mata

Upload: khairunnisa-esam

Post on 19-Oct-2015

77 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mata blok 6

TRANSCRIPT

AbstrakMata adalah organ fotosensitif yang sangat berkembang dan rumit. Mata memungkinkan analisis cermat dari bentuk, intensitas cahaya, dan warna yang dipantulkan objek. Setiap mata terdiri atas sebuah bola mata fibrosa yang kuat untuk mempertahankan bentuknya. Struktur mata terdiri dari dua struktur utama yaitu bulbus okuli dan alat adneksa. Garis visual pada mata adalah untuk melihat terang manakala garis geometrik adalah garis separuh dari bola mata. Sebagian besar informasi visual akan menuju ke cortex serebri dan sebagian yang lain akan menuju ke nuclei di batang otak atau diencephalon. Proses visual dimulai saat cahaya memasuki mata. Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut dan sel batang. Kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa sehingga sumber cahaya yang dekat maupun yang jauh dapat difokuskan di retina dikenal sebagai akomodasi.Kata kunci: Mata, bulbus okuli, cortex serebri, diencephalon, sel kerucut, sel batang, akomodasi.AbstractEye is a photosensitive organs that highly evolved and complex. Eyes are needed in careful analysis of the possible points of shape, light intensity, and color of the reflected object. Each eye consists of a strong fibrous eyeballs to retain its shape. Eye structure consists of two main structures namely bulbus okuli and adneksa tool. Visual line of the eyes is to see the light and geometric line is the line half of the eyeball. Most of the information will go to the visual cortex and some other will go to the cerebri nuclei in the brain stem or diencephalon. Visual process begins when light enters the eye. There are two kinds of receptor cells in the retina which are cone cells and rod cells. Ability to adjust the strength of the lens so that light sources that are close or far away can be focused on the retina known as accommodation.Keywords: Eye, bulbus okuli, cortex cerebri, diencephalon, rod cell, cone cell, accommodation.

1.0 PendahuluanMata adalah organ fotosensitif yang sangat berkembang dan rumit, yang memungkinkan analisis cermat dari bentuk, intensitas cahaya, dan warna yang dipantulkan objek. Mata terletak dalam struktur bertulang yang protektif di tengkorak, yaitu rongga orbita. Setiap mata terdiri atas sebuah bola mata fibrosa yang kuat untuk mempertahankan bentuknya, suatu sistem lensa untuk memfokuskan bayangan, selapis sel fotosensitif, dan suatu sistem sel dan saraf yang berfungsi mengumpulkan, memproses, dan meneruskan informasi visual ke otak.2.0 Struktur Mata

Gambar 1. Bola Mata.1Mata merupakan organ fotosensitif yang begitu kompleks. Struktur mata terdiri dari dua struktur utama yaitu bulbus okuli (bola mata) dan alat adneksa. Alat adneksa pula terdiri dari palpebra (kelopak mata), kelenjar lakrimal (kelenjar air mata), konjungtiva, muskuli dan jaringan ikat di sekitar mata. Dalam bulbus okuli, terdapat tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah dan lapisan dalam.2 Garis visual pada mata adalah untuk melihat terang manakala garis geometrik adalah garis separuh dari bola mata.3Mata mempunyai beberapa struktur tambahan. Antaranya adalah palpebra atau kelopak mata yang berfungsi dalam melindungi mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea.3 Palpebra mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan, sedangkan dibagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Kulit kelopak sangat longgar dan elastis.2 Terdapat 3 kelenjar pada kelopak mata yaitu kelenjar meibom, kelenjar zeis dan kelenjar moll. Kelenjar Meibom berfungsi menghasilkan substansi sebaseus yang membentuk lapisan berminyak pada permukaan film air mata dan mencegah penguapan secara cepat dari lapisan air mata. Kelenjar Zeis ialah kelenjar sebasea yang lebih kecil dan berhubungan dengan folikel bulu mata manakala kelenjar Moll adalah kelenjar keringat.2,3Mata juga mempunyai kelenjar lakrimalis atau disebut sebagai kelenjar air mata yang berfungsi untuk membasahipermukaan mata dan menghidrolisis bakteri. Sakus lakrimalis adalah bagian terlebar sistem saluran air mata yang terletak dalam fosa lakrimalis. Ia dilapisi dengan epitel bertingkat silindris. Duktus nasolakrimalis adalah lanjutan ke bawah sakus lakrimalis membukake meatusinferiorpada konkainferior.2Selain itu struktur mata juga terdapat lensa kristalina.1 Lensa kristalina merupakan struktur bikonkaf yang sangat elastis. Sifat elastisistas ini semakin hilang dengan meningkatnya usia dan mengeras lensa. Lensa mempunyai 3 komponen yaitu kapsul lensa yang membungkus lensa, epitel subkapsular yang terdapat pada permukaan anterior lensa dan serat lensa yang berisikan kristalin.2 Epitel subkapsular terdiri atas selapis sel epitel kubis yang hanya terdapat pada permukaan anterior lensa. Serat lensa berasal dari epitel subskapular dan merupakan sel sel yang sangat terdiferensiasi. Produksi serat adalah seumur hidup namun makin lama produksinya semakin menurun. Lensa juga merupakan komponen yang avaskuler dan mendapat nutrisi dari humor aqueus dan korpus vitreus. Lensa ditahan oleh zonula. Semasa proses akomodasi, ia memfokuskan obyek dengan cara mengubah kelengkungan lensa.22.1 Lapisan Luar MataLapisan luar mata dikenal sebagai tunika fibrosa. Tunika fibrosa terdiri dari tiga bagian utama yaitu kornea, limbus kornea dan sklera. Kornea hanya meliputi 1/6 bagian depan bola mata dan secara histologis dibagi menjadi lima lapisan. Lapisan tersebut ialah epitel kornea, membrana bowmani, stroma, membrana descementi dan endotel kornea.2 Kornea tampak jernih karena ia mempunyai sedikit air dan susunan serat kolagen di dalam kornea teratur. Kornea juga merupakan lapisan yang avaskular. Namun ia masih bisa menimbulkan rasa sakit karena saraf sensoris banyak di sekitar kornea. Kornea mendapat makanan dari difusi nutrisi di humor akues dan pembuluh darah di limbus kornea.3Limbus kornea merupakan bagian dari lapisan luar mata yang terdapat antara sclera dan kornea. Pada limbus kornea terdapat saluran Schlemm yang berfungsi sebagai lubang yang menampung humor akues.3 Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat, berwarna putih buram yaitu tidak tembus cahaya serta membentuk bola mata. Ia adalah 5/6 bagian posterior tunica fibrosa. Sklera terdapat daerah berlubang-lubang kecil yaitu lamina cribrosa yang ditembusi serabut-serabut nervus optikus.22.2 Lapisan Tengah MataTunika vaskulosa merupakan bagian tengah mata yang terdiri dari koroid di bagian belakang, badan siliaris serta iris di bagian depan. Ia mengandung banyak pembuluh darah yaitu uvea. Koroid berada di lima perenam bagian posterior bola mata, dan memanjang sepanjang ora serrata. Badan siliaris menghubungkan koroid dengan lingkaran iris. Iris adalah diafrgama sirkular di belakang kornea, dan tampak di sekeliling pusat, apertura bundar, pupil.2 Koroid merupakan membran tipis, vaskular, warna coklat tua atau muda. Di bagian belakang ditembus oleh nervus optikus. Lapisan ini lebih tebal di bagian belakang daripada di bagian depan. Salah satu fungsi koroid adalah memberikan nutrisi untuk retina serta menyalurkan pembuluh darah dan saraf menuju badan siliaris dan iris.3Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Dibagian depan, koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Sinar masuk melalui pupil dan iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Iris dinamakan berdasarkan warnanya yang beragam pada individu berbeda. Iris adalah lempeng (disk) kontraktil, tipis, sirkular, berada di aqueous humor antara kornea dan lensa, dan berlubang di tengah yang disebut pupil. Di bagian perifernya, iris menempel dengan badan siliaris, permukaannya rata, bagian anterior menghadap ke kornea, bagian posterior menghadap prosesus siliaris dan lensa. Iris membagi ruangan antara lensa dan kornea sebagai ruang anterior dan posterior.2Ruang anterior mata dibentuk di bagian depan oleh permukaan posterior kornea, di bagian belakang oleh permukaan anterior iris dan bagian tengah lensa. Ruang posterior adalah celah sempit di belakang bagian perifer iris, dan di depan ligamen suspensori lensa dan prosesus siliaris.1Badan siliaris (corpus ciliare) merupakan terusan koroid ke anterior yang terdapat processus ciliaris serta musculus ciliaris. M. ciliaris merupakan otot lingkar yang mengubah bentuk lensa dan membantu memfokuskan cahaya. Processus ciliaris memproduksi humor aquosus yang mengisi rongga anterior bola mata dan ligamentum suspensorium atau zonula ciliaris untuk memfiksasi lensa.32.3 Lapisan Dalam MataLapisan retina juga disebut sebagai tunika nervosa merupakan lapisan terdalam dari bola mata. Retina mempunyai beberapa lapisan yaitu dari luar bermula dengan epitel dan lapisan batang dan kerucut. Neuro primer terdiri dari sel-sel fotosensitif yang terdiri atas sel batang dan kerucup, neuro sekunder pula merupakan neuro bipolar yang menghubungkan sel-sel batang dan kerucup dengan sel ganglion manakala neuro tersier merupakan lapisan permukaan yang terdiri dari atas sel-sel ganglion, dendritnya berhubungan dengan neuron bipolar dan aksonnya menuju system saraf pusat.2Retina pars optika mempunyai 10 lapisan dibagikan kepada tiga neuron. Pada neuron ketiga terdapat lapisan limitans dalam yaitu membrane basal sel Muller , lapisan serat saraf yaitu akson dari sel-sel ganglion dan lapisan ganglion. Pada neuron kedua terdapat lapisan plexiform dalam yang merupakan tempat hubungan neuron kedua dan ketiga, lapisan granular dalam dan lapisan plexiform luar dengan akson sel batang dan kerucup bersama dendrite, sel bipolar dan sel horizontal. Lapisan neuron pertama pula terdiri dari lapisan granular luar yaitu sel batang sel, lapisan limitans luar, lapisan batang dan kerucup dan lapisan epital pigmen yang melekat pada koroid, menyerap cahaya dan mencegah pemantulan.3,4 Permukaan luar retina berkontak dengan koroid manakala permukaan dalamnya dengan membran hialoid badan vitreous. Di belakang, retina berlanjut sebagai nervus optikus dan memanjang hingga badan siliaris, ora serrata. Disini jaringan saraf retina berakhir, tetapi pemanjangan membran masih memanjang hingga di belakang prosesus siliaris dan iris, membentuk pars ciliaris retina dan pars iridica retina. 2-4 Tepat di bagian tengah di bagian posterior retina terdapat area oval kekuningan yaitu makula lutea dan terdapat depresi sentral yaitu fovea sentralis. Fovea sentralis retina sangat tipis, dan warna gelap koroid dapat terlihat. Ke arah nasal dari makula lutea terdapat pintu masuk nervus optikus, arteri sentralis retina menembus bagian tengah discus. Bagian ini satu-satunya permukaan retina yang tidak peka terhadap cahaya karena tidak mempunyai reseptor dan dinamakan blind spot.4 Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua, yaitu bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous humor dan bagian belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar. Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan.3,4 Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva yang peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel goblet, yang bersifat membasahi bola mata terutama kornea. Konjuntiva terdiri atas konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus dan sukar digerakkan melalui tarsus, konjungtiva bulbi yang menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sclera dan konjungtiva fornises yang merupakan tempat peralihan kedua konjungtiva di atas.1-4

Gambar 2: Lapisan Retina Pars Optika52.4 Saraf yang Mempersarafi MataTerdapat beberapa saraf yang mempersarafi organ penglihatan yaitu:1,6a) Nervus Opticus (II) : Saraf ini adalah saraf sensorik penglihatan dan berfungsi untuk menghantarkan sensasi penglihatanb) Nervus Oculomotorius (III): Saraf ini mempersarafi otot yang berfungsi dalam gerakan bola mata dan mengangkat kelopak mata dan bersama nervus II mengatur besar kecilnya pupil. Ia mengatur empat otot penggerak extrinsicc) Nervus Trochlearis (IV) : bersama nervus III dan nervus VI berfungsi mengatur gerakan bola matad) Nervus Trigeminus (V) : Saraf ini berfungsi menghantarkan rangsang sensorik/ sensibilitas dari wajah dan selaput lendir mulut dan hidung, sedangkan serabot motoriknya mempersarafi otot-otot pengunyah dan mempersarafi juga kelenjar ludah submaksilaris dan sublingualise) Nervus Abduscens (VI) : berperan dalam mengatur gerakan bola mata dan absuksi bola mata2.5 Gerakan Mata

Gambar 3. Otot-otot di Sekitar Mata.1Gerakan mata dipengaruhi oleh enam otot di sekitar mata. Empat otot-otot rekti muncul di belakang orbita pada sisi nasal, di tempat keluarnya saraf optikus. Otot-otot rekti tersebut adalah muskulus rektus medialis, muskulus rektus lateralis, muskulus rektus superior dan muskulus rektus inferior. Muskulus rektus medialis berfungsi untuk membalik mata ke arah dalam, manakala muskulus rektus lateralis berfungsi untuk membantu membalik mata ke arah luar. Muskulus superior pula membantu untuk memutar mata ke atas dan ke dalam. Manakala, muskulus rektus inferior berfungsi memutar mata kebawah dan kedalam.6,7Dua otot lainnya adalah otot oblikus inferior dan superior. Muskulus oblikus superior melewati suatu katrol dan tendonnya berinsersi jauh di belakang mata. Ia berfungsi untuk memutar mata kebawah dan keluar. Muskulus oblikus inferior membantu pergerakan memutar mata keatas dan keluar. Ini satu-satunya otot yang muncul dari depan orbita. Sebagian besar otot-otot mata dipersarafi oleh saraf cranial ketiga yaitu nervus okulomotor. Raktus lateral dipersarafi oleh saraf kranial keenam yaitu nervus abduscens dan oblikus superior oleh saraf cranial keempat yaitu nervus trochlearis.6Mata harus bergerak bersama untuk mempertahankan bayangan objek dibawah observasi pada bagian retina yang relatif sama pada kedua mata. Kegagalan untuk melakukan ini mengakibatkan penglihatan ganda.6 Oleh yang demikian, aksis optikal mata biasanya dipertahankan sejajar oleh ikatan reflex dari gerakan mata tersebut. Gerakan ini disebut sebagai gerakan konjugasi.73.0 Jaras VisualSebagian besar informasi visual akan menuju ke cortex serebri dan sebagian yang lain akan menuju ke nuclei di batang otak atau diencephalon. Proses visual dimulai saat cahaya memasuki mata. Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Pupil membesar apabila intensitas cahaya kecil yaitu bila berada di tempat gelap. Apabila berada di tempat terang atau intensitas cahayanya besar, maka pupil akan mengecil. Setelah melalui pupil dan iris, cahaya akan sampai ke lensa. Lensa ini berada diantara aqueous humor dan vitreous humour.7,8 Setelah melalui lensa dan vitreous humour, cahaya akan sampai ke retina, maka selsel batang dan selsel kerucut yang merupakan fotoreseptor yang sensitif terhadap cahaya akan meneruskan sinyalsinyal cahaya tersebut ke otak melalui saraf optik. Bayangan atau cahaya yang tertangkap oleh retina adalah terbalik, nyata, lebih kecil, tetapi persepsi pada otak terhadap benda tetap tegak, karena otak sudah dilatih menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan normal.7Tidak semua cahaya yang melewati kornea mencapai fotoreseptor peka cahaya karena adanya iris. Lubang bundar di bagian tengah iris tempat masuknya cahaya ke bagian dalam mata adalah pupil.6 Iris mengandung dua kelompok jaringan otot polos, satu sirkuler dan yang lain radial. Pupil mengecil apabila otot sirkuler berkontraksi. Hal ini terjadi pada cahaya terang untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke mata. Apabila otot radialis memendek, ukuran pupil membesar dan terjadi pada cahaya temaram untuk meningkatkan jumlah cahaya yang masuk. Serat-serat saraf simpatis menginduksi relaksasi otot siliaris untuk penglihatan jauh, sementara sistem saraf parasimpatis menyebabkan kontraksi otot untuk penglihatan dekat.7Ketika dilatasi maksimal, pupil dapat dilalui cahaya sebanyak lima kali lebih banyak dibandingkan ketika sedang konstriksi maksimal. Diameter pupil ini sendiri diatur oleh dua elemen kontraktil pada iris yaitu papillari constrictor yang terdiri dari otot-otot sirkuler dan papillari dilator yang terdiri dari sel-sel epitel kontraktil yang telah termodifikasi. Sel-sel tersebut dikenal juga sebagai sel mioepitel.8Jika sistem saraf simpatis teraktivasi, sel-sel ini berkontraksi dan melebarkan pupil sehingga lebih banyak cahaya dapat memasuki mata. Kontraksi dan dilatasi pupil terjadi pada kondisi dimana intensitas cahaya berubah dan ketika kita memindahkan arah pandangan kita ke benda atau objek yang dekat atau jauh. Pada tahap selanjutnya, setelah cahaya memasuki mata, pembentukan bayangan pada retina bergantung pada kemampuan refraksi mata.7,8Kornea merefraksi cahaya lebih banyak dibandingkan lensa. Lensa hanya berfungsi untuk menajamkan bayangan yang ditangkap saat mata terfokus pada benda yang dekat dan jauh. Setelah cahaya mengalami refraksi, melewati pupil dan mencapai retina, tahap terakhir dalam proses visual adalah perubahan energi cahaya menjadi aksi potensial yang dapat diteruskan ke korteks serebri. Proses perubahan ini terjadi pada retina. Setelah aksi potensial dibentuk pada lapisan sensori retina, sinyal yang terbentuk akan diteruskan ke nervus optikus, chiasma optik, traktus optik, colliculi superior, dan korteks serebri.8 3.1 Reaksi Pada Fotoreseptor di Tempat Terang dan GelapSinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel basilus).6Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ketengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja. Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin yaitu suatu senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A.8Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut sebagai adaptasi gelap dan disebut juga sebagai adaptasi rodopsin. Pada waktu adaptasi ini, mata sulit untuk melihat. Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna. Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat atau punctum proximum. Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh atau disebut sebagai punctum remotum.7Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea. Cahaya dari obyek yang dekat membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan obyek yang jauh. Mata mamalia mampu mengubah derajat pembiasan dengan cara mengubah bentuk lensa.Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis dan panjang, sedangkan cahaya dari obyek yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan pendek. Perubahan bentuk lensa ini adalah dari hasil kerja otot siliari. Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi sehingga memendekkan apertura yang mengelilingi lensa.7,8 Hal ini mengakibatkan lensa menebal dan pendek. Saat melihat jauh, otot siliari mengalami relaksasi sehingga apertura yang mengelilingi lensa membesar dan tegangan ligamen suspensor bertambah. Sebagai akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa sehingga lensa memanjang dan pipih. Proses pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-berda disebut sebagai daya akomodasi.6-83.2 Refraksi Cahaya di Mata dan KelainannyaPada mata normal, cahaya harus difokuskan dengan tepat di retina agar dapat dihasilkan informasi visual yang akurat. Untuk itu pemfokusan cahaya harus disesuaikan untuk mendapatkan bayangan yang sama jelasnya, baik dari obyek yang jauh maupun yang dekat. Kornea berperan dalam dua pertiga kekuatan fokus mata sedangkan sepertiga dipengaruhi oleh lensa kristalina.7Mata emetrop merujuk pada kondisi saat cahaya yang masuk secara paralel dari objek jauh melalui mata yang tidak berakomodasi difokuskan tepat di retina sehingga dapat dihasilkan bayangan yang tegas. Individu dengan mata emetrop dapat melihat obyek pada jarak jauh dengan jelas tanpa harus mengakomodasikan matanya.8Pembelokan berkas cahaya terjadi ketika berkas cahaya berpindah dari suatu medium dengan kepadatan tertentu ke medium dengan kepadatan berbeda. Berkas cahaya mengubah arah perjalanannya jika mengenai permukaan medium baru pada setiap sudut yang tidak tegak lurus. Pada mata yang mengalami kelainan refraksi atau ametropia, sinar paralel tidak jatuh tepat di retina saat mata tidak berakomodasi. Oleh karena itu diperlukan koreksi refraksi untuk mendapatkan penglihatan yang jelas.7 Jenis EmetropPenyebab

MiopiaDisebabkan kekuatan optik mata yang terlalu tinggi atau bola mata yang terlampau panjang sehingga cahaya paralel jatuh pada fokus di depan retina.

HipermetropiaDisebabkan optik mata terlalu lemah atau bola mata yang terlalu pendek sehingga cahaya yang masuk paralel difokuskan pada titik di belakang mata.

AstigmatismeDisebabkan perbedaan kekuatan optik di berbagai daerah kornea sehingga cahaya paralel yang melewati bidang yang berbeda ini jatuh ke titik fokus yang berbeda-beda.

Tabel 1. Jenis Emetrop dan Penyebabnya.63.3 AkomodasiKemampuan menyesuaikan kekuatan lensa sehingga sumber cahaya yang dekat maupun yang jauh dapat difokuskan di retina dikenal sebagai akomodasi. Proses akomodasi juga adalah upaya yang aktif dari lensa mata manusia untuk melihat bayangan tegas dan memfokuskan cahaya dari suatu sumber cahaya yang terletak dekat di depannya kurang lebih 6 meter pada retina. Bagian yang menyertai proses ini adalah perubahan diameter pupil yaitu miosis minimal 1.5 mm dan midriasis maksimal 8mm, perubahan lensa adalah dengan bantuan mm. ciliaris.7Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris. Otot siliaris adalah bagian dari korpus siliaris, suatu spesialisasi lapisan koroid di sebelah anterior. Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh, tetapi otot tersebut berkontraksi untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cembung dan lebih kuat untuk penglihatan dekat.6,8Lensa mata sewaktu istirahat ditegangkan oleh zonula zinni. Bagian belakang zonula zini bergerak ke depan dalam dan mengendur, lensa akan menjadi lebih mengendur. Setelah proses akomodasi selesai, zonula zini ditegangkan kembali. Kecembungan lensa terjadi terutamanya di permukaan anterior. Presbiopia adalah penyakit yang berlaku pada orang yang berusia apabila daya akomodasi sudah berkurang. Hal ini karena serat-serat elastin dalam lensa berkurang dan lensa menjadi lebih padat. Perkara ini boleh dikoreksi dengan kacamata bifocal yang mana segmen atas untuk penglihatan jauh dan segmen bawah untuk penglihatan dekat.6,73.4 Pemeriksaan Visus Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan fungsi mata. Gangguan penglihatan memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan mata yang mengakibatkan turunnya visus. Visus perlu dicatat pada setiap mata yang memberikan keluhan mata. Pemeriksaan visus dapat dilakukan dengan menggunakan Optotype Snellen, kartu Cincin Landolt, kartu uji E, dan kartu uji Sheridan/Gardiner. Optotype Snellen terdiri atas sederetan huruf dengan ukuran yang berbeda dan bertingkat serta disusun dalam baris mendatar.6,7Huruf yang teratas adalah yang besar, makin ke bawah makin kecil. Penderita membaca Optotype Snellen dari jarak 6 m, karena pada jarak ini mata akan melihat benda dalam keadaan beristirahat atau tanpa akomodasi. Pembacaan mula-mula dilakukan oleh mata kanan dengan terlebih dahulu menutup mata kiri. Lalu dilakukan secara bergantian. Tajam penglihatan dinyatakan dalam pecahan. Pembilang menunjukkan jarak pasien dengan kartu, sedangkan penyebut adalah jarak pasien yang penglihatannya masih normal bisa membaca baris yang sama pada kartu.6,8 Dengan demikian dapat ditulis rumus:8

Keterangan:V = ketajaman penglihatan (visus)d = jarak yang dilihat oleh penderitaD = jarak yang dapat dilihat oleh mata normal

Gambar 4. Snellen.9Visus terbagi menjadi dua yaitu visus sentralis dan visus perifer. Visus sentralis dibagi dua yaitu visus sentralis jauh dan visus sentralis dekat. Visus sentralis jauh merupakan ketajaman penglihatan untuk melihat benda benda yang letaknya jauh.6 Pada keadaan ini mata tidak melakukan akomodasi. Visus sentralis dekat yang merupakan ketajaman penglihatan untuk melihat benda benda dekat misalnya membaca, menulis dan lain lain. Pada keadaan ini mata harus akomodasi supaya bayangan benda tepat jatuh di retina.7Visus perifer menggambarkan luasnya medan penglihatan dan diperiksa dengan perimeter. Fungsi dari visus perifer adalah untuk mengenal tempat suatu benda terhadap sekitarnya dan pertahanan tubuh dengan reaksi menghindar jika ada bahaya dari samping. Dalam klinis visus sentralis jauh tersebut diukur dengan menggunakan grafik huruf snellen yang dilihat pada jarak 20 kaki atau sekitar 6 meter. Jika hasil pemeriksaan tersebut visusnya 20/20 maka tajam penglihatannya dikatakan normal dan jika visus kurang dari 20/20 maka tajam penglihatanya dikatakan kurang.7-84.0 Biokimia MembranMembran mempunyai struktur model fluid mosaic dan terdiri dari dua lapisan lemak yang hidrofobik dan hidrofobik. Membran terdiri dari protein, lemak dan karbohidrat. Fungsi umum membran adalah sebagai batas fisik intraseluler dan ekstraseluler antar sel. Selain itu membran juga merupakan medium transporter keluar masuk nutrisi dan ion dari sel. Membran juga berfungsi sebagai medium untuk menyalurkan sinyal, mempunyai pengenalan antar sel, berperan dalam system imun dan membantu proses eksositosis dan endositosis.10Fungsi dari transport membran adalah untuk mempertahankan volume sel, menyalurkan impuls dan penyaluran neurotransmitter dari saraf ke otot. Terdapat beberapa macam transport membrane seperti transport aktif, transport pasif, mediated transport, non mediated transport, difusi terfasilitasi dan transport yang memerlukan channel ion.10,11 4.1 Neurotransmitter MataNeurotransmitter adalah suatu zat kimia yang dilepaskan oleh bagian presinaps ke bagian post sinaps untuk menghantarkan impuls dari satu neuron (sel saraf) ke neuron yang lain. Neurotransmitter merupakan senyawa amin. Neurotransmitter terbagi kepada dua yaitu neurotransmitter asam amino bebas dan neurotransmitter asam amino tidak bebas. Neurotransmitter asam amino bebas adalah glisin, glutamat, taurin, aspartat dan histidin. Neurotransmitter asam amino tidak bebas pula adalah seperti GABA, dopamin, asetilkolin, serotonin dan norepinefrin.10 Sintesis neurotransmitter terjadi di presinapsis dan disimpan dalam vesikel. Pada saat neurotransmitter di sekresi, proses yang berlaku adalah eksositosis dan memerlukan ion Kalsium. Neurotransmitter disekresikan ke sela sinapsis. Neurotransmitter kemudiannya terikat pada reseptor di postsinapsis dan menyebabkan berlakunya perubahan pada gated channel yang mana channel ion terbuka. Hal ini menyebabkan depolarisasi atau hiperpolarisasi membran dan seterusnya berlaku penyaluran impuls. Namun, hal ini tidak akan berlaku sekiranya terjadi inaktivasi neurotransmitter di sela sinapsis.11 Inaktivasi neurotransmitter di sela sinapsis dapat berlaku dalam tiga cara. Cara pertama adalah degradasi neurotransmitter oleh enzim. Cara kedua adalah berlakunya reuptake neurotransmitter ke presinapsis melalui afiniti yang tinggi pada transporter dan hal ini memerlukan energi. Cara yang ketiga pula adalah terjadinya difusi neurotransmitter ke presinapsis atau ke sel glial.10Penyaluran impuls dari satu sel saraf ke sel saraf seterusnya dapat terjadi dalam dua cara yaitu meningkatkan atau excitatory dan menghambat atau inhibitory. Penyaluran impuls yang bersifat meningkatkan terjadi apabila neurotransmitter seperti glutamate, aspartat dan asetilkolin yang disekresikan. Penyaluran impuls yang bersifat inhibisi atau menghambat terjadi apabila neurotransmitter seperti GABA dan glisin yang disekresikan.10,116.0 KesimpulanKemampuan penglihatan menurun disebabkan oleh banyak faktor misalnya usia dan trauma. Kekurangan visus penglihatan berlaku karena bayangan jatuh di depan atau di belakang retina. Pemeriksaan fungsi mata dan kelainan dapat diukur dengan menggunakan pemeriksaan visus mata. Akomodasi perlu dilakukan pada penglihatan yang kurang jelas. Daftar pustaka1. Putz R, Pabs R. Sobotta atlas of human anatomy volume 1: head, neck, upper limb. Munich: Elsevier Urban & Fischer; 2006; h 359-62.2. Anthony LM. Junquieras basic histology text & atlas. 12th edition. Singapore: Mc Graw Hill; 2010; p170-923. Indiana University. Department of anatomy and cell. Lecture of eye. Available from URL: http://anatomy.iupui.edu/courses/histo_D502/D502f04/lecture.f04/Eyef04/, diunduh tanggal 16 April 20134. Eroschenko VP. Atlas of histology. 10th ed. India: Lippincott Williams&Wilkins; 2005; p155-635. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik histologi. Jakarta: Penerbit universitas Trisakti; 2002; h 25-306. Lauralee S. Human physiology from cells to system. 8th edition. Canada: Brooks/Cole Cengage Learning; 2012:p 280-6, 760-1, 708-9, 757-60.7. Sherwood L. Human physiology from cells to system. 7th ed. Canada: Brooks cencage learning; 2010; p 206-258. Barrett KE. Barman SM. Boitano S. Brooks HL. Ganongs review of medical physiology. 23rd ed. Singapore: Mc Graw Hill; 20109. Admin. Pentingnya kesehatan mata dalam masyarakat umum. Available from URL: https://sites.google.com/site/pancaindrapengelihatanmata/, diunduh tanggal 18April 201310. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Harpers illustrated biochemistry. 28th edition. United States: Mc Graw Hill; 2009.p.341-2, 361-4.11. Garret RH, Grisham CG. Biochemistry. 5th Edition. USA:Cengage Learning; 2012; p 260-92

1 | Page