tutor saraf kranial

80
Saraf Kranial Josephine Jessica Karline Alvin Johan Olivia Nathania

Upload: randygunawan

Post on 11-Jan-2016

54 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Cranial Nerve Tutorial

TRANSCRIPT

Page 1: Tutor Saraf Kranial

Saraf KranialJosephineJessica KarlineAlvin JohanOlivia Nathania

Page 2: Tutor Saraf Kranial
Page 3: Tutor Saraf Kranial
Page 4: Tutor Saraf Kranial

Nervus I (Olfaktorius)Fungsi : sensorik khusus (menghidu,membaui)Mekanisme: Rangsangan > serabut saraf membran mukosa hidung > area kribriformis tulang etmoidal > bersinaps di bulbus olfaktorius > traktus olfaktorius berjalan dibawah lobus frontal > lobus temporal bagian medial sisi yang sama.

Page 5: Tutor Saraf Kranial

Stimulus

Olfactory nerves

Cribiform plate

Olfactory bulb

Olfactory tract

Medial olfactory stria (Limbic system)

Lateral olfactory stria (parahippocampal gyrus)

Page 6: Tutor Saraf Kranial
Page 7: Tutor Saraf Kranial

Pemeriksaan N. ITujuan : mendeteksi adanya gangguan menghidu, mengetahui apakah gangguan tersebut disebabkan gangguan saraf atau penyakit hidung lokal

Cara pemeriksaan :• Periksa apakah lubang hidung ada sumbatan,

kelainan setempat• Menggunakan zat pengetes (kopi, teh, tembakau)• Lubang hidung diperiksa satur per satu dengan jalan

menutup lubang hidung lainnya dengan tangan• Mata dipejamkan

Page 8: Tutor Saraf Kranial
Page 9: Tutor Saraf Kranial

Nervus II (Optikus)

Fungsi : sensorik khusus (melihat)

Page 10: Tutor Saraf Kranial

Retinal ganglion cells

Optic nerve

Optic chiasm

Optic tract

Lateral geniculate body

Optic radiatio

Occipital lobe

Page 11: Tutor Saraf Kranial
Page 12: Tutor Saraf Kranial

Pemeriksaan N.IITujuan :

• Mengukur ketajaman pengelihatan (visus)

• Mempelajari lapang pandang

• Memeriksa keadaan papil optik

Cara pemeriksaan :

• Pemeriksaan ketajaman pengelihatan dilakukuan dengan

menggunakan gambar snellen

• Pemeriksaan lapang pandang dengan metode konfrontasi dari Donder

• Pemeriksaan keadaan papil optik dengan menggunakan

oftalmoskopik

Page 13: Tutor Saraf Kranial

Gangguan N.II

Page 14: Tutor Saraf Kranial

Nervus yang memperarafi otot bola mata Nervus III (Okulomotorius) Nervus IV(Troklear ) Nervus VI (Abdusen)

Page 15: Tutor Saraf Kranial

Nervus III (Okulomotorius)Fungsi

Somatik Motor Menginervasi rectus superior, medial, dan

inferior, dan inferior oblique Viseral Motor (Parasimpatik)

Menginervasi otot polos pupil dan otot siliaris miosis and akomodation

Page 16: Tutor Saraf Kranial
Page 17: Tutor Saraf Kranial

Nervus IV (Troklearis)Fungsi

Menginervasi m. Superior oblique bola mata bergerak ke bawah dan ke nasal

Page 18: Tutor Saraf Kranial

Nervus IV (Troklearis)

Nukleus Terletak di otak

tengah, terletak ventral dari preiaqueductal gray matter.

Caudal dari nukleus nervus okulomotorius

Page 19: Tutor Saraf Kranial

Nervus IV (Troklearis)Perjalanan

muncul di permukaan dorsal sisi kontralateral (di belakang dua kolikuli) menjulur ke ventral berada di antara pedunkulus serebri dan lobus temporalis ke depan melalui dinding lateral sinus kavernosus menuju ruang orbita via fisura orbitalis superior (bersamaan dengan nervus okulomotorius berakhir pada muskulus oblikus superior.

Page 20: Tutor Saraf Kranial
Page 21: Tutor Saraf Kranial

Gangguan N. IVJarang dijumpaiPaling sering karena traumaKelumpuhan nervus IV diplopia

horizontal, kesukaran naik turun tangga dan membaca buku.

Page 22: Tutor Saraf Kranial

Nervus VI (Abdusen)Fungsi

Somatic motorik Menginervasi m. Rateral rectus melirik mata

kelateral

Page 23: Tutor Saraf Kranial

Nervus VI (Abdusen) Nukleus

Nukleus abdusen di pons dekat bidang median. Tepat dibawah dasar ventrikel ke-empat

Page 24: Tutor Saraf Kranial

Nervus VI (Abdusen)Perjalanan

Serabut radikular nervus abdusen keluar dari pons melalui sambungan pontomedularis melalui permukaan ventral dari pons pada posisi lateral dari arteri basilar menembus duramater bergabung dengan nervus lain yang juga mempersaraf iotot mata di sinus kavernosa

Page 25: Tutor Saraf Kranial

Nervus Abdusen (VI)

Page 26: Tutor Saraf Kranial

Gangguan N. VI Kemampuan melirik kearah luar terganggu Diplopia horizontalis Saat melihat kedepan mata yang sakit lebih

aduksi.

Page 27: Tutor Saraf Kranial

Pemeriksaan N. III, N. IV, N. VI

Page 28: Tutor Saraf Kranial
Page 29: Tutor Saraf Kranial

Nervus V (Trigeminal)

Page 30: Tutor Saraf Kranial

Ganglion Trigeminal dan Nukleus Trigeminal

Ganglion trigeminal terdiri atas sel ganglion pseudounipolar, ujung perifernya berakhir pada reseptor

sentuh,tekan, diskriminasi taktil, nyeri, dan temperatur. Sedangkan ujung sentralnya akan berhubungan dengan nukleus di batang otak ( principal sensory nucleus, spinal nucleus, dan mesencephalic nucleus )

Page 31: Tutor Saraf Kranial

Nervus V Nervus kranial terbesar

Sensorik dan motorik Sensorik (portio major/larger component) sebagian

besar bagian kepala Motorik (portio minor/smaller component) otot

mastikasi

Terbagi jadi tiga cabang yang mempersarafi daerah berbeda di wajah

1. Ophthalmic nerve (V1)2. Maxillary nerve (V2)3. Mandibular nerve(V3)

Page 32: Tutor Saraf Kranial
Page 33: Tutor Saraf Kranial

Nervus VII(Fasialis)

Page 34: Tutor Saraf Kranial

Fungsi SomatomotorikOtot-otot wajah, otot platisma, stilohioid, digastrikus posterior, stapedius telinga tengah ViseromotorikGlandula dan mukosa faring, palatum, rongga hidung, sinus paranasal, glandula submaksilar, sublingual dan lakrimalis. (Parasimpatik) Viserosensorik Pengecapan 2/3 anterior lidah SomatosensorikEksteroseptif (overlap dengan daerah yang dipersarafi oleh N.V, IX, X, C2-3 pula). Sulit diperiksa secara spesifik.

Page 35: Tutor Saraf Kranial
Page 36: Tutor Saraf Kranial

Nervus Fasialis

Nukleus komponen motorik nervus fasialis terletak di ventrolateral tegmentum pontis

Dalam perjalanannya, N. VII melewati fossa kranialis posterior, selanjutnya memasuki meatus akustikus internus bersama dengan nervus intermedius dan N. VIII

Page 37: Tutor Saraf Kranial

Didalam meatus, N. Fasialis dan N. Intermedius berjalan ke arah lateral di kanalis fasialis menuju ganglion genikulatum

Setinggi ganglion, kanalis fasialis menurun curam menuju ujung bawah kanalis fasialis dan keluar dari tengkorak melalui foramen stilomastoideum.

Masing-masing serabut motoriknya kemudian didistribusikan ke seluruh regio wajah

Nervus Fasialis

Page 38: Tutor Saraf Kranial
Page 39: Tutor Saraf Kranial

Otot-otot yang dipersarafi : M. orbikularis oris dan M. orbikularis

okuli, M. businator, M. oksipitalis, M. frontalis, M. stapedius, M. platisma, M. stilohioideus

Page 40: Tutor Saraf Kranial
Page 41: Tutor Saraf Kranial

Pemeriksaan Nervus Fasialis

• Muka Simetris.

• Kerutan pada dahi, plika nasolabialis, sudut mulut, fissura palpebra.

• Gerakan spontan sewaktu tersenyum, mengedipkan mata

• Mengangkat alis dan mengerutkan dahi kerutannya simetris atau tidak. Pada sisi yang lumpuh kerutan berkurang atau menghilang.

Page 42: Tutor Saraf Kranial

Pemeriksaan Nervus Fasialis• Memejamkan mata, kemudian pemeriksa

mengangkat kelopak mata pasien sementara pasien masih tetap memejamkan matanya. Jika terjadi kelumpuhan maka pasien tidak dapat mempertahankan pejamannya pada sisi yang lumpuh

• Menyeringai, mencucurkan bibir, menggembungkan pipi. Pada sisi yang lumpuh sudut mulut tertinggal. Pada pasien yang tidak sadar, dapat diberikan rangsang nyeri dengan menekan sudut rahangnya, lihat apakah simetris atau tidak

Page 43: Tutor Saraf Kranial

Pemeriksaan Nervus Fasialis

Uji pengecapan rasa manis, asam, asin, dan pahit

Page 44: Tutor Saraf Kranial

N VIII Nervus vestibulocochlear

Page 45: Tutor Saraf Kranial

Merupakan saraf sensoris

Terdiri atas 2 berkas saraf

N.vestibularis berhubungan dengan sensasi dan

posisi gerak kepala dalam menjaga keseimbangan.

N.cochlearis berhubungan dengan fungsi

pendengaran.

Saraf ini akan meninggalkan permukaan anterior

otak diantara pons dan medulla oblongata, dan

melewati fossa cranii posterior kemudian masuk ke

meatus acusticus internus bersama N.facialis.

Page 46: Tutor Saraf Kranial
Page 47: Tutor Saraf Kranial
Page 48: Tutor Saraf Kranial

Pemeriksaan : Tes Pendengaran

Garpu tala (frekuensi 128 Hz, 256 Hz,

512 Hz)

Tes Weber umumnya pasien

mendengar bunyi pada telinga dengan

konduksi tulang yang lebih baik atau

dengan komponen konduktif yang lebih

besar

Page 49: Tutor Saraf Kranial
Page 50: Tutor Saraf Kranial

Pemeriksaan : Tes Pendengaran Tes Rinne membandingkan konduksi

tulang dan udara

(+) konduksi udara lebih baik

daripada tulang

(-) konduksi tulang lebih baik

daripada udara

Page 51: Tutor Saraf Kranial

TES KESEIMBANGAN Romberg test dengan mata tertutup, tangan

dilipat pada dada atau direntangkan ke depan.

Jika ada kelainan maka penderita akan jatuh

ke arah lesi.

Berjalan Tandem penderita berjalan dengan

tumit kaki yang satu didepan jari-jari kaki

lainnya. Perhatikan, apakah ada deviasi.

Page 52: Tutor Saraf Kranial
Page 53: Tutor Saraf Kranial

NERVUS IX

• Bagian atas nukleus

serabut pada N. IX

• Bagian tengah nukleus

serabut pada N. X

Nukleus ambigus teretak di bagian lateral formasio

retikularis medulla oblongata.

Page 54: Tutor Saraf Kranial

FUNGSI N. Glossofaringeus

Terutama fungsi sensorik.

Sensorik: pengecapan pada 1/3 posterior

lidah.

Otonom: parasimpatis untuk glandula

parotis.

Motorik: otot faring, fungsi menelan.

Page 55: Tutor Saraf Kranial

PEMERIKSAANFungsi motorik• Kualitas suara pasien (normal/ disfonia/

afonia) Pasien diminta untuk menyebutkan “aaaaaaaaaaa”)

• Fungsi artikulasi (normal/ disartria) Pasien diminta untuk mengucapkan kata-kata

• Pasien diminta untuk menggembungkan pipi bila ada kelumpuhan, pasien tidak bisa menggembungkan pipi.

• Pasien diminta untuk menelan cairan/makanan apakah terdapat disfagia.

Page 56: Tutor Saraf Kranial

PEMERIKSAAN

• Pasien diminta membuka mulut, perhatikan palatum mole, arkus faring dan uvula.

Pada keadaan istirahat palatum mole, uvula dan arkus faring sisi yang lumpuh letaknya lebih rendah daripada yang sehat.

Pada keadaan bergerak (menyebutkan “aaaaa”) uvula dan arkus seperti tertarik ke arah yang sehat.

Fungsi sensorik• Fungsi pengecapan pada 1/3 posterior lidah tidak

diperiksa secara rutin.

Page 57: Tutor Saraf Kranial

PEMERIKSAAN Fungsi otonom (reflex)

• Merangsang ringan dinding faring/ tonsil/ lidah bagian belakang.

• Refleks (+): faring terangkat dan lidah ditarik. • Jika rangsang cukup kuat reflek muntah.

Refleks faring (gag reflex)

• Menekan sinus karotikus pada percabangan arteri karotis komunis.

• Timbul bradikardi, penurunan tekanan darah, curah jantung, dan vasodilatasi perifer

• Tidak dilakukan secara rutin.

Refleks sinus karotikus

Page 58: Tutor Saraf Kranial

Nervus Vagus (X) Motor Fibers Nucleus

Nucleus ambiguus (di lateral formasio reticularis medulla oblongata)

Page 59: Tutor Saraf Kranial

Upper Motor Neuron, Supranuclear Control Nucleus ambiguus menerima input dari area motorik korteks serebri (gyrus presentralis), juga input sensorik dari laring dan faring sehingga memicu refleks batuk, menelan, atau muntah.

Page 60: Tutor Saraf Kranial

Lower Motor Neuron, Peripheral Pathways

Serabut eferen visceral foramen jugularis 3 cabang:

1) N. Faringeal faring pleksus faringeal otot lurik lidah dan laring, otot palatum molle dan faring, kecuali tensor veli palatini dan stylofaringeus (N.V dan N.IX)

2) N. Superior laringeal otot krikotiroid.

Page 61: Tutor Saraf Kranial

3) N. Rekuren laringeal seluruh otot intrinsik laring kecuali krikotiroid. Cabang kanan menuju A. Subklavia melengkung ke belakang dan naik lagi sepanjang trakea sebelah kanan menuju laring. Cabang kiri lewat dibawah arkus aorta dan berjalan ke atas antara trakea kiri dan esofagus menuju laring.

Page 62: Tutor Saraf Kranial
Page 63: Tutor Saraf Kranial

Serabut sensoris

Sensasi nyeri, suhu, raba dari meninges fossa posterior, belakang telinga, meatus akustikus eksternal, membran timpani eksternal, laring, faring.

Page 64: Tutor Saraf Kranial

Badan sel untuk sensasi di telinga, meatus akustikus eksterna dan membran timpani terletak di superior vagal ganglion (jugular ganglion), sisanya di inferior vagal ganglion (nodose ganglion). Kedua ganglia tersebut terletak di intrakranial pada fossa jugularis dekat foramen jugularis traktus trigeminal nukleus trigeminal.

Page 65: Tutor Saraf Kranial

Sensasi visceral dari intestinal, gaster, esofagus, lidah, faring, paru – paru, bronkus, trakea, laring, sinyal dari kemoreseptor dan baroreseptor di arkus aorta.

Badan sel terletak di inferior vagal ganglion traktus solitarius nukleus traktus solitarius.

Page 66: Tutor Saraf Kranial

Serabut otonom

Nukleus terletak di dasar ventrikel IV medial dari nukleus ambiguus.

Mengontrol sekresi kelenjar mukosa laring, faring, esofagus, kolon, pankreas, hepar, paru – paru. Sekresi asam lambung. Mengontrol laju nadi dan kontraksi jantung. Mengontrol otot polos saluran pernapasan, esofagus, dan usus.

Page 67: Tutor Saraf Kranial

Pemeriksaan:Motorik: Inspeksi palatum saat fonasi uvula

tertarik ke arah yang sehat pada lesi N.X unilateral.

Lesi pada cabang laring paresis pita suara serak

Lesi pada inervasi palatum palatum tidak dapat menutup nasofaring suara sengau, disfagia, makanan keluar dari hidung.

Page 68: Tutor Saraf Kranial

Sensorik: Sulit diperiksa karena tidak dapat diakses atau

dapat input sensoris dari N.V dan IX.

Otonom: Cek refleks okulokardiak bola mata ditekan, HR

akan turun

Refleks: Gag refleks stimulasi taktil dinding faring atau

posterior lidah kontraksi dan elevasi faring dan retraksi lidah.

Page 69: Tutor Saraf Kranial

Nervus Aksesorius (XI) Cranial portion

Nukleus cranial portion merupakan bagian paling ujung nukleus ambiguus, berupa sekelompok sel dibelakang inferior olivary nucleus di medulla.

Spinal portion≈ accessory nucleus, terletak di kornu anterior medulla spinalis 5 segmen teratas.

Page 70: Tutor Saraf Kranial

Lower Motor Neuron, Peripheral Pathways Gabungan cabang kranial dan spinal N.XI

keluar dari kranium melalui foramen jugular bersama dengan N.IX dan N.X.

Bercabang menjadi 2 bagian: (1) serabut dari nukleus ambiguus bergabung dengan N.X membentuk N. Inferior laringeal inervasi otot intrinsik laring; (2) serabut dari accessory nucleus inervasi SCM dan 3 bagian otot trapezius.

Page 71: Tutor Saraf Kranial
Page 72: Tutor Saraf Kranial

Pemeriksaan:

M. Sternocleidomastoideus

Pasien menengok melawan tahananan tangan ke arah kanan dan kiri kemudian di bandingkan kekuatan dan massa otot sternocleidomastoideus kanan dan kiri

Page 73: Tutor Saraf Kranial

M. Trapezius

Pasien mengangkat bahu kanan dan kiri melawan tahananan kemudian dibandingkan kekuatan dan massa otot sisi kanan dan kiri

Page 74: Tutor Saraf Kranial
Page 75: Tutor Saraf Kranial

Nervus Hipoglosus (XII)Nukleus Nukleus N.XII terletak di medulla

oblongata, ventral dari dasar ventrikel IV. N.XII keluar dari fossa posterior melalui

hypoglossal canal turun di leher dekat angulus mandibula lewat dibawah A. Karotis interna dan V. Jugularis interna berjalan diantara 2 pembuluh darah ini menuju A. Karotis eksterna.

Page 76: Tutor Saraf Kranial

Cabang: Meningeal (cabang ke dura mater di

fossa posterior kranial) Descending ( cabang ke otot omohyoid,

sternohyoid, dan sternothyroid) Thyrohyoid (cabang ke otot thyrohyid) Muscular (cabang ke otot lidah intrinsik

dan ekstrinsik).

Page 77: Tutor Saraf Kranial
Page 78: Tutor Saraf Kranial

Pemeriksaan: Inspeksi lidah istirahat dan bergerak Lidah istirahat: ukuran lidah sisi kiri dan

kanan, adanya atrofi, berkerut Lidah bergerak (dijulurkan): mencong

(ke sisi yang lumpuh) Perhatikan juga: tremor (berkurang bila

lidah diistirahatkan di dasar mulut), fasikulasi, gerakan tidak terkendali

Page 79: Tutor Saraf Kranial

Tremor dijumpai pada: pasien sakit berat (lemah), demensia paralitika, intoksikasi

Fasikulasi dijumpai padalesi nuklear, misalnya siringobulbi.

Kelumpuhan pada kedua sisi lidah tidak dapat digerakkan atau dijulurkan, disartria (cadel, pelo), sulit menelan, sulit bernapas (karena lidah terjatuh ke belakang menghalangi jalan napas)

Page 80: Tutor Saraf Kranial

Cara menilai kekuatan lidah: pasien menggerakkan lidahnya ke segala arah dan perhatikan kekuatan geraknya.

Kemudian pasien disuruh menekankan lidahnya pada pipinya, daya tekan dinilai dengan menekankan jari kita pada pipi.

Contoh: Jika terdapat parese lidah bagian kiri tidak dapat ditekankan ke pipi sebelah kanan