makalah sistem perdagangan di internet

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat menimbulkan adanya suatu gaya baru dalam sistem perdagangan. Beberapa tahun terakhir perdagangan di internet semakin marak terjadi di Indonesia. Masyarakat Indonesia berlomba untuk meraup keuntungan dan pendapatan yang lebih dengan memanfaatkan teknologi informasi ini. Tidak dapat dipungkiri lagi, perdagangan di internet menjadi salah satu alternatif yang paling menarik bagi konsumen untuk berbelanja selain berbelanja secara fisik. Bagi pelaku usaha, perdagangan di internet dianggap menarik karena tidak memerlukan modal yang besar, pasar yang besar karena internet dapat diakses oleh para konsumen dari seluruh dunia, dan lainnya. Sedangkan bagi para konsumen, berbelanja di internet dianggap lebih menarik karena harga yang ditawarkan biasanya lebih murah daripada berbelanja secara fisik. 1

Upload: abrew90

Post on 14-Aug-2015

254 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Sistem Perdagangan Di Internet

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat

menimbulkan adanya suatu gaya baru dalam sistem perdagangan.

Beberapa tahun terakhir perdagangan di internet semakin marak terjadi di

Indonesia. Masyarakat Indonesia berlomba untuk meraup keuntungan dan

pendapatan yang lebih dengan memanfaatkan teknologi informasi ini.

Tidak dapat dipungkiri lagi, perdagangan di internet menjadi salah

satu alternatif yang paling menarik bagi konsumen untuk berbelanja selain

berbelanja secara fisik. Bagi pelaku usaha, perdagangan di internet

dianggap menarik karena tidak memerlukan modal yang besar, pasar yang

besar karena internet dapat diakses oleh para konsumen dari seluruh dunia,

dan lainnya. Sedangkan bagi para konsumen, berbelanja di internet

dianggap lebih menarik karena harga yang ditawarkan biasanya lebih

murah daripada berbelanja secara fisik.

Namun dibalik semua kemudahan tersebut, perdagangan di internet

masih menyisakan beberapa persoalan terutama dalam sistem perdagangan

di internet. Persoalan tersebut berhubungan dengan keamanan

perdagangan di internet, diantaranya kerahasiaan, keutuhan, keabsahan,

bukti yang tidak dapat disangkal.

Berdasarkan pernyataan diatas, maka penulisan ini mengambil

judul “Sistem Perdagangan di Internet”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana mengetahui sistem perdagangan di internet sekarang ini

di Indonesia?

1

Page 2: Makalah Sistem Perdagangan Di Internet

1.3 Batasan Masalah

Dalam penulisan ini penulis membatasi permasalahan pada

keamanan sistem perdagangan di internet sampai beberapa syarat

tambahan untuk sistem perdagangan di internet.

1.4 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui sistem perdagangan di inter sekarang ini di

Indonesia

2

Page 3: Makalah Sistem Perdagangan Di Internet

BAB II

ISI

2.1 Sistem Perdagangan di Internet

Seiring dengan perkembangan pemakaian Internet sebagai sarana

komunikasi global, kini sudah cukup banyak perusahaan-perusahaan

menggunakan Internet sebagai media perdagangan. Semakin mudahnya

mendapatkan akses ke Internet membuat dunia semakin tidak bertembok,

sehingga adanya Internet memang sejalan dengan era globalisasi dan

kebijakan pasar bebas. Dengan yang jumlah penggunanya terus meningkat

secara eksponensial, potensinya sebagai media perdagangan memang tak

bisa dipungkiri lagi.

Namun ternyata banyak masalah yang berhubungan dengan

keamanan perdagangan di Internet. Diantaranya :

1. Kerahasiaan (confidentiality): Data transaksi harus dapat disampaikan

secara rahasia, sehingga tidak dapat dibaca oleh pihak-pihak yang

tidak diinginkan.

2. Keutuhan (integrity): Data setiap transaksi tidak boleh berubah saat

disampaikan melalui suatu saluran komunikasi.

3. Keabsahan atau keotentikan (authenticity), meliputi:

Keabsahan pihak-pihak yang melakukan transaksi: Bahwa sang

konsumen adalah seorang pelanggan yang sah pada suatu

perusahaan penyelengara sistem pembayaran tertentu (misalnya

kartu kredit Visa dan MasterCard, atau kartu debit seperti Kualiva

dan StarCard) dan keabsahan keberadaan pedagang itu sendiri.

Keabsahan data transaksi: Data transaksi itu oleh penerima

diyakini dibuat oleh pihak yang mengaku membuatnya (biasanya

3

Page 4: Makalah Sistem Perdagangan Di Internet

sang pembuat data tersebut membubuhkan tanda tangannya). Hal

ini termasuk pula jaminan bahwa tanda tangan dalam dokumen

tersebut tidak bisa dipalsukan.

4. Dapat dijadikan bukti / tak dapat disangkal (non-repudiation): catatan

mengenai transaksi yang telah dilakukan dapat dijadikan barang bukti

di suatu saat jika ada perselisihan.

2.2 Klasifikasi-klasifikasi Sistem Perdagangan

Berikut ini akan dijelaskan beberapa macam klasifikasi dari sistem

perdagangan yang kita kenal:

1. Berdasarkan Kesiapan Pembayaran

Semua alat pembayaran berdasarkan kesiapan konsumen saat

membayar, dapat dikategorikan dalam :

Sistem debit, dimana konsumen harus terlebih dahulu memiliki

cadangan dana di suatu tempat, biasanya berupa rekening di suatu

bank. Contohnya adalah penggunaan kartu debit dan cek.

Sistem kredit, dimana seorang pembeli dapat berhutang dahulu kepada

sebuah pihak saat pembelian. Konsumen akan ditagih melalui

mekanisme tertentu. Biasanya ada pihak ketiga yang menjadi

perantara antara pedagang dengan konsumen. Contoh pembayaran

dengan sistem kredit ini adalah charge card (misalnya American

Express) dan kartu kredit (misalnya Visa dan MasterCard).

Sistem pre-paid adalah Pembelian uang elektronik pre-paid dapat

dilakukan dengan uang kontan, mendebit dari account bank, atau

bahkan dengan kartu kredit. Perhatikan bahwa meskipun pembelian

awal dilakukan dengan kartu kredit, namun uang elektronik yang

dibelinya dengan kartu kredit itu tetaplah dikategorikan dalam

sistem pre-paid

4

Page 5: Makalah Sistem Perdagangan Di Internet

COD (Cash on Delivery) adalah transaksi di mana pembayaran

untuk produk yang dipesan dilakukan saat pelanggan menerima

produk.

2. Berdasarkan Keterlacakan Transaksi

Terbagi menjadi 2 jenis yaitu :

1. Transaksi teridentifikasi terlacak. Keterlacakan transaksi penting

dalam transaksi dengan nilai uang yang besar, karena jika terjadi

penipuan, maka transaksi tersebut harus bisa dilacak dengan

mudah. Jadi, transaksi tersebut meninggalkan jejak. Dengan kartu

kredit misalnya, sudah jelas pihak issuer dan aquirer kartu kredit

mengetahui identitas konsumen dan pedagang. Dalam kasus

tertentu, memang bisa saja konsumen tetap anonim (tidak

teridentifikasi) oleh pedagang, namun lembaga keuangan pengelola

kartu kredit tetap mengetahui identitas konsumen.

2. Transaksi anonim Dalam beberapa SPI, pihak penerbit uang pun

tak pernah mengetahui bagaimana uang elektronik yang

diedarkannya dipergunakan oleh konsumen, bahkan pada SPI

Ecash/CAFE pihak penerbit uangpun tidak tahu nomor seri uang

yang pernah dicetaknya. Transaksi anonim biasanya hanya

digunakan untuk pembayaran dengan jumlah uang yang kecil,

seperti karcis transportasi kota.

3. Berdasarkan Status Hukum Pihak-pihak yang Bertransaksi

Yang dimaksud dengan status hukum di sini adalah apakah status

pihak-pihak yang melakukan transaksi itu dapat dibedakan menjadi

konsumen dan pedagang, dilihat dari kaca mata lembaga keuangan yang

menciptakan sistem transaksi.

5

Page 6: Makalah Sistem Perdagangan Di Internet

1. Pada sistem pedagang-konsumen, secara hukum jelas terlihat siapa

yang menjadi pedagang dan siapa yang menjadi konsumen.

Contohnya sistem transaksi dengan kartu kredit, terlihat jelas ada

pedagang (yang menerima merek kartu kredit tertentu) dan konsumen

yang menggunakan kartu kredit itu.

2. Pada sistem peer-to-peer, transaksi tidak perlu dilakukan dengan

pedagang yang ‘resmi’ menerima jenis alat pembayaran tertentu,

namun bisa dilakukan dengan siapa saja yang mau menerima alat

pembayaran tersebut, bahkan antarkonsumen. Dengan sistem

pembayaran peer-to-peer, seseorang dapat berhutang pada teman,

memberi ‘amplop’ ulang tahun kepada keponakan, mengganti

kerugian untuk rekan dan sebagainya.. Contoh yang paling jelas

adalah uang logam dan uang kertas yang diedarkan bank sentral.

4. Berdasarkan Waktu Konfirmasi Keabsahan Transaksi

Khusus perdagangan elekronik, ternyata ada pembagian menjadi

sistem perdagangan elekronik yang on-line dan off-line :

Dengan sistem pembayaran elektronik on-line, setiap dilakukan

transaksi, pedagang dapat melakukan pemeriksaan terhadap

keabsahaan alat pembayaran yang dipergunakan konsumen

sebelum konsumen dapat mengambil barang yang diinginkannya.

Pihak yang terlibat yaitu konsumen, pedagang dan pihak yang

melakukan proses otorisasi atau otentikasi transaksi.

sistem pembayaran elekronik off-line. Konsumen dan pedagang

dapat melakukan transaksi tanpa perlu ada pihak ketiga untuk

melakukan proses otentikasi dan otorisasi saat berlangsungnya

transaksi.

5. Berdasarkan Bagaimana Kepercayaan Diberikan

6

Page 7: Makalah Sistem Perdagangan Di Internet

Pembagian berdasarkan jenis kepercayaan adalah klasifikasi atas

bagaimana satu pihak mempercayai pihak-pihak yang lain dalam suatu

sistem transaksi.

1. Sistem yang memerlukan kepercayaan tinggi kepada pihak lain yang

terlibat transaksi. Pada penggunaan kartu debit/ATM misalnya,

seorang konsumen harus percaya kepada bank mengenai jumlah uang

yang dilaporkan setiap bulan kepadanya. Sangat sulit bagi konsumen

untuk membantah bukti bahwa ia telah mengambil sejumlah uang dari

ATM, karena ia tidak bisa membuktikan bahwa ia telah

mengambilnya atau tidak.

2. Sistem transaksi yang tidak memerlukan kepercayaan tinggi kepada

pihak lain yang terlibat transaksi. Selain itu ada pula sistem dimana

semua pihak bisa membuktikan keterkaitan/ketidakterkaitannya dalam

suatu transaksi, baik itu konsumen, pedagang, maupun bank.

Contohnya adalah penggunaan tanda tangan digital pada transaksi

elektronik. Jika dilakukan perubahan jenis kartu ATM dari kartu

magnetik menjadi kartu chip yang bisa membubuhkan tanda tangan

digital, maka dalam sistem baru tersebut setiap transaksi dengan kartu

chip itu dapat dijadikan barang bukti yang sah.

2.3 Beberapa Syarat Tambahan Untuk Sistem Perdagangan di Internet.

1. Kriptografi

ilmu yang mempelajari bagaimana membuat suatu pesan yang dikirim

pengirim dapat disampaikan kepada penerima dengan aman.

Pembakuan penulisan pada kriptografi dapat ditulis dalam bahasa

matematika. Fungsi-fungsi yang mendasar dalam kriptografi adalah

enkripsi dan dekripsi. Enkripsi adalah proses mengubah suatu pesan asli

(plaintext) menjadi suatu pesan dalam bahasa sandi (ciphertext).

7

Page 8: Makalah Sistem Perdagangan Di Internet

C = E (M)       

Dimana :

M = pesan asli

E = proses enkripsi

C = pesan dalam bahasa sandi (untuk ringkasnya disebut sandi)

Sedangkan dekripsi adalah proses mengubah pesan dalam suatu

bahasa sandi menjadi pesan asli kembali.

M = D (C)

D = proses dekripsi

Umumnya, selain menggunakan fungsi tertentu dalam melakukan

enkripsi dan dekripsi, seringkali fungsi itu diberi parameter tambahan yang

disebut dengan istilah kunci.

2. Jenis Serangan

Selain ada pihak yang ingin menjaga agar pesan tetap aman, ada

juga ternyata pihak-pihak yang ingin mengetahui pesan rahasia tersebut

secara tidak sah. Bahkan ada pihak-pihak yang ingin agar dapat mengubah

isi pesan tersebut. Ilmu untuk mendapatkan pesan yang asli dari pesan

yang telah disandikan tanpa memiliki kunci untuk membuka pesan rahasia

tersebut disebut kriptoanalisis. Sedangkan usaha untuk membongkar suatu

pesan sandi tanpa mendapatkan kunci dengan cara yang sah dikenal

dengan istilah serangan (attack).

Di bawah ini dijelaskan beberapa macam penyerangan terhadap

pesan yang sudah dienkripsi:

1. Ciphertext only attack, penyerang hanya mendapatkan pesan yang

sudah tersandikan saja.

8

Page 9: Makalah Sistem Perdagangan Di Internet

2. Known plaintext attack, dimana penyerang selain mendapatkan sandi,

juga mendapatkan pesan asli. Terkadang disebut pulaclear-text attack.

3. Choosen plaintext attack, sama dengan known plaintext attack, namun

penyerang bahkan dapat memilih penggalan mana dari pesan asli yang

akan disandikan.

Berdasarkan bagaimana cara dan posisi seseorang mendapatkan

pesan-pesan dalam saluran komunikasi, penyerangan dapat dikategorikan

menjadi:

1. Sniffing: secara harafiah berarti mengendus, tentunya dalam hal ini

yang diendus adalah pesan (baik yang belum ataupun sudah

dienkripsi) dalam suatu saluran komunikasi. Hal ini umum terjadi

pada saluran publik yang tidak aman. Sang pengendus dapat merekam

pembicaraan yang terjadi.

2. Replay attack : Jika seseorang bisa merekam pesan-pesan

handshake (persiapan komunikasi), ia mungkin dapat mengulang

pesan-pesan yang telah direkamnya untuk menipu salah satu pihak.

3. Spoofing [DHMM 96]: Penyerang berusaha meyakinkan pihak-pihak

lain bahwa tak ada salah dengan komunikasi yang dilakukan, padahal

komunikasi itu dilakukan dengan sang penipu/penyerang. Contohnya

jika orang memasukkan PIN ke dalam mesin ATM palsu – yang

benar-benar dibuat seperti ATM asli – tentu sang penipu bisa

mendapatkan PIN-nya dan copy pita magentik kartu ATM milik sang

nasabah. Pihak bank tidak tahu bahwa telah terjadi kejahatan.

4. Man-in-the-middle : Jika spoofing terkadang hanya menipu satu pihak

tetapi man-in-the-middle dapat menipu banyak pihak.

3. Kunci Simetris

9

Page 10: Makalah Sistem Perdagangan Di Internet

Ini adalah jenis kriptografi yang paling umum dipergunakan. Kunci

untuk membuat pesan yang disandikan sama dengan kunci untuk

membuka pesan yang disandikan itu. Jadi pembuat pesan dan penerimanya

harus memiliki kunci yang sama persis. Siapapun yang memiliki kunci

tersebut – termasuk pihak-pihak yang tidak diinginkan – dapat membuat

dan membongkar rahasia ciphertext.

Problem yang paling jelas disini terkadang bukanlah masalah

pengiriman ciphertext-nya, melainkan masalah bagaimana menyampaikan

kunci simetris tersebut kepada pihak yang diinginkan. Contoh algoritma

kunci simetris yang terkenal adalah DES (Data Encryption Standard) dan

RC-4.

4. Kunci Asimetris

Kunci asimetris adalah pasangan kunci-kunci kriptografi yang

salah satunya dipergunakan untuk proses enkripsi dan yang satu lagi untuk

dekripsi. Semua orang yang mendapatkan kunci publik dapat

menggunakannya untuk mengenkripsikan suatu pesan, sedangkan hanya

satu orang saja yang memiliki rahasia tertentu – dalam hal ini kunci privat

– untuk melakukan pembongkaran terhadap sandi yang dikirim untuknya.

Teknik enkripsi asimetris ini jauh lebih lambat ketimbang enkripsi

dengan kunci simetris. Oleh karena itu, biasanya bukanlah pesan itu

sendiri yang disandikan dengan kunci asimetris, namun hanya kunci

simetrislah yang disandikan dengan kunci asimetris. Sedangkan pesannya

dikirim setelah disandikan dengan kunci simetris tadi. Contoh algoritma

terkenal yang menggunakan kunci asimetris adalah RSA (merupakan

singkatan penemunya yakni Rivest, Shamir dan Adleman).

5. Fungsi Hash Satu Arah

10

Page 11: Makalah Sistem Perdagangan Di Internet

Fungsi hash satu arah (one-way hash function), yang terkadang

disebut sidik jari (fingerprint), hash, message integrity check, atau

manipulation detection code.

Fungsi hash untuk membuat sidik jari tersebut dapat diketahui oleh

siapapun, tak terkecuali, sehingga siapapun dapat memeriksa keutuhan

dokumen atau pesan tertentu. Tak ada algoritma rahasia dan umumnya tak

ada pula kunci rahasia.

Jaminan dari keamanan sidik jari berangkat dari kenyataan bahwa

hampir tidak ada dua pre-image yang memiliki hash-value yang sama.

Inilah yang disebut dengan sifat collision free dari suatu fungsi hash yang

baik. Selain itu, sangat sulit untuk membuat suatu pre-image jika hanya

diketahui hash-valuenya saja.

6. Tanda Tangan Digital

Sifat yang diinginkan dari tanda tangan digital diantaranya adalah:

1. Tanda tangan itu asli (otentik), tidak mudah ditulis/ditiru oleh orang

lain. Pesan dan tanda tangan pesan tersebut juga dapat menjadi barang

bukti, sehingga penandatangan tak bisa menyangkal bahwa dulu ia

tidak pernah menandatanganinya.

2. Tanda tangan itu hanya sah untuk dokumen (pesan) itu saja. Tanda

tangan itu tidak bisa dipindahkan dari suatu dokumen ke dokumen

lainnya. Ini juga berarti bahwa jika dokumen itu diubah, maka tanda

tangan digital dari pesan tersebut tidak lagi sah.

3. Tanda tangan itu dapat diperiksa dengan mudah.

4. Tanda tangan itu dapat diperiksa oleh pihak-pihak yang belum pernah

bertemu dengan penandatangan.

5. Tanda tangan itu juga sah untuk kopi dari dokumen yang sama persis.

11

Page 12: Makalah Sistem Perdagangan Di Internet

Meskipun ada banyak skenario, ada baiknya kita perhatikan salah satu

skenario yang cukup umum dalam penggunaan tanda tangan digital. Tanda

tangan digital memanfaatkan fungsi hash satu arah untuk menjamin bahwa

tanda tangan itu hanya berlaku untuk dokumen yang bersangkutan saja.

Bukan dokumen tersebut secara keseluruhan yang ditandatangani, namun

biasanya yang ditandatangani adalah sidik jari dari dokumen itu

besertatimestamp-nya dengan menggunakan kunci

privat. Timestampberguna untuk menentukan waktu pengesahan dokumen.

7. Tanda Tangan Pesan Ganda

Misalnya : seseorang membuat perjanjian jual-beli dengan

oranglain. Untuk masalah pembayaran, pembeli menginstruksikan bank

untuk memberikan kepada penjual sejumlah uang sesuai dengan perjanjian

jual-beli, namun pembeli tidak ingin agar bank mengetahui isi perjanjian

jual-beli itu.

1. pembeli membuat sidik jari dari SPP (yaitu Hash(SPP)) dan sidik jari

SPJB (yakni Hash(SPJB)).

2. Kemudian, pembeli membuat sebuah sidik jari baru dari gabungan

kedua sidik jari sebelumnya ( Hash ( (Hash(SPP) +Hash(SPJB) ) ).

Hasil hash tersebut dinamakan sidik jari pesan ganda SPP & SPJB.

3. pembeli menyerahkan surat perjanjian jual belinya kepada penjual.

Selain itu pembeli juga menyerahkan surat perintah pembayaran

beserta sidik jari pesan ganda SPP & SPJB kepada bank.

4. Saat penjual ingin mengambil uang di bank, penjual membuat sidik

jari dari surat perjanjian jual beli (SPJB). penjual menyerahkan sidik

jari SPJB kepada bank.

5. Bank membuat sidik jari dari surat perintah pembayaran (SPP).

12

Page 13: Makalah Sistem Perdagangan Di Internet

6. Bank menggabungkan sidik jari SPP dengan sidik jari SPJB yang

diterimanya dari penjual, kemudian meng-hash-nya sehingga

dihasilkan sidik jari pesan ganda SPP & SPJB.

7. Jika sidik jari pesan ganda SPP & SPJB yang baru dibuat itu sama

dengan yang telah diberikan oleh pembeli, maka bank menjalankan

kewajibannya kepada penjual.

Jika sidik jari pesan ganda SPP & SPJB dienkripsi dengan kunci

privat penjual, maka akan menjadi tanda tangan pesan ganda (dual-

signature) penjual untuk kedua perjanjian tersebut.

2.4 Perbandingan Sistem perdagangan di Internet

1. Protokol Cek Bilyet Giro

Transaksi di Internet yang mengoptimalkan penggunaan sertifikat

digital, sementara ini barulah SET (Secure Electronic Transacsion),

meskipun sudah banyak pula pengembang-pengembang yang

mengumumkan akan menggunakan sertifikat digital dalam produk mereka.

Penggunaan sertifikat digital memang membuat transaksi di

Internet lebih aman. Salah satu jenis pembayaran yang tidak dimaktub

dalam spesifikasi SET adalah penggunaan cek bilyet digital. Berasarkan

hal tersebut, dibawah ini diusulkan rancangan protokol cek bilyet digital.

Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya cek bilyet digital ini

adalah:

1. Adanya suatu sistem transaksi di Internet, yang berdasarkan pada alur

transaksi cek bilyet. Cek bilyet adalah cek yang tidak bisa diuangkan

dengan kas, hanya bisa dipergunakan untuk transfer ke rekening lain

saja.

13

Page 14: Makalah Sistem Perdagangan Di Internet

2. Transaksi yang menggunakan protokol ini haruslah aman, dalam arti

sanggup:

Menjamin kerahasiaan data dari pihak yang tidak berkepentingan

Menjamin keutuhan data yang ditransmisikan

Menyediakan proses otentikasi antarpihak yang bertransaksi

Menyediakan suatu pencatatan yang dapat dijadikan barang bukti

3. Memanfaatkan sebanyak mungkin perangkat-perangkat kriptografi

yang sudah ada dalam protokol SET untuk rancangan protokol cek

bilyet digital ini. Ini dimaksudkan agar dalam aplikasi yang

mendukung SET, dapat pula mendukung protokol cek bilyet digital ini

hanya dengan sedikit upgrade.Salah satu perangkat kriptografi yang

penting untuk dimanfaatkan dalam protokol cek bilyet digital ini

adalah sertifikat digital.

4. Seperti halnya protokol SET, protokol cek bilyet digital ini tidak

terikat kepada protokol-protokol yang spesifik pada perangkat lunak

atau perangkat keras tertentu.

2. Perlindungan Hukum Bagi Nasabah

Berdasarkan Undang-Undang No 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen yang mulai berlaku satu bulan sejak

perundangannya, yaitu 20 April 1999. Pasal 1 butir 2 mendefinisikan

konsumen sebagai … “Setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang

tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingaan diri sendiri, keluarga,

orang lain, maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”

3. Keabsahan Kontrak.

Pasal 1313 KUHPerdata menyatakan bahwa perjanjian adalah

suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya

terhadap satu orang lain atau lebih lainnya.

14

Page 15: Makalah Sistem Perdagangan Di Internet

Dan pada pasal 1320 menentukan syarat2 perjanjian, yaitu  :

Kata Sepakat adalah Apa yang dikehendaki oleh pihak yang satu di

kehendaki juga oleh pihak yang lain.

Cakap bertindak adalah orang yang sudah dewasa (usia min. 21

tahun), dan sehat pikirannya adalah cakap menurut hukum.

Adanya objek adalah barang yang diperjual-belikan

Kausa halal adalah isi perjanjian yang menyebabkan seseorang

membuat perjanjian yang termaksud.

4. Digital Signature

Suatu sistem pengamanan yang menggunakan Public Key

Cryptography System, atau  bentuk tiruan tanda tangan konvensional ke

dalam bentuk digital tetapi bukan file scan tanda tangan di kertas

5. Upaya Penyelesaian Hukum

Lembaga Hukum yang dapat digunakan untuk menyelesaikan

sengketa dalam transaksi pembayaran internet melalui lembaga Alternative

Dispute Resolution (ADR).

15

Page 16: Makalah Sistem Perdagangan Di Internet

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan adanya kemajuan teknologi dan informasi memberikan

dampak pada budaya perdagangan masyarakat beralih yang dahulunya

perdagangan secara tradisional sekarang menjadi perdagangan di internet.

Untuk menjaga kesetabilan dan kepercayaan masyarakat maka dari

pembahasan penulisan ini diharapkan kita semakin maju dalam

menerapkan dan mengembangkan sistem keamanan perdagangan di

internet sekarang ini di Indonesia. Sehingga persoalan kerahasiaan,

keutuhan, keabsahan, bukti yang tidak dapat disangkal dan beberapa syarat

tambahan sistem keamanan perdagangan di internet dapat terpenuhi

dengan baik.

16

Page 17: Makalah Sistem Perdagangan Di Internet

DAFTAR PUSTAKA

Kusnandar, Pasca Sarjana ITB, Proposal Keamanan Sistem Perdagangan

di Internet

Arrianto Mukti Wibowo,1997. Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Indonesia

Studi Perbandingan Sistem-sistem Perdagangan di Internet dan Desain

Protokol Cek

Bilyet Digital.

[Cyb 97] CyberCash: Homepage, 1997. http://www.cybercash.com.

[Digi 97] DigiCash: Homepage, 1997. http://www.digicash.com.

[Firs 97] First Virtual: Homepage, 1997. http://www.fv.com.

[Net1 97] Net 1: Homepage, 1997. http://www.netchex.com.

[Open 97] Open Market: Homepage, 1997. http://www.openmarket.com.

[Robe 97] Bill Roberts: VeriSign Inc., Where Trust Is Like a Spy

Movie; Web Week 1/3 (1997)

[Schn 96] Bruce Schneier: Applied Cryptography, 2nd ed.; John Wiley &

Sons, Inc., New York

1996.

[SiHa 95] Karanjit Siyan, Chris Hare: Internet Firewalls and Network

Security; New Riders Publishing, Indianapolis 1995.

[Veri 97] VeriFone: Homepage, 1997. http://www.verifone.com.

[ViMa 97] Visa, MasterCard: Secure Electronic Transaction: Business

Description; 1997.

[WHSW 96] Arrianto Mukti Wibowo, Permata Harahap, Ipon Supriyono,

M. Rahmat Widyanto, Haris Fauzi: CyberTrade: Transaksi Bisnis Aman di

Internet; Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Depok 1996.

[Wibo 97] Arrianto Mukti Wibowo: Internet dan Era Globalisasi: Prospek

dan Masalah di Masa Depan; Kompetisi Mahasiswa Berprestasi

Universitas Indonesia 1997, Universitas Indonesia, Depok 1997.

17