laporan tahunan t.a. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf ·...

115

Upload: vulien

Post on 10-Aug-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,
Page 2: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

LAPORAN TAHUNANT.A. 2012

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Kementerian Pertanian2013

Page 3: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

LAPORAN TAHUNANT.A. 2012

Tim Penyusun

Penanggung Jawab : Handewi P. Saliem

Ketua : Sri Hery Susilowati

Sekretaris : Nur Khoiriyah Agustin

Anggota : Erizal JamalSupena FriyatnoYuni MarisaAshariM. SuryadiHermantoAgus SubektiYana SupriyatnaMiftahul AzisAhmad Makky Ar-Rozi

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Kementerian Pertanian2013

Page 4: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

i Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

KATA PENGANTAR

Laporan Tahunan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawabansebagai Institusi pemerintahan negara dalam melaksanakan kegiatannya sesuaidengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang diembannya. Tupoksi Pusat SosialEkonomi dan Kebijakan Pertanian (PSE-KP) yaitu mengembangkan kemampuandalam menganalisis berbagai permasalahan sosial ekonomi pertanian di tingkatpedesaan, wilayah, nasional, kawasan, dan internasional, dalam rangkamenghasilkan rekomendasi kebijakan.

Laporan Tahunan ini berisi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh PusatSosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian selama tahun anggaran 2012. Materipokok yang disajikan dalam laporan meliputi struktur organisasi PSE-KP,sumberdaya manusia, sarana dan prasarana penelitian, program, pendayagunaanhasil dan kerja sama penelitian, monitoring dan evaluasi. Khusus untuk kegiatanpenelitian, disajikan sinopsis hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan PSE-KPpada tahun 2012.

Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu secara langsungmaupun tidak langsung dalam penyelesaian laporan ini disampaikan terima kasih.Semoga laporan ini memberikan manfaat dan berguna bagi berbagai pihak yangmembutuhkan. Kritik dan saran yang membangun kami harapkan untukperbaikan di masa mendatang.

Bogor, Desember 2012

Kepala Pusat,

Dr. Handewi P. SaliemNIP. 19570604 198103 2 001

Page 5: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,
Page 6: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

iii Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

DAFTAR ISI

HalamanKATA PENGANTAR .............................................................................................. iDAFTAR ISI .............................................................................................................. iiiDAFTAR TABEL ...................................................................................................... viDAFTAR GAMBAR ................................................................................................ viii

I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 11.1. Visi dan Misi ............................................................................................. 11.2. Tupoksi, Sasaran, dan Struktur Organisasi .......................................... 11.3. Sasaran Kelompok Pengguna Hasil Penelitian .................................... 2

II. SUMBERDAYA MANUSIA .......................................................................... 4

III. SARANA DAN PRASARANA ..................................................................... 93.1. Barang Tidak Bergerak (Tanah dan Bangunan) ................................... 93.2. Barang – Barang Bergerak ....................................................................... 93.3. Anggaran DIPA PNBP dan Kerja Sama Penelitian ............................. 10

IV. PROGRAM ....................................................................................................... 164.1. Tujuan dan Luaran Kegiatan ................................................................. 164.2. Perencanaan Kegiatan Penelitian Tahun Anggaran 2012 ................... 164.3. Mekanisme Perencanaan Penelitian Tahun Anggaran 2013 dan

Pelaksanaan Tupoksi Subbid Program ................................................. 184.4. Permasalahan yang menonjol dalam pelaksanaan kegiatan

Sub Bidang Program selama tahun 2012 .............................................. 214.5. Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut ..... 22

V. SINOPSIS ......................................................................................................... 24A. Hasil Penelitian dengan Sumber Dana dari DIPA TA. 2012 ............. 245.1. Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan

Iklim Untuk Mendukung Keberlanjutan Ketahanan Pangan(Dr. Sumaryanto) .................................................................................... 24

5.2. Dampak Kebijakan Pajak Pertanian terhadap Produksi, Perdagangandan Kesejahteraan Rumah Tangga PetaniPerkebunan. (Sri Nuryanti, STP,MP.) .................................................. 25

Page 7: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian iv

5.3. Kajian Kebijakan Pascapanen: Analisis Kebutuhan, Evaluasi Programdan Dampak Penerapan Teknologi Pascapanen(Dr. Henny Mayrowani) ........................................................................ 26

5.4. Prospek Pengembangan Pembibitan Ternak Sapi Potong SkalaMenengah Dalam Upaya Mendukung SwasembadaDaging Nasional (Drs. Bambang Winarso) ......................................... 27

5.5. Antisipasi Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012Tentang Hortikultura Terhadap Struktur Pasar Industri BenihHortikultura (Dr. Bambang Sayaka) .................................................... 28

5.6. Studi Kebijakan Akselerasi Pertumbuhan Produksi Padidi Luar Jawa (Dr. Bambang Irawan) .................................................... 30

5.7. Studi Konsolidasi Usahatani Sebagai Basis PengembanganKawasan Pertanian (Ir. Mewa Ariani, MS) ......................................... 32

5.8. Insentif Ekonomi Dan Aspek Kelembagaan Untuk MendukungImplementasi Undang-Undang Perlindungan Lahan PertanianPangan Berkelanjutan (Dr. Benny Rachman) ..................................... 34

5.9. Panel Petani Nasional (Patanas): Dinamika IndikatorPembangunan Pertanian Dan Perdesaan di WilayahAgroekosistem Lahan Kering Berbasis Perkebunan(Dr. Sri Hery Susilowati) ....................................................................... 35

5.10. Kajian Legislasi Lahan dan Air Mendukung Swasembada Pangan(Dr. Muchjidin Rachmat) ....................................................................... 36

5.11. Kajian Legislasi Sarana Produksi Pertanian MendukungSwasembada Pangan (Ir. Supriyati, MS) ............................................ 37

5.12. Kajian Legislasi Penyuluhan Pertanian Mendukung SwasembadaPangan (Dr. Kurnia Suci Indraningsih) ............................................... 39

5.13. Kajian Legislasi Perdagangan di Bidang Pertanian MendukungSwasembada Pangan (Dr. Hermanto) ................................................. 41

5.14. Kajian Legislasi Bidang Peternakan Mendukung SwasembadaPangan (Dr. Nyak Ilham) ...................................................................... 43

5.15. Kajian Alternatif Skema Pembiayaan APBN untuk MendukungSwasembada Beras (Dr. Sahat M. Pasaribu) ....................................... 44

5.16. Kajian Pengembangan Komoditas Strategis Berbasis Kawasan(Adi Setiyanto, SP, MSi) ......................................................................... 45

5.17. Kajian Alternatif Model Bantuan Benih dan Pupuk untukPeningkatan Produksi Pangan (Dr. Bambang Prasetyo) .................. 47

5.18. Analisis Kebijakan dan Program SL-PTT Menunjang PeningkatanProduksi Padi Nasional (Ir. Herman Supriadi, MS) .......................... 49

5.19. Analisis Kebijakan dan Program Model-Kawasan Rumah PanganLestari (Dr. Saptana) .............................................................................. 51

Page 8: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

v Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

B. Hasil Penelitian dengan Sumber Dana dari Kementerian Riset danTeknologi (Ristek) TA. 2012............................................................... 52

5.20. Analisis Permintaan, Penawaran dan Kebijakan PengembanganKomoditas Tanaman Pangan Utama dalam Program MP3EIdi Koridor Sulawesi (Dr. Adang Agustian) ........................................ 52

5.21. Proyeksi Kinerja Pembangunan Pertanian Jangka Panjang:2012-2035 dalam Mendukung Pengembangan MP3EIdi Koridor Sumatera (Dr. Reni Kustiari) ............................................. 54

VI. PENDAYAGUNAAN HASIL DAN KERJA SAMA PENELITIAN ....... 576.1. Publikasi Hasil - Hasil Penelitian ........................................................... 576.2. Komunikasi dan Dokumentasi Hasil Penelitian .................................. 686.3. Perpustakaan ............................................................................................ 776.4. Kerja Sama Penelitian .............................................................................. 81

VII.EVALUASI DAN PELAPORAN ................................................................... 857.1. Kegiatan Subbidang Evaluasi dan Pelaporan ...................................... 857.2. Ruang Lingkup ......................................................................................... 867.3. Pelaksanaan monitoring dan Evaluasi TA. 2012 ................................. 87

7.3.1. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Penelitian ............................. 907.3.2. Monitoring dan Evaluasi Manajemen Penelitian ......................... 977.3.3. Pelayanan Perpustakaan .................................................................. 1017.3.4. Evaluasi Pelayanan Publikasi .......................................................... 1027.3.5. Sarana Penelitian ............................................................................... 104

Page 9: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jumlah Pegawai PSE-KP Berdasarkan Umur, Tahun 2012 .............. 4

Tabel 2. Jumlah Pegawai PSE-KP Berdasarkan Golongan dan Masa Kerja,Tahun 2012 .............................................................................................. 5

Tabel 3. Jumlah Pegawai PSE-KP berdasarkan Tingkat Pendidikandan Jenis Kelamin, Tahun 2012 ............................................................ 6

Tabel 4. Jumlah Tenaga Fungsional PSE-KP, Tahun 2012............................... 7

Tabel 5. Jumlah Peneliti PSE-KP Menurut Disiplin Ilmu danTingkat Pendidikan Tahun 2012 ......................................................... 8

Tabel 6. Daftar Kondisi Barang Inventaris Pusat Sosial Ekonomidan Kebijakan Pertanian (Periode 31 Desember 2012) ..................... 11

Tabel 7. Perkembangan Pelaksanaan DIPA PSE-KP Tahun Anggaran 2012,Per 31 Desember 2012 ........................................................................... 13

Tabel 8. Realisasi Anggaran Per Kegiatan Pusat Sosial Ekonomidan Kebijakan Pertanian, per 31 Desember 2012 .............................. 14

Tabel 9. Capaian PNBP Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan PertanianTahun 2012, Bersumber dari Penerimaan Umum ............................. 15

Tabel 10. Judul-judul Proposal TA 2013 (DIPA dan Ristek) ............................ 22

Tabel 11. Judul dan Penulis Naskah JAE Tahun 2012........................................ 57

Tabel 12. Judul dan Penulis Naskah FAE Tahun 2012...................................... 59

Tabel 13. Judul dan Penulis Naskah AKP Tahun 2012 ...................................... 59

Tabel 14. Judul dan Penulis Naskah Tematik yang Terbit Tahun 2012........... 61

Tabel 15. Judul dan Penulis Naskah Prosiding Seminar Nasional ” Petanidan Pembangunan Pertanian” Tahun 2012 ........................................ 62

Tabel 16. Daftar Isi Terbitan Newsletter PSE-KP Tahun 2012 .......................... 66

Tabel 17. Distribusi Publikasi Ilmiah Tahun 2012 .............................................. 67

Tabel 18. Susunan Dewan Redaksi JAE, FAE, AKP Tahun 2012...................... 68

Tabel 19. Judul Makalah dan Pembicara pada Seminar Rutin Tahun 2012 .... 69

Tabel 20. Judul Makalah dan Pembicara pada Seminar NasionalPeringatan Hari Pangan Sedunia XXXII Tahun 2012 ........................ 70

Page 10: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

vii Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Tabel 21. Judul Makalah dan Pembicara pada Seminar Nasional “Pemanfaatandan Pendayagunaan Lahan Terlantar menuju Implementasi ReformaAgraria” ................................................................................................... 71

Tabel 22. Materi Dialog Interaktif dan Narasumber pada Acara Karedok(jam 16.00-17.30 WIB) di Radio Pertanian Ciawi (RPC)Bogor, Tahun 2012 ................................................................................. 74

Tabel 23. Jumlah Pengunjung Website PSE-KP pada Tahun 2012................... 74

Tabel 24. Frase Kata/Kata yang digunakan dalam Pencarian Tahun 2012 .... 75

Tabel 25. Materi Website PSE-KP yang diakses Tahun 2012 ........................... 75

Tabel 26. Pengadaan Bahan Pustaka TA. 2012 ................................................... 77

Tabel 27. Koleksi Database Bahan Pustaka di Perpustakaan PSEKP per 31Desember 2012........................................................................................ 80

Tabel 28. Pengunjung dan Peminjam Buku Perpustakaan PSE-KPJanuari s/d Desember 2012................................................................... 82

Tabel 29. Kegiatan untuk Peningkatan Profesi Kepustakawan........................ 82

Tabel 30. Status Kegiatan Kerjasama Penelitian PSE-KP (Dalam danLuar Negeri) Per 31 Desember 2012 ................................................... 83

Tabel 31. Inventarisasi Kegiatan Kunjungan ke Luar Negeri, Pusat SosialEkonomi dan Kebijakan Pertanian TA. 2012 ..................................... 84

Page 11: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Sosial Ekonomidan Kebijakan Pertanian..................................................................... 3

Gambar 2. Jumlah Pegawai PSE-KP Berdasarkan Umur, Tahun 2012............ 4

Gambar 3. Jumlah Pegawai PSE-KP Berdasarkan Golongan dan

Masa Kerja, Tahun 2012...................................................................... 5

Gambar 4. Jumlah Pegawai PSE-KP berdasarkan Tingkat Pendidikan

dan Jenis Kelamin, Tahun 2012.......................................................... 6

Gambar 5. Jumlah Pegawai PSE-KP Berdasarkan Jenjang Fungsional,

Tahun 2012 ........................................................................................... 7

Gambar 6. Mekanisme Penyusunan, Evaluasi dan Persetujuan Proposal

Penelitian dan pengembangan Pertanian ....................................... 19

Gambar 7. Tahapan Perencanaan Penelitian PSEKP ........................................ 20

Gambar 8. Bagan Keterkaitan Tim Teknis, Tim Monev, dan Tim Editor di

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.............................. 89

Page 12: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

1 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

I. PENDAHULUAN

11..11.. VViissii ddaann MMiissii

Visi

Menjadi lembaga pengkajian yang kritis dan terpercaya bertarafinternasional dalam menghasilkan informasi dan ilmu pengetahuan sosialekonomi pertanian, serta proaktif dalam memberikan alternatif rekomendasikebijakan pembangunan pertanian.

Misi

1. Melakukan analisis dan pengkajian guna menghasilkan informasi dan ilmupengetahuan sosial ekonomi pertanian yang merupakan produk primer PSE-KP;

2. Melakukan analisis kebijakan, yaitu kegiatan untuk mengolah informasi danilmu pengetahuan hasil analisis menjadi rumusan usulan dan pertimbangankebijakan pembangunan pertanian;

3. Melakukan advokasi pembangunan pertanian, berupa kampanye publik untukmemobilisir partisipasi lembaga terkait dan masyarakat luas dalammendukung pembangunan pertanian;

4. Mengembangkan kemampuan institusi PSE-KP sehingga mampu mewujudkanvisi dan misinya secara berkelanjutan.

1.2. Tupoksi, Sasaran, dan Struktur Organisasi

Tugas Pokok :

Melaksanakan analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakanpertanian (Pasal 176 Peraturan Menteri Pertanian Nomor:209/Kpts/OT.140/7/2005)

Fungsi:

1. Perumusan program analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian;

2. Pelaksanaan analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan di bidangpertanian;

3. Pelaksanaan telaah ulang program dan kebijakan di bidang pertanian;

4. Pemberian pelayanan teknik di bidang analisis sosial ekonomi dan kebijakanpertanian;

5. Pelaksanaan kerjasama dan mendayagunakan hasil analisis dan pengkajianserta konsultasi publik di bidang sosial ekonomi dan kebijakan pertanian;

Page 13: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 2

6. Evaluasi dan pelaporan hasil analisis dan pengkajian sosial ekonomi dankebijakan pertanian; dan

7. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga pusat. (Pasal 177 PeraturanMenteri Pertanian Tahun 2005)

1.3. Sasaran Kelompok Pengguna Hasil Penelitian

1. Pejabat pembuat dan pengelola kebijakan pembangunan pertanian lingkupKementerian Pertanian;

2. Pejabat pembuat kebijakan lembaga negara di luar Kementerian Pertanian;

3. Praktisi agribisnis;

4. Politisi, ilmuwan dan masyarakat peminat pembangunan pertanian;

5. Peneliti

Page 14: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

3 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Ket: *) Berdasarkan SK Kapus PSE-KP, Nomor:368/Kp.330/A.9/03/2009 Terdiridari 3 kelompok peneliti (Kelti):

(1) Kelti Ekonomi Makro dan Perdagangan Internasional

(2) Kelti Ekonomi Pertanian dan Manajemen Agribisnis

(3) Kelti Sosio-Budaya Pedesaan.

Kepala Pusat Sosial Ekonomi danKebijakan Pertanian

Dr.Handewi P Saliem

KasubbidPendayagunaan

HasilAshari, SP, MP

Kasubbid KerjasamaDr. Hermanto

KasubbidProgram

M. Suryadi, SP,MSi

KasubbidEvaluasi dan

PelaporanNur KhoiriyahAgustin, STP,

MP

Kelompok JabatanFungsional *)

KasubbagKepegawaian

dan Rumah TanggaIr. Yuni Marisa

Kasubbag Keuangandan PerlengkapanDrs. Agus Subekti

Kabid. Kerjasama danPendayagunaan HasilProf. Dr.Erizal Jamal

Kabag. UmumIr.Supena Friyatno,MSi

Kabid. Programdan EvaluasiDr. Sri HerySusilowati

Page 15: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 4

II. SUMBERDAYA MANUSIA

Berdasarkan data kepegawaian pada akhir tahun 2012, tercatat bahwasumberdaya manusia yang ada di PSE-KP jumlahnya terus berkurang, karenabanyak diantara karyawan yang telah memasuki masa pensiun, disamping adadiantaranya yang diakibatkan mutasi kerja. Secara keseluruhan jumlah totalpegawai Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian PSE-KP tahun 2012sebanyak 167 orang. Struktur pegawai PSE-KP berdasarkan umur pada tahun 2012menunjukkan bahwa sebagian besar 59,28 persen berumur 46-55 tahun, dan 23,35persen berumur 36-45 tahun. Sedangkan sisanya adalah 11,38 persen berumur >55tahun, dan 5,99 persen berumur 25-35 tahun. (Tabel 1).

Tabel 1. Jumlah Pegawai PSE-KP Berdasarkan Umur, Tahun 2012

Umur(Tahun)

Jumlah Pegawai(Orang)

Persentase(%)

<25 - 0%25-35 10 5,99%36-45 39 23,35%46-55 99 59,28%>55 19 11,38%

Jumlah 167 100%

Gambar 2. Jumlah Pegawai PSE-KP Berdasarkan Umur, Tahun 2012

Page 16: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

5 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Jumlah karyawan PSE-KP berdasarkan masa kerja, menunjukkan bahwasebagian besar sudah berpengalaman melaksanakan tugas kerja di PSE-KP selama21-25 tahun (50 orang), selain itu juga terdapat sejumlah karyawan (30 orang) yangsudah memiliki masa kerja lebih dari itu (26-30 tahun) dan 19 orang yang memilikimasa kerja lebih dari 30 tahun yang diikuti dengan adanya peningkatan jumlahGolongan III dan IV yang termasuk didalamnya (Tabel 2). Dengan meningkatnyamasa bakti dan pengalaman kerja, diharapkan selain dapat meningkatkan kinerjadalam tugas keseharian di masing-masing bidang juga akan berdampak padapeningkatan produktivitas kegiatan institusi secara keseluruhan, sehingga ouputyang dihasilkan PSE-KP dapat sesuai dengan target yang diharapkan.

Tabel 2. Jumlah Pegawai PSE-KP Berdasarkan Golongan dan Masa Kerja, Tahun2012

Golongan Masa Kerja (Tahun) Jumlah< 10 11-15 16-20 21-25 26-30 >30I - 1 - - 1 - 2II 2 5 8 6 - - 21III 20 10 13 36 13 - 92IV - - 9 8 16 19 52Jumlah 22 16 30 50 30 19 167

Gambar 3. Jumlah Pegawai PSE-KP Berdasarkan Golongan dan Masa Kerja,Tahun 2012

Dilihat dari sebaran tingkat pendidikan, menunjukkan gambaran bahwasebagian besar pegawai PSE-KP berpendidikan SMU (26,95%), diikuti S1 (21,56%),Pasca Sarjana S2 (19,76%), dan S3 (17,37%). Selain itu masih terdapat juga 2,40

Page 17: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 6

persen yang berpendidikan SD, 2,40 persen berpendidikan SMP dan 9,58 persenberpendidikan Diploma/Sarjana Muda (Tabel 3). Konfigurasi pendidikan pegawaiPSE-KP berdasarkan tugas pokok dan fungsi, memperlihatkan kecenderunganbahwa untuk program pendidikan pasca sarjana S2 dan S3 sebagian besar berasaldari jumlah pendidikan yang sudah ditamatkan oleh para peneliti di PSE-KP,sementara dinamika penjenjangan dan peningkatan pendidikan sebagiankaryawan lainnya belum optimal dilaksanakan, khususnya untuk mendukungkinerja sebagai tenaga penunjang yang mempunyai kwalitas pendidikan sertawawasan yang luas di lingkungan PSE-KP.

Tabel 3. Jumlah Pegawai PSE-KP berdasarkan Tingkat Pendidikan dan JenisKelamin, Tahun 2012

Pendidikan Pria Wanita TotalSD 4 - 4SMP 4 - 4SMU 39 6 45Diploma/Sarjana Muda 8 8 16S1 21 15 36S2 16 17 33S3 22 7 29Jumlah 115 54 167

Gambar 4. Jumlah Pegawai PSE-KP berdasarkan Tingkat Pendidikan dan JenisKelamin, Tahun 2012

Jumlah pegawai PSE-KP yang telah memiliki jabatan fungsional,seluruhnya berjumlah 87 orang (93,10%) merupakan fungsional peneliti dan 6orang lainnya (6,90%) merupakan fungsional non-peneliti. Berdasarkan jenjangfungsional peneliti, maka tenaga fungsional peneliti PSE-KP dengan jenjangtertinggi (Peneliti Utama) mencapai 23,46 persen, Peneliti Madya 30,86 persen,

Page 18: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

7 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Peneliti Muda 18,52 persen, dan Peneliti Pertama 11,11 persen. Sementara penelitiyang tidak memiliki jabatan fungsional (Peneliti Non-Klas) berjumlah 13 orang(Tabel 4).

Tabel 4. Jumlah Tenaga Fungsional PSE-KP, Tahun 2012

No. Jenjang Fungsional Jumlah(orang)

A. Fungsional Peneliti1. Peneliti Utama 192. Peneliti Madya 253. Peneliti Muda 154. Peneliti Pertama 95. Peneliti Non-Klas 13

Sub Total (A) 81B. Fungsional Non-Peneliti

1. Pranata Komputer Penyelia 12. Pustakawan Muda 13. Pustakawan Penyelia 14. Arsiparis Ahli Pertama 25. Arsiparis Terampil Penyelia 1

Sub Total (B) 6Total (A+B) 87

Gambar 5. Jumlah Pegawai PSE-KP Berdasarkan Jenjang Fungsional, Tahun 2012

Page 19: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 8

Ditinjau berdasarkan analisis kepakaran para peneliti yang ada di PSE-KP,dengan latar belakang disiplin ilmu, masing-masing menunjukkan bahwasebagian besar para peneliti mempunyai keahlian pada bidang Ilmu EkonomiPertanian pada jenjang pendidikan S1 (17 orang), S2 (20 orang), dan S3 (26 orang),serta sebagian dalam keahlian Sosiologi Pertanian, Sistem Usaha Pertanian danKebijakan Pertanian (Tabel 5). Selain kepakaran tersebut, sampai dengan tahun2012 PSE-KP juga tercatat telah memiliki 6 orang tenaga ahli dalam Bidang Risetdengan jenjang penghargaan kepangkatan tertinggi sebagai Profesor Riset. Dalamwaktu yang akan datang jumlah Profesor Riset dan Para Ahli Peneliti Utama PSE-KP akan terus bertambah sejalan dengan tuntutan profesionalisme kegiatan dibidang penelitian.

Tabel 5. Jumlah Peneliti PSE-KP Menurut Disiplin Ilmu dan Tingkat PendidikanTahun 2012

No. Disiplin Ilmu PendidikanS3 S2 S1

1. Ekonomi Pertanian 26 20 172. Kebijakan Pertanian 1 1 -3. Sistem Usaha Pertanian - 2 24. Sosiologi Pertanian 2 9 1

Total 29 32 20

Page 20: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

9 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

III. SARANA DAN PRASARANA

Pelaksanaan kegiatan penelitian sebagai kegiatan utama PSE-KP didukungoleh ketersediaan sarana dan prasarana yang diperlukan, yaitu terdiri dari barang-barang tidak bergerak dan barang-barang yang bergerak. Barang-barang yangtidak bergerak terdiri dari (1) Tanah bangunan negara Golongan II; (2) TanahBangunan Kantor Pemerintah; (3) Bangunan Gedung kantor Permanen; dan (4)Rumah Negara Golongan II Type A Permanen. Sementara barang-barang bergeraksecara umum meliputi alat angkutan (kendaraan roda 4 dan roda 2), furniture,elektronik, serta aset tetap lainnya. Pengadaan barang-barang inventaris tersebutberasal dari hibah, pembelian melalui anggaran rutin dan AnggaranPembangunan dan Belanja Negara (APBN), dan anggaran kerjasama penelitian.Untuk dapat menyajikan data barang inventaris yang akurat, PSE-KP telahmelaksanakan SIMAK-BMN pada tahun anggaran 2012.

Pengelolaan inventaris kekayaan milik negara (IKMN) secara eksplisitmenjadi tanggung jawab bagian tata usaha, tetapi secara moral adalah tanggungjawab seluruh pegawai yang menggunakan barang inventaris tersebut. Padakenyataannya, hal tersebut belum disadari oleh berbagai pihak, terbuktikepedulian terhadap rasa memiliki masih rendah. Hal ini merupakan salah satukendala untuk dapat mengelola IKMN secara baik dan akurat. Secara rinci padaTabel 6. ditunjukkan daftar kondisi barang yang dimiliki PSE-KP sampai padaperiode 31 Desember 2012.

3.1. Barang Tidak Bergerak (Tanah dan Bangunan)

Barang-barang tidak bergerak yang dimiliki oleh PSE-KP meliputi tanahdan bangunan. Keseluruhan tanah yang dimiliki oleh PSE-KP seluas 5.403 m2 yangterdiri dari tanah bangunan rumah negara golongan II seluas 1.558 m2 dan tanahbangunan kantor pemerintah seluas 3.845 m2. Sedangkan bangunan yang dimilikioleh PSE-KP adalah kantor yang terdiri atas dua unit bangunan yang salingterhubung seluas 3.266 m2 dan empat buah rumah dinas seluas 240 m2 secarakeseluruhan dalam kondisi baik. Rincian barang tidak bergerak disajikan padaTabel 6.

3.2. Barang-Barang Bergerak

Pada periode 2012, jumlah barang-barang bergerak yang dimiliki olehPSE-KP sebesar 2.190 unit barang, dengan 2.121 unit barang diantaranya dalamkondisi yang baik dan 69 unit barang lainnya dalam kondisi rusak. Barang-barangbergerak tersebut meliputi sarana transportasi/ kendaraan dinas, mesin danperalatan kantor, sarana komunikasi, dan barang bergerak penunjang kegiatankantor lainnya. Pada tanggal 28 Mei 2012 telah dilakukan lelang penghapusan 1unit kendaraan roda 4 yaitu Toyota Super Kijang Type KF40 dengan No. Pol. B8932 XM dan 2 unit kendaraan roda dua, masing-masing dengan No. Pol. F 2883 A

Page 21: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 10

dan F 2989 A. Total nilai penghapusan aset tersebut Rp. 21.600.000, dengan rincianpenghapusan 1 unit kendaraan roda-4 (Rp 18.700.000) dan 2 unit sepeda motor(Rp. 2900.000).

a. Barang Inventaris Alat Angkutan

Periode tahun 2012, kendaraan roda empat terdiri atas 11 unit minibus(kapasitas penumpang < 14 orang), dan 9 unit sepeda motor roda dua.

b. Barang Inventaris Peralatan Kantor

Periode tahun anggaran 2012 keadaan barang inventaris peralatan kantorsebanyak 1.780 unit yang terdiri dari 62 jenis barang yang rusak dan 1.718 dengankondisi baik. Sumber dana pengadaan barang inventaris berasal Rutin merupakanakumulasi dari pengadaan tahun lalu dan pengadaan dari anggaran tahun 2012.

3.3. Anggaran DIPA, PNBP dan Kerjasama Penelitian

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, anggaran yang dikelola setiapunit instansi pemerintah pada tahun 2012 tidak dibedakan berdasarkan AnggaranPembangunan dan Anggaran Rutin, namun dilakukan berdasarkan “anggaranyang berbasis kinerja”. Anggaran PSE-KP tahun 2012 disusun berdasarkanvariabel jenis pengeluaran dan variabel kegiatan. Variabel jenis pengeluarandibedakan menurut belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, belanjabantuan sosial/BLM dan lainnya, sedangkan variabel kegiatan dibedakan menurutjenis kegiatan, yakni: Kegiatan utama mencakup Penelitian Sosial dan KegiatanPenunjang yang mencakup: (a) Pengelolaan gaji, (b) Operasional Kantor, (c)Perawatan Gedung dan (d) Perawatan sarana.

Total pagu anggaran PSE-KP dalam DIPA TA. 2012 adalah Rp24.713.319.000 (RM), sementara total anggaran hibah luar negeri adalah Rp1.586.756.000. Perkembangan pelaksanaan keuangan Pusat Sosial Ekonomi danKebijakan Pertanian TA. 2012 per 31 Desember 2012 secara rinci dapat dilihat padaTabel 7 dan 8. Tampak bahwa pada anggaran yang merupakan RM, realisasicapaian fisik secara total mencapai 92,41 persen, terdiri dari pengeluaran untukbelanja pegawai yang sudah direalisasikan yakni Rp 10.465.266.869 (96,72%) danbelanja barang yang sudah direalisasikan yaitu Rp 11.494.910.056 (90,31%).Sedangkan untuk belanja modal sudah terealisasi sebesar Rp 1.998.138.154(88,91%). Dengan demikian anggaran yang bersumber pada RM, masih tersisa per31 Desember 2012 adalah Rp 1.785.187.601 (7,59%). Sedangkan anggaran yangbersumber dari hibah luar negeri, realisasi capaian fisik secara total mencapai 97,81persen, terdiri dari pengeluaran untuk belanja barang yang sudah direalisasikansebesar Rp 1.519.989.382 (97,77%) dan untuk belanja modal yang sudahdirealisasikan sebesar Rp 32.025.000 (100%). Anggaran yang bersumber dari hibahluar negeri masih tersisa per 31 Desember 2012 adalah Rp 34.741.618 (2,19%).Namun secara total (RM+Hibah Luar Negeri), realisasi capaian fisik secara total

Page 22: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

11 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

yang sudah direalisasikan adalah 92,74 persen. Dengan demikian sisa anggaranper 31 Desember 2012 adalah Rp 1.909.929.219 (7,26%).

Di sisi lain, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pada Pusat SosialEkonomi dan Kebijakan Pertanian tahun 2012 hanya diperoleh dari penerimaanumum, yakni Rp 40.142.738 sedangkan PNBP dari penerimaan fungsional tidakada (Tabel 9). Hal ini disebabkan keluaran kegiatan penelitian PSE-KP tidakbersifat teknis, namun berupa rekomendasi kebijakan yang bersifat intangible danditujukan bagi stakeholder. Selain itu, asset PSE-KP yang dapat menjadi sumberpenerimaan PNBP juga terbatas.

Tabel 6.Daftar Kondisi Barang Inventaris Pusat Sosial Ekonomi dan KebijakanPertanian (Periode 31 Desember 2012)

No. Nama Barang Jumlah KondisiB R RS

I. BARANG TIDAK BERGERAK1. Tanah Bangunan Rumah Negara Gol.II 1 (1,558 M²) 1 0 02. Tanah Bangunan Kantor Pemerintah 1 (3,845 M²) 1 0 0

Jumlah 2 (5,403 M²) 2 0 03. Bangunan Gedung Kantor Permanen 2 (3,266 M²) 2 0 04. Rumah Negara Gol. II, Type C dan D 4 (240 M²) 4 0 0

Jumlah 6 (3,506 M²) 6 0 0Total 8 (8,909 M²) 8 0 0

II BARANG BERGERAK5. Mini Bus (penumpang 14 orang kebawah) 11 9 2 06. Sepeda Motor 9 8 1 07. Auto Lift 1 1 0 08. Tripood 3 3 0 09. Tes Generator 3 3 0 0

10. Mesin Ketik Manual Portable (11-13 inch) 7 7 0 011. Mesin Ketik Manual (18- 27 inch) 7 7 0 012. Lemari Besi/Metal 79 79 0 013. Lemari Kayu 32 32 0 014. Rak Besi/Metal 12 12 0 015. Rak Kayu 49 49 0 016. Filing Kabinet Besi 137 137 0 017. Brandkas 7 7 0 018. Meja Kerja Kayu 213 208 5 019. Meja Komputer 7 7 0 020. Kursi Besi/Metal 639 624 15 021. Sice/Sofa 21 21 0 022. Meja Rapat 47 45 2 023. Jam Elektronik 7 7 0 024. A.C. Split 73 70 3 025. Televisi 2 2 0 026. Video Cassette 1 1 0 027. Tape Recorder 4 4 0 0

Page 23: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 12

No. Nama Barang Jumlah KondisiB R RS

28. Finger Print 5 4 1 029. Wireless Transmision System 2 2 0 030. Router 2 2 0 031. Papan Visual 1 1 0 032. Power Amplifier 1 1 0 033. Amplifier 2 2 0 034. Equalizer 1 1 0 035. Loudspeaker 10 10 0 036. Mic Confrence System 23 23 0 037. Audio Mixing 36 36 0 038. UPS 2 1 1 039. Tustel 2 1 1 040. Camera Digital 6 6 0 041. Camera Film 2 2 0 042. Wireless Speaker TOA 4 4 0 043. Handycam 1 1 0 044. Wireles Speaker 4 4 0 045. Blitzer 1 1 0 046. Power Supply 1 1 0 047. Lensa Kamera 4 4 0 048. Layar Film OHP 5 5 0 049. Facsimile 3 3 0 050. P.C. Unit (komputer) 194 174 30 051. Note Book/Lap Top 36 33 3 052. Printer 111 94 7 053. Scanner 5 5 0 054. Server 3 2 1 055. Mesin Jilid 1 1 0 056. Mesin Press 1 1 0 057. LCD (Infocus) 6 6 0 058. PABX 1 1 0 059. Handy Talky (HT) 4 4 0 060. Pesawat Telpon Extension 40 40 0 061. External 11 11 0 062. Mesin Potong Rumput 1 1 0 063. Megaphone 1 1 0 064. Alat Pemotong Kertas 1 1 0 065. Penangkal Petir 1 1 0 066. Vacuum Cleaner 1 1 0 067. Voice Recorder 8 8 0 068. CCTV 4 4 0 069. Software Komputer 8 8 0 0

Keterangan: B= Baik, R= Rusak, RS=Rusak Sekali.

Page 24: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

13 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Sum

ber:

Sub

Bagi

an K

euan

gan

dan

Perl

engk

apan

PSE

-KP

(201

2)

Tabe

l7. P

erke

mba

ngan

Pel

aksa

naan

DIP

A P

SE-K

P Ta

hun

Ang

gara

n 20

12, P

er 3

1 D

esem

ber 2

012

Page 25: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 14

Tabe

l8. R

ealis

asi A

ngga

ran

PerK

egia

tan

Pusa

t Sos

ial E

kono

mid

an K

ebija

kan

Pert

ania

n, p

er 3

1 D

esem

ber 2

012

Page 26: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

15 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Tabe

l9.C

apai

an P

NBP

Pusa

t Sos

ial E

kono

mi d

an K

ebija

kan

Pert

ania

nTa

hun

2012

, Ber

sum

ber d

ari P

ener

imaa

n U

mum

Page 27: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 16

IV. PROGRAM

4.1. Tujuan dan Luaran Kegiatan

Tujuan umum kegiatan penyusunan program adalah untuk mendapatkanarah penelitian yang lebih terencana dan sistematis agar pelaksanaan penelitianlayak untuk dilaksanakan.

Secara rinci pelaksanaan kegiatan bertujuan untuk :

(1) Membuat perencanaan dan kalender kegiatan penelitian PSE-KP;

(2) Merencanakan penelitian tahun anggaran 2013

(3) Memperoleh implikasi tindak lanjut pelaksanaan program yang akan datang.

Luaran yang diharapkan :

(1) Paket perencanaan dan kalender kegiatan penelitian PSE-KP;

(2) Program perencanaan penelitian tahun anggaran 2013;

(3) Implikasi tindak lanjut pelaksanaan program yang akan datang

4.2. Perencanaan Kegiatan Penelitian Tahun Anggaran 2012

Tujuan perencanaan kegiatan penelitian adalah agar seluruh kegiatan PSE-KP dapat terlaksana secara optimal sesuai jadual yang telah direncanakan. Untukmemudahkan koordinasi pada tahap perencanaan, berdasarkan surat penugasanKepala Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Nomor110/KP.440/I.7/01/2012 tanggal 27 Januari 2012, maka dibentuk Tim TeknisPenelitian yang terdiri dari Kepala Bidang Program dan Evaluasi, Ketua Kelti,peneliti senior PSE-KP dan Staf Sub Bidang Program; selain itu juga dibentuk TimPenyusun Program dan Anggaran, berdasarkan surat penugasan Kepala PusatSosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Nomor 111/KP/I.7/02/2012 tanggal 27Januari 2012.

A. Tim Teknis Penyusunan Program Penelitian

Pengarah : Kepala Badan Litbang Pertanian(Dr. Haryono)

Penanggung Jawab : Kepala Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian(Dr. Ir. Handewi P. Saliem,MS merangkap anggota)

Ketua : Kepala Bidang Program dan Evaluasi(Dr. Ir. Sri Hery Susilowati,MS merangkap Anggota)

Wakil Ketua : Dr. Sumaryanto, merangkap anggota

Sekretaris : Kepala Sub Bidang Program PSE-KP(Muhammad Suryadi, SP, MSi merangkap anggota)

Page 28: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

17 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Anggota : 1. Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan HasilPSE-KP (Prof. Dr. Ir. Erizal Jamal)

2. Prof. Dr. Ir. Hutabarat Budiman F.

3. Prof. Dr. Ir. I Wayan Rusastra

4. Prof. Dr. Ir. Kedi Suradisastra

5. Prof. Dr. Drs. M. Husein Sawit

6. Dr. Ir. Muchjidin Rachmat

7. Dr. Ir. Bambang Irawan

8. Dr. Ir. Saptana

9. Rangga Ditya Yofa, SP

10. Susi Sulistiawati, SH

B. Tim Penyusun Program dan Anggaran

Pengarah : Sekretaris Badan Litbang Pertanian(Dr. Mapaona)

Penanggung Jawab : Kepala Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian(Dr.Ir. Handewi P. Saliem, MS merangkap anggota)

Ketua : Kepala Bidang Program dan Evaluasi(Dr.Ir. Sri Hery Susilowati, MS merangkap anggota)

Wakil Ketua : Kepala Bagian Umum(Ir. Supena Friyatno, MSi, merangkap anggota)

Sekretaris : Kepala Sub Bidang Program(Muhammad Suryadi, SP, MSi, merangkap anggota)

Anggota : 1. Chaerudin, SE (Staf Sub Bidang Program)

2. Sudarsono, SE (Staf Sub Bidang Program)

3. Sri Suharyono, S.Sos (Staf Sub Bidang Program)

4. Tonny S. Wahyudi (Staf Sub Bidang Program)

5. Nur Intan Samsiah (Staf Sub Bidang Program)

6. Drs. Agus Subekti (Kepala Sub Bagian Keuangan danPerlengkapan)

7. Sri Dharmawati, SP (Staf Sub Bidang Program BadanLitbang Pertanian)

Page 29: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 18

4.3. Mekanisme Perencanaan Penelitian Tahun Anggaran 2013 dan PelaksanaanTupoksi Subid Program

Dalam kaitan hirarki organisasi, perencanaan kegiatan di PSE-KPberpedoman pada alur/tahapan perencanaan yang telah disusun oleh BagianPerencanaan, Sekretariat Badan Litbang Pertanian yang mengacu padaPeraturan Menteri Pertanian Nomor: 44/Permentan/OT.140/8/ 2011. Dalamperencanaan tersebut diatur seluruh tahapan kegiatan perencanaan, mulaidari inisiasi masalah sampai penyerahan proposal penelitian ke BadanLitbang Pertanian. Tahapan kegiatan perencanaan tersebut dapat dilihat padaGambar 6. Sedangkan dalam lingkup internal PSE-KP tahapan kegiatansampai tersusunnya proposal penelitian yang akan diajukan mengikutiGambar 7.

Tahap pertama dari siklus proses perencanaan kegiatan penelitiandimulai dengan penjaringan topik-topik penelitian PSE-KP oleh Tim TeknisPenelitian, yang disinkronkan dengan Rencana Strategis (Renstra) PSE-KPdan Badan Litbang Pertanian, serta Program Utama PSE-KP. Dari topik-topikpenelitian tersebut Tim Teknis Penelitian internal PSE-KP bersama BidangProgram dan Evaluasi kemudian merumuskan Rencana Penelitian TingkatPeneliti (RPTP) beserta kegiatan-kegiatannya. Selanjutnya, Tim TeknisPenelitian bersama Bidang Program dan Evaluasi menugaskan peneliti untukmembuat TOR Kegiatan sesuai dengan judul-judul RPTP Kegiatan yangdirumuskan Tim Teknis tersebut.

TOR yang terkumpul kemudian dievaluasi oleh Tim TeknisPenelitian internal PSE-KP. Tahap selanjutnya adalah penetapan penanggungjawab penyusunan proposal RPTP kegiatan sesuai dengan judul yang telahditetapkan. Proposal yang masuk kemudian dievaluasi oleh Tim TeknisPenelitian internal PSE-KP. Hasil evaluasi tersebut kemudian disampaikankepada penanggung jawab proposal masing-masing untuk menjadi bahanperbaikan proposal tersebut.

Proposal yang telah diperbaiki kemudian dievaluasi oleh Tim Teknisinternal PSE-KP, di mana setiap proposal dievaluasi oleh dua pembahas (TimTeknis). Pada tahap ini, diberikan saran dan komentar untukpenyempurnaan proposal-proposal tersebut terhadap aspek-aspek:

1. Perumusan masalah, review hasil penelitian sebelumnya dan justifikasipenelitian;

2. Perumusan tujuan keluaran;

3. Kerangka pemikiran (landasan teoritis);

4. Perencanaan sampling (propinsi, kabupaten, kecamatan, desa,responden);

5. Analisis data dan jenis data untuk menjawab setiap tujuan penelitian;

6. Perencanaan operasional (SDM, dana, dan lain-lain).

Page 30: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

19 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Gambar 6. Mekanisme Penyusunan, Evaluasi dan Persetujuan ProposalPenelitian dan pengembangan Pertanian

Ya

Ya

Sinkronisasi Program(Proposal Penelitian)

Jeda yangmenampung

Crash Program

Badan Litbang

Pusat/Puslitbang/BBBalit/BPTP

PersetujuanKa. Badan

Ka. BadanLitbangtan

Tim Evaluasi:Peneliti, PT/Ristek

Pusat/Puslitbang/BB

Pusat/Puslitbang/BBBalit/BPTP

Pusat/Puslitbang/BBBalit/BPTP

Tidak

Tidak

PenyusunanProposal Penelitian

PembahasanProposal Penelitian

VerifikasiProposal Penelitian

Evaluasi ProposalPenelitian di Puslit/BB

Hasil

Hasil

ProposalPenelitian Final

ProposalPenelitian DIPA

Januari - Maret

April - Mei

September

November

Page 31: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 20

Gam

bar 7

. Tah

apan

Per

enca

naan

Pen

eliti

an

Page 32: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

21 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Pada tahap ini komentar dan saran perbaikan proposal ditekankanpada, apakah proposal tersebut :

1. Memenuhi persyaratan Ilmiah dalam rumusan permasalahan dan metodepemecahannya?

2. Memiliki kemampuan dalam perolehan parameter dan indikator sosialekonomi atau memiliki kemampuan dalam pengembangan teori danmetode ilmiah?

3. Hasil risetnya mempunyai keunggulan untuk memecahkan permasalahanpembangunan pertanian?

4. Penyusunannya memenuhi kaidah-kaidah lmiah?

Hasil evaluasi tersebut kemudian disampaikan kepada penanggungjawab proposal masing-masing untuk menjadi bahan perbaikan proposaltersebut. Selain evaluasi secara tertulis, juga dilakukan pembahasan danpenajaman proposal secara khusus di mana proposal dibahas secara langsungmelalui diskusi tim pembahas dan Kepala PSE-KP dengan penanggung jawab(tim) penyusunan proposal tersebut.

Untuk tahun anggaran 2013, kegiatan evaluasi proposal selaindilakukan oleh Tim Teknis PSE-KP dan disempurnakan dalam seminarproposal dengan pembahas dari Dirjen teknis dan eselon I dan II terkait, sertadari kalangan akademisi, proposal tersebut juga dibahas di tingkat litbang.

Seiring dengan tahap-tahap perencanaan kegiatan penelitian tersebut(TOR-RKA-KL-Proposal), terjadi perubahan-perubahan dalam hal judulpenelitian, kegiatan penelitian, penanggung jawab penelitian, lokasipenelitian maupun biaya/anggaran penelitian. Perubahan-perubahantersebut dilakukan dalam rangka penyempurnaan perencanaan penelitiandan sesuai dengan saran dan komentar dari Tim Teknis/Pembahas danurgensi kebutuhan informasi dari stakeholders lingkup Deptan.

Penyempurnaan proposal dilakukan untuk bahan baku untukpenyusunan Sistem Informasi Program (i-program). Dengan adanyaperencanaan, diharapkan kegiatan yang dihasilkan menjadi lebih terarah dansasaran serta tolok ukur keberhasilannya jelas. Kejelasan arah dan tolok ukurini akan banyak membantu manajemen pengelolaan penelitian sebagaikegiatan utama di Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

4.4. Permasalahan yang menonjol dalam pelaksanaan kegiatan Sub BidangProgram selama tahun 2012

Seringkali terjadi perubahan anggaran baik dari sisi jumlah maupunalokasinya, sehingga berbagai kegiatan yang telah direncanakan tidak bisadilakukan atau kurang optimal. Termasuk penambahan kegiatan yang datangsetelah semester I tahun anggaran berjalan. Penambahan tersebut selain akanmengganggu tahapan perencanaan, bila tidak dapat dikelola dengan baik justru

Page 33: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 22

akan mempengaruhi kinerja institusi, terutama terkait dengan penyerapananggaran.

Masalah lain yang sering mengganggu pelaksanaan kegiatan di subbidang program adalah kurang baiknya pengaturan waktu pihak-pihak yangterlibat dalam perencanaan kegiatan dalam mematuhi jadwal tahapan kegiatan.Kondisi ini secara langsung atau tidak langsung juga sering diakibatkanperubahan anggaran dan kegiatan secara tiba-tiba pada tahun anggaran berjalan.Dengan adanya perubahan anggaran atau penambahan pada tahun anggaranberjalan, seringkali menyebabkan jadwal perencanaan untuk tahun anggaran yangakan datang menjadi terbengkalai karena para peneliti terfokus pada kegiatanpada tahun berjalan.

4.5. Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut

Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, berbagai cara telahdilakukan, antara lain:

1. Menyusun Kalender Kegiatan Penelitian

2. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama kegiatan penelitian dengan pihak-pihak terkait (Badan Litbang, Dirjend Anggaran, Dirjend Perbendaharaan,Perguruan Tinggi, para Stake holder terkait).

Tabel 10. Judul-judul Proposal TA 2013 (DIPA dan Ristek)

No. JudulProposal Penelitian

KetuaPeneliti

1803.09.001

Kebijakan Pemantapan Pencapaian SwasembadaPanganJumlah Komponen Utama

A Studi Akselerasi Pertumbuhan Padi di Luar Pulau Jawa(tahun ke 2)

Dr. BambangIrawan

B Insentif Ekonomi Penerapan Teknologi Pasca PanenJagung Dalam Meningkatkan Pendapatan Petani danPencapaian Swasembada Jagung

Prof. Dr. Dewa K.Sadra

C Kajian Akselerasi Pertumbuhan Produksi DalamMendukung Swasembada Kedelai

Dr. BambangPrasetyo

D Analisis Manajemen Rantai Pasok (supply ChainManagement) Komoditas Unggas Lokal

Dr. Saptana

1803.09.002

Kebijakan Penguatan Daya Saing dan PerlindunganUsaha PertanianJumlah Komponen Utama

A Kajian Efisiensi Moda Transportasi Ternak dan DagingSapi Dalam Mendukung Program Swasembada DagingSapi

Dr. Nyak Ilham

B Analisis Struktur Perilaku Kinerja Pasar ProdukHortikultura Bernilai Ekonomi Tinggi (Kentang,Bawang Merah, Cabe Merah)

Nur KhoiriyahAgustin, STP., MP

Page 34: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

23 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

No. JudulProposal Penelitian

KetuaPeneliti

C Analisis Struktur Perilaku Kinerja Pasar Produk Buah-buahan

Dr. BambangSayaka

1803.09.003

Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Pertanian danPembangunan Infrastruktur PertanianJumlah Komponen Utama

A Kajian Pengembangan Irigasi Berbasis InvestasiMasyarakat Pada Agroekosistem Lahan Kering

Ir. Rudy RivaiSunarja, MS

B Kajian Ekonomi Diversivikasi Pangan Non BerasBerbasis Pangan Lokal

Ir. Mewa Ariani,MS

1803.09.004

Kebijakan Kelembagaan dan Peraturan MendorongIklim Usaha Yang KondusifJumlah Komponen Utama

A Kajian Efektifitas Implementasi Kebijakan danPerundangan di Bidang Lahan dan Air MenunjangProduksi Pangan

Dr. MuchjidinRachmat

B Peran Penyuluh Swadaya dalam Implementasi Undang-Undang Sistem Penyuluhan Pertanian

Dr. Kurnia SuciIndraningsih

C Kajian Kebijakan dan Perundangan Untuk MendukungSwasembada Gula

Ir. Supriyati, MS

D Kajian Efektifitas Resi Gudang Dalam StabilisasiPendapatan Petani

Ashari, SP., MP

1803.09.005

Kebijakan Makro Ekonomi Mendorong PertumbuhanSektor PertanianJumlah Komponen Utama

A Pengaruh Kebijakan Perdagangan Negara-negara MitraTerhadap Kinerja dan Dayasaing Ekspor KomoditiPertanian Indonesia

Prof. Dr.HutabaratBudiman

B Dampak Makro Perubahan Iklim Terhadap SektorPertanian Indonesia

Dr. Sumaryanto

C Prospek Kesepakatan Indonesia-India FTA TerhadapSektor Pertanian di Indonesia

Dr. Reni Kustiari

1803.09.006

Kebijakan Dinamika Pembangunan Pertanian danPerdesaanJumlah Komponen Utama

A Konsorsium Kajian Dinamika Sosial Ekonomi Pertaniandan Perdesaan

Prof. Dr. I WayanRusastra

B Estimasi Parameter Permintaan Komoditas PanganStrategis

Dr. AdangAgustian

C Konsorsium Prospek Pertumbuhan Produksi danIndustri Pangan di Pulau Jawa Dalam Konteks ProgramMP3EI

Prof. Dr. ErizalJamal

1803.09.007

Kajian Isu-isu Aktual Kebijakan PembangunanPertanianJumlah Komponen Utama

A Evaluasi Tanggap Cepat Isu Aktual (Tugas-tugasKhusus Pimpinan Kemtan/ Litbang/Ditjen)

Kepala Pusat

Page 35: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 24

V. SINOPSIS

A. Hasil Penelitian dengan Sumber Dana dari DIPA TA. 2012

5.1. Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan IklimUntuk Mendukung Keberlanjutan Ketahanan Pangan (Dr. Sumaryanto)

Sektor pertanian merupakan sektor perekonomian paling rentan terhadapperubahan iklim karena karakteristik kegiatan utama sektor pertanian sangatdipengaruhi oleh iklim. Mengingat sektor ini merupakan penghasil pangan makaperubahan iklim merupakan ancaman paling nyata terhadap keberlanjutanketahanan pangan. Implikasinya, keberlanjutan ketahanan pangan sangatditentukan oleh keberhasilan sektor pertanian khususnya sub sektor pangandalam adaptasi terhadap perubahan iklim. Peningkatan kapasitas adaptasi petanipangan tidak dapat dilakukan oleh petani sendiri. Peran Pemerintah sangatdiperlukan, baik dalam konteks penguatan kapasitas adaptasi petani melaluiinovasi teknologi dan pengembangan kemampuan manajerialnya maupunpenyediaan infrastruktur, kebijakan harga, dan perbaikan kelembagaanpendukungnya. Sumber keragaman kapasitas adaptasi petani terhadap perubahaniklim tidak hanya meliputi faktor-faktor internal petani tetapi juga infrastrukturpendukung yang telah tersedia. Keragaman tersebut perlu diidentifikasi dandiklasifikasikan. Data dan informasi ini sangat diperlukan untuk penajamanprioritas dan mendukung efisiensi pendanaan.

Sasaran penelitian adalah menghasilkan rekomendasi kebijakan dalamrangka akselerasi program dan aksi adaptasi terhadap perubahan iklim denganorientasi mendukung ketahanan pangan berkelanjutan. Sedangkan tujuan daripenelitian ini adalah: (1). Mengidentifikasi tingkat keragaman kapasitas adaptasipetani padi terhadap perubahan iklim, (2). Mengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi Kapasitas adaptasi petani terhadap perubahan iklim, dan (3).Mengetahui simpul-simpul strategis peningkatan kapasitas adaptasi petani padiagar kerentanannya terhadap perubahan iklim dapat dikurangi.

Dari penelitian ini telah diperoleh sejumlah temuan mengenai tingkatkeragaman kapasitas adaptasi petani pangan terhadap perubahan iklim. Sumber-sumber keragaman ternyata tidak hanya mencakup faktor-faktor yangberhubungan dengan kondisi agroekosistem, tetapi mencakup pula aspek sosialkelembagaan. Kapasitas adaptasi petani akan lebih mudah ditingkatkan jikakemampuan finansial petani ditingkatkan. Peningkatan kapasitas adaptasi akanlebih mudah dilakukan di kalangan petani yang berusia lebih muda. Selanjutnya,dalam rangka akselerasi maka sebagian petani yang memiliki kemampuanmanajerial berusahatani yang lebih tinggi sangat potensial diperankan sebagaipenghelanya. Peningkatan kapasitas adaptasi petani terhadap perubahan iklimpada kelompok petani kecil mempunyai prospek yang baik. Peran pemerintahsangat diperlukan, terutama dalam pengembangan infrastruktur fisik danpengembangan kelembagaan serta pengembangan teknologi adaptif.

Page 36: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

25 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

5.2. Dampak Kebijakan Pajak Pertanian terhadap Produksi, Perdagangan danKesejahteraan Rumah Tangga Petani Perkebunan. (Sri Nuryanti,STP,MP.)

Pajak dapat bersifat progresif, regresif dan proporsional. Pajak progresifadalah pajak yang dikenakan sehingga tingkat pajak efektif naik denganmeningkatnya harga. BK (bea keluar) sawit merupakan salah satu jenis pajak ini.Sementara itu, pajak regresif adalah sebaliknya, yaitu tingkat pajak efektif turundengan meningkatnya harga. Di antara keduanya adalah pajak proporsional, yaitutingkat pajak efektif yang tetap (fixed) walaupun harga naik atau turun. DiIndonesia, ada beberapa jenis pajak yang dikenakan terhadap komoditi pertanian,yang akhir-akhir menjadi isu utama adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untukindustri sawit terintegrasi dan Bea Keluar (BK)1 sawit dan kakao. Kedua jenis pajaktersebut mempunyai tujuan berbeda, yaitu PPN lebih bertujuan untukmeningkatkan penerimaan negara dari pajak, sementara BK lebih bertujuan untukmencukupi kebutuhan dalam negeri dan mengembangkan industri hilir denganmenghambat ekspor komoditi yang menjadi bahan baku industri hilir yang ingindikembangkan tersebut. Kebijakan penerapan pajak yang tidak tepat dapatberpengaruh negatif terhadap kinerja produksi, perdagangan dan juga pendapatanpetani produsen komoditi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untukmengkaji dampak kedua kebijakan pajak pertanian, yaitu BK dan PPN terhadapproduksi, perdagangan dan kesejahteraan (pendapatan) rumah tangga petanisawit dan kakao.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan rekomendasikebijakan terkait pajak komoditi perkebunan sawit dan kakao melalui reviewpajak pertanian (BK dan PPN) pada komoditi sawit dan kakao; Menganalisisdampak pajak pertanian terhadap kinerja produksi, perdagangan, dan pendapatanpetani; Menduga besaran pajak pertanian yang layak untuk komoditi sawit dankakao. Penelitian ditentukan di lima provinsi, yaitu Riau, Sumatera Selatan,Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Disamping keempatprovinsi tersebut, DKI Jakarta dipilih sebagai lokasi pusat pemerintahan dan lokasipara pemangku kepentingan yaitu lembaga pemerintah pengambil kebijakan pajakdan asosiasi kedua komoditi yang dianalisis.

Berdasarkan hasil analisis dan simulasi model disimpulkan sebagaiberikut: (1). Pajak pertanian BK untuk CPO dan biji kakao yang secara implisitterkandung dalam harga pembelian TBS dan biji kakao secara langsung menjadipengurang harga yang diterima petani, sehingga pendapatan petani berkurang;(2). Pajak pertanian PPN untuk TBS perusahaan sawit terintegrasi secara filosofistidak layak diterapkan karena TBS bukan produk akhir; (3). Penerapan BK CPOprogresif saat ini berdampak pada penurunan produksi dan harga TBS,pendapatan petani sawit, dan volume ekspor CPO Indonesia; (4). Penurunan ataupengapusan BK CPO dapat mendorong peningkatan produksi dan ekspor CPO

1 Sebelumnya disebut Pajak Ekspor (PE).

Page 37: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 26

dalam jangka pendek maupun jangka panjang; (5). Petani kakao perlu diberisosialisasi tentang BK dan keterbukaan struktur penentuan harga sebagaimanapetani sawit dalam penentuan harga TBS.

5.3. Kajian Kebijakan Pascapanen: Analisis Kebutuhan, Evaluasi Program danDampak Penerapan Teknologi Pascapanen (Dr. Henny Mayrowani)

Kegiatan pascapanen merupakan salah satu upaya pengembanganagribisnis dan agroindustri di perdesaan yang mendukung program peningkatandan ketahanan pangan nasional serta memacu pertumbuhan ekonomi wilayah.Namun demikian, terdapat masalah yang dihadapi petani. Salah satu masalahmendasar yang dihadapi dalam pengembangan teknologi pascapanen adalahrendahnya penguasaan sarana dan teknologi. Hal ini disebabkan antara lainkarena penyebaran informasi tentang teknologi pascapanen tersebut masih belumdilakukan secara intensif. Pada penelitian ini difokuskan pada strategipengembangan teknologi pascapanen yang dilaksanakan pemerintah untukkomoditas jagung, kakao dan kopi. Kebijakan pascapanen yang dilaksanakanpemerintah antara lain adalah melakukan gerakan pelayanan pascapanen jagung,revitalisasi silo jagung, Gerakan Nasional peningkatan Produksi dan Mutu Kakaoantara lain melalui upaya pembangunan Unit Fermentasi Biji Kakao (UFBK), sertapengembangan peralatan pascapanen kopi sesuai dengan mutu yang akandihasilkan. Dalam usaha pemantapan program dan strategi kebijakan pascapanenyang dilaksanakan pemerintah perlu dievaluasi keberhasilan dan kendalapelaksanaan program tersebut, penerapannya di tingkat lapangan, dan dampakprogram terhadap pengguna atau penerima manfaat (petani dan pelaku agribisnislainnya).

Secara umum penelitian ini bertujuan merumuskan kebijakanpengembangan teknologi pascapanen dan upaya peningkatan nilai tambah dandaya saing produk. Lebih khusus, penelitian ini bertujuan untuk: (1).Mengevaluasi kebijakan dan program pengembangan teknologi pascapanen; (2).Mengevaluasi sistem penyediaan teknologi pascapanen; (3). Menganalisisimplementasi teknologi pascapanen dilihat dari peningkatan mutu dan nilaitambah produk pertanian; dan (4). Menganalisis dampak kebijakanpengembangan teknologi pascapanen terhadap pendapatan petani. Lokasipenelitian yang dipilih adalah provinsi yang menjadi sentra produsi dan jugaprovinsi-provinsi lain yang terkait dengan kajian kebijakan-kebijakan dan programpascapanen di tingkat pusat yaitu Lampung (jagung dan kopi), Sulawesi Selatan(jagung dan kakao), Bali (kakao dan kopi), Jakarta, Banten, Jawa Barat dan JawaTimur. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.

Kajian kebijakan pascapanen ini menghasilkan kesimpulan bahwa: (1).Perhatian pemerintah terhadap peningkatan nilai tambah produk pertanian diperdesaan selama ini masih relatif kecil jika dibandingkan dengan upayapeningkatan produksi hasil pertanian melalui budidaya tanaman, sehinggaperkembangan penanganan pascapanen masih berjalan lambat dan masih belum

Page 38: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

27 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

sesuai dengan harapan; (2). Hampir tidak ada program pascapanen jagung yangsignifikan dicanangkan oleh pemerintah, bantuan yang diberikan Pemerintahseperti Silo Dryer belum berfungsi karena teknologi terlalu tinggi dan petanibelum mampu mengoperasikannya. Sebaliknya, petani lebih membutuhkanbantuan alat sederhana seperti pemipil jagung; (3). Teknologi pascapanen kakaodan kopi masih belum memadai karena belum terdiseminasi dengan baik danmasalah harga alsintan yang masih dirasakan relatif mahal; (4). Permasalahanpascapanen kakao antara lain disebabkan oleh Keterbatasan sarana pengolahandan pengetahuan petani kakao, serta tidak tertariknya petani untuk melakukanpenanganan pascapanen akibat kurangnya insentif harga biji kakao fermentasi.Selain itu penerapan teknologi pascapanen kakao, khususnya fermentasi jugaterhambat oleh keterbukaan pasar kakao asalan (kotor dan terkontaminasi hamapenyakit); (5). Pengarahan pemerintah dalam penerapan GAP dan GHP menjadijaminan bagi petani kopi untuk mendapatkan nilai tambah berupa insentifpeningkatan harga dan jaminan pasar yang memadai. Sedangkan untuk kopiRobusta penanganannya belum memenuhi teknologi anjuran pascapanen. Hal inidisebabkan oleh kondisi pasar yang kurang mendukung karena tidak ada insentifharga terhadap kopi Robusta fermentasi; (6). Teknologi pascapanen kakao dankopi yang telah dikembangkan penerapannya di tingkat petani masih belummemadai karena pemanfaatan alsintan untuk keperluan pascapanen kopi belumterdiseminasi dengan baik dan masalah harga alsintan yang masih dirasakanrelatif mahal, sehingga pada umumnya hanya dimiliki oleh kelompok tani ataupengusaha jasa alsintan; (7). Dari uraian SWOT, dapat disimpulkan bahwa kinerjapenanganan pascapanen jagung, kopi dan kakao saat ini masih belum memadaiuntuk menghasilkan produk berkualitas baik. Kondisi ini merupakan konsekuensidari kebijakan yang selama ini terfokus pada upaya peningkatan produksi padatingkat usahatani (on-farm); (8). Dari analisa biaya dan pendapatan, petanimendapatkan tambahan keuntungan dari penanganan produknya, karena kualitasproduk meningkat dan harga jualnya tinggi.

5.4. Prospek Pengembangan Pembibitan Ternak Sapi Potong Skala MenengahDalam Upaya Mendukung Swasembada Daging Nasional (Drs. BambangWinarso)

Bibit merupakan salah satu faktor utama dalam pengembangan ternak.Ketersediaan bibit dalam kualitas dan kuantitas yang cukup akan mendorongpeningkatan produksi dan produktivitas. Oleh karena itu ketersediaan bibitsebagai komponen hulu dalam budidaya ternak perlu mendapat prioritas.Kegagalan dalam pemilihan bibit dapat menghambat pencapaian target produksi,kehilangan waktu dan biaya, terutama pada usaha ternak sapi yang membutuhkanjangka waktu yang panjang. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan konsumsidaging nasional, peranan impor daging maupun ternak sapi bakalankecenderungannya semakin meningkat. Atas dasar itu, secara umum kegiatanpenelitian ini bertujuan merumuskan rekomendasi kebijakan pengembanganpembibitan ternak sapi potong skala menengah. Disamping itu juga bertujuan

Page 39: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 28

melakukan kajian finansial dan simulasi kelayakan usaha pada masing-masingpola pengusahaan.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah merumuskan rekomendasikebijakan pengembangan pembibitan ternak sapi potong skala menengah.Disamping itu juga bertujuan melakukan kajian finansial dan simulasi kelayakanusaha pada masing-masing pola pengusahaan. Secara khusus tujuan penelitian iniadalah: (1). Mengidentifikasi karakteristik usaha pembibitan ternak sapi potongskala menengah dan menganalisis faktor-faktor yang menjadikan kendala danhambatan dalam upaya pengembangan usaha pembibitan ternak sapi potong skalamenengah, (2). Melakukan kajian financial dan simulasi kelayakan usaha padamasing-masing pola usaha, dan (3). Mengevaluasi kebijakan pemerintah di bidangpembibitan ternak sapi potong.

Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah (1). Karakteristikpeternak skala menengah teridentifikasi bahwa secara umum masih relatif sedikitpeternak pembibitan yang memenuhi peryaratan skala menengah, terbatasnyapeternak skala menengah lebih disebabkan karena usaha tersebut kurang menarik.Karena, disamping durasi waktu yang lama utk mendapatkan pulang pokok, jugadihadapkan resiko yang tinggi, karena tidak adanya fasilitas yang mendukunguntuk berkembangnya usaha skala menengah tersebut, seperti akses modal. (2).Kajian financial menunjukkan bahwa secara umum usaha budidaya ternak sapipotong yang dikelola secara benar cukup menguntungkan. Keuntungan usahatersebut dapat diraih pada usaha pola integrasi tanaman ternak terutama padatanaman sawit. Sekalipun usaha tersebut mengarah pada usaha pembibitan,namun hasilnya tetap layak untuk dikembangkan lebih jauh. Hal ini disebabkankarena pola pemeliharaan yang semi intensif menyebabkan biaya yangdikeluarkan relative sedikit. (3). Kebijakan program pengembangan usahapembibitan sapi potong perlu fokus pada peternak yang benar-benar potensial danprospektif/peternak serius; Sudah saatnya dibangun pabrik pakan ruminansiaskala nasional oleh pemerintah, sehingga ketersediaan pakan ternak lebih terjamin.

5.5. Antisipasi Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 TentangHortikultura Terhadap Struktur Pasar Industri Benih Hortikultura (Dr.Bambang Sayaka)

Dengan mengacu pada Perpres No. 36 tahun 2010 (ditetapkan tanggal 25Mei 2010) jelas bahwa pembatasan modal asing dalam UU No. 13 tahun 2010(ditetapkan 24 November 2010) bertentangan dengan Perpres tersebut. Dalamwaktu 4 tahun setelah penetapan UU No. 13/2010 atau paling lambat tahun 2014investor asing yang sudah melakukan penanaman modal dan mendapatkan izinusaha hortikultura wajib mengalihkan atau menjual sahamnya kepada investordomestik sehingga kepemilikannya tinggal maksimal 30 persen (Pasal 131). Perludiantisipasi dampak pelaksanaan UU Hortikultura tersebut terhadap strukturindustri benih hortikultura apakah peraturan ini efektif atau sekedar wacana.Struktur pemilikan modal asing dalam perusahaan benih hortikultura dapat

Page 40: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

29 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

berubah yang akan mengakibatkan perubahan struktur, strategi, dan kinerja pasarbenih hortikultura. Jika peraturan ini efektif maka akan bisa mengubah strukturpasar benih hortikultura yang saat ini didominasi investor asing menjadipenanaman modal domestik yang lebih dominan. Walaupun demikian bisa jugatidak terjadi lagi penambahan investasi oleh produsen benih asing dan sebagianbesar dari mereka memindahkan bisnisnya ke negara lain yang lebih kondusif.

Secara umum penelitian ini akan menghasilkan rekomendasi kebijakantentang antisipasi pelaksanaan UU No. 13 Tahun 2010 tentang hortikulturaterhadap struktur pasar benih hortikultura, khususnya benih sayuran. Secarakhusus penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara kritis peraturanperundangan di bidang perbenihan hortikultura; menganalisis struktur danstrategi pasar perbenihan hortikultura, khususnya perbenihan sayuran, di dalamnegeri; menganalisis antisipasi efektivitas dan respon produsen benih hortikulturaterhadap penerapan UU No. 13 tahun 2010 dan peraturan-perundangan terkaitlainnya dalam industri perbenihan hortikultura. Lokasi penelitian dipilih wilayahtempat produsen benih lokal maupun asing memproduksi dan memasarkan benihsayuran yang meliputi Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan JawaTimur. Tim Peneliti juga menghadiri Asia Pacific Seed Congres yangdiselengarakan di Bali (6-8 November 2012) yang juga membahas kebijakanPemerintah Indonesia tentang perbenihan hortikultura.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini antaralain adalah: (1).Beberapa pasal aturan tentang perbenihan hortikultura yang secara langsungterkait dengan perbenihan hortikultura, sudah diatur dengan Peraturan MenteriPertanian seperti tentang pendaftaran varietas hortikultura, impor dan eksporbenih hortikultura, dan sertifikasi benih; (2). Peraturan penanaman modal asing(PMA) dalam subsektor hortikultura yang dalam UU No.13/2010 bertentangandengan peraturan penanaman modal yang ada. Seharusnya aturan tentangpenanaman modal dituangkan dalam Peraturan Presiden atau PeraturanPemerintah, bukan dalam Undang-Undang. Aturan PMA dalam subsektorhortikultura tidak perlu dituangkan dalam Peraturan Menteri atau PeraturanPemerintah jika mengacu pada UU No. 13/2010; (3). Konsentrasi rasio penguasaanpangsa pasar benih hortikultura bersifat oligopoli yang diindikasikan oleh nilaikonsentrasi rasio empat perusahaan terbesar melebihi ketentuan yang berlaku(lebih dari 40 persen). Hal ini menunjukkan bahwa untuk komoditas tertentu,seperti benih cabe dan benih tomat, produsen besar menguasai pangsa pasar danada potensi mengatur harga atau mengambil keuntungan diatas normal. Daribeberapa produsen benih sayuran dengan pangsa terbesar juga terdapat produsenlokal (PMDN), tidak hanya didominasi produsen benih PMA; (4). Penerapan UUNo. 13/2010 khususnya pasal 100 dan 131 tentang aturan batas maksimal modalasing dalam subsektor hortikultura banyak menimbulkan pertentangan berbagaipihak. Produsen benih sayuran PMA merasa dirugikan dengan aturan ini.Sementara itu produsen benih PMDN setuju dan akan diuntungkan denganpenerapan aturan tersebut. Sebagian instansi pemerintah menyetujui karena

Page 41: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 30

dianggap akan mendorong kinerja investor lokal. Pihak yang tidak setujumenganggap aturan ini akan menghambat investasi asing di Indonesia.

5.6. Studi Kebijakan Akselerasi Pertumbuhan Produksi Padi di Luar Jawa(Dr. Bambang Irawan)

Secara historis, Pulau Jawa merupakan sentra produksi padi dan sebagianbesar produksi padi nasional dihasilkan di Pulau Jawa. Selama tahun 1985-2005sekitar 55-62 persen produksi padi nasional dihasilkan di Pulau Jawa. Sekitar 95persen produksi padi tersebut dihasilkan dari lahan sawah dan sisanya dihasilkandari lahan kering (padi ladang). Akan tetapi, laju pertumbuhan produksi padisawah di Pulau Jawa akhir-akhir ini justru cenderung turun. Selama tahun 1985-1995 produksi padi sawah di Jawa rata-rata meningkat 1,60 persen per tahun tetapipada tahun 1995-2005 laju peningkatan produksi padi tersebut hanya sebesar 0,59persen per tahun.

Dalam jangka panjang laju pertumbuhan produksi padi di Jawadiperkirakan akan terus mengalami penurunan atau semakin lambat terutamakarena konversi lahan sawah ke penggunaan non pertanian di Pulau Jawa akanterus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan jumlahpenduduk yang membutuhkan lahan untuk pemukiman sehingga akanmengurangi kapasitas produksi padi sawah. Oleh karena itu, untuk mendorongpeningkatan produksi padi nasional maka perlu dilakukan suatu terobosandengan memacu peningkatan produksi padi di luar Jawa. Secara agronomis upayapeningkatan produksi padi tersebut dapat ditempuh melalui peningkatanproduktivitas, peningkatan luas tanam, dan peningkatan intensitas tanaman padi,khususnya di daerah yang memiliki agroklimat yang sesuai untuk pengembangantanaman padi.

Kecamatan di Pulau Sulawesi sebagian besar memiliki basis sumberdayalahan kering (74,7% kecamatan). Hal ini mengungkapkan bahwa sebagian besarkecamatan di pulau Sulawesi memiliki sumberdaya lahan kering yang relatifdominan. Jika dikaji menurut peranannya terhadap luas tanaman padi di PulauSulawesi, maka sebagian besar kecamatan tidak tergolong sebagai sentra tanamanpadi dan hanya 214 kecamatan atau 27,5 persen kecamatan yang tergolong sentratanaman padi.

Struktur tanaman pangan yang didominasi oleh tanaman padi dan arealtanaman padi yang relatif luas, menyebabkan kecamatan sentra padi memilikiperanan cukup besar terhadap total luas tanaman padi di Pulau Sulawesi. Sekitar75 persen tanaman padi di Pulau Sulawesi dikembangkan pada kecamatan sentratanaman padi dan sisanya diusahakan pada kecamatan non sentra tanaman padi.Namun sekitar 62 persen tanaman kedele juga dikembangkan pada kecamatansentra padi dan sisanya dikembangkan pada kecamatan non sentra tanaman padi.

Dari segi luas lahan sawah, luas lahan sawah cenderung lebih besar dikecamatan sentra tanaman padi (3601 ha/kecamatan) dibanding kecamatan bukan

Page 42: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

31 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

sentra tanaman padi (784 ha/kecamatan). Dari segi luas lahan sawah per keluarga,luas lahan sawah per keluarga relatif lebih luas di kecamatan sentra tanaman padi(0,56 ha/keluarga) dibanding kecamatan bukan sentra tanaman padi (0,18ha/keluarga). Dari segi ketersediaan jaringan irigasi, jumlah desa yang tersediajaringan irigasi cenderung lebih banyak di kecamatan sentra tanaman padi (71,8%desa) dibanding kecamatan bukan sentra tanaman padi (36,1% desa).

Dari segi jumlah tenaga kerja buruh tani, jumlah tenaga kerja buruh tanirelatif lebih banyak di kecamatan sentra tanaman padi (2888 orang per kecamatan)dibanding kecamatan bukan sentra tanaman padi (1274 orang per kecamatan).Selanjutnya, dari segi keberadaan fasilitas kredit, jumlah desa yang telahmenikmati fasilitas kredit cenderung lebih banyak di kecamatan sentra tanamanpadi (KKP 9,6% desa;KUK 26,4% desa; KPR 11,2% desa dan kredit lainnya 41,2%desa) dibanding kecamatan bukan sentra tanaman padi (KKP 4,9% desa; KUK22,2% desa;KPR 6,3% desa; dan kredit lainnya 25,7% desa).

Dari segi peranan sektor pertanian sebagai sumber pendapatan penduduk,peranan sektor pertanian sebagai sumber pendapatan penduduk cenderung lebihbesar di kecamatan sentra tanaman padi (97,0%) dibanding kecamatan bukansentra tanaman padi (81,7%). Dari segi luas tanam padi, luas tanam padicenderung lebih banyak di kecamatan sentra tanaman padi (5210 ha/kecamatan)dibanding kecamatan bukan sentra tanaman padi (654 ha/kecamatan). Kemudian,dari segi IP padi, 60,8 persen luas sawah di kecamatan sentra tanaman padimemiliki IP padi 100-200 persen. Sementara itu 70,5 persen luas sawah dikecamatan bukan sentra tanaman padi memiliki IP padi kurang dari 100 persen.

Besarnya peranan faktor-faktor penentu pengembangan padi diurut dariyang terbesar hingga terkecil adalah sebagai berikut: (1) kondisi iklim dan tanah(31,0%), (2) karakteristik sumberdaya lahan (18,6%), (3) infrastruktur pendukung(14,7%), (4) lembaga pendukung (9,7%), (5) lingkungan sosial ekonomi (10,3%), (6)karakteristik petani (7,5%), dan (7) ketersediaan teknologi (8,1%).

Di Pulau Sulawesi, Sumatera dan Papua ketersediaan air masih melebihikebutuhan air dengan kata lain masih mengalami surplus. Surplus air tersebutpada umumnya terjadi pada musim hujan maupun musim kemarau. Di PulauSulawesi surplus air tersebut sekitar 89 persen pada musim hujan dan 37 persenpada musim kemarau dan hal ini menunjukkan bahwa dari segi ketersediaan airpeningkatan luas tanaman semusim masih memungkinkan. Dalam konteksperluasan tanaman padi hal tersebut mengindikasikan bahwa peluangkeberhasilan peningkatan IP padi di Pulau Sulawesi masih cukup besar.

Potensi perluasan sawah di Pulau Sulawesi sebesar 423 ribu hektar.Seluruh sumberdaya lahan yang dapat dijadikan lahan sawah tersebut berupalahan bukan rawa. Di Pulau Sulawesi kendala sosial pengembangan lahan sawahrelatif kecil dibanding Pulau Maluku dan Papua atau Pulau Kalimantan, karenasebagian besar petani di Pulau Sulawesi telah terbiasa menanam padi. Berdasarkanhal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa secara sosial peluang keberhasilan

Page 43: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 32

perluasan lahan sawah dalam rangka mendorong peningkatan produksi padi diluar Pulau Jawa relatif besar di Pulau Sulawesi dibanding pulau lainnya.

Khusus di Provinsi Sulawesi Selatan, terdapat 146 kecamatan atau 52,0persen kecamatan yang memiliki potensi pengembangan padi relatif tinggi dengantotal luas sawah sekitar 479,9 ribu hektar atau 81,0 persen dari luas sawah yangtersedia. Kecamatan tersebut pada umumnya merupakan kecamatan sentratanaman padi. Sekitar 53 persen lahan sawah tersebut terdapat di 4 kabupatenutama, yaitu Kabupaten Wajo, Bone, Pinrang dan Sidrap. Sementara di ProvinsiSulawesi Tengah terdapat 31 kecamatan atau 27,2 persen kecamatan yang memilikipotensi pengembangan padi relatif tinggi dengan total luas sawah sekitar 94,2 ribuhektar atau 63 persen dari luas sawah yang tersedia. Kecamatan tersebut padaumumnya merupakan kecamatan sentra tanaman padi. Sekitar 59,5 persen lahansawah tersebut terdapat di 3 kabupaten utama, yaitu Kabupaten Sigi, ParigiMoutong dan Banggai.

Implikasi kebijakan penelitian ini adalah bahwa ancaman konversi lahansawah pada tipe kecamatan sentra padi relatif tinggi sehingga lahan sawah yangtersedia cenderung berkurang, padahal pada wilayah tersebut mempunyaiperanan relatif besar terhadap luas tanaman padi, kedele dan jagung. Untukmengatasi masalah ini perlu diterapkan kebijakan insentif yang difokuskan padakecamatan potensial padi. Disamping untuk mengatasi masalah konversi lahankebijakan tersebut juga diperlukan untuk mengurangi kemiskinan di wilayahtersebut.

Peluang peningkatan IP padi di Pulau Sulawesi juga masih cukup besarmengingat surplus air pada musim hujan dan musim kemarau masih cukup besar.Dalam kaitan ini, pemanfaatan air sungai untuk irigasi melalui pompanisasimerupakan salah satu alternatif yang dapat ditempuh, mengingat cukup banyakdesa yang dilalui sungai tetapi hanya sebagian kecil yang telah dimanfaatkanuntuk irigasi. Pendekatan lain yang perlu ditempuh pada lahan sawah irigasiadalah melakukan penataan jadwal pengairan dan pasokan air yang optimal untukusahatani padi. Dalam kaitan ini koordinasi dengan institusi pengairan sangatdiperlukan.

5.7. Studi Konsolidasi Usahatani Sebagai Basis Pengembangan KawasanPertanian (Ir. Mewa Ariani, MS)

Meningkatkan kesejahteraan petani merupakan salah satu agenda dari 11prioritas program penting pembangunan nasional dan salah satu target utamaKementerian Pertanian. Misi Kementerian Pertanian antara lain mewujudkansistem pertanian berkelanjutan yang efisien, berbasis IPTEK dan sumberdaya lokalserta wawasan lingkungan melalui pendekatan sistem agribisnis berkawasanpertanian dalam usaha pertanian yang terintegrasi secara vertikal dan horizontaluntuk menumbuhkan usaha ekonomi produktif dan menciptakan lapangan kerjadi pedesaan. Sebagian besar usaha pertanian di Indonesia adalah usahatanidengan luas penguasaan lahan yang terus menyempit sebagai akibat konversi

Page 44: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

33 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

lahan ke non pertanian dan fragmentasi lahan yang cenderung meningkat. Hal iniakan berdampak negatif pada efisiensi usaha dan kesejahteraan petani. Melaluikonsolidasi usaha pertanian diharapkan mampu meningkatkan kinerja usahatanidan memberikan nilai tambah ekonomi tinggi.

Telah diimplementasikan kebijakan terkait konsolidasi usahatani termasuklahan, diantaranya program Konsolidasi Pengelolaan lahan Usahatani (consolidatedFarming) oleh Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Pengembangan kawasanhortikultura oleh Ditjen Hortikultura, Prima Tani oleh Badan Litbang Pertanian.Program konsolidasi yang terakhir adalah Gerakan Peningkatan Produksi PanganBerbasis Korporasi (GP3K) yang dilaksanakan oleh Ditjen.Tanaman Pangan. Usahaterus memperbaiki program diharapkan untuk mencapai pembangunan secaramaksimal, maka diperlukan kajian untuk menganalisis faktor pendorong danpenghambat dari masing-masing program yang sedang berlangsung untukpenyempurnaan kebijakan yang sedang berlangsung maupun penyusunanprogram kedepan.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk merumuskan rekomendasikebijakan tentang berbagai upaya dalam melakukan akselerasi tercapainyaprogram konsolidasi usahatani yang diimplementasi oleh pemerintah. Secarakhusus penelitian ini bertujuan: (1). Mereview konsep, kebijakan, danimplementasi konsolidasi usahatani dan hubungannya dengan pengembangankawasan pertanian, (2). Mengevaluasi aspek teknis, ekonomi, sosial-budaya yangmenjadi faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan konsolidasiusahatani, dan (3). Menganalisis prospek dan keberlanjutan penerapan konsolidasiusahatani sebagai basis pengembangan kawasan pertanian.

Hasil studi ini menghasilkan kesimpulan antara lain: (1). Konsepkonsolidasi diartikan bergabungnya minimal dua atribut apakah lahan, petani,kelompok tani, lembaga, perusahaan dan lainnya. Konsep konsolidasi yang idealmengarah pada konsep sistem agribisnis terpadu. Implementasi programkonsolidasi usahatani tidaklah mudah terutama bila dikaitkan dengan konsolidasilahan. Kegiatan pasca panen dan pengolahan produk belum memberikan dampakmaksimum terhadap peningkatan kesempatan kerja, pendapatan dankesejahteraan masyarakat. Pengembangan agribisnis yang mencakup sistemusahatani, kelembagaan ekonomi dan kemitraan belum berjalan seperti yangdiharapkan; (2). Secara teknis pelaksanaan program konsolidasi pengelolaan lahanusahatani, agropolitan dan simantri tidak banyak menghadapi masalah atauhambatan. Pencapaian kinerja program tidak berjalan optimal dominandisebabkan adanya hambatan terkait aspek ekonomi dan sosial budaya. Hambatandari aspek ekonomi antara lain terbatasnya permodalan finansial yang mandiri dipedesaan, orientasi usaha yang masih bersifat subsisten dan produk yangdihasilkan berupa produk primer, sedangkan kendala dari aspek sosial-budayaantara lain basis organisasi baru tahap poktan/gapoktan, belum memiliki legalitashukum, tidak ada dukungan dari Pemda, kesatuan organisasi produksi belumterbentuk, serta lemahnya jaringan agribisnis dan kemitraan; (3). Program

Page 45: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 34

konsolidasi pengelolaan lahan usahatani, selain Simantri di Bali, diperkirakan akanberhenti apabila tidak ada bantuan dari pemerintah. Untuk kasus di KabupatenSukoharjo, godaan petani sawah untuk menjual lahan usahataninya semakinbesar, sejalan dengan peningkatan harga lahan sawah setempat mencapai Rp750.000 sampai Rp.1000.000 per m2. Program agropolitan masih dapat dihidupkankembali mengingat bangunan infrastruktur dalam kondisi masih layak pakaidengan perbaikan-perbaikan, petugas lapangan dan petani juga berharap programtersebut dapat dilanjutkan. Melihat keragaan program Simantri selama ini danpartisipasi dari pemerintah daerah (provinsi/kabupaten), swasta dan petani makaprogram ini dapat berlanjut dengan baik.

5.8. Insentif Ekonomi Dan Aspek Kelembagaan Untuk MendukungImplementasi Undang-Undang Perlindungan Lahan Pertanian PanganBerkelanjutan (Dr. Benny Rachman)

Dalam upaya menjaga eksistensi dan kapasitas produksi pertanian,pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2011tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. PPtersebut merupakan amanat dari pasal 26 dan pasal 53 Undang-Undang Nomor 41Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B).Namun demikian, PP tersebut belum terimplementasi secara efektif. Beberapa faktoryang menyebabkan lambatnya implementasi PLP2B adalah belum dirumuskannyainsentif ekonomi dan aspek kelembagaan secara konkrit dan operasional yangdituangkan dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda).

Penelitian ini bertujuan: (1) Mereview kebijakan dan implementasiUndang-Undang PLP2B serta faktor-faktor yang mempengaruhinya; (2) Mengkajiinsentif ekonomi yang dibutuhkan untuk meng-implementasikan UU-PLP2B; dan(3) Mengkaji kelembagaan yang kondusif untuk mengimplementasikan UU-PLP2B. Penelitian dilakukan di Jawa Barat, Banten, dan Nusa Tenggara Barat(NTB). Responden penelitian meliputi Institusi Pemerintah Pusat (BPS, BPN,Ditjen PSP, Ditjen Tanaman Pangan), Institusi Daerah (Bappeda, Dinas Pertanian),dan petani/kelompok tani. Responden petani terdiri dari petani tanaman pangan,khususnya padi yang lahannya termasuk dalam PLP2B.

Implementasi UU PLP2B dengan melihat hasil rekapitulasi status PerdaRencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi per April 2012 terungkap bahwadari total 33 provinsi, hanya 11 provinsi yang sudah menetapkan Perda RTRW,sisanya (22 provinsi) masih dalam proses pembahasan. Lambatnya penetapanPerda RTRW Provinsi berpengaruh pula terhadap proses penetapan RTRW/Dkabupaten/kota. Dari total 99 kota, tercatat hanya 33 kota yang sudah menetapkanPerda RTRW/D, sedangkan untuk wilayah kabupaten tercatat hanya 96 kabupatenyang telah menetapkan Perda RTRW/D, atau masih tersisa 303 RTRW kabupatenyang belum terselesaikan. Mengingat Perda RTRW/D merupakan arahankebijakan operasional di lapangan, maka lambatnya penyelesaian Perdamenyebabkan terhambatnya pelaksanaan PLP2B.

Page 46: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

35 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Kajian insentif ekonomi dan kelembagaan ini menghasilkan kesimpulanantara lain: Lambatnya implementasi PLP2B sangat diwarnai oleh lemahnyasistem pengendalian penataan ruang, yaitu: (1) Belum diterapkannya instrumenpengendalian fiskal yang efektif dan terpadu; (2) Organisasi dan aparat pengendalimemiliki kapasitas, dan rincian-rincian pengendalian yang terbatas; dan (3)Perencanaan kurang memperhitungkan biaya implementasi dan pengendaliansecara proporsional. Lemahnya dukungan insentif ekonomi bagi petanimerupakan salah satu pemicu alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan lain,sehingga untuk menjaga kapasitas produksi pertanian yang berkelanjutandiperlukan dukungan insentif yang operasional dan menyentuh kebutuhan petani,serta penguatan kelembagaan kelompok tani.

5.9. Panel Petani Nasional (Patanas): Dinamika Indikator PembangunanPertanian Dan Perdesaan di Wilayah Agroekosistem Lahan KeringBerbasis Perkebunan. (Dr. Sri Hery Susilowati)

Penelitian PATANAS (Panel Petani Nasional) merupakan kajian yangbersifat panel, dirancang untuk memantau dan memahami berbagai perubahanjangka panjang profil rumahtangga di daerah perdesaan. Kajian PATANASmenghasilkan data panel mikro, gabungan data time series dan cross section yangmemiliki kandungan data dan informasi yang rinci serta memiliki spektrumekonomi dan sosial yang sangat luas mencakup berbagai variasi agroekosistemdan wilayah serta komoditas basis. Dinamika pembangunan pertanian danperdesaan di wilayah agroekosistem lahan kering berbasis perkebunan mengkajiperubahan kondisi sosial ekonomi perdesaan dalam rentang waktu 2009 – 2012.Dari kajian ini akan dihasilkan sejumlah indikator pembangunan pertanian danperdesaan.

Tujuan umum penelitian adalah mengkaji dinamika sosial ekonomiperdesaan di agroekosistem lahan kering berbasis perkebunan dalam periode2009-2012 guna menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkankapasitas produksi usahatani dan kesejahteraan rumah tangga di wilayahagroekosistem lahan kering berbasis perkebunan. Dasar pemilihan provinsi-provinsi yang menjadi lokasi penelitian yang mewakili agroekosistem lahan keringberbasis perkebunan yang sudah dilakukan pada survei pertama (tahun 2009)adalah berdasarkan konsep sentra produksi dengan metoda LQ (Loqation Qoution),adalah Jambi (mewakili komoditas karet dan kelapa sawit), Jawa Timur (mewakilikomoditas Tebu), Kalimantan Barat (mewakili komoditas karet dan kelapa sawit),dan Sulawesi Selatan (mewakili komoditas kakao).

Kajian penelitian ini menghasilkan kesimpulan antara lain: (1) Dinamikapenguasaan lahan selama periode 2009-2012 mengalami peningkatan cukup nyatapada wilayah komoditas basis karet dan kelapa sawit yang umumnya diperolehmelalui lahan warisan yang semula masih berupa hutan dan melalui pembeliankebun dari petani lain dengan distribusi penguasaan lahan yang dicerminkanmelalui indeks Gini secara umum bergeser dari status ketimpangan ringan ke

Page 47: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 36

sedang; (2) Penyerapan tenaga kerja dan partisipasi kerja cenderung meningkat,kecuali untuk wilayah komoditas basis tebu yang cenderung menurun; (3) Adopsiteknologi budidaya cenderung meningkat yang ditunjukkan melalui peningkatanpartisipasi penggunaan bibit unggul, dan teknik pemeliharaan yang baik; (4)Pendapatan rumahtangga perkebunan setara beras meningkat rata-rata 82 persendari 3707 kg/kapita/tahun menjadi 6753 kg/kapita/tahun karena membaiknyaharga komoditas perkebunan dan semakin banyaknya ragam sumber pendapatan;(5) Selama periode 2009-2012 pengeluaran total rumahtangga secara nominalmeningkat 50 persen, sedangkan secara riil setara kg beras rata-rata hanyameningkat 17 persen; (6) Secara rataan insiden kemiskinan (headcount index)berkisar 5,0 persen - 15,0 persen, kecuali untuk kabupaten Pinrang yang mewakiliagroekosistem lahan kering perkebunan berbasis komoditas kakao sebesar 35,9persen; (7) Secara umum nilai tukar petani (NTP) pekebun selama periode 2009-2012 terhadap total pengeluaran, dan total konsumsi pangan dan non pangan,namun nilai tukar terhadap biaya produksi cenderung menurun, yangmengindikasikan semakin meningkatnya biaya produksi usahatani; dan (8) Padakelembagaan Agribisnis, cara pemasaran hasil cenderung mengarah padamekanisme yang lebih baik, yaitu semakin meningkatnya penjualan hasil secarapersatuan hasil dan menurunnya cara tebasan dan ijon.

5.10. Kajian Legislasi Lahan dan Air Mendukung Swasembada Pangan(Dr. Muchjidin Rachmat)

Dalam pembangunan nasional pencapaian swasembada pangan selalumenjadi prioritas. Untuk pencapaian tujuan tersebut, salah satu sumberdayapendukung penting adalah ketersediaan lahan. Dalam rangka produksi panganpokok terutama beras ketersediaan lahan sudah berada pada tahap kritis, sehinggauntuk pemenuhan kedepan perlu diupayakan perlindungan terhadap lahan sawahyang ada dan diimbangi dengan perluasan/pencetakan lahan sawah baru. KajianLegislasi Lahan dan Air mendukung Swasembada Pangan dilakukan di 5 (lima)provinsi yaitu: DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Sumatera Selatan danSulawesi Selatan.

Hasil penelitian ini memperlihatkan, bahwa dalam rangka pengamananproduksi pangan jangka panjang dan pengendalian konversi lahan telah disusunUU 41/2009 tentang UU 41/ 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian PanganBerkelanjutan. Konflik kepentingan dalam penggunaan telah menimbulkanketidak harmonisan diantara aturan hukum antara penggunaan lahan untukpangan (UU 41/2009 tentang PLP2B), lahan bagi kepentingan umum (UU No2/1012), lahan untuk perumahan dan kawasan permukiman (UU 1/2011), lahanuntuk produksi perkebunan (UU 18/2004), lahan untuk Hortikultura (UU13/2010), lahan untuk peternakan (UU 28/2009), dan lainnya. Ketidaksinkronanterjadi antara UU 41/2009 dengan Perda RTRW provinsi dan RTRWkabupaten/kota berkaitan dengan cakupan dan luasan jenis lahan yang akandilindungi. Dalam UU 41/2009 mengamanatkan bahwa lahan yang dilindungilahan beririgasi, lahan reklamasi rawa pasang surut dan non pasang surut (lebak)

Page 48: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

37 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

dan atau lahan tidak beririgasi, termasuk didalamnya lahan yang di cadangkanuntuk pangan berkelanjutan yang berada di dalam atau diluar kawasan pertanianpangan. Lahan tersebut berada pada kawasan perdesaan dan atau perkotaan diwilayah kabupaten/kota. Sementara dalam Perda RTRW provinsi dankabupaten/kota, terjadi keragaman cakupannya dan sebagian besar hanyamengarah kepada lahan sawah irigasi teknis dan lahan beririgasi. Ketidaksinkronan tersebut bermula dari amanat yang tertuang dari UU 41/2009 tersebut,yaitu: (a) UU 41/2009 terlalu longgar memberikan kewenangan pengaturan danpenetapan lahan yang akan dilindungi kepada RTRW wilayah. Dengan banyaknyakepentingan terdapat kecenderungan lahan pertanian pangan yang dilindungihanya sisa lahan setelah dikurangi kebutuhan untuk non pertanian, (b) padakondisi demikian maka adanya UU 41/2009 dan selanjutnya dituangkan dalamPerda RTRW menjadi landasan/justifikasi kuat untuk terjadinya konversi lahanpertanian sesuai yang ditetapkan perda, dan (c) Seharusnya UU 41/2009 lebihtegas bukan lagi melindungi tetapi mengkonservasi lahan pertanian pangan, denganmenetapkan aturan lahan yang harus dikonservasi. Dalam kaitan itu, agar secaralegal lahan pertanian pangan tidak banyak dikonversi diperlukan pemantauan,pendampingan/ advokasi kepada daerah dalam penyusunan Perda RTRW secaraintensif.

Implikasi kebijakan dari penelitian ini mengemukakan bahwaimplementasi UU 41/2009 masih akan membutuhkan waktu panjang, karenaimplementasi UU 41/2009 memerlukan syarat: (1) Telah diterbitkannya seluruhproduk hukum turunan yang diamanatkan dari UU 41/2009 berupa PeraturanPemerintah (PP) dan Permentan, (2) Harus terlebih dahulu disusun Perda TataRuang Provinsi dan selanjutnya Perda Tata Ruang kabupaten/kota yangdidalamnya berisi arahan tentang kawasan lahan pertanian yang dilindungi secarawilayah, dan (3) Harus telah disesuaikan peraturan/perda/ perbup tentangrencana detail Tataruang yang didalamnya memuat antara lain rencana lebih rincisetiap desa/blok. Disamping itu langkah penting lain adalah pentingnya kegiatansosialisasi secara terus menerus kepada masyarakat agar dalam implementasinyatidak terjadi konflik.

5.11. Kajian Legislasi Sarana Produksi Pertanian Mendukung SwasembadaPangan (Ir. Supriyati, MS)

Peran benih unggul dan bermutu dalam peningkatanproduktivitas sudah disadari oleh pemerintah sejak lama. Untuk menyediakanbenih bermutu dan pupuk sesuai dengan asas 6 tepat (tepat jenis, tepat jumlah,tepat mutu, tepat lokasi, tepat waktu dan tepat harga). Pemerintah mengeluarkankebijakan-kebijakan untuk pencapaian swasembada pangan serta memberikanfasilitasi dalam bentuk peraturan perundangan. Posisi peraturan perundanganadalah mendukung, mengawal proses, mengamankan hasil pemerintah danpembangunan. Peraturan perundangan yang terkait dengan benih dan pupukrelatif sudah tersedia secara memadai, namun sampai saat ini belum sepenuhnya

Page 49: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 38

mampu mengakselerasi peningkatan produktivitas tanaman pangan (beras,jagung, kedelai). Kajian ini bertujuan untuk menghasilkan rumusan reorientasikonsepsi, sosialisasi dan implementasi kebijakan sarana produksi untukmeningkatkan pencapaian sasaran swasembada pangan. Cakupan kajian dibatasipada benih dan pupuk. Kajian Legislasi Sarana Produksi Pertanian mendukungSwasembada Pangan ini dilakukan di 5 (lima) provinsi yaitu di DKI Jakarta, JawaBarat, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Selatan.

Hasil kajian menunjukkan bahwa peraturan benih dan pupuk dikeluarkandari pusat, hanya sebagian peraturan yang ditemui di daerah. Peraturan benih danpupuk hanya mengatur penyediaan benih dan pupuk, khusus untuk pupukbersubsidi penyediaan sampai lini IV di tingkat desa. Pelaksanaan peraturanmasih menghadapi beberapa permasalahan. Peraturan perbenihan, secara umummengatur tentang kelembagaan, mekanisme produksi, pengawasan mutu benih,mekanisme pemasukan dan pengeluaran benih serta program langsung untukmencapai swasembada pangan (padi, jagung, kedelai). Peraturan tentang varietas,secara umum mengatur perlindungan sumber genetik, proses pelepasan varietas,penggunaan varietas awal. Fasilitasi pemerintah dalam peraturan perbenihanditujukan untuk menyediakan benih yang berkualitas untuk mendorongpeningkatan produktivitas. Amanat dalam UU dan PP secara konsistenditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian, tidak dijumpai peraturanturunan di daerah. Perencanaan kebutuhan pupuk didasarkan dengan RDKK.Namun pembuatan RDKK belum sesuai dengan definisi, RDKK pada umumnyadibuat berdasarkan alokasi pupuk, dan ini lebih merupakan kebutuhan penyalurpupuk. Penyaluran pupuk bersubsidi diatur dengan Permendag 17/2011.Penyaluran dari produsen, distributor, pengecer diatur melalui SPJB, karena sifathubungannya adalah bisnis, maka tingkat ketaatannya relatif tinggi. Namundemikian masih ditemui beberapa permasalahan dalam penyaluran. Pengawasandilakukan dari pusat sampai kabupaten/kota berdasarkan keputusan MenteriPertanian, Gubernur dan Kabupaten. Dari hasil pengawasan, masih ditemui: (i)Penyimpangan penyaluran pupuk bersubsidi; (ii) Peredaran pupuk ilegal, palsu;(iii) Pola tertutup belum sepenuhnya berjalan; (iv) Penjualan pupuk bersubsidisecara paket; (v) Harga di kios dalam bentuk kemasan di atas HET; (v) Munculnyaalternatif pupuk non subsidi dengan harga lebih rendah dari pupuk bersubsidi;(vi) Perangkat pengawasan pupuk di setiap lini belum optimal. Secara umum,produktivitas padi, jagung dan kedele pada tahun 2000-2012 meningkat, denganlaju yang bervariasi antar provinsi.

Implikasi Kebijakan penelitian ini adalah Terkait masih ada amanatUU/PP yang belum ditindaklanjuti dan inkonsistensi serta belum sinkronnyabeberapa peraturan perundangan benih, implikasinya adalah: (i) pemerintah lebihaktif membuat peraturan turunan dalam bentuk PP dan atau peraturan menteri;(ii) pengaturan GMO (Genetically Modified Organism) pada industri perbenihanperusahan multinasional.Terkait dengan masih rendahnya penggunaan benihunggul dan benih bersertifikat, implikasinya adalah: (i) Sosialisasi dan demplottentang benih bersertifikat perlu dtingkatkan; (ii) Peranan BPSB dan dukungan

Page 50: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

39 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

sarana prasarananya perlu di tingkatkan; (iii) Perlu pengaturan penangkarbenih dari sektor informal (penangkar lokal); (iv) Peninjauan ulang tentanghak paten, karena selama ini hanya perusahaan besar yang mempunyai aksesmemperoleh hak paten; (v) Sistem Jabalsim terus dilanjutkan. Dengan adanyaketidaksinkronan antara UU 12/1992 dengan PP 08/2001, implikasinya adalah PP08/2001 perlu disempurnakan dengan memasukkan pupuk organik, pupuk hayatidan pembenah tanah, agar terjadi kesepadanan dan sinkronisasi pengaturanpupuk. Peraturan pupuk organik melalui Permentan perlu di tingkatkan menjadiPP, agar amanat-amanatnya dapat ditindaklanjuti dengan peraturan tingkatMenteri.

5.12. Kajian Legislasi Penyuluhan Pertanian Mendukung Swasembada Pangan(Dr. Kurnia Suci Indraningsih)

UU No. 16/2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, danKehutanan (SP3K); serta peraturan perundang-undangan di bawahnya tampaknyabelum memberikan ruang bagi penyuluh untuk dapat bekerja dengan baik sesuaikebutuhan petani. Termasuk dalam menjawab kebutuhan untuk membuatpenyuluh lebih progresif dalam menyukseskan swasembada pangan. Kajian inibertujuan untuk: (1) Mengevaluasi konsistensi dan sinkronisasi peraturanperundangan di bidang penyuluhan dengan pencapaian sasaran swasembadapangan; (2) Mengevaluasi implementasi peraturan perundangan di bidangpenyuluhan dengan pencapaian sasaran swasembada pangan; dan (3)Menganalisis dampak peraturan di bidang penyuluhan terhadap pencapaiansasaran swasembada pangan. Kajian Legislasi Penyuluhan Pertanian MendukungSwasembada Pangan dilakukan di 5 (lima) provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat,Jawa Timur, Lampung dan Sulawesi Selatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa UU No. 16/2006 dengan produkperaturan turunannya (PP, Perpres, Permentan, Perda, Pergub dan Perbup) terlihatkonsisten dan telah merujuk pada aturan di atasnya. Peraturan perundangan yangdiinisiasi oleh kementerian yang berbeda cenderung terlihat tidak sinkron, sepertiUU No. 7/1996 tentang Pangan, UU No. 16/2006 tentang SP3K (KementerianPertanian) bertentangan dengan PP No. 38/2007 yang mengatur pembagianurusan pemerintahan antara Pusat dan Daerah, dan PP 41/2007 tentang organisasiperangkat daerah (dalam koridor UU No. 32 Tahun 2004, Kementerian DalamNegeri). Implementasi peraturan perundang-undangan (seperti Permentan Nomor45/Permentan/ OT.140/8/2011) yang mendukung swasembada pangan terlihathanya fokus pada program/ kebijakan pemerintah berupa P2BN, namun tidakmemperhatikan piranti kebijakan lain berupa insentif bagi petani sebagai pelakuutama pembangunan pertanian dan penyuluh sebagai fasilitator. Implikasinya,perlu dibuat Perpres di bawah UU No. 16/2006 yang mengatur tentang: (1)kelembagaan penyuluhan, (2) ketenagaan penyuluhan, dan (3) penyelenggaraan,kebijakan serta strategi penyuluhan yang diperkuat dengan Peraturan Menterimaupun Perda (termasuk Pergub dan Perbup), sehingga dalam implementasinya

Page 51: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 40

di lapangan menjadi lebih jelas. Perlu ada program advokasi terkait dengan UUNo. 16/2006 dan produk peraturan turunannya kepada Pemerintah Daerah,mengingat peran Pemerintah Daerah yang relatif besar dalam implementasipenyuluhan, termasuk dalam alokasi APBD dan penerbitan Perda berikut Pergubserta Perbup. UU No. 16/2006 tentang SP3K dengan produk peraturan turunannya(PP, Perpres, Permentan, Perda, Pergub dan Perbup) masih dibuat secara parsial,belum terintegrasi, masih tergantung pada kepentingan pemerintah, belummengarah pada pemangku kepentingan. Namun antar peraturan terlihat konsistendan telah merujuk pada aturan di atasnya. Peraturan perundangan yang diinisiasioleh kementerian yang berbeda cenderung terlihat tidak sinkron, seperti UU No.7/1996 tentang Pangan, UU No. 16/2006 tentang SP3K (Kementerian Pertanian)bertentangan dengan PP No. 38/2007 yang mengatur pembagian urusanpemerintahan antara Pusat dan Daerah, dan PP 41/2007 tentang organisasiperangkat daerah (dalam koridor UU No. 32 Tahun 2004, Kementerian DalamNegeri). Muatan peraturan perundang-undangan tidak mencerminkan untukkepentingan publik sebagaimana diamanatkan UUD 1945, maupun untukmeningkatkan keefektifan penyelenggaraan pemerintahan, namun lebihmementingkan sektoral (ego sektoral). Implementasi peraturan perundang-undangan (seperti Peraturan Menteri Pertanian Nomor 45/Permentan/OT.140/8/2011) yang mendukung swasembada pangan terlihat hanya fokus padaprogram/kebijakan pemerintah berupa P2BN, namun tidak memperhatikanpiranti kebijakan lain berupa insentif bagi petani sebagai pelaku utamapembangunan pertanian dan penyuluh sebagai fasilitator. Orientasi programmasih pada pencapaian target produksi, belum secara eksplisit berpihak kepadapetani dan penyuluh. Kendala di lapangan hanya mencermati aspek teknis dandukungan sarana/ prasarana fisik serta mengabaikan aspek sosial yang terkaitdengan kondisi dinamis yang terjadi pada diri petani. Instrumen UU No. 16/2006dan beberapa produk peraturan turunannya (PP, Perpres, Permentan, Perda,Pergub, dan Perbup), diperkirakan dapat mendukung pencapaian swasembadaberas di tahun 2014 dengan catatan apabila program-program yang telahdicanangkan oleh pemerintah dapat dijalankan secara sinergis dan terintegrasi(dengan dukungan anggaran yang memadai), termasuk kegiatan penyuluhan danpendampingan pelaksanaan dalam implementasi program-program tersebut.

Dengan diterbitkannya Permentan No. 61/Permentan/OT.140/11/ 2008tentang pedoman pembinaan penyuluh pertanian swadaya dan penyuluhpertanian swasta merupakan suatu bukti upaya Pemerintah untukmengembangkan penyuluh swadaya dan penyuluh swasta sebagai pendampingpenyuluh pemerintah (PNS). Diharapkan dengan keterlibatan penyuluh swadayasebagai pelaku utama (petani) yang berhasil akan menggerakkan dan memajukanpetani lain untuk membangun usahatani dari hulu sampai hilir. Di tingkatoperasional masih diperlukan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis, agarkeberadaan penyuluh swadya dan swasta didukung dengan sarana/prasarana.Peran pendampingan/ pengawalan penyuluh terhadap petani peserta program(SL-PTT, kaji terap, dan demfarm) memberikan kontribusi terhadap peningkatan

Page 52: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

41 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

produktivitas padi sebesar 29-32,7 persen, dibandingkan petani non pesertaprogram yang tidak didampingi oleh penyuluh produktivitas.

Implikasi Kebijakan dari penelitian ini adalah (1) Perlu pengkajian ulangterhadap beberapa ketentuan di PP No. 41/2007 (dalam koridor UU No. 32/2004)khususnya menyangkut beberapa butir kebijakan seperti penentuan jumlah SKPDyang hanya didasarkan pada perhitungan kuantitatif (jumlah penduduk, luaswilayah, dan APBD). Namun perlu mempertimbangkan aspek historis sosiologissuatu kelembagaan yang telah lama dibangun (seperti kelembagaan penyuluhanyang telah dibangun dengan susah payah pada masa orde baru). PP 38/2007 jugaperlu ditinjau kembali terkait dengan pasal 7 yang inkonsisten dalammenempatkan ketahanan pangan sebagai unsur wajib, sedangkan pertaniansebagai unsur pilihan; (2) Perlu dibuat Perpres di bawah UU No. 16/2006 yangmengatur tentang: (a) kelembagaan penyuluhan, (b) ketenagaan penyuluhan, dan(c) penyelenggaraan, kebijakan serta strategi penyuluhan yang diperkuat denganPeraturan Menteri maupun Perda (termasuk Pergub dan Perbup), sehingga dalamimplementasinya di lapangan menjadi lebih jelas (3) Bentuk kelembagaan,penyelenggaraan, kebijakan dan strategi penyuluhan pertanian dipengaruhi olehpersepsi pembuat kebijakan tentang pembangunan pertanian (termasukpenerapan otonomi daerah dikaitkan dengan pertanian sebagai unsur pilihan) danpenyuluhan pertanian. Untuk itu perlu ada program advokasi terkait dengan UUNo. 16/2006 dan produk peraturan turunannya kepada Pemerintah Daerah.Mengingat peran Pemerintah Daerah yang relatif besar dalam implementasipenyuluhan, termasuk dalam alokasi APBD, penerbitan Perda, Pergub danPerbup; dan (3) Penyusunan strategi baru dalam kaitannya denganoperasionalisasi programa penyuluhan agar lebih mencerminkan kegiatanpenyuluhan spesifik lokasi yang strategis dan mempunyai daya ungkit tinggiterhadap peningkatan produktivitas komoditas unggulan daerah dan pendapatanpetani. Strategi baru juga dibutuhkan guna merespon kebutuhan petani dalammelaksanakan kegiatan produktif masing-masing dan dapat memberi dukunganterhadap swasembada pangan sebagai prioritas pembangunan pertanian.

5.13. Kajian Legislasi Perdagangan di Bidang Pertanian MendukungSwasembada Pangan (Dr. Hermanto)

Selama ini berbagai peraturan yang mengatur tentang perdaganganpangan belum tersedia di beberapa provinsi/daerah, seperti Sumatera Utara,Sulawesi Selatan, Lampung dan Jawa Timur. Selama ini Pemerintah Daerah hanyamengunakan regulasi yang telah dibuat oleh Pemerintah Pusat misalnya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1999 tentang pangan dan peraturan-peraturan lainnya.Penelitian ini bertujuan untuk melakukan konsistensi dan sinkronisasi peraturanperundang-undangan di bidang perdagangan. Kajian Legislasi Perdagangan diBidang Pertanian mendukung Swasembada Pangan dilaksanakan di 5 (lima)Provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Utara dan SulawesiSelatan.

Page 53: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 42

Peraturan atau Undang-Undang yang terkait dengan perdagangan panganadalah (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang PersetujuanPembentukan Organisasi Perdagangan Dunia, Undang-undang Nomor 7 Tahun1996 tentang pangan, Inpres Nomor 3 Tahun 2012 tentang Kebijakan PengadaanGabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, dan Peraturan MenteriPerdagangan Nomor 13/M-DAG/PER/3/2009 tentang Perubahan Atas PeraturanMenteri Perdagangan Nomor 12/M-DAG/PER/4/2008 tentang Ketentuan Impordan Ekspor Beras dikategorikan sebagai peraturan yang sangat bermasalah dantidak konsisten dengan UUD 1945 (Pasal 33), dan Undang-Undang Nomor 11Tahun 2005. Kondisi saat ini komoditi pangan di beberapa provinsi, sepertiSumatera Utara, Sulawesi Selatan, Lampung dan Jawa Timur sudah mulaitergantung pada impor. Umumnya petani mengeluhkan keberadaan panganimpor tersebut karena telah menyebabkan merosotnya harga beras, jagung dankedelai di tingkat petani. Sementara, Pemerintah Daerah tidak memilikikemampuan untuk melakukan proteksi terhadap sektor pertanian pangan tersebutdari liberalisasi perdagangan pangan, oleh karena itu perlu adanya implementasiperaturan perundang-undangan di bidang perdagangan.

Implikasi Kebijakan dari penelitian ini adalah: Liberalisasi perdagangantidak pernah memiliki dampak yang positif bagi pencapaian swasembada pangan(beras, jagung dan kedelai). Karena itu, sebaiknya Pemerintah secepatnyamenegosiasikan ulang tentang keberlakuan sistem perdagangan bebas diIndonesia kepada negara-negara anggota WTO dan sekaligus mengagendakanmencabut atau sekurang-kurangnya merubah beberapa ketentuan WTOkhususnya tentang pencapaian swasembada pangan dalam kerangka memperkuatketahanan pangan nasional. Dalam tataran akademik dan praktis agar dapatdirumuskan landasan teoritik hukum yang mengacu pada nilai filosofis, yuridisdogmatif dan sosiologis sebagai landasan untuk melakukan reorientasi kebijakanperdagangan bebas dalam kerangka pencapaian swasembada pangan diIndonesia. Selain itu, dalam penerapan undang-undang pangan, pemerintah harusmenjamin kesejahteraan masyarakat terkait pemenuhan pangan yang meratakeseluruh lapisan, tanpa harus memproduksi sendiri pangan tersebut. Hal inimenjadi suatu kelemahan untuk merevisi undang-undang ini dengan memperluasketentuan-ketentuan mengenai peningkatan kemampuan untuk memproduksisendiri pangan tersebut. Hal ini memerlukan adanya pengaturan yang jelas dalamUndang-undang pangan tentang pembagian peran dan tanggung jawab antaraPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam mencapai swasembada pangansecara berkelanjutan. Seiring pelaksanaan Program Pencapaian SwasembadaPangan terutama di beberapa daerah sentra produksi pangan, sangat diperlukanadanya peraturan Pemerintah Daerah yang mengatur tentang pencapaianswasembada pangan dan perdagangan pangan. Dengan peraturan tersebutdiharapkan dapat mendorong peningkatan efisiensi, produksi, produktivitas, sertamutu produk pangan.

Page 54: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

43 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

5.14. Kajian Legislasi Bidang Peternakan Mendukung Swasembada Pangan(Dr. Nyak Ilham)

Program swasembada daging sapi diharapkan tidak hanya meningkatkanketersediaan daging sapi tetapi juga meningkatkan pendapatan peternak. Agarprogram berjalan dan didukung stakeholder maka diperlukan landasan peraturanperundang-undangan (PPU) yang bersifat mengikat. Beberapa PPU dirancangcukup ideal, namun sulit diimplementasikan di lapangan. Tujuan kajian ini adalah: (1) mengevaluasi kekonsistenan dan kesinkronan PPU di bidang peternakan sapipotong dengan sasaran swasembada daging sapi; (2) mengevaluasi implementasiPPU di bidang peternakan sapi potong terkait dengan sasaran swasembada dagingsapi dan (3) menganalisis dampak implementasi PPU di bidang peternakanterhadap pencapaian sasaran swasembada daging sapi. Kajian legislasi bidangpeternakan difokuskan pada pengujian materiil. Penelitian ini dilakukan pada limaprovinsi, yaitu: DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali, Sumatera Utara dan Nusa TenggaraBarat.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa (1) Tiga belas kegiatanoperasional PSDSK 2014 telah dilengkapi dengan berbagai dokumen di pusatsebagai pedoman implementasi kegiatan di daerah. Namun pada tingkat daerahbelum semua kegiatan tersebut dilengkapi dengan dokumen berupa Juklak diprovinsi dan Juknis di tingkat kabupaten; (2) Azas pengundangan yaitu bila suatuPPU telah diundangkan dalam suatu Lembaran Negara atau diumumkan dalamsuatu Berita Negara, UU tersebut sudah dapat berlaku mengikat umum dan semuaorang dianggap sudah mengetahui UU itu. Azas itu diduga sebagai penyebabkegiatan sosialisasi UU termasuk UU 18/2009 tentang PKH seperti dianggapkurang perlu, sehingga tidak tersedia dukungan dana memadai untuk sosialisasi.Kalaupun dilakukan, kelihatannya kurang mendapat perhatian serius; (3) Kegiatansosialisasi Permentan terkait kegiatan PSDSK 2014, sudah dilakukan oleh DitjenPKH pada tingkat pusat dan daerah. Dinas PKH Provinsi melakukan sosialisasidengan mengundang pihak Dinas PKH Kabupaten/Kota. Namun secara umumpihak Dinas PKH Kabupaten/kota menghadapi kendala dana untuk melakukansosialisasi; (4) Kelompok peternak peserta Program PSDSK 2014 tidak menghadapimasalah terkait dengan prosedur dan aturan yang ada terkait program.Permasalahan yang dihadapi kelompok justeru terkait aspek teknis danmanajemen budidaya ternak. Para peternak merasakan pembinaan oleh petugasmasih kurang akibat terbatasnya dana pembinaan yang dialokasikan pada instansiterkait; (5) Penegakan hukum untuk mencegah pemotongan sapi betina produktifyang diamanahkan UU 18/2009 masih sangat lemah.Penyebabnya antara lainbelum ada Perda Provinsi dan Kabupaten/Kota terkait larangan pemotongan sapibetina produktif, Pihak Dinas PKH sulit melarang pemotong sapi betina produktifkarena kewenangan pemberian sanksi tidak dilakukan oleh pihak Dinas PKH, daPenyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang terlibat dalam penerapan PPU belummenjalankan fungsinya dengan baik; (6) Penerbitan suatu PPU melalui tahapanpanjang dan melibatkan banyak pihak sehingga cenderung mengalamiketerlambatan. Kesibukan kementerian di satu sisi dan diperlukannya perhatian

Page 55: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 44

tinggi terhadap penerbitan suatu PPU yang baik dapat berimplikasi makinlambatnya terbitnya suatu PPU. Penerbitan PPU membutuhkan kegiatan studibanding dan naskah akademis, sehingga membutuhkan waktu lama dan biayabesar.

Implikasi kebijakan yang perlu dilakukan adalah: (1) Masih diperlukanpencermatan lebih dalam terhadap beberapa PPU baik di lingkungan internalmaupun dari lingkungan luar pertanian yang terkait dengan programswasembada daging sapi dengan melibatkan instansi terkait; (2) Masih diperlukanharmonisasi dan sinkronisasi terhadap PPU yang terkait dengan programswasembada daging sapi dengan melibatkan instansi terkait; (3) Untukmengurangi ketidakkonsistenan muatan dalam PPU terkait program swasembadadaging sapi, tiap PPU terkait harus memiliki kejelasan dan ketegasan dalamimplementasi. Karena itu sebaiknya, sebelum suatu PPU diterbitkan, kegiatandengar pendapat pihak terkait perlu ditingkatkan; (4) Kegiatan sosialisasi UU18/2009 dan produk turunannya perlu ditingkatkan dengan melibatkanKemenkumham agar kegiatan swasembada daging sapi dapat tercapai sesuaidengan harapan. Terutama pada daerah-daerah sentra produksi sebagai lokasicontoh yang dilengkapi dengan kelembagaan PPNS dan mekanisme kerja yangjelas; (5) Perlu dilakukan penertiban dalam menerbitkan pedoman dan petunjukdikaitkan antara substansi dengan kelembagaan dan pejabat tingkat pusat,provinsi dan kabupaten/kota, serta penegakan hukum; (6) Perlu penguatanorganisasi yang membidangi hukum pada setiap unit kerja di pusat dan daerah,baik kualitas maupun kuantitas.

5.15. Kajian Alternatif Skema Pembiayaan APBN untuk MendukungSwasembada Beras (Dr. Sahat M. Pasaribu)

Pada beberapa tahun terakhir ini, sektor pertanian juga dihadapkan padatantangan yang semakin berat, tetapi sekaligus merupakan peluang dalam kaitananomali iklim. Iklim ekstrim yang sulit diprediksi menjadi penghalang bagikegiatan pengembangan usaha pertanian, khususnya usahatani padi. Berbagaijenis tanaman budidaya sulit diharapkan dapat berproduksi secara optimal,sehingga petani dihadapkan pada risiko kerusakan tanaman yang berujung padakerugian. Namun di tengah tantangan itu, terbuka peluang mengoptimalkanberbagai potensi yang tersedia guna meningkatkan produksi berbagai produkpertanian. Melalui sosialisasi penerapan teknologi budidaya yang adaptif terhadapperubahan iklim, perbaikan infrastruktur pertanian, perluasan areal pertanaman,sistem irigasi yang efisien, dan manajemen usahatani yang lebih baik, peluangmeningkatkan produksi beberapa komoditas pertanian sangat terbuka.

Permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi dimasa mendatanguntuk meningkatkan produksi komoditas pangan, terutama beras akan semakinberat dengan semakin terbatasnya sumber-sumber pembiayaan pemerintah dansumber daya lainnya. Untuk itu diperlukan upaya mengefektifkan setiapkebijakan, program, dan kegiatan pembangunan pertanian dan pengembangan

Page 56: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

45 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

usahatani oleh pemerintah, khususnya untuk meningkatkan kapasitas produksipadi/beras. Dalam konteks ini, skema pembiayaan peningkatan kapasitasproduksi perlu dirumuskan untuk mendukung pencapaian swasembada berasdalam tahun-tahun yang akan datang. Pembiayaan pertanian yang bersumber dariAPBN akan semakin terbatas karena banyaknya kebijakan dan programpembangunan di berbagai sektor. Dalam kaitan ini, perubahan pendekatandibutuhkan untuk merumuskan alternatif skema pembiayaan APBN yang lebihefektif sebagai masukan dalam pengambilan keputusan kebijakan peningkatanproduksi/produktivitas padi/beras nasional.

Beras sebagai bahan pangan pokok harus selalu tersedia, dapat diaksesdan diperoleh dengan harga yang terjangkau. Pembangunan pertanian tanamanpangan oleh Kementerian Pertanian difokuskan pada komoditas padi, jagung,kedelai, tebu dan sapi. Program peningkatan produksi dan produktivitas tanamanpangan, khsususnya padi, dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan danmembutuhkan pendanaan yang besar yang berasal dari APBN. Secara umum,tujuan kajian ini adalah untuk memperoleh skema pembiayaan peningkatankapasitas produksi padi/beras yang efisien yang bersumber dari APBN. Secarakhusus, tujuan kajian ini adalah untuk: (a) Meninjau kembali skema pembiayaanAPBN untuk mendukung swasembada beras; (b) Mengevaluasi implementasiskema pembiayaan APBN dalam rangka peningkatan kapasitas produksi danproduktivitas beras; (c) Menganalisis efektivitas skema pembiayaan APBN dalamrangka peningkatan kapasitas produksi dan produktivitas beras

Hasil kajian menunjukkan bahwa banyak program diarahkan untukswasembada beras, seperti subsidi harga input, subsidi bunga kredit, bansos,sekolah lapang, perbaikan/peningkatan infrastruktur, bantuan alsintan, perluasanareal, perlindungan usahatani yang pelaksanaannya kurang terkoordinasi,tumpang tindih, atau tidak efektif mencapai sasaran. Alternatif skema pembiayaanAPBN membutuhkan penelaahan mendalam/revisiting seluruh program denganmengidentifikasi semua bentuk pembiayaan dan memusatkanperhatian/refocusing upaya peningkatan produksi dan produktivitas melaluirekayasa teknologi dan inovasi benih, pembaruan skema subsidi dengan sumberkeuangannya, peningkatan perlindungan usahatani, bantuan alsintan secara tepat,perluasan areal dengan infrastruktur memadai, dan menghindari program bersifatbansos.

5.16. Kajian Pengembangan Komoditas Strategis Berbasis Kawasan(Adi Setiyanto, SP, MSi)

Pencapaian empat target sukses Kementerian Pertanian dilaksanakandalam bentuk kebijakan operasional yang akan dilaksanakan melaluipengembangan kawasan pertanian untuk memproduksi komoditas unggulan yangberbasis klaster. Pendekatan ini dimaksudkan untuk memadukan serangkaianprogram dan kegiatan pembangunan pertanian menjadi suatu kesatuan yang utuhbaik dalam perspektif sistem maupun kewilayahan, sehingga dapat mendorong

Page 57: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 46

peningkatan daya saing komoditas, wilayah serta pada gilirannya kesejahteraanpetani sebagai pelaku usaha tani. Peraturan Menteri Pertanian No. 50 Tahun 2012(PMP 50/2012) merupakan upaya untuk mewujudkan pengembangan komoditasstrategis berbasis kawasan secara berkelanjutan membutuhkan perencanaankinerja pengembangan komoditas yang dapat mengakselerasi potensi daya saingkomoditas dan wilayah melalui optimalisasi sinergitas pengembangan komoditas(multiple cropping system dan crop livestock system), keterpaduan lokasi kegiatan danketerpaduan sumber pembiayaan. Keterpaduan pengembangan komoditas yangdidukung secara horisontal dan vertikal oleh segenap pelaku dan pemangkukepentingan dalam suatu hamparan kawasan sentra produksi yang berskalaekonomis mensyaratkan suatu pendekatan yang berbentuk klaster (cluster).Mengingat kajian model operasional pengembangan komoditas strategis berbasiskawasan masih sangat terbatas kalaupun tidak dapat dikatakan masih relatifbelum ada, maka kajian pengembangan komoditas strategis berbasis kawasanperlu dilakukan.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menyusun modelpengembangan komoditas strategis berbasis kawasan. Sedangkan secara khususpenelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi dan menentukan kawasanpengembangan komoditas strategis prioritas; (2) Mengidentifikasi danmenganalisis kriteria, indikator dan faktor-faktor strategis apa saja yang menjadipenentu keberhasilan pengembangan komoditas strategis yang diprioritaskanpada kawasan terpilih; dan (3) Merumuskan alternatif model pengembangankawasan termasuk sistem pendampingannya.

Kesimpulan dari kajian ini menghasilkan Jumlah kabupaten/kota yangdinilai memenuhi persyaratan sesuai PMP 50/2012 masing-masing calon lokasikawasan Padi adalah 245, dimana jika dibedakan anatara padi sawah dan padiladang masih-masing adalah 247 kabupaten/kota dan 235 kabupaten/kota;kawasan jagung 212 kabupaten/kota, kawasan kedelai 194 kabupaten kota,kawasan tebu 161 kabupaten/kota dan kawasan sapi potong 243 kabupaten/kota.Jumlah tersebut menunjukkan daftar kabupaten/kota dari peringkat pertamahingga jumlah masing-masing komoditas. Dalam rangka implementasi, apabilaterdapat keterbatasan anggaran maka kabupaten/kota yang dapat dipilihberdasarkan urutan peringkat masing-masing sesuai dengan komoditasnya.

Faktor-Faktor kunci strategis Penentu Keberhasilan KawasanPengembangan Komoditas Strategis Berbasis Kawasan ditentukan dan diukur darikriteria dan indikator kriteria pada komoditas (Padi, Jagung, Kedelai, Tebu danSapi Potong) yang meliputi kriteria (1) Potensi Sumberdaya Lahan dan KesesuaianAgroekosistem (2) Peluang Peningkatan Produksi (3) Dukungan Prasarana danSarana (4) Dukungan Layanan Pengembangan (5) Kontribusi TerhadapPerekonomian Wilayah (6) Peluang Pencapaian Empat Target Sukses Kementan (7)Dukungan Stakeholder (8) Penerimaan Masyarakat (9) Potensi KeberlanjutanPengembangan Kawasan.

Page 58: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

47 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Berkaitan erat dengan faktor-faktor kunci strategis pengembangankawasan komoditas strategis dapat dirumuskan model kawasan komoditasstrategis yang memiliki sekurang-kurangnya 7 cakupan persyaratan. Modelpengembangan kawasan komoditas strategis merupakan penggabungan berbagaipola menjadi satu kesatuan model ini dikembangkan mengingat setiapkabupaten/kota dan calon lokasi yang akan dikembangkan memiliki tingkatanperkembangan yang berbeda-beda. Implementasi pengembangan kawasankomoditas strategis membutuhkan sistem dan pola pendampingan untukmenjamin keberlanjutan implementasi pengembangannya. Sebuah organisasipelaksana perlu dibentuk dan seyogyanya tidak bersifat ad-hoc melainkan bersifatpermanen. Organisasi pelaksana pengembangan kawasan yang diusulkan inidapat disebut Badan Pengembangan Kawasan Komoditas Strategis yang diketuaioleh Menteri Pertanian dan Bertanggungjawab Langsung kepada Presiden.Lembaga ini menjadi gudang pemikir dan pelaksana kebijakan di lapangan sertabertanggungjawab terhadap keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaankebijakan dimaksud. Lembaga ini diusulkan untuk dibentuk di tingkat pusat dandaerah dengan kedudukan sekretariat sesuai dengan kesepakatan antara pusatdan daerah. Dalam rangka operasionalisasi pengembangan kawasan komoditasstrategis diperlukan sekurang-kurangnya 7 kebijakan operasional dan sekurang-kurangnya 7 judul kajian sebagai tindak lanjut dari penelitian ini.

5.17. Kajian Alternatif Model Bantuan Benih dan Pupuk untuk PeningkatanProduksi Pangan (Dr. Bambang Prasetyo)

Kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah di sektor pertanianmenggunakan pendekatan peningkatan produksi, produktivitas, dan luas panen.Langkah nyata yang ditempuh pemerintah adalah pemberian subsidi harga benih,bantuan langsung benih unggul (BLBU) dan subsidi harga pupuk. Sejak tahun1986, pemerintah telah memberlakukan kebijakan subsidi harga untuk benihunggul padi, jagung, dan kedelai. Pemberian subsidi harga input tersebutmerupakan kebijakan penting yang dilaksanakan secara terus-menerus untukmenjaga pertumbuhan produksi pangan nasional.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Melakukan review kebijakan subsidipupuk, subsidi benih dan bantuan langsung benih unggul dalam upayapeningkatan produksi pangan; (2) Mengevaluasi implementasi kebijakan subsidipupuk, subsidi benih dan bantuan langsung benih unggul; (3) Mengkaji efektifitassubsidi pupuk dalam upaya peningkatan produksi pangan; (4) Mengkaji subsidibenih dan bantuan langsung benih unggul dalam upaya peningkatan produksipangan dan implikasinya bagi kinerja industri perbenihan nasional; dan (5)Merumuskan penyempurnaan model subsidi pupuk dan subsidi/bantuanlangsung benih unggul dalam upaya peningkatan produksi pangan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa anggaran pemerintah untuk subsidipupuk seyogyanya disesuaikan dengan kebutuhan riil pupuk petani. Dengan carademikian, maka peluang terjadinya kelangkaan pupuk dapat dicegah. Hal ini

Page 59: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 48

perlu ditekankan dalam rangka penguatan ketahanan pangan nasional, dimanatanaman pangan, utamanya padi. Penetapan HET pupuk bersubsidi perlumempertimbangkan HPP gabah karena sebagian besar pupuk bersubsididigunakan pada pertanian padi. HPP gabah yang terus meningkat yang diikutidengan kenaikan yang lebih cepat pada harga aktualnya, memberi kemungkinanuntuk meningkatkan HET pupuk, namun persentase kenaikan HET harus lebihrendah dibanding persentase kenaikan HPP, agar petani tetap mendapatkaninsentif untuk meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya padi. Untukmenghindari terjadinya penyimpangan dalam penebusan pupuk bersubsidi olehpetani penerima subsidi, sebaiknya masing-masing petani yang sudah terdaftar didalam RDKK diberikan Kartu Subsidi Pupuk (KSP). Petani yang berhak menebuspupuk bersubsidi di kios Penyalur terkait hanya mereka yang mempunyai kartuKSP.

Subsidi harga benih sebaiknya dicabut dan biarkan produsen benihBUMN (PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani) beralih ke bisnis komersial danbersaing dengan produsen-produsen swasta termasuk petani penangkar benih.Dengan cara ini, maka akan terjadi persaingan yang lebih sehat di dalam bisnisperbenihan nasional sehingga benih akan menjadi lebih bagus mutunya dan lebihmurah harganya. Masing-masing Kelompok Tani dan Petani cukup menerimabantuan benih BLBU sekali saja, kecuali jika terjadi musibah, misalnya kebanjiran,kekeringan dan serangan hama/penyakit, atau karena benih datang terlambat ataurusak. Hal ini memberikan peluang lebih besar kepada petani-petani yang belumpernah menerima bantuan benih BLBU sehingga tujuan program BLBU dapatdicapai secara maksimal dan lebih cepat. Jika jangkauan penyebaran sudahmenyebar di seluruh wilayah sentra produksi beras Indonesia, maka programBLBU sebaiknya dihentikan. Petani yang sudah faham akan pentingnya benih padiunggul bersertifikat diharapkan akan membeli benih unggul bersertifikat yangdisediakan oleh berbagai pihak, baik produsen BUMN, swasta maupun petanipenangkar benih padi, dengan harga yang kompetitif.

Implikasi kebijakan dari penelitian ini adalah (1) Kebijakan subsidi pupukmenjadi lebih efektif, maka: (a) Produsen pupuk dan kementerian terkait perlumelakukan pembinaan dan sosialiasi secara intensif kepada distributor, pengecerdan kelompok tani tentang ketentuan mengenai pelaksanaan kebijakan subsidipupuk; dan (2) Kementerian terkait, terutama Kementerian Pertanian danKementerian Perdagangan, perlu melakukan koordinasi secara intensif dalammelakukan evaluasi terhadap kelemahan sistem pendataan RDKK, penyalurandan pengawasan; (3) Sasaran penerima subsidi pupuk bersubsidi sebaiknya tidakdibatasi pada petani yang luas garapannya 2 ha atau kurang, tetapi juga mencakuppetani yang areal garapannya lebih luas pada dasarnya karena petani luas yangmempunyai kapasitas untuk memacu pertumbuhan produksi beras dan surplusproduksi yang dapat dijual ke pasar (marketable surplus) dalam upaya penguatanketahanan pangan nasional; (4) Pemerintah daerah perlu menganggarkan sebagianAPBD-nya untuk membiayai kegiatan KP3 guna melaksanakan tupoksinya secaraoptimal. Dalam hal ini, Dinas Pertanian tingkat Kabupaten/Kota harus berani

Page 60: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

49 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

mengajukan anggaran KP3 kepada Bupati/Walikota. Tanpa anggaran yang cukup,maka berbagai permasalahan yang selama ini dihadapi dalam penyaluran pupukbersubsidi tidak akan pernah bisa diatasi dan akan selalu muncul pada tahun-tahun yang akan datang; (5) BUMN produsen benih bersubsidi sebaiknyamembatasi pasarnya hanya pada pasar yang sudah jelas (captive markets), yaitu diwilayah-wilayah yang petaninya sudah fanatik terhadap benih unggul bersubsidi.Hal ini dipandang penting karena harga benih bersubsidi masih terlalu tinggi danhanya petani-petani yang sudah maju yang mau membeli benih unggul bersubsidi;(6) BUMN perbenihan cukup berkonsentrasi dalam pengadaan benih untukprogram BLBU yang kebutuhan benihnya sangat besar. Terkait dengan hal ini,maka subsidi sebaiknya diberikan kepada para penangkar benih agar merekadapat membantu penyediaan benih, baik dalam rangka program BLBU maupunlainnya.

5.18. Analisis Kebijakan dan Program SL-PTT Menunjang PeningkatanProduksi Padi Nasional (Ir. Herman Supriadi, MS)

SL-PTT merupakan program andalan Kementerian Pertanian dalammendukung peningkatan produksi padi yang dirintis sejak tahun 2008. ProgramSL-PTT-Padi mencakup beberapa aspek yaitu (a) Pemantapan fungsi LaboratoriumLapang (LL) dengan luasan 1,0 ha melalui dukungan komponen teknologi PTT (b)Pengembangan SL padi non-hibrida dengan luasan 25 ha, dengan target areal 2,20juta ha; (c) Pengembangan SL-padi hibrida dengan luasan 10 ha, dengan targetareal 228 ribu ha; (d) Pengembangan SL-padi gogo dengan luasan 25 ha, padatarget areal 350 ribu ha. Kinerja implementasi SL-PTT saat ini, dinilai masih beratoleh perencana dan pelaksana di lapangan untuk target peningkatan produksi.Beberapa aspek yang menjadi permasalahan antara lain penyeragaman alokasijumlah bantuan benih, pengadaan benih yang sentralistik, intensitaspengawalan/pendampingan antara LL, SL-PTT, dan non SL-PTT yang bervariasi.Dalam rangka pemantapan peningkatan produksi dan swasembada beras kedepandibutuhkan analisis kebijakan dan program SL-PTT, dengan sasaranpemantapan/reorientasi program SL-PTT dan perumusan opsi kebijakanpengembangan usahatani padi nasional.

Tujuan umum penelitian ini adalah menghasilkan rekomendasi reorientasikebijakan dan program-program indikatif SL-PTT untuk menunjang peningkatanproduksi padi nasional. Ruang Lingkup Kegiatan meliputi menganalisis konsepsi,kebijakan, dan program SL-PTT-Padi, Implementasi dampak dan merumuskanreorientasi SL-PTT kedepan. Lokasi penelitian dilaksanakan pada 5 agroekosistemdi tujuh kabupaten yaitu: a). Agroekosistem sawah irigasi di Subang (Jawa Barat),Madiun (Jawa Timur), dan Oku Timur (Sumatera Selatan); b). Agroekosistemsawah tadah hujan draenasi baik di Sukabumi (Jawa Barat); c). Agroekosistemsawah tadah hujan draenasi buruk di Tangerang (Banten); d). Agroekosistem lahankering di Gunung Kidul (DIY); e). Agroekosistem sawah pasang surut diBanyuasin (Sumatera Selatan).

Page 61: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 50

Hasil Penelitian memperlihatkan bahwa Dari segi konsepsi program SL-PTT sudah relatif tidak banyak permasalahan. Walaupun demikian, sifat programyang didominaasi pemerintah pusat (sentralistik) perlu mendapat perhatian untukdirekontruksi ulang dengan melibatkan pihak pemerintah daerah sejak mulaiperencanaan program. Diakui bahwa dalam pelaksanaan (implementasi) SL-PTTbanyak terdapat kekurangan sehingga belum bisa secara nyata meningkatkanproduksi padi nasional. Filosofi tetesan minyak dalam pengembangan SL-PTTpadi ternyata tidak berproses seperti yang diharapkan. Program SL-PTT denganpendekatan penyuluhan seperti Laboratorium Lapang (LL) dan Sekolah Lapang(SL) belum efektif meningkatkan adopsi maupun difusi teknologi untukpeningkatan produktifitas padi. Dikarenakan kinerja program SL-PTT belumberjalan secara optimal, maka dampaknya terhadap peningkatan produksi padinasional tidak tercapai secara memuaskan.

Bantuan benih dengan sistem distribusi sentralistik (pelaku utama BUMN)ternyata tidak mampu menjamin azas enam tepat benih untuk kebutuhan petani.Penunjukkan terhadap BUMN tertentu sebagai pemegang wewenang penuhdalam pengadaan dan penyaluran benih/pupuk subsidi, belum menjaminketersediaan saprodi tersebut tepat waktu dan tepat kualitasnya. Sistempengadaan benih dan bahkan bantuan benih dinilai tidak tepat, dan dinilaimengganggu pengembangan sistem perbenihan formal dan kinerja industriperbenihan di daerah.

Pemahaman PTT sebagai suatu pendekatan, bukan suatu pilihankomponen/paket teknologi, yang membutuhkan adaptasi dan modifikasi sesuaidengan kondisi sumberdaya dan karakteristik petani setempat perlu lebihdimantapkan. SL-PTT sesuai dengan kebutuhan lapangan membutuhkankomitmen pembinaan dan pendanaan lintas sektor/dinas teknis, serta kebijakanpendukung keberhasilan pengembangan agribisnis/ ekonomi padi. Permasalahanpokok dalam pelaksanaan SL-PTT dari awal program tahun 2008 sampai 2011relatif sama yaitu keterlambatan benih dan kualitas benih. Hal ini menunjukkanmasih kurangnya perhatian pengelola program terhadap permasalahan yangberulang–ulang terjadi. Hal ini juga mencerminkan tantangan yang dihadapi diSL-PTT sangat kompleks sehingga perlu penanganan yang integratif lintasstakeholder.

Kompleksitas permasalahan dalam implementasi SL-PTT adalah lemahnyakoordinasi dan konsolidasi antar institusi terkait. Direktorat Jenderal TanamanPangan dan jajarannya (Dinas Pertanian Provinsi maupun Kabupaten) sebagaipelaksana program terlihat kurang koordinasi dengan Badan PengembanganSumber Daya Manusia (SDM) ditingkat pusat dan juga Badan Ketahanan PanganDaerah yang membawahi penyuluh-penyuluh sampai ditingkat kecamatan (BalaiPenyuluhan Pertanian/BPP).

Implikasi kebijakan dari penelitian ini adalah perlunya perubahansistem pengadaan benih yang melibatkan penangkar lokal dan kios kios saprodi didesa dengan subsidi harga yang sesuai(non BLBU). Upaya peningkatan

Page 62: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

51 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

produktivitas padi perlu ditingkatkan dengan teknologi terobosan antara lainpengembangan padi hibrida yang adaptif, sedang efisiensi produksi bisa dicapaidengan sistem tanam benih langsung dan varietas berumur pendek.Pengembangan program SL-PTT ke depan hendaknya tidak sebataspendampingan teknologi dan bantuan saprodi tetapi lebih ditekankan padapengelolaan terpadu kawasan agribisnis padi yang didukung dengan kemudahanakses modal, pemasaran, dan ketersediaan saprodi.

5.19. Analisis Kebijakan dan Program Model-Kawasan Rumah Pangan Lestari(Dr. Saptana)

Lahirnya program M-KRPL dilatarbelakangi oleh upaya untukmewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan yang masih mengalami banyaktantangan. Diversifikasi pangan yang menjadi pilar penting dalam mewujudkanketahanan dan kemandirian pangan masih menunjukkan kinerja yang belumsesuai harapan, dengan diindikasikan oleh pencapaian skor PPH yang dinilaimasih rendah dan fluktuatif. Di sisi lain ada ketersediaan lahan pekarangan yangcukup luas dan sumber daya hayati yang melimpah, yang dinilai sebagai peluanguntuk mengatasi persoalan di atas. Ketahanan pangan keluarga dapatditingkatkan melalui rumah pekarangan pangan. Prinsip KRPL yaitu dibangundari kumpulan rumahtangga yang mampu mewujudkan kemandirian panganmelalui pemanfaatan pekarangan, dapat melakukan upaya diversifikasi panganberbasis sumber daya lokal dan sekaligus pelestarian tanaman pangan untuk masadepan, serta tercapai pula peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat.

Secara umum tujuan penelitian ini adalah merumuskan konsep perbaikanprogram pengembangan M-KRPL dari aspek teknis maupun kelembagaan. Secaraspesifik tujuan penelitian ini adalah : Mengevaluasi konsepsi kebijakan danprogram pengembangan M-KRPL; Mengevaluasi implementasi Program M-KRPLdan dampaknya terhadap peningkatan produksi pangan di kawasan program;Mengevaluasi dampak penerapan M-KRPL terhadap pola konsumsi pangan danpola pangan harapan (PPH); Menganalisis prospek dan keberlanjutan programpengembangan M-KRPL. Penelitian dilakukan pada lokasi program yang sudahrelatif berjalan, dan karena program ini baru diluncurkan tahun 2011 maka pilihanlokasi program yang relatif telah berjalan tidaklah terlalu banyak sehinggadilakukan secara purposive. Adapun lokasi penelitian yang dipilih berada pada tigaprovinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini antaralain adalah: (1).Konsep program M-KRPL (Badan Litbang Pertanian) perlu disempurnakan ,antara lain terkait dengan waktu pelaksanaan, organisasi pelaksana, dankelembagaan di tingkat penerima program. Pedum juga belum dilengkapi denganjuklak/juknis/petunjuk operasional; (2). Dampak penerapan M-KRPL telah dapatmengurangi pengeluaran untuk konsumsi pangan, dan pengurangan pengeluarankelompok pangan serta dampak terhadap pengembangan ekonomi produktif diperdesaan masih sangat terbatas; (3). Hasil evaluasi kinerja terhadap pelaksanaan

Page 63: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 52

Program M-KRPL menunjukkan bahwa keseluruhan tahapan pengembangan M-KRPL kurang dilakukan melalui proses sosial yang matang; (4). Prospekpengembangan M-KRPL/KRPL secara umum memiliki prospek yang baik jikapola yang dikembangkan dapat terintegratif melibatkan beberapa kelembagaandan dikembangkan secara terpadu dari hulu ke hilir.

B. Hasil Penelitian dengan Sumber Dana dari Kementerian Riset danTeknologi (Ristek) TA. 2012

5.20. Analisis Permintaan, Penawaran dan Kebijakan PengembanganKomoditas Tanaman Pangan Utama dalam Program MP3EI di KoridorSulawesi (Dr. Adang Agustian)

Untuk mendorong kinerja perekonomian nasional, maka pemerintah sejaktahun 2011 meluncurkan Master Plan Percepatan dan Perluasan PembangunanEkonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025. Sektor pertanian pangan menjadi salahsatu fokus dari delapan program utama pengembangan, dan pertanian panganmenjadi salah satu kegiatan ekonomi utama yang dikembangkan dari 22 kegiatanekonomi utama.

Permintaan komoditas tanaman pangan utama secara umum di ProvinsiSulawesi Selatan (Koridor Sulawesi) dipengaruhi oleh harga komoditas panganyang bersangkutan, harga komoditas pesaingnya, jumlah populasi/penduduk danpendapatan per kapita. Pada komoditas beras, peubah jumlah penduduk danpendapatan per kapita merupakan dua faktor yang signifikan berpengaruhterhadap permintaan. Sementara pada komoditas jagung, selain peubah jumlahpenduduk/ populasi serta pendapatan per kapita, peubah harga beras dan lagpermintaan jagung tahun sebelumnya juga berpengaruh terhadap permintaanjagung. Untuk komoditas kedelai, hanya peubah jumlah penduduk dan lagpermintaan kedelai tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadappermintaan kedelai.

Penawaran komoditas tanaman pangan utama di Koridor Sulawesi secaraumum dipengaruhi oleh situasi produksi tanaman pangan utama, stock, impor danlainnya (tercecer dan kebutuhan untuk penggunaan lainnya). Secara rata-rata(1985-2011), untuk komoditas beras tampaknya supply beras masih berada diataspermintaannya, dengan selisih supply dan permintaan rata-rata sekitar 1,34 jutaton. Untuk komoditas jagung, pada periode 1985-2011 tampaknya supplynya jugamasih berada diatas permintaannya, dengan supply dan permintaan rata-ratasekitar 243,98 ribu ton. Sementara untuk komoditas kedelai, pada periode yangsama tampaknya supplynya sedikit berada diatas permintaannya dengan selisihsupply dan permintaan rata-rata sekitar 587 ton

Untuk impor, dari ketiga komoditas pangan utama, hanya komoditasberas saja yang memiliki aktivitas impor dalam kurun waktu 1985-2011. Dengandemikian, suplai komoditas sangat ditentukan oleh produksi komoditas diwilayah yang bersangkutan. Produksi merupakan perkalian antara luas areal

Page 64: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

53 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

dengan produktivitas. Impor beras dipengaruhi secara signifikan oleh hargaparitas impor beras tersebut.

Secara umum, peubah yang diduga memengaruhi harga komoditaspangan utama, yaitu nilai tukar, permintaan komoditas pangan tersebut, suplaikomoditas pangan tersebut dan lag harga tahun sebelumnya komoditas pangantersebut. Khusus untuk komoditas beras, peubah impor beras juga mempengaruhiharga komoditas beras. Pada fungsi harga beras dan jagung, seluruh peubah yangtelah disebutkan sebelumnya memiliki pengaruh signifikan terhadap harga berasdan jagung di Provinsi Sulawesi Selatan. Sementara untuk fungsi harga kedelai,hanya peubah nilai tukar dan lag harga tahun sebelumnya yang berpengaruhterhadap harga komoditas kedelai.

Di Provinsi Sulawesi Selatan, program dan kebijakan yang telah ada diwilayah ini didorong untuk mendukung pelaksanaan Program MP3EI yang telahdicanangkan oleh Pemerintah Pusat. Program MP3EI merupakan media untukmendorong dan mempercepat program-program yang sudah ada/dilaksanakan diProvinsi Sulawesi Selatan. Sejalan dengan isu strategis mendukung sasarannasional (RPJMN), secara khusus Pemda Tingkat I Sulawesi Selatan mengusulkaninvestasi yang berkaitan erat secara langsung dengan Program MP3EI KoridorEkonomi Sulawesi Selatan. Investasi yang diusulkan tersebut tidak terlepas darikebutuhan input yang dibutuhkan dalam rangka mendukung sasaran nasional(RPJMN).

Pada Provinsi Gorontalo, terkait dengan rencana kegiatan MP3EI tingkatprovinsi. Pemerintah daerah telah menyiapkan langkah-langkah untukmeningkatkan produksi pangan di provinsi ini. Ketersediaan lahan untukmeningkatkan produksi padi sulit ditingkatkan, kecuali dengan mengintensifkanirigasi, penggunaan benih unggul dan penggunaan pupuk secara memadai. SL-PTT merupakan program utama untuk meningkatkan produksi padi, jagung, dankedelai. Ketepatan waktu dan kualitas bantuan sarana produksi masih merupakankendala pelaksanaan SL-PTT. Disamping itu petani mengalami kendala modaluntuk membeli benih unggul, pupuk, dan pengadaan pompa untuk irigasi padipada musim kemarau. Banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musimkemarau juga merupakan kendala pelaksanaan SL-PTT. Pemasaran padi danjagung cukup lancar, tetapi pemasaran kedelai belum memberikan insentif bagipetani untuk meningkatkan luas tanam kedelai. Peningkatan produksi padi diGorontalo dapat ditempuh melalui intensifikasi, yaitu penggunaan benih unggul,penggunaan pupuk secara memadai, dan irigasi yang memadai pada musimkemarau. Bantuan modal untuk membeli sarana poduksi dan pengadaan pompaair menjadi sangat penting. Peningkatan jagung bisa ditempuh melaluiintensifikasi, yaitu penggunaan benih bermutu, serta pengolahan lahan danpemupukan yang memadai. Ekstensifikasi bisa dilakukan dengan memanfaatkanlahan kering yang masih potensial tetapi belum digarap secara optimal.

Implikasi kebijakan penelitian ini adalah (1) Sejalan dengan upayapeningkatan produksi tanaman pangan, pelaksanaan pembangunan tanaman

Page 65: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 54

pangan di Sulawesi Selatan dilakukan melalui empat (4) strategi utama sebagaiberikut: (a) Peningkatan Produktivitas; (b) Perluasan areal Tanam; (c) PengamananProduksi; dan (d) Penguatan Kelembagaan; (2) Sebaiknya petani didorongmengajukan kredit program, agar bisa terbantu dalam pembelian sarana produksisecara lengkap dan berkualitas. Pemerintah Provinsi beserta PemerintahKota/Kabupaten di Provinsi Gorontalo harus menggalakkan kredit program agarpetani mampu menerapkan teknologi anjuran guna meningkatkan produktivitastanaman pangan; (3) Dalam rangka mensukseskan MP3EI untuk mendorongpercepatan pembangunan ekonomi koridor Sulawesi melalui subsektor tanamanpangan padi, jagung dan kedelai, maka diperlukan investasi dan manajemen yangcukup memadai; (4) Investasi yang dibutuhkan terutama untuk membanguninfrastruktur yang diperlukan, terutama perbaikan jaringan irigasi, manajemenperbenihan, jalan usahatani dan alat mesin pertanian; (5) Kelembagaan kelompoktani yang selama ini peranan sudah cukup baik perlu dikembangkanpemberdayaannya tidak hanya di on farm, tetapi juga diarahkan kepada aspekpemasaran, pengolahan pasca panen, manajemen produksi termasuk antisipasiperubahan iklim; (6) Dalam mensukseskan MP3EI diperlukan keseriusan dankonsistensi pengelolaan semua kegiatan, baik yang terkait dengan aspek input(benih, pupuk, air irigasi, jalan usahatani), aspek produksi (pendampingan,penyuluhan, penanganan hama dan penyakit, motivator) dan aspek pascaproduksi (pemasaran, harga, pengolahan).

5.21. Proyeksi Kinerja Pembangunan Pertanian Jangka Panjang: 2012-2035dalam Mendukung Pengembangan MP3EI di Koridor Sumatera (Dr. ReniKustiari)

Pembangunan pertanian merupakan salah satu bagian integral daripembangunan nasional. Meskipun peran relatif sektor pertanian terhadapperekonomian nasional cenderung terus menurun, namun dinamika yang terjadidi perekonomian Indonesia ditopang oleh sektor pertanian dan intervensipemerintah terhadap kebijakan makro ekonomi yang menyangkut sektorpertanian masih cukup kuat. Pertumbuhan rata-rata PDB sektor pertanian dalamperiode tahun 2000-2010 mencapai 3,2 persen, namun kontribusinya terhadapekonomi nasional secara keseluruhan menurun dari 19,0 persen pada 1990 menjadihanya 15 persen pada 2010. Di sisi lain, sektor pertanian masih diharapkan dapatmenjadi katup pengaman bagi penyediaan kesempatan kerja. Pada 1990 sektorpertanian menyerap sekitar 56 persen dari total tenaga kerja dan turun menjadi 38persen pada 2010. Implikasi dari kebijakan seperti ini akan mempengaruhiefisiensi sektor pertanian dan memperlambat peningkatan produktifitas pertaniandan pada akhirnya akan melemahkan daya saing produk pertanian. Pembangunanpertanian dapat didefinisikan sebagai suatu proses perubahan sosial yangimplementasinya tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan status dankesejahteraan petani saja, tetapi juga untuk mengembangkan potensi sumberdayamanusia baik secara ekonomi, sosial, politik, budaya, lingkungan, maupun melaluiperbaikan, pertumbuhan dan perubahan. Sejalan dengan hal itu indikasi

Page 66: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

55 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

keberhasilan pembangunan suatu negara atau wilayah yang banyak digunakanadalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi diukur dari tingkatpertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) untuk lingkup nasional dan ProdukDomestik Regional Bruto (PDRB) untuk lingkup wilayah. Selain dipengaruhifaktor internal, pertumbuhan ekonomi suatu negara juga dipengaruhi faktoreksternal, terutama setelah era ekonomi yang semakin mengglobal. Secara internal,tiga komponen utama yang menentukan pertumbuhan ekonomi tersebut adalahpemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Ketiga komponen tersebut sebaiknyaberkedudukan sejajar dalam mengelola sumberdaya ekonomi, politik, hukum,sosial dan budaya.

Pada era globalisasi seperti saat ini dinamika perekonomian nasionalsangat dipengaruhi oleh perekonomian regional dan internasional. Oleh karenaitu, pembangunan pertanian memerlukan penyempurnaan dan perbaikan darikegiatan pembangunan sebelumnya menyesuaikan dinamika perubahanlingkungan strategis yang selalu berubah. Hal ini menjadi penting karena kinerjapembangunan pertanian tidak akan terlepas dari lingkungan strategis yangmelingkupinya, baik lingkungan strategis internasional, regional, nasionalmaupun wilayah/daerah. Dengan demikian untuk dapat merumuskan arahpembangunan pertanian ke depan secara baik, maka pemahaman yang seksamaatas dinamika lingkungan strategis serta proyeksi pembangunan pertaniantersebut perlu dilakukan. Untuk mendukung pembangunan ekonomi Indonesia,pemerintah membuat Masterplan Percepatan dan Perluasan PembangunanEkonomi Indonesia (MP3EI). MP3EI ditetapkan oleh Peraturan Presiden RI No. 32Tahun 2011. MP3EI menjadi acuan untuk menetapkan kebijakan sektoral bagimenteri dan pimpinan lembaga non kementerian di masing-masing bidang danacuan untuk penyusunan kebijakan percepatan dan perluasan pembangunanekonomi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, MP3EI sebagai salah satupemicu dalam mempercepat pembangunan ekonomi nasional dalam kurun waktu15 tahun yang sesuai dengan rencana pemerintah dalam RPJMN tahun 2011-2025.Sementara bagi dunia usaha MP3EI merupakan acuan bagi dunia usaha untukberinvestasi dengan tujuan utama menghasilkan produk-produk yang mempunyainilai tambah (added value) dan membangun pusat-pusat produk unggulan di luarpulau Jawa. Strategi utama MP3EI adalah: (1) pengembangan koridor ekonomi, (2)konektifitas nasional (daerah) dan (3) pengembangan Iptek dan SDM. Untukmensukseskan MP3EI Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memintapemerintah untuk melakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) revisi UU agarterjamin kepastian hukum, (2) percepatan infrastruktur, (3) debirokrasi aparaturnegara, (4) reformasi pelaksanaan peraturan perpajakan, bea cukai dan tarif, (5)dukungan perbankan nasional (Perpres 32 Tahun 2011). Program MP3EI terdiridari 22 kegiatan utama, di mana 15 kegiatan di antaranya merupakan bidangusaha industri, yaitu: Pengembangan Klaster Industri Kelapa Sawit, Karet, BatuBara, Nikel, Tembaga, Minyak dan Gas, Makanan Minuman, Kakao, Tekstil, MesinPeralatan Transportasi, Perkapalan, Baja, Aluminium, Telematika, dan Alutsista.Program dan kegiatan tersebut difokuskan pada 6 koridor ekonomi yang telah

Page 67: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 56

ditetapkan. Keenam koridor tersebut terdiri dari: 1) Koridor Sumatera, 2) KoridorJawa, 3) Koridor Kalimantan, 4) Koridor Sulawesi, 5) Koridor Bali – NusaTenggara, dan 6) Koridor Papua – Kepulauan Maluku. Masing-masing koridorekonomi memiliki fokus kegiatan utama yang akan dikembangkan. Untuk koridorekonomi Sumatera, kegiatan ekonomi yang akan dikembangkan akan difokuskanpada kelapa sawit, karet, batu bara, besi baja, dan perkapalan. Berdasarkanketentuan dalam MP3EI, Kementerian Pertanian akan fokus pada pengembangankelapa sawit dan karet di koridor Sumatera,. Sedangkan untuk Koridor EkonomiJawa sebagai Sentra Pengembangan Industri Makanan/Pangan difokuskan padapengembangan industri makanan/pangan melalui penumbuhan industri dipedesaan yang mengolah produk-produk pertanian menjadi produk olahanmakanan. Pada koridor Sumatera, Kementerian Pertanian telah membangunkawasan sentra produksi padi, jagung dan kakao berdasarkan potensi agro-ekosistem dan memfasilitasi kegiatan penyediaan infrastruktur, perbenihanmaupun pemberdayaan petani. Pada Koridor Ekonomi Bali-NTB-NTTKementerian Pertanian akan mengembangkan koridor ini sebagai sentra produksijagung, kedelai dan ternak. Pada tahun 2011 telah dialokasikan anggaran di Bali,NTB dan NTT untuk mendukung pengembangan jagung, kedelai dan ternak.Adapun untuk koridor Ekonomi Papua, Kementerian Pertanian akanmengembangkan Koridor Ekonomi ini sebagai sentra produksi pangan,perkebunan dan peternakan.

Hasil proyeksi kinerja pembangunan pertanian jangka panjang diharapkanakan dapat menjadi bahan dalam mencari peluang yang perlu dirumuskan dalamdinamika lingkungan strategis untuk mempertajam tujuan dan sasaranpembangunan pertanian antara lain dengan mengevaluasi kembali kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan. Disamping itu searah dengan dinamikalingkungan strategis, maka penajaman arah dan pengelompokan kebijakan yangmemperhatikan pasar dan lingkungan sumberdaya spesifik lokalita. Hal inidisebabkan kedua potensi tersebut akan sangat menentukan keuntungankomparatif dan kompetitif dari komoditas pertanian Indonesia.

Page 68: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

57 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

VI. PENDAYAGUNAAN HASIL DAN KERJASAMAPENELITIAN

6.1. Publikasi Hasil – Hasil Penelitian

Sebagai lembaga penelitian sosial ekonomi dan analisis kebijakanpertanian, PSE-KP berkewajiban untuk mempublikasikan hasil kegiatan penelitiandan analisisnya kepada publik atau pengguna. Publikasi dinilai sangat efektifdalam penyebarluasan hasil penelitian karena dapat mencapai sasaran secara luasdan memungkinkan untuk dibaca dan ditelaah secara berulang-ulang. Kegiatanpublikasi hasil penelitian dan analisis sosial ekonomi pertanian merupakanaktifitas rutin setiap tahun. Pada tahun anggaran 2012 PSE-KP telah menerbitkantujuh jenis publikasi, sebagai berikut:

(1) Jurnal Agro Ekonomi

Jurnal Agro Ekonomi (JAE) terbit dua kali setahun dan dicetak masing-masing 500 eksemplar untuk setiap nomor terbitan. JAE merupakan publikasiilmiah yang memuat hasil penelitian primer sosial ekonomi pertanian. PenerbitanJAE dimaksudkan sebagai media untuk meningkatkan pengetahuan danketerampilan profesional para ahli sosial ekonomi pertanian dan sarana untukmemperoleh informasi bagi pengambil kebijakan, pelaku dan pemerhatipembangunan pertanian dan pedesaan. Tabel 11 menyajikan judul-judul danpenulis naskah JAE Volume 29, Nomor 2 tahun 2011 dan JAE Volume 30, Nomor 1tahun 2012, yang diterbitkan oleh PSE-KP pada tahun 2012.

Tabel 11. Judul dan Penulis Naskah JAE Tahun 2012

Judul Penulis

JAE Vol. 29 No. 2, 2011

Penetapan Luas Lahan Optimum Usahatani Padisawah Mendukung Kemandirian PanganBerkelanjutan di Nusa Tenggara Barat

Impact of Infrastructure and Government Supporton Corn Production in Indonesia: A Case onIntegrated Crop Managemen Farmer Field School

Penguatan Aspek Kelembagaan ProgramRevitalisasi Perkebunan Peremajaan PerkebunanKelapa Sawit Plasma

Kelembagaan Pemasaran Kakao Biji di TingkatPetani Kabupaten Parigi Moutong ProvinsiSulawesi Tengah

Nazam M, S. Sabiham, B. Pramudya,Widiatmaka, dan I Wayan Rusatra

I Ketut Kariyasa

Andriati dan I Gusti Putu Wigena

Sisfahyuni, M.S. Saleh, danM.R. Yantu

Page 69: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 58

Judul PenulisAplikasi Teori Permainan pada Perencanaan PolaKerja Sama yang adil dalam Pengelolaan Irigasi diTingkat Petani

Bambang Juanda dan Luh Putu Suciati

JAE Vol. 30 No.1, 2012

ConjecturingProduction Imports andConsumption of Horticulture in Indonesia in 2050:A GAMS Simulations Through Changing in YieldsInduced by Climate Change

Peningkatan kinerja Petani Sekitar Hutan dalamPenerapan sistem Agroforestri di PegununganKendeng Pati

Analisis Pengaruh Faktor Ketersediaan, akses, danPenyerapan Pangan terhadap Ketahanan Pangandi Kabupaten Surplus Pangan Pendekatan PartialLeast Square Path Modelling

Prediksi Adopsi Teknologi dalam Budidaya Padidi Desa Sukoharjo dan Wonokerto KecamatanSekampun Lampung Timur

Analisis Daya Saing Manggis Indonesia di PasarDunia (Studi Kasus di Sumatera Barat)

Budiman Hutabarat, Adi Setiyanto,and Tomothy B. Sulser

Sumarlan, Sumardjo, PrabowoTjitropranoto, Darwis S. Gani

Akhmad Mun’im

Muhammad Ibnu dan BudimanHutabarat

Reni Kustiari, Helena J. Purba danHermanto

Keterangan : JAE Vol 30 No. 2, 2012 belum terbit karena belum tersedia naskahyang sesuai dengan standar JAE

(2) Forum Penelitian Agro Ekonomi

Forum Penelitian Agro Ekonomi (FAE) terbit dua kali setahun dan dicetaksebanyak 500 eksemplar untuk setiap nomor terbitan. FAE merupakan publikasiilmiah yang memuat critical review hasil penelitian sosial ekonomi pertanian danjuga menampung naskah-naskah yang berupa gagasan-gagasan ataupun konsepsi-konsepsi orisinal dalam bidang sosial dan ekonomi pertanian. Tabel 12 menyajikanjudul-judul dan penulis naskah FAE Volume 30, Nomor 1, dan Nomor 2, 2012yang diterbitkan oleh PSE-KP pada tahun 2012.

(3) Analisis Kebijakan Pertanian

Analisis Kebijakan Pertanian (AKP) terbit empat kali dalam setahun dandicetak masing-masing 500 eksemplar untuk setiap nomor terbitan. AKP adalahmedia ilmiah yang memuat isu aktual kebijakan pertanian dalam bentuk gagasan,dialog dan polemik. Judul-judul dan penulis naskah AKP Volume 10, Nomor 1(Maret), 2 (Juni), 3 (September), dan 4 (Desember) yang diterbitkan oleh PSE-KPpada tahun 2012 disajikan pada Tabel 13.

Page 70: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

59 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Tabel 12. Judul dan Penulis Naskah FAE Tahun 2012

Judul Penulis

FAE Vol. 30 No.1, 2012

The Role of Post Harvest Handling on RiceQuality inIndonesia

Potensi dan Prospek Pemanfaatan Lahan Pekaranganuntuk Mendukung Ketahanan Pangan

Pembangunan Pertanian pada Era Otonomi Daerah:Kebijakan dan Implementasi

Perspektif Global Penelitian untuk PembangunanAntisipasi Lingkungan Strategis dan Agenda Researchand Development Pertanian

Pengembangan Perbenihan Sapi Potong dan Perannyadalam Pencapaian Swasembada Daging Sapi

Dewa Ketut SadraSwastika

Ashari, Saptana, dan TriBastuti Purwantini

Henny Mayrowani

I Wayan Rusastra

Bambang Sayaka

FAE. Vol 30 No.2, 2012

Strategi Peningkatan Kapasitas Adaptif PetaniTanaman Pangan Menghadapi Perubahan Iklim

Pengembangan Pertanian Organik di Indonesia

Konsep Efisiensi Usahatani Pangan dan Implikasinyabagi Peningkatan Produktivitas

Pengorganisasian Personal dan Gejolak IndividualisasiOrganisasi sebagai Karakter Utama PengorganisasianDiri Petani di Indonesia

Kinerja dan Prospek Pengembangan Bahan BakarNabati di Indonesia

Sumaryanto

Henny Mayrowani

Saptana

Syahyuti

M. Maulana dan MiftahulAzis

Tabel 13. Judul dan Penulis Naskah AKP Tahun 2012

Judul Penulis

AKP Vol. 10 No.1, Maret 2012

Transdiciplinary Approach to Making ScienceBased Transgenic Products Policy Recomendations

Luas Lahan Usahatani dan Kesejahteraan Petani:eksistensi Petani Gurem dan Urgensi KebijakanReforma Agraria

Agus Pakpahan

Sri Hery Susilowati danM. Maulana

Page 71: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 60

Efektivitas Kebijakan Perbenihan Kentang

Kebijakan Harga Output dan Input untukMeningkatkan Produksi Jagung

Kinerja dan Prospek Pengembangan Agroindustridalam Perspektif Pembangunan Pertanian Nasional

Cuplikan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43Tahun 2011 tentang Tata Hubungan Kerja AntarKelembagaan Teknis, Penelitian danPengembangan, dan Penyuluhan Pertanian dalamMendukung Peningkatan Produksi Beras Nasional

Bambang Sayaka, SahatM. Pasaribu dan JuniHestina

Adang Agustian, SriHartoyo, Kuntjoro danMade Oka Adnyana

Maesti Mardiharini danErizal Jamal

Suplemen

AKP. Vol. 10 No.2, Juni 2012

Urgensi Pembentukan Bank Pertanian Indonesia

Kelemahan Konsep dan Pendekatan dalamPengembangan Organisasi Petani: Analisis Kritisterhadap Permentan No. 273 Tahun 2007

Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis: TerobosanPenguatan Kelembagaan dan Pembiayaan Pertaniandi Perdesaan

Gerakan Kemandirian Pangan melalui ProgramDesa Mandiri Pangan: Analisis Kinerja dan Kendala

Dinamika Program Swasembada Daging Sapi:Reorientasi Konsepsi dan Implementasi

Cuplikan Salinan Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia Nomor 30 Tahun 2012 tentangPembiayaan Perlindungan Lahan Pertanian PanganBerkelanjutan

Lukman Adam

Syahyuti

Hari Hermawan danHarmi Andrianyta

Valeriana Darwis

Ashari, Nyak Ilham danSri Nuryanti

Suplemen

AKP Vol. 10 No. 3, 2012

Prospek Implementasi Kebijakan Harga PembelianPemerintah (HPP) Gabah dan Beras di Indonesia

Masa Depan Pertanian-Perdesaan di Bali dalamPerspektif Perencanaan Pembangunan Daerah

Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) diKabupaten Pacitan: Analisis Dampak dan Antisipasike Depan

Kebijakan Pengembangan Pertanian KotaBerkelanjutan: Studi Kasus di DKI Jakarta

M. Maulana

Tri Pranadji dan Rita NurSuhaeti

Tri Bastuti Purwantini,Saptana dan SriSuharyono

Sostenis Sampeliling,Santun R.P. Sitorus, SitiNurisyah dan BambangPramudya

Page 72: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

61 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Memperkuat Ketahanan Pangan melaluiPengurangan Pemborosan Pangan

Cuplikan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 60Tahun 2012 tentang Rekomendasi Impor ProdukHortikultura

Ketut Kariyasa danAchmad Suryana

Supplemen

AKP Vol. 10 No. 4, 2012

Dukungan Inovasi Spesifik Lokasi terhadapInkubator Teknologi Mendukung PengembanganEkonomi Lokal

Program Sekolah Lapang Pengelolaan TanamanTerpadu (SL-PTT) Padi: Kinerja dan AntisipasiKebijakan Mendukung Swasembada PanganBerkelanjutan

Teknologi Panen dan Pasca Panen Padi: KendalaAdopsi dan Kebijakan Strategis Pengembangan

Pola Pengembangan Kelembagaan UPJA untukMenunjang Sistem Usahatani Padi yang BerdayaSaing

Dinamika Pemasaran Produk Ternak Sapi Potong diIndonesia Timur

Cuplikan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19Tahun 2012 tentang Persyaratan Mutu Benih, BibitTernak, dan Sumber Daya Genetik Hewan

Yovita anggita Dewi

Tjetjep Nurasa danHerman Supriyadi

Dewa Ketut SadraSwastika

Henny Mayrowani danTri Pranadji

Helena J. Purba danPrajogo U. Hadi

Suplemen

(4) Naskah Tematik

Naskah Tematik adalah media cetak yang memuat tulisan ilmiah penelitiPSE-KP mengenai topik yang sesuai dengan kepakaran dan spesialisasi penelitiatau terkait dengan topik yang sedang menjadi isu menarik. Judul-judul danpenulis naskah Tematik yang diterbitkan oleh PSE-KP pada tahun 2012 disajikanpada Tabel 14.

Tabel 14. Judul dan Penulis Naskah Tematik yang Terbit Tahun 2012

No. Judul Naskah Penulis

1. Membumikan Iptek Pertanian Sumarno, Tjeppy D. Soedjana, KediSuradisastra

2. Bunga Rampai Rantai PasokKomoditas Pertanian Indonesia

Erna Maria Lokollo

3. 35 Tahun PSE-KP Berkarya untukPetani

Syahyuti, Ashari, Nur K. Agustin,Sri Nuryanti dan Ahmad Makky Ar-Rozy

Page 73: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 62

(5) Prosiding

Prosiding merupakan publikasi yang diterbitkan secara tidak berkala.Prosiding berisi karya tulis, yang pernah diseminarkan pada seminar nasional danseminar khusus yang dilaksanakan oleh PSE-KP. Tahun 2012 PSE-KP menerbitkansatu prosiding. Judul-judul makalah dalam Prosiding disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Judul dan Penulis Naskah Prosiding Seminar Nasional ” Petani danPembangunan Pertanian” Tahun 2012

No. Judul Penulis

1.

2.

3.

4.

Makalah Utama

Tata Perdagangan Dunia dan Upaya IndonesiaMemacu Ekspor Hasil Pertanian

Memposisikan Secara Tepat PembangunanPertanian dalam Perspektif PembangunanNasional

Aplikasi Ekonomi Institusi dalam PeningkatanKesejahteraan Petani

Modernisasi Pertanian dan Perdesaan diIndonesia: Perspektif Sosiologi-Kritis

Erwidodo dan DennyWahyudi

Arief Daryanto

Agus Pakpahan

Arya Hadi Darmawan

A.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Makalah Penunjang

Peran Teknologi Pertanian

Analisis Nilai Tambah dan Imbalan Jasa FaktorProduksi Pengolahan Hasil Pertanian

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi PenyebabTidak Tuntasnya Penerapan Inovasi Teknologioleh Petani Tanaman Pangan di KalimantanTengah

Analisis Respon Permintaan Benih PadiBersertifikat pada Musim Kemarau 2009 diSumatera Selatan

Usahatani Kedelai Peserta SL-PTT berdasarkanAgroekosistem Lahan Kering, Lahan SawahIrigasi dan Lahan Sawah Tadah Hujan

Analisis Keragaan Usahatani dan OpportunityCost Emisi CO2 Pertanian Lahan GambutKabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat

Duck Farming Alternatives in Teras Village,Serang Regency

Reni Kustiari

Rachmadi Ramli

Viktor Siagian

Tjetjep Nurasa

Herman, FahmuddinAgus, IGM Subiksa,Eleonora Runtunuwu danIrsal Las

Tuti Susilowati

Page 74: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

63 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

No. Judul Penulis7.

8.

9.

10.

11.

12.

Persepsi dan Minat Adopsi Petani terhadapVUB Padi Sawah Irigasi di Provinsi Bengkulu

Verifikasi Inovasi Teknologi Pupuk dan BahanOrganik Melalui Demplot PemupukanBerimbang pada Lahan Sawah dan LahanKering

Adaptasi Perubahan Iklim untukMempertahankan Produk Beras di Pulau Jawa

Dampak Pembangunan Irigasi terhadapKesejah-teraan Petani (Kasus di KabupatenDannuang, Kabupaten Bulukumba)

Keragaan Sapi Silangan Hasil Inseminasi BuatanMelalui Kerjasama Penggemukan Pola GaduhanInti Plasma

Prospek Pembangunan Pertanian pada LahanSawah Lebak dalam Usaha PeningkatanProduksi Beras di Sumatera

Dedi Sugandi dan UmiPudji Astuti

Irawan, I GM Subiksa danE. Husen

Irawan

Tri Bastuti Purwantini,Rudy Sunarja Rivai danErma Suryani

Vyta W. Hanifah,Soeharsono danK. Diwyanto

Ishak Juarsah

B.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Sosiologi dan Kelembagaan

Tantangan Pembangunan Pertanian:Kemiskinan pada Berbagai Ekosistem

Persepsi Petani terhadap Pengelolaan LembagaKeuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) padaGapoktan Penerima Dana BLM-PUAP di KotaBengkulu

Keragaan Mobilitas Angkatan Kerja diPerdesaan Berbasis Agroekosistem LahanSawah Irigasi

Distribusi Tenaga Kerja Sektor Pertanian padaBerbagai Tipe Agroekosistem di PerdesaanPatanas

Upaya Mengatasi Black Campaign Kelapa Sawitdan Langkah Strategis ke Depan

Pola Kemitraan dalam Peningkatan EfisiensiPemasaran Kopi Rakyat (Studi Kasus diKabupaten Malang, Jawa Timur)

Pemberdayaan Petani Berbasis InformasiPertanian (Model Penyediaan InformasiPertanian dalam Pemberdayaan Petani Sayuran:Kasus Provinsi Jawa Barat)

Maman H. Karmana,Ivonne Ayesha dan SriHery Susilowati

Andi Ishak dan Umi PudjiAstuti

Sugiarto

Sugiarto

Bambang Dradjat

Ade Supriatna danBambang Dradjat

Mariati Tamba

Page 75: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 64

No. Judul Penulis8.

9.

10.

11.

Pemberdayaan Masyarakat (Petani) Perdesaandalam Perspektif Corporate Social Responsibility(CSR)

Meningkatkan Keswadayaan Peternak Sapi BaliMelalui Pemberdayaan Kelembagaan KandangKompleks untuk Mempercepat dan MenjaminKesinambungan Adopsi Teknologi PosyanduSapi Bali di Kabupaten Lombok Tengah

Prospek dan Tantangan Pengembangan JogjaSeed Center (JSC)

Pola Interaksi Anggota Gapoktan “Sugih Mukti”dalam Pelaksanaan Demfarm PTT Padi Sawahdi Desa Cibatu, Kecamatan Cikembar,Kabupaten Sukabumi (Suatu Kajian Sosiometri)

Iwan Setiajie Anugrah

Ketut Puspadi,Dahlanuddin dan LiaHadiawati

Budi Setyono dan HanoHanafi

Darojat Prawiranegara danIndra Bagus Raharjo

C.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Dinamika Usahatani

Analisis Usahatani Kentang Sembalun

Pendapatan Usahatani Ternak Sapi Perah PascaErupsi Merapi 2010 di Dusun BoyongHargobinangun, Sleman

Analisis Profitabilitas Usahatani Padi padaAgroekosistem Lahan Sawah Irigasi di Jawa danLuar Jawa Perdesaan Patanas

Analisis Kelayakan Usaha Peningkatan StokKarbon pada Lahan Kritis di KabupatenSanggau, Kalimantan Barat

Upaya Pengembangan Alternatif UsahataniBerbasis Pinang untuk Pembangunan PertanianBerkelanjutan di Sub-DAS Krueng Simpo,Provinsi Aceh

Dinamika Perkembangan Harga dan AnalisisDaya Saing Usahatani jagung di Provinsi JawaTimur

I Putu Cakra Putra A

Tri Joko Siswanto,Wiendarti I.W., danGunawan

Tjetjep Nurasa dan AdrengPurwoto

Herman, FahmuddinAgus, dan EleonoraRuntunuwu

Rini Fitri

Adang Agustian, SriHartoyo, Kuntjoro danMade Oka Adnyana

D.

1.

2.

Ekonomi Rumah Tangga

Sumber, Struktur dan Distribusi PendapatanRumah Tangga Petani Padi: Analisis DataPatanas 2010

Dinamika Indikator Kesejahteraan Petani diKabupaten Kubu Raya dan Sanggau ProvinsiKalimantan Barat

M. Maulana dan Supriyati

Rusli Burhansyah

Page 76: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

65 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

No. Judul Penulis3.

4.

Analisis Dinamika Konsumsi Pangan danKesejahteraan Rumah Tangga Petani Padi

Peran Bantuan Langsung Masyarakat MelaluiPUAP terhadap Struktur Pembiayaan danPendapatan Usahatani

Tri Bastuti Purwantini

Hari Hermawan danRachmat Hendayana

E.

1.

2.

3.

Lain-Lain

Manfaat dan Kendala Penggunaan Dana AlokasiKhusus Pertanian TA. 2009 di Kabupaten Tapin,Provinsi Kalimantan Selatan

Keragaan Pemanfaatan dan Sumber PinjamanUsahatani Padi Sawah

Dinamika Produksi Daging Sapi di WilayahSentra Usaha Sapi Potong di Indonesia

Valeriana Darwis

Valeriana Darwis dan M.Iqbal

Atin Priyanti, I GAPMahendra dan UkaKusnadi

(6) Agro-Socioeconomic Newsletter

Newsletter ini merupakan media berbahasa Inggris yang diterbitkanpertama kali tahun 2007. Frekuensi terbitan sebanyak 4 kali setiap tahun, masing-masing 850 eksemplar setiap terbit. Jumlah halaman tiap terbit adalah 8 halamanberwarna penuh (full colour).

Media ini diterbitkan dalam upaya memperluas jangkauan pembaca, baikuntuk berbagai mitra dan lembaga riset serta lembaga pemerintahan di dalamnegeri dan di luar negeri. Oleh karena itu, untuk setiap terbitan, media inidisebarkan ke berbagai lembaga pemerintah, kalangan perguruan tinggi, lembagariset lain, swasta, dan lain-lain. Untuk kalangan dari luar negeri, media inidisampaikan secara langsung kepada beberapa lembaga riset dan donor yangberkantor di Indonesia, serta melalui website (www.pse.litbang.deptan.go.id).

Sebagai newsletter, informasi yang disajikan merupakan informasi yangbersifat paling baru dan sedang hangat dibicarakan. Harapannya adalah agarpembaca dapat mengetahui informasi paling baru serta memperoleh respon darikalangan pembaca secara cepat pula.

Topik-topik utama yang selalu hadir dalam setiap terbitan yaitu: temuan-temuan penelitian yang menarik (research findings), tinjauan terhadap kebijakanpemerintah yang terbaru tentang pembangunan pertanian (recent policydevelopment), kegiatan penelitian di PSE-KP (research activities), serta berita seputarlembaga PSE-KP (ICASEPS news). Tabel 16 menyajikan daftar isi terbitanNewsletter PSE-KP selama tahun 2012.

Page 77: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 66

Tabel 16. Daftar Isi Terbitan Newsletter PSE-KP Tahun 2012

Volume, Nomor, bulan terbit dan Daftar Isi

Vol. 6 No. 1, Maret 2012

1. Accelerating Performance of the Beef Self-Sufficiency2. Rural Agribusiness Development Program Evaluation3. MP3EI for Better Agricultural Production Performance4. Research Activities5. Publications6. Global Forum for Food and Agriculture 20127. Strengthening Agricultural Statistics at ICASEPS8. Welcome9. Retire

Vol. 6 No. 2, Juni 2012

1. Improving Farmers’ Access to Capital in Marginal Land Areas2. Impacts of Climate Change on Seasonal Frood Insecurity3. Mapping the Households’ Social-Economic Aspects to Support the Sustainable Self-

Food Producing Area Model (M-KRPL)4. Corporation-Based Movement for Food Production Enhancement (GP3K)5. Research Collaboration Progress6. Publication7. Welcome Colleague8. Meeting of the G-20 Agriculture Vice Ministers/Deputies

Vol. 6 No. 3, September 2012

1. Requirements of Processed Agricultural Product Development in Dealing With TradeLiberalization

2. Food Diversification as a Model for Technology Innovation Dissemination3. Climate Change Adaptation in Agricultural Sector4. Research Collaboration Progress5. Publications6. International Seminar on Water Resource Development7. The 11th Asia Pasific Agriculture Forum8. Welcome

Vol. 6 No. 4, Desember 2012

1. Organic Fertilizer Processing Assessment2. Competitveness of Horticultural Products to Improve Indonesia’s Export Market3. Imports of Horticulture Products4. ASEAN Economic Community in 20155. Research Results6. Research Collaboration7. Publication8. National Seminar9. Workshop on Transforming Market for High Value Agricultural Commodities10. Visit of Bank of Agricultural Cooperatives (BAAC) Officials to ICASEPS11. Welcome

Page 78: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

67 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Daftar Judul Leaflet Tahun 2012

1. Pemanfaatan dan Pendayagunaan Lahan Terlantar menuju ImplementasiReforma Agraria

Pendistribusian Hasil Publikasi

Berbagai jenis publikasi yang telah dihasilkan PSE-KP disebarluaskan keberbagai instansi terkait seperti Staf Ahli Menteri, Sekjen, Ditjen dan BadanLingkup Deptan, Puslitbang, BPTP, Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi, AsosiasiSwasta, dan lain-lain. Pendistribusian dilakukan melalui paket pos, diantarlangsung untuk wilayah Jabodetabek, dan melalui tamu-tamu yang datang kePSE-KP dan memerlukan hasil publikasi tersebut.

Publikasi ilmiah PSE-KP dapat dihasilkan melalui kerjasama antarapenulis naskah dan Dewan Redaksi. Seleksi tulisan dilakukan oleh Dewan Redaksiuntuk terbitan JAE, FAE, dan AKP yang ditunjuk berdasarkan Surat KeputusanKepala Badan Litbang Pertanian (Tabel 17 dan Tabel 18).

Tabel 17. Distribusi Publikasi Ilmiah Tahun 2012

Jenis Publikasi Penerima Publikasi Jumlah(eks)

1. JAE Staf Ahli Menteri, Setjen, Dtjen dan Badan LingkupKementan, Puslitbang, BPTP, Perguruan Tinggi,Organisasi Profesi, Asosiasi Swasta, dan lain-lain

267

2. FAE Staf Ahli Menteri, Setjen, Dtjen dan Badan LingkupKementan, Puslitbang, BPTP, Perguruan Tinggi,Organisasi Profesi, Asosiasi Swasta, dan lain-lain

267

3. AKP Staf Ahli Menteri, Setjen, Dtjen dan Badan LingkupKementan, Puslitbang, BPTP, Perguruan Tinggi,Organisasi Profesi, Asosiasi Swasta, dan lain-lain

267

4. ProsidingSeminar

Staf Ahli Menteri, Setjen, Dtjen dan Badan LingkupKementan, Puslitbang, BPTP, Perguruan Tinggi,Organisasi Profesi, Asosiasi Swasta, dan lain-lain

267

5. Newsletter Staf Ahli Menteri, Setjen, Dtjen dan Badan LingkupKementan, Puslitbang, BPTP, Perguruan Tinggi,Organisasi Profesi, Asosiasi Swasta, dan lain-lain

267

6. Tematik Staf Ahli Menteri, Setjen, Dtjen dan Badan LingkupKementan, Puslitbang, BPTP, Perguruan Tinggi,Organisasi Profesi, Asosiasi Swasta, dan lain-lain

267

Page 79: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 68

Tabel 18. Susunan Dewan Redaksi JAE, FAE, AKP Tahun 2012

No. Keputusan Kepala BadanNomor Terbitan Nama Dewan Redaksi

1. 24/Kpts/OT.160/I/1/2010 JAE 1. Dr. Sumaryanto (Ketua)2. Prof. Dr. Budiman Hutabarat (Anggota)3. Prof. Dr. Dewa KS. Swastika (Anggota)4. Dr. Nyak Ilham (Anggota)5. Dr. Nunung Kusnadi (Anggota)

2. 34/Kpts/OT.160/I/1/2011 FAE 1. Dr. Muchjidin Rachmat (Ketua)2. Dr. Sri Hery Susilowati (Anggota)3. Prof. Dr. Erizal Jamal (Anggota)4. Dr. Bambang Sayaka (Anggota)5. Ir. Adreng Purwoto, MS

3. 22/Kpts/OT.160/I/1/2010 AKP 1. Prof. Dr. I Wayan Rusastra (Ketua)2. Dr. Benny Rachman (Anggota)3. Dr. Tri Pranadji (Anggota)4. Dr. Edi Basuno (Anggota)5. Prajogo U. Hadi, SE., MEc (Anggota)

6.2 Komunikasi dan Dokumentasi Hasil Penelitian

Hasil-hasil penelitian Badan Litbang Pertanian (termasuk PSE-KP) baruakan memiliki makna dan manfaat setelah sampai kepada para stakeholder ataupengguna. Oleh karena itu kegiatan komunikasi (mulai dari pengolahan sampaipenyebarluasan hasil penelitian) memegang peranan sangat penting. Dalampenyelenggaraan komunikasi, perlu juga didukung dengan dokumentasi yangbaik. Kegiatan dokumentasi dapat berupa pengabadian suatu peristiwa/momenkegiatan komunikasi atau manajemen kearsipan bahan-bahan komunikasi.

Pada tahun Anggaran 2012 kegiatan komunikasi dan dokumentasipenelitian yang dilaksanakan PSE-KP, meliputi : (1) Seminar rutin, seminarproposal dan seminar hasil penelitian 2010, (2) Seminar Nasional 2012, (3)Partisipasi dalam pameran/ekspose inovasi teknologi; (4) Rapat Dewan Redaksi;(5) Pembuatan website; (6) Dokumentasi; dan (7) Penyebaran publikasi.

6.2.1. Seminar

Pada tahun 2012 PSE-KP telah menyelenggarakan berbagai seminar: yangdiantaranya adalah Seminar Rutin, Seminar Proposal, Seminar Hasil Penelitian,dan Seminar Nasional. Berbagai kegiatan seminar tersebut bertujuan untukmengkomunikasikan hasil penelitian yang telah dilakukan dan untukmendapatkan umpan balik atau masukan dari para stakeholder. Khusus Seminar

Page 80: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

69 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Rutin, selain bertujuan untuk mencari masukan dari stakeholder, juga dijadikansebagai ajang/media menumbuhkan “budaya ilmiah” di PSE-KP sebagai salahsatu lembaga penelitian. Tabel 19 menyajikan judul-judul makalah seminar rutindan pembicaranya.

Beberapa seminar tertentu melibatkan tim pembahas yang berasal dariluar PSE-KP, baik kalangan birokrat maupun akademisi. Tujuan seminar tersebutadalah untuk mendapatkan masukan dari pembahas dan peserta, sekaligussebagai media untuk mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian kepada stakeholder.Daftar judul makalah dan pembicara dalam seminar nasional yang dilakukan PSE-KP pada TA. 2012 dapat dilihat pada Tabel 20 dan 21.

Tabel 19. Judul Makalah dan Pembicara pada Seminar Rutin tahun 2012

No. Tanggal Judul Makalah Pembicara

1. 5 Januari 2012 Pancasila dalam Perspektif DinamikaIdeologi Multipolar

Dr. Tri Pranadji

2. 19 Januari 2012 Prospek Ketahanan Pangan Nasional dalamKonteks Politik Ekonomi Indonesia

Dr. AgusPakpahan

3. 1 Maret 2012 Current Condition of Indonesia’sAgricultural Sector and Projection to 2010

Dr. AmnonGolan

4. 7 Maret 2012 Trend dan Prospektif Pasokan dan HargaKaret Alam Global

Prof. Dr. DjokoSaid Damardjati

5. 21 Maret 2012 1. Quantifying Changes in Production andConsumption of Crops Indonesia DueTo Climate Change

2. Efektivitas Kebijakan PerbenihanKentang

1. Prof. Dr.BudimanHutabarat

2. Dr. BambangSayaka

6. 11 April 2012 1. Efisiensi Produksi dan Perilaku Petaniterhadap Risiko Produktivitas Cabai diProvinsi Jawa Tengah

2. Traktat Internasional Mengenai SumberDaya Genetik Tanaman untuk Pangandan Pertanian (ITPGRFA) danImplikasinya bagi Indonesia

1. Dr. Saptana

2. Dr. ErnaMaria Lokollo

7. 27 April 2012 Kebijakan Pembiayaan Ekspor dalamPengembangan Usaha Kecil dan Menengahdi Indonesia

Dr. Arifin IndraSulistiyanto danIr. Rita NurSuhaeti, MSi.

8. 19 Juni 2012 Focus Group Discussion II BidangKetersediaan dan Akses Pangan:1. Peningkatan Akses Pangan Bagi Warga

Miskin dan Kondisi Darurat2. Kebijakan Subsidi Bahan Pangan Pokok

Lokal untuk Masyarakat BerpendapatanRendah (PANGKIN)

3. Perkembangan Konsumsi Pangan Pokokdan Sumber Perolehan

1. Dr. AdangSetiana

2. Dr.Hermanto

3. Dr. HandewiP. Saliem

Page 81: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 70

No. Tanggal Judul Makalah Pembicara

4. Pengembangan Pangan Sehat denganPemanfaatan Bioteknologi

5. Uji Terbatas Golden Rice (Padi Emas) diIndonesia

4. Dr. Inez H.SlametLoedin danDr. Amy E.Nugroho

5. Dr. BuangAbdullah

9. 11 Juli 2012 Dari Subyek Land Reform hingga SurplusPopulation Sketsa Debat KebijakanMengenai Smallholders

MohamadShohibuddin,MSi.

10. 26 Juli 2012 Isu-isu Terbaru tentang Lahan danPertanian

Prof. Dr.Benyamin White

11. 4 Oktober 2012 Merumuskan Konsep dan StrategiLaboratorium Lapang Badan LitbangPertanian di Level Kabupaten

Ir. Syahyuti,MSi.

12. 8 November 2012 Modelling Farm Households MarketParticipation in the Presence of TransactionCosts

Dr. UpaliWickramasinghe

Tabel 20. Judul Makalah dan Pembicara pada Seminar Nasional Peringatan HariPangan Sedunia XXXII Tahun 2012

No. Judul Makalah Pembicara

1.

2.

3.

4.

5.

Peran Antar Sektor Dalam MendukungKemitraan Agroindustri MenujuKemandirian Pangan

Tujuh Strategi dan Program Aksi UntukMemecahkan Separuh PermasalahanBangsa,

Peningkatan Konsumsi Ikan DalamRangka Mewujudkan KetahananPangan

Membangun Kemitraan Agroindustri,Menuju Ketahanan dan KedaulatanPangan

Konsep dan PengalamanMengembangkan Pupuk Organik BagiPertanian Berkelanjutan MenujuKetahanan dan Kemandirian Pangan

Dr. Ir. Haryadi Himawan/DirekturBina Perhutanan Sosial, DitjenBPDASPS Kementerian Kehutanan

Ir. Andrizal, MM/Kasudit PromosiDalam Negeri, Ditjen Pengolahan danPemasaran Hasil Pertanian,Kementerian Pertanian

Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.Sc/SekretarisDitjen Pengolahan dan PemasaranHasil Perikanan, Kementerian Kelautandan Perikanan

Prof. Dr. Ir. Benyamin Lakitan/DeputiKelembagaan IPTEK KementerianRistek

Dr. Zaenal Soedjais Ak – / Dewan RisetNasional /Ketua Umum Dewan PupukNasional

Page 82: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

71 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

No. Judul Makalah Pembicara

6.

7.

Peran Strategis Penyediaan Benih/BibitUnggul Dalam Menunjang PercepatanPencapaian Kemandirian PanganNasional

Penguatan Sistem Pangan Lokal SebagaiJalan Mencapai Ketahanan danKemandirian Pangan

Ir. Hindrawati, M.Sc./SekretarisJenderal Masyarakat Perbenihan danPerbibitan Indonesia.

Said Abdullah/i LSM Koalisi RakyatUntuk Kedaulatan Pangan (KRKP)

Tabel 21. Judul Makalah dan Pembicara pada Seminar Nasional “Pemanfaatandan Pendayagunaan Lahan Terlantar menuju Implementasi ReformaAgraria”

No. Judul Makalah Pembicara

Makalah Utama

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Tanah Terlantar: Penertiban dan Pendayagunaannyauntuk Landreform

Pemanfaatan Tanah-tanah Terlantar dalam RangkaMeningkatkan Ketahanan Ekonomi Nasional

Reforma Agraria dan Kesejahteraan Petani:Rekapitulasi Hasil Penelitian 35 Tahun PSE-KP

Aspek Hukum Pendayagunaan Tanah Terlantar dalamRangka Mendukung Reforma Agraria

Perjalanan Reforma Agraria di Indonesia Kendala danKemungkinan Solusinya

Pemanfaatan Tanah Terlantar oleh Rakyat dalamRangka Reforma Agraria

Inovasi Teknologi Pertanian dalam PemanfaatanLahan Terlantar

Budi Mulyanto

Trijoko Mulyono

Handewi P. Saliem

Maria S. W.Sumardjono

Gunawan Wiradi

Iwan Nurdin

Haryono

Makalah Penunjang

A. Inovasi Teknologi Badan Litbang Pertanian

1.

2.

Penentuan Cona Agroekologi dan PerencanaanPenggunaan Lahan di Kabupaten BoyolaliMenggunakan Sistem AUTOZAE Version 1dalam Rangka untuk Menyusun ModelKetahanan Pangan Wilayah

Meningkatkan Pendapatan Petani di LahanLebak Dangkal dengan Penerapan Pola TanamPadi-Palawija

Bistok Simanjuntak

Aidi Noor

Page 83: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 72

No. Judul Makalah Pembicara3.

4.

Peranan Pembenah Tanah untuk PerbaikanKualitas Tanah, Peningkatan Produksi TanamanPangan dan Efisiensi Penggunaan Pupuk padaLahan Kering di Panjalu, Ciamis, Jawa Barat

Karakterisasi dan Evaluasi Kesesuaian LahanKering Masam untuk Peremajaan TanamanKelapa Sawit di Kebun Plasma Sei TapungProvinsi Riau

Ai Dariah

I Gusti Putu Wigena

B. Optimalisasi Pemanfaatan Lahan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Pemodelan Alternatif Keputusan Petani dalamPemanfaatan Lahan Pertanian untuk KetahananPangan Berkelanjutan

Pemanfaatan Lahan Bekas Galian Pasir denganHijauan Pakan Ternak (Studi Kasus di DesaCibeureum Wetan Kec. Cimalaka Kab.Sumedang

Potensi Lahan Kering Dalam dan Luar KawasanHutan untuk Peningkatan Produksi Pangan

Lahan Marginal untuk Pengembangan Kenaf(Hibiscus cannabinus L.) di Provinsi KalimantanTimur

Pemanfaatan Lahan Alang-alang yang Terlantaruntuk Peningkatan Produksi Tanaman PanganBerkelanjutan

Upaya Pengelolaan Lahan Tidur denganMemanfaatkan Sisa Air Hujan di Lahan KeringTimor Barat

Inventarisasi Potensi Sumber Daya Alam untukMendukung Pemanfaatan Lahan Sub Optimal:Studi Kasus di Singkawang, Kalimantan Barat

Potensi dan Kendala dalam Pengelolaan LahanSub Optimal Pasang Surut untuk PeningkatanKesejahteraan Petani di Sambas, KalimantanBarat

Optimalisasi Lahan Terlantar Sekitar PerbukitanTambang Kapur Gunungkidul melalui IntegrasiTanaman Ubikayu-Kambing

Pertanian Berkelanjutan di Lahan GambutMendukung Implementasi Pemanfaatan danPendayagunaan Lahan Marginal: Terlantar

Yudi L. A. Salampessy

Siti Lia Mulijanti

Komalawati

Tarbiyatul Munawaroh

Ishak Juarsah

B. Murdolelono

Edy Syafril Hayat

Dwi P. Widiastuti

Arlyna B. Pustika

Roosganda Elizabeth

Page 84: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

73 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

No. Judul Makalah Pembicara11. Pemanfaatan Lahan Kering pada Kawasan Areal

Hutan Tanaman Industri (HTI) Jati Muda untukBudidaya Padi Gogo

Widyantoro

C. Status Penguasaan Lahan dan Reforma Agraria

1.

2.

3.

4.

5.

Status Penguasaan Lahan dan Hubungannyadengan Produksi Padi di Provinsi Banten

Reforma Agraria dan Politik di Balik KancahPerebutan Penguasaan Lahan Terlantar diKawasan Hutan Negara

Strategi Pengembangan Konsolidasi LahanSawah di Jawa Barat

Dukungan Penguasaan dan Pengusahaan LahanUsaha Tani Padi di Kecamatan Rengasdengklokdan Karawang Barat Guna MewujudkanKetahanan Pangan

Konsistensi Peraturan Perundangan denganPenerapannya dalam Peraturan Daerah (Perda)Khususnya pada Lahan Pertanian PanganBerkelanjutan

Viktor Siagian

Lukas R. Wibowo

Trisna Subarna

Wasito

Chairul Muslim

D. Lain-lain

1.

2.

3.

Hubungan antara Kehilangan Hasil Padi padaLahan Sub Optimal dengan Pendapatan Petani diKalimantan Barat

Potret Petani Padi Rawa dan Non Rawa yangMemanfaatkan Kearifan Lokal Pertanian

Analisis Faktor-faktor yang MempengaruhiKeputusan Petani terhadap Adopsi KonservasiLahan Kering di Dataran Tinggi Iklim KeringPulau Timor, NTT

Jhon David Silalahi

Maria

Bernard de Rosari

Penyebaran hasil penelitian selain dilakukan melalui kegiatan seminar,PSE-KP juga mengkomunikasikan hasil-hasil penelitiannya melalui media audio.PSE-KP telah bekerjasama dengan Radio Pertanian Ciawi (RPC) Bogor. Siaranradio dilakukan secara rutin beberapa kali setahun pada pukul 16.00-17.30 WIBdengan metoda dialog interaktif. Materi dan Narasumber untuk siaran di RPCBogor dapat dilihat pada Tabel 22.

Pengelolaan Website

Untuk lebih memberikan pelayanan yang optimal dan membantupemerintah dalam merumuskan kebijakan melalui diskusi dengan publik, PSE-KP

Page 85: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 74

telah membangun situs atau Web Site sendiri dengan alamat:http://www.pse.litbang.deptan.go.id. Website ini telah on line dan dapat diaksesoleh seluruh masyarakat maupun stakeholders yang membutuhkan data daninformasi mengenai kegiatan PSE-KP selama 24 jam. Situs atau Website tersebutjuga menjadi sarana komunikasi hubungan kerja antara PSE-KP dengan institusilainnya, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Perkembangan jumlahpengunjung website PSE-KP selama tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 23. Datajumlah pengunjung website menurut topik yang diminati dapat dilihat pada Tabel24.

Tabel 22. Materi Dialog Interaktif dan Narasumber pada Acara Karedok (jam16.00-17.30 WIB) di Radio Pertanian Ciawi (RPC) Bogor , Tahun 2012

Tanggal Materi Narasumber

05-04-12

07-06-12

17-09-12

Reforma Agraria untuk PeningkatanKesejahteraan Petani

Upaya dan Strategi Pencapaian ProgramSwasembada Daging Sapi (PSDS) 2014

Memperkuat Kemitraan Usaha untukMeningkatkan Kesejahteraan Petani

Ir. Syahyuti, MSi.

Dr. Nyak Ilham

Dr. Saptana

Tabel 23. Jumlah Pengunjung Website PSE-KP Tahun 2012

Bulan JumlahPengunjung Jumlah Kunjungan Jumlah Halaman

yang Dikunjungi

Jan 2012 28455 46609 78479

Feb 2012 23884 40047 71234

Mar 2012 29208 50061 87732

Apr 2012 26919 45581 77898

May 2012 26828 46399 79429

Jun 2012 21156 36473 60967

Jul 2012 15138 28272 58811

Aug 2012 11056 17119 33621

Sep 2012 18250 29790 50468

Oct 2012 23817 42178 69652

Nov 2012 21872 37544 60992

Dec 2012 18600 32318 53287

Total 265183 452391 782570

Page 86: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

75 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Tabel 24. Frase Kata/Kata yang digunakan dalam pencarian Tahun 2012

No. Frase Kata Jumlah Kata Jumlah1. diversifikasi pangan 1598 pertanian 550332. ketahanan pangan nasional 1523 indonesia 328263. kebijakan pertanian 1078 kebijakan 266554. p2bn 978 pangan 258235. web 790 ekonomi 254096. penyuluhan pertanian 773 analisis 205607. proposal penelitian pertanian 763 jurnal 184728. avg 706 makalah 169529. ternak domba 694 sosial 1530010. modal sosial 628 pdf 1503611. liberalisasi perdagangan 553 pembangunan 1445512. analisa swot 548 petani 1206913. gapoktan 522 produksi 1165314. desa mandiri energi 484 harga 1138815. agroindustri 477 perdagangan 1134316. makalah asuransi 466 lahan 1100117. uu no 18 tahun 2009 445 usaha 1044718. kebijakan perdagangan internasional 441 penelitian 10395

19. PSE-KP 436 dampak 1003520. perdagangan internasional indonesia 427 masyarakat 9460

Tabel 25. Materi Website PSE-KP yang diakses Tahun 2012

No. Materi Jumlah1. JAE Vol. 22 No. 2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi, Konsumsi dan Harga Berasserta Inflasi Bahan Makanan

9966

2. Monograph No. 27Diversifikasi Konsumsi Pangan di Indonesia : Antara Harapan danKenyataan

9366

3. JAE Vol 27 No. 1Desain Model Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit Plasma BerkelanjutanBerbasis Pendekatan Sistem Dinamis (Studi Kasus Kebun Kelapa SawitPlasma PTP Nusantara V Sei Pagar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

5646

4. FAE Vol 24 No. 1Fenomena Anomali Iklim El Nino dan La Nina: Kecenderungan JangkaPanjang dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Pangan

5225

5. Analisis Kebijakan 2005Kebijakan ketahanan pangan nasional

5126

Page 87: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 76

No. Materi Jumlah6. Makalah Proposal 2010

Kajian Keterkaitan Produksi, Perdagangan Dan Konsumsi Ubi Jalar UntukMeningkatkan 30% Partisipasi Konsumsi Mendukung ProgramPenganekaragaman Pangan Dan Gizi

4424

7. AKP 3 1Strategi Percepatan Adopsi Dan Difusi Inovasi Pertanian MendukungPrima Tani

4422

8. AKP 7 3Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 TentangPeternakan Dan Kesehatan Hewan

4288

9. Makalah Penunjang Seminar Nasional 2009Prospek dan Kendala Pengembangan Agribisnis Ternak Kambing/Dombadi Indonesia

4091

10. AKP 2 4Perspektif Pengembangan Nilai-Nilai Sosial-Budaya Bangsa

4024

11. Prosiding Seminar nasional 2008Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah PendudukMiskin

3970

12. Makalah Penunjang Seminar Nasional 2007Fenomena Lembaga Keuangan Mikro Dalam Perspektif PembangunanEkonomi Pedesaan

3865

13. JAE 23 2Analisis Fungsi Keuntungan, Efisiensi Ekonomi Dan Kemungkinan SkemaKredit Bagi Pengembangan Skala Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat DiKelurahan Kebon Pedes, Kota Bogor

3675

14. AKP 2 1Sistem Transportasi Perdagangan Ternak Sapi Dan Implikasi Kebijakan DiIndonesia

3666

15. FAE 23 1Konversi Lahan Sawah : Potensi Dampak, Pola Pemanfaatannya, DanFaktor Determinan

3660

16. Jae Vol. 24 No. 1Analisis Kepuasan Pengunjung dan Pengembangan Fasilitas Wisata Agro(Studi Kasus di Kebun Wisata Pasirmukti, Bogor)

3656

17. FAE 29 1Perspektif Dan Peran Sosiologi Ekonomi Dalam Pembangunan EkonomiMasyarakat

3507

18. JAE 24 1Analisis Saling-Pengaruh Harga Kopi Indonesia Dan Dunia

3448

19. Makalah Proposal 2010Evaluasi Dampak Program Penanggulangan Kemiskinan Di SektorPertanian Di Tingkat Rumah Tangga Dan Wilayah Perdesaan

3360

20. Makalah Proposal 2010Optimalisasi Sumberdaya Pertanian Pada Agroekosistem Lahan Kering

3266

Page 88: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

77 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

6.3. Perpustakaan

Semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi membawadampak yang besar terhadap perkembangan perpustakaan, sehinggaperpustakaan harus mampu melaksanakan peran dan fungsinya sebagai penyediakoleksi dan informasi yang semakin baik. Koleksi dan informasi yang disediakantersebut disesuaikan dengan lembaga induknya.

Agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya, selain menyediakan koleksibahan pustaka, baik tercetak maupun elektronik, perpustakaan perlu didukungoleh tenaga pengelola dan fasilitas yang memadai. Untuk evaluasi hal tersebutmaka perlu dibuatkan laporan kegiatan yang telah dilaksanakan selama satu tahunke belakang dan rencana satu tahun kedepan.

1. Pengadaan bahan pustaka

Dengan anggaran sebesar Rp 32.550.000 pada tahun 2012 Perpustakaantelah mengadakan bahan pustaka sebanyak 105 judul dengan jumlah eksemplarsebanyak 173 eksemplar. Pengadaan bahan pustaka ini menyerap dana sebanyakRp 31.550.475. Selain dengan cara pembelian, pengadaan bahan pustaka dilakukanjuga dengan jalan tukar menukar dengan Instansi lingkup Departemen Pertanianatau Instansi terkait.Tabel 26 menyajikan tentang Pengadaan Bahan Pustaka TA.2012.

Tabel 26. Pengadaan Bahan Pustaka TA. 2012

No Nama Barang/Judul Tahun Banyaknya(eks)

HargaSatuan

Jumlah(Rp)

1 Diagram Timbang Buku 1 Nilai TukarPetani

2007 1 126.500 126.500

2 Konsumsi Kalori dan Protein 2011 1 165.000 165.0003 Pengeluaran untuk Konsumsi per Provinsi 2011 1 194.700 194.7004 Pengeluaran untuk Konsumsi Indonesia 2011 1 110.000 110.0005 Indikator Ekonomi

Agustus s/d Desember2011 5 55.000 275.000

6 Buletin ImporApril s/d Desember

2011 9 45.100 405.900

7 Buletin EksporAgustus s/d Desember

2011 5 41.800 209.000

8 Statisk Indonesia 2011 2 330.000 660.0009 Analisis Mobilitas Tenaga Kerja 2010 1 82.500 82.500

10 Statistik Struktur Upah 2010 1 38.500 38.50011 Statistik Upah 2011 1 38.500 38.50012 Statistika Tanaman Buah

dan Sayuran2010 1 33.000 33.000

13 Struktur Ongkos Usahatani TanamanKedelai

2010 1 97.900 97.900

Page 89: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 78

No Nama Barang/Judul Tahun Banyaknya(eks)

HargaSatuan

Jumlah(Rp)

14 Statistik Kesejahteraan Rakyat 2010 1 110.000 110.00015 Statistik Nilai Tukar Petani 2011 1 103.400 103.40016 Luas Lahan Menurut Penggunannya 2010 1 103.400 103.40017 Indek Harga Perdagangan Besar 2010 1 64.900 64.90018 Ringkasan Eksekutif

Pengeluaran dan Konsumsi2009 1 33.000 33.000

Penduduk Indonesia - -19 Prosiding Seminar Nasional Komunikasi

Pembangunan1 110.000 110.000

20 Jurnal Penyuluhan 3 55.000 165.00021 Reforma Agraria 1 71.500 71.50022 Pemberdayaan Perempuan Pedesaan 1 99.000 99.00023 Membangun Koperasi Pertanian 1 55.000 55.00024 Rekonstruksi dan Restrukturisasi

Ekonomi Pertanian1 56.100 56.100

25 Perspektif Tentang Perubahan Sosial 1 99.000 99.00026 Applied Economic Perspectives 2012 2 635.250 1.270.50027 American Journal No.93 1, 2, 3, 4, 5 2011 5 715.000 3.575.00028 EKI No. 2-3 2011 2 66.000 132.00029 SEKI November s/d Maret 2011-2012 5 55.000 275.00030 Indonesian Quarterly No.4 2011 1 82.500 82.50031 BIES No.3 2011 1 101.200 101.20032 CSIS No.4 2011 1 82.500 82.50033 Pengantar Manajemen Sumberdaya 1 35.200 35.20034 Perspektif Manajemen 1 106.700 106.70035 Dasar-Dasar Teori Mikro 1 66.000 66.00036 Panduan Penelitian 1 40.700 40.70037 Metodologi Penelitian 1 33.000 33.00038 Riset Pemasaran 1 82.500 82.50039 Ekonomi Sumberdaya Manusia 1 44.000 44.00040 Bisnis Sosial Sistem Memihak Kaum

Miskin1 71.500 71.500

41 Ekonomi Sumberdaya Alam danLingkungan

1 66.000 66.000

42 Buku Pintar Ekonomi Syariah 1 214.500 214.50043 Selamatkan Pasar Tradisional 1 77.000 77.00044 Kamus Lengkap Biologi 1 62.700 62.700

45 Ekowisata dan PembangunanBerkelanjutan

1 66.000 66.000

47 Manajemen Sumberdaya Perikanan 1 42.900 42.90049 Pengantar Agronomi Sayuran 1 35.200 35.20050 Bunga Rampai Ekonomi Beras 1 55.000 55.00051 Pembangunan Berkelanjutan 1 99.000 99.000

52 Determinan Pertumbuhan SektorPertanian

1 33.000 33.000

53 Kemiskinan dan Harga Beras 1 33.000 33.000

Page 90: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

79 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

No Nama Barang/Judul Tahun Banyaknya(eks)

HargaSatuan

Jumlah(Rp)

54 Statistik Peternakan 2011 1 104.500 104.50055 Statistik Pertanian 2011 1 104.500 104.50056 Statistik Karet 2010-2012 1 99.000 99.00057 Statistik Kakao 2010-2012 1 99.000 99.00058 Statistik Cengkeh 2010-2012 1 88.000 88.00059 Statistik Kapas 2010-2012 1 55.000 55.00060 Statistik Kelapa Sawit 2010-2012 1 104.500 104.50061 Statistik Teh 2010-2012 1 88.000 88.00062 Statistik Lada 2010-2012 1 88.000 88.00063 Statistik Kelapa 2010-2012 1 104.500 104.50064 Statistik Jambu Mete 2010-2012 1 55.000 55.00065 Statistik Tembakau 2010-2012 1 88.000 88.00066 Statistik Kopi 2010-2012 1 104.500 104.50067 Statistik Tebu 2010-2012 1 88.000 88.00068 PDRB Menurut Lapangan Usaha 2005-2009 1 246.000 246.00069 PDRB Menurut Pengguna 2005-2009 1 246.000 246.00070 Statistik Industri Besar dan Sedang 2010 1 307.500 307.50071 Statistik Industri Besar dan Sedang

Produksi2010 1 258.300 258.300

72 Statistik Industri Bahan Buku A 2010 1 258.300 258.30073 Statistik Industri Bahan Buku B 2010 1 246.000 246.00074 Indikator Industri 2010 1 221.400 221.40075 Indikator Ekonomi 2012 5 61.500 307.50076 Pengeluaran Unit Konsumsi Buku 1 2011 1 166.050 166.05077 Pengeluaran Unit Konsumsi Buku 2 2011 1 221.400 221.40078 Pengeluaran Unit Konsumsi Buku 3 2011 1 246.000 246.00079 Statistik Produsen (Hortikultura, Tanaman

Pangan)2011-2012 2 246.000 492.000

80 Statistik Produsen (Peternakan danPerikanan)

2011 1 246.000 246.000

81 Statistika Harga Konsumen Pedesaan 2011 1 270.600 270.60082 Neraca Bahan Makanan Indonesia 2009-2010 1 67.650 67.65083 American Journal No.94 2012 5 799.500 3.997.50084 Applied Economic No.3 2012 1 710.325 710.32585 SEKI Volume April-Mei 2012 2011 2 61.500 123.00086 Laporan Perekonomian Indonesia /BI 1 135.300 135.30087 Pembangunan yang Meminggirkan Desa 1 55.350 55.35088 Pembaharuan Otonomi Daerah 1 105.780 105.78089 Communication for Rural Inovation 1 135.300 135.30090 Investing In Farmer 4 36.900 147.60091 Pembangunan sebagai Pemerdekaan 4 123.000 492.00092 Improving Indonesia's Beef Industry 1 86.100 86.10093 EKI Vol. 60 No.1 2012 1 73.800 73.80094 Trubus 2012 12 39.360 472.32095 Statistik dalam Angka Jawa Timur 2007- 2012 6 430.500 2.583.000

Page 91: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 80

No Nama Barang/Judul Tahun Banyaknya(eks)

HargaSatuan

Jumlah(Rp)

96 Statistik Ekspor Jilid 1-2 2011 2 522.750 1.045.50097 Keadaan Pekerja bulan Agustus 2011 1 215.250 215.25098 Keadaan Angkatan kerja Agustus 2011 1 184.500 184.50099 Statistik Upah Buruh Tani Pedesaan 2012 1 92.250 92.250

100 Statistik Dalam Angka Sumatera Utara 2007- 2011 5 430.500 2.152.500101 SEKI bulan Juni-September 2012 4 61.500 246.000102 Preferential Trade Agreement Pollicies 1 861.000 861.000103 Agricultural Innovation Systems 1 861.000 861.000104 Trusting Trade and the Privat 1 676.500 676.500105 Statistika Indonesia 2012 2 369.000 738.000

Jumlah 31.550.475

2. Pengolahan Bahan Pustaka

Kegiatan pengolahan bahan pustaka meliputi : katalogisasi, klasifikasi,pembuatan call number, kantong buku, kartu buku, komputerisasi, filling dan Up-load database ke server PUSTAKA. Bahan pustaka yang telah diolah dan di entrykedalam program WINISIS pada tahun 2012 sebanyak 147 judul buku teks danlaporan, IPTAN 402 judul, 26 artikel majalah, 620 artikel kliping, dan 66 artikelseminar (Tabel 27). Sedangkan untuk perbaikan/edit database terdiri dari Brosure64 judul, IFPRI 76 judul, WP 76 judul dan majalah 43 judul.

Tabel 27. Koleksi Database Bahan Pustaka di Perpustakaan PSE-KP per 31Desember 2012

No. Database Tahun 2011 Tahun 20121. Buku 8.976 9.1232. IPTAN 7.184 7.5863. Majalah 663 6894. Seminar 982 1.048

3. Pelayanan perpustakaan

Pengunjung perpustakaan PSE-KP pada tahun 2012 sebanyak 352 orangterdiri dari peneliti, mahasiswa, dosen dan lain-lain. (Tabel 28).

4. Stock opname bahan pustaka

Kegiatan stock opname bertujuan menginventarisasi bahan pustaka yangmenjadi koleksi perpustakaan. Pada tahun 2012 stock opname dilakukan terhadapkoleksi buku monograph series antara lain seperti ACIAR, IFPRI. CGPRT, WP,Worldbank dan FAO.

Page 92: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

81 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Dari 328 judul koleksi buku monograph series yang diinventarisasi tercatathal-hal sebagai berikut :

a. 284 judul buku ada dilokasi/rak buku;

b. 3 judul buku sedang dipinjam;

c. 40 judul buku tidak ada atau hilang.

d. 1 judul buku rusak.

5. Perpustakaan Digital

Sampai tahun 2012 perpustakaan PSE-KP telah mengupdate data di serverPUSTAKA Bogor sesuai dengan database yang telah ditentukan yaitu databaseBuku, IPTAN, Majalah dan Seminar.

Kegiatan yang dilaksanakan dengan adanya digitalisasi, perpustakaanPSE-KP terus berusaha melengkapi database repository lingkup Badan LitbangPertanian dan menerima data dalam bentuk soft file antara lain dari PUSTAKA,PUSDATIN, Badan Litbang Pertanian, BPS dan terbitan luar negeri. Digitalisasiperpustakaan PSE-KP sudah dapat di akses melalui internet dengan alamathttp://digilib.litbang.deptan.go.id/~psekp/. Alamat tersebut diintegrasikandiserver PUSTAKA Bogor.

6. Kegiatan Administrasi

a. Selama tahun 2012 terdapat 40 buah surat masuk dan 24 buah suratkeluar/intern;

b. Beberapa staf perpustakaan hadir untuk mengikuti kegiatan yangdiselenggarakan oleh Badan Litbang dan Pustaka (Tabel 29);

c. Membimbing siswa/siswi SMU/SMK yang melakukan praktek kerja lapang;

d. Pelaksanaan fumigasi (pemeliharaan) bahan pustaka;

e. Menginventarisasi buku yang dipinjam;

f. Uraian tugas staf perpustakaan untuk tahun 2012 dapat dilihat pada lampiran 5

6.4. Kerja Sama Penelitian

Kegiatan kerja sama penelitian yang dilakukan oleh PSE-KP selama tahun2012 meliputi kegiatan penelitian, bantuan teknis (mendampingi konsultan asing)dalam melaksanakan penelitian dan mengirim instruktur dalam pelatihan-pelatihan serta kegiatan kunjungan peneliti PSE-KP ke luar negeri. Status kegiatankerjasama penelitian PSE-KP (Dalam dan Luar Negeri) selama TA. 2012 disajikanpada Tabel 30. dan Inventarisasi kegiatan ke luar negeri oleh peneliti PSE-KPselama TA. 2012 dapat dilihat pada Tabel 31.

Page 93: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 82

Tabel 28. Pengunjung dan Peminjam Buku Perpustakaan PSE-KP Januari s/dDesember 2012

No. Pengunjung Jumlah (orang)1. Dosen 72. Mahasiswa 1743. Swasta 64. Umum 85. Peneliti 306. Penyuluh -7. Peneliti PSE-KP 127

Total Pengunjung Perpustakaan 352

Tabel 29. Kegiatan untuk Peningkatan Profesi Kepustakawan

No. Uraian Tanggal Penyelenggara Peserta

1. Menghadiri WorkshopPengelolaan dan PengembanganSistem Informasi, RepositoriPublikasi. di Cisarua Bogor

3-5 April 2012PUSTAKA,KementerianPertanian

Edi A. Saubari

2. Temu Teknis PengelolaanPerpustakaan Digital KementerianPertanian“Penguatan DatabasePerpustakaan Digital UK/UPTKementerian PertanianMendukung PercepatanDiseminasi dan Adopsi InovasiPertanian”, di Batam KepulauanRiau

20-23 Mei2012

PUSTAKA,KementerianPertanian

R. Sofiah Syarief

3. Pelatihan FungsionalPustakawan ”PembentukanForum Pustakawan badanLitbang Pertanian”, CimangguBogor

4 Mei 2012 Badan LitbangPertanian

R. Sofiah Syarief

4. Pelatiahan Optimalisasi PeranPerpustkaaan dan PengelolaPerpustkaan dalam MendukungPenelitian dan PengembanganPertanian

26-28 Juni2012

BBSDLPBogor

1. R. SofiahSyarief2. Fitna DwiWulandari3. Imas NurAini

5. Pelatihan Calon Pustakawan,Cisarua

16-18 Juli2012

Badan LitbangPertanian

Fitna DwiWulandari

6. Sosialisasi Database Elektronika 18 Oktober2012

Pustaka R. Sofiah Syarief

Page 94: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

83 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Tabel 30. Status Kegiatan Kerjasama Penelitian PSE-KP (Dalam dan Luar Negeri)Per 31 Desember 2012

No. Judul Penelitian Nilai Hibah/Penerimaan Realisasi

Persentase(%)

A. Kerjasama Luar Negeri1. Market for High-value

Commodities in Indonesia :Promoting Competitiveness andInclusiveness (MoU with IFPRI)ED: Juni 2008 - Desember 2011

1,392,469,017 1.392.469.017 100,00

2. Plausible Futures for EconomicDevelopment and Structuraladjusment in Indonesia -Impactand Policy Implication for theAsia Pasific Region (MoU withIFPRI). Multi Years*baru keluar nomor registerbulan Desember 2011

709,470,000

467.198.426 467.198.426 100,00

3. Cost Effective Bio Security forNon Industrial CommercialPoultry Production in Indonesia(Australia)

547,125,000

513.213.760 513.213.760 100,00

4. Eco – Health Assessment onPoultry Production Clusters(PPCs) for the LivelihoodImprovement of Small Producers(Kontrak tgl 19 Juli 2011)

2,612,096,896

956.554.000 956.554.000 100.00

5. Access to Modernizing ValueChains by Smalls Farmers inIndonesia and Nicaragua(Register Bulan Desember 2011)

454.780.541 454.780.541 100.00

B. Kerjasama Dalam NegeriPelaksanaan Program InsentifPeningkatan KemampuanPeneliti dan Perekayasa

500.000.000 500.000.000 100,00

1. Proyeksi Kinerja PembangunanJangka Panjang 2012-2935 dalamMendukung Akselerasi MP3EI diKoridor Sumatera.

250.000.000 - -

2. Analisis Permintaan, Penawarandan Kebijakan PengembanganKomoditas Tanaman Pangandalam Program MP3EI diKoridor Sulawesi.

250.000.000 - -

Page 95: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 84

Tabel 31. Inventarisasi Kegiatan Kunjungan ke Luar Negeri, Pusat SosialEkonomi dan Kebijakan Pertanian TA. 2012

No. Judul Kegiatan Nama Jangka WaktuSponsor/

Sumber Dana1. Regional Workshop ”Eco –

Health Assessment onpoultry Production Clusters(PPCs) for The LivelihoodImprovement of SmallProducers”

Dr. Nyak IlhamDr. Edi Basuno

24 s.d. 29September2012 diVietnam

The InternationalDevelopmentResearch (IDRC)

2. The Ecohealth 2012 – TheBiennial Conference of TheInternational Associationfor Ecology

Dr. Nyak IlhamDr. Edi Basuno

15 s.d. 18Oktober 2012di KunmingChina

The InternationalDevelopmentResearch (IDRC)

Page 96: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

85 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

VII. EVALUASI DAN PELAPORAN

7.1. Kegiatan Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan

Struktur organisasi Subbidang Evaluasi dan Pelaporan PSE-KP beradadalam lingkup Bidang Program dan Evaluasi. Secara umum cakupan tugas SubBidang Evaluasi dan Pelaporan, antara lain: (1) Mengkoordinir kegiatanmonitoring dan evaluasi kegiatan penelitian, (2) Mengevaluasi pelaksanaankegiatan manajemen/pelayanan dukungan penelitian dan administrasi institusi,(3) Melaksanakan kegiatan seminar proposal dan hasil penelitian, (4) MenyusunLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), dan (5) Menyusunberbagai laporan institusi yang bersifat reguler maupun non reguler, baik untukkeperluan Badan Litbang Pertanian, Sekretariat Jenderal maupun KementerianPertanian. Tugas pelaporan dilaksanakan secara paralel dengan kegiatanmonitoring dan evaluasi.

Koordinasi kegiatan monev dilaksanakan mulai dari pelaksanaan seminarproposal, penyusunan dan perbaikan proposal operasional, penyusunan petunjukpelaksanaan (juklak) penelitian, penyusunan outline penelitian, penyusunankuesioner, penyusunan review terkait penelitian yang akan dilaksanakan,penyusunan laporan kemajuan, seminar hasil penelitian, pengecekan kelengkapanlaporan akhir hasil penelitian hingga penyusunan bahan diseminasi hasilpenelitian. Secara umum pelaksanaan kegiatan monev pada tahun 2012 dapatdilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa kendalayang dihadapi telah dapat dicari solusinya dan diatasi dengan baik, misalnya agarevaluasi tahap awal terhadap kegiatan penelitian Program Insentif Peneliti danPerekayasa Tahun 2012 (Ristek) tidak terhambat akibat keterlambatan pencairandana Program tersebut, maka seminar proposal operasional penelitian yangsumber dananya dari APBN (DIPA) dan Kementerian Riset dan Teknologi tersebutdiselenggarakan secara bersamaan.

Terkait dengan kegiatan pelaporan, Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporanbertugas menyusun berbagai macam laporan dari hasil penelitian untukkepentingan institusi yang ditujukan kepada stakeholders atau pengguna lainnya.Penyusunan laporan yang sifatnya rutin bulanan adalah bahan untuk RapatPimpinan tingkat Badan Litbang Pertanian dan Kementerian Pertanian, sedangyang sifatnya rutin triwulanan adalah pelaporan SIMONEV dan IKU. Penyusunanlaporan yang sifatnya insidentil, antara lain bahan laporan untuk dengar pendapatdengan Dewan Perwakilan rakyat (DPR), Laporan Kegiatan Kabadan, dan lainnya.

Kegiatan lain yang cukup penting dan sudah terlaksana dengan baikadalah penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)yang bersifat rutin tahunan. LAKIP merupakan laporan yang berisi kinerjainstitusi pada tahun yang bersangkutan. LAKIP PSE-KP dari tahun ke tahunmengalami perbaikan dan penyempurnaan, khususnya menyangkut formatlaporan. Pembuatan LAKIP PSE-KP sampai saat ini tidak mengalami hambatan

Page 97: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 86

yang berarti, kecuali cukup sulit dalam melakukan pengukuran manfaat dandampak hasil penelitian mengingat output yang dihasilkan dari penelitian sosialekonomi bukanlah teknologi yang bersifat tangible (teknologi yang dapat dilihatsecara fisik), melainkan berupa pengetahuan rumusan rekomendasi kebijakanyang bersifat intangible. Dengan demikian, manfaat maupun dampak atas hasil-hasil penelitian/pengkajian PSE-KP umumnya tidak dapat dirasakan olehmasyarakat dalam jangka pendek. Manfaat dan dampak penelitian/pengkajianPSE-KP baru terlihat setelah rekomendasi kebijakan menjadi kebijakan pemerintah.

Pelaporan rutin tahunan lainnya yang juga telah dilakukan dengan baikadalah Laporan Tahunan PSE-KP yang menguraikan tentang kegiatan yangdilaksanakan oleh Bagian Tata Usaha, Bidang Program dan Evaluasi, serta BidangKerjasama dan Pendayagunaan Hasil. Materi pokok yang disajikan dalam laporantahunan tersebut meliputi organisasi PSE-KP, sumberdaya manusia, sarana danprasarana penelitian, program, pendayagunaan hasil dengan publikasi, dan kerjasama penelitian, serta monitoring dan evaluasi. Khusus untuk kegiatan penelitian,disajikan pula sinopsis hasil-hasil kegiatan penelitian yang telah dilakukan PSE-KPpada tahun yang bersangkutan.

7.2. Ruang Lingkup

Kegiatan penelitian dan pengembangan adalah kegiatan penelitian yangmenggunakan kaidah-kaidah ilmiah yang bersifat netral. Selain kegiatan penelitianyang dilakukan peneliti, diperlukan dukungan pelayanan institusi secarakeseluruhan. Keduanya diperlukan dalam satu kesatuan yang saling terkait secarafungsional sehingga bisa memperoleh keluaran (output) penelitian sesuaikebutuhan pengguna (stakeholders). Kegiatan monitoring dan evaluasi (monev)sangat membantu dalam memberikan umpan balik (feed back) untukmenyempurnakan sistem yang ada menjadi lebih baik.

Kegiatan monev Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSE-KP)selama tahun 2012 mencakup monev kegiatan penelitian dan monev pelayananpenelitian. Monev dilakukan terhadap seluruh tahapan kegiatan penelitian mulaidari: (1) Tahap persiapan dengan materi meliputi: proposal operasional, juklakpenelitian, rencana laporan (outline), serta kuesioner (outline kuesioner data primerdan sekunder); (2) Tahap pelaksanaan penelitian dengan materi meliputi:kuesioner, laporan perjalanan, entry/input data (baik data primer maupunsekunder), dan Laporan Tengah Tahun; (3) Tahap pengolahan data dan penulisandengan materi meliputi pengolahan data, tabulasi dan tabel analisa data primerdan sekunder, serta draft laporan; (4) Seminar laporan akhir dan laporan final.Sedangkan monev pelayanan penelitian dilakukan terhadap kelengkapanadministrasi dan kinerja pelayanan sebagai pendukung penelitian, yang meliputipelayanan keproyekan, pengolahan data atau komputerisasi, perpustakaan,publikasi, kendaraan dan sarana penelitian. Seluruh kegiatan ini dilaksanakansecara terstruktur dan berkesinambungan agar hasil-hasil penelitian bisaberkualitas dan bermanfaat bagi para pengguna.

Page 98: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

87 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

7.3. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi TA. 2012

Pelaksanaan kegiatan monev penelitian lingkup Pusat Sosial Ekonomi danKebijakan Pertanian TA. 2012 dilakukan oleh Tim Pelaksana Monitoring danEvaluasi yang dibentuk melalui Surat Penugasan Kepala Pusat Sosial Ekonomi danKebijakan Pertanian, Nomor. 117/KP.340/I.7/01/2012 tanggal 30 Januari 2012dengan susunan Tim Pelaksana Monev sebagai berikut:

Pengarah : Dr. Ir. Handewi P. Saliem, MS(Kepala Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian)

Penanggung Jawab : Dr. Ir. Sri Hery Susilowati, MS(Kepala Bidang Program dan Evaluasi merangkap anggota)

Ketua : Dr. Nyak Ilham (merangkap anggota)

Wakil Ketua : Prof. Dr. Dewa K. Sadra Swastika (merangkap anggota)

Sekretaris : Nur Khoiriyah Agustin, STP., MP(Kepala Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan)

Anggota : 1. Dr. Tri Pranadji

2. Dr. Sahat M. Pasaribu

3. Ir.Supriyati, M.S

4. Dr. Reni Kustiari

5. Dr. Kurnia Suci Indraningsih

6. Dr. Bambang Sayaka

7. Ir. Mewa Ariani, MS

8. Yana Supriyatna, SE

9. Ahmad Makky Ar-Rozi, S.Sos

10. Eni Darwati

11. Miftahul Azis, SE

Mengacu Surat penugasan tersebut diatas, tugas dari Tim PelaksanaMonitoring dan Evaluasi adalah: (1) Melakukan pemantauan proses pelaksanaankegiatan penelitian yang dilakukan oleh Tim Peneliti, mulai dari tahap awalhingga akhir, dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penyimpanganpelaksanaan kegiatan penelitian dari proposal operasional yang telah ditetapkandan membantu memberikan solusi jika penyimpangan benar-benar terjadi; (2)Memberikan penilaian dan saran perbaikan yang diperlukan terhadap hasilpenelitian menurut tahap-tahap kegiatan penelitian dengan mengacu padaproposal operasional; (3) Melakukan koordinasi dengan Tim Teknis dalam rangkaperbaikan/penyempurnaan proposal operasional; dan (4) Melakukan monitoringdan evaluasi terhadap kelengkapan administrasi dan kinerja pelayananpendukung penelitian.

Page 99: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 88

Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Pelaksana Monitoring dan Evaluasiterfokus pada kegiatan penelitian mulai penyusunan proposal operasional hinggapenyusunan laporan hasil penelitian. Sementara tahapan penjaringan judulpenelitian hingga tersusunnya proposal merupakan bagian tugas Tim Teknis.Sedangkan Tim Editor bertugas menangani output penelitian menjadi berbagaiproduk publikasi ilmiah yang ditujukan baik untuk stakeholders maupun penggunalainnya. Keterkaitan ketiga tim tersebut dapat dilihat pada Gambar 7.

Secara garis besar Subbid Evaluasi dan Pelaporan telah melakukankegiatan seperti: membantu mengkoordinasikan kegiatan monitoring dan evaluasikegiatan penelitian, mengevaluasi pelaksanaan pelayanan dukungan penelitiandan administrasi institusi, melaksanakan kegiatan seminar proposal dan laporanhasil penelitian, mengkoordinasikan pelaksanaan pembuatan (pengetikan) laporanhasil penelitian, pembuatan laporan institusi, baik untuk keperluan Badan LitbangPertanian, Sekretariat Jenderal maupun Kementerian Pertanian, dan pembuatanLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Koordinasi kegiatan monev dilaksanakan mulai dari pelaksanaan seminarproposal, perbaikan proposal operasional, pembuatan petunjuk pelaksanaan(juklak) penelitian, pembuatan outline penelitian, pembuatan kuesioner, penulisanreview kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan, pembuatan laporan tengahtahun, seminar laporan hasil penelitian, laporan hasil penelitian dan pelaksanaandiseminasi penelitian. Mengambil pelajaran dari berbagai hambatan danpermasalahan yang terjadi pada tahun sebelumnya, pelaksanaan kegiatan monevtahun 2012 dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan,baik menyangkut penyelesaian masalah maupun hasilnya.

Pembuatan laporan sudah berjalan dengan baik, begitu juga denganpembuatan bahan Policy Brief dan Rapat Pimpinan tingkat Badan LitbangPertanian dan Kementerian Pertanian, laporan untuk dengar pendapat denganDewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan berbagai laporan lain dalam rangkamemenuhi permintaan pimpinan Kementerian Pertanian.

Kegiatan lain yang cukup penting dan sudah terlaksana dengan baikadalah pembuatan LAKIP. Dari tahun ke tahun pembuatan LAKIP terusmengalami penyempurnaan, khususnya menyangkut format laporan.Pembuatannya sampai saat ini tidak mengalami hambatan yang berarti, kecualikesulitan dalam melakukan pengukuran manfaat dan dampak hasil penelitianmengingat output penelitian sosial ekonomi bukanlah teknologi yang bersifattangible (teknologi yang dapat dilihat secara fisik), melainkan pengetahuanrumusan kebijakan atau rumusan rekayasa kelembagaan yang bersifat intangible.Dengan demikian, manfaat maupun dampak atas hasil-hasilpenelitian/pengkajian PSE-KP umumnya tidak dapat dirasakan oleh masyarakatdalam jangka pendek karena baru terlihat setelah rumusan kebijakan dilaksanakandan melalui proses penyesuaian di masyarakat.

Page 100: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

89 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Gambar 7. Bagan Keterkaitan Tim Teknis, Tim Monev, dan Tim Editor di PusatSosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

PERENCANAAN

PROPOSALPENELITIAN

KEGIATANRISET

(UMUM)

KEGIATANRISET

KEBIJAKAN

PENGETAHUAN

STAKEHOLDERS

PRODUK KEBIJAKANDAMPAK KEBIJAKAN

JAE, FAE, AKP, BUKU, MONOGRAPH,PROSIDING, PRESS RELEASE,

ADVOKASI, SEMINARSTAFF PAPERSPSE-KP PAPERS

diseminasi

GOVPolicyMaker

Page 101: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 90

7.3.1. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Penelitian

Agar tercipta kesesuaian antara perencanaan (input), pelaksanaanpenelitian dan pengolahan data/informasi (proses), serta pelaporan (output),maka perlu dirancang metode pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang baikagar tujuan pelaksanaan monitoring dan evaluasi dapat tercapai. Mekanismepelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian PSE-KP telah dituangkandalam Pedoman Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Penelitian Sosial Ekonomidan Kebijakan Pertanian Tahun 2012. Kegiatan monev pada tahun 2012 iniditujukan terhadap 19 judul penelitian yang sumber dananya dari APBN (DIPA)dan 2 judul penelitian Program Insentif Peneliti dan Perekayasa TA. 2012 yangmerupakan kegiatan kerjasama dengan sumber dana dari Kementerian Riset danTeknologi (Ristek). Khusus untuk kegiatan penelitian Ristek, monitoring danevaluasi dilakukan dengan menggunakan perangkat teknis (form evaluasi) dariKementerian Riset dan Teknologi. Namun demikian, untuk menghasilkan kualitaspenelitian yang baik maka dilakukan pula monev internal secara lebih mendalamterhadap substansi tim penelitian Ristek dengan perangkat teknis sesuai denganstandar yang ditetapkan oleh PSE-KP. Akan tetapi, outline laporan penelitianRistek tetap mengacu pada petunjuk outline laporan penelitian yang dikeluarkanoleh Kementerian Ristek.

Monitoring dan Evaluasi Tahap I

Perencanaan merupakan tahap awal dari serangkaian kegiatan yangdilakukan oleh tim peneliti dan seluruh bidang pelayanan di lingkup PSE-KP.Perencanaan yang dilakukan menyangkut tiga aspek, yaitu: (a) Jenis dan lokasikegiatan yang akan dilakukan, (b) Susunan tim dan jadwal kegiatan, dan (c)Rencana anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan. Setiap timpeneliti dan bidang pelayanan hendaknya menyusun perencanaan yangmenyangkut ketiga aspek tersebut. Tujuannya adalah agar dapat dirancangsinkronisasi antara kegiatan penelitian dan kegiatan pelayanan dalam rangkameningkatkan kinerja institusi.

Pada tahap awal, pelaksanaan penelitian di lingkup PSE-KP secarasubstantif meliputi dua kegiatan, yaitu: (a) Menyusun proposal operasional yangmerupakan acuan bagi seluruh rangkaian kegiatan penelitian, dan (b)Mempersiapkan bahan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk merealisasikankegiatan yang telah dirancang dalam proposal operasional, seperti petunjukpelaksanaan (juklak), kuesioner, rencana kerangka laporan penelitian (outline), danpenulisan tinjauan pustaka yang terkait dengan topik penelitian yang akandilaksanakan.

Kegiatan tersebut memiliki peranan penting untuk menghasilkanpenelitian yang berkualitas dan bermanfaat bagi pembangunan pertanian, baik ditingkat nasional maupun daerah. Proposal yang disusun dengan baik menurutkaidah-kaidah ilmiah diharapkan dapat menghasilkan luaran penelitian yangberkualitas. Oleh karena itu, proposal harus didukung dengan bahan dan

Page 102: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

91 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

perlengkapan yang memadai, seperti petunjuk pelaksanaan dan kuesioner sebagaipedoman pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data primer dan datasekunder di lapangan. Kegiatan monitoring evaluasi pada tahap awal bertujuanuntuk menyempurnakan bahan kelengkapan survei.

Rangkaian kegiatan monitoring dan evaluasi tahap awal pada tahun 2012diawali dengan kegiatan seminar proposal operasional untuk mengevaluasirelevansi penelitian yang akan dilakukan dengan masalah pembangunanpertanian di tingkat nasional. Proposal operasional penelitian PSE-KP TA.2012yang telah diseminarkan pada tanggal 21-22 Pebruari 2012 di R. Rapat Lt. IV PSE-KP, Bogor. Jumlah proposal yang diseminarkan pada tahun 2012 sebanyak 21judul penelitian, yakni 19 Judul merupakan penelitian yang sumber dananyaberasal dari DIPA PSE-KP dan 2 judul merupakan penelitian kerjasama yangdibiayai oleh Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek) melalui Badan LitbangPertanian. Kegiatan seminar proposal operasional ini dilakukan denganmengundang berbagai stakeholders terkait, yaitu Direktorat Jenderal lingkupKementerian Pertanian, pihak Perguruan Tinggi, BAPPENAS, dan seluruh stafpeneliti PSE. Dalam upaya mempertajam arah dan sasaran kegiatan penelitian,telah diundang pembahas dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Staf Ahli MenteriPertanian Bidang Kebijakan Pembangunan Pertanian, Puslitbang Horti, BBP2TP,BAPPENAS, Badan Ketahanan Pangan dan Biro Hukum Kementerian Pertanian.Langkah ini ditempuh agar rencana penelitian yang disusun dalam proposaloperasional dapat dievaluasi secara obyektif oleh pihak lain, terutama yangmenyangkut kaidah-kaidah ilmiah dalam pelaksanaan penelitian, serta sesuaidengan kebutuhan stakeholders. Hasil seminar proposal ini selanjutnya dijadikansebagai salah satu bahan monitoring dan evaluasi dalam rangka penajamanproposal operasional.

Berdasarkan hasil seminar proposal tersebut, selanjutnya Tim Penelitimelakukan penyempurnaan proposal operasional. Kemudian dilakukan diskusiinternal atau rapat pleno oleh Tim Monev untuk mengevaluasi perbaikan proposaloperasional sesuai dengan masukan seminar proposal yang telah dilakukansebelumnya. Evaluasi perbaikan proposal operasional tersebut selain mengacuhasil koreksi Tim Evaluator Proposal juga mengacu pada notulen seminarproposal. Langkah ini merupakan cara yang ditempuh dalam memantau danmengevaluasi kesiapan tim peneliti untuk melaksanakan kegiatan penelitiansesuai dengan proposal operasional. Tujuan diskusi tersebut adalah: (a) Untukmengantisipasi hambatan-hambatan yang mungkin akan muncul dalampelaksanaan kegiatan penelitian di lapangan, (b) Evaluasi materi penelitian danpenyempurnaan bahan pengumpulan data lapangan, baik data primer maupundata sekunder, dan (c) Menciptakan sinkronisasi kegiatan yang akan dilakukanoleh tim penelitian dengan bidang pelayanan terkait.

Dalam monitoring dan evaluasi internal tersebut dilihat pula aspek yangberkaitan dengan kelengkapan pelaksanaan penelitian, yaitu: kesesuaian proposaloperasional, petunjuk pelaksanaan penelitian (Juklak), rencana kerangka laporan

Page 103: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 92

penelitian dan kuesioner. Hasil penilaian kegiatan monitoring dan evaluasimelalui Rapat Pleno Tim Monev untuk masing-masing tim penelitian selanjutnyadimasukkan dalam tiga kategori penilaian, yaitu: (1) Kategori I: tidak bermasalah,artinya jika ada perbaikan dapat dilakukan tanpa menghentikan kegiatanpenelitian, (2) Kategori II, perlu perbaikan bahan kelengkapan survei sesuairekomendasi Tim Monev, artinya Tim penelitian harus melakukan perbaikansebelum turun ke lapang. dan (3) Kategori III, perlu perbaikan bahan kelengkapansurvei sesuai rekomendasi Tim Monev, setelah perbaikan tersebut disetujui olehTim Monev dan Kepala PSE-KP maka Tim Peneliti baru dapat melakukan kegiatanlapang. Hasil penilaian ini dikeluarkan oleh Tim Monev dalam bentuk SuratKeterangan Hasil Monitoring (SKHM) yang telah ditandatangani oleh Ketua TimMonev dan pihak manajemen. Selanjutnya SKHM tersebut diserahkan kepadasetiap Tim peneliti dan Tim peneliti diberi hak jawab paling lambat 7 (tujuh) harisetelah menerima SKHM tersebut.

Monitoring dan Evaluasi Tahap II

Dalam proses pelaksanaan penelitian, terdapat tiga macam obyekmonitoring dan evaluasi, yaitu: (1) Laporan perjalanan, (2) Laporan pengolahandata, dan (3) Laporan Kemajuan. Pada monev tahap II, evaluasi difokuskan padasembilan belas judul penelitian yang sumber dananya dari DIPA PSE-KP, dan duajudul penelitian yang sumber dananya dari Kementerian Ristek. Berikut diuraikanpelaksanaan monev terhadap ketiga obyek monev tahap II tersebut.

Laporan Perjalanan

Pembuatan laporan perjalanan oleh tim peneliti bertujuan untuk: (1)Mengindentifikasi masalah dalam pelaksanaan pengumpulan data di lapang agardapat diantisipasi pemecahan masalahnya, (2) Mendapatkan bahan perumusankebijakan dari temuan dan isu-isu aktual hasil temuan di lapang, (3) Tertibadministrasi, dan (4) Penyempurnaan rencana dan pelaksanaan kegiatanselanjutnya. Rincian obyek monitoring dan evaluasi untuk laporan perjalananmencakup :

(1) Perkembangan pengumpulan data (primer dan sekunder) sesuai denganrencana yang dirumuskan dalam proposal.

(2) Temuan dan isu aktual yang perlu ditindaklanjuti. Salah satu tujuanmonitoring dan evaluasi tahap ini adalah untuk memperoleh bahan policybrief.

(3) Jadwal kegiatan. Pengecekan jadwal kegiatan ini dimaksudkan untukmemperoleh kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan kegiatan danpenyempurnaan rencana kegiatan selanjutnya.

(4) Penyelesaian administrasi. Secara administratif, serapan dana harus seimbangdengan volume kegiatan penelitian yang telah dilakukan. Oleh karena itu

Page 104: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

93 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

penyelesaian administrasi yang terkait dengan perjalanan kegiatan penelitianmerupakan bagian dari kegiatan monitoring dan evaluasi.

(5) Temuan masalah dalam pelaksanaan penelitian. Dalam proses pengumpulandata di lapang kemungkinan akan ditemui berbagai masalah dan hambatan,oleh karena itu dengan kegiatan monitoring dan evaluasi ini diharapkan dapatmengindentifikasi secara dini berbagai kendala dalam pelaksanaan penelitiandan dapat diupayakan solusi pemecahannya.

Laporan perjalanan dibuat sesuai dengan frekuensi perjalanan timpenelitian ke lapangan. Secara umum, seluruh tim peneliti pada tahun anggaran2012 telah menyusun laporan perjalanan dengan baik dan tepat waktu.Permasalahan-permasalahan yang dihadapi antara lain adalah: birokrasi yangberbelit-belit sehingga menyebabkan kesulitan perijinan penelitian di beberapadaerah, dan kurang terbukanya beberapa instansi serta responden tertentu, sepertipedagang besar, eksportir dan industri pengolahan hasil pertanian sehinggakesulitan dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Disamping ituseiring dengan era otonomi daerah dan pemekaran wilayah, validitas dankelengkapan data dan informasi di daerah menjadi kurang baik. Padahalpenelitian sosial ekonomi umumnya mengandalkan validitas dan kelengkapandata sekunder.

Pengolahan Data

Monitoring dan evaluasi terhadap pengolahan data dilakukan untukmengantisipasi masalah dalam pengolahan data serta meningkatkan ketepatanwaktu penyelesaian pengolahan dan analisis data. Indikator yang digunakanuntuk mengevaluasi kegiatan ini adalah target atau rencana penyelesaiandibanding tingkat pencapaian pada masing-masing tahap kegiatan. Frekuensikegiatan monitoring dan evaluasi pada pengolahan data dilakukan sesuai denganjadwal kegiatan masing-masing penelitian. Untuk menertibkan pelaksanaanpengolahan data, telah dibuat peraturan bahwa setiap tim peneliti yang akanberangkat ke lapangan (dimulai pada tahap II) harus sudah menyerahkan isiankuesioner dari survei tahap sebelumnya. Isian data dalam kuesioner harus sudahteredit dengan baik oleh Tim Peneliti.

Data yang diolah dalam kegiatan pengolahan data ini meliputi dataprimer dan sekunder yang mendukung kegiatan penelitian. Data primer biasanyadiperoleh melalui wawancara di lapang, baik di tingkat petani, kelompok tani ataulembaga pedesaan lainnya, penggilingan padi, industri pengolahan hasilpertanian, pedagang, eksportir, dan lain-lain. Sedangkan data sekunder diperolehmelalui penelusuran data-data yang dipublikasikan oleh instansi terkait maupunmelalui internet. Data primer yang diolah dari kuesioner jumlah dan ketebalannyabervariasi antar tim peneliti. Jumlah kuesioner yang besar dari masing-masing timpeneliti membutuhkan pengaturan dalam pengerjaannya, terutama pada tahapentry data dan proses validasi data. Proses input data dan pengolahan datamenggunakan sistem FIFO (First In First Out), artinya tim peneliti yang menyerahkan

Page 105: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 94

kuesioner lebih dulu akan dientry dan diolah lebih dulu, demikian seterusnyasehingga tercipta kelancaran dalam kegiatan pelayanan penelitian ini. Disamping itudari pihak peneliti sendiri diharapkan kesadarannya untuk secepatnya menyerahkankuesioner, data-data maupun informasi yang diperoleh dari lapang agar tidak terjadipenumpukan di bagian entry data dan pengolahan data, terutama pada tengah danakhir tahun.

Evaluasi Laporan Kemajuan

Tujuan utama kegiatan monitoring dan evaluasi laporan kemajuan adalahuntuk : (1) Meningkatkan ketepatan waktu penyelesaian laporan hasil penelitian,(2) Meningkatkan kualitas hasil penelitian, dan (3) Memonitor hasil monevsebelumnya secara berkesinambungan. Dengan demikian diharapkan kegiatanpenelitian dapat selesai tepat waktu dan diperoleh hasil sesuai dengan yangdirencanakan. Berdasarkan pengalaman, kontrol yang cukup ketat terhadappembuatan laporan tengah tahun sangat membantu ketepatan tim peneliti dalammenyelesaikan laporan hasil penelitian sesuai dengan batas waktu yang telahditetapkan. Format dan isi laporan kemajuan sudah diatur dalam Pedum Monev.Berdasarkan format laporan kemajuan, maka tim peneliti sebenarnya telahmempersiapkan sebagian draft laporan hasil penelitian.

Secara umum seluruh Tim Peneliti telah menyusun laporan kemajuandengan baik sesuai format yang ditentukan, baik untuk penelitian DIPA maupunRistek. Selain itu, tim peneliti umumnya juga telah menyerahkan Laporankemajuan ini sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Monitoring dan Evaluasi Tahap III

Pada tahap III, monitoring dan evaluasi difokuskan pada penyusunandraft laporan akhir penelitian. Monev tahap III dilakukan setelah kegiatan seminarhasil penelitian. Berdasarkan seminar hasil penelitian tersebut, tim penelitidiharapkan memperoleh banyak masukan dari pembahas dan peserta seminarguna penyempurnaan laporan akhir.

Seminar Hasil Penelitian

Kegiatan seminar hasil penelitian di Pusat Sosek dan Kebijakan Pertanian(PSE-KP) merupakan mata rantai penting untuk penyempurnaan hasil penelitian.Kegiatan seminar hasil penelitian yang didanai oleh DIPA dan RISTEK dilakukansecara terpisah. Seminar hasil penelitian RISTEK untuk dua judul tim penelitiandilaksanakan di Badan Litbang Pertanian, sedangkan seminar hasil untuksembilan judul penelitian DIPA dilaksanakan secara terpisah pada tanggal 5-6Desember 2012 di R. Rapat Lt. IV PSE-KP, Bogor. Pada seminar hasil penelitianDIPA, pembahas materi seminar atau nara sumber berasal dari instansi di luarPSE-KP, yaitu instansi lingkup Kementerian Pertanian dan Perguruan Tinggi.Demikian pula dengan pimpinan sidang yang berasal dari luar PSE-KP maupun

Page 106: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

95 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

peneliti senior PSE-KP. Dalam kegiatan seminar hasil difokuskan kepadakonsistensi antara judul, tujuan penelitian, hasil dan pembahasan, sertakesimpulan dan implikasi kebijakan. Umpan balik yang diperoleh dalam seminarhasil tersebut digunakan untuk penyempurnaan dan perbaikan laporan akhirpenelitian.

Draft Laporan Akhir Penelitian

Penulisan draft laporan akhir penelitian merupakan salah satu tahap ataumata rantai penting dalam proses pelaksanaan kegiatan penelitian. Pada tahapanini, jika ditemukan ketidaksesuaian antara rencana penelitian dengan pelaksanaanatau hasil yang diperoleh tim peneliti dapat segera dilakukan koreksi ataupenyesuaian. Indikator evaluasi terdiri atas empat komponen utama, yaitu: (1)Konsistensi proposal dengan laporan hasil penelitian, (2) Koherensi pelaporanterkait kedalaman dan ketajaman hasil pembahasan, perumusan kesimpulan danimplikasi kebijakan, (3) Aspek editorial yang menyangkut redaksional, penyajiantabel, kelengkapan pustaka, dan (4) Ketepatan waktu penyelesaian laporan dankonsistensi format serta isi laporan sesuai dengan Pedum Monev.

Pada tahap penyusunan draft laporan akhir penelitian, ada tiga aspekyang penting diperhatikan, yaitu: (1) Konsistensi antara proposal dan laporan hasilpenelitian, (2) Perlunya perbaikan dari segi koherensinya, dan (3) Perlunyapenyempurnaan dari sisi redaksional. Dari sisi substansi, hasil monitoring danevaluasi menunjukkan bahwa secara umum tim peneliti telah menyusun draftlaporan hasil penelitian sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu, konsistensiantara judul, tujuan, metodologi, hasil dan pembahasan dan kesimpulan sertaimplikasi kebijakan secara umum telah tersusun dengan baik. Terkait ketepatanwaktu dalam penyelesaian draft laporan akhir, secara umum sudah sesuai jadwalyang telah ditetapkan. Draft laporan hasil penelitian yang dievaluasi Tim Monevdiharapkan sudah mengakomodir seluruh masukan dari seminar.

Monitoring dan Evaluasi Tahap IV

Pada setiap akhir tahun anggaran, tim peneliti selain menyelesaikanlaporan akhir penelitian, juga harus menyusun Bahan Rapim dan Policy Brief(dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) dari hasil penelitian yang telahdilaksanakan. Evaluasi laporan akhir perlu mendapatkan penekanan khususkarena merupakan produk akhir yang akan menjadi bahan referensi untukkegiatan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang relevan. Dalam rangkadiseminasi hasil penelitian terdapat sejumlah output yang perlu dikomunikasikankepada stakeholders utama dan masyarakat pengguna Iptek sosial ekonomi dalamarti luas. Bahan diseminasi tersebut meliputi bahan rapat pimpinan di tingkatBadan Litbang Pertanian dan Kementerian Pertanian, materi untuk forum diskusiad-hoc di PSE-KP, Badan Litbang Pertanian, forum tingkat nasional, bahanpublikasi/penerbitan ilmiah (baik terbitan PSE-KP maupun di luar PSE-KP) dan

Page 107: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 96

bahan laporan tahunan PSE-KP TA. 2012. Tim peneliti wajib menyiapkan bahandiseminasi tersebut sesuai dengan kebutuhan.

Sebagai lembaga penelitian, PSE-KP diharapkan mampu memberikanhasil-hasil penelitian yang bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya.Pengguna hasil-hasil penelitian PSE-KP secara umum adalah stakeholderspembangunan pertanian di tingkat pusat, daerah dan akademisi. Mengingat hasilpenelitian PSE-KP sangat bermanfaat bagi stakeholders, maka permasalahan yangakan dikaji dalam penelitian mendatang seyogyanya mengakomodasikan aspirasipara pengguna hasil penelitian PSE-KP, terutama para stakeholders di tingkat pusatdan daerah. Dengan demikian masukan dan saran-saran dari stakeholders tersebutakan lebih menyempurnakan kegiatan penelitian yang akan dilakukan.

Pembuatan bahan rapat pimpinan dan forum diskusi ad-hoc, otoritaspenilaiannya berada di tangan struktural dengan finalisasi koreksi dan saranperbaikan dari Kepala PSE-KP. Di sisi lain, otoritas penilaian bahan publikasi PSE-KP dilakukan sepenuhnya oleh Dewan Redaksi yang ditentukan melalui SuratKeputusan Kepala Badan Litbang Pertanian. Dengan mengacu pada prosedurtersebut, maka evaluasi terhadap bahan diseminasi dalam konteks pelaksanaanmonitoring dan evaluasi ini dibatasi sampai pada penentuan status materitersebut. Hal tersebut merupakan kewajiban dengan target waktu yang telahditetapkan, maka statusnya adalah apakah peneliti telah memenuhi kelengkapanpersyaratan pengajuan materi diseminasi tersebut. Kalau persyaratan kelengkapanpengajuan ini belum dipenuhi, perlu dikemukakan faktor-faktor penyebabnyasehingga dapat dicarikan jalan keluarnya.

Keluaran atau output penelitian (data dan laporan) lingkup PSE-KP telahdidokumentasikan secara baik. Dokumentasi data dibedakan atas data primer dandata sekunder. Dokumentasi yang terkait data primer meliputi: (1) Kuesioner danBuku Kode Variabel, dan (2) File data hasil entry. Dokumentasi yang terkait datasekunder meliputi: (1) Dokumen asli (buku, CD), (2) Dokumen olahan dan (3) Filedata hasil pengolahan data. Secara umum hasil-hasil penelitian sosial ekonomi dankebijakan pertanian PSE-KP dikelompokkan menjadi tiga bagian, yakni :

Pertama, sintesa, pertimbangan dan advokasi kebijakan pembangunanpertanian. Hasil penelitian ini digunakan untuk memberikan opsi rumusankebijakan (sintesa), pemikiran akademis mengenai evaluasi kebijakanpembangunan pertanian (pertimbangan) dan memperjuangkan suatu kebijakanyang dianggap layak dan patut atau menolak kebijakan yang dianggap tidak layakdan tidak patut (advokasi). Sintesa kebijakan disampaikan langsung kepadapimpinan Kementerian Pertanian. Selain itu, PSE-KP juga memiliki media regulerAnalisis Kebijakan Pertanian sebagai sarana penyuluhan, diseminasi dan diskusikebijakan.

Kedua, rekayasa model inovatif kelembagaan pembangunan pertanian.Kelembagaan merupakan faktor penting dalam mengatur hubungan antarmanusia untuk penguasaan faktor produksi yang langka. Keberlanjutan sistem

Page 108: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

97 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

produksi dimungkinkan apabila inovasi teknologi dapat memberikan manfaatbagi pengguna. Mengingat pentingnya faktor kelembagaan dalam pembangunanpertanian, maka PSE-KP memberikan perhatian yang cukup besar terhadap aspekkelembagaan ini.

Ketiga, analisis deskriptif mengenai kinerja dan dinamika lingkunganstrategis pembangunan pertanian yang meliputi: (1) Ekonomi makro dan mikroserta perdagangan internasional, (2) Pengelolaan sumberdaya dan agribisnisberkelanjutan, (3) Sistem inovasi teknologi pertanian, (4) Ketahanan pangan dankemiskinan, dan (5) Dinamika sosial ekonomi pedesaan. Hasil penelitian ini,berupa parameter mengenai perilaku ekonomi makro dan mikro untuk menunjanganalisis maupun perumusan model kebijakan pembangunan pertanian. Parameter-parameter tersebut merupakan landasan untuk penyusunan model simulasimaupun analisis perumusan kebijakan. Hasil analisis deskripsi digunakan untukmenyusun highlight situasi terkini kinerja pembangunan pertanian dan lingkunganstrategisnya. Laporan singkat ini dibuat dan disampaikan secara reguler kepadapimpinan Kementerian Pertanian dalam rangka mewujudkan well informed policymaking.

7.3.2. Monitoring dan Evaluasi Manajemen Penelitian

Dalam melaksanakan fungsi penelitiannya, PSE-KP didukung olehbeberapa bidang manajemen penelitian, yaitu aspek pelayanan keuangan,pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian. Kelima bidangmanajemen penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan yangoptimal dalam rangka mendukung kegiatan penelitian di PSE-KP. Dengandemikian diharapkan keluaran yang dihasilkan dapat berdaya guna dan berhasilguna serta sesuai dengan kebutuhan stakeholders. Berkaitan dengan hal tersebut,diperlukan suatu kegiatan monitoring dan evaluasi dalam rangka penilaianakuntabilitas kinerja manajemen penelitian.

Pelayanan Keuangan

Untuk kelancaran administrasi keuangan, kegiatan penelitian didukungpelayanan keuangan, Tujuan dilaksanakannya kegiatan monitoring dan evaluasipada pelayanan keuangan adalah untuk meningkatkan ketepatan perencanaansesuai dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Instrumen kegiatanmonitoring dan evaluasi pada pelayanan keuangan adalah DIPA yang dirinciberdasarkan jenis pengeluaran, yaitu belanja pegawai, belanja barang, belanjamodal, dan belanja sosial. Sebelum pelaksanaan penelitian ke lapang, kegiatanmonitoring dan evaluasi juga melibatkan pihak peneliti dengan pelaksanakeuangan untuk penyesuaian jadwal keberangkatan dan hal-hal teknis yangberkaitan dengan prosedur keuangan di lapang yang harus dilakukan olehpeneliti.

Page 109: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 98

Indikator yang digunakan pada kegiatan ini adalah perencanaan,pelaksanaan dan solusi pemecahan masalah. Dalam pelaksanaan kinerja keuanganyang berhubungan dengan kegiatan penelitian, terlihat adanya kemudahan dalampencairan dana. Hal ini tampak dalam pencairan dana relatif berjalan lancar.Disamping kegiatan ke lapang, pencairan dana untuk perjalanan pendek kewilayah Jabotabek untuk pengumpulan data sekunder dan informasi lainnya jugamengalami kemudahan.

Pelayanan Pengolahan Data

PSE-KP dalam melaksanakan kegiatan penelitian didukung olehpelayanan pengolahan data yang bertugas untuk memasukkan/entry data (primerdan sekunder) serta informasi yang diperoleh dari lapang serta mengolah datatersebut sesuai dengan kebutuhan peneliti. Indikator yang digunakan padakegiatan monev layanan pengolahan data adalah: (1) Sumber Daya Manusia(SDM), dan (2) Hardware. Indikator yang digunakan untuk mengevaluasisumberdaya manusia adalah: (1) Jumlah orang, (2) Pembagian kerja, dan (3)Kompetensi. Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi hardware adalah: (1)Jumlah komputer tersedia, (2) Kapasitas, dan (3) Manajemen pemanfaatanhardware. Sedangkan indikator yang digunakan dalam jadwal kerja pengolahandata untuk setiap judul penelitian adalah: (1) Perencanaan dan (2) Pelaksanaan.

Dalam pelaksanaan kegiatan pengolahan data, bila dilihat dari sisipengadaan sarana prasarana telah tersedia dengan baik, seperti: jumlah tenagainput data, validasi data dan pengolahan data, perangkat komputer, printer, dansarana pendukung lainnya. Ketersediaan sarana pengolahan data yang sudahcukup memadai. Unit pengolahan data, selain melakukan kegiatan pengolahandata penelitian, juga melakukan kegiatan database PSE-KP, seperti entry data,updating data, dan melayani permintaan data sekunder untuk para peneliti.Mengingat banyaknya kegiatan tersebut, maka perlu dilakukan pengaturan waktusedemikian rupa sehingga seluruh pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Agarpekerjaan terdistribusi merata, maka setiap judul penelitian mempunyaipenanggungjawab untuk entry data dan pengolah data.

Kegiatan pengolahan data biasanya mengikuti irama kegiatan peneliti.Pada saat peneliti melakukan pra-survei, unit pengolahan data biasanya mulaimembuat screen form untuk persiapan entry data. Pada saat tengah dan akhir tahunbiasanya kegiatan pengolahan data cukup padat. Input data dan pengolahan datayang dilakukan oleh tim penelitian biasanya dilakukan secara bersamaan,akibatnya proses input dan pengolahan data tersebut menumpuk di tengah danakhir tahun. Semua tim peneliti mempunyai kepentingan dan jadwal yang samauntuk menyelesaikan laporan penelitian, sehingga pengolah data harus dapatmelayani semua tim peneliti dengan baik dan merata. Namun demikianpermasalahan pengolahan data pada bulan-bulan sibuk selama ini dapat diatasidengan cara menambah jam kerja (kerja lembur) dan sistem FIFO (First In FirstOut).

Page 110: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

99 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Database

Seiring dengan perkembangan teknologi, data dan informasi untuk bahanpenelitian sebagian diperoleh dari database yang dimiliki PSE-KP. Data daninformasi selain dimanfaatkan untuk analisis/kajian perumusan kebijaksanaan,juga diperlukan dalam menunjang implementasi kebijaksanaan, monitoring,maupun evaluasi. Suatu rekomendasi kebijaksanaan yang baik harus memenuhisyarat: tepat dalam memahami permasalahan, tepat dalam perumusan tujuan,konsisten dengan Haluan Negara, antisipatif terhadap dinamika empiris, danrealistis (dalam arti dapat diimplementasikan), berpihak kepada kepentinganmasyarakat banyak tanpa mengorbankan prinsip efisiensi dan keberlanjutandalam pembangunan. Syarat-syarat seperti itu dapat dipenuhi hanya jikarekomendasi kebijaksanaan dihasilkan dari suatu kajian, analisis, ataupun studiyang relevan dan berlandaskan prinsip-prinsip penelitian ilmiah.

Dalam penelitian ilmiah, peranan data sangat strategis. Bahkan padahakekatnya nilai hasil penelitian ilmiah sangat ditentukan oleh data dan informasiyang menjadi bahan analisisnya. Guna memenuhi kebutuhan terhadap data yangberkualitas dan dengan cepat dapat diperoleh, maka manajemen data merupakansalah satu aktivitas pokok dari suatu lembaga/instansi; terlebih pada suatulembaga penelitian. Manajeman data yang baik bukan hanya membantuterciptanya pelaksanaan penelitian yang baik tetapi juga mempermudah sistemverifikasi data dan informasi antar lembaga terkait.

Output yang dihasilkan oleh suatu lembaga penelitian adalah data,informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta rekomendasi kebijaksanaan.Oleh karena sifatnya untuk mendukung pemecahan masalah, maka hampir semuapenelitian yang ditujukan untuk menghasilkan output tersebut adalah penelitianterapan. Sebagai pengguna utama, maka stakeholder terpenting adalah pemerintah.Meskipun demikian, user lain juga sangat banyak, misalnya para peneliti,mahasiswa, petani, peternak, wartawan, dan lain sebagainya. Sejak beberapa tahunyang lalu, PSE-KP telah melakukan aktivitas manajemen data. Dalam kegiatan ini,tercakup tiga aspek: (a) pengembangan sistem database, (b) pengembangankapabilitas programer dan analis, (c) pengembangan infrastruktur pendukung.Ketiga aspek itu mutlak dibutuhkan dalam mewujudkan sistem data yang berdayaguna.

Seiring dengan perkembangan teknologi, data dan informasi untuk bahanpenelitian sebagian diperoleh dari database yang dimiliki PSE-KP. Data daninformasi selain dimanfaatkan untuk analisis/kajian perumusan kebijaksanaan,juga diperlukan dalam menunjang implementasi kebijaksanaan, monitoring,maupun evaluasi. Suatu rekomendasi kebijaksanaan yang baik harus memenuhisyarat: tepat dalam memahami permasalahan, tepat dalam perumusan tujuan,konsisten dengan Haluan Negara, antisipatif terhadap dinamika empiris, danrealistis (dalam arti dapat diimplementasikan), berpihak kepada kepentinganmasyarakat banyak tanpa mengorbankan prinsip efisiensi dan keberlanjutandalam pembangunan. Syarat-syarat seperti itu dapat dipenuhi hanya jika

Page 111: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 100

rekomendasi kebijaksanaan dihasilkan dari suatu kajian, analisis, ataupun studiyang relevan dan berlandaskan prinsip-prinsip penelitian ilmiah.

Dalam penelitian ilmiah, peranan data sangat strategis. Bahkan padahakekatnya nilai hasil penelitian ilmiah sangat ditentukan oleh data dan informasiyang menjadi bahan analisisnya. Guna memenuhi kebutuhan terhadap data yangberkualitas dan dengan cepat dapat diperoleh, maka manajemen data merupakansalah satu aktivitas pokok dari suatu lembaga/instansi; terlebih pada suatulembaga penelitian. Manajeman data yang baik bukan hanya membantuterciptanya pelaksanaan penelitian yang baik tetapi juga mempermudah sistemverifikasi data dan informasi antar lembaga terkait.

Output yang dihasilkan oleh suatu lembaga penelitian adalah data,informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta rekomendasi kebijaksanaan.Oleh karena sifatnya untuk mendukung pemecahan masalah, maka hampir semuapenelitian yang ditujukan untuk menghasilkan output tersebut adalah penelitianterapan. Sebagai pengguna utama, maka stakeholder terpenting adalah pemerintah.Meskipun demikian, user lain juga sangat banyak, misalnya para peneliti,mahasiswa, petani, peternak, wartawan, dan lain sebagainya. Sejak beberapa tahunyang lalu, PSE-KP telah melakukan aktivitas manajemen data. Dalam kegiatan ini,tercakup tiga aspek: (a) pengembangan sistem database, (b) pengembangankapabilitas programer dan analis, (c) pengembangan infrastruktur pendukung.Ketiga aspek itu mutlak dibutuhkan dalam mewujudkan sistem data yang berdayaguna.

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kegiatan data base tahun 2012hasilnya cukup banyak dan bervariasi, yaitu dari updating (pemutakhiran) data,entry data baru sampai pada pengadaan data yang sudah dikelola oleh lembagalain, seperti BPS, Bank Indonesia, Deperindag, WTO, dan FAO. Pemutakhiran databervariasi antar jenis data, tergantung pada ketersediaan data dari instansi yangmenerbitkan. Ketersediaan database yang di miliki oleh PSE-KP terbagi dalambeberapa subsektor, yaitu: Tanaman Pangan, Hortikultura, Peternakan danPerkebunan. Subsektor Tanaman Pangan terbagi dalam tiga indikator, yaitu: LuasPanen, Produksi dan Produktivitas dengan komoditas terdiri atas: Padi, PadiLadang, Padi Sawah, Jagung, Kedelai, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah, KacangHijau. Demikian pula untuk subsektor Hortikultura juga terbagi dalam tigaindikator, yaitu: Luas Panen, Produksi dan Produktivitas dengan komoditas terdiriatas: (1). Sayuran: Kentang, Cabe Besar, Bawang Merah, Bawang Daun, Kol, Jahedan Tomat. (2). Buah-buahan: Durian, Jeruk, Mangga, Pepaya, Nenas, Manggisdan Pisang serta (3). Tanaman Hias: Anggrek, Mawar dan Melati. Untuk subsektorPeternakan, terbagi dalam empat indikator, yaitu: Populasi Ternak, Jumlah TernakPotong, Ekspor-Impor dan Konsumsi (Sapi potong, Sapi perah, Kerbau, Kuda,Kambing, domba, Babi, Ayam, dan Itik). Sedangkan untuk subsektor Perkebunan(Kelapa Sawit, Karet, Kakao, Cengkeh, Teh, Tebu/Gula, Kopi, Kelapa, Lada,Kapas, Jambu Mete, dan Tembakau) terbagi dalam beberapa indikator, yaitu: LuasAreal, Luas Panen, Produksi, Produktivitas, Ekspor-Impor, Produksi Perkebunan

Page 112: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

101 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Besar, Produksi Perkebunan Rakyat dan Stok Perkebunan Besar. Selain databasesubsektor di atas, ketersediaan database yang dimiliki oleh PSE-KP dilengkapidengan database Indikator Makro (PDB, Tingkat Suku Bunga, Inflasi, Indeks HargaKonsumen, Exchange Rate, Harga Konsumen, Harga Produsen, Jumlah Penduduk,Kemiskinan, Ketenaga Kerjaan, dan lain-lain) dan database Indikator Pertanian(NTP; HET Pupuk; Harga; Jumlah Pestisida yang beredar; Upah Nominal danUpah Riil Buruh Tani; Luas lahan Pertanian berdasarkan jenis pengairan danpenggunaan, Struktur Ongkos berdasarkan komoditas tanaman pangan, daerahirigasi, luas lahan terkena bencana banjir, kekeringan dan serangan OPT, serta alatdan mesin pertanian (alsintan); database Ekspor-Impor komoditas pertanian sertadatabase konsumsi yang terdiri atas:rata-rata konsumsi (protein dan kalori),konsumsi dan pengeluaran per kapita menurut jenis makanan, pengeluaranpangan dan non-pangan (tingkat nasional dan provinsi).

7.3.3. Pelayanan Perpustakaan

Sebagai salah satu unit pelaksanaan penelitian, khususnya dalam bidangsosial ekonomi pertanian, keberadaan unit perpustakaan sangat penting dan vitaldalam menunjang kegiatan penelitian. Evaluasi pelayanan perpustakaan pentingdilakukan dan indikator yang digunakan dalam monitoring dan evaluasi, yaitu: 1)Stok buku/bahan pengetahuan, (2) Penyajian dan pelayanan, (3) Tingkatpemanfaatan menurut pengguna, (4) Tingkat pemanfaatan menurut bahan dan (5)Masalah yang dihadapi.

PSE-KP memiliki satu unit perpustakaan dengan koleksi buku danmajalah ilmiah yang cukup lengkap, baik yang berbahasa Inggris maupunberbahasa Indonesia. Koleksi Buku di unit perpustakaan mencapai 18.346 bukuterdiri atas 9.123 buku/teks book, 7.586 buku yang berisi tentang InformasiTeknologi Pertanian; 689 Majalah yang berhubungan dengan pertanian dan 1.048adalah Buku hasil seminar. Selain itu, perpustakaan PSE-KP juga mempunyaisejumlah koleksi prosiding, laporan-laporan statistik dan laporan hasil penelitian,khususnya yang berkaitan dengan penelitian sosial ekonomi pertanian. Untukmelengkapi kebutuhan informasi terkini yang dibutuhkan oleh para peneliti, makaperpustakaan ini juga berlangganan koran Kompas, Republika, Bisnis Indonesia,Sinar Tani serta majalah Trubus. Unit perpustakaan ini dikelola oleh lima orangpustakawan. Jumlah koleksi buku dan majalah akan terus berkembang seiringdengan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan di bidang sosial ekonomipertanian.

Pengguna layanan unit Perpustakaan diperuntukan bagi semua kalangan,sedangkan untuk layanan peminjaman buku hanya dikhususkan untuk pegawaiLingkup PSE-KP saja. Pelayanan kepada pengguna perpustakaan tersebutdiberikan dengan dua cara, yaitu open access untuk peneliti PSE-KP dan closedaccess untuk pengguna di luar PSE-KP. Pada tahun 2012, jumlah pinjaman pustakamencapai 352 peminjam dengan 336 judul buku yang dipinjam. Untuk membantumempermudah pengguna dalam menelusuri pustaka yang dimiliki, perpustakaan

Page 113: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 102

PSE-KP telah dilengkapi dengan empat buah unit komputer yang digunakanuntuk melayani konsumen dalam mendukung kecepatan pencarian pustaka.Selain itu komputer tersebut juga digunakan untuk menyimpan dan mem-file data-data pustaka yang tersedia. Kenyamanan pengunjung perpustakaan semakinbertambah dengan dilengkapinya ruangan baca dengan sistem pendingin udara.

7.3.4. Evaluasi Pelayanan Publikasi

Dalam kegiatan monitoring dan evaluasi pelayanan publikasi, indikatoryang digunakan dalam evaluasi ini adalah: (1) Perencanaan, yang terdiri darirencana penerbitan, rencana distribusi, dan jadwal, (2) Distribusi, yang terdiri darilingkup PSE-KP, Badan Litbang Pertanian, Perguruan Tinggi, dan lainnya.Sedangkan indikator perencanaan dan pelaksanaan yang dimaksud dalam konteksini ditekankan pada penerbitan dan distribusi dari masing-masing penerbitanyang dilakukan PSE-KP.

Salah satu tugas PSE-KP adalah mengkomunikasikan hasil-hasil penelitiansosial ekonomi pertanian yang dalam pelaksanaannya dapat berupa publikasi.Beberapa publikasi yang diterbitkan oleh PSE-KP pada tahun 2012 adalah: (1)Analisis Kebijakan Pertanian (AKP), (2) Jurnal Agro Ekonomi (JAE), (3) ForumPenelitian Agro Ekonomi (FAE), (4) Prosiding hasil seminar, (5) Laporan tahunan,(6) Working Paper, dan (7) Laporan hasil penelitian.

Berbagai macam media publikasi tersebut disediakan oleh PSE-KP dandigunakan sebagai wadah untuk menampung kebutuhan peneliti dalammempublikasikan tulisan atau makalahnya. JAE merupakan media ilmiahpenyebaran hasil-hasil penelitian sosial ekonomi Pertanian untuk menunjangpengembangan dan penelitian di Indonesia. JAE memuat hasil-hasil penelitiansosial ekonomi pertanian dengan misi meningkatkan ketrampilan, pengetahuandan profesionalisme para ahli sosial ekonomi Pertanian dalam memecahkanmasalah yang berhubungan dengan pertanian, pangan, sumber daya, danpembangunan ekonomi. Dalam JAE, kekuatan metodologi penelitian sangatdiperhatikan. JAE tersebut diterbitkan dua kali setahun. FAE adalah media ilmiahkomunikasi hasil penelitian yang berisi review hasil penelitian sosial ekonomipertanian di Indonesia. FAE memuat “critical review” hasil-hasil penelitian parapeneliti PSE-KP dan lembaga lainnya. FAE juga menampung naskah-naskah yangberupa gagasan atau konsepsi orisinal dalam bidang sosial ekonomi pertanian.FAE juga diterbitkan dua kali setahun. Publikasi Analisis Kebijakan Pertanianadalah media ilmiah yang membahas isu aktual kebijakan Pertanian yang memuatartikel analisis kebijakan pertanian dalam bentuk gagasan, dialog, dan polemik.Media Analisis Kebijakan Pertanian ini diterbitkan empat kali dalam setahun.Working Paper merupakan publikasi yang memuat tulisan ilmiah peneliti PSE-KPmengenai hasil penelitian, gagasan ilmiah, opini, pengembangan metodologi,pengembangan alat analisis, argumentasi kebijakan, pandangan ilmiah, danreview hasil penelitian

Page 114: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

103 Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Adanya berbagai media penerbitan ilmiah di PSE-KP, maka peneliti PSE-KP dapat menyalurkan ide, pemikiran dan kajian ilmiah yang berkaitan dengansosial ekonomi pertanian dengan baik. Bagi peneliti yang kreatif akan semakinmudah dalam meningkatkan jenjang fungsional penelitinya. Hasil evaluasi jugamenunjukkan bahwa ketersediaan media yang cukup banyak tersebut sangatmembantu peneliti dalam meningkatkan dan memelihara jabatan fungsionalpenelitinya. Salah satu yang mungkin perlu mendapat perhatian manajemenadalah ketepatan waktu penerbitan yang masih belum seluruhnya sesuai denganjadwal yang telah ditetapkan.

Website dan Internet

Sebagai unit kerja yang khusus menangani kegiatan penelitian sosialekonomi pertanian di Kementerian Pertanian, PSE-KP telah lama membinahubungan kerjasama dengan lembaga penelitian baik di dalam negeri maupunluar negeri. Seringkali institusi dalam dan luar negeri membutuhkan data daninformasi hasil penelitian PSE-KP. Sebagai institusi publik, maka sudahselayaknya jika PSE-KP memiliki sarana untuk dapat menyediakan informasi yangdapat diakses dengan mudah oleh pengguna.

Untuk lebih memberikan pelayanan yang optimal dan membantupemerintah dalam merumuskan kebijakan melalui diskusi dengan publik,pelayanan publikasi PSE-KP juga telah membangun situs atau Website sendiridengan alamat: http://www.pse.litbang.deptan.go.id. Website ini telah on line dandapat diakses oleh seluruh masyarakat maupun stakeholders yang membutuhkandata dan informasi mengenai kegiatan PSE-KP selama 24 jam penuh. Situs atauWebsite tersebut juga menjadi sarana komunikasi hubungan kerja antara PSE-KPdengan institusi lainnya, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Untuk lebihmemberikan kenyamanan dan kecepatan pengguna dalam mengakses situs PSE-KP tersebut, saat ini sedang dibuat tampilan baru. Selain itu, juga sedang disusunprogram informasi opini yang dirancang untuk memberikan pandangan atautanggapan terhadap masalah pembangunan pertanian terkini.

Selain Website, PSE-KP juga telah membangun jaringan internet di setiapruangan peneliti dan pejabat struktural. Layanan informasi tersebut dilakukandengan pemasangan instalasi Local Area Network (LAN). Instalasi ini memiliki 2unit switch yang masing-masing memiliki 24 port sehingga maksimal CPU yangdapat dijadikan jaringan adalah 48 unit terminal yang tersebar di seluruh gedung,mulai dari Gedung A di depan dan Gedung B di belakang. Pembangunan jaringaninternet ini dimaksudkan agar para peneliti dan pejabat struktural dapatmengakses perkembangan informasi secara cepat dan murah. Selain itu, adanyajaringan internet ini akan mempermudah peneliti dalam mengakses data dariberbagai institusi di seluruh dunia. Dengan demikian diharapkan kegiatanpenelitian sosial ekonomi pertanian dapat lebih berkembang dan bermanfaat bagimasyarakat luas.

Page 115: LAPORAN TAHUNAN T.A. 2012 - …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/laptah_2012.pdf · Kapasitas Adaptasi Petani Tanaman Pangan Terhadap Perubahan ... Perkebunan. (Sri Nuryanti,

Laporan Tahunan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 104

7.3.5. Sarana Penelitian

Indikator yang digunakan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi padapelayanan sarana penelitian adalah: (1) Rencana pengadaan, yang terdiri darijadwal, jenis dan jumlah dan (2) Realisasi pengadaan, yang terdiri dari jadwal,jenis dan jumlah. Kedua indikator tersebut juga akan dilihat jika terdapatpermasalahan yang dijumpai oleh pelayanan penelitian dan cara pemecahanmasalah.

Sarana penelitian yang dimaksud dalam konteks ini adalah sarana alattulis kantor (ATK) terdiri dari tonner, tinta printer, kertas, disket, dan lainnya.Setiap tim dapat mengajukan kebutuhan ATK-nya sesuai kebutuhan untukpenelitian baik menjelang survei maupun saat kegiatan di kantor. Hasil evaluasimenunjukkan bahwa untuk mendukung kelancaran kegiatan penelitian, penelititelah dilengkapi fasilitas komputer dan jaringan internet yang tersedia di setiapruangan peneliti. Untuk kelancaran komunikasi internal kantor disediakan pulatelepon penghubung antar ruangan sehingga memudahkan komunikasi antarpegawai, baik di dalam kantor maupun menerima telpon dari luar kantor. Bahkanuntuk kenyamanan kerja, maka di hampir setiap ruangan peneliti telah dilengkapidengan fasilitas air condition (AC).

Salah satu aspek pengelolaan sarana penelitian adalah pengelolaan asetyang dimiliki oleh Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Pengelolaanaset PSE-KP pada TA. 2012 sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Asset tetapyang dimiliki oleh PSE-KP berupa tanah senilai Rp 8,12 M, gedung dan bangunansenilai Rp 5,04 M, peralatan dan mesin senilai Rp 3,44 M dan aset tetap lainnyasenilai Rp 12,59 juta. Dengan demikian total asset yang dimiliki oleh PSE-KPsekitar Rp 16,61 M.