‘mini bike’ buatan mahasiswa itn malang untuk petani madu

22
‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu Tumpang Meski kecil ‘mini bike’ buatan mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang ini sangat tangguh. Terbukti motor rancangan Muhammad Rifqi Ayyuzma ini mampu dinaiki tiga orang sekaligus. Ya, memang harus tangguh, tangguh saat menerima beban berat serta tangguh dalam melewati medan yang tidak rata dan sempit. Motor buatan mahasiswa Teknik Mesin D-3 ini memang dirancang khusus untuk mengangkut hasil panen petani madu Desa Kebonsari, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Ide membuat motor awalnya muncul secara tiba-tiba tatkala Rifqi biasa disapa berkunjung ke rumah salah satu temannya di Desa Kebonsari yang banyak tinggal petani madu. Biasanya petani memetik madu di hutan dan dinaikkan motor trail. Kondisi ini menyulitkan petani, selain medannya susah, membawanya juga sulit. “Dari situ saya berusaha memberi solusi dengan menawarkan membuat motor mini. Sekalian hasil dari karya ini saya jadikan karya ilmiah untuk tugas akhir,” terang Rifki. Mini bike ini mempunyai kelebihan pada kekuatan tekan dan kekuatan mesin. Mampu menahan beban sampai 150kg dengan kecepatan maksimal 60km/jam. Sehingga bisa menahan beban berat dari peti petani madu. “Sudah pernah kami coba dikendarai tiga orang dari Tumpang ke kampus II ITN, dan ternyata kuat, tangguh tidak ada kendala,” ungkapnya. Hal ini ditunjang penggunaan rangka yang kuat, karena menggunakan rangka baja ST37 bentuknya silindris dengan ketebalan 2ml. Mesin motor menggunakan mesin sepeda grand 110cc 4T dengan transmisi manual. Modifikasi mesin inilah yang

Upload: others

Post on 14-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

‘Mini Bike’ Buatan MahasiswaITN Malang untuk Petani MaduTumpangMeski kecil ‘mini bike’ buatan mahasiswa Institut TeknologiNasional (ITN) Malang ini sangat tangguh. Terbukti motorrancangan Muhammad Rifqi Ayyuzma ini mampu dinaiki tiga orangsekaligus. Ya, memang harus tangguh, tangguh saat menerimabeban berat serta tangguh dalam melewati medan yang tidak ratadan sempit.

Motor buatan mahasiswa Teknik Mesin D-3 ini memang dirancangkhusus untuk mengangkut hasil panen petani madu DesaKebonsari, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.Ide membuat motor awalnya muncul secara tiba-tiba tatkalaRifqi biasa disapa berkunjung ke rumah salah satu temannya diDesa Kebonsari yang banyak tinggal petani madu. Biasanyapetani memetik madu di hutan dan dinaikkan motor trail.Kondisi ini menyulitkan petani, selain medannya susah,membawanya juga sulit.

“Dari situ saya berusaha memberi solusi dengan menawarkanmembuat motor mini. Sekalian hasil dari karya ini saya jadikankarya ilmiah untuk tugas akhir,” terang Rifki.

Mini bike ini mempunyai kelebihan pada kekuatan tekan dankekuatan mesin. Mampu menahan beban sampai 150kg dengankecepatan maksimal 60km/jam. Sehingga bisa menahan beban beratdari peti petani madu. “Sudah pernah kami coba dikendarai tigaorang dari Tumpang ke kampus II ITN, dan ternyata kuat,tangguh tidak ada kendala,” ungkapnya.

Hal ini ditunjang penggunaan rangka yang kuat, karenamenggunakan rangka baja ST37 bentuknya silindris denganketebalan 2ml. Mesin motor menggunakan mesin sepeda grand110cc 4T dengan transmisi manual. Modifikasi mesin inilah yang

Page 2: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

membuat ‘mini bike’ lebih kuat dan bisa melaju dengan baik.

“Mesin dari motor grand ini awalnya rusak, sering bocor.Setelah diotak-atik dengan waktu yang cukup lama maka barubisa berfungsi,” ujarnya. Mesin ini pula yang membedakan minibike buatan Rifqi berbeda dengan yang ada di pasaran yangumumnya memakai mesin pemotong rumput bertenaga kecil.

‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani MaduTumpang

Tidak hanya mengandalkan kekuatan saja, motor buatan mahasiswaasal Tulungagung ini juga memperhatikan kenyamanan pengendara.Untuk itu dipakai basic motor trail, dimana bagian depankontruksinya lebih tinggi. Secara keseluruhan mini bike inimemiliki tinggi 70 cm, panjang 160 cm dengan berat sekitar 24kg. Karena ketangguhannya maka segala jenis usia bisa

Page 3: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

mengendarai motor ini.

Karya akhir Rifqi diberi judul “Rancangan ‘Chasis’ danKelistrikan Bodi ‘Mini Bike’ dengan Menggunakan Motor Bensin”.Mahasiswa yang dulunya aktif berorganisasi di himpunan kampusini melengkapi kebanggan kedua orang tuanya, Widodo Kurniawandan Titik Munahaya, dengan memperoleh nilai IPK 3.51. Ia ikutdinobatkan sebagai wisudawan terbaik pada Wisuda ke-60 PeriodeII Tahun 2018 yang lalu. (mer/humas)

Maudy Ayunda Ajak GenerasiMilenial Kejar Mimpi denganTerus BelajarGenerasi muda pastinya tidak asing lagi dengan Maudy Ayunda.Artis sekaligus penulis buku ini menjadi pembicara padaprogram “Kejar Mimpi Leaders Camp” di kampus II InstitutTeknologi Nasional (ITN) Malang pada Kamis (18/10/18).Bertajuk “Understanding Technopreneur in Today’s DisruptiveEra” talkshow ini juga menghadirkan pemateri Fourry Handoko,ST.,SS.,MT.,PhD., (Kepala Lembaga Penelitian dan PengabdianMasyarakat/LPPM ITN Malang), serta Hans Saleh (KepalaOperasional Bisnis e-Commerce, Garena Indonesia).

Di hadapan 400 mahasiswa yang hadir, Maudy menekankan kepadamahasiswa sebagai generasi milenial harus bisa independentlearning. Generasi milenial di Indonesia merupakan generasiyang saat ini menjadi pioner dan berinovasi. Banyak karyakreator-kreator seperti, Ruang Guru, Gojek dan lainyasebagainya bisa menjadi pemecah masalah di Indonesia.

“Sebenarnya ini masanya kita menciptakan solusi sosial di

Page 4: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

Indonesia. Caranya, apapun perlu dipelajari untuk kita bisasukses maju, dan beradaptasi. Kita harus bisa belajar secaramandiri dan jeli dengan terbukanya informasi. Belajar danterus belajar untuk mengejar mimpi,” tutur alumni OxfordUniversity, Inggris ini.

Kecintaannya terhadap buku juga berusaha ia ditularkan kepadamahasiswa ITN Malang. Menurutnya koleksi bukunya cukupberagam. Kesukaan membaca buku sejak kecil membantu Maudymembuka banyak wawasan berfikir. Hobi ini terbawa juga saat iamenempuh kuliah di luar negeri. Di Inggris budaya membacasangat kental sekali, meskipun pertumbuhan informasi danteknologi cukup pesat. “Di manapun bisa menjadi tempatmembaca, seperti di cafe. Entertainment buat aku adalahmembaca,” ujarnya.

Menghadapi fenomena keterbukaan media informasi dewasa iniMaudy berpesan, agar generasi milenial selalu memanfaatkanmedia secara bijak. Apa yang kita ekspos ke sosial media makaitulah personal branding kita. Dari situlah orang lain akantahu jati diri kita. Kehati-hatian sangat ditekankan saatmengunggah sesuatu ke dunia digital, karena jejaknya tidakakan mudah terhapus.

“Nanti, saat kita bekerja atau melamar kerja, tempat kerjakita juga akan mengecek sosial media kita. Saya yakin itu,karena ketika saya mencari kandidat yang pas, saya jugamembuka instagram mereka,” aku Co-Founder Kejar Mimpi ini.

Page 5: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

Maudy Ayunda Ajak Generasi Milenial Kejar Mimpi dengan TerusBelajar

Sementara itu Rektor ITN Malang Dr Ir Lalu Mulyadi, MT.,menyatakan, lewat program Kejar Mimpi mahasiswa bisa menggalimimpi dan mendapat motivasi untuk memujudkan mimpi-mimpitersebut. “Jangan berhenti di sini, ini kegiatan yang bagusuntuk mahasiswa. Banyak mimpi yang bisa diraih oleh mahasiswaITN Malang dan mahasiswa UM yang sebagian hadir di sini (ITN).Mereka harus menggali mimpi dan tidak hanya berhenti sampai disini, namun juga harus mewujudkannya untuk masa depan,”katanya. (mer/humas)

Page 6: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

ITN Malang Jadi Tuan RumahKejar Mimpi Leaders CampKejar Mimpi Leaders Camp kali ini menyapa Kota Malang tepatnyadi kampus II Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang setelahsebelumnya sukses digelar di beberapa kota di Indonesia. KejarMimpi merupakan program untuk memberikan memotivasi kepadaanak muda agar berani mengejar dan mewujudkan mimpi.

Mengusung tema “Understanding Technopreneur in Today’sDisruptive Era”, talk show Kejar Mimpi Leaders Campmenghadirkan tiga inspiring speaker. Selain Fourry Handoko,ST.,SS.,MT.,PhD., Ketua LPPM ITN Malang, dan Hans SalehHead of Operations e-Commerce Business at Garena Indonesia,yang paling ditunggu-tunggu adalah Maudy Ayunda artis yangsekaligus Co-Founder Kejar Mimpi.

“ITN merupakan institut teknologi, alasan ini yang mendasarikami memilih untuk mengadakan acara di ITN Malang. Saat initeknologi tidak terbendung bermunculan sehingga melahirkanide-ide bisnis, maka dari itu semoga adanya kegiatan ini bisamelahirkan entrepreneur,” jelas Cevi Agis, Co-Founder KejarMimpi, saat ditemui di sela-sela kegiatan Kejar Mimpi LeadersCamp, Kamis (18/9).

Senada dengan Cevi Agis, Dean Mutia, Preferred Banking andEntrepreneur CIMB Niaga juga menyatakan, ITN merupakan salahsatu universitas terbaik di Kota Malang. Dimana mahasiswanyabanyak belajar ilmu teknik, perbengkelan, elektronika,informatika, industri, dan lain sebagainya.

“ITN juga partner terpercaya kami (CIMB Niaga). Jadi hari iniselain kegiatan talk show kami juga ada beberapa seremoniantara lain, memberikan beasiswa kepada mahasiswa ITN,peresmian kartu debit CIMB Niaga sebagai kartu debit sekaligussebagai kartu mahasiswa,” ujarnya.

Page 7: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

ITN Malang Jadi Tuan Rumah Kejar Mimpi Leaders Camp

Beasiswa CIMB Niaga diserahkan kepada 10 mahasiswa berprestasiITN Malang dengan total nilai 300 juta. Sedangkan kegiatankejar mimpi kali ini diikuti oleh 400 audience. Terdiri darimahasiswa ITN sebanyak 300 orang dan mahasiswa dariUniversitas Negeri Malang (UM) 100 orang.

“Harapan untuk para dream warriors (sebutan Kejar Mimpi padagenerasi muda. Red) mahasiswa ITN dan mahasiswa dariuniversitas lain khususnya Kota Malang bisa mengajak generasimuda berani untuk bermimpi dan berani mengejar mimpi,” pungkaswanita yang biasa disapa Dean ini. (mer/humas)

Page 8: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

Himpunan Mahasiswa SipilSerahkan Puluhan Paket Kardusuntuk Sulawesi SelatanHimpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HMS) Institut TeknologiNasional (ITN) Malang serahkan puluhan kardus bahan makananuntuk warga korban bencana gempa bumi di Sulawesi Tengah.Terdiri dari 40 karton Aqua botol, minyak goreng 10 karton (24lt), gula pasir 10 karton karton dan 1 sak (50 kg), beras 8sak, teh 1 karton, serta 5 karton shampo dan sabun.

“Total dana yang terkumpul sekitar 6 juta rupiah. Tapi kamiberikan dalam bentuk barang, karena memang kebutuhan pengungsipasca gempa adalah air minum dan sembako,” ujar MochamadAuliya Asrori, ketua HMS saat ditemui di ruang humas padapertengahan bulan Oktober yang lalu.

Menurut mahasiswa asal Malang ini, meskipun masyarakatmemiliki uang tapi barang yang akan dibeli di lokasi gempatidak ada. “Saya berharap semoga bantuan dari teman-temanserta donatur bisa tersalurkan kepada pihak yang benar-benarmembutuhkan,” imbuhnya.

Diinisiasi oleh HMS, penggalangan dana ini diikuti olehmahasiswa sipil angkatan 2017 dan 2018. Penggalangan danatersebut dilakukan di dalam kampus dan luar kampus. PerempatanJalan Dieng dan perempatan Jalan Ijen menjadi lokasi yangstrategis untuk melakukan aksi tersebut.

Lukman Nur Hakim koordinator kegiatan juga menyampaikankeprihatinannya terhadap korban bencana gempa. Menurutnya adabeberapa mahasiswa Teknik Sipil yang berasal dari Palu dansekitarnya. Selain sempat mengakibatkan lumpuhnyaperekonomian, pemerintahan, serta transportasi, bencana alamini juga merenggut banyak korban jiwa. “Kami sangat prihatindengan saudara-saudara kami di Palu. Kami berharap mudah-

Page 9: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

mudahan apa yang kami sumbangkan bisa meringankan beban danbermanfaat bagi saudara-saudara kami di sana (SulawesiTengah),” tuturnya. (me/humas)

Raih Dua Silver MotivasiPaduan Suara Mahasiswa ITNMalang Tingkatkan PerformaPaduan Suara Mahasiswa “Vox Coeleistis Choir” (VCC), InstitutTeknologi Nasional (ITN) Malang bersaing dengan 22 timnasional di ajang Festival Paduan Suara Gita Buana SoedirmanIII (FPS GBS III) 2018, yang diselenggarakan di UniversitasSudirman, Purwokerto, pada 6-9 Oktober 2018 yang lalu. Merekaberhasil meraih dua medali silver dalam dua kategori yangdiikuti.

VCC ITN mengikuti kategori Paduan Suara Dewasa dan Lagu Rakyatdari empat kategori yang dilombakan. ‘My delisht and thydelight’ menjadi lagu pilihan untuk kategori dewasa, sedangkankategori rakyat mereka menyanyikan lagu Bubui Bulan dan laguPasigin dari Pilipina.

Baiq Husnul Khotimah ketua VCC mengatakan, kategori lagudewasa kali ini VCC meraih nilai 7.67 sedangkan lagu rakyatmencapai 79.925. Padahal menurutnya untuk mendapatkan medaliemas perlu nilai minimal 8. “Tim VCC disebut terakhir yangmendapatkan medali silver, setelah itu baru disebut untuk yangmendapatkan medali emas. Benar-benar menegangkan saat-saatitu,” ujarnya saat ditemui humas ITN beberapa waktu yang lalu.

Lebih jauh Baiq biasa disapa mengungkapkan, VCC memangmenargetkan medali emas untuk kompetisi ini, namun selisih

Page 10: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

nilai tipis antara medali silver dan gold menjadi penyemangatbagi tim VCC untuk lebih baik lagi di tahun-tahun selanjutnya.“Nilai dan performa tim lebih baik dari bulan kemarin saatkompetisi di Kota Malang. Selanjutnya kami harus lebih fokuspada proyeksi suara, karena sebelumnya masih terfokus padaorganisai internal,” ungkapnya.

Persiapan 6-7 bulan berlatih untuk menuju kompetisi inibukanlah waktu yang singkat. Menurut mahasiswi asal KalimantanTimur ini inst0ensitas untuk mendatangkan pelatih dari luarperlu ditingkatkan. Upaya ini dilakukan agar anggota timmendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman. “Sebenarnya sudahkami lakukan mendatangkan pelatih dari Surabaya yang terbiasamenjadi juri kompetisi paduan suara. Nanti bisa lebihdiseringkan lagi, karena kemarin hanya tiga kali dibantupelatih dari luar dan perubahannya sangat bagus pada tim.Meski konduktornya berbeda dalam proses berlatihnya, tapiintinya sama, sama-sama memperbaiki kualitas suara,” katamahasiswi Teknik Sipil ini.

Page 11: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

Raih Dua Silver Motivasi Paduan Suara Mahasiswa ITN MalangTingkatkan Performa

Hal ini disetujui oleh Ir. Eding Iskak Imananto, MT., dosenpendamping VCC ITN. Ia berharap tim VCC ITN Malang selalumeningkatkan prestasinya, karenanya itu porsi latihan jugaperlu lebih ditingkatkan lagi. Bahkan tidak hanya saatmenghadapi even lomba saja mendatangkan pelatih tamu. “Sayaberharap dari paduan suara bisa menghasilkan prestasiterbaiknya. Untuk itu tidak hanya latihan rutin saja namunjuga harus punya rasa memiliki kepada VCC, dengan begituanggota akan bekerjasama memajukan paduan suatu ITN. Selamainipun institusi selalu men-support untuk kemajuan UKM,” katadosen asli Lumajang ini. (mer/humas)

Kompetisi Beton Nasional 2018Tingkat Mahasiswa dan LombaMenggambar Teknik 2018Tingkat SMK Sederajat SeluruhIndonesia.Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HMS) ITN Malang mengundangmahasiswa dan pelajar SMK seluruh Indonesia dalam kompetisi“Education of Civil Engineering (ECIVE) 2018″

1.Kompetisi Beton Nasional – “National

Page 12: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

Concrete Competition”Lomba Kuat Tekan Beton 2018 merupakan sebuah kompetisiberskala Nasional yang mampu memberikan pengalaman dan wawasanbaru tentang pembuatan beton bagi mahasiswa Teknik Sipil diIndonesia, terutama dalam pembuatan inovasi beton ringan mututinggi. Lomba Kuat Tekan Beton 2018 sendiri membawa sebuahtema “Inovatif dalam Perencanaan Beton Ringan Mutu Tinggi”.Melalui tema ini, Lomba Kuat Tekan Beton 2018 menantangseluruh mahasiswa Teknik Sipil di Indonesia dalam halpembuatan beton ringan mutu tinggi yang mampu menjadi solusidi dunia konstruksi sekarang ini.

Pendaftaran : 15 September – 03 November 2018Mixing Day : 10 November 2018Testing Day : 08 Desember 2018Announcement Day : 21 Desember 2018

2. Lomba Menggambar Teknis – “TechnicalDrawing Competition”Lomba Gambar Teknik adalah sebuah kompetisi yang diperuntukkanuntuk pelajar SMA/SMK Gambar Bangunan seluruh Indonesia yangbertujuan untuk memberikan gambaran kepada Pelajar tentangbagaimana menjadi konsultan perencana di dunia kerja melaluigambar.Pada Lomba Gambar Teknik di ECIVE 2018 ini mengusungtema “Inovasi Rumah Tinggal 2 Lantai Konsep Green Building”.

Pendaftaran : 15 September – 03 November 2018Technical Meeting : 13 November 2018Drafting Day : 13 November 2018Announcement Day : 21 Desember 2018

Lebih lengkapnya bisa menghubungi media sosial HMS :• IG : @ecivee• Website : ecive2018.wordpress.com

Page 13: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

• E-mail : [email protected]

Nara Hubung :• Dian Roby Sugara : 085204889204 | IG : @diansugara5

• Hardian Yudha Prakosa : 08155515164 | IG : yudhardian10

SIAPKAN TIM ANDA dan BUATLAH SEJARAH ANDA !

Raih IPK Tertinggi padaWisuda ke-60 Inilah SosokMahasiswa Teknik Kimia ITNMalang Asal GowaDinobatkan menjadi wisudawan terbaik Institut TeknologiNasional (ITN) Malang dengan nilai IPK tertinggi tidakdisangka sebelumnya oleh Nur Aulia Hamzah. Apalagi saat BupatiKabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan datang langsungmenghadiri prosesi Wisuda ke-60 Periode II Tahun 2018, dikampus II ITN Malang, pada Sabtu (29/10/18) yang lalu.Pasalnya Aulia biasa disapa merupakan mahasiswa asal Gowa yangkuliah dengan program beasiswa “Investasi Manusia SeperempatAbad” Pemkab. Gowa.

Peraih predikat cum laude, Indeks Prestasi Komulatif (IPK)3.95 ini merupakan anak dari pasangan Hamzah dan Arniati Amir.Meskipun ayahnya bekerja di Departemen Agama Kabupaten Bone,Sulawesi Selatan, namun program beasiswa Pemerintah Gowa tidakmembedakan latar belakang. “Tidak ada syarat khusus latarbelakang pekerjaan keluarga. Asalkan bisa lolos tes sertamemenuhi syarat, maka semua anak Gowa bisa mendapatkan

Page 14: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

beasiswa ini,” terang Aulia saat ditemui pada September 2018lalu.

Mahasiswa berparas cantik ini menceriterakan ketertarikannyapada proses produksi suatu pabrik, sehingga ia memutuskanuntuk memilih kuliah di Teknik Kimia S-1 ITN. Tidak jauh-jauhdari soal pabrik, pada tugas akhirnya pula ia mengangkat judul‘Butadiene dari N-Butane dengan Proses Dehydrogenasi HoudryKapasitas 50.000 Ton/Tahun’. “Saya tertarik melihat prosespabrik dari mentah sampai jadi. Sehingga untuk skripsi, sayajuga mengangkat pembuatan Butadiene dari N-Butane, memakaiHoudry kapasitan 50.000 ton/tahun,” jelasnya.

Aulia menuturkan, industri polimer saat ini sedang berkembang,jadi dalam tugas akhirnya ia merancang membuat pabrikButadiena di kawasan Cilegon, Banten. Dengan pertimbangandekat dengan bahan baku, SDM memadai, serta infrastruktur danpelabuhan yang dekat dengan lokasi pabrik. “Selama ini bahanbaku pembuatan plastik masih minim dan sebagian besar impor.Oleh karena itu saya memilih skripsi dengan tema ini. Kalau

Page 15: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

untuk Cilegon, saya pilih karena untuk mendekati bahan baku,”kata anak semata wayang ini.

Mahasiswa yang dulunya aktif dalam organisasi daerah SumateraSelatan ini ternyata juga aktif menjadi asisten laboratorium.Membagi waktu antara banyaknya tugas dan kesibukannya dilaboratorium tidaklah mudah. Menurutnya kekompakan satuangkatanlah yang membuat mahasiswa Teknik Kimia banyak menuaiprestasi dalam bidang akademik. “Kami seangkatan kompak,saling membantu. Kalau tugas-tugas biasanya saya kerjakan dilab. saat senggang. Karena memang jadwal di lab. padat. Sayaharus membantu mengerjakan banyak riset di situ (lab.),”ujarnya. (me/humas)

Anak Buruh Bangunan jadiWisudawan Terbaik Teknik PWKITN Malang“Bangga dan membanggakan” itulah yang sedang dirasakan olehJamaludin seorang buruh bangunan dari Desa Taeng, KabupatenGowa, Sulawesi Selatan. Bagaimana tidak, Hasan anak sematawayangnya berhasil lulus dengan pedikat cumlaude, dengan nilaiIPK 3,80. Mempunyai anak seorang sarjana S-1 dari ProgramStudi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Institut TeknologiNasional (ITN) Malang tidak pernah terbersit dalam benakJamaludin dan Kasmawati sebelumnya.

Mendampingi puteranya, Jamaludin berharap hasan bisa terusbelajar ke jenjang lebih tinggi bila ada rejeki dankesempatan. Begitu juga Kasmawati, ibunda Hasan sangat terharubisa menyaksikan prosesi wisuda anaknya. “Saya senang danbangga dengan Hasan. Kegigihan dan cita-citanya membawa dia

Page 16: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

diwisuda hari ini. Semoga selalu sukses seterusnya,” ungkapJamaludin saat ditemui usai prosesi Wisuda ke-60 Periode ke IITahun 2018 di kampus II ITN Malang, Sabtu (29/10/18) lalu.

Menjadi salah satu wisudawan terbaik merupakan buah kerjakeras Hasan selama kuliah di ITN Malang. Sebagai anak buruhbangunan dengan keterbatasan dana, Hasan harus pandai-pandaimengelola dana beasiswa “Investasi Manusia Seperempat Abad”dari Pemkab. Gowa. Untunglah teman-teman satu angkatan di PWKserta para dosen turut men-support Hasan. “Kalau mengenai danaberatnya di semester 4, sampai ada pengeluaran-pengeluaranyang membuat minus dan telat bayar kos, karena danaoperasional saya full dari beasiswa,” ungkapnya. Untuk ituputra kelahiran Jingaraka, 13 Agustus 1995 ini menghindaripengeluaran yang tidak perlu seperti tidak merokok dan jarangbepergian.

Hasan mempunyai banyak cerita dibalik kesuksesannya. Gagalmendaftar jalur SMBTN untuk masuk perguruan tinggi negeri,gagal pula mendaftar jalur khusus dan jalur mandiri, alumniSMA Negeri 1 Sungguminasa (Salis) ini akhirnya mendapatinformasi bahwa Pemerintah Gowa membuka beasiswa S-1 di ITNMalang. Program ini pun Hasan nyaris tidak lolos, pasalnya diamerupakan pendaftar terakhir dan telat pula saat mendaftar.“Waktu saya daftar di ITN, saya urutan ke 135, dan pendaftarpaling akhir,” kenangnya.

Ada hal menarik saat Hasan mengikuti seleksi beasiswa masukITN Malang. Bila saat ia mengerjakan psikotes untuk seleksimasuk perguruan tinggi sebelumnya, contoh soal yang diapelajari tidak ada yang keluar, maka pada saat seleksibeasiswa Pemkab. Gowa 100 persen soalnya hampir sama. “Kagetsaya saat soalnya sama, apa mungkin ini yang namanya rejeki.Jadi yakin saya kalau bakalan diterima di ITN Malang,” kisahHasan.

Berbekal pengalamannya yang tidak lolos berkai-kali saatmendaftar kuliah, maka kala ikut tes masuk ITN Malang Hasan

Page 17: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

tidak memberitahukan kepada orang tua. “Saya sengaja tidakmemberitahu orang tua saat mendaftar ke ITN, sebelum benar-benar dinyatakan lolos. Dan saat dinyatakan lolos tentu sajaorang tua sangat gembira,” ujar Hasan.

Melengkapi syarat kelulusan, mahasiswa PWK ini mengangkat‘Konsep Penanganan Sanitasi Pemukiman Kumuh di KecamatanLowokwaru, Kota Malang’ sebagai judul tugas akhirnya.“Salah atau kriteria pemukiman kumuh adalah sanitasi, dengan95 persen masalah sampah, limbah, dan drainase. Saya mengambillokasi di 5 RW di wilayah Dinoyo, Tlogomas dan Jatimulyo.Lokasi ini bermasalah dalam sanitasi namun sudah dalampenanganan pemerintah Kota Malang. Nah, penelitian sayabertujuan untuk mengetahui konsep penanganan sanitasi dilokasi tersebut,” bebernya.

Page 18: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

Dari hasil penelitiannya, konsep percontohan bisa dilihat diRW 3 Kelurahan Dinoyo dan RW 07 Kelurahan Tlogomas yang beradapada level baik. Salah satunya yang bisa menjadi percontohanadalah MCK Terpadu di Tirtarona, Kelurahan Tlogomas. “Proyekini diprakarsai oleh Bapak Agus Gunarto, dosen PWK ITNMalang,” pungkasnya.

Konsep-konsep tersebut nantinya bisa diadopsi untuk penataanKabupaten Gowa yang disesuaikan dengan karakter lingkungan danmasyarakat setempat. (mer/humas)

Page 19: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

Guru SMAN Nglames MadiunBerharap Siswanya Kuliah diITN MalangSekitar 200 siswa dan siswi SMA Negeri 1 Nglames Madiunberkunjung ke Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang kampusI, Kamis (10/10/18). Siswa kelas 12 ini ingin mengenal lebihjauh tentang Program Studi Teknik Sipil dan Teknik Kimia sertamelihat situasi kampus yang berada di Jln. Bendungan Sigura-gura ini. “Kami ajak para siswa ke ITN Malang agar merekamendapat informasi mengenai studi lanjut ke perguruan tinggi.Selain itu juga agar anak-anak melihat lebih dekat bagaimanaatmosfir dan perkuliahan di kampus swasta,” terang Dwi ZainiImron, SP., ketua rombongan SMA Negeri 1 Nglames.

Sebagai perguruan tinggi swasta institut di Malang, ITN Malangmenjadi salah satu jujugan SMA Negeri 1 Nglames selainbeberapa universitas negeri. Menurut Dwi biasa disapa, sekolahmemang sengaja berkunjung ke ITN, karena ITN selama ini sudahbanyak menghasilkan lulusan-lulusan yang sukses di bidangnya.Bahkan untuk memberi motivasi kepada siswa-siswanya, Dwi jugamempertemukan rombongan dengan alumni SMA Negeri 1 Nglamesyang sedang menempuh kuliah di ITN Malang.

“Ini tadi kami juga bertemu dengan alumni SMAN Nglames yangkuliah di Teknik Kimia ITN Malang. Saya berharap kalian(siswa-siswi) tahun depan ada yang kuliah yang kuliah di ITNMalang seperti kakak-kakak kalian,” ujar Dwi yang sekaligusseorang guru ini.

Harapan Dwi disambut baik oleh Ir. Bambang Wedyantaji, MT.,Ketua Lembaga Penerimaan Mahasiswa Baru (LPMB) ITN Malang.

Page 20: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

Menurut Bambang, kuliah di teknik tidak harus punya latarbelakang pendidikan IPA, namun siswa IPS juga terbuka untukbisa kuliah di teknik.

“Dari IPS masuk ke teknik juga tidak apa-apa. Jangankanteknik, anak IPS masuk ke kedokteran pun juga tidak apa-apa.Sekarang ini peraturannya sudah berubah, boleh lintas jurusandan itu tidak menjadi masalah. Buktinya saya pernah membimbingmahasiswa dari IPS, nyatanya mereka juga bisa dan mampu, makajangan minder,” himbau dosen Teknik Sipil ini. (me/humas)

Gempa Guncang SulawesiTengah, Ikatan Alumni TeknikLingkungan Tanggap BencanaGempa yang mengguncang Palu, Donggala, Sigi, di SulawesiTengah dan sekitarnya 28 September 2018 lalu mengundangkeprihatinan Ikatan Alumni Teknik Lingkungan (IKATL) InstitutTeknologi Nasional (ITN) Malang. Meskipun anggota IKATLmenyebar di berbagai penjuru tanah air, namun tidakmenyurutkan mereka untuk menggalang donasi bagi korban pascagempa.

Tidak kurang dari 36 kardus terdiri dari berbagai bahanmakanan, perlengkapan kamar mandi, kebutuhan bayi sertakebutuhan wanita diserahkan kepada Humas ITN Malang, Rabu(10/10/18). Untuk kemudian diteruskan kepada korban bencanalewat Aksi Cepat Tanggap (ACT) Malang.

“Keluarga besar Teknik Lingkungan juga ada yang berdomisili diPalu. Secara emosional kami terpanggil untuk membantu, tapimeski tidak ada alumni di sana (Palu) kami pun tetap akan

Page 21: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

membantu,” tutur Sudiro, ST.,MT., koordinator penggalangandana.

Dana yang terkumpul dari alumni kemudian dibelanjakan barang-barang kebutuhan yang disesuaikan dengan list kebutuhan parakorban. “List kebutuhan sebelumnya sudah saya tanyakan kepadateman-teman di Palu, dan mereka merekomendasikan kebutuhanbarang-barang seperti makanan, minuman serta kebutuhan bayidan wanita. Karena ibarat mereka punya uang tapi tidak adayang bisa dibeli,” lanjut dosen Teknik Lingkungan ini.

Gempa Guncang Sulawesi Tengah, Ikatan Alumni Teknik LingkunganTanggap Bencana

Awalnya setelah mendengar bencana gempa, Sudiro menuturkan

Page 22: ‘Mini Bike’ Buatan Mahasiswa ITN Malang untuk Petani Madu

berusaha menghubungi Guntur Irawan, salah satu alumni yangbekerja di Dinas Pekerjaan Umum di Provinsi Sulteng. Setelahbeberapa hari akhirnya mereka baru bisa berkomunikasi lewatSMS.

“Menurut alumni kami, Kota Palu seperti kota mati saat itu.Sedangkan Jembatan Kuning ikon Kota Palu putus dan rusakparah,” pungkasnya. Meskipun bantuan IKATL mungkin tidaksampai pada saudara sesama alumni, namun Sudiro berharapbantuan tersebut bisa meringankan penderitaan masyarakat yangterkena bencana. (mer/humas)