matematika isi

42
Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika I. PENDAHULUAN Kebijaka n pemerintah menggunakan kurikulum berbasis kompetensi didasarkan pada PP Nomor 25 tahun 2000 tentang pembagian kewenangan pusat dan daerah. Pada PP ini, dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, dinyatakan bahwa kewenangan pusat adalah dalam hal penetapan standar kompe tensi peserta didik dan warga belajar serta pengatura n kurikulum nasional dan penilaian hasil belajar secara nasional serta pedoman pelaksanaan nya, dan penetapan standar materi pelajaran pokok . Berdasarkan hal itu, Departemen Pendidikan Nasional melakukan penyusunan standar nasional untuk seluruh mata pelajaran di SMA, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, dan indikator. Sesuai dengan jiwa otonomi, pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengembangka n silabus dan penilaianny a berdasarkan standar nasional. Bagian yang menjadi kewenangan daerah adalah dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang meliputi pembelajar an tatap muka dan pengalaman belajar serta instrumen penilaianny a. Pendidikan berbasis kompetensi adalah pendidikan yang menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu  jenjang pendidikan. Kompeten si lulusan suatu jenjang pendidikan, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, mencakup komponen pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas, kesehatan, akhlak, ketakwaan, dan kewargane garaan. Menurut Wilson (2001) par adigma pendidika n berbasis kompetensi mencakup kurikulum, ped agogi, dan penilaian yang menekankan pada standar atau hasil. Kurikulum berisi bahan ajar yang diberikan kepada peserta didik melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pedagogi yang mencakup strategi atau metode mengajar. Tingkat keberhasilan belajar yang dicapai peserta didik dapat dilihat pada hasil belajar, yang mencakup ujian, tugas-tugas, dan pengamatan. Implikasi penerapan pendidikan berbasis kompetensi adalah perlunya pengembanga n silabus dan penilaian yang menjadikan peserta didik mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar yang ditetapkan dengan mengintegrasika nlife skill . Silabus adalah acuan untuk merencanakan dan melaksanakan program pembelajaran, sedangkan sistem penilaian mencakup indikator dan instrumen penilaiannya yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Jenis t agihan adalah berbagai bentuk ulangan dan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta didik; sedangkan bentuk instrumen terkait dengan jawaban yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik dalam bentuk tes maupun nontes. Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Di kdasmen, Depdiknas 1

Upload: denok-sisilia

Post on 30-May-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 1/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

I. PENDAHULUAN

Kebijakan pemerintah menggunakan kurikulum berbasis kompetensi didasarkan pada PP Nomor 25 tahun 2000 tentang pembagian

kewenangan pusat dan daerah. Pada PP ini, dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, dinyatakan bahwa kewenangan pusat adalah

dalam hal penetapan standar kompetensi peserta didik dan warga belajar serta pengaturan kurikulum nasional dan penilaian hasil 

belajar secara nasional serta pedoman pelaksanaannya, dan penetapan standar materi pelajaran pokok . Berdasarkan hal itu, Departemen

Pendidikan Nasional melakukan penyusunan standar nasional untuk seluruh mata pelajaran di SMA, yang mencakup standar kompetensi,

kompetensi dasar, materi pokok, dan indikator.

Sesuai dengan jiwa otonomi, pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengembangkan silabus dan penilaiannya berdasarkan

standar nasional. Bagian yang menjadi kewenangan daerah adalah dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang meliputi

pembelajaran tatap muka dan pengalaman belajar serta instrumen penilaiannya.

Pendidikan berbasis kompetensi adalah pendidikan yang menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu

 jenjang pendidikan. Kompetensi lulusan suatu jenjang pendidikan, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, mencakup komponen

pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas, kesehatan, akhlak, ketakwaan, dan kewarganegaraan.

Menurut Wilson (2001) paradigma pendidikan berbasis kompetensi mencakup kurikulum, pedagogi, dan penilaian yang menekankan

pada standar atau hasil. Kurikulum berisi bahan ajar yang diberikan kepada peserta didik melalui proses pembelajaran. Proses

pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pedagogi yang mencakup strategi atau metode mengajar. Tingkat keberhasilan belajar

yang dicapai peserta didik dapat dilihat pada hasil belajar, yang mencakup ujian, tugas-tugas, dan pengamatan.

Implikasi penerapan pendidikan berbasis kompetensi adalah perlunya pengembangan silabus dan penilaian yang menjadikan peserta

didik mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar yang ditetapkan dengan mengintegrasikan life

skill . Silabus adalah acuan untuk merencanakan dan melaksanakan program pembelajaran, sedangkan sistem penilaian mencakup

indikator dan instrumen penilaiannya yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Jenis tagihan adalah berbagaibentuk ulangan dan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta didik; sedangkan bentuk instrumen terkait dengan jawaban yang

harus dikerjakan oleh peserta didik, baik dalam bentuk tes maupun nontes.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 1

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 2/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

II. KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu, baik ditinjau dari aspek kompetensi yang ingin dicapai, maupun dari aspek

materi yang dipelajari dalam rangka menunjang tercapainya kompetensi. Ditinjau dari aspek kompetensi yang ingin dicapai, mata

pelajaran Matematika menekankan penguasaan konsep dan algoritma disamping kemampuan memecahkan masalah. Ditinjau dari aspek

materi pelajaran, cakupan atau ruang lingkup pelajaran Matematika SMA meliputi: Logika, Aljabar, Kalkulus, Geometri, Trigonometri, dan

Statistika. Di samping itu Matematika juga bersifat hierarkis yaitu suatu materi merupakan prasyarat untuk mempelajari materi

berikutnya. Untuk mempelajari Matematika hendaknya berprinsip pada: (1) materi matematika disusun menurut urutan tertentu atau tiap

topik matematika berdasarkan subtopik tertentu, (2) seorang siswa dapat memahami suatu topik matematika jika ia telah memahami

subtopik pendukung atau prasyaratnya, (3) perbedaan kemampuan antarsiswa dalam mempelajari atau memahami suatu topik

matematika dan dalam menyelesaikan masalahnya ditentukan oleh perbedaan penguasaan subtopik prasyaratnya, (4) penguasaan topik

baru oleh seorang siswa tergantung pada penguasaan topik sebelumnya.

III. STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan perilaku.

Standar adalah arahan atau acuan bagi pendidik tentang kemampuan dan keterampilan yang menjadi fokus proses pembelajaran dan

penilaian. Jadi standar kompetensi adalah batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan peserta didik setelah

mengikuti proses pembelajaran suatu mata pelajaran tertentu. Cakupan materi yang terkandung dalam setiap standar kompetensi cukup

luas dan terkait dengan konsep yang ada dalam suatu mata pelajaran. Sesuai dengan pengertian tersebut, standar kompetensi mata

pelajaran matematika adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil dari mempelajari mata pelajaran matematika.

Untuk mata pelajaran Matematika di SMA, telah dirumuskan sembilan standar kompetensi sebagai berikut.

1. Menggunakan operasi dan sifat serta manipulasi aljabar dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, danlogaritma; persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat; sistem persamaan linear-kuadrat; pertidaksamaan satu variabel; logika

matematika.

2. Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah.

3. Menggunakan sifat dan aturan geometri dalam menentukan kedudukan titik, garis dan bidang; jarak; sudut; dan volum.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 2

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 3/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

4. Menggunakan aturan statistika dalam menyajikan dan meringkas data dengan berbagai cara serta memberi tafsiran; menyusun, dan

menggunakan kaidah pencacahan dalam menentukan banyak kemungkinan; dan menggunakan aturan peluang dalam menentukan

dan menafsirkan peluang kejadian majemuk.

5. Menggunakan manipulasi aljabar untuk merancang rumus trigonometri dan menyusun bukti.

6. Menyusun dan menggunakan persamaan lingkaran beserta garis singgungnya; menggunakan algoritma pembagian, teorema sisa, dan

teorema faktor dalam pemecahan masalah; menggunakan operasi dan manipulasi aljabar dalam pemecahan masalah yang berkaitan

dengan fungsi komposisi dan fungsi invers.

7. Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan dalam pemecahan masalah.

8. Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah.

9. Merancang dan menggunakan model matematika program linear serta menggunakan sifat dan aturan yang berkaitan dengan barisan,

deret, matriks, vektor, transformasi, fungsi eksponen dan logaritma dalam pemecahan masalah.

IV. PENGEMBANGAN SILABUS DAN PENILAIAN

Silabus dan penilaian merupakan urutan penyajian bagian-bagian dari silabus dan penilaian suatu mata pelajaran. Silabus dan

penilaian disusun berdasarkan prinsip yang berorientasi pada pencapaian kompetensi. Sesuai dengan prinsip tersebut maka silabus dan

penilaian mata pelajaran Matematika dimulai dengan identifikasi, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok dan uraian materi

pokok, pengalaman belajar, indikator, penilaian, yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen, serta alokasi

waktu, dan sumber/bahan/alat.

Silabus dan penilaian di atas dapat berfungsi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, mendiagnosis kesulitan belajar,

memberikan umpan balik, melakukan perbaikan, memotivasi guru agar mengajar lebih baik, dan memotivasi siswa untuk belajar lebih

baik. Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi adalah: valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka,berkesinambungan, menyeluruh, dan bermakna.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 3

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 4/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

A. Langkah-Langkah Penyusunan Silabus dan Penilaian

Langkah-langkah dalam penyusunan silabus dan penilaian meliputi tahap-tahap: identifikasi mata pelajaran; perumusan standar

kompetensi dan kompetensi dasar; penentuan materi pokok; pemilihan pengalaman belajar; penentuan indikator; penilaian, yang

meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen; perkiraan waktu yang dibutuhkan; dan pemilihan

sumber/bahan/alat. Untuk lebih jelasnya dapat dibaca uraian berikut.

1. Identifikasi. Pada setiap silabus perlu identifikasi yang meliputi identitas sekolah, identitas mata pelajaran, kelas/program, dan

semester.

2. Pengurutan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran

Matematika dirumuskan berdasarkan struktur keilmuan Matematika dan tuntutan kompetensi lulusan. Selanjutnya standar

kompetensi dan kompetensi dasar diurutkan dan disebarkan secara sistematis. Sesuai dengan kewenangannya, Depdiknas telah

merumuskan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran.

3. Penentuan Materi Pokok dan Uraian Materi Pokok. Materi pokok dan uraian materi pokok adalah butir-butir bahan

pelajaran yang dibutuhkan siswa untuk mencapai suatu kompetensi dasar. Pengurutan materi pokok dapat menggunakan

pendekatan prosedural, hirarkis, konkret ke abstrak, dan pendekatan tematik. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam menentukan

materi pokok dan uraian materi pokok adalah: a) prinsip relevansi, yaitu adanya kesesuaian antara materi pokok dengan

kompetensi dasar yang ingin dicapai; b) prinsip konsistensi, yaitu adanya keajegan antara materi pokok dengan kompetensi

dasar dan standar kompetensi; dan c) prinsip adekuasi, yaitu adanya kecukupan materi pelajaran yang diberikan untuk mencapai

kompetensi dasar yang telah ditentukan. Materi pokok inipun telah ditentukan oleh Depdiknas.

4. Pemilihan Pengalaman Belajar. Proses pencapaian kompetensi dasar dikembangkan melalui pemilihan strategi pembelajaran

yang meliputi pembelajaran tatap muka dan pengalaman belajar. Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik maupun mental

yang dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan bahan ajar. Pengalaman belajar dilakukan oleh siswa untuk menguasai

kompetensi dasar yang telah ditentukan. Baik pembelajaran tatap muka maupun pengalaman belajar, dapat dilakukan di dalam

maupun di luar kelas. Untuk itu, pembelajarannya dilakukan dengan metode yang bervariasi.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 4

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 5/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

Selanjutnya, pengalaman belajar hendaknya juga memuat kecakapan hidup (life skill ) yang harus dimiliki oleh siswa. Kecakapan

hidup merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problem hidup dan kehidupan dengan wajar

tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya.

Pembelajaran kecakapan hidup ini tidak dikemas dalam bentuk mata pelajaran baru, tidak dikemas dalam materi tambahan yang

disisipkan dalam mata pelajaran, pembelajaran di kelas tidak memerlukan tambahan alokasi waktu, tidak memerlukan jenis

buku baru, tidak memerlukan tambahan guru baru, dan dapat diterapkan dengan menggunakan kurikulum apapun.

Pembelajaran kecakapan hidup memerlukan reorientasi pendidikan dari subject-matter oriented menjadi life-skill oriented .

Secara umum ada dua macam life skill, yaitu general life skill  dan spesific life skill . General life skill dibagi menjadi dua, yaitu

 personal skill (kecakapan personal) dan social skill (kecakapan sosial). Kecakapan personal itu sendiri terdiri dari self-awareness

skill (kecakapan mengenal diri) dan thinking skill (kecakapan berpikir). Spesific life skill juga dibagi menjadi dua, yaitu academic 

skill (kecakapan akademik) dan vocational skill (kecakapan vokasional/kejuruan).

Kecakapan-kecakapan hidup di atas dapat dirinci sebagai berikut. Pertama, kecakapan mengenal diri meliputi kesadaran sebagai

makhluk Tuhan, kesadaran akan eksistensi diri, dan kesadaran akan potensi diri. Kedua, kecakapan berpikir meliputi kecakapan

menggali informasi, mengolah informasi, mengambil keputusan, dan kecakapan memecahkan masalah. Ketiga, kecakapan sosial

meliputi kecakapan komunikasi lisan, komunikasi tertulis, dan kecakapan bekerjasama. Keempat , kecakapan akademik meliputi

kecakapan mengidentifikasi variabel, menghubungkan variabel, merumuskan hipotesis, dan kecakapan melaksanakan penelitian.

Kelima, kecakapan vokasional sering disebut juga sebagai kecakapan kejuruan. Kecakapan ini terkait dengan bidang pekerjaan

tertentu. Dalam memilih pengalaman belajar perlu dipertimbangkan kecakapan hidup apa yang akan dikembangkan pada setiap

kompetensi dasar. Untuk itu diperlukan analisis kecakapan hidup setiap kompetensi dasar. Tabel berikut merupakan contoh

format analisis kecakapan hidup.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 5

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 6/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

Tabel 1: Contoh Format Analisis Kompetensi Dasar dan Kecakapan Hidup

No

 Kecakapan

Hidup

Kompetensi dasar

KesadaranDiri

Kecakapan Berpikir KecakapanSosial

KecakapanAkademik

   M  a   k   h   l  u   k   T

  u   h  a  n

   E   k  s   i  s   t  e  n  s   i   d   i  r   i

   P  o   t  e  n  s   i   d   i  r   i

   M  e  n  g  g  a   l   i   i  n   f  o  r

  m  a  s   i

   M  e  n  g  o   l  a   h   i  n   f  o  r

  m  a  s   i

   M  e  n  g  a  m   b   i   l   k  e  p  u   t

  u  s  a  n

   M  e  m  e  c  a   h   k  a  n  m  a  s  a   l  a   h

   K  o  m  u  n   i   k  a  s   i

   l   i  s  a  n

    K  o  m  u  n   i   k  a  s   i   t  e

  r   t  u   l   i  s

    B  e   k  e  r   j  a  s  a  m  a

    M  e  n  g   i   d  e  n   t   i   f   i   k  a  s   i  v  a  r   i  a  a   b  e   l

   M  e  n  g   h  u   b  u  n  g   k  a  n  v  a  r

   i  a   b  e   l

   M  e  r  u  m  u  s   k  a  n   h   i  p  o

   t  e  s   i  s

   M  e   l  a   k  s  a  n  a   k  a  n  p  e  n  e

   l   i   t   i  a  n

1 Menggunakan sifat dan aturan tentang pangkat,

akar, dan logaritma dalam pemecahan masalah

v v v v v v v v

2 Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitunganteknis yang berkaitan dengan pangkat, akar, danlogaritma

v v v v v v

Dalam mata pelajaran Matematika di SMA kecakapan hidup (life skill) yang dikembangkan adalah general life skill  dan

academic skill (kecakapan akademik). Rumusan pengalaman belajar yang diturunkan dari kompetensi dasar hendaknya memuat

kecakapan hidup di atas. Kecakapan hidup dalam pengalaman belajar ditulis dalam tanda kurung dengan cetak miring. Misalnya;

mendiskusikan pangkat, mengaplikasikan rumus-rumus pangkat (kecakapan hidup: kesadaran akan eksistensi diri, kesadaran

akan potensi diri, menggali informasi, mengolah informasi, mengambil keputusan, identifikasi variabel, dan memecahkan

masalah).

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 6

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 7/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

5. Penjabaran Kompetensi Dasar menjadi Indikator. Indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat

dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang

bisa diukur dan dibuat instrumen penilaiannya. Seperti halnya standar kompetensi dan kompetensi dasar, sebagian dari indikator

telah pula ditentukan oleh Depdiknas.

6. Penjabaran Indikator ke dalam Instrumen Penilaian. Indikator dijabarkan lebih lanjut ke dalam instrumen penilaian yang

meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Setiap indikator dapat dikembangkan menjadi 3 instrumen

penilaian yang meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif.

Jenis tagihan yang dapat digunakan antara lain sebagai berikut.

a. Kuis. Bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang prinsip. Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai,

kurang lebih 5 -10 menit. Kuis dilakukan untuk mengetahui penguasaan pelajaran oleh siswa. Tingkat berpikir yang terlibat

adalah pengetahuan dan pemahaman.

b. Pertanyaan Lisan. Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau teorema. Tingkat berpikir

yang terlibat adalah pengetahuan dan pemahaman.

c. Ulangan Harian. Ulangan harian dilakukan secara periodik di akhir pembelajaran satu atau dua kompetensi dasar. Tingkat

berpikir yang terlibat sebaiknya mencakup pemahaman, aplikasi, dan analisis.

d. Ulangan Blok. Ulangan Blok adalah ujian yang dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam

satu waktu. Tingkat berpikir yang terlibat mulai dari pemahaman sampai dengan evaluasi.

e. Tugas Individu. Tugas individu dapat diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam bentuk pembuatan klipping, makalah,

dan yang sejenisnya. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya aplikasi, analisis, sampai sintesis dan evaluasi.

f. Tugas Kelompok. Tugas kelompok digunakan untuk menilai kompetensi kerja kelompok. Bentuk instrumen yang digunakan

salah satunya adalah uraian bebas dengan tingkat berpikir tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi.g. Responsi atau Ujian Praktik. Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Ujian responsi

bisa dilakukan di awal praktik atau setelah melakukan praktik. Ujian yang dilakukan sebelum praktik bertujuan untuk

mengetahui kesiapan peserta didik melakukan praktik di laboratorium atau tempat lain, sedangkan ujian yang dilakukan

setelah praktik, tujuannya untuk mengetahui kompetensi dasar praktik yang telah dicapai peserta didik dan yang belum.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 7

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 8/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

h. Laporan Kerja Praktik. Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Peserta didik bisa

diminta untuk mengamati suatu gejala dan melaporkannya.

Bentuk instrumen dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes dan nontes. Bentuk instrumen tes meliputi: pilihan ganda, uraian

objektif, uraian non-objektif, jawaban singkat, menjodohkan, benar-salah, unjuk kerja (performans) dan portofolio, sedangkan

bentuk instrumen nontes meliputi: wawancara, inventori, dan pengamatan. Para guru diharapkan menggunakan instrumen yangbervariasi agar diperoleh data tentang pencapaian belajar siswa yang akurat dalam semua ranah.

Beberapa bentuk instrumen tes yang dapat digunakan, antara lain:

a. Pilihan Ganda. Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran, penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan

mudah. Tingkat berpikir yang terlibat bisa dari tingkat pengetahuan sampai tingkat sintesis dan analisis.

b. Uraian Objektif. Jawaban uraian objektif sudah pasti. Uraian objektif lebih tepat digunakan untuk bidang Ilmu Alam. Agar

hasil penskorannya objektif, diperlukan pedoman penskoran. Hasil penilaian terhadap suatu lembar jawaban akan sama

walaupun diperiksa oleh orang yang berbeda. Tingkat berpikir yang diukur bisa sampai pada tingkat yang tinggi.

c. Uraian Non-objektif/Uraian Bebas. Uraian bebas dicirikan dengan adanya jawaban yang bebas. Namun demikian,

sebaiknya dibuatkan kriteria penskoran yang jelas agar penilaiannya objektif. Tingkat berpikir yang diukur bisa tinggi.

d. Jawaban Singkat atau Isian Singkat. Bentuk ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman

siswa. Materi yang diuji bisa banyak, namun tingkat berpikir yang diukur cenderung rendah.

e. Menjodohkan. Bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman atas fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak,

namun tingkat berpikir yang terlibat cenderung rendah.

f. Performans. Bentuk ini cocok untuk mengukur kompetensi siswa dalam melakukan tugas tertentu, seperti praktik ibadah

atau perilaku yang lain.

g. Portofolio. Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja siswa, dengan menilai kumpulan karya-karya

dan tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa. Karya-karya ini dipilih dan kemudian dinilai, sehingga dapat dilihat

perkembangan kemampuan siswa.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 8

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 9/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

7. Menentukan Alokasi Waktu. Alokasi waktu adalah perkiraan berapa lama siswa mempelajari suatu materi pelajaran. Untuk

menentukan alokasi waktu, prinsip yang perlu diperhatikan adalah tingkat kesukaran materi, cakupan materi, frekuensi

penggunaan materi baik di dalam maupun di luar kelas, serta tingkat pentingnya materi yang dipelajari.

8. Sumber/Bahan/Alat. Istilah sumber yang digunakan di sini berarti buku-buku rujukan, referensi atau literatur, baik untuk

menyusun silabus maupun mengajar. Sedangkan yang dimaksud dengan bahan dan alat adalah bahan-bahan dan alat-alat yang

diperlukan dalam praktikum atau proses pembelajaran lainnya. Bahan dan alat di sini dapat bervariasi sesuai dengan

karakteristik mata pelajarannya.

B. Penyusunan dan Analisis Instrumen

Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui apakah siswa telah atau belum menguasai suatu kompetensi dasar tertentu. Penilaian

 juga bertujuan untuk: (1) mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa, (2) mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa,

(3) mendiagnosis kesulitan belajar siswa, (4) mengetahui hasil pembelajaran, (5) mengetahui pencapaian kurikulum, (6) mendorong

siswa belajar, dan (7) mendorong guru agar mengajar dengan lebih baik.

1. Langkah Penyusunan Instrumen

Langkah awal dalam mengembangkan instrumen adalah menetapkan spesifikasi, yaitu berisi uraian yang menunjukkan

keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu instrumen. Penyusunan spesifikasi instrumen mencakup kegiatan: (a)

menentukan tujuan, (b) menyusun kisi-kisi, (c) memilih bentuk instrumen, dan (d) menentukan panjang instrumen. Tujuan

penilaian telah disebutkan di muka.

Kisi-kisi berupa matriks yang berisi spesifikasi instrumen yang akan dibuat. Kisi-kisi ini merupakan acuan bagi penyusun

instrumen, sehingga siapapun yang menyusunnya akan menghasilkan isi dan tingkat kesulitan yang relatif sama. Matriks kisi-kisi

tes terdiri dari dua jalur, yaitu kolom dan baris.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 9

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 10/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

Tabel 2: Kisi-Kisi Silabus dan Penilaian Berkelanjutan

Standar Kompetensi: ............................................................................................

Kompetensi

Dasar

Materi Pokok dan

Uraian MateriPokok

Pengalaman

Belajar Indikator

Penilaian

JenisTagihan

BentukInstrumen

ContohInstrumen

Alokasi

waktu

Sumber/

Bahan/Alat

Pemilihan bentuk instrumen akan ditentukan oleh tujuan, jumlah peserta, waktu yang tersedia untuk memeriksa, cakupan

materi, dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan. Bentuk pilihan ganda misalnya, sangat tepat digunakan apabila jumlah

peserta banyak, waktu koreksi singkat, dan cakupan materi yang diujikan banyak.

Bentuk instrumen yang digunakan sebaiknya bervariasi seperti pilihan ganda, uraian objektif, uraian bebas, menjodohkan,

 jawaban singkat, benar-salah, unjuk kerja (performans), dan portofolio. Dengan cara ini diharapkan agar diperoleh data yang

akurat tentang pencapaian belajar siswa. 

Panjang instrumen ditentukan oleh waktu yang tersedia dengan memperhatikan bahan dan tingkat kelelahan peserta tes. Pada

umumnya ulangan dalam bentuk tes membutuhkan waktu 60 sampai 90 menit. Sedangkan ulangan dalam bentuk nontes dan

praktik bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Penentuan panjang tes dan nontes dapat ditentukan berdasarkan pengalaman para

guru.

Pada umumnya, setiap butir tes pilihan ganda memerlukan waktu pengerjaan sekitar 1 sampai 3 menit, tergantung pada tingkat

kesulitan soal. Untuk tes bentuk uraian, lama tes ditentukan berdasarkan pada kompleksitas jawaban yang dituntut. Untuk

mengatasi agar jawaban soal tidak terlalu panjang, sebaiknya jawaban dibatasi dengan beberapa kalimat atau beberapa baris.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 10

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 11/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

2. Bentuk Instrumen dan Penskorannya

a. Bentuk Instrumen Tes dan Penskorannya

1) Pertanyaan Lisan. Penskoran pertanyaan lisan dapat dilakukan dengan pola kontinum 0 s.d. 10, atau 0 s.d. 100.

Untuk memudahkan penskoran, dibuat rambu-rambu jawaban yang akan dijadikan acuan. Contoh soal: Sebutkanlahbeberapa cara mencari akar-akar persamaan kuadrat? 

2) Pilihan Ganda. Bentuk soal pilihan ganda dapat dipakai untuk menguji penguasaan kompetensi pada tingkat berpikir

rendah seperti pengetahuan (recall) dan pemahaman, sampai pada tingkat berpikir tinggi seperti aplikasi, analisis,

sintesis dan evaluasi.

Pedoman pembuatan tes bentuk pilihan ganda adalah: (a) pokok soal harus jelas, (b) isi pilihan jawaban homogen, (c)

panjang pilihan jawaban relatif sama, (d) tidak ada petunjuk jawaban benar, (e) hindari menggunakan pilihan jawaban:

semua benar atau semua salah, (f) pilihan jawaban angka diurutkan, (g) semua pilihan jawaban logis, (h) jangan

menggunakan negatif ganda, (I) kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes, (j) bahasa

yang digunakan baku, (k) letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak, dan (l) penulisan soal diurutkan ke

bawah. Contoh soal:

 Jika0

4

3

3

2

.

 x

 y x F 

=dengan x = 64 dan y = 16, maka nilai F = ....

a. 16

b. 8

c. 2

d.27

16

e.81

16

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 11

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 12/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

Penskoran pilihan ganda dapat dilakukan dengan rumus:

100 x N 

 BSkor =

B = adalah banyaknya butir yang dijawab benar

N = adalah banyaknya butir soal

3) Uraian Objektif. Pertanyaan yang biasa digunakan adalah simpulkan, tafsirkan, dan sebagainya.

Langkah untuk membuat tes uraian objektif adalah: (a) menulis soal berdasarkan indikator pada kisi-kisi, dan (b)

mengedit pertanyaan. Untuk mengedit pertanyaan perlu diperhatikan: (1) apakah pertanyaan mudah dimengerti, (2)

apakah data yang digunakan benar, (3) apakah tata letak keseluruhan baik, (4) apakah pemberian bobot skor sudah

tepat, (5) apakah kunci jawaban sudah benar, dan (6) apakah waktu untuk mengerjakan tes cukup.

Penskoran instrumen uraian objektif dapat dilakukan dengan memberikan skor tertentukan langkah-langkah dalam

menjawab soal.

Contoh soal: Rasionalkan penyebut tiap pecahan berikut:

a.53

2

− 

b.223

5

+

4) Uraian Bebas. Bentuk instrumen ini dapat dipakai untuk mengukur kompetensi siswa dalam semua tingkat ranah

kognitif.

Kaidah penulisan instrumen bentuk uraian bebas adalah: (a) gunakan kata-kata seperti mengapa, uraikan, jelaskan,

bandingkan, tafsirkan, hitunglah dan buktikan; (b) hindari penggunaan pertanyaan seperti siapa, apa, dan bilamana;

(c) gunakan bahasa yang baku; (d) hindari penggunaan kata-kata yang dapat ditafsirkan ganda; (e) buat petunjuk

mengerjakan soal; (f) buat kunci jawaban; dan (g) buat pedoman penskoran.

Untuk memudahkan penskoran, dibuat rambu-rambu jawaban yang akan dijadikan acuan.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 12

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 13/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

Contoh soal:

Persamaan kuadrat 01522=−− x x mempunyai dua akar nyata dan berlainan. Gunakan rumus abc untuk mencari akar

persamaan itu, dengan menuliskan bagaimana cara kamu menemukan kedua akar itu. 

Pedoman Penskoran:

Langkah Kunci Jawaban Skor

1 Rumus abc:

a

acbb x

2

42

2,1

−±−=

3

2 Dari persamaan kuadrat diperoleh a = 1,b = -2, dan c = -15, Jadi

2

3

4

5

6

)1(2

)15)(1(4)2()2( 2

2,1

−−−±−−= x

26042 +±= 

2

82 ±= 

Jadi, x1 = 5 dan x2 = -3

2

1

1

1

Skor maksimum 10

Jika nilai kurang dari 7,5 berarti masih belum berhasil menentukan akar-akar persamaan kuadrat.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 13

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 14/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

5) Jawaban Singkat atau Isian Singkat. Tes bentuk jawaban/isian singkat dibuat dengan menyediakan tempat kosong

yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban. Jenis soal jawaban singkat ini bisa berupa pertanyaan dan

melengkapi atau isian. Penskoran isian singkat dapat dilakukan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban benar dan

skor 0 untuk jawaban salah.

Contoh soal: Himpunan penyelesaian dari persamaan 022

=− x adalah ....6) Menjodohkan. Bentuk ini cocok untuk mengetahui fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat

berpikir yang terlibat cenderung rendah.

Contoh soal: Jodohkanlah nilai sudut dibawah ini:

1. °150sin a. 32

1

2. °210sin b. 32

1−

3. °210cos c.

2

1

4. °330cos d.2

1−

7) Portofolio. Portofolio merupakan kumpulan hasil karya, tugas atau pekerjaan siswa yang disusun berdasarkan urutan

kategori kegiatan. Karya-karya, tugas atau pekerjaan ini dipilih, kemudian dinilai sehingga dapat menggambarkan

perkembangan kompetensi siswa. Portofolio sangat bermanfaat baik bagi guru maupun siswa dalam melakukan penilaian

proses.  Contoh soal: Laporan makalah untuk dipresentasikan, tugas-tugas individu atau kelompok dan lain-lain.

Agar penilaian terhadap hasil penugasan ini objektif, maka guru perlu mengembangkan rubrik, yakni semacam kisi-kisi

pedoman penilaian. Rubrik hendaknya memuat: (a) daftar kriteria kinerja siswa, (b) ranah-ranah atau konsep-konsep

yang akan dinilai, dan (c) gradasi mutu. Sebagai alat penilaian tugas, sebelum rubrik digunakan, guru harus

mengomunikasikannya kepada siswa. Skor nilai bersifat kontinum 0 s.d. 10 atau 0 s.d. 100.

Porsi untuk tiap keterlibatan berpikir dalam menjawab soal dari tahap pemahaman, aplikasi, dan analisis (sintesis dan

evaluasi) disarankan sebesar 20%, 30%, dan 50%. Batas ketuntasan ditetapkan dengan skor 75% penguasaan kompetensi.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 14

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 15/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

b. Bentuk Instrumen Nontes dan Penskorannya

Instrumen nontes meliputi: angket, inventori, dan pengamatan. Instrumen ini digunakan untuk menilai aspek sikap dan

minat terhadap mata pelajaran, konsep diri dan nilai. Langkah pembuatan instrumen sikap dan minat adalah sebagai

berikut: (1) pilih ranah afektif yang akan dinilai, misalnya sikap atau minat; (2) tentukan indikator minat, misalnya:

kehadiran di kelas, banyaknya bertanya, tepat waktu mengumpulkan tugas, dan catatan buku rapi; (3) pilih tipe skala yangdigunakan, misalnya skala Likert dengan empat skala seperti dari sangat senang sampai tidak senang; (4) telaah instrumen

oleh sejawat; (5) perbaiki instrumen; (6) siapkan inventori laporan diri; (7) tentukan skor inventori; dan (8) buat hasil

analisis inventori skala minat dan skala sikap.

Tabel 3: Contoh Format Lembar Pengamatan Sikap Siswa

No

 Indikator

Sikap

Nama Siswa

   K  e   t  e  r   b  u   k  a  a  n

   K  e   t  e   k

  u  n  a  n   b  e   l  a   j  a  r

   K  e  r  a   j   i  n  a  n

   T  e  n  g  g  a  n  g  r  a  s  a

   K  e   d   i  s   i  p   l   i  n  a  n

   K  e  r   j  a  s  a  m  a

   R  a  m

  a   h   d  g   t  e  m  a  n

   H  o  r  m

  a   t  p  a   d  a  g  u  r  u

   K  e   j  u   j  u  r  a  n

   M

  e  n  e  p  a   t   i   j  a  n   j   i

   K  e  p  e   d  u   l   i  a  n

   T  a  n

  g  g  u  n  g   j  a  w  a   b

   N   i   l  a   i  r  a   t  a  -  r  a   t  a   (   k  u  a   l   i   t  a   t   i   f   /   h  u  r  u   f   )

1

2

3

4

Skor untuk masing-masing sikap di atas dapat berupa angka. Akan tetapi, pada tahap akhir skor tersebut dirata-ratakan dan

dikonversikan ke dalam bentuk kualitatif. Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s.d. 5. Penafsiran angka-angka

tersebut adalah sebagai berikut: 1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, dan 5 = amat baik.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 15

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 16/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

Penilaian terhadap minat siswa dapat menggunakan skala bertingkat, misalnya dengan rentangan 4-1 atau 1-4 tergantung

arah pertanyaan/pernyataan. Misalnya, jawaban sangat setuju diberi skor 4, sedangkan sangat tidak setuju 1. Skor

keseluruhannya diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor butir pertanyaan/pernyataan. Misalnya instrumen untuk

mengukur minat siswa terdiri atas 10 butir. Jika rentangan yang dipakai 1 sampai 4, maka skor terendah adalah 10 dan skor

tertinggi adalah 40. Jika dibagi menjadi 4 kategori, maka skala 10-16 termasuk tidak berminat, 17 – 24 kurang berminat,

25 – 32 berminat, dan skala 33 – 40 sangat berminat.

Tabel 4: Contoh Format Penilaian Minat Siswa Terhadap Mata Pelajaran

No PernyataanSkala

Sl Sr Jr Tp

1234

5678910

Saya senang mengikuti pelajaran iniSaya rugi bila tidak mengikuti pelajaran iniSaya merasa pelajaran ini bermanfaatSaya berusaha menyerahkan tugas tepat waktu

Saya berusaha memahami pelajaran iniSaya bertanya pada guru bila ada yang tidak jelasSaya mengerjakan soal-soal latihan di rumahSaya mendiskusikan materi pelajaran dengan temanSaya berusaha memiliki buku pelajaran iniSaya berusaha mencari bahan di perpustakaan

Jumlah

Keterangan : Sl = SelaluSr = SeringJr = JarangTp = Tidak pernah

Penilaian konsep diri siswa dapat dilakukan melalui inventori. Instrumen konsep diri digunakan untuk mengetahui kekuatan

dan kelemahan diri sendiri.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 16

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 17/42

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 18/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

Indeks sensitivitas butir instrumen memiliki interval -1 sampai dengan 1. Indeks sentivitas suatu butir soal (Is) ujian formatif 

adalah sebagai berikut :

 T 

 R R I 

B A

 s

=  

RA = Banyaknya siswa yang berhasil mengerjakan suatu butir instrumen sesudah proses pembelajaran.RB =Banyaknya siswa yang berhasil mengerjakan suatu butir instrumen sebelum proses pembelajaran

T =Banyaknya siswa yang mengikuti ujian

Jika tidak ada tes awal, maka indeks sensitivitas dapat dilihat dari besarnya tingkat pencapaiannya berdasarkan hasil tes akhir.

Jika tingkat pencapaian suatu butir instrumen kecil (banyak siswa yang gagal) maka proses pembelajaran tidak efektif. Namun

demikian, seperti telah dikemukakan di atas, harus diperhatikan pula bagaimana kualitas butir tersebut secara kualitatif. Jika

hasil analisis secara kualitatif sudah memenuhi syarat, dapat diartikan bahwa rendahnya indeks kesukaran menunjukkan tidak

efektifnya proses pembelajarannya. Contoh analisis instrumen, dapat diperiksa pada Lampiran 3.

4. Evaluasi Hasil Penilaian

Guru harus melakukan evaluasi terhadap hasil tes dan menetapkan standar keberhasilan. Sebagai contoh, jika semua siswa

sudah menguasai suatu kompetensi dasar, maka pelajaran dapat dilanjutkan dengan materi berikutnya, dengan catatan guru

memberikan perbaikan (remedial) kepada siswa yang belum mencapai ketuntasan, dan pengayaan bagi yang sudah.

Evaluasi terhadap hasil belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam menguasai kompetensi dasar. Dari hasil

evaluasi tersebut dapat diketahui kompetensi dasar, materi, atau indikator yang belum mencapai ketuntasan. Dengan

mengevaluasi hasil belajar, guru akan mendapatkan manfaat yang besar untuk melakukan program perbaikan yang tepat.

Jika ditemukan sebagian besar siswa gagal, perlu dikaji kembali apakah instrumen penilaiannya terlalu sulit, apakah instrumen

penilaiannya sudah sesuai dengan indikatornya, ataukah cara pembelajarannya (metode, media, teknik) yang digunakan kurang

tepat. Jika ternyata instrumen penilaiannya terlalu sulit maka perlu diperbaiki. Akan tetapi, jika instrumen penilaiannya ternyata

tidak sulit, mungkin pembelajarannya yang harus diperbaiki, dan seterusnya. Contoh evaluasi hasil belajar dapat diperiksa pada

Lampiran 4.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 18

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 19/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

Evaluasi hasil belajar nontes, misalnya minat dan sikap, adalah untuk mengetahui minat dan sikap siswa terhadap mata

pelajaran. Evaluasi ini berangkat dari skala minat siswa terhadap mata pelajaran Matematika dan segala sesuatu yang terkait.

Skala dibuat bertingkat, misalnya dengan rentangan 4-1 atau 1-4 tergantung arah pertanyaan atau pernyataannya. Misalnya,

 jawabannya sangat setuju diberi skor 4, sedangkan sangat tidak setuju diberi skor 1. Skor keseluruhannya diperoleh dengan

menjumlahkan seluruh skor butir pertanyaan atau pernyataan.

Jika pernyataan itu berjumlah 10 butir, skor tertinggi seorang siswa adalah 40 dan terendah adalah 10. Jika ditafsirkan ke dalam

empat kategori, maka skala 10-16 termasuk tidak berminat, 17 – 24 kurang berminat, 25 – 32 berminat, dan skala 33 – 40

sangat berminat.

Apabila dari sekian banyak siswa ternyata tidak berminat dengan substansi mata pelajaran Matematika maka guru Matematika

harus mencari sebab-sebabnya. Perlu dikaji dan dilihat kembali secara menyeluruh segala hal yang terkait dengan pembelajaran

Matematika, baik menyangkut metode, media maupun tekniknya.

V. Pelaporan Hasil Penilaian dan Pemanfaatannya

Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa dan hasil mengajar guru. Informasi hasil

belajar atau hasil mengajar berupa kompetensi dasar yang dikuasai dan yang belum dikuasai oleh siswa. Hasil belajar siswa digunakan

untuk memotivasi siswa, dan untuk perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran oleh guru.

Pemanfaatan hasil belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran harus didukung oleh siswa, guru, kepala

sekolah, dan orang tua siswa. Dukungan ini akan diperoleh apabila mereka memperoleh informasi hasil belajar yang lengkap dan akurat.

Untuk itu diperlukan laporan perkembangan hasil belajar siswa untuk guru atau sekolah, untuk siswa, dan untuk orang tua siswa.

Laporan hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Informasi ranah kognitif dan psikomotor diperoleh dari

sistem penilaian yang digunakan untuk mata pelajaran yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Informasi ranah afektif diperoleh

melalui kuesioner, inventori, dan pengamatan yang sistematik.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 19

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 20/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

A. Pelaporan Hasil Penilaian

Hasil penilaian ranah kognitif dan psikomotor dapat berupa nilai angka maupun deskripsi kualitatif terhadap kompetensi dasar

tertentu. Misalnya untuk nilai angka dapat diberikan dalam bentuk nilai 75 sebagai batas penguasaan (mastery ). Artinya, jika

seorang siswa sudah mencapai nilai 75 atau lebih untuk kompetensi dasar tertentu maka dikatakan siswa tersebut berhasil. Akan

tetapi, jika seorang siswa belum mencapai nilai 75, dikatakan siswa tersebut belum berhasil. Sedangkan deskripsi kualitatif dapat

dilaporkan dalam bentuk deskripsi mengenai kompetensi dasar tertentu dari pembelajaran Matematika.

Pelaporan hasil inventori afektif ini akan sangat bermanfaat khususnya untuk mengetahui sikap dan minat siswa terhadap pelajaran

Matematika dan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sikap serta minat siswa terhadap pembelajaran Matematika .

Pelaporan ranah afektif dilakukan secara kualitatif.

1. Laporan untuk Siswa dan Orangtua

Laporan yang berisi catatan tentang siswa diusahakan selengkap mungkin agar dapat memberikan informasi yang jelas. Laporan

yang dibuat guru untuk siswa dan orang tua berisi catatan prestasi belajar siswa. Catatan itu dapat dibedakan atas dua cara,

yaitu lulus atau belum lulus. Prestasi siswa yang dilaporkan guru kepada siswa dan orang tua dapat dilihat dalam buku raporyang diisi pada setiap semester

2. Laporan untuk Sekolah

Selain membuat laporan untuk siswa dan orang tua, guru juga harus membuat laporan untuk sekolah, sebagai lembaga yang

bertanggung jawab terhadap berlangsungnya proses belajar-mengajar. Oleh karena itu pihak sekolah berkepentingan untuk

mengetahui catatan perkembangan siswa yang ada di dalamnya. Dengan demikian hasil belajar siswa akan diperhatikan dan

dipikirkan oleh pihak sekolah.

Laporan yang dibuat guru untuk pihak sekolah sebaiknya lebih lengkap. Guru tidak semata-mata melaporkan prestasi siswa

tetapi juga menyinggung problem kepribadian mereka. Laporan tidak hanya dalam bentuk angka tapi juga dalam bentukdeskripsi tentang siswa.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 20

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 21/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

3. Laporan Untuk Masyarakat

Pada umumnya laporan untuk masyarakat berkaitan dengan jumlah lulusan sekolah. Setiap siswa yang telah lulus membawa

bukti bahwa mereka memiliki suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu. Namun pengetahuan dan ketrampilan yang

diperoleh siswa dari suatu sekolah tidaklah sama. Tingkat keberhasilan ini dinyatakan secara lengkap dalam laporan prestasi.

B. Pemanfaatan Hasil Penilaian

1. Untuk Siswa

Informasi hasil belajar siswa dapat diperoleh melalui ujian, kuesioner, wawancara, atau pengamatan. Informasi hasil belajar

ranah kognitif dan psikomotor diperoleh melalui ujian, sedangkan ranah afektif diperoleh melalui angket, inventori, dan

pengamatan. Informasi hasil belajar dapat dimanfaatkan siswa untuk: (a) mengetahui kemajuan hasil belajar diri, (b)

mengetahui konsep-konsep atau teori yang belum dikuasai, (c) memotivasi diri untuk belajar lebih baik, dan (d) memperbaiki

strategi belajar.

Untuk memberi informasi yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh siswa seoptimal mungkin, maka laporan yang diberikan

kepada siswa harus berisi: (a) hasil pencapaian belajar siswa, (b) kekuatan dan kelemahan siswa dalam semua mata pelajaran,

dan (c) minat siswa pada masing-masing mata pelajaran.

2. Untuk Orang Tua

Informasi hasil belajar dimanfaatkan oleh orang tua untuk memotivasi anak agar belajar lebih baik. Untuk itu diperlukan

informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa, yang meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Informasi ini digunakan

orang tua untuk: (a) membantu anaknya belajar, (b) memotivasi anaknya belajar, (c) membantu sekolah meningkatkan hasil

belajar siswa, dan (d) membantu sekolah melengkapi fasilitas belajar.

Untuk memenuhi kebutuhan orang tua dalam meningkatkan hasil belajar, bentuk laporan hasil belajar harus mencakup semua

ranah, serta deskripsi yang lebih rinci tentang kelemahan, kekuatan, dan keterampilan puteranya dalam melakukan tugas, serta

minat terhadap mata pelajaran.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 21

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 22/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

3. Untuk Guru dan Kepala Sekolah

Hasil penilaian digunakan guru dan sekolah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam satu kelas dan sekolah

dalam semua mata pelajaran. Hasil penilaian harus dapat mendorong guru untuk mengajar lebih baik, membantu guru untuk

menentukan strategi mengajar yang lebih tepat, dan mendorong sekolah agar memberi fasilitas belajar lebih baik.

Laporan hasil belajar untuk guru dan kepala sekolah harus mencakup hasil belajar dalam semua ranah untuk semua pelajaran.

Informasi yang diperlukan kompetensi dasar yang telah dikuasai dan yang belum dikuasai oleh siswa. Guru memerlukan

informasi yang spesifik untuk masing-masing kelas yang diajar, sedangkan kepala sekolah memerlukan informasi yang umum

untuk semua kelas dalam satu sekolah.

Contoh laporan profil hasil belajar siswa dalam semua ranah, dapat dilihat pada Lampiran 5. Sedangkan laporan hasil belajar

siswa untuk siswa, orang tua, guru dan sekolah dapat dilihat pada Lampiran 7.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 22

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 23/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

DAFTAR PUSTAKA

California Assesment Program (1989). A question of thinking: A first look at student's performance on open-ended questions inmathematics. Sacramento: California State Department of Education.

Coxfort, A. F. (1995). Connecting mathematics across the curriculum. Reston, VA: VCTM

Depdiknas, (2001). Pedoman umum penyusunan silabus berbasis kemampuan dasar Siswa Sekolah Menengah Umum (SMU).Jakarta,Dikmenum.

.Depdiknas, (2001). Pedoman umum sistem pengujian hasil kegiatan belajar mengajar berbasis kemampuan dasar siswa sekolahmenengah umum (SMU).Jakarta, Dikmenum.

Elliot, P.C. (1996). Communication in mathematics. Reston, VA: NCTM

Howson, G., et al. (1981). Curriculum development in mathematics.

London: Cambridge University Press.

Mumme, J. (1991). Portfolio assessment in mathematics. Santa Barbara: California Mathematics Project, University of California.Nitko, A. J. (1996). Mathematics Portofolio (Workshop paper No.4). Jakarta: Pusisjian, Balitbang, Depdikbud.

Stenmark, J. K. (1989). Assessment alternatives in mathematics: An overview of assessment techniques that promote learning. CaliforniaMathematics Council, University of California.

 

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 23

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 24/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

GLOSARIUM

adaptif : mudah menyesuaikan diri dengan keadaan

afektif : berkenaan dengan perasaan dan atau sikap

analisis butir empiris: analisis kuantitatif butir; analisis butir soal berdasarkan hasil ujicoba.analisis butir teoretis: analisis kualitatif butir; telaah butir; pengkajian terhadap kualitas soal secara teoretis.

analisis: kajian/telaah terhadap sesuatu hal untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.

asesmen: penilaian; penentuan baik buruk dan atau benar salah sesuatu hal.

berkesinambungan: berkelanjutan; tidak berhenti pada suatu saat, tetapi dilanjutkan pada periode-periode berikutnya.

evaluasi: kegiatan untuk menentukan mutu atau nilai suatu program, yang di dalamnya ada unsur ‘pembuatan keputusan’, sehinggamengandung unsur subjektivitas; kegiatan yang sistematik untuk menentukan kebaikan dan kelemahan suatu program.

gerak adaptif : gerak terlatih

hipotesis: sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya masih harus diuji; anggapan

dasar.

indikator: karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda, perbuatan, atau respons, yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh siswa, untukmenunjukkan bahwa siswa itu telah memiliki kompetensi dasar tertentu.

  jenis tagihan: golongan tagihan menurut klasifikasi menjadi kuis, pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, ulangan blok, tugasindividu, tugas kelompok, laporan kerja praktik, laporan praktikum, responsi, ujian praktik, dsb.; jenis kegiatan yang harusdilakukan oleh siswa untuk menunjukkan hasil belajar yang telah dicapainya

 jenis ujian: jenis tagihan

 judgement: keputusan; pertimbangan;

keandalan tes: kompetensi tes memberikan hasil yang ajeg atau konsisten.

kecakapan hidup (life skill ): Kompetensi yang diperlukan untuk menempuh kehidupan dengan sukses, bahagia dan secarabermartabat, misalnya: kompetensi berpikir kompleks, berkomunikasi secara efektif, membangun kerjasama, melaksanakanperan sebagai warganegara yang bertanggung jawab, kesiapan untuk terjun ke dunia kerja.

kecukupan (adequacy ): mempunyai cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran yang memadai untuk menunjang penguasaanKompetensi dasar maupun standar kompetensi.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 24

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 25/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

kesahihan isi tes: petunjuk sejauh mana isi tes sesuai dengan kompetensi dasar dalam silabus yang hendak diukur

kesahihan konstruk tes: petunjuk sejauh mana faktor yang diungkap oleh hasil tes itu sesuai dengan faktor yang hendak diukur.

kesahihan prediktif tes: petunjuk sejauh mana hasil tes dapat memprediksi kompetensi yang akan ditunjukkan oleh data empirik.

kesalahan pengkuran sistematik: kesalahan pengukuran yang terjadi karena alat ukurnya tidak selalu memberikan ukuran yangsebenarnya, atau penskorannya mempunyai tingkat kemurahan atau kemahalan yang bervariasi.

kesalahan pengukuran acak: kesalahan pengukuran yang terjadi karena kondisi yang diukur bervariasi, atau orang yang diukurbervariasi, atau bahan yang diujikan tidak tepat.

kesalahan pengukuran: ukuran ketidakcocokan antara hasil pengukuran dan ukuran sebenarnya.

keterandalan alat tes: kompetensi alat ukur memenuhi fungsinya sebagai alat ukur, alat ukur itu mampu mengukur apa yang harusdiukur.

Kompetensi: kompetensi yang dapat dilakukan oleh siswa, yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan perilaku.

kompetensi afektif : kompetensi yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat, penerimaan atau penolakan terhadap suatuobjek.

kompetensi dasar: kompetensi minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan; Kompetensi minimal yang harus dapat

dilakukan atau ditampilkan oleh siswa dari standar kompetensi untuk suatu mata pelajaran.

kompetensi kognitif : kompetensi berpikir; kompetensi memperoleh pengetahuan; kompetensi yang berkaitan dengan pemerolehanpengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran.

kompetensi lulusan SMA: kompetensi yang dapat dilakukan atau ditampilkan oleh lulusan SMA, meliputi lulusan dalam ranah kognitif,afektif, dan psikomotor.

kompetensi lulusan SMA: kompetensi yang dapat dilakukan atau ditampilkan lulusan SMA yang meliputi ranah kognitif, afektif, danpsikomotor.

kompetensi psikomotor: kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan; kompetensi yang berkaitan dengangerak fisik.

komposisi: gubahan; karangan

konsistensi (ketaat-asasan): keselarasan hubungan antarkomponen dalam silabus (kompetensi dasar, materi pokok dan pengalamanbelajar).

kuis: ulangan singkat atau ujian singkat, baik lisan maupun tertulis.

materi pembelajaran: bahan ajar minimal yang harus dipelajari siswa untuk menguasai kompetensi dasar.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 25

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 26/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

materi pokok: pokok bahasan dan subpokok bahasan dari suatu kompetensi dasar

paradigma: model dalam teori; kerangka pikir; norma yang dianut oleh sekelompok komunitas.

pedagogi: ilmu pendidikan; ilmu pengajaran

pembelajaran berbasis kompetensi: pembelajaran yang mensyaratkan dirumuskannya secara jelas kompetensi yang harus dimilikiatau ditampilkan oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

pendekatan hierarkis: strategi pengembangan materi pembelajaran berdasarkan atas penjenjangan materi pokok.

pendekatan holistik: strategi pengembangan materi pembelajaran dengan memperhatikan keseluruhan materi yang tercakup dalamsatuan mata pelajaran.

pendekatan prosedural: strategi pengembangan materi pembelajaran berdasarkan atas urutan penyelesaian suatu tugaspembelajaran.

pendekatan spiral: strategi pengembangan materi pembelajaran berdasarkan atas lingkup lingkungan, yaitu dari lingkup lingkunganyang paling dekat dengan siswa menuju ke lingkup lingkungan yang lebih jauh.

pendekatan tematik: strategi pengembangan materi pembelajaran yang bertitik tolak dari sebuah tema.

pendekatan terjala (webbed ): strategi pengembangan pelajaran, dengan menggunakan topik dari beberapa mata pelajaran yang

relevan sebagai titik sentral, dan hubungan antara tema dan sub-tema dapat digambarkan sebagai sebuah jala (webb).

pengalaman belajar: pengalaman atau kegiatan yang perlu dilakukan oleh siswa untuk menguasai Kompetensi dasar atau materipembelajaran.

pengujian: pengukuran yang dilanjutkan dengan penilaian.

pengukuran: proses penetapan angka bagi suatu gejala menurut aturan tertentu.

penilaian: metode yang biasa digunakan untuk menentukan mutu unjuk kerja individu; pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untukmenjelaskan karakteristik seseorang atau karakteristik sesuatu; penafsiran data hasil pengukuran.

portofolio: kumpulan hasil karya seorang siswa; sejumlah hasil karya seorang siswa yang sengaja dikumpulkan untuk digunakan sebagaibukti prestasi siswa, perkembangan siswa itu dalam Kompetensi berpikir, pemahaman siswa itu atas materi pelajaran,Kompetensi siswa itu dalam mengungkapkan gagasan, dan mengungkapkan sikap siswa itu terhadap mata pelajaran tertentu,laporan singkat yang dibuat seseorang sesudah melaksanakan kegiatan.

ranah afektif : ranah yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu obyek.

ranah kognitif : ranah yang berkaitan dengan kompetensi berpikir; kompetensi memperoleh pengetahuan; kompetensi yang berkaitandengan pemerolehan pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 26

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 27/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

ranah psikomotor: ranah yang berkaitan dengan kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan; kompetensiyang berkaitan dengan gerak fisik.

relevansi: keterkaitan, kesesuaian.

reliabilitas (ajeg): kompetensi alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg.

sahih: mengukur faktor yang seharusnya diukur.

silabus: susunan teratur materi pembelajaran mata pelajaran tertentu pada kelas/semester tertentu.

sintesis: paduan berbagai pengertian atau hal yang merupakan kesatuan yang selaras.

sistem penilaian: uraian keterangan yang teratur sebagai penjelasan tentang prosedur dan cara mengembangkan kompetensi dasarmenjadi indikator pencapaian kompetensi itu, dan cara mengembangkan indikator menjadi soal ujian.

sistem ujian berkelanjutan: sistem ujian yang meliputi soal untuk semua indikator kompetensi mata pelajaran yang bersangkutan,yang hasilnya dianalisis dan digunakan untuk menentukan ujian berikutnya.

sistem: perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan; susunan yang teratur daripandangan, teori, asas, dsb.

sistematik: mengikuti suatu prosedur tertentu.

soal analisis: soal yang menuntut uraian informasi, penemuan asumsi pembedaan antara fakta dan pendapat, dan penemuan hubungansebab-akibat.

soal aplikasi: soal yang menuntut penerapan prinsip dan konsep dalam situasi yang belum pernah diberikan.

soal evaluasi: soal yang menuntut pembuatan keputusan dan kebijakan, dan penentuan “nilai” informasi.

soal pemahaman: soal yang menuntut pembuatan pernyataan masalah dengan kata-kata penjawab sendiri, pemberian contoh prinsipatau contoh konsep.

soal pengetahuan: soal yang menuntut jawaban yang berdasarkan hafalan.

soal sintesis: soal yang menuntut pembuatan cerita, karangan, hipotesis dengan memadukan berbagai pengetahuan atau ilmu.

soal ujian yang sahih: soal ujian yang bahannya mewakili bahan ajar yang ada di dalam silabus.

standar kompetensi: kompetensi yang dapat dilakukan atau ditampilkan untuk suatu mata pelajaran; kompetensi dalam mata pelajarantertentu yang harus dimiliki oleh siswa; Kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan dalam suatu mata pelajaran.

tagihan: berbagai bentuk ulangan atau ujian untuk menunjukkan tingkat kompetensi siswa dalam mata pelajaran tertentu.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 27

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 28/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

tes acuan kriteria: tes yang berdasarkan anggapan bahwa hampir semua orang dapat belajar (menguasai) materi pelajaran apa sajatetapi memerlukan waktu yang mungkin berbeda.

tes acuan norma: tes yang berdasarkan anggapan bahwa kompetensi penempuh tes itu merupakan variabel yang mengikuti distribusinormal.

tes non objektif : jenis ujian yang penskorannya dapat dipengaruhi oleh subjektivitas pemberi skor.

tes objektif : jenis ujian yang penskorannya objektif, tidak bergantung pada subjektivitas pemberi skor.

tes pilihan ganda: jenis ujian yang bagi setiap butir soalnya tersedia sejumlah jawaban yang harus dipilih salah satu oleh penempuh teskarena hanya salah satu dari jawaban-jawaban itu yang benar.

ujian berkelanjutan: ujian yang hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang sudah dimiliki siswa peserta tes danmengetahui kesulitan siswa, yang dilakukan sampai siswa menguasai semua kompetensi dasar.

ujian: proses kuantifikasi (pemberian angka) kompetensi siswa pada ranah kognitif dan psikomotorik.

validitas: kompetensi alat ukur yang memenuhi fungsinya sebagai alat ukur, alat ukur itu mampu mengukur apa yang harus diukur.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 28

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 29/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

Lampiran 1:

Daftar kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam perumusan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 

Kata Kerja Operasional

Standar KompetensiMendefinisikan

MenerapkanMengkonstrusikan

Mengidentifikasikan

MengenalMenyelesaikan

Menyusun

Kompetensi DasarMenunjukkan

MembacaMenghitung

Menggambarkan

MelafalkanMengucapkan

Membedakan

MengidentifikasikanMenafsirkan

MenerapkanMenceriterakan

Menggunakan

Menentukan

MenyusunMenyimpulkan

MendemonstrasikanMenterjemahkan

Merumuskan

Menyelesaikan

MenganalisisMensintesis

Mengevaluasi

Keterangan:1. Satu kata kerja tertentu (misal mengidentifikasikan) dapat dipakai pada standar kompetensi dan kompetensi

dasar. Perbedaannya adalah pada standar kompetensi cakupannya lebih luas dari kompetensi dasar.2. Satu standar kompetensi dapat dipecah menjadi 3 sampai 6 atau lebih kompetensi dasar.3. Satu kompetensi dasar nantinya harus dapat dipecah menjadi minimal 2 indikator

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 29

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 30/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif 

Pengetahuan Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Penilaian

Mengutip

Menyebutkan

Menjelaskan

MenggambarMembilang

MengidentifikasiMendaftar

Menunjukkan

Memberi labelMemberi indek

Memasangkan

MenamaiMenandai

MembacaMenyadari

Menghafal

MeniruMencatatMengulang

MereproduksiMeninjau

Memilih

Menyatakan

MempelajariMentabulasi

Memberi kodeMnelususi

Menulis

Memperkirakan

Menjelaskan

Mengkategorikan

MencirikanMerinci

MengasosiasikanMembandingkan

Menghitung

MengkontraskanMengubah

Mempertahankan

MenguraikanMenjalin

MembedakanMendiskusikan

Menggali

MencontohkanMenerangkanMengemukakan

MempolakanMemperluas

Menyimpulkan

Meramalkan

MerangkumMenjabarkan

Menugaskan

Mengurutkan

Menentukan

MenerapkanMenyesuaikan

MengkalkulasiMemodifikasi

Mengklasifikasi

MenghitungMembangun

Mengurutkan

MembiasakanMencegah

MenentukanMenggambarkan

Menggunakan

MenilaiMelatihMenggali

MengemukakanMengadaptasi

Menyelidiki

Mengoperasikan

MempersoalkanMengkonsepkan

MelaksanakanMeramalkan

Memproduksi

MemprosesMengaitkan

Menyusun

MensimulasikanMemecahkan

MelakukanMentabulasi

Memproses

Menganalisis

Mengaudit

Memecah

MenegaskanMendeteksi

MendiagnosisMenyeleksi

Memerinci

MenominasikanMendiagramkan

Megorelasikan

MerasionalkanMenguji

MencerahkanMenjelajah

Membagankan

MenyimpulkanMenemukanMenelaah

MemaksimalkanMemerintahkan

Mengedit

Mengaitkan

MemilihMengukur

MelatihMenstranfer

Mengabstraksi

Mengatur

Menganimasi

MengumpulkanMengkategorikan

MengkodeMengombinasikan

Menyusun

MengarangMembangun

Menanggulangi

MenghubungkanMenciptakan

MengkreasikanMengoreksi

Merancang

MerencanakanMendikteMeningkatkan

MemperjelasMemfasilitasi

Membentuk

Merumuskan

MenggeneralisasiMenggabungkan

MemadukanMembatas

Mereparasi

MenampilkanMenyiapkan Memproduksi

Merangkum

Merekonstruksi

Membandingkan

Menyimpulkan

Menilai

MengarahkanMengkritik

MenimbangMemutuskan

Memisahkan

MemprediksiMemperjelas

Menugaskan

MenafsirkanMempertahankan

MemerinciMengukur

Merangkum

MembuktikanMemvalidasiMengetes

MendukungMemilih

Memproyeksikan

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 30

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 31/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

Meramalkan

Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Untuk Ranah Psikomotor

Peniruan Manipulasi Artikulasi PengalamiahanMengaktifkanMenyesuaikan

MenggabungkanMelamar

Mengatur

Mengumpulkan

MenimbangMemperkecil

MembangunMengubah

Membersihkan

Memposisikan

Mengkontruksi

MengoreksiMendemonstrasikan

MerancangMemilah

Melatih

Memperbaiki

MengidentifikasikanMengisi

MenempatkanMembuat

Memanipulasi

Mereparasi

Mencampur

MengalihkanMenggantikan

MemutarMengirim

Memindahkan

Mendorong

MenarikMemproduksi

MencampurMengoperasikan

Mencampur

Mengemas

Membungkus

MengalihkanMempertajam

MembentukMemadankan

Menggunakan

Memulai

MenyetirMenjeniskan

MenempelMensketsa

Melonggarkan

Menimbang

Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Untuk Ranah Afektif 

Menerima Menanggapi Menilai Mengelola Menghayati

MemilihMempertanyakan

Mengikuti

Memberi

MenganutMematuhi

Meminati

MenjawabMembantu

Mengajukan

Mengompromikan

MenyenangiMenyambut

MendukungMenyetujui

Menampilkan

Melaporkan

MemilihMengatakan

MemilahMenolak

MengasumsikanMeyakini

Melengkapi

Meyakinkan

MemperjelasMemprakarsai

MengimaniMengundang

Menggabungkan

Memperjelas

MengusulkanMenekankan

Menyumbang

MenganutMengubah

Menata

Mengklasifikasikan

MengombinasikanMempertahankan

MembangunMembentuk pendapat

Memadukan

Mengelola

MenegosiasiMerembuk

Mengubah perilakuBerakhlak mulia

Mempengaruhi

Mendengarkan

MengkualifikasiMelayani

MenunjukkanMembuktikan

Memecahkan

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 31

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 32/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

Lampiran 2:Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 

No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1 Menggunakan operasi dan sifat

serta manipulasi aljabar dalampemecahan masalah yang

berkaitan dengan bentuk

pangkat, akar, dan logaritma;persamaan kuadrat dan fungsi

kuadrat; sistem persamaanlinear – kuadrat;

pertidaksamaan satu variabel;

logika matematika.

1.1 Menggunakan sifat dan aturan tentang pangkat, akar, dan logaritma dalam pemecahan masalah.

1.2 Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan teknis yang berkaitan pangkat, akar, dan logaritma.1.3 Menggunakan sifat dan aturan tentang akar persamaan kuadrat, diskriminan, sumbu simetri, dan titik

puncak grafik fungsi kuadrat dalam pemecahan masalah.

1.4 Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan teknis yang berkaitan dengan persamaan dan fungsi

kuadrat.1.5 Merancang model matematika yang berkaitan dengan persamaan dan fungsi kuadrat, menyelesaikan

modelnya, dan menafsirkan hasil yang diperoleh.1.6 Menggunakan sifat dan aturan tentang sistem persamaan linear dan kuadrat dalam pemecahan masalah.

1.7 Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan teknis yang berkaitan dengan sistem persamaan.

1.8 Merancang model matematika yang berkaitan dengan sistem persamaan linear, menyelesaikan

modelnya, dan menafsirkan hasil yang diperoleh.1.9. Menggunakan sifat dan aturan pertidaksamaan satu variabel dalam pemecahan masalah.

1.10.Merancang model matematika yang berkaitan dengan pertidaksamaan satu variabel, menyelesaikanmodelnya, dan menafsirkan hasil yang diperoleh.

1.11.Menggunakan nilai kebenaran pernyataan majemuk dan implikasi dalam pemecahan masalah.

1.12.Menggunakan sifat dan prinsip logika untuk penarikan kesimpulan dan pembuktian sifat matematika.

2 Menggunakan perbandingan,

fungsi, persamaan, dan identitas

trigonometri dalam

pemecahan masalah.

2.1 Menggunakan sifat dan aturan tentang fungsi trigonometri, rumus sinus, dan rumus kosinus dalam

pemecahan masalah.

2.2 Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan teknis yang berkaitan dengan fungsi trigonometri.

2.3 Merancang model matematika yang berkaitan dengan fungsi trigonometri, rumus sinus dan kosinus,

menyelesaikan modelnya, dan menafsirkan hasil yang diperoleh.

3 Menggunakan sifat dan aturangeometri dalam menentukan

kedudukan titik, garis dan

bidang; jarak; sudut; dan volum.

3.1 Memahami komponen, menggambar, dan menghitung volum dari benda ruang.

3.2 Menggunakan abstrasi ruang untuk menggambar dan menghitung jarak dan sudut antara.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 32

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 33/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

4 Menggunakan aturan statistika

dalam menyajikan dan meringkasdata dengan berbagai cara serta

memberi tafsiran; menyusun, dan

menggunakan kaidah pencacahan

dalam menentukan banyakkemungkinan; dan menggunakan

aturan peluang dalammenentukan dan menafsirkan

peluang kejadian majemuk.

4.1. Membaca, menyajikan, serta menafsirkan kecenderungan data dalam bentuk tabel dan diagram.

4.2. Menghitung ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran data serta penafsirannya.

4.3. Menyusun dan menggunakan aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi dalam pemecahan

masalah.

4.4. Merumuskan dan menentukan peluang kejadian dari berbagai situasi serta tafsirannya.

5 Menggunakan manipulasi aljabar

untuk merancang rumus

trigonometri dan menyusunbukti.

5.1 Menggunakan rumus trigonometri jumlah dua sudut, selisih dua sudut dan sudut ganda.

5.2 Merancang rumus trigonometri jumlah dan selisih dua sudut dan sudut ganda.

 

6 Menyusun dan menggunakan

persamaan lingkaran beserta

garis singgungnya;menggunakan algoritma

pembagian, teorema sisa, danteorema faktor dalam

pemecahan masalah;

menggunakan operasi danmanipulasi aljabar dalam

pemecahan masalah yangberkaitan dengan fungsi

komposisi dan fungsi invers.

6.1 Merumuskan persamaan lingkaran dan mengguna-kannya dalam pemecahan masalah.

6.2 Menentukan persamaan garis singgung pada lingkaran dalam berbagai situasi.

6.3 Menggunakan algoritma pembagian sukubanyak untuk menentukan hasil bagi dan sisa pembagian.6.4 Menggunakan teorema sisa dan teorema faktor dalam pemecahan masalah serta membuktikan teorema

sisa dan teorema faktor.

6.5 Menggunakan konsep, sifat, dan aturan fungsi komposisi dalam pemecahan masalah.

6.6 Menggunakan konsep, sifat, dan aturan fungsi invers dalam pemecahan masalah.

7 Menggunakan konsep limit

fungsi dan dan turunan dalam

pemecahan masalah.

7.1. Menjelaskan limit fungsi di satu titik dan di takhingga beserta teknis perhitungannya.

7.2. Menggunakan sifat limit fungsi untuk menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar dan trigonometri.

7.3. Menggunakan konsep, sifat, dan aturan dalam perhitungan turunan fungsi.k menentukan

karakteristik suatu fungsi dan memecahkan masalah.7.4. Merancang model matematika yang berkaitan dengan ekstrim fungsi, menyelesaikan modelnya, dan

menafsirkan hasil yang diperoleh.

8 Menggunakan konsep integral

dalam pemecahan masalah.

8.1. Menggunakan konsep, sifat, dan aturan dalam perhitungan integral tak tentu dan integral tentu.

8.2. Menggunakan integral untuk menghitung luas daerah dan volum benda putar.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 33

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 34/42

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 35/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

Lampiran 3: Contoh Analisis Instrumen

I. Telaah Butir Soal Bentuk Uraian

JENIS PERSYARATANNOMOR SOAL

1 2 3 4 5 6

A. RANAH MATERI1. Butir soal sesuai dengan indikator. v v v

2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan jelas. v v

3. Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran. v

4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas. v

B. RANAH KONSTRUKSI

5. Rumusan kalimat dalam bentuk kalimat tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai. v v v

6. Ada petunjuk yang jelas cara mengerjakan/ menyelesaikan soal. v v

7. Ada pedoman penskorannya. v

8. Tabel, grafik, diagram, kasus, atau yang sejenisnya bermakna (jelas keterangannya atau ada hubungannya

dengan masalah yang ditanyakan).

v

9. Butir soal tidak bergantung pada butir soal sebelumnya. v

C. RANAH BAHASA:

10. Rumusan kalimat komunikatif. v v v

11. Kalimat menggunakan bahasa yang baik dan benar, serta sesuai dengan ragam bahasanya. v v

12. Rumusan kalimat tidak menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian. v v

13. Menggunakan bahasa/kata yang umum (bukan bahasa lokal). v v

14. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung perasaan peserta didik. v v

Keterangan:• Soal nomor 1, perlu dirumuskan kembali karena ruang lingkup pertanyaan dan jawabannya tidak menunjukkan batas-batas

yang jelas, kurang memberikan petunjuk tentang cara mengerjakan, dan dapat menimbulkan penafsiran ganda atau salahmakna.

Soal nomor 2, sudah baik dan tidak memerlukan perbaikan• Soal nomor 3, memerlukan tambahan penjelasan tentang cara mengerjakan.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 35

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 36/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

2. Telaah Butir Soal Bentuk Melengkapi

JENIS PERSYARATANNOMOR SOAL

1 2 3 4 5 6

A. RANAH MATERI

1. Butir soal sesuai dengan indikator.

2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan jelas.3. Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran.

4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas.

B. RANAH KONSTRUKSI

5. Rumusan kalimat dalam bentuk kalimat terbuka (yang belum lengkap) yang hanya memerlukan tambahankata yang merupakan jawaban/kunci.

6. Butir soal tidak bergantung pada butir soal sebelumnya.

C. RANAH BAHASA:

7. Rumusan kalimat komunikatif.

8. Kalimat menggunakan bahasa yang baik dan benar, serta sesuai dengan ragam bahasanya.

9. Rumusan kalimat tidak menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian.10. Menggunakan bahasa/kata yang umum (bukan bahasa lokal).

11. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung perasaan peserta didik.

Keterangan:• Soal nomor 1, perlu dirumuskan kembali karena ruang lingkup pertanyaan dan jawabannya tidak menunjukkan batas-batas yang

 jelas.• Soal nomor 2, sudah baik dan tidak memerlukan perbaikan

• Soal nomor 3, memerlukan perbaikan dalam bahasa

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 36

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 37/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

3. Telaah Butir Soal Bentuk Pilihan Ganda (Multiple Choice)

JENIS PERSYARATANNOMOR SOAL

1 2 3 4 5 6A. RANAH MATERI

1. Butir soal sesuai dengan indikator.

2. Hanya ada satu kunci atau jawaban yang benar.

3. Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran.4. Isi materi sesuai dengan jenjang, jenis sekolah dan tingkatan kelas.

5. Pilihan benar-benar berfungsi, jika pilihan merupakan hasil perhitungan, maka pengecoh berupa pilihan

yang salah rumus/salah hitung.

B. RANAH KONSTRUKSI

6. Pokok soal (stem) dirumuskan dengan jelas.

7. Rumusan soal dan pilihan dirumuskan dengan tegas.

8. Pokok soal tidak memberi petunjuk/mengarah kepada pilihan jawaban yang benar.

9. Pokok soal tidak mengandung pernyataan negatif ganda.

10. Bila terpaksa menggunakan kata negatif, maka harus digarisbawahi atau dicetak lain.

11. Pilihan jawaban homogen.

12. Hindari adanya alternatif jawaban : "seluruh jawaban di atas benar" atau "tak satu jawaban di atas yang

benar" dan yang sejenisnya.13. Panjang alternatif /pilihan jawaban relatif sama, jangan ada yang sangat panjang dan ada yang sangat

pendek.

14. Pilihan jawaban dalam bentuk angka/waktu diurutkan.

15. Wacana, gambar, atau grafik benar-benar berfungsi.

16. Antarbutir soal tidak bergantung satu sama lain.

C. RANAH BAHASA:

17. Rumusan kalimat komunikatif.

18. Kalimat menggunakan bahasa yang baik dan benar, serta sesuai dengan ragam bahasanya.

19. Rumusan kalimat tidak menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian.

20. Menggunakan bahasa/kata yang umum (bukan bahasa lokal).

21. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung perasaan peserta didik.

Keterangan:• Soal nomor 1 dan 2 sudah baik dari ke tiga ranah dan tidak memerlukan perbaikan

• Soal nomor 3 dan 5 perlu perbaikan pada pilihan jawaban, karena ternyata terdapat lebih dari satu jawaban benar dan pilihan

 jawaban tidak homogen• Soal nomor 4 perlu perbaikan dari segi bahasa

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 37

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 38/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

Lampiran 4: Contoh Evaluasi Hasil Penilaian

Evaluasi Hasil Penilaian

Kompetensi DasarJumlahButir

JumlahBetul

%Pencapaian

Penguasaan Keterangan

Menggunakan sifat-sifat dan operasi matriksuntuk menentukan invers matriks persegi

beserta pembuktian rumusnya

4 3 75 V Menguasai sebagian besar kompetensi dalammenggunakan sifat-sifat dan operasi matriks

untuk menentukan invers matriks persegibeserta pembuktian rumusnya

Menggunakan determinan dan invers matriks

persegi dalam penyelesaian sistem

persamaan linear

4 2 50 - Belum menguasai kompetensi menggunakan

determinan dan invers matriks persegi dalam

penyelesaian sistem persamaan linear

Keterangan: Batas nilai ketuntasan adalah ≥ 75

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 38

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 39/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

Lampiran 5CONTOH FORMAT PROFIL HASIL BELAJAR SISWA

NAMA SISWA :KELAS/PROGRAM : XISEMESTER : 1

MATA PELAJARAN : Matematika

No.KD

Kompetensi DasarNILAI

K P A

10 – 100 10 - 100 A/B/C

Komentar

1.1 Menggunakan sifat dan aturan tentang pangkat, akar, dan

logaritma dalam pemecahan masalah.

75 - B Sudah kompeten, perlu pengayaan.

1.3. Menggunakan sifat dan aturan tentang akar persamaan

kuadrat, diskriminan, sumbu simetri, dan titik puncak grafik

fungsi kuadrat dalam pemecahan masalah.

80 - B Sudah kompeten, perlu pengayaan.

1.6 Menggunakan sifat dan aturan tentang sistem persamaan

linear dan kuadrat dalam pemecahan masalah.

50 - C Belum kompeten, tentang materi sistem

persamaan linear tiga variabel.

1.7 Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan teknis yang

berkaitan dengan sistem persamaan.

55 - B Belum kompeten, perlu banyak latihan

soal.……………………

Nilai Rata-rata:

……………………, ………………. 2004• Komentar Orangtua/wali siswa:

……………………………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………………..

Orangtua/wali siswa, Guru Mata Pelajaran Matematika,

 __________________ __________________

Keterangan:K : Kognitif P : PsikomotorA : Afektif 

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 39

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 40/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

Lampiran 6: Contoh Format Penilaian Kecakapan Hidup

Penilaian Kecakapan Hidup

No

 

Kecakapan Hidup

 

Nama Siswa

Kesadaran Diri

KecakapanBerpikir

KecakapanSosial

KecakapanAkademik

   M  a   k   h   l  u   k   T  u   h  a  n

   E   k  s   i  s   t  e  n  s   i   d   i  r   i

   P  o   t  e  n  s   i   d   i  r   i

   M  e  n  g  g  a   l   i   i  n   f  o  r  m  a  s   i

   M  e  n  g  o   l  a   h   i  n   f  o  r  m  a  s   i

   M  e  n  g  a  m   b   i   l   k  e  p  u   t  u  s  a  n

   M  e  m  e  c  a   h   k  a  n  m  a  s  a   l  a   h

   K  o  m  u  n   i   k  a  s   i   l   i  s  a  n

    K  o  m  u  n   i   k  a  s   i   t  e  r   t  u   l   i  s

    B  e   k  e  r   j  a  s  a  m  a

    M  e  n  g   i   d  e  n   t   i   f   i   k  a  s   i  v  a  r   i  a   b  e   l

   M  e  n  g   h  u   b  u  n  g   k  a  n  v  a  r   i  a   b  e   l

   M  e  r  u  m  u  s   k  a  n   h   i  p  o   t  e  s   i  s

   M  e   l  a   k  s  a  n  a   k  a  n  p  e  n  e   l   i   t   i  a  n

1

23

4

5

6

7

8

9

Keterangan: Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s.d. 5. Penafsiran angka-angka tersebut adalah sebagaiberikut: 1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, dan 5 = amat baik.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 40

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 41/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

Lampiran 7: Contoh Format Laporan Hasil Belajar

LAPORAN HASIL BELAJAR SISWA UNTUK GURU DAN KEPALA SEKOLAH

Mata Pelajaran : MatematikaKelas/Semester : X – E/2…………

No Nama Siswa AspekKompetensi Dasar

1.1 1.2 2.1 2.2 2.3 3.1 3.2

Rata-rata

Keterangan

1 Andi Imran Kognitif  

Psikomotorik

Afektif 

2 Chaerudin L Kognitif  

Psikomotorik

Afektif 

3 Darmawan S Kognitif 63

Psikomotorik 75Afektif B

Belum kompeten, perlu

remedial

4 Ernavita Kognitif  

Psikomotorik

Afektif 

5 Jonathan P Kognitif  

Psikomotorik

Afektif 

6 Lidya Novita Kognitif  

Psikomotorik

Afektif 

7 Marthin Razak Kognitif 83

Psikomotorik 84Afektif B

Sudah kompeten, kecakapan

kerja sama perludtingkatkan.

8 Sarah Robbaniyah Kognitif 79

Psikomotorik 87

Afektif A

Sudah kompeten, kecakapanhidup akademik perludtingkatkan.

 

Keterangan: Batas lulus skor ranah kognitif dan psikomotor ≥ 75

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 41

8/14/2019 Matematika Isi

http://slidepdf.com/reader/full/matematika-isi 42/42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika

Lampiran 8: Contoh Format Rancangan Penilaian dan Tugas

Contoh Format Rancangan Pengujian

No Kompetensi Dasar Juli Agustus September Oktober Nopember

Blok

1Blok

2

Blok

3

Contoh Format Rancangan Pemberian Tugas

No Kompetensi Dasar Juli Agustus September Oktober Nopember

K1PR1

K2

PR2 K3

K4

PR3

Keterangan: K = KuisPR = Pekerjaan Rumah

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas 42