mohd hafiz safiai & ibnor azli ibrahim

19

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim
Page 2: Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim

Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim | i

Page 3: Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim

| Kebitaraan Balai Cerap Astronomi ASEAN: Menyantuni Integrasi Astrofiqh Nusantara ii

BUKU INI IALAH HASIL PENYELIDIKAN

DANA CABARAN PERDANA INTEGRASI ASEAN (DCP-2017-018/1) & GERAN GALAKAN PENYELIDIK MUDA (GGPM-2019-041)

UNIVERSITI KEBANGSAAN MALAYSIA

Page 4: Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim

Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim | iii

disunting oleh

MOHD HAFIZ SAFIAI IBNOR AZLI IBRAHIM

FAKULTI PENGAJIAN ISLAM

UNIVERSITI KEBANGSAAN MALAYSIA

BANGI • 2019 http://www.ukm.my/fpi/

Page 5: Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim

| Kebitaraan Balai Cerap Astronomi ASEAN: Menyantuni Integrasi Astrofiqh Nusantara iv

Cetakan Pertama / First Printing, 2019 Hak cipta / Copyright Fakulti Pengajian Islam UKM, 2019

Hak cipta terpelihara. Tiada bahagian daripada terbitan ini boleh diterbitkan semula, disimpan

untuk pengeluaran atau ditukarkan ke dalam sebarang bentuk atau dengan

sebarang alat juga pun, sama ada dengan cara elektronik, gambar, serta rakaman dan

sebagainya tanpa kebenaran bertulis daripada Penerbit terlebih dahulu.

All right reserved. No part of this publication may be produced

or transmitted in any form or by means, electronic or mechanical,

including photocopy, recording, or any in any information storage and

retrieval system, without prior permission in writing from the Publisher.

Diterbitkan di Malaysia oleh / Published in Malaysia by FAKULTI PENGAJIAN ISLAM

Universiti Kebangsaan Malaysia

43600 UKM Bangi, Selangor Darul Ehsan, MALAYSIA

Diatur huruf di Malaysia oleh / Typeset in Malaysia by MUHAMAD IZAQ ABD MURAD

[email protected]

Dicetak di Malaysia oleh / Printed in Malaysia by S&T PHOTOCOPY CENTER

Batu 18 ½, Jalan Reko, Sungai Tangkas,

43000 Kajang, Selangor Darul Ehsan, MALAYSIA

ISBN 978-967-2256-17-5

Page 6: Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim

Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim | v

Kandungan

Kandungan ... v

Senarai Jadual ... vii

BAB 1 Pendahuluan: Kebitaraan Balai Cerap Astronomi ASEAN:

Menyantuni Integrasi Astrofiqh Nusantara ... 1

Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim

BAB 2 Balai Cerap dan Sumbangannya dalam Tamadun Islam ... 5

Abdul Halim Abdul Aziz

BAB 3 Langkawi National Observatory: A Review on Automated

Stellar Observatory System ... 16

Mohammad Ridwan Hidayat

BAB 4 Ruang dan Peluang Program Berasaskan Astronomi di

Balai Cerap ... 20

Mohd Zambri Zainuddin

BAB 5 Peranan Balai Cerap dalam Penyelidikan, Pendidikan

dan Pelancongan ... 24

Mohd Zambri Zainuddin

BAB 6 Balai Cerap Amatur Sebagai Penggiat Ilmu Falak

di Malaysia ... 30

Mohd Hafiz Safiai & Khadijah Ismail

BAB 7 Pembangunan Sumber Manusia di Balai Cerap Malaysia ... 44

Khadijah Ismail & Mohd Hafiz Safiai

Page 7: Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim

| Kebitaraan Balai Cerap Astronomi ASEAN: Menyantuni Integrasi Astrofiqh Nusantara vi

BAB 8 Kaleidoskop Observatorium Imah Noong Indonesia: Sebuah

Deskripsi Historis dan Prospektus Ilmiah ... 66

Muh. Rasywan Syarif

BAB 9 Topografi Rukyat al-Hilal: Sebuah Penelusuran Awal

Observatorium Indonesia ... 77

Sakirman

Senarai Penyumbang ... 99

Page 8: Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim

Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim | vii

Senarai Jadual

JADUAL 5.1 Senarai Balai Cerap dan Teleskop yang Digunakan ... 26

JADUAL 6.1 Instrumen di Balai Cerap Mini Dr. Rowi ... 38

JADUAL 6.2 Instrumen di ShahGazer Observatory (SGO) ... 42

JADUAL 8.1 Tabel Tim Observatorium Imah Noong ... 73

JADUAL 8.2 Tabel Fasilitas Observatorium Edukasi Imah Noong ... 74

JADUAL 8.3 Tabel Kalender Aktivitas tahunan Observatorium

Imah Noong ... 75

Page 9: Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim

| Kebitaraan Balai Cerap Astronomi ASEAN: Menyantuni Integrasi Astrofiqh Nusantara 66

BAB 8

Kaleidoskop Observatorium Imah Noong

Indonesia: Sebuah Deskripsi Historis

dan Prospektus Ilmiah

MUH. RASYWAN SYARIF

Pengenalan

Observatorium Imah Noong pada mulanya berdirinya sekadar peruntukannya

kepentingan pribadi penyaluran hobi di bidang keilmuan astronomi. Pendirinya

adalah Hendro Setyanto pada tahun 2012 di halaman rumahnya untuk

kepentingan sendiri dengan peralatan yang sangat sederhana bahkan dirakit

sendiri. Hobinya ini didukung pengalamannya sebagai pemandu masyarakat di

observatorium Bosscha selama 10 tahun sejak 1998 sampai 2008. Begitu pula

ditunjang latar belakang pendidikan alumnus S2 astronomi ITB dan juga sebagai

pencerah di berbagai kampus yang mengajarkan astronomi Islam atau ilmu Falak

salah satunya IAIN Walisongo Semarang. pengembangan dan aktivitas

Observatorium Imah Nong berubah fungsi pribadi menjadi aneka ragam fungsi

dan peran multiguna di bidang penelitian dan pengembangan astronomi,

pengembangan ekonomi kerakyatan, wisata religius, pelatihan agrobisnis,

peternakan dan pertanian sehingga observatorium imah noong tidak sekedar

dikunjungi kaum intelektual astronomi tetapi juga masyarakat luas untuk

berbagai tujuan wisata agrobisnis.

Potret kesederhanaan Observatorium Imah Noong dan profilnya dengan

segala aktivitasnya yang luar biasa fungsinya baik kepada masyarakat lokal

maupun para pengunjung yang telah memberikan keunikan tersendiri dalam

menikmati observatorium ini. Observatorium ini memiliki peran multiguna bagi

setiap pengunjungnya bukan hanya memberikan pencerahan intelektual

astronomi tetapi juga memberikan kenangan tersendiri dengan sejumlah program

yang ditawarkannya. Juga dengan biaya yang sangat terjangkau murah

Page 10: Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim

Muh. Rasywan Syarif | 67

dibandingkan dengan tempat yang lainnya. Mendeskripsikan keunikan dan peran

multi ganda observatorium Imah noong menjadi suatu konsep observatorium

yang perlu dikaji sistem dan model aktivitasnya menuju penelitian dan

pengembangan astronomi sehingga tercipta kecemerlangan peradaban Islam dan

kegemilangan dunia Falak Islam secara internasional.

Latar Belakang Observatorium

Istilah observatorium tentu sangat populer di kalangan pecinta ilmu astronomi

dalam mengamati benda-benda langit. Kepustakaan ritual Islam klasik dalam

bahasa Arab, observatorium disebut juga ar-rasd, dar-rasd dan bait ar-rasd.

Begitu pula ada juga yang menyebut dalam teks arab al-marshad yang berasal

dari kata rashd bermakna yarkub atau taraqqub yaitu menjaga dan mengawasi.

Dalam bahasa inggris disebut observatory yaitu bangunan pengamatan benda

langit. Observatorium berarti tempat melahirkan kegiatan observasi observasi itu

sendiri atau pengamatan maupun penelitian. Ada beberapa pengertian

observatorium diantaranya di Kamus Besar Bahasa Indonesia, observatorium

diartikan gedung yang dilengkapi alat-alat diantaranya instrument, teleskop,

teropong bintang, dan lainnya untuk keperluan pengamatan dan penelitian ilmiah

tentang bintang sedangkan dalam studi astronomi Islam seringkali diistilahkan

dengan marshad. Aydin Sayili dalam bukunya yang berjudul, The Observatory in

Islam terbit pertama pada tahun 1960 menjelaskan perkembangan observatorium

dari awal hingga era modern. Secara sederhana pengertian observatorium

menurut Susiknan Azhari adalah tempat para ahli yang mengamati benda-benda

langit dan observatorium tersebut berubah dari masa ke masa. Pada mulanya

sebuah observatorium didirikan dekat dengan universitas, akan tetapi

perkembangan hari ini pemilihan tempatnya ditentukan oleh faktor cuaca dan

meteorologi.

Perkembangan observatorium tidak terlepas dari kepentingan manusia untuk

mengetahui waktu dan musim yang lebih tepatnya untuk kebutuhan pribadi dan

sosial. Pergantian siang dan malam pengaruh kepada pergantian hari dan tanggal

semakin dibutuhkan konsep, formulasi rumusan yang Tepat dan akurat. Seiring

perkembangan kemajuan manusia terhadap waktu, musim dan penanggalan yang

akurat sehingga dibutuhkan instrumen dan media ilmiah yang semakin canggih.

Perkembangan instrumen dan media tersebut semakin hari semakin moden

akurasinya dalam mengamati fenomena benda-benda langit yang dikenal dengan

istilah observatorium dengan berbagai macam variasinya dan akurasinya.

Page 11: Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim

| Kebitaraan Balai Cerap Astronomi ASEAN: Menyantuni Integrasi Astrofiqh Nusantara 68

Berdasarkan pendekatan sejarah menunjukkan observatorium dikenal sejak

abad 13 SM di zaman Yunani dengan nama observatorium Iskandariyah

platolemeus sebagai pencetus teori geosentris tercatat dalam sejarahnya sebagai

Direktur. Sekalipun tidak dapat ditelusuri lagi secara pasti aktivitas

observatorium media dan instrumen ilmiahnya. Namun demikian sejarah telah

mengukir bawa pemikir astronomi Yunani yang pertama kali melakukan

observasi benda-benda langit baik itu planet maupun Bintang dengan

menggunakan media dan instrumen astronomi. Dari kota yunani bang pendirian

bangunan observatorium dari abad ke abad lintas ilmu astronomi termasuk ke

dunia Islam.

Perkembangan keilmuan astronomi melintas juga di dunia Islam yang

melingkupi penelitian dan pengembangan benda-benda langit melalui observasi

secara sistematis, ilmiah berkesinambungan. Penelusuran menunjukkan pertama

kali sejarah mencatat observatorium sebagai lembaga pengkaji yang khusus

mengkaji benda-benda langit dan pengaruhnya secara ilmiah bagi umat manusia.

Sejarah astronomi Islam, Observatorium didirikan pada zaman Dinasti

Abbasiyah yaitu pada tahun 214H/829M pada masa al-Ma’mun (218H/833M).

Selanjutnya yang berperan sebagai supervisor di observatorium ini yaitu

astronomi ternama di zamannya yakni Sind bin Ali dan Yahya bin Abi Manshur.

Progresitas pendirian observatorium di beberapa negara Islam sendiri

bermunculan seiring kepentingan umat Islam untuk mengetahui tempat dan

waktu ibadah tertentu baik arah kiblat waktu salat, waktu puasa, zakat dan

kepentingan lainnya. Di antaranya yang populer observatorium Qasiyun dan

Syammasiyah, observatorium Banu Musa, Observatorium Ishfiham,

Observatorium Al-Battani, Observatorium Syarf al-Daulah, sampai

Observatorium Istanbul pada tahun 988/1580 yang didirikan oleh Taqiyuddin al-

Rasyid pada masa dinasti Ottoman Turki. Selanjutnya perkembangan mendirikan

observatorium ke negara Islam Asia-Pasifik diantaranya Indonesia.

Begitu pula perkembangan observatorium di Indonesia mengalami

kemajuan yang pesat baik yang di dirikan lembaga pendidikan perguruan tinggi,

lembaga pemerintah aga sosial dan kepentingan hobi pribadi. Pendirian

observatorium yang berlatar belakang kepentingan pribadi yang berujung

perkembangannya menjadi observatorium profesional dalam arti tempat

dipergunakan oleh pihak lain atau masyarakat sekitar dengan berbagai

kebutuhannya baik dalam penelitian ilmiah maupun sekedar ingin melihat

langsung benda-benda langit. Di antara contoh yang paling menarik adalah

pengelolaan observatorium Imah Noong yang memiliki keunikan peran multi

gunanya.

Page 12: Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim

Muh. Rasywan Syarif | 69

Sejarah Perkembangan Observatorium

Imah Noong-Indonesia

Sejarah berdirinya Observatorium Imah Noong tentu tidak terlepas dari mata

rantai observatorium sebelumnya. Observatorium Imah Noong berasal dari

bahasa kearifan lokal bahasa Sunda yaitu imah berarti rumah, sedangkan noong

berarti mengintip. Secara bahasa Imah Noong berarti rumah tempat “mengintip”

berbagai benda langit dengan bantuan fasilitas teleskop yang dipasang secara

permanen dan sarana penunjang lainnya. observatorium ini didirikan secara

pribadi atas animo kuat dari pemiliknya yang bernama Hendro Setyanto sebagai

penikmat hobi dan pengembang bakat astronomi di Indonesia. Pria kelahiran

Semarang, 1 Oktober 1973 memiliki banya pengalaman sejak menjadi pemandu

masyarakat di Observatorium Bosscha Bandung sejak 1998 sampai 2008 selama

10 tahun. Begitu juga di dukung oleh latar belakang pendidiknnya lulusan

Magister Astronomi ITB dan juga sebagai pencerah/dosen di berbagai kampus

yang mengajarkan astronomi Islam atau ilmu Falak, salah satunyadi kampus

IAIN Walisongo Semarang.

Observatorium ini didirikan pada tanggal 25 Januari 2012 di halaman rumah

pribadi Hendro Setyanto dan diberi nama Imah Noong. Pada awalnya Imah

Noong hanya sebuah rumah teropong sederhana yang digunakan untuk keperluan

pribadi sebagai penyaluran hobi hingga tahun 2014. Kemudian pembangunan

dilanjutkan dengan menambahkan sarana Masjid Planetarium atau juga disebut

Mushollatorium yang berfungsi sebagai planetarium sekaligus tempat ibadah

yang dapat menampung hingga 40 orang dan bisa digunakan bagi para wisatawan

yang berkunjung ke Imah Noong. Sesuai perkembangan dan tuntutan zaman,

tempat ini mulai difungsikan sebagai edukasi publik yang dikunjungi oleh

berbagai kalangan dengan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mengamati

benda-benda langit sekaligus berwisata edukasi. Sehingga fungsinya bertambah

menjadi daya tarik untuk berkunjung ke tempat ini.

Seiring dengan semakin banyaknya pengunjung yang berdatangan dengan

adanya Imah Noong ini, pemilik observatorium ini membuat konsep untuk

menghadirkan pariwisata berbasis edukasi yang menggabungkan kawasan sekitar

Imah Noong yaitu, pembibitan sayuran, arena panahan, peternakan kelinci dan

peternakan sapi perah yang diharapkan dapat membantu pengembangan

perekonomian dan pendidikan khususnya untuk Kampung Areng, Desa

Wangunsari Lembang. Menurut Sunaryo terdapat beberapa aspek yang perlu

diperhatikan oleh para pelaku pembangunan kepariwisataan dalam penguatan

kapasitas dan peran masyarakat, yaitu:

Page 13: Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim

| Kebitaraan Balai Cerap Astronomi ASEAN: Menyantuni Integrasi Astrofiqh Nusantara 70

1. Pengembangan Kelembagaan masyarakat. Hal ini berhubungan dengan

kemampuandan keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat setempat dalam

hal pengetahuan berorganisasi dan keahlian dalam hal pengelolaan dan

pengembangan organisasi.

2. Pelibatan peran masyarakat. Sebagai contoh, dalam hal penguatan kapasitas

dan peran masyarakat untuk menjadi pemandu wisata melalui pelatihan dan

penyuluhan yang ada agar para wisatawan yang datang bisa dipandu dan

dilayani sesuai dengan standar yang ada. Pelatihan dan penyuluhan ini

dimaksudkan untuk memberikan peran dan inisiatif masyarakat sekitar

wisata edukasi Imah Noong. Namun dari hasil observasi hingga saat ini

tidak ada satupun dari masyarakat sekitar yang tertarik untuk menjadi

pemandu wisata.

FOTO 8.1 Penglibatan peran masyarakat dengan edukasi Imah Noong

Imah Noong merupakan observatorium Astronomi dan Planetarium di

Kampung Eduwisata Areng No. 31, RT.02 RW.12, Desa Wangunsari Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat Indonesia dengan koordinat geografisnya

6°49’56.0″S 107°37’06.5″E yang memiliki ketinggian 1300 M diatas permukaan

air laut dan 630 M di atas daratan tinggi Bandung. Kurang lebih 15 Km ke Utara

kota Bandung Indoensia. Observatorium Imah Noong memiliki keunikan ketika

atap observatorium tersebut dapat digeser sehingga bagian dalam Imah Noong

yang berisi teleskop Bresser berdiameter 70 mm dan panjang fokus 102 mm

menjadi senjata pamungkasnya. Tak hanya itu, observatorium pun dilengkapi

Page 14: Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim

Muh. Rasywan Syarif | 71

juga dengan kamera astronomi CCD, ASI CMOS dan juga DSLR0 dan tak lupa

filter matahari Netral Density 105 menjadi pelengkapnya yang bisa digunakan

untuk melihat berbagai benda langit. Perangkat ini menjadi salah satu penunjang

akademik dalam memberikan kontribusi ilmu pengetahuan Astronomi dan Ilmu

falak baik secara teoritik maupun observasional. Upaya kedepan, observatorium

ini akan meningkatkan peran dan fungsi observatorium sebagai pusat penelitian

dan pengembangan Astronomi dan sains di Indonesia.

Sumber: http://www.imahnoong.com

FOTO 8.2 Imah Noong di Lembang

JADUAL 8.1 Tabel Tim Observatorium Imah Noong

No. Nama Keterangan Tingkat Pendidikan

1. Hendro Setyanto Pendiri Strata II

2. Irfan Kristiyanto Pendiri Strata I

3. Fahri Ahmad Pengelola Strata II

4. Arman Abdurrahman Pengelola Strata I

5. Hanik Amelia Pengelola Strata I

6. Azifah Anamaliah Staff Pengajar Strata I

7. Diah Titari Staff Pengajar Strata II

8. Eva Cintawati Staff Pengajar SMA

Kemajuan pesat Imah Noong tidak terlepas dari kedelapan pengelola dan

pengajar dalam mengembangkan observatorium ini menjadi tempat wisata

astronomi yang memadukan antara agama, sains, dan ekonomi. Walau pada

kenyataannya wisata edukasi Imah Noong ini belum mendapatkan pengakuan

Page 15: Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim

| Kebitaraan Balai Cerap Astronomi ASEAN: Menyantuni Integrasi Astrofiqh Nusantara 72

dan pembinaan, baik dari pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

(DISBUDPAR) Kabupaten Bandung Barat maupun Badan Perencanaan dan

Pembangunan Daerah Pemerintah (BAPPEDA) Kabupaten Bandung Barat. Tapi

semangat para team mampu memberi warna dalam pengembangan observatorium

di Indonesia. semangat itu tidak terlepas dari visi dan misi Imah Noong yaitu

visinya menjadi pusat sarana eduwisata yang menyatu dengan masyarakat

menuju kampung yang berkualitas, ramah lingkungan, berbudaya, maju, dan

mandiri. Begitu juga misinya terbagi menjadi empat diantaranya Misi Imah

Noong sebagai berikut:

1. Pemberdayaan masyarakat melalui eduwisata

2. Peningkatan minat belajar melalui program pendidikan kreatif

3. Melestarikan seni dan budaya tradisional

4. Meningkatkan sumber daya manusia dan sumber daya alam lebih maju

Selain semangat visi misi Imah Noong, lokasi ini menyediakan berbagai

fasilitas untuk mendukung dengan adanya fasilitas untuk menarik minat

pengunjung sebagaimana tabel di bawah:

JADUAL 8.2 Tabel Fasilitas Observatorium Edukasi Imah Noong

No. Fasilitas yang tersedia di Imah Noong

1. Ruang Multimedia & Perpustakaan: Kapasitas 50 orang, Sound System,

Infocus

2. Buku tentang Ilmu Pengetahuan Alam

3. Buku tentang Agama Islam

4. Observatorium

5. Sliding Roof

6. Teleskop (diameter 70mm & panjang organ 102mm)

7. Monting CEM60 (motor penggerak teleskop organi organic)

8. Kamera Astronomi: CCD, ASI CMOS, DSLR0

9. Filter Matahari: Netral Density 105

10. Laptop Astronomi

11.

Planetarium & Masjid: Digunakan untuk simulasi alam semesta 180

dengan layar 180 derajat yang sekaligus orga digunakan sebagai Sarana

beribadah

12. Home Stay, Tempat tinggal bersama warga

13. Toilet

14. Mini Zoo: Terdiri dari berbagai jenis kelinci, burung perkutut, dan Ayam

Serama

15. Bio Gas: Tempat pengolahan sampah organic rumahan/limbah dapur

16. Peternakan Sapi Perah

Bersambung…

Page 16: Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim

Muh. Rasywan Syarif | 73

Sambungan…

17. Belajar memelihara sapi perah, memerah susu sapi, memberi makan sapi,

memandikan sapi

18. Kebun Penyemaian: Mengenal beragam jenis benih sayuran, tata cara

penyemaian, hingga cara penanaman bibit.

19. Kebun Belajar: Mengenal cara membajak tanah, menanam bibit, merawat

tanaman, hingga memanen hasil dari tanaman

20. Arena Panahan: Belajar dasar dasar olah raga panahan

21. Area Parkir

Kehadiran wisata edukasi Imah Noong membawa angin segar bagi

masyarakat diantaranya pengembangan ilmu astronomi/ilmu falak, wisata

edukasi masyarakat, kajian dan penelitian benda langit dan pengaruhnya untuk

ibadah. Sehingga memiliki agenda atau aktifitas tahuanan. Sebagaimana tabel di

bawah:

JADUAL 8.3 Tabel Kalender Aktivitas tahunan Observatorium Imah Noong

No. Jenis Agenda/Kegiatan Keterangan

1. Noong Panonpoe Aktivitas di siang hari yang meliputi

peneropongan objek langit, pemaparan

Astronomis dan penayangan film full dome

Planetarium

2. Noong Bulan Bentang Aktivitas di senja atau malam hari yang

meliputi peneropongan objek langit, pemaparan

Astronomis dan penayangan film full dome

Planetarium

3. One Day Activity Aktivitas seharian menjelajah kampung seperti

memerah susu sapi, mengenal ras kelinci,

berkebun semai, menerropong benda langi,

Planetarium dan pemaparan Astronomis

4. Kemah Bentang Perkemahan singkat untuk mengenal lebih luas

Ilmu Falak / Astronomi dengan observasi langit

siang-malam, pengukuran Kiblat, kalender

Hijriyah, Gerhana dan waktu sholat

5. Ramadhan Stars Camp Kemah homestay bernuansa Ramadhan dengan

mengenal fenomena alam semesta yang

berkaitan dengan ibadah dan mennjelajahi

kampung eduwisata Areng

6. Sharing of Experiences Berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam

aktivitas observasi dan pengolahan citra data

Astronomi dari Astronom Profesional kepada

Astronom amatir, pengajar, peneliti maupun

masyarakat

Bersambung…

Page 17: Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim

| Kebitaraan Balai Cerap Astronomi ASEAN: Menyantuni Integrasi Astrofiqh Nusantara 74

Sambungan…

7. Ngawangkong Samagaha Festival Pengamatan gerhana Bulan atau

Samagaha yang dimeriah dengan pemaparan

fenomena Samagaha secara Astronomis dan

budaya serta pementasan karya seni warga

kampung eduwisata Areng

8. Pasar Purnama Pasar malam menyajikan barang dan makanan,

seperti aneka jajanan, makanan ringan, buah-

buahan, sayuran dan mainan yang terhimpun

dari masyarakat kampung Areng yang akan

diadakan setiap malam Bulan Purnama

Master Plan Observatorium Imah Noong:

Berdaya Guna dan Berhasil Guna

Dari keunikan aktivitas, program dan pelayanan Observatorium Imah Noong

dibandingkan dengan observatorium lainnya sehingga berdampak positif kepada

masyarakat. Berdasarkan visi dan misinya serta dikorelasikan program kerja

tahunan dan pelayanannya dapat diketahui beberapa peran multigunanya yaitu:

1. Meningkatkan spirit untuk mempelajari astronomi dan mengenal lebih jauh

lagi benda-benda langit di angkasa.

2. Planetarium dan perpustakaannya menjadi khzanah keilmuan audio dan

visual baik secara teoritis maupun secara praktikum.

3. Memberikan motivasi masyarakat sadar wisata sebagai salah satu upaya

peningkatan kesejahteraan masayarakat lokal.

4. Mengembangkan ekonomi kreatif masyarakat yang menunjang proses

aktifitas observatorium.

5. Menjadi sarana dakwah bil hal dengan melihat kebesaran Allah lewat

planetarium tentang kemahakuasaan dan kebesaran Allah swt dijagad raya

Nya. Begitu pula program kajian ramadahn star camp.

6. Sarana menyambung silaturrahmi lewat kemah lapangan dan praktek

lapangan khususnya agro bisnis tentang tata cara pertanian dan tata cara

peternakan dengan konsep petik, olah dan jual.

7. Meningkatkan ekonomi masyarakat lewat rutinitas pasar purnama, mondok

harian di rumah masyarakat dan sebagainya.

Keberadaan Observatorium Imah Noong tidaklah semata-mata berdampak

kepada pengembangan observatorium itu sendiri. Tetapi lebih banyak berdampak

kepada masyarakat lokal yang menyediakan layanan edukasi wisata dan

Page 18: Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim

Muh. Rasywan Syarif | 75

pengembangan ekonomi kerakyatan sehingga pemerintah turut diuntungkan

dalam memberikan motivasi masyarakat sadar wisata dan bangkit

mengembangkan ekonomi kreatif rakyatdengan berbagai macam aktifitasnya.

Dari peranan multi fungsi Observatorium Imah Noong ini sehingga menjadi

sebuah Master Plan untuk pengembangan pendirian observatorium yang berdaya

guna dan berhasil guna kepada semua stockholder yang terkait. Dengan demikian

contoh Observatorium Imah Noong dapat dijadikan pedoman dalam mendirikan

observatorium yang bersifat sosial dan bukan didirikan oleh pemerintah

Indonesia. Akan tetapi justru peranan dan fungsinya lebih banyak dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat sekitarnya.

Kesimpulan

Deskripsi Observatorium Imah Noong memberikan kesimpulan kuat betapa

berperannya dalam pengembangan keilmuan astronomi/ falak syar’i, edukasi

wisata, pengembangan ekonomi kreatif rakyat, pengembangan agrobisnis rakyat

dibidang peternakan dan pertanian. Oim menyediakan pula layanan unik dengan

berbagai peran multigunanya sehingga dapat dijadikan master plan untuk

mendirikan observatorium di luar pemerintah. Begitu pula aktifitas, program dan

layanannya dapat dijadikan contoh dalam pengelolaan observatorium yang

berwawasan keilmuan falak syar’i, edukasi wisata dan keterlibatan masayarakat

dalam meningkatkan kesejahteraannya. Dengan demikian mendirikan

observatorium tidak selamanya didominasi pemerintah tetapi dapat didirikan dan

dikelola secara independen yang mengutamakan urgensi peranan dan fungsinya.

Dengan biaya murah, bangunan sederhana dan instrument dan sarana-prasana

yang menunjang tentu diharapkan dapat berdaya guna dan berhasil guna,

sebagaimana telah sukses dicontohkan oleh Observatorium Imah Noong.

Sekalipun demikian tetap diharapkan regulasi pemerintah dan pihak-pihak lain

untuk membantu pendanaan agar lebih maksimal peruntukan dalam melayani

penikmat Observatorium Imah Noong yang akan datang.

Rujukan

Arwin Juli Rakhmadi Butar-butar. 2014. Observatorium: Sejarah dan Fungsinya

di Peradaban Islam. Medan: UmsuPress.

Page 19: Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim

| Kebitaraan Balai Cerap Astronomi ASEAN: Menyantuni Integrasi Astrofiqh Nusantara 76

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat

Bahasa.

Freely, J. 2011. Cahaya dari Timur Peran Ilmuwan dan Sains Islam dalam

Membentuk Dunia Barat. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Hitti, P.K. 2008. History of The Arabs Terj. R. Cecep Lukman Yasin & Dedi

Slamet Riyadi. Indonesia: PT. Serambi Ilmu Semesta.

Moedji Raharto. 2001. Observatorium Bosscha ITB 50 Tahun pendidikan

Astronomi di Indonesia dan World Space Week 2001. Bandung:

Observatorium bosscha ITB.

Mu’min, cAbdul cAmir. 2006. Qamus Dar cIlm al-Falaki. Bayrut: Dar al-cIlm li

al-Malayin.

Musa, Ali Hasan. 2001. cIlm al-Falak fi at-Turats al-cArabi. Damsyik: Dar al-

Fikr.

Sayili, Aidin. 1995. al-Marashad al-Falakiyyah fi al-cAlam al-Islami. Terj. al-cUmr, cAbdullah. Kuwait: Mucassasat al-Kuwait li al-Taqaddum al-cIlmi.

Sunaryo, B. 2013. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata: Konsep dan

Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.

Susiknan Azhari. 2008. Ensiklopedi Hisab Rukyat. Cet. ke-2. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2008.

www.Imahnoong.com