documentna
DESCRIPTION
jkTRANSCRIPT
CewexSweetiyaKamis, 18 November 2010
makalah askeb persalinan dengan jejas caput succedaneum
MAKALAHASUHAN NEONATUS DENGAN JEJAS PERSALINAN
CAPUT SUCCEDANEUM
Pengampu: Siti Nur Umariyah F. , S.SiT
Disusun Oleh:
1. Syefrina Nur Fadilah (0902098)
2. Tri Mulyani (0902100)
3. Tri Puji Lestari (0902102)
4. Tri Walyani (0902104)
5. Tuti Fauziah (0902106)
6. Ulfatul Khasanah (0902108)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADAPRODI D III KEBIDANAN
SEMARANG2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah berkenan memberi
petunjuk dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Asuhan Neonatus dengan jejas Persalinan Caput Succedaneum” Dalam
menyelesaikan makalah ini penulis banyak sekali mendapat bantuan, dukungan moril
maupun materi dari berbagai pihak dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada ibu Siti Nur Umariyah F. , S.SiT selaku dosen pembimbing dan
kepada teman-teman yang sudah memberikan bantuan dan masukan sehinnga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyajikan yang terbaik, namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang
bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat
dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN…........................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. TujuanPenulisan..........................................................................................3
1. Tujuan Umum ….....................................................................................3
2. Tujuan Khusus …....................................................................................3
C. Manfaat Penulisan.........................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI.........................................................................................4
A. Pengertian.....................................................................................................4
B. Ruang Lingkup Caput Suksedaneum...........................................................4
a. Pengertian.................................................................................................4
b. Penyebab ….............................................................................................7
c. Faktor Predisposisi …..............................................................................7
d. Gejala …...................................................................................................8
e. Patofisiologi ….........................................................................................8
f. Komplikasi …...........................................................................................8
g. Penatalaksanaan …...................................................................................9
h. Manajemen................................................................................................9
BAB III TINJAUAN KASUS.....................................................................................11
I. PENGKAJIAN..............................................................................................11
A. Data Subyektif..........................................................................................11
B. Data Obyektif...........................................................................................14
II. INTEPRETASI DATA …............................................................................15
III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL................................................16
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA …............................................16
V. INTERVENSI …..........................................................................................16
VI. IMPLEMENTASI …....................................................................................17
VII. EVALUASI …..............................................................................................17
BAB IV PENUTUP …...............................................................................................18
A. Kesimpulan …................................................................................................18
B. Saran …...........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua,
terutama bayi yang lahir sehat. Bayi yang nantinya tumbuh menjadi anak dewasa
melalui proses yang panjang, dengan tidak mengesampingkan faktor lingkungan
keluarga. Terpenuhinya kebutuhan dasar anak (asah-asih-asuh) oleh keluarga akan
memberikan lingkungan yang terbaik bagi anak, sehingga tumbuh kembang anak
menjadi seoptimal mungkin. Tetapi tidak semua bayi lahir dalam keadaan sehat.
Beberapa bayi lahir dengan gangguan pada masa prenatal, natal dan pascanatal.
Keadaan ini akan memberikan pengaruh bagi tumbuh kembang anak selanjutnya.
(Saiffudin, 2006)
Proses kelahiran sangat dipengaruhi oleh kehamilan. Dalam kehamilan yang
tidak ada gangguan, diharapkan kelahiran bayi yang normal melalui proses persalinan
yang normal, dimana bayi dilahirkan cukup bulan, pengeluaran dengan tenaga
mengejan ibu dan kontraksi kandung rahim tanpa mengalami asfiksia yang berat
ataupun trauma lahir. (Dewi, 2010)
Pada saat persalinan, perlukaan atau trauma kelahiran kadang-kadang tidak
dapat dihindarkan dan lebih sering ditemukan pada persalinan yang terganggu oleh
salah satu sebab. Penanganan persalinan secara sempurna dapat mengurangi
frekuensi peristiwa tersebut.
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2006 AKI Indonesia adalah
307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002, sedangkan AKB di Indonesia sebesar
35/1000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian maternal yang paling umum di
Indonesia adalah perdarahan 28%, eklamsi 24%, dan infeksi 11%. Penyebab kematian
bayi yaitu BBLR 38,94%, asfiksia lahir 27,97%. Hal ini menunjukkan bahwa 66,91%
kematian perinatal dipengaruhi oleh kondisi ibu saat melahirkan. (Depkes RI, 2008)
Kelainan pada ibu dan bayi dapat terjadi di beberapa saat sesudah persalinan
bahkan persalinan normal sekalipun. Pada umumnya kelahiran bayi normal cukup
bulan merupakan tanggung jawab penuh seorang bidan terhadap keselamatannya dan
juga pada ibu pada persalinan normal. Saat ini angka kematian ibu dan bayi di
Indonesia masih sangat tinggi bahkan tertinggi di Asia Tenggara. Di Indonesia,
berdasarkan perhitungan oleh BPS diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 248/100.000
kelahiran hidup. Sementara untuk AKB, berdasarkan perhitungan dari BPS, pada
tahun 2007 diperoleh AKB sebesar 26.9/1.000 kelahiran hidup. (www.tenaga-
kesehatan.or.id )
Di Jawa Timur AKI dan AKB pada tahun 2006 adalah mencapai 72/100.000
kelahiran. (www.dinkesjatim.go.id ).
Sedangkan untuk daerah Blitar sendiri pada tahun 2007 tercatat AKB sebesar
100,2/100.000 kelahiran hidup dan AKI sebesar 3,06/1.000 kelahiran hidup.
(www.dinkes Blitar.go.id )
Bayi baru lahir ( neonatus ) adalah bayi, dari lahir sampai usia 4 minggu lahir
biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu. (Donna, 2003)
Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi
akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan
vakum ekstraksi. (Saifuddin, 2001)
Sebagian besar cedera lahir terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larut
atau kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila janin besar atau presentasi atau
posisi janin abnormal. Akan tetapi, terdapat kasus terjadinya cedera in utero. (Varney,
2007 )
Caput Succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala
tertekan leher rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang
dalam waktu satu dua hari. (www.begaul.com )
Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai
dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai
akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput suksedaneum tidak
memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari. (Sarwono,
2006)
Untuk penanganan caput succedaneum tidak ada penanganan khusus karena
dapat menghilang dengan sendirinya. ( www.anakku.net )
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penyebab jalan lahir yang terdiri dari caput succedaneum.
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui teori tentang pengertian
2) Mengetahui penyebab, faktor predisposisi, gejala, patofisiologi, komplikasi dan
penatalaksanaan caput succedaneum.
3) Mengetahui proses manajemen Tujuh Langkah Varney
C. Manfaat Penulisan
Diharapkan dengan adanya Asuhan Neonatus dengan Jejas Persalinan.
Mahasiswa lebih dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diberikan saat
melakukan pendidikan selama dalam perkuliahan. Serta dapat melakukan
keterampilan dasar praktik dilapangan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN CEDERA LAHIR
Cedera lahir adalah kelainan bayi baru lahir yang terjadi karena trauma lahir
akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan persalinan yang diakibatkan kelainan
fisiologis persalinan. (Sarwono, 2007).
Sebagian besar cedera lahir terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larut
atau kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila janin besar atau presentasi atau
posisi janin abnormal. Akan tetapi, terdapat kasus terjadinya cedera in utero. (Varney,
2007 )
Trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima dalam atau karena proses
kelahiran. Istilah trauma lahir digunakan untuk menunjukkan trauma mekanik dan
anoksik, baik yang dapat dihindarkan maupun yang tidak dapat dihindarkan, yang
didapat bayi pada masa persalinan dan kelahiran. Trauma dapat terjadi sebagai akibat
ketrampilan atau perhatian medik yang tidak pantas atau yang tidak memadai sama
sekali, atau dapat terjadi meskipun telah mendapat perawatan kebidanan yang
terampil dan kompeten dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan tindakan atau
sikap orang tua yang acuh tak acuh.Pembatasan trauma lahir tidak meliputi trauma
akibat amniosentesis, tranfusi intrauteri, pengambilan contoh darah vena kulit kepala
atau resusitasi. (Dewi, 2010)
B. Ruang Lingkup Caput Succedaneum
a. Pengertian Caput Succedaneum
Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai
dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai
akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput suksedaneum tidak
memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari. (Sarwono,
2006).
Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi
akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan
vakum ekstraksi. (Saifuddin, 2001).
Caput suksedaneum adalah Kelainan ini akibat sekunder dari tekanan uterus
atau dinding vagina pada kepala bayi sebatas caput. Keadaan ini dapat pula terjadi
pada kelahiran spontan dan biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir. Tidak
diperlukan tindakan dan tidak ada gejala sisa yang dilaporkan. (Sarwono, 2007).
Caput Succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala
tertekan leher rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang
dalam waktu satu dua hari. (www.begaul.com )
Perbedaan caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum Cephalhematoma
Muncul waktu lahir, mengecil setelah lahir.
Muncul waktu lahir atau setelah lahir, dapat membesar sesudah lahir.
Lunak, tidak berfluktuasi. Teraba fluktuasi.
Melewati batas sutura, teraba moulase.
Batas tidak melampaui sutura.
Bisa hilang dalam beberapa jam atau 2-4 hari
Hilang lama (beberapa minggu atau bulan).
Berisi cairan getah bening Berisi darah
Sumber : Kosim, 2003
Gambar Caput Succedaneum
Gambar Cephalohematoma
b. Penyebab
Kaput suksedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada
saat memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang
disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskuler. Keadaan ini bisa
terjadi pada partus lama atau persalinan dengan Vaccum ektrasi. (Dewi, 2010)
c. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya trauma lahir antara lain :
1) Makrosomia
2) Prematuritas
3) disproporsi sefalopelvik
4) distosia
5) persalinan lama
6) persalinan yang diakhiri dengan alat (ekstraksi vakum dan forceps)
7) persalinan dengan sectio caesaria
8) kelahiran sungsang
9) presentasi bokong
10) presentasi muka
11) kelainan bayi letak lintang
d. Gejala
1.) Udema di kepala
2.) Terasa lembut dan lunak pada perabaan
3.) Benjolan berisi serum dan kadang bercampur dengan darah
4.) Udema melampaui tulang tengkorak
5.) Batas yang tidak jelas
6.) Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau kemerahan
7.) Benjolan akan menghilang sekitar 2-3 minggu tanpa pengobatan
(Dewi, 2010)
e. Patofisiologis
Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki
jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran
cairan tubuh ke jaringan extravasa. Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering
bercampur dengan sedikit darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang
tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah
satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui jalan lahir.
Umumnya moulage ini ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi
lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada bayi premature dan akan hilang sendiri
dalam satu sampai dua hari. (Markum, 1991)
f. Komplikasi
1) Infeksi
Infeksi pada caput succedaneum bisa terjadi karena kulit kepala terluka. (kosim, 2003)
2) Ikterus
Pada bayi yang terkena caput succedanieum dapat menyebabkan ikterus karena
inkompatibilitas faktor Rh atau golongan darah A, B, O antara ibu dan bayi. (Kosim,
2003)
3) Anemia
Anemia bisa terjadi pada bayi yang terkena caput succedanieum karena pada benjolan
terjadi perdarahan yang hebat atau perdarahan yang banyak.
g. Penatalaksanaan
1.) Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal.
2.) Pengawasan keadaan umum bayi.
3.) Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup.
4.) Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu teknik menyusui
dengan benar.
5.) Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi pada benjolan.
6.) Berikan konseling pada orang tua, tentang:
a. Keadaan trauma yang dialami oleh bayi;
b. Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah sampai 3
minggu tanpa pengobatan.
c. Perawatan bayi sehari-hari.
d. Manfaat dan teknik pemberian ASI.
(Dewi, 2010)
h. Manajemen
Manajemen terdiri dari pengamatan saja lengkap dan cepat pemulihan biasanya
akan terjadi dengan caput succedaneum. Jika kulit kepala bayi kontur telah berubah,
kontur normal harus kembali.
Bayi akan sering (dimengerti) marah sehingga mungkin memerlukan analgesia
untuk sakit kepala dan penanganan harus disimpan ke minimum untuk beberapa hari
pertama. (http://trip4nk.blogspot.com)
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
PADA BAYI NY. S DI BPS RESTU IBUNDA
PURWAKARTA
I. PENGKAJIANHari/tanggal :Sabtu/02 Juni 2009Waktu :23.00 WIBTempat :BPS Restu Ibunda Purwakarta
A. Data Subyektif1. Biodata
1.1 Biodata pasienNama : bayi Ny. SUmur : 1 JamAlamat : PurwakartaTanggal Lahir :02 Juni 2009 jam 22.00 WIB
1.2 Biodata Penanggung JawabBiodata Ayah Nama : Tn.X
Umur : 27 tahunAgama : IslamSuku/Bangsa : Sunda/IndonesiaPendidikan : SMKPekerjaan : WiraswastaAlamat :Cimaung Rt 06 Rw 02, Purwakarta
Biodata IbuNama : Ny. SUmur : 24 tahunSuku/Bangsa : Sunda/IndonesiaPendidikan : SMAPekerjaan : PedagangAlamat :Cimaung Rt 06 Rw 02, Purwakarta
2. Alasan datang Ibu datang untuk memeriksakan kandungannya3. Keluhan UtamaIbu mengatakan perut mules4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan terdahulu
1) Pasien tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC dan hepatitis
2) Pasien tidak pernah menderita penyakit menurun seperti jantung, DM, hipertensi dan
asma
b. Riwayat kesehatan ssekarang
1) Pasien tidak sedang menderita penyakit menular seperti TBC dan hepatitis
2) Pasien tidak sedang menderita penyakit menurun seperti jantung, DM, hipertensi dan
asma
c. Riwayat kesehatan keluarga
1) Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular seperti TBC,
hepatitis
2) Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti jantung, DM,
Hipertensi, Asma
3) Dalam keluarga tidak ada riwayat lahir kembar atau cacat
3. Riwayat Kelahirana. Tanggal Lahir : 02 Juni 2009 Jam 22.00 WIBb. Jenis Kelamin : Laki-lakic. BB Lahir : 3200 gramd. PB Lahir : 45 cme. LK Lahir : 33 cmf. LD Lahir : 33 cmg. LILA Lahir : 12 cmh. AS Lahir : 10-10-10i. Reflek1) Moro : Baik2) Menggenggam : Baik3) Menghisap : Baik4) Rooting Reflek : Baik5) Melangkah : Baik4. Riwayat Persalinan a. Tempat bersalin : BPS Restu Ibunda Purwakarta b. Jenis persalinan : lahir spontan c. Penolong : Bidan d. keluhan : -ibu merasakan dorongan BAB -Ibu merasakan ada cairan keluar
dari kemaluannya -Ibu mengecan terlalu lama (lebih dari
18 jam)
5. Riwayat Imunisasia. BCG usia : -b. Hepatitis B usia : 0 haric. Campak usia : -d. Polio usia : 0 harie. DPT usia : -
6. Riwayat Perkembangana. Tengkurap usia : -
b. Merangkak usia : -c. Berjalan usia : -7. Pola Pemenuhan Kebutuhan
a. Nutrisi : ASI setiap bayi menginginkanb. Eliminasi : BAB 3x/hari, BAK 6x/haric. Aktifitas : Gerak aktifd. Istirahat : 20 jam/harie. Personal Hygiene : Mandi 2x/hari
B. Data Obyektif1. Pemeriksaan Umuma. KU : Baikb. Antopometri :
BB : 3200 gramPB : 45 cmLD : 33 cmLK : 33 cmLILA : 12 cm
c. TTV : HR : 140 x/menitRR : 40 x/menitSuhu : 37 oC
2. Kemampuan Motorik Halus-
3. Kemampuan Motorik Kasar-
4. Kemampuan Bahasa dan PenggunaanBayi menangis
5. Status PresentKepala :bentuk simetris, teraba ada benjolan lunak pada kepala bayi (caput succedaneum), tidak
ada cephalhematomaMuka : tidak eritema, tidak abrasi, tidak ekimosisUbun-ubun : lunak, sutura terpisahMata : simetris, sklera tidak ikterikTelinga : simetris, tidak ada cairan yang keluar
Hidung : bersih, tidak ada cairan yang keluar, nafas tidak cuping hidungMulut : baik, tidak ada kelainanLeher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroidDada : simetris, tidak ada bunyi ronchii, maupun wheezingTali pusat : tidak terjadi perdarahan dan tidak ada kelainan
Abdomen : tidak ada pembesaran heparEkstremitas : simetris, terkoordinasi dengan baikGenetelia : Testis sudah ada di skrotumAnus : tidak atresia ani
6. Pemeriksaan PenunjangTidak dilakukan
II. INTEPRETASI DATAA. Diagnosa :Bayi Ny. S umur 1 jam lahir spontan dengan Caput succedaneum Dasar :
1) Data Subyektifa. Ibu menyatakan bahwa bayi lahir tanggal 02 Juni 2009 jam 22.00 WIBb. Ibu menyatakan bahwa di bagian kepala bayinya terdapat benjolan lunak.2) Data Obyektifa. Keadaan umum : Aktifb. Antopometri
-BB : 3200 gram-PB : 45 cm- LD : 33 cm-LILA : 12 cm
c. TTV-Suhu : 37oC- Nadi : 130x/ menit- RR : 40x/ menitd. Pemeriksaan fisik menunjukan bahwa pada kepala bayi teraba ada benjolan lunak (caput succedaneum).
B. Masalah Kebidanan Ibu merasa cemas atau takut karena pada kepala bayi teraba benjolan lunak (caput succedaneum).
III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIALTidak Ditemukan
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERATidak Ditemukan
V. INTERVENSI1. Jelaskan kondisi bayi pada ibu2. Lakukan pemantauan KU, TTV, kondisi bayi3. Lakukan perawatan BBL
4. Jaga Kehangatan Bayi5. Lakukan Rawat Gabung6.
VI. IMPLEMENTASITanggal 02 Juni 2009 jam 22.10 WIB
1. Memberitahukan kepada ibu bahwa di kepala bayinya terdapat benjolan lunak (caput succedaneum) dan memberitahukan pada ibu untuk tidak melakukan masase di kepala bayi.
2. Melakukan pemantauan KU, TTV yang meliputi : suhu, nadi, RR dan kemudian memberitahukan hasil pemantauan tersebut kepada ibu.
3. Melakukan perawatan BBL dengan:a. menganjurkan ibu menyusui bayinya setiap 2-3 jam sekali atau sesering mungkinb. menganjurkan ibu memandikan bayinya setiap 2x/haric. menganjurkan ibu menggantikan popok bayi yang basah dengan segerad. menganjurkan ibu melakukan perawatan tali pusat dengan benar4. Menjaga kehangatan Bayi dengan cara membedong bayi, menyelimuti, membungkus tangan dan
kaki dengan sarung tangan dan sarung kaki, serta menyiapkan tempat kering dan hangat saat melakukan pertolongan.
5. Melakukan rawat gabung yaitu ibu dan bayi dalam 1 ruang.
VII. EVALUASI Tanggal 02 Juni 2009 jam 22.45 WIB
1. Ibu sudah mengetahui bahwa di kepala bayinya terdapat benjolan lunak (caput succedaneum) dan tidak boleh di masase.
2. Keadaan umum dan pemantauan TTV pada bayi baik, tetapi pada pemeriksaan fisik terdapat benjolan lunak (caput succedaneum) di kepala bayi.
3. Bayi sudah dilakukan perawatan BBL dengan baik dan benar.4. Bayi sudah terjaga kehangatannya.5. Bayi dan ibu sudah dalam 1 ruang.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Caput succedaneum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-
kadang ekimotik dan difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang
telah dilahirkan selama persalinan verteks. Edema pada caput suksadenum dapat
hilang pada hari pertama, sehingga tidak diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi ekimosis
yang luas, dapat diberikan indikasi fototerapi untuk kecenderungan hiperbilirubin.
Kadang-kadang caput suksadenum disertai dengan molding atau penumpangan tulang
parietalis, tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah satu minggu.(Sarwono, 2007)
B. Saran
1. Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan agar selalumemantau
keadaan pada bayi.
2. Diharapkan kepada bidan untuk benar-benar mengerti tentang penatalaksanaan
pada setiap kelainan kepala yang mungkin terjadi pada neonatus.
3. Diharapkan kepada setiap orang tua untuk melakukan perawatan bayinya secara
rutin dirumah guna mencegah kemungkinan terjadinya infeksi dan iritasi.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika
Hassan, Rusepno. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FK UI
Markum, A. H. 1991. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FK UI
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya
Oxorn H. 1990. Ilmu Kebidanan : Patologi & Fisiologi Persalinan. Jakarta: Yayasan
Esentia Medica
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Wiknjosastro, H. 2005. dalam Ilmu Kebidanan Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono PrawirohardjoDiposkan oleh CewexSweetiya di 06.39Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan KomentarPoskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Pengikut
Arsip Blog ► 2011 (18)
▼ 2010 (12)
o ► Desember (1)
o ▼ November (11)
dekontaminasi
pemprosesan alat kesehatan artikel ekstraksi vakum makalah asfiksia neonatorum makalah asam mefenamat makalah vaksin varicella Meaning of Datebirth Number bulan kelahiran turut menentukan karakter lho...!!... makalah askeb persalinan dengan jejas caput succe... askeb neo – TRAUMA KELAHIRAN PADA BAYI BARU LAHIR Plasenta Previa
Mengenai Saya
CewexSweetiyaLihat profil lengkapku
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.