makna kata.pdf

Upload: arnee

Post on 07-Jan-2016

90 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • DOSEN PEMBIMBING: xxxxxxxx

    MAKALAH

    BAHASA INDONESIA

    MAKNA KATA

    OLEH :

    KELOMPOK 3

    DESSY SALVIA NURJANNAH 2015121826

    SITI CHAIRUNISA 2015121851

    NOVITA SHELY 2015121841

    MASRULLAH 2015121836

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

    STAI DARUL ULUM KANDANGAN

    2015 M / 1436 H

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

    rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah mata

    kuliah Bahasa Indonesia. Shalawat dan salam tidak lupa kita sampaikan kepada

    junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

    Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih

    banyak terdapat kekurangan. Hal ini karena terbatasnya pengetahuan dan

    kemampuan kami sebagai penyusun. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua

    pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan. Semoga makalah ini

    bermanfaat dan membantu menambah pengetahuan bagi para pembaca. Aamiin.

    Kandangan, September 2015

    Penyusun

  • iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1

    1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 1

    BAB II PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Makna Kata ......................................................................... 2

    2.2 Makna Denotasi dan Konotasi .............................................................. 2

    2.3 Makna Umum dan Khusus .................................................................... 2

    2.4 Makna Konkrit dan Abstrak .................................................................. 2

    BAB III PENUTUP

    3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 6

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 7

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang

    Istilah nama sering diartikan sebagai kata sebutan yang dijadikan

    identitas seseorang untuk memanggil atau menyebut suatu benda agar

    berbeda dengan yang lain. Pemberian nama kepada orang dipilih dari kata sesuai

    dengan suasana, peristiwa, waktu kelahiran serta unsur yang lainya.

    Pemberian nama orang tidak hanya asal memberi nama. Pemberian nama orang

    biasanya disertai harapan dari orang tua kepada anaknya. Setiap orang tua yang

    akan memberikan nama kepada anaknya pasti akan sangat teliti dan penuh

    perhitungan dalam memilih nama untuk anak-anaknya. Pemberian nama bisa

    dilihat dari segi historis

    yang melatarbelakanginya, segi morfologi (bentuk katanya), dan dari

    segi semantik (makna kata). Morfologi di sini bisa dilihat dari bagaimana

    seseorang merangkai kata agar terbentuk nama yang indah, sedangkan dalam

    segi semantiknya mereka mencari makna kata yang seindah mungkin yang

    nantinya makna tersebut juga akan membawa kebaikan untuk putra-putrinya atau

    dengan kata lain nama itu adalah sebuah doa dari orang tua untuk putra-

    putrinya.Setiap orang mempunyai tata cara dalam memberikan nama ada

    yang memakai perhitungan dari segi kelahiran (weton, tanggal, bulan, tahun),

    historis (proses kelahiran, peristiwa yang terjadi pada saat kelahiran), pemakaian

    bahasa serapan seperti bahasa Arab dan dari segi makna katanya. Dewasa

    ini banyak sekali penamaan orang hanya sekedar memberi nama, seperti hanya

    meniru namanama yang ada di sinetron atau nama artis idolanya.

  • 2

    1.2.Rumusan Masalah

    1. Apa itu Makna Kata ?

    2. Apa itu Makna Denotasi dan Konotasi ?

    3. Apa itu Makna Umum dan Khusus ?

    1.3.Tujuan Penulisan

    Semoga dengan makalah kecil ini dapat membantu kita untuk berkata yang lebih

    bermakna dan mengerti apa maksud pembicaraan

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Makna Kata

    Kata sebagai satuan dari perbendaharaan kata sebuah bahasa mengandung

    dua aspek, yaitu aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi makna Bentuk atau

    ekspresi adalah segi yang dapat diserap dengan pancaindra, yaitu dengan

    mendengar atau dengan melihat. Sebaliknya segi isi atau makna adalah segi yang

    menimbulkan reaksi dalam pikiran pendengar atau pembaca karena rangsangan

    aspek bentuk tadi. Pada waktu orang berteriak Maling timbul reaksi dalam

    pikiran kita bahwa ada seseorang telah berusaha untuk mencuri barang milik

    orang lain. Jadi bentuk atau ekspresinya adalah kata maling yang diucapkan

    orang tadi, sedangkan makna atau isi adalah reaksi yang timbul pada orang yang

    mendengar.

    Reaksi yang timbul itu dapat berwujud pengertian atau tindakan

    atau kedua-duanya . Karena dalam nerkomunikasi kita tidak hanya berhadapan

    dengan kata, tetapi dengan suatu rangkaian kata yang mendukung suatu

    amanat, maka ada beberapa unsur yang terkandung dalam ujaran kita yaitu:

    pengertian, perasaan, nada, dan tujuan. Pengertain merupakan landasan dasar

    untuk menyampaikan hal-hal tertentu kepada pendengar atau pembaca dengan

    mengharapkan reaksi tertentu. Perasaan lebih mengarah kepada sikap pembicara

    terhadap apa yang dikatakannya, bertalian dengan nilai rasa terhadap apa yang

    dikatakan pembicara atau penulis. Nada mencakup sikap pembicara atau penulis

    kepada pendengar atau pembacanya. Pembaca atau pendengar yang berlainan

    akan mempengaruhi pula pilihan kata dan cara menyampaikan amanat itu. Relasi

    antara pembicara atau penulis dengan pendengar atau pembaca akan melahirkan

    nada suatu ujaran. Sedangkan tujuan yaitu efek yang ingin dicapai oleh pembicara

    atau penulis. Memahami semua hal itu dalam seluruh konteks adalah bagian dari

    seluruh usaha untuk memahami makna dalam komunikasi. Bahwa makna adalah

    pertalian antara bentuk dan referen. Ketika seorang ditanyai apa arti kata nares ia

    menjawab Tidak tahu! Padanya diberi atau ditunjuk sejumlah barang

  • 4

    (referen): hidung, matahari, gunung, dan telinga. Ia tidak tahu artinya tidak lain

    daripada bahwa ia tidak sanggup menunjukkan hubungan antara nares dengan

    salah satu dari barang-barang itu. Untuk membantunya mengetahui makna kata

    itu, kita menunjukkan kepadanya salah satu dari keempat barang yang

    digambarkan yaitu barang no 1. Nah, sekarang ia mengetahui makna kata itu,

    yaitu nares berarti hidung dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, dapat

    dikatakan bahwa seorang yang mengetahui sebuah referen (barangnya) tetapi

    tidak tahu bagaimana mengacunya, ia tidak tahu katanya. Tetapi kebalikannya

    juga benar, kalau ia mengetahui katanya (bentuk), tetapi tidak tahu referennya

    bererti ia tidak mengetahui maknyanya juga, yaitu tidak mengetahui hubungan

    antara bentuk dan referennya. Mengetahui sebuah kata haruslah mengetahui kedua

    aspeknya: bentuk (kata) dan referennya.

    2.2 Makna Denotasi dan Konotasi

    a. Makna denotasi

    Makna denotatif disebut juga dengan beberapa istilah lain seperti: makna

    denotasioal, makna kognitif, makna konseptual, makna ideasional, makna

    referensial, atau makna profisisional. Disebut makna denotasional, referensial,

    konseptual, atau ideasional, karena makna itu menunjuk ( denote ) kepada suatu

    referen, konsep, atau ide tertentu dari suatu referen. Disebut makna kognitif

    karena makna itu bertalian dengan kesadaran atau pengetahuan; stimulus (dari

    pihak pembicara) dan respons (dari pihak pendengar) menyangkut hal-hal yang

    dapat diserap pancaindra (kesadaran) dan rasio manusia. Dan makna ini disebut

    juga makna proposional karena ia bertalian dengan informasi-informasi atau

    pernyataan-pernyataan yang bersifat faktual. Makna ini, yang dicu dengan

    bermacam-macam nama, adalah makna yang paling dasar pada suatu kata.

    Dalam bentuk yang murni, makna denotatif dihubungkan dengan bahasa

    ilmiah. Seorang penulis yang hanya ingin menyampaikan informasi kepada kita,

    dalam hal ini khususnya bidang ilmiah, akan berkecenderungan unutuk

    mempergunakan kata-kata yang denotatif. Sebab pengarahan yang jelas terhadap

    fakta yang khusus adalah tujuan utamanya; ia tidak menginginkan interpretasi

  • 5

    tambahan dari tiap pembaca, dan tidak akan membiarkan interpretasi itu dengan

    memilih kata-kata yang konotattif. Sebab itu untuk menghindari interpretasi yang

    mungkin timbul, penulis akan berusaha memilih kata dan konteks yang relatif

    bebas interpretasi.

    Contoh :

    -Rumah itu luasnya 250 meter persegi (denotatif)

    -Ada seribu oarng yang menghadiri pertemuan itu (denotatif)

    Karena setiap kata memiliki denotasi, maka penulis harus mempersoalkan

    apakah kata yang dipilinya sudah tepat. Ketepatan pilihan kata itu tampak dari

    kesanggupannya untuk menuntun pembaca kepada gagasan yang ingin

    disampaikan, yang tidak memungkinkan interpretasi lain selain dari sikap

    pembicara dan gagasan-gagasan yang akan itu. Memilih sebuah denotasi yang

    tepat, dengan sendirinya lebih mudah dari memilih konotasi yang tepat.

    Seandainya ada kesalahan dalam denotasi, maka hal itu mungkin disebabkan oleh

    kekeliruan pertama terjadi karena masalah ejaan: gajih gaji, darah dara,

    interpretasi inferensi intervensi, bahwa bawa, dan sebagaimana. Kesalahan

    kedua mudah diperbaiki karena bersifat temporer, tetapi kesalahan ketiga adalah

    kesalahan yang paling berat.

    Makna denotatif dapat dibedakan atas dua macam relasi, yaitu pertama, relasi

    antara sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya, dan kedua relasi

    antara sebuah kata dan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang

    diwakilinya. Pengertian kursi adalah ciri-ciri yang membuat sesuatu disebut

    sebagai kursi, bukan sebuah kursi individual.

    b. Makna konotatif

    Konotatif atau makna konotasional, makna emotif, atau makna

    evaluatif. Makna konotatif adalah suatu jenis makna dimana stimulus dan respons

    mengandung nilai-nilai emosional. Makna konotatif sebagian terjadi karena

    pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju - tidak setuju, senang tidak

  • 6

    senang dan sebagainya pada pihak pendengar; di pihak lain, kata yang dipilih itu

    memperlihatkan bahwa pembicaranya juga memendam perasaan yang sama.

    Konotasi adalah masalah yang jauh lebih erat bila dibandingkan dengan

    memilih denotasi. Oleh karena itu, pilihan kata atau diksi lebih banyak bertalian

    dengan pilihan kata yang bersifat konotatif. Bila sebuah kata mengndung

    konotasi yang salah, misalnya kurus-kering untuk menggantikan kata ramping

    adalah dalam sebuah konteks yang saling melengkapi, maka kesalahan semacam

    itu mudah diketahui dan diperbaiki. Sangat sulit adalah perbedaan makna antara

    kata-kata yang bersinonim, tetapi mugkin mempunyai perbedaan arti besar dalam

    konteks tertentu.

    Sering sinonim dianggap berbeda hanya dalam konotasinya. Kenyataannya

    tidak selalu demikian. Ada sinonim-sinonim yang memang hanya mempunyai

    makna denotatif, tetapi ada juga sinonim yang mempunyai makna konotatif.

    Misalnya kata mati, meninggal, wafat, gugur, mangkat, berpulang memiliki

    denotasi yang sama yaitu peristiwa dimana jiwa seseorang telah meninggal

    badannya. Namun kata meninggal, wafat, berpulang mempunyai konotasi

    tertentu, yaitu mengndung nilai kesopanan atau dianggap lebih sopan, sedangkan

    magkat mempunyai konotasi lain yitu mengndung nilai kebesaran, dan gugur

    mengndung nilai keagungan dan keluhuran. Sebaliknya kata persekot, uang muka,

    atau panjar hanya mengndung makna denotatif.

    Konotasi pada dasarnya timbul karena masalah hubungan sosial atau

    hubungan interpersonal, yang mempertalikan kita dengan orang lain. Sebab itu,

    bahasa manusia tidak hanya menyangkut masalah makna denotatif atau ideasional

    dan sebagainya. Ada beberapa cara yang memperlihatkan bahwa bahasa bukan

    semata-mata menjadi alat untuk menyampaikan informasi aktual.

    1.Kita tidak hanya membuat pernyataan (proposisi), tetapi juga mengajukan

    pertanyaan dan memberi perintah. Contoh: Namamu siapa?, Tolong ambil buku

    itu !

    2.Ada bermacam-macam kegiatan bicara, yang berusaha meyakinkan, membujuk,

    mengingatkan orang lain; kita mempergunakan bahsa untuk mempengaruhi orang

  • 7

    lain dengan bermacam-macam cara. Contoh: Saya berjanji akan datang esok, Pasti

    saya akan kesini besok.

    3.Banyak hal yang kita katakan sebenarnya bukan menyangkut fakta tetapi

    menyangkut evaluasi, sehingga dapat mempengaruhi sikap orang. Ada kata yang

    memantulkan nilai rasa menyenangkan dan ada kata yang memantulakan nilai

    rasa tidak menyenangkan. Contoh: berani pengecut, baik kejam.

    4.Bahasa sering bertalian dengan macam-macam relasi sosial. Ada kata yang

    dianggap kasar dan ada kata yang dianggap sopan. Contoh: Diam !, Minta tenang

    sedikit !.

    5.Sering kali terjadi bahwa apa yang dikatakan bermakna lain sekali dari makna

    yang tersirat dalam rangkaian kata yang dipergunakan. Dalam hal ini peranan

    intonasi dapat mengubah makna sebuah kalimat. Contoh: Anda memang sangat

    pintar!, Dia seorang gadis cantik!, yang sebenarnya dimaksudkan adalah Anda

    sangat tolol!, Dia seorang gadis jelek!.

    6.Sering kali kita tidak menghadapi suatu pernyataan tetati suatu pengandaian,

    yaitu mengandaikan bahwa seseatu itu ada atau terjadi. Contoh: Seandainya ayah

    ada disini, kita akan sama-sama berlibur ke Puncak. Dalam kenyataan memang

    ayah tidak ada, sebab itu kalimat diatas juga tidak mengandung makna seperti

    yang tersirat dalam rangkaian kata-kata itu.

    Semua faktor sebagai disebutkan diatas akhirnya memberikan pengaruh

    dalam pergeseran makna kata, memberikan nilai-nilai tambahan pada makna dasar

    yang dimiliki sebuah kata.

    2.3 Makna Umum dan Khusus

    Makna umum dipahami sebagai kata yang digunakan oleh hampir seluruh

    masyarakat pemakai bahasa tersebut. Dengan kata lain, kosakata umum adalah

    kata-kata umum yang digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Di samping itu,

    kosakata umum bermakna umum dan dipahami secara luas sehingga sering

    digunakan dalam berkomunikasi. Penguasaan kosakata umum dapat dilakukan

    melalui kamus umum. Makna khusus adalah kata yang memiliki makna khusus.

    Kosakata ini digunakan dalam bidang ilmu atau lingkungan tertentu. Penguasaan

  • 8

    kosakata khusus dapat dilakukan melalui kamus bidang ilmu tertentu. Contoh

    berikut menampakkan perbedaan antara kosakata umum dan khusus, kata burung

    memiliki makna umum karena memiliki makna yang luas, belum ada spesifikasi

    jenis apa. Namun, kalau kita menyebutkan, misalnya merpati, beo, dan

    cendrawasih, kata-kata tersebut termasuk kosakata khusus karena sudah mengacu

    pada satu jenis burung.

    Arti Definisi / Pengertian Makna Umum

    Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang

    luas dari kata yang lain.

    Contoh :

    - Masykur senang makan buah-buahan segar

    - Tukang palak itu sering memalak kendaraan umum yang lewat

    - Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya harta

    Arti Definisi / Pengertian Makna Khusus

    Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang

    sempit dari kata yang lain.

    Contoh :

    - Masykur senang makan jamblang segar

    - Tukang palak itu sering memalak bis kopaja yang lewat

    - Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya rumah

    2.4 Makna Konkrit dan Abstrak

    Kata konkret adalah kata yang acuannya nyata atau dapat dicerap oleh

    pancaindera,misalnya buku, rumah,dan dingin. Kata-kata tersebut dapat dirasakan

    keberadaannya melaluiindera kita. Kata abstrak adalah kata yangacuannya tidak

    dapat dicerap oleh pancaindera, misalnya demokrasi, reformasi, dan karunia. Kata

    abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasanyang rumit. Di samping itu,

    kata abstrak dapat membedakan gagasan yang bersifat teknis dan khusus. Akan

    tetapi, dalam karangan ilmiah senantiasa digunakan kata konkret untuk

    menghindari acuan yang samar dan tidak cermat.

  • 9

    BAB III

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Kata sebagai satuan dari perbendaharaan kata sebuah bahasa mengandung

    dua aspek, yaitu aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi makna Bentuk atau

    ekspresi adalah segi yang dapat diserap dengan pancaindra, yaitu dengan

    mendengar atau dengan melihat.

    Dalam bentuk yang murni, makna denotatif dihubungkan dengan bahasa

    ilmiah. Makna konotatif adalah suatu jenis makna dimana stimulus dan respons

    mengandung nilai-nilai emosional.

    Makna umum dipahami sebagai kata yang digunakan oleh hampir seluruh

    masyarakat pemakai bahasa tersebut. Dengan kata lain, kosakata umum adalah

    kata-kata umum yang digunakan dalam berbagai bidang ilmu.

    Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang

    sempit dari kata yang lain

    Kata konkret adalah kata yang acuannya nyata atau dapat dicerap oleh

    pancaindera,misalnya buku, rumah,dan dingin. Kata-kata tersebut dapat dirasakan

    keberadaannya melaluiindera kita. Kata abstrak adalah kata yangacuannya tidak

    dapat dicerap oleh pancaindera.