lp dan sp tindakan keperawatan risiko bunuh diri

16
PERONIKA SARI 22011215005 4 LP dan SP Tindakan Keperawatan Risiko Bunuh Diri Pengertian Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami risiko untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa. Dalam sumber lain dikatakan bahwa bunuh diri sebagai perilaku destruktif terhadap diri sendiri yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada kematian. Perilaku destruktif diri yang mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niatnya adalah kematian dan individu menyadarai hal ini sebagai sesuatu yang diinginkan (Stuart dan Sundeen, 1995). Tanda dan Gejala Mempunyai ide untuk bunuh diri. Mengungkapkan keinginan untuk mati. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan. Impulsif Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh). Memiliki riwayat percobaan bunuh diri Verbal terselubung (berbicara tentang kematian, menanyakan tentang obat dosis mematikan). Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panik, marah, dan mengasingkan diri). Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang depresi, psikosis, dan menyalahgunakan alkohol) Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau terminal). Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau mengalami kegagalan dalam karier). Umur 15-19 tahun atau di atas 45 tahun. Status perkawinan (mengalami kegagalan dalam perkawinan).

Upload: peronika-sari-barus

Post on 15-Feb-2016

42 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

jhjjx

TRANSCRIPT

Page 1: LP Dan SP Tindakan Keperawatan Risiko Bunuh Diri

PERONIKA SARI 220112150054

LP dan SP Tindakan Keperawatan Risiko Bunuh Diri

Pengertian

Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami risiko untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa. Dalam sumber lain dikatakan bahwa bunuh diri sebagai perilaku destruktif terhadap diri sendiri yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada kematian. Perilaku destruktif diri yang mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niatnya adalah kematian dan individu menyadarai hal ini sebagai sesuatu yang diinginkan (Stuart dan Sundeen, 1995).

Tanda dan Gejala

Mempunyai ide untuk bunuh diri. Mengungkapkan keinginan untuk mati. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan. Impulsif Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh). Memiliki riwayat percobaan bunuh diri Verbal terselubung (berbicara tentang kematian, menanyakan tentang obat dosis

mematikan). Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panik, marah, dan

mengasingkan diri). Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang depresi, psikosis, dan

menyalahgunakan alkohol) Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau terminal). Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau mengalami kegagalan dalam

karier). Umur 15-19 tahun atau di atas 45 tahun. Status perkawinan (mengalami kegagalan dalam perkawinan). Pekerjaan. Konflik interpersonal. Latar belakang keluarga. Orientasi seksual. Sumber-sumber personal, sosial. Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil.

Rentang Respons

Rentang Respons Protektif Diri

Page 2: LP Dan SP Tindakan Keperawatan Risiko Bunuh Diri

PERONIKA SARI 220112150054

Respons Adaptif Respons Maladaptif

Peningkatan diri Berisiko destruktif Destruktif diri Pencernaan diri Bunuh diri

tidak langsung

Keliat (1999)

Peningkatan diriSeseorang dapat meningkatkan proteksi atau pertahanan diri secara wajar terhadap situasional yang membutuhkan pertahanan diri. Sebagai contoh seseorang mempertahankan diri dari pendapatnya yang berbeda mengenai loyalitas terhadap pimpinan di tempat kerjanya.

Berisiko destruktifSeseorang memiliki kecenderungan atau berisiko mengalami perilaku destruktif atau menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang seharusnya dapat mempertahankan diri, seperti seseorang merasa patah semangat bekerja ketika dirinya dianggap tidak loyal terhadap pimpinan padahal sudah melakukan pekerjaan secara optimal.

Destruktif diri tidak langsungSeseorang telah mengambil sikap yang kurang tepat (maladaptif) terhadap situasi yang membutuhkan dirinya untuk mempertahankan diri. Misalnya, karena pandangan pimpinan terhadap kerjanya yang tidak loyal, maka seorang karyawan menjadi tidak masuk kantor atau bekerja seenaknya dan tidak optimal.

Pencederaan diriSeseorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencederaan diri akibat hilangnya harapan terhadap situasi yang ada.

Bunuh diriSeseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan nyawanya hilang.

Perilaku bunuh diri menurut Stuart dan Sundeen (1995) dibagi menjadi tiga kategori yaitu sebagai berikut;

Upaya bunuh diri (Suicide attempt) yaitu sengaja melakukan kegiatan menuju bunuh diri, dan bila kegiatan itu sampai tuntas akan menyebabkan kematian. Kondisi ini terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau di abaikan. Orang yang hanya berniat melakukan upaya bunuh diri dan tidak benar-benar ingi mati mungkin akan mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui tepat pada waktunya.

Isyarat bunuh diri (Suicide gesture) yaitu bunuh diri yang direncanakan untuk usaha mempengaruhi perilaku orang lain.

Page 3: LP Dan SP Tindakan Keperawatan Risiko Bunuh Diri

PERONIKA SARI 220112150054

Ancaman bunuh diri (Suicide threat) yaitu suatu peringatan baik secara langsung atau tidak langsung, verbal atau nonverbal bahwa seseorang sedang mengupayakan bunuh diri. Orang tersebut mungkin menunjukkan secara verbal bahwa dia tidak aka nada di sekitar kita lagi atau juga mengungkapkan secara nonverbal berupa pemberian hadiah, wasiat, dan sebagainya. Kurangnya respons positif dari orang sekitar dapat dipersepsikan sebagai dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri.

Faktor Predisposisi

Tidak ada teori tunggal yang mengungkapkan tentang bunuh diri dan memberikan petunjuk mengenai cara melakukan intervensi yang terapeutik. Teori Perilaku menyakini bahwa pencederaan diri merupakan hal yang dipelajari dan diterima pada saat anak-anak dan masa remaja. Teori psikologi memfokuskan pada masalah tahap awal perkembangan ego, trauma interpersonal, dan kecemasan berkepanjangan yang mungkin dapat memicu seseorang untuk mencederai diri. Teori Interpersonal mengungkapkan bahwa mencederai diri sebagai kegagalan dari interaksi dalam hidup, masa anak-anak mendapatkan perlakuan kasar serta tidak mendapatkan kepuasan (Stuart dan Sundeen, 1995).

Riwayat abuse atau incest dapat juga menjadi factor predisposisi atau presipitasi pencederaan diri. Faktor predisposisi yang lain adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan komunikasi (mengkomunikasikan perasaan), perasaan bersalah, depresi, dan perasaan yang tidak stabil.

Lima faktor predisposisi yang menunjang pada pemahaman perilaku destruktif-diri sepanjang siklus kehidupan adalah sebagai berikut :

Diagnosis Psikiatrik Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri mempunyai riwayat gangguan jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat membuat individu berisiko untuk melakukan tindakan bunuh diri adalah gangguan afektif, penyalahgunaan zat, dan skizofrenia.

Sifat Kepribadian Tiga tipe kepribadian yang erat hubungannya dengan besarnya risiko bunuh diri adalah antipati, impulsif, dan depresi.

Lingkungan Psikososial Faktor predisposisi terjadinya perilaku bunuh diri, di antaranya adalah pengalaman kehilangan, kehilangan dukungan sosial, kejadian-kejadian negatif dalam hidup, penyakit kronis, perpisahan, atau bahkan perceraian. Kekuatan dukungan social sangat penting dalam menciptakan intervensi yang terapeutik, dengan terlebih dahulu mengetahui penyebab masalah, respons seseorang dalammenghadapi masalah tersebut, dan lain-lain.

Riwayat Keluarga

Page 4: LP Dan SP Tindakan Keperawatan Risiko Bunuh Diri

PERONIKA SARI 220112150054

Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan factor penting yang dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan bunuh diri.

Faktor BiokimiaData menujukkan bahwa pada klien dengan risiko bunuh diri terjadi peningkatan zat-zat kimia yang terdapat di dalam otak seperti serotonin, adrenalin, dan dopamine. Peningkatan zat tersebut dapat dilihat melalui rekaman gelombang otak Electro Encephalo Graph (EEG).

Faktor Presipitasi

Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh stres berlebihan yang dialami oleh individu. Pencetusnya sering kali berupa kejadian hidup yang memalukan. Faktor lain yang dapat menjadi pencetus adalah melihat atau membaca melalui media mengenai orang yang melakukan bunuh diri ataupun percobaan bunuh diri. Bagi individu yang emosinya labil, hal tersebut menjadi sangat rentan.

Sumber Koping

Klien dengan penyakit kronik atau penyakit yang mengancam kehidupan dapat melakukan perilaku bunuh diri dn sering kali orang ini secara sadar memilih untuk melakukan tindakan bunuh diri. Perilaku bunuh diri berhubungan dengan banyak faktor, baik faktor sosial maupun budaya. Struktur sosial dan kehidupan bersosial dapat menolong atau bahkan mendorong klien melakukan perilaku bunuh diri. Isolasi social dapat menyebabkan kesepian dan menigkatkan keinginan seseorang untuk melakukan bunuh diri seseorang yang aktif dalam kegiatan masyarakat lebih mampu menoleransi stress dan menurunkan angka bunuh diri. Aktif dalam kegiatan keagamaan juga dapat mencegah seseorang melakukan tindakan bunuh diri.

Mekanisme Koping

Seorang klien mungkin memakai beberapa variasi mekanisme koping yang berhubungan dengan perilaku bunuh diri, termasuk denial , rasionalization, regression, dan magical thinking. Mekanisme pertahanan dari yang ada seharusnya tidak ditentang tanpa memberikan koping alternatif.

Perilaku bunuh diri menunjukan kegagalan mekaisme koping. Ancaman bunuh diri mungkin menunjukan upaya terakhir untuk mendapatkan pertolongan agar dapat mengatasi masalah. Bunuh diri yang terjadi merupakan kegagalan koping dan mekanisme adaptif pada diri seseorang.

Pohon MasalahEffect Bunuh Diri

Page 5: LP Dan SP Tindakan Keperawatan Risiko Bunuh Diri

PERONIKA SARI 220112150054

Core Problem

Causa Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Kronis

Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul

1. Risiko bunuh diri2. Bunuh diri3. Isolasi sosial4. Harga diri rendah kronis

Data yang Perlu Dikaji

Masalah Keperawatan Data yang Perlu DikajiRisiko Bunuh Diri Subjektif:

Mengungkapkan keinginan bunuh diri. Mengungkapkan keinginan untuk mati. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan. Ada riwayat berulang percobaan bunuh diri sebelumnya dari

keluarga. Berbicara tentang kematian, menanyakan tentang dosis obat

yang mematikan. Mengungkapkan adanya konflik interpersonal. Mengungkapkan telah menjadi korban perilaku kekeasan saat

kecil.Objektif: Impulsif. Menunujukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi

sangat patuh). Ada riwayat panyakit mental (depesi, psikosis, dan

penyalahgunaan alkohol). Ada riwayat penyakit fisik (penyakit kronis atau penyakit

terminal). Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau

Risiko Bunuh Diri

Page 6: LP Dan SP Tindakan Keperawatan Risiko Bunuh Diri

PERONIKA SARI 220112150054

kegagalan dalam karier). Umur 15-19 tahun atau diatas 45 tahun. Status perkawinan yang tidak harmonis.

Diagnosis Keperawatan

Risiko bunuh diri

Rencana Tindakan Keperawatan

Ancaman/percobaan bunuh diri dengan diagnosa keperawatan : Risiko Bunuh Diri1. Tindakan keperawatan untuk pasien percobaan bunuh diri

Tujuan : Klien tetap aman dan selamat. Tindakan : Melindungi klien.

Perawat dapat melakukan hal-hal berikut untuk melindungi klien yang mengancam atau mencoba bunuh diri.

a. Tetap menemani klien sampai dipindahkan ke tempat yang lebih aman.b. Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali pinggang, dan

lain-lain).c. Memastikan bahwa klien benar-benar telah meminum obatnya, jika klien mendapatkan

obat.d. Menjelaskan dengan lembut pada klien bahwa Saudara akan melindungi klien melupakan

keinginan untuk bunuh diri.

2. Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien percobaan bunuh diri Tujuan:

Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yangmengancam atau mencoba bunuh diri.

Tindakan:a. Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi klien serta jangan pernah meninggalkan

klien sendirianb. Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhi barang-barang berbahaya

disekitar klien.c. Mendiskusikan dengan keluarga untuk menjaga klien agar tidak sering melamun sendiri.d. Menjelaskan kepada keluarga pentingnya klien minum obat secara teratur.

Isyarat bunuh diri dengan diagnosis: harga diri rendah kronis.

Page 7: LP Dan SP Tindakan Keperawatan Risiko Bunuh Diri

PERONIKA SARI 220112150054

3. Tindakan keperawatan untuk klien yang menunjukkan isyarat bunuh diri Tujuan:a. Klien mendapat perlindungan dari lingkungannya.b. Klien dapat mengungkapkan perasaanya.c. Klien dapat meningkatkan harga dirinya.d. Klien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik. Tindakan keperawatan:a. Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan meminta

bantuan dari keluarga atau teman.b.  Meningkatkan harga diri klien, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1) Memberi kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya.2) Berikan pujian bila klien dapat mrngungkapkan perasaan yang positif.3) Meyakinkan klien bahwa dirinya berarti untuk orang lain.4) Mendiskusikan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh klien.5) Merencanakan aktivitas yang dapat klien lakukan.

Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara sebagai berikut.1) Mendiskusikan dengan klien cara menyelesaikan masalahnya.2) Mendiskusikan dengan klien efektivitas masing-masing cara penyelesaian masalah.3) Mendiskusikan dengan klien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik.

Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan anggota keluarga yang menunjukkan isyarat bunuh diri Tujuan: keluarga mampu merawat klien dengan risiko bunuh diri. Tindakan keperawatan:a. Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri.

1) Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri yang pernah muncul pada klien.

2) Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang umunya muncul pada klien berisiko bunuh diri.

b. Mengajarkan keluarga cara melindungi klien dari perilaku bunuh diri.1) Mendiskusikan tentang cara yang dapat dilakukan keluarga bila pasien

memperlihatkan tanda dan gejala bunuh diri.2) Menjelaskan tentang cara-cara melindungi klien, seperti contoh berikut ini.

Memberikan tempat yang aman. Menempatkan klien ditempat yang mudah diawasi, jangan biarkan klien mengunci diri di kamarnya atau jangan meninggalkan klien sendirian dirumah.

Menjauhkan barang-barang yang bisa untuk bunuh diri. Jauhkan klien dari barang-barang yang bisa digunakan untuk bunuh diri, seperti: tali, bahan bakar minyak/bensin, api, pisau atau benda tajam lainnya zat yang berbahaya seperti obat nyamukatau racun serangga.

Page 8: LP Dan SP Tindakan Keperawatan Risiko Bunuh Diri

PERONIKA SARI 220112150054

Selalu mengadakan pengawasan dan meningkatkan pengawasan apabila tanda dan gejala bunuh diri meningkat. Jangan pernah melonggarkan pengawasan, walaupun klien tidak menunjukan tanda dan gejala untuk bunuh diri.

Menganjurkan keluarga untuk melaksanakan cara tersebut diatas.c. Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan apabila klien melakukan

percobaan bunuh diri, antara lain dengan cara sebagai berikut.1) Mencari bantuan pada tetangga sekitar atau pemuka masyarakat untuk menghentikan

upaya bunuh diri tersebut.2) Segera membawa klien ke rumah sakit atau puskesmas mendapatkan bantuan medis.3) Membantu keluarga mencari rujukan fasilitas kesehatan yang tersedia bagi klien.4) Memberikan informasi tentang nomor telepon darurat tenaga kesehatan.5) Menganjurkan keluarga untuk mengantarkan klien berobat/kontrol secara teratur

untuk mengatasi masalah bunuh dirinya.6) Menganjurkan keluarga untuk membantu klien minum obat sesuai prinsip 5 benar

yaitu benar orangnya, benar obatnya, benar dosisnya, benar cara penggunaannya, dan benar waktu penggunaannya dan benar pencatatannya.

Evaluasi

Berikut ini adalah tanda-tanda keberhasilan asuhan keperawatan yang harus dicapai oleh klien dan keluarganya berdasarkan perilaku bunuh diri yang ditampilkan.

1. Bagi klien yang memeberikan ancaman atau melakukan percobaan bunuh diri, keberhasilan asuhan keperawatan ditandai dengan keadaan klien yang teteap aman dan selamat.

2. Bagi keluarga dengan anggota keluarga (klien) yang memberikan ancaman aatu melakukan percobaan bunuh diri, keberhasilan asuhan keperawatan ditandai dengan kemampuan keluarga berperan serta dalam melindungi anggota keluarga yang mengancam atau mencoba bunuh diri.

3. Bagi klien yang memberikan isyarat bunuh diri, keberhasialn asuhan keperawatan ditandai dengan hal-hal sebagai berikut. Klien mampu mengungkapkan perasaannya. Klien mampu meningkatkan harga dirinya Klien mampu menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik.

4. Bagi klien yang memberikan isyarata bunuh diri, keberhasilan asuhan keperawatan ditandai dengan kemampuan keluarga dalam meraawta klien dengan risiko bunuh diri. Untuk itu diharapkan keluarga mampu melakukan hal-hal berikut. Menyebutkan kembali tanda dan gejala bunuh diri. Memperagakan kembali cara-cara yang dapat dilakukan untuk melindungi anggota

keluarga yang berisiko bunuh diri.

Page 9: LP Dan SP Tindakan Keperawatan Risiko Bunuh Diri

PERONIKA SARI 220112150054

Menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia dalam merawat anggota keluarga yang berisiko bunuh diri.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah Klien : Risiko Bunuh Diri Pertemuan : Ke-1 (Pertama)

A. Proses Keperawatan1. Kondisi

Memiliki ide untuk melakukan tindakan bunuh diri/mengakhiri hidupnya. Mengungkapkan keinginan untuk mati. Mengungkapkan rsa bersalah dan keputusasaan. Bersikap impulsive Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangar patuh. Pernah melakukan percobaan bunuh diri. Berbicara tentang kematian dan menanyakan tentang obat dosis yang mematikan. Mengungkapkan adanya konflik interpersonal.

2. Diagnosis KeperawatanRisiko bunuh diri

3. TUK/SP 1 Klien tetap aman dan selamat. Skilen mendapat perlindungan dari lingkungannya. Klien dapat mengungkapkan perasaannya. Klien dapat meningkatkan harga diri.

4. Tindakan Keperawatan Melakukan kontrak pengkajian dengan klien. Menemani klien terus-menerus. Menjauhkan semua benda yang membahayakan klien. Memastikan bahwa klien benar-benar telah meminum obatnya, jika mendapatkan

obat. Menjelaskan dengan lembut pada klien bahwa saudara akan melindungi klien

samapi klien tidak mempunyai keinginan bunuh diri. Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri. Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri.

STRATEGI PELAKSANAAN RESIKO BUNUH DIRI

A. Kondisi KlienSedih, marah, putus asa, tidak berdaya, memberikan isyarat verbal maupun non verbal

Page 10: LP Dan SP Tindakan Keperawatan Risiko Bunuh Diri

PERONIKA SARI 220112150054

B. Diagnosa KeperawatanResiko Bunuh Diri

C. Tujuan1) Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya2) Pasien dapat mengungkapkan perasaanya3) Pasien dapat meningkatkan harga dirinya4) Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik

D. Tindakan Keperawatan1) Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan meminta

bantuan dari keluarga atau teman.2) Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara:

a) Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.

b) Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif.

c) Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting

d) Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien

e) Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan

3) Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara:a) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnyab) Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing cara penyelesaian masalahc) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik

E. Strategi Pelaksanaan SP 1: Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri

Melindungi pasien dari percobaan bunuh diri.

Orientasi:

Page 11: LP Dan SP Tindakan Keperawatan Risiko Bunuh Diri

PERONIKA SARI 220112150054

”Selamat pagi Pak, kenalkan saya suster O, biasa di panggil O, saya mahasiswa Keperawatan Universitas Padjadjaran yang bertugas di ruang ini, saya dinas pagi dari jam 7 pagi – 2 siang .”

”Bagaimana perasaan A hari ini? ”

” Bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang apa yang A rasakan selama ini. Dimana dan berapa lama kita bicara?”

Kerja ”Bagaimana perasaan A setelah ini terjadi? Apakah dengan bencana ini A paling merasa menderita di dunia ini? Apakah A pernah kehilangan kepercayaan diri? Apakah A merasa tidak berharga atau bahkan lebih rendah dari pada orang lain? Apakah A merasa bersalah atau mempersalahkan diri sendiri? Apakah A sering mengalami kesulitan berkonsentrasi? Apakah A berniat unutuk menyakiti diri sendiri? Ingin bunuh diri atau berharap A mati? Apakah A pernah mencoba bunuh diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang A rasakan?”

”Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar A ini untuk memastikan tidak ada benda – benda yang membahayakan A)”

”Karena A tampaknya mash memilikikeinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup A, saya tidak akan membiarkan A sendiri”

”Apa yang A lakukan jika keinginan bunuh diri muncul?”

”Kalau keninginan itu muncul, maka akan mengatasinya A harus langsung minta bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang sedang besuk. Jadi A jangan sendirian ya, katakan kepada teman perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan untuk mengakhiri kehidupan.”

”Saya percaya A dapat mengatasi masalah.”

Terminasi :”Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin bunuh diri?”

” Coba A sebutkan lagi cara tersebut!”

”Saya akan menemani A terus sampapi keinginan bunuh diri hilang.” (jangan meninggalkan pasien).

Page 12: LP Dan SP Tindakan Keperawatan Risiko Bunuh Diri

PERONIKA SARI 220112150054

Daftar Pustaka

Keliat A. Budi, Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC.