laporan gel na diklofenak

45
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA & SEMISOLIDA FORMULASI GEL NATRIUM DIKLOFENAK Kelompok B3 : Alifianti B.P 122210101067 Rosyida F.Z 122210101069 Aulya Aditya A 122210101071 Nidia Risqi I 122210101073 Nora Putri N 122210101075 Afifah 122210101077 LABORATORIUM FARMASETIKA BAGIAN FARMASETIKA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER 2014

Upload: aulia-putri-kandy

Post on 24-Dec-2015

763 views

Category:

Documents


126 download

DESCRIPTION

Farmasi

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Gel Na Diklofenak

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA & SEMISOLIDA

FORMULASI GEL NATRIUM DIKLOFENAK

Kelompok B3 :

Alifianti B.P 122210101067

Rosyida F.Z 122210101069

Aulya Aditya A 122210101071

Nidia Risqi I 122210101073

Nora Putri N 122210101075

Afifah 122210101077

LABORATORIUM FARMASETIKA

BAGIAN FARMASETIKA FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS JEMBER

2014

Page 2: Laporan Gel Na Diklofenak

I. TUJUAN PRAKTIKUM

Mahasiswa dapat menyususn formula, pembuatan, evaluasi dan kemasan gel serta

karakteristik fisika kimianya.

Mahasiswa dapat membuat sediaan gel uang telah dirancang dan mengevaluasi

sediaan yang telah dibuat.

II. TEORI DASAR

Inflamasi adalah respon biologis kompleks dari jaringan vaskuler atas adanya bahaya,

seperti patogen, kerusakan sel, atau iritasi. Inflamasi adalah reaksi terhadap cedera jaringan

akibaat dilepaskannya mediaror-mediator kimia yang menyebabkan baik respon vaskuler dan

cairan serta sel-sel (leukosit atau SDP) untuk bermigrasi ketempat cedera.

Inflamasi dapat dibedakan atas inflamasi akut dan kronis. Inflamasi akut adalah respon

awal tubuh oleh benda berbahaya dan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya

pergerakan plasma dan leukosit dari daarah ke jaringan luka. Respon biokimia berantai yang

mempropagasi dan pematangan respon imun, termasuk sistem vaskuler, sistem imun,dan

berbagai sel yang ada pada jaringan luka. Inflamasi kronik merupakan inflamasi yang

berkepanjangan, memicu peningkatan pergantian tipe sel yang ada pada tempat inflamasi dan

dicirikan dengan kerusakan dan penutupan jaringan dari proses inflamasi.

Mediator kimia yang dilepas antara lain histamin, kinin, prostaglandin, serotonin, dan

bradikinin. Histamin merupakan mediator pertama dalam proses inflamasi, menyebabkan

dilatasi arteriol dan meningkatkan permeabilitas kapiler, sehingga cairan dapat meninggalkan

kapiler dan mengalir ke daerah cedera. Kinin dan bradikinin juga meningkatkan

permeabilitas kapiler dan rasa nyeri. Prostaglandin yang dilepaskan menyebabkan

bertambahnya vasodilatasi, permebilitas kapiler, nyesi dan demam.

Lima respon yang terjadi pada saat terjadi inflamasi antara lain kemerahan (rubor),

panas (calor), pembengkakan (tumor), rasa nyeri (dolor), dan hilangnya fungsi (functio laesa).

Rubor terjadi karena adanya peningkatan sirkulasi darah didaerah radang dan vasodilatasi dari

kapiler. Calor terjadi akibat peningkatan sirkulasi darah didaerah radang. Tumor disebabkan

oleh adanya eksudat di daerah radang. Nyeri disebabkan oleh zat-zat mediator inflamasi

seperti histamin dan adanya tekanan terhadap jaringan oleh eksudat.

Page 3: Laporan Gel Na Diklofenak

Gambar terjadinya proses inflamasi adalah dibawah ini,

Anti inflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan radang yang disebabkan bukan

karena mikroorganisme (non infeksi), namun yang timbul sebagai respon cedera jaringan dan

infeksi. Agen-agen anti inflamasi mempunyai khasiat tambahan seperti meredakan rasa nyeri

(analgesik) dan penurunan panas (antipiretik). NSAID memiliki efek anti inflamasi yang kuat,

juga memiliki khasiat analgesik dan antipiretik. Antiinflamasi non steroid dibagi menjadi 2

kelompok besar, yaitu golongan asam karboksilat dan golongan asam enolat. Golongan asam

karboksilat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu asam asetat, derivat asam salisilat, derivat asam

propionat dan derivat asam fenamat. Sedangkan golongan asam enolat dibagi menjadi 2

kelompok yaitu derivat pirazolon dan derivat oksikam.

Prinsip mekanisme AINS adalah memblok sintesa prostaglandin melalui hambatan

siklooksigenase (enzim COX1 dan COX2). Enzim COX1 adalah enzim yang terlibat dalam

produksi prostaglandin gastroprotective untuk mendorong aliran darah di gastrik dan

menghasilkan bikarbonat. COX1 berada secara terus menerus di mukosa gastrik dan menghasil

kan endothelial, platelets, renal collecting tubules, sehingga prostaglandin hasil dari COX 1

juga berpartisipasi dalam hemostatis dan aliran darah di ginjal. Sebaliknya, enzim COX 2 tidak

selalu ada dalam jaringan, tetapi akan cepat muncuk bila dirangsang oleh mediator inflamasi,

cedera/luka setempat, sitokin, interleukin, interferon dan lain- lain.

Page 4: Laporan Gel Na Diklofenak

Dalam mengobati penyakit pada kulit obat harus menembus dan dipertahankan dalam

kulit untyk sementara waktu. Kulit merupakan lapisan pelindung yang sempurna terhadap

pengaruh luar, baik pengaruh fisik maupun pengaruh kimia dimana kulit berfungsi sebagai

sistem epitel dalam tubuh untuk menjaga substansi-substansi penting dalam tubuh dan

masuknya substansi-substansi asing ke dalam tubuh. Kulit terdiri dari banyak lapisan jaringan,

tetapi pada umumnya kulit dibagi dalam tiga lapis yaitu epidermis, dermis, dan subkutan.

Berikut gambar anatomi kulit,

Epidermis memiliki 4 lapisan yaitu lapisan basalis (stratum germinativum), yang

merupakan lapisan terdalam di atas dermis, lapisan spinosa (stratum spinosum), lapisan

granulosa (stratum granulosum) dan lapisan bertanduk (stratum corneum) yang merupakan

lapisan terluar dari epidermis. Ada beberapa kulit terutama kulit yang tebal memiliki lapisan

tambahan yaitu stratum lucidum. Lapisan ini berada di antara stratum corneum dan stratum

granulosum.Dermis memiliki 2 lapisan yaitu lapisan papilar, setelah epidermis, dan lapisan

retikular, yang merupakan lapisan terdalam dari dermis, lapisan dermis memiliki atau

mengandung fibroblas, serabut kolagen, dan elastin. Di dalam dermis terdapat kelenjar

keringat, folikel rambut, kelenjar sebacea, pembuluh darah, dan ujung-ujung saraf

sensoris.Jaringan subkutan, yang terutama terdiri dari jaringan lemak, terletak di bawah

dermis. Disamping sel-sel lemak, jaringan subkutan mengandung pembuluh daran dan limfe,

serabut saraf, serabut elastin. Jaringan ini menopang dan melindungi dermis. Ada 2 rute

utama permeasi kulit yaitu rute transappendageal dan rute transepidermal. Pada rute

transappendageal, transport obat melalui kelenjar keringat dan folikel rambut sedangkan pada

tipe transepidermal, transport obat dapat melalui jalur intraseluler dan interseluler.

Page 5: Laporan Gel Na Diklofenak

Salah satu obat AINS adalah Na Diklofenak. Na Diklofenak merupakan obat

antiinflamasi non steroid untuk golongan derivat asam fenil asetat. Obat ini bersifat non

selektif pada proses pemgahambatan siklooksigenase. Na Diklofenak bukan hanya

penghambat siklooksigenase yang kuat tetapi juga memiliki efek antipiretik dan analgesik.

Pemberian diklofenak secara sistemik mengakibatkan efek samping tukak lambung karena

berkurangnya sifat proteksi mukosa lambung. Berikut ini gambar struktur dari Na

Dkllofenak :

Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suatu disperse yang tersusun baik dari

partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.

Berdasarkan jenis fase terdispersinya gel dibagi menjadi :

1. Gel fase tunggal

Terdiri dari makromolekul organik yang tersebar serba sama dalam suatu

cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang

terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik

(missal karbomer) atau dari gom alam misal tragakan.

2. Gel sistem 2 fase

Terbentuk jika massa gel terdiri dari kelompok partikel-partikel kecil yang

berbeda, maka gel ini dikelompokkan sebagai sistem dua fase atau sering pula

disebut magma atau susu.

Beberapa keuntungan sediaan gel adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan penyebarannya baik pada kulit.

b. Menimbulkan efek dingin.

c. Pelepasan obatnya baik

d. Mudah dicuci.

Page 6: Laporan Gel Na Diklofenak

Efek samping yang dimiliki Na Diklofenak yaitu tukak lambung menyebabkan

perkembangan sediaan topikal Na Diklofenak untuk pemakaian lokal agar dapat mengurangi

efek samping dan mengatasi penurunan ketesediaan hayati oleh efek metabolisme di hati.

III. EVALUASI PRODUK REFEREN

Nama Produk Nama Pabrik Komposisi Dosis Kemasan

Valto Gel Nufarindo Na Diklofenak Oleskan 3-4 kali/hari

Gel 10 mg/g 15 gram

Voltaren Emulgel

Novartis Diklofenak Diethylamonium

Oleskan 3-4 kali/hari

tiap 100 g emulgel

mengandung Diklofenak

diethylamonium 1,16 g setara dengan Na

diklofenak 1g.

Voren Gel Medikon Diklofenak Oleskan 3-4 kali/hari

Gel 1% 20 gram

Flamar Sanbe Na Diklofenak Oleskan 3-4 kali/hari

Emulgel 10 mg/g 20 gram

Voltadex Emulgel

Dexa Medika Diklofenak Diethylamonium

Oleskan 3-4 kali/hari

Emulgel 1% 20 gram

Scantaren Gel Tempo scan pasific

Diklofenak Diethylamonium

Oleskan sebanyak 2-4

gram, 3-4 kali/hari

Gel 1% 20 gram

IV. STUDI PRAFORMULASI BAHAN AKTIF

Tabel 1. Hasil Studi Pustaka Bahan Aktif

NOBAHAN

AKTIF

EFEK

UTAMA

EFEK

SAMPING

KARAKTERI

STIK FISIKA

KARAKTERI

STIK KIMIA

SIFAT

LAIN

1. Kalium

Diklofen

ak

Cyclo-

oxigenase

inhibitor.

Analgesik.

Anti

inflamasi

Eeritema kulit

Pruritis

(Farmakologi

&Terapi edisi

5, 2007)

Pemerian :

Putih atau

agak

kekuningan

, sedikit

higroskopis

Rumus

struktur :

C14H10Cl2K

NO2

BM : 334,2

Dikofena

k

potassiu

m

mengand

ung tidak

Page 7: Laporan Gel Na Diklofenak

(British

Pharmacop

oeia, 2009)

, kristal

bubuk.

Kelarutan:

secukupny

a larut

dalam air,

bebas larut

metanol,

ethanol 96

%, sedikit

larut

aseton.

(British

Pharmacop

oeia, 2009)

(British

Pharmacopo

eia, 2009)

kurang

dari 99%

dan tidak

lebih

dari

101.0%

dihitung

pada

basis

yang

dikering

kan.

(British

Pharmaco

poeia,

2009)

2. Na

diklofena

t

Cyclo-

oxigenase

inhibitor.

Analgesik.

Anti

inflamasi

(British

Pharmacop

oeia, 2009)

Kemerahan

Pruritis

Erythema

multiform

(Farmakologi

&Terapi edisi

5, 2007)

Pemerian :

Putih atau

agak

kekuningan

, sedikit

higroskopis

, kristal

bubuk.

Kelarutan:

secukupnya

larut dalam

air, Na

diklofenak

dalam air

sangat

dipengaruhi

oleh pH,

pada air

dengan pH

Rumus

struktur :

C19H16Cl2N3

NaO5

BM : 318,13

(British

Pharmacopo

eia, 2009)

Natrium

diclofena

c

mengand

ung tidak

kurang

dari 99,0

% dan

tidak

lebih dari

101,0%

C14H10Cl2

NNaO2

terhitung

pada

basis

yang

dikeringk

an.

Page 8: Laporan Gel Na Diklofenak

6,8

kelarutanny

a 0,181%,

bebas larut

metanol,

ethanol 96

%, sedikit

larut

aseton.

(British

Pharmacop

oeia, 2009)

(British

Pharmaco

poeia,

2009)

3. Diklofen

ak

Diethyla

monium

Cyclo-

oxigenase

inhibitor.

Analgesik.

Anti

inflamasi

(British

Pharmacop

oeia, 2009)

Eeritema kulit

Pruritis

Erythema

multiform

(Farmakologi

&Terapi edisi

5, 2007)

Serbuk

kristal

berwarna

putih

Penyimpan

an dalam

wadah

tertutup

rapat dan

terlindung

dari

cahaya.

Secukupny

a larut

dalam air

dan

aceton,

bebas larut

dalam

etanol

96% dan

dalam

metanol,

pH 1%

larutan

dalam

alkohol (10

%) 6,4-8,4

Rumus

struktur

C18H22Cl2N2

O2

BM : 369,3

(Martindale

36th edition,

2009)

Diklofenak

Diethylamo

niun

mengandun

g tidak

kurang dari

99,0 % dan

tidak lebih

dari 101,0%

C18H22Cl2N2

O2

terhitung

pada basis

yang

dikeringkan

.

(British

Pharmacop

oeia, 2009)

Page 9: Laporan Gel Na Diklofenak

praktis

tidak larut

dalam 1M

sodium

hidroxide.

(Martindal

e 36th

edition,

2009)

Alasan Pemilihan Bahan Aktif :

Bahan aktif yang dipilih : Na Diklofenak

Alasan :

1. Na diklofenak kurang toksik dan efek sampingnya minimal dibandingkan dengan

yang lain.

2. BM Na diklofenak lebh kecil dibandingkan BM garam diklofenak lainnya

sehingga Na diklofenak memiliki kemampuan untuk menembus kulit yang lebih

besar.

3. Na diklofenak akumulasinya di cairan sinovial memiliki efek terapi di sendi jauh

lebih panjang . (Farmakologi dan Terapi edisi 5, 2007).

Target organ yang dituju adalah : Epidermis hidup pada stratum spinosum.

Tujuan terapi : Transdermal

Kemungkinan rute penetrasi yang mungkin dilalui oleh bahan aktif adalah:

Transepidermal melalui epidermis : intraseluler menembus epidermis, interseluler

melalui sela-sela stratum corneum. Pada dermis menembus saraf.

Bentuk sediaan yang dipilih adalah : gel

Alasan:

1. Kadar air tinggi sehingga dapat menghidrasi stratum corneum, sehingga dapat

mengurangi peradangan lanjut.

2. Bentuk sediaan gel muda di gunakan dan mudah di cuci dengan air,

memberikan sensasi dingin dan penerimaan pasien lebih tinggi.

Dosis dan Perhitungan

Formula 1

1. Natrium diklofenak:

Page 10: Laporan Gel Na Diklofenak

20 g : x 20 g = 0,2 g

100 g : x 100 g = 1 g

2. Karbopol 934:

20 g : x 20 g = 0,4 g

100 : x 100 g = 2 g

3. TEA:

20 g : x 20 g = 0,6 g

100 : x 100 g = 3 g

4. Nipagin:

20 g : x 20 g = 0,036 g

100 : x 100 g = 0,18 g

5. Nipasol:

20 g : x 20 g = 0,004 g

100 : x 100 g = 0,02 g

6. Propilenglikol:

30 g : x 20 g = 6 g

100 g : x 100 g = 30 g

7. Air:

Page 11: Laporan Gel Na Diklofenak

20 g : x 20 g = 12,75 g

100 g : x 100 g = 63,75 g

Formula 2

1. Natrium diklofenak:

20 g : x 20 g = 0,2 g

100 g : x 100 g = 1 g

2. HPMC K4M

20 g : 4/100 x 20 g = 0,8 g

100 g : 4/100 x 100 g = 4 g

3. PEG 400:

20 g : 7/100 x 20 g = 1,4 g

100 g : 7/100 x 100 g = 7 g

4. Nipagin:

20 g : x 20 g = 0,036 g

100 g : x 100 g = 0,18 g

5. Nipasol:

20 g : x 20 g = 0,004 g

100 g : x 100 g = 0,02 g

6. Propilenglikol:

Page 12: Laporan Gel Na Diklofenak

30 g : x 20 g = 6 g

100 g : x 100 g = 30 g

7. Air:

20 g : x 20 g = 12,75 g

100 : x 100 g = 63,75 G

Page 13: Laporan Gel Na Diklofenak

JENIS DAN CONTOH BAHAN TAMBAHAN

1. KARBOPOL 934 (Carbomer) – 2% - (HPE, 110-113).

- Struktur formula:

- Pemerian : Serbuk putih, higroskopik, bersifat asam, mempunyai bau yang

khas.

- Dekomposisi sepenuhnya terjadi dengan pemanasan selama 30 menit pada suhu

260 deg. C.

- Mikroorganisme dapat berkembang pada dispersi larutan tanpa preservative.

Antimikrobial preservativ seperti 0.1%w/w Chlorocresol, 0.18%w/v

Methylparaben – 0.02%w/v Propylparaben, atau 0.1%w/v Thimerosal dapat

ditambahkan.

- Penambahan antimikrobial tertentu seperti Benzalkonium klorida, dapat

menyebabkan reduksi dari viskositas dispersi karbomer.

- Kelarutan: Mudah mengembang dalam air dan gliserin, serta setelah netralisasi di

etanol (95%). Karbomer tidak larut namun sangat mengembang, karena karbomer

adalah mikrogel “cross-linked” tiga dimensi.

- Titik Lebur : 260 deg.C

- pH : 2.5 – 4 untuk 0.2%w/v dispersi larutan.

- Viskositas : karbomer terdispersi dalam air dan membentuk fase dispersi

koloid bersifat asam yang mana ketika di netralisasi akan membentuk gel dengan

viskositas tinggi.

- Fungsi : - Agen pengemulsi (konsentrasi 0.1% - 0.5%)

Gelling agent (konsentrasi 0.5% - 2%)

Page 14: Laporan Gel Na Diklofenak

Suspending agent (konsentrasi 0.5% - 1%)

- Inkompatibilitas : karbomer tidak kompatibel dengan fenol, polimer kation, asam

kuat, elektrolit dalam jumlah tinggi, dan Antimikrobial tertentu dalam jumlah

rendah.

- Karbopol dipilih karena aman dan efektif bila digunakan untuk sediaan topikal

seperti gel, krim, lotion, dan salep. Karbopol memiliki sifat yang tidak mengiritasi,

tidak menimbulkan kesan sensitif bila digunakan berulang. Berat molekul yang

tinggi membuat karbomer tidak mempengaruhi aktivitas bahan aktif, dan sifatnya

sebagai emulsifying, suspending, dan thickening agent yang baik.

2. TEA (Trietanolamine) – 3% - (HPE, 754-755).

- Struktur formula:

- Rumus empiris dan berat molekular :

C6H15NO3 - 149.19

- Pemerian : Larutan kristal jernih, tidak berwarna atau berwarna kuning

pucat, memiliki sedikit bau ammonia.

- Fungsi : - Alkalizing agent

- Emulsifying agent

- pH : 10.5 ( 0.1N Larutan)

- Boiling point : 335 deg.C

- Melting point : 20 – 21 deg.C

- Kelarutan : - Acetone = Miscible

- Benzene = 1 in 24

- CaCl4 = Miscible

- Ethyl Eter = 1 in 63

Page 15: Laporan Gel Na Diklofenak

- Methanol = Miscible

- Water = Miscible

- Inkompatibilitas : Bereaksi dengan Asam Mineral, membentuk kristal Garam

dan Ester, dengan Asam Lemak yang lebih tinggi akan membentuk Garam yang

larut dalam air dan memiliki karakteristik seperti sabun.

- Ketika dicampur dalam proporsi yang equimolar dengan Asam Lemak, seperti

Asam Stearat atau Asam Oleat, akan membentuk sabun anionik dengan pH=8,

yang dapat digunakan sebagai agen pengemulsi untuk menghasilkan emulsi

minyak dalam air yang stabil. Konsentrasi yang digunakan untuk emulsifikasi

adalah 2 – 4% v/v dan 2 – 5 kali Asam Lemak.

- Digunakan terutama sebagai Emulsifying agent dalam berbagai sediaan topikal.

Meskipun umumnya dianggap sebagai bahan yang non-toksik, namun dapat

menyebabkan hipersensitivitas, atau iritasi pada kulit.

3. NIPAGIN (Methylparaben) – 0.18% - (HPE, 441-445).

- Struktur formula :

- Rumus empiris dan berat molekular :

C8H8O3 - 152.15

- Pemerian : Metil paraben adalah kristal tak berwarna, atau serbuk kristal

putih, tidak berbau, atau hampir tidak berbau.

- Fungsi : Antimikrobial preservatif

- Melting point : 125 – 128 deg. C

Page 16: Laporan Gel Na Diklofenak

- Kelarutan : - Ethanol = 1 in 3

- Ether = 1 in 10

- Glycerin = 1 in 60

- Mineral oil = Practically insoluble

- Propilen glycol = 1 in 5

- Water = 1 in 400, 1 in 50 at 50 deg. C, 1 in 30 at 80

deg. C.

- Inkompatibilitas : Aktivitas Antimikroba dari Methyl paraben dan Paraben yang

lain dapat menurun karena adanya surfaktan non-ionik. Namun Propilenglikol

(10%) menunjukkan potensi aktivitas Antimikroba dari Paraben ketika terdapat

surfaktan non-ionik. Selain itu, juga inkompatibel dengan Bentonit, Magnesium

Trisilikat, Talk, Tragacanth, Na. Alginat, Minyak Essensial, Sorbitol dan Atropin.

- Paraben sangatlah efektif dengan range pH yang luas sebagai agen Antimikroba,

Preservative efficacynya meningkat dengan penambahan Propilenglikol (2-5%).

Metil paraben (0.18%) bersama dengan Propilparaben (0.02%) digunakan sebagai

Preservatif untuk berbagai formulasi sediaan.

- Methyl paraben dipilih karena sifatnya yang non-mutagenik, non-teratogenik, non-

karsinogenik, sensitisasi yang jarang, dan tidak menyebabkan fototoksisitas yang

signifikan

4. NIPASOL (Propylparaben) – 0.02% - (HPE, 596-598).

- Struktur formula:

- Rumus empiris dan berat molekular :

C10H12O3 - 180.20

- Pemerian : Serbuk kristal, berwarna putih, tidak berasa, dan tidak berbau.

- Fungsi : Antimikrobial preservatif

Page 17: Laporan Gel Na Diklofenak

- Boiling point : 295 deg. C

- Kelarutan : - Acetone = Freely soluble

- Ethanol = 1 in 1.1

- Ether = Freely soluble

- Glycerin = 1 in 250

- Mineral oil = 1 in 3330

- Propylenglycol = 1 in 3.9

- Propylenglycol (50%) = 1 in 110

- Water = 1 in 4350 at 15 deg. C, 1 in 2500, 1 in 225 at

80 deg. C.

- Inkompatibilitas : Aktivitas Antimikroba dari Propil paraben menurun atau

berkurang dengan adanya surfaktan non-ionik.

- Stabil pada pH 3- 6 dalam kondisi aq. Solutions

- Propil paraben dan Metil paraben digunakan sebagai Preservatif dari macam –

macam sediaan.

5. PROPILEN GLIKOL (Propylene Glycol) – 30% - (HPE, 592-594).

- Struktur formula:

- Rumus empiris dan berat molekular :

C3H8O2 - 76.09

- Pemerian : Larutan jernih, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau.

- Fungsi : Antimikrobial preservatif, Desinfektan, Humektan, Plasticizer,

Solvent, Stabilizing agent, Water – miscible cosolvent.

- Humectants (topicals) = 15%

Page 18: Laporan Gel Na Diklofenak

- Preservatives (solution, sem.sol.) = 15 – 30%

- Solvent/cosolvents (Aerosol sol.)= 10 – 30%

- Solvent/cosolvents (Oral solt.) = 10 – 25%

- Solvent/cosolvents (Parenterals) = 10 – 60%

- Solvent/cosolvents (Topicals) = 5 – 80%

- Kelarutan : Larut dengan aseton, kloroform, etanol (95%), gliserin dan air.

Larut dalam 1 : 6 bagian Eter.

- Inkompatibilitas : Inkompatibilitas dengan agen pengoksidasi seperti Kalium

Permanganat.

- Propilenglikol secara luas digunakan sebagai pelarut, preservatif, dalam berbagai

formula baik parenteral, maupun non-parenteral. Secara umum merupakan pelarut

yang lebih baik daripada Gliserin, dan melarutkan berbagai material.

- Propilenglikol dipilih karena sifatnya yang non-toksik, tidak menyebabkan iritasi,

namun lebih irritant daripada gliserin.

6. AQUADESTILATA

- Pemerian : Jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan cair.

- Fungsi : Pelarut

- Inkompatibilitas : Dapat bereaksi dengan obat dan bahan yang lainnya, serta

dapat menyebabkan hidrolisis.

- Aquadestillata dipilih karena merupakan bahan tambahan yang paling banyak

digunakan dalam sediaan farmasi.

Page 19: Laporan Gel Na Diklofenak

7. HPMC (Hypromellosa) (HPE, 326)

- Struktur formula:

- Pemerian : Hipermelosa atau HPMC adalah serbuk granul atau serat putih

atau puith - krim, tidak berasa, dan tidak berbau.

- Fungsi : Material bioadesif, Coating agent, Controlled-release agent,

Agen pendispersi, Dissolution enhancer, Emulsifying agent, Penstabil emulsi,

Extended-release agent, Film-forming agent, Foaming agent, granulation aid,

modified-release agent, Mucoadhesive, Release-modifying agent, Solubilizing

agent, Stabilizing agent, Suspending agent, Sustained-release agent, Tablet binder,

Thickening agent, Viscosity-increasing agent.

-

- pH : 5.0–8.0 untuk 2% w/w aqueous solution.

- Density :

- Density (bulk) 0.341 g/cm3

- Density (tapped) 0.557 g/cm3

- Density (true) 1.326 g/cm3

- Kelarutan : Larut dalam air dingin, praktis tidak larut dalam air panas,

kloroform, etanol (95%), dan eter, tapi larut dalam campuran etanol dan

diklorometana, campuran metanol dan diklorometana, dan campuran air dengan

Page 20: Laporan Gel Na Diklofenak

alkohol. Hipromelosa grade tertentu larut dalam larutan aqueous aseton, campuran

diklorometana dan propan-2-ol, dan pelarut organik lain.

- Inkompatibilitas : Hipromelosa inkompatibel deengan beberapa agen

pengoksidasi. Karena non-ionik, hipromelosa tidak akan membentuk kompleks

dengan garam metalik atau ionik-organik untuk membentuk endapan yang tidak

larut.

- Hipromelosa secara luas digunakan sebagai bahan tambahan dalam formulasi

farmasetik oral, nasal, bahkan topikal. Selain itu juga merupakan material yang

tidak toksik dan tidak mengiritasi.

- Hipromelosa digunakan sebagai suspending agen dan thickening agent dalam

formulasi topikal. Selain itu juga digunakan sebagai Emulsifier, Stabilizing agent

pada salep dan gel topikal. Sebagai koloid pelindung, hipromelosa dapat mencegah

pembentukan sedimen karena aglomerasi droplet dan partikel.

- Hipromelosa adalah material yang stabil meskipun higroskopis setelah

dikeringkan. Larutannya stabil pada pH 3-11.

8. PEG 400 (HPE, 517)

- Struktur formula:

-

- Pemerian : Menurut USP32-NF27, polietilenglikol adalah polimer

tambahan dari etilen oksida dan air. Polietilenglikol 200 – 600 berbentuk cair,

Polietilen 1000 dan selanjutnya berbentuk padat. PEG 200 – 600 adalah suatu

larutan jernih, tidak berwarna,.

- Fungsi : Basis salep, Plasticizer, Pelarut, Basis Suppositoria, Lubrikan

kapsul dan tablet.

- Density :

- 1.11–1.14 g/cm3 at 258C untuk PEG cair

- 1.15–1.21 g/cm3 at 258C untuk PEG padat

Page 21: Laporan Gel Na Diklofenak

- Kelarutan : Seluruh Polietilenglikol larut dalam air dan sangat larut dalam

polietilen glikol lain dengan berbagai proporsi. Polietilenglikol cair larut dalam

aseton, alkohol, benzene, gliserin, dan glikol. Polietilenglikol padat larut dalam

aseton, diklorometan, etanol (95%), dan metanol.

- Inkompatibilitas : Polietilenglikol cair dadn padat mungkin tidak kompatibel

dengan beberapa pewarna. Aktivitas antibakterial dari antibiotik tertentu berkurang

dalam basis polietilen glikol.

- Polietilen glikol secara luas digunakan dalam berbagai formulasi farmasetikal.

Secara umum merupakan bahan yang tidak toksik dan tidak menyebabkan iritasi.

- Polietilen glikol secara luas digunakan dalam formulasi parenteral, topikal,

optalmik, oral, dan rektal.

- Polietilen glikol adalah zat yang stabil, bahan hidrofilik yang tidak mengiritasi

kulit. Polietilen glikol tidak mendukung pertumbuhan dari mikroba. Polietilen

glikol dan larutan aq. Polietilen glikol dapat disterilkan dengan autoklaf, filtrasi,

dan radiasi gamma.

V. SUSUNAN FORMULA

FORMULASI SEDIAAN 1.

NO.NAMA

BAHANFUNGSI % b/b 20g 100g

1. Na-Diklofenak Bahan aktif 1% 0.2g 1g

2. Karbopol-934 Gelling agent 2% 0.4g 2g

3. TEA Alkalizing agent 3% 0.6g 3g

4. Nipagin Pengawet 0.18% 0.036g 0.18g

5. Nipasol Pengawet 0.02% 0.004g 0.02g

6. Propilenglikol Pelarut 30% 6g 30g

7. Aquadest Pelarut 63.8% 12.76g 63.8g

Page 22: Laporan Gel Na Diklofenak

FORMULASI SEDIAAN II

NO.NAMA

BAHANFUNGSI % b/b 20g 100g

1. Na-Diklofenak Bahan aktif 1% 0.2g 1g

2. HPMC

3. PEG 400

4. Nipagin Pengawet 0.18% 0.036g 0.18g

5. Nipasol Pengawet 0.02% 0.004g 0.02g

6. Propilenglikol Pelarut 30% 6g 30g

7. Aquadest Pelarut 63.8% 12.76g 63.8g

Page 23: Laporan Gel Na Diklofenak

VI. PROSEDUR PEMBUATAN ( Formula I, basis Carbopol )

Page 24: Laporan Gel Na Diklofenak

PROSEDUR PEMBUATAN ( FORMULA II, BASIS HPMC )

Page 25: Laporan Gel Na Diklofenak

VII. EVALUASI MUTU SEDIAAN GEL

Beberapa pengujian yang dilakukan dalam proses evaluasi mutu gel yakni :

1. Uji OrganoleptisPengujian organoleptis sediaan gel Na Diklofenakdilakukan secara visual meliputi warna, bau, dan bentuk sediaan. Spesifikasi gel yang diinginkan yaitu :Warna : bening/tidak berwarna.Bau : tidsk berbau.Bentuk sediaan : gel homogen yang tidak terlalu kental atau terlalu encer serta

mudah diaplikasikan pada kulit.

2. Pengukuran pH sediaanDilakukan dengan menimbang 1 gram sediaan, diencerkan dengan 5 mL aquadest, aduk dengan stirrer sampai homogeny. Ukur pH dengan pH meter atau dengan pH Universal dan catat pH yang ditunjukkan. Spesifikasi pH yang diinginkan untuk sediaan gel Na Diklofenak ini adalah antara 6,8-7,4.

3. Uji HomogenitasUji ini dilakukan dengan mengambil sedikit sediaan dan megoleskannya pada kaca transparan, gel yang diambil yaitu gel pada bagian atas, bawah dan tengah dari sediaan. Setelah disebar di kaca transparan diharapkan homogenitas terlihat dengan tidak adanya butiran besar atau adanya partikel yang tidak terlarut dengan baik. Jika masih terlihat ada butiran-butiran, gerus kembali sampai didapatkan sediaan yang bening penampakannya pada kaca transparan (Syamsuni, 2007).

4. Acceptability TestDilakukan pada manusia berumur 18-25 tahun dan berbadan sehat. Uji dilakukan dengan menempelkan gel pada bagian lengan dalam dengan luasan 3 cm2 dan dibiarkan 24 jam. Lakukan uji ini 3 hari berturut. Penilaian meliputi kesan saat pemakaian (kelembaban, kelembutan, mudah diratakan, sensasi dingin) dan kesan setelah pemakaian (apakah muncul iritasi, kekeringan kulit, dan kemudahan dibersihkan).

5. Uji Daya Sebar (Spreadability Test)Uji dilakukan dengan menggunakan alat-alat seperti sepasang lempeng kaca bundar (extensometer) dan anak timbang gram. Gel ditimbang ± 1 g dan diletakkan ditengah kaca bundar yang berskala lalu ditutup dengan kaca bundar lain tanpa skala serta diberi anak timbang sebagai beban. Lalu dibiarkan 1 menit. Diameter gel yang menyebar (dengan mengambil panjang rata-rata diameter dari ebebrapa sisi) diukur, kemudian ditambahkan beban 50 g tiap 1 menit sampai penyebarannya konstan. hal ini dilakukan 3x (replikasi 3x). Setelah itu dibuat grafik antara beban vs luas penyebaran dari data yang didapat pada sediaan yang baru dibuat, setiap minggu sampai selama satu bulan. Menurut Garg et. Al. Rentang daya sebar yang disyaratkan pada sediaan topikal adalah antara 5-7 cm.

Page 26: Laporan Gel Na Diklofenak

6. Uji Viskositas Menempatkan sejumlah sampel di wadah misalnya beaker glass, lalu rangkai viskotester menggunakan spindel yang sesuai dengan jumlah sediaan yang diuji dan tingkat kekentalan. Viskositas yang diinginan untuk sediaan gel Na Diklofenak ini adalah antara 150-250 dPaos.

7. Uji MikrobiologiDiuji secara aseptik, sediaan bisa dilakukan dengan inkubasi pada 30-35oC selama 24-48 jam (FI IV) untuk sediaan topikal. Persyaratannya adalah mikroba yang mempunyai daya hidup maksimal 102/g atau mL dan tidak mengandung Enterobacteria, P. Aeroginosa, S. Aerus (FIP,1976).

8. Uji Penetapan KadarDilakukan uji penetapan kadar dengan mengambil sejumlah sampel, diencerkan sampai pada konsentrasi tertentu (dalam ppm) dan terbentuk larutan jernih. Kemudian diukur absorbansinya pada spektroskopi UV Vis sehingga bisa diperoleh kadar. Dalam British Pharmacopoeia (2009) Na Diklofenak mengandung tidak kurang dari 99.0% dan tidak lebih dari 101,0% C14H10Cl2NNaO2 terhitung pada basis yang dikeringkan.

9. Penentuan Laju Pelepasan Na Diklofenak dari sediaan Gel dengan Alat Uji Pelepasan

Apparatus 5-paddle over disk (The United States Pharmacopeia Convention, Inc., 2002)

Alat dan perlengkapan pengujian laju pelepasan dari sediaan gel yang digunakan adalah apparatus 5-paddle over disk, dilengkapi dengan sel difusi. Sebagai media disolusi digunakan dapar fosfat salin pH 7,4 ± 0,05 dan sebagai membran digunakan selofan. Sel difusi berbentuk silinder pipih. Tempat penampung gel mempunyai garis tengah 2,9 cm dengan ketebalan 0,4 cm. Sel difusi yang telah disiapkan, dimasukkan ke dalam bejana pada alat uji pelepasan yang berisi larutan dapar fosfat salin dengan pH 7,4 ± 0,05 sebanyak 500 mL. Suhu percobaan diatur pada 37°C ± 0,5°C. Paddle diputar dan segera dicatat sebagai waktu ke nol. Pada menit ke 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330, 360 diambil cuplikan sebanyak 5,0

( A ) Tabung uji pelepasan berisi larutan media

(B) paddle pengaduk

(C) Jarak paddle dengan membran 2,5 ± 0,2 cm

(D) Disk/sel difusi berisi sediaan

(E) Termometer 37 ± 0,5oC

(F) Tabung untuk mengambil cuplikan

Page 27: Laporan Gel Na Diklofenak

mL. Setiap cuplikan yang diambil diganti larutan dapar fosfat salin pH 7,4 ± 0,05 dengan jumlah yang sama. Cuplikan tersebut kemudian diamati serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimal (misalnya max=275 nm). Konsentrasi natrium diklofenak dalam cuplikan dihitung dengan menggunakan persamaan regresi kurva baku natrium diklofenak dalam dapar fosfat salin pH 7,4 ± 0,05. Untuk memperhitungkan pengenceran 5,0 mL media pelepasan, kadar terukur dikoreksi dengan persamaan Wurster :

Keterangan :Cn : Kadar sebenarnya setelah dikoreksi (ppm).C’n : Kadar terbaca (hasil perhitungan dari nilai serapan sampel yang terbaca

pada spektrofotometer) dalam ppm.Cs : Kadar terbaca dari sampel sebelumnya.a : Volume sampel yang diambil.b : Volume media.

10. Penentuan Jumlah Kumulatif Natrium Diklofenak Yang Terlepas Dari BasisPenentuan jumlah kumulatif natrium diklofenak yang terlepas dari basis per satuan luas membran tiap waktu (μg/mL), dihitung dari konsentrasi yang diperoleh setiap waktu (μg/mL) ditambah dengan faktor koreksi Wurster lalu dikalikan dengan jumlah media (500 mL) kemudian dibagi luas permukaan membran. Kemudian dibuat kurva hubungan antara jumlah kumulatif diklofenak yang lepas (μg/cm2) terhadap akar waktu.

11. Penentuan Kecepatan Pelepasan (fluks) Natrium Diklofenak dari Basis GelDari kurva yang dihasilkan antara jumlah kumulatif diklofenak yang lepas (μg/cm2) vs akar waktu dapat dibuat persamaan regresi, slope yang didapat dari persamaan regresi merupakan fluks bahan aktif.

VIII. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, kami melakukan formulasi suatu sediaan semi solida yaitu

gel. Bahan aktif yang kami gunakan pada formulasi kami adalah Na Diklofenak. Gel Na

diklofenak yang kami formulasi telah memenuhi semua spesifikasi mutu yang

dipersyaratkan. Proses formulasi gel dilakukan 2 kali yaitu untuk skala kecil atau untuk 1

kemasan seberat 20 gram dan skala besar seberat 100 gram. Gel pada skala besar kami

gunakan untuk melakukan uji evaluasi, uji ini meliputi uji organoleptis, uji pH, uji viskositas,

dan uji spreadibilitas (daya sebar)

Formula 1

Page 28: Laporan Gel Na Diklofenak

No Bahan Fungsi % b/b 20 g 100 g

1.

2.

3

4.

5.

6.

7

Na diklofenak

Karbopol 934

TEA

Nipagin

Nipasol

Propilenglikol

Aqua destilata

Bahan aktif

Gelling agent

Alkaliziying agent

Pengawet

Pengawet

Pelarut

Pelarut

1 %

2%

3 %

0,18 %

0,02 %

30 %

63,75%

0,2 g

0,4 g

0,6 g

0,036 g

0,004 g

6 g

12,75 g

1 g

2 g

3 g

0,18 g

0,02 g

30 g

63,75 g

Formula 2

No Bahan Fungsi % b/b 20 g 100 g

1.

2.

3

4.

5.

6.

7

Na diklofenak

HPMC K4M

PEG 400

Nipagin

Nipasol

Propilenglikol

Aqua destilata

Bahan aktif

Gelling agent

stabilizer

Pengawet

Pengawet

Pelarut

Pelarut

1 %

4%

7 %

0,18 %

0,02 %

30 %

63,75%

0,2 g

0,8 g

1,4 g

0,036 g

0,004 g

6 g

12,75 g

1 g

4 g

7 g

0,18 g

0,02 g

30 g

63,75 g

Na Diklofenak merupakan bahan aktif dalam sediaan gel yang kami formulasi yang

memiliki indikasi sebagai penghambat siklooksigenase, analgesik, anti inflamasi. Dalam

formula 1, karbopol dipilih sebagai gellating agent karena gel yang terbentuk lebih jernih atau

bening disbandingkan gelling agent yang lain (misalnya cellulose). TEA Untuk meningkatkan

pH sediaan sehingga menjadi bersifat lebih basa. Penigkatan pH sediaan akan menigkatkan

kelarutan Na diklofenak sehingga didapatkan sediaan gel yang jernih. Selain itu TEA

berfungsi sebagai swelling agent. Nipagin memilki efektif pada rentang pH yang luas dan

memiliki spectrum luas serta paling efektif terhadap ragi dan kapang. Preservative ini juga

lebih aktif terhadap bakteri gram positif daripada gram negative. Nipasol untuk menghindari

pertumbuhan mikroba dan dalam pemakaiannya bersamaan dengan nipagin untuk hasil lebih

optimal. Aktif pada pH 4-8 sehingga masuk dalam rentang pH sediaan. Propilenglikol dipilih

sebagai kosolven, selain itu propiklenglikol memiliki aktifitas sebagai pengawet, antimikroba,

dan humectant. EDTA di gunakan segai kelating agent. Aqua destilata digunakan untuk

mengembangkan carbopol (gelling agent) untuk membentuk basis gel yang homogen.

Page 29: Laporan Gel Na Diklofenak

Untuk formula 2, yang membedakan adalah gelling agentnya, yaitu digunakan HPMC

K4M. HPMC K4M dipilih karena dapat membentuk sediaan gel yang lebih jernih jika

dibandingkan dengan menggunakan metal selulosa. Selain itu, HPMC juga bersifat sebai

thickening agent yang dapat meningkatkan viskositas dari sediaan gel yang dibuat sehingga

dapat menghasilkan gel dengan konsistensi yang diinginkan. Namun aktivitas gelling dari

HPMC perlu distabilkan dengan adanya penambahan stabilizer yaitu PEG 400. PEG 400 ini

juga dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan dari bahan obat yang sifatnya sukar larut

dalam air. Untuk bahan-bahan lain dalam formula 2 yaitu kosolven, pengawet dan pelarut

yang digunakan adalah sama dengan formula 1.

Setelah pembuatan gel, kami melakukan pengujian terhadap sedíaan tersebut untuk

menjaga kestabilan sedíaan. Pengujian yang kami lakukan antara lain uji organoleptis, uji pH,

uji viskositas, dan uji busa. Berdasarkan hasil evaluasi, maka didapatkan data sebagai berikut

a. Uji Organoleptis

Hasil gel yang kita dapat berdasarkan organoleptisnya adalah gel bening, tidak

berbau tajam, dingin saat digunakan, setelah bekerja akan memberikan rasa panas.

b. Uji pH

Uji pH ini kita lakukan dengan cara mencelupkan indiktor pH pada gel yang kita

buat. Namun sebelum kita mencelupkan, kita harus membuat gel kita dalam bentuk

cairan agar dapat di uji pHnya. Proses pencairan ini kita lakukan dengan cara

mencairkan gel dengan penambahan aquadest. Aquadest digunakan karena

aquadest bersifat netral dan tidak akan mengganggu hasil pH gel. pH yang

dihasilkan pada gel Na diklofenak yang kita buat pada skala kecil adalah pH 6.

Namun hasil pH yang dihasilkan pada gel Na diklofenak skala besar adalah pH 7.

Hasil dari pH skala besar sudah sesuai dengan yang kita inginkan yaitu pH 6.4-7.4.

Jadi gel yang kita buat sudah baik dalam hal pH.

c. Uji viskositas

Uji viskositas ini kita lakukan dengan menggunakan viscometer. Beban yang kita

gunakan adalah beban no 2 karena gel yang kita miliki agak kental. Viskositas yang

didapat adalah 250 dPas. Hasil ini sudah sesuai dengan viskositas yang kita

harapkan yaitu sekitar 180 dPas sampai 250 dPas. Jadi gel yang kita buat terlalu

kental karena hasil viskositasnya merupakan rentang terakhir.

d. Uji daya sebar

Uji daya sebar kita lakukan replikasi sebanyak 4 kali dengan beban yang berbeda.

Dimana tiap replikasi ini dilakukan minimal selama 5 menit dengan gel masing-

masing 1 gram . Tujuannya agar kita mendapatkan hasil yang konstan, jika kurang

Page 30: Laporan Gel Na Diklofenak

dari 5 menit mungkin masih ada penyebaran dari gel kita. Replikasi pertama kita

menggunakan beban 50 gram dan daya sebar yang kita gunakan adalah 4 cm.

Replikasi kedua, beban yang digunakan adalah 100 gram dan daya sebar yang

didapat adalah 4.5 cm. Beban yang ketiga kita gunakan adalah 200 gram dengan

daya sebar 4.7 cm. Sedangkan replikasi terkahir menggunakan beban 300 gram

sehingga hasil yang didapat 5.1 cm. Hasil ini tidak sesuai dengan yang daya sebar

kita harapkan yaitu 5-7 cm. Jadi gel yang kita buat terlalu kental.

e. Uji homogenitas

Uji dilakukan dengan mengambil sedikit gel kemudian disebar di gelas objek. Hasil

yang didapat adalah menunjukkan bahwa gel yang kita buat sudah homogen.

Jadi dari semua uji yang kita lakukan diketahui bahwa gel Na diklofenak yang kita

buat sudah homogen dengan pH yang sesuai kita inginkan namun gel kita terlalu kental

sehingga viskositas dan daya sebarnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan.

Page 31: Laporan Gel Na Diklofenak

IX. KESIMPULAN

1 Pembuatan gel yang menggunakan formula 1, karena dengan formula satu sudah menghasilkan gel yang baik.

2 Organoleptsis dari gel yang kita buat adalah gel bening, tidak berbau tajam, dingin saat digunakan, setelah bekerja akan memberikan rasa panas.

3 PH yang dihasilkan pada gel Na diklofenak skala besar adalah pH 7. Ini sesuai dengan pH standard yaitu 6,8-7,4.

4 Viskositas yang didapat adalah 250 dPas. Hasil ini sudah sesuai dengan viskositas yang kita harapkan yaitu sekitar 180 dPas sampai 250 dPas. Namun gel yang kita buat terlalu kental karena hasil viskositasnya merupakan rentang terakhir.

5 Pada uji daya sebar, hasil tidak sesuai dengan standar. Hal ini dikarenakan gel yang kita buat terlalu kental.

6 pada uji homogenitas, hasil yang didapat adalah menunjukkan bahwa gel yang kita buat sudah homogen

Page 32: Laporan Gel Na Diklofenak

X. KEMASAN

Page 33: Laporan Gel Na Diklofenak

NICOFLAM gel

Komposisi : natrium Diklofenak 1%

Kemasan : Gel 20 gram

Cara pemakaian : Oleskan pada bagian yang nyeri

Indikasi : untuk nyeri otot, nyeri sendu yang berhubungan

dengan terkilir, memar cedera saat olahraga, rhematoid

arthritis dan osteoathritis

Kontra indikasi : pasien dengan hipersensitivitas diklofenak.

Pasien dengan kulit sensutif

Efek samping : Dermatitis pada bagian kulit yang diolesi

Dosis pemakaian

Dewasa : Nyeri sendi 2-3 kali sehari

Tidak dianjurkan untuk anak-anak

Peringatan : Hentikan bila nyeri atrhitis terjadi lebih dari 10

hari. Jangan gunakan bila kulit keadaan luka terbuka. Hindari

kontak dengan mata, hidung, atau membran mukosa.

PT NewPharmacist

Jember-Indonesia

NoReg:DKL131500048A1

No Batch : 8A1221

ED: 10 Nov 2015

Page 34: Laporan Gel Na Diklofenak

DAFTAR PUSTAKA