentunya

perhatian dan kesabaran,”(wawancara dengan Ibu MY, pada tanggal 6

Februari2015).

4. Keluarga bapak AG

cara yang digunakan oleh bapak AGdalam pembinaan akhlah untuk

anaknya adalah cara keteladanan serta cara keterbukaan yang diterapkan

Page 115: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

oleh bapak AGterhadap anaknya, ketrebukaan disini adalah adanya dialogis

anatar orangtua dan anak. Orangtua sering menayakan kebutuhan anak dan

bias menjadi tempat bercerita bagi anak. Sedangkancara keteladanan adalah

memberi contoh secara langsung baik dalam hal ibadah maupun dalam

akhlak tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam kehidupan

sehari-hari seperti mencuci baju, menyapu, merapikan tempat tidur dll,

“saya sebagai orang yang paling dekat dengan anak saya, dan

walaupun hanya bertemu seminggu sekali saya mengajarkan RM dengan

cara keteladanan, perhatian, pembiasaan dan kedisiplinan mba”

(wawancara dengan bapak AG, pada tanggal 8 Februari2015).

5. Keluarga bapak AG

bapak AG menggunakan cara perhatian dan keteladanan karena usia

anak bapak AG yang yang masih kecil maka cara keteladanan yang baru

bapak AG bisa berikan dan tidak meninggalkan cara perhatian, melihat usia

anak bapak AG yang masih usia anak dan sudah masuk sekolah SD, maka

segala apa yang dilihatnya pasti membuat dia ingin melakukannya pula,

seperti apa yang dilakukan oleh teman sebayannya disekolah pasti dia juga

melakukannya dirumah, seperti bermain ataupun kata-kata yang yang

didengar disekolah,

“saya takutnya kalau sampai kurang perhatian, malah takutnya nanti

mencari perhatian diluar rumah, maka dngan selalu mengajak berbicara

maka apa yang dia inginkan akan saya berikan sesuai dengan kemampuan

saya, dan juga keteladanan yang perlu adanya kesadaran pada diri saya

Page 116: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

juga mba, sebagai orangtua tunggal yang harus membesarkan anak saya

sendiri,” (wawancara dengan bapak AG, pada tanggal 8 Februari 2015).

6. Keluarga bapak SD

Sebagai seorang duda bapak SDmenggunakan cara keteladan dan

cara perhatian serta cara hukuman. Sebagai seorang duda, pasti cara dalam

menerapkan pendidikan dengan keteladanan, tidak begitu tepat karena anak

dari bapak SDseorang putra tampan, maka untuk keteladan hanya dalam

akhlak sedangkan dalam kegiatan setiap hari seperti apa yang dilakukan

seorang Ibu akan sangat berbeda,apalagi RM tinggal bersama neneknya

berbeda agamanya saat ini, akan tetapi itu semua tidak mengurangi rasa

perhatian bapak SD terhadap anaknya RM. Dengan sikap yang dimiliki oleh

seorang ayah jika anak melakukan kesalahan pasti adanya hukuman yang

trekadang bapak SDberikan kepada anaknya.

“terkadang untuk pekerjaan sehari-hari kan dikerjakan oleh ibu saya, jadi

mungkin anak saya melihat dan meniru apa yang dilakukan oleh neneknya,

kalau saya akan saya ajarkan adalam hal beribadah walaupun semnggu

sekali, seperti saya ajak iqro, ngaji, tetapi karena saya terkadang terbawa

suasana dan entah bagaimana jika RMitu berbuat salah kadang saya

hukum, ntah itu saya bilang tidak akan membelikan apa atau apa gitu, biar

anak juga mempunyai rasa takut terhadap anaknya, serta tidak

manja.”(wawancara dengan bapak SD, pada tanggal 8 Februari2015).

7. Keluarga Ibu MN

Page 117: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Janda dengan 2 anak ini selalu menerapkan cara kedisiplinan serta

tidak meninggalkan cara yang pokok yaitu cara keteladanan, cara perhatian,

keterbukaan serta cara hukuman

Dengan adanya anak yang sudah dewasa maka Ibu MN dalam

menerapkan cara pembinaan, maka adanya keterbukaan yang sudah bersifat

pribadi, untuk bisa melatih anak agar mau bercerita maka, Ibu MN

membiasakan untuk selalu bercerita dengan anak-anaknya, sejak anak Ibu

MN yang pertama masih kecil dan sampai mempunyai adik dan berpisah

dengan suaminya, dalam hal mendidik anak tidak pernah membeda-bedakan

anatara anak yang satu dengan anak yang satunya. Semua memperoleh hak

yang sama yaitu kasih sayang serta perhatian dari Ibu HM.

“saya tidak pernah membeda-bedakan mba, dalam mendidik anak, apalgi

caranya berbeda, yang terpenting adalah saya ajarkan untuk terbuka

dengan saya, serta saya selalu mengajarkan untuk pembiasaan yang baik,

seperti membantu pekerjaan rumah, serta kebiasaan yang baik seperti

mengaji, karena dengan dimulai pembiasaan itu akan terlatih dan

memberikan rasa tanggung jawab terhadap dirinya kelak,“(wawancara

dengan Ibu MN pada tanggal 8 Februari2015).

8. Keluarga Ibu RN

cara yang digunakan oleh janda dari 3 anak ini adalah tidak berbeda

dengan yang lain, caraketeladanan serta cara perhatianpun tidak bisa

Page 118: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

dipisahan serta cara hukuman adalah bentuk kasih sayangnya agar anak-

anaknya tidak mudah untuk melakukan penyelewengan akhlak.

“dalam keadaan saya yang sekarang ini dengan mengurus tiga

anak, bukanlah pekerjaan yang mudah, akan tetapi saya akan berusaha

dengan sebaik-baiknya untuk menjadi Ibu sekaligus Ayah untuk anak-anak

saya, dengan memperhatikan metode yang baik dan sesuai untuk usia

anak saya, karena dengan metode kedekatan, serta keteladanan anak bias

langsung lihat saya sebagai orang yang paling dekat, tapi tidak menutup

kemungkinan, pengaruh dari lingkungan luar sangat cepat juga, dengan

memberikan dasar agama yang kuat serta pendidikan yang baik, saya

yakin anak-anak akan tumbuh menjadi anak yang kuat, mandiri serta

berakhlak mulia, serta tidak jarang saya harus menggunkan kata-kata

yang keras agar anak-anak juga tumbuh mejadi anak yang mandiri serta

tidak manja,”(wawancara dengan ibu RN pada tanggal 8 Februari 2015).

Cara yang digunakan secara umum adalah cara Keteladanan,

nasehat, perhatian, pembiasaan serta hukuman. Tetapi dalam prakteknya

beberapa cara yang ditekankan dalam penggunannya, hal itu semua tidak

digunakan oleh keluarga single parent. Ada yang hanya menggunakan

beberapa cara saja dalam satu keluarga single parent.

G. Faktor Faktor Penghambat dan Pendukung Serta Solusi

Page 119: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Berdasarkan hasil wawancara maka terdapat bebrapa faktor yang

menjadi pendukung dalam arti memudahkan proses pelaksanaan pembinaan

keagamaan bagi anak keluarga single parent. hal itu bisa dimaklumi karena

proses pembinaan tersebut tentu sangat berkaitan dengan berbagai hal dan

kondisi disekitar. Faktor penghambat tersebut adalah :

1. Keterbatasan waktu dalam hal itu dikarenakan peran ganda yang di sandang

oleh orangtua single parenttentu berbeda dengan orangtua lengkap, karena

adanya kewajiban untuk mencari nafkah disamping fungsi lain seperti,

pengawasan dan pendidikan.

Seperti yang dipaparkan oleh beberapa informan seperti ibu

2. Kondisi pendidikan yang beragam dari orangtua single parent sehingga

berimplikasi pada pengetahuan tentang pentingnya pendidikan agama.

3. Faktor ekonomi akibat lain dari kondisi single parent adalah terbatasnya

pendapatan (financial) dalam kehidupan sehari-hari sehingga melibatkan

keluarga lain yang ikut membantu.

4. Seringkali anak keluarga single parent kurang bersemangat dalam proses

pembinaan keagamaan tersebut. Hal itu berkaitan dengan faktor psikologis

mereka.

Adapun yang menjadi faktor pendukung dalam proses pembinaan

keagamaan adalah sebagai berikut :

Page 120: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

1. Adanya masjid di daerah penelitian, dimana tempat tersebut sebagai

aktivitas keagamaan orangtua, remaja, anak-anak seperti untuk pengajian,

untuk TPA, untuk buka bersama, mauludan, dan khataman.

2. Adanya persepsi yang kuat tentang konsep doa anak sholeh/sholehah bagi

orangtuanya saat kedua orangtuanya telah meninggal dunia, sehingga

mereka berusaha kuat melakukan pembinaan keagamaan.

3. Adanya harapan yang sangat kuat dari orangtua agar kehidupan anak-anak

lebih baik dari orangtuanya baik kehidupan materi maupun rohani.

4. Kedekatan yang lebih kuat dengan anak, (sebagai akibat dari kondisi

keluarga single parent) memudahkan dalam pembinaan keagamaan.

Adapun yang menjadi solusi dalam proses pembinaan keagamaan

adalah sebagai berikut :

a. Memberikan waktu ekstra kepada anak untuk melakukan komunikasi

dengan baik serta berkumpul bersama anak pada saat hari libur kerja dan

hari libur sekolah. Dengan demikian orangtua single parent dapat

memberikan perhatian dan mencurahkan kasih sayang kepada anak agar

anak tidak merasa kurang akan perhatian dan kasih sayang orangtua.

Komunikasi yang baik akan mempererat ikatan antara orangtua dan anak

menjadi lebih hangat yang berdampak pada rasa nyaman. Dalam

kesibukan sepekan akan terasa ringan dan menghilangkan penat saat

Page 121: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

mencari nafkah dengan meluangkan waktu ekstra pada saat liburan akhir

pekan.

b. Keberagaman jenjang pendidikan orangtua single parent dapat

dimanfaatkan dengan saling tukar pikiran untuk bertukar pengalaman

dalam melaksanakan pembinaan keagamaan pada anak-anak mereka.

c. Mengolah faktor psikologis anak-anak single parent agar mereka

menjadi pribadi yang melek terhadap agama dan antusias pada saat

pelaksanaan pembinaan keagamaan dalam keluargasingle parent.

Dengan memberi semangat, motivasi atau inspirasi keagamaan agar

anak-anak sadar akan ilmu agama tentang pentingnya beribadah dan

memahami ilmu keagamaan.

d. Memperbaiki ekonomi dengan upaya lebih dari satu profesi atau lebih

dari satu perkejaan sehingga memiliki penghasilan tambahan.

Mengajarkan kepada anak-anak untuk membantu orangtua single parent

dengan cara berjualan kecil-kecilan seperti berjualan kue atau es untuk

dibawa ke sekolah atau TPA/TPQ.

Page 122: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pola Pembinaan Keagamaan Anak Single Parent di Tegalrejo RT 03 RW

03 kec. Argomulyo

Kehidupan keluarga sekarang pada umumnya lebih banyak terperdaya

oleh tipu daya duniawi.Mengaku beragama islam tetapi tidak atau kurang

pandai membaca Al-Qur’an. Memiliki Al-Qur’an bukanya dibaca, tetapi hanya

dijadikan pajangan. Bahkan Al-Qur’an itu berdebu, karena lama tersimpan, tak

pernah di baca. Inilah potret keluarga yang miskin tradisi keagamaan. hal ini

terjadi dalam lingkup keluarga lengkap pada umumnya, bagaimana orangtua

single parentmenyikapi potret yang miskin akan tradisi keagamaan, oleh sebab

itu peneliti melakukan penelitian dalam beberapa keluarga single parentpada

masyarakat Tegalrejo Rt 03 Rw 03 Kecamatan Argomulyo melalui pembinaan

keagamaandengan menggunakana beberapa metode. Orangtua single

parentharus menyadari dan mengembalikan fungsi keluarga di bidang

pendidikan agama yang selama ini terabaikan. Pendidikan ibadah shalat,

pendidikan membaca Al-Qur’an harus menjadi tradisi dalam kehidupan

keluarga khususnya pada anak-anak mereka yang harus sudah tertanam sejak

dini dengan pendekatan menggunakan beberapa pola atau metode.

Pola pembinaan dalam Islam adalah semua cara yang digunakan dalam

upaya mendidik anak sehingga dapat tercapai kematangan kepribadian serta

Page 123: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

tingkah laku yang sesuai dengan dasar agama yaitu Al Qur’an serta Al Hadist

yang dijadikan dasar dalam pembinaan keagamaan anak-anak mereka. Dengan

berpedoman pada dasar Al-Qur’an dan Hadist, para orangtua single parent

mempunyai tujuan dalam melakukan pembinaan keagamaan pada anak mereka

yaitu agar anak-anakbertumbuh dan berkembang menjadi anak-anak yang

sholeh/sholehah serta menjadi pribadi yang mulia. Selain bertujuan untuk

menjadikan anak sebagai anak yang mempunyai kepribadian yang mulia,

tujuan pembinaan keagamaan juga sebagai perkembangan menuju kedewasaan,

sebagai pedoman hidup dan sebagai bekal masa depan yang bahagia dunia dan

akhirat.Tentunya dasar dan tujuan pembinaan keagamaan tidak lepas dari

materi pembinaan keagamaan Yaitu : pembinaan aqidah dan pembinaan ibadah

serta pembinaan akhlak. Dalam hal ini, pembinaan ibadah adalah penyempurna

daripada pembinaan aqidah, dimana ritus keagamaan harus berdasarkan pada

pengetahuan keagamaan agar tidak tersesat dalam pelaksanaan beribadah.

Dalam menanamkan nilai kepercayaan pada hal ghaib terhadap anak-anak,

tentunya tidak mudah oleh sebab itu pembinaan materi aqidah dan akhlak harus

ditanamkan mulai sejak dini. Materi yang diajarkan pada anak disampaikan

oleh gurunya didalam kegiatan mengajar, dikarenakan kesibukan orangtua dan

latar belakang poendidikan orangtua single parent itu menmbuat mereka harus

pandai mengatur waktu untuk tetap mengajarkan pembinaan aqidah dan akhlak

Page 124: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

melalui pendidikan formal ataupun melalui pendidikan non formal seperti

sekolah, TPA/TPQ.

Pola pembinaan keagamaan anak single parent di Tegalrejo rt 03/rw 03

Kec. Argomulyobahwa pada dasarnya orangtua single parent mendidik anak-

anaknya dengan penerapan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.Walaupun

mereka menjadi orangtua single parent, mereka tidak lupa mencurahkan

perhatian terhadap tumbuh kembang anaknya melalui komunikasi yang

dilakukan orangtua ketika menemani anak membaca buku, mengaji, bermain

dalam mengenal lingkungannya.

Orangtua single parent selain memberikan perhatian kepada anaknya

juga membiasakan anak untuk hidup mandiri namun tetap dalam arahan

orangtuanya.Seperti ketika mengajarkan anak untuk sholat lima waktu maupun

sholat berjamaah. Serta membimbing dalam melaksanakan puasa baik puasa

ramadhan maupun puasa sunnah, seta mengajarkan anak untuk membaca Al-

Qur’an. Dan mengajak anak ikut serta dalam mengikuti Maulid nabi, khataman

ataupun TPQ.Walaupun ketika mengajarkan kebiasaan anak, orangtua

mengalami kendala namun kendala tersebut sebaiknya dijadikan motivasi

dalam membentuk kepribadian keagamaan anak.

Berikut adalah kesimpulandari polayang digunakan oleh para orangtua

tunggal (single parent) dengan 8 (Delapan )informan yang terdiri dari 7 janda

Page 125: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

dan 1 duda. Dan dimana para orangtua berusaha untuk melakukan pembinaan

keagamaan yang ditujukan untuk anak-anak mereka sehingga apa yang

diharapkan oleh para orangtua dapat tercapai. Karena pada dasarnya pola

pembinaankeagamaan yangdilakukan oleh para orangtua single parentadalah

sama seperti apa yang dilakukan oleh orangtua yang lengkap. Hanya saja ada

hal yang membedakan dimana unsur kelengkapan orangtua sangat berpengaruh

terhadap perkembangan pribadi anak, sehingga butuh intensitastertentu dalam

proses pembinaan tersebut.Berikut ini penulis akan menguraikan pola yang

paling sering digunakan oleh informan.

Pola keteladanan misalnya diungkapkan oleh informan Ibu GL dan Bapak

SD sebagai berikut :

“Iya mba, pendidikan itu sangat penting mba, apalagi pendidikan

agama, sekarang ja ND dah kelas SD mba, dan paling penting saya akan

ajarkan sebisa saya mba, kayak doa mau makan, menjawab salam, ya

pokoknya yang kecil kecil dulu mba, tapi bisa menjadi dasar mba. Ini

sudah mulai ikut ikut kemasjid untuk ngaji TPA mba, itu adalah dasar

pokoknya mba, semoga menjadi anak yang sholeh dan berguna untuk

bangsa dan agama mba,kalo sholat ya saya ngajak jemaah pas subuhan

mba, soalnya waktu saya kan terbatas dan memang bisanya memberikan

contoh pas subuhan itu,”(wawancara dengan ibu GL pada tgl 8 Februari

2015).

“Yang paling penting untuk dasar pembinaan agama itu buat saya

adalah dasar Al Qur’an dan Hadist mba, tetapi dengan usia anak saya

yang masih kecil maka saya akan memberikan contoh bagaimana berkata

yang sopan, bertingkah laku yang baik serta selalu membimbing untuk

selalu menerapkan doa sehari-hari itu, dan yang tidak kalah penting lagi

yaitu pembinaan dalam hal ibadah mba, walaupun anak saya masih kecil

saya harus membiasakan untuk ketegasan, dan kadang juga sama

neneknya, apalgi kalu waktu shalat, kalau sabtu-minggusaya kan ke Solo

Page 126: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

jadi pas di Solo RM saya ajarkan shalat, saya tuntun gerakannya

walaupun bacaannya belum bisa mba, ya karna si RM masih kecil, jadi

saya ajarkan sebisanya mba” (wawancara dengan bapak SD pada tanggal

8 Februari 2015).

“Mendidik anak yang berkenaan dengan kewajiban anak terhadap

agama, hendaknya orangtua dapat menciptakan satu kondisi yang agamis

dalam perilaku maupun suasana di dalam rumahnya. Tindakan pendidikan,

dalam bentuk memberi contoh, mengajak anak untuk secara bersama-sama

melaksanakan kewajiban agama merupakan pilihan yang tepat. Andai kata,

orangtua hanya meminta anak untuk melaksanakan kewajiban tersebut,

sementara orangtua sendiri tidak melakukannya, maka tujuan yang hendak

di capai akan jauh untuk bisa diraih.Khusus dalam kewajiban

melaksanakan ajaran agama ini, anak-anak lebih membutuhkan teladan

dari orangtuanya. Hendaknya orangtua tidak berperilaku seperti calo

penumpang kendaraan umum, dimana orangtua berteriak-teriak menyuruh

orang naik ke bus, tetapi saat bus itu berangkat orangtua itu sendiri tidak

ikut di dalamnya.Jangan pula orangtua berperilaku seperti calo penonton

bioskop, dimana orangtua berteriak-teriak, “Ayo,saudara-saudara

tontonlah film ini. Film ini bagus sekali. Anda akan menyesal jika tidak

menontonya. Ini karcisnya, belilah.” Akan tetapi, ketika film itu diputar,

sang calo tidak ikut menonton. Kiranya dengan “ibarat” yang dicontohkan

di atas, orangtua harus benar-benar mengambil sikap dan cara yang lebih

Page 127: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

nyata dalam membimbing anak kita untuk dapat melaksanakan kewajiban

agamanya”(Syafei, 2006:54).

Metode keteladan sebagian ditulis oleh (Darajat, 1970:89 )polayang

cukup besar pengaruhnya dalam membina adalah cara pemberian contoh

dan teladan.

Pola keteladan adalah cara yang sangat pokok, dimana setiap

tingkah laku orangtua harus berhati-hati dan harus selalu memperhatikan

apa yang dilakukannya, karena setiap tingkah laku orangtua akan dilihat

oleh anak-anaknya. Kemudian anak-anaknya akan mengikuti apa yang

dilakukan oleh orangtuanya. Pola keteladanan ini sering dilakukan lebih

banyak kepada perbuatan tingkah laku seperti selalu berkata yang baik dan

menghormati orang lain, karena secara langsung dapat dilihat oleh anak

mereka yang usianya masih kecil, karena jika anak yang sudah berusia

dewasa setidaknya sudah banyak pengaruh dari luar seperti dilingkungan

sekolah maupun lingkungan teman.

Kedelapan informan yang penulis teliti dengan pola keteladanan

sangat berpengaruh kepada anak-anaknya, sehingga para informan harus

menjaga tingkah laku, ucapan serta perbuatan mereka, sehingga tujuan

pembinaan keagamaan pada anak akan tercapai dengan hasil yang baik

serta dapat memberi manfaat untuk masa depan anak-anaknya.

Page 128: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Pola berikutnya adalah melalui cara nasehat hal ini diungkapkan

oleh informan Ibu MN, Ibu KM, Ibu MY dan bapak AG.

“Ya, namanya juga anak-anak mba, terkadang masih sering lalai

dalam ibadah sholatnya, wong kita yang dewasa juga sering lalai mba.

Biasanya saya mengingatkan HD biar gak lali ibadahnya. Kakaknya, RN

juga sering mengingatkan HD mba, kami saling mengingatkan agar

melaksanakan ibadah sholat fardlu, sedang kalau ibadah puasa

ramadhannya HD, Alhamdulillah menjalankan puasa penuh dari fajar

sampai magrib mba. Insyallah, kalau wong sembahyang kiw mesti eling

karo seng kuoso mba, gawe tuntunan urip”. Ya kalau ngaji, HD ikut TPQ

di Masjid mba dan di masjid juga banyak kegiatan-kegiatan keagmaan

yang HD ikuti mba, seperti khataman, mauludan, kadang kalau idul fitri

ya ikut takbiran ”. .”(Wawancara dengan Ibu MN pada tanggal

8Februari 2015).

“sejak kecil mulai masuk TK, FB sudah saya ajarkan tentang

percaya kepada Allah mba, seperti kalau berbuat jahat pada temannya

nanti dilihat oleh Allah lo… terus nanti Allah marah. Ya walaupun

terkadang FB selalu bertanya “Allah itu kayak apa to bu,,?? Saya jawab

juga sebisa saya mba, Allah itu sembunyi dulu sebelum FB menjadi anak

yang sholehah, anak yang pintar, dll. Dan saya sudah menyekolahkan

disekolah yang baik juga mba, nanti kalau FB sudah jadi anak yang baik

terus shalatnya tidak bolong-bolong Allah akan tambah sayang sama FB,

jadi FB harus jadi anak yang tidak nakal dengan teman-teman, tidak

melawan ibu”(wawancara dengan Ibu KM, pada tanggal6 Februari

2015).

“saya hanya memberikan sebatas yang saya bisa saja mba, seperti

kalau mau melakukan aktivitas apapun harus membaca doa,” ms AG

kalau mau makan harus baca bismillah biar setannya tidak ikut makan, ms

AG jadi kenyang, kalau ibu shalat ms AG juga ikut shalat ya, biar Allah

tambah sayang dengan ms AG”, itulah yang bisa saya lakukan mba,”

(wawancara dengan Ibu MY pada tanggal6 Februari 2015).

“saya sudah merasa tenang karena pembinaan aqidah yang selalu

saya ajarkan sejak kecil sampai sekarang masih terus dilakukan, ditambah

lagi EG juga sudah ngaji di TPA dan disekolahnya, kepercayaan dengan

yang ghoib mulai EG pahami seperti adanya setan, malaikat, peri dll,

tetapi semua itu tetap ciptaan Allah SWT, serta saya harus ekstra

mengingatkan akan kewajibanya untuk ibadah sholat, karena itu adalah

Page 129: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

dasar pokok menjadi pribadi yang mulia” ( wawancara dengan bapak AG

pada tanggal8 Februari2015).

Komunikasi orangtua dan anak sangat diperlukan dalam sebuah

hubungan yang harmonis, oleh sebab itu orangtua harus memberikan

perhatian kepada anaknya melalui nasehat-nasehat yang positif dan tidak

bersifat emosional sesaat yang berdampak negatif pada anak sehingga

anak cenderung memiliki sifat pemarah. Hendaknya ketika menasihati

anak dengan menggunakan bahasa yang baik dan intonasi yang halus.

Sebaiknya orangtua lebih sering berdialog dengan anak sehingga anak

memiliki sikap terbuka terhadap segala hal yang mereka alami dalam

kehidupan sehari-hari kepada orangtua.

Pola menasihati sebagian ditulis oleh (Munir, 2006:12 )pola ini

berisikan tentang nasihat dan petuah, bimbingan atau pengajaran, kisah-

kisah, kabar gembira dan peringatan serta wasiat atau pesan-pesan positif.

Pola nasehat atau dialog antara orangtua dan anak adalah pola

yang paling sering digunakan, karena dengan adanya dialog dan

komunikasi yang terjalin antara orangtua dan anak maka akan tercipta

ikatan batin yang sangat kuat sehingga dimana tujuan orangtua dalam

memberikan pembinaan keagamaan dapat tercapai dengan baik sehingga

anak akan tumbuh menjadi anak berkepribadian baik. Orangtua tidak

hanya sebagai orangtua yang harus dihormati dan ditakuti akan tetapi

Page 130: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

orangtua dapat dijadikan teman dalam berdialog, sehingga anak -akan

tetap merasa nyaman bersama orangtuanya.

Dialog yang terjadi antara orangtua dan anak sangat berpengaruh

terhadaptingkah laku anak, apalagi jika orangtua tunggal itu adalah

seorang janda, maka lebih banyak dialog terhadap anak-anaknya dengan

dialog dari hal-hal yang sepele karena melihat usia anak-anak para

responden masih pada taraf balita maka dialog yang digunakan oleh

orangtua tunggal adalah dialog yang barkaitan dengan kehidupan sehari-

hari. Dari dialog yang selalu menanamkan nilai-nilai keagamaan maka

seiring tumbuh kembang anak maka akan tumbuh menjadi pribadi dengan

akhlakul karimah.

Pola berikutnya adalah melalui cara perhatian hal ini diungkapkan

oleh informan bapak AG, Ibu YN dan Ibu MN.

“Iya mba, sejak istri meninggal saya kembali kerumah orangtua

saya mba, tapi bagaimanapun juga saya harus tetap bekerja tanpa

mengesampingkan pendidikan anak saya mba, dengan selalu saya ajak

bicara, berdiskusi, selalu mendisiplinkan waktu belajar, mengaji dan

bermain, saya yakin EG akan tumbuh menjadi anak yang kuat dan

berguna bagi bangsa dan agama”(wawancara dengan bapak AG pada tgl

8 Februari 2015).

“alhamdulillah mb, warga disini juga membantu saya mendidik

HD, mengarahkan pada kegiatan keagamaan mb, ya seperti TPQ,

mauludan, khataman dan kalau ada kegiatan pesantren kilat HD suka

mengikuti kegiatannya di sekolahnya dan saya sudah yakin dengan

penanaman aqidah untuk anak saya yang sudah besar, serta sudah punya

tanggung jawab untuk kewajibannya dalam beribadah bahkan tidak hanya

Page 131: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

shalat lima waktu tetapi sudah ditambah dengan shalat sunnah ssperti

tahajud dll, akan tetapi untuk anak saya yang masih butuh dampingan

maka saya sedikit cerewet mba, ditambah lagi anak saya yang kecil itu

cerewet,saya harus mampu menjadi contoh bagi anak saya mba,”

(wawancara dengan Ibu MN, pada tangga8 Februari2015).

“saya yakin dengan apa yang saya berikan kepada anak saya

adalah hal yang baik, karena pembinaan aqidah yang sudah ajarkan sejak

kecil, dan menyekolahkannya disekolah yang insyallah baik juga

memberikan efek yang baik pula, serta selalu mendisiplinkan waktu shalat

adalah hal yang harus saya pantau terus mba” (wawancara dengan Ibu

YN, pada tanggal 6 Februari 2015).

Walaupun menjadi orangtua tunggal dan memiliki kewajiban untuk

mencari nafkah, tetapi orangtua harus mengutamakan pendidikan anak

yang bersifat internal maupun eksternal. Pada dasarnya anak-anak yang di

asuh oleh orangtua Single Parent mempunyai kebutuhan perhatian yang

sama besarnya bahkan lebih daripada keluarga lengkap pada

umumnya.Orangtua juga harus mengutamakan kebutuhan perhatian anak

dari orangtuanya.

Pola perhatian adalah cara yang paling tepat dalam memperbesar

kapasitas orangtua pada rasa cinta dan suasana positif yang sudah ada

didalam keluarga terutama terhadap anak. Karena “bagi anak-anakhidup

adalah saat ini. Bagi mereka, saat nanti masih sangat jauh, sehingga tak

terpikirkan oleh mereka. Anak-anak hidup untuk hari ini” (Biddulph, 2006

: 25).

Page 132: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Pola perhatian adalah hal wajib yang harus diberikan oleh orangtua

terhadap anaknya, baik orangtua yang utuh maupun orangtua tunggal.

Perhatian akan selalu dibutuhkan oleh siapapun baik itu anak-anak,

dewasa, maupun orangtua.

Perhatian yang diberikan orangtua terhadap anaknya meliputi

banyak hal seperti perhatian terhadap kebutuhan sehari-hari,

memperhatikan pendidikan baik itu pendidikan umum maupun pendidikan

agama, karena pendidikan sangat penting sebagai bekal masa depan serta

pedoman untuk kebahagian dunia dan akhirat.

Polaberikutnya adalah melalui pembiasaan hal ini diungkapkan

oleh informan Ibu GL dan Ibu RN sebagai berikut :

“Iya mba, pendidikan itu sangat penting mba, apalagi pendidikan

agama, sekarang ja ND dah kelas SD mba, dan paling penting saya akan

ajarkan sebisa saya mba, kayak doa mau makan, menjawab salam, ya

pokoknya yang kecil kecil dulu mba, tapi bisa menjadi dasar mba. Ini

sudah mulai ikut ikut kemasjid untuk ngaji TPA mba, itu adalah dasar

pokoknya mba, semoga menjadi anak yang sholeh apalagi kedepannya dia

akan jadi kepala rumah tangga dan pemimpin.agarND berguna untuk

bangsa dan agama mba,kalo sholat ya saya ngajak jemaah pas subuhan

mba, soalnya waktu saya kan terbatas dan memang bisanya memberikan

contoh pas subuhan itu,”(wawancara dengan ibu GL pada tanggal 8

Februari 2015).

“ Ya kita sudah hampir 6 tahun tidak mengkonsumsi TV, jadi

kegiatan saya dan anak-anak selagi luang adalah membaca buku. Kami

pergi ke perpustakaan, kadang hanya memhabiskan waktu dengan

membaca buku disana atau kami pinjam buku lalu membacanya dirumah

dan sesekali kami membeli buku di toko buku mba. Kami sering berdialog,

berkumpul bersama-sama untuk mengkaji ayat-ayat Al-Qur’andengan

Page 133: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

membaca perayat lalu kami membaca artinya, apabila waktu sholat tiba

kami sering melakukan sholat berjemaah, dan anak-anak RH dan RF

memang saya titipkan di sekolah SDIT, agar mereka juga padat

aktifitasnya serta di sekolahan mereka setiap selesai jam belajar mengajar

diadakan kegiatan TPQ, jadi mereka tidak terlalu banyak waktu yang

terbuang mba. Dan untuk kegiatan keagamaan lainnya di lingkungan

rumah, anak-anak sering ikut seperti mauludan, kalau pas waktu lebaran

ya ikut takbiran, tapi kalau hari-hari biasa RH dan RF ini terbatas sekali

karena kembali lagi masalah waktu, anak-anak pulang sekolah saja sudah

sore haritetapi saya sudah percaya dengan anak saya yang gede mba

dalam pendidikan aqidahnya, tetapi untuk anak saya yang masih kecil

saya harus tetap mamantau dan terus membimbingnya, karena masa

anak-anak adalah masa emas, dimana anak dengan mudah menangkap

apa yang diajarkan orangtuanya seperti jika berbuat baik nanti masuk

surge tapi kalu berbuat jahat akan masuk neraka, apalagi kalau shalatnya

bolong-bolong, Allah pasti marah pada kita,” (wawancara dengan ibu RN

pada tanggal8 Februari2015).

Sebagai orangtua wajib membiasakan anak sejak usia dini, seperti

mengajak anak membaca buku cerita anak atau buku cerita nabi.

Mengajarkan anak untuk mengaji, membiasakan anak berdoa sebelum

melakukan aktivitas dan berdoa sesudah melakukan aktifitas, serta

mengurangi aktifitas menonton televisi yang kurang mendidik anak, karena

anak belajar dari apa yang mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari. Untuk

itu orangtua harus menerapkan pola pembiasaan.

Pola pembiasaan adalah cara orangtua dalam mendidik anak dengan

membiasakanya sejak kecil seperti “anak di minta untuk membiasakan diri

melakukan hal-hal berikut :

c. Memelihara, menyimpan, dan menggunakan sarana belajarnya dengan

tertib.

Page 134: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

d. Mematuhi kapan ia harus belajar, bermain, tidur siang, tidur malam, dan

bangun pagi” (Syafei, 2006:43).

Pembiasaan yaitu segala sesuatu yang dilakukan secara terus menerus

dan dilakukan setiap hari dan setiap saat. Pembiasaan yang selalu diterapkan

oleh para orangtua tunggal (Single Parent) akan selalu dikerjakan oleh anak-

anaknya jika pembiasaan itu juga dilakukan oleh orangtuanya, pembiasaan

ini merupakan hasil dari metode keteladanan sehingga apa yang dilihat oleh

anak akan selalu diikuti oleh anak, maka dengan ini orangtua sangat

diharapkan menjadi contoh yang baik untuk anak-anaknya sebagai pendidik

pertama dalam lingkungan keluarga seperti halnya ketika orangtua

melakukan shalat, maka secara langsung mengajarkan gerakan shalat

terhadap anak-anaknya, meskipun dalam ucapan atau doa belum bisa.

Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh orangtua dan dicontoh

oleh anak-anaknya akan menjadi suatu kebiasaan yang baik sehingga

tingkah laku anak bias terkontrol dan mampu memberikan contoh yang baik

untuk anak-anaknya.

Pola berikutnya adalah melalui Hukuman hal ini diungkapkan oleh

informan Ibu YN dan ibu GL.

“Mendidik anak merupakan kewajiban setiap orangtua karena itu

adalah amanah yang diberikan oleh Allah kepada setiap orangtua, maka

sudah menjadi kewajiban orantua untuk mendidik anaknya, dengan dasar

Page 135: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Agama yang baik, saya memberikan dasar agama kepada anak saya supaya

kelak menjadi anak yang berbudi pekerti baik dan menjadikan pedoman

disetiap langkahnya,contohnya kalo anak saya tidak mau berangkat TPA

biasanya saya hukum dengan mengurangi uang saku”(wawancara dengan

ibu YN pada tanggal 6 Februari 2015).

“ya namanya anak kecil masih wajar suka nyeleweng main game

mbak, jadi pernah ND gag pergi TPQ trus dia malah main game dan uang

sakunya buat main game. Saya nasehatin mba, kalo ND masih main game,

bunda gag kasih ND uang suka selama seminggu dan akhirnya di hari

ketiga ND bilang sama saya, bunda ND gag main game lagi tapi bunda

kasih ND uang jajan lagi ya?”(wawancara dengan ibu GL tanggal 8

Februari2015).

Ketika mendidik anak merupakan kewajiban semua orangtua untuk

itu orangtua harus memperhatikan makna situasi pergaulan bagi anak seperti

orangtua mengajarkan sifat-sifat baik pada anak, agar anak mampu bersikap

baik terhadap orang lain. Apabila anak diberikan arahan untuk menuntut

ilmu di tempat TPA/TPQdan anak tidak patuh terhadap arahan dari

orangtuanya maka orangtua wajib memberikan hukuman. Tetapi hukuman

yang diberikan oleh orangtua adalah hukuman bersifat mendidik, bukan

hukuman yang berupa hukuman fisik.

Pola hukuman adalah untuk mendidik anak agar mereka bertanggung

jawab atas apa yang mereka lakukan serta untuk mendidik anak agar mereka

disiplin. Disiplin adalah “mengarahkana anak agar mereka belajar mengenai

hal-hal baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa, saat mereka

bergantung pada disiplin diri” (Rimm, 2003:47).

Page 136: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Walaupun anak di tuntut untuk disiplin tetapi juga harus diberi

kebebasan, karena displin dan kebebsana merupakan dua hal yang tak

terpisahkan satu sama lain (Rimm, 2003:48).

Mendidik anak dengan pola disiplin bertujuan agar anak patuh

terhadap orangtuanya, tetapi jangan sampai orangtua salah dalam mendidik

anak karena orangtua mengharapkan kedisplinan yang ketat dari anak. Hal

itu hanya menjadikan sebuah kepatuhan yang salah, karena dapat

menjadikan anak sebagai orang yang pemalu, penakut dan tidak berani

berinisiatif bahkan tindakan ini dikhawatirkan apabila anak mengalami

depresi.

Pola dengan carahukuman, memang tidak semua orangtua

menggunakan cara ini, karena hukuman kepada anak tidak membuat anak

mengerti akan kesalahannya, bahkan bisa jadi dengan memberikan hukuman

anak menjadi lemah bahkan merasa minder. Tidak semua hukuman mampu

memberikan efek jera kepada anak malah justru sebaliknya dengan

hukuman terkadang anak malah menjadi tidak terkontrol.

Orangtua tunggal yang menggunakan pola hukuman biasanya juga bisa

dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab orangtua memberikan hukuman,

baik itu faktor dari orangtua itu sendiri maupun faktor dari anak yang ingin

diperhatikan lebih.

Page 137: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

B. Faktor-Faktor Penghambat dan Pendukung Serta Solusi

1. Faktor Penghambat

Keterbatasan waktu dalam hal itu dikarenakan peran ganda yang

di sandang oleh orangtua single parenttentu berbeda dengan orangtua

lengkap, karena adanya kewajiban untuk mencari nafkah disamping

fungsi lain seperti, pengawasan dan pendidikan.. Waktu untuk mencari

nafkah dan waktu untuk bersama anaknya, perubahan status dari ibu

menjadi ayah, atau ayah menjadi ibu bukanlah pekerjaan yang mudah,

membutuhkan kesiapan mental serta pikiran sehingga waktu untuk anak

tetap ada.

Didalam keluarga Ibu YN berperan sebagai ayah yaitu mencari

nafkah untuk anaknya, beliau mengatakan bahwa,:

“perubahan dari ibu rumah tangga menjadi ibu yang harus

bekerja bukanlah hal yang gampang , akan tetapi itulah yang harus

saya hadapi agar kehidupan masa depan anak saya dapat tercukupi,”.

Sama halnya dengan Ibu KM, : ”saya harus berusaha untuk

mampu mencari nafkah untuk saya dan anak saya, dan tidak akan

bergantung kepada mantan suami,”

Dengan keadaan AG yang memerlukan banyak energi dan

waktu serta biaya maka Ibu MY berusaha sekuat dan semampung untuk

mencari nafkah, untuk kebutuhannya dan anaknya,:

” saya harus kuat dan mandiri sehingga anak saya bias

merasakan apa yang saya rasakan, perjuangan saya hanya untuk anak

saya,”

Page 138: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Sama halnya dengan bapak AG berpendapat tentang peran

ganda single parent yaitu,:

”dengan perubahan status maka berubah pula dalam kehidupan

serta saya harus berusaha mandiri untuk mencukupi kebutuhan keluarga,

saya dan juga anak saya,”

Tidak sedikit berbeda dengan ibu GL yang bisa mencari nafkah

sekaligus masih bisa memantau kegiatan beribadah anaknya, ND

walaupun dengan pekerjaannya yang dilakukan sebagai karyawan

swasta yang mengharuskan berangkat pagi pulang petang, tetapi Ibu GL

akan tetap berusaha untuk kehidupan yang lebih baik nantinya,:

”dengan pekerjaan yang mengharuskan saya wira-wiri Salatiga-

Karangjati sehingga dalam mencari nafkah tetapi saya masih bisa

memantau dengan waktu yang singkat disetiap harinya, walaupun saya

juga harus tetap berusaha karena kebutuhan juga semakin banyak

seiring bertumbuhnya anak menjadi dewasa,”.

Walaupun sebagai Duda dan ayah adalah kewajibannya untuk

mencari nafkah, akan tetapi selain mencari nafkah bapak SD tidak

mengesampingkan dalam memberikan perhatiannya kepada putrinya, :

”selain mencari nafkah saya juga harus tetap memberikan kasih

sayang saya terhadap anak saya, agar kedekatan kami tetap terjalin

dengan baik,”.

Begitu pula dengan Ibu MN dengan 2 orang anaknya, maka

kebutuhanpun semakin besar maka:

“saya akan tetap bekerja keras sesuai kemampuan ssaya untuk

mencukupi kebutuhan keluarga, agar anak-anak saya tumbuh menjadi

anak yang baik,”.

Page 139: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Seorang janda dengan 3 orang anak, adalah perjuangan yang

luar biasa untuk Ibu RN, bekerja dengan lebih satu profesi tetapi tetap

mengutamakan kasih sayang dan perhatian yang harus tetap diberikan

agar anak-anaknya tumbuh menjadi anak yang bisa menghargai kerja

keras orangtuanya, beginilah pernyatan ibu RN, :

” walaupun saya sendiri yang mencari uang untuk anak-anak

saya, saya tetap harus kuat walaupun capek, itu tidak pernah saya

rasa, dengan melihat senyum anak-anak kekuatan itu selalu ada,

sehingga saya tetap berusaha menjadi yang terbaik untuk anak-

anaknya, itu semua saya lakukan untuk masa depannya anak-anak

mba,”.

Keterbatasan waktu untuk kumpul bersama anak karena bekerja.

Bagi orangtua yang pekerjaan bias dilakukan didalam rumah mungkin

itu adalah keberuntungan yang dimiliki oleh orangtua single parent

sehingga bisa selalu memantau perkembangan dan tingkah laku anak.

Jika seorang single parent yang harus bekerja diluar rumah adalah hal

yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan maka terkadang anak

akan merasa kesepian dirumah, kurangnya kasih sayang dari

orangtuanya.

Bagi ibu GL keberuntungan itulah yang dirasakan dikarenakan

disela kesibukannya, masih ada orangtuanya yang masih bisa

membantu menjaga anaknya ND, tetapi lain halnya bagi orangtua single

parent yang lain, sehingga waktu untuk berkumpul bersama keluarga

Page 140: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

harus berkurang, karena tuntutan agar bisa mencari nafkah untuk

kebutuhan pribadi dan anak-anaknya, serta bagi masa depan anak-

anaknya, berikut penuturan dari responden tentang keterbatasan waktu

untuk berkumpul barsama anak-anaknya,:

Ibu YN : ”kalau saya bekerja setidaknya saya sedikit tenang

karena ada kakek dan neneknya yang masih kuat untuk menjaga dan

melihat DW,”.

Ibu KM : ”ketika saya bekerja, anak bersama bapak ibu mba,

jadi saya bias focus,”.

Ibu MY : ”walaupun tidak tega saya harus tetap bekerja, dan AG

diasuh oleh Ibu dirumah mba,”.

Bapak AG,: ”saya titipkan dan dijaga oleh bapak ibu mba, ketia

saya lagi kerja, lagian tidak seharian, jadi masih ada waktu juga,”.

Bapak SD: ”biasanya SF lebih suka sama neneknya daripada

sama saya mba, jadi saya bekerjanya pun jadi lebih tenang,”.

Ibu MN : ”kakaknya kan sudah besar jadi kalau pulang sekolah

gentian yang jaga adiknya, jadi saya lebih tenang jika saya tinggal

kerja,”.

Ibu RN : ”anak saya 3 mba, yang gede juga dah bisaa di

andalkan jika saya pasrahi untuk ngurus adik-adiknya, saya juga lebih

tenang, dan yang kecil sudah bias main sendiri-sendiri mba, walaupun

waktunya tidak bisa sesering jika menjadi ibu rumah tangga, yang

khusus mengurus anak dan pekerjaan rumah saja,”

Berikut ini adalah pernyataan beberapa keluarga dan tokoh

masyarakat :

Kakak bapak SD (ibu GL) :

“ya mbak, biasanya memang SD itu setiap sabtu minggu jenguk

anaknya di Solo. Saya melihat memang waktu untuk berkumpul dengan

Page 141: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

RM sangat kurang, tapi SD masih bersemangat buat memberikan

perhatian dan kasihsayangnya. Dimaklumi karena kondisi ya mba,”.

Bapak SP (Ketua TPQ) :

“kalau single parent disini, memang rata-rata bekerja dan

menghabiskan waktu seharinya dengan mencari nafkah, tetapi saya

melihat mereka tetap memberikan pendidikan agama yang baik untuk

anak-anaknya seperti di titipkan belajar ngaji di TPQ Al-ikhlas ini,

atau kadang juga ada beberapa anak-anak mereka yang ikut sholat

berjemaah disini masjid sini”.

Bapak JI (Ketua RT) :

“saya melihat mereka para orangtua single parent yang kerja

ekstra dimana harus mencari nafkah dan memang pandai mengelola

waktu kumpul dengan anak,ya walaupun ada sebagian yang harus

dititipkan ke nekenya saat ditinggal kerja,”.

a. Kondisi pendidikan yang beragam dari orangtua single parentsehingga

berimplikasi pada pengetahuan tentang pentingnya pendidikan agama.

Berikut beberapa pernyataan dari informan :

Ibu MN : ”saya merasa nda sekolah mba, jadi saya juga nda bisa

baca Al-Qur’an jadi ya kalo urusan agama saya nitipin ke pengajian

sini mba”.

Ibu RN: ”saya lebih memilih sekolahan yang banyak kegiatan di

sekolahnya, karena pada saat anak-anak sekolah saya bisa tenang

bekerja diluar sana, kalo anak pulang awal malah saya bingung, jadi

saya memilih menyekolahkan anak-anak di SDIT karena setelah

kegiatan belajar selesai mereka ada kegiatan TPQ disekolah mba”.

Ibu KM : “karena saya sudah bodoh mba, saya tidak mau anak

saya juga mengalami hal yang sama dengan saya mba, semoga kelak

anak saya menjadi anak yang sholehah mba, bisa berguna buat

keluarga, dan saya juga tetap mengajari untuk bisa selalu bersikap

baik dengan ms HR mba,”.

Page 142: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Bapak SD : “ya, harapan saya anak saya RM kelak ora koyok

bapake mba, hehe.. walau saya bodoh, tapi RM harus luweh pinter dari

bapake yow pinter ngaji yow pinter sekolahnya mba,”.

Orangtua single parent di RT 03/Rw 03 Tegalrejo ini memiliki

latar belakang pendidikan yang beragam. Hal ini membuat mereka

sadar bahwa pendidikan adalah hal utama dalam membentuk

masadepan,baik mebentuk masa depan dunia maupun akhirat.Dengan

kesadaran mereka inilah, maka orangtua single parent tidak

menginginkan anak-anaknya mempunyai kehidupan sepertiorangtuanya

yaitu buta ilmu agama. Orangtua single parent di tegalrejo sudah sadar

akan pentingnya pendidikan, khususnya dalam pendidikan

agama.Dimana orangtua tidak menguasai ilmu agama secara mendalam,

maka hal ini memberikan antuasiasme pada orangtua dalam membina

keagamaan anaknya dengan menitipkan untuk belajar di TPQ setempat

maupun di TPQ yang ada di sekolah masing-masing, atau bahkan

belajar TPQ di kedua fasilitas tersebut yaitu di sekolah dan di masjid

Tegalrejo (masjid Al-Ikhlas).

b. Seringkali anak keluarga single parent kurang bersemangat dalam proses

pembinaan keagamaan tersebut. Hal itu berkaitan dengan faktor

psikologis mereka. Berikut ini adalah pernyataan beberapa informan :

Ibu MN :”ya, namanya anak-anak mba, kadang masih seneng

main sama temenya, jadi suka malas berangkat ngaji kalo sholat juga

sering telat, karena asyik main sama temenya ya kadang juga males”.

Page 143: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Ibu GL : “kalo pas lagi main game itu RM suka lupa waktu mba,

jadi keasyikan main game sama temen-temenya malah g berangkat

ngaji”,.

Berikut ini adalah pernyataan tokoh masyarakat :

Bapak SP (Ketua TPQ) :

“ namanya juga anak-anak mba, kan dunia mainnya lebih besar

daripada seriusnya, tapi selama ini anak-anak bersemangat ngaji disini

paling ya telat datangnya mba”.

Bapak JI (Ketua RT) :

“kalo anak-anak ngaji ya baik paling yow telat itu mba, dan

namanya juga anak-anak kan masih seneng dolanan mba,kadang yow

lalai nda ikut sholat berjemaah di masjid, biasanya ya kita dan warga

disekitar saling menasehati mba”.

Guru ngaji (WD) :

“kalo mood anak-anak yang TPQ disini sama saja mba, nda ada

bedanya anak keluarga lengkap/ anak single parent, ya namanya anak

kan masih seneng main, tapi sejauh ini mereka ngaji semua paling yow

telad mba, kalo ditanya kenapa telat? Jawabanya lupa, tadi abis main

game, atau main apalah mba ada saja alasannya,”.

Orangtua single parent sudah sadar terhadap kondisinya sebagai

orangtua tunggal yang memiliki kewajiban mencari nafkah dan

mendidik anaknya. Dalam hal ini orangtua menitipkan pendidikan

agama seperti belajar membaca dan menulis Al-Qur’an di TPQ masjid

setempat. Tetapi dalam membina keagamaan kepada anak yang

dilakukannya seorang diri para orangtua terkadang sering “kecolongan”

oleh anak-anaknya. Biasanya anak sepulang sekolah langsung pergi

Page 144: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

bermain dengan teman-temanya sampai akhirnya lupa waktu karena

keasyikan bermain. Hal ini membuat anak single parentsering terlambat

datang ke TPQ dan jarang menunaikan sholat berjamaah di

masjid.walaupun tidak pernah membolos ngaji, tetapi membuat

orangtua resah karena ketidak disiplinan anaknya. Karena kelalaian

anaknya terkadang orangtua memberikan hukuman seperti tidak

memberikan uang saku pada anaknya agar membuat anak jera.

c. Faktor ekonomi akibat lain dari kondisi single parentadalah terbatasnya

pendapatan (financial) dalam kehidupan sehari-hari sehingga melibatkan

keluarga lain yang ikut membantu. Kurangnya segi pendapatan, sehingga

sering dibantu oleh keluarga lain seperti kakek, nenek atau kerabat

dekatnya. Pada keluarga yang utuh, pendapatan bisa diperoleh dari ayah

dan ibu yang bekerja, namun jika menjadi Single Parent maka beban

keluarga, harus dipikul satu orang, yaitu ibu saja ataupun ayah saja.

Berikut adalah pernyataan beberapa informan :

Bagi ibu YN, memang kadang masih dibantu tetapi masih dalam

batas kewajaran, :

”ya kadang masih minta bantuan, seperti mau kebutuhan yang

sediki besar, setidaknya saya pinjam dulu kepada saudara, tetapi status

pinjam, jka saya sudah punya gantinya saya berkewajiban

mengembalikannya,”.

Page 145: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Ibu KM : ”kadang dalam keseharian masih bareng-bareng

dengan bapk ibu, jadi kalu ada ya dimakan kalau tidak ada yang cari

bareng- bareng, atau pinjam teman atau saudara dan mengembalikan

jika saya sudah ada gantinya,”.

Ibu YM : “saya harus bersaha semampunya dulu mba, jika

terpaksa harus memnta bantuan, saya juga akan bilang kepada kakak

saya untuk mintabantuan,”.

Bapak AG, : ”ya stidaknya saya harus berusaha dulu mba,

namanya orang berusaha kadang juga ada halangannya maka ketika

ada saudara yang membantu saya akan terima juga mba,”.

Ibu GL : ”alhamdulillah, selama ini ada saja mba rejeki nya,

kalo lagi gag punya uang atau apa pasti ada saja rejeki ngalir”.

Bapak SD, : ”kalau buat saya bantuan mungkin dalam hal

mengurus anak, jika untuk kebutuhan laian saya yang harus

bertanggung jawab terhadap keluarga saya, bapak ibu saya juga,”.

Ibu MN : ”kadang saya juga minta bnatuan mba, ya ketia

sumbangan banyak, anak minta kebutuhan sekolah, mau tidak mau

saya juga memebutuhkan bantuan dari bapak ibu ataupun saudara

saya mba,”.

Ibu RN :” ya begitu mba, ketika pemayaran sekolah bareng

bareng, pusing mba, tetapi kadang dibantu dulu oleh kakak saya,

setelah ada uang baru saya kembalokan, namanay manusia pasti jga

jagong mba, kalau sudah begitu pasti saya larinya juga kesaudara

mba,”.

Anak-anak sangat memerlukan pendidikan dan pembinaan

keagamaan mereka juga ingin melanjutkan kehidupan masa depannya

seperti anak-anak pada umumnya yang memiliki orangtua lengkap,

setelah kehilangan salah satu figur orangtuanya, maka harus diupayakan

untuk tidak merasa kekurangan serta kehilangan, agar mereka tetap

Page 146: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

berkembang menjadi anak yang mempunyai cita-cita yang tinggi serta

mulia.

Dukungan dan bantuan dan uluran tangan sanak kerabat akan

membuat kekuatannya bertambah sehingga akan mengembangkan

potensi dan bakat mereka, serta memberikan hal yang baik untuk

dirinya, keluarga serta masyarakat sekitar.

2. Faktor Pendukung yang ada dalam penelitian terhadap keluarga single

parentyang dilakukan oleh para orangtua single parentada beberapa yang

dapat disimpulkan sebagai faktor pendukung terlaksananya pembinaan

keagamaan anak dalam keluarga single parentdi RT 03/ RW 03, kelurahan

Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga, sebagai berikut :

a. Adanya masjid didaerah penelitian, dimana tempat tersebut sebagai

aktivitas keagamaan untuk orangtua, remaja dan anak-anak, seperti

untuk pengajian, untuk TPA.

Kehadiran masjid dilingkungan kelurahan Tegalrejo sangat

dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar, khususnya para orangtua

single parent menurut Ibu YN :

“dengan adanya masjid ditengah-tengah lingkungan ini, banyak

manfaatnya selain untuk tempat beribadah, masjid juga biasanya

digunakan untuk kegiatan positif, seperti pengajian dan juga TPA,

sehingga banyak ilmu yang bias didapat,” (wawancara dengan Ibu YN,

pada tanggal 6 Februari 2015).

Page 147: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Dengan adanya pengajian yang dilaksanakan dimasjid bertambah

pula ilmu keagamaan yang bisa digunakan oleh para orangtua untuk

bekal dalam mendidik dan membina ana-anaknya. Seperti yang

diungkapkan oleh Ibu KM :

“adanya masjid dan juga adanya kegiatan keagamaan yang

dilakukan didalam masjid, dan sebagai fasilitas yang bias dirasakan

oleh semua masyarakat mulai dari orangtua, remaja dan juga anak-

anak, bagi orangtua yang kesulitan dalam mengajarka keagamaan

terhadap anaknya, sehingga kegiatan yang ada dimasjid sangat

membantu para orangtua,”.

Bagi Ibu MY dengan anak yang memiliki keterbatasan, bagi Ibu

MY walaupun anaknya AG tidak bias merasakan secara langsung

manfaat masjid akan tetapi bagi Ibu MY pengajian yang diadakan

dimasjid dapat menambah ilmu serta kekuatan iman.

“walaupun AG tidak bias langsung merasakan manfaat masjid tapi

saya masjid adalah tempat saya menambah ilmu mba, dari pengajian

dari ceramah para kiyai akan semakin menambah ilmu agama serta

selalu bias menjadikan saya lebih bersabar dan selalu bersyukur,”.

Seperti yang diungkapkan oleh bapak AG berikut ini,:

“kehadiran masjid dengan kegiatan didalamnya sangat

mendukung bagi masyarakat disini, mulai dari para orangtua, remaja

dan juga anak-anak, sehingga sangat bermanfaat sekali,”.

Hal senada dinyatakan oleh Ibu GL,

“salah satu pendukung yang juga berpengaruh terhadap

pembinaan anak yaitu adanya kegiatan yang diadakan dimasjid, karena

dengan adanya kegiatan itu akan menambah ilmu pengetahuan para

orangtua,”.

Bagi Bapak SD, sangatlah banyak sekali manfaat:

Page 148: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

“pendidikan yang secara tidak langsung didapatkan didalam

masjid melalui kegiatan keagamaan yang dilaksanakan didalam masjid,

sehingga sangat mendukung dalam mendidik kepribadian anak, selain

ilmu agama yang didapat sosialisasi antara teman sebaya akan selalu

terjalin dengan baik,”.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu MN dalam wawancara

tentang pendukung yang ada ketika dilkukanya pembinaan keagamaan :

“dengan adanya masjid pokonya sangat mendukung mba, karena

pasti diajarkan adalah hal-hal yang baik, pasti baik juga untuk

perkembangan anak,”.

Tidak berbeda dengan yang lain Ibu RN juga mejelaskan bahwa :

“pendidikan yang dimulai dari lingkungan yang baik pasti akan

menciptakan hasil yang baik pula, maka dengan adanya masjid tersebut

sangat membantu dan sangat diharapkan oleh para orangtua yang sibuk

untuk mencari nafkah,”.

Berikut ini adalah pernyataan tokoh masyarakat :

Bapak SP (Ketua TPQ) :

“bersyukur sekali di RT sini ada masjid yang hidup, ada kegiatan

rohani yang murup mba, jadi warga disini ya ikut berpartisipasi dan

antusias apalagi menyangkut bekal akhirat mba, ya anak-anaknya

ngaji,khataman, dan kegiatan tahunan kayak mauludan, buka puasa

bersama halal bi halal dll, ”.

Bapak JI (Ketua RT) :

“kalau warga disini antusias dengan keberadaan masjid apalagi

ada kegiatan TPA/TPQ mba, tapi kalo anak-anak kan masih seneng

dolanan mba, kadang yow lalai nda ikut sholat berjemaah di masjid,”.

Dari kedelapan informan mulai dari Ibu YN, Ibu KM, Ibu MY,

bapak AG, Ibu GL, Bapak SD, Ibu MN dan Ibu RN dalam wawancara

Page 149: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

tentang faktor pendukung dengan adanya masjid ditengah-tengah

masyarakat di RT 03/RW 03, kelurahan Tegalrejo Kecamatan

Argomulyo Kotamadya Salatiga ini pada umumnya sangat bermanfaat

bagi diri orangtua baik orangtua lengkap maupun bagi orangtua single

parent, serta bagi anak-anak dalam hal pembinaan keagamaan, karena

dengan adanya masjid akan menambah wawasan serta ilmu agama yang

sangat dibutuhkan oleh orangtua sebagai bekal dan pedoman dalam

mendidik dan menbimbing anak-anaknya menjadi anak yang berakhlak

baik serta berbudi pekerti luhur, sesuai dengan nilai-nilai yang tertanam

dalam ajaran agama islam

b. Adanya persepsi yang kuat tentang konsep doa anak sholeh/sholehah

bagi orangtuanya saat kedua orangtuanya telah meninggal dunia,

sehingga mereka berusaha kuat melakukan pembinaan keagamaan

merupakan amalan yang tidak akan terputus sampai nanti, maka

orangtua seharusnya berlomba-lomba untuk mendidik anaknya dengan

pendidikan yang baik.seperti pernyataan dari Ibu YN :

“saya hanya berharap dengan saya memberikan perhatian

terhadap pendidikan anak saya dengan pendidikan agama dan umum,

agar kelak ketika tumbuh dewasa akan tumbuh menjadi anak yang yanh

sholehah, serta mampu menjadi muslimah yang baik,”.

Ibu KM juga menyatakan bahwa :

”sebagai orangtua hanya berharap agar anaknya menjadi anak

yang sholehah serta berbakti kepada orangtuanya,”.

Page 150: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Ibu MY juga berpendapat tentang harapan terhadap anaknya yang

memiliki keterbatasan bahwa :

“Sebagai orangtua AG hanya berharap dengan kesabaran saya

dalam mebimbing kelak anak saya tumbuh menjadi anak yang berbakti

kepada orangtuanya, serta berguna bagi sekitarnya,”.

Sama halnya dengan bapak AG, berpendapat bahwa :

”harapan terbesar bagi orangtua adalah agar anak-anaknya

tumbuh menjadi anak yang sholehah dan menjadi anak yang berbakti

kepada orangtua,”

Begitu juga dengan ibu GL :

”saya berharap kelak ND bisa menjadi anak yang sholeh serta

tumbuh menjadi anak yang berakhlak baik, serta bias berbakti kepada

orangtua,”

Senada dengan pernyataan bapak SD bahwa :

“bagi orangtua hal yang membuat bangga jika kelak anak-

anaknya tumbuh menjadi anak yang soleh sholehah dan berbakti kepada

orangtua,”

Begitu halnya yang dikatakan oleh Ibu MN, :

”saya tidak berharap lebih yang penting anak-anak tumbuh

dengan berpedoman dasar agama islam sehingga tumbuh menjadi anak

yang sholehah sehingga kebahagiaan dunia akhirat dapat diambilnya

serta berbakti kepada orangtua,”

Hal yang sama dijelaskan oleh Ibu RN bahwa :

”hanya doa agar kelak anak-anaknya tumbuh menjadi anak yang

sholehah, berkepribadian baik, bermartabat serta berbakti kepada

orangtua,”

Page 151: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Berikut ini adalah pernyataan beberapa keluarga dan tokoh

masyarakat :

ND, anak ibu GL :

“saya seneng ngaji di masjid mba, disana temenya banyak juga

ustadjah nya baik kalo dirumah bunda sibuk kerja jadi nda sempat

ajarin saya,”.

Bapak SP (Ketua TPQ) :

“masjid ini sebagai sarana untuk anak-anak, remaja, dan

orangtua berkumpul untuk beribadah dan menyambung tali

silahturahmi,”.

Bapak JI (Ketua RT) :

“masjid ini fasilitas untuk warga dalam melaksanakan kegiatan

agama mba, dan semua usia ada di masjid untuk sholat, ngaji, atau

acara tahunan lainnya,”.

Guru ngaji (WD) :

“kalau warga disini antusias dengan keberadaan masjid apalagi

ada kegiatan TPA/TPQ, mereka mempercayakan anak-anak mereka

untuk belajar agama disini ya belajar aqidah, akhlak, dan kegiatan

beribadah mba,.

Orangtua single parent di RT 03/RW 03 Tegalrejo sudah sadar

akan konsep anak yang sholeh/sholehah yang mendoakan orangtuanya ,

mereka mempunyai harapan ketika orangtua single parent sudah

meninggal dunia, maka anak-anaknya masih mau mendoakan

orangtuanya. Hal ini dilakukan oleh orangtua single parent karena

Page 152: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

mereka sudah “melek” akan tiga perkara yang tidak akan pernah putus

amalanya, yaitu salah satunya adalah anak sholeh yang mendoakan

orangtuanya. Dimana hal itu pula akan menjadi bekal berupa amalan

yang masih mengalir walaupun orangtua sudah berada dikehidupan

yang kekal yaitu di akhirat nantinya.

c. Adanya harapan yang sangat kuat dari orangtua agar kehidupan anak-

anak lebih baik dari orangtuanya baik kehidupan materi maupun rohani.

Karena hasil penelitian keadaan ekonomi orangtua single parentada

pada golongan menengah jadi harapan orangtua untuk memberikan

pembinaan agama maupun memeberikan pendidikan yang lebih baik

sehingga anak akan mencapai masa depannya menjadi lebih baik dari

pendidikan orangtuanya. Baik itu pendidikan agama maupun pendidikan

umum. Sehingga kehidupan didunia dijadkan ladang untuk mencari

bekal untuk kehidupan akhirat.

Hal itu dikatakan oleh ibu YN :

“Mendidik anak merupakan kewajiban setiap orangtua karena itu

adalah amanah yang diberikan oleh Allah kepada setiap orangtua,

maka sudah menjadi kewajiban orangtua untuk mendidik anaknya,

dengan dasar Agama yang baik, saya memberikan dasar agama kepada

anak saya supaya kelak menjadi anak yang berbudi pekerti baik dan

sholeh dan menjadikannya pedoman disetiap langkahnya,”(wawancara

dengan ibu YN pada tanggal 6 Februari 2015).

Hal serupa juga disampaikan oleh ibu KM :

Page 153: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

“saya mendidik anak saya itu sesuai kemampuan saya, dan saya

yakin jika anak sejak kecil sudah dibiasakan dengan hal-hal yang baik

dan yang jelas sesuai dengan nilai-nilai agama yang baik, insyallah

anak saya akan tumbuh menjadi anak yang sholehah. Karena saya

sudah terlanjur bodoh, maka saya akan tetap berusaha untuk

memberikan pendidikan dan pembinaan agama kalaupun saya tidak

mampu maka saya akan antar anak saya untuk ngaji TPA atau selalu

mengikuti pengajian-pengajian keagamaan yang rutin dilakukan setiap

satu bulan sekali.”(wawancara dengan ibu KM pada tanggal 6

Februari 2015).

Sama seperti lainnya, Ibu MY juga berpendapat :

“Bagaimanapun keadaan AG, dia tetap darah daging saya, jadi

saya berkewajiban untuk mendidik dan menyekolahkannya, sebagai

orangtua yang tahu akan kekurangan yang dimiliki maka semua itu saya

lakukan dengan harapan agar AG menjadi lebih baik, sholeh dan

tentunya bisa mandiri,”(wawancara dengan ibu MY pada tanggal 6

Februari 2015).

Hal itu juga disampaikan oleh bapak AG :

“saya berharap, anak saya tidak membenci Bapaknya, karena

bagaimanapun juga EG sudah mengerti tentang keadaan yang terjadi

didalam keluarga, jadi yang bisa lakukan hanya selalu mengajaknya

berbicara dan memberikan pengertian agar bersedih atas kepergian

ibunya, dengan bekal kedisiplinan yang saya ajarkan, dengan harapan

EG menjadi anak sholehah nantinya. alhamdulah, shalat, ngaji tidak

pernah EG tinggalkan,”(wawancara dengan bapak AG pada tanggal

8Februari 2015).

Hal itu dikatakan oleh ibu GL :

“iya mba, pendidikan itu sangat penting mba, apalagi pendidikan

agama, sekarang ja ND dah tak masukkan ke SD mba, dan paling

penting saya akan ajarkan sebisa saya mba, kayak doa mau makan,

menjawab salam, ya pokoknya yang kecil kecil dulu mba, tapi bisa

menjadi dasar mba. Ini sudah mulai ikut ikut kemasjid untuk ngaji TPQ

mba, itu adalah dasar pokoknya mba, semoga menjdi anak yang sholeh

dan berguna untuk bangsa dan agama mba,”(wawancara dengan ibu

GL pada tanggal 8 Februari 2015)”.

Hal senada pun dikatakan oleh bapak SD :

Page 154: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

“harapan saya kedepannya, RM bisa menjadi anak yang soleh dan

berbakti sama orantuga juga bisa lebih baik dari saya mba, biar jadi

bekal untuk masa depan RM jadi pribadi yang baik dan kehidupan yang

bai,”(wawancara dengan bapak SD pada tanggal 8 Februari 2015).

Begitu halnya dikatakan oleh ibu MN :

“tentunya saya sebagai orangtua menginginkan HD menjadi anak

soleh dan nurut sama orangtua, juga bahagia dunia akhirat

mba”,(wawancara dengan ibu MN pada tanggal 8 Februari 2015).

Begitu juga pernyataan ibu RN :

“saya memang membiasakan anak-anak menjadi pribadi yang

mandiri, baik dan soleh berbakti pada orangtua, karena nantinaya

mereka akan sendirian kalo saya sudah nda ada. Harapanya anak-anak

jadi anak soleh/sholehah dan masa depannya akan cemerlang juga

bahagia di kehidupan dunia dan akhirat,”(wawancara dengan ibu RN

pada tanggal 8 Februari 2015).

Orangtua single parentrata-rata memiliki harapan kepada anak-

anaknya agar kehidupan di masa depan lebih baik dari orangtuanya baik

secara materi maupun rohani serta mampu membahagiakan kehidupan

dunia dan akhiratnya kelak.

d. Kedekatan yang lebih kuat dengan anak, (sebagai akibat dari kondisi

keluarga single parent) memudahkan dalam pembinaan keagamaan. Hal

ini di sampaikan oleh informan, bahwa memiliki hubungan yang baik

dengan keluarga/kerabat dapat membatu oarntua single parent dalam

melaksanakan pembinaan keagamaan pada anak-anak mereka juga dapat

Page 155: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam mencari nafkah, seperti

yang disampaikan oleh ibu YN berikut ini :

“alhamdulillah, walaupun tinggal bersama orangtua dan saudara

itu malah membantu saya dalam merawat dan mendidik anak saya mba,

karena saya juga harus bekerja mencari nafkah jadi nda mungkin anak

saya tinggal sendirian,”.

Ibu KM : “sejak bercerai saya tinggal bersama orangtua

walaupun saya nda mau ngrepotin mba, tapi hal itu membantu saya

dalam mendidik anak mba, karena dekat dengan ibu jadi saya juga bisa

sewaktu-waktu menitipkan cucu nya,”.

Ibu MY : “saya beruntung dekat dan bisa dibantu bapak saya

dalam merawat anak saya mba,”.

Bapak AG : “sejak istri meninggal, saya pindah kerumah orangtua

mba, karena sangat membantu saya untuk merawat dan mendidik

disamping saya mencari nafkah,”.

Ibu GL : “kalo saya kerja kan berangkat pagi lalu pulang malam

mba, jadi ND sama mbahe kebetulan mbahe juga deket. Itu kan bantu

saya buat jagain sama ndidik ND juga, jadi saya kerjanya nyaman nda

perlu khawatir sama ND mba,”.

Bapak SD : “jadi RM saya titipkan di Solo mba, disana dia

dirawat mertua saya soalnya kalo disini mbahe udah kebanyakan

dititipin cucu, tapi itu juga membantu saya karena saya lebih tenang

saat bekerja mba,”.

Hubungan yang baik antara anak, orangtua single parent dengan

keluarga/ kerabat menjadikan faktor pendukung untuk orangtua single

parent dalam membina keagmaannya sekaligus memberikan nafkah

kepada anak-anaknya dan memenuhi kebutuhan sehari-hari lainnya.

Ketka orangtua bekerja, maka anak-anaknya dititipkan kepada nenk,

kakek, ataupun saudara kandung lainnya. Hal ini tidak mungkin terjadi

Page 156: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

apabila tidak ada kedekatan emosional(hubungan). Dengan adanya

kerabat/keluarga yang membantu dalam menjaga, merawat maupun

mendidik, maka orangtua single parentyang berada di RT 03/Rw03

dapat mencari nafkah tanpa harus khawatir terhadap keadaan anak

dirumah karena anak-anak sudah ada yang memantau.

3. Solusi

e. Memberikan waktu ekstra kepada anak untuk melakukan komunikasi

dengan baik serta berkumpul bersama anak pada saat hari libur kerja dan

hari libur sekolah. Dengan demikian orangtua single parent dapat

memberikan perhatian dan mencurahkan kasih sayang kepada anak agar

anak tidak merasa kurang akan perhatian dan kasih sayang orangtua.

Komunikasi yang baik akan mempererat ikatan antara orangtua dan anak

menjadi lebih hangat yang berdampak pada rasa nyaman. Dalam

kesibukan sepekan akan terasa ringan dan menghilangkan penat saat

mencari nafkah dengan meluangkan waktu ekstra pada saat liburan akhir

pekan.

Ibu MN:”ya,biasanya pas libur kita kumpul mba, kita “ngobrol

enak” biar anak-anak juga bisa cerita ada kejadian apa di sekolah”.

Ibu RN: ”kita sering kumpul saat libur hari minggu, disitu

kegiatan kita ya sharing, ngoborl masalah apapun termasuk

keagamaan, karena dari komunikasi yang baik akan berimbas pada

hubungan yang baik juga”.

Page 157: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Bapak SD: “karena anak di Solo, biasanya saya sabtu minggu

kesana mba, buat nengok RM. Saya juga kangen terus sabtu minggu itu

biasanya RM saya ajak jalan-jalan,”.

Ibu GL: “ya karna saya kerja pergi pagi dan pulang petang, waktu

kumpul terbatas mba, jadi biasanya pas hari minggu saya sama ND

pergi jalan-jalan pas kalo ND ngajak jalan, kalo nda ya dirumah ajah

kumpul-kumpul,”.

Tidak ada hal yang lebih baik daripada waktu kebersamaan dengan

keluarga. Usia anak hanya mengerti ungkapan kasih sayang itu adalah

berupa kebersamaan dengan keluarganya. Maka orangtua single parent

di RT 03/RW03 adalah pemberian waktu terbaiknya kepada anak-

anaknya walaupun hanya sekedar berkumpul santai bersama anaknya

atau meluangkan waktu kebersamaan mereka dengan lebih intens

membina keagamaan anaknya.

f. Keberagaman jenjang pendidikan orangtua single parent dapat

dimanfaatkan dengan saling tukar pikiran untuk bertukar pengalaman

dalam melaksanakan pembinaan keagamaan pada anak-anak mereka.

Ibu YN :”biasanya ya suka ngobrol sama saudara yang

pengalaman ndidik anak mba, dikasih tahu kalo ngaji di TPQ biar DW

pinter ngaji, atau ya disuruh kumpul-kumpul kegiatan di masjid lainnya

mba,”.

Ibu MY :”ya paling suka dikasih tahu pak RT mba, kalo anakku

suruh ngaji di TPQ aja, biar pinter ngaji mba,”.

Ibu KM: ”kadang temen mba, suka ingetin soal pendidikan

agamanya anakku, ya disuruh ikut TPQ mba,”.

Ibu RN :”karena disekolah si RF itu kan suka didengerin surat-

surat pendek di TPA nya disekolah, jadi RF yang biasanya susah

Page 158: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

menghafal juz amma sekarang dia gampang buat menghafal surat

pendek mba,”.

Pendidikan adalah gerbang masa depan bagi manusia yang melek

akan pentingnya pendidikan terutama pendidikan agama. Namun

orangtua single parent yang memiliki latar belakang pendidikan yang

beragam ini, tidak menyurutkan semangat orangtua single parent

dalam membina keagamaan anaknya. Hal itu dapat dilihat dari hasil

penelitian bahwasanya orangtua single parent di RT 03/RW 03, yang

tidak pernah mengenyam pendidikan sekalipun mampu memberikan

pendidikan agama kepada anaknya melalui fasilitas-fasilitas keagmaan

dilingkungannya seperti; masjid,TPQ/TPA atau rumah ibadah lainnya.

Hal ini tidak lepas dari pertukaran pemikiran dan pengalaman orangtua

single parent atau warga umum disekitar lingkungannya.

g. Mengolah faktor psikologis anak-anak single parent agar mereka

menjadi pribadi yang melek terhadap agama dan antusias pada saat

pelaksanaan pembinaan keagamaan dalam keluarga single parent.

Dengan memberi semangat, motivasi atau inspirasi keagamaan agar

anak-anak sadar akan ilmu agama tentang pentingnya beribadah dan

memahami ilmu keagamaan.

Ibu MY:”saya suka ingetin anak saya mba, kalo nda suka berdoa

pas mau makan atau sesudah makan nanti Allah marah sama kita,ayo

kasihan ibu ya ,”.

Page 159: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Ibu KM: “biasanya saya saya suka kasih gambaran sama anakku

mba, kalo kamu nurut sama orangtua, berakhlak mulia nantinya kamu

hidup di surga, ada banyak buah gratis, daging gratis, juga nda panas

mba, biar dia semangat mba hehe,”.

Bapak AG: “saya kasih gambaran siksa kubur mba, biar anak saya

nda lalai ngaji sama sholatnya,”.

Ibu GL: “kan ada buku tentang surga neraka tow mba, biasanya

saya nunjukin gambar surga kalo kamu rajin sholat sama ngaji, tapi

gambar neraka kalo kamu lalai , jadi mau pilih yang mana?begitu

mba,”.

Ibu MN: “biasanya saya ngingetin gini mba, kalo HD males ngaji

dan sholat, nanti ibu yang dimarahin sama Allah, terus ibu disiksa di

akhirat, memangnya HD mau?,”.

Ibu RN:”saya bilang ke anak-anak jangan pernah lalai sholat

sama ngaji nanti Allah marah sama kamu juga sama ibu.

Menanamkan antusiasme kepada anak tidaklah mudah karena itu

bergantung pada kesadaran individu akan pentingnya ilmu agama

sebagai masa depan yang kekal nantinya. Orangtua single parent di

RT03/RW 03 menyadari bahwa kewajiban yang paling utamaadalah

membina keagamaan anaknya. Motivasi dapat digambarkan melalui hal-

hal yang bersifat ghoib seperti adanya penyiksaan api neraka apabila

manusia lalai dalam ibadahnya atau memberikan gambaran tentangnya

nikmatnya surga apabila manusia selalu menjalankan perintahNya dan

menjauhi larangaNya.

Page 160: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

h. Memperbaiki ekonomi dengan upaya lebih dari satu profesi atau lebih

dari satu perkejaan sehingga memiliki penghasilan tambahan.

Mengajarkan kepada anak-anak untuk membantu orangtua single parent

dengan cara berjualan kecil-kecilan seperti berjualan kue atau es untuk

dibawa ke sekolah atau TPA/TPQ

Ibu YN:”DW sudah saya ajarin jualan mba, dia bawa kue ke

sekolahannya dijual disekolah, ya alhamdulillah mba buat ngajarin dia

mandiri dan nambah uang jajan dia,”.

Ibu RN:”biasanya kalo saya ngajar semantik atau ngajar les

privat, anak saya yang besar kadang yang menjaga toko jadi sama-

sama dapet mba,”.

Keterbatasan penghasilan orangtua single parent dalam mengais

rejeki bisa disiasati dengan melakukan upaya lain dalam mencari

penghasilan tambahan seperti bekerja lebih dari satu profesi seperti ibu

RN, beliau adalah seorang tentor semantik sekaligus merangkap sebagai

wiraswata. Hal ini dilakukan agar kebutuhan sehari-hari dapat berjalan

seperti layaknya dan dapat terpenuhi di jaman yang semakin sulit ini

dalam perekonomian. Hal serupa juga dilakukan oleh ibu YN. Dimana

ibu YN sudah mengajarkan anaknya dalam mengais rejeki secara

mandiri dengan berjualan kue di sekolah. Segala upaya dapat dilakukan

selama masih memiliki kemauan yang kuat dari dalam hati untuk

perubahan yang lebih baik sebagai bekal masa depan nantinya.

Page 161: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pola pembinaan keagamaan pada anak dalam keluarga single parent di RT

03/RW 03 Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga

adalah orangtua tunggal (single parent) bersikap kooperatif pada anak

seperti halnya mengajak dialog, memberikan contoh, memberikan perhatian,

membiasakan anak melakukan ritus keagamaan serta memberikan hukuman

apabila anak-anaknya tidak melakukan ritus keagamaan dengan benar atau

baik. Pelaksanaan pembinaan pada keluarga single parent merupakan

kewajiban yang yang sudah menjadi amanat dari Allah untuk para orangtua

sehingga kewajiban orangtua untuk memberikan perhatian kasih saying

maupun perhatian pendidikanya. Dasar dalam melaksanakan pola

pembinaan keagamaan adalah berdasar pada Al-Qur’an dan Al-Hadist agar

proses pembinaan keagamaan anak single parent sesuai dengan ajaran-

ajaran islam. Sehingga tujuan dan harapan orangtua dapat tercapai dengan

hasil yang optimal dan menjadi anak yang sholeh dan sholehah, serta

berbakti kepada orangtuanya serta menjadi anak kebanggaan orangtua.

Pelaksanaan pembinaan keagamaan anak pada keluarga single parent tidak

berbeda dengan keluarga yang lengkap , Namun yang terlihat berbeda

hanyalah dari segi mengelola waktu untuk berkumpul bersama keluarga,

Page 162: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

dimana waktu para orangtua sangat sedikit dikarenakan keterbatasan waktu

untuk bekerja mencari nafkah, serta kurangnya pemberian kasih sayang dan

perhatian, maka untuk itu masih membutuhkan perhatian yang lebih dari

keluarga lain seperti dari kakek, nenek, saudara. Tidak hanya kasih saying,

bahkan dalam hal kebutuhan sehari-hari pada keluarga single parent,

mereka juga turut membantu. Materi yang digunakan dalam melakukan

pembinaan keagamaan terdahap anak single parent meliputi aqidah, ibadah

dan akhlak. Pada masing-masing keluarga memberikan pembinaan sesuai

dengan usia anak, sehingga tujuan dan harapan orangtua dapat tercapai

sesuai dengan apa yang di inginkan oleh orangtua. Pelaksanaan yang

diterapkan dalam pembinaan keagamaan anak ditentukan oleh usia dan

keadaan anak, seperti yang dilakukan oleh ibu GL setiap melaksanakan

ibadah shalat subuh, dimana ibu GL selalu mengajak ND untuk shalat subuh

berjamaah. Walaupun ibu GL dituntut untuk mencari nafkah dan sekaligus

mendidik serta merawat ND. Ibu GL tetap membina keagamaan anaknya

dengan menjadi tauladan untuk melaksanakan ibadah sholat subuh

berjamaah itu dikarenakan ibu GL harus pergi pagi dan pulang kerja di

petang hari. Jadi ibu GL harus pandai mengelola waktu dalam mencari

nafkah dan mendidik ND. Tanpa adanya unsur paksaan sehingga anak akan

melaksanakannya dengan hati. Cara yang sering digunakan adalah cara

keteladanan, cara perhatian, cara pembiasaan serta cara hukuman, tapi lebih

Page 163: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

sering digunakan adalah cara keteladanan, cara perhatian dan cara

pembiasaan.

2. Faktor-faktor penghambat dalam membina keagamaan anak pada keluarga

single parent adalah Keterbatasan waktu dalam hal itu dikarenakan peran

ganda yang di sandang oleh orangtua single parent tentu berbeda dengan

orangtua lengkap, karena adanya kewajiban untuk mencari nafkah

disamping fungsi lain seperti, pengawasan dan pendidikan serta kondisi

pendidikan yang beragam dari orangtua single parent sehingga berimplikasi

pada pengetahuan tentang pentingnya pendidikan agama dan faktor ekonomi

akibat lain dari kondisi single parent adalah terbatasnya pendapatan

(financial) dalam kehidupan sehari-hari sehingga melibatkan keluarga lain

yang ikut membantu. Seringkali anak kelurga single parent kurang

bersemangat dalam proses pembinaan keagamaan tersebut. Hal itu

berkaitan dengan faktor psikologis mereka.

3. Faktor-faktor pendukung keluarga single parent dalam pembinaan

keagamaan anak di RT 03 / RW 03 Kelurahan Tegalrejo Kecamatan

Argomulyo Kotamadya Salatiga adalah Adanya masjid di daerah penelitian,

dimana tempat tersebut sebagai aktivitas keagamaan orangtua, remaja, anak-

anak seperti untuk pengajian, untuk TPA, untuk buka bersama, mauludan,

dan khataman. Adanya persepsi yang kuat tentang konsep doa anak

sholeh/sholehah bagi orangtuanya saat kedua orangtuanya telah meninggal

Page 164: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

dunia, sehingga mereka berusaha kuat melakukan pembinaan keagamaan.

Adanya harapan yang sangat kuat dari orangtua agar kehidupan anak-anak

lebih baik dari orangtuanya baik kehidupan materi maupun Kedekatan yang

lebih kuat dengan anak, (sebagai akibat dari kondisi keluarga single parent)

memudahkan dalam pembinaan keagamaan.

4. Solusi dalam pembinaan keagamaan anak di RT 03/RW 03 Kelurahan

Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kotamadya Salatiga adalah:

a. Memberikan waktu ekstra kepada anak untuk melakukan komunikasi

dengan baik serta berkumpul bersama anak pada saat hari libur kerja dan

hari libur sekolah.

b. Keberagaman jenjang pendidikan orangtua single parent dapat

dimanfaatkan dengan saling tukar pikiran untuk bertukar pengalaman

dalam melaksanakan pembinaan keagamaan pada anak-anak mereka.

c. Mengolah faktor psikologis anak-anak single parent agar mereka menjadi

pribadi yang melek terhadap agama dan antusias pada saat pelaksanaan

pembinaan keagamaan dalam keluarga single parent,

d. Memperbaiki ekonomi dengan upaya lebih dari satu profesi atau lebih dari

satu perkejaan sehingga memiliki penghasilan tambahan. Mengajarkan

kepada anak-anak untuk membantu orangtua single parent dengan cara

berjualan kecil-kecilan seperti berjualan kue atau es untuk dibawa ke

sekolah atau TPA/TPQ.

Page 165: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

B. Saran-Saran

1. Sebagai orangtua single parent hendaknya harus memiliki pengetahuan

tentang bagaimana mendidik, ,membina serta mengarahkan anak agar apa

yang diharapkan oleh orangtua dapat tercapai secara maximal sehingga

masa depan anak akan semakin baik serta tercapailah tujuannya yaitu

bahagia didunia dan di akhirat, karena pendidikan agama sangatlah penting

sebagai pondasi awal dalam membangun suatu bangunan yang kokoh.

2. Bagi para pembaca maupun orang-orang yang berkepentingan serta para

praktisi maka sebaiknya dana penyuluhan serta sosialisasi agar pembinaan

keagamaan dapat berjalan dngan baik sehingga kesalahan orangtua dalam

mendidik anak dapat diminimalisir bahkan tujuan utama dalam pembinaan

agama pada anak single parent dapat tercapai.

C. Penutup

Puji syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang

telah memberikan kekuatan, rahmat, taufiq dan hidayah-Nya. Shalawat serta

salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. akhirnya

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang sederhana ini. Penulis menyadari

meskipun dalam penelitian ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun

dalam penulisan ini tidak lepas dari kesalahan dan kekeliruan. Hal itu semata-

mata merupakan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang kontruktif dari

Page 166: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

berbagai pihak demi perbaikan yang akan datang untuk mencapai

kesempurnaan. Akhirnya penulis hanya berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis

mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberi

sumbangsih kepada penulis, baik berupa tenaga maupun doa. Semoga

mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.

Page 167: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. 1992. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Aditya

Media.

Ahmadi. Abu. Nur Uhbiyati.1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Balson. Maurice. 1996. Bagaimana Menjadi Orang Tua Yang Baik. Jakarta: Bumi

Akasara.

Daradjat. Zakiah. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.

1995. Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental. Jakarta: PT

Gunung Agung.

1975. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental. Jakarta:

Bulan Bintang.

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balia Pustaka.

Depatemen Agama RI. 2003. Pengawasan dengan Pendekatan Agama. Jakarta:

Proyek Penyebarluasan dan Kesadaran Pengawasan Melalui Jalur

Agama, Departemen Agama.

Goode. Willian J. 2007. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Bumi Aksara.

Islamiyah. Djami’atul. 2013. Psikologi Agama. Salatiga: STAIN Press.

Moleong. Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Page 168: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Nasrori Fuad & Djamaludin Ancok. 2001. Psikologi Islam. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Nata. Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Poedjawijatna. 1983. Manusia dengan Alamnya (Filsafat Manusia). Jakarta: Bina

Aksara.

Purwadarminta. Wjs. 2004. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai

Pustaka.

Sugiyono. 2009. Metode Kualitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabet.

Sukandarrumidi. 2004. Metode Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti

Pemula. Yogyakarta: UGM Press.

Syfaat. Aat. Sohari Sahrani. 2008. Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam

Mencegah kenakalan Remaja (Juvenile Delinquency). Jakarta: Rajawali

Press.

Tafsi. Ahmad. 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Tony. Made. Budiawan. Darmanto Jatman. Dkk. 1997. Di Tengah Hentakan

Gelombang Agama Dan Keluarga Dalam Tantangan Masa Depan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yunus, Hadi Subari. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Page 169: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Yusuf. Syamsul. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:

Rosdakarya.

Arifin, Syamsul. 2013. Pola Pembinaan Keagamaan Remaja di DUSUn Krajan

Desa Grogol Kec. Karang Tengah Kab. Demak. Stain Salatiga.

Page 170: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Wawancara dengan keluarga single parent

Page 171: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Wawancara dengan keluaga single parent

Page 172: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Sarana dan prasarana di Masjid Al-Ikhlas sebagai pendukung dalam pelaksanaan

TPA?TPQ dan ritus-ritus keagamaan di lingkungan Tegalrejo

Kegiatan anak-anak TPQ ketika belajar mengaji bersama-sama

Page 173: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Tes kecerdasan kemampuan anak-anak TPQ

Page 174: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN
Page 175: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

DAFTAR NILAI SKK

Nama : Eni Lestari

NIM : 11108145

Jurusan/Progdi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam (PAI)

Dosen PA : Siti Rukhayati, M.Ag.

No Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan Keterangan Nilai

1.

OPAK 2008 25-27 Agustus 2008 Peserta 3

2.

Sarasehan Keagamaan “Aktualisasi

Nilai-nilai Spiritual Puasa di Bulan

Ramadhan” DEMA (Dewan

Mahasiswa)

09 September 2008 Peserta 3

3. “Indahnya Kebersamaan diBulan

Ramadhan” (KAMMI) Kesatuan Aksi

Mahasiswa Muslim Indonesia..

04 September 2008 Peserta 3

4. “Buka Taman Hati Gapai Ridlo Ilahi”

(HMI) Himpunan Mahasiswa Islam.

11 September 2008 Peserta 2

5. “Menjalin Silahturahmi, Mengeratkan

Ikatan Batin Menuju Kader Mandiri”

(PMII)Pergerakan Mahasiswa Islam

Indonesia.

21 September 2008 Peserta 4

6. Pemantapan Provoost Se-Jawa dan

Bali Satuan Menwa UIN Kalijaga

Yogyakarta T.A 2008/2009.

31 Okctober 2008 -

2 November 2008

Peserta 3

7. Latihan PRADIKSAR (MENWA)

Resimen Mahasiswa 2008.

24-29 oktober 2008 Peserta 3

Page 176: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

8. Surat Tanda Tamat Pelatihan

“Peningkatan Kemampuan

Pengamanan Kawasan Hutan Lindung

“(BANGPOLINMAS) Badan

Kesatuan Bangsa, Politik dan

Perlindungan Masyarakat.

17-20 Mei 2009 Peserta 4

9. Bedah Buku “ Harmonisasi dan

Humanisasi Lingkungan Hidup”

karya: Dra. Maslikhah, M.Si.

25 Mei 2009 Peserta 2

10. Surat Keterangan “Fasilitasi

Pembinaan Anggota Hansip/Linmas

Dalam Rangka Pelaksanaan Tugas

Keamanan Lingkungan”.

(BANGPOLINMAS) ) Badan

Kesatuan Bangsa, Politik dan

Perlindungan Masyarakat.

28-29 Mei 2009 Peserta 4

11.

Pelatihan

Kewirausahaan(Enterpreneurship) di

sentral oleh-oleh khas Bali “CAH

“AYU”

2010

Peserta 3

12. PRADIKSAR MENWA Sat. 953

Kalimosodo Stain Salatiga.

(MENWA) Resimen Mahasiswa.

26-31 Januari 2010 Satgas/Panita 3

13. PRAKTIKUM KEPRAMUKAAN 15-17 Februari 2010 Peserta 3

14. Surat Keterangan Baca Tulis Al-

Quran (BTQ) Stain Salatiga

20 Maret 2010 Peserta 2

Page 177: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

15. Bedah Buku “Jalan Cinta Para

Pejuang” karya Salim A. Fillah.

(LDK) Lembaga Dakwah Kampus.

24 April 2010 Peserta 2

16. Membangun Demokrasi Kampus

yang Harmonis “Public Hearing”

15 Mei 2010 Peserta 2

17. Seminar Regional “Peran Pendidikan

Islam Dalam Membentuk Jati Diri

Mahasiswa” HMJ Tarbiyah Stain

Salatiga.

17 Mei 2010 Peserta 4

18. Seminar Nasional Pendidikan

“Membudidayakan sebuah

pendidikan berkarakter Ke-Indonesia-

an dalam pendidikan formal (Potret

Sekolah Alternatif)”

06 November 2010 Peserta 3

19. Surat keterangan “Pratikum Telaah

Kurikulum Pendidikan Agama Islam

” Stain salatiga.

25 November 2010 Peserta 2

20. Surat Keterangan “ Praktikum

Metodologi Pendidikan Agama Islam.

1 Desember 2010 Peserta 2

21. Bedah Buku “ Ijinkan aku Menikah

Tanpa Pacaran” karya Burhan Shodiq.

LDK ( Lembaga Dakwah Kampus )

13 Mei 2011 Peserta 2

22. “Seminar Keperempuanan”

menumbuhkan kembali jiwa

kekartinian dalam kampus (SEMA)

Senat Mahasiswa.

17 Mei 2011 Peserta 3

23. Sa

r

Sarasehan Keagamaan “Membedah

Pemikiran dan Gerakan” (DEMA)

Dewan Mahasiswa.

06 Juni 2011 Peserta 3

Page 178: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

24. Seminar Regional “ Meningkatkan

Nasionalisme Ditengah Goncangan

Disintegrasi dan Pengikisan Ideologi

Nasional” MENWA STAIN

SALATIGA.

26 Okctober 2011 SATGAS/Sat

uan

Petugas/Panit

ia

4

25. Seminar Regional “ Meningkatkan

Nasionalisme Ditengah Goncangan

Disintegrasi dan Pengikisan Ideologi

Nasional” MENWA STAIN

SALATIGA.

26 Okctober 2011 Peserta 4

26. Workshop Nasional “ Bisa Ngomong

Inggris, Kuasai 500 Kosakata, Kuasai

Grammar” HE institute dan K-Rima

Institut

11 Desember 2011 Peserta 3

27. Workshop Dan Bussiness Macthing

Pengembangan Kualitas Kemasan

Produk Industri Antar Stakeholder

Angkatan II. PEMROV JATENG (

DISPERINDAG) Dinas Perindustrian

dan Perdagangan.

23-24 April 2012 Peserta 4

28. Bedah Buku “Dari Minder Jadi

Super” (LDK) Lembaga Dakwah

Kampus

17 Mei 2012 Peserta 2

29. OPAK STAIN SALATIGA 2012 “

Progesifitas Kaum Muda, Kunci

Perubahan Indonesia”

05 – 07 September

2012

Panitia 3

30. Seminar Regional “ INDONESIA

SATU” (MENWA) Resimen

Mahasiswa Stain Salatiga.

29 Okctober 2012

Peserta

4

Page 179: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

31. Lomba Menembak Metal Silhouette

12 Meter Resimen Mahasiswa dan

Mahasiswa Umum se-Indonesia.

15 Desember 2012 Peserta

3

32. Surat Keterangan “SUPERVISOR”

PT. Herbalife Indonesia

26 Juni 2013 Peserta

3

33. Dialog Energi “ Dampak Kenaikan

Tarif Dasar Listrik Terhadap

Perekonomian Indonesia Solusi

Menciptakan Listrik Murah Untuk

Rakyat Kecil dan Industri Dalam

Negri(DEMA) Dewan Mahasiswa

12 Desember 2013 Peserta

3

34. SIBA_SIBI Training UAS Semeseter

Ganjil 2013-2014 (ITTAQO dan

CEC)

01 Januari 2014

Peserta

3

35. INTERNATIONAL SEMINAR “ On

The Inauguration of IAIN Salatiga) “

ASEAN Economic Community 2015:

Prospect And Challenges for Islamic

Higher Education”

28 Februari 2015 Peserta

7

JUMLAH

108

Page 180: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

Salatiga, 02 Maret 2015

Wakil Ketua III

Bidang Kemahasiswaan dan

Kerjasama

Moh Khusen M.

Ag.M.A

NIP.

197412121999031003

Page 181: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN
Page 182: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

DATA INFORMAN

Nomer data : 08

Nama : Ibu RN

Usia : 33 Tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Hari/Tanggal : Kamis, 08-02-2015

Waktu/Jam : 19.30 WIB

P: Sejak kapan bapak/ibu menjadi single parent? Dan oleh sebab apa bapak/ibu menjadi

single parent?

I: sejak tahun 2010, karena cerai.

P: Bapak/Ibu memiliki berapa anak, yang berusia 2-12 tahun ada berapa?

I: anak saya ada 3 (tiga), namanya RN berusia 11 tahun ketiga bernama RF berusia 8

tahun.

P: Tentu tidak mudah menjadi single parent, bagaimana bapak/ibu mengajarkan anak

mengerjakan sholat, puasa, dan membaca Al-Qur’an? Kegiatan diatas dilakukan

oleh bapak/ibu senidri atau diserahkan kepada orang lain? Atau sendiri?

I: saya lakukan keduanya, dengan saya memberikan kepercayaan pendidikan di sekolah

SDIT karena di sana anak-anak sudah mendapatkan pendidikan yang baik dan ada

program TPQ, saya mengajarkan ke anak-anak untuk mengutamakan sholat.

P: Kegiatan ritual keagamaan apa saja yang sering diikuti oleh putra-putri bapak/ibu

(TPQ, Maulid Nabi, Khataman, Buka puasa bersama, shalat)?Mengapa itu bapak/ibu

lakukan ?

I: ya, TPQ, sholat, mauludan, puasa romadhan dan ada bukber nya juga biasanya, saya

dan anak-anak sering berjamaah dirumah, Kalo puasa ramadhan alhamdulillah

lancar semua sekarang mereka belajar puasa senin kamis juga, ya harapan saya

agar mereka punya bekal dimasa depan agar bahagia dunia akhirat.

Page 183: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

P : Apa yang menjadi dasar dan tujuan bapak/ibu dalam membina keagamaan anak?

Dengan materi apa melaksanakan pembinaan agama? Dan dengan cara apa?

I : dasar orang islam ya Qur’an Hadist, kalo tujuan biar jadi anak soleh, pinter agamanya

dan bahagia dunia akhirat. Ya dengan cara perhatian,pembiasaan, hukuman kalo

salah.

P: Apa saja faktor pengambat yang bapak/ibu hadapi dalam melaksanakan pembinaan

keagamaan itu ?

I: saya sering keteteran waktu, karna peran ganda sebagai orangtua single parent,

dimana saya mencari nafkah saya juga punya kewajiban memberikan pendidikan

agama khususnya pada mereka, karna selain saya tentor semantik, juga privat, dan

juga menejemen toko alat jahit saya.

P: Disamping adanya faktor penghambat, adakah faktor pendukung yang memudahkan

bapak/ibu dalam membina keagamaan putra/putri ? serta apa solusinya?

I: dengan adanya rumah ibadah, masjid ,sekolah, perpus dan Salatiga itu sangat

membatu saya dalam mendidik agama mereka. saya punya harapan sama anak-

anak nantinya jadi anak sholeh dimana mereka selalu ingat orangtuanya dan

mendoakan orangtuanya jika saya sudah nda ada kelak, kan sebagai amalan yang

ndak putus tow mba, kita sering kumpul saat libur hari minggu, disitu kegiatan kita

ya sharing, ngoborl masalah apapun termasuk keagamaan, karena dari komunikasi

yang baik akan berimbas pada hubungan yang baik juga, saya bilang ke anak-anak

jangan pernah lalai sholat sama ngaji nanti Allah marah sama kamu juga sama ibu.

karena disekolah si RF itu kan suka didengerin surat-surat pendek di TPA nya

disekolah, jadi RF yang biasanya susah menghafal juz amma sekarang dia gampang

buat menghafal surat pendek mba, biasanya kalo saya ngajar semantik atau ngajar

les privat, anak saya yang besar kadang yang menjaga toko jadi sama-sama dapet

mba,”.

Page 184: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

DATA INFORMAN

Nomer data : 01

Nama : Ibu YN

Usia : 35 Tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Hari/Tanggal : Selasa, 06-02-2015

Waktu/Jam : 15.30 wib

Hasil wawancara :

P: Sejak kapan bapak/ibu menjadi single parent? Dan oleh sebab apa bapak/ibu menjadi

single parent?

I: “saya jadi Single Parent 2 tahun yang lalu ketika DW berusia 8 tahun”. Gara-gara

suami saya selingkuh dengan wanita lain mba

P: Bapak/Ibu memiliki berapa anak, yang berusia 2-12 tahun ada berapa?

I: namanya DW usianya 10 Tahun.

P: Tentu tidak mudah menjadi single parent, bagaimana bapak/ibu mengajarkan anak

mengerjakan sholat, puasa, dan membaca Al-Qur’an? Kegiatan diatas dilakukan

oleh bapak/ibu senidri atau diserahkan kepada orang lain? Atau sendiri?

I: saya yakin dengan apa yang saya berikan kepada anak saya adalah hal yang baik,

karena pembinaan aqidah yang sudah ajarkan sejak kecil, dan menyekolahkannya

disekolah yang insyallah baik juga memberikan efek yang baik pula, serta selalu

mendisiplinkan waktu shalat adalah hal yang harus saya pantau terus mba, setelah

sore saya mengantar DW untuk ngaji di TPA dimasjid dekat rumah. saya selalu

mengingatkan anaknya tersebut tentang disiplin untuk selalu menjalankan

kewajibanya yaitu belajar dan mengaji agar kelak dimasa depan mempunyai bekal

baik ilmu umum maupun agama, serta menjadi anak yang berbudi pekerti baik”.

kegiatan itu saya lakukan sendiri juga bersama keluarga dan dibantu masyarakat

sekitar juga fasilitas sekitar rumah mba

Page 185: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

P: Kegiatan ritual keagamaan apa saja yang sering diikuti oleh putra-putri bapak/ibu

(TPQ, Maulid Nabi, Khataman, Buka puasa bersama, shalat)?Mengapa itu bapak/ibu

lakukan ?

I: ya TPA, sholat, kalo yang tahunan juga ikut mba kayak ramadhan, mauludan dll.

P : Apa yang menjadi dasar dan tujuan bapak/ibu dalam membina keagamaan anak?

Dengan materi apa melaksanakan pembinaan agama? Dan dengan cara apa?

I : dasarnya ya Qur’an dan Hadist biar nda nikung mba jalannya ,biar anakku jadi anak

soleh dan bahagia di masa depannya. Dengan menanamkan nilai aqidah akhlak

mba, ya memberikan perhatian dan hukuman biar tau arah.

P: Apa saja faktor pengambat yang bapak/ibu hadapi dalam melaksanakan pembinaan

keagamaan itu ?

I: terbatasnya waktu kumpul dengan anak, saya juga nda sekolah mba, faktor ekonomi

karena Cuma satu pemasukan,

P: Disamping adanya faktor penghambat, adakah faktor pendukung yang memudahkan

bapak/ibu dalam membina keagamaan putra/putri ? serta apa solusinya?

I: ya, adanya masjid itu mendukung buat saya dan anak saya ngaji,sholat dan belajar

ilmu agama lainnya, karena saya pengen anak saya tumbuh jadi anak soleh,

berbakti pada orangtua,

Page 186: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

DATA INFORMAN

Nomer data : 02

Nama : Ibu KM

Usia : 27 Tahun

Pekerjaan : Buruh

Hari/Tanggal : Selasa, 06-02-2015

Waktu/Jam : 13.00 WIB

Hasil wawancara :

P: Sejak kapan bapak/ibu menjadi single parent? Dan oleh sebab apa bapak/ibu menjadi

single parent?

I: tahun 2008 sudah pisah, tapi resmi cerai tahun 2013 mba, janda cerai karena dulu

nikah dijodohin dan akhirnya suami juga dihasud sama mertuaku biar ninggalin aku

mba,

P: Bapak/Ibu memiliki berapa anak, yang berusia 2-12 tahun ada berapa?

I: satu, namanya FB umur 7 tahun.

Page 187: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

P: Tentu tidak mudah menjadi single parent, bagaimana bapak/ibu mengajarkan anak

mengerjakan sholat, puasa, dan membaca Al-Qur’an? Kegiatan diatas dilakukan

oleh bapak/ibu senidri atau diserahkan kepada orang lain? Atau sendiri?

I: saya juga menanmkan pendidikan agama sejak dini untuk FB seperti saya menitipkan

FB di sekolah terbaik dan selalu mengajarinya ngaji, karena saya sudah bodoh mba,

saya tidak mau anak saya seperti saya. Ya saya, ya sekolah atau TPQ.

P: Kegiatan ritual keagamaan apa saja yang sering diikuti oleh putra-putri bapak/ibu

(TPQ, Maulid Nabi, Khataman, Buka puasa bersama, shalat)?Mengapa itu bapak/ibu

lakukan ?

I: saya akan antar anak saya untuk ngaji TPA atau selalu mengikuti pengajian-pengajian

keagamaan yang rutin dilakukan setiap satu bulan sekali. sebagai orangtua, saya

berharap agar kelak anak saya bisa menjadi wanita yang kuat, dan menjadi anak

yang sholehah, berbakti kepada orangtuanya, sehingga masa depannya menjadi

penuh barokah, serta ilmu agama yang sudah dan yang akan didapat semoga

bermanfaat dan menjadikanya berguna untuk dirinya sendiri dan agama,

P : Apa yang menjadi dasar dan tujuan bapak/ibu dalam membina keagamaan anak?

Dengan materi apa melaksanakan pembinaan agama? Dan dengan cara apa?

I : dasarnya ya berpedoman sama Qur’an Hadist mba, biar nda tersesat jalannya, juga

saya mengajarkan sebisa saya nilai aqidah akhlah, ya dengan cara menasehati, dan

hukuman biar tau mana hal baik dan yang ndak baik.

P: Apa saja faktor pengambat yang bapak/ibu hadapi dalam melaksanakan pembinaan

keagamaan itu ?

I: waktu mbak, ekonomi mba yang paling susah ngaturnya.

P: Disamping adanya faktor penghambat, adakah faktor pendukung yang memudahkan

bapak/ibu dalam membina keagamaan putra/putri ? serta apa solusinya?

I : adanya masjid jadi bisa belajar di tpq, sholat jamaah, pengennya FB tumbuh menjadi

anak ynag soleh , baik dan selalu mendoakan orangtua nya. Kalo masalah uang

kurang ya paling tetp cari bantuan mba, trus kalo masalah pendidikan temen,

etangga, keluarga mau bagi pengalaman ilmu agama mba.

Page 188: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

DATA INFORMAN

Nomer data : 03

Nama : Ibu MY

Usia : 34 Tahun

Pekerjaan : Buruh

Hari/Tanggal : Selasa, 06-02-2015

Waktu/Jam : 17.00 WIB

Hasil wawancara :

P: Sejak kapan bapak/ibu menjadi single parent? Dan oleh sebab apa bapak/ibu menjadi

single parent?

I: sejak AG umur 3 tahun, sekarang AG umur 8 tahun sekitar 5 tahun lalu, karena cerai

ditinggal suami katanya ke jakarta tapi ndak balik mba, mungkin malu dengan

keadaan AG.

P: Bapak/Ibu memiliki berapa anak, yang berusia 2-12 tahun ada berapa?

I: satu, umurnya 8 tahun AG.

Page 189: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

P: Tentu tidak mudah menjadi single parent, bagaimana bapak/ibu mengajarkan anak

mengerjakan sholat, puasa, dan membaca Al-Qur’an? Kegiatan diatas dilakukan

oleh bapak/ibu senidri atau diserahkan kepada orang lain? Atau sendiri?

I: saya sada AG berkebutuhan khusus, sedang saya juga bodoh, jadi saya sekolahkan di

SLB, semoga AG menjadi anak yang sholeh sesuai dengan namanya, mempunyai

pengetahuan tentang agama, sopan santun dan kemandirian yang paling penting

berguna untuk dirinya sendiri, orangtua dan masyarkat sekitarnya, Toh banyak

orang yang cacat yang bisa berkarya. saya hanya memberikan sebatas yang saya

bisa saja mba, seperti kalau mau melakukan aktivitas apapun harus membaca doa,”

ms AG kalau mau makan harus baca bismillah biar setannya tidak ikut makan, ms

AG jadi kenyang, kalau ibu shalat ms AG juga ikut shalat ya, biar Allah tambah

sayang dengan ms AG”, itulah yang bisa saya lakukan mba

P: Kegiatan ritual keagamaan apa saja yang sering diikuti oleh putra-putri bapak/ibu

(TPQ, Maulid Nabi, Khataman, Buka puasa bersama, shalat)?Mengapa itu bapak/ibu

lakukan ?

I: sholat sama saya mba, ngaji, baca-baca doa pendek, dan tetap berakhlak mulia yang

saya ajarkan

P : Apa yang menjadi dasar dan tujuan bapak/ibu dalam membina keagamaan anak?

Dengan materi apa melaksanakan pembinaan agama? Dan dengan cara apa?

I :. dasarnya pedoman sama Qur’an dan Hadist mba biar lurus jalannya, saya ajarkan

kebaikan sesama temennya dan percaya sama Allah dan Rasulnya mba, ya aqidah

akhlak mba, saya biasakan dengan cara menasehati dan menhukumnya kalo nakal

mba.

P: Apa saja faktor pengambat yang bapak/ibu hadapi dalam melaksanakan pembinaan

keagamaan itu ?

I: biasanya waktu kurang mba, pendidikan saya juga Cuma lulusan smp, ilmu agama

saya minim mba, dan masalah umumnya ya ekonomi, wong saya Cuma buruh

warung yang penghasilannya pas mba.

P: Disamping adanya faktor penghambat, adakah faktor pendukung yang memudahkan

bapak/ibu dalam membina keagamaan putra/putri ? serta apa solusinya?

I : adanya masjid membuat saya bisa belajar trus saya ajarkan ke anak say mba, saya

pengen dengan keterbatasan Ag, dia tetap jadi anak soleh dan mau mendoakan

Page 190: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

orangtua kalo saya sudah nda ada nantinya. Ya, walaupun hanya dengan bapak, tapi

sudah membantu menjaga AG. Solusi paling yow kalo uang yow utang mba, kalo

masalah agama saya suka tanya ke tetangga yang berpengalaman, atau pak ustad.

DATA INFORMAN

Nomer data : 04

Nama : Bapak AG

Usia : 40 Tahun

Pekerjaan : tekhnisi komputer

Hari/Tanggal : Kamis, 08-02-015

Waktu/Jam : 08.15 WIB

Hasil wawancara :

P: Sejak kapan bapak/ibu menjadi single parent? Dan oleh sebab apa bapak/ibu menjadi

single parent?

I: tahun 2012, istri saya meninggal karena sakit.

P: Bapak/Ibu memiliki berapa anak, yang berusia 2-12 tahun ada berapa?

I: anak 2, yang umurnya 9 tahun EG.

Page 191: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

P: Tentu tidak mudah menjadi single parent, bagaimana bapak/ibu mengajarkan anak

mengerjakan sholat, puasa, dan membaca Al-Qur’an? Kegiatan diatas dilakukan

oleh bapak/ibu senidri atau diserahkan kepada orang lain? Atau sendiri?

I: menitipkan anak EG ke pendidikan yang baik, di KURMA EG diajarkan BTQ, dan

ibadahnya seperti sholat, puasa, dan ngaji dirumah juga. Saya sering ngajak sholat

jemaah. Ya di sekolah, masjid di lingkungan juga dirumah mba.

P: Kegiatan ritual keagamaan apa saja yang sering diikuti oleh putra-putri bapak/ibu

(TPQ, Maulid Nabi, Khataman, Buka puasa bersama, shalat)?Mengapa itu bapak/ibu

lakukan ?

I: ngaji, btq, sholat kalo yang tahunan ya pas romadhan itu mbak kalo ndak ya mauludan.

Ya harapan saya sebagai orangtua mereka menjadi anak soleh, berbakti pada

orangtua dan bahagia duniua akhiratnya kelak.

P : Apa yang menjadi dasar dan tujuan bapak/ibu dalam membina keagamaan anak?

Dengan materi apa melaksanakan pembinaan agama? Dan dengan cara apa?

I :.dasarnya orang muslim ya Qur’an dan Hadist jadi biar jalannya lurus di mantapkan

dengan membiasakan penanaman aqidah akhlaknya , memberi contoh, saya

nasehati juga tetap saya perhatikan biar mereka nda kurang kasih sayang.

P: Apa saja faktor pengambat yang bapak/ibu hadapi dalam melaksanakan pembinaan

keagamaan itu ?

I: masalah waktu mba, ya kadang ekonomi juga.

P: Disamping adanya faktor penghambat, adakah faktor pendukung yang memudahkan

bapak/ibu dalam membina keagamaan putra/putri ? serta apa solusinya? Adanya

masjid, tpq , pengennya EG jadi anak solehah dan selalu mendoakan almh.

Mamanya. Kalo waktu ya, kumpul pas lagi longgar dan kalo ekonomi ya minta

bantuan ke oranglain.

Page 192: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

DATA INFORMAN

Nomer data : 05

Nama : Ibu GL

Usia : 36 Tahun

Pekerjaan : karyawan swasta

Hari/Tanggal : Kamis, 08-02-2015

Waktu/Jam : 10.30 WIB

Page 193: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

P: Sejak kapan bapak/ibu menjadi single parent? Dan oleh sebab apa bapak/ibu menjadi

single parent?

I: sejak tahun 2011, karena cerai. Memilih wanita lain.

P: Bapak/Ibu memiliki berapa anak, yang berusia 2-12 tahun ada berapa?

I: ada satu, ND 7 tahun.

P: Tentu tidak mudah menjadi single parent, bagaimana bapak/ibu mengajarkan anak

mengerjakan sholat, puasa, dan membaca Al-Qur’an? Kegiatan diatas dilakukan

oleh bapak/ibu senidri atau diserahkan kepada orang lain? Atau sendiri?

I: sebisa waktu saya, seharinya ND sama neneknya sedang saya kerja pagi pulang petang,

tapi saya membiasakan sholat subuh berjamaah dengan ND. Kalo sore, dia ngaji

TPQ di Masjid Alikhlas mba, ya saya sendiri, dibantu ibu serta lingkungan mba.

P: Kegiatan ritual keagamaan apa saja yang sering diikuti oleh putra-putri bapak/ibu

(TPQ, Maulid Nabi, Khataman, Buka puasa bersama, shalat)?Mengapa itu bapak/ibu

lakukan ?

I: sholat, ngaji, kalo pas romadhan ya puasa, atau kegiatan mauludan, khataman, ya ND

aktif kok di masjid walau kadang suka telad datang ngajinya. Ya, saya ingin ND jadi

sosok kepala keluarga yang soleh nantinya untuk keluarganya, dan berbakti sama

orangtua. Juga bekal dunia akhirat mba.

P : Apa yang menjadi dasar dan tujuan bapak/ibu dalam membina keagamaan anak?

Dengan materi apa melaksanakan pembinaan agama? Dan dengan cara apa?

I :. Dasarnya pedoman dengan Qur’an dan Hadist lalu saya ajarkan aqidah akhlak mba,

biar ND jadi anak yang baik dan soleh. Caranya membiasakan dengan keteladanan,

pembiasaan, dan hukuman mba, contohnya, saya sering cerita pake buku

bergambar surga neraka, saya nunjuk surga kalo ND mau melakukan kebaikan,

perintahNya dan saya tunjuka neraka kalo ND nda mau nurut sama bunda. Saya

suruh milih mba.

P: Apa saja faktor pengambat yang bapak/ibu hadapi dalam melaksanakan pembinaan

keagamaan itu ?

I: waktu mba, sibuk cari nafkah trus kadang ND nda semangat diajarin agama, ya kayak

tpq nya telad datengnya,

Page 194: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

P: Disamping adanya faktor penghambat, adakah faktor pendukung yang memudahkan

bapak/ibu dalam membina keagamaan putra/putri ? serta apa solusinya?

I: adanya masjid membantu buat ND belajar ngaji disana, ya biar ND tumbuh jadi anak

soleh berbakti sama orangtua, dan kelak kalo bundanya nda ada masih mau

mendoakan saya, deket sama ibu jadi saya bisa nitipin ND mba. Solusinya,

DATA INFORMAN

Nomer data : 06

Nama : Bapak SD

Usia : 32 Tahun

Pekerjaan : Karyawan TU

Hari/Tanggal : Kamis, 08-02-2015

Waktu/Jam : 14.30 WIB

Hasil wawancara :

Page 195: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

P: Sejak kapan bapak/ibu menjadi single parent? Dan oleh sebab apa bapak/ibu menjadi

single parent?

I: sejak 2 tahun lalu, istri meninggal karena komplikasi.

P: Bapak/Ibu memiliki berapa anak, yang berusia 2-12 tahun ada berapa?

I: sati, RM 4 tahun.

P: Tentu tidak mudah menjadi single parent, bagaimana bapak/ibu mengajarkan anak

mengerjakan sholat, puasa, dan membaca Al-Qur’an? Kegiatan diatas dilakukan

oleh bapak/ibu senidri atau diserahkan kepada orang lain? Atau sendiri?

I: sejak ibu RM sakit, dia di Solo sama neneknya. Jadi saya ngajari agamanya ketemu dia

juga Cuma sabtu-minggu mba, sementara masih saya yang ngajarin, soalnya mertua

saya beragama non islam.

P: Kegiatan ritual keagamaan apa saja yang sering diikuti oleh putra-putri bapak/ibu

(TPQ, Maulid Nabi, Khataman, Buka puasa bersama, shalat)?Mengapa itu bapak/ibu

lakukan ?

I: karna baru 4 tahun ya masih doa-doa pendek mbak, kayak doa makan, tidur dan

kadang sholat sama saya. Kan neneknya disana non islam, dan disana juga pasti

diajarin agama selain islam, jadi saya nda mau kalo kalah start sama neneknya.saya

maunya dia jadi anak soleh, lebih baik dari saya. Dan berbakti sama orangtua mba,

juga mau mendoakan mendiang mamanya.

P : Apa yang menjadi dasar dan tujuan bapak/ibu dalam membina keagamaan anak?

Dengan materi apa melaksanakan pembinaan agama? Dan dengan cara apa?

I : dasarnya Qur’an dan hadist, ya menanmkan nilai aqidah akhlak aja mba dengan cara

teladan sesuai usianya sekarang.

P: Apa saja faktor pengambat yang bapak/ibu hadapi dalam melaksanakan pembinaan

keagamaan itu ?

I: waktu tentunya mbak, mau apalagi sementara seperti ini dulu, nanti kalo RM TK saya

ajak ke Salatiga lagi. Aya merasa bodoh jadi jangan sampai dia kayak saya nantinya,

ekonomi jelas mba, wong saya Cuma TU honorer

P: Disamping adanya faktor penghambat, adakah faktor pendukung yang memudahkan

bapak/ibu dalam membina keagamaan putra/putri ? serta apa solusinya?

Page 196: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

I : adanya masjid mbak, pengen nantinya RM mendiang mendoakan mamahnya, jadi

anak soleh, dan adanya ibu bisa ditipkan RM walaupun agamanya beda. kalo

ekonomi lagi susah ya ngutang oranglain.

DATA INFORMAN

Nomer data : 07

Nama : Ibu MN

Usia : 39 Tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Hari/Tanggal : Kamis, 08-02-2015

Waktu/Jam : 15.300 WIB

Hasil wawancara :

Page 197: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

P: Sejak kapan bapak/ibu menjadi single parent? Dan oleh sebab apa bapak/ibu menjadi

single parent?

I: . Saya jadi janda cerai mati sejak tahun 2012 atau sekitar tiga (3) tahun yang lalu

suami saya meninggal dunia dikarenakan sakit diabetes

P: Bapak/Ibu memiliki berapa anak, yang berusia 2-12 tahun ada berapa?

I: Saya punya 2 orang anak yaitu anak perempuan yang bernama RA ( 18 tahun ) kelas 3

SMK dan anak laki-laki yang bernama HD ( 11 tahun ) kelas 5 SD

P: Tentu tidak mudah menjadi single parent, bagaimana bapak/ibu mengajarkan anak

mengerjakan sholat, puasa, dan membaca Al-Qur’an? Kegiatan diatas dilakukan

oleh bapak/ibu senidri atau diserahkan kepada orang lain? Atau sendiri?

I: saya nitipin HD ke TPQ setempat agar dia bisa baca tulis Al Qur’an mba.di masjid dia

belajarnya, saya yang memantau mbak, dan mengingatkan biar di praktekan

dirumah.

P: Kegiatan ritual keagamaan apa saja yang sering diikuti oleh putra-putri bapak/ibu

(TPQ, Maulid Nabi, Khataman, Buka puasa bersama, shalat)?Mengapa itu bapak/ibu

lakukan ?

I: untuk pembinaan keagamaan seringkali kakaknya juga memberikan contoh, saya

berharap agar kelak masa depan anak-anak saya lebih baik dari saya, semenjak

ditinggal Bapaknya setiap malam jumat kakaknya selalu mengajak kemakam secara

tidak langsung itu adalah bentuk pembinaan, agar kelak jika saya mati saya juga

didoakan oleh anak-anak saya mba, dan semoga anak saya menjadi anak yang

sholehah. P : Apa yang menjadi dasar dan tujuan bapak/ibu dalam membina

keagamaan anak? Dengan materi apa melaksanakan pembinaan agama? Dan

dengan cara apa?

P : Apa yang menjadi dasar dan tujuan bapak/ibu dalam membina keagamaan anak?

Dengan materi apa melaksanakan pembinaan agama? Dan dengan cara apa

I : qur’an dan Hadist mba, saya sudah yakin dengan penanaman aqidah untuk anak saya

yang sudah besar, serta sudah punya tanggung jawab untuk kewajibannya dalam

beribadah

Page 198: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

, tujuan yang utama dalam memberikan bekal kepada anak-anaknya. Menanmkan nilai

aqidah akhlak sejak dini mba, dengan menasehati, perhatian kepada anak biar nda

kurang kasih sayang.

P: Apa saja faktor pengambat yang bapak/ibu hadapi dalam melaksanakan pembinaan

keagamaan itu ?

I: masalahnya waktu mba, kan saya jualan jaga warung mie ayam. Saya juga nda sekolah

ndak bisa ngaji mba, namanya juga anak-anak mba, terkadang masih sering lalai

dalam ibadah sholatnya,

P: Disamping adanya faktor penghambat, adakah faktor pendukung yang memudahkan

bapak/ibu dalam membina keagamaan putra/putri ? serta apa solusinya?

I : keinginan saya agar kelak jika saya mati saya juga didoakan oleh anak-anak saya mba,

dan semoga anak saya menjadi anak yang sholehah. Adanya masjid juga

berpengaruh mba buat kebaikan anak saya.

Page 199: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

TRANSKRIP WAWANCARA

Nomer data :

Nama :

Usia :

Pekerjaan :

Hari/Tanggal :

Waktu/Jam :

Hasil wawancara :

PEDOMAN WAWANCARA

1. Sejak kapan Bapak/Ibu menjadi single parent ?

2. Oleh sebab apa Bapak/Ibu menjadi single parent ?

3. Bapak/Ibu memiliki berapa anak, yang berusia 6-12 tahun ada berapa?

4. Tentu tidak mudah menjadi single parent, bagaimana Bapak/Ibu mengajarkan

anak sholat, membimbing agar tetap melaksanakan sholat, puasa dan membaca

Al-Qur’an ?

5. Kegiatan diatas dilakukan oleh Bapak/Ibu senidri atau diserahkan kepada orang

lain? Atau bahkan keduanya?

6. Kegiatan ritual keagamaan apa saja yang sering diikuti oleh putra-putri Bapak/Ibu

(TPQ, Maulid Nabi, Khataman, Buka puasa bersama, shalat berjemaah)?Mengapa

itu Bapak/Ibu lakukan ?

Page 200: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

7. Apa yang menjadi dasar dan tujuan bapak/ibu dalam membina keagamaan anak?

Dengan materi apa melaksanakan pembinaan agama? Dan dengan cara apa

8. Apa saja faktor pengambat yang Bapak/Ibu hadapi dalam melaksanakan

pembinaan keagamaan itu ?

9. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi kendala tersebut?

10. Disamping adanya faktor penghambat, adakah faktor pendukung yang

memudahkan Bapak/Ibu dalam membina keagamaan putra/putri ? serta

bagaimana solusinya?

Page 201: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Eni Lestari

Tempat/Tanggal lahir : Ngawi, 10 Juni 1993

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Alamat : Sraten-RT 02/RW 01 , Kec.Tuntang

KabupatenSemarang

Riwayat Pendidikan :

1. SDN 02 PEGANSAAN 02 Kelapa Gading Jakarta Utara lulus tahun 2001

2. SMP N 2 GENENG Ngawi Jawa Timur lulus tahun 2004

3. SMK N 2 Ngawi Jawa Timur lulus tahun 2007

Demikian data ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 12 Maret 2015

Penulis

Eni Lestari

NIM. 111 08 145

Page 202: Oleh ENI LESTARI NIM 11108145 JURUSAN TARBIYAH ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/414/1/Eni Lestari...POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN