makalah anatomi tulang
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Salah satunya manusia
dapat bergerak karena memiliki anggota tubuh yang dapat menggerakkan
anggota tubuh kita. Alat gerak ada dua macam yaitu alat gerak pasif dan alat
gerak aktif. Alat gerak pasif ialah rangka badan kita dan alat gerak aktif ialah
otot-otot badan. Alat gerak manusia yaitu sendi, rangka, dan otot. Dari ketiganya
tersebut memiliki fungsi masing-masing dan masih terbagi menjadi beberapa
macam alat gerak. Jika dari salah satu alat gerak tersebut tidak berfungsi maka
dapat menyebabkan kelainan yang berhubungan dengan tulang yang kurang
normal.
Tubuh manusia dapat di umpamakan seperti kerangka rumah. Tubuh
manusia bagaikan sebuah bangunan yang di topang oleh kerangka.
Perumpamaan tersebut dikarenakan susunan kerangka manusia dengan susunan
rumah hampir sama dan memiliki bagian - bagian untuk dapat berdiri tegak.
Bedanya jika bangunan rumah di topang dengan adanya susunan kerangka kayu
yang berguna untuk menopang berdirinya bangunan rumah, manusia di topang
dengan adanya kerangka.
Kerangka tubuh manusia tersusun atas 206 tulang yang saling
berhubungan. Hubungan antar tulang disebut sendi. Sendi ada yang dapat
digerakkan dan ada juga yang tidak. Sendi yang dapat digerakkan disebut Sendi
Gerak. Sedangkan sendi yang tidak dapat digerakkan disebut Sendi Mati.
Tulang - tulang pada manusia membentuk rangka dalam. Berdasarkan zat
penyusunnya, tulang dibedakan menjadi tulang keras dan tulang rawan.
Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan menjadi tulang pipa, tulang pipih, dan
tulang pendek. Berdasarkan letaknya, rangka dapat dibedakan menjadi 3 bagian
utama, yaitu rangka kepala (tengkorak), rangka badan, dan rangka anggota
gerak.
Fungsi kerangka manusia adalah sebagai berikut :
1). sebagai penegak tubuh
2). sebagai pembentuk tubuh
3). sebagai tempat melekatnya otot (otot rangka)
4). sebagai pelindung bagian tubuh yang penting
5). sebagai tempat pembentukkan sel darah merah
6). sebagai alat gerak pasif
II. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sifat dinamis tulang ?
2. Bagaimana cara perkembangan dan pertumbuhan tulang ?
III. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana sifat dinamis tulang
2. Mengetahui cara perkembangan dan pertumbuhan tulang.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Kerangka Tubuh Manusia
Kerangka manusia tersusun dari berbagai jenis tulang, menurut
bentuknya tulang-tulang penyusun rangka tersebut dapat dibedakan menjadi tiga
macam sebagai berikut :
a. Tulang Pipa
Misalnya tulang lengan, tulang paha, dan tulang ruas jar.
b. Tulang Pendek
Misalnya tulang-tulang pegelangan tangan dan kaki, ruas-ruas tulang
belakang.
c. Tulang Pipih
Misalnya tulang belikat, tulang dada, tulang rusuk dan tulang panggul
Tulang-tulang penyusun rangka manusia dikelompokkan menjadi tiga bagian,
yaitu tulang rangka kepada (tengkorak), tulang rangka badan, dan tulang anggota
badan.
a. Tulang Kerangka Kepala (Tengkorak)
Tulang Kerangka Kepala (Tengkorak)
Kerangka kepala tersusun dari tulang-tulang pipih yang berhubungan
satu dengan yang lain.
Tulang tengkorak terbagi menjadi dua yaitu :
1. Tulang tengkorak bagian muka atau wajah, terdiri dari tulang rahang atas,
tulang rahang bawah, tulang pipi, tulang air mata, tulang hidung, tulang
langit-langit dan tulang lidah.
2. Kerangka tengkorak, terdiri dari tulang kepala belakang, tulang dahi, tulang
ubun-ubun, dua tulang pelipis, dua tulang tapis, dan tulang baji.
b. Tulang Kerangka Badan
Tulang Kerangka Badan
Kerangka badan dikelompokkan menjadi enam bagian, yaitu tulang
belakang, tulang dada, tulang rusuk atau iga, tulang gelang bahu, dan tulang
gelang panggul.
Tulang belakang terdiri dari tulang pendek berjumlah 33 ruas dengan
perincian sebagai berikut :
7 ruas tulang leher
12 ruas tulang punggung
5 ruas tulang pinggang
5 ruas tulang kelangkang
4 ruas tulang ekor
Tulang dada terdiri dari tiga bagian yaitu :
Bagian huluh
Bagian badan
Bagian taji pedang
Tulang rusuk atau iga, berjumlah twelve pasang dengan rincian sebagai berikut:
7 pasang rusuk sejati
3 pasang rusuk palsu
2 pasang rusuk melayang
Tulang gelang bahu, terdiri dari dua tulang yaitu :
2 tulang belikat
2 tulang selangka
c. Tulang Kerangka Anggota Badan
Kerangka anggota badan dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu
tulang anggota gerak atas dan tulang anggota gerak bawah.
Tulang anggota gerak atas tersusun oleh tulang-tulang :
2 tulang lengan atas
2 tulang hasta
2 tulang pengumpil
Tulang pegelangan tangan
Tulang telapak tangan
Ruas tulang-tulang jari tangan
Tulang anggota gerak bawah tersusun oleh tulang-tulang :
2 tulang paha
2 tulang kering
2 tulang betis
Tulang pegelangan kaki
Tulang tapak kaki
Ruas tulang-tulang jari kaki
II. Perkembangan dan Pertumbuhan Tulang
Osifikasi adalah sebuah proses pembentukan tulang. Pembentukan tulang
dimulai dari perkembangan jaringan penyambung seperti tulang rawan
(kartilago) yang berkembang menjadi tulang keras.
Pertumbuhan tulang bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan
berlangsung sampai dewasa. Pertumbuhan tulang ini akan lengkap pada bulan
ketiga kehamilan. Pertumbuhan tulang bayi di dalam rahim dipengaruhi oleh
hormon plasenta dan kalsium. Setelah anak lahir, proses pertumbuhan tulangnya
diatur oleh hormon pertumbuhan, kalsium, dan aktivitas sehari-hari. Osteoblas
dan osteoklas berperan dalam proses pembentukan tulang, dimana keduanya
bekerja secara bertolak belakang (osteoblas memicu pertumbuhan tulang,
sedangkan osteoklas menghambat pertumbuhan tulang) agar tercapai proses
pembentukan tulang yang seimbang.
Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila
daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk
osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas.
Pada awalnya pembuluh darah menembus perichondrium di bagian
tengah batang tulang rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi
osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta,
perichondrium berubah menjadi periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada
bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi
primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi
kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian
terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian
pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran
bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur)
bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga
terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.
Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epifise
sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan
demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan
penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan
diafise yang disebut dengan cakram epifise.
Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-
menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di
daerah diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang
akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang
didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum
membesar, dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk
lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.
Jadi pembentukan tulang keras berasal dari tulang rawan (kartilago yang
berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh
osteoblas (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel
tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan
serabut saraf membentuk sistem havers. Matriks akan mengeluarkan kapur dan
fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras.
Jenis osifikasi:
a. Osifikasi endokondral :
Proses pembentukan tulang yang terjadi dimana sel-sel mesenkim
berdiferensiasi lebih dulu menjadi kartilago (jaringan rawan) lalu berubah
menjadi jaringan tulang, misal proses pembentukan tulang panjang, ruas tulang
belakang, dan pelvis. Proses osifikasi ini bertanggung jawab pada pembentukkan
sebagian besar tulang manusia. Pada proses ini sel-sel tulang (osteoblas) aktif
membelah dan muncul dibagian tengah dari tulang rawan yang disebut center
osifikasi. Osteoblas selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang dewasa
ini tertanam dengan kuat pada matriks tulang.
b. Osifikasi intramembranosus :
Proses pembentukan tulang dari jaringan mesenkim menjadi jaringan
tulang, contohnya pada proses pembentukan tulang pipih. Pada proses
perkembangan hewan vertebrata terdapat tiga lapisan lembaga yaitu ektoderm,
medoderm, dan endoderm. Mesenkim merupakan bagian dari lapisan mesoderm,
yang kemudian berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang tengkorak
berasal langsung dari sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi intramembran.
c. Osifikasi heterotopik :
Pembentukan tulang di luar jaringan lunak
EFEK HORMON TERHADAP PERTUMBUHAN TULANG
Hormon pertumbuhan (Growth Hormon)
Merupakan efek paling utama dari GH
Pertumbuhan tulang dapat berupa penebalan atau pertumbuhan panjang
Ke 2 pertumbuhan tersebut ditingkatkan oleh hormone pertumbuhan
Hormone ini merangsang poliferasi tulang rawan epifis shga menyediakan
lbh banyak ruang untuk membentuk tulang dan merangsang aktivitas
osteoblas
Apabila lempeng epifis telah tertutup,tulang tdk lagi bertambah panjang
walaupun terdapat hormone peertumbuhan
Parathyroid hormon (PTH)
Fungsinya mempertahankan konsentrasi serum kalsium pada rentang
yang sangat sempit. Produksi dan release distimulasi oleh naik turunnya kadar
kalsium serum. Target organnya tubulus renal, tulang, dan intestinal .
Hormon lain
Estrogen menstimulasi absorbsi kalsium dan melindungi tulang dari
pengaruh PTH. Efek hormon ini menyebabkan oeteoporosis. Thyroxin
meningkatkan pembentukan dan resobsi tulang tetapi lebih dominan resorbsi
sehingga hyperthyroid dihubungkan dengan besarnya pembongkaran tulang dan
osteoporosis.
III. Sifat Dinamis Tulang
a) Pengaruh Latihan Fisik terhadap Massa Tulang
Latihan fisik menstimulasi osteoblas dengan adanya arus listrik yang
dihasilkan ketika stress mengenai tulang, terutama bagian permukaan periosteal
tulang. Latihan fisik juga meningkatkan struktur tulang selama masa
pertumbuhan dan mengurangi kehilangan massa tulang pada individu usia
lanjut.
Latihan fisik yang berkelanjutan dapat menyebabkan peningkatan massa
tulang regional. Faktor nutrisi, terutama asupan kalsium yang cukup sangat
menentukan dalam puncak massa tulang. Penelitian retsospektif menunjukkan
bahwa individu dengan asupan kalsium yang tinggi pada masa pertumbuhan
memiliki puncak massa tulang yang lebih tinggi dikemudian hari. Puncak massa
tulang merupakan tingkatan tertinggi dari densitas mineral tulang, kandungan
mineral tulang (Bone Mineral Content) atau massa tulang (Bone Mass). Puncak
massa tulang yang rendah akan memudahkan terjadinya osteoporosis dan fraktur
tulang pada saat usia lanjut. Puncak massa tulang dicapai pada usia 20-30 tahun,
setelah itu akan menurun, dimana terjadi proses penuaan, absorpsi kalsium
menurun dan fungsi hormon paratiroid meningkat sehingga kalsium tulang
mulai berkurang .
Latihan fisik berupa aktifitas berenang memberikan dampak yang
menguntungkan bagi kesehatan tulang pada wanita muda. Sedangkan latihan
fisik dengan intensitas yang sangat rendah tidak dapat menstimulasi osteoblas
sehingga tidak akan memberikan dampak pada tulang .
b) Kalsium dalam Tubuh
Kalsium memiliki berbagai fungsi penting dalam fisiologi tubuh. Fungsi
kalsium antara lain merupakan pembentuk utama tulang dan gigi, berfungsi
untuk integritas sistem saraf dan otot, serta mempengaruhi aktifitas sekresi
kelenjar eksokrin dan endokrin .
Kalsium masuk ke dalam tubuh melalui saluran gastro-intestinal, dan
diabsorpsi terutama dalam usus halus bagian atas dengan difusi pasif dan
transport aktif. Agar dapat diabsorpsi dengan baik oleh tubuh, kalsium
hendaklah dalam bentuk larutan dan terioonisasi .
Kalsium didistribusi dengan cepat ke jaringan skeletal. Kalsium serum
normal berkisar antara 9-10,4 mg/dL (Sukandar et al., 2008). Ekskresi kalsium
melalui urine, keringat, dan terutama melalui fases. Ekskresi melalui urine tidak
melebihi 150 mg/hari. Ekskresi melalui urine menurun dengan bertambahnya
usia .
c) Peran Kalsium dalam Tulang
Kalsium dalam tulang disimpan dalam bentuk kristal hidroksiapatit
(CaHPO4). Jumlah kalsium pada masa dewasa normal berkisar 1000-1200 g dan
kira-kira 99% diantaranya berada dalam tulang. Sebagian kalsium yang
terionisasi berada dalam bentuk ikatan dengan anion, terutama fosfat anorganik
dan sitrat. Kalsium dalam tulang terdapat dalam dua bentuk, sebagian kecil
dalam bentuk cadangan yang labil dan mudah diganti, dan sebagian besar
merupakan cadangan yang stabil.
Pada saat kanak-kanak hingga usia 20 tahun, seharusnya dijaga agar
kandungan kalsium dalam tulang tinggi. Karena, pada saat tersebut tulang
sedang pada masa pertumbuhan dan perkembangan. Setelah itu,massa tulang
akan menurun secara alamiah. Kecepatan perusakan tulang tidak lagi dibarengi
dengan kecepatan untuk memperbaiki diri. Sehingga apabila pada usia muda
kandungan kalsium dalam tulang tidak dipertahankan, maka pada masa yang
akan datang kemungkinan dapat terjadi pengeroposan tulang.
Latihan fisik dapat meningkatkan konsentrasi ion kalsium dalam plasma,
sehingga tulang tidak perlu melepas ion kalsium dan konsentrasi ion kalsium
dalam tulang dapat tetap dipertahankan tinggi dan massa tulang tetap terjaga.
d) Pengaruh Suplemen Kalsium terhadap Massa Tulang
Pengaruh terhadap Kualitas Tulang
Tulang rangka tubuh terdiri dari 99% kalsium yang tersimpan dalam
bentuk hydroksiapatit (garam kristalin), yang rumus kimianya
Ca10(PO4)6(OH)2.
Kebutuhan kalsium maksimal terjadi selama puncak masa
pertumbuhan cepat, yaitu pada masa remaja, yang mencapai 1300 mg/hari.
Asupan kalsium sangat vital pada masa ini, agar diperoleh mineralisasi
tulang yang cukup .
Apabila kandungan kalsium berkurang, maka kekuatan tulang akan
menurun karena tulang akan kehilangan struktur pembentuk utamanya.
Konsumsi kalsium oleh anak perempuan usia pertumbuhan dan wanita
dewasa harus mendekati atau melebihi asupan yang dianjurkan, sehingga
puncak massa tulang dapat dicapai dan terpelihara sampai masa menopause .
Kalsium merupakan elemen kunci untuk mencegah terjadinya
osteoporosis. Ion kalsium dan fosfor merupakan molekul organik yang
membentuk tulang dan gigi. Tulang menyimpan kalsium untuk membantu
memelihara konsentrasi ion kalsium dalam plasma, ketika ion kalsium
berkurang dalam plasma oleh karena asupan ion kalsium yang tidak cukup.
Jika asupan kalsium kurang dalam jangka waktu lama maka akan dapat
terjadi kehilangan massa tulang yang akhirnya akan mengakibatkan
terjadinya osteoporosis pada saat menopouse dan tulang akan mudah
mengalami fraktur .
Tulang rangka tubuh terdiri dari 99% kalsium yang tersimpan dalam
bentuk hydroksiapatit. Fungsi utama kalsium adalah untuk membentuk
struktur dari tulang dan gigi. Sisanya ditemukan pada sel dan jaringan lunak
sebesar 0,9% dan di dalam pembuluh darah serta cairan ekstraseluler 0,1%.
Perolehan asupan jumlah kalsium yang cukup akan membantu peningkatan
metabolisme tulang dan memperbaiki keadaan tulang secara keseluruhan .
Pengaruh Suplemen Kalsium terhadap Massa Tulang
Pemberian suplemen kalsium ditujukan pada individu-individu yang
tidak dapat mengkonsumsi kalsium sesuai dengan yang dianjurkan,misalnya
pada individu dengan osteopenia atau osteoporosis, wanita yang
perimenopouse dan postmenopouse, ibu yang menyusui lebih dari satu bayi,
vegetarian, dan individu yang pada usia pertumbuhan kurang mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung kalsium seperti, keju, susu, dan sayuran
hijau dalam asupannya sehari-hari .
Suplemen kalsium telah diketahui memberikan manfaat untuk
kesehatan tulang pada anak-anak, dewasa muda, dan wanita yang telah
menopouse. Puncak pembentukan massa tulang hanya akan terjadi sampai
usia 20 tahun, dan sebagian besar kalsium yang terdapat didalam tulang
sepanjang hidup seseorang akan disimpan sebelum berusia 20 tahun juga.
Defisiensi ion kalsium selama masa kanak-kanak. akan menghasilkan tulang
yang kurang padat pada masa selanjutnya. Sehingga diperlukan jumlah
asupan kalsium yang cukup selama masa pertumbuhan atau sebelum berusia
20 tahun. Tetapi sayangnya banyak individu yang tidak mengkonsumsi
kalsium dalam jumlah yang cukup. Menurut penelitian di Amerika Serikat
ternyata pada semua lapisan umur konsumsi kalsium tidak mencapai jumlah
asupan yang dianjurkan oleh Institute of Medicine (IOM), Washington,USA.
Asupan kalsium yang dianjurkan IOM,USA (Deborah et al.,2007).
Umur
(tahun)
Asupan yg tepat
(mg/hari)
Batas atas
asupan (mg/hari)
1 - 3 500 2500
4 - 8 800 2500
9 -13 1300 2500
14 -18 1300 2500
19 - 30 1000 2500
Sebagaimana disebutkan dimuka, kalsium adalah mineral
penyusun terbesar hidroksiapatit. Pembentukan hidroksiapatit pada
proses mineralisasi dimulai dari terbentuknya osteosit oleh osteoblas.
Osteoblas mempunyai kemampuan mengikat mineral tulang. Osteosit
kemudian mengalami kalsifikasi yaitu, proses deposisi mineral seperti ;
kalsium, fosfat, dan ion hidroksi. Pemberian tambahan kalsium kepada
individu yang kurang asupan kalsium akan dapat meningkatkan
konsentrasi kalsium ekstraseluler. Peningkatan tersebut akan memicu
mobilisasi dan proliferasi osteoblas sehingga akan dapat meningkatkan
sintesa matriks tulang dan terjadinya keseimbangan kalsium.
Ketidaksesuaian asupan kalsium sejak dini dapat menyebabkan massa
tulang yang rendah.
Kalsium banyak terdapat dalam beberapa jenis makanan seperti
susu, yoghurt, dan keju, juga banyak terdapat dalam sayur-sayuran
seperti brokoli, buncis, dan sayur hijau seperti kangkung, bayam, dll,
tetapi kalsium tidak sepenuhnya dapat diabsorpsi dari sayur tersebut
sehingga sulit untuk mendapatkan jumlah kalsium yang cukup. Alasan
lain, mengapa seseorang tidak dapat mengkonsumsi kalsium secara
cukup diantaranya adalah karena tidak menyukai rasa dari produk-
produk yang banyak mengandung kalsium seperti susu,keju, yougurt.
Ketika asupan kalsium dari makanan sehari-hari tidak sesuai, maka
diperlukan tambahan kalsium yang berasal dari luar tubuh yaitu dalam
bentuk suplemen kalsium, sehingga jumlah kebutuhan kalsium setiap
harinya dapat mencukupi, dan penurunan massa tulang dapat dicegah.
Suplemen kalsium yang biasa dikonsumsi adalah dalam bentuk
kalsium karbonat, kalsium sitrat, dan kalsium sitrat malate (CCM).
Suplemen yang paling sering digunakan adalah kalsium karbonat, tetapi
bentuk ini tidak optimal diabsorpsi tubuh. Kalsium sitrat lebih baik
absorpsinya, namun juga tidak sempurna diabsorpsi tubuh. Kalsium sitrat
malate (CCM) memiliki bioavailability yang lebih tinggi (tersedia lebih
tinggi secara biologi) sehingga labih sempurna diserap tubuh, mudah
dicerna, mengakibatkan kurang konstipasi dan lebih sedikit gas
dibandingkan dengan suplemen lain. Suplemen kalsium tersedia dalam
bentuk kapsul, tablet, tablet kunyah, bubuk, dan liquid. Dalam
mengkonsumsi kalsium yang perlu diperhatikan adalah bioavailability,
ukuran tablet, dosis kalsium dalam satu tablet, bentuk kalsium, dan
harganya .
e) Peran Mandibula dalam Kesehatan Gigi dan Mulut
Mandibula termasuk tulang aksial yaitu, tulang yang kurang mendapat
latihan fisik. Tulang yang banyak mendapat latihan fisik disebut tulang
eksperimental. Terdapat perbedaan respon tulang aksial dengan tulang
ekstremitas terhadap kejadian osteoporosis. Menurut Krane (1974) dan hasil
penelitian Sumiati-Sunaryo (1998) osteoporosis pertama-tama menyerang tulang
aksial, baru kemudian tulang ekstremitas. Oleh karena itu untuk menghindarkan
kerapuhan tulang sangatlah penting untuk memperhatikan kualitas tulang aksial
terutama mandibula. Beberapa penelitian di bidang Kedokteran Gigi
membuktikan bahwa terjadinya osteoporosis pada tulang lainnya juga diikuti
dengan penurunan densitas tulang mandibula. Sementara itu mandibula penting
peranannya dalam menunjang kesehatan terutama kesehatan gigi dan mulut.
Apabila mandibula mengalami pengeroposan maka gigi tidak akan terdukung
dengan baik dan proses pengunyahan tidak dapat dilakukan dengan benar.
Mandibula dan maksila secara umum memiliki struktur yang sama
dengan tulang panjang, yakni sama-sama memiliki dense cortical shell overlying
pada lapisan dalam trabekula.
Dalam hal perawatan ortodonti, peran kualitas mandibula juga sangat
penting, dimana apabila tulang tidak baik maka pergerakan gigi tidak dapat
dilakukan sesuai dengan yang diharapkan, sehingga keberhasilan perawatan
orthodonti tidak tercapai.
Untuk mendapatkan keseimbangan antara hubungan oklusal, tercapainya
estetik dari gigi-gigi dan tulang fasial diperlukan stabilitas perawatan ortodontik.
Untuk menjaga memelihara serta menjaga stabilitas tulang alveolar dan
mengurangi risiko resorbsi tulang, perlu ditingkatkan kualitas mandibula dengan
mempertahankan kadar mineral tulang, misalnya kalsium untuk proses
kalsifikasi .
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Tulang atau kerangka adalah penopang tubuh Vertebrata. Tanpa tulang, pasti
tubuh kita tidak bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam
kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur.
Fungsi kerangka manusia adalah sebagai berikut :
1). sebagai penegak tubuh
2). sebagai pembentuk tubuh
3). sebagai tempat melekatnya otot (otot rangka)
4). sebagai pelindung bagian tubuh yang penting
5). sebagai tempat pembentukkan sel darah merah
6). sebagai alat gerak pasif
Pertumbuhan tulang selengkapnya terbentuk pada umur lebih kurang 30 tahun.
Setelah itu ada juga perubahan yang disebut remodelling.
Proses Pembentukan & Pertumbuhan Tulang - Rangka manusia terbentuk pada
akhir bulan kedua atau awal bulan ketiga pada waktu perkembangan embrio.
Tulang yang terbentuk mula-mula adalah tulang rawan (kartilago).
Daftar Pustaka
Anderson, 1999, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher Boston,
Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, EGC
Verralis, Sylvia, 1997, Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan, Jakarta, EGC
Pearce, 1999, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta, Gramedia
Landan, 1980, Essential Human Anatomy and Physiology, Scott Foresman and
Company Gienview
Martini, 2001, Fundamentals of Anatomy and Physiology, Prentice Hall, New Jersey
Gibson, 1995, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, Jakarta, EGC