laporan tahap 1 gaya belajar mahasiswa fmipa universitas lambung mangkurat
TRANSCRIPT
Gaya Belajar Mahasiswa FMIPA Universitas
Lambung Mangkurat Indah Ayu Septriyaningrum/J1F111024
# Program Studi S-1 Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lambung Mangkurat
Jl. A. Yani Km. 3,8 , Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia [email protected]
Abstrak— Gaya belajar mahasiswa sedikit banyaknya akan
mempengaruhi ketanggapan mahasiswa dalam menerima dan
menelaah materi/ilmu yang diberikan. Gaya belajar adalah cara
yang konsisten yang dilakukan oleh seorang mahasiswa dalam
menangkap stimulus atau informasi, cara mengikat, berpikir dan
memecahkan soal. Tidak semua orang mengikuti cara yang
sama. Gaya belajar yang sesuai adalah kunci keberhasilan
seseorang dalam belajar dan berpengaruh terhadap prestasi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut
bagaimana gaya belajar yang paling efektif dan efisien menurut
mahasiswa FMIPA Universitas Lambung Mangkurat dalam
menelaah suatu informasi yang diberikan dosen serta
mengetahui ada tidaknya pengaruh yang dirasakan mahasiswa
tersebut jika gaya belajar mereka diubah. Jenis penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa/i
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lambung Mangkurat yang berasal dari 7 Program Studi yang
berbeda. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode sampel probabilitas cluster sampling. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
kuesioner yang akan dibagikan kepada responden untuk
mendukung hasil penelitian..
Kata Kunci— Gaya Belajar, Efektif, Efisien, Dampak, Prestasi,
Mahasiswa.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu mempunyai gaya belajar yang alami dan
nyaman, ketika dipaksa untuk belajar dengan cara yang lain
kemungkinan akan timbul rasa frustasi. Pembelajaran akan
menjadi sulit, terutama jika disebabkan oleh gaya atau cara
belajar yang tidak sesuai. Setiap individu tidak hanya belajar
dengan kecepatan yang berbeda tetapi juga memproses
informasi dengan cara yang berbeda. Cara memproses
informasi yang diperoleh dikenal dengan istilah gaya belajar.
Belajar merupakan suatu kegiatan yang memerlukan
konsentrasi, dimana kondisi dan situasi untuk berkonsesntrasi
sangat berhubungan dengan gaya belajar, jika setiap individu
mampu mengelola kondisi dan situasi bagaimana gaya
belajarnya maka proses belajar tersebut akan efektif dan akan
mampu meningkatkan prestasi belajarnya. Setiap individu
memiliki cara yang berbeda dalam pendekatan terhadap situasi
belajar, menerima, mengorganisasikan dan menghubungkan
pengalaman-pengalaman mereka, serta dalam cara merespon
metode pengajaran tertentu.
Gaya belajar mahasiswa sedikit banyaknya akan
mempengaruhi ketanggapan mahasiswa dalam menerima dan
menelaah materi/ilmu yang diberikan. Gaya belajar
adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang
mahasiswa dalam menangkap stimulus atau informasi, cara
mengikat, berpikir dan memecahkan soal. Tidak semua orang
mengikuti cara yang sama.
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh
mahasiswa dalam mempelajari ilmu atau pengetahuan serta
interaksi terhadap lingkungannya sehingga memperoleh nilai
yang berupa angka dari tes belajar serta tingkah laku yang
relative permanen. Prestasi belajar merupakan hal yang sangat
penting dalam proses belajar, karena dengan prestasi belajar
dapat diketahui berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan
dan sejauh mana keberhasilan mahasiswa dalam belajar.
Tak jarang kita temui beberapa kasus banyaknya
mahasiswa yang belum menemukan gaya belajar yang tepat
atau cocok untuk dirinya. Sehingga berpengaruh terhadap
keinginan belajar dan juga prestasinya. Padahal gaya
belajar Gaya belajar yang sesuai adalah kunci keberhasilan
seseorang dalam belajar. Sehubungan dengan pemaparan
tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih
lanjut gaya belajar yang paling banyak digunakan oleh
mahasiswa FMIPA Universitas Lambung Mangkurat dalam
menelaah suatu informasi atau materi yang diberikan dosen..
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana gaya belajar yang paling efektif dan efisien
menurut mahasiswa FMIPA Universitas Lambung
Mangkurat ?
2. Bagaimana dampak yang dirasakan mahasiswa yang
bersangkutan jika gaya belajar mereka diubah dari gaya
belajar biasanya?
C. Manfaat dan Tujuan Penelitian
Manfaat dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui gaya belajar yang paling efektik dan efisien
menurut sebagian besar mahasiswa FMIPA Universitas
Lambung Mangkurat sekaligus mengetahui dampak yang
ditimbulkan terhadap mahasiswa yang menjadi objek penelitian
jika gaya belajar mereka dirubah dari gaya belajar yang biasa
mereka lakukan. Sehingga dari hasil penelitian ini pada
akhirnya diharapkan dapat menjadi suatu acuan atau referensi
gaya belajar yang dapat diaplikasikan oleh mahasiswa pada
umumnya, selain itu dapat memberikan gambaran sekaligus
menjadi bahan pertimbangan jika kita ingin merubah gaya
belajar yang sudah menjadi kebiasaan kita sehari-hari.
D. Batasan Penelitian
Penelitian ini hanya mengacu kepada gaya belajar yang
menjadi kebiasaan mahasiswa FMIPA Universitas Lambung
Mangkurat, dengan ampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Lambung Mangkurat yang berasal dari 7
Program Studi yang berbeda
II. TINJAUAN PUSTAKA
Belajar merupakan proses kegiatan yang dapat membawa
perubahan individu. Dalam kenyataan belajar adalah
perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan, dan sikap.
Hamalik (1983 : 28) mengatakan bahwa: “Belajar adalah suatu
bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang
yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku baru berkat
pengalaman dan latihan” (Gerung, 2012).
Muhammad (1999 : 37) mengatakan bahwa belajar adalah
pekerjaan yang harus dikerjakan sendiri, diusahakan sendiri
dan tidak dapat menugaskan orang lain untuk
mengerjakannya. Belajar merupakan jenis pekerjaan yang
harus melibatkan diri secara langsung kedalam pekerjaan itu.
Hal ini berarti bahwa apabila seseorang mau belajar atau ingin
mempelajari sesuatu, maka dia sendirilah yang harus
mempelajarinya. Dia tidak dapat memerintah atau menyewa
orang lain untuk kepentingannya, melainkan harus terlibat
langsung dalam proses belajar ini (Gerung, 2012).
Menurut arti secara psikologis, belajar sebagai suatu proses
perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku seseorang
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut dapat
diwujudkan dalam seluruh aspek tingkah laku. Sehubungan
dengan hal tersebut, Soeyanto (1981 : 12) mengatakan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan yang terus menerus
pada diri manusia karena usaha untuk mencapai kehidupan
atas bimbingan dan sesuai dengan cita-cita dan falsafah
hidupnya (Gerung, 2012).
Pada uraian terdahulu telah diketahui pengertian dan
definisi belajar yang diberikan oleh para ahli. Kegiatan
tersebut dilakukan dengan bantuan berbagai fasilitas dan
sarana pendukung. Agar kegiatan belajar mengajar
berlangsung dengan baik, maka harus dilaksanakan secara
efisien. Menurut Hamalik (1983 : 23) mengatakan bahwa
efisiensi kegiatan belajar terlihat pada waktu penggunaan
waktu belajar dengan baik oleh peserta didik dalam pengajar
juga memaksimalkan pemakaian berbagai sarana pendukung
belajar yang tersedia (Gerung, 2012).
Terdapat beberapa teori dan model tentang gaya
pembelajaran atau learning style dan faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya belajar seseorang. Secara umum model
gaya pembelajaran dapat diklasifikasikan dalam tiga ruang
lingkup, yaitu information processing, environment,
dan personality(Hickocx, 1995).
Berdasarkan penelitian Kolb terdapat empat jenis gaya
belajar, yakni accomodator, diverger,
assimilator dan converger :
Gaya belajar accomodator/activist.
Gaya belajar accomodator adalah gaya belajar
seseorang yang lebih menyukai pengalaman
(concentrate experience) dan aktif bereksperimen
(active experimentation). Seseorang lebih menyukai
mendapatkan informasi dari feeling dan
memrosesnya dengan cara mempraktikkan atau
melakukannya.
Gaya belajar diverger/refflector.
Gaya belajar diverger adalah gaya belajar
seseorang yang lebih menyukai pengalaman
(concentrate experiencing) dan mengamati
(reflectiveobservation). Peserta didik divergerlebih
menyukai memperoleh informasi dengan feeling dan
memrosesnya dengan cara melihat dan mendengar.
Gaya belajar converger/pragmatis.
Gaya belajar converger adalah gaya belajar
seseorang yang lebih menyukai sesuatu yang abstrak
(abstract conceptualization) dan aktif bereksperimen
(active experimentation). Peserta didik memperoleh
informasi dengan cara memikirkan (thinking) dan
kemudian melakukannya (doing)
Gaya belajar Assimilator/Theorist
Gaya belajar assimilator adalah gaya belajar
seseorang yang lebih menyukai pada sesuatu yang
abstrak (abstract conceptualization) dan mengamati
(reflective observation), yaitu gaya belajar seseorang
yang menyukai belajar dengan berfikir, melihat atau
mendengar (Prastiti, 2009).
Pada MBTI, preferensi gaya belajar seseorang dibedakan
menjadi lima dimensi, yaitu:
Introvert menemukan kekuatan dalam inner
world dari ide konsep dan abstraksi., peserta didik ini
cenderung lebih banyak berfikir dibandingkan
berbicara. Introvert leaner dalam mengembangkan
kerangka kerja dengan cara menyatukan dan
menghubungkan informasi yang mereka pelajari.
Pengetahuan yang diperolehnya kemudian saling
dihubungkan untuk melihat sesuatu tersebut secara
menyeluruh.
Extrovert learner menemukan kekuatan pada benda
dan orang. Mereka lebih suka berinteraksi dengan
orang lain. Mereka lebih suka berbicara dibandingkan
mendengarkan. Secara umum mereka tidak dapat
memahami pelajaran sampai mereka dapat
menjelaskan pada diri mereka sendiri atau pada orang
lain (bekerja kelompok). Problem based
learningdan collaborative learning cocok untuk
model pembelajaran dengan karakteristik gaya
belajar ini.
Sensing learner adalah peserta didik yang lebih
menyukai belajar dengan menggunakan kelima
pancaindra mereka. Mereka menyukai sesuatu
dengan rinci dan menginginkan fakta. Mereka lebih
menyukai segala sesuatu ditata dengan teratur,
pengajaran dilakukan secara terstruktur setahap demi
setahap. Berbeda dengan intuitive learner, mereka
adalah peserta didik yang lebih suka berimajinasi dan
berinovasi.
Thinking learner adalah peserta didik yang dalam
memutuskan sesuatu berdasarkan pada analisis,
logika dan prinsip. Dengan kata lain mereka dalam
melihat sesautu lebih kritis dan objektif. Berbeda
dengan feeling learner mereka lebih menggunakan
pertimbangan nilai-lilai kemanusiaan (human values)
dalam pengambilan keputusan. Mereka cenderung
menjaga keharmonisan hubungan sosial dalam suatu
kelompok. Mereka lebih menyukai bekerja dalam
kelompok kecil
Judging learner adalah peserta didik yang cenderung
melakukan semua tugas lebih cepat dari batas waktu
yang ditentukan. Mereka menyukai tips atau panduan
bagaimana cara mengerjakan sesuatu dengan cepat.
Berbeda dengan perceptive learner, mereka
cenderung menunda tugas sampai menjelang batas
akhir waktu yang ditentukan.
Adapun hasil dalam kegiatan belajar diartikan sebagai
kinerja akademik atau prestasi belajar. Hasil belajar berfungsi
untuk mengetahui tingkat kemajuan atau penguasaan yang
telah dicapai siswa dalam segala aspek meliputi ranah cipta
(prestasi kognitif), ranah rasa (prestasi afektif), dan ranah
karsa (prestasi psikomotorik) (Prastiti, 2009).
.
III. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
sampel probabilitas cluster sampling. Metode cluster sampling
ini melakukan pengambilan sampel dengan memilih kelompok
tertentu secara acak.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
melalui kuesioner yang akan dibagikan kepada responden
untuk mendukung hasil penelitian. Dalam hal ini yang menjadi
responden sekaligus sampel dari penelitian ini melibatkan
mahasiswa/i Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lambung Mangkurat yang berasal dari 7 Program
Studi yang berbeda.
Kuesioner yang akan dibagikan itu sendiri berisikan
beberapa bagian pertanyaan yang mengacu kepada tujuan
dilakukannya penelitian ini dan sekaligus dirancang agar dapat
memenuhi jawaban dari rumusan masalah yang mendasari
penelitian ini.