makalah ilmu penyakit gigi dan mulut

196
BAB I Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Pengertian Oral patologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai penyakit, kelainan yang terjadi di rongga mulut, tanda atau gejalanya, penyebabnya serta perawatannya. Oral diagnosis ialah cara-cara pemeriksaan untuk menentukan suatu diagnosa dari penyakit, dengan jalan : Menanyakan Memeriksa Serta menyatukan gambaran penyakit Prognosis ialah ramalan yang akan terjadi dari setiap penyakit dan secara nyata dipengaruhi oleh terapi yang diberikan. Gejala atau symptom ialah gejala yang dikeluhkan oleh pasien Tanda atau sign ialah kondisi yang ditemukan oleh operator melalui berbagai tes.

Upload: naomy-marsinta-pakpahan

Post on 01-Dec-2015

2.026 views

Category:

Documents


148 download

DESCRIPTION

Makalah Ilmu Penyakit Gigi Dan Mulut

TRANSCRIPT

BAB IIlmu Penyakit Gigi dan Mulut PengertianOral patologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai penyakit, kelainan yang terjadi di rongga mulut, tanda atau gejalanya, penyebabnya serta perawatannya.

Oral diagnosis ialah cara-cara pemeriksaan untuk menentukan suatu diagnosa dari penyakit, dengan jalan : Menanyakan Memeriksa Serta menyatukan gambaran penyakit

Prognosis ialah ramalan yang akan terjadi dari setiap penyakit dan secara nyata dipengaruhi oleh terapi yang diberikan.

Gejala atau symptom ialah gejala yang dikeluhkan oleh pasienTanda atau sign ialah kondisi yang ditemukan oleh operator melalui berbagai tes. Macam-macam diagnosis dalam pemeriksaan gigi : Early diagnosis Clinical diagnosis Rontgenologis diagnosis Differential diagnosis Final diagnosis

Pemeriksaan SubjektifPemeriksaan subjektif ialah pemeriksaan yang dilakukan dengan Tanya jawab antara pasien dan dokter giginya.Macam macam pemeriksaan subjektif : Auto anamnesaAnamnesa yang dilakukan pada pasien sendiri Allo anamnesaAnamnesa dibantu orang lain, missal pada keadaan pasien tidak sadar, pada anak-anak, pada lansia, dan lainnya.

Kerangka anamnesa : Keluhan UtamaAlasan permintaan perawatan : Motivasi Jenis kasus Efek gangguan : Estetika dan FungsiKeluhan Tambahan :Bagian-bagian lain yang perlu dirawat Riwayat KesehatanPenyakit yang pernah diderita :1. Penyakit yang mengganggu pertumbuhan dan perkembang dentofasial Kurang gizi Kurang protein dan energi (Marasmus kwashiokor)2. Penyakit yang menghambat perawatan ortodentik Hipertensi Diabetes Melitus Thalasemia Alergi Epilepsi3. Penyakit yang dapat menulari operator Hepatitis HIV/AIDS TBC Lepra Riwayat pertumbuhan dan perkembangan gigi1. Periode gigi desidui Susunan gigi Trauma Perawatan2. Periode gigi bercampur Pergantian gigi Pencabutan Persistensi Prematur ekstrasi3. Periode gigi permanen Susunan gigi Caries Gigi hilang Trauma Perawatan

Kebiasaan Jelek ( Bad Habit )Kebiasaan yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi dan rahang, sebagai etiologi terjadinya maloklusi.Macam, durasi, frekuensi,intensitas dan keterangan : posisi dan keadaan sekarang.Contoh : Menghisap ibu jari Menggigit bibir, kuku, pensil, tusuk gigi Bernafas melalui mulut Tidur mengorok Topang dagu

Riwayat Keluarga Identifikasi faktor herediter sebagai etiologi Wapadai sifat penurunan :1. Monogenik2. PoligeniK Keadaan gigi geligi :1. Orang tua : bapak dan ibu2. Saudara-saudara kandung

Pemeriksaan ObjektifPemeriksaan Objektif adalah Pemeriksaan yang berdasarkan keaktifan dari operator.

Umum / general 1. Keadaan jasmani2. Keadaan mental3. Status gizi : Tinggi badan Berat badan Indeks masa tubuh Bentuk tubuh : kurus, ideal, gemuk Khusus / Lokal1. Ekstra oral Bentuk kepala > indeks kepalaDolikosefali, mesosefali, brakisefaliIndeks kepala = [Lbr kepala (B) (jrk bizigomatik supra mastoideus) x 100]dibagi [Panjang kepala (A) (Jarak Gl Oc)]

Klasifikasi indeks kepala : Hipo Dolikosepali :< 70,0 Dolikosepali (kepala panjang sempit) : 70,0 74,9 Mesosepali (kepala sedang ) : 75,0 79,9 Brahisepali (kepala lebar persegi) : 80,0 84,9 Hiper Brahisepali :> 84,9 Bentuk tipe muka > indeks mukaHipereuriprosop, euriprosop, mesoprosop, leptoprosop, hiperleptoprosopIndeks muka = [Tinggi muka ( A) (Jarak N Gn) x 100] DIBAGI[Lebar muka (B) (Jarak bizigomatik)]

Klasifikasi indeks muka : Hipo Euriprosop :< 80,0 Euriprosop ( muka pendek, lebar) : 80,0 84,9 Mesoprosop (muka sedang ) : 85,0 89,9 Leptoprosop (muka tinggi, sempit) : 90,0 94,9 Hiper Leptoprosop :> 94,9 Pengukuran muka dan kepala

Lebar Muka (jarak Bizigomatik

Panjang Kepala (J\jarak Gl Oc) Profil muka :a. GI-Ulc dan Pog-licb. Cembung, lurus, cekung Posisi rahang terhadap bidang orbital ( garis simon)oMaksila :NormalProtusifRetrotusif

oMandibula :NormalProtusifRetrotusif

Sendi temporo mandibular :Gerakan asimetris, dislokasi, presipitasi, krepitasi, kondilitis Tonus otot mastikal (m.masseter) :Normal, hipertonus, hipotonus Tonus otot bibir (m.orbikularis oris) :Normal, hipertonus, hipotonus Bibir posisi istirahat :Normal, tebal, tipisTerbuka atau tertutup Free way space :Jarak Sn-pog pada posisi istirahat oklusi sentrikNormal : 2 - 4 mm

2. Intra oral Hiegene mulut > OHIBaik, sedang, jelek Pola atrisiNormal dan abnormal, disertai keterangan LinguaBesar, kecil, normal PalatumTinngi, sedang, rendahLebar, sedang, sempit GinggivaNormal dan abnormal

Pemeriksaan intra oral :

Mukosa Normal atau abnormal disertai keterangan Frenullum :Labii superiorLabii inferior > normal / abnormal disertai keteranganLingualis

Tonsil Pemeriksaan geligi

BAB IIAnatomi dan Struktur gigi PengertianAnatomi gigi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan konfigurasi gigi. Rongga mulut, terdiri dari :a. Gigi geligi

Gigi adalah salah satu bagian didalam rongga mulut yang mempunyai fungsi sangat penting. Gigi tetap atau permanen :Normalnya kita mempunyai 32 gigi tetap yang susunannya 16 gigi rahang atas yaitu :8 gigi di kanan8 gigi di kiri16 rahang bawah yaitu :8 gigi di kanan8 gigi di kiri

Permukaan permukaan gigi : sisi mesial adalah sisi yang menghadap garis median tubuh. sisi distal adalah sisi yang bertolak belakang dengan garis median sisi bukal adalah sisi yang menhadap ke pipi

Macam macam gigi :

Menurut susunan gigi geligi Homodontal adalah gigi geligi yang mempunyai bentuk yang sama, misalnya pada ikan dan burung. Heterodontal adalah bentuk gigi geligi yang mempunyai berbagai bentuk dan fungsi, misalnya pada anjing, kucing, kera, dan manusia.

Menurut berapa kali erupsinya Diphyodont, yaitu gigi geligi yang mengalami 2 kali erupsi.a. gigi permanenb. gigi susu Monophyodont, yaitu gigi geligi yang yang hanya mengalami erupsi 1 kali, biasanya terjadi pada bianatang. Polyphyodont, gigi geligi yang mengalami erupsi beberapa kali, umumnya terjadi pada binatang.

Fungsi gigi, antara lain :1. memotong dan memperkecil bahan makanan pada saat pengunyahan2. mempertahankan jaringan penyanggah3. Memproduksi dan mempertahankan suara4. Estetika5. Melindungi jaringan penanamnya

Struktur bagian gigi :1. Secara Makroskopis, terdiri atas : Mahkota atau koronaialah bagian gigi yang dapat dilihat dan menonjol diatas gingiva serta diselubungi oleh lapisan email akar atau radiksialah bagian gigi yang tertanam didalam gingivaMacam-macam akar :akar tunggal pada gigi anteriorakar ganda pada gigi posterior Cemento Enamel junctionialah pembatas antra mahkota dan akar gigi Apeks Tepi Incisal Cusp

OklusiOklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada Maksila dan mandibula, yang terjadi selama pergerakan Mandibula dan berakhir dengan kontak penuh dari gigi geligi pada kedua rahang. Oklusi terjadi karena adanya interaksi antara Dental system, Skeletal systemdan iluscular system. Oklusi gigi geligi bukanlah merupakan keadaan yang statis selama mandibula bergerak, sehingga ada bermacam-macam bentuk oklusi, misalnya : centrik, excentrik, habitual, supra-infra, mesial, distal,lingual dsb.

Dikenal dua macam istilah oklusi yaitu :Oklusi ideal : Adalah merupakan suatu konsep teoritis oklusi yang sukar atau bahkan tidak mungkin terjadi pada manusia. Oklusi normal : Adalah suatu hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada rahang yang sama dan rahang yang berlawanan, apabila gigi geligi dikontakkan dan condylus berada dalam fossa glenoidea. Selain itu astilah maloklusi, yaitu yang menyangkut hal hal diluar oklusi normal.Pada oklusi normal masih memungkinkan adanya beberap variasi dari oklusi ideal yang secara fungsi maupun estetik masih dapat diterima/ memuaskan.

Ada dua tahap oklusi pada manusia :1.Perkembangan gigi geligi susu2.Perkembangan gigi geligi permanen.

Perkembangan gigi geligi susuSeluruh gigi geligi susu akan lengkap erupsi pada anak berumur lebih kurang 2,5 tahun. Pada periode ini lengkung gigi pada umumnya berbentuk oval dengan gigitan dalam ( Deep bite ) pada overbite dan overjet dan dijumpai adanya generalized interdental spacing ( celah celah diantara gigi- geligi ). Hal ini terjadi karena adanya pertumbuhan tulang rahang kearah transversal untuk mempersiapkan tempat gigi gigi permanen yang kan tumbuh celah yang terdapat dimenssial cainus atas dan disebelah distal caninus bawah disebut primate space . Primate space ini diperlukan pada early mesial shift .Adanya celah celah ini memberi kemungkinan gigi-gigi permanen yang akan erupsi mempunyai cukup tempat, sebaiknya bila tidak ada memberi indikasi kemungkinan terjadi gigi berjejal ( crowding ).

Hubungan molar kedua dalam arah sagital dapat :1.Berakhir pada satu garis terminal ( flush terminal plane ), yang merupakan garis vertikal disebelah distal molar kedua. 2.Molar kedua mandibula letaknya lebih kedistal dari molar kedua maksila (distal step ) . 3.Molar kedua mandibula lebih kearah mesial molar kedua maksila ( mesial step ) .

Perkembangan Oklusi gigi- geligi permanen. Foster ( 1982 ) membagi dalam tiga tahap perkembangan : 1. Tahap erupsi molar pertama dan incisivi permanen.TAHAP 1 ( TERJADI PADA UMUR ANTARA 6 8 TAHUN )Terjadi penggantian gigi inncisivi dan penambahan molar pertama permanen . Pada umur 6,5 tahun ketika incisivus sentral atas erupsi akan terlihat space pada garis median prosesus alveolaris sehingga dapat menyebabkan kesalahan diagnosis sebagai suatu keadaan frenulum yang abnormal, keadaan ini disebut dengan istilah Ugly duckling stage .Kadang kadang incisivi permanen terlihat croding pada saat erupsi dan incisiviLateral berhimpitan ( overlap ) dengan gigi caninus susu. Keadaan ini bisa diatasi bila terdapat leeway space. Leeway space adalah perbedaan ruangan antara lebar mesiodistal gigi caninus, molar pertama dan kedua susu dengan caninus premolar pertama dan kedua permanen.Hubungan distal molar kedua susu atas dan bawah mempengaruhi hubungan molar pertama permanen, molar pertama permanen penting peranannya pada tinggi vertikal rahang selama periode penggantian gigi susu menjadi gigi permanen .Pada umur 8 tahun incisivi dan molar pertama permanen telah erupsi. Apabila incivisi atas lebih dulu erupsi dari yang bawah, dapat menyebabkan terjadinya gigitan dalam ( deep overbite ). Dengan adanya pertumbuhan gigitan dalam yang terjadi dapat terkoreksi dengan occlusal adjustment yang terjadi kemudian.

2. Tahap erupsi caninus, premolar dan molar kedua.TAHAP 2 ( TERJADI PADA UMUR ANTARA 10 13 TAHUN )Pada tahap ini bila molar susu bawah sudah diganti oleh premolar permanen, sedangkan molar susu atas belum, maka akan terdapat penambahan besar overbite dan bila sebaiknya maka kontak gigi terlihat edge.

3. Tahap erupsi molar ketiga. TAHAP 3 ( TAHAP ERUPSINYA MOLAR KETIGA ) Penyesuaian oklusi ( occusal adjustment ) Menurut Salzmann ( 1966 ) terdapat 3 mekanisme yang berbeda pada penyesuaian oklusi normal gigi susu keperiode gigi bercampur sampai tercapai stabilisasi pada periode gigi permanen :Jika bidang vertikal dari permukaan distal molar kedua susu atas terletak distal molar kedua susu bawah maka molar prtama permanen akan menempati sesuai dengan oklusi pada gigi susu. Jika terdapat primate space dan bidang vertikal molar kedua susu segaris, maka terjadi oklusi normal pada molar pertama permanen, karena adanya pergeseran molar susu kemesial sehingga ruangan tersebut tertutup. Jika bidang vertikal sama dan molar pertama permanen hubungannya cusp, maka oklusi normal terjadi karena adanya pergeseran kemesial yang terjadi kemudian setelah molar kedua susu tanggal. Periode diantara periode gigi susu dan gigi gigi permanen disebut periode gigi gigi bercampur. Menurut Moyers ( 1974 ) adalah merupakan periode dimana gigi susu dan permanen berada bersama-sama didalam mulut.

Gigi- geligi tetap yang ada dibagi atas dua kelompok :Successional Teeth, gigi permanen yang menggantikan gigi susu. Accesssional Teeth, gigi tetap yang erupsi diposterior dari gigi susu.

Dua aspek penting pada periode gigi geligi bercampur adalah :Penggunaan dental arch perimeter. Penyesuaian perubahan oklusi yang terjadi selama pergantian gigi.

2. Secara mikroskopis : Jaringan keras :enamelialah lapisan proteksi pada mahkota gigi yang tahan terhadap tekanan kunyah. Fungsinya melindungi gigi dari kerusakan, berasal dari jaringan ectoderm.dentinialah jaringan paling keras gigi, yang terletak di bawah enamel. berfungsi mendukung enamel. Berasal dari jaringan mesoderm, dapat regenerasisementumialah lapisan terluar pada akar membatasi gigi dengan jaringan pendukungnya. Fungsi sementum, antra lain :1. melekatkan gigi dengan jaringan penyangganya2. memperbaiki akar3. melindungi dentin4. mempengaruhi pembentukan tulang alveolar5. memungkinkan erupsi gigi6. mengatur lebarnya jaringan pendukung gigi

Jaringan lunak :Pulpa

ialah struktur gigi terdalam atau terletak dibawah dentin berupa rongga yang berisikan jaringan pulpa, sel syaraf, jaringan ikat, pembuluh darah dan lymfeFungsi pulpa :formatifnutrisidetensireparativesensoris

Rongga pulpa, terdiri dari :1. Ruang pulpa2. Tanduk pulpa3. Saluran pulpa4. Foramen apical5. supplementary canal6. orifice

b. Rahang atas dan rahang bawah

c. Palatum palatum durum palatumd. Lidahe. jaringan mukosa lain

Erupsi gigi

Erupsi gigi merupakan proses bergeraknya gigi menembus gusi untuk tumbuh ke dalam tulang rahang ke posisinya dalam rongga mulut. Erupsi gigi pada bayi dimulai dari gigi depan rahang bawah dan disusul gigi depan rahang atas sampai keduapuluh gigi anak muncul.1-3 Erupsi gigi biasanya dimulai antara usia 4-7 bulan, tetapi beberapa anak ada yang sudah memiliki gigi ketika ia lahir dan ada juga yang belum tumbuh gigi sampai usia 12 bulan.Pertumbuhan gigi sudah banyak dibicarakan oleh para ahli sejarah dan mereka menyatakan bahwa erupsi gigi memegang peranan penting dalam mempengaruhi keadaan umum anak.Erupsi gigi dapat mengubah mood dan tingkah laku anak, dari yang baik menjadi lebih rewel.Pengetahuan yang dimiliki orangtua terhadap perubahan tingkah laku anak tersebut membuat orangtua mengambil suatu sikap atau tindakan yang dapat membantu anak dalam menangani masalah erupsi gigi tersebut.Secara umum diketahui bahwa erupsi gigi dapat menimbulkan tanda dan gejala yang bervariasi.Pada kebanyakan kasus, erupsi gigi susu tidak menyebabkan anak maupun orangtua merasa panik, sehingga keadaan ini sering dianggap remeh, meskipun secara signifikan keadaan ini mempengaruhi anak dan orangtua karena terkadang proses ini dapat menyebabkan iritasi, baik secara lokal maupun sistemik. Kebanyakan orangtua berpendapat bahwa erupsi gigi sangat mempengaruhi keadaan umum anak sehingga dapat menyebabkan anak demam, batuk, flu, kurang nafsu makan, gelisah dan gangguan tidur.Namun ada juga yang berpendapat bahwa erupsi gigi merupakan pengalaman biasa yang dialami oleh setiap anak, erupsi gigi dapat disertai gejala-gejala sehingga mempengaruhi keadaan umum anak atau tanpa gejala. Pada abad ke-4 SM, para ahli sejarah (Hipocrates, Thomas Phaire dan Marshall Hall) dan orangtua-orangtua dulu juga mempercayai adanya penyakit yang muncul bersamaan dengan erupsi gigi.Hal ini hanyalah suatu mitos atau kepercayaan kuno yang diyakini harus terjadi pada setiap anak sehingga hal ini dianggap sebagai suatu kewajaran bagi pertumbuhan anak.Penelitian Barlow, dkk (2002) menyatakan ada lima gejala teratas yang dipercayai orang tua yang menyertai erupsi gigi anaknya, gejala itu adalah inflamasi gusi (100%), iritabilitas (100%), pembengkakan gusi (91%), susah tidur (87,6%), dan banyak mengeluarkan liur (87,6%).7 Pada penelitian Wake, dkk. (2000) mengenai survey kepercayaan dan pengalaman ibu tentang gejala yang menyertai teething dijumpai bahwa pipi merah (76% orang tua percaya dan mengalami), iritabilitas (71%), gangguan tidur (71%), sakit (67%), berliur (57%) berhubungan dengan erupsi gigi. Wake, dkk juga mengadakan penelitian observasi langsung terhadap gejala-gejala yang berhubungan dengan erupsi terhadap 21 orang anak usia antara 6,8-22,5 bulan dengan rata-rata 14,4 + 4,9 bulan, didapat bahwa tidak ada hubungan yang erat antara erupsi gigi dengan beberapa gejala seperti demam, diare, gangguan suasana hati, sakit, gangguan tidur, berliur, diare, pipi merah/ruam pada wajah/tubuh.Sementara Macknin ber-pendapat bahwa erupsi gigi menim-bulkan gejala-gejala ringan seperti suka menggigit, berliur dan menggosok-gosok gusi, iritabilitas dan suka menghisap. Carpenter melaporkan bahwa ketika bayi mengalami erupsi gigi maka akan terjadi gangguan sistemik seperti diare, rhinorea, dan iritabilitas.Sedangkan Hulland mengatakan bahwa ketika gigi bayi tumbuh, gejala-gejala yang muncul merupakan gangguan lokal seperti pembengkakan pada gusi dengan derajat yang ringan.Menurut Situmorang N (2002), dalam praktek kesehatan ibu pemeli-haraan kesehatan gigi anak dipengaruhi faktor sosiodemografi antara lain pendidikan ibu. Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir ibu ternyata persentase kepercayaan dan pengalaman ibu terhadap gejala-gejala yang menyertai erupsi gigi tidak jauh berbeda pada masing-masing tingkat pendidikan, secara statistik tingkat pendidikan tidak mempengaruhi kepercayaan dan pengalaman terhadap gejala yang menyertai erupsi gigi (p>0,05).Demikian juga dengan persentase kepercayaan dan pengalaman ibu mengenai gejala yang menyertai erupsi gigi anaknya secara statistik tidak berbeda antara anak laki-laki dan perempua, hal ini sesuai dengan pendapat Wake dkk (2000).Menurut Macknin gejala erupsi gigi lebih sering terlihat jelas muncul pada saat gigi belakang tumbuh daripada gigi depan, hal ini disebabkan karena ukuran gigi belakang yang lebih besar daripada gigi depan, namun persentase gejala erupsi lebih banyak pada gigi depan dibandingkan dengan gigi belakang. Pada umumnya teething dapat sebagai penyebab gangguan sistemik pada bayi terutama pada masa erupsi gigi insisivus desidui (usia 6-12 bulan), hal ini mungkin menyebabkan ibu lebih ingat timbulnya gejala erupsi gigi pada gigi depan anaknya.Gejala sistemik seperti diare (59,35%) muncul pada saat gigi tumbuh, namun ada sebagian ibu (40,65%) yang tidak meyakini hal tersebut sebagai salah satu gejala yang berhubungan dengan erupsi gigi, hal ini mungkin karena anak suka memasukkan tangan atau benda yang tidak bersih ke mulutnya sehingga anak terkena diare. Penelitian Wake dkk yang mengobservasi langsung gejala erupsi pada 21 orang anak mendapatkan hasil tidak ada hubungan yang kuat antara demam dengan erupsinya gigi, sedangkan demam termasuk dalam salah satu gejala erupsi terbanyak.Pengobatan terhadap gejala erupsi gigi kebanyakan dilakukan sendiri oleh ibu yaitu dengan pengobatan farmakologis/obat sistemik (memberikan obat parasetamol) dan nonfarmakologis (teething toys, teething food).Tindakan ibu-ibu ini sebagian besar sudah benar, namun perlu diperhatikan dosis obatnya. Begitu juga pemberian teething toys (contoh: teething rings) dan teething food (roti/biskuit untuk bayi, pisang/wortel yang dibekukan), merupakan tindakan yang sudah benar apabila timbul gejala teething pada anak. Pemberian teething toys dan teething food dimaksudkan untuk memuaskan kecenderungan alamiah anak untuk menggigit dan menghisap sehingga rasa sakit yang dirasakan bayi dapat berkurang melalui tekanan pada saat menggigit benda yang keras dan dingin. Dokter gigi juga dapat memberikan obat-obat sistemik/analgetik dan anti-piretik yang bebas gula maupun obat secara lokal/topikal untuk mengurangi rasa sakit pada gusi anak.Pemberian bahan topikal yang dingin dalam bentuk gel seperti Anbesol Teething Gel (berisi lignocaine), Bonjela (berisi choline salicylate) dapat dioleskan pada membran mukosa yang sakit. Anestesi topikal ini akan segera meresap pada membran mukosa sehingga dapat mengurangi rasa sakit. Erupsi gigi desidui :kodeatasBawah

Incisivus 1i17 - 8 bulan6 - 7 bulan

Incisivus 2i28 - 9 bulan8 - 9 bulan

Caninusc16 - 18 bulan14 - 16 bulan

Molar 1m112 - 14 bulan12 - 14 bulan

Molar 2m220 - 30 bulan20 - 30 bulan

Erupsi gigi permanen :kodeatasbawah

incisivus 1i17 8 tahun6 7 tahun

incisivus 2i28 9 tahun7 8 tahun

caninusc11 12 tahun9 10 tahun

premolar 1p110 11 tahun10 12 tahun

premolar 2p210 12 tahun11 12 tahun

molar 1m16 7 tahun6 7 tahun

molar 2m212 13 tahun11 13 tahun

molar 3m317 21 tahun17 21 tahun

BAB IIIJaringan Periodontium dan Kelainannya

PengertianThe periodontium is defined as the investicy and supporting tissue of the tooth, namely, the periodontal membrane, the gingival, cementum and alveolar bone. (Glickman)Bagian-bagian jaringan penyanggah :1. Ginggivaadalah bagian selaput lender mulut yang meliputi alveolar dan mengelilingi cerviks gigi. Dalam keadaan normal dan sehat gingiva berwarna merah muda, tepinya seperti pisau dan scallop agar sesuai dengan countour gigi.Tetapi ini bervariasi, tergantung juga dari ras dan pigmentasi, juga tebal keratinisasi dan blod supply menentukan warna gingiva.Fungsi gingiva adalah melindungi jaringan dibawah perlekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut.Tanda gingiva sehat : berwarna merah muda interdental papil mengisi ruang interproksimal margin tipis dan tidak bengkak permukaan gingiva tidak rata dan stippled melekat erat pada gigi dan procesus alveolaris sulkus gingiva tidak dalam tidak ada eksudat tidak mudah berdarah4 karakteristik gingiva sehat :1. WarnaNormalnya berwarna coral pink, warna lain seperti merah, putih, dan biru adanya peradangan. Warna ini tergantung pada pigmentasi rasial.2. KonturNormalnya halus dan bergelombang, menempati ruang interdental papil, bentuknya meruncing seperti ujung pisau.3. TeksturNormalnya padat, tahan pergerakan, seperti kulit jeruk.Abnormalnya bengkak dan seperti busa.4. Reaksi terhadap gangguanNormalnya tidak ada, abnormalitas terjadi adanya eksudat dan mudah perdarahan pada saat dilakukan probing.Pembagian gingiva secara anatomi :a. Marginal gingivamarginal gingiva adalah bagian dari gingiva yan terdapat pada bagian labial, bukal dan ligual. Marginal gingiva terdiri atas : Free gingivaadalah bagian marginal gingiva yang mengelilingi gigi tetapi tidak melekat pada permukaan gigi. Free gingiva grooveadalah lekukan yang terletak antara free gingiva dan attached gingiva.b. Attached ginggivalAdalah bagian dari gingiva yang melekat pada gigi.

c. Interdental papilAdalah bagian dari marginal gingiva yang memenuhi interproksimal space.d. Muko ginggival junctionAdalah Pemisah antara attached ginggival dan alveolar mukosa.e. Alveolar mukosaf. Epithelial attachmentAdalah bagian dasar dari sulkus gingiva yang melekat pada gigi.g. Sulkus gingivaAdalah ruangan antara free gingiva dan gigi yang ada pada orang normal yang mempunyai kedalaman < 2mm.

Kelainan pada sulkus gingiva : PocketAdalah kedalaman sulkus gingiva yang melebihi 2mm tetapi disebabkan oleh kerusakan tulang alveolar. PseudopocketAdalah kedalaman sulkus gingiva yang melebihi 2mm tetapi disebabkan oleh karena pembesaran gingiva.

Real pocket dibagi 3 tipe yaitu :Tipe I : Dasar sulkus gingiva masih terletak diatas tulang alveolarTipe II : Dasarsulkus gingiva masih terletak sejajar tulang alveolarTipe III : Dasar sulkus gingiva masih terletak dibawah tulang alveolar

2. SementumAdalah jaringan ikat klasifikasi yang menyelubungi dentin akar dan tempat berinsersinya bundel serabut kolagen. Guna sementum antara lain : melindungi permukaan akar Memegang ujung-ujung serat periodontal yang melekat pada gigiMacam macam tipe sementum :a. Sementum seluler mengandung sementosit pada lacuna seperti osteosit pada tulang saling berhubungan satu sama lain melalui anyaman kanalikulib. Sementum aseluler membentuk lapisan permukaan yang tipis terbatas pada serviks akar tidak mengandung sementosit sementoblas terletak di permukaan3. Periodontal membraneAdalah suatu struktur dari jaringan ikat yang mengelilingi akar gigi dan menghubungkan gigi dengan tulang alveolar. Lebar periodontal ini umumnya 0,10 0,25 mm dan lebar tersebut tergantung pada keadaan dibawah ini :a. Keadaaan fisiologis, dimana bagian mesial lebih sempit dari bagian distal karena daya gerak gigi ke arah mesialb. Fungsi gigi, makin besar fungsi gigi maka periodontal makin lebarPeriodontal membrane terdiri dari : serabut sharpeys sel jaringan ikat sisa epitel pembentuk gigi pembuluh darah syaraf lymfeFungsinya : meneruskan daya kunyah ke tulang alveolar perlekatan gigi ke tulang menjaga jaringan gingiva pada tempat yang normal menahan tekanan dari luar mencegah rusaknya pembuluh darah dan syaraf karena kekuatan mekanis mengganti periodontal ligament dengan yang baru sensoris nutritive4. Alveolar boneAdalah bagian dari maksila atau mandibular yang membentuk socket dimana gigi tertanam dalam rahang. Alveolar bone merupakan struktur tulang yang kompak dimana terdapat lubang yang dilalui pembuluh darah, syaraf dan saluran lymfe.Alveolar bone terdiri atas 3 bagian :a. Lamina duraBagian terluar dari ceruk alveolar dimana akar gigi tertanam.Bagian ini yang paling keras karena terbanyak mengandung kapur.b. Cortikal plateBagian luar dari permukaan bukal, palatal, dan lingual.c. Tulang penyokongBerbentuk spongiosa atau seperti bunga karang, berlobang-lobang, merupakan bagian tengah atau bagian dalam dari seluruh tulang rahang atas maupun tulang rahang bawah.

Menurut Mc.Donald R.

1. Simple Gingivitis a. Gingivitis Erupsi.b. Gingivitis karena OH jelek.c. Alergi.2. Acute Gingival Deseasea. Infeksi herpes simpleksb. recurent apthous ulcerc. ANUGd. Candidiasis akute. Infeksi bakteri akut3. Pembesaran Gingivaa. Puberty Gingivitisb. PIGO ( Phenytoin Induce Gingival Overgrowth)

Kelainan kelainan jaringan penyangga : InflamasiA. GingivitisAdalah suatu inflamasi pada jaringan gusi, merupakan penyakit jaringan penyangga gigi yang paling ringan. Secara umum, penyebab gingivitis antara lain : Faktor lokal plakialah sekumpulan bakteri yang melekat dan tidak berwarna yang senantiasa terbentuk pada permukaan gigi.Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya plak :1. Erupsi Gigi2. Maloklusi3. Karies4. Restorasi Gigi5. Penggunaan alat Ortho. kalkulusmerupakan endapan keras hasil mineralisasi plak gigi, melekat erat mengelilingi mahkota dan akar gigi dan hanya bisa hilang dengan tindakan scaling. impaksi makananadalah penyebab umum gingivitis. Makanan berinfaksi disekeliling gigi dan berakumulasi debris pada gigi sehingga menyebabkan iritasi ginggiva oleh toksin didalam plak.Produksi toksin menyebabkan pembengkakan jaringan dan timbul kemerahan. karieskaries gigi (Kavitasi) adalah daerah yang membusuk didalam gigi, yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi.tambalan yang berlebih atau mengemperplak lebih sering menempel pada tambalan yang salah disekitar gigi yang terletak bersebelahan dengan gigi palsu yang jarang dibersihkan. Jika plak tetap melekat pada gigi selama lebih dari 72 jam, maka akan mengeras dan membentuk karang gigi. Malposisi gigiGigi malposisi menghasilkan penekanan-penekanan normal berulang selama proses makan dan pengunyahan makanan. Kalkulus tertimbun pada dasar gigi yang sulit dibersihkan bakteri yang mulai menyerang jaringan sekitar gigi sehingga menghasilkan kombinasi dari peradangan dan resesi ginggiva.kebiasaan sikat gigi yang salahtehnik sikat gigi yang secara horizontal merupakan suatiu kesalahan karena dengan cara demikian lambat laun dapat menimbulkan resesi gingival dan abrasi gigi. gangguan oklusimaloklusi gigi, dapat mengiritasi gusi dan meningkatkan resiko gingivitis iritasi mahkota gigi bernafas melalui mulutbernafas melalui mulut, gigi menjadi kering dan gusi mudah teriritasi. Beranafas denganjmulut menyebabkan kekeringan membran mukosa mulut dan iritasi jaringan ginggiva sehingga menyebabkan peradangan dan hyperplasia jaringan ginggiva aplikasi obat atau bahan kimiabahan kimia atau aplikasi obat dapat menyebabkan berbagai anomaly jaringan ginggiva. Beberapa jenis obat perpotensi menyebabkan gimggivitis. Obat-obatan Over The Counter (OTC) dapat membahayakan jaringan ginggiva dan beraksi sebagai asam burn if used. Selver nitrate dan aspirin pada umumnya memiliki pangaruh asam pada jaringan ginggiva sehingga menyebabkan kemerahan dan lembek jika disentuh. Dilantin sodium menghasilkan bengkak dari jaringan ginggiva yang berkaitan dengan bahan kimia dari obat tersebut. mikroorganisme yang terdapat pada plakmikroorganisme yang ditemukan pada plak dapat menghancurkan jaringan hidup membebaskan banyak enzim destruktif. Mikroorganisme spesifik terkadang menyebabkan reaksi peradangan pada ginggiva.Streprococus dan sthaphylococus adalah bakteri yang diketahui dapat merusak jaringan ginggiva dan menyebabkan peradangan tambalan berlebihan Faktor sistemikMenyebabkan penurunan daya tahan tubuh seseorang dan menambah keparahan suatu penyakit.Tetapi tanpa adanya iritasi lokal diragukan bahwa penyakit sistemik dapat menyebabkan penyakit periodontal.

Beberapa faktor sistemik yaitu :1. endoktrin :- Pubertas- Haid- Kahamilan- Diabetes mellitus2. defisiensi Vitamin C dan vItamin B Komplek- gusi bengkak- mudah berdarah- gigi goyah3. Leukimia- gusi bengkak- Livide- mudah berdarah4. Obat-obatan- gusi fibrotik hyperplasia- agak keras- tidak sakit, tidak berdarah5. faktor penyebab familier congenital6. faktor penyebab keracunan logam berat : Pb, Hg7. gangguan nutrisi8. alergi9. herediter10. stress11. infeksi granulomatosa spefik12. disfungsi neotrofil 13. kelainan neurologikplak yang merupakan deposit berisi mikroorganime mulut beserta eksudatnya memegang peranan penting terhadap terjadinya inflamasi tersebut, sedangkan factor-faktor lain yang merupakan factor yang memperberat, tingkat keparahan dan kerusakan jaringan yang tergantung pada daya tahan tubuh dan kualitas reparasi jaringan. Adanya penyakit atau kondisi sistemik yang menyebabkan penurunan daya tahan tubuh penderita, dapat menambah keparahan penyakit.Tetapi tanpa adanya iritasi local diragukan terjadi akibat penggoskan dan flosing (membersihkan gigi dengan menggunakan bahwa penyakit sistemik dapat menyebabkan periodontal.Gingivitis hamper selalu benang gigi) yang tidak benar, sehingga plak tetapt disepanjang garis gusi.Plak merupoakan suatu lapisan yanag terutama terdiri dari bakteri.Plak lebih sering menempel pada tambalan yang salah atau disekitar gigi yang terletak bersebelahan dengan gigi palsu yang jarang dibersihkan. Jika plak melekat pada gigi selama lebih dari 72 jam, maka akan mengeras danmembentuk karang gigi (kalkulusflosing (benang gigi) plak merupakan penyebab utama dari Gingivitis

Gingivitis telah diklasifikasikan berdasarkan : gambaran klinik yaitu ulseratif, hemoragik, nekrotik, purulen etiologi yaitu pengaruh obat, hormonal, nutrisional, infeksi plaque-induced durasi yaitu akut dan klonik.

Macam macam gingivitis : gingivitis akut, lebih sering ditemukan gingivitis kronikTanda tanda gingivitis : adanya inflamasi pada corium gingival perubahan dinding sulkus timbulnya ulserasiGambaran klinis :1. Radang pada bagian marginal gingiva2. Hilangnya stippling3. Pembesaran gingiva4. Adanya perdarahan secara spontan atau karena rangsangan.Jenis jenis gingivitis :1. Gingivitis yang berhubungan dengan dental plak2. Gingivitis yang berhubungan dengan faktor sistemika. yang berhubungan dengan system endokrin gingivitis pubertasDefinisi : Radang pada gusi yang disebabkan adanya perubahan hormonal pada remaja.Klinis :- Pembesaran interdental papil- Mudah berdarahPenyebab : faktor lokal dan gangguan keseimbangan hormonal sering terjadi pada bagian anterior gigi dan biasanya pada anak-anak usia 11-14 tahun.Terapi :1. Menghilangkan faktor lokal2. peningkatan OH3. restorasi karies yang mengiritasi4. bila tidak ada faktor lokal dapat dilakukan tindakan bedah

Faktor faktor yang memperburuk :Penggunaan alat orthodonsi (plat yang menekan dan alat cekat yang bisa menyebabkan penimbunan plak).

Pencegahan :Peningkatan OH (Oral Hygiene)Kontrol secara teratur gingivitis karena menstruasi gingivitis pregnancyb. yang berhubungan dengan kelainan darah gingivitis karena leukemia gingivitis karena diabetes mellitus

Manifestasi kliniknya adalah gigi terasa goyang pada semua gigi pasien.3. Gingivitis yang berhubungan dengan obatan obatan gingival enlargement gingivitis karena oral kontrasepsi4. Gingivitis yang berhubungan dengan malnutrisi gingivitis karena kekurangan vitamin c- Berkaitan dengan kekurangan vitamin C.- Terbatas pada marginal dan papila- perdarahan pada gusi - Terapi : Pemberian Vitamin C

Jenis lain dari gingivitis : Simple Gingivitis a. Gingivitis Erupsi.Definisi : Keradangan gusi yang disebabkan adanya proses erupsi gigi pada anak anak.Ini berkaitan dengan kesulitan erupsi yang menyebabkan adanya pengumpulan plak.Klinis :- keradangan sekitar gigi yang akan erupsi- rasa sakit - sering terjadi pada anak 6-7 tahun.Penyebab :- kesulitan erupsi gigi permanen karena posisi- Faktor lokal- Debris, plakTerapi :Ringan : Peningkatan OH. (Oral Hygiene)Berat : Antibiotik.b. Gingivitis karena OH jelek.c. Alergi.

B. Periodontal diseaseAdalah sekelompok lesi yang terjadi pada jaringan sekitar gigi yang mendukung keberadaan gigi dalam socket.

Macam-macam periodontal disease :1. Periodontitis

Periodontitis adalah penyakit inflamasi jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme.Macam-macam periodontitis :b. Periodontitis akutc. Periodontitis kronikPeriodontitis kronik adalah infeksi persisten plak bakteri di cervik gigi bersamaan dengan rusaknya membrane periodontal dan tulang alveolar.Manifestasi klinis :Keluhan berupa perdarahan gusi yang biasanya dimulai dengan perubahan warna gusi menjadi kehitaman dan terdapatnya plak.Gingiva menjadi lebih lunak dan halus.Penekanan sedikit saja menimbulkan perdarahan.Penatalaksaannya sama seperti gingivitis.

Macam macam periodontitis :a. Juvenille periodontitiaAdalah Gangguan respon jaringan periodontal terhadap bakteri tertentu pada sulkus gingiva. (actinobacillus actinomycotans)Klinis : - Bone Loss sekitar I dan M permanen- Infeksi pada sulkus gingiva - Terjadi perdarahan (probing)Terapi :a. Khemoterapi :Pemberian antibiotik dalam jangka waktu yang lama, diikuti dengan pemeriksaan lab, untuk melihat kuman yang ada.b. Mekhanoterapi :- Scalling, kurretase- Periodontal surgery- Pencabutan gigi- Perawatan ortho.Diperlukan kontrol secara teratur untuk mencegah kekambuhanb. Adult periodontitisc. Early onset periodontitisd. Periodontitis karena penyakit sistemik

PericoronitisAdalah eradangan yang terjadi dimana operculum menghalangi erupsi gigi.Proses akut disebabkan : Sisa makanan TraumaKlinis :- Sakit, operculum membesar- Pergerakan rahang terbatas- Bau nafas tak sedap karena OH jelekTerapi : Pemberian obat obatan untuk menghilangkan radang Pencabutan gigi bila tidak berfungsi untuk menghindari kekambuhan. Perawatan paliatif : Irigasi, Membebaskan oklusi, Kumur-kumur.

2. ANUG (Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis)

Definisi :Infeksi akut pada gingiva yang disebabkan oleh bakteri borrelia vincentii.Atau suatu infeksi bakteri yang khas mengenai papilla dan tepi gingiva.Sering terjadi pada orang dewasa muda decade dua.EtiologiBakteri penyebab adalah Bacillus fusiform dan Borellia vincentii.Bakteri Gram (-), anaerob = Porphyromonas Gingivalis, Veillonella sp, Selonomonas sp. (Hasman & Murray dalam Welbury, 2001)Faktor predisposisi adalah kebersihan yang buruk sehingga terjadi penimbunan makanan dan karang gigi, merokok, emosi, stress, kelelahan fisik, serta penyakit kelainan darah.Manifestasi klinisnya antara lain terdapat rasa sakit akut pada gingiva yang menyeluruh, keluhan perdarahan gingiva, hilangnya pengecapan dan bau mulut, dan adanya gejala sistemik seperti sakit kepala, demam, limfodenopati. Pada gingiva terlihat nekrosis yang menyeluruh atau lokal, terdapat pseudomembran, hilangnya papil interdental, jaringan mudah sekali berdarah, dan bagian mukosa mulut lain yang menempel pada gingiva, dimana lesi terdapat juga akan terkena sehingga timbul ulkus datar, multiple, dan teratur sebagai abkatch ulcera.

Klinis : Terjadi pada anak usia 6-12 tahun Radang pada gusi Sakit Perdarahan pada gusi Nafas tidak sedap karena adanya akumulasi plak dan jaringan nekrotik Demam Pembengkakan pada interdental dan adanya pseudomembran pada marginal gingiva.Terapi : Lokal - Pengambilan jaringan nekrotik- Peningkatan OH- Irigasi dan kumur dengan chlorhexidine Sistemik - Pemberian antibioticMacam macam ANUG :a. Necrotizing Ulcerative Gingivitisb. Necrotizing Ulcerative PeriodontitisLesi periodontal ini ditandai dengan nyeri tulang dalam yang menyeluruh, eritema yang signifikan yang sering dikaitkan dengan perdarahan spontan, dan destruksi cepat dan progresif dari perlekatan periodontal dan tulang.Destruksi bersifat progresif dan dapat menyebabkan hilangnya seluruh prosesus alveolaris di daerah yang terlibat.Ini adalah lesi yang sangat sakit dan dapat mempengaruhi asupan makanan oral, sehingga berat badan turun secara signifikan dan cepat.Pasien juga memiliki halitosis parah.Karena mikroflora periodontal tidak berbeda dari yang terlihat pada pasien sehat, lesi mungkin merupakan hasil dari respon kekebalan tubuh yang berubah pada infeksi HIV.Lebih dari 95% pasien dengan NUP memiliki jumlah limfosit CD4 kurang dari 200/mm 3. Pengobatan terdiri dari obat kumur yang mengandung klorheksidin glukonat 0,12% dua kali sehari, metronidazol (250 mg per oral empat kali sehari selama 10 hari), dan debridemen periodontal, yang dilakukan setelah terapi antibiotik lebih dahulu.

Kelainan Periodontala. Hiperplasia gingivalb. Atrofi gingiva

a. Hiperplasia GingivaAdalah salah satu bentuk perubahan dari gingiva mengalami hyperplasia.Pengertian hyperplasia adalah bertambah besarnya jaringan karena terjadinya proliferasi dari sel sel jaringan.Macam macam tipenya : Tipe radangakibat proses peradangan Tipe fibrosaakibat proses bukan radang Kombinasi tipe radang dan tipe fibrosa Tipe sistemikakibat suatu penyakit atau kondisi sistemik Tipe neoplasmaakibat proses neoplasia atai suatu keganasan Tipe semuakibat proses pertumbuhan tulang alveolar gigi yang terletak dibawah gingivaFaktor faktor penyebab :1. Lokal plak dan kalkulus malposisi gigi (crowded) sikat gigi dengan tehnik yang salah maloklusi bernafas dengan mulut retensi makanan2. Sistemik3. Hormonal4. Nutrisi5. Herediter atau genetic6. Obat obatanGejala klinis :Terlihat gusi membengkak dan mempunyai sifat karakteristik masing masing berbeda, menurut : lokasi tumbuh bentuk permukaan warna konsistensi keluhan pasienBahan pertimbangan perawatan : prognosa gigi yang terlibat faktor penyebab

BAB IVJaringan lunak mulut dan kelainannyaRongga mulut diliputi oleh membran mukosa atau selaput lender yang terdiri dari suatu lapisan epitel yang selalu dibasahi oleh lendir, dan dibawahnya terdapat jaringan penyambung yang disebut lamina propia.Rongga mulut terbagi atas 2, yaitu :1. Vestibulum orisRuangan yang dibatasi pada satu sisi oleh pipi dan bibir dan pada sisi yang lain gingiva dan gigi.2. Cavum oris propriumRuangan yang dibatasi oleh, bagian atas oleh palatum, bagian bawah oleh lidah dan dasar rongga mulut, bagian depan oleh gingiva dan gigi, bagian belakang oleh isthmus faucium, bagian lateral oleh gingiva dan gigi.Bagian bagian didalam rongga mulut :1. BibirBagian depan rongga mulut yang ditutupi oleh 2 lipatan kulit. Rangka utama bibit terdiri dari otot bercorak yang letaknya kira kira di tengah bibir.2. PipiSebelah dalam dibatasi oleh membran mukosa dengan epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Disini tidak terjadi absorbs, sel sel pada permukaan epitel dibawahnya, pipi terdiri dari kulit, jaringan ikat, lemak, dan selaput lendir.

Susunan Epitel Mukosa Pipi Struktur Histologis Mukosa Rongga Mulut: Epitel Rongga MulutSel-sel yang ada di epitel rongga mulut: Melanositmemproduksi melanin, berkontribusi terhadap warna di epitel oral. Langerhanssel dendritik yang ada di lapisan basal. Dapat bergerak bebas di epitel dan mempunyai fungsi imunologis. Merkelmempunyai granul yang membebaskan transmitter ke pertautan yang mirip sinaps antara merkel dan serat saraf yang kemudian menstimulasi impuls. Sel inflamasilimfosit, leukosit, dan mast Lamina Propia 1. Serabut Serabut kolagen (collagen fibers)Struktur tersusun tiga dimensi yang menentukan: stabilitas mekanik mempertahankan bentuk dan ekstensibilitas jaringan

Serabut elastik (elastic fibres) jumlah sedikit bantu mempertahankan bentuk jaringan

Serabut retikulin (reticulin fibres) mengikat serabut kolagen dominan pada membrana basalis

Sistem serabut berada dalam substansi dasar (matriks), yang terdiri dari:a. Kompleks karbohidrat-proteinb. Fibroblassel yang bertanggung jawab pada sekresi serabut dan matriks.

2. Saraf, pembuluh darah, dan pembuluh limfe

Submukosa Mengandung kelenjar liur- Kel. Parotis- Kel Submandibularis- Kel Sublingualis Pembuluh darah Syaraf

Struktur Histologis Epitel Gepeng Berkeratin: Lapisan Basal Lapisan Spinosum Lapisan Granulosum Lapisan Korneum

Struktur Histologis Epitel Gepeng Tak Berkeratin: Lapisan Basal Lapisan Germinativum Lapisan Intermedium Lapisan Permukaan3. LidahDapat dibedakan menjadi :a. Muskuli ekstrinsikb. Muskuli intrinsik4. PapillaPada manusia ditemukan 3 jenis papilla :a. Papilla filiformis ( fillum = benang ) merupakan tonjolan epitel bentuknya langsung dan runcing seperti benang sehingga memberikan gambaran filli kadang kadang pada ujung papilla terdapat lapisan tanduk yang pada manusia tidak nyata papilla ini adalah yang paling banyak pada lidah dan tersusun sejajar dengan sulkus terminalisb. Papilla fungiformis ( fungi = jamur ) bentuknya seperti jamur, dengan bagian atas yang bulat lebih besar daripada bagian bawahnya jumlahnya lebih sedikit dari papilla filiformis dan letaknya tersebar terutama pada apex lidah pada lapisan epitel diatas papilla sering terdapat taste bud atau alat pengecapan

c. Papilla circumvalata jumlanya 7-12 buah, terletak sepanjang sulkus terminalis pada papilla ini letaknya terbenam dimana dasarnya lebih rendah dari permukaan lidah, sedangkan papilla lain menonjol dari permukaan lidah pada bagian lateral papilla terdapat taste bud atau alat pengecapan5. Kelenjar saliva Kelenjar saliva atau kelenjar liur terbagi 2, yaitu : Kelenjar Liur Mayor: Kelenjar ParotisMerupakan kelenjar saliva terbesar.Letaknya berpasangan: Ventrokaudal telinga, di posterior ramus mandibula, di bagian superior permukaan m. Masseter.Terdiri dari kumpulan lobus berbentuk buah anggur yg mengeluarkan sekret ke dalam rongga mulut.Tertutup oleh fascia parotidea sebagai lapisa luar fascia coli superfisialis.Pada pinggir ventral keluar saluran keluar kelenjar yg disebut Duktus Parotidikus Stenonianus yang menembus fascia parotis masseterica dan menembus m. Buccinatorius, kemudian bermuara pada papilla salivaria buccinatoria setinggi gigi molar dua maxilla di dalam vestibulum oris.Sejajar dengan duktus, berjalan arteri dan vena transversa facii.Dari pinggir ventral berjalan N. VII dengan cabang-cabangnya: Ke cranialr. zygomaticus, ke ventralr. buccalis, dank e ventrokaudalr. mandibularis.Dikelilingi jaringan fibrosa yg keras.

Di dalam kelenjar terdapat juga arteri carotis eksterna dan a. retromandibular.Mempunyai tiga permukaan: Superfisial, anteromedial yang berhubungan dengan mandibula, dan posterolateral yang berhubungan dengan M. Sternocleidomastoideus.Saliva yang dihasilkan bersifat serosa, tidak terdapat mucous sama sekali kecuali pada saat lahir.

Kelenjar SubmandibularisTerletak di trigonum submandibula.Menghasilkan 60-65% total volume saliva.Kombinasi saliva: 80% serosa,20% mucus.Letak saluran mukus berada di tengah-tengah dan lebih dalam dibandingkan serosa.Terletak pada dasar mulut di bawah corpus mandibula.Saluran bermuara melalui satu atau tiga lubang berbentuk papil-papil kecil di samping frenulum labialis (Caruncula sublingualis).Menempati sebagian besar ruang mandibula.Terletak dalam cekungan antara mandibula dan kedua venter M. digastricus anterior.Meluas ke kanan bawah menuju m.mylohyoideus, m.gyoglossus, dan m.styloglossus.Fungsi sekretomotorik diatur oleh serabut saraf parasimpatik.Vaskkularisasinya oleh a. lingualis dan a. fasialis. Kelenjar SublingualisKelenjar liur mayor terkecil.Menghasilkan hanya 10% dari total volume saliva.Menghasilkan lebih banyak mucus daripada serosa, sehingga disebut Kelenjar Mucoserosa).Ukurannya kurang lebih kelenjar submandibularis.Sempit, datar, dan seperti almond.Berat 3-4 gram dengan panjang 3-4cm.Terletak pada dasar mulut, di bawah lidah.Letaknya memanjang mengarah ke anteroposterior.Kelenjar sublingualis sisi kiri dan kanan bertemu di anterior.Membentuk massa seperti tapal kuda yang mengelilingi dasar lidah.Membentuk suatu lipatan selaput lendir yaitu Plica Sublingualis dan bermuara pada duktus sublingualis minor (Duktus Rivini).Bagian dorsalnya adalah bagian akhir galndula submandibularis (Duktus Whartoni).Vaskularisasi: a. lingualis dan v. jugularis externa.Inervasi: SensibleN. lingualia, sekretomotorik(Parasympatic) N. facialis, dan sympaticganglion submandibularis. Mempunyai 8-10 duktus ekskretorius dengan satu atau lebih duktus bergabung membentuk duktus sublingualis yang lebih besar, yang disebut Duktus Bartholini yang terbuka sampai ke duktus submandibularis.

Kelenjar Liur Minor : Kelenjar LabialisTerletak antara bibir atas dan bawah dengan m. orbicularis oris.Mengeluarkan mukosa dari duktus2 kecil yang langsung menuju mukosa bibir.

Kelenjar LingualisTerletak antara m. orbicularis oris dan m,buccinators.Mengeluarkan mukosa melalui duktus yang kecil di bagian kaudal. Kelenjar BuccalisSama dengan kelenjar labialis, juga antara vestibulum oris bagian bukal dan M. buccinatorius.Mengeluarkan mucus melalui duktus yang kecil di bagian bukal. Kelenjar PalatinaBerada pada palatum durum dan palatum molle bagian posterior dan lateral.Merupakan kelenjar mucus.Gambaran Histologi Kelenjar Liur Kelenjar Liur Kelenjar parotisSekretnya serosa, merupakan kelenjar liur terbesar yang terletak pada bagian anterior telinga. Kelenjar submandibularisSekretnya sero-mukosa, terletak pada bagian bawah mandibula. Kelenjar sublingualisSekretnya muko-serous, merupakan kelenjar liur terkecil yang terdapat di bawah lidah.

Tipe Sekret: Kelenjar Mukosa Bersifat kental. Bentuk sel kelenjarnya pyramidal. Bagian puncaknya berisi tetes-tetes bahan musinogen dan premusin. Sebagai bahan pembentuk lendir. Inti sel berbentuk gepeng terdesak di daerah basal. Diantara kelenjar-kelenjar yang termasuk jenis ini, ada yang berbentuk uniseluler yaitu sel piala. Kelenjar Serosa Kelenjar ini menghasilkan sekretnya yang encer jernih yang berbentuk sebagai albumin dan kadang-kadang mengandung enzim. Sel-sel serosa juga berbentuk bulat yang terletak agak di tengah. Butir-butir sekretorius bersifat asidofil. Contohnya pada kelenjar parotis. Kelenjar Campuran Kelenjar yang merupakan campuran serosa dan mukosa. Kadang, sel-sel mukosa terdesak oleh sel serosa sehingga membentuk gambaran sebagai bulan sabit yang dinamakan Demiluna gianuzzi. Contohnya pada submandibularis dan sublingualis.

Fungsi Saliva, antra lain : Melindungi permukaan mukosa mulut dan gigi. Sebagai pelumas. Pengaturan kandungan air. Pengeluaran virus dan produk metabolism bakteri. Pencernaan makanan dan kesadaran pengecap. Membantu proses pengunyahan dan penelanan. Diferensiasi dan pertumbuhan sel kulit, epitel, dan saraf. Membantu system fonetik (bicara). Menjaga kebersihan mulut/cleansing. Membantu proses remineralisasi/mencegah terjadinya karies. Efek buffermenjaga keseimbangan pH. Memelihara integritas mukosa.

Mekanisme Sekresi Saliva : Sel asinus mensekresi sekresi primer yg mengandung ptialin dan musin dalam larutan ion dengan konsentrasi yang tidak jauh berbeda dari yang disekresikan dalam cairan ekstraselular khusus. Sewaktu sekresi primer mengalir melalui duktus,terjadi dua transpor aktif utama yang memodifikasi komposisi ion saliva secara nyata. Ion-ion natrium secara aktif direabsorbsi dari semua duktus salivarius, dan ion kalium disekresi secara aktif sebagai pengganti natrium. Oleh karena itu natrium dari saliva sangat berkurang, sedangkan konsentrasi ion kalium meningkat. Akan tetapi, ada kelebihan reabsorbsi ion natrium yang melebihi sekresi ion kalium, dan ini menghasilkan negativitas sekitar 70 mV di dalam duktus salivarius. Keadaan ini kemudian menyebabkan konsentrasi ion klorida turun menjadi sangat rendah,menyesuaikan penurunan pada konsentrasi ion natrium. Ion-ion bikarbonat disekresi oleh epitel duktus ke dalam lumen duktus. Hal ini disebabkan pertukaran ion bikarbonat dengan klorida sebagai hasil proses sekresi aktif. Hasil akhir dari proses transpor ini pd kondisi istirahat,konsentrasi masing-masing natrium dan klorida dalam saliva hanya sekitar 15mEq/L, sekitar 1/7 1/10 konsentrasinya dalam plasma. Sebaliknya, konsentrasi kalium sekitar 30 mEq/L, tujuh kali lebih besar dari konsentrasinya dalam plasma, dan konsentrasi bikarbonat antara 50 70 mEq/L, sekitar 2-3 kali lebih besar dari konsentrasinya dalam plasma. Selama salivasi maksimal, konsentrasi ionik saliva berubah karena kecepatan pembentukan sekresi primer oleh sel asini dan meningkat sebesar 20 kali lipat. Akibatnya, sekresi asinar akan mengalir melalui duktus dengan cepat sehingga pembaruan sekresi duktus menurun. Akibatnya, bila saliva disekresi dalam jumlah sangat banyak konsentrasi natrium klorida akan meningkat sekitar sampai 2/3 konsentrasi dalam plasma, sedangkan konsentrasi kalium turun hanya empat kali konsentrasi dalam plasma. Pada keadaan kelebihan sekresi aldosteron, reabsorbsi natrium dan klorida serta sekresi kalium akan sangat meningkat sehingga konsentrasi natrium klorida di dalam saliva kadang-kadang menurum hampir sampai nol. Sementara konsentrasi kalium meningkat bahkan melebihi tujuh kali kadar kalium plasma normal. Akibat konsentrasi kalium yang tinggi dalam saliva, pada keadaan abnormal apa pun di mana saliva dikeluarkan ke bagian luar tubuh untuk waktu yang lama, seseorang dapat menderita kekurangan ion kalium yang serius dalam tubuh. Pada keadaan tertentu akan mengakibatkan terjadinya hipokalemia yang serius dan paralisis.

Saliva terdiri atas : air garam-garam enzim ptyalin maltose6. PalatumAda 2 jenis palatum, yaitu : Palatum durumAtap rongga mulut merupakan suatu langit-langit yang keras karena adanya tulang.Fungsinya untuk tumpuan lidah waktu mengaduk makanan.Permukaan ini dilapisi oleh epitel berlapis gepeng yang kadang-kadang mempunyai lapisan tanduk.Lamina propia melekat erat pada periosteum tulang, sehingga mukosa tidak mudah digerakkan dari dasarnya.Juga ditemukan kelenjar-kelenjar liur didalamnya. Palatum mollePalatum durum melanjutkan diri kea rah posterior menjadi palatum molle. Fungsinya menutupi nasopharing dalam proses menelan dengan cara bergerak ke atas. Palatum molle terdiri dari otot bercorak dan jaringan pengikat yang kuat yang disebut APONEUROSIS.

Kelainan kelainan pada jaringan lunak mulut :1. Kelainan atau penyakit pada bibira. CheilitisCheilitis adalah infeksi yang mengenai salah satu atau kedua sudut bibir. Penyebabnya antara lain : candida albican defisiensi nutrisi tertentu,defisiensi Fedefisiensi vitamin Bdefisiensi asam folat demensi vertical gigi tiruan yang tidak tepatTandanya terbentuknya fissure yang berwarna merah, terpusat pada sudut bibir saja, bisa disertai ulkus yang ditutupi oleh lapisan pseudomembran.Terapi menghilangkan penyebab dengan memberikan obat anti jamur atau pemberian vitamin.b. Cheilitis ekspoliatifCheilitis ekspoliatif adalah kelainan atopik pada bibir yang terjadi karena kontak dengan agent tertentu, infeksi mikroorganisme, efek samping pengobatan.Tanda berupa krusta pada bibir dengan kulit wajah ( vermillion border ), tampak gambaran keradangan ringan, tidak memiliki keluhan nyeri atau sakit.Terapi : menghilangkan etiologinya dengan pemberian vitamin lip ointment atau borax atau vaselinc. Celah bibir

Celah bibir merupakan cacat bawaan berupa celah bibir atau labiochisis dapat terjadi bilateral atau unilateral, hal ini terjadi akibat kegagalan penyatuan antara prosessus nasalis dan prosessu maksilaris pada embrio saat trimester pertama.2. Kelainan atau penyakit pada lidah dan dasar mulut a. GlositisGlositis adalah peradangan pada lidah yang ditandai dengan deskuamasi papilla filliformis sehingga menghasilkan daerah kemerahan yang mengkilat.Penyebabnya antara lain : defisiensi Fe, vitamin B komplek, chron disease. Tanda : dorsum lidah tampak merah menyala, pasien merasakan sensasi terbakar, perih, sakit, panas.

b. Lidah geografik Adalah gambaran pola seperti peta pada permukaan dorsum lidah. Sering dijumpai pada wanita Etiologi : tidak diketahui Menurut BURKET oleh karena infeksi fungi dan bakteri Lapisan keratin papilla mengalami desquamasi dan inflamasi dari korium. Terjadi pewarnaan merah halus dan dibatasi oleh papilla filiformis pada dorsum lidah. Terapi : meningkatkan kebersihan mulut dan gigic. Median rhomboid glositis Berupa persistensi tonjolan di median posterior lidah akibat kegagalan fungsi tuberkulum impar pada masa embrio.d. Hipertrofi papilla lidah Adalah peradangan akibat iritasi kronis atau infeksi. Etiologi : perokok berat alcohol makanan panas friksi mekanis Tanda berupa lidah tampak kemerahan, papilla memanjang, pasien merasa tidak nyaman, rasa terbakar. Terapi : membersihkan lidah dengan tongue scraper

e. Hairy tongue White Hairy Tongue Terjadi pembesaran papilla filiformis dan adanya desquamasi papilla filiformis. Misalnya : Pada Px. Yang mengalami demam, apabila demam menurun penyakit sembuh dengan sendirinya.

Black Hairy Tongue Pemanjangan papilla filiformis pada 1/3 panjang lidah Jarang terjadi pada anak-anak. Pada remaja sering terjadi oleh karena pemakaian antibiotik secara sistemik. Bersifat asimtomatik (sembuh dengan sendirinya).f. Atrofi papilla lidah Adalah mengilangnya papilla lidah yang disebabkan oleh kebiasaan membersihkan lidah atau sebab mekanis lainnya, seperti trauma tepi tambalan, gigi tiruan, alat orthodontic, gigi tajam, atau karena hipersensitif obat-obat gigi seperti chkm, tkf, defisiensi besi, vitamin B komplek, menyebabkan atrisi pada papilla filliformis.g. Fissure Tongue Jarang terdapat pada anak. Ada pada pasien kretinisme dan mongol Terdapat pada dorsum lidah, simetris memanjang. menurut robinson hal ini terjadi oleh karena defisiensi Vit. B Compleks. sering timbul inflamasi. Permukaan lidah tidak licinh. Glosodiniaadalah paerasaan terbakar atau panas pada lidah ( burning mouth sindrom )i. Glosopirosisadalah Pasien merasa terbakar pada lidah dan sering terjadi pada pasien diatas 50 tahun.j. Angkiloglosiaakan terjadi gangguan gerakan dan bicara. Frenulum Lingua Pendek, antara ujung lidah dan dasar mulut .k. Makroglosia Ukuran lidah lebih besar dari normal, biasanya kongenital. Sebab lain oleh karena alergi, trauma dan ini bersifat sementara. Sering pada anak kretinisme dan anak-anak pada type mongol. terjadi kelainan klass III. Pada keadaan ini biasanya pertumbuhan tulang rahang terganggu Perawatan : Tergantung etiologil. Mikroglosiaukuran lidah lebih kecil dari normalnya.

3. Kelenjar Ludaha. Sialolitiasisadalah terbentuknya batu dalam saluran kelenjar ludah sehingga menghambat aliran ludah.b. kista kelenjar ludahc. Mukokel kelenjar ludah

Adalah lesi pada mukosa (jaringan lunak) mulut yang diakibatkan oleh pecahnya saluran kelenjar liur dan keluarnya mucin ke jaringan lunak di sekitarnya. Mucocele bukan kista, karena tidak dibatasi oleh selepitel. Paling sering terjadi pada bibir bawah (60% pada seluruh kasus), dan dapat terjadi juga dimukosa bukal, anterior lidah, dan dasar mulut. Mucocele jarang terjadi pada bibir atas, palatum (langitlangit)lunak.

PenyebabUmumnya disebabkan oleh trauma lokal, misalnya bibir yang sering tergigit pada saat sedang makan.Atau dapat juga disebabkan karena adanya penyumbatan pada duktus (saluran) kelenjar liur minor.

Gambaran Klinis :Pembengkakan yang berbentuk kubah, dengan diameter 1-2 mm hingga lebih. Mucocele paling seringterjadi pada anak-anak dan orang dewasa muda, namun dapat terjadi di segala usia termasuk bayi yangbaru lahir dan orang lansia. Permukaan mukosa dapat terlihat kebiruan dan translusen. Ciri khas lesiini adalah fluctuant, namun pada beberapa kasus mucocele dapat terasa keras saat dipalpasi.Mucocele dapat hilang timbul, yang kadang-kadang pecah sehingga cairannya keluar. Biasanyamucocele tidak disertai rasa sakit.Perawatan:Mucocele adalah lesi yang tidak berumur panjang, bervariasi dari beberapa hari hingga beberapaminggu, dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun banyak juga lesi yang sifatnya kronik danmembutuhkan pembedahan eksisi. Pada saat dieksisi, dokter gigi sebaiknya mengangkat semuakelenjar liur minor yang berdekatan, dan dilakukan pemeriksaan mikroskopis untuk menegaskandiagnosa dan menentukan apakah ada kemungkinan tumor kelenjar liur. Selain dengan pembedahan,mucocele juga dapat diangkat dengan laser.d. XerostomiaXerostomia bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu gejala/simptom yang merupakan penurunan produksi saliva di dalam mulut akibat produksi kelenjar ludah yang berkurang.Gangguan produksi kelenjar ludah tersebut dapat diakibatkan oleh gangguan / penyakit pada pusat ludah, syaraf pembawa rangsang ludah ataupun oleh perubahan komposisi faali elektrolit ludah. Gangguan tersebut diatas dapat terjadi oleh karena rasa takut / cemas, depresi, tumor otak, obat-obatan tertentu, penyakit kencing manis, penyakit ginjal dan penyakit radang selaput otak.Penyebab Mulut Kering, Mulut kering dapat disebabkan oleh berbagai factor seperti penyakit, obat-obatan, posisi pasien, kebiasaan tidur, dan kondisi mental(stress dan depresi). Keadaan-keadaan fisiologis seperti berolahraga, berbicara terlalu lama, bernafas melalui mulut, stress dapat menyebabkan keluhan mulut kering (Haskell dan Gayford,1990; Sonis dkk,1995).Penyebab yang paling penting diketahui adalah adanya gangguan pada kelenjar saliva yang dapat menyebabkan penurunan produksi saliva, seperti radiasi pada daerah leher dan kepala, penyakit lokal pada kelenjar saliva dan lain-lain (AI-Saif,1991; Haskell dan Gayford, 1990; Glass dkk,1984; Amerongan, 1991; Sonis dkk,1995).faktor-faktor yang berperan sebagai penyebab timbulnya keluhan mulut kering. Radiasi pada daerah leher dan kepala Gangguan !okal pada kelenjar saliva Efek samping obat-obatan Demam, diare, diabetes, gagal ginjal Berolahraga, stress Bernafas melalui mulut Kelainan syaraf Usia

Radiasi Dada daerah leher dan kepala.Terapi radiasi pada daerah leher dan kepala untuk perawatan kanker telah terbukti dapat mengakibatkan rusaknya struktur kelenjar saliva dengan berbagai derajat kerusakan pada kelenjar saliva yang terkena radioterapi. Hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya volume saliva (AI-Saif, 1991; Glass dkk,1980; Amerongan, 1991; Sonis dkk,1995).Jumlah dan keparahan kerusakan jaringan kelenjar saliva tergantung pada dosis dan lamanya penyinaran (Amerongan, 1991).

Hubungan antara dosis penyinaran dan sekresi saliva (Amerongan, 1991).

Dosis gejala < 10 Gray Reduksi tidak tetap sekresi saliva10 -15 Gray Hiposialia yang jelas dapat ditunjukkan15 -40 Gray Reduksi masih terus berlangsung, reversibel> 40 Gray Perusakan irreversibel jaringan kelenjar

Hiposialia irreversibelPengaruh radiasi lebih banyak mengenai sel asini dari kelenjar saliva serous dibandingkan dengan kelenjar saliva mukus (AI-Saif, 1991; Regezi dan Sciubba,1995; Amerongan, 1991).Tingkat perubahan kelenjar saliva setelah radiasi yaitu: untuk beberapa hari, terjadi radang kelenjar saliva, setelah satu minggu terjadi penyusutan parenkim sehingga terjadi pengecilan kelenjar saliva dan penyumbatan (Lukman, 1992).Selain berkurangnya volume saliva, terjadi perubahan lainnya pada saliva, dimana viskositas menjadi lebih kental dan lengket, pH menjadi turun dan sekresi Ig A berkurang (Amerongan, 1991; Sonis dkk,1995; Rege7:i dan Sciubba,1995).Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan kecepatan sekresi saliva menjadi normal kembali tergantung pada individu dan dosis radiasi yang telah diterima (AI-Sa if, 1991; Kidd dan Bechal,1992).

Gangguan pada kelenjar saliva.Ada beberapa penyakit lokal tertentu yang mempengaruhi kelenjar saliva dan menyebabkan berkurangnya aliran saliva.Sialodenitis kronis lebih umum mempengaruhi kelenjar submandibula dan parotis.Penyakit ini menyebabkan degenerasi dari sel asini dan penyumbatan duktus (AI-Sa if, 1991).Kista-kista dan tumor kelenjar saliva, baik yang jinak maupun ganas dapat menyebabkan penekanan pada struktur-struktur duktus dari kelenjar saliva dan dengan demikian mempengaruhi sekresi saliva (AI-Sa if, 1991; Kidd dan Bechal,1992).

Sindrom Sjogren merupakan penyakit autoimun jaringan ikat yang dapat mempengaruhi kelenjar airmata dan kelenjar saliva. Sel-sel asini kelenjar saliva rusak karena infiltrasi limfosit sehingga sekresinya berkurang (AI-Saif, 1991; Kidd dan Bechal,1992; Haskell dan Gayford,1990; Sonis dkk, 1995).

Kesehatan umum yang terganggu.Pada orang-orang yang menderita penyakit-penyakit yang menimbulkan dehidrasi seperti demam, diare yang terlalu lama,diabetes, gagal ginjal kronis dan keadaan sistemik lainnya dapat mengalami pengurangan aliran saliva (AI- Saif,1991; Amerongan, 1991).Hal ini disebabkan karena adanya gangguan dalam pengaturan air dan elektralit, yang diikuti dengan terjadinya keseimbangan air yang negatif yang menyebabkan turunnya sekresi saliva (Amerongan, 1991).Pada penderita diabetes, berkurangnya saliva dipengaruhi oleh faktor angiopati dan neuropati diabetik, perubahan pada kelenjar parotis dan karena poliuria yang berat (Scully dan Cawsan,1993; Sidabutar dkk 1992).Penderita gagal ginjal kronis terjadi penurunan output.Untuk menjaga agar keseimbangan cairan tetap terjaga pertu intake cairan dibatasr. Pembatasan intake cairan akan menyebabkan menurunnya aliran saliva dan saliva menjadi kental (Scully dan Cawson,1993; Sidabutar dkk,1992).

Penyakit-penyakit infeksi pernafasan biasanya menyebabkan mulut terasa kering. Pada infeksi pernapasan bagian atas, penyumbatan hidung yang terjadi menyebabkan penderita bernafas melalui mulut (Haskell dan Gayford,1990).

Penggunaan Obat-Obatan. Obat-obatan yang menyebabkan mulut kering (Kidd dan Bechal,1992; Amerongan, 1991; Glass dkk,1984) Analgesic mixtures Cold medications Anticonvulsants Diuretics Antiemetics Decongentans Antihistamins Expectorants Antihypertensives Muscle relaxants Antinauseants Psycho tropics drugs Antiparkinsons Sedatives Antipruritics Antispasmodics

Obat-obat tersebut mempengaruhi aliran saliva dengan meniru aksi sistem syaraf autonom atau dengan secara langsung beraksi pada proses seluler yang diperlukan untuk salivasi. Obat-obatan juga dapat secara tidak langsung mempengaruhi saliva dengan mengubah keseimbangan cairan dan elektrolit atau dengan mempengaruhi aliran darah ke kelenjar (AI-Sa if: 1991).

Keadaan Fisiologis. Tingkat aliran saliva biasanya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan fisiologis. Pada saat berolahraga, berbicara yang lama dapat menyebabkan berkurangnya aliran saliva sehingga mulut terasa kering (AI-Saif,1991; Haskell dan Gayford,1990).Bernafas melalui mulut juga akan memberikan pengaruh mulut kering (Haskell dan Gayford,1990; Sonis dkk,1995)Gangguan emosionil, seperti stress, putus asa dan rasa takut dapat menyebabkan mulut kering. Hal ini disebabkan keadaan emosionil tersebut merangsang terjadinya pengaruh simpatik dari sistem syaraf autonom dan menghalangi sistem parasimpatik yang menyebabkan turunnya sekresi saliva (Haskell dan Gayford,1990).

Usia. Keluhan mulut kering sering ditemukan pada usia lanjut. Keadaan ini disebabkan oleh adanya perubahan atropi pada kelenjar saliva sesuai dengan pertambahan umur yang akan menurunkan produksi saliva dan mengubah komposisinya sedikit (Kidd dan Bechal, 1992; Sonis dkk, 1995).Seiring dengan meningkatnya usia, terjadi proses aging. Terjadi perubahan dan kemunduran fungsi kelenjar saliva, dimana kelenjar parenkim hilang yang digantikan oleh jaringan lemak dan penyambung, lining sel duktus intermediate mengalami atropi. Keadaan ini mengakibatkan pengurangan jumlah aliran saliva (Pedersen dan Loe, 1986; Sonis dkk,1995).Selain itu, penyakit- penyakit sistemis yang diderita pada usia lanjut dan obat-obatan yang digunakan untuk perawatan penyakit sistemis dapat memberikan pengaruh mulut kering pada usia lanjut (Ernawati, 1997).

Keadaan-keadaan lain. Agenesis dari kelenjar saliva sangat jarang terjadi, tetapi kadang-kadang ada pasien yang mengalami keluhan mulut kering sejak lahir.Hasil sialograf menunjukkan adanya cacat yang besar dari kelenjar saliva (Haskell dan Gayford, 1990).Kelainan syaraf yang diikuti gejala degenerasi, seperti sklerosis multiple akan mengakibatkan hilangnya innervasi kelenjar saliva, kerusakan pada parenkim kelenjar dan duktus, atau kerusakan pada suplai darah kelenjar saliva juga dapat mengurangi sekresi saliva (AI-Saif,1991).Belakangan telah dilaporkan bahwa pasien-pasien AIDS juga mengalami mulut kering, sebab terapi radiasi untuk mengurangi ketidaknyamanan pada sarkoma kaposi intra oral dapat menyebabkan disfungsi kelenjar saliva (AI- Sa if, 1991).

Penyebab terbanyak terjadinya xerostomia biasanya pada orang yang memiliki banyak penyakit, sehingga memungkinkan orang tersebut mengkonsumsi obat yang multivariasi/bermacam-macam. Pada usia lanjut, penyebab yang sering terjadi adalah kemunduran fungsi organ dan syaraf, bisa juga disebabkan oleh obat-obatan karena biasanya orang yang sudah lanjut usia memiliki banyak penyakit. Selain itu, mereka juga suka mencampur obat-obat dengan obat-obat tradisional yang mungkin dapat menyebabkan terjadinya xerostomia.

Cara Mendeteksi Xerostomia Yang Paling Sederhana :

Pada penderita tampak bibir pecah-pecah atau kering, dan halitosis.Kesulitan bicara, sulit makan dan menelan.Bibir lekat pada gigi (Lip Stick and Tongue Blade Signs) karena sel-sel epitelnya melekat pada email yang kering sehingga menyebabkan erosi dan karies pada permukaan akar dan ujung cusp. Pada kasus ini, karies akan terus meningkat meskipun OH baik.

Manifestasi Dalam MulutUmumnya perhatian terhadap saliva sangat kurang. Perhatian terhadap saliva baru timbul apabila terjadi pengurangan sekresi saliva yang akan menimbulkan gejala mulut kering atau xerostomia (AI-Saif, 1991; Amerongan, 1991; Kidd dan Bechal,1992; Sonis dkk,1995). Berbagai macaml masalah akan timbul bagi penderita keluhan mulut kering ini seperti yang terlihat pada tabel 4.

Akibat keluhan mulut kering (AI-Saif, 1991; Amerongan, 1991; Kidd dan Bechal, 1992; Sonis dkk,1995). Mukosa mulut kering, mudah teriritasi Sukar berbicara Sukar mengunyah dan menelan Persoalan dengan protesa Penimbunan lendir Rasa seperti terbakar Gangguan pengecapan Perubahan jaringan lunak Pergeseran dalam mikroflora mulut Karies gigi meningkat Radang periodonsium

Halitosis

Berkurangnya saliva menyebabkan mengeringnya selaput lendir, mukosa mulut menjadi kering, mudah mengalami iritasi dan infeksi.Keadaan ini disebabkan oleh karena tidak adanya daya lubrikasi infeksi dan proteksi dari saliva (Amerongan, 1991; Kidd dan Bechal, 1992). Proses pengunyahan dan penelanan, apalagi makanan yang membutuhkan pengunyahan yang banyak dan makanan kering dan kental akan sulit dilakukan. Rasa pengecapan dan proses bicara jugaakan terganggu (Kidd dan Bechal,1992; Amerongan,1991; Son is dkk, 1995).Kekeringan pada mulut menyebabkan fungsi pembersih dari saliva berkurang, sehingga terjadi radang yang kronis dari selaput lendir yang disertai keluhan mulut terasa seperti terbakar (Wall, 1990).Pada penderita yang memakai gigi palsu, akan timbul masalah dalam hal toleransi terhadap gigi palsu. Mukosa yang kering menyebabkan pemakaian gigi palsu tidak menyenangkan, karena gagal untuk membentuk selapis tipis mukus untuk tempat gigi palsu melayang pada permukaannya (Haskell dan Gayford,1990). Selain itu karena turunnya tegangan permukaan antara mukosa yang kering dengan permukaan gigi palsu (Kidd den Bechal,1992).Susunan mikroflora mulut mengalami perubahan, dimana mikroorganisme kariogenik seperti streptokokus mutans, laktobacillus den candida meningkat.Selain.itu, fungsi bakteriostase dari saliva berkurang. Akibatnya pasien yang menderita mulut kering akan mengalami peningkatan proses karies gigi, infeksi candida dan gingivitis (Amerongan,1991; Kidd dan Bechai,1992; Sonis dkk,1995).

Patogenesis XerostomiaSindrom Sjogren adalah salah satu penyebab utama terjadinya xerostomia, manifestasi yang biasanya disebabkan oleh kegagalan kelenjar saliva untuk berfungsi dengan baik.National Institute of Dental Research (NIDR) telah membuat kajian untuk meningkatkan pengetahuan tentang pembentukan, struktur, fungsi dan penyakit-penyakit dari kelenjar saliva dan untuk mengenalpasti pengaruh komponen-komponen saliva dalam kesihatan oral. NIDR cuba mencari untuk menggiatkan kajian asas dan klinikal, dalam epidemiologi, etiologi, patogenesis, diagnosis dan rawatan untuk xerostomia, yang ada hubungan dengan Sindrom Sjogren.

Patogenesis Suatu defek pada aktivitas kolinergik yang diperantarai oleh reseptor yang memicu disfungsi neuroepitel dan mengurangi sekresi kelenjar. Observasi bahwa water-channel protein aquaporin-5 mendistribusikan kembali (redistribute) dari membran apikal menuju ke sitoplasma sel-sel epitel asinar menawarkan teori alternatif lainnya untuk patogenesis sindrom Sjgren.

Patogenesis Sindrom Sjogren tidak dapat dipahami secara jelas.Sindrom Sjogren adalah bersifat kronik, multisistem dan autoimun.Secara immunologi, penyakit ini berhubungan dengan inflamasi exocrinopathy yang dimulai dengan infiltrasi periduktus di jaringan kelenjar saliva oleh sel plasma dan limfosit. Asini mengalami atrofi dan secara bertahap akan menghilang, seterusnya akan digantikan dengan infiltrasi limfosit. Sindrom Sjogren boleh disebabkan oleh abnormality sel-T atau kekurangan limfosit T yang seterusnya mengakibatkan aktiviti berlebihan dari komponen limfosit yang lain dan menghasilkan autoantibodi. Pada penderita xerostomia susunan mikroflora mulut mengalami perubahan, dimana mikroorganisme kariogenik seperti streptokokus mutans, laktobacillus den candida meningkat.Selain.itu, fungsi bakteriostasis (kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri penyakit) dari saliva berkurang. Akibatnya pasien yang menderita xerostomia akan mengalami peningkatan proses karies gigi, infeksi candida dan gingivitis (Amerongan,1991; Kidd dan Bechai,1992; Sonis dkk,1995). Pasti ada perbedaan.perbedaan ini banyak sekali factor. seperti yang kita ketahui bahwa xerostomia ini adalah penurunan jumlah saliva. secara otomatis saat saliva turun, maka komposisi protein dan elektrolit dalam saliva akan berubah-ubah juga. misalnya tiosianat yang bekerja bersama-sama lactoperoksidase yang akan menurun konsentrasinya saat flow rate sedang tinggi.e. HipersekresiTerjadi akibat sekresi saliva yang berlebihan, penyebabnya : pemakaian protesa baru gigi sedang erupsi pada anak-anak adanya peradangan akut pada mulutTerapi nya dengan menghilangkan atau memperbaiki faktor penyebabnya.

4. Kelainan pada mukosa palatuma. celah langit-langitb. malformasi langit5. Kelainan mukosa mulut, bibir, dan lidaha. Stomatitis

Sariawan merupakan salah satu penyakit yang populer, karena hampir setiap orang mengalami sariawan dalam hidupnya.nah lalu apakah anda mengetahui tentang sariawan? apakah sariawan? apa penyebab sariawan? bagaimana cara mengobati sariawan? pertanyaan tersebut sangat sering saya terima dari rekan2 saya maupun dari orang yang kebetukan bertemu. Dalam ilmu kedokteran gigi atau pun dalam ilmu kesehatan gigi sariawan tidak luput dari perhatian, mungkin beberapa orang menganggap enteng namun kenyataannya sangat menggang kita dalam aktifitas apa lagi kalau kita makan wahh... makanan mahal yang terasa enak sekalipun kalau kita sariawan tidak akan terasa nikmat di mulut.Sariawan merupakan bahasa awam untuk berbagai macam lesi/benjolan yang timbul di rongga mulut.Namun biasanya jenis sariawan yang sering timbul sehari-hari pada rongga mulut kita disebut (dalam istilah kedokteran gigi) Stomatitis Aftosa Rekuren.Gejalanya berupa rasa sakit atau rasa terbakar satu sampai dua hari yang kemudian bisa timbul luka (ulser) di rongga mulut. Rasa sakit dan rasa panas pada sariawan ini membuat kita susah makan dan minum. Sehingga kadang pasien dengan Sariawan datang ke dokter gigi dalam keadaan lemas.Ini sering menyerang siapa saja.Tidak mengenal umur maupun jenis kelamin.Biasanya daerah yang paling sering timbul Sariawan ini adalah di mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah serta di langit-langit.

Penyebab dari sariawan/satomatitis?

Sampai saat ini penyebab utama dari Sariawan belum diketahui. Namun para ahli telah menduga banyak hal yang menjadi penyebab timbulnya sariawan ini, diantaranya adalah :

Faktor General :Hormonal maupun penyakit sistemik.Stres.

Faktor Lokal:Overhang tambalan atau karies, protesa (gigi tiruan)Luka pada bibir akibat tergigit/benturan.Defisiensi (kekurangan) vitamin B12 dan zat besi.dll yang menyebabkan trauma pada gusi atau mukosa mulut.

Infeksi virus dan bakteri juga diduga sebagai pencetus timbulnya Sariawan ini. Ada pula yang mengatakan bahwa sariawan merupakan reaksi imunologik abnormal pada rongga mulut. Nah yang cukup sering terjadi pada kita, terutama warga kota yang sibuk, adalah stress. Faktor psilkologis ini (stress) telah diselidiki berhubungan dengan timbulnya Sariawan.

Cara mengatasinya Sariawan

Dengan mengetahui penyebabnya, diharapkan kita dapat menghindari timbulnya sariawan ini, diantaranya dengan menjaga kebersihan rongga mulut serta mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama yang mengandung vitamin B12 dan zat besi.Juga selain itu, jangan lupa untuk menghindari stress.Namun bila ternyata sariwan selalu hilang timbul, Anda dapat mencoba dengan kumur-kumur air garam hangat dan pergi ke dokter gigi untuk meminta obat yang tepat untuk sariawannya.Karena apabila kita tidak tau pasti kadang kita mengkonsumsi obat yang salah, karena pengobatannya sebaiknya juga berdasarkan faktor penyebabnya.Sebaiknya jangan di obati sembarangan karena kita tidak tahu apakah obat tersebut bersifat karsinogenik, atau merangsang kanker.

Ada artikel tentang yoghurt dapat mengobati sariawan, jadi apakah yoghurt bisa mengobati sariawan?Yoghurt mengandung lactobacillus, pada kondisi flora dan fauan mulut yang tidak seimbang, bakteri tersebut dapat membantu keseimbangan kebun binatang mulut.Macam macam stomatitis : Stomatitis apthosa rekurensGambaran klinis: Lesi pada mukosa oral didahului dengan timbulnya gejala seperti terbakar (prodormal burning) pada 2-48 jam sebelum ulserasi muncul Selama periode initial akan terbentuk daerah kemerahan pada area lokasi. Setelah beberapa jam, timbul papul, ulserasi, dan berkembang menjadi lebih besar setelah 48-72 jam. Lesi bulat, simetris, dan dangkal, tetapi tidak tampak jaringan yang sobek dari vesikel yang pecah. Mukosa bukal dan labial merupakan tempat yang paling sering terdapat ulserasi. Namun ulserasi juga dapat terjadi pada palatum dan ginggiva. berdiameter 1-5 cm dan berkembang lebih dalam. Lesi biasanya sangat sakit, mengganggu bicara dan makan. Lesi bisa bertahan berbulan-bulan, sembuh dalam waktu yang lama dan meninggalkan jaringan parut.

Penyebabnya terdapat pada gigi yang mengalami kerusakan. Gigi tersebut rusak sehingga permukaanny menjadi runcing/tajam.Ini menyebabkan bagian lateral lidah tergesek/terkena pada gigi yang abnormal itu, sehingga lidah menjadi luka.Waktu pemulihannya sekita dua minggu karena untuk penyembuhan lesi di dalam mulut terjadi 10-14 hari. Bila nutrisi tidak cukup/buruk, penyembuhanakan lama. Luka traumatik Stomatitis akibat gigi tiruan Stomatitis kontak Stomatitis nekrotikmerupakan ulserasi akut yang nyeri yang sering mengenai daerah tulang di bawahnya dan menyebabkan kerusakan jaringan yang cukup besar. Lesi ini dapat merupakan varian dari ulserasi aphthous, tetapi terjadi di daerah permukaan atas tulang dan berhubungan dengan kerusakan kekebalan tubuh yang parah. Lesi dapat juga terjadi didaerah edentulous.Seperti pada ulserasi aptosa mayor, pengobatan sistemik kortikosteroid atau steroid topical adalah pilihan untuk pengobatannya.

b. Leukoplakia

Leukoplakia adalah bercak atau plak putih yang melekat erat pada mukosa mulut, tidak dapat dikerok, dan etiologinya belum diketahui.Macam macam leukoplakia : Leukoplakia idiopatikLeukoplakia merupakan lesi putih yang tidak dapat dihilangkan dengan dikerok dan tidak dapat didiagnosis sebagai suatu penyakit tertentu.Leukoplakia dapat disebabkan oleh defisiensi vitamin A dan C, arus galvanik, candidiasis, iritasi kronis dan malnutrisi.Leukoplakia bisa mengenai semua usia, tetapi sebagian besar kasus terjadi pada pria antara usia 45 tahun dan 65 tahun.Sebagian besar leukoplakia (80%) adalah jinak, kasus sisanya adalah displastik atau kanker.Oleh karena itu kebanyakan leukoplakia tidak menunjukkan dysplasia secara histologis.Makroskopis :

Tidak dapat ditentukan atau dilihat apakah leukoplakia sudah berubah menjadi ganas (karsinoma sel skuamosa).Tampak berupa bercak-bercak putih sampai merah pada selaput lender mulut dengan permukaan rata, licin, sampai agak menonjol dan berbatas jelas.Leukoplakia pada palatum durum pada perokok berat dinamakan smokers palate.

Mikroskopis:

Bervariasi, dari perubahan jinak sampai keadaan keganasan.Terlihat adanya hyperplasia epitel gepeng berlapis, sebukan sel radang dalam jaringan ikat di bawah epitel, akantosis (penebalan spinosum), dysplasia (sel-sel bervariasi dalam ukuran, orientasi dan bentuk) dan atipia (sel-sel tak teratur, tanda ganas).Insiden leukoplakia umumnya lebih sering pada pria (9:1).Dapat terjadi di setiap tempat di rongga mulut, tetapi yang lebih sering adalah di mukosa pipi yang berhadapan dengan gigi Molar ke-3, permukaan atas dan bawah lidah, serta palatum.Leukoplakia sering merupakan tanda keganasan dan disebut juga sebagai pra kanker, terutama tipe eritrosit dan verukosa.Oleh karena itu, selalu perlu dibuat eksisi percobaan, diperiksa di bawah mikroskop untuk mengetahui apakah sudah terdapat tanda-tanda ganas seperti displasia dan atipia.

Etiologi:Etiologi belum pasti tetapi ada beberapa faktor predisposisi yaitu merokok, alkohol, radiasi UV, ketidak seimbangan hormone, galvanisme, gesekan kronis, kandidiasis, mikroorganisme dan trauma.

Manifestasi klinis: Leukoplakia termasuk dalam bentuk plak. Plak adalah suatu daerah yang menimbul padat, rata, dan diameternya lebih besar dari 1cm. Tepi-tepinya bisa landai dan kadang-kadang permukaan keratinnya berproliferasi, suatu keadaan yang dikenal sebagai lichenifikasi. Ditemukan di bibir, mukosa pipi, dan gusi. Tempat yang beresiko tinggi adalah dasar mulut, ventral lidah, lateral lidah, mukosa alveolar, gusi cekat mandibula, trigonum retromolar-palatum lunak, dan kompleks uvulo-palatal. Lesi awal dapat berupa warna kelabu atau sedikit putih yang agak transparan, berfissura atau keriput dan secara khas lunak dan datar. Permukaan lesinya dapat tampak licin dan homogeny, tipis dan mudah hancur, pecah-pecah, berkerut, verukoid, noduler, atau bercak-bercak. Warnanya dapat merupakan variasi lembut dari lesi-lesi putih translusen pucat sampai abu-abu atau putih-coklat. Biasanya batasnya tegas tetapi dapat juga berbatas tidak tegas . Dalam perkembangannya leukoplakia dapat berubah menjadi meluas dan menebal disebut leukoplakia homogen. Selanjutnya leukoplakia dapat berkembang menjadi granular atau nodular leukoplakia. Leukoplakia juga dapat berkembang an juga berubah bentuk menjadi eritoplakia. Leukoplakia akibat tembakau Eritroplakia Lekoderma Lekokeratosis palatum akibat nikotin Hairy leukoplakialesi ini biasanya terlihat pada permukaan lateral lidah, tetapi bisa meluas ke dorsal dan permukaan ventral. Lesi bisa berbagai ukuran dan bisa terlihat seperti striae putih vertical, berombak-ombak atau seperti plak-plak berbulu kasar dengan proyeksi rambut terlihat seperti keratin.Pada sebagian besar kasus.OHL bilateral dan asimtomatik.Ketika hal tersebut menjadi ke arah yang tidak nyaman biasanya dikaitkan dengan infeksi kandidiasis.OHL telah terbukti berhubungan dengan infeksi virus Epstein Barr local (EBV) dan terjadi paling sering pada pasien dengan limfosit CD4 kurang dari 200/ l.Pada Pemeriksaan histologi menunjukkan epitel hyperplasia merupakan ciri khas infeksi EBV.Kondisi ini biasanya tidak memerlukan tindakan tapi acyclovir oral, podophyllum resin topikal, retinoid, dan pembedahan dilaporkan sebagai pengobatan yang berhasil.

BAB VKelainan Jaringan Keras Gigi

PengertianKelainan jaringan keras gigi adalah terjadinya kerusakan pada email dan dentin yang disebabkan oleh berbagai rangsangan.

Penyebab kelainan jaringan keras gigi :1. Fisisa. Mekanis Trauma kecelakaan prosedur gigi latrogenik Pemakaian patologik Retak melalui badan gigi Perubahan barometrikb. Thermis Panas berasal dari preparasi kavita Panas eksotermik pada proses pengerasan semen Konduksi panas dan dingin melalui tumpatan tanpa semen base Panas friksional atau panas akibat pergesekan pada proses pemolasanc. ElektrisArus galvanis dari tumpatan yang tidak sama

2. Khemisa. Asam fosfat, monomer akrilikb. Erosi asam3. Bakteriologisa. Bakteri yang berhubungan dengan karies atau traumab. Invasi langsung dari pulpac. Kolonisasi mikrobal didalam pulpa oleh mikroorganisme blood borne ( anakoresis )

Jenis jenis kelainan jaringan keras gigi :A. Karies gigi

Pengertian pengertian karies dentin :Karies dentis adalah suatu penyakit jaringan keras gigi (email, dentin, dan sementum) yang bersifat kronik progresif dan disebabkan aktivitas jasad renik didalam karbohidrat yang dapat diragikan.Ditandati dengan demineralisasi jaringan keras dan diikuti kerusakan zat organiknya.Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi.Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang.Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian.Penyakit ini telah dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah menunjukkan bahwa penyakit ini telah dikenal sejak zaman perunggu, zaman besi, dan zaman pertengahan.Peningkatan prevalensi karies banyak dipengaruhi perubahan dari pola makan.Kini, karies gigi telah menjadi penyakit yang tersebar di seluruh dunia.Karies gigi adalah jaringan gigi yang mengalami kalsifikasi ditandai dengan demineralisasi dari bahan inorganik dan destruksi dari bahan organik dari gigi.Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pit, fissure, daerah interproksimal) meluas kearah pulpa.

Etiologi dari dental karies merupakan masalah yang kompleks dimana banyak faktor faktor yang tidak langsung mengaburkan penyebab langsung.Faktor penyebab terjadinya karies :1. Esensial faktora. gigi asli dengan permukaan yang rentanb. bakteri ( dental plak )Sifat kariogenik berkaitan dengan kemampuan untuk : membentuk asam dari substrat ( asidogenik ) menghasilkan kondisi dengan ph rendah (