lp stenosis piloric
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Lp Stenosis Piloric
1/8
LAPORAN PENDAHULUAN
STENOSIS PILORY HIPERTROPI
DI RUANG HCU
RS. SAIFUL ANWAR MALANG
OLEH:
Kristian Yuli Sampurno
(201010300511002)
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013
-
7/23/2019 Lp Stenosis Piloric
2/8
I. Pengertian
Stenosis pilorik adalah penyempitan di bagian ujung lambung tempat makanan
keluar menuju ke usus halus. Akibat penyempitan tersebut, hanya sejumlah kecil
isi lambung yg bisa masuk ke usus, selebihnya akan dimuntahkan sehingga anak
akan mengalami penurunan berat badan. Gejala tersebut biasanya muncul pada
usia 2-6 minggu (Arif Mansjoer, dkk. 2000)
II. Etiologi
Penyebab stenosis pilorik tidak diketahui, tetapi ada kecenderunganfaktor
konginetal ikut berperan. Factor didapat mungkin terlibat dalam pathogenesis
terbentuknya lesi.
III. Tanda dan Gejala
1. Muntah proyektil mulai umur 2-3 minggu, dan tidak berwarna hijau
( nonbilious vomiting), Terkadang dijumpai muntah berwarna hijau dan dapat
pula muntahan bercampur darah oleh karena adanya iritasi pada mukosa
lambung.Timbul 30-60 menit setelah makan dan minum
2. Setelah muntah kelihatan selalu masih lapar dan rakus bila diberikan
minuman3. Bayi senantiasa selalu menangis sesudah muntah dan akan muntah
kembali setelah makan. Hal ini disebabkan karena obstruksi pylorus.
4. Penurunan berat badan yang disertai dengan penurunan turgor kulit
merupakan tanda adanya dehidrasi.
Gambaran Penyakit Stenosis Pilorik Hipertropi
-
7/23/2019 Lp Stenosis Piloric
3/8
5. Konstipasi merupakan gejala yang sering muncul karena sedikitnya
jumlah cairan yang melalui pilorus menuju usus halus.
6. Anak juga tampak gelisah dan terus menangis
(Ngastiyah, 1997)
IV. Komplikasi
Stenosis pilorus dapat menyebabkan dehidrasi, kehilangan elektrolit dan
masalah berat badan . Muntah berulang-ulang dapat mengiritasi perut bayi Anda.
Beberapa bayi yang telah menderita pilorus stenosis berkembang menjadi penyakit
kuning sebuah perubahan warna kekuningan pada kulit dan mata.
Ikterus : disebabkan oleh defisiensi transferase glukuronida hepatik.Ikterus
adalah perubahan warna kulit / sclera mata (normal beerwarna putih) menjadi
kuning karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah.
Alkalosis metabolik hipokloremik (akut). Alkalosis Metabolik adalah suatu
keadaan dimana kehilangan asam melampaui produksi asam, ion-ion hidrogen
hilang dari cairan tubuh dan terjadi kelebihan bikarbonat
Dehidrasi berat (akut) dengan peningkatan kadar nitrogen urea darah.
(Ngastiyah, 1997)
V. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologi yaitu dengan barium meal maka akan tampak saluran
pilorus kecil dan memanjang yang disebut string sign
2. Pada fluoroskopi tampak pengosongan lambung terlambat, lambung tampak
membesar dan jelas terlihat gambaran peristaltic.
3. Pada pemeriksaan ultrasonografi, tampak gambaran dougnat sign atau target
bull eye sign.
4. USG
Penebalan pylorus dg central sonolucent area
Diameter pylorus > 14 mm
Penebalan mucosa > 4 mm
Panjang > 16 mm
-
7/23/2019 Lp Stenosis Piloric
4/8
VI. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Pembedahan yang dilakukan adalah pyloromiotomi dengan angka
kematian kurang dari 1 persen. Untuk mencegah terjadinya keadaan yang
berulang residif, piloromiotomi harus dilakukan tuntas dengan cara seluruh
bagian otot pylorus yang hipertropi dibelah, termasuk sebagian otot di
bagian proksimal.
Komplikasi pasca operasi dapat terjadi perdarahan, perforasi dan infeksi
luka operasi. Perforasi duodenum atau lambung merupakan penyulit yang
berbahaya sebab adanya suatu kebocoran enterik dapat menyebabkan nyeri,
peregangan perut, demam dan peritonitis, bahkan dapat terjadi sepsis, kolaps
vaskuler dan kematian. Jika terjadi perforasi harus dilakukan perbaikan dan
diberi antibiotika. Piloromiotomi merupakan pilihan utama. Apabila
dikerjakan dengan tepat maka prognosisnya baik dan tidak akan timbul
kekambuhan.
2. Penatalaksanaan non bedah ( terapi obat )
Tanpa pembedahan penyembuhan lambat (2-8 bulan), angka
kematian lebih tinggi, dan biaya rawat inap tinggi. Serta dampak yang
kurang menguntungkan terhadap perkembangan emosi akibat perawatan
yang lama di rumah sakit. Pengobatan secara medis penyembuhannya
biasanya berlangsung lambat.
Untuk terapi obatnya yaitu dengan sulfas atropin intra vena :
- Dosis awal 0,4 mg/kg bb/ hari
- Ditingkatkan 0,1 mg/kg bb/hari tiap 8 hari sampai
muntah mereda
- Dilanjutkan atropin oral selama 2 minggu
- Selain itu dibutuhkan pula obat-obatan penenang, anti
tikolinergik dan cairan parenteral.
3. Terapi nutrisi
Pada pasien post operasi pemberian makanan per oral mulai diberikan 4-6
jam pasca bedah, setelah 24 jam intake penuh diperbolehkan, Pada pasien non
bedah diberikan makanan kental dicampur tepung dan diberikan dengan porsi
yang sedikit tapi sering. Selama kira-kira 1 jam setelah makan, bayi
dipertahankan dalam posisi setengah duduk
(Soetjiningsih, 1998)
-
7/23/2019 Lp Stenosis Piloric
5/8
VII. Asuhan Keperawatan.
A. Pengkajian.
1. Identitas.
a. Identitas klien
b. Identitas penanggung jawab
2. Riwayat Keperawatan.
a. Keluhan utama.
b. Riwayat penyakit sekarang.
c. Riwayat penyakit dahulu.
d. Riwayat kesehatan keluarga.
e. Riwayat kesehatan lingkungan.f. Imunisasi.
g. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.
h. Nutrisi.
3. Pemeriksaan fisik.
a. Sistem kardiovaskuler.
b. Sistem pernapasan.
c. Sistem pencernaan.
d. Sistem genitourinarius.
e. Sistem saraf.
f. Sistem lokomotor/muskuloskeletal.
g. Sistem endokrin.
h. Sistem integumen.
i. Sistem pendengaran.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual
muntah
2. Konstipasi b/d kurangnya jumlah cairan yang melalui pylorus menuju
usus halus.
3. Cemas b/d kurangnya pengetahuan
-
7/23/2019 Lp Stenosis Piloric
6/8
C. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d
mual muntah
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam , klien
akan menunjukkan
NOC : Food & Fluid
Intake dengan criteria
hasil sbb :
- intake nutrisi klien
meningkat- muntah (- )
- tidak terjadi penurunan
BB
1. Kaji pola nutrisi
klien dan perubahan
yang terjadi
2. Timbang berat
badan klien.
3. Kaji factor
penyebab gangguan
pemenuhan nutrisi
4. Berikan dietdalam porsi kecil tapi
sering
5. Kolaborasi dengan
tim gizi dalam
penentuan diet klien
Konstipasi b/d
kurangnya jumlah cairan
yang melalui pylorus
menuju usus halus.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam ,
gangguan eliminasi klien
dapat teratasi dengan
criteria hasil sbb :
- Pola BAB normal
- Konsistensi normal
1. Kaji frekuensi pola
eliminasi klien.
2. Kurangi makanan
yang mengandung
serat
Cemas b/d kurangnyapengetahuan
Setelah dilakukantindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam
pengetahuan keluarga
klien meningkat
dibuktikan dengan
criteria hasil sbb :
- Keluarga klien mengeri
1. Kaji tingkatpendidikan keluarga
klien
2. Kaji tingkat
pengetahuan keluarga
tentang proses penyakit
klien
3. Jelaskan tentang
-
7/23/2019 Lp Stenosis Piloric
7/8
dengan proses penyakit
klien
- ekspresi wajah tenang,
proses penyakit klien
dengan melalui penkes
4. Berikan
kesempatan pada
keluarga bila ada yang
belum dimengertinya
5. Libatkan keluarga
dalam pemberian
tindakan pada klien
-
7/23/2019 Lp Stenosis Piloric
8/8
Daftar Pustaka
Soetjiningsih (1998), Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta
Mansjoer, dkk. 2000,Kapita Selekta Kedokteran, ed.3, Media Aesculapius, Jakarta.
Ngastiyah, 1997,Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC
Nanda International. 2010. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009
2011. Jakarta : ECG