mata pelatihan nspk penyelenggaraan rumah umum … · mata pelatihan ini disajikan dengan metode...

26
MATA PELATIHAN NSPK PENYELENGGARAAN RUMAH UMUM DAN MKOMERSIAL PELATIHAN TEKNIS PENYELANGARAAN RUMAH UMUM DAN MKOMERSIAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Pengalaman bekerja Direktur Konsolidasi Tanah BPN - RI Kepala Pusat Hukum BPN - RI Kepala Pusat Litbang BPN – RI Inspektur BPN - RI Kepala Biro Hukum Kementerian Perumahan Rakyat Direktur Umum dan Hukum BLU PPDPP Kementerian PUPR WIDYAISWARA UTAMA KEMENTERIAN PUPR Maharani 0812 11 999 59 [email protected]

Upload: others

Post on 02-Feb-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MATA PELATIHAN NSPK PENYELENGGARAAN RUMAH UMUM DAN MKOMERSIAL

PELATIHAN TEKNIS

PENYELANGARAAN RUMAH UMUM DAN MKOMERSIAL

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

RAKYAT

Pengalaman bekerja

Direktur Konsolidasi Tanah BPN - RI

Kepala Pusat Hukum BPN - RI

Kepala Pusat Litbang BPN – RI

Inspektur BPN - RI

Kepala Biro Hukum Kementerian Perumahan Rakyat

Direktur Umum dan Hukum BLU PPDPP

Kementerian PUPR

WIDYAISWARA UTAMA KEMENTERIAN PUPR Maharani

0812 11 999 59

[email protected]

Profil Mata Pelatihan

Deskripsi Singkat Mata Pelatihan ini bertujuan memberikan pemahaman mengenai Pengertian NSPK, Hierarki Peraturan Perundang-undangan, dan Family Tree NSPK di Bidang Penyelenggaraan RUK, NSPK yang terkait dengan Bidang Penyelenggaraan RUK, serta NSPK yang dibutuhkan dalam Penyelenggaraan RUK

Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran pada pelatihan ini, peserta pelatihan diharapkan mampu menjelaskan Pengertian NSPK, Hierarki Peraturan Perundang-undangan, dan Family Tree NSPK di Bidang Penyelenggaraan RUK, NSPK Bidang Penyelenggaraan RUK, serta Kebutuhan NSPK Bidang Penyelenggaraan RUK

Indikator Hasil Belajar

Peserta pelatihan mampu: a) menjelaskan Pengertian NSPK, Hierarki PUU, dan Family Tree

NSPK di Bidang Penyelenggaraan RUK; b) menjelaskan NSPK Bidang Penyelenggaraan RUK; c) menjelaskan Kebutuhan NSPK Bidang Penyelenggaraan RUK

Standar kompetensi yang harus dicapai

adalah memahami NSPK Bidang RUK yang

telah ada dan memahami kebutuhan NSPK

Bidang RUK .

Oleh karena itu diperlukan pelatihan NSPK

di bidang Rumah Umum dan Komersial

A. Latar Belakang

Mata Pelatihan NSPK bidang Rumah Umum dan

Komerial , memberikan pemahaman kepada peserta

mengenai NSPK bidang Rumah Umum dan Komersial

yang telah ada dan PUU terkait , serta pemahaman atas

kebutuhan NSPK tantang Rumah Susun yang belum ada.

Mata Pelatihan ini disajikan dengan metode pembelajaran

tatap muka dan diskusi interaksi.

Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya memahami

dan menjelasan NSPK RUK yang telah ada dan PUU terkait ,

serta pemahaman ata kebutuhan NSPK RUK yang dibutuhkan

B. Deskripsi

Singkat

Setelah mengikuti pembelajaran ini,

Peserta Pelatihan diharapkan mampu

menjelaskan NSPK bidang RUK yang

telah ada dan PUU terkait serta

pemahaman atas kebutuhan NSPK

bidang RUK yang belum ada.

C. Tujuan Pembelajaran

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok 1. Herarkhi dan Family Tree PUU yang mengatur

Penyelenggaraan RUK :

1.1. Herarkhi

1.2. Family Tree PUU ( UU,PP,Permen )

2. NSPK RUK yang telah ada :

2.1. Penyediaan Tanah

2.2 .Perijinan

2.3. Pembangunan

2.4.Pengelolaan dan Pemanfaatan

2.5. PPPSRS

3. Kebutuhan NSPK RUK :

3.1. Penyediaan Tanah

3.2. Masa Transisi dan Penyerahan Pertama Kali

3.3. Jenis Jenis SOP

Ceramah Diskusi

Metode

Belajar

ALOKASI WAKTU:

4 (empat JP)

Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta

dapat memahami : 1. Pengertian NSPK, Herarkhi dan Family Tree PUU yang mengatur

Penyelenggaraan RUK :

1.1. Mamahami NSPK

1.2. Herarkhi

1.3. Family Tree PUU ( UU,PP,Permen )

2. NSPK RUK yang telah ada

2.1. Hunian Berimbang Rumah Tapak dan Rumah Susun

2.2. Penghunian dan Pengelolaan

2.3. Pemilikan

2.4 Pembentukan PPPSRS

3. Kebutuhan NSPK RUK :

3.1. Penyediaan Tanah

3.2. Masa Transisi dan Penyerahan Pertama Kali

3.3. Hunian Berimbang

2.4 SKBG

A. INDIKATOR

KEBERHASIL

PENGETIAN NSPK

• Norma : aturan atau ketentuan yang dipakai sebagai tatanan untuk

penyelenggaraan rumah khusus

• Standar : Acuan yang dipakai sebagai patokan penyelenggaraan

rumah khusus

• Prosedur : metode atau tatacara dalam penyelanggaraan rumah

khusus

• Kriteria : ukuran yang dipergunakan sebagai dasar penyelenggaraan

rumah khusus

HIERARKHI

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

Ketetapan Majelis Permusyawaratan

Rakyat;

Undang-Undang/Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang;

Peraturan Pemerintah;

Peraturan Presiden;

Peraturan Daerah Provinsi; dan

Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan

sesuai dengan hierarki sebagaimana dimaksud

Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud

mencakup :

peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung,

Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank

Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat

yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah

Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur,

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala

Desa atau yang setingkat.

Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud diakui

keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang

diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau

dibentuk berdasarkan kewenangan.

NSPK :

Ditetapkan oleh Menteri

Mempunyai kekuatan hukum

mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan

Perundang-undangan yang

lebih tinggi atau dibentuk

berdasarkan kewenangan.

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah

pembuatan Peraturan Perundang-undangan yang mencakup

tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan

atau penetapan, dan pengundangan.

Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang

memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan

dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat

yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam

Peraturan Perundang-undangan.

Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang

dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan

bersama Presiden.

C. Memahami PUU

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan

oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang

memaksa.

Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang-

undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk

menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya.

Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundang-

undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk

menjalankan perintah Peraturan Perundang-undangan

yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan

kekuasaan pemerintahan.

1.Peraturan Daerah Provinsi adalah Peraturan

Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur.

1.Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah

Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama

Bupati/Walikota.

ASAS PEMBENTUKAN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BAIK

1.kejelasan tujuan;

2.kelembagaan atau pejabat pembentuk

yang tepat;

3.kesesuaian antara jenis, hierarki, dan

materi muatan;

4.dapat dilaksanakan;

5.kedayagunaan dan kehasilgunaan;

6.kejelasan rumusan; dan

7.keterbukaan.

Materi muatan Peraturan Perundang-undangan harus

mencerminkan asas:

1.pengayoman;

2.kemanusiaan;

3.kebangsaan;

4.kekeluargaan;

5.kenusantaraan;

6.bhinneka tunggal ika;

7.keadilan;

8.kesamaan kedudukan dalam hukum dan

pemerintahan;

9.ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau

10.keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.

Peraturan Perundang-undangan Penyelenggaraan Perumahan

PP No. 88 Tahun 2014

PP No. 14 Tahun 2016

PP No. 64 Tahun 2016

Permendagri No. 9 Tahun 2009

Permenpera No. 12 Tahun 2014

Permendagri No. 55 Tahun 2017

Permen PUPR No. 20 Tahun 2017

UUD 1945

Pasal 28 H ayat 1/ UU no 5 Tahun 60 ttg UUPA

UU No. 28

Tahun 2002

UU No. 11

Tahun 2010

UU No. 01

Tahun 2011

UU No. 20

Tahun 2011

PP No. 36

Tahun 2005

UU No. 01

Tahun 2004

PP No. 27

Tahun 2014

Permenkeu No.

246/PMK.06/2014

Permenkeu No.

111/PMK.06/2016

Tabel 1 Daftar Peraturan Perundang-undangan Penyelenggaraan Rumah Khusus

No. PUU Tentang

1 UU No. 28 Tahun 2002 Bangunan Gedung

2 UU No. 11 Tahun 2010 Cagar Budaya

3 UU No. 1 Tahun 2011 Perumahan dan Kawasan Permukiman

4 UU No. 20 Tahun 2011 Rumah Susun

5 UU No. 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara

6 PP No. 36 Tahun 2005 Peraturan Pelaksanaan UU No 28 Tahun 2002 Tentang

Bangunan Gedung

7 PP No. 88 Tahun 2014 Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan

Permukiman

8 PP No. 14 Tahun 2016 Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman

9 PP No. 64 Tahun 2016 Pembangunan Perumahan MBR

10 PP No. 27 Tahun 2014 Pengelolaan Barang Milik Negara - Daerah

11 Permenpera No. 14 Tahun 2006 Penyelenggaraan Perumahan Kawasan Khusus

12 Permenpera No. 15 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Kawasan Nelayan

13 Permenpera No. 17 Tahun 2006 Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pengembangan

Perumahan Kawasan Perbatasan

14 Permenpera No. 22 Tahun 2008 SPM Perumahan Rakyat Daerah Provinsi Kab-Kota

15 Permendagri No. 9 Tahun 2009 Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, Dan Utilitas

Perumahan Dan Permukiman Daerah

16 Permenpera No. 12 Tahun 2014

Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Dan

Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman

(RP3KP) Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/ Kota,

17 Permendagri No. 55 Tahun 2017

Pelaksanaan Perizinan Dan Non Perizinan Pembangunan

Perumahan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Di

Daerah

18 Permen PUPR No. 20 Tahun

2017 Penyediaan Rumah Khusus

19 Permenkeu No. 246/PMK.06

Tahun 2014 Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan BMN

20 Permenkeu No. 111/PMK.06

Tahun 2016 Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan BMN

Selanjutnya ada beberapa peraturan pemerintah yang

telah ditetapkan sebagai bentuk penjabaran yang lebih

rinci dalam pelaksanaan kelima undang-undang tersebut

yaitu :

a. PP No. 36 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan

Bangunan Gedung

b. PP No. 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan

Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan

Permukiman

c. PP No. 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan PKP

d. PP No. 64 Tahun 2016 tentang Pembangunan

Perumahan MBR

e. PP No. 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang

Milik Negara - Daerah

Kenapa ini selalu disebut berulang, sementara muatannya tidak diurai dengan seksama

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,

pemahaman/pengertian RUK meliputi:

1. Rumah Umum diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan MBR ;

2. Rumah Komersial diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan Rumah Menengah dan

Mewah

3. Rumah Umum disediakan oleh pemerintah dan/ atau pemerintah daerah

4. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah bertanggung jawab dalam pembangunan rumah

umum

5. Pembangunan umum dibiayai melalui anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau

anggaran pendapatan dan belanja daerah;

6. Rumah Umum Sewa merupakan BMN atau BMD

7. Pembangunan Rumah Umum dapat dilakukan oleh lembaga atau badan yang ditunjuk oleh

pemerintah/ pemerintah daerah

8. Rumah Umum dapat dibangun diatas tanah, BMN/D, Tanah terlantar, Tanah wakaf, tanah

untuk kepentingan umum

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan

Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Diatur 4 tahapan pokok yang harus dilakukan terhadap pembangunan Rumah Umum dan

Rumah Komersial yaitu tahap perencanaan, pembangunan, pemanfaatan dan

pengendalian.

Dalam melaksanakan tahapan – tahapan tersebut pihak penyelenggara harus tunduk

pada PP dan peraturan pelaksanaannya.

Demikian hal nya untuk Rumah Susun Umum dan Rumah Susun Komersial tahap

perencanaan, pembangunan, pemanfaatan dan pengendalian, harus dilakukan sesuai

ketentuan PUU

Selanjutnya ada beberapa peraturan pemerintah yang telah ditetapkan sebagai

bentuk penjabaran yang lebih rinci dalam pelaksanaan kelima undang-undang

tersebut yaitu :

a. PP No. 36 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Bangunan Gedung

b. PP No. 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan

Kawasan Permukiman

c. PP No. 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan PKP

d. PP No. 64 Tahun 2016 tentang Pembangunan Perumahan MBR

e. PP No. 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara - Daerah

Peraturan perundang-undangan terkait dengan penyelenggaraan perumahan

Pasal 28 H UUD 1945/ UU No 5 Tahun 1960 ttg UUPA

UU No. 26

Tahun 2007

UU No. 17

Tahun 2007

UU No. 2

Tahun 2012

UU No. 32

Tahun 2009

UU No. 23

Tahun 2014

PP No. 26

Tahun 2008

Perpres No 02

Tahun 2015

Perpres No 71

Tahun 2012

PP No. 27

Tahun 2012

Perda Prov.

RTRWP

Permen PUPR

No.13.1 2011

Perka BPN No.

05

Tahun 2012

PermenLH No.

5&16 Tahun

2012

Perda Prov.

RTRWKab

UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

Rumah khusus merupakan suatu bangunan gedung

yang berfungsi sebagai tempat hunian sehingga

Persyaratan teknis, admnistrasi, dan ekologis dalam

proses pembangunannya harus mangacu pada

peraturan perundang-undangan yang mengatur

bangunan gedung ( UU No. 28 Tahun 2002 PP No.

36 Tahun 2005 )

UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya

Pada prakteknya lingkup penyelenggaraan

rumah khusus juga dapat meliputi kegiatan

pemugaran suatu Bangunan Cagar Budaya

sehingga dalam penyelenggaraannya harus

mengacu pada peraturan perundang-

undangan tentang Cagar budaya. Khusus yang

berkaitan dengan cagar budaya, program

penyediaan rumah khusus terbatas pada upaya

pelestarian bangunan rumah cagar budaya.

Definisi rumah khusus ada didalam UU PKP, yang dimaknai

sebagai rumah untuk memenuhi kebutuhan khusus seperti rumah nelayan, rumah ponpes, rumah misionari. Rumah

korban bencana, rumah perbatasan, yang dibangun terutama untuk MBR atau desil dibawah MBR.

Ayo ki ta cermati bersama apakah cagar budaya termasuk rumah khusus, bila rumah yang dilestarikan tersebut ditempati

oleh orang kaya seperti di menteng, yang bukan MBR.

1. UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman

Peraturan perundangan – undangan ini beserta peraturan

turunannya adalah merupakan peraturan pokok dalam

penyelenggaraan rumah khusus. Materi pokok dalam peraturan ini

adalah :

a. Asas, Tujuan dan Ruang Lingkup

b. Pembinaan

c. Tugas dan Wewenang

d. Penyelenggaraan Perumahan

e. Penyelenggaraan Kawasan Permukiman

f. Pemeliharaan dan Perbaikan

g. Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan

Kumuh dan Permukiman Kumuh

h. Pendanaan dan Sistem Pembiayaan

i . Hak Dan Kewajiban

j. Peran Masyarakat

1. UU No. 20 Tahun 2011 tentang

Rumah Susun Bentuk rumah khusus dapat berbentuk

rumah tapak atau rumah susun, sehingga

apabila ada yang dibangun dalam bentuk

rumah susun, maka harus mengacu pada

peraturan ini .

UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara

Dalam penyelenggaraan rumah khusus,

pembiayaan dilakukan melalui APBN dan

setelah diselesaikannya proses

pembangunan akan diserahkan kepada

pihak pemohon bantuan, sehingga dalam

proses ini akan terjadi proses pengelolaan

BMN sehingga dalam pelaksanaannya

harus mengacu pada peraturan yang terkait

dengan perbendaharaan negara.

1. Tahapan Perencanaan

Perencanaan penyelenggaraan rumah umum dan rumah

komersial, harus memperhatikan

a. Kepastian usulan dari kementeerian/lembaga atau

pemerintah daerah lengkap dan benar;

b. Kepastian peruntukan ruang

c. Keppastian lokasi pembangunan rumah khusus dan

kepastian tidak merubah lokasi;

d. Kepastian ketersediaan tanah siap bangun

e. Kepastian calon pemanfaat/ penghuni rumah khusus

f. Kepastian kesediaan menerima dan mengelola rumah

khusus

g. Kepastian berlangsungnya verifikasi administrasi dengan baik

dan benar;

h. Kepastian berlangsungnya verifikasi teknis dengan baik,

benar dan dapat dipertanggung jawabkan.

2. Tahapan Pembangunan Pembangunan Rumah Umum dan Rumah Komersial

dapat dilakukan dengan pembangunan rumah dan

prasarana, sarana, dan utilitas umum; dan/atau

peningkatan kualitas perumahan. Pemerintah daerah

wajib memberikan kemudahan perizinan bagi badan

hukum yang mengajukan rencana pembangunan

Rumah Umum untuk MBR. Pemerintah daerah

berwenang mencabut izin pembangunan perumahan

terhadap badan hukum yang tidak memenuhi

kewajibannya. Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk

kemudahan perizinan dan tata cara pencabutan izin

pembangunan diatur dengan Peraturan Menteri.

2. Tahapan Pemanfaatan rumah umum Pemanfaatan perumahan digunakan sebagai fungsi hunian.

Pemanfaatan perumahan di lingkungan hunian meliputi:

a. pemanfaatan rumah;

b. pemanfaatan prasarana dan sarana perumahan; dan

c. pelestarian rumah, perumahan, serta prasarana dan sarana

perumahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Pemanfaatan rumah dapat digunakan sebagai kegiatan usaha

secara terbatas tanpa membahayakan dan tidak mengganggu

fungsi hunian. Pemanfaatan rumah selain digunakan untuk

fungsi hunian harus memastikan terpeliharanya perumahan dan

lingkungan hunian.

Penghunian rumah umum dan rumah

komersial

Setiap orang berhak untuk bertempat

tinggal atau menghuni rumah. Hak

untuk menghuni rumah dapat berupa:

a. hak milik; atau b. sewa atau bukan

dengan cara sewa.

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata

cara penghunian dengan cara sewa

menyewa dan cara bukan sewa menyewa

diatur dengan Peraturan Pemerintah.

3. Tahapan Pengendalian

Pengendalian perumahan dimulai dari tahap:

a. perencanaan;

b. Pembangunan dan

c. pemanfaatan.

Pengendalian perumahan dilaksanakan oleh

Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dalam

bentuk:

a. perizinan;

b. penertiban; dan/atau

c. penataan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengendalian

perumahan diatur dengan Peraturan

Pemerintah.

6. Kemudahan Pembangunan dan

Perolehan Rumah Umum bagi MBR

Pemerintah wajib memenuhi kebutuhan

rumah bagi MBR. Untuk memenuhi

kebutuhan rumah bagi MBR. Pemerintah

dan/atau pemerintah daerah wajib

memberikan kemudahan pembangunan dan

perolehan rumah melalui program

perencanaan pembangunan perumahan secara

bertahap dan berkelanjutan.

Kemudahan dan/atau bantuan pembangunan

dan perolehan rumah bagi MBR dapat

berupa:

a. subsidi perolehan rumah;

b.stimulan rumah swadaya; c. insentif perpajakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan;

d. perizinan;

e. asuransi dan penjaminan;

f. penyediaan tanah;

g. sertifikasi tanah; dan/atau

h. prasarana, sarana, dan utilitas umum.

Rumah bersubsidi

Dalam hal dilakukan pengalihan kepemilikan pengalihannya wajib

dilaksanakan oleh lembaga yang ditunjuk atau dibentuk oleh

Pemerintah atau pemerintah daerah dalam bidang perumahan dan

permukiman.

Jika pemilik meninggalkan rumah secara terus-menerus dalam waktu

paling lama 1 (satu) tahun tanpa memenuhi kewajiban berdasarkan

perjanjian, Pemerintah atau pemerintah daerah berwenang mengambil

alih kepemilikan rumah tersebut.

Rumah yang telah diambil alih oleh Pemerintah atau pemerintah

daerah wajib didistribusikan kembali kepada MBR. Ketentuan

mengenai penunjukkan dan pembentukan lembaga oleh Pemerintah

atau pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Ketentuan lebih lanjut mengenai kemudahan dan/atau bantuan

pembangunan dan perolehan rumah bagi MBR diatur dengan

Peraturan Pemerintah.

A. Hunian Berimbang Rumah Umum dan Rumah Komersial

Badan hukum yang melakukan

pembangunan perumahan wajib mewujudkan perumahan dengan hunian berimbang. Pembangunan perumahan skala besar yang dilakukan oleh badan hukum wajib mewujudkan hunian berimbang dalam satu hamparan.

Kewajiban dimaksud dikecualikan untuk

badan hukum yang membangun perumahan yang seluruhnya ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan rumah umum.

Lanjutan Hunian Berimbang

Dalam hal pembangunan perumahan dengan pola hunian berimbang, Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat memberikan insentif kepada

badan hukum untuk mendorong pembangunan perumahan dengan hunian berimbang. Pembangunan perumahan skala besar dengan hunian berimbang meliputi rumah sederhana, rumah

menengah. Ketentuan mengenai hunian berimbang diatur dengan Peraturan Menteri.

KEBUTUHAN NSPK

1. Rapermen Penyediaan Tanah bagi

Pembangunan Perumahan MBR

2. Rapermen Hunian Berimbang

3. Repermen Masa Transisi dan Penyerahan

Pertama Kali

4. Rapermen SKBG

5. Rapermen KPBU Perumahan

6. Rapermen PPJB

G. Latihan

1. Jelaskan pengertian NSPK, hierarki peraturan

perundang – undangan yang berlaku di Indonesia

2. Jelaskan PUU yang mengatur Penyelenggaraan

Rumah Umum dan Rumah Komersial

3. Jelaskan PUU terkait Penyelenggaraan Rumah Umum

dan Rumah Komersial

4. Jelaskan kebutuhan NSPK bidang rumah umum dan

rumah komersial

G. Rangkuman

Pelatihan Penyusunan NSPK memberikan pemahaman mengenai :

1.1. Pengertian NSPK, Herarkhi dan

1.2. Family Tree PUU yang mengatur Penyelenggaraan RUK , serta menjelaskan NSPK RUK yang

telah ada misalnya :

2.1. Hunian Berimbang Rumah Tapak dan Rumah Susun

2.2. Penghunian dan Pengelolaan

2.3. Pemilikan

2.4 Pembentukan PPPSRS

3. Kebutuhan NSPK RUK :

3.1. Penyediaan Tanah

3.2. Masa Transisi dan Penyerahan Pertama Kali

3.3. Hunian Berimbang

2.4 SKBG

2.5. KPBU

2.6.PPJB

Rangkumannya tidak seperti ini tetapi , mencantumkan muatan berbagai PUU yang terkait dengan penyelanggaraan rumah khusus