laporan tugas besar rekayasa hidrologi dan drainase

Upload: sofia-fadillah

Post on 09-Feb-2018

521 views

Category:

Documents


27 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Laporan Tugas Besar Rekayasa Hidrologi dan Drainase

    1/19

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya

    kami dapat menyelesaikan tugas besar Mata Kuliah Rekayasa Hidrologi SI-2231.

    Tugas besar ini dimaksudkan agar kami dapat menuntaskan mata kuliah Rekayasa

    Hidrologi pada semester tiga. Dan pada akhirnya mampu menyelesaikan studi S1 di

    Program Studi Teknik Sipil, amin.

    Dalam tugas besar ini kami melakukan tinjauan hidrologi pada gedung Labtek

    XI ITB. Ada pun secara garis besar meliputi pengolahan data hujan, pengolahan data

    debit saluran serta desain drainasenya. Disini kami mengaplikasikan apa yang telah

    kami dapatkan pada kuliah di kelas sehingga akhirnaya dapat diterapkan secara

    praktis. Kajian hidrologi pada kesempatan kali ini juga dapat menjadi bahan evaluasi

    apakah drainase existing masih layak ataupun perlu peningkatan kapasitas.

    Tentunya dalam pengerjaan tugas besar ini kami mendapatkan bimbingan

    yang sangat membantu. Ucapan terima kasih kami tujukan kepada khususnya dosen

    mata kuliah Rekayasa Hidrologi kami Bapak Ir. Mulyana Wangsadipura, M.Eng.,

    asisten tugas besar Rekayasa Hidrologi Riski Akbar, petugas Tata Usaha Program

    Studi Teknik Sipil serta petugas di Direktorat Sarana dan Prasarana ITB.

    Demikian semoga tulisan ini dapat bermanfaat, bagi kami pada khususnya

    dan pada para pembaca pada umumnya.

  • 7/22/2019 Laporan Tugas Besar Rekayasa Hidrologi dan Drainase

    2/19

    1.2 Tujuan

    Tujuan dalam pelaksanaan tugas besar mata kulliah Rekayasa Hidrologi SI-

    2231 ini adalah melakukan kajian hidrologi di lokasi studi serta mengevaluasi kondisi

    drainase eksisting pada lokasi tersebut.

    1.3 Sistematika Penulisan

    BAB I PENDAHULUAN BAB II DESKRIPSI STUDI KASUS BAB III PENGOLAHAN DATA HUJAN BAB IV PENGOLAHAN DEBIT BAB V DESAIN DRAINASE BAB VI SIMPULAN & SARAN

    1.4 Ruang Lingkup

    Ruang lingkup kajian hidrologi adalah area Labtek XI.

    Cakupan data:

    Denah ITB As-Built Drawing Curah hujan harian maksimum per tahun untuk 3 stasiun 10 tahun berturut-

    turut.

  • 7/22/2019 Laporan Tugas Besar Rekayasa Hidrologi dan Drainase

    3/19

    BAB II

    DESKRIPSI STUDI KASUS

    2.1 Lokasi Studi

    Lokasi studi yang ditinjau adalah saluran drainase di wilayah sekitar Gedung

    Labtek XI ITB.

    Gambar 2. 1 Denah Kampus ITB-Ganesha dan lokasi Labtek XI

  • 7/22/2019 Laporan Tugas Besar Rekayasa Hidrologi dan Drainase

    4/19

    Gambar 2. 2 Lokasi Labtek XI (3D)

    2.2 Sketsa Daerah

    Saluran drainase yang diamati dalam tugas besar ini adalah saluran drainase

    terkecil, yaitu saluran drainase yang terdapat di sebelah tenggara Gedung Labtek

    ITB. Berdasarkan survei di lapangan secara keseluruhan luas catchment areaDaerah

    Tangkapan Air (DTA) untuk Gedung Labtek XI adalah 1699.2 m2 untuk atap dan

    untuk lahan = luas lahan total luas atap = 5051.76-1699.2 = 3352.56 m2.

    Catchment area ditentukan berdasarkan luas area untuk mengalirkan air hujan

    tangkapannya ke saluran drainase sekitar Gedung Labtek XI ITB.

    Gambar 2. 3 Denah Saluran Gedung Labtek XI ITB

  • 7/22/2019 Laporan Tugas Besar Rekayasa Hidrologi dan Drainase

    5/19

    Gambar 2. 4 Denah Atap Gedung Labtek XI ITB

    2.3 Data Saluran Eksisting

    Berikut ini adalah detail dimensi dari saluran drainase wilayah sekitar Labtek

    XI berdasarkan as built drawingserta pengukuran dan survei langsung di lapangan.

  • 7/22/2019 Laporan Tugas Besar Rekayasa Hidrologi dan Drainase

    6/19

    Gambar 2. 5As Built DrawingLabtek XI

    Gambar 2. 6 Kondisi Eksisting Saluran

    Dari as built drawingdi atas, didapat data sebagai berikut :

    1. panjang saluran total = 191.2 m2. lebar atas saluran (b) = 35.5 cm3. diamater lingkaran bawah (d) = 28 cm4. kedalaman saluran (h) = 39 cm sampai 62 cm

    untuk perhitungan, diasumsikan luas penampang selalu sama, sehingga diambil

    rata-rata h yakni =

    cm5. luas penampang saluran

    =(b x (h-(0.5d))+(0.5 x x(0.5d)2)

    = (35.5 x (50.5-(0.5 x 28)) + (0.5 x x(0.5 x 28)2)

    Potongan A

    Potongan B

    Potongan C

  • 7/22/2019 Laporan Tugas Besar Rekayasa Hidrologi dan Drainase

    7/19

    = 1603.626 cm2= 160,36 x 10

    -3m

    2

    6. kemiringan saluran yang diukur adalah kemiringan saluran BC, diasumsikan,kemiringan sepanjang saluran adalah sama.

    kemiringan masing-masing saluran =

    =

    = 0.075

    7. keliling basah= (2 x h) + (0.5 x x d) + (b-d)

    = (2 x 0.505) + (0.5 x x 0.28) +(0.355 0.28)

    =1.5248 m

    8. bentuk penampang : persegi panjang dengan setengahlingkaran di bagian bawah

    9. material saluran : beton10.kondisi sekitar saluran : taman

  • 7/22/2019 Laporan Tugas Besar Rekayasa Hidrologi dan Drainase

    8/19

    BAB III

    PENGOLAHAN DATA HUJAN

    3.1 Data Curah Hujan

    Dalam pengerjaan tugas besar Rekayasa Hidrologi dan Drainase, kami

    menggunakan data curah hujan yang ada di stasiun pengamatan curah hujan stasiun

    Pakar/Dago-PLTA, stasiun Cemara, dan stasiun ITB. Berikut data curah hujan yang

    diperoleh dari stasiun-stasiun tersebut.

    Tabel 3. 1 Data Hujan Awal

    Data yang hilang

    3.2 Penaksiran Data Hujan yang Hilang

    Dalam pengamatan curah hujan di stasiun-stasiun pengamat, seringkali data

    hujan yang tercatat (teramati) tidak lengkap. Hal ini umumnya disebabkan olehkerusakan alat, ketidakhadiran pengamat, posisi alat yang dipindah, serta kondisi

    yang tidak memungkinkan (contohnya dalam kondisi perang). Ada tiga pendekatan

    atau metode untuk menaksir data hujan yang tidak lengkap, yaitu metode rata-rata

    Aljabar, metode perbandingan normal (rasio normal), dan metode kebalikan kuadrat

    jarak. Pada penaksiran data hujan yang hilang kali ini digunakan metode rasio

    normal.

    Ra=

  • 7/22/2019 Laporan Tugas Besar Rekayasa Hidrologi dan Drainase

    9/19

    Dengan : Ra= data hujan yang hilang

    Rb= data hujan yang diketahui

    Ha = rata-rata hujan yang hilang

    Hb = rata-rata hujan yang diketahui

    Hasil pengolahan data hujan adalah sebagai berikut :

    Tabel 3. 2 Data Hujan Lengkap

    Dari data di atas dapat dihitung parameter-parameter distribusi diantaranya :

  • 7/22/2019 Laporan Tugas Besar Rekayasa Hidrologi dan Drainase

    10/19

    1. Deviasi Standar (S)S =

    n = 10

    Tabel 3. 3 Perhitungan Standar Deviasi

    2. Koefisien Variasi (Cv)Cv =

    Tabel 3. 4 Perhitungan Koefisien Variasi

    3. Koefisien Kemencengan (Cs)Cs =

    n = 10

  • 7/22/2019 Laporan Tugas Besar Rekayasa Hidrologi dan Drainase

    11/19

    Tabel 3. 5 Perhitungan Koefisien Kemencengan

    4. Koefisien Kurtosis (Ck)Ck =

    n = 10

    Tabel 3. 6 Perhitungan Koefisien Kurtosis

  • 7/22/2019 Laporan Tugas Besar Rekayasa Hidrologi dan Drainase

    12/19

    Pada perhitungan-perhitungan selanjutnya, data hujan yang digunakan

    adalah data hujan stasiun ITB.

    3.3 Analisis Distribusi Frekuensi

    Data hujan stasiun ITB yang telah lengkap selanjutnya akan digunakan untuk

    menghitung curah hujan rencana. Oleh karena itu dibutuhkan distribusi yang tepat

    untuk menentukan curah hujan rencana yang baik. Jenis distribusi ditetapkan

    berdasarkan tabel berikut.

    Tabel 3. 7 Karakteristik Distribusi

    No Distribution Characteristic

    1 Normal Cs = 0, Ck = 32 Log Normal Cs = 3Cv

    3 Gumbel Cs = 1.1396, Ck = 5.4002

    4 Log Pearson III Flexible

    Dari tabel di atas, maka ditetapkan dsitribusi yang dipakai pada data curah

    hujan tugas besar ini adalah distribusi Log Pearson III. Berikut tabel distribusi Log

    Pearson III.

    Tabel 3. 8 Perhitungan Distribusi Log Pearson Tipe III

    3.4 Debit Banjir

    Dengan distribusi Log Pearson III, curah hujan banjir periode ulang 2, 10, 25,

    50, 100, dan 200 dapat ditentukan dengan rumus berikut :

    log xTr= (log x)rata-rata + S log KTr

    Hasil perhitungan Debit Banjir disajikan dalam tabel berikut :

  • 7/22/2019 Laporan Tugas Besar Rekayasa Hidrologi dan Drainase

    13/19

    Tabel 3. 9 Perhitungan Debit Banjir

    3.5 Intensity Duration Curve (IDC)

    Untuk menggambar kurva IDC, kami menggunakan rumus Mononobe.

    Alasan dipilihnya Mononobe.

    24 ( )

    Keterangan:

    I = Intensitas curah hujan (mm/jam)

    t = Lamanya curah hujan (jam)

    R24 = Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm) = XTr

    Tabel 3. 10 Perhitungan Intensitas Banjir

  • 7/22/2019 Laporan Tugas Besar Rekayasa Hidrologi dan Drainase

    14/19

    Gambar 3. 1 Kurva Intensitas Banjir (Intensity Duration Curve (IDC))

    0.00

    100.00

    200.00

    300.00

    400.00

    500.00

    600.00

    0 100 200 300 400

    Intensitas

    t (menit)

    Intensitas Banjir

    Tr = 2

    Tr = 10

    Tr = 25

    Tr = 50

    Tr = 100

    Tr = 200

  • 7/22/2019 Laporan Tugas Besar Rekayasa Hidrologi dan Drainase

    15/19

    BAB IV

    PENGOLAHAN DEBIT BANJIR

    4.1 Teori Dasar

    Dalam hidrologi, analisa debit dilakukan untuk memperoleh debit banjir

    rencana atau debit andalan rencana. Debit banjir rencana diperlukan untuk

    memperhitungkan tingkat kemanan bangunan yang ingin direncanakan, dalam hal ini

    tinggi rendahnya tingkat keamanan yang diinginkan ditujukan dengan besar kecilnya

    periode ulang yang dipakai. Debit andalan rencana diperlukan untuk

    memperhitungkan tingkat kepercayaan yang dapat dipegang dalam merencanakan

    fasilitas suplai air.Pengolahan debit memiliki beberapa metode diantaranya:

    a. Analisa debit berdasarkan pengukuranb. Analisa debit berdasarkan metode sintetis

    Pada umumnya analisis debit digunakan metode yang kedua karena lebih

    mudah dilakukan dibanding metode yang pertama. Analisa debit berdasarkan

    metode debit sintetis dikembangkan untuk menghitung debit banjir berdasarkan

    data karakteristik DAS yang mempengaruhi interaksi antara hujan-DAS-runoff.

    Debit yang akan dihitung dipengaruhi beberapa hal yaitu :

    a. Koefisien RunoffKoefisien runoff menggambarkan rasio antara volume air hujan dan

    volume air akibat direct runoff.

    b. Waktu konsentrasiWaktu konsentrasi merupakan waktu terlama yangdibutuhkan oleh air

    hujan yang telah jatuh diatas DAS untuk mencapai titik outlet. Waktu

    konsentrasi dibedakan atas dua bagian

    Waktu pemasukan = waktu yang dibutuhkan air hujan untukmengalir dari titik jatuhnya ke sistem drainase

    Rumus perhitungannya adalah :

    167,0}28,33

    2{

    s

    ndxLxxt

  • 7/22/2019 Laporan Tugas Besar Rekayasa Hidrologi dan Drainase

    16/19

    t = Waktu pemasukan (menit)

    L= Jarak dari titik jatuh hujan kedrainase

    S=Kemiringan lahan daerah tangkapan hujan

    Nd= Koefisien retardasi mendekati n Manning

    Formulasi ini cukup akurat untuk intensitas curah hujan sekitar

    500mm/jam

    Waktu Pengaliran = waktu yangdibutuhkan air hujan dari titikjatuhnya disungai ketitik kontrol. Waktu pengaliran dapat

    diperolah dari pendekatan dengan membagi panjang upstreammaksimum dari saluran drainase denga kecepatan rata-rata pada

    saluran tersebut.

    Kecepatan rata-rata dapat diperoleh dengan pengukuran

    langsung atau dengan metode analisis

    V = Kecepatan aliran rata-rata (m/det)

    R = Jari-jari hidraulis saluran (m)

    I = Kemiringan enerji air

    n = Koefisien kekasaran manning

    Dengan demikian waktu pengaliran dapat didekati dengan

    formulasi

    v

    Lts

    Ts = Waktu pengaliran (det)

    L = Panjang saluran/sungai (m)

    V = Kecepatan Aliran (m/det)

    Setelah mendapatkan waktu konsentrasi, maka digunakan pada analisis debit

    digunakan metode rasional. Metode rasional merupakan pengembangan dari

    2/13/21 IRn

    v

    CIAQ

  • 7/22/2019 Laporan Tugas Besar Rekayasa Hidrologi dan Drainase

    17/19

    hidrograf rasional, digunakan untuk menetapkan besarnya debit banjir dalam

    perencanaan sarana drainase untuk tangkapan yang kecil.

    Q= Besarnya debit banjir maksimum

    C= Koefisien pengaliran

    I = Intensitas hujan selama waktu konsentrasi (tc)

    A = Luas Catchment Area

    4.2 Debit Banjir

    Luas daerah tangkapan untuk saluran yang berada di sekitar Gedung LabtekXI adalah 1699.2 m

    2 untuk atap dan untuk lahan = luas lahan total luas atap =

    5051.76-1699.2 = 3352.56 m2.

    C yang kami gunakan untuk menentukan debit atap dan lahan yang berupa

    dak beton adalah 0.8.

    4.2.1 Perhitungan Debit Banjir Atap

    Waktu pemasukan tl akan didapatkan memalui persamaan berikut:

    ikxxxS

    nxLxxt dl det077.131

    0001.0

    013.0885.3728,3

    3

    228,3

    3

    2 167,0167,0

    Dengan :

    tl = waktu pemasukan

    L = panjang lintasan pemasukan (1/2 diagonal atap)

    =37.885 m

    nd = koefisien hambat, untuk beton = 0.013

    S = kemiringan permukaan = 0.0001 (asumsi)

  • 7/22/2019 Laporan Tugas Besar Rekayasa Hidrologi dan Drainase

    18/19

    Waktu pengaliran tl akan didapatkan memalui persamaan berikut:

    ik

    iRn

    L

    V

    Lts

    det665.459

    01.0025.0013.0

    1

    6.95

    1 32

    32

    Dengan :

    ts = waktu pengaliran

    L = panjang lintasan pengaliran (1/2 keliling atap)

    = 95.6 m

    n = koefisien hambat, untuk taman = 0.013

    R = jari-jari hidrolis

    = luas penampang / keliling basah

    = 0.005 / 0.2 = 0.025

    (asumsi penampang talang berbentuk segi empat dengan

    lebar 10 cm dan tinggi 5 cm)

    i = kemiringan saluran = 0.001 (asumsi)

    Setelah diketahui t;dan tsmaka, besarnya tcadalah:

    tc= tl+ ts= 1.467 + 8.517 = 9,984 menit

    Melalui tc tersebut, maka bisa didapatkan debit pada daerah tangkapan

    berdasarkan intensitas yang telah dihitung pada bab 3, dengan Q = CIA, yang bisa

    dilihat dari tabel berikut

    periode

    (tahun)

    intensitas

    (mm/jam)

    debit

    (m3/s)

    2 98,1802 0,02455 120,3640 0,0300

    10 131,9831 0,0329

    25 145,7108 0,0363

    50 154,2329 0,0385

    100 161,9643 0,0404

    200 168,9929 0,0421

  • 7/22/2019 Laporan Tugas Besar Rekayasa Hidrologi dan Drainase

    19/19

    Debit dari lahan lain tidak diperhitungkan karena kontur pada daerah sekitar

    Labtek XI tidak memungkinkan air untuk masuk ke saluran drainase wilayah

    tersebut, air dari lahan lain tersebut akan langsung masuk ke drainase jalan raya.

    4.3 Kapasitas Drainase

    Kapasitas drainase dapat dihitung dengan persamaan berikut:

    sAiR

    nVAQ

    3

    3

    2

    3

    2m0,7526816036,0)075,010517,0

    013,0

    1()

    1(

    Perbandingan debit banjir dan kapasitas drainase untuk menentukan banjir

    atau tidak banjir. Hasilnya dapat dilihat dari tabel berikut:

    Periode

    (Tahun)

    QB

    m3/s

    QS

    m3/s

    ket

    2 0,475516

    0,752671439

    Tidak banjir

    5 0,607421 Tidak banjir

    10 0,627137 Tidak banjir

    25 0,636994 Tidak banjir

    50 0,644975 Tidak banjir

    100 0,652016 Tidak banjir

    200 0,475516 Tidak banjir

    Dari tabel di atas bisa kita lihat bahwa tidak akan terjadi banjir karena

    drainase mampu menampung debit banjir.