laporan ske a tutor 1

Upload: novi-kemala-sari

Post on 05-Apr-2018

257 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    1/51

    Kata Pengantar

    Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-

    Nya Penulis bisa menyelesaikan Laporan Tutorial dengan judul Anemia Hemolitik akibat

    Thalasemia Mayor tepat waktu.

    Shalawat beserta salam Penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW

    beserta keluarga, sahabat serta para pengikutnya hingga akhir zaman.

    Penulis menyadari Laporan Tutorial ini sangat jauh dari kesempurnaan dan kebenaran.

    Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bertujuan untuk kesempurnaan dimasa yang akan datang.

    Pada proses penyelesaian Laporan Tutorial, Penulis banyak mendapatkan bantuan,

    dengan demikian kami mengucapkan rasa hormat dan terima kasih atas kerja samanya.

    Semoga Allah SWT memberikan pahala yang sebesar-besarnya kepada orang-orang

    yang berperan aktif dalam proses penyelesaian laporan ini.

    Palembang, Juli 2012

    Penulis

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 1

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    2/51

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ..... 1

    Daftar Isi .. 2

    BAB I : Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang......3

    1.2 Maksud dan Tujuan ....3

    BAB II : Pembahasan

    2.1 Data Tutorial .......4

    2.2 Skenario Kasus ...4

    2.3. Data Seven Jump ............................... ....5

    2.3.1 Klarifikasi Istilah-Istilah. ....... .5

    2.3.2 Identifikasi Masalah .. .6

    2.3.3 Analisis Masalah .... .7

    2.3.4 Hipotesis ...............43

    2.3.5 Kerangka Konsep...............43

    2.3.6 Sintesis........................44

    DAFTAR PUSTAKA.50

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 2

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    3/51

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Blok Sistem Hematologi dan Limfatik adalah blok ketigabelas dari Kurikulum Berbasis

    Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

    Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang memaparkan

    kasus Anemia Hemolitik akibat Thalasemia Mayor.

    1.2 Maksud dan Tujuan

    Maksud dan tujuan dari materi tutorial ini, yaitu :

    1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system

    pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

    Palembang.

    2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario mengenai kasus

    Penyakit Sistem Thalassemia dengan metode analisis dan diskusi kelompok.

    3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran

    BAB II

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 3

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    4/51

    PEMBAHASAN

    2.1 Data Tutorial

    Tutor : dr. Dwi Ris Andrianto

    Waktu : 03 dan 05 Juli 2012

    Moderator : Amelia Kartika Apriani

    Sekretaris Meja : N. Novi Kemala Sari

    Sekretaris Papan : M. Merlinnandoe

    Rule Tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan

    2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat

    3. Berbicara yang sopan dan penuh tata karma.

    2.2 Skenario Kasus A blok XIII

    Sthefanie, perempuan usia 5 tahun berasal dari Lahat datang ke rumah sakit

    dengan keluhan pucat dan perut membuncit sejak usia 3 tahun. Penderita sering merasa

    lelah dan bila diberikan makanan cepat merasa penuh di perut / sesak. Sudah pernah

    berobat di lahat, dan pernah ditransfusi sebanyak 5 kali. Dibandingkan dengan teman

    sebayanya, pertumbuhan fisik penderita kelihatan kurang. Dan penderita sering

    mengalami batuk- pilek dan demam.

    Penderita merupakan anak pertama dengan riwayat kehamilan dan kelahiran

    normal. Ayah dan ibu sthefanie merupakan kerabat dekat.

    Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal.

    Pemeriksaan Fisik:

    Keadaan umum : kompos mentis

    Tandan vital : Nadi : 120x/menit, RR 28x/menit, Temperatur 37,6oC, TD 110/60

    mmHg, TB 80cm BB 10kg

    Kepala : Facies cooley (+), Konjungtiva pucat (+/+)

    Thoraks :

    Paru- paru : tidak ada kelainan

    Jantung : batas jantung membesar, iktus : pada sela iga VI lateral garis

    midclavicularis, terdengar pan systolic murmur pada semua katup jantung.

    Abdomen :

    Hepar : teraba x 1/3

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 4

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    5/51

    Lien : teraba schufner 3

    Pemeriksaan Lab:

    Hb 5 gr/dl

    Leukosit 9000/mm3

    Thrombosit 200.000/mm3

    Retikulosit 30%

    Serum Fe 3 mg

    TIBC 50 mg

    2.3 Data Seven Jump

    2.3.1 Klarifikasi Istilah

    1. Pucat:

    Keadan kulit yang terlihat anemis dan diakibatkan oleh kurangnya jumlah

    eritrosit dan Hb dalam darah

    2. Perut membuncit:

    Pembesaran abdomen yang disebabkan oleh adanya gangguan organ dalam

    3. Transfusi:

    Proses menyalurkan darah/ produk berbasis darah dari satu orang ke sistem

    peredaran darah orang lain (donor ke resipien)

    4. Facies Cooley:

    Ciri khas pada pasien thalasemia mayor, yaitu batang hidung masuk ke dalam

    dan tulang pipi menonjol

    5. Demam:

    Keadaan suhu tubuh lebih dari 37,5oC

    6. Pan Systolic murmur:

    Pemanjangan suara sistolik pada semua katup yang bisa disebabkan oleh

    regurgitasi mitral dan trikuspid, VSD

    2.3.2 Identifikasi Masalah

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 5

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    6/51

    1. Sthefanie, perempuan usia 5 tahun berasal dari Lahat datang ke rumah sakit dengan

    keluhan pucat dan perut membuncit sejak usia 3 tahun.

    2. Sthefanie sering merasa lelah dan bila diberikan makanan cepat merasa penuh di perut /

    sesak.

    3. Sthefanie Sudah pernah berobat di Lahat, dan pernah ditransfusi sebanyak 5 kali.

    4. Sthefanie pertumbuhan fisik kelihatan kurang. Dan penderita sering mengalami batuk-

    pilek dan demam.

    5. Sthefanie merupakan anak pertama dengan riwayat kehamilan dan kelahiran normal.

    Ayah dan ibu sthefanie merupakan kerabat dekat. Riwayat penyakit yang sama dalam

    keluarga disangkal.

    6. Pemeriksaan Fisik:

    Keadaan umum : kompos mentis

    Tandan vital : Nadi : 120x/menit , RR 28x/menit, Temperatur 37,6oC, TD 110/60

    mmHg, TB 80cm BB 10kg

    Kepala : Facies cooley (+), Konjungtiva pucat (+/+)

    Thoraks :

    Jantung : batas jantung membesar, iktus : pada sela iga VI lateral garis

    midclavicularis, terdengarpan systolic murmurpada semua katup jantung.

    Abdomen :

    Hepar : teraba x

    Lien : teraba schufner 3

    Pemeriksaan Lab:

    Hb 5 gr/dl

    Leukosit 9000/mm3

    Thrombosit 200.000/mm3

    Retikulosit 30%

    Serum Fe 3 mg

    TIBC 50 mg

    2.3.3 Analisis Masalah

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 6

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    7/51

    1. a. Bagaimana fisiologi darah (metabolisme heme, hematopoiesis, fungsi darah)?

    Metabolisme heme

    Besi diabsorsi dalam usus halus (duodenum dan yeyenum) proksimal. Besi yang

    terkandung dalam makanan ketika dalam lambung dibebaskan menjadi ion fero dengan bantuan

    asam lambung (HCL). Kemudian masuk ke usus halus dirubah menjadi ion fero dengan

    pengaruh alkali, kemudian ion fero diabsorpsi, sebagian disimpan sebagai senyawa feritin dan

    sebagian lagi masuk keperedaran darah berikatan dengan protein (transferin) yang akan

    digunakan kembali untuk sintesa hemoglobin. Sebagian dari transferin yang tidak terpakai

    disimpan sebagai labile iron pool. Penyerapan ion fero dipermudah dengan adanya vitamin atau

    fruktosa, tetapi akan terhambat dengan fosfat, oksalat, susu, antasid. Berikut bagan

    metabolisme besi :

    Adapun sumber besi dapat diperoleh dari makanan seperti hati, daging telur, buah,

    sayuran yang mengandung klorofil, terkadang untuk menghindari anemia defisiensi besi

    kedalam susu buatan atau tepung untuk makanan bayi ditambahkan kandungan besi namun

    terkadang dapat menimbulkan terjadinya hemokromatosis. Selain itu, juga terdapat cadangan

    besi dalam tubuh yaitu pada bayi normal/sehat cadangan besi cukup untuk 6 bulan sedangkan

    pada bayi prematur cadangan besi cukup untuk 3 bulan.

    Ekskresi besi dari tubuh sangat sedikit bisa melalui urin, tinja, keringat, sel kulit yang

    terkelupas dan karena perdarahan (mens) sangat sedikit. Sedangkan besi yang dilepaskan pada

    pemecahan hemoglobin dari eritrosit yang sudah mati akan masuk kembali ke dalam iron pool

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 7

    http://yumizone.files.wordpress.com/2009/08/untitled.jpg
  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    8/51

    dan digunakan lagi untuk sintesa hemoglobin. Pengeluaran besi dari tubuh yang normal, yaitu

    Bayi 0,30,4 mg/hari, anak 4-12 tahun 0,41 mg/hari, laki-laki dewasa 11,5 mg/hari, wanita

    dewasa 12,5 mg/hari, dan wanita hamil 2,7 mg/hari.

    Sintesis Hemoglobin

    Hemoglobin adalah suatu protein tetramer (protein yang terdiri dari 4 rantai

    polipeptida). Pada manusia dewasa hemoglobin utama disebut Hb A, yang terdiri dari dua

    rantai dan dua rantai (22). Selain Hb A pada manusia dewasa terdapat hemoglobin

    pendamping (minor) yang disebut Hb A2 (22). Pada bayi (neonatus) dan janin (embrio)

    terdapat bentuk hemoglobin lain yaitu: Hb F (alfa2 gamma2) dan hemoglobin embrional : Hb

    Gowers 1 (zeta2 epsilon2), Hb Gowers 2 (alfa2 epsilon2), dan Hb Portland (zeta2 gamma2).

    Kadar Hb normal dewasa yaitu:

    Hb A : 96-98 %

    Hb A2 : 1,5 3,2 %

    Hb F : 0,5 0,8 % (A.V. Hoffbrand, et al., 2005)

    Pada tahap perkembangan hemoglobin manusia dimulai dengan pembentukan Hb

    Gowers 1 kemudian pembentukan Hb Gowers 2 yang bekerja sama dengan Hb Portland dalam

    masa transisi menuju Hb F. Pada saatnya adanya pergantian pembentukan rantai gamma pada

    Hb F oleh rantai alfa globin sehingga terbentuk Hb A. Perubahan utama dari hemoglobin fetus

    ke hemoglobin dewasa terjadi 3-6 bulan setelah kelahiran.

    Terjadi penurunan kadar Hb F mulai bayi berumur 20 minggu post partum (setelah

    kelahiran). Pada manusia dewasa normal Hb F masih ditemukan walaupun dalam jumlah yang

    sangat kecil (kurang dari 1%). Hemoglobin embrional hanya bertahan sampai umur janin 10minggu saja (Slamet Suyono, 2001).

    Hemoglobin terdiri dari hemoglobin normal dan hemoglobin patologis.

    Hemoglobin normal diantaranya, yaitu:

    1. Hb A (hemoglobin normal dewasa, terdiri 2 rantai alfa dan 2 rantai beta)

    2. Hb A2 (hemoglobin normal dewasa, terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai delta)

    3. Hb F (Hb normal pada janin, terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gamma)

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 8

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    9/51

    4. Hb Gowers (Hb normal pada awal khidupan embrio dan hilang sebelum lahir)

    5. Hb Portland (Hb normal pada janin akhir trimester pertama)

    Hemoglobin patologis merupakan akibat dari adanya kelainan produksi

    hemoglobin. Hemoglobin tersebut yaitu:

    1. Hb H : hemoglobin tetramer beta () yang memiliki afinitas tinggi terhadap O2.

    2. Hb Barts : hemoglobin tetramer gamma () yang memiliki afinitas tinggi terhadap O2.

    3. Hb A1c : hemoglobin A terglikasi, terdapat satu heksosa pada terminal N rantai ,

    konsentrasi meninggi pada diabetes yang tidak terkontrol dengan baik.

    4. Hb anti-Lepore : hemoglobin crossover abnormal yang sama dengan Hb Lepore tetapi rantai

    non- bergabung dengan konfigurasi yang berlawanan dengan Hb Lepore (rantai pada

    terminal N dan rantai pada terminal C).

    5. Hb Lepore : Hb crossover abnormal dengan rantai normal dan dua rantai globin yang

    memiliki bagian rantai pada terminal N dan rantai pada terminal C.

    6. Hb C : hemoglobin abnormal dimana lisin menggantikan asam glutamate pada posisi enam

    rantai .

    7. Hb D : hemoglobin abnormal yang ditandai oleh mobilitas elektroforetik yang sama dengan

    Hb S pada kertas atau selulosa asetat.

    8. Hb E : hemoglobin abnormal di mana lisin menggantikan asam glutamate pada posisi 26

    rantai .

    9. Hb S : hemoglobin abnormal di mana valin menggantikan asam glutamate pada posisi enam

    rantai . Keadaan homozigot mengakibatkan anemia sickle cell dan heterozigot asimptomatik

    disebut sickle cell trait.

    Hematopoiesis

    A. Defenisi

    Hematopoiesis adalah proliferasi dari sel progenitor yang dihasilkan oleh stem sel dan

    berploriferasi menjadi seluruh sel darah.

    B. Lokasi hematopoiesis

    Tergantung dari kemunculan suatu penyakit atau perkembangan individu.

    1. kondisi normal di sumsum tulang

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 9

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    10/51

    beberpa sel seperti eritrosit dan trmbosit mencapai dewasa di bagian medulla bone

    marrow, sedangkan sel lain mencapai dewasa, contohnya sel T dan B, di

    ekstramedullary. ( diluar sumsum tulang )

    Fetus : 0 2 bulan

    Yolk sac5 7 bulan Hati , lyen

    5 9 bulan sumsum tulang

    Bayi : sumsum tulang ( umumnya semua tulang )

    Dewasa : tulang belakang, sternum, tulang rusuk, dan tengkorak

    2. kondisi sakit

    pada kondisi sakit, ekstramedullary dapat menjadi sebagai organ primer dalam

    perkembangan sel darah.

    Bone Marrow

    A. Sel Stem CFU ( Colony forming Unit ) ditemukan dalam sumsum tulang dan

    merupakan induk dari semua sel darah.

    Sel darah dibentuk pada proses ploriferasi dari perkembangan terakhir sel stem sehingga

    menjadi sel darah yang specifik.

    Sel Stem :

    1. Pluripotential Stem Cell terdiri dari 3 sel marrow :

    a) eritrosit ( sel darah merah )

    b) granulosit monosit ( sal darah putih )

    c) trombosit ( platelet ) dan sel limfosit ( Sel T dan B )

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 10

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    11/51

    2. Multipotential Stem Cell

    a) CFU GEMM ( CFU S ) CFU granulosit, eritrosit, monosit, dan

    megakariosit

    b) CFU C ( CFU GM )

    CFU Granulosit dan Monositc) CFU E dan BFU E

    - CFU E CFU - Eritropoiesis

    - BFU E Burst Forming Unit Eritroid merangsang eritropoiesis dan precursor

    dari CFU - E

    d) CFU Meg

    - Pregenitor megakaryosit

    - Berasal dari CFU GEMM- Dikontrol oleh trombopoietin

    Lymphoid multipotnetila stem cell meninggalkan sumsum tulang dan berdiferensiasi

    dalam Lympa ( sel B ) dan Thymus ( sel T )

    B. Hematopoietic Growth Factor CSF ( Colony Stimulating factor )

    Clasifikasi:

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 11

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    12/51

    1. non lineage Specific GF beraksi pada pluripotential stem cell dan

    multipotential stem cell untuk memulai perubahan dan berdiferensiasi

    - IL 3 ( multi CFS ) merangsang / menginduksi produksi dari granulosit, monosit,

    eosinofil, eritroid, megakriosit, dan mast sel.- GM CSF merangsang granulopoiesis dan produksi makrofage

    2. Lineage Specific GF beraksi pada sel progenitor dan terlibat dalam diferensiasi

    dan maturasi dari sel darah pada tahap selanjutnya dari hematopoiesis

    Faktor faktor tersebut :

    Epo merangsang eritropoiesis, sebagai mediator dari Feed back Control

    G CSFmenginduksi granulosit dan merangsang proliferasi dari beberapa sel leukosit

    M CSF mempengauhi produksi makrofage

    Trombopoietin mempengaruhi CFU Meg

    3. Lympokines dan Monokines

    - dilepaskan oleh lymfosit dan monosit ( makrofage ) memounyai pengaruh yang

    sangat luas melalui interaksi jaringan kerja yang melibatkan respon imun terhadap

    infeksi dan invasi tumor

    - interleukine 9 IL ) : disekresi oleh Lymfosit, mempengaruhi fungsi leukosit yang

    lain( komunikasi antar leukosit )

    - meningkatkan interaksi dengan IL yang lain, HGF dan beberapa protein seperti TNF

    dan limfotoxin

    Gambaran umum Hematopoitic growth factor

    1. glikoprotein

    2. regulator perkembangan sel sel darah dari pendewasaan danmeningkatkan fungsi sel dewasa walaupun berada dalam konsentrasi yang rendah.

    3. aktif baik in vitro maupun in vivo

    4. diproduksi oleh berbagai macam sel

    5. umumnya mempunyai keunikan dan overlapping specifities

    6. aktif pada stem cell ( progenitor ) maupun sel end

    7. efek biologiknya setelah berikatan dengan receptor pada

    permukaan sel target

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 12

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    13/51

    8. juga berikatan dengan reseptor dari berbagai sel non-

    hematopoietic

    9. memperlihatkan efek sinergik atau additive dengan beberapa

    growth factor

    10. juga beraksi pada neoplasma dari sel normal

    Spleen ( Lien )

    Organ utama dalam RES yang juga termasuk sumsum tulang, lymfonodus, hati, monosit

    sirkulasi dan makrofage dalam jaringan. Lien mempunyai peran utama dalam

    hematopoietic yang terjadi dalam utero.

    Ekstramedullary hematopoiesis dalam ginjal terjadi dalam beberapa circumstances

    Fungsi :

    1. berpartisipasi dalam imunologic dan fagosit

    2. menghasilkan stem cell mampu berdiferensiasi sepanjang

    hematopoisis, histologic dan fibroblastic sel

    3. berperan dalam respon autoantibodi dan mengatur volume darah

    Evaluasi Sumsum tulang

    1. indikasi untuk aspirasi sumsum tulang

    a. evaluasi dari menurunnya sejumlah sel dari satu garis

    b. evaluasi pasien dengan menurunnya jumlah sel darah merah ( bicytopenia dan

    pancytopenia ) dan leukemia ( defect dan kelainan sel stem )

    c. evaluasi penyimpanan zat besi dan zat besi abnormal dalam precursor erytroid

    d. diagnosis tumor

    e. untuk menunjukkan kemungkinan terinfeksi oleh organisme intracellular

    f. untuk menginvestigasi kelainan imunologic

    g. diagnosis kelainan / penyakit non hematopoietic

    2. indikasi untuk biopsy sumsum tulang

    a. kegagalan dalam mendapatkan aspirasi sumsum tulang yang adekuat

    b. evaluasi pancytopenia dan bicytopenia

    c. leukoerytroblastic ditemukan dalam peredaran darah perifer

    d. evaluasi hematologic tumor stage dan keganasan

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 13

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    14/51

    e. untuk menentukan aplasia

    Erytropoiesis

    Selama perkembangan intrauterus,eritrosit muula-mula dibentuk oleh yolk sac dan

    kemudian oleh hati dan limfa, sampai sum-sum tulang terbentuk dan mengambil alih produksi

    eritrosit secara eksklusif. Pada anak sebagian besar tulang terisi oleh sumsum tulang merah

    yang mampu memproduksi sel darah. Namun seiring dengan pertambahan usia, sumsum tulang

    kuning yang tidak mampu melakukan eritropoesis mulai menggantikan secara perlahan

    sumsum tulang merah, yang tersisa hanya dibeberapa tempat seperti : sternum(tulang dada),

    iga, dan ujung-ujung atas tulang panjang ekstremitas.

    Peningkatan eritropoesis di stimulasi oleh penurunan penyaluran O2 keginjal yang

    merangsang ginjal untuk mengeluarkan hormone eritropoetin ke dalam darah, dan hormone ini

    pada gilirannya merangsang eritropoesis pada sumsum tulang.

    1.ginjal mendeteksi penurunan /kapasitas darah mengangkut oksigen.

    2. jika oksigen yang disalurkan ke ginjal berkurang, maka ginjal mengeluarkan hormone

    eritropoetin dalam darah.

    3. eritropoetin mrangsang eritropoesis (produksi eritrosit) oleh sumsum tulang.

    4. tambahan eritrosit dalam sirkulasi meningkatkan kemampuan darah mengangkut oksigen.

    5. peningkatan kemampuan darah mengangkut oksigen menghilangkan rangsangan awal yang

    memicu sekresi ritropoetin.

    Fungsi darah :

    Darah memiliki beberapa fungsi penting yaitu :

    1. Sebagai media transportasi berbagai zat seperti O2, CO2, zat nutrisi (karbohidrat,

    protein, lemak), sisa metabolism (NH3, badan keton), ion-ion dan air

    2. Sebagai media regulasi

    Darah berperan membawa hormone dan transfer panas tubuh

    3. Sebagai media proteksi

    Darah mengalami proses koagulasi (pembekuan) saat pembuluh darah terluka

    4. Darah mengandung leukosit (sel darah putih) yang berperan penting pada

    immunitas tubuh terhadap organism agen penyakit

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 14

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    15/51

    5. Berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam basa tubuh (adanya system

    buffer dalam darah)

    6. Mengatur keseimbangan air antara plasma dan cairan jaringan

    7. Sebagai alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi

    b. Bagaimana histologi darah?

    Erythrocyte:

    diameter: 6 8 mikron

    eritrosit matur tanpa nukleus; bentuk bikonkaf

    sitoplasma: berwarna merah muda karena ribosom yang berkurang dan adanya

    sejumlah besar protein seperti hemoglobin

    Ket : RBC (Red Blood Cell)

    Basofil

    diameter: 9 12 mikron

    nukleus: tak lebih dari 2 lobus

    sitoplasma: penuh dg granula basofilik, granula tidak sama besar, letak tidak

    teratur, mengimpit inti shg batas nukleus & sitoplasma tak jelas

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 15

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    16/51

    Ket : Basofil

    Eosinofil

    diameter: 10-15 mikron

    nukleus: 2 lobus, biasanya > nukleus neutrofil, kromatin kurang basofilik

    sitoplasma: penuh dg granula eosinofilik, granulanya besar-besar, sama besar,

    letak tidak teratur, tidak ada yang mengimpit inti

    Ket : eusinofil

    Netrofil

    dibagi menjadi 2 yaitu granula primer (azurophilic) dan granula sekunder

    (spesifik)

    berperan penting dalam fagositosis bakteri dan sel debris (mati) serta respon

    inflamasi

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 16

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    17/51

    Lymphocyte

    diameter: 6-10 mikron

    nukleus: bulat, sedikit berlekuk, kromatin berkelompok padat

    sitoplasma: biru muda

    Monocyte

    diameter: 14-20 mikron

    nukleus: besar, bentuk bulat/oval/berlekuk, berlobus, kromatin tidak padat

    sitoplasma: banyak, berwarna biru keabu-abuan dg granula biru kemerahan

    Ket : monosit

    Thrombocyte

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 17

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    18/51

    diameter: 2-4 mikron

    merupakan fragmen sitoplasma megakaryocyte yang tak berinti dan

    mengandung granula azurofil

    berupa lempeng yang berbentuk bulat, oval atau bikonkaf

    Ket : trombosit

    c. Bagaimana hub. Umur dan jenis kelamin dan tempat tinggal pada kasus?

    Hubungan usia dan jenis kelamin dengan penyakit yang dialami pada kasus:

    a. Hubungan penyakit dengan usia tidak ada, karena thalasemia penyakit

    herediter (autosomal).

    b. Hubunga penyakit dengan jenis kelamin (wanita) tidak ada, karena

    thalasemia bisa laki-laki atau wanita yang terkena tergantung globin atau

    Hubungan tempat tinggal dengan penyakit pada kasus:

    Distribusi geografis thalasemia:

    Daerah Meditrania

    Afrika Barat

    Timur Tengah

    Asia Tenggara (Thailand, Semenanjung Melayu, Indonesia)

    Lahat merupakan daerah endemis malaria. Provinsi Sumatera Selatan adalah daerah

    endemis malaria, dimana tahun 2009 terdapat 7 kabupaten endemis malaria sedang dan

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 18

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    19/51

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    20/51

    Mekanisme :

    Kelainan genetik (delesi pada gen yang mengkode protein globin di kromosom 11 atau

    16) Tidak terbentuknya salah satu atau kedua rantai globin Rantai tidak

    terbentuk peningkatan relative rantai rantai berikatan dengan rantai

    membentuk HbF(22) peningkatan HbFmengendap di membran (Heinz

    bodies) RBC mudah dihancurkan Penurunan jumlah hemoglobin (oksigenasi

    ke perifer berkurang) pucat

    e. Apa etiologi dan mekanisme perut membuncit?

    Limpa berfungsi membersihkan sel darah merah yang sudah rusak. Selain itu limpa

    juga berfungsi membentuk sel darah pada masa janin.

    Pada penderita thalassemia, sel darah merah yang rusak sangat berlebihan sehingga

    kerja limpa sangat berat. Akibatnya limpa menjadi membengkak. Selain itu, tugas

    limpa lebih diperberat untuk memproduksi sel darah merah lebih banyak. Dari inspeksi

    terlihat perut membuncit.

    Penyebab:

    - Asites, pembesaran organ intra abdomen, dan kehamilan

    - Pembesaran hati (hepatomegali) terdapat pada berbagai keadaan, diantaranya pada

    penyakit infeksi ( misalnya hepatitis, sepsis), anemia misalnya anemia sel sikel,

    talasemia, gagal jantung kongestif, perikarditis konstriktiva, beberapa penyakit

    metabolik seperti mukopolisakaridosis atau mukolipidosis. Penyumbatan saluran

    empedu, penyakit keganasan( hepatoma, leukemia, penyakit hodgkin), kista hati

    (kista ekinokokus), lupus eritematosus, hemosiderosis, malnutrisi juga

    menyebabkan hepatomegali.

    - Pembesaran limpa (splenomegali) terdapat pada berbagai penyakit infeksi misalnya

    sepsis, demam tifoid, malaria atau toksoplasmosis. Penyakit darah seperti talasemia

    atau anemia sel sabit. Splenomegali juga terjadi pada kongesti seperti sirosis hati,

    hipertensi porta, atau gagal jantung kongestif. Leukemia merupakan penyakit yang

    sering menyebabkan splenomegali pada anak.

    Mekanisme :

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 20

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    21/51

    produksi eritropoiesis yang tidak sempurna kebutuhan jaringan tidak terpenuhi

    eritropoesis semakin tinggi penghancuran eritrosit yang dibentuk secara tidak

    sempurna di limpa pembesaran limpa perut membuncit.

    Sedangkan hepar membesar karena eritropoiesis kembali terjadi di hati karna

    eritropoesis di sumsum tulang yang tidak adekuat hepatomegali perut membuncit.

    f. Mengapa keluhan baru muncul sejak usia 3 tahun?

    Ada kaitannya dengan eritropoesis, pada neonatus eritropoesis tidak hanya terjadi di

    sumsum tulang tapi juga di hati bahkan pebuluh limfe. Bisa saja pada usia kurang dari 3

    tahun kekurangan akan sel darah merah belum terjadi karna fungsi organ organ

    tersebut untuk melakukan eritropoesis masih berkerja.

    2. a. Bagaimana etiologi dan mekanisme sering merasa lelah?

    Cepat lelah disini disebabkan oleh berkurangnya eritrosit sehingga hemoglobin semakin

    rendah.

    Mekanisme:

    Faktor genetic (pernikahan ayah dan ibu kerabat dekat) carrier talasemia

    risikopenyakit atau kondisi genetik talasemia menjadi lebih besar kegagalan

    pembentukan rantai globin beta talasemia beta defisiensi sintesis rantai beta

    HbA menurun dan rantai alfa meningkat tubuh berkompensasi dibentuk rantai

    gama dan delta yang bergabung dengan rantai alfa yang berlebihan tersebut

    pembentukan HbF (alfa2gama2) dan HbA2 (alfa2beta2) meningkat kompensasi

    tidak mencukupi (masih terdapat kelebihan rantai alfa yang bebas) agregasi dan

    membentuk badan inklusi pada eritrosit berinti di sumsum tulang badan inkulsi

    meningkat di sumsum tulang eritrosit yang masuk ke sirkulasi perifer banyak

    mengandung badan inklusi segera dirusak oleh sel RES/ineffective eritropoesis

    usia eritrosit menjadi pendek (hemolisis) suplai 02 ke jaringan menurun ketidak

    seimbangan antara suplai O2 dan kebutuhan metabolism sel menurun

    pembentukan ATP menurun lelah

    b. Bagaimana etiologi dan mekanisme perut terasa cepat penuh / sesak?

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 21

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    22/51

    Etiologi: sakit maag, hemorragik gaster, neoplasma

    Mekanisme:

    Anemia

    Hipoksia

    tubuh merespon dengan pembentukan eritropoetin

    masuk kesirkulasimerangsang eritropoesis Terjadi hemapoesis di extramedula

    Hemokromatesis Fibrosis (hepar Hepatomegali) dan (Limfa

    Splenomegali) Menekan organ abdomen( termasuk Lambung & Sal. Cerna)

    Distensi abdomen/ peregangan Lambung Merangsang Hipotalamus (Pusat

    kenyang) Dipersepsikan dengan perasaan kenyang (perut terasa cepat penuh)

    Akibat hepatosplenomegalimenekan lambung perut terasa cepat penuh

    Sesak : kompensasi dari hemolisis yang cepat

    c. Bagaimana hubungan sering merasa lelah dan perut cepat penuh?

    Merasa cepat lelah menunjukkan bahwa jaringan dalam tubuh pasien kurang mendapat

    oksigen ataupun glukosa untuk menghasilkan energi sedangkan telah terjadi

    hepatosplenomegali sehingga menekan lambung dan dipersepsikan cepat penuh. Perut

    terasa cepat penuh juga mengakibatkan intake makanan berkurang dan menyebabkanenergy yang dibentuk juga berkurang sehingga os merasa cepat lelah.

    3. a. Mengapa Os tetap mengalami keluhan padahal telah mengalami pengobatan?

    Timbulnya keluhan utama seperti anemia dan perut membuncit pada pasien yang sudah

    berlangsung sejak os berusia 3 tahun menunjukkan bahwa perjalanan penyakit pasien

    ini bersifat kronis.

    Anemia bukanlah suatu diagnosis melainkan pencerminan dari dasar perubahanpatofisiologis pada pasien (ada penyakit yang mendasari kejadian anemia), jadi

    walaupun telah diberi pengobatan, anemia tetap terjadi karena penyakit yang mendasari

    tidak disembuhkan.

    b. Apa saja indikasi dari pelaksanaan transfusi darah?

    Dalam garis besarnya transfuse darah diberikan atas dasar:

    1. untuk mengembalikan dan mempertahankan suatu volum yang normal peredaran

    darah, misalnya pada oligemia karena pendarahan, trauma bedah atau kombustio.

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 22

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    23/51

    2. Untuk mengganti kekrangan komponen seluler atau kimia darah, misalnya anemia,

    trombositopenia, hipoprotrombinemia, hipofibrinogenimia dan lain-lain.

    Indikasi transfuse darah :

    Hb < 7 kecuali pasien dengan penyakit kritis

    Kehilangan darah 25-30%

    Operasi

    Gangguan hemodinamik

    c. Apa dampak transfusi sebanyak 5x dalam kurun waktu 2 tahun yang lalu?

    Dampak transfusi darah:

    a. Komplikasi dini

    1) Reaksi hemolitik

    Reaksi ini terjadi karena destruksi sel darah merah yang inkompatibel.

    Reaksi hemoliik juga dapat terjadi karena transfusi eritrosit yang rusak akibat

    paparan dekstrose 5%, injeksi air ke sirkulasi, transfuse darah yang lisis,

    transfuse darah dengan pemanasan berlebihan, transfuse darah beku, transfuse

    denagn darah yang terinfeksi, transfuse darah dengan tekanan tinggi.

    2) Reaksi alergi terhadap leukosit, trombosit, atau protein

    Renjatan anafilaktik terjadi 1 pada 20.000 transfusi. Reaksi alergi ringan

    yang menyerupai urtikaria timbul pada 3% transfusi. Reaksi anafilaktik yang

    berat terjadi akibat interaksi antara IgA pada darah donor dengan anti-IgA

    spesifik pada plasma resipien.

    3) Reaksi pirogenik

    Peningkatan suhu tubuh dapat disebabkan oleh antibody leukosit, antibodi

    trombosit, atau senyawa pirogen.

    4) Kelebihan beban sirkulasi

    5) Emboli udara

    6) Hiperkalemia

    7) Kelainan pembekuan

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 23

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    24/51

    8) Cedera paru akut yang berhubungan dengan transfusi ( transfusion related acute

    lung injury, TRALI)

    Kondisi ini adalah suatu diagnosis klinik berupa manifestasi hipoksemia akut dan

    edema pulmoner, bilateral yang terjadi 6 jam setelah transfuse. Manifestasi klinis

    yang ditemui adalah dispnea, takipnea, demam, takikardi, dan leucopenia akut

    sementara. Angka kejadiannya adalah sekitar 1 dari 1.200-25.000 transfusi.

    b. Komplikasi lanjut

    1) Transmisi penyakit

    Virus (Hepatitis A, B, C, HIV, CMV)

    Bakteri (Treponema pallidum, Brucella, Salmonella)

    Parasit (malaria, toxoplasma, mikrofilaria)

    2) Kelebihan timbunan besi akibat transfuse

    3) Sensitisasi imun

    Adapun manifestasi klinis yang ditimbulkan akibat penimbunan besi yang

    berlebihan didalam berbagai jaringan/organ tubuh adalah :

    pada kulit terjadi pigmentasi, kulit tampak kelabu. Pada pemeriksaan histologis tampak

    banyak pigmen melanin, sedangkan besi terlihat mengelilingi kelenjar keringat

    pada kelenjar endokrin terjadi gangguan fungsi endokrin. Gangguan fungsi endokrin

    menyebabkan pertumbuhan dan masa pubertas yang terlambat.

    pada jantung terjadi gangguan faal jantung. Gangguan ini biasanya timbul pada dekade

    kedua yaitu berupa dekompensasi jantung, perikarditis, aritmia, fibrilasi dan

    pembesaran jantung.

    pada pankreas dapat terjadi gangguan faal pankreas, tetapi gangguan faal pankreas ini

    sangat jarang dijumpai. Gangguan faal pankreas biasanya ditemukan pada penderita

    thalassemia dewasa atau yang berumur lebih dai 20 tahun. Gangguan faal pankreas

    dapat menimbulkan Diabetes Melitus

    pada hati akan terjadi pembesaran hati disertai sirosis atau fibrosis. Hal ini biasanya

    terjadi pada decade pertama, terutama penderita thalassemia beta mayor yang mendapat

    banyak transfuse darah. Sirosis ditemukan pada penderita thalassemia yang telah

    mendapat transfuse darah sebanyak 43,175 ml atau masukan besi sebanyak 21.587 mg.

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 24

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    25/51

    d. Apa saja jenis transfusi darah?

    a. Darah lengkap (whole blood)

    Berguna untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan volume plasma dalam

    waktu yang bersamaan, misal pada perdarahan aktif dengan kehilangan darah lebih

    dari 25 -35 % volume darah total.

    Jenis-jenis Darah Lengkap (whole blood)

    1. Darah Segar

    2. DarahBaru

    3. DarahSimpan

    Darah Segar(Fresh Whole Blood)

    - Masa simpan 4-6 jam

    - Suhu penyimpanan 2C-6C

    Keuntungan :

    - Faktor-faktor pembekuan masih lengkap

    - Fungsi sel darah merah relatif masih sangat baik

    Kerugian :

    - Sulit diperoleh dalam waktu yang tepat

    - Bahaya penularan penyakit masih tinggi (CMV masih hidup dalam 48 jam).

    Indikasi : operasi jantung terbuka pada bayi

    Darah Baru

    - Masa simpan 3-4 hari

    Keuntungan :kenaikan kadar Kalium, ammonia dan asam laktat belum tinggi.

    Kerugian :faktor-faktor pembekuan sudah sangat berkurang.

    Darah Simpan

    Masa simpan :21 hari, 28 hari (tergantung antikoagulan yang dipakai)

    Keuntungan :

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 25

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    26/51

    - Pengadaan mudah

    - Bahaya penularan penyakit sudah berkurang

    Kerugian :

    - Faktor pembekuan hampir habis.

    - Kemampuan transportasi O2 berkurang

    - Kadar Kalium, ammonia dan asam laktat meningkat.

    b. Sel darah merah pekat (packed red cell)

    Digunakan untuk meningkatkkan sel darh merah pada pasien yang menunjukkan

    gejala anemia, misal pada pasien gagal ginjal dan keganasan.

    c. Sel darah merah pekat dengan sedikit leukosit (packed red blood cell leucocyte

    reduced)

    Digunakan untuk meningkatkan jumlah RBC pada pasien yang sering

    mendapat/tergantung pada transfusi darah dan pada mereka yang mendapat reaksi

    transfusi panas dan reaksi alergi yang berulang.

    d. Sel darah merah pekat cuci (packed red blood cell washed)

    Pada orang dewasa komponen ini dipakai untuk mencegah reaksi alergi yang beratatau alergi yang berulang.

    e. Sel darah merah pekat beku yang dicuci (packed red blood cell frozen)

    Hanya digunakan untuk menyaimpan darah langka.

    f. Trombosit pekat (concentrate platelets)

    Diindikasikan pada kasus perdarahan karena trombositopenia atau trombositopati

    congenital/didapat. Juga diindikasikan untuk mereka selama operasi atau prosedur

    invasive dengan trombosit < 50.000/Ul

    g. Trombosit dengan sedikit leukosit (platelets leukocytes reduced)

    Digunakan untuk pencegahan terjadinya alloimunisasi terhadap HLA, terutama pada

    pasien yang menerima kemotrrapi jangka panjang.

    h. Plasma segar beku (fresh frozen plasma)

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 26

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    27/51

    Dipakai untuk pasien denagn gangguan proses pembekuan pembekuan bila tidak

    tersedia faktor pembekuan pekat atau kriopresipitat, misalnya pada defisiensi faktor

    pembekuan multiple.

    e. Bagaiman cara melakukan transfusi darah?

    Untuk mencegah kemungkinan kontaminasi pada specimen darah, digunakan

    praprosedur dan prosedur yang steril, terampil dan teliti. Berikut ini adalah tahapannya :

    Praprosedur

    1. Periksa kembali apakah pasien telah menandatangani inform consent.

    2. Teliti apakah golongan darah pasien telah sesuai.

    3. Lakukan konfirmasi bahwa transfusi darah memang telah diresepkan.

    4. Jelaskan prosedur kepada pasien.

    5. Saat menerima darah atau komponen darah

    a. Periksa ulang label dengan perawat lain untuk meyakinkan bahwa

    golongan ABO dan RH nya sesuai dengan catatan.

    b. Periksa adanya gelembung darah dan adanya warna yang abnormaldan

    pengkabutan.

    Gelembung udara menunjukan adanya pertumbuhan bakteri .

    Warna abnormal dan pengkabutan menunjukan hemolisis.

    c. Periksa jumlah dan jenis darah donor sesuai dengan catatan resipien.

    6. Periksa identitas pasien dengan menanyakan nama pasien dan memeriksa

    gelang identitas.

    7. Periksa ulang jumlah kebutuhan dan jenis resipien.

    8. Periksa suhu, denyut nadi, respirasi dan tekanan darah pasien sebagai dasar

    perbandingan tanda-tanda vital selanjutnya.

    Prosedur

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 27

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    28/51

    1. Pakai sarung tangan yang dianjurkan oleh universal precaution yang

    menyatakan bahwa sarung tangan harus dikenakan saat prosedur yang

    memungkinkan kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya.

    2. Catatlah tanda vital sebelum memulai transfusi.

    3. Jangan sekali-sekali menambahkan obat kedalam darah atau produk lain.

    4. Yakinkan bahwa darah sudah harus diberikan dalam 30menit setelah

    dikeluarkan dari pendingin.

    5. Bila darah harus dihangatkan, maka hangatkanlah dalam penghangat darah in-

    line dengan system pemantauan.

    darah tidak boleh dihangatkan dalam air atau oven microwave.

    6. Gunakan jarum ukuran 19 atau lebih pada vena.

    7. Gunakan selang khusus yang memiliki filter darah untuk menyaring bekuan

    fibrin dan bahan partikel lainnya.

    8. Jangan melubangi kantung darah.

    9. Untuk 15 menit pertama, berikan transfusi secara perlahan-tidak lebih dari 5

    ml/menit.

    10. Lakukan observasi pasien dengan cermat akan adanya efek samping.

    11. Apabila tidak terjadi efek samping dalam 15 menit, naikkan kecepatan aliran

    kecuali jika pasien beresiko tinggi mengalami kelebihan sirkulasi.

    12. Observasi pasien sesering mungkin selama pemberian transfusi.

    a. Lakukan pemantuan ketat selama 15-30 menit ntuk mendeteksi adanya

    tanda reaksi atau kelebihan beban sirkulasi.

    b. Lakukan pemantauan tanda vita dengan interval teratur.

    13. Perhatikan bahwa waktu pemberian tidak melebihi jam karena akan terjadi

    peningkatan resiko poliferasi bakteri.

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 28

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    29/51

    14. Siagalah terhadap adanya tanda reaksi samping :

    a. Kelebihan beban sirkulasi.

    b. Sepsis.

    c. Reaksi febril.

    d. Reaksi alergi

    e. Reaksi hemolitik akut.

    4. a. Apa penyebab dan mekanisme pertumbuhan fisik kurang?

    Pada pasien thalasemia, terjadi destruksi dini eritrosit sehingga sumsum tulang

    merah berkompensasi dengan cara meningkatkan eritropoiesis. Sumsum tulang merah

    terdapat di tulang pipih seperti os maxilla, os frontal, dan os parietal. Hal ini

    mengakibatkan tulang-tulang tersebut mengalami penonjolan dan pelebaran. Namun,

    destruksi dini sel darah merah terus berlanjut sehingga sumsum tulang putih yang

    normalnya berfungsi untuk membangun bentuk tubuh dan pertumbuhan berubah fungsi

    menjadi sumsum tulang merah yang menghasilkan eritrosit. Sumsum tulang putih

    terdapat pada tulang-tulang panjang seperti os tibia, os fibula, os femur, os radius, dan

    os ulna. Perubahan fungsi tulang-tulang ini dari pembangun tubuh menjadi pembentuk

    eritrosit mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan Stefhanie.

    Massa jaringan eritropetik yang membesar tetapi inefektif bisa menghabiskan

    nutrient sehingga menyebabkan retardasi pertumbuhan. Penimbunan besi pada pasien

    thalassemia dapat merusak organ endokrin sehingga terjadi kegagalan pertumbuhan dan

    gangguan pubertas.

    b. Apa penyebab dan mekanisme batuk pilek dan demam?

    Akibat dari transfusi drah reaksi pirogenik demam

    Akibat Splenomegali (imun turun)

    Mekanisme:

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 29

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    30/51

    AnemiaHipoksia jaringanTubuh merespon dengan pembentukan

    eritropoetinMasuk ke sirkulasiMerangsang eritropoesisTerjadi hemapoesis di

    ekstramedula (lien) Resiko tinggi terhadap Infeksi

    5. a. Apa dampak pernikahan antara kerabat dekat?

    \ T tT TT TtT Tt tt

    Ket : TT 25% normal

    Tt 50% carier

    tt 25% talasemiaDalam ilmu genetik, pernikahan dengan sesama kerabat keluarga (sampai sejauh

    sepupu II great grandparents yang sama) maupun saudara sesusuan disebut dengan

    consanguineous marriage. Secara umum consanguineous marriage diterjemahkan

    sebagai perkawinan sedarah. Penelitian-penelitian secara populasional menunjukkan

    bahwa anak-anak hasil perkawinan sedarah ini memiliki risiko lebih besar menderita

    penyakit-penyakit genetik tertentu. Terutama yang sifat penurunannya autosomal

    recessive. Pada sifat penurunan seperti ini, pembawa (carrier) tidak akan menunjukkan

    tanda-tanda penyakit apapun. Sementara itu karena orang-orang dalam satu keluarga

    memiliki proporsi materi genetik yang sama, maka suami istri yang memiliki hubungan

    saudara juga memiliki risiko membawa materi genetik yang sama. Jika salah satu

    adalah carrier suatu penyakit autosomal recessive maka terdapat kemungkinan bahwa

    yang lain juga pembawa. Seberapa besar kemungkinannya bergantung pada seberapa

    dekat kekerabatannya. Dalam hal ini, jika orangtua dari suami adalah saudara kandung

    dari orang tua istri, kemungkinannya tentu lebih besar dibandingkan jika orangtua

    suami adalah sekedar saudara jauh dari orang tua istri. Anak yang dihasilkan dari

    perkawinan (sedarah maupun tidak) dimana kedua orang tuanya adalah pembawa suatu

    penyakit genetik autosomal recessive dapat menderita penyakit tersebut (dengan

    kemungkinan 25%), dapat menjadi carrier juga (dengan kemungkinan 50%) atau sama

    sekali sehat dan bukan carrier (dengan kemungkinan 25%).

    b. Apa makna ayah dan ibu sthefanie normal dan riwayat keluarga disangkal?

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 30

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    31/51

    Ayah dan ibu normal: kemungkinan keduanya hanya pembawa (carrier) dan tidak

    menunjukkan tanda-tanda penyakit apapun.

    Riwayat keluarga disangkal : kemungkinan keluarga sthefanie juga hanya pembawa

    (carrier) dan tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit apapun atau sama sekali sehat

    dan bukan carrier.

    6. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme nadi?

    Nadi 120x/menit

    Interpretasi : meningkat

    Normal anak umur 2 tahun- 10tahun : 70-110x/menit

    Mekanisme:

    Imatur eritrosit menyebabkan kandungan Hb berkurang (penurunan hematokrit)

    sehingga darah menjadi lebih cair (kandungan darah kurang) membuat kapiler darah

    berdilatasi dengan memperbesar pori-porinya agar dapat melakukan penyerapan yang

    maksimal. Darah yang lebih cair dan kapiler yang berdilatasi menurunkan pompa

    jantung, kadar Hb yang turun membuat pengikatan o2 menurun sehingga tubuh

    berusaha mendapatkan O2 lebih dengan meningkatkan nadi.

    b. Bagaimana interpretasi dan mekanisme RR?

    RR 28x/menit

    Interpretasi : normal

    Normal anak umur 5 tahun- 9 tahun : 15-30x/menit

    c. Bagaimana interpretasi dan mekanisme Temp?

    Temp 37,6oC

    Interpretasi : normal

    d. Bagaimana interpretasi dan mekanisme TD?

    TD 110/60 mmHg

    Interpretasi : normal

    Usia anak 5 tahun- 10 tahun : 100/60 mmHg

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 31

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    32/51

    e. Bagaimana interpretasi dan mekanisme BB dan TB?

    Berdasarkan kurva CDC

    Tumbuh anak 5 tahun : kurang

    TB normal : 110- 116 cm

    BB normal : 16- 23 kg

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 32

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    33/51

    f. Bagaimana interpretasi dan mekanisme Kepala : facies cooley (+)?

    Interpretasi: Abnormal.

    Faies cooley adalah ciri khas thalasemia mayor, yakni batang hidung masuk ke dalam

    dan tulang pipi menonjol akibat sumsum tulang yang bekerja terlalu keras untuk

    mengatasi kekurangan hemoglobin. Sumsum tulang pipih adalah tempat memproduksi

    sel darah. Tulang muka adalah salah satu tulang pipih. Pada thalassemia karena tubuh

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 33

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    34/51

    kekurangan darah, maka pabrik sel darah, dalam halini sumsum tulang pipih, akan

    berusa memproduksi sel darah merah sebanyak-banyaknya.Karena pekerjaannya yang

    meningkat, maka sumsum tulang ini akan membesar, pada tulangmuka pembesaran ini

    dapat dilihat dengan jelas dengan adanya penonjolan dahi, jarak antarakedua mata

    menjadi jauh, kedua tulang pipi menonjol.

    Mekanisme:

    Anemia hemolitik produksi eritrosit ditingkatkan tulang wajah, tulang panjang

    kembali memproduksi sel darah merah hiperplasia sumsum tulang bentuk tulang

    berubah

    g. Bagaimana interpretasi dan mekanisme Kepala : konjungtiva palpebra (+/+)?

    Interpretasi: Anemia

    Mekanisme:

    Faktor genetic (pernikahan ayah dan ibu kerabat dekat) carrier talasemia risiko

    penyakit atau kondisi genetik talasemia menjadi lebih besar kegagalan

    pembentukan rantai globin beta

    talasemia beta

    defisiensi sintesis rantai beta

    HbA menurun dan rantai alfa meningkat tubuh berkompensasi dibentuk rantai

    gama dan delta yang bergabung dengan rantai alfa yang berlebihan tersebut

    pembentukan HbF (alfa2gama2) dan HbA2 (alfa2beta2) meningkat kompensasi

    tidak mencukupi (masih terdapat kelebihan rantai alfa yang bebas) agregasi dan

    membentuk badan inklusi pada eritrosit berinti di sumsum tulang badan inkulsi

    meningkat di sumsum tulang membrane eritrosit berinti menajdi kaku, tidak mampu

    bertahan lama dan mengalami destruksi intramedular eritropoiesis terganggu dan

    tidak efektif hanya sebagian kecil eritrosit yang mencapai sirkulasi perifer anemia

    konjungtiva palpebra pucat

    h. Bagaimana interpretasi dan mekanisme Thoraks. Jantung : batas jantung

    membesar, iktus : pada sela iga VI lateral garis midclavicularis, terdengar pan

    sistolic murmur pada semua katup jantung?

    Batas jantung membesar: Abnormal

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 34

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    35/51

    Mekanisme: Anemia (hemoglobin yang membawa sel darah merah )

    kompensasi jantung akan bekerja lebih keras untuk mengedarkan oksigen ke

    seluruh jaringan batas jantung membesar

    Ictus: pada sela iga VI lateral garis mid clavicularis : abnormal

    Normalnya ictus kordis terdapat pada Sela Iga VI medial dari garis midklavikular

    Mekanisme : batas jantung membesar ictus cordis bergeser ke arah lateral garis

    mid clavicularis

    Komplikasi dari transfusi darah termasuk heme yang diserap ke tubuh Fe

    meningkat, merusak katup- katup pada jantung terdengarpan systolic murmur

    i. Bagaimana interpretasi dan mekanisme Abdomen. Hepar : teraba x dan

    Lien : teraba schufner 3?

    Interpretasi: Abnormal.

    Pembesaran hati dan limpa terjadi akibat dekstruksi eritrosit yang berlebihan,

    hemopoiesis ekstramedula, dan lebih lanjut akibat penimbunan besi. Limpa yang besar

    meningkatkan kebutuhan darah dengan meningkatkan kebutuhan volume plasma, danmeningkatkan dekstruksi eritrosit dan cadangan (pooling) eritrosit.

    Mekanisme:

    Faktor genetic (pernikahan ayah dan ibu kerabat dekat) carrier talasemia risiko

    penyakit atau kondisi genetik talasemia menjadi lebih besar kegagalan pembentukan

    rantai globin beta talasemia beta defisiensi sintesis rantai beta HbA menurun

    dan rantai alfa meningkat tubuh berkompensasi dibentuk rantai gama dan delta

    yang bergabung dengan rantai alfa yang berlebihan tersebut pembentukan HbF

    (alfa2gama2) dan HbA2 (alfa2beta2) meningkat kompensasi tidak mencukupi

    (masih terdapat kelebihan rantai alfa yang bebas) agregasi dan membentuk badan

    inklusi pada eritrosit berinti di sumsum tulang badan inkulsi meningkat di sumsum

    tulang membrane eritrosit berinti menajdi kaku, tidak mampu bertahan lama dan

    mengalami destruksi intramedular eritropoiesis terganggu dan tidak efektif hanya

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 35

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    36/51

    sebagian kecil eritrosit yang mencapai sirkulasi perifer anemia merangsang

    jaringan hematopoesis ekstramedular di hati dan limpa hepatosplenomegali

    j. Bagaimana interpretasi dan mekanisme Hb?Interpretasi : Hb menurun anemia

    Menurut WHO (1968) dinyatakan anemia bila:

    Anak umur 6 bulan 6 tahun : Hb < 11 g/dl

    Mekanisme:

    Faktor genetic (pernikahan ayah dan ibu kerabat dekat) carrier talasemia risiko

    penyakit atau kondisi genetik talasemia menjadi lebih besar kegagalan pembentukan

    rantai globin beta talasemia beta defisiensi sintesis rantai beta HbA menurun

    dan rantai alfa meningkat tubuh berkompensasi dibentuk rantai gama dan delta

    yang bergabung dengan rantai alfa yang berlebihan tersebut pembentukan HbF

    (alfa2gama2) dan HbA2 (alfa2beta2) meningkat kompensasi tidak mencukupi

    (masih terdapat kelebihan rantai alfa yang bebas) agregasi dan membentuk badan

    inklusi pada eritrosit berinti di sumsum tulang badan inkulsi meningkat di sumsum

    tulang membrane eritrosit berinti menajdi kaku, tidak mampu bertahan lama dan

    mengalami destruksi intramedular eritropoiesis terganggu dan tidak efektif hanya

    sebagian kecil eritrosit yang mencapai sirkulasi perifer anemia

    k. Bagaimana interpretasi dan mekanisme leukosit?

    Leukosit 9000/mm3

    Interpretasi : normal (4000- 11000/mm3)

    l. Bagaimana interpretasi dan mekanisme trombosit?

    Trombosit 200.000/mm3

    Interpretasi : normal (150.000- 400.000/mm3)

    m. Bagaimana interpretasi dan mekanisme retikulosit?

    Retikulosit 30%

    Interpretasi : meningkat (normalnya 0,5- 2.0%)

    Mekanisme:

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 36

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    37/51

    Terjadi hiperaktifitas eritropoiesis sumsum tulang untuk mengkompensasi anemia yang

    terjadi sehingga menyebabkan sel muda (retikulosit) yang berada di perifer meningkat

    o. Bagaimana interpretasi dan mekanisme Serum Fe?

    Serum Fe 300 mg

    Interpretasi : meningkat (normalnya 50- 150 mg)

    Mekanisme :

    Hemosiderosis adalah akibat terapi transfusi jangka panjang yang tidak dapat dihindari,

    karena dalam setiap 500 mL darah dibawa 200 mg besi ke jaringan.

    p. Bagaimana interpretasi dan mekanisme TIBC?

    TIBC 50 mg

    Interpretasi : menurun (normalnya 250- 450 mg)

    TIBC (transferin iron binding capacity) : suatu pengukuran jumlah total besi yang

    dapat dibawa dalam serum oleh transferrin, suatu protein yang membawa besi dalam

    serum dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya

    Mekanisme :

    Pada individu normal, semua besi plasma terikat pada transferin. Kapasitas transferin

    untuk mengikat besi terbatas sehingga bila terjadi kelebihan besi seperti pada pasien

    thalassemia, seluruh transferin akan berada dalam keadaan tersaturasi. Akibatnya besi

    akan berada dalam plasma dalam bentuk tidak terikat, atau disebut juga Non-

    Transferrin Bound Plasma Iron (NTBI). NTBI akan menyebabkan pembentukan radikal

    bebas hidroksil dan mempercepat peroksidasi lipid membran in vitro.

    7. Apa kemungkinan penyakit pada kasus ini?

    Gejala Anemia akibat thalasemia

    mayor

    Anemia akibat

    defisiensi Fe

    Pucat + +Perut membuncit + -Perut cepat penuh + -Merasa lelah + +Pertumbuhan fisik

    terganggu

    + +

    Gangguan jantung + +/-

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 37

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    38/51

    Hepatosplenomegali + -Facies cooley + -Konjungtiva palpebra pucat + +Kongenital marriage + -Serum Fe

    TIBC Retikulosit Hb

    8. Untuk menegakkan diagnose pasti pemeriksaan penunjang apa yang perlu

    dilakukan?

    a. Amanmesis

    b. Pemeriksaan fisik

    Pada pemeriksaan fisik ditemukannya anemis (+),facies cooley. Pada pemeriksaan

    abdomen ditemukan pembesaran hati x , pembesaran limpa: schoeffner III.

    Pada ekstremitas : pucat pada telapak tangan. Terdapat juga retardasi pertumbuhan.

    Pada kasus-kasus lain terdapat juga murmur jantung ataupun tanda-tanda gagal

    jantung dan intolerance terhadap aktivitas akibat komplikasi dari anemia yang berat.

    Pada pasien yang kelebihan besi akan timbul tanda-tanda endokrinipati.

    c. Pemeriksaan penunjang

    Pemeriksaan laboratorium

    Diagnosis dari talasemia dapat diketahui dengan melakukan beberapa pemeriksaan

    darah, seperti:

    1. FBC (Full Blood Count)

    Pemeriksaan ini akan memberikan informasi mengenai berapa jumlah sel darah

    merah yang ada, berapa jumlah hemoglobin yang ada di sel darah merah, dan

    ukuran serta bentuk dari sel darah merah.

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 38

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    39/51

    2. Sediaan Darah Apus

    Pada pemeriksaan ini darah akan diperiksa dengan mikroskop untuk melihat

    jumlah dan bentuk dari sel darah merah, sel darah putih dan platelet. Selain itu

    dapat juga dievaluasi bentuk darah, kepucatan darah, dan maturasi darah. Pada

    talasemi mayor dapat dijumpai gambaran anemia mikrositik hipokrom berat

    dengan persentase retikulosit tinggi disertai normoblas, sel target dan titik

    basofilik.

    3. Iron studies

    Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui segala aspek penggunaan dan

    penyimpanan zat besi dalam tubuh. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk

    membedakan apakah penyakit disebabkan oleh anemia defisiensi besi biasa atau

    talasemia.

    4. Elektroforesis hemoglobin

    Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui tipe dan jumlah relatif hemoglobin

    yang ada dalam darah (HbA, HbF, dan HbA2).

    5. Analisis DNA

    Analisis DNA digunakan untuk mengetahui adanya mutasi pada gen yang

    memproduksi rantai alpha dan beta. Pemeriksaan ini merupakan tes yang paling

    efektif untuk mendiagnosa keadaan karier pada talasemia.

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 39

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    40/51

    Pemeriksaan sitogenetik

    Merupakan pemeriksaan komposisi kromosom sel, fungsi normal, dan setiap

    deviasi dari yang normal. Analisis sitogenetik bisa dilakukan pada jaringan yang

    diambil aspirasi dan biopsi sumsum tulang pada darah tepi jika jumlahnya

    meningkat, dan pada kelenjar getah bening, hati, limpa, serta cairan amnion.

    Pemeriksaan radiologis

    Gambaran radiologis tulang akan memperlihatkan medulla yang lebar, korteks tipis

    dan trabekula kasar. Tulang tengkorak memperlihatkan diploe dan pada anak besar

    kadang-kadang terlihat brush appearance. Sering pula ditemukan gangguan

    pneumatisasi rongga sinus paranasalis.

    Pemeriksaan auditorik dan funduskopi secara teratur apabila telah dilakukan

    program transfusi darah untuk menghindari terjadinya komplikasi akibat efek

    samping obat desferioksamin diantaranya tuli nada tinggi dan kerusakan retina.

    9. Apa penyakit yang paling mungkin pada kasus ini? Anemia hemolitik et causa

    Thalasemia mayor

    10. Apa etiologi penyakit pada kasus?

    Faktor risiko

    Anak dengan orang tua yang memiliki gen thalassemia

    Anak dengan salah satu/kedua orang tua thalasemia minor

    Anak dengan salah satu orang tua thalasemia

    Resiko laki-laki atau perempuan untuk terkena sama

    Thalassemia Beta mengenai orang asli dari Mediterania atau ancestry (Yunani,

    Italia, Ketimuran Pertengahan) dan orang dari Asia dan Afrika Pendaratan.

    Alfa thalassemia kebanyakan mengenai orang Asia Tenggara, Orang India, Cina,

    atau orang Philipina.

    11. Bagaimana tatalaksana pada kasus ini?

    Untuk simptomatik: pemberian antipiretik, antitusif dan ekspektoran untuk mengobati

    demam, pilek dan batuk.

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 40

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    41/51

    Untuk kausatif :

    1. Transfusi darah teratur yang perlu dilakukan untuk mempertahankan Hb di atas 10

    gr/dl tiap saat. Hal ini biasanya membutuhkan 2-3 unit tiap 4-6 minggu. Darah

    segar, yang telah disaring untuk memisahkan leukosist, menghasilkan eritrosit

    dengan ketahanan yang terbaik dan reaksi paling sedikit. Pasien harus diperiksa

    genotipnya pada permulaan program transfuse untuk mengantisipasi bila timbul

    antibody eritrosit terhadap eritrosit yang ditransfusikan.

    2. Pemberian infus RL 16x/menit

    3. Asam folat diberikan secara teratur (misal 5 mg/hari) jika asupan diet buruk

    4. Terapi khelasi besi digunakan untuk mengatasi kelebihan besi. Desferioksamin

    dapat diberikan melalui kantung infus terpisah sebanyak 1-2 g untuk tiap unit darah

    yang ditransfusikan dan melalui infus subkutan 20-40 mg/kg dalam 8-12 jam, 5-7

    hari seminggu. Hal ini dilaksanakan pada bayi setelah pemberian transfusi 10-15

    unit darah.

    5. Vitamin C (200 mg perhari) meningkatkan eksresi besi yang disebabkan oleh

    desferioksamin.

    6. Vitamin E 200-400 IU setiap hari sebagai antioksidan dapat memperpanjang umur

    sel darah merah.

    7. Splenektomi mungkin perlu untuk mengurangi kebutuhan darah. Splenektomi

    harus ditunda sampai pasien berusia > 6 tahun karena tingginya resiko infeksi pasca

    splenektomi.

    8. Transplantasi sum-sum tulang alogenik memberi prospek kesembuhan permanent.

    Tingkat kesuksesan adalah lebih dari 80% pada pasien muda yang mendapat

    khelasi secara baik tanpa disertai adanya fibrosis hati atau hepatomegali.

    9. Terapi endokrin

    10. Imunisasi hepatitis B

    11. Koenzim Q10 dan Talasemia

    Adanya kerusakan sel darah merah dan zat besi yang menumpuk di dalam tubuh

    akibat talasemia, menyebabkan timbulnya aktifasi oksigen atau yang lebih dikenal

    dengan radikal bebas. Radikal bebas ini dapat merusak lapisan lemak dan protein

    pada membram sel, dan organel sel, yang pada akhirnya dapat menyebabkan

    kerusakan dan kematian sel. Biasanya kerusakan ini terjadi di organ-organ vital

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 41

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    42/51

    dalam tubuh seperti hati, pankreas, jantung dan kelenjar pituitari. Oleh sebab itu

    penggunaan antioksidan, untuk mengatasi radikal bebas, sangat diperlukan pada

    keadaan talasemia.

    Dari penelitian yang dilakukan oleh Siriraj Hospital, Universitas Mahidol ,

    Bangkok, Thailand, ditemukan bahwa kadar koenzim Q 10 pada penderita

    talasemia sangat rendah. Pemberian suplemen koenzim Q 10 pada penderita

    talasemia terbukti secara signifikan mampu menurunkan radikal bebas pada

    penderita talasemia. Oleh sebab itu pemberian koenzim Q 10 dapat berguna sebagai

    terapi ajuvan pada penderita talasemia untuk meningkatkan kualitas hidup.

    12. Apa yang akan terjadi jika penyakit ini tidak ditangani secara komperehensif?

    Anemia berat dan lama dapat menyebabkan gagal jantung, transfusi darah berulang dan

    proses hemolisis menyebabkan kadar besi dalam darah sangat tinggi, sehingga ditimbun

    dalam berbagai organ (hepar, limpa, kulit, jantung). Hemokromatosis, limpa yang besar

    mudah ruptur kadang disertai tanda hipersplenisme seperti leukopenia dan

    trombositopenia. Gagal jantung, kejang dan parestesia (perasaan yang menyimpang

    seperti rasa terbakar , Kesemutan ), Akibat samping dari pemberian darah yang hampir

    setiap bulan sekali, maka zat besi akan menumpuk didalam tubuh penderita yang

    disebut hemosiderosis. Hemosiderosis tidak baik bagi tubuh, akan memberi warna biru-

    kehitaman pada kulit penderita dan bila menumpuk sedemikian tinggi di dalam jaringan

    hati keadaan ini disebut hemochromatosis, bisa menimbulkan kanker hati.

    13. Bagaimana prognosis pada kasus ini?

    Dubia ad bonam

    14. Bagaimana kompetensi dokter umum pada kasus ini?

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 42

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    43/51

    KDU Tingkat 3A

    Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik danpemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan

    laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi

    pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus gawat darurat).

    15. Bagaimana pandangan islam pada kasus ini?

    Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan;

    saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan;saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-

    saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang

    perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu

    isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang

    telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah

    kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu)

    isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua

    perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau;

    Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS An Nisaa`: 23)

    Hal ini dimaksudkan untuk keselamatan fisik anak keturunan dari penyakit-penyakit

    yang menular atau cacat secara hereditas. Sehingga anak tidak tumbuh besar dalam

    keadaan lemah atau mewarisi cacat kedua orang tuanya dan penyakit-penyakit nenek

    moyangnya. Di samping itu juga untuk memperluas pertalian kekeluargaan dan

    mempererat ikatan-ikatan sosial.

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 43

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    44/51

    2.3.4 Hipotesis

    Sthefanie, perempuan, usia 5 tahun menderita anemia hemolitik akibat thalasemia beta mayor

    2.3.5 Kerangka Konsep

    2.3.6 Sintesis

    Definisi thalassemia

    Thalasemia adalah sekelompok heterogen pada kelainan genetik sintesis

    hemoglobin, ditandai oleh tiadanya atau berkurangnya sintesis rantai globin. Pada -

    talasemia sintesin rantai -globin berkurang, sedang pada -talasemia sintesis rantai

    globin- tidak ada (dinyatakan sebagai o-talasemia) ataupun nyata berkurang (+-

    talasemi). (Robbins & Kumar: 1995)

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 44

    Consanguineous

    marriage

    Kelainan

    genetik

    Anemia

    Hemolitik

    Kelainan pembentukan

    Hb dan eritrosit

    Umur eritrosit

    pendek

    Facies Cooley

    Thalassemia

    mayor

    Konjungtiva

    palpebra pucat

    Hepatosplenomeg

    ali

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    45/51

    Thalasemia bersifat diturunkan sebagai keadaan autosom kodominan. Bentuk

    heterozigot (talasemia minor atau ciri berbakat talasemia) dapat asimptomatik atau

    bergejala ringan. Bentuk homozigot yang disebut talasemia mayor, disertai anemia

    hemolisis yang parah. Gen yang mengalami mutasi khususnya terdapat di antara

    penduduk Timur Tengah, Afrika dan Asia. (Robbins & Kumar: 1995)

    Epidemiologi

    1. Frekuensi gen thalassemia di Indonesia berkisar 3-10%. Diperkirakan lebih

    2000 penderita baru dilahirkan setiap tahunnya di Indonesia.

    2. Di Indonesia berdasarkan parameter hematologi, frekuensi pembawa sifat

    thalassemia di Sumatera Selatan sekitar 8%.

    Klasifikasi thalasemia secara klinis dan genetis

    Tatanama Klinis Genotipe Penyakit Genetika MolekularTalasemia Talasemia mayor Talasemia 0

    homozigot (

    0

    /

    0

    );talasemia +

    homozigot (+ /+)

    Parah, memerlukan

    transfusi darahsecara berkala

    Delesi gen yang jarang

    pada

    0

    /

    0

    Defek pada pemrosesan

    transkripsi atau translasi

    mRNA -globin

    Talasemia minor 0 /

    + /

    Asimtomatik

    dengan anemia

    ringan atau tanpa

    anemia; ditemukan

    kelainan SDM

    Talasemia Sillent carrier -/ Asimtomatik: tidak

    tampak kelainan

    SDM

    Terutama delesi gen

    Sifat talasemia -/ (Asia);

    -/- (Afrika kulit

    Asimtomatik;

    seperti talasemia

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 45

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    46/51

    hitam) minor

    Penyakit HbH --/- Anemia berat,

    tetramer -globin

    (HbH) terbentuk di

    SDM

    Hidrops fetalis --/-- Letal in utero

    Patogenesis

    Hemoglobin dewasa atau HbA mengandung dua rantai dan dua rantai .

    Ditandai oleh dua gen globin yang bertempat pada masing-masing dari dua

    kromosom nomor 11. Dan, dua pasang gen -globin yang fungsional berada pada setiap

    kromosom nomor 16. Struktur dasar gen -globin dan , begitu juga langkah-langkah

    yang terlibat dalam biosintesis rantai globin adalah sama. Setiap gen globin memiliki

    tiga rangkaian pengkodean (ekson) yang diganggu oleh dua rangkaina peratara (intron).

    Pengapitan sisi 5 gen globin merupakan serentetan rangkaian promoter yang tidak

    dapat diterjemahkan, yang diperlukan untuk inisiasi sintesis mRNA -globin.

    Seperti pada semua gen eukariotik, biosintesis rantai globin mulai dengan

    transkripsi gen globin di dalam nucleus. Transkripsi mRNA awal mengandung suatu

    salinan seluruh gen, termasuk semua ekson dan intron. Precursor mRNA yang besar ini

    mengalami beberapa modifikasi pascatranskripsi (proses) sebelum diubah menjadi

    mRNA sitoplasma dewasa yang siap untuk translasi yaitu penyambungan dua intron

    dan mengikat kembali ekson. mRNa dewasa yang terbentuk meninggalkan nucleus dan

    menjadi terkait ribosom pada tempat translasi berlaku. Jalur ekspresi gen -globin

    sangat serupa. (Robbins & Kumar :1995)

    Thalassemia diartikan sebagai sekumpulan gangguan genetik yang

    mengakibatkan berkurang atau tidak ada sama sekali sintesis satu atau lebih rantai

    globin (Weatherall and Clegg, 1981). Abnormalitas dapat terjadi pada setiap gen yang

    menyandi sintesis rantai polipeptid globin, tetapi yang mempunyai arti klinis hanya

    gen- dan gen-. Karena ada 2 pasang gen-, maka dalam pewarisannya akan terjadi

    kombinasi gen yang sangat bervariasi. Bila terdapat kelainan pada keempat gen- maka

    akan timbul manifestasi klinis dan masalah. Adanya kelainan gen- lebih kompleks

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 46

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    47/51

    dibandingan dengan kelainan gen- yang hanya terdapat satu pasang. Gangguan pada

    sintesis rantai- dikenal dengan penyakit thalassemia-, sedangkan gangguan pada

    sintesis rantai- disebut thalassemia-. Kelainan klinis pada sintesis rantai globin-alfa

    dan beta dapat terjadi, sebagai berikut:

    1. Silent carrieryang hanya mengalami kerusakan 1 gen, sehingga pada kasus ini tidak

    terjadi kelainan hematologis. Identifikasi hanya dapat dilakukan dengan analisis

    molekular menggunakan RFLP atau sekuensing.

    2. Bila terjadi kerusakan pada 2 gen- atau thalassemia- minor atau carrier

    thalassemia- menyebabkan kelainan hematologis.

    3. Bila terjadi kerusakan 3 gen- yaitu pada penyakit HbH secara klinis termasuk

    thalassemia intermedia.

    4. Pada Hb-Barts hydrop fetalis disebabkan oleh kerusakan keempat gen globin-alfa

    dan bayi terlahir sebagai Hb-Barts hydrop fetalis akan mengalami oedema dan asites

    karena penumpukan cairan dalam jaringan fetus akibat anemia berat.

    5. Pada thalassemia- mayor bentuk homozigot (0) dan thalassemia- minor (+)

    bentuk heterozigot yang tidak menunjukkan gejala klinis yang berat.

    Gangguan yang terjadi pada sintesis rantai globin- ataupun- jika terjadi pada

    satu atau dua gen saja tidak menimbulkan masalah yang serius hanya sebatas

    pengemban sifat (trait atau carrier). Thalassemia trait disebut uga thalassemia minor

    tidak menunjukkan gejala klinis yang berarti sama alnya seperti orang normal kalaupun

    ada hanya berupa anemia ringan. Kadar Hb normal aki-laki: 13,5 17,5 g/dl dan pada

    wanita: 12 14 g/dl. Namun emikian nilai indeks hematologis, yaitu nilai MCV dan

    MCH berada di bawah ilai rentang normal. Rentang normal MCV: 80 100 g/dl, MCH:

    27 34 g/dl.

    Patogenesis Thalasemia Mayor

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 47

    NORMAL

    Hb A (22)

    - TALASEMIA

    Kumpulan globin yang

    tidak larut mengendap di

    eritrositEritoblast dalam sum-sum tulangRBC normal

    Selaput eritrosit jadi mudah

    rusak, kelenturan &

    eritrosit peka thd fagositosis

    RES

    Sintesin globin

    berkurang / tidak ada

    Anemia

    Distensi Abdomen

    LIEN

    Kerusakan

    eritrosit

    abnormal

    (hemolisis)

    Eritropoiesis tidak

    efektif

    Absorpsi Fe dalam

    usus

    Kelimpahan zat

    besi sistemik

    (hemokromatosis

    sekunder)

    Produksi Eritropoetin

    Transfusi

    darah

    Anoksi

    jaringan

    Pengembangan

    sumsum / hiperaktifitas

    sumsum tulang

    Deformitas tulang

    Facies talasemia dan penipisan

    korteks di banyak tulang

    Hemopoeiesis ekstramedula

    Hepatomegali Splenomegali

    Pucat

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    48/51

    Berdasarkan patogenesis -talasemi di atas, dasar molekul -talasemi sangat

    berbeda. -talasemi disebabkan oleh penghapusan lokus gen -globin. Karena ada

    empat gen -globin yang berfungsi, maka terdapat empat kemungkinan keparahan -

    talasemi berdasarkan hilangnya satu sampai keempat gen -globin pada kromosom-

    kromosom tersebut. Hilangnya suatu gen -globin tunggal berkaitan dengan status

    pembawa penyakit tersembunyi, sedangkan hilangnya keempat gen -globin berkaitan

    dengan kematian janin dalam uterus, karena tidak ada daya dukung oksigen. Dasar

    hemolisis sama dengan yang terdapat pada -talasemi. Dengan hilangnya tiga gen -

    globin relative berlebihan, yang membentuk tetramer tak larut dalam sel darah merah,

    sehingga sel peka terhadap fagositosi dan kerusakan.

    (Robbins & Kumar :1995)

    Skema Penurunan Gen Thalassemia Menurut Hukum Mendel

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 48

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    49/51

    Thalassemia melibatkan dua gen (kromosom 11) didalam membuat beta globin yang

    merupakan bagian dari hemoglobin, masing-masing satu dari setiap orangtua. Beta

    thalassemia terjadi ketika satu atau kedua gen mengalami variasi.

    Jika salah satu gen dipengaruhi, seseorang akan menjadi carrier dan menderita

    anemia ringan. Kondisi ini disebut thallasemia trait/beta thalassemia minor,

    Jika kedua gen dipengaruhi, seseorang akan menderita anemia sedang

    (thalassemia beta intermedia atau anemia Cooleys yang ringan) atau anemia

    yang berat ( beta thalassemia utama, atau anemia Cooleys).

    Anemia Cooleys, atau beta thalassemia mayor jarang terjadi. Suatu survei tahun

    1993 ditemukan 518 pasien anemia Cooleys di Amerika Serikat. Kebanyakan

    dari mereka mempunyai bentuk berat dari penyakit, tetapi mungkin kebanyakan

    dari mereka tidak terdiagnosis .

    Manifestasi klinis

    Sebagai sindrom klinik penderita thalassemia mayor (homozigot) yang telah

    agak besar menunjukkan gejala-gejala fisik yang unik berupa hambatan pertumbuhan,

    anak menjadi kurus bahkan kurang gizi, perut membuncit akibat hepatosplenomegali

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 49

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    50/51

    dengan wajah yang khas mongoloid,frontal bossing, mulut tongos (rodent like mouth),

    bibir agak tertarik, maloklusi gigi.

    Anemia berat menjadi nyata pada usia 3-6 bulan.

    Pembesaran limpa dan hati terjadi karena destruksi eritrosit yang berlebihan,

    hemopoesis ekstramedula, dan lebih lanjut akibat penimbunan besi. Limpa yang besar

    meningkatkan kebutuhan darah dengan meningkatkan volume plasma dan

    meningkatkan destruksi eritrosit dan cadangan eritrosit.

    Pelebaran tulang yang disebabkan oleh hyperplasia sumsum tulang yang hebat

    yang menyebabkan terjadinya fasies thalasemia dan penipisan korteks di banyak tulang

    dengan suatu kecenderungan terjadinya fraktur dan penonjolan tengkorak dengan suatu

    gambaran rambut berdiri (hair-on-end) pada foto roentgen.

    Penumpukan besi akibat transfuse darah menyebabkan kerusakan organ

    endokrin (dengan kegagalan pertumbuhan, pubertas yang terlambat atau tidak terjadi),

    miokardium.

    Infeksi dapat terjadi. Anak yang melakukan transfusi darah rentan terhadap

    infeksi bakteri.

    DAFTAR PUSTAKA

    Aru W. Sudoyo, Et All. 2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi V. Jakarta : Interna

    Publishing.

    Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. ed : Hartanto, Huriawati, dkk.

    Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Guyton dan Hall. 2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. ed : Hartanto, Huriawati, dkk. Jakarta

    : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Latief, Abdul, dkk. 2003.Diagnosis Fisis pada Anak. Jakarta : CV Sagung Seto

    Laporan Skenario A Blok XIII Page 50

  • 7/31/2019 Laporan Ske a Tutor 1

    51/51

    Price, Sylvia A., dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

    Penyakit. ed : Hartanto, Huriawati, dkk. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Robbins, L. Stanley, Et All. 2007.Buku Ajar Patologi II, Edisi VII. Jakarta : EGC

    Sherwood, laura. 2001.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC.