penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

31
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Penyuluhan Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Azwar, 1983; Machfoedz, 2005:46). 2. Sasaran Penyuluhan Sasaran penyuluhan merupakan pihak yang akan diberikan pendidikan kesehatan, dibagi menjadi : a. Masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat pedesaan,  b. Masyarakat dalam kelompok tertentu, seperti wanita, pemuda, remaja, kelompok pendidikan mulai dari TK sampai perguruan tinggi, c. Sasaran individu dengan teknik pendidikan kesehatan individual. 3. Metode Penyuluhan Metode penyuluhan dibagi menjadi beberapa yaitu, a. Metode berdasarkan tujuan Tujuan dapat dikelompokkan menjadi tiga bidang yaitu  pengertian , sikap, dan ketampilan atau tindakan (Machfoedz et.al., 2005:58). Apabila tujuan yang ingin dicapai adalah mengembangkan pengertian, maksudnya agar peserta penyuluhan

Upload: yunisetyaningrum

Post on 06-Apr-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 1/31

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.  Tinjauan Teori

1.  Pengertian Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang

dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan

(Azwar, 1983; Machfoedz, 2005:46).

2.  Sasaran Penyuluhan

Sasaran penyuluhan merupakan pihak yang akan diberikan pendidikan

kesehatan, dibagi menjadi :

a.  Masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat pedesaan,

 b.  Masyarakat dalam kelompok tertentu, seperti wanita, pemuda,

remaja, kelompok pendidikan mulai dari TK sampai perguruan

tinggi,

c.  Sasaran individu dengan teknik pendidikan kesehatan individual.

3.  Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan dibagi menjadi beberapa yaitu,

a.  Metode berdasarkan tujuan

Tujuan dapat dikelompokkan menjadi tiga bidang yaitu

 pengertian, sikap, dan ketampilan atau tindakan (Machfoedz et.al.,

2005:58). Apabila tujuan yang ingin dicapai adalah

mengembangkan pengertian, maksudnya agar peserta penyuluhan

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 2/31

tahu dan paham, maka menggunakan tulisan atau lisan sudah

cukup.

Apabila yang dibidik melalui penyuluhan adalah

mengembangkan sikap, maka penyuluh perlu membuat sasaran

merasakan atau menyaksikan, misal melalui video, foto, atau film.

Sedangkan demonstrasi, memperagakan, atau membiarkan sasaran

mencoba sendiri, digunakan untuk mengembangkan ketrampilan.

 b.  Metode berdasarkan sasaran

1)  Metode pendidikan perorangan

Metode ini digunakan untuk membina perilaku baru,

atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu

  perubahan perilaku atau inovasi (Notoatmodjo, 2007:57),

meliputi :

a)  Bimbingan dan penyuluhan

 b)  Wawancara

Kedua cara tersebut dapat membantu individu

memiliki hubungan yanglebih intensif dan penyelesaian

masalah individu dapat lebih spesifik sesuai yang dihadapi

invidu.

2)  Metode pendidikan kelompok 

Jumlah peserta dalam kelompok menjadi standar untuk 

menentukan metode penyuluhan yang sesuai. Berikut ini

 pembagian metode berdasarkan besar kecilnya kelompok :

a)  Kelompok Besar 

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 3/31

Kelompok dapat digolongkan ke dalam

kelompok besar jika pesertanya lebih dari 15 orang

(Notoatmodjo, 2007:58). Metode yang sesuai

untuk kelompok ini adalah metode ceramah dan

seminar.

(1) Ceramah

Merupakan penyampaian materi secara

lisan untuk peserta yang berjumlah banyak 

(Machfoedz et.al., 2005:40) dan dapat

digunakan untuk yang berpendidikan tinggi

maupun rendah (Notoatmodjo, 2007:58).

(2) Seminar 

Seminar adalah suatu penyajian atau

 presentasi dari satu ahli atau beberapa ahli

tentang suatu topik yang dianggap penting

dan biasanya dianggap hangat di

masyarakat (Notoatmodjo, 2007:59).

Metode ini hampir sama dengan ceramah

tetapi lebih cocok digunakan untuk peserta

yang memiliki pendidikan menengah ke

atas.

 b)  Kelompok Kecil

Kelompok kecil adalah kelompok yang jumlah

 pesertanya kurang dari 15 orang, berikut ini metode

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 4/31

yang cocok digunakan: diskusi kelompok, curah

  pendapat, bola salju, kelompok-kelompok kecil,

memainkan peran, dan simulasi (Notoatmodjo,

2007: 59).

(1) Diskusi kelompok 

Diskusi kelompok dapat dimulai untuk 

3-15 orang yang akan membahas satu

materi dan dipimpin oleh satu orang sebagai

ketua (Machfoedz et.al., 2005:40), diskusi

ini dimulai oleh ketua dengan cara

melontarkan pertanyaan yang berhubungan

dengan tema untuk memancing seluruh

anggota berpendapat. Agar terjadi diskusi

yang hidup maka pemimpin kelompok 

harus mengarahkan dan mengatur jalannya

diskusi sehingga semua orang dapat

kesempatan berbicara dan tidak 

menimbulkan dominasi dari salah seorang

 peserta (Notoatmodjo, 2007:59).

Sedangkan ada peserta yang tidak 

mendapat kesempatan untuk berpendapat,

waktunya lama dan tidak dapat diikuti oleh

  peserta yang pengetahuannya kurang

(Machfoedz et.al., 2005: 40).

(2) Curah pendapat

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 5/31

Merupakan modifikasi dari metode

diskusi kelompok. Pada prinsipnya curah

  pendapat hampir sama dengan diskusi

kelompok, bedanya pada permulaannya

ketua kelompok memancing dengan satu

masalah kemudian tiap peserta memberikan

  pendapatnya. Dicatat semuanya kemudian

didiskusikan bersama (Notoardmodjo,

2007:60).

(3) Bola salju

Kelompok dibagi menjadi berpasang-

  pasangan kemudian diberikan pertanyaan

atau masalah untuk dibahas. Setelah itu

setiap pasang disatukan kembali dalam satu

kelompok semula dan menarik kesimpulan.

Jadi seluruh anggota kelompok berdiskusi

dengan menggunakan metode ini

(Notoardmodjo, 2007:60).

(4) Kelompok-kelompok kecil (buzz group)

Kelompok dibagi menjadi kelompok-

kelompok kecil yang diberikan masalah

yang sama atau berbeda dengan kelompok 

lain kemudian mereka diminta untuk 

mendiskusikannya dan hasilnya

didiskusikan kembali melalui kelompok 

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 6/31

  besar kemudian ditarik kesimpulan

(Notoatmodjo, 2007: 60).

(5) Memainkan peran

Metode ini mirip sekali dengan

memainkan drama, setiap anggota yang

akan menjadi pemerannya. Misalnya ada

sebuah ilustrasi dan mereka diminta untuk 

memperagakannya.

(6) Permainan simulasi

Permainan ini merupakan gabungan

antara memainkan peran dengan diskusi

kelompok tetapi dikemas dalam bentuk 

  permainan. Jenis permainan yang

digunakan misalnya monopoli, beberapa

akan menjadi pemain dan sebagian menjadi

narasumber.

c)  Metode pendidikan massa

Metode ini cocok untuk 

mengkomunikasikan pesan kesehatan untuk 

masyarakat. Contoh metode tersebut yaitu ceramah

umum, pidato-pidato atau diskusi melalui media

elektronik, simulasi, tulisan-tulisan di majalah, dan

billboard  (Notoatmodjo, 2007: 61). Metode ± 

metode tersebut dirancang untuk dapat ditayangkan

atau disebarluaskan dengan mudah, tetapi

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 7/31

  pemahaman masyarakat tidak dapat langsung

diukur.

4.  Langkah-langkah Merencanakan penyuluhan (Machfoedz et.al., 2005:51)

a.  Mengenal masalah, masyarakat, dan wilayah

 b.  Menentukan prioritas

c.  Menentukan tujuan penyuluhan

d.  Menentukan sasaran penyuluhan

e.  Menentukan isi penyuluhan

f.  Menentukan metode yang akan digunakan

g.  Memilih alat-alat peraga

h.  Menyusun rencana penilaian

i.  Menyusun rencana kerja

5.  Faktor-faktor yang mempengaruhi penyuluhan

Tercapainya tujuan pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu faktor  input  atau masukan, faktor metode, faktor materi,

 pendidik, dan alat peraga (Notoatmodjo, 2007:56).

a.  Faktor input yaitu peserta didik, kemampuannya dalam menerima

materi yang disampaikan dipengaruhi oleh:

1)  Kematangan, yaitu kematangan baik secara fisik, psikis,

dan sosial.

2)  Pengetahuan yang diperoleh sebelumnya, yaitu

  pengetahuan yang diperoleh baik melalui lembaga

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 8/31

  pendidikan formal, non formal, maupun melalui

 pengalaman sebelumnya.

3)  Motivasi, yaitu pendorong untuk mempelajari. Apabila

  peserta memiliki dorongan yang tinggi untuk 

memperlajari materi yang disampaikan, peserta akan

lebih memperhatikan.

 b.  Metode penyampaian

merupakan bagaimana cara menyampaikan yang pada dasarnya

merupakan metode belajar-mengajar (Machfoedz et.al., 2005: 39)

yang dibagi menjadi metode diktatik (satu arah) dan sokratik (dua

arah). Metode diktatik menuntut pendidik aktif dan peserta

 biasanya pasif, misalnya tulisan, ceramah, siaran radio, dan lain-

lain. Sedangkan metode sokratik , peserta dan pendidik keduanya

aktif dan terjadi timbal balik, misalnya diskusi, demonstrasi,

lokakarya, dan lain-lain.

c.  Materi

Materi yang disampaikan juga mempengaruhi pemahaman

  peserta. Semakin komplek, tidak jelas, dan banyak beban tugas

yang harus dipikul akan membuat mempersulit peserta

(Machfoedz et.al., 2005:36). Dengan demikian penyaji harus

memilih materi dengan tepat. Materi yang benar-benar penting

dan penyampaiannya runtut dan jelas.

d.  Alat bantu peraga

Keberadaan alat bantu atau peraga akan mempengaruhi

kemudahan peserta mengingat dan memahami materi. Seperti

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 9/31

yang diterangkan melalui kerucut Edgar Dale, yang membagi alat

  peraga menjadi 11 macam sekaligus menggambarkan tingkat

intensitas tiap-tiap alat tersebut dalam sebuah kerucut. Di bagian

yang paling dasar adalah benda asli dan yang paling atas adalah

kata-kata. Artinya benda asli memiliki intensitas paling tinggi

dalam membantu mempersepsikan bahan pendidikan. Sedangkan

kata-kata sangat kurang efektif (Notoarmodjo, 2007:63)

e.  Pendidik,

Keberadaan pendidik sangat penting sebagai pihak yang

menyampaikan materi. Pendidik harus mampu menyampaikan

materi dengan jelas, sehingga peserta paham terhadap materi yang

disampaikan.

6.  Penyuluhan metode ceramah

a.  Pengertian ceramah

Merupakan penyampaian materi secara lisan untuk peserta

yang berjumlah banyak (Machfoedz et.al., 2005:40) dan Notoatmodjo

(2007) menjelaskan bahwa ceramah adalah cara penyampaian bahan

 pelajaran dengan komunikasi lisan.

 b.  Keuntungan metode ceramah

1)  Ekonomis dan efektif untuk menyampaikan informasi dan

 pengertian (Notoatmodjo, 2007: 177),

2)  Mudah, murah, dan dapat diikuti oleh peserta didik dalam

 jumlah banyak (Machfoedz et.al., 2005:40).

c.  Kekurangan metode ceramah

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 10/31

1)  Kurang diketahuinya umpan balik dan sulit untuk dinilai hasilnya

(Machfoedz et.al., 2005:40).

d.  Penggunaan metode ceramah

1)  Digunakan untuk jumlah peserta yang banyak,

2)  Digunakan jika bahan langka,

3)  Untuk memberikan pengantar atau petunjuk bagi format lain,

4)  Digunakan untuk keperluan penyampaian informasi dan

 pengertian (Notoatmodjo, 2007:177)

e.  Persiapan ceramah, meliputi :

1)  Persiapan materi dan mempelajarinya dengan sistematika yang

 baik,

2)  Persiapan alat-alat bantu penyuluhan seperti  slide, modul, leaflet,

 sound system dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007:58).

f.  Pelaksanaan ceramah

Bagian ini merupakan kunci keberhasilan ceramah, sehingga

 penceramah seharusnya dapat menguasai sasaran. Hal-hal yang dapat

dilakukan untuk menguasai sasaran :

1)  Sikap dan penampilan harus meyakinkan, tidak ragu-ragu, dan

gelisah,

2)  Suara cukup keras dan jelas,

3)  Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah,

4)  Berdiri di depan,

5)  Menggunakan alat-alat bantu semaksimal mungkin (Notoatmodjo,

2007:58).

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 11/31

7.  Penyuluhan metode diskusi

a.  Pengertian

Diskusi merupakan metode yang berfokus pada mahasiswa

( student centered method). Metode ini memberikan peluang kepada

mahasiswa untuk aktif mengkomunikasikan dan mensosialisasikan

gagasan dan konsep, memanfaatakan sumber-sumber informasi dari

kelompoknya, penerapan teori-teori yang pernah diperoleh dan

memberikan respon kepada dosen apa sebenarnya yang telah

diperoleh mahasiswa dalam kuliah. Diskusi di samping dapat

mengukur apakah mahasiswa sudah membaca buku atau belum, dapat

  juga mengukur seberapa kritis dan kreatif gagasan dan pendapat

mereka (Tim penulis MPT; Mubarak et.al., 2007: 183)

Diskusi adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui

wahana tukar pendapat dan informasi berdasarkan pengetahuan dan

 pengalaman yang telah diperoleh diperoleh guna memecahkan suatu

masalah, memperjelas sesuatu bahan serta pelajaran dan mencapai

kesepakatan (Mubarak et.al., 2007:184).

 b.  Jenis diskusi

1)  Diskusi forum

Diskusi yang digunakan untuk kelompok yang jumlah

anggotanya sejumlah 25 orang atau lebih disebut diskusi forum.

Diskusi ini membutuhkan seorang narasumber dan moderator 

(Machfoedz et.al., 2005:40). Diskusi forum berbeda dengan

diskusi kelompok, dalam diskusi kelompok posisi seluruh anggota

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 12/31

kelompok sama sedangkan dalam diskusi forum ada seorang yang

memiliki pengetahuan lebih sebagai narasumber.

2)  Diskusi kelompok kecil (whole group)

Diskusi dengan anggota kelompok kurang dari 15 orang.

3)   Buzz group 

Kelompok dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang

diberikan masalah yang sama atau berbeda dengan kelompok lain

kemudian mereka diminta untuk mendiskusikannya dan hasilnya

didiskusikan kembali melalui kelompok besar kemudian ditarik 

kesimpulan (Notoatmodjo, 2007: 60).

4)   P anel  

Diskusi dengan kelompok kecil 3-6 orang, yang

mendiskusikan tema tertentu, dipimpin oleh seorang moderator.

Diskusi ini dapat berhadapan langsung dengan audience maupun

tidak, misalnya diskusi panel di televisi.

5)  S undicate group 

Diskusi kelompok kecil terdiri 3-6 orang untuk mendiskusikan

topik tertentu. Pendidik menjelaskan permasalahan yang akan

dibahas secara umum dan membagi aspek yang berbeda pada setiap

kelompok. Setelah selesai, setiap kelompok akan

mempresentasikan hasilnya, didiskusikan, dan diambil kesimpulan

6)   Brain stroming group 

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 13/31

Kelompok menyumbang ide-ide baru tanpa dinilai segera

(Mubarak et.al., 2007: 186), anggota kelompok mengungkapkan

 pendapat berdasarkan pengetahuan sementara yang dimilikinya.

7)  S imposium 

Dalam metode tersebut, beberapa orang membahas tentang

  berbagai aspek dari suatu subyek tertentu, dan membacakan

dimuka peserta simposium secara singkat (5-20 menit).

Kemudian diteruskan dengan pertanyaan dan sanggahan dari

  penyanggah maupun dari peserta. Bahasan dan sanggahan itu

selanjutnya dirumuskan (Mubarak et.al., 2007: 187).

8)   I nformal debate 

Merupakan bentuk diskusi dengan mendebatkan sebuah topik 

yang sesuai. Metode ini dapat dilakukan dengan membagi

kelompok besar menjadi dua kelompok.

9)  C olloqium 

Merupakan bentuk diskusi dengan menggunakan tanya jawab

antara narasumber dan peserta. Sehingga peserta memperoleh

 pengetahuan dari tangan pertama ( Mubarak et.al., 2007: 187).

10)  F ish bowl  

Jika menggunakan metode ini, harus mengatur tempat duduk 

setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap

  peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi

kelompok diskusi, seolah-olah melihat ikan yang berada dalam

sebuah mangkuk. Sedang kelompok diskusi berdiskusi,

kelompok pendengar yang ingin menyumbang pikiran dapat

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 14/31

masuk duduk di kursi kosong dan dapat berbicara setelah ketua

diskusi mempersilakan (Mubarak et.al., 2007:187).

c.  Keuntungan

Keuntungan menggunakan metode ini, pada pesertanya dapat :

1)  mengembangkan kreativitas,

2)  menyampaikan berbagai pendapat yang berbeda,

3)  mengembangkan berbagai analisa (Machfoedz, 2005 : 40)

4)  mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut,

5)  melatih ketrampilan bertanya, komunikasi, menafsirkan dan

keberanian (Mubarak et.al., 2007: 185).

d.  Kerugian

1)  Metode ini akan dikuasai oleh peserta yang suka bicara,

2)  Informasi yang didapat terbatas karena waktu,

3)  Adanya berbagai sudut pandang dalam memecahkan masalah yang

menyimpang dari topik diskusi,

4)  Diskusi membutuhkan penjelasan logis ( Mubarak et.al.,

2007:185).

e.  Cara menggunakan metode diskusi di kelas

1)  Pendidik memberi pengantar tentang topik diskusi dan materi

sudah disampaikan sebelumnya,

2)  Membagi kelompok dan memilih ketua,

3)  Mengumumkan aturan main,

4)  Pendidik sebagai pengawas ketika kelompok berdiskusi,

5)  Melaporkan hasil diskusi, dapat berupa catatan

6)  Menyimpulkan (Mubarak et.al., 2007: 190)

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 15/31

8.  Pengertian warga desa

Menurut Sutardjo Kartohadikusumma, desa adalah suatu kesatuan

hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.

Masyarakat yang tinggal di desa tersebut dan berada di bawah

 pemerintahan desa disebut warga desa.

9.  Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat

kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak 

sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan

terhadap objek tertentu (Mubarak et.al.,2006; Machfoedz er.al., 2005:28).

Sedangkan Notoatmodjo, 2005 : 50, menyatakan bahwa pengetahuan

merupakan hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mat, hidung, telinga, dan

sebagainya. Pengetahuan dapat diperoleh melalui kegiatan penyuluhan

10. Tingkatan pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif memiliki enam

tingkatan, yaitu :

a.  Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya, mengingat kembali termasuk (recall )

terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan atau rangsangan

yang telah diterima.

 b.  Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

mengintepretasikan materi tersebut secara luas.

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 16/31

c.  Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk 

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi nyata.

d.  Analisis (analysis), adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

e.  Sintesis ( synthesis), menunjukkan pada suatu kemampuan untuk 

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

 bentuk keseluruhan yang baru.

f.  Evaluasi (evaluation), ini berkaitan dengan kemampuan untuk 

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

objek (Mubarak et.al., 2007:29).

11. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang (Mubarak et.al.,

2007:30) meliputi :

a.  Pendidikan

Pendidikan yang telah ditempuh peserta baik formal maupun

nonformal akan mempengaruhi pengetahuannya. Seseorang yang

memiliki pendidikan lebih tinggi biasanya dapat lebih mudah

memahami materi yang disampaikan.

 b.  Pekerjaan

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 17/31

Lingkungan kerja seseorang dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang karena melalui lingkungan kerja seseorang akan

memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru.

c.  Umur 

Seseorang akan memiliki kematangan baik secara psikologis

maupun kognitif dengan bertambahnya usia. Kemampuan seseorang

untuk memperoleh pengetahuan sangat dipengaruhi oleh kematangan

sistem saraf dan mentalnya, misalnya daya tangkap seorang yang

 berumur lima tahun dengan yang berumur 13 tahun akan berbeda.

d.  Minat

Seseorang yang memiliki minat atau kesenangan pada suatu

hal cenderung akan mencoba dan lebih menekuninya sehingga ia akan

memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

e.  Pengalaman

Pengalaman yang pernah dialami akan memberikan kesan

tertentu, berupa kesan yang menyenangkan atau kesan yang kurang

menyenangkan. Sesuatu yang menyenangkan cenderung akan

dikenang, sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan

cenderung akan dilupakan. Hal yang sangat penting untuk membuat

agar penyuluhan dijadikan sebuah pengalaman yang menyenangkan.

f.  Kebudayaan lingkungan sekitar 

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 18/31

Budaya yang ada di tempat tinggal seseorang akan

mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang.

g.  Informasi

Kemudahan untuk mengaskses informasi akan mempengaruhi

 pengetahuan seseorang. Dua orang yang tinggal di daerah pedalaman,

yang satu memiliki kemudahan untuk mengakses internet, sedangkan

yang satu tidak memiliki akses internet. Orang yang memiliki akses

internet cenderung lebih mengetahui banyak hal dibandingkan yang

satunya.

12. Pengetahuan pencegahan bunuh diri

a.  Pengertian Bunuh Diri

Bunuh diri atau  suicide  berasal dari kata dasar µ sui¶ dan µcaedre¶  

yang artinya diri sendiri dan membunuh. Shneidman (1985)

mendefinisikan bunuh diri sebagai tindakan disengaja yang

menyebabkan peniadaan dan menekankan pada pentingnya stressor 

  psikososial dan ketidakmampuan untuk menyelesaikan penderitaan

atau nyeri yang tidak tertahankan dengan menghentikan µkesadaaran¶.

Bunuh diri adalah segala perbuatan seseorang dengan sengaja dan

tahu akibat dapat mengakhiri hidupnya dalam waktu singkat

(Maramis, 1998:431; Yosep, 2007:128). Diungkapkan bunuh diri

merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk 

mengakhiri hidupnya (Keliat et.al., 2011:202). Dapat disimpulkan

  bahwa bunuh diri merupakan usaha untuk menghilangkan nyawa diri

sendiri secara sadar sebagai cara memecahkan masalah yang dihadapi.

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 19/31

 b.  Macam-macam perilaku bunuh diri

1)  Isyarat bunuh diri

Merupakan tanda-tanda seseorang ingin melakukan bunuh diri.

Seseorang sudah memiliki ide bunuh diri tapi belum memikirkan

caranya maupun melakukan percobaan. Ide bunuh diri adalah

 pikiran melukai atau mematikan diri tetapi tidak memiliki rencana,

maksud, atau niat (Otong, 2008). Isyarat secara tidak langsung

misalnya dengan mengatakan, ³ Semua akan lebih baik tanpa

saya´ (Keliat et.al., 2011:202) atau ³Tolong jaga anak-anak,

karena saya akan pergi jauh´ (Ermawati et.al., 2009:110).

2)  Ancaman bunuh diri

Pada perilaku ini, seseorang sudah memiliki ide bunuh diri

yang disertai rencana lalu mengancam akan melakukan bunuh

diri, namun tidak disertai tindakan bunuh diri (Ermawati,

2009:111). Ide yang berlanjut, akan timbul maksud bunuh diri

yang mengarah pada derajat dimana seseorang cenderung

mewujudkan ide bunuh diri (Otong, 2008). Ketika seseorang

memiliki ide dan maksud, biasanya akan muncul ancaman bunuh

diri, yaitu pengungkapan dari tindakan pengrusakan diri atau

melukai diri yang jika dilakukan kemungkinan besar akan

mengakibatkan kematian (Shneidman,1985; Otong, 2008)

3)  Percobaan bunuh diri

Merupakan tindakan untuk melukai diri untuk menyakiti

hidupnya (Ermawati, 2009:111), tindakan aktif untuk 

menghilangkan nyawanya. Seseorang akan mencoba memotong

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 20/31

urat nadi, menggantung diri, minum obat racun atau yang lainnya,

asalkan dapat menghilangkan nyawanya.

c.  Faktor resiko bunuh diri

Faktor resiko bunuh diri adalah faktor yang dapat menambah

 peluang terjadinya tindak bunuh diri. Berikut ini terdapat tujuh faktor :

1)  Status perkawinan

Tingkat bunuh diri seseorang yang masih sendiri adalah dua

kali lipat dibandingkan orang yang menikah. Bercerai, berpisah, atau

seorang janda memiliki kecenderungan empat kali sampai lima kali

lebih besar dari mereka yang menikah ( Jacobs et al., 2006).

2)  Gender 

Wanita berusaha melakukan bunuh diri lebih banyak, tapi

  pria lebih berhasil dalam melakukan bunuh diri. Jumlah

keberhasilan bunuh diri sekitar 70 % untuk pria dan 30% untuk 

wanita. Wanita cenderung memilih over dosis; pria menggunakan

metode yang lebih mematikan seperti menggunakan senjata api. 

Perbedaan antara wanita dan pria juga dapat terlihat dari

kecenderungan dari wanita untuk mencari dan menerima bantuan

dari teman atau profesional, sedangkan pria sering menganggap

  bahwa mencari bantuan sebagai tanda kelemahan (Townsend,

2009:265).

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 21/31

3)  Usia

(a)  Remaja dan dewasa awal

Bunuh diri menjadi penyebab kematian ketiga setelah

kecelakaan dan pembunuhan pada individu 14- 24 tahun.

Keturunan Amerika-India dan remaja asli Alaska memiliki

  jumlah bunuh diri tertinggi (NAHIC, 2006). Faktor resiko

 paling kuat pada kaum muda adalah tindak kekerasan, agresi,

  perilaku depresi, dan isolasi sosial. Faktor lain yang

 berhubungan dengan bunuh diri di kalangan remaja adalah :

(1) sering melarikan diri,

(2) sering menekspresikan kemarahan,

(3) keluarga kehilangan kestabilan,

(4) sering bermasalah dengan orang tua,

(5) menarik diri dari keluarga dan teman,

(6) mengekspresikan ide bunuh diri atau berbicara

tentang kematian atau akherat ketika sedih atau

 bosan,

(7) kesulitan dalam berurusan dengan orientasi jenis

kelamin,

(8) kehamilan tidak direncanakan

(Varcarolis dan Haalter, 2009: 413-415).

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 22/31

(b) Dewasa Akhir 

Seseorang yang berusia 65 tahun atau lebih memiliki

angka bunuh diri tertinggi di bandingkan kelompok usia

lainnya (Varcarolis dan Halter, 2009: 413-415). Faktor resiko

yang menyebabkan tingginya bunuh diri pada lansia yaitu

isolasi sosial, hidup sendiri, menjanda, kekurangan sumber 

  penghasilan, kesehatan buruk, dan perasaan keputusasaan

(Sadock&Sadock, 2007, Townsend, 2009)

4) 

Status sosial ekonomi

Individu di kelas sosial yang sangat tinggi dan sangat

rendah memiliki angka kejadian bunuh diri tertinggi

dibandingkan mereka uang hidup kelas menengah (Sadock &

Sadock, 2007; Townsend, 2009).

5)  Etnis

Hasil statistika memperlihatkan kulit putih beresiko paling

tinggi dalam bunuh diri, disusul oleh orang Amerika asli, Afrika

Amerika, Amerika hispanik, dan Amerika Asia (National Center 

for Health Statistics, 2007; Townsend, 2009).

6)  Faktor lainnya

Seseorang dengan gangguan mood  (mayor depresi dan

gangguan bipolar) jauh lebih mungkin melakukan bunuh diri

daripada kelompok resiko gangguan psikiatrik atau medis. Sadock 

& Sadock (2007) melaporkan bahwa 95% orang yang melakukan

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 23/31

 percobaan atau tindak bunuh diri terdiagnosa memiliki gangguan

mental, 80% diantaranya adalah yang memiliki gangguan depresi.

Gangguan psikiatrik lainnya yang mungkin memiliki perilaku

tubuh bunuh diri yaitu gangguan penyalahgunaan zat psikoaktif,

skizofrenia, gangguan kepribadian, dan gangguan cemas (Jacobs

et.al., 2006).

Derajat bunuh diri pada pasangan remaja homoseksual

lebih tinggi daripada mereka yang memiliki pasangan

heteroseksual (Remafedi dan association, 1998; Townsend,

2009). Resiko tinggi juga dihubungkan dengan riwayat bunuh

diri keluarga, khususnya yang berjenis kelamin sama. Seseorang

yang pernah melakukan usaha bunuh diri. Kehilangan cinta

melalui perpisahan atau kematian, dan kehilangan pekerjaan atau

 peningkatan pengeluaran, juga dapat meningkatkan resiko bunuh

diri (Varcarolis dan Haalter, 2009: 267)

d.  Faktor penyebab bunuh diri

1)  Teori Psikologis ±penderitaan tak tertahankan

Faktor-faktor penyebab bunuh diri berikut :

a)  Isolasi dan kesepian memicu perilaku bunuh diri, hal

tersebut dapat dipicu oleh hilangnya objek yang

dicintainya. Misalnya seorang suami yang ditinggal mati

anak dan istrinya. Kehilangan objek yang dicintainya

menyebabkan kemarahan batin yang secara langsung

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 24/31

diinternalkan (Freud, 1920; Stekel, 1967), diwujudkan

dengan usaha bunuh diri.

 b)  Kematian sebagai upaya penebusan dosa dari kesalahan

sebelumnya.

Kesalahan yang pernah diperbuat menimbulkan

rasa bersalah. Rasa bersalah berkontribusi dalam

mendorong seseorang melakukan bunuh diri (Litman,

1967; Worret&Fortinash, 2008:463).

c)  Kematian sebagai cara untuk mendapatkan kembali objek 

yang dicintainya

d)  Bunuh diri sebagai kelanjutan hasil dari proses depresi

mayor.

Depresi berat menjadi penyebab utama bunuh diri.

Depresi timbul, disebabkan pelaku tidak sanggup

menanggung beban permasalahannya. Tekanan yang terus

menerus, permasalahan yang menumpuk, pada puncaknya

menyebabkan timbulnya keinginan bunuh diri (Rooswita;

Yosep, 2007:133).

Dalam teori psikodinamika Freud, depresi akibat

kehilangan seseorang yang dicintai sehingga memicu

 perasaan tidak berdaya, keputusasaan, bersalah, kehilangan

harga diri. Bunuh diri dianggap sebagai penyelesaian dari

rasa sakit tersebut (Marcus, 2008).

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 25/31

e)  Ide dan perilaku bunuh diri berasal dari pengabaian

kecemasan

2)  Teori interpersonal

Bunuh diri menjadi bukti kegagalan untuk menyelesaikan

konflik interpersonal (Sullivan,1956; Worret&Fortinash, 2008:463).

Padahal dari hubungan interpesonal yang memuaskan seseorang akan

memperoleh dukungan. Dukungan yang diperoleh akan membantu

dalam mengkoping stres kehidupannya.

Kebermaknaan hubungan interpersonal menjadi penyangga

untuk menghindarkan seseorang dari stress yang tidak tertoleransi dan

kerusakan akibat krisis (Antai-otong, 2008). Tetapi lain halnya

dengan seseorang yang tidak dapat merasakan kebermaknaan

hubungannya dengan orang lain cenderung akan merasa sendiri.

3)  Teori kognitif 

Menekankan peran pola pikiran : negativistik, kelemahan diri

dan pandangan suram terhadap masa depannya. Beberapa

menyimpulkan, kekakuan kognitif, ketidakmampuan mengidentifikasi

masalah dan solusinya menjadi faktor penyebab bunuh diri ketika

menghadapi stres (Rudd et.al., 1994; Marcus, 2008: 464).

Horney menyatakan bunuh diri sebagai jalan keluar untuk 

seseorang yang mengalami pengasingan diri yang ekstrim sebagai

hasil dari jarak yang besar antara ideal diri dan psikososial yang

dirasakan diri (Weiss,1966; Worret&Fortinash, 2008:463).

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 26/31

4)  Teori Sosiologis 

Teori ini mengacu teori yang diungkapkan oleh Erick 

Durkheim (1951), memandang bahwa bunuh diri terjadi berkaitan

dengan kehidupan sosial. Kemudian bunuh diri dikelompokan

menjadi anomic, egoistic, altruistic, dan fatalistic (Worret&Fortinash,

2008:463). Berawal dari keempat kelompok tersebut, dapat dilihat

 bahwa tiap jenis memiliki penyebab berbeda, yaitu :

a)  Bunuh diri altruistik, bunuh diri karena tuntutan sosial

dan mengorbakan diri dianggap sebagai hal yang terbaik 

untuk masyarakat. 

 b)  Bunuh diri anomik, terpicu oleh perubahan mendadak 

dalam hubungannya dengan masyarakat. Perubahan

standar hidup mereka. 

c)  Sedangkan egoistik merasa terasingkan, tidak memiliki

dukungan yang penting untuk dapat berfungsi secara

adaptif.   penghukuman mati diri dari individu yang

melanggar kata hati mereka sendiri.

d)  Bunuh diri  fatalistik  merupakan penghukuman mati diri

sebagai hasil dari peraturan berlebihan

(Worret&Fortinash, 2008:463)

5)  Faktor neurologik 

Serotonin. Peneliti menemukan ketidakteraturan sistem

serotonin pada pasien bunuh diri. Serotonin memiliki peran yang

  penting dalam resiko bunuh diri karena serotonin yang mengatur 

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 27/31

suasana hati dan memodifikasi perasaan takut, kecewa, dan depresi

(Vogt, 1984; Antai-Otong, 2008). Seseorang yang bermasalah dengan

kadar serotonin memiliki potensi untuk melakukan tindak bunuh diri.

e.  Tanda dan Gejala Bunuh Diri

Tanda-tanda seseorang ingin bunuh diri (Rochmawati, 2009) :

1)  Membicarakan tentang kematian, seperti berandai-andai untuk mati,

menyatakan tentang kematian yang akan menyelesaikan semua

 permasalahan hidupnya.

2)  Berkeluh kesah menyatakan rasa putus asa, tidak ada harapan, merasa

tidak ada yang mau menolong dia, tidak berguna, tidak berharga, atau

merasa yang lain akan lebih baik jika dia tidak ada.

3)  Mendadak sangat ceria atau pendiam, orang tersebut terlihat berbeda

sekali dari biasanya, bahkan tidak berminat pada hal yang

sebelumnya disenangi

4)  Ditemukan surat wasiat. Tidak semua orang yang akan bunuh diri

meninggalkan surat wasiat, tetapi sebagian dari mereka menulis

 pesan ± pesan tertentu.

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 28/31

f.  Upaya pencegahan bunuh diri

Stuart dan Sundeen (1987) dalam Ermawati (2007),

mengindentifikasi intervensi utama pada klien dengan perilaku bunuh diri

sebagai berikut :

1)  Melindungi, merupakan tindakan untuk mencegah pasien

melukai diri. Melindungi dapat dilakukan dengan cara

menempatkan pasien di tempat yang aman, bukan diisolasi.

2)  Meningkatkan harga diri

Pasien yang ingin bunuh diri memiliki harga diri

rendah. Menyediakan waktu dan diri perawat untuk pasien

membuktikan bahwa pasien penting sehingga dapat

meningkatkan harga dirinya.

3)  Menguatkan koping konstruktif atau sehat

Perawat perlu mengkaji koping yang sering dipakai

klien. Koping yang destruktif perlu dimodifikasi dan koping

yang positif atau konstruktif perlu dikuatkan dan dipuji.

4)  Menggali perasaan

Menggali perasaan ini dimaksudkan agar perawat

dapat mengenali perasaan pasien dan menemukan faktor-

faktor yang menyebabkan perilaku bunuh diri.

5)  Menggerakkan dukungan sosial

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 29/31

Biasanya pasien yang memiliki kecenderungan

melakukan tindak bunuh diri kurang mendapat dukungan

sosial. Sehingga sebagai perawat perlu berkolaborasi dengan

keluarga, teman, atau yang lainnya untuk membantu

meningkatkan sistem dukungan. Hal tersebut dapat dimulai

dengan membina dan meningkatkan kualitas komunikasi.

Upaya pencegahan perilaku bunuh diri yang dapat dilakukan oleh

keluarga atau masyarakat :

1) 

Mengenali tanda dan gejala perilaku bunuh diri

2)  Mengamankan orang yang mengancam atau hendak 

melakukan percobaan bunuh diri

Cara mengamankan :

(a) Menempatkan pada ruang yang aman dan mudah diawasi

(b) Menyingkirkan peralatan yang dapat digunakan untuk 

 bunuh diri

(c) Mengawasi meskipun tanda dan gejala bunuh diri tidak 

muncul

(d) Tidak meninggalkan sendirian

3)  Meminta bantuan kepada masyarakat atau orang lain jika ada

yang hendak melakukan percobaan bunuh diri

4)  Merujuk ke puskesmas atau rumah sakit

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 30/31

 

8/3/2019 penyuluhan dan pencegahan bunuh diri

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-dan-pencegahan-bunuh-diri 31/31