makalah anatomi tulang

22
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Salah satunya manusia dapat bergerak karena memiliki anggota tubuh yang dapat menggerakkan anggota tubuh kita. Alat gerak ada dua macam yaitu alat gerak pasif dan alat gerak aktif. Alat gerak pasif ialah rangka badan kita dan alat gerak aktif ialah otot-otot badan. Alat gerak manusia yaitu sendi, rangka, dan otot. Dari ketiganya tersebut memiliki fungsi masing-masing dan masih terbagi menjadi beberapa macam alat gerak. Jika dari salah satu alat gerak tersebut tidak berfungsi maka dapat menyebabkan kelainan yang berhubungan dengan tulang yang kurang normal. Tubuh manusia dapat di umpamakan seperti kerangka rumah. Tubuh manusia bagaikan sebuah bangunan yang di topang oleh kerangka. Perumpamaan tersebut dikarenakan susunan kerangka manusia dengan susunan rumah hampir sama dan memiliki bagian - bagian untuk dapat berdiri tegak. Bedanya jika bangunan rumah di topang dengan adanya susunan kerangka kayu yang berguna untuk menopang berdirinya bangunan rumah, manusia di topang dengan adanya kerangka. Kerangka tubuh manusia tersusun atas 206 tulang yang saling berhubungan. Hubungan antar tulang disebut sendi. Sendi ada yang dapat digerakkan dan ada juga yang tidak. Sendi yang dapat digerakkan disebut Sendi

Upload: restuu-mandadani

Post on 28-Nov-2015

190 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah anatomi tulang

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Salah satunya manusia

dapat bergerak karena memiliki anggota tubuh yang dapat menggerakkan

anggota tubuh kita. Alat gerak ada dua macam yaitu alat gerak pasif dan alat

gerak aktif. Alat gerak pasif ialah rangka badan kita dan alat gerak aktif ialah

otot-otot badan. Alat gerak manusia yaitu sendi, rangka, dan otot. Dari ketiganya

tersebut memiliki fungsi masing-masing dan masih terbagi menjadi beberapa

macam alat gerak. Jika dari salah satu alat gerak tersebut tidak berfungsi maka

dapat menyebabkan kelainan yang berhubungan dengan tulang yang kurang

normal.

Tubuh manusia dapat di umpamakan seperti kerangka rumah. Tubuh

manusia bagaikan sebuah bangunan yang di topang oleh kerangka.

Perumpamaan tersebut dikarenakan susunan kerangka manusia dengan susunan

rumah hampir sama dan memiliki bagian - bagian untuk dapat berdiri tegak.

Bedanya jika bangunan rumah di topang dengan adanya susunan kerangka kayu

yang berguna untuk menopang berdirinya bangunan rumah, manusia di topang

dengan adanya kerangka.

Kerangka tubuh manusia tersusun atas 206 tulang yang saling

berhubungan. Hubungan antar tulang disebut sendi. Sendi ada yang dapat

digerakkan dan ada juga yang tidak. Sendi yang dapat digerakkan disebut Sendi

Gerak. Sedangkan sendi yang tidak dapat digerakkan disebut Sendi Mati.

Tulang - tulang pada manusia membentuk rangka dalam. Berdasarkan zat

penyusunnya, tulang dibedakan menjadi tulang keras dan tulang rawan.

Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan menjadi tulang pipa, tulang pipih, dan

tulang pendek. Berdasarkan letaknya, rangka dapat dibedakan menjadi 3 bagian

utama, yaitu rangka kepala (tengkorak), rangka badan, dan rangka anggota

gerak.

Fungsi kerangka manusia adalah sebagai berikut  :

1). sebagai penegak tubuh

2). sebagai pembentuk tubuh

Page 2: makalah anatomi tulang

3). sebagai tempat melekatnya otot (otot rangka)

4). sebagai pelindung bagian tubuh yang penting

5). sebagai tempat pembentukkan sel darah merah

6). sebagai alat gerak pasif

II. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sifat dinamis tulang ?

2. Bagaimana cara perkembangan dan pertumbuhan tulang ?

III. Tujuan

1. Mengetahui bagaimana sifat dinamis tulang

2. Mengetahui cara perkembangan dan pertumbuhan tulang.

Page 3: makalah anatomi tulang

BAB II

PEMBAHASAN

I. Kerangka Tubuh Manusia

Kerangka manusia tersusun dari berbagai jenis tulang, menurut

bentuknya tulang-tulang penyusun rangka tersebut dapat dibedakan menjadi tiga

macam sebagai berikut :

a. Tulang Pipa

Misalnya tulang lengan, tulang paha, dan tulang ruas jar.

b. Tulang Pendek

Misalnya tulang-tulang pegelangan tangan dan kaki, ruas-ruas tulang

belakang.

c. Tulang Pipih

Misalnya tulang belikat, tulang dada, tulang rusuk dan tulang panggul

Tulang-tulang penyusun rangka manusia dikelompokkan menjadi tiga bagian,

yaitu tulang rangka kepada (tengkorak), tulang rangka badan, dan tulang anggota

badan.

a. Tulang Kerangka Kepala (Tengkorak)

Tulang Kerangka Kepala (Tengkorak)

Kerangka kepala tersusun dari tulang-tulang pipih yang berhubungan

satu dengan yang lain.

Page 4: makalah anatomi tulang

Tulang tengkorak terbagi menjadi dua yaitu :

1. Tulang tengkorak bagian muka atau wajah, terdiri dari tulang rahang atas,

tulang rahang bawah, tulang pipi, tulang air mata, tulang hidung, tulang

langit-langit dan tulang lidah.

2. Kerangka tengkorak, terdiri dari tulang kepala belakang, tulang dahi, tulang

ubun-ubun, dua tulang pelipis, dua tulang tapis, dan tulang baji.

b. Tulang Kerangka Badan

Tulang Kerangka Badan

Kerangka badan dikelompokkan menjadi enam bagian, yaitu tulang

belakang, tulang dada, tulang rusuk atau iga, tulang gelang bahu, dan tulang

gelang panggul.

Tulang belakang terdiri dari tulang pendek berjumlah 33 ruas dengan

perincian sebagai berikut :

7 ruas tulang leher

12 ruas tulang punggung

5 ruas tulang pinggang

5 ruas tulang kelangkang

4 ruas tulang ekor

Page 5: makalah anatomi tulang

 Tulang dada terdiri dari tiga bagian yaitu :

Bagian huluh

Bagian badan

Bagian taji pedang

 Tulang rusuk atau iga, berjumlah twelve pasang dengan rincian sebagai berikut:

7 pasang rusuk sejati

3 pasang rusuk palsu

2 pasang rusuk melayang

 Tulang gelang bahu, terdiri dari dua tulang yaitu :

2 tulang belikat

2 tulang selangka

c. Tulang Kerangka Anggota Badan

Kerangka anggota badan dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu

tulang anggota gerak atas dan tulang anggota gerak bawah.

Tulang anggota gerak atas tersusun oleh tulang-tulang :

2 tulang lengan atas

2 tulang hasta

2 tulang pengumpil

Tulang pegelangan tangan

Tulang telapak tangan

Ruas tulang-tulang jari tangan

Tulang anggota gerak bawah tersusun oleh tulang-tulang :

2 tulang paha

2 tulang kering

2 tulang betis

Tulang pegelangan kaki

Tulang tapak kaki

Ruas tulang-tulang jari kaki

Page 6: makalah anatomi tulang

II. Perkembangan dan Pertumbuhan Tulang

Osifikasi adalah sebuah proses pembentukan tulang. Pembentukan tulang

dimulai dari perkembangan jaringan penyambung seperti tulang rawan

(kartilago) yang berkembang menjadi tulang keras.

Pertumbuhan tulang bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan

berlangsung sampai dewasa. Pertumbuhan tulang ini akan lengkap pada bulan

ketiga kehamilan. Pertumbuhan tulang bayi di dalam rahim dipengaruhi oleh

hormon plasenta dan kalsium. Setelah anak lahir, proses pertumbuhan tulangnya

diatur oleh hormon pertumbuhan, kalsium, dan aktivitas sehari-hari. Osteoblas

dan osteoklas berperan dalam proses pembentukan tulang, dimana keduanya

bekerja secara bertolak belakang (osteoblas memicu pertumbuhan tulang,

sedangkan osteoklas menghambat pertumbuhan tulang) agar tercapai proses

pembentukan tulang yang seimbang.

Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila

daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk

osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas.

Pada awalnya pembuluh darah menembus perichondrium di bagian

tengah batang tulang rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi

osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta,

perichondrium berubah menjadi periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada

bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi

primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi

kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian

terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian

pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran

bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur)

bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga

terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.

Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epifise

sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan

demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan

Page 7: makalah anatomi tulang

penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan

diafise yang disebut dengan cakram epifise.

Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-

menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di

daerah diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang

akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang

didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum

membesar, dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk

lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.

Jadi pembentukan tulang keras berasal dari tulang rawan (kartilago yang

berasal dari mesenkim). Kartilago memiliki rongga yang akan terisi oleh

osteoblas (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel-sel

tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan

serabut saraf membentuk sistem havers. Matriks akan mengeluarkan kapur dan

fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras.

Jenis osifikasi:

a. Osifikasi endokondral :

Proses pembentukan tulang yang terjadi dimana sel-sel mesenkim

berdiferensiasi lebih dulu menjadi kartilago (jaringan rawan) lalu berubah

menjadi jaringan tulang, misal proses pembentukan tulang panjang, ruas tulang

belakang, dan pelvis. Proses osifikasi ini bertanggung jawab pada pembentukkan

sebagian besar tulang manusia. Pada proses ini sel-sel tulang (osteoblas) aktif

membelah dan muncul dibagian tengah dari tulang rawan yang disebut center

osifikasi. Osteoblas selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang dewasa

ini tertanam dengan kuat pada matriks tulang.

b. Osifikasi intramembranosus :

Proses pembentukan tulang dari jaringan mesenkim menjadi jaringan

tulang, contohnya pada proses pembentukan tulang pipih. Pada proses

perkembangan hewan vertebrata terdapat tiga lapisan lembaga yaitu ektoderm,

medoderm, dan endoderm. Mesenkim merupakan bagian dari lapisan mesoderm,

Page 8: makalah anatomi tulang

yang kemudian berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang tengkorak

berasal langsung dari sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi intramembran.

c. Osifikasi heterotopik :

Pembentukan tulang di luar jaringan lunak

EFEK HORMON TERHADAP PERTUMBUHAN TULANG

Hormon pertumbuhan (Growth Hormon)

Merupakan efek paling utama dari GH

Pertumbuhan tulang dapat berupa penebalan atau pertumbuhan panjang

Ke 2 pertumbuhan tersebut ditingkatkan oleh hormone pertumbuhan

Hormone ini merangsang poliferasi tulang rawan epifis shga menyediakan

lbh banyak ruang untuk membentuk tulang dan merangsang aktivitas

osteoblas

Apabila lempeng epifis telah tertutup,tulang tdk lagi bertambah panjang

walaupun terdapat hormone peertumbuhan

Parathyroid hormon (PTH)

Fungsinya mempertahankan konsentrasi serum kalsium pada rentang

yang sangat sempit. Produksi dan release distimulasi oleh naik turunnya kadar

kalsium serum. Target organnya tubulus renal, tulang, dan intestinal .

Hormon lain

Estrogen menstimulasi absorbsi kalsium dan melindungi tulang dari

pengaruh PTH. Efek hormon ini menyebabkan oeteoporosis. Thyroxin

Page 9: makalah anatomi tulang

meningkatkan pembentukan dan resobsi tulang tetapi lebih dominan resorbsi

sehingga hyperthyroid dihubungkan dengan besarnya pembongkaran tulang dan

osteoporosis.

III. Sifat Dinamis Tulang

a) Pengaruh Latihan Fisik terhadap Massa Tulang

Latihan fisik menstimulasi osteoblas dengan adanya arus listrik yang

dihasilkan ketika stress mengenai tulang, terutama bagian permukaan periosteal

tulang. Latihan fisik juga meningkatkan struktur tulang selama masa

pertumbuhan dan mengurangi kehilangan massa tulang pada individu usia

lanjut.

Latihan fisik yang berkelanjutan dapat menyebabkan peningkatan massa

tulang regional. Faktor nutrisi, terutama asupan kalsium yang cukup sangat

menentukan dalam puncak massa tulang. Penelitian retsospektif menunjukkan

bahwa individu dengan asupan kalsium yang tinggi pada masa pertumbuhan

memiliki puncak massa tulang yang lebih tinggi dikemudian hari. Puncak massa

tulang merupakan tingkatan tertinggi dari densitas mineral tulang, kandungan

mineral tulang (Bone Mineral Content) atau massa tulang (Bone Mass). Puncak

massa tulang yang rendah akan memudahkan terjadinya osteoporosis dan fraktur

tulang pada saat usia lanjut. Puncak massa tulang dicapai pada usia 20-30 tahun,

setelah itu akan menurun, dimana terjadi proses penuaan, absorpsi kalsium

menurun dan fungsi hormon paratiroid meningkat sehingga kalsium tulang

mulai berkurang .

Latihan fisik berupa aktifitas berenang memberikan dampak yang

menguntungkan bagi kesehatan tulang pada wanita muda. Sedangkan latihan

fisik dengan intensitas yang sangat rendah tidak dapat menstimulasi osteoblas

sehingga tidak akan memberikan dampak pada tulang .

b) Kalsium dalam Tubuh

Kalsium memiliki berbagai fungsi penting dalam fisiologi tubuh. Fungsi

kalsium antara lain merupakan pembentuk utama tulang dan gigi, berfungsi

untuk integritas sistem saraf dan otot, serta mempengaruhi aktifitas sekresi

kelenjar eksokrin dan endokrin .

Page 10: makalah anatomi tulang

Kalsium masuk ke dalam tubuh melalui saluran gastro-intestinal, dan

diabsorpsi terutama dalam usus halus bagian atas dengan difusi pasif dan

transport aktif. Agar dapat diabsorpsi dengan baik oleh tubuh, kalsium

hendaklah dalam bentuk larutan dan terioonisasi .

Kalsium didistribusi dengan cepat ke jaringan skeletal. Kalsium serum

normal berkisar antara 9-10,4 mg/dL (Sukandar et al., 2008). Ekskresi kalsium

melalui urine, keringat, dan terutama melalui fases. Ekskresi melalui urine tidak

melebihi 150 mg/hari. Ekskresi melalui urine menurun dengan bertambahnya

usia .

c) Peran Kalsium dalam Tulang

Kalsium dalam tulang disimpan dalam bentuk kristal hidroksiapatit

(CaHPO4). Jumlah kalsium pada masa dewasa normal berkisar 1000-1200 g dan

kira-kira 99% diantaranya berada dalam tulang. Sebagian kalsium yang

terionisasi berada dalam bentuk ikatan dengan anion, terutama fosfat anorganik

dan sitrat. Kalsium dalam tulang terdapat dalam dua bentuk, sebagian kecil

dalam bentuk cadangan yang labil dan mudah diganti, dan sebagian besar

merupakan cadangan yang stabil.

Pada saat kanak-kanak hingga usia 20 tahun, seharusnya dijaga agar

kandungan kalsium dalam tulang tinggi. Karena, pada saat tersebut tulang

sedang pada masa pertumbuhan dan perkembangan. Setelah itu,massa tulang

akan menurun secara alamiah. Kecepatan perusakan tulang tidak lagi dibarengi

dengan kecepatan untuk memperbaiki diri. Sehingga apabila pada usia muda

kandungan kalsium dalam tulang tidak dipertahankan, maka pada masa yang

akan datang kemungkinan dapat terjadi pengeroposan tulang.

Latihan fisik dapat meningkatkan konsentrasi ion kalsium dalam plasma,

sehingga tulang tidak perlu melepas ion kalsium dan konsentrasi ion kalsium

dalam tulang dapat tetap dipertahankan tinggi dan massa tulang tetap terjaga.

d) Pengaruh Suplemen Kalsium terhadap Massa Tulang

Pengaruh terhadap Kualitas Tulang

Tulang rangka tubuh terdiri dari 99% kalsium yang tersimpan dalam

bentuk hydroksiapatit (garam kristalin), yang rumus kimianya

Ca10(PO4)6(OH)2.

Page 11: makalah anatomi tulang

Kebutuhan kalsium maksimal terjadi selama puncak masa

pertumbuhan cepat, yaitu pada masa remaja, yang mencapai 1300 mg/hari.

Asupan kalsium sangat vital pada masa ini, agar diperoleh mineralisasi

tulang yang cukup .

Apabila kandungan kalsium berkurang, maka kekuatan tulang akan

menurun karena tulang akan kehilangan struktur pembentuk utamanya.

Konsumsi kalsium oleh anak perempuan usia pertumbuhan dan wanita

dewasa harus mendekati atau melebihi asupan yang dianjurkan, sehingga

puncak massa tulang dapat dicapai dan terpelihara sampai masa menopause .

Kalsium merupakan elemen kunci untuk mencegah terjadinya

osteoporosis. Ion kalsium dan fosfor merupakan molekul organik yang

membentuk tulang dan gigi. Tulang menyimpan kalsium untuk membantu

memelihara konsentrasi ion kalsium dalam plasma, ketika ion kalsium

berkurang dalam plasma oleh karena asupan ion kalsium yang tidak cukup.

Jika asupan kalsium kurang dalam jangka waktu lama maka akan dapat

terjadi kehilangan massa tulang yang akhirnya akan mengakibatkan

terjadinya osteoporosis pada saat menopouse dan tulang akan mudah

mengalami fraktur .

Tulang rangka tubuh terdiri dari 99% kalsium yang tersimpan dalam

bentuk hydroksiapatit. Fungsi utama kalsium adalah untuk membentuk

struktur dari tulang dan gigi. Sisanya ditemukan pada sel dan jaringan lunak

sebesar 0,9% dan di dalam pembuluh darah serta cairan ekstraseluler 0,1%.

Perolehan asupan jumlah kalsium yang cukup akan membantu peningkatan

metabolisme tulang dan memperbaiki keadaan tulang secara keseluruhan .

Pengaruh Suplemen Kalsium terhadap Massa Tulang

Pemberian suplemen kalsium ditujukan pada individu-individu yang

tidak dapat mengkonsumsi kalsium sesuai dengan yang dianjurkan,misalnya

pada individu dengan osteopenia atau osteoporosis, wanita yang

perimenopouse dan postmenopouse, ibu yang menyusui lebih dari satu bayi,

vegetarian, dan individu yang pada usia pertumbuhan kurang mengkonsumsi

makanan yang banyak mengandung kalsium seperti, keju, susu, dan sayuran

hijau dalam asupannya sehari-hari .

Page 12: makalah anatomi tulang

Suplemen kalsium telah diketahui memberikan manfaat untuk

kesehatan tulang pada anak-anak, dewasa muda, dan wanita yang telah

menopouse. Puncak pembentukan massa tulang hanya akan terjadi sampai

usia 20 tahun, dan sebagian besar kalsium yang terdapat didalam tulang

sepanjang hidup seseorang akan disimpan sebelum berusia 20 tahun juga.

Defisiensi ion kalsium selama masa kanak-kanak. akan menghasilkan tulang

yang kurang padat pada masa selanjutnya. Sehingga diperlukan jumlah

asupan kalsium yang cukup selama masa pertumbuhan atau sebelum berusia

20 tahun. Tetapi sayangnya banyak individu yang tidak mengkonsumsi

kalsium dalam jumlah yang cukup. Menurut penelitian di Amerika Serikat

ternyata pada semua lapisan umur konsumsi kalsium tidak mencapai jumlah

asupan yang dianjurkan oleh Institute of Medicine (IOM), Washington,USA.

Asupan kalsium yang dianjurkan IOM,USA (Deborah et al.,2007).

Umur

(tahun)

Asupan yg tepat

(mg/hari)

Batas atas

asupan (mg/hari)

1 - 3 500 2500

4 - 8 800 2500

9 -13 1300 2500

14 -18 1300 2500

19 - 30 1000 2500

Sebagaimana disebutkan dimuka, kalsium adalah mineral

penyusun terbesar hidroksiapatit. Pembentukan hidroksiapatit pada

proses mineralisasi dimulai dari terbentuknya osteosit oleh osteoblas.

Osteoblas mempunyai kemampuan mengikat mineral tulang. Osteosit

kemudian mengalami kalsifikasi yaitu, proses deposisi mineral seperti ;

kalsium, fosfat, dan ion hidroksi. Pemberian tambahan kalsium kepada

individu yang kurang asupan kalsium akan dapat meningkatkan

konsentrasi kalsium ekstraseluler. Peningkatan tersebut akan memicu

mobilisasi dan proliferasi osteoblas sehingga akan dapat meningkatkan

sintesa matriks tulang dan terjadinya keseimbangan kalsium.

Ketidaksesuaian asupan kalsium sejak dini dapat menyebabkan massa

tulang yang rendah.

Page 13: makalah anatomi tulang

Kalsium banyak terdapat dalam beberapa jenis makanan seperti

susu, yoghurt, dan keju, juga banyak terdapat dalam sayur-sayuran

seperti brokoli, buncis, dan sayur hijau seperti kangkung, bayam, dll,

tetapi kalsium tidak sepenuhnya dapat diabsorpsi dari sayur tersebut

sehingga sulit untuk mendapatkan jumlah kalsium yang cukup. Alasan

lain, mengapa seseorang tidak dapat mengkonsumsi kalsium secara

cukup diantaranya adalah karena tidak menyukai rasa dari produk-

produk yang banyak mengandung kalsium seperti susu,keju, yougurt.

Ketika asupan kalsium dari makanan sehari-hari tidak sesuai, maka

diperlukan tambahan kalsium yang berasal dari luar tubuh yaitu dalam

bentuk suplemen kalsium, sehingga jumlah kebutuhan kalsium setiap

harinya dapat mencukupi, dan penurunan massa tulang dapat dicegah.

Suplemen kalsium yang biasa dikonsumsi adalah dalam bentuk

kalsium karbonat, kalsium sitrat, dan kalsium sitrat malate (CCM).

Suplemen yang paling sering digunakan adalah kalsium karbonat, tetapi

bentuk ini tidak optimal diabsorpsi tubuh. Kalsium sitrat lebih baik

absorpsinya, namun juga tidak sempurna diabsorpsi tubuh. Kalsium sitrat

malate (CCM) memiliki bioavailability yang lebih tinggi (tersedia lebih

tinggi secara biologi) sehingga labih sempurna diserap tubuh, mudah

dicerna, mengakibatkan kurang konstipasi dan lebih sedikit gas

dibandingkan dengan suplemen lain. Suplemen kalsium tersedia dalam

bentuk kapsul, tablet, tablet kunyah, bubuk, dan liquid. Dalam

mengkonsumsi kalsium yang perlu diperhatikan adalah bioavailability,

ukuran tablet, dosis kalsium dalam satu tablet, bentuk kalsium, dan

harganya .

e) Peran Mandibula dalam Kesehatan Gigi dan Mulut

Mandibula termasuk tulang aksial yaitu, tulang yang kurang mendapat

latihan fisik. Tulang yang banyak mendapat latihan fisik disebut tulang

eksperimental. Terdapat perbedaan respon tulang aksial dengan tulang

ekstremitas terhadap kejadian osteoporosis. Menurut Krane (1974) dan hasil

penelitian Sumiati-Sunaryo (1998) osteoporosis pertama-tama menyerang tulang

aksial, baru kemudian tulang ekstremitas. Oleh karena itu untuk menghindarkan

kerapuhan tulang sangatlah penting untuk memperhatikan kualitas tulang aksial

Page 14: makalah anatomi tulang

terutama mandibula. Beberapa penelitian di bidang Kedokteran Gigi

membuktikan bahwa terjadinya osteoporosis pada tulang lainnya juga diikuti

dengan penurunan densitas tulang mandibula. Sementara itu mandibula penting

peranannya dalam menunjang kesehatan terutama kesehatan gigi dan mulut.

Apabila mandibula mengalami pengeroposan maka gigi tidak akan terdukung

dengan baik dan proses pengunyahan tidak dapat dilakukan dengan benar.

Mandibula dan maksila secara umum memiliki struktur yang sama

dengan tulang panjang, yakni sama-sama memiliki dense cortical shell overlying

pada lapisan dalam trabekula.

Dalam hal perawatan ortodonti, peran kualitas mandibula juga sangat

penting, dimana apabila tulang tidak baik maka pergerakan gigi tidak dapat

dilakukan sesuai dengan yang diharapkan, sehingga keberhasilan perawatan

orthodonti tidak tercapai.

Untuk mendapatkan keseimbangan antara hubungan oklusal, tercapainya

estetik dari gigi-gigi dan tulang fasial diperlukan stabilitas perawatan ortodontik.

Untuk menjaga memelihara serta menjaga stabilitas tulang alveolar dan

mengurangi risiko resorbsi tulang, perlu ditingkatkan kualitas mandibula dengan

mempertahankan kadar mineral tulang, misalnya kalsium untuk proses

kalsifikasi .

Page 15: makalah anatomi tulang

BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Tulang atau kerangka adalah penopang tubuh Vertebrata. Tanpa tulang, pasti

tubuh kita tidak bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam

kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur.

Fungsi kerangka manusia adalah sebagai berikut  :

1). sebagai penegak tubuh

2). sebagai pembentuk tubuh

3). sebagai tempat melekatnya otot (otot rangka)

4). sebagai pelindung bagian tubuh yang penting

5). sebagai tempat pembentukkan sel darah merah

6). sebagai alat gerak pasif

Pertumbuhan tulang selengkapnya terbentuk pada umur lebih kurang 30 tahun.

Setelah itu ada juga perubahan yang disebut remodelling.

Proses Pembentukan & Pertumbuhan Tulang - Rangka manusia terbentuk pada

akhir bulan kedua atau awal bulan ketiga pada waktu perkembangan embrio.

Tulang yang terbentuk mula-mula adalah tulang rawan (kartilago).

Page 16: makalah anatomi tulang

Daftar Pustaka

Anderson, 1999, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher Boston,

Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, EGC

Verralis, Sylvia, 1997, Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan, Jakarta, EGC

Pearce, 1999, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta, Gramedia

Landan, 1980, Essential Human Anatomy and Physiology, Scott Foresman and

Company Gienview

Martini, 2001, Fundamentals of Anatomy and Physiology, Prentice Hall, New Jersey

Gibson, 1995, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat, Jakarta, EGC