makalah bunuh diri

15
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada zaman globalisasi ini, berbagai macam teknologi dari luar negeri telah memasuki Indonesia, kemajuan pengetahuan tentang teknologi pun telah berdampak baik dalam pengembangan Negara Indonesia, dan membantu Indonesia dalam membuka pasar bebas. Akan tetapi, globalisasi juga berdampak negatif terhadap moral generasi muda bangsa Indonesia. Generasi muda jaman sekarang lebih menginginkan yang instan dan tak mau melalui berbagai macam cobaan. Sehingga ketika kegagalan itu melanda generasi muda kita, maka kemungkinan yang akan terjadi adalah depresi yang luar biasa. Ketika sesorang mengalami depresi maka logikanya tak dapat digunakan lagi, yang berperan adalah emosional tanpa di dasari oleh kecerdasan spiritual Kejadian bunuh diri akhir-akhir ini perlu kita sadari disebabkan sulitnya seseorang untuk menerima apa yang telah terjadi dan putus asa karena masalah yang dibebannya , penyebab bunuh diri, antara lain karena seseorang yang mempunyai niat bunuh diri tidak mempunyai solusi lagi atas masalah yang dialami dan tidak ada tempat berkeluh kesah untuk mendapat solusi tentang masalahnya . ” percayalah saudara bahwa 1

Upload: ela-riya

Post on 06-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bunuh diri

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Bunuh Diri

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada zaman globalisasi ini, berbagai macam teknologi dari luar negeri telah

memasuki Indonesia, kemajuan pengetahuan tentang teknologi pun telah berdampak baik

dalam pengembangan Negara Indonesia, dan membantu Indonesia dalam membuka pasar

bebas. Akan tetapi, globalisasi juga berdampak negatif terhadap moral generasi muda bangsa

Indonesia. Generasi muda jaman sekarang lebih menginginkan yang instan dan tak mau

melalui berbagai macam cobaan. Sehingga ketika kegagalan itu melanda generasi muda kita,

maka kemungkinan yang akan terjadi adalah depresi yang luar biasa. Ketika sesorang

mengalami depresi maka logikanya tak dapat digunakan lagi, yang berperan adalah

emosional tanpa di dasari oleh kecerdasan spiritual

Kejadian bunuh diri akhir-akhir ini perlu kita sadari disebabkan sulitnya seseorang

untuk menerima apa yang telah terjadi dan putus asa karena masalah yang dibebannya ,

penyebab bunuh diri, antara lain karena seseorang yang mempunyai niat bunuh diri tidak

mempunyai solusi lagi atas masalah yang dialami dan tidak ada tempat berkeluh kesah untuk

mendapat solusi tentang masalahnya . ” percayalah saudara bahwa sesungguhnya kematian

itu memang akan datang dan menjemput kita dan janganlah kita yang mencoba menjemput

suatu kematian karena merupakan dosa besar “

\

2. Tujuan

a. Mengetahui definisi bunuh diri

b. Memahami motif seseorang melakukan bunuh diri

1

Page 2: Makalah Bunuh Diri

c. Mengetahui pandangan islam dalam menyikapi orang yang melakukan bunuh diri

d. Mengetahui hokum menyolati jenazah yang matinya dengan cara bunuh diri

e. Mengetahui hukum bom bunuh diri

f. Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam

2

Page 3: Makalah Bunuh Diri

BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Bunuh Diri

Bunuh diri adalah perbuatan menghentikan hidup sendiri yang dilakukan oleh

individu itu sendiri atau atas permintaannya.

Dalam pandangan islam bunuh diri adalah perbuatan yang sangat keji, dan termasuk

dosa yang sangat besar. Dimana, kegiatan bunuh diri ini adalah kegiatan manusia-manusia

pengecut/pecundang hidup (looser), sebab kekalahan memang sudah mutlak menjadi milik

mereka jika mereka membunuh dirinya sendiri.

2. Motif Bunuh Diri

Pada dasarnya, segala sesuatu itu memiliki hubungan sebab akibat (ini adalah

sistematika). Dalam hubungan sebab akibat ini akan menghasilkan suatu alasan atau sebab

tindakan yang disebut motif. Motif bunuh diri ada banyak macamnya. Disini penulis

menggolongkan :

a. Dalam kategori sebab, misalkan :

1. Dilanda keputusasaan dan depresi

2. Cobaan hidup dan tekanan lingkungan.

3. Gangguan kejiwaan / tidak waras (gila).

3

Page 4: Makalah Bunuh Diri

4. Himpitan Ekonomi atau Kemiskinan (Harta / Iman / Ilmu)

5. Penderitaan karena penyakit yang berkepanjangan.

b. Dalam ilmu sosiologi, ada tiga penyebab bunuh diri dalam masyarakat, yaitu

1. egoistic suicide (bunuh diri karena urusan pribadi),

2. altruistic suicide (bunuh diri untuk memperjuangkan orang lain), dan

3. anomic suicide (bunuh diri karena masyarakat dalam kondisi kebingungan).

3. Pandangan Islam

a. Ayat Al-Qur'an tentang larangan bunuh diri

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu

dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-

suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu." (An-Nisa' : 29)

"Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah

mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al Qur'an)."

(QS. Al-Kahfi ; 6)

b. Hadits-Hadits tentang larangan bunuh diri

Hadits 86. (Shahih Muslim) Dari Abu Hurairah ra, katanya Rasulullah saw.,

bersabda : “Siapa yang bunuh diri dengan senjata tajam, maka senjata itu akan

ditusuk-tusukannya sendiri dengan tangannya ke perutnya di neraka untuk selama-

lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan racun, maka dia akan meminumnya pula

sedikit demi sedikit nanti di neraka, untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri

dengan menjatuhkan diri dari gunung, maka dia akan menjatuhkan dirinya pula nanti

(berulang-ulang) ke neraka, untuk selama-lamanya.”

Hadits 87. (Shahih Muslim) Dari Tsabit bin Dhahhak ra, dari Nabi saw., sabdanya :

“Tidak wajib bagi seseorang melaksanakan nazar apabila dia tidak sanggup

4

Page 5: Makalah Bunuh Diri

melaksanakannya.” “Mengutuk orang Mu’min sama halnya dengan membunuhnya.”

“Mengadakan tuduhan bohong atau sumpah palsu untuk menambah kekayaannya

dengan menguasai harta orang lain, maka Allah tidak akan menambah baginya,

bahkan akan mengurangi hartanya.”

Hadits 88. (Shahih Muslim) Dari Tsabit bin Dhahhak ra, katanya Nabi saw.,

sabdanya : “Siapa yang bersumpah menurut cara suatu agama selain Islam, baik

sumpahnya itu dusta maupun sengaja, maka orang itu akan mengalami sumpahnya

sendiri. “Siapa yang bunuh diri dengan suatu cara, Allah akan menyiksanya di neraka

jahanam dengan cara itu pula.”

Hadits 89. (Shahih Muslim) Dari Abu Hurairah ra, katanya : “Kami ikut perang

bersama-sama Rasulullah saw., dalam perang Hunain. Rasulullah saw., berkata

kepada seorang laki-laki yang mengaku Islam, “Orang ini penghuni neraka.” Ketika

kami berperang, orang itu pun ikut berperang dengan gagah berani, sehingga dia

terluka. Maka dilaporkan orang hal itu kepada Rasulullah saw., katanya “Orang yang

tadi anda katakan penghuni neraka, ternyata dia berperang dengan gagah berani dan

sekarang dia tewas.” Jawab Nabi saw., “Dia ke neraka.” Hampir saja sebahagian

kaum muslimin menjadi ragu-ragu. Ketika mereka sedang dalam keadaan demikian,

tiba-tiba diterima berita bahwa dia belum mati, tetapi luka parah. Apabila malam

telah tiba, orang itu tidak sabar menahan sakit karena lukanya itu. Lalu dia bunuh diri.

Peristiwa itu dilaporkan orang pula kepada Nabi saw. Nabi saw., bersabda, :

“Kemudian beliau memerintahkan Bilal supaya menyiarkan kepada orang banyak,

bahwa tidak akan dapat masuk surga melainkan orang muslim (orang yang tunduk

patuh).

Hadits 90. (Shahih Muslim) Dari Syaiban ra., katanya dia mendengar Hasan ra,

bercerita : “Masa dulu, ada seorang laki-laki keluar bisul. Ketika ia tidak dapat lagi

menahan sakit, ditusuknya bisulnya itu dengan anak panah, menyebabkan darah

banyak keluar sehingga ia meninggal. Lalu Tuhanmu berfirman : Aku haramkan

baginya surga.” (Karena dia sengaja bunuh diri.) Kemudian Hasan menunjuk ke

masjid sambil berkata, “Demi Allah! Jundab menyampaikan hadits itu kepadaku dari

Rasulullah saw., di dalam masjid ini.”

5

Page 6: Makalah Bunuh Diri

4. Hukum Menyolati Orang Mati Bunuh Diri

Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum menyalati jenazah orang-orang fasik

(al-fussaaq), seperti orang yang tidak shalat dan tidak berzakat (namun masih meyakini akan

kewajibannya), orang pezina, peminum khamr, termasuk juga yang bunuh diri. Sebagian

ulama seperti Umar bin Abdul Aziz dan al-Auza’i berpendapat bahwa jenazah orang fasik

tidaklah dishalati. Imam Abu Hanifah dan para sahabatnya menyetujui pendapat itu khusus

untuk orang yang memberontak (al-baaghi) dan orang pembegal (al-muharib). Dalam salah

satu riwayatnya, Imam Syafi’i sepakat dengan pendapat itu khusus untuk para pembegal

(qathi’uth tahriq).

Sementara di sisi lain, Imam Malik, Syafi’i, Abu Hanifah, dan jumhur ulama

berpendapat bahwa jenazah orang fasik tetap wajib dishalati. (Imam Syaukani, Nailul Authar,

[Beirut : Dar Ibn Hazm], 2000. hal. 746; Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, I/191-192; Imam

Shan’ani, Subulus Salam, II/99).

Menurut pentarjihan kami, pendapat jumhur ulama ini lebih kuat (rajih) dikarenakan

dalilnya lebih kuat. Jadi, jenazah orang-orang fasik (al-fussaaq) tetap wajib hukumnya

dishalati. Sebab mereka adalah muslim, bukan kafir. Maka menyalati mereka hukumnya

tetap wajib secara fardhu kifayah (Imam Syirazi, Al-Muhadzdzab, I/135).

Dalilnya antara lain sabda Nabi SAW, “Shalatlah kamu di belakang siapa saja yang

mengucapkan laa ilaaha illallah dan shalatilah oleh kamu siapa saja yang mengucapkan laa

ilaaha illallah.” (shallu khalfa man qaala laa ilaaha illallah wa shallu ‘ala man qaala laa

ilaaha illallah) (HR Ad-Daruquthni dan Ath-Thabrani) (Lihat Imam Syaukani, Nailul

Authar,. hal. 597, Bab Maa Ja`a fi Imamah al-Fasiq).

Imam Syaukani berkata,”Shalat jenazah atas orang fasik telah ditunjukkan oleh hadits

shallu ‘ala man qaala laa ilaaha illallah sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya pada

bab Maa Ja`a fi Imamah al-Fasiq sebagai salah satu bab mengenai shalat jamaah.” (Imam

Syaukani, Nailul Authar, hal. 746).

Adapun bagi para pemimpin atau tokoh masyarakat (al-fudhalaa`), seperti imam

(khalifah) atau para ulama (ahlul ‘ilmi wa ad-diin), maka boleh tidak menyalati jenazah

orang-orang fasik itu, sebagai hukuman (‘uqubah) dan pelajaran (ta`diib) atas jenazah yang

bersangkutan, sekaligus sebagai celaan/kecaman (zajran) agar orang banyak tidak

6

Page 7: Makalah Bunuh Diri

menirunya. (Imam Shan’ani, Subulus Salam, II/99; Nashiruddin Al-Albani, Ahkamul Jana`iz,

[Riyadh : Maktabah al-Maarif], 1992, hal. 108-109)

Dalilnya antara lain hadits dari Zaid bin Khalid al-Juhaniy RA, bahwa seorang laki-

laki dari kaum muslimin meninggal dunia di Khaibar dan hal itu telah diberitahukan kepada

Rasulullah SAW. Maka Rasulullah SAW berkata,“Shalatilah teman kamu itu!” Maka

berubahlah wajah orang-orang karena perkataan Rasuluillah itu. Maka tatkala Rasulullah

melihat keadaan mereka itu, berkatalah Rasululah,“Sesungguhnya temanmu itu telah

mengambil harta secara curang di jalan Allah.” Maka kami pun memeriksa harta laki-laki

tadi dan kami dapati ada sebuah untaian mutiara (kharaz) milik kaum Yahudi senilai dua

dirham.” (HR Khamsah, kecuali Tirmidzi) (Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, hal. 746).

Dalil lainnya adalah hadits Jabir bin Samurah RA, bahwa seorang laki-laki telah

membunuh dirinya sendiri dengan tombak maka Nabi SAW tidak menyalatinya.” (HR

Muslim) (Imam Sha’ani, Subulus Salam, II/99).

Imam Tirmidzi mengomentari hadits Jabir bin Samurah di atas (atau yang semakna

dengannya) dengan mengatakan,”…Para ulama (ahlul ‘ilmi) telah berbeda pendapat dalam

masalah ini. Sebagian mereka berkata,’Dishalati setiap siapa saja yang shalat menghadap

kiblat, juga setiap orang yang bunuh diri. Inilah pendapat Sufyan Ats-Tsauri dan Ishaq.

Ahmad berkata,’Imam [khalifah] tidak menyalati orang yang bunuh diri, sedangkan selain

imam menyalatinya.” (Nashiruddin Al-Albani, Ahkamul Jana`iz, hal. 110).

Dari seluruh uraian di atas, jelaslah bahwa jenazah orang yang bunuh diri tetap wajib

dishalati oleh kaum muslimin. Hanya saja bagi para pemimpin dan pemuka masyarakat,

sebaiknya tidak menyalatinya, sebagai celaan kepada jenazah yang bersangkutan dan agar

orang banyak tidak melakukan dosa yang serupa. Wallahu a’lam bish-shawab

5. Hukum Bom Bunuh Diri

Syaikh rahimahullah berkata tatkala menerangkan hadist tentang kisah “Ashabul

Ukhdud” (orang-orang yg memuntuk parit), ketika menyebutkan faidah-faidah yg terdpt

dalam kisah tersebut, ‘bahwasa seseorang dibenaran mengorbankan diri untuk kepentingan

orang banyak, krn pemuda ini memberitahukan kpd raja cara membunuh yaitu dgn

mengambil anak panah milik pemuda itu” [1]

7

Page 8: Makalah Bunuh Diri

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : ‘Karena hal ini mrpk jihad fi

sabilillah, yg menyebabkan orang banyak beriman, sedangkan pemuda tadi tdk rugi krn ia

telah mati, dan memang ia akan mati cepat atau lambat”

Adapun peruntukan sebagian orang yg mengorbankan diri, dgn jalan membawa bom

kemudian ia datang kpd kaum kuffar lalu meledakkan mrpk bentuk bunuh diri Ã

¢â‚¬â€œsemoga Allah melindungi kita-. Barangsiapa yg melakukan bunuh diri maka ia kekal

di Neraka Jahannam selama seperti telah disinyalir oleh sebuah hadits Nabi Shallallahu

‘alaihi wa sallam [2], krn orang tersebut melakukan bunuh diri bukan untuk kemaslahatan

agama Islam. Sebab jika ia membunuh diri serta membunuh sepuluh, seratus atau dua ratus

orang, hal itu tdk mendatangkan manfaat bagi Islam dan tdk ada orang yg mau masuk Islam,

berbeda dgn kisah pemuda tadi. Bahkan boleh jadi hal ini akan memunculkan kemarahan di

hati para musuh sehingga mereka membinasakan kaum muslimin dgn sekuat tenaga.

Contoh apa yg diperuntuk oleh orang-orang Yahudi terhadap orang-orang Palestina.

Jika di antara penduduk Palestina satu orang yg mengorbankan diri dan ia bisa membunuh

enam, atau tujuh orang, maka orang-orang Yahudi akan membalas dgn memakan korban

enam puluh orang atau lebih. Hal tersebut tdklah memberikan manfaat bagi kaum muslimin,

dan tdk pula orang yg melakukannya.

Oleh sebab itu, kami berpandangan bahwasa peruntukan yg dilakukan oleh sebagian

orang dgn mengorbankan diri termasuk peruntukan bunuh diri yg tdk sesuai dgn kebenaran,

dan menyebabkan pelaku masuk ke dalam neraka –semoga Allah melindungi kita-.

Pelaku pun tdk dikatagorikan sebagai syahid. Akan tetapi jika pelaku beranggapan bahwasa

hal itu dbenarkan, maka kami berharap mudah-mudahan ia terbebas dari dosa, tetapi tetap

saja tdk dikatagorikan sebagai syahid, krn ia tdk menempuh jalan orang yg syahid. Dan

barangsiapa yg berijtihad lalu ia salah maka bagi satu pahala [3].

Orang yg meletakkan bom di badan lalu meledakkan diri di kerumunan musuh mrpk

suatu bentuk bunuh diri dan ia akan disiksa di Neraka Jahannam selamanya, disebabkan

peruntukan tersebut, sebagaimana telah disebutkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

bahwa orang yg membunuh diri dgn sesuatu ia akan disiksa krn di Neraka Jahannam.

8

Page 9: Makalah Bunuh Diri

Sungguh aneh orang-orang yg melakukan peruntukan tersebut, sedangkan mereka

membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Arti : Dan janganlah kamu membunuh diri ; sesungguh Allah ialah Maha Penyayg

kpdmu” [An-Nisa’ : 29]

Akan tetapi mereka tetap saja melakukannya, apakah mereka mendptkan sesuatu ?

Apakah musuh telah kalah ? Ataukah sebaliknya, mereka semakin keras terhadap orang-

orang yg melakukan peuntukan ini, seperti yg sedang terjadi di negeri Yahudi, di mana

peruntukan-peruntukan tersebut menjadikan mereka semakin sombong bahkan kami

menemukan data bahwasa Negara Yahudi pada pertemuan terakhir golongan kanan menang

yaitu mereka yg ingin menguasai bangsa arab.

Akan tetapi orang yg beruntuk seperti ini yg beranggapan bahwa ini ialah

perngorbanan di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala kami mohon kpd Allah agar ia tdk disiksa

krn telah menakwilkan dgn takwil yg salah.

Adapun beralasan dgn kisah pemuda tadi, maka peruntukan pemuda tersebut

menjadikan orang masuk Islam bukan menghancurkan musuh. Oleh krn itu, ketika raja

mengumpulkan orang banyak lalu ia mengambil anak panah dari tempat pemuda itu seraya

berkata : Dengan nama Allah tuhan pemuda ini, orang-orang pun berteriak : Tuhan ialah

Tuhan pemuda ini, sehingga menghasilkan ke-Islaman orang banyak. Apabila terjadi seperti

kisah pemuda ini maka bolehlah beralasan dgn kisah tersebut. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa

sallam menceritakan kpd kita agar diambil sebagai pelajaran. Akan tetapi orang-orang yg

beranggapan bahwasa boleh membunuh diri mereka jika mampu membunuh sepuluh atau

seratus dari pihak musuh, hal itu hanyalah menimbulkan kemarahan dalam diri musuh serta

mereka semakin berpegang dgn keyakinan mereka.

9

Page 10: Makalah Bunuh Diri

BAB III

PENUTUP

1. Simpulan

Dari pembahasan tentang bunuh diri di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa,

bunuh diri merupakan suatu hal yang dilarang oleh agama islam. Dosa yng sangat besar

apabila seseorang melakukan perbuatan tersebut. Orang yang melakukan perbuatan bunuh

diri sangat disayangkan sekali,karena menyia-nyiakan hidup. Yang lebih penting ALLAH

SWT sangat membeci perbuatan tersebut.

2. Saran

a. Perbanyak Istighfar

b. Lebih mendekatkan diri pada Allah SWT

c. Lebih mensyukuri nikmat dari-Nya

d. Ridha dengan semua kehendak-Nya

e. Belajar mengontrol Emosional

10