minat anak terhadap proses belajar mengajar … file · web viewview clicks. posted june 21st, 2008...

47
MINAT ANAK TERHADAP PROSES BELAJAR MENGAJAR BIDANG STUDY PPKn DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR o View o clicks Posted June 21st, 2008 by arfanfuad Pendidikan Kewarganegaraan abstraks: ABSTRAKSI ARFAN FUAD, Minat Anak Terhadapt Proses belajar Mengajar Bidang Study PPKn dan hubungannya dengan prestasi belajar. Pada era sekarang kemerosotan moral dan akhlak telah merebak sampai ke tingkat desa. Ini disebabkan dari kurangnya minat siswa dalam memahami dan menghayati arti dari Pendidikan Moral Pancasila dan kewarganegaraan. Tugas ini adalah tugas kita semua sebagai pendidik dan juga tugas negara secara umum sebagai penentu kebijakan dalam proses pendidikan di Indonesia. Agar proses pendidikan dapat berhasil, salah satu diantaranya adalah pendidik harus mengetahui minat anak didiknya, karena minat dapat mempengaruhi terhadap keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya penelitian dalam masalah tersebut. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana minat anak terhadap proses belajar mengajar bidang studi PPKn? Bagaimana prestasi belajar anak dalam bidang studi PPKn? Bagaimana hubungan antara minat anak terhadap proses belajar- mengajar bidang studi PPKn dengan prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut? Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui minat anak terhadap proses belajar mengajar bidang studi PPKn, Untuk mengetahui prestasi belajar anak dalam bidang studi PPKn, dan Untuk mengetahui hubungan minat anak terhadap proses belajar mengajar bidang studi PPKn dengan prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut. Peneltiain ini bertolak dari pemikiran bahwa seorang pendidik harus dapat menempatkan seseorang/anak didiknya sesuai dengan tempatnya. Seorang pendidik harus dapat menempatkan seseorang/anak didiknya sesuai dengan akalnya/perkembangannya. Jika tidak demikian sama saja dengan menempa besi yang dingin yang berarti bahwa hasil usahanya tidak akan berhasil. Hipotesis yag diajukan dalam penelitian ini yaitu semakin besar minat anak terhadap proses belajar-mengajar bidang studi PPKn, semakin besar pula prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut. Semakin kecil minat anak terhadap proses belajar- mengajar bidang studi PPKn, semakin kecil pula prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tehnik angket, dokumentasi, dan wawancara. Angket untuk mengetahui minatnya, sedangkan dokumentasi untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Kemudian dihubungkan antara kedua variabel tersebut dengan menggunakan rumus koefisien korelasi dengan rumus angka kasar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan dewasa ini dalam proses belajar mengajar di kelas, aspek minat sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Untuk itu penulis sengaja mengajukan judul skripsi ini dengan harapan agar setidaknya siapapun yang membaca dapat tergerak dan mau memperjuangkan aspek yang satu ini untuk menjadi unggulan dalam

Upload: danganh

Post on 07-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MINAT ANAK TERHADAP PROSES BELAJAR MENGAJAR BIDANG STUDY PPKn DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR

o View  

o clicks

Posted June 21st, 2008 by arfanfuad

Pendidikan Kewarganegaraan abstraks: 

ABSTRAKSI

ARFAN FUAD, Minat Anak Terhadapt Proses belajar Mengajar Bidang Study PPKn dan hubungannya dengan prestasi belajar.Pada era sekarang kemerosotan moral dan akhlak telah merebak sampai ke tingkat desa. Ini disebabkan dari kurangnya minat siswa dalam memahami dan menghayati arti dari Pendidikan Moral Pancasila dan kewarganegaraan. Tugas ini adalah tugas kita semua sebagai pendidik dan juga tugas negara secara umum sebagai penentu kebijakan dalam proses pendidikan di Indonesia. Agar proses pendidikan dapat berhasil, salah satu diantaranya adalah pendidik harus mengetahui minat anak didiknya, karena minat dapat mempengaruhi terhadap keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya penelitian dalam masalah tersebut.Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana minat anak terhadap proses belajar mengajar bidang studi PPKn? Bagaimana prestasi belajar anak dalam bidang studi PPKn? Bagaimana hubungan antara minat anak terhadap proses belajar-mengajar bidang studi PPKn dengan prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut?Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui minat anak terhadap proses belajar mengajar bidang studi PPKn, Untuk mengetahui prestasi belajar anak dalam bidang studi PPKn, dan Untuk mengetahui hubungan minat anak terhadap proses belajar mengajar bidang studi PPKn dengan prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut.Peneltiain ini bertolak dari pemikiran bahwa seorang pendidik harus dapat menempatkan seseorang/anak didiknya sesuai dengan tempatnya. Seorang pendidik harus dapat menempatkan seseorang/anak didiknya sesuai dengan akalnya/perkembangannya. Jika tidak demikian sama saja dengan menempa besi yang dingin yang berarti bahwa hasil usahanya tidak akan berhasil.Hipotesis yag diajukan dalam penelitian ini yaitu semakin besar minat anak terhadap proses belajar-mengajar bidang studi PPKn, semakin besar pula prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut. Semakin kecil minat anak terhadap proses belajar-mengajar bidang studi PPKn, semakin kecil pula prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut.Penelitian ini dilakukan dengan tehnik angket, dokumentasi, dan wawancara. Angket untuk mengetahui minatnya, sedangkan dokumentasi untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Kemudian dihubungkan antara kedua variabel tersebut dengan menggunakan rumus koefisien korelasi dengan rumus angka kasar.

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahMelihat perkembangan dewasa ini dalam proses belajar mengajar di kelas, aspek minat sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Untuk itu penulis sengaja mengajukan judul skripsi ini dengan harapan agar setidaknya siapapun yang membaca dapat tergerak dan mau memperjuangkan aspek yang satu ini untuk menjadi unggulan dalam penanganan yang profesional khususnya masing-masing individu, umumnya seluruh pihak terkait mulai Kepala Sekolah, Dinas Pendidikan, Pemerintah maupun masyarakat, untuk terus menjaga agar tetap fokus terhadap minat belajar siswa, sehubungan nampaknya minat belajar siswa akhir-akhir ini menurun.Untuk hal di atas penulis melihat ada tiga aspek terpenting yang perlu segera ditangani di samping aspek-aspek lain, ketiga aspek tersebut adalah aspek psikologis, tehnik, dan manajerial. Ketiga

aspek diatas sangat mempengaruhi minat siswa dalam proses pembelajaran serta kehidupan sosial edukasinya. Ketiga aspek tersebut menjadi tanggung jawab guru bidang study untuk memenuhinya. Hal ini berarti merupakan refleksi internal untuk mengintrospeksi diri maupun mengkonsolidasinya.Manusia adalah merupakan makhluk yang termulia di muka bumi ini (Al-Qur’an). Oleh karenanya manusia mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap penciptanya secara vertikal dan juga bertanggung jawab terhadap lingkungan dan alam sekitarnya secara horizontal. Secara vertikal tanggung jawab tersebut dapat diwujudkan dengan mematuhi segala yang diperintahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan meninggalkan semua laranganNya. Adapun secara horizontal manusia memiliki tanggung jawab memelihara alam lingkungan sekitar.Disisi lain bahwa hakikat manusia adalah makhluk pribadi, makhluk sosial dan mahkluk ciptaan Tuhan. Sebagai mahkluk sosial manusia hidup bersama-sama dengan manusia lain yang saling membutuhkan. Oleh karena itu manusia harus saling bekerja sama dengan berbagai kehidupan baik antar pribadi maupun antar kelompok dalam masyarakat. Kerjasama merupakan langkah yang baik dalam kehidupan berbangsa bernegara dan bermasyarakat untuk mewujudkan suatu harapan menuju masyarakat madani.Begitu juga para ahli pendidikan mengemukakan bahwa pendidikan wajib dilaksanakan oleh kita. Demikian pula menurut Pupuh Faturrahman (1986:3): “Dimana ada manusia, disana ada pendidikan”. Bahkan ada yang berpendapat : “Pendidikan itu adalah proses dari kehidupan itu sendiri” (Ahmad Tafsir, 1986:1). Dengan demikian, jelaslah bahwa pendidikan itu tidak akan lepas dari tanggung jawab kita dalam kehidupan sehari-hari.Dalam melaksanakan pendidikan itu, seorang pendidik harus mengetahui teori-teorinya dengan sebaik mungkin. Hal ini agar usaha pendidikan dapat mencapai keberhasilan optimal, maka seorang pendidik hendaknya mengetahui tentang cara-cara atau metode mendidik dengan sebaik-baiknya.Ag. Soejono (1980:62) mengemukakan, agar pendidikan dapat berhasil, tugas seorang guru antara lain ialah :a. Ia wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak didik, baik pembawaan jasmani maupun pembawaan rohani dengan berbagai jalan : observasi, wawancara, pergaulan, angket, penyelidikan dan sebagainya.b. Ia wajib berusaha menolong anak didik dalam perkembangannya, agar pembawaan buruk tidak berkembang dan pembawaan baik berkembang subur, mendekati puncak kemungkinannya, dengan menyiapkan lingkungan yang diperlukan. Lingkungan itu berisi segala kebutuhan guna berkembangnya jasmani dan rohani anak didik dengan baik.c. Ia wajib tiap waktu mengadakan evaluasi untuk mengetahui, apakah perkembangan anak didik dalam usaha mencapai tujuan sudah cukup baik.Begitu juga menurut Ngalim Purwanto (1985:9): “Kita perlu mengetahui perkembangan dan watak serta sifat-sifata anak didik kita, untuk dapat melayani mereka, memberikan pelajaran dan mendidik mereka sesuai dengan perkembangan dan sifat-sifat serta bakat mereka masing-masing.” Lebih dari itu, Henry Ford (Bambang Marhiyanto, 1987:121) mengemukakan: “Rahasia kemenangan dalam perjuangan hidup yang disebut sukses, terletak dalam kemampuan orang untuk memahami pendirian orang lain dan menimbang soal-soalnya dengan timbangan dia dan timbangan kita sendiri.”Dengan demikian, jika dalam mendidik anak ingin berhasil dengan baik, maka seorang pendidik harus memahami perkembangan dan watak serta keadaan fisik dan psikologis anak didiknya. Selanjutnya, seorang pendidik harus mengarahkan perkembangan, watak, keadaan fisik, dan psikologis anak didik ke arah yang baik.Di antara aspek psikologis anak didik yang dapat mempengaruhi terhadap keberhasilan pendidikan adalah tentang “minat”. Ahmad Tafsir (1984:48) mengemukakan: “Bila murid telah berminat terhadap kegiatan belajar-mangajar, maka hampir dapat dipastikan proses belajar-mengajar itu akan berhasil.” Begitu juga merurut Usman Effendi dan Juhaya S. Praja (1984:72): “Suatu kegiatan akan berjalan dengan lancar apabila ada minat, atau motif itu akan bangkit bila ada minat yang besar”. Sehubungan dengan itu, seorang pendidik hendaknya mendorong/membangkitkan minat anak didiknya dalam setiap kegiatan belajar mengajar, agar memperoleh hasil yang memuaskan.Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, minat anak didik harus mendapat perhatian penting, terutama sekali dalam proses belajar mengajar bidang studi PPKn, sebab Pendidikan Kewarganegaraan adalah merupakan pokok utama dalam membentuk karakter peserta didik ke arah kehidupan kita.Bidang studi PPKn diajarkan di berbagai lembaga pendidikan. Di antaranya yaitu di MTs. Negeri Pasir Sukarayat Rangkasbitung. Di sekolah ini siswa selain mendapatkan pelajaran PPKn juga memperoleh

pelajaran Aqidah-Akhlak yang sangat membantu keberhasilan pembelajaran PPKn karena keduanya berbasis pembinaan karakter siswa. sejalan dengan hal tersebut, semua guru MTs. Negeri Pasir Sukarayat Rangkasbitung sangat memperhatikan keberhasilan pembelajaran bidang studi PPKn pada sekolah tersebut.Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis meneliti minat anak didik terhadap proses belajar-mengajar bidang studi PPKn dan hubungannya dengan prestasi belajarnya, dengan judul : “MINAT ANAK TERHADAP PROSES BELAJAR MENGAJAR BIDANG STUDI PPKn DAN HUBUNAGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR” (Penelitian di MTs. Negeri Pasir Sukarayat Rangkasbitung Kab. Lebak).

B. Perumusan MasalahAdapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :a. Bagaimana minat anak terhadap proses belajar mengajar bidang studi PPKn?b. Bagaimana prestasi belajar anak dalam bidang studi PPKn?c. Bagaimana hubungan antara minat anak terhadap proses belajar-mengajar bidang studi PPKn dengan prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut?C. Tujuan PenelitianTujuan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :a. Untuk mengetahui minat anak terhadap proses belajar mengajar bidang studi PPKn;b. Untuk mengetahui prestasi belajar anak dalam bidang studi PPKn;c. Untuk mengetahui hubungan minat anak terhadap proses belajar mengajar bidang studi PPKn dengan prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut.

D. Kerangka PemikiranAndi Mappiare (1982:62) mengemukakan : “Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka rasa takut, atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.” Dengan demikian, jika seorang pendidik tidak menghiraukan minat anak didiknya, besar kemungkinan proses pendidikan itu tidak akan berjalan dengan lancar, sebab tidak sesuai dengan harapan, pendirian, perasaan, atau kecenderungan-kecenderungan anak didik.Demikian juga dalam proses belajar mengajar bidang studi PPKn, jika guru bidang studi tersebut tidak menghiraukan minat anak didiknya terhadap proses belajar-mengajar bidang studi itu, besar kemungkinan proses belajar-mengajarnya tidak akan berjalan dengan lancar. Horace Man (Kartono, 1973:83:83) mengemukakan: “Seorang guru yang mencoba mengajar tanpa menimbulkan dan menghidupkan keinginan dan semangat belajar pada muridnya sama saja dengan orang yang menempa besi yang dingin.Sehubungan dengan itu, dengan membahas minat anak terhadap proses belajar-mengajar suatu bidang studi, hendaknya dapat menempatkan anak sesuai dengan tempatnya, sehingga tujuan dari kegiatan itu dapat tercapai.Selanjutnya, dalam membahas minat anak didik terhadap proses belajar-mengajar bidang studi PPKn dan hubungannya dengan prestasi belajar, terdapat dua variabel yang saling berhubungan. Variabel pertama (variabel X) yaitu minat anak terhadap proses belajar mengajar bidang studi PPKn. Pada pembahasan variabel pertama ini penulis meneliti minat anak terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan proses belajar-mengajar bidang studi PPKn, yaitu minat anak terhadap: kriteria pendidik, alat-alat (metode) pendidikan, lingkungan pendidikan, dan tujuan pendidikan.Variabel kedua (variabel Y) yaitu prestasi belajar anak dalam bidang studi PPKn. Selanjutnya, menghubungkan antara variabel pertama dengan variabel kedua, yaitu untuk mengetahui korelasi antara minat anak terhadap proses belajar-mengajar bidang studi PPKn dengan prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut.Cara/teknik pengolahan datanya dapat dilihat dalam langkah-langkah penelitian. Secara skematisnya kerangka pemikiran tersebut ialah sebagai berikut:

E. HipotesisHipotesisnya adalah sebagai berikut : Semakin besar minat anak terhadap proses belajar-mengajar bidang studi PPKn, semakin besar pula prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut. Semakin kecil minat anak terhadap proses belajar-mengajar bidang studi PPKn, semakin kecil pula prestasi belajarnya dalam bidang studi tersebut.

F. Metode dan Tehnik Penelitiana. Penentuan MetodeDalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu: “Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa” (Winarno Surachmad, 1985:140)Alasan penulis dengan menggunakan metode ini adalah bahwa masalah yang dibahas dalam penelitian ini sedang menggejala dalam proses belajar-mengajar, dan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam usaha meningkatkan keberhasilan belajar-mengajar di masa yang akan datang.b. Penentuan LokasiLokasi penelitian ini yaitu di MTs. Negeri Pasir Sukarayat Rangkasbitung.c. Populasi dan SampelPopulasi yaitu: “Jumlah data yang tidak terbatas.” (R.G.A. Wahyudin dan Ahmad Supardi, 1982:27).Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas II Madrasah Tsanawiyah Negeri Pasir Sukarayat Rangkasbitung, yaitu sebanyak 200 orang.Adapun yang dimaksud dengan sample ialah:”kelompok contoh atau misal”(R.G.A. Wahyudin dan Ahmad Supardi, 1982:27).Untuk penentuan sampelnya penulis menggunakan pendapat Winarno Surachmad (1985:100) yaitu: “Untuk pedoman umum saja dapat dikatakan bahwa bila populasi cukup homogen terhadap populasi di bawah 100 dapat dipergunakan sampel sebesar 50%, dan diatas seribu sebesar 15%.” Sehubungan dengan itu, maka sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 orang siswa-siswi MTs. Negeri Pasir Sukarayat Rangkasbitung (20% dari 200 orang, karena populasinya cukup homogen).d. Teknik Pengumpulan DataUntuk mendapatkan data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:• Studi dokumentasi.Studi dokumentasi ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai nilai prestasi belajar anak dalam bidang PPKn dan jumlah siswa-siswi MTs. Negeri Pasir Sukarayat Rangkasbitung.• Angket.Angket ini ditujukan kepada anak didik, untuk mengetahui minat mereka terhadap proses belajar-mengajar bidang studi PPKn di MTs. Negeri Pasir Sukarayat Rangkasbitung.• Wawancara.Wawancara merupakan salah satu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data. (Muhammad Ali, 1987:83). Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah dan guru PPKn serta sejumlah siswa / responden MTsN Pasirsukarayat Rangkasbitung. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana guru melaksanakan kegiatan belajar mnegajar pada mata pelajaran PPKn. Disamping itu pula wawancara dengan kepala sekolah terutama dimaksudkan untuk mengetahui kondisi situasi MTsN Pasirsukarayat Rangkasbitung secara umum.e. Teknik Pengolahan DataSetelah data mengenai variabel X dan variabel Y terkumpul, langkah selanjutnya adalah menguji normalitas distribusi frekuensi kedua variabel X dan variabel Y, kemudian menghubungkan antara variabel X dan variabel Y.Pengujian normalitas distribusi frekuensi, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:• Mencari Mean (Nilai Rata-rata Hitung), dengan rumus:1) Bagi data tunggal yang sebagian atau seluruh skornya berfrekuensi lebih dari satu, yaitu:Mx =Dimana : Mx = Mean yang kita cari?fX = Jumlah dari hasil perkalian antara masing-masing skor dengan frekuensinya.N = Number of Cases (Anas Sudijono, 1989:78).2) Bagi data kelompokan, yaitu:Mx =Dimana : Mx = Mean yang kita cari?fX = Jumlah dari hasil perkalian antara midpoint dari masing-masing interval, dengan frekuensinya.N = Number of Cases (Anas Sudijono, 1989:80).• Mencari Deviasi Standarnya, dengan rumus:1) Bagi data tunggal yang sebagian atau seluruh skornya berfrekuensi lebaih dari satu, yaitu:

SD =Dimana : SD = Deviasi standar?fX2 = Jumlah hasil perkalian antara frekuensi masing-masing skor yang telah dikuadratkan.N = Number of Cases (Anas Sudijono, 1989:146).2) Bagi data kelompokan, yaitu:SD =Dimana : SD = Deviasi standar?fX’2 = Jumlah hasil perkalian antara frekuensi masing-masing interval dengan x’2.?fX’ = Jumlah hasil perkalian antara frekuansi masing-masing interval dengan x’.N = Number of Cases (Anas Sudijono, 1989:149).• Menguji Normalitas distribusi, dengan rumus:X2 =Dimana : X2 = Chi kuadratOi = Frekuensi ObservasiEi = Frekuensi ekspektasi/diharapkan (Edi Nergana, 1985:9; Sudjana,1989:273).Proses pengujiannya dilakukan degnan membandingkan harga X2 hitung dengan X2 tabel. Jika X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel, maka populasi berdistribusi normal, dan jika X2 hitung sama atau lebih besar dari X2 tabel, maka populasi tidak berdistribusi normal (Endi Nurgana, 1985:10).Kemudian menghubungkan antara variabel X dengan variabel Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut:rxy =Dimana : rxy = Koefisien korelasi variabel X dan Y.N = Jumlah subyek yang diteliti (Sutrisno Hadi, 1986:294).Untuk mengadakan penafsirannya penulis menggunakan kriteria penafsiran yang dikemukakan oleh Winarno Surachmad (1985:302) yaitu sebagai berikut :Sampai - 0.20 = korelasi yang rendah sekali0,20 - 0,40 = korelasi yang rendah tetapi ada0,40 - 0,70 = korelasi yang sedang0,70 - 0,90 = korelasi yang tinggi0,90 - 1,00 = korelasi yang tinggi sekaliUntuk mengetes nilai r yang diperoleh itu signifikan atau tidak signifikan, penulis akan menggunakan taraf signifikan 5%. Ketentuannya menurut Sutrisno Hadi (1986:302) adalah sebagai berikut :Bila nilai r yang kita peroleh sama dengan atau lebih besar daripada nilai r dalam tabel r itu, maka nilai r yang kita peroleh itu signifikan. Dengan nilai r yang signifikan kita akan menolak hipotesa yang mengatakan bahwa korelasi antara X dan Y dalam populasi adalah nol, atas dasar taraf signifikansi yang kita gunakan (yaitu 5% atau 1%).Sedangkan untuk mengetahui ada atau tidak adanya korelasi antara dua variabel tersebut, penulis menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Courts (A. Hasan Gaos, 1983:116) bahwa suatu angka korelasi yang dicapai harus dibandingkan dengan derajat tidak adanya korelasi. Derajat tidak adanya korelasi tersebut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Dimana k = Singkatan dari lack of correlation, yang berarti tidak ada korelasi.1 = angka konstantar = koefisien korelasi yang dicapaiSelanjutnya, untuk memudahkan dalam menafsirkan tinggi rendahnya korelasi antara dua variabel di atas, akan penulis nyatakan dalam bentuk prosentase. Dalam menghitung prosentase ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana E = Indeks of Forecasting Efficiency atau indeks efisiensi ramalan.1 = angka konstantak = Derajat tidak adanya korelasi (A. Hasan Gaos, 1983 : 118)

click link  

3266 clicks

Kajian Tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung Dihubungkan Dengan UU No.32 Tahun 2004 Tentang P

o View  

o clicks

Posted April 25th, 2008 by guruh_yoga

Pendidikan Kewarganegaraan abstraks: 

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Otonomi daerah membawa dampak yang sangat luas terhadap berkembangnya Demokrasi di Indonesia serta membawa harapan besar untuk kesejahteraan rakyat dan kemakmuran daerah dengan pemilihan kepala daerah secara langsung. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari berlakunya Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagai penyempurnaan dari Undang-undang Nomor 5 Tahun 1947 dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, di mana rakyat bisa menentukan pilihannya sendiri dibandingkan dengan pemilihan kepala daerah sebelumnya yang dipilih melalui perwakilan. Selain membawa perubahan pandangan masyarakat terhadap pemerintahan, karena calon yang akan memimpin dipilih langsung oleh rakyat, hal ini pun membuktikan adanya sikap demokratis dan ketransparanan bagi rakyat yang akan memilih seorang pemimpin secara terbuka khususnya pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) Tahun 2006.Permasalahan pokok pada penelitian ini ialah bagaimana peranan masyarakat dalam PILKADA langsung serta hambatan-hambatan apa saja yang dialami pemerintah dalam PILKADA 2006. Adapun metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif melalui wawancara, observasi, penyebaran angket serta studi literatur, penggunaan metode ini diharapkan mampu memperoleh hasil penelitian yang sistematis, faktual dan akurat.Temuan hasil penelitian ini ternyata peran masyarakat pada PILKADA 2006, semuanya terlibat dari mulai persiapan kampanye, saat pecoblosan sampai perhitungan suara masyarakat Desa Sirnagalih sangat antusias dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut, karena bagi mereka ini adalah awal diadakannya PILKADA. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan keikutsertaan mereka sebesar 76% pada saat pencoblosan.

KAJIAN TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH LANGSUNG DIHUBUNGKAN DENGANUNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAHS K R I P S IDiajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Jurusan Pendidikan Kewarganegaran

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Otonomi daerah membawa dampak yang sangat luas terhadap berkembangnya Demokrasi di Indonesia serta membawa harapan besar untuk kesejahtraan rakyat dan kemakmuran daerah dengan pemilihan kepala daerah secara langsung. Rakyat bisa menentukan pilhannya sendiri dibandingkan dengan pemilihan kepala daerah sebelumnya yang dipilih oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat.Hal ini membawa perubahan pandangan masyarakat terhadap pemerintahan, karena calon yang akan memimpin dipilih langsung oleh rakyat. Hal ini membuktikan adanya sikap demokratis dan ketransparanan bagi rakyat yang akan memilih seorang pemimpin secara terbuka tidak memilih bagaikan kucing dalam karung..Bagaimanapun ini merupakan konsekuensi logis dari berlakunya Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagai

penyempurnaan dari Undang-undang Nomor 5 Tahun 1947 dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999.Dengan adanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 rakyat berharap dapat mengetahui dan memahami isi yang terkandung dalam undang-undang, sehingga lebih dapat meningkatkan pengetahuan serta wawasan politik atau pendidikan politik yang lebih dewasa terutama lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintah daerah.Dalam masyarakat modern sekarang partisipasi penuh dan bertanggung jawab terhadap penentuan para calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang secara formal diwakilkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, menjaring para calon kepala daerah yang mempunyai tugas dan wewenang1. Memilih Gubernur /wakil gubernur, bupati/wakil bupati, walikota/wakil walikota.2. Mengusulkan pengangkatan atau pemberhentian gubernur /wakil gubernur, bupati/wakil bupati, walikota/wakil walikota.3. Berasama-sama gubernur, bupati, atau walikota menetapkan APBD dan membentuk Peraturan Daerah.4. Mengawasi pelaksanaan peraturan daerah, keputusan gubernur /bupati/walikota, APBD, kebijaksanaan pemerintah daerah, kerjasama internasional, dan berbagai peraturan perundang-undangan pada umumnya.5. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah pusat atas suatu perjanjian internasional yang menyangkut kepentingan daerah.6. Menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat. Khusus untuk DPRD Propinsi, termasuk wewenang memilih anggota MPR Utusan Daerah (Bagir Manan, 2001 : 113)Sehubungan dengan kondisi rakyat berada di dalam kondisi serba keterbelakangan dan ketidaktahuan politik,kemudian untuk merangsang partisipasi politik mereka secara aktif, perlu adanya pendidikan politik di alam demokrasi yang terbuka dengan adanya otonomi dan pemilihan kepala daerah secara langsung dewasa ini.Hal ini sesuai dengan isi yang tersirat dalam sila keempat Pancasila kita. Sebab tujuan pendidikan politik yang di kemukakan oleh Kartini Kartono {1996 : Viii}• Membuat rakyat menjadi melek politik / sadar politik• Dan lebih kreatif dalam partisipasi sosial politik di era pembangunan• Sekaligus juga menghumanisasikan masyarakat, agar menjadi “leefbaar”, yaitu lebih nyaman dan sejahtera untuk dihuni oleh semua warga masyarakat Indonesia.

Membuat rakyat menjadi melek politik dalam pemilihan Kepala Daerah secara langsung dan membangun tingkat kesadaran dalam berpolitik, serta masyarakat lebih kreatif dalam memilih calon Kepala Daerah yang mempunyai pemikiran yang ingin membangun daerahnya untuk maju dan sejahtera serta pelayanan publik yang lebih baik.Sebagaimana kita ketahui bahwa, setiap pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah penyelenggaranya dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah sebagaimana tercantum di dalam Undang – Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah BAB IV bagian kedelapan pasal 57 (1,2) (2004:52) yang berbunyi :“Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah yang bertanggung jawab Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah .dan dalam melaksanakan. Tugasnnya,Komisi Pemilihan Umum Daerah, menyampaikan laporan penyelenggaraan pemilihan.Kepala daerah dan wakil kepala daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah”

Dari penjelasan di atas dapatlah saya simpulkan bahwa pemilihan kepala daerah dilaksanakan secara demokratis tetapi masih kentalnya keterlibatan partai dalam menentukan dan mengendalikan pemilihan kepala daerah, secara pemilihan demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil bahwa pemilihan kepala daerah benar-benar bersifat murni dan konsekuen dimana setiap pasangan calon tersebut diajukan oleh partai politik. Harapan positif dari partai politik adalah optimalisasi fungsi dan peran partai politik itu sendiri dalam membawa masyarakat menuju kearah yang lebih baik dan sejahtera serta demokratis.Fungsi hak dan kewajiban Partai Politik sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang Partai Politik Nomor 31 Tahun 2002 dan undang-undang pemilihan Umum Nomor 12 Tahun 2003 yang tercantum dalam BAB V pasal 7 yang berbunyi:Partai politik berfungsi sebagai sarana:a. pendidikan politik bagi anggotanya dan masyarakat luas agar menjadi warga Negara Republik

Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat ,berbangsa ,dan bernegara :b. penciptaan iklim yang kondusif serta sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa untuk mensejahtrakan masyarakat;c. penyerap ,penghimpun,dan penyalur aspirasi politik masyarakat secara konstitusional dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan Negara;d. partisipasi politik warga Negara;dane. rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.

Dengan demikian bahwa partai politik memegang peranan strategis dan penting demi terlaksananya Pemilihan Kepala Daerah. Pentingnya peran partai politik dalam kedudukan politik. Untuk mendapat piramida kekuasaan dalam suatu pemerintahan yang akan mewarnai kebijakan-kebijakan politik dari partai yang bersangkutan.Pemilihan kepala daerah secara langsung dipilih oleh masyarakat memberikan corak atau warna tersendiri terhadap pemerintahan yang akan terbentuk, apalagi diberlakukannya undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 ,dimana dijelaskan bahwa masyarakat mempunyai kewenangan untuk memilih Gubernur/wakil Gubernur,Bupati/Wakil Bupati atau Walikota /wakil walikota..Pemilihan Kepala Daerah merupakan pranata terpenting dalam tiap Negara demokrasi , terlebih lagi bagi Negara yang berbentuk republik seperti Indonesia, Pemilihan Kepala Daerah juga merupakan salah satu sarana pendidikan politik bagi masyarakat yang bersifat langsung dan terbuka. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai demokrasi.Berdasarkan Uraian tersebut maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang akan dituangkan dalam sebuah karya ilmiah dengan mengetengahkan judul ‘’Kajian Tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung Dihubungkan Dengan UU No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah ‘’Pembahasan masalah ini merupakan tinjauan deskriptif analisis tentang peran serta masyarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah.B. Rumusan dan Pembatasan MasalahA. Rumusan MasalahPada hakekatnya masalah dalam suatu penelitian merupakan segala bentuk pernyataan yang perlu dicari jawabannya, atau segala bentuk kesulitan yang datang tentunya harus ada kegiatan yang memecahkannya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.Adapun rumusan permasalahan yang penulis ajukan adalah:Bagaimana Partisipasi masyarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah dihubungkan dengan Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 ?B. Pembatasan MasalahUntuk kejelasan masalah serta memudahkan dalam pemecahannya, maka di perlukan adanya gambaran tentang apa yang akan di teliti dan bagaimana pembatasannya .Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah ;1. Bagaimana partisipasi masyarakat pada pelaksanaan kampanye Pilkada ?2. Bagimana partisipasi masyarakat pada saat hari – H (pencoblosan) ?3. Bagaimana pemahaman Pendidikan Politik Masyarakat mengenai Pemilihan Kepala Daerah ?C. Penjelasan IstilahUntuk menjaga salah pengertian dalam penelitian ini. Maka di perlukan adanya suatu penjelasan istilah. Skripsi ini berjudul :”Kajian Tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung Dihubungkan Dengan UU No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah”1. Partisipasi adalah hak suara masyarakat digunakan dengan baik dan ikut peran serta dalam Pemilihan Kepala Daerah serta tidak ada yang tidak memilih semua ikut dalam proses pemilihan.2. Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dan bekerja sama untuk mencapai terkabulnya keingianan-keinginan bersama (Meriam Budiarjo,2001)3. Pemilihan adalah proses, cara, perbuatan memilih pengurus (Kamus Besar Bahasa Indonesia,Balai Pustaka ,1990)4. Kepala Daerah artinya orang yang memimipin Pemerintahan Daerah misalnya Gubernur untuk Daerah Tingkat I dan Bupati untuk Daerah Tingkat II (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 1990)5. Langsung artinya di lakukan sendiri secara langsung oleh yang berhak tidak diwakilkan ke yang

lain. (Moh. Mahfud. M.D, 1998)6. Pemerintahan Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah setingkat Provinsi, Kabupaten dan Pemkot (Undang-undang No.32 Tentang Pemerintahan Daerah )D. Tujuan Penelitian1. Ingin mengetahui partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah2. Ingin mengetahui tahapan-tahapan pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah3. Ingin mengetahui hambatan-hambatan yang di alami oleh KPUD selaku lembaga penyelenggara dan pelaksana Pemilihan Kepala Daerah

E. Anggapan Dasar dan Hipotesis1. Anggapan DasarMenurut Suharsimi Arikunto ( 1997 : 58 ) bahwa anggapan dasar atau postulat merupakan sebuah titik tolak pemikiran yang sebenarnya telah di terima oleh penyelidik yang melandasi penelitian.Berdasarkan pendapat diatas, maka jelaslah bahwa sebagai titik tolak pemikiran dalam melakukan penelitian adalah harus adanya anggapan dasar yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut:a. Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang selanjutnya disebut pemilihan adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah Provinsi dan/atau Kabupaten/kota berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.(PP N0. 6 Tahun 2005)b. Proses dari Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diselenggarakan oleh KPUD (Komisi Pemilihan Umum Daerah) yang bertanggung jawab kepada DPRD dimana tugas utama dari KPUD dalam penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yaitu merencanakan penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sesuai dengan tahapan-tahapan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan (UU No.32 Tahun 2004)c. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah merupakan pejabat negara yang mempunyai peranan yang sangat strategis dalam rangka pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan, pemerataan, kesejahteraan masyarakat, memelihara hubungan yang serasi antara pemerintahan pusat dan daerah serta antar-daerah. Sejalan dengan hal tersebut diatas, diperlukan Figur Kepala Daerah yang mampu mengembangkan inovasi, berwawasan kedepan dan siap melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik, dimana proses-proses pemilihan Kepala Daerah dilaksanakan melalui beberapa tahapan dimulai dari tahap pendaftaran, penyaringan, penetapan pasangan calon, rapat paripurna khusus, pengiriman berkas pemilihan, pengesahan, dan pelatihan. (Deddy Supriady Baratakusumah dan Dadang Solihin, 2003 : 62)2. HipotesisMenurut Suharsimi Arikunto ( 1997 : 64 ) bahwa hipotesis dapat di artikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Jika partisifasi masyarakat dalam pemilihan kepala daerah dilakukan secara langsung, umum, bebas, jujur dan adil maka dapat membantu jalannya pemerintahan yang demokratis.2. Jika UU No.32 Tahun 2004 diberlakukan secara tepat maka proses pemilihan Kepala daerah akan berjalan dengan lancar.F. Metode dan Teknik Penelitian1. Metode PenelitianMetode merupakan cara atau alat untuk mencapai suatu tujuan. Pada penelitian ini penulis cenderung untuk menggunakan metode deskriftis analisis yaitu cara kerja untuk mengumpulkan data dari keadaan yang sebenarnya terjadi pada objek, baik dari hasil observasi maupun laporan-laporan sebagai bahan analisis yang penulis lakukan.Alasan lain di gunakan metode ini adalah Metode tersebut dapat di gunakan untuk menginterpretasikan keadaan data yang nyata.2. Teknik PenelitianUntuk melengkapi metode yang penulis gunakan dalam mengumpulkan data-data tersebut maka di perlukan adanya teknik penelitian .Adapun teknik penelitian yang di gunakan adalah sebagai berikut :1. Studi literatur / kajian kepustakaan, yaitu mempelajari buku-buku dan bahan-bahan yang berhubungan dengan masalah yang menjadi pokok bahasan dan hubungan dengan objek penelitian guna mendapatkan informasi teoritis.

2. Observasi, yaitu tinjauan langsung ke objek penelitian untuk mendapatkan gambaran nyata tentang masalah yang sedang di teliti.3. Angket, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan Instrumen berupa pertanyaan secara tertulis yang diberikan kepada responden.4. Wawancara, yaitu kegiatan yang dilaksanakan dengan cara interview langsung secara lisan terhadap responden.3. Variabel – Variabel Penelitian1. Variabel Independent / bebasVariabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya variabel dependen. Variabel bebas yang penulis maksud adalah :Partisipasi Masyarakat, dengan indikator variabel sebagai berikut :a. Pada saat kampanyeb. Pada saat hari – H (pencoblosan)c. Pendidikan Politik Masyarakat2. Variabel Dependen /TerikatVariabel Dependen / Terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, yaitu aspek yang terlihat dalam hasil atau dampak. Adapun variabel dependen yang penulis maksudkan adalah sebagai berikut :Tahap-tahap Pemilihan Kepala Daerah , dengan indikator variabel sebagai berikut:a. Tahapan Persiapan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerahb. Tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerahc. Tahap evaluasi

E. Populasi dan Sampel Penelitian1. Populasi PenelitianPelaksanaan penelitian senantiasa akan selalu berhadapan dengan masalah populasi, sebab suatu pengujian masalah selalu berhubungan dengan sekelompok subjek baik manusia, gejala ataupun peristiwa sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto ( 1997 : 115 ) mengatakan definisi populasi sebagai berikut : “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.”Berangkat dari pendapat ahli diatas maka dalam penelitian ini populasi yang digunakan penulis adalah masyarakat desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku dengan harapan dapat memberikan suatu gambaran yang nyata .2. Sampel PenelitianKarena tidak memungkinkan setiap peneliti menyelidiki populasi secara keseluruhan, sedangkan penelitian bertujuan untuk menemukan generalisasi yang berlaku secara umum, maka seringkali peneliti mengambil sebagian dari populasi penelitian yaitu sebuah sampel.Agar lebih mudah dalam pengumpulan data dan karena keterbatasan waktu serta tenaga yang dimiliki penulis dalam penelitian ini menggunakan sampel “Sampel Random atau Sampel Acak” sampel random adalah sampel yang mewakili seluruh populasi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto ( 1997 : 1230 ), bahwa teknik sampling ini diberi nama demikian karena dalam pengambilan sampelnya peneliti “mencampur” subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Mengingat banyaknya populasi atau responden yang akan dijadikan penelitian maka sampel yang diambil sebanyak 150 dari banyaknya populasi hal itu dikarenakan :a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga ,dan danab. Sempit luasnya teritori wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti yang merupakan tanggung jawab,untuk penelitian yang resikonya besar.Hal ini ditunjang oleh pendapat yang dikemukakan Sudjana (2002 : 168) dengan menggunakan sampling purposif yang dikenal sebagai sampiling pertimbangan perorangan atau pertimbangan penelitian.

ENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MATERI SISTEM HUKUM NASIONAL DI KE

o View  

o clicks

Posted May 14th, 2008 by minan_chusni

Pendidikan Kewarganegaraan abstraks: 

ABSTRAK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA

PELAJARAN PKn MELALUI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD MATERI SISTEM

HUKUM NASIONAL DI KELAS Xa

SMA NEGERI 2 PONTIANAK

Oleh

Sulis Merfanti,

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman materi PKn melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD , khususnya materi sistem hukum Nasional. Masalah yang dihadapi guru adalah pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn masih relatif rendah, terutama materi sistem hukum Nasional.

Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan pada kelas Xa, SMA Negeri 2 Pontianak. Kegiatan dilakukan sebanyak tiga siklus tindakan. Pola Umum Procedure pada setiap tindakan adalah : (1) perencanaan (2) pelaksanaan, (3) observasi (4) refleksi Hasil Penelitian tindakan menunjukkan : (1) terjadi peningkatan pemahaman siswa pada materi sistem hukum nasional (2) hasil siswa mengalami peningkatan sebesar 0.50 % dari nilai siklus I , dan meningkat sebesar 1,03 % pada siklus II, (3) nilai rata-rata ulangan pada siklus III, 1,05%

Kata kunci: Hasil belajar, Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pembelajaran PKn sebenarnya mempunyai peran yang sangat penting.Mata pelajaran PKn diharapkan akan mampu membentuk siswa yang ideal memiliki mental yang kuat, sehingga dapat mengatasi permasalahan yang akan dihadapi.

Selama ini proses pembelajaran PKn di kls Xa kebanyakan masih mengunakan paradigma yang lama dimana guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif. Guru mengajar dengan metode konvensional yaitu metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam, dengar, catat dan hafal ( 3DCH ) Sehingga Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) menjadi monoton dan kurang menarik

perhatian siswa. Kondisi seperti itu tidak akan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran PKn.Akibatnya nilai akhir yang dicapai siswa tidak seperti yang diharapkan. Di kelas Xa selama ini siswanya masih kurang aktif dalam hal bertanya dan menjawab, siswa yang yang aktif hanya 55 %, dan siswa yang mempunyai kemampuan menjawab 40% Pada pelaksanaan ujian Blok tgl 3 September 2007, hasil yang dicapai siswa kls Xa sangat jauh dari memuaskan,dimana hanya mendapat daya serap kurang dari 60% atau nilai rata-rata kls kurang dari 5, berdasarkan analisis situasi / latar belakang diatas maka penulis berkeinginan untuk memperbaiki / mengadakan inovasi pembelajaran.

Memperhatikan permasalahan diatas , sudah selayaknya dalam pengajaran PKn dilakukan suatu inovasi. Jika dalam pembelajaran yang terjadi sebagian besar dilakukan oleh masing-masing siswa , maka dalam penelitian ini akan diupayakan peningkatan pemahaman siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD ( Student Team Achiement Division ).

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pendekatan pengajaran yang efektif dalam pencapaian tujuan pendidikan , khususnya dalam Keterampiln Interpersonal siswa ( Badeni, 1998 ). Salah satu pendekatan pembelajaran koperatif adalah dengan tipe STAD ( Student Team Achiement Division ) .

Diharapkan melalui pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn. Serta semangat kebersamaan dan saling membantu dalam menguasai materi PKn. Sehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman yang Optimal terhadap mata pelajaran PKn.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah tindakan apa yang dilakukan guru untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn. banyak faktor yang mungkin bisa menjadi penyebab terjadi permasalahan tersebut diatas.

Dengan merefleksi bersama antar guru teridentifikasi akar permasalahan diduga penyebab masalah tersebut, yaitu penggunaan strategi pembelajaran yang dilakukan guru PKn masih konvensional, dominasi guru dalam kelas dominan (teacher centered strategi).

Oleh karena itu perlu dicari jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut Sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, aktif, kreatif, bisa bekerja sama dan membangun daya pikir yang optimal,Untuk itu melalui penelitian ini akan dicobakan suatu metode pembelajaran Kooperatif tipe STAD, Keunggulan dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok ter tergantung keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota yang lain.Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, masalah Yang perlu dicarikan pemecahannya melalui penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : ” Apakah pembelajaran koperatife tipe STAD dapat Meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn materi sistem hukum Nasional di Kelas Xa SMAN 2 Pontianak ?

B. PERUMUSAN MASALAH

Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akdemik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.

Dalam pembelajaran Kooperatife yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawannya dari Universitas John Hopkins. Tipe ini dipandang sebagai yang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajran Kooperatife.

Berdasarkan latar belakang rumusan masalahnya adalah apakah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi SistemHukum Nasional di kelas Xa SMA Negeri 2 Pontianak ?

Rumusan masalah diatas dirinci sebagai berikut :

1. Apakah pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa mada materi Sistem HukumNasional di Kelas Xa SMAN 2 Pontianak ?

2. Apakah pembelajaran mengunakan metode pembelajaran koperatife Tipe STAD dapat meningkatkan hasil pemahaman siswa pada materi Sistem Hukum Nasional di kelas Xa SMAN 2 Pontianak ?

C. PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka alternative cara pemecahan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn melalui pendekatan Pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memperbaiki strategi pembelajaran.2. Untuk mengetahui ada tidaknya hasil peningkatan siswa dalam pemahaman mata pelajaran PKn, dengan pendekatan kooperatif Tipe STAD dengan melakukan observasi, lalu merancang evaluasi, situasi belajar dengan pembentukan kelompok-kelompok belajar.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini untuk memperbaiki berbagai masalah yang timbul dalam pembelajaran PKn di kelas Xa SMAN 2 Pontianak.

Adapun tujuan secara rinci sebagai berikut :

1. Untuk memperbaiki peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn dengan mengubah strategi pembelajaran.2. Untuk melihat hasil dari strategi pembelajaran dengan melakukan observasi

E. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat :

1. Bagi guru dapat terjadi inovasi dalam proses pembelajaran karena guru akan mengubah paradigma strategi pembelajaran.2. Siswa semakin termotivasi untuk meningkatkan pemahaman mata pelajaran PKn

 PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD “

o View  

o clicks

Posted May 16th, 2008 by minan_chusni

Pendidikan Kewarganegaraan

abstraks: 

ABSTRAK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATAPELAJARAN PKn MELALUI PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE STAD MATERI SISTEMHUKUM NASIONAL DI KELAS XaSMA NEGERI 2 PONTIANAK

OlehSulis Merfanti,

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman materi PKn melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD , khususnya materi sistem hukum Nasional. Masalah yang dihadapi guru adalah pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn masih relatif rendah, terutama materi sistem hukum Nasional.Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan pada kelas Xa, SMA Negeri 2 Pontianak. Kegiatan dilakukan sebanyak tiga siklus tindakan. Pola Umum Procedure pada setiap tindakan adalah : (1) perencanaan (2) pelaksanaan, (3) observasi (4) refleksi Hasil Penelitian tindakan menunjukkan : (1) terjadi peningkatan pemahaman siswa pada materi sistem hukum nasional (2) hasil siswa mengalami peningkatan sebesar 0.50 % dari nilai siklus I , dan meningkat sebesar 1,03 % pada siklus II, (3) nilai rata-rata ulangan pada siklus III, 1,05%

Kata kunci: Hasil belajar, Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAHPembelajaran PKn sebenarnya mempunyai peran yang sangat penting.Mata pelajaran PKn diharapkan akan mampu membentuk siswa yang ideal memiliki mental yang kuat, sehingga dapat mengatasi permasalahan yang akan dihadapi.Selama ini proses pembelajaran PKn di kls Xa kebanyakan masih mengunakan paradigma yang lama dimana guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif. Guru mengajar dengan metode konvensional yaitu metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam, dengar, catat dan hafal ( 3DCH ) Sehingga Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) menjadi monoton dan kurang menarik perhatian siswa. Kondisi seperti itu tidak akan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran PKn.Akibatnya nilai akhir yang dicapai siswa tidak seperti yang diharapkan. Di kelas Xa selama ini siswanya masih kurang aktif dalam hal bertanya dan menjawab, siswa yang yang aktif hanya 55 %, dan siswa yang mempunyai kemampuan menjawab 40% Pada pelaksanaan ujian Blok tgl 3 September 2007, hasil yang dicapai siswa kls Xa sangat jauh dari memuaskan,dimana hanya mendapat daya serap kurang dari 60% atau nilai rata-rata kls kurang dari 5, berdasarkan analisis situasi / latar belakang diatas maka penulis berkeinginan untuk memperbaiki / mengadakan inovasi pembelajaran.Memperhatikan permasalahan diatas , sudah selayaknya dalam pengajaran PKn dilakukan suatu inovasi. Jika dalam pembelajaran yang terjadi sebagian besar dilakukan oleh masing-masing siswa , maka dalam penelitian ini akan diupayakan peningkatan pemahaman siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD ( Student Team Achiement Division ).Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pendekatan pengajaran yang efektif dalam pencapaian tujuan pendidikan , khususnya dalam Keterampiln Interpersonal siswa ( Badeni, 1998 ). Salah satu pendekatan pembelajaran koperatif adalah dengan tipe STAD ( Student Team Achiement Division ) .Diharapkan melalui pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn. Serta semangat kebersamaan dan saling membantu dalam menguasai materi PKn. Sehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman yang Optimal terhadap mata pelajaran PKn.Permasalahan dalam penelitian ini adalah tindakan apa yang dilakukan guru untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn. banyak faktor yang mungkin bisa menjadi penyebab

terjadi permasalahan tersebut diatas.Dengan merefleksi bersama antar guru teridentifikasi akar permasalahan diduga penyebab masalah tersebut, yaitu penggunaan strategi pembelajaran yang dilakukan guru PKn masih konvensional, dominasi guru dalam kelas dominan (teacher centered strategi).Oleh karena itu perlu dicari jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut Sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, aktif, kreatif, bisa bekerja sama dan membangun daya pikir yang optimal,Untuk itu melalui penelitian ini akan dicobakan suatu metode pembelajaran Kooperatif tipe STAD, Keunggulan dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok ter tergantung keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota yang lain.Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, masalah Yang perlu dicarikan pemecahannya melalui penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : ” Apakah pembelajaran koperatife tipe STAD dapat Meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn materi sistem hukum Nasional di Kelas Xa SMAN 2 Pontianak ?

B. PERUMUSAN MASALAHModel Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akdemik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.Dalam pembelajaran Kooperatife yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawannya dari Universitas John Hopkins. Tipe ini dipandang sebagai yang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajran Kooperatife.Berdasarkan latar belakang rumusan masalahnya adalah apakah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi SistemHukum Nasional di kelas Xa SMA Negeri 2 Pontianak ?Rumusan masalah diatas dirinci sebagai berikut :

1. Apakah pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa mada materi Sistem HukumNasional di Kelas Xa SMAN 2 Pontianak ?

2. Apakah pembelajaran mengunakan metode pembelajaran koperatife Tipe STAD dapat meningkatkan hasil pemahaman siswa pada materi Sistem Hukum Nasional di kelas Xa SMAN 2 Pontianak ?C. PEMECAHAN MASALAHBerdasarkan rumusan masalah diatas, maka alternative cara pemecahan sebagai berikut :1. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn melalui pendekatan Pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memperbaiki strategi pembelajaran.2. Untuk mengetahui ada tidaknya hasil peningkatan siswa dalam pemahaman mata pelajaran PKn, dengan pendekatan kooperatif Tipe STAD dengan melakukan observasi, lalu merancang evaluasi, situasi belajar dengan pembentukan kelompok-kelompok belajar.

D. TUJUAN PENELITIANTujuan penelitian ini untuk memperbaiki berbagai masalah yang timbul dalam pembelajaran PKn di kelas Xa SMAN 2 Pontianak.Adapun tujuan secara rinci sebagai berikut :1. Untuk memperbaiki peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn dengan mengubah strategi pembelajaran.2. Untuk melihat hasil dari strategi pembelajaran dengan melakukan observasi

E. MANFAAT HASIL PENELITIANHasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat :1. Bagi guru dapat terjadi inovasi dalam proses pembelajaran karena guru akan mengubah

paradigma strategi pembelajaran.2. Siswa semakin termotivasi untuk meningkatkan pemahaman mata pelajaran PKn

tuntaskan Penelitian tindakan kelas.

BAB I

PENDAHULUAN

o A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang

memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, perlu ditingkatkan

terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa

Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan yang memasung hak-hak asasi manusia, hak-hak

warganegara untuk dapat menjalankan prinsip-prinsip demokrasi. Kehidupan yang demokratis didalam

kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-

organisasi non pemeritahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan demi terwujudnya

pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi serta demi peningkatan martabat kemanusian, kesejahteraan,

kebahagiaan, kecerdasan dan keadilan.

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

menjadi warga Negara yang baik, yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila

dan UUD 1945.

Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (KBK 2004 dan Standar Isi 2006)

ditegaskan bahwa :

o I. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan :

Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan

kejuruannya

o II. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan

Standar isi Pendidikan Kewarganegaraan SMA/SMK/MA :

o 1. Memahami hakekat Bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia

o 2. Menganalisis sikap positif terhadap penegakan hokum, peradilan nasional, dan tindakan anti korupsi

o 3. Meganalisis pola-pola dan partisipasi aktif dalam pemajuan, penghormatan serta penegakan HAM baik di Indonesia maupun luar negeri

o 4. Menganalisis peran dan hak warganegara dan system pemerintahan Negara Kesatuan Repbulik Indonesia

o 5. Menganalisis budaya politik demokrasi, konstitusi, kedaulatan Negara, keterbukaan dan keadilan di Indonesia

o 6. Mengevaluasi hubungan Internasional dan sistem hokum internasional

o 7. Mengevaluasi sikap berpolitik dan bermasyarakat madani sesuai dengan pancasila dan UUD 1945

o 8. Mengaalisis peran Indonesia dalam politik dan hubungan Internasional, regional dan kerjasama Global lainnya

o 9. Menganalisis sistem hokum internasional, timbulnya konflik internasional, dan mahkamah internasional.

Dari Standar Isi dan Standar Kompetensi tersebut diatas, penulis memilih butir ketiga yaitu meganalisis

pola-pola dan partisipasi aktif dalam pemajuan, penghormatan serta penegakan HAM baik di Indonesia

maupun di luar negeri, sebagai landasan judul penelitian tindakan kelas ini.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar-

mengajar. Anak cenderug tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn karena selama ini pelajaran PKn

dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata, kurang menekankan aspek

penalaran sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar PKn siswa di sekolah.

Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar PKn siswa rendah yaitu faktor internal dan eksternal dari

siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi, kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan

faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti; guru sebagai Pembina kegiatan belajar,

startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan.

Dari masalah-masalah yang dikemukakan diatas, perlu dicari strategi baru dalam pembelajaran yang

melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetensi harus berpusat

pada siswa (Focus on Learners), memberika pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan

kontekstual dalam kehidupan nyata (provide relevant and contextualized subject matter) dan

mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa.

Disinilah guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi,

baik dalam ranah kognitif, ranah afektif maupun psikomotorik siswa. Strategi pembelajaran yang berpusat

pada siswa dan peciptaan suasana yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dalam mata pelajaran PKn. Dalam hal ini penulis memilih model “pembelajaran berbasis

masalah (PROBLEM BASED LEARNING) dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM

dalam mata pelajaran PKn.

Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu proses belajar mengajar didalam kelas dimana siswa terlebih

dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan-

permasalahan yang muncul, setelah itu tugas guru adalah merangsang untuk berfikir kritis dalam

memecahkan masalah yang ada. Tugas guru mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi,

dan mendengarkan persfektif yang berbeda diantara mereka.

Menurut E. Mulyana Pembelajaran aktif dengan menciptakan suatu kondisi dimana siswa dapat berperan

aktif, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. [1]  Pembelajaran harus dibuat dalam suatu kondisi yang

menyenangkan sehingga siswa akan terus termotivasi dari awal sampai akhir kegiatan belajar mengajar

(KBM). Dalam hal ini pembelajaran dengan Problem Based Learning sebagai salah satu bagian dari

pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan salah satu alternatif yang dapat

digunakan guru disekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn.

Berdasarkan uraian diatas maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, dirancang untuk mengkaji penerapan

pembelajaran model “Problem Based Learning” dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah

HAM dalam mata pelajaran PKn

o B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

o 1. Apakah pembelajaran model Problen Based Learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam masalah PKn?

o 2. Bagaimana penerapan pembelaran model Problem Based Learning di kelas dalam mata pelajaran PKn?

o 3. Sejauh manakah pendekatan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

o C. PEMECAHAN MASALAH

PKn sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan “How to Develop Better Civics Behaviours”

membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya disamping aspek nilai dan moral, banyak memuat

materi sosial. PKn merupakan salah satu dari lima tradisi pendidikan IPS yakni citizenship transmission,

saat ini sudah berkembang menjadi tiga aspek PKn (Citizenship Education), yakni aspek akademis, aspek

kurikuler dan aspek sosial budaya.

 Secara akademis PKn dapat didefinisikan sebagai suatu bidang kajian yang memusatkan telaahannya

pada seluruh dimensi psikologi dan sosial budaya kewarganegaraan individu dengan menggunakan ilmu

politik dan pendidikan sebagai landasan kajiannya [2].

Implementasiya sangat dibutuhkan guru yang profesional, guru yang profesional dituntut menguasai

sejumlah kemampuan dan keterampilan, antara lain :

o 1. Kemampuan menguasai bahan ajar

o 2. Kemampuan dalam mengelola kelas

o 3. Kemampuan dalam menggunakan metode, media dan sumber belajar

o 4. Kemampuan untuk melakukan penilaian baik proses maupun hasil

Selanjutnya UNESCO dalam Soedijarto (2004 : 10-18) mencanangkan empat pilar belajar dalam

pembelajaran (termasuk model Problem Based Learning) :

o 1. Learning to Know ( penguasaan ways of knowing or mode of inquire)

o 2. Learning to do ( controlling, monitoring, maintening, designing, organizing)

o 3. Learning to live together

o 4. Learning to be [3]

Berdasarkan uraian analisis permasalahan diatas, pendekatan model Problem Based Learning apabila

diterapkan di kelas akan dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam mata

pelajaran PKn.

o D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Penelititan Tindakan Kelas ini adalah meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam

mata pelajaran PKn khususnya kelas X Ak pada SMKN 3 Jakarta, sehingga pembelajaran PKn menjadi

lebih menyenangkan dan menimbulkan kreatifitas.

o E. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

o 1. Memperbaiki proses belajar mengajar dalam pelajaran PKn di Sekolah Menengah Kejuruan.

o 2. Mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan pedidikan kewarganegaraan di Sekolah Menengah Kejuruan.

o 3. Memberikan alterntif kegiatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan

o 4. Menciptakan rasa senang belajar Pendidikan Kewarganegaraan selama pelajaran berlangsung dengan adanya “The Involvement of Participaton melalui Problem Based Learning.”

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

•A.   KAJIAN TEORI

o 1. Hakekat Pembelajaran PKn

o a. Pengertian belajar

Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang melalui penguatan ( reinforcement),

sehingga terjadi perubahan yang bersifat permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman

(Learning is a change of behaviour as a result of experience), demikian pendapat John Dewey, salah

seorang ahli pendidikan Amerika Serikat dari aliran Behavioural Approach.

Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif, megarah kepada

kesmpurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik

mencakup aspek pengetahuan (cognitive domain), aspek afektif (afektive domain) maupun aspek

psikomotorik (psychomotoric domain). Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan[4]

Ada empat pilar belajar yang dikemukakan oleh UNESCO, yaitu :

o 1. Learning to Know, yaitu suatu proses pembelajaran yang memungkinkan siswa menguasai tekhnik menemukan pengetahuan dan bukan semata-mata hanya memperoleh pengetahuan.

o 2. Learning to do adalah pembelajaran untuk mencapai kemampuan untuk melaksanakan Controlling, Monitoring, Maintening, Designing, Organizing. Belajar dengan melakukan sesuatu dalam potensi yang kongkret tidak hanya terbatas pada kemampuan mekanistis, melainkan juga meliputi kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dengan orang lain serta mengelola dan mengatasi koflik

o 3. Learning to live together adalah membekali kemampuan untuk hidup bersama dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, saling pengertia dan tanpa prasangka.

o 4. Learning to be adalah keberhasilan pembelajaran yang untuk mencapai tingkatan ini diperlukan dukungan keberhasilan dari pilar pertama, kedua dan ketiga. Tiga pilar tersebut

ditujukan bagi lahirnya siswa yang mampu mencari informasi dan menemukan ilmu pengetahua yang mampu memecahkan masalah, bekerjasama, bertenggang rasa, dan toleransi terhadap perbedaan. Bila ketiganya behasil dengan memuaskan akan menumbuhkan percaya diri pada siswa sehingga menjadi manusia yang mampu mengenal dirinya, berkepribadian mantap dan mandiri, memiliki kemantapan emosional dan intelektual, yang dapat mengendalikan dirinya dengan konsisten, yang disebut emotional intelegence (kecerdasan emosi).

o 5.

o b. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan

karakter warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelajaran PKn dalam rangka “nation and character

building” :

Pertama : PKn merupakan bidang kajian kewarganegaraan yang ditopang berbagai disiplin ilmu yang

releven, yaitu: ilmu politik, hukum, sosiologi, antropologi, psokoliogi dan disiplin ilmu lainnya yang digunakan

sebagai landasan untuk melakukan kajian-kajian terhadap proses pengembangan konsep, nilai dan perilaku

demokrasi warganegara.

Kedua : PKn mengembangkan daya nalar (state of mind) bagi para peserta didik. Pengembangan karakter

bangsa merupakan proses pengembangan warganegara yang cerdas dan berdaya nalar tinggi. PKn

memusatkan perhatiannya pada pengembangan kecerdasan warga negara (civic intelegence) sebagai

landasan pengembangan nilai dan perilaku demokrasi.

Ketiga : PKn sebagai suatu proses pencerdasan, maka pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah

yang lebih inspiratif dan partisipatif dengan menekankan pelatihan penggunaan logika dan pealaran. Untuk

menfasilitasi pembelajaran PKn yang efektif dikembangkan bahan pembelajaran yang interaktif yang

dikemas dalam berbagai paket seperti bahan belajar tercetak, terekam, tersiar, elektronik, dan bahan belajar

yang digali dari ligkungan masyarakat sebagai pengalaman langsung (hand of experience).

Keempat: kelas PKn sebagai laboratorium demokrasi. Melalui PKn, pemahaman sikap dan perilaku

demokratis dikembangkan bukan semata-mata melalui ‘mengajar demokrasi” (teaching democracy), tetapi

melalui model pembelajaran yang secara langsung menerapkan cara hidup secara demokrasi (doing

democracy). Penilaian bukan semata-mata dimaksudkan sebagai alat kedali mutu tetapi juga sebagai alat

untuk memberikan bantuan belajar bagi siswa sehingga lebih dapat berhasil dimasa depan. Evaluasi

dilakukan secara menyeluruh termasuk portofolio siswa dan evaluasi diri yang lebih berbasis kelas.o B. KERANGKA BERPIKIR

o 1. Meningkatkan hasil belajar PKn melalui model Problem Based Learning

Hasil belajar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai siswa melalui proses belajar yang berupa

pemahaman dan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi siswa dalam kehidupannya

sehari-hari serta sikap dan cara berpikir kritis dan kreatif dalam rangka mewujudkan manusia yang

berkualitas, bertanggung jawab bagi diri sendir, masyarakat, bangsa dan negara serta bertanggung jawab

kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Hasil belajar PKn adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajara PKn berupa

seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa untuk kehidupan

sosialnya baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang yang meliputi: keragaman suku bangsa dan

budaya Indonesia, keragaman keyakinan (agama dan golongan) serta keragaman tingkat kemampuan

intelektual dan emosional. Hasil belajar didapat baik dari hasil tes (formatif, subsumatif dan sumatif), unjuk

kerja (performance), penugasan (Proyek), hasil kerja (produk), portofolio, sikap serta penilaian diri.

Untuk meningkatkan hasil belajar PKn, dalam pembelajarannya harus menarik sehingga siswa termotivasi

untuk belajar. Diperlukan model pembelajara interaktif dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada

siswa sebagai subjek belajar, guru mengutamakan proses daripada hasil. Guru merancang proses belajar

mengajar yang melibatkan siswa secara integratif dan komprehensif pada aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik sehingga tercapai hasil belajar. Agar hasil belajar PKn meningkat diperlukan situasi, cara dan

strategi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara aktif baik pikiran, pendengaran,

penglihatan, dan psikomotor dalam proses belajar mengajar. Adapun pembelajaran yang tepat untuk

melibatkan siswa secara totalitas adalah pembelajaran dengan Problem Based Learning. Pembelajaran

dengan model Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran dimana sebelum proses belajar

mengajar didalam kelas dimulai, siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena. Kemudian

siswa diminta untuk mencatat permasalahan yang muncul, serta mendiskusikan permasalahan dan mencari

pemecahan masalah dari permasalahan tersebut. Setelah itu, tugas guru adalah merangsang untuk berpikir

kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah yang ada serta mengarahkan siswa untuk bertanya,

membuktikan asumsi, dan mendengarkan perspektif yang berbeda diantara mereka.

Dari uraian diatas dapat diduga bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning dapat

meningkatkan hasil belajar PKn siswa dibandingkan dengan pendekatan tradisional (metode ceramah).

o 2. Pendekatan dan penerapan model Problem Based Learning dalam mata pelajaran PKn

Pembelajaran model Problem Based Learning berlangung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa

bekerja dan mengalami, menemukan dan mendiskusikan masalah serta mencari pemecahan masalah,

bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa megerti apa makna belajar, apa manfaatya, dalam

status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi

hidupnya nanti. Siswa terbiasa memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang bergua bagi dirinya dan

bergumul dengan ide-ide.

Dalam pembelajaran model Problem Based Learning tugas guru mengatur strategi belajar, membantu

menghubungkan pengetahuan lama dengan pngetahuan baru, dan memfasilitasi belajar. Anak harus tahu

makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan

masalah dalam kehidupannya.

Dari pembahasan diatas dapat diduga bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar efektif dan kreatif, diaman siswa dapat membangun sendiri

pengetahuannya, menemukan pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui proses bertanya, kerja

kelompok, belajar dari model yang sebenarnya, bisa merefleksikan apa yang diperolehnya antara harapan

dengan kenyataan sehingga peningkatan hasil belajar yang didapat bkan hanya sekedar hasil menghapal

materi belaka, tetapi lebih pada kegiatan nyata (pemecahan kasus-kasus) yang dikerjakan siswa pada saat

melakukan proses pembelajaran (diskusi kelompok dan diskusi kelas)

o C. HIPOTESIS TINDAKAN

Dengan demikian dapat diduga bahwa:

o 1. Pembelajaran dengan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PKn siswa kelas X Ak SMKN 3 Jakarta

o 2. Pedekatan model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran efektif, aktif dan kreatif.

BAB III

Pelaksanaan Penelitian

A. Perencanan Penelitian

    

o 1. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan pengembangan metode dan strategi pembelajaran. Metode dalam penelitian ini

adalah metode penelitian tindakan kelas (Class Action Research) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan

bersama sama untuk peneliti dan decision maker tentang variable yang dimanipulasikan dan dapat

digunakan untuk melakukan perbaikan.

Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini antara lain : catatan guru, catatan siswa, rekaman

tape recorder, wawancara, angket dan berbagai dokumen yang terkait dengan siswa.

Prosedur penelitian terdiri dari  4 tahap, yakni  perencanaan, melakukan tindakan, observasi,dan evaluasi.

Refleksi dalam tahap siklus dan akan berulang kembali pada siklus-siklus berikutnya.

Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau aktifitas siswa saat mata pelajaran PKn

dengan pendekatan Problem Based Learning (pembelajaran berbasis masalah) untuk melihat perubahan

tingkah laku siswa, untuk mengetahui tingkat kemajuan belajarnya yang akan berpengaruh terhadap hasil

belajar dengan alat pengumpul data yang sudah disebutkan diatas.

Data yang diambil adalah data kuantitatif dari hasil tes, presensi, nilai tugas seta data kualitatif yang

menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, partisipasi dan kerjasama dalam diskusi, kemampuan

atau keberanian siswa dalam melaporkan hasil.

Instrument yang dipakai berbentuk : soal tes, observasi, catatan lapangan. Data yang terkumpul dianalisis

untuk mengukur indikator keberhasilan yang sudah dirumuskan.

o 2. Tempat

            Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 3 Jakarta pada siswa kelas I AK, dengan jumlah siswa 37

orang, yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 34 orang perempuan. Penelitian dilaksanakan pada saat mata

pelajaran pendidikan kewarganegaraan berlangsung dengan pokok bahasan “Peran Serta dalam

Penghormatan dan Penegakan HAM”.

o 3. Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan selama 4 (empat) bulan dimulai pada pertengahan bulan Agustus sampai dengan

pertengahan bulan Desember 2007.

o 4. Prosedur Penelitian

Siklus I

o A. Perencanaan

o Identifikasi masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah.

o Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.

o Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

o Memilih bahan pelajaran yang sesuai

o Menentukan scenario pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan pembelajaran berbasis masalah. (PBL).

o Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat Bantu yang dibutuhkan.

o Menyusun lembar kerja siswa

o Mengembangkan format evaluasi

o Mengembangkan format observasi pembelajaran.

o B. Tindakan

o Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran.

o Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber.

o Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang terdapat pada buku sumber.

o Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari.

o Siswa berdiskusi membahas masalah (kasus) yang sudah dipersiapkan oleh guru.

o Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi.

o Siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS).

o C. Pengamatan

o Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan yaitu dengan alat perekam, catatan anekdot untuk mengumpulkan data.

o Menlai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar kerja siswa (LKS).

o D. Refleksi

o Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasai mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.

o Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang scenario pembelajaran dan lembar kerja siswa.

o Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya.

       Siklus II

o A. Perencanaan

o Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan penetapan alternative pemecahan masalah.

o Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.

o Pengembangan program tindakan II.

o B. Tindakan

Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada siklus I,

sesuai dengan alternative pemecahan maslah yang sudah ditentukan, antara lain melalui:

o 1. Guru melakukan appersepsi

o 2. Siswa yang diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

o 3. Siswa mengamati gambar-gambar / foto-foto yang sesuai dengan materi.

o 4. Siswa bertanya jawab tentang gambar / foto.

o 5. Siswa menceritakan unsure-usur Hak Asasi Manusia yang ada pada gambar.

o 6. Siswa mengumpulkan bacaaan dari berbagai sumber, melakukan diskusi kelompok belajar, memahami materi dan menulis hasil diskusi untuk dilaporkan.

o 7. Presentasi hasil diskusi.

o 8. Siswa menyelesaikan tugas pada lembar kerja siswa.

o C. Pengamatan (Observasi)

o Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

o Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.

o D. Refleksi

o Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang terkumpul.

o Membahas hasil evaluasi tentang scenario pembelajaran pada siklus II.

o Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus III

o Evaluasi tindakan II

Indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan mengalami kemajuan minimal 10% dari siklus

I.

          Siklus III (bila diperlukan).

Kriteria keberhasilan penelitian ini dari sisi proses dan hasil. Sisi proses yaitu dengan berhasilnya siswa

memecahkan masalah melalui ” Pembelajaran berbasis masalah ” dengan mengadakan diskusi kelompok

belajar, dimana para siswa dilatih untuk berani mengeluarkan pendapat dan / atau berbeda pendapat

tentang masalah Hak Asasi Manusia, khususnya :

o Hak Hidup (pasal 9 UU no 39/1999)

o Hak Wanita (pasal 45 - 51 UU no 39/1999 )

o Hak Anak (pasal 52 - 66 UU no 39/1999)

o HAka Berkeluarga dan Melanjutkan Ketuunan ( pasal 10 UU no. 39/1999)

o Hak Mengembangkan Diri (pasal 11 - 16 UU no 39/1999)

o Hak Memperoleh Keadilam (pasal 17 - 19 UU no 39/1999)

o Hak Atas Kebebasan Pribadi (pasal 20 - 27 UU no 39/1999)

o Hak Atas Rasa Aman ( pasal 28 - 35 UU no 39/1999)

o Hak Atas Kesejahteraan (pasal 36 - 42 UU no 39/1999)

o Hak Turut Serta dalam Pemerintah (pasal 43 - 44 UU no 39/1999)

Belajar PKn serasa lebih menyenagkan, meningkatkan motivasi / minat siswa, kerjasama dan partisipasi

siswa semakin meningkat.

Hal ini dapat diketahui melalui hasil pengamatan yang terekam dalam catatan anekdot dan jurnal harian,

serta melalui wawancara tentang sikap siswa terhadap PKn. Bila 70% siswa telah berhasil , permasalahan

kasus-kasus bentuk-bentuk HAM dari pasal 9 uu no 39 tahun 1999 s/d pasal 66 uu no 39 tahun 1999

melalui metode Problem Based Learning, maka tindakan tersebut diasumsikan sudah berhasil.

Kriteria hasil penelitian tentang penguasaan materi ” Masalah HAM ” dan aktivitas siswa ditetapkan sebagai

berikut :

Table 1. Kriteria nilai penguasaan materi / kasus HAM (Hak Hidup, Hak Wanita, Hak Anak)

No NIlai Kriteria

1 < 5,9 Kurang

2 6,0 - 7,50 Sedang

3 7,51 - 8,99 Baik

4 9,00 - 10 Baik Sekali

Table 2. Kriteria aktivitas siswa yang relevan

No NIlai Kriteria

1 < 50 Kurang

2 60 - 69 Sedang

3 70 - 89 Baik

4 90 - 100 Baik Sekali

      

  

BAB IV

Hasil Penelitian dan Pembahasan

o A. Hasil Penelitian

Pembelajaran PKn dikelas I SMK Negeri 3 Jakarta ini dilakukan dalam dua siklus.

Pada setiap siklus, data yang diambil adalah aktivitas dan nilai evalusi pada akhir siklus.

Hasil Observasi aktivitas siswa dari siklus ke siklus dapat dilihat pada table-tabel berikut ini :

Table 3. Data aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran.

No Indikator Ketercapaian

Siklus I Siklus II

1 Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat

52,75% 69,44%

2 Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran ( meyelesaikan tugas mandiri atau

63,82% 83,35%

tugas kelompok )3 Interaksi siswa dalam mengikuti diskusi

kelompok72,25% 88,32%

4 Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran

75,00% 91,66%

5 Hubungan siswa dengan siswa lain selama pembelajaran  ( Dalam kerja kelompok)

77,65% 86,11%

6 Partisipasi siswa dalam pembelajaran  (memperhatikan), ikut melakukan kegiatan kelompok, selalu mengikuti petunjuk guru).

80,55% 94,45%

Rata -Rata 70,33% 85,55%

Berdasarkan tabel 3 diatas, terlihat bahwa aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan pembelajaran pada

siklus 2 mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus1 yaitu sebesar 12,42%.

Selanjutnya  data aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran terlihat pada table 4.

Table 4. Data Aktivitas Siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran.

No Indikator Ketercapaian

Siklus I Siklus II

1 Tidak memperhatikan penjelasan guru 27,75% 13,88%2 Mengobrol dengan teman 19,44% 8,33%3 Mengerjakan tugas lain 16,60% 5,50%

Rata - rata 21,26% 9,25%

Berdasarkan tabel 4 diatas terlihat bahwa aktivitas siswa yang kurang relevan dengan kegiatan

pembelajaran pada siklus 2 mengalami penurunan dibandingkan dengan siklus 1 yaitu sebesar 12,01%.

Data pemahaman Siswa tentang masalah HAM dan ketuntasan belajar dari siklus ke siklus dapat dilihat

pada tabel 5 sebagai berikut.

Tabel 5. Data Pemahaman Siswa tentang masalah HAM dan ketuntasan belajar siswa .

No Aspek yang diamati Ketercapaian

Siklus I Siklus II

1 Nilai Rata-rata pemahaman HAM 7,01% 7,80%2 Siswa yang telah tuntas 74,82% 89,96%3 Siswa yang belum tuntas 16,52% 7,88%

Berdasarkan tabel 5 diatas, nilai rata-rata pemahaman siswa tentang masalah HAM mengalami peningkatan

dari siklus 1 ke siklus 2, begitu juga prosentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat dari

siklus 1 ke siklus2 sebesar 15,14%.

o B. Pembahasan

          Siklus pertama dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Siswa dibagi menjadi delapan kelompok

dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 - 5  orang. Setiap anggota kelompok  diberi lembaran

kasus yang telah disediakan oleh guru. Tiap-tiap kelompok melakukan pembahasan  dengan mengacu

kepada buku pegangan dan Undang-Undang no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia serta Undang

Undang Dasar 1945 (yang telah diamandemen).

Hasil pengamatan guru menunjukan pada pembahasan siklus pertama dengan judul hak hidup (pro dan

kontra masalah pengguguran kandungan/aborsi), terlihat para siswa sangat antusias dalam mengajukan

pertanyaan dan memberikan argumentasi.

Berdasarkan tabel 3 diatas terlihat keberanian siswa bertanya dan mengemukakan pendapat, rerata

perolehan skor pada siklus pertama 52,75 % menjadi 69,44 %, mengalami kenaikan 16,69 %. Begitupun

dalam indikator motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran pada siklus pertama rata-rata 63,82

% dan pada siklus kedus 83,35 % mengalami kenaikan 19,53 %. Dalam indikator interaksi siswa selama

mengikuti diskusi kelompok pada siklus pertama 72,25 % dan pada siklus kedua 88,32 % mengalami

kenaikan sebesar 16,07 %. Dalam indikator hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran,

pada siklus pertama 75 % dan pada siklus kedua 91,66 % mengalami kenaikan sebesar 16,66 %. Dalam

indikator hubungan siswa dengan siswa, pada siklus pertama 77,65 % sedangkan pada siklus kedua 86,11

% mengalami kenaikan sebesar 8,46 %. Dalam indikator partisipasi siswa dalam pembelajaraan terlihata

pada siklkus pertama 80,55 %, sedangkan pada silklus kedua 94,45 % mengalam kenaikan sebesar 13,9

%.

Melalui model Problem Based Learning ini terlihat hubungan siswa dengan guru sangat signifikan karena

guru tidak dianggap sosok yang menakutkan tetapi sebagai fasilitator dan mitra untuk berbagi pengalaman

sesuai dengan konsep creatif learning yaitu melalui discovery dan invention serta creativity and diversity

sangat menunjol dalam model pembelajaran ini. Dengan model problem based learning guru hanya

mengarahkan strategi yang efektif dan efisien yaitu belajar bagaimana cara belajar ( learning how to learn).

Dalam metode learning how to learn guru hanya sebagai guide (pemberi arah/petunjuk) untuk membantu

siswa jika menemukan kesulitan dalam mempelajari dan menyelesaikan masalah. Melalui metode learning

how to learn siswa dapat mengeksplorasi dan mengkaji setiap persoalan, setiap kasus Hak Asasi Manusia

yang meliputi:

o 1. Hak untuk hidup (membahas tentang pro dan kontra pengguguran kandungan/aborsi)

o 2. Hak wanita (Hak perempuan) membahas tentang pro dan kontra perkawinan dibawah tangan ( nikah syiri)

o 3. Hak anak (membahas tentang peluang anak yang cacat untuk memperoleh pendidikan serta untuk memperoleh perlakuan bahwa setiap orang baik yang normal maupun yang cacat dilindungi oleh hukum

Dalam model Problem Based Learning melalui diskusi kelompok guru dapat mengamati karakteristik atau

gaya belajar masing-masing siswa. Ada kelompok siswa yang lebih suka membaca daripada dibacakan

kasusnya oleh orang lain. Siswa yang lebih suka membacakan kasus dalam hal ini tergolong kepada siswa

yang memiliki potensi atau modalitas visual (gaya belajar visual). Sedangkan siswa yang lebih suka

berdialog, saling mngajukan argumentasi dengan cara mendengarkan siswa yang lain sewaktu

menyampaikan pendapatnya baru kemudian menyampaikan pendapatnya tergolong kepada siswa yang

memiliki potensi atau modalitas Auditorial (gaya belajar Auditorial). Dan siswa yang dengan lugas, lincah

dan fleksibel, selain melihat, mendengar uraian dari siswa yang lain, dia juga mengakomodir semua

permasalahan, mampu membuktikan teori kedalam praktek,  mampu memecahkan masalah secara

rasional, tergolong kepada kelompok belajar yang memiliki potensi atau modalitas Kinestetik (gaya belajar

Kinestetik). Kelompok kinestetik ini tergolong kepada tipe belajar konvergen dimana siswa memiliki

kekuartan otak kiri lebih dominan dan cenderung bertanya dengan menggunakan kata tanya “How”

(bagaimana).

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas diatas prosentasi ketercapaian pada siklus npertama

mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus kedua, maka dapat disimpulkan bahwa temuan pada

penelitian menjawab hipotesis yang dirumuskan pada bab II bahwa melalui model Problem Based Learning

dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah Hak Asasi Manusia dalam mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa SMK Negeri 3 Jakarta.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

o A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV diatas, ada beberapa temuan dalam penelitian tindakan kelas ini

yaitu:

o 1. Skor rerata aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada siklus pertama keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat meningkat dari 70.33 % menjadi 85,55 % mengalami kenaikan sebesar 15,22 %

o 2. Skor rerata aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran mengalami penurunan dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada siklus pertama rerata skor aktivitas siswa yang tidak relevan sebesar 21,26 %, sedangkan pada siklus kedua sebesar 9,25 % mengalami penurunan sebesar 12,01 %

o 3. Skor rerata pemahaman siswa tentang masalah Hak Asasi Manusia, pada siklus pertama sebesar 7,01 % dan pada siklus kedua pada siklus kedua 7,80 %, tergolong baik demikian juga tentang penuntasan belajar pada siklus pertama 74,82 % dan pada siklus kedua menjadi 89,96 %

 Berdasarkan temuan hasil penelitian ini dapat dismpulkan bahwa model Problem Based Learning  dapat

meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah Hak Asasi Manusia dalam pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan pada siswa SMK Negeri 3 Jakarta.

o B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan diatas, dapat diasarankan agar:

o 1. Pembelajaran pengetahuan IPS pada umunya dan Pendidikan Kewarganegaraan pada khususnya dapat menggunkan mdel Problem Based Learning sebagai salah satu alternatif dalam proses penyampaian pembelajaran di Sekolah.

o 2. melalui pembelajaran model Problem Based Learning, gurur dapat dengan mudah merespon potensi atau modalitas siswa daoam setiap kelompok belajar, apakah tergolong kepada kelompok Visual, atau kelompok Auditorial atau kelompok Kinestetik. Dengan demikian seorang guru yang profesional dapat elbih efektif dapat melakuakn kegiatan proses belajar mengajar, serta dengan mudah dapat merespon perbedaan0perbedaan potensi yang dimiliki peserta didiknya

o 3. Bersyukurlah kita senantiasa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbanggalah kita menjadi seorang guru yang dilibatkan (diikut-sertakan) dalam kegiatan penelitian kegiatan kelas tahun 2007 ini. Berbuat lebih baik lagi, agar kita dapat menuntut yang lebih baik. Bekerjalah hari ini lebih baik daripada hari kemarin, dan besok harus lebih baik daripada hari ini. Dengan demikian, maka kita termasuk orang-orang yang sukses.

DAFTAR PUSTAKA

 

Abdullah, H. Rozali, dan Syamsir, 2002, Perkembangan Hak Asasi Manusia dan Keberadaan Peradilan Hak

Asasi Manusia di Indonesia, Jakarta, PT. Ghalia Indonesia

Affan Gaffar, 2002, Politik Indonesia, Transisi menuju Demokrasi, Jogjakarta, Pustaka Pelajar

Alfian, 1980, Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia, Jakarta, LP3ES

Anonim, 1993, Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 50 tahun 1993 tentang Kominsi Nasional Hak

Asasi Manusia

                          , 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, Jakarta

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bina Aksara

Asshiddiqie, Jimly, 2005, Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam UUD 1945,

Jogjakarta, FHUII Press

BP7 Pusat, 1995, UUD 1945, P4, GBHN, Bahan Penataran P4, Jakarta, BP7 Pusat

Budimansyah, Dasim, 2002, Model Pembelajaran dan Penelian Portofolio, Bandung, PT. Genesindo

Budiardjo, Prof. Miriam, 1995, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia

Depdiknas, 2006, Standar Kompetensi Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan tahun 2006, Jakarta,

Depdiknas

Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, 1984, Budaya Politik, Jakarta, Bina Aksara

Kaelan, MS, 2004, Pendidikan Pancasila, Jogjakarta, Edisi reformasi, penerbit Paradigma

Lemhanas, 2001, Pendidikan Kewarganegaraan., Jakarta, Gramedia Pustaka Umum

Magnis-Suseno, Franz, 200, Etika Politik, Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta,

Gramedia

Malian, Sobirin dan Marzuki Suparman, 2003, Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia,

Jogjakarta, UII Press

Republik Indonesia, Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Tilaar, HAR, et, al, Dimensi-Dimensi Hak Asasi Manusia dalam Kurikulum Persekolahan Indonesia,

Bandung, PT. Alumni

 Lampiran 1

PEDOMAN OBSERVASI

o A. Data Aktivitas Siswa yang Relevan dengan Pembelajaran

No. IndikatorKetercapaianYa Tidak

1. Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat

2.Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri dan aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru)

3. Interaksi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran  kelompok

4. Hubungan siswa dengan guru selama pembelajaran

5. Hubungan siswa dengan siswa lain selama pembelajaran ( dalam kerja kelompok

6.Partisipasi siswa dalam pembelajaran (melihat, ikut melakukan kegiatan kelompok, selalu mengikuti petunjuk guru)

o B. Data Aktivitas Siswa yang Kurang Relevan dengan Pembelajaran

No. IndikatorKetercapaianYa Tidak

1. Tidak memperhatikan penjelasan guru2. Mengobrol dengan teman3. Mengerjakan tugas lain

FORMAT PENILAIAN KELOMPOK

No. Nama. Keberanian KerjasamaPenguasaan

MateriKetepatan Jawaban

    5 7 9 5 7 9 5 7 9 5 7 9

1                          

2                          

3                          

4                          

5                          

6                          

7                          

8                          

9                          

10                          

11                          

12                          

13                          

14                          

15                          

16                          

17                          

18                          

19                          

20                          

21                          

22                          

23                          

24                          

25                          

26                          

27                          

28                          

29                          

30                          

31                          

32                          

33                          

34                          

35                          

36                          

37                          

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nama  :

Kelas   :

Lampiran 2LEMBARAN KASUS 1

HAK UNTUK HIDUP

Martina seorang gadis berusia 19 tahun berpacaran dengan pria bernama Anton berusia 25 tahun. Mereka

sudah berhubungan lebih kurang 1 tahun, sehingga dalam hubungan mereka yang begitu akrab mereka

melakukan hubungan suami istri yang mengakibatkan Martina hamil. Pacarnya Anton tidak menghendaki

kehamilan tersebut karena Anton belum punya pekerjaan tetap dan belum siap untuk menikah. Saat itu

Anton menyuruh Martina menggugurkan kandungannya.

Pertanyaan untuk didiskusikan:o 1. Apakah sikap Anton melanggar Hak Asasi Manusia

o 2. Bagaiman tindakan Martina seharusnya?

o 3. Dalam hal keadaan bagaimana seorang dokter dapat melayani pengguguran kandungan?

o 4. Kemukakan dampak negatif dari perbuatan Aborsi bagi seorang wanita!

Nilai :                                   Paraf Guru:

 

Nama  :

Kelas   :

LEMBARAN KASUS 2HAK WANITA

Banyaknya kasus pernikahan dibawah tangan karena rendahnya sanksi hukum di Jakarta, ternyata banyak

para suami yuang memiliki istri lebuih dari satu dengan cara dnikah di bawah tangan. Menurut ketua Badan

Penasehat Pembinaan Pelestarian Perkawinan (BP4) Jakarta, Ismail, maraknya perkawinan dibawah

tangan karena dalam undang undang perkawinan tersebut tidak ada sanksi hukum yang cukup berat.

Menurut Ismail, secara keagamaan, pernikahan yang dilakukan di bawah tangan itu tetap syah. Hanya saja

secara hukum normatif, kegiatan perkawinan itu tidak tercatat. Dampaknya istri maupun anak-anak dari

hasil perkawinan dibawah tangan itu tidak memiliki hak kepedataan misalnya, hak waris atau hak

memperoleh nafkah. (Sumber: Republika 28 Mei 2004)

Pertanyaan:

o 1. Bagaimana pendapat anda menganai praktek pernikahan di bawah tangan?

o 2. jika anda seorang perepuan, apakah anda setuju dengan praktek pernikahan di bawah tangan?

o 3. Bagaimana perlindungan Hak-hak istri serta anak dari hasil pernikahan di bawah tangan?

o 4. Pendapat apa yang dapat anda berikan untuk melindungi istri dan anak-anak dari hasil pernikahan di bawah tangan?

Nilai :                                   Paraf Guru:

  

Lampiran 3

DATA HASIL PENELITIAN

Data Aktivitas Siswa yang Relevan dengan Pembelajaran

No. IndikatorJumlah Siswa Prosentase

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2

1. Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat 19 28 52,77 69,44

2.

Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri dan aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru)

23 30 63,88 83,33

3. Interaksi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran  kelompok 26 32 72,22 88,32

4. Hubungan siswa dengan guru selama pembelajaran 27 33 75,00 91,66

5.Hubungan siswa dengan siswa lain selama pembelajaran (dalam kerja kelompok)

28 32 77,65 86,11

6.

Partisipasi siswa dalam pembelajaran (melihat, ikut melakukan kegiatan kelompok, selalu mengikuti petunjuk guru)

29 34 80,55 94,55

Rerata 25,33 31,00 70,34 85,55

Data Aktivitas Siswa yang Kurang Relevan dengan Pembelajaran

 

No. IndikatorJumlah Siswa Prosentase

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2

1. Tidak memperhatikan penjelasan guru 10 5 27,75 13,88

2. Mengobrol dengan teman 7 3 19,44 8,33

3. Mengerjakan tugas lain 6 2 16,60 5,50

Rerata 7,66 3,33 21,26 9,23

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PEROLEHAN SKOR HASIL BELAJAR SISWA

TENTANG HAK ASASI MANUSIA

No. Nama Nilai Siklus 1 Nilai Siklus 2

1 Abdurrahman Saleh 8,00 8,50

2 Agung Novianto 8,00 8,25

3 Agustia Ardila 7,50 8,00

4 Allisa Septia Indriani 5,25 6,.50

5 Aprilia Rulis 8,50 8,50

6 Dessy Lestari 4,75 6,00

7 Dini Tri Rulita Sari 9,00 9,50

8 Eka Novita Sari 5,50 7,00

9 Elysa Andelany A 6,75 7,50

10 Erliawati Suci 9,75 9,75

11 Evany Rodhiyah 7,75 8,75

12 Fina Nurfitriana 6,25 7,00

13 Fitria Aprilliani 6,00 7,00

14 Fitria Nurtiani 9,75 9,75

15 Ika Ayu Puji Lestari 9,00 9,00

16 Kuni Julita Sari 6,50 7,50

17 Mentari 4,75 6,00

18 Nungki Saraswati 4,75 6,00

19 Okti Marina 8,00 8,50

20 Putri Dina Sulistiyani 8,00 9,00

21 Resti Pratiwi 8,25 8,50

22 Ris Triadi - -

23 Septiasih 9,00 9,00

24 Siti Lutfiah 7,50 8,00

25 Sri Wahyuni 4,00 6,00

26 Syadat Faillah Syaifatul 8,00 8,50

27 Syawallyyah Handayani 4,00 6,00

28 Tia Ashari 5,25 6,75

29 Tria Oktarianti 8,75 9,00

30 Ulfah Nurillah 6,00 7,50

31 Umanti 7,75 8,00

32 Wenny Wulandari 6,00 7,00

33 Wike Widowati 7,25 7,75

34 Wina Waskilah Dewi 9,00 9,00

35 Wisika 5,50 6,50

36 Wulandari 6,50 7,50

37 Yuli Yana Wulansari 6,00 7,25

Rerata 7,01 7,80

Diketahui oleh:

Kepala SMK Negeri 3 Jakarta

 

 

 

Drs. Dedi Dwitagama, MM, Msi.

NIP. 131765462

Jakarta, November 2007

Peneliti

 

 

 

Drs. Aston L. Toruan SH.

NIP. 130523414

Lampiran 4

TIPE GAYA BELAJAR ANDA

PETUNJUK PENGISIAN

o 1. Baca pernyataan/pertanyaan, pilih jawaban yang paling cocok dan paling natural pada anda!

o 2. Pertanyaan yang mungkin perlu anda perhatikan adalah, “Manakah yang paling cocok dengan diri saya saat ini?”

o 3. Anda boleh memilih dua atau bahkan semua pilihan jawaban yang tersedia dengan catatan demikianlah adanya diri anda !

o 4. Tulis jawaban anda di lembar soal yang telah disediakan

o 5. Apabila anda tidak menjawab dengan akurat maka hasil tes ini tidak akan menggambarkan diri anda yang sesungguhnya.

SELAMAT MENGERJAKAN

o 1. Jika anda bertemu dengan teman baru, apa yang biasanya anda perhatikan pertama kali?

o a. penampilan dan cara berpakaiannya

o b. cara berbicara saat mengucapkan kata-kata atau suaranya

o c. cara mereka bertingkah laku atau berperilaku

o 2. beberapa hari setelah anda bertemu dengan orang baru, apa yang biasanya paling anda ingat dari orang tersebut?

o a. wajah

o b. nama

o c. sesuatu yang anda lakukan bersamanya meski lupa nama dan wajahnya

o 3. saat anda memasuki ruangan yang baru apa yang paling anda perhatikan

o a. keadaan ruangan

o b. suara ataupun diskusi yang berlangsung di ruangan tersebut

o c. aktifitas yang sedang berjalan yang dilakukan diruangan tersebut

o 4. Jika anda mempelajari sesuatu yang baru, cara mana yang paling anda sukai?

o a. diberui bahan untuk dibaca dan ditunjukkan buku-buku, gambar, grafik, peta, bagan atau objek

o b. diberikan penjelasan melalui diskusi dan kesempatan bertanya, tetapi tidak diberikan sesuatu untuk dilihat, dibaca, ditulis atau dikerjakan

o c. diberikan kesempatan untuk mengerjakan sebuah projek, simulasi, percobaan, permainan, eksplorasi dan penemuan-penemuan yang memungkinkan anda bergerak bebas dalam belajar

o 5. Saat anda harus mengajar orang lain, manakah yang akan anda lakukan?

o a. memberikan sesuatu kepada mereka untuk dihormati seperti suatu objek, gambar atau bagan

o b. anda akan menjelaskan dengan berbicara, tetapi tidak memberikan materi visual apapun

o c. anda mendemonstrasikan dan mengajak mereka melakukan secara bersama-sama

o 6. Jenis buku apa yang paling anda suka?

o a. buku yang berisi penjelasan untuk membantu memahami situasi

o b. buku yang berisi informasi faktual, sejarah atau dialog-dialog

o c. buku saku yang berisi tips olahraga, hobi, atau cara mengembangkan bakat

o 7. Jenis aktivitas apa yang akan anda lakukan dalam waktu senggang anda?

o a. membaca buku atau majalah

o b. mendengarkan pelajaran lewat kaset atau radio

o c. berolahraga atau melakukan permainan yang membutuhkan gerakan tubuh

o 8. Berikut ini situasi mana yang anda anggap paling enak untuk membaca atau mempelajari sesuatu

o a. anda tetap bisa belajar dengan diiringi musik atau suara-suara bising disekelling anda

o b. anda tidak akan bisa belajar bila ada musik atau kebisingan di sekeliling anda

o c. anda harus merasa nyaman, tetap bisa belajar baik dengan atau tanpa musik tapi aktivitas dan kegiatan yang berlagsung di ruangan bisa mempengaruhi proses belajar anda

o 9. Saat anda berbicara dengan seseorang kemanakah arah pandangan mata anda?

o a. anda merasa harus melihat tepat diwajah orang yang anda ajak berbicara dan iapun harus melihat wajah anda

o b. anda memandangnya hanya sekilas saja dan kemudian mata anda melihat dari satu sisi ke sisi yang lain, ke kanan atau kekiri

o c. anda sering memandangnya dan melihat ke bawah atau ke arah lain, tetapi jika ada suatu gerakan maka anda akan mengalihkan pandangan ke arah gerakan tersebut

o 10. Pernyataan manakah yang paling pas menggambarkan diri anda

o a. anda senang mengamati warna, bentuk, dan desain

o b. anda tidak biasa tinggal diam dan jika sekeliling anda begitu sunyi maka anda akan bersenandung atau menghidupkan tv agar diruangan tersebut selalu ada suara

o c. Anda merasa kesulitan bila harus duduk berlama-lama dan harus banyak bergerak dan bila anda harus duduk anda akan membungkuk, bergeser-geser, atau sering menggerak-gerakkan kaki

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 5

RENCANA PEMBELAJARAN

Nama Sekolah             : SMK Negeri 3 Jakarta

Mata Pelajaran            : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas                                      : I (satu) SMK

Semester                      : 1 (satu)

Waktu                            : 2 X 45 menit (1 x pertemuan)

Kompetensi Dasar                : Kemampuan Menganalisis Penegakan HAM dan Implikasinya

o I. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menganalisis pengertian HAM, macam-macam HAM dan perkembangan Hak Asasi Manusia

o II. Materi Ajar

Penegakan Hak Asasi Manusia dan Implikasinya:

o 1. Pengertian Hak Asasi Manusia

o 2. Macam-macam Hak Asasi Manusia

o 3. Perkembangan Hak Asasi Manusia dalam piagam Hak Asasi Manusia

o III. Media/Metode Pembelajaran

o 1. Kliping tentang Hak Asasi Manusia

o 2. Kasus yang berhubungan dengan Hak Asasi Manusia

o 3. Lembar pengamatan/skala sikap

o 4. Kertas

o 5. Alat tulis

o IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

Langkah Pembelajaran 1 (Apersepsi):

o Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang Hak Asasi Manusia

o Menunjukkan gambar-gambar tokoh-tokoh yang berjasa dalam memperjuangkan Hak Asasi Manusia

Kegiatan Inti:

o Membagi siswa dalam kelompok belajar, masing-masing kelompok belajar terdiri dari 4 - 5 orang :

o a. siswa 1 membahas hak untuk hidup

o b. siswa 2 membahas hak wanita

o c. siswa 3 membahas hak anak

o d. siswa 4 membahas hak turut serta dalam pemerintah

o e. siswa 5 membahas hak memperoleh keadilan

o Siswa-siswa dengan nomor yang sama membentuk kelompok baru membahas hak asasi sesuai tugas pada nomornya

o Memastikan semua siswa memiliki catatan hasil diskusi tersebut, sehingga dalam waktu yang bersamaan semua siswa akan mendapat jawaban dari kelima kasus

o Salah satu siswa melaporkan hasilnya didepan kelas dan yang lainnya menyimak laporan tersebut

o Guru memberikan penguatan dan klarifikasi terhadap laporan dan jawaban siswa

Kegiatan Akhir:

Penilaian

Data kemajuan belajar siwa diperoleh dari:

o 1. Partisipasi siswa dalam kerja kelompok

o 2. Lembar kerja pengumpulan daftar kerja kelompk

o 3. Cara siswa menyampaikan usul deskriptif secara lisan

o 4. Hasil laporan siswa terhadap kasus yang dibahas

o 5. Lembar pengamatan/skala sikap

o 6. Sikap dan perilaku selama kerja kelompok

Catatan:

Dilakukan refleksi diakhir pembelajaran:

o 1. Bertanya kepada siswa apakah senang dengan kegiatan belajar yang baru saja diikuti?

o 2. Apakah melalui kegiatan belajar demikian anda lebih memahami Hak Asasi Manusia?

Mengetahui,

Kepala SMK Negeri 3 Jakarta

 

 

 

Drs. Dedi Dwitagama, MM, MSi.

NIP. 131765462

Jakarta, November 2007

Guru Yang Bersangkutan

 

 

 

Drs. Aston L. Toruan SH

NIP. 130523414 

Lampiran 6

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PERSONALIA PENELITIAN

o Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Aston L. Toruan SH

o Pangkat/Golongan : Pembina/IV/A

o NIP : 130523414

o Jabatan Fungsional : Guru

o Bidang Keahlian : Pendidikan Kewarganegaraan

o Tempat Kerja : SMK Negeri 3 Jakarta

o Agama : Kristen

o Umur : 56 tahun

o Alamat Rumah : Jl. Bambu Wulung Rt. 003/05

  No.14 Bambu Apus Cipayung

  Jakarta Timur

o Riwayat Pendidikan :

1. SMA Negeri Siborong-borong                           Lulus tahun 1969

2. IKIP Negeri Jakarta (S1)                                    Lulus tahun 1978

3. Fakultas Hukum Universitas Indonesia (S1)   Lulus tahun 1987

o Penelitian yang dilakukan : -

o Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan : -

Jakarta, November 2007

 

 

 

Drs. Aston L. Toruan SH

 

Lampiran 7

FOTO-FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN

 

Guru Sedang Menjelaskan pengertian Hak Asasi Manusia dengan metode Problem Based Learning 

Murid-murid sedang memperoleh penjelasan dari guru tentang masalah HAM dan model pembelajaran

Problem Based Learning

 

Siswa-siswi sedang sibuk mendiskusikan materi dibawah bimbingan guru

Guru menjelaskan dan mengarahkan pemecahan masalah.

Para siswa sedang mendiskuskan materi/kasus dengan metode Problem Based Learning

Para siswa sedang mendiskuskan materi/kasus dengan metode Problem Based Learning

Kelompok diskusi sedang menyampaikan kesimpulan dari hasil kerja kelompok mereka dengan bimbingan

guru

Guru sedang menulis pokok-pokok masalah HAM sesuai UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

(gambar atas),

Guru sedang memberikan pertanyaan kepada salah seorang siswa tentang masalah Hak Asasi Manusia

(gambar bawah)

 

 

Kelompok diskusi sedang menyampaikan kesimpulan dari hasil kerja kelompok mereka dengan bimbingan

guru

Para siswa melalui kelompok belajar (diskusi kelompok) mempresentasikan hasil kerja mereka di depan

kelas dibawah bimbingan dan arahan guru

[1] E. Mulyana, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteistik dan implementasi ( Bandung, Remaja Rosda Karya, 2003) Halaman 45

[2] NADIROH, Profesionalisme Guru PKn sebagai esensi dari Social Studies, dalam JURNAL DIAMIKA

PENDIDIKAN ( Jurnal Pasca Sarjana UNJ) Volume 1, No.1, Sept. 2007, p. 1-2

[3] NADIROH, Loccit

[4] Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta, Bina Aksara, 1998, h. 2

Filed under: Foto, Penelitian Tindakan Kelas , aston lumban toruan,dwitagama, Penelitian Tindakan

Kelas, PKn, smk 3