novalia pertiwi 1102070 pte jurnal

11
E-JOURNAL PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN BENGKEL ELEKTRONIKA KELAS X TEKNIK MEKATRONIKA SMK NEGERI 1 SUMATERA BARAT Oleh Novalia Pertiwi NIM. 1102070/2011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda PeriodeKe-104September2015

Upload: rama-dani

Post on 09-Feb-2016

32 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Novalia Pertiwi 1102070 PTE Jurnal

E-JOURNAL

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN

MELAKSANAKAN PEKERJAAN BENGKEL ELEKTRONIKA KELAS X TEKNIK MEKATRONIKA SMK NEGERI 1

SUMATERA BARAT

Oleh

Novalia Pertiwi NIM. 1102070/2011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Wisuda PeriodeKe-104September2015

Page 2: Novalia Pertiwi 1102070 PTE Jurnal
Page 3: Novalia Pertiwi 1102070 PTE Jurnal

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika Vol. 3, No. 1, Januari – Juni 2015 ISSN: 2302-3295

1 Prodi Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNP Untuk Wisuda Periode September 2015 2 Dosen Jurusan Teknik Elektronika FT-UNP

Abstract

The problem of this research is the less study result of the students in SMKN 1 West

Sumatera in Implementing Electronics Repair Work course. The purpose of this study is to know the different of the result study of the students in applying the demonstration learning method and the direct learning method in Implementing Electronics Repair Work course of the students in X Mechatronics class of SMKN 1 West Sumatera in second semester, year academic 2014/2015.

The research is the experimental research. The samples are taken by using the nonprobability sampling with sampling purposive and the control classes are the X Mechatronics A class uses the direct method and X Mechatronics B uses the demonstration learning method. The data is collected by taking the final result test. Then, it is analyzed in order to examine the homogeneity, normality and hypothesis of the result.

Based on the result, the average value which is gotten in the experimental class is 85, 94 and the control class gets 76, 56. The result of hypotheses which is in significant level --- -gets tcount > ttable (3,844 > 2,048). It is because tcount is bigger than ttable, so the nil hypothesis (H0) is rejected and the alternative hypothesis is accepted. In conclusion, the demonstration learning method is better than the direct learning method. Keywords: the study result, the demonstration learning method, the direct learning method

A. PENDAHULUAN

asil belajar merupakan hasil pencapaian siswa setelah menerima materi ajar dari guru. Salah satu keberhasilan hasil

belajar ditentukan dari pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Dengan pemahaman yang dimiliki oleh siswa diharapkan hasil belajar siswa berada pada range di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Penetapan nilai KKM berbeda pada masing-masing sekolah.

Perlunya penetapan nilai KKM ini didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa salah satu prinsip penilaian dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah beracuan kriteria. Hal ini berarti bahwa penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, satuan pendidikan harus menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata pelajaran

sebagai dasar dalam menilai pencapaian kompetensi siswa. Penetapan kriteria ketuntasan minimal belajar merupakan tahapan awal pelaksanaan penilaian proses pembelajaran dan penilain hasil belajar.

Strategi dalam proses belajar mengajar merupakan hal penting agar tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien. Djamarah (2010: 5) “Strategi dasar dalam belajar mengajar adalah memilih dan menetapkan prosedur, model pembelajaran, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya”. Dalam hal ini guru perlu mengembangkan strategi mengajar yang melibatkan peserta didik lebih aktif dan termotivasi dalam proses pembelajaran. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan memberikan model pembelajaran yang tepat akan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

MELAKSANAKAN PEKERJAAN BENGKEL ELEKTRONIKA SMK NEGERI 1 SUMATERA BARAT

Novalia Pertiwi1, Dedy Irfan2, Oktoria2 Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

Email : [email protected]

H

Page 4: Novalia Pertiwi 1102070 PTE Jurnal

2 JURNAL VOTEKNIKA Vol. 3, No. 1, (2015)

memudahkan peserta didik untuk mempelajari materi pelajaran.

Model pembelajaran langsung memiliki tujuan untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Dengan model pembelajaran langsung selain siswa dapat mendengar tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa dapat melihat (melalui pelaksanaan demonstrasi). Sehingga siswa secara aktif dapat menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari. Dengan cara ini biasanya siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar Melaksanakan Pekerjaan Bengkel Elektronika dapat dimaksimalkan.

Menurut Sagala (2009:201) ada beberapa macam metode dalam pembelajaran langsung, yaitu Metode Ceramah, Metode Tanya Jawab, Metode Diskusi, Metode Demonstrasi, Metode Sosiodrama, Metode Karyawisata, Metode Kerja Kelompok, Metode Latihan, Metode Pemberian Tugas, dan Metode Eksperimen. Dari beberapa metode pembelajaran langsung tersebut, maka dipilih model pembelajaran langsung dengan keunggulannya, yaitu metode demonstrasi.

Keunggulan model pembelajaran langsung dengan menggunakan metode demonstrasi ini, karena terdiri dari 5 tahapan belajar, yaitu (1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa; (2) Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan; (3) Membimbing Pelatihan; (4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik; (5) Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Sumatera Barat, sekolah ini mempunyai Jurusan Teknik Elektronika yang mempunyai 2 kompetensi keahlian Teknik Audio Video (TAV) dan Mekatronika. Ada beberapa mata pelajaran yang dipelajari di Jurusan Teknik Elektronika SMKN 1 Sumatera Barat, salah satunya adalah Melaksanakan Pekerjaan Bengkel Elektronika. Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam proses pembelajarannya. Dikurikulum ini guru harus memiliki kerangka pembelajaran secara konseptual agar peserta didik dapat belajar efektif dan efisien, mencapai pada tujuan yang diharapkan. Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pengajaran. Namun, tidak semua metode pembelajaran

dapat diterapkan dalam pengajaran, tentu semuanya harus disesuaikan dengan kebutuhan yang menyangkut materi yang akan disajikan.

Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran Melaksanakan Pekerjaan Bengkel Elektronika di kelas X Mekatronika SMK Negeri 1 Sumatera Barat. Dalam menerapkan model pembelajaran langsung, metode pembelajaran yang diterapkan seperti metode ceramah. Meskipun pembelajaran sudah berorientasi pada peserta didik, akan tetapi hasil belajar peserta didik belum maksimal. Hal ini mengakibatkan hasil belajar peserta didik masih ada yang belum mencapai batas KKM yang telah ditetapkan.

Proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan metode ceramah yang bersifat teacher center ini, yaitu proses pembelajaran yang masih terpusat pada guru dan siswa lebih banyak diam mendengarkan guru menerangkan pelajaran dibandingkan lebih aktif mencari sendiri materi pembelajaran tersebut. Hal ini menyebabkan keaktifan siswa dalam pembelajaran masih rendah, yang berakibat pada rendahnya hasil belajar, seperti yang tercantum pada lampiran.

Berdasarkan data dari guru mata pelajaran Melaksanakan Pekerjaan Bengkel Elektronika kelas X Mekatronika di peroleh hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat hasil belajar ujian akhir semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 masih banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 80. Siswa dikatakan tuntas bila skor hasil belajar mencapai kriteria ketuntasan minimal sesuai yang tercantum dalam Permendiknas No. 20 tahun 2007.

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Melaksanakan Pekerjaan Bengkel Elektronika kelas X Mekatronika Jurusan Teknik Elektronika untuk masing-masing grup berada dibawah batas KKM (80). Hal ini terlihat dari nilai rata-rata grup A Mekatronika memperoleh (74,47) dan grup B Mekatronika memperoleh (74,90). Nilai rata-rata setiap grup masih ada yang belum mencapai KKM, ini memperlihatkan bahwa hasil belajar mata pelajaran Melaksanakan Pekerjaan Bengkel Elektronika kelas X Mekatronika Jurusan Teknik Elektronika SMK Negeri 1 Sumatera Barat masih tergolong rendah.

Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X Mekatronika Jurusan Teknik Elektronika SMK Negeri 1 Sumatera barat adalah dengan cara memberikan variasi metode pembelajaran. Kedudukan metode pembelajaran sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi

Page 5: Novalia Pertiwi 1102070 PTE Jurnal

Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi – Novalia Pertiwi 3

keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Setiap guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi model pembelajaran dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Proses pembelajaran harus dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan model pembelajaran dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Hal ini sesuai dengan panduan menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, dikatakan bahwa :

“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatitivitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. (Permendiknas, No. 41 : 2007)”

Melihat kenyataan yang ditemukan maka

perlu suatu alternatif pembelajaran untuk menunjang keberhasilan siswa dan menciptakan keadaan kelas yang kondusif, sehingga dapat meningkatkan aktifitas siswa, memotivasi belajar siswa, dan membangkitkan minat serta menggali potensi kemampuan belajar siswa secara merata pada mata pelajaran Melaksanakan Pekerjaan Bengkel Elektronika.

Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan salah satu metode pembelajaran yaitu metode ceramah. Model pembelajaran hendaknya memiliki variasi dan mendukung tercapainya tujuan pengajaran. Diharapkan dengan penerapan model pembelajaran langsung dengan metode pembelajaran demonstrasi pada mata pelajaran Melaksanakan Pekerjaan Bengkel Elektronika dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil belajar siswa.

Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat pada penelitian ini dituangkan dalam bentuk gambar berikut ini:

Gambar 1: Desain Penelitian

B. METODE PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan yang

dikemukakan, maka jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment. Menurut Sugiono (2005: 87) ”bentuk desain quasi-experiment ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan”.

Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode pembelajaran demonstrasi terhadap hasil belajar siswa kelas X Teknik Mekatronika pada mata pelajaran Melaksanakan Pekerjaan Bengkel Elektronika di SMK Negeri 1 Sumatra Barat. Penelitian ini menggunakan 2 kelas, yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Pengambilan dua kelas ini bertujuan untuk lebih akuratnya data yang didapat dalam penelitian ini.

Diharapkan dari penelitian ini dapat memperlihatkan gambaran keadaan yang sebenarnya dari hasil belajar terhadap objek yang diteliti, yaitu dengan membandingkan hasil belajar siswa yang menerapkan metode pembelajaran demonstrasi dengan hasil belajar siswa yang menerapkan metode ceramah.

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

Perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari silabus, RPP dan Jobsheet. Alat pengumpul data penelitian yang dilakukan adalah tes hasil belajar. Tes yang diberikan adalah tes berbentuk objektif. Materi yang diujikan dalam tes sesuai dengan materi yang diberikan selama penelitian.

Untuk prasyarat uji hipotesis dilakukan beberapa pengujian: 1. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal, digunakan uji liliefors dengan langkah sebagai berikut:

a. Data nXXXX .......,, 321 yang dipeoleh

dari data yang terkecil hingga data yang terbesar.

b. Data nXXXX .......,, 321 dijadikan

bilangan baku nZZZZ ......,, 321 dengan

rumus S

XXZ ii

( Sudjana,

2008:99)

X

O1

O2

Y

Y

E

K

Page 6: Novalia Pertiwi 1102070 PTE Jurnal

4 JURNAL VOTEKNIKA Vol. 3, No. 1, (2015)

Keterangan : Xi = skor yang diperoleh siswa ke- i

X = skor rata- rata S = simpangan baku c. Dengan menggunakan daftar distribusi

normal baku, kemudian dihitung peluang F (Zi) = P ( Z< Zi )

d. Dengan menggunakan proporsi

nZZZZ ......,, 321 yang lebih kecil atau

sama dengan Zi jika proporsi ini dinyatakan dengan S (Zi) (Sudjana 2008:466) :

n

zyangzzz in,....,,zbanyaknyaS(zi) 321

Menghitung selisih (F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Diambil harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut

oL

f. Membandingkan nilai Lo dengan L tabel yang terdapat pada taraf nyata α = 0.05. Kriteria diterima yaitu hipotesis tersebut normal jika Lo < L tabel lain dari itu ditolak (Sudjana 2008:467)

2. Uji homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel homogen yaitu mempunyai varians yang sama atau tidak, untuk mengujinya dilakukan uji F. Uji F ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mencari varians masing-masing data

kemudian dihitung harga F yang dikemukakan Sugiyono (2012:140) dengan rumus:

TerkecilVarians

TerbesarVariansF

b. Bandingkan harga F hitung dengan

harga F yang terdapat dalam daftar distribusi F pada tarif signifikan 0,05 dan derajat kebebasan penyebut (dk)=n-1 dan derajat kebebasan pembilang (dk)=n-1. Jika harga F hitung < F tabel, berarti kedua kelompok sampel memiliki

varians yang homogen 22 21 . Sebaliknya jika F hitung > F tabel berarti kedua kelompok sampel mempunyai

varians yang heterogen 22 21 .

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis tentang kesamaan dua

rata-rata ada beberapa kemungkinan yaitu:

a. Jika data terdistribusi normal dan kedua kelompok data homogen, maka dalam pengujian hipotesis statistik yang digunakan adalah uji t. Terdapat dua rumus uji test yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis. Rumus menurut Sugiyono (2012:138) : Separated Varians :

thitung

2

2

2

1

2

1

21

n

s

n

s

XX

Polled Varians :

2121

222

2121

21

11

2

)1()(

nnnn

snsnn

XXt

Keterangan :

1X : rata- rata nilai kelas eksperimen

2X : rata-rata nilai kelas kontrol S1 : Standar Deviasi nilai siswa kelas

eksperimen S2 : Standar Deviasi nilai siswa kelas

control n1 : Jumlah siswa kelas eksperimen n2 : Jumlah siswa kelas kontrol

Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus uji t :

1) Bila jumlah anggota sample 21 nn

dan varian homogens 22 21 , maka dapat digunakan rumus uji t baik untuk separated maupun polled. Untuk mengetahui t table digunakan dk yang besarnya dk = n1 + n2 – 2

2) Bila 21 nn , varians homogens 22 21 dapat digunakan uji t

dengan polled varians. Besar dk = n1 + n2 – 2

3) Bila 21 nn , varians tidak homogen 22 21 dapat digunakan rumus

separated maupun polled, dengan dk = n1 -1 atau dk = n2 – 1. Jadi derajat kebebasan (dk) bukan n1 = n2 – 2.

Page 7: Novalia Pertiwi 1102070 PTE Jurnal

Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi – Novalia Pertiwi 5

4) Bila 21 nn dan varian tidak

homogen 22 21 . Untuk ini digunakan rumus separated, harga t sebagai pengganti harga t table dihitung dari selisih harga t table dengan dk = n1 -1 dan dk = n1 -1, dibagi dua dan kemudian ditambah dengan harga t yang terkecil.

b. Harga t hitung dibandingkan t tabel, yang terdapat dalam tabel distribusi t. Kriteria pengujian yang diperlukan hipotesis yang diperlukan adalah diterima Ho jika t hitung > t tabel pada taraf signifikan 0,05. Untuk harga lainnya Ho ditolak.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan rumus :

%100%

2

21 xpengaruh

xxx

Ketarangan :

x1= Rata-rata nilai kelas eksperimen

x2= Rata nilai kelas kontrol

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini mengungkapkan seberapa

besar pengaruh metode pembelajaran demonstrasi terhadap hasil belajar mata pelajaran Melaksanakan Pekerjaan Bengkel Elektronika siswa kelas X Mekatronika SMK Negeri 1 Sumatera Barat dari jumlah sampel 15 orang siswa di kelas eksperimen dan 15 orang siswa di kelas kontrol. 1. Deskripsi Data

Pengambilan rata-rata kelas berdasarkan nilai UAS Semester 1 pada masing-masing kelas. Pengambilan rata-rata kelas hampir mendekati sama yaitu, didapat kelas X Mekatronika A dengan siswa 15 orang dengan rata-rata kelas 74,47 dan X Mekatronika B dengan siswa 16 orang dengan rata-rata kelas 74,90. Setelah dilakukan uji homogenitas maka diperoleh sampel 15 orang siswa untuk kelas eksperimen dan 15 orang siswa untuk kelas kontrol.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif berupa pilihan ganda. Soal uji coba instrumen atau perangkat tes terlebih dahulu diuji validitas soal, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal. Uji coba dilakukan pada 20

siswa kelas XII Mekatronika, soal yang telah diuji digunakan sebagai soal yang akan dihitung dalam pengambilan nilai tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Analisis Data

Hasil penelitian merupakan hasil studi lapangan untuk memperoleh data melalui teknik tes setelah dilakukan suatu penerapan metode pembelajaran demonstrasi pada kelas eksperimen.

a. Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol Materi

Pertemuan I

27 April 2015

Jam ke 1, 2, 3 dan 4

27 April 2015

Jam ke 5, 6, 7 dan 8

Prinsip dasar Gerbang Dasar AND, OR, dan NOT

Pertemuan II

4 Mei 2015

Jam ke 5, 6, 7 dan 8

4 Mei 2015

Jam ke 1, 2, 3 dan 4

Prinsip dasar logika kombinasional (NAND, NOR, EX-OR, EX-NOR)

Pertemuan III

11 Mei 2015

Jam ke 1, 2, 3 dan 4

11 Mei 2015

Jam ke 5, 6, 7 dan 8

Prinsip dasar logika kombinasional (Prinsip dasar Aljabar Boolean dan penerapannya pada gerbang logika kombinasi)

Pertemuan IV

18 Mei 2015

Jam ke 5, 6, 7 dan 8

18 Mei 2015

Jam ke 1, 2, 3 dan 4

Prinsip dasar logika Sekuensial (flip-flop)

Page 8: Novalia Pertiwi 1102070 PTE Jurnal

6 JURNAL VOTEKNIKA Vol. 3, No. 1, (2015)

b. Analisis Deskriptif 1) Mean

Kelas eksperimen

X = N

Xif . = 15

1293 = 85,94

Kelas kontrol

X = N

Xif . = 15

1150 = 76,56

2) Simpangan Baku (S)

Kelas eksperimen

S =

1

2

N

XXif

=115

599,3779

= 6,57

Kelas kontrol

S =

1

2

N

XXif

=115

1291,519

= 9,64

3) Varians (S2)

Kelas eksperimen : S² = 43,21 Kelas kontrol : S² = 92,92

c. Analisis Induktif

1) Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk

mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Hasil perhitungan uji normalitas diketahui bahwa nilai L0 untuk Kelas Eksperimensebesar 0,1571, sedangkan Lt sebesar 0,220. Uji normalitas untuk kelas kontrol nilai L0

sebesar 0.1518 dan Lt sebesar 0,220, dengan Kriteria pengujian diperoleh bahwa L0 < Lt.

Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar siswa pada mata pelajaran Melaksanakan Pekerjaan Bengkel Elektronika kelas X Mekatronika di SMK Negeri 1 Sumatera Barat berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui kedua kelompok data mempunyai varian yang homogen atau tidak. Untuk mengetahui homogenitas kedua kelompok sampel, pengujian dilakukan dengan

menggunakan uji F (Fisher test). Untuk mencari Fhitung dapat

dilakukan dengan cara mencari dk pembilang dan dk penyebut terlebih dahulu.

dk pembilang = n pembilang – 1 = 15 – 1 = 14 dk penyebut = n penyebut – 1 = 15 – 1 = 14

TerkecilVarians

TerbesarVariansFhitung

_

_

21,43

23,92

= 2,13

14

14

115

115

dkPenyebut

gdkPembilanFtabel

= 2,48 (dilihat dari tabel nilai untuk distribusi F)

Fhitung < Ftabel, atau 2,13<2,48

dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa semua data kelompok penelitian adalah homogen.

3) Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis menggunakan rumus t-test polled varians karena n1≠n2 dan variannya homogen, sebagai berikut :

2121

222

2121

21

11

2

)1()(

nnnn

snsnn

XXt

15

1

15

1

21515

92,92)115(21,43)1515(

56,7694,85t

979,5

38,9

44,2

38,9

= 3,844 Dan derajat kebebasan (dk) ttabel = (n1 + n2) – 2 = (15 + 15) – 2 = 28 Nilai ttabeladalah 2,048.

Page 9: Novalia Pertiwi 1102070 PTE Jurnal

Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi – Novalia Pertiwi 7

Karena thitung ttabel (3,844>2,048) maka hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis kerja (Ha) diterima.

3. Pembahasan

Setelah diberikan pembelajaran kepada masing-masing kelompok sampel dengan perlakuan yang berbeda, diperoleh rata-rata post-test hasil belajar kelas eksperimen 85,94 dan rata-rata post-test hasil belajar kelas kontrol 76,56. Terdapat perbedaan hasil belajar kelas eksperimen yang diterapkan dengan metode pembelajaran demonstrasi, dengan kelas kontrol yang diterapkan dengan metode pembelajaran ceramah. Perbedaan hasil belajar (gain) kedua kelompok sampel adalah sebesar 10,94 %.

Setelah dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t didapat thitung = 3,844 sedangkan ttabel = 2,048, berarti thitung > ttabel

sehingga dapat dikatakan hipotesis yang diajukan diterima. Oleh karena itu, H0 ditolak dan menerima H1, artinya terdapat pengaruh penerapan metode pembelajaran demonstrasi terhadap hasil belajar Melaksanakan Pekerjaan Bengkel Elektronika kelas X Teknik Mekatronika SMK Negeri 1 Sumatera Barat. Diterimanya H1 ini membuktikan bahwa metode pembelajaran demonstrasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas X Teknik Mekatronika SMK Negeri 1 Sumatera Barat.

Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Daines Sumendap pada tahun 2014 juga mengungkapkan bahwa hasil penelitiannya menunjukkan terjadi peningkatan prestasi belajar dan terlihat perbedaan hasil belajar dengan menerapkan metode pembelajaran demonstrasi. Persentase prestasi belajar siswa meningkat sebesar 7,45 %.

Metode demonstrasi merupakan salah satu metode yang terdapat dalam model pembelajaran langsung yaitu suatu model pengajaran yang besifat teacher center. Pengajaran langsung ditujukan untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Jadi Metode demonstrasi adalah merupakan pertunjukkan tentang suatu proses atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruan.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2010:91), metode demonstrasi mempunyai

kelebihan sebagai berikut : (1) dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, (2) sehingga menghindari verbalisme, (3) siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari, (4) Proses pengajaran lebih menarik, (5) siswa dirangsang untuk aktif mengamati, (6) menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan (7) mencoba melakukannya sendiri.

Metode pembelajaran demonstrasi dapat diajukkan sebagai rujukan dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran Melaksanakan Pekerjaan Bengkel Elektronika, karena sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang dapat memudahkan peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Kedudukan model dan metode pembelajaran merupakan salah satu komponen penunjang dalam keberhasilan kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam pencapaian tujuan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dibutuhkan suatu model pembelajaran yang efektif. Telah tercapai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X Teknik Mekatronika SMK Negeri 1 Sumatera Barat dengan cara memberikan variasi metode pembelajaran yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran demonstrasi.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010:91), metode demonstrasi mempunyai kelebihan sebagai berikut : (1) dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, (2) sehingga menghindari verbalisme, (3) siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari, (4) Proses pengajaran lebih menarik, (5) siswa dirangsang untuk aktif mengamati, (6) menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan (7) mencoba melakukannya sendiri.

Metode pembelajaran demonstrasi dapat diajukkan sebagai rujukan dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran Melaksanakan Pekerjaan Bengkel Elektronika, karena sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang dapat memudahkan peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Kedudukan model dan metode pembelajaran merupakan salah satu komponen penunjang dalam keberhasilan kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam pencapaian tujuan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dibutuhkan suatu model pembelajaran yang efektif. Telah

Page 10: Novalia Pertiwi 1102070 PTE Jurnal

8 JURNAL VOTEKNIKA Vol. 3, No. 1, (2015)

tercapai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X Teknik Mekatronika SMK Negeri 1 Sumatera Barat dengan cara memberikan variasi metode pembelajaran yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran demonstrasi.

Jadi, model pembelajaran langsung dengan metode demonstrasi dapat digunakan guru mata pelajaran Melaksanakan Pekerjaan Bengkel Elektronika untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X Teknik Mekatronika SMK Negeri 1 Sumatera Barat.

D. SIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan untuk mata pelajaran Melaksanakan Pekerjaan Bengkel Elektronika pada pokok bahasan Prinsip dasar gerbang dasar, prinsip dasar logika kombinasional dan prinsip dasar logika sekuensial yang dilakukan dengan melihat pengaruh hasil belajar setelah diterapkan metode pembelajaran demonstrasi, yang mengacu pada hipotesis yang diajukan, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar

siswa dikelas X Teknik Mekatronika SMK Negeri 1 Sumatera Barat. Kelas yang menggunakan metode pembelajaran demonstrasi mendapat rata-rata 85,94 dan kelas yang menggunakan metode pembelajaran ceramah mendapat rata-rata 76,56. Ini berarti hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah .

b. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Melaksanakan Pekerjaan Bengkel Elektronika setelah diterapkan metode pembelajaran demonstrasi. Hal ini dapat dilihat pada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 10,94 % sehingga metode pembelajaran demonstrasi memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

c. Hasil pengujian hipotesis, diperoleh thitung > ttabel yaitu (3,844 > 2,048). Hasil pengujian ini memberikan interpretasi bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, berarti terdapat pengaruh penerapan metode pembelajaran demonstrasi terhadap hasil belajar. Hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran demonstrasi lebih baik dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran ceramah.

2. Saran

Saran yang dapat disumbangkan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Secara teoritis, karena metode

pembelajaran demonstrasi adalah suatu metode pembelajaran yang digunakan untuk membentuk suasana belajar yang menyenangkan. Oleh sebab itu diperlukan inisiatif seorang guru untuk menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran.

b. Bagi siswa, penggunaan metode pembelajaran demonstrasi sebagai metode pembelajaran yang sangat menyenangkan dengan teknik yang diperagakan secara langsung oleh guru, sehingga siswa dapat lebih cepat memahami suatu materi pelajaran dan melakukan kembali demonstrasi tersebut. Demonstrasi adalah salah satu metode pembelajaran yang cocok dditerapkan untuk mata pelajaran keterampilan/praktek, sehingga siswa dapat melihat dan mendengar secara langsung demonstrasi yang dilakukan oleh guru di depan kelas. Hal ini mampu meningkatkan kreatifitas dan keaktifan siswa, sehingga bisa meningkatkan hasil belajar siswa.

Catatan: Artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan pembimbing I Dr. Dedy Irfan, S. Pd, M.Kom dan pembimbing II Oktoria, S. Pd, MT.

Page 11: Novalia Pertiwi 1102070 PTE Jurnal

Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi – Novalia Pertiwi 9

E. DAFTAR PUSTAKA

Permendiknas. (2007). Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2007 Tentang Penetapan Nilai KKM. Jakarta.

Sudjana.(2008). Metode Statistika.Bandung: PT

Tarsito.

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

. (2012). Statistika Untuk Penelitian.

Bandung : CV Alfabeta. Syaiful Bahri Djamarah . (2010). Strategi Belajar

Mengajar. Asdi Mahasatya : Jakarta. Syaiful Sagala. (2009). Konsep dan Makna

Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.