m a k a l a h

19
M A K A L A H KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN “KETERAMPILAN DAN KEPRIBADIAN KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN” Oleh : 1. Mochammad Fredy ( 125110600111001 ) 2. Lia Aprilina ( 125110600111002 ) 3. Amelia Fauzia ( 125110600111018 ) 4.Titik Novi Jayanti ( 125110601111018 ) 5.Nur Ayu ( 125110600111037 ) 6. Siti Nur Farida ( 125110607111013 )

Upload: itqon-abul-khoir

Post on 24-Oct-2015

28 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

M A K A L A H

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

“KETERAMPILAN DAN KEPRIBADIAN

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN”

Oleh :

1. Mochammad Fredy ( 125110600111001 )

2. Lia Aprilina ( 125110600111002 )

3. Amelia Fauzia ( 125110600111018 )

4. Titik Novi Jayanti ( 125110601111018 )

5. Nur Ayu ( 125110600111037 )

6. Siti Nur Farida ( 125110607111013 )

7. Aditya Bayu Prakoso ( 125110607111009 )

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas BrawijayaMalang

Tahun Pelajaran 2012 / 2013

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan

makalah kami yang berjudul “Keterampilan dan Kepribadian Kepemimpinan

Pendidikan ”.

Dengan terselesainya makalah ini, Semoga dapat memberikan manfaat

untuk perkembangan pembelajaran serta menambah wawasan lebih luas kepada

para pembaca.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu

kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Terakhir kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing

mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Jepang, Bapak Latif. Serta seluruh pihak yang telah mendukung dan

membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Malang , 31 September 2013

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini pendidikan menjadi prioritas utama bagi semua manusia. Karena

pendidikan memang sangat penting bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia

bisa mendapatkan pengetahuan, dimana pengetahuan itu sendiri sangat berpengaruh dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan pendidikan seorang manusia bisa mengetahui dan

membedakan mana yang baik dan mana ynag buruk. Melalui pendidikan pula manusia bisa

mengetahui hal-hal yang belum mereka ketahui, baik tentang apapun itu. Pendidikan ada 2

macam yaitu, Pendidikan Formal dan Pendidikan Informal.

Pendidikan Formal yaitu, pendidikan yang bisa di dapat di lembaga-lembaga resmi

milik Pemerintah ataupun Lembaga Swasta. Seperti sekolah, Universitas dan sejenisnya.

Pendidikan Informal yaitu, pendidikan yang lebih mengutamakan pada perkembangan

kemampuan praktik seseorang dimana tidak dalam suatu lembaga yang resmi. Seperti kursus

menjahit, memasak dan lain-lain.

Untuk menjalankan jenis-jenis pendidikan di atas perlu adanya pemimpin yang

menjadi pimpinan untuk mengemban tanggung jawab dan tugas yang ada. Seorang pemimpin

tersebut harus memiliki keterampilan dalam memimpin dan juga kepribadian sebagai seorang

pemimpin. Agar bisa menjalani kewajibannya sebagai pengemban amanah dengan sebaik-

baiknya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Keterampilan Pendidikan ?

2. Apakah yang dimaksud dengan Kepribadian Pendidikan ?

3. Apa sajakah keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalan

kepemimpinannya ?

4. Bagaimanakah seharusnya kepribadian dari serang pemimpin ?

5. Apakah fungsi dari keterampilan dan kepribadian Kepemipinan Pendidikan

tersebut ?

1.3 Manfaat Makalah

1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang pengertian dari keterampilan dalam

Kepemimpinan Pendidikan.

2. Memberikan informasi kepada pembaca untuk mengetahui dan memahami tentang

fungsi kepemimpinan.

3. Memberikan informasi kepada pembaca tentang keterampilan yang harus dimiliki

pemimpin dalam Kepemimpinannya khususnya di bidang Pendidikan.

1.4 Tujuan Makalah

1. Mengetahui pengertian dari keterampilan dalam Kepemimpinan Pendidikan.

2. Mengetahui pengertian dari kepribadian dalam Kepemimpinan Pendidikan.

3. Mengetahui keterampilan yang harus dimiliki pemimpin dalam melakukan

Kepemimpinan khusunya bidang Pendidikan.

4. Mengetahui kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

5. Mengetahui Fungsi dari keterampilan dan kepribadian Kepemimpinan Pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

Kepemimpinan Pendidikan adalah “ satu kemampuan dan proses mempengaruhi,

membimbing, mengkoordinir dan menggerakkan orang-orang lain yang ada hubungan

dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar

kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-

tujuan pendidikan dan pengajaran.” (Diriwat dan kawan-kawan, 1976, hlm 22).

2.1 Keterampilan Kepemimpinan Pendidikan

Keterampilan kepemimpinan, yaitu:

  Teknis (skill of technic), yaitu langkah-langkah, prosedur dalam kepemimpinan.

  Sosial (human skill), yaitu hubungan manusia dengan cara yang baik atau empati.

  Konseptual (konseptual skill), yaitu konsep secara menulis.

Seorang pemimpin harus mempunyai keterampilan. Di bawah ini akan diuraikan

beberapa keterampilan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin pendidikan. Ketrampilan-

ketrampilan  tersebut adalah :

1. Keterampilan dalam memimpin

Pemimpin harus menguasai cara-cara kepemimpinan, memiliki keterampilan memimpin

supaya dapat bertindak sebagai seorang pemimpin yang baik. Untuk hal itu antara lain dia

harus menguasai bagaimana caranya : menyusun rencana bersama, mengajak anggota

berprestasi, memberi bantuan kepada anggota kelompok, memupuk moral kelompok,

bersama-sama membuat keputusan, menghindarkan “working on the group and working for

the group” dan mengembangkan “working within the group”, membagi dan menyerahkan

tanggung jawab, dan sebagainya. Untuk memperoleh keterampilan di atas perlu pengalaman,

dan karena itu pemimpin harus benar-benar banyak bergaul, bekerjasama, dan berkomunikasi

dengan orang yang dipimpinya. Yang penting jangan hanya tahu, tetapi harus dapat

melaksanakannya.

Menurut R.E Byrd (1987) seorang pemimpin setidaknya memiliki lima keterampilan, antara

lain ;

1) Pemberian Kuasa (empowerment) adalah pembagian kuasa oleh pemimpin terhadap

bawahannya.

2) Intuisi (intuition) adalah keterlibatan pemimpin dalam menatap situasi,

mengantisipasi perubahan, mengambil resiko, dan membangun kejujuran.

3) Pemahaman Diri (self understanding) adalah kemampuan untuk mengenali kekuatan-

kekuatan atau hal-hal positif yang ada pada dirinya dan kemampuan dalam

menetapkan upaya mengatasi kelemahan yang ada pada dirinya.

4) Pandangan (vision) adalah keterlibatan dirinya dalam mengimajinasi kondisi

lingkungan yang berbeda-beda serta dalam mengimajinasikan suatu kondisi untuk

memperbaiki lingkungan organisasi.

5) Keselarasan (congruence value) adalah kemampuan dalam mengetahui dan

memahami nilai-nilai yang berkembang dalam organisasinya, nilai-nilai yang dimiliki

bawahannya, serta dalam memadukan dua nilai itu menuju organisasi yang efektif.

2.2 Kepribadian Kepemimpinan Pendidikan

“Jika sebuah perkara telah diberikan kepada orang yang tidak semestinya (bukan ahlinya),

maka tunggulah kiamat/kehancurannya" (Hadits).

“Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga

akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu” (Lao tzu).

“Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing

asuhannya” (Pancasila)

Para pemimpin-pemimpin hebat tersebut tidak dengan instan memiliki kepribadian

yang mengagumkan. Latar belakang historis serta sosiologisnya sangat berpengaruh besar.

Pola kepemimpinan tiap orang tidak sama, masing-masing orang memiliki pola

kepemimpinan yang variatif. Kepribadian dan pola pikir seseorang sangat berpengaruh

terhadap pola kepemimpinannya. Pembentukan kepribadian menjadi faktor penentu

keberhasilan seseorang dalam menjalankan kepemimpinannya.

 

Wagner dan Carter (1996) melakukan penelitian literature komprehensif tentang ciri-ciri dan

aspek kepribadian kepemimpinan. Mereka mengakui bahwa studi awal kepemimpinanya

terutama ditujukan untuk mengidentifikasi sifat-sifat pemimpin. Sparks (1996), misalnya,

mengidentifikasi ciri-ciri, sifat, atau kepribadian pemimpin yang memiliki performa tinggi

sebagai orang yang aktif, tegas, kuat, dominan dan percaya diri. Bentz (1967) mengatakan

bahwa pemimpin yang memiliki performa baik adalah orang yang memiliki mental yang

ambisius, cerdas, persuasive, terjamin secara sosial dan memiliki energi mental yang kuat.

Kita berasumsi bahwa permasalahan dalam hidup ini ada dua yakni bersosialisasi dan

berkembang, membangun relasi dan mengembangkan karir untuk menjadi orang yang

memiliki pengaruh. Dalam hal ini, yang sangat menentukan adalah sikap kita terhadap orang

lain, yakni kepribadian kita. Kepribadian pemimpin menjadi penentu baik-buruknya

kepemimpinan yang ia pegang.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kepribadian (reputasi) dapat didefinisikan dalam lima

dimensi besar:

1. Penyesuaian – inti harga diri

2. Peningkatan – Potensi Sosial

3. Keramahan – pesona sosial

4. Kebijaksanaan – taat aturan

5. Intelek/Keterbukaan – keingintahuan dan visi

Kepribadian-kepribadian inilah nanti yang akan membentuk pola kepemimpinan seseorang.

Namun demikian, seperti yang disebutkan dalam teori behavioural bahwa kepemimpinan itu

dapat dipelajari dan dapat dibentuk, maka proses pembentukan kepribadian inilah yang

menjadi poin penting. Beberapa faktor yang telah dipaparkan sebelumnya dalam

pembentukan kepribadian, seperti faktor sosiologis, agama dan budaya dapat menjadi positif

dengan adanya penekanan pendidikan yang baik sejak dini, baik dalam bentuk formal

maupun non formal. Meskipun mereka hidup dengan lingkungan sosial yang kurang

kondusif, jika mereka memiliki pendidikan yang baik, maka daya serap terhadap sesuatu

yang baik akan lebih tinggi.

Pendidikan menjadi sarana yang sangat efektif dalam membentuk kepribadian dan pola

kepemimpinan seseorang. Filterisasi yang terdapat dalam diri orang yang terdidik akan

berbeda dengan mereka yang kurang terdidik. Lebih komprehensif lagi, saat ini kita

mengenal banyak sekali pendidikan-pendidikan kepribadian dan kepemimpinan. Minimnya

ilmu yang dimiliki seorang pemimpin juga akan menjadi penentu keberhasilan

kepemimpinan. Sehingga, intelektualitas seorang pemimpin sangat dituntut untuk kemajuan

sebuah organisasi. Tidak menutup kemungkinan seorang

Dengan latar belakang pendidikan yang minim, baik formal maupun non formal akan

menjadi pemimpin, namun keberhasilan kepemimpinannya secara tidak langsung akan

berbeda jika yang bersangkutan mendapatkan pendidikan.

Dalam pemerintahan kita dengan pola pemilihan pemimpin yang sangat ‘racial oriented’ dan

‘power oriented’ terkesan memaksakan seseorang menjadi pemimpin dengan pengetahuan

kepemimpinan yang minim. Banyak kasus kepemimpinan instan ini menunjukkan kegagalan.

Sekian banyak pemimpin yang dipilih adalah meraka yang memiliki orangtua sebagai

pemimpin. Dalam aplikasinya, mereka belum berhasil menjadi seorang pemimpin yang baik.

Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan bukanlah bekal yang dibawa dari keturunan atau

dari lahir, namun merupakan hasil tempaan hidup dan pelajaran hidup. Dalam hal ini,

pendidikan kepemimpinan menjadi hal yang sangat esensi. Uji kemampuan kepribadian

menjadi tolak ukur untuk menunjuk seseorang menjadi pemimpin, karena kepemimpinan

seseorang tidak bisa dilepaskan dengan kepribadiannya.

Berbagai pencapaian dari para pemimpin dunia serta pola kepemimpinannya akan terlihat

dari bagaimana kepribadian sang pemimpin. Memang, tidak sedikit juga pemimpin hebat

dunia yang terlahir dari ketenarannya melalui media massa. Sebut saja Ronald Reagan,

seorang artis yang menjadi presiden Amerika Serikat. Namun, dalam kepemimpinannya, kita

melihat bahwa kepribadiannya pun mempunyai peran penting dalam menyetir keberhasilan

organisasi yang ia pimpin. Kepopuleran seseorang mungkin mampu mengantarkan seorang

figure pemimpin hingga ke puncak, tapi etika serta kepribadiannyalah yang akan membuat

sang figure bertahan lebih lama di puncak dan bahkan setelahnya akan melegenda menembus

batas zaman serta pengaruhnya akan tetap terasa dan hidup di tengah masyarakat.

Setiap orang yang diangkat menjadi pemimpin didasarkan pada kelebihan-kelebihan

yang dimilikinya dari pada orang-orng yang dipimpinnya. Untuk menjadi pemimpin

diperluan adanya sifat-sifat dan kepribadian yang harus dimiliki seorang pemimpin.

Beberapa kepribadian kepemimpinan dalam pendidikan yang sangat penting dan perlu

mendapat perhatian, antara lain:

1.      Rendah hati dan sederhana.

Seorang pemimpin pendidikan hendaknya jangan mempunyai sifat sombong atau merasa

lebih mengetahui dari yang lain. Kelebihan pengetahuan yang dimiliki hendaknya

dipergunakan untuk membantu yang lain, bukan untuk dipamerkan dan dijadikan

kebanggaan.

2.      Bersifat suka menolong

Pemimpin hendaknya selalu siap sedia untuk membantu serta menolong anggotanya tanpa

diminta. Selain itu pemimpin juga hendaknya meluangkan waktu untuk mendengarkan

kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh anggotanya akan apa yang dihadapi mengenai

tugasnya. Sehingga dapat memberikan solusi atau pemecahan, bila tidak dapat memberikan

solusi sendiri, pempin juga dapat memusyawarahkan bersama agar memperoleh solusi.

3.      Sabar dan memiliki kestabilan emosi

Seorang pemimpin pendidikan hendaknya memiliki sifat sabar. Jangan mudah kecewa

dan memperlihatkan kekecewaannya dalam menghadapi sebuah kegagalan atau kesukaran

ataupun sebaliknya  jangan mudah bangga dan sombong jika kelompokya berhasil. Karena

hal ini akan menjjadikan anggotanya tidak merasa dipaksa atau tidak selalu dikejar-kejar

dalam menjalankan tugasnya.

4.      Percaya pada diri sendiri

5.      Jujur,adil dan dapat dipercaya

6.      Keahlian dalam jabatan

Keahlian yang dimaksud disini yakni keahlian dalam bidang pekerjaan yang dipimpinnya.

Keahlian jabatan merupakan syarat utama dalam kepemimpinan. Tanpa sebuah keahlian tak

mungkin menjadi pemimpin. Akan tetapi jangan dikatakan hanya dengan keahlian jabatan

orang dapat menjadi pemimpin.

Keahlian jabatan tidak hanya kecakapan dalam melaksanakan pekerjaan, melainkan juga

pengalaman dan penguasaan semua macam pengetahuan yang diperlukan serta dibutuhkan 

untuk memperoleh dan menambah kecakapan.

2.3 Fungsi Kepemimpinan Pendidikan

Menurut Hadari Nawawi (1992; 82-83) mengemukakan tentang fungsi kepemimpinan,

yaitu : Mengembangkan dan menyalurkan kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat,

baik secara perseorangan maupun kelompok sebagai usaha mengumpulkan data/bahan dari

anggota kelompok dalam menetapkan keputusan (decision making) yang mampu memahami

di dalam kelompoknya. Dengan demikian keputusan akan dipandang sebagai sesuatu yang

patut atau tepat dilaksanakan oleh setiapanggota kelompok dalam rangka mencapai tujuan

tertentu.

Mengembangkan suatu kerjasam yang efektif dengan memberikan penghargaan dan

pengakuan terhadap kemampuan orang-orang yang dipimpin sehingga timbul kepercayaan

pada dirinya sendiri dan kesediaan menghargai orang lain sesuai dengan kemampuan masing-

masing sehingga mampu memainkan peranan yang tepat dalam ikut serta  memberikan

sumbangan terhadap usaha pencapaian tujuan, baik secara perseorangan maupun melalui

proses kerja sama.

Mengusahakan dan mendorong terjadinya pertemuan mendapat/buat pikiran dengan sikap

harga menghargai sehingga timbul perasaan ikut terlibat di dalam kegiatan

kelompok/organisasi dan tumbuh perasaan bertanggungjawab atas terwujudnya pekerjaan

masing-masing sebagai bagian dari usaha pencapaian tujuan.

Membantu menyelesaikan masalah-masalah, baik secara perseorangan maupun kelompok

dengan memberikan petunjuk-petunjuk dan mengatasinya sehingga berkembang ketersediaan

untuk memecahkannya dengan kemampuan sendiri. Termasuk juga dalam hal ini adalah

mendorong kemampuan anggota kelompok untuk mengatasi masalah peningkatan

kesejahteraan dalam rangka menciptakan moral kerja yang tinggi.

Tim dosen MKDK Pengelolaan Pendidikan ’Akdon’ (1994: 102-103) mengemukakan

tentang fungsi kepemimpinan pendidikan yaitu :

Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan

bekerja, antara lain:

Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa

kebebasan.

Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisasikan diri yaitu ikut serta dalam

memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan

menjalankan tujuan.

Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu

kelompok dalam menganalisa situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang

paling praktis dan efektif.

Pemimpin bertanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok.

Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman.

Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi

pekerjaan dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif.

Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi

organisasi

Dari pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya fungsi

kepemimpinan dalam organisasi yaitu mengkondisikan suatu upaya untuk menggerakan dan

mengkordinasikan sumber daya organisasi untuk terlibat langsung dalam proses pelaksanaan

sehingga mampu mewujudkan tujuan organisasi yang ditetapkan secara efektif dan efisien.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Suatu lembaga pendidikan membutuhkan seorang pemimpin yang mampu dan

mumpuni dalam memimpin. Pemimpin yang memiliki keterampilan dan Kepribadian

pemimpin dalam memimpin akan membentuk pola kepemimpinan seseorang.

Dengan faktor pembentuk kepribadian, diantaranya : sosiologis, agama, dan budaya

yang positif ditekankan dengan baik sejak dini, akan mewujudkan kepribadian seorang

peimimpin yang rendah hati dan sederhana, bersifat suka menolong, sabar , memiliki

kestabilan emosi, percaya diri, jujur, adil, dan dapat dipercaya.

Dari paparan diatas, dapat menghasilkan sebuah fungsi kepemimpinan, yakni :

1. Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh

rasa kebebasan.

2. Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisasikan diri yaitu ikut serta dalam

memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan

menjalankan tujuan.

3. Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu

kelompok dalam menganalisa situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana

yang paling praktis dan efektif.

4. Pemimpin bertanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama dengan

kelompok.

5. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman.

6. Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk melatih kelompok menyadari proses

dan isi pekerjaan dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif.

7. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan

eksistensi organisasi.

3.2 DAFTAR PUSTAKA

http://sdn3cijemit.blogspot.com/2012/08/fungsi-kepemimpinan.html

http://amcreative.wordpress.com/kepemimpinan-pendidikan/

http://nixmahoptimiz.blogspot.com/2012/06/kepemimpinan-pendidikan.html

http://google.com