lp kolelitiasis r. teratai

Upload: fitria-anwarawati

Post on 05-Jul-2018

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Lp Kolelitiasis r. Teratai

    1/17

    1. PENGERTIAN KOLELITIATIS (BATU EMPEDU)

    Kolelitiasis disebut juga batu empedu, gallstones, biliary calculus.

    Istilah kolelitiasis dimaksudkan untuk pembentukan batu di dalam

    kandung empedu. Batu kandung empedu merupakan gabunganbeberapa unsur yang membentuk suatu material mirip batu yang

    terbentuk di dalam kandung empedu. Batu Empedu adalah timbunan

    kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu.

    Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut kolelitiasis,

    sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis

    (Nucleus Precise Newsletter, edisi !, !"##$.

    Kolelitiasis adalah material atau kristal tidak berbentuk yang

    terbentuk dalam kandung empedu. Komposisi dari kolelitiasis adalah

    campuran dari kolesterol, pigmen empedu, kalsium dan matriks

    inorganik. %ebih dari "& batu saluran empedu adalah tipe batu

    pigmen, #'!"& tipe batu kolesterol dan sisanya dengan komposisi

    yang tidak diketahui. )i negaranegara Barat, komponen utama dari

    batu empedu adalah kolesterol, sehingga sebagian batu empedu

    mengandung kolesterol lebih dari *"&.

    2. ETIOLOGI

    Empedu normal terdiri dari "& garam empedu (terutama kolik

    dan asam chenodeo+ycholic$, !!& osolipid (lesitin$, -& kolesterol,

    & protein dan ",& bilirubin. Etiologi batu empedu masih belum

    diketahui dengan sempurna namun yang paling penting adalah

    gangguan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan

    empedu, stasis empedu dan ineksi kandung empedu. /ementara itu,

    komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol yang biasanya

    tetap berbentuk cairan. 0ika cairan empedu menjadi jenuh karena

    kolesterol, maka kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk

    endapan di luar empedu.

    Kolelitiasis dapat terjadi dengan atau tanpa aktor resiko dibawah

    ini. Namun, semakin banyak aktor resiko yang dimiliki seseorang,

    semakin besar kemungkinan untuk terjadinya kolelitiasis. 1aktor

    resiko tersebut antara lain 2

    #. 3anita (beresiko dua jadi lebih besar dibanding lakilaki$

    !. 4sia lebih dari -" tahun

    . Kegemukan (obesitas$

    -. 1aktor keturunan

  • 8/16/2019 Lp Kolelitiasis r. Teratai

    2/17

    '. 5kti6itas 7sik

    8. Kehamilan (resiko meningkat pada kehamilan$

    . 9iperlipidemia

    *. )iet tinggi lemak dan rendah serat:. Pengosongan lambung yang memanjang

    #". Nutrisi intra6ena jangka lama

    ##. )ismotilitas kandung empedu

    #!. ;batobatan antihiperlipedmia (clo7brate$

    #. Penyakit lain (seperti 1ibrosis sistik, )iabetes mellitus, sirosis

    hati, pankreatitis dan kanker kandung empedu$ dan penyakit ileus

    (kekurangan garam empedu$

    #-. / !"""$.

      Batu pigmen terdiri dari garam kalsium dan salah satu dari

    keempat anion ini 2 bilirubinat, karbonat, osat dan asam lemak.

  • 8/16/2019 Lp Kolelitiasis r. Teratai

    3/17

    Pigmen (bilirubin$ pada kondisi normal akan terkonjugasi dalam

    empedu. Bilirubin terkonjugasi karena adanya en>im glokuronil

    tranerase bila bilirubin tak terkonjugasi diakibatkan karena kurang

    atau tidak adanya en>im glokuronil tranerase tersebut yang akanmengakibatkan presipitasi=pengendapan dari bilirubin tersebut. Ini

    disebabkan karena bilirubin tak terkonjugasi tidak larut dalam air tapi

    larut dalam lemak.sehingga lama kelamaan terjadi pengendapan

    bilirubin tak terkonjugasi yang bisa menyebabkan batu empedu tapi

    ini jarang terjadi.

    Pigmen (bilirubin$ tak terkonjugasi dalam empedu

    ?

    5kibat berkurang atau tidak adanya en>im glokuronil tranerase

    ?

    Presipitasi = pengendapan

    ?

    Berbentuk batu empedu

    ?

    Batu tersebut tidak dapat dilarutkan dan harus dikeluarkan dengan jalan

    operasi

    P5@935A

  • 8/16/2019 Lp Kolelitiasis r. Teratai

    4/17

    4. KLASIFIKASI

    ambaran makroskopis dan komposisi kimianya, batu empedu di

    golongkankan atas (tiga$ golongan2

    #. Batu kolesterol

    Berbentuk o6al, multiokal atau mulberry dan mengandung lebih

    dari "& kolesterol. %ebih dari :"& batu empedu adalah

    kolesterol (batu yang mengandung C '"& kolesterol$. 4ntuk

    terbentuknya batu kolesterol diperlukan aktor utama 2

    • /upersaturasi kolesterol

    • 9ipomotilitas kandung empedu

    • Nukleasi= pembentukan nidus cepat.

  • 8/16/2019 Lp Kolelitiasis r. Teratai

    5/17

    !. Batu pigmen

    Batu pigmen merupakan #"& dari total jenis baru empedu yang

    mengandung D!"& kolesterol. 0enisnya antara lain2

    Batu pigmen kalsium bilirubinat (pigmen coklat$Berwarna coklat atau coklat tua, lunak, mudah dihancurkan dan

    mengandung kalsiumbilirubinat sebagai komponen utama. Batu

    pigmen cokelat terbentuk akibat adanya aktor stasis dan ineksi

    saluran empedu. /tasis dapat disebabkan oleh adanya disungsi

    s7ngter ;ddi, striktur, operasi bilier, dan ineksi parasit. Bila terjadi

    ineksi saluran empedu, khususnya E. oli, kadar en>im B

    glukoronidase yang berasal dari bakteri akan dihidrolisasi menjadibilirubin bebas dan asam glukoronat. Kalsium mengikat bilirubin

    menjadi kalsium bilirubinat yang tidak larut. )ari penelitian yang

    dilakukan didapatkan adanya hubungan erat antara ineksi bakteri

    dan terbentuknya batu pigmen cokelat. 4mumnya batu pigmen

    cokelat ini terbentuk di saluran empedu dalam empedu yang

    terineksi.

    Batu pigmen hitamBerwarna hitam atau hitam kecoklatan, tidak berbentuk, seperti

    bubuk dan kaya akan sisa >at hitam yang tak terekstraksi. Batu

    pigmen hitam adalah tipe batu yang banyak ditemukan pada

    pasien dengan hemolisis kronik atau sirosis hati. Batu pigmen

    hitam ini terutama terdiri dari deri6at polymeri>ed bilirubin.

    Potogenesis terbentuknya batu ini belum jelas. 4mumnya batu

    pigmen hitam terbentuk dalam kandung empedu dengan empeduyang steril.

    • Batu campuran

    Batu campuran antara kolesterol dan pigmen dimana mengandung

    !"'"& kolesterol.

    5. MANIFESTASI KLINIS

    ejala klinik kolelitiasis ber6ariasi dari tanpa gejala hinggamunculnya gejala. %ebih dari *"& batu kandung empedu

    memperlihatkan gejala asimptomatik. ejala klinik yang timbul

    pada orang dewasa biasanya dijumpai gejala dispepsia non

    spesi7k, intoleransi makanan yang mengandung lemak, nyeri

    epigastrium yang tidak jelas, tidak nyaman pada perut kanan atas.

  • 8/16/2019 Lp Kolelitiasis r. Teratai

    6/17

    ejala ini tidak spesi7k karena bisa terjadi pada orang dewasa

    dengan atau tanpa kolelitiasis.

    Pada anakanak, gejala klinis yang sering ditemui adalah

    adanya nyeri bilier dan obstructi6e jaundice. Nyeri bilier yang khaspada penderita ini adalah kolik bilier yang ditandai oleh gejala nyeri

    yang berat dalam waktu lebih dari #' menit sampai ' jam. %okasi

    nyeri di epigastrium, perut kanan atas menyebar sampai ke

    punggung. Nyeri sering terjadi pada malam hari, kekambuhannya

    dalam waktu yang tidak beraturan. Nyeri perut kanan atas yang

    berulang merupakan gambaran penting adanya kolelitiasis.

    4mumnya nyeri terlokalisir di perut kanan atas, namun nyeri

    mungkin juga terlokalisir di epigastrium. Nyeri pada kolelitiasis ini

    biasanya menyebar ke bahu atas. Fekanisme nyeri diduga

    berhubungan dengan adanya obstruksi dari duktus. @ekanan pada

    kandung empedu bertambah sebagai usaha untuk melawan

    obstruksi, sehingga pada saat serangan, perut kanan atas atau

    epigastrium biasanya dalam keadaan tegang.

    /tudi yang dilakukan oleh Kumar et al didapatkan gejala

    nyeri perut kanan atas yang berulang dengan atau tanpa mual dan

    muntah mencapai '& dari gejala klinik yang timbul, sisanya

    meliputi nyeri perut kanan atas yang akut, jaundice, ailure to

    thri6e, keluhan perut yang tidak nyaman. 9anya #"& dijumpai

    dengan gejala asimptomatik. Fual dan muntah juga umum terjadi.

    )emam umum terjadi pada anak dengan umur kurang dari #'

    tahun. Nyeri episodik terjadi secara tidak teratur dan beratnya

    serangan sangat ber6ariasi. Pada pemeriksaan 7sik mungkin tidak

    dijumpai kelainan. Pada sepertiga pasien terjadi inGamasi

    mendahului nekrosis, kemudian diikuti perorasi atau empiema

    pada kandung empedu.

    %ewatnya batu pada kandung empedu menyebabkan

    obstruksi kandung empedu, kolangitis duktus dan pankreatitis.

    Faniestasi pertama gejala kolelitiasis sering berupa kolesistitis

    akut dengan gejala demam, nyeri perut kanan atas yang dapat

    menyebar sampai ke skapula dan sering disertai teraba masa pada

    lokasi nyeri tersebut. Pada pemeriksaan 7sik dijumpai nyeri tekan

    pada perut kanan atas yang dapat menyebar sampai daerah

    epigastrium. @anda khas (FurphyHs sign$ berupa napas yang

  • 8/16/2019 Lp Kolelitiasis r. Teratai

    7/17

    terhenti sejenak akibat rasa nyeri yang timbul ketika dilakukan

    palpasi dalam di daerah subkosta kanan.

    6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 

  • 8/16/2019 Lp Kolelitiasis r. Teratai

    8/17

    !$ Kenaikan osolipid

    $ Penurunan ester kolesterol

    -$ Kenaikan protrombin serum time

    '$ Kenaikan bilirubin total, transaminase (Normal D ",- mg=dl$8$ Penurunan urobilirubin

    $ Peningkatan sel darah putih2 #!.""" #'."""=iu (Normal 2 '"""

    #"."""=iu$

    *$ Peningkatan serum amilase, bila pankreas terlibat atau bila ada batu

    di duktus utama (Normal2 # ##' unit=#""ml$

    7. PENATALAKSANAAN

    Penanganan kolelitiasis dibedakan menjadi dua yaitu

    penatalaksanaan non bedah dan bedah. 5da juga yang membagi

    berdasarkan ada tidaknya gejala yang menyertai kolelitiasis, yaitu

    penatalaksanaan pada kolelitiasis simptomatik dan kolelitiasis yang

    asimptomatik.

    !.:.# Penatalaksanaan Nonbedah

    • Penatalaksanaan pendukung dan diet

    Kurang lebih *"& dari pasienpasien inGamasi akut kandung

    empedu sembuh dengan istirahat, cairan inus, penghisapan nasogastrik,

    analgesik dan antibiotik. Inter6ensi bedah harus ditunda sampai gejala

    akut mereda dan e6alusi yang lengkap dapat dilaksanakan, kecuali jika

    kondisi pasien memburuk.

    Fanajemen terapi 2

    #. )iet rendah lemak, tinggi kalori, tinggi protein

    !. Pemasangan pipa lambung bila terjadi distensi perut.

    . ;bser6asi keadaan umum dan pemeriksaan 6ital sign

    -. )ipasang inus program cairan elektrolit dan glukosa untuk

    mengatasi syok.

    '. Pemberian antibiotik sistemik dan 6itamin K (anti koagulopati$

    • )isolusi medis

    ;ral )issolution @herapy adalah cara penghancuran batu dengan

    pemberian obatobatan oral. 4rsodeo+ycholic acid lebih dipilih dalam

    pengobatan daripada chenodeo+ycholic karena eek samping yang lebih

  • 8/16/2019 Lp Kolelitiasis r. Teratai

    9/17

    banyak pada penggunaan chenodeo+ycholic seperti terjadinya diare,

    peningkatan aminotransrase dan hiperkolesterolemia sedang

    Pemberian obatobatan ini dapat menghancurkan batu pada 8"&

    pasien dengan kolelitiasis, terutama batu yang kecil. 5ngka kekambuhanmencapai lebih kurang #"&, terjadi dalam ' tahun setelah terapi.

    )isolusi medis sebelumnya harus memenuhi kriteria terapi nonoperati 

    diantaranya batu kolesterol diameternya D !" mm, batu kurang dari -

    batu, ungsi kandung empedu baik dan duktus sistik paten. Pada anak

    anak terapi ini tidak dianjurkan, kecuali pada anakanak dengan risiko

    tinggi untuk menjalani operasi.

    • )isolusi kontak

     @erapi contact dissolution adalah suatu cara untuk menghancurkan

    batu kolesterol dengan memasukan suatu cairan pelarut ke dalam

    kandung empedu melalui kateter perkutaneus melalui hepar atau

    alternati lain melalui kateter nasobilier. %arutan yang dipakai adalah

    methyl terbutyl eter. %arutan ini dimasukkan dengan suatu alat khusus ke

    dalam kandung empedu dan biasanya mampu menghancurkan batu

    kandung empedu dalam !- jam.

    Kelemahan teknik ini hanya mampu digunakan untuk kasus dengan

    batu yang kolesterol yang radiolusen. %arutan yang digunakan dapat

    menyebabkan iritasi mukosa, sedasi ringan dan adanya kekambuhan

    terbentuknya kembali batu kandung empedu

    • %itotripsi elombang Elektrosyok (E/3%$

    Prosedur non in6asi6e ini menggunakan gelombang kejut berulang

    (

  • 8/16/2019 Lp Kolelitiasis r. Teratai

    10/17

    dan s7ngterotomi telah berhasil dilakukan pada :"& kasus. Kurang dari -

    dari setiap #.""" penderita yang meninggal dan & mengalami

    komplikasi, sehingga prosedur ini lebih aman dibandingkan pembedahan

    perut. E

  • 8/16/2019 Lp Kolelitiasis r. Teratai

    11/17

    Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita kolelitiasis 2

    • 5simtomatik

    • ;bstruksi duktus sistikus

    • Kolik bilier

    • Kolesistitis akut

    • Perikolesistitis

    • Peradangan pankreas (pankreatitis$

    • Perorasi

    • Kolesistitis kronis

    • 9idrop kandung empedu

    • Empiema kandung empedu

    • 1istel kolesistoenterik

    • Batu empedu sekunder (Pada !8& penderita, saluran menciut

    kembali dan batu empedu muncul lagi$

    • Ileus batu empedu (gallstone ileus$

    Kolesistokinin yang disekresi oleh duodenum karena adanya

    makanan menghasilkan kontraksi kandung empedu, sehingga batu yang

    tadi ada dalam kandung empedu terdorong dan dapat menutupi duktus

    sistikus, batu dapat menetap ataupun dapat terlepas lagi. 5pabila batu

    menutupi duktus sistikus secara menetap maka mungkin akan dapat

    terjadi mukokel, bila terjadi ineksi maka mukokel dapat menjadi suatu

    empiema, biasanya kandung empedu dikelilingi dan ditutupi oleh alat

    alat perut (kolon, omentum$, dan dapat juga membentuk suatu 7stel

    kolesistoduodenal. Penyumbatan duktus sistikus dapat juga berakibat

    terjadinya kolesistitis akut yang dapat sembuh atau dapat

    mengakibatkan nekrosis sebagian dinding (dapat ditutupi alat sekiatrnya$

    dan dapat membentuk suatu 7stel kolesistoduodenal ataupun dapat

    terjadi perorasi kandung empedu yang berakibat terjadinya peritonitis

    generalisata.

    Batu kandung empedu dapat maju masuk ke dalam duktus sistikus

    pada saat kontraksi dari kandung empedu. Batu ini dapat terus majusampai duktus koledokus kemudian menetap asimtomatis atau kadang

    dapat menyebabkan kolik. Batu yang menyumbat di duktus koledokus

     juga berakibat terjadinya ikterus obstrukti, kolangitis, kolangiolitis, dan

    pankretitis.

  • 8/16/2019 Lp Kolelitiasis r. Teratai

    12/17

    Batu kandung empedu dapat lolos ke dalam saluran cerna melalui

    terbentuknya 7stel kolesitoduodenal. 5pabila batu empedu cukup besar

    dapat menyumbat pada bagian tersempit saluran cerna (ileum terminal$

    dan menimbulkan ileus obstruksi.

    ASUHAN KEPERAWATAN

    3.1 Pengkajian

    Pengkajian adalah fase pertama proses keperawatan .

    Data yang dikumpulkan meliputi :

    3.1.1 Identitas

    Kolelitiasis merupakan batu pada kandung empedu yang banyak terjadi pada individu

    yang berusia di atas 40 tahun dan semakin meningkat pada usia 7 tahun. Dan wanita

    mempunyai resiko ! kali lipat untuk terkena kolelitiasis dibandingkan dengan pria.

    3.1.2 Riwayat Kesehatan

    ". Keluhan utama

    #erupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat pengkajian.

    $iasanya keluhan utama yang klien rasakan adalah nyeri abdomen pada kuadran

    kanan atas% dan mual muntah.

    a. &iwayat kesehatan sekarang

    #erupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode P'&()% paliatif 

    atau provokatif *P+ yaitu fo,us utama keluhan klien% -uality atau kualitas *'+ yaitu

     bagaimana nyerigatal dirasakan oleh klien% regional *&+ yaitu nyerigatal menjalar 

    kemana% (afety *(+ yaitu posisi yang bagaimana yang dapat mengurangi nyerigatal

    atau klien merasa nyaman dan )ime *)+ yaitu sejak kapan klien merasakan nyerigatal

    tersebut. Klien sering mengalami nyeri di ulu hati yang menjalar ke punggung % dan

     bertambah berat setelah makan disertai dengan mual dan muntah.

     b. &iwayat penyakit dahulu

    Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah di riwayat

    sebelumnya. Klien memiliki $ody #ass /nde *$#/+ tinggi% mempunyai resiko lebih

    tinggi untuk terjadi kolelitiasis. /ni karenakan dengan tingginya $#/ maka kadar 

    kolesterol dalam kandung empedu pun tinggi.

    ,. &iwayat kesehatan keluarga

    #engkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita penyakit kolelitiasis.

    Penyakit kolelitiasis tidak menurun% karena penyakit ini menyerang sekelompok 

  • 8/16/2019 Lp Kolelitiasis r. Teratai

    13/17

    manusia yang memiliki pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. )api orang

    dengan riwayat keluarga kolelitiasis mempunyai resiko lebih besar dibanding dengan

    tanpa riwayat keluarga.

    d. &iwayat psikososial

    Pola pikir sangat sederhana karena ketidaktahuan informasi dan memper,ayakan

    sepenuhnya dengan rumah sakit. Klien pasrah terhadap tindakan yang dilakukan oleh

    rumah sakit asal ,epat sembuh. Persepsi diri baik% klien merasa nyaman% nyeri tidak 

    timbul sehubungan telah dilakukan tindakan ,holesistektomi.

    e. &iwayat lingkungan

    1ingkungan tidak berpengaruh terhadap penyakit kolelitiasis. Karena kolelitiasis

    dipengaruhi oleh pola makan dan gaya hidup yang tidak baik.

    3.1.3 Pemeiksaan !isik 

    ". Keadaan 2mum

    Pada hasil pemeriksaan fisik abdomen didapatkan :

    a. /nspeksi : datar% eritem *3+% sikatrik *3+

     b. uskultasi : peristaltik *5+

    ,. Perkusi : timpani

    d. Palpasi : supel% nyeri tekan *5+ regio kuadran kanan atas% hepar3lien tidak teraba%

    massa *3+

    6. (istem endokrin

    #engkaji tentang keadaan abdomen dan kantung empedu. $iasanya pada penyakit ini

    kantung empedu dapat terlihat dan teraba oleh tangan karena terjadi pembengkakan

     pada kandung empedu.

    3.1." P#$a akti%itas

    a. utrisi

    Dikaji tentang porsi makan% nafsu makan

     b. ktivitas

    Dikaji tentang aktivitas sehari3hari% kesulitan melakukan aktivitas dan anjuran bedrest

    ,. spek Psikologis

    Kaji tentang emosi% Pengetahuan terhadap penyakit% dan suasana hati.

    d. spek penunjang

    • 8asil pemeriksaan 1aboratorium *bilirubin%amylase serum meningkat+.

    • 9bat3obatan satu terapi sesuai dengan anjuran dokter 

    3.2 Ana$isa &ata

    &ata Eti#$#gi 'asa$ah Ke(eawatan

    D( : Pasien mengeluh (umbatan empedu yeri

  • 8/16/2019 Lp Kolelitiasis r. Teratai

    14/17

    nyeri di daerah ulu hati

    D9 : nyeri tekan di

    epigastrium

    kolelitiasis

    liran balik ,airan

    empedu ke hepar 

    Proses radang di sekitar 

    hepatobilier 

    /nfeksi

     yeri

    D( : 3

    D9 : pasien lemah%

    mata ,owong% turgor 

    kulit buruk 

    Penurunan peristaltik 

    karena efek kolelitiasis

    #akanan tertahan di

    dalam lambung

    Peningkatan rasa mual

    #ual muntah

    Penurunan volume

    ,airan

    Penurunan volume

    ,airan

    D( : Pasien mengatakan

     perutnya tidak enak 

    karena mual muntah

    D9 : Distensi abdomen

    Penurunan peristaltik 

    karena efek kolelitiasis

    #akanan tertahan di

    dalam lambung

    Peningkatan rasa mual

    #ual muntah

    Peubahan nutrisi kurang

    dari kebutuhan tubuh

     utrisi kurang dari

    kebutuhan tubuh

    3.3 &iagn#sa Ke(eawatan dan Inte%ensi

     yeri berhubungan dengan agen ,edera biologis: obstruksispasme duktus% proses

    inflamasi% iskemia jaringannekrosis.

    /ntervensi &asional

    • 9bservasi dan ,atat lokasi% beratnya

    *skala 03"0+ dan karakter nyeri

    *menetap% hilang timbul% kolik+.

    • )ingkatkan tirah baring% biarkan

     pasien melakukan posisi yang nyaman.

    • #embantu membedakan penyebab

    nyeri dan memberikan informasi

    tentang kemajuanperbaikan penyakit%

    terjadinya komplikasi% dan

    keefektifan intervensi.

  • 8/16/2019 Lp Kolelitiasis r. Teratai

    15/17

    • Kolaborasi : $erikan obat sesuai

    indikasi antikolinergik.

    • 1akukan terapi napas dalam

    • #eningkatkan istirahat% memusatkan

    kembali perhatian% dapat meningkatkan

    koping.

    )irah baring pada posisi fowler rendah

    menurunkan tekanan intraabdomen.

    • #embuang se,ret gaster yang

    merangsang pengeluaran kolesistokinin

    dan kontraksi kandung empedu.

    • #enghilangkan refle

    spasmekontraksi otot halus dan

    membantu dalam manajemen nyeri.

    &isiko tinggi kekurangan volume ,airan berhubungan dengan muntah% distensi% dan

    hipermotilitas gaster.

    /ntervensi &asional

    a. Pertahankan masukan dan

    haluaran akurat% perhatikan

    haluaran kurang dari masukan%

     peningkatan berat jenis urine.

    b. Kaji membrane mukosakulit%

    nadi perifer% dan pengisian

    kapiler.

    c. wasi tanda gejala

     peningkatanberlanjutnya

    mualmuntah% kram abdomen%

    kelemahan% kejang% kejang

    ringan% ke,epatan jantung tak 

    teratur% parestesia% hipoaktif atau

    tak adanya bising usus% depresi

     pernapasan.

    d. Kolaborasi : Pertahankan pasien

     puasa sesuai keperluan.

    e. Kolaborasi : $erikan antimetik 

    dan $erikan ,airan /;% elektrolit%

    dan vitamin K.

    a. #emberikan informasi tentang

    status ,airanvolume sirkulasi

    dan kebutuhan penggantian.

    b. #untah berkepanjangn% aspirasi

    gaster% dan pembatasan

     pemasukan oral dapat

    menimbulkan defi,it natrium%

    kalium dan klorida.

    c. #enurunkan sekresi dan

    motilitas gaster.

    d. #enurunkan mual dan

    men,egah muntah.

    e. #empertahankan volume

    sirkulasi dan memperbaiki

    ketidakseimbangan.

  • 8/16/2019 Lp Kolelitiasis r. Teratai

    16/17

    !. &isiko tinggi perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh% berhubungan

    dengan memaksa diri atau pembatasan berat badan sesuai aturan mualmuntah.

    /ntervensi &asional

    a. Kaji distensi abdomen% sering

     bertahak% berhati3hati% menolak 

     bergerak.

    b. Perkirakanhitung pemasukan kalori

     juga komentar tentang napsu makan

    sampai minimal

    c. $erikan suasana menyenangkan pada

    saat makan% hilangkan rangsangan

     berbau.

    d. Kolaborasi : Konsul dengan ahli

    diettim pendukung nutrisi sesuai

    indikasi.

    e. )ambahkan diet sesuai toleransi%

     biasanya rendah lemak% tinggi serat%

     batasi makanan penghasil gas dan

    makananmakanan tinggi lemak.

    a. )anda non3verbal

    ketidaknyamanan berhubungan

    dengan gangguan pen,ernaan%

    nyeri gas.

    b. #engidentifikasi kekurangan

    kebutuhan nutrisi. $erfokus pada

    masalah membuat suasana

    negative dan mempengaruhi

    masukan.

    c. 2ntuk meningkatkan napsu

    makanmenurunkan mual.

    d. $erguna dalam membuat

    kebutuhan nutrisi individual

    melalui rute yang paling tepat.

    e. #emenuhi kebutuhan nutrisi dan

    meminimalkan rangsangan pada

    kandungan empedu.

  • 8/16/2019 Lp Kolelitiasis r. Teratai

    17/17

    )51@5< P4/@5K5

    )r. 9. A. !"":. Kuncara Aplikasi klinis patofsiologi: Pemeriksaan dan

    manajemen, edisi 2. 0akarta 2 Buku Kedokteran E.

    Nucleus Precise Newsletter. !"##. Batu Empedu. 0akarta 2 [email protected]

    Precise.

    Price 5. /yl6ia, lorraine F 3ilson.!""'. Patofsiologi konsep-konsep klinis

     proses-proses penyakit, edisi 6, volume . 0akarta2 E.

    /jamsuhidajat