laporan praktikum statistik deskriptif

39
1 ANALISIS REGRESI DAN KORELASI SEDERHANA TERHADAP DATA PADA TIGA TEMPAT WISATA DI KOTA PALEMBANG Disusun Oleh : Nama : 1. Nelly Dahlia T (061540512351) 2. Sophia (061540512354) 3. Syamsul Anwar (061540512356) Kelas : 3 AP A Dosen : Bainil Yuliana, S.E., M.Si AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 2016

Upload: envapya

Post on 08-Jan-2017

117 views

Category:

Data & Analytics


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktikum statistik deskriptif

1

ANALISIS REGRESI DAN KORELASI SEDERHANA TERHADAP DATA

PADA TIGA TEMPAT WISATA DI KOTA PALEMBANG

Disusun Oleh :

Nama : 1. Nelly Dahlia T (061540512351)

2. Sophia (061540512354)

3. Syamsul Anwar (061540512356)

Kelas : 3 AP A

Dosen : Bainil Yuliana, S.E., M.Si

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG

2016

Page 2: Laporan praktikum statistik deskriptif

2

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya serta memberikan kesehatan, kekuatan dan kesabaran sehingga penulis

dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Statistik Deskriptif ini dengan baik.

Laporan Praktikum Statistik Deskriptif ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan nilai Ujian Akhir Semester (UAS), dengan judul “ANALISIS REGRESI DAN

KORELASI SEDERHANA TERHADAP DATA PADA TIGA TEMPAT WISATA DI

KOTA PALEMBANG”.

Penulis sadar akan banyaknya kekurangan dalam penyusunan Laporan Praktikum

Statistik Deskriptif ini. Penulis berharap Laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

pada umumnya dan bagi penulis sendiri pada khususnya. Akhir kata penulis ucapkan terima

kasih dan semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat serta lindunganNya kepada kita

semua, Aamiin.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Palembang, Januari 2016

Penulis

Page 3: Laporan praktikum statistik deskriptif

3

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Statistika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara mengumpulkan, merencanakan,

menganalisis dan mempresentasikan data. Hal terseut membuat statistika sering disebut

dengan ilmu yang berkenan dengan data. Statistika dibagi menjadi dua, yaitu Statistika

Deskriptif dan Statistika Inferensial. Statistika deskriptif berkenaan dengan deskripsi data,

misalnya dari menghitung rata-rata dan varians dari data mentah, mendeksripsikan

menggunakan tabel-tabel atau grafik sehingga data mentah lebih mudah dipahami dan lebih

bermakna. Sedangkan statistika inferensial lebih dari itu, misalnya melakukan pengujian

hipotesis, melakukan prediksi observasi masa depan, atau membuat model regresi.

Dalam materi Statistika Deskriptif, terdapat Regresi dan Korelasi. Regresi dan korelasi

digunakan untuk mempelajari pola dan mengukur hubungan statistik antara dua atau lebih

variabel. Sepanjang sejarah umat manusia,orang melakukan penelitian tentang ada tidaknya

hubungan antara dua hal atau lebih, fenomena, kejadian atau lainnya termasuk untuk

mengetahui pengaruh apa saja yang membuat orang untuk berwisata ke tiga tempat wisata di

Kota Palembang. Oleh karena itu kami memilih tiga tempat wisata tersebut sebagai objek

penelitian kami dalam laporan ini. Ada tidaknya pengaruh antara satu kejadian dengan

kejadian yang lainnya. Karena itu untuk mempermudah dalam melakukan penghitungan

suatu kejadian maka digunakan korelasi dan regresi dalam ilmu statistika.

Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran

asosiasi / hubungan (Measures of association). Teknik ini berguna untuk mengukur kekuatan

hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu.

Regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu

variabel terhadap variabel lain .Dalam analisis regresi ,variabel yang mempengaruhi disebut

independent variabel (variable bebas) dan variabel yang dipengaruhi disebut dependent

variabel (variabel terikat).

Oleh karena itu, setelah mendapatkan data yang cukup, kami membuat laporan

praktikum statistik deskriptif dengan judul “Analisis Regresi dan Korelasi Sederhana

Terhadap Data pada Tiga tempat Wisata di Kota Palembang”.

Page 4: Laporan praktikum statistik deskriptif

4

1.2 Tujuan Penulisan

Berikut ini adalah beberapa tujuan penulisan makalah :

1. Untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh nilai UAS Statistika Deskriptif

semester III.

2. Unutk mengelola data yang kami miliki agar lebih bermakna dan dapat diambil

kesimpulan.

3. Untuk mengimplementasikan materi Regrasi dan Korelasi terhadap data yang kami

miliki.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di rumuskan sebuah permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode analisis Regresi dan Korelasi terhadap data ?

2. Apa pengaruh yang ditimbukan oleh variabel independent terhadap variabel

dependent pada data yang ada ?

1.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam menyusun laporan ini kami menggunakan metode untuk memperoleh data atau

informasi dalam menyelesaikan permasalahan. Metode yang dilakukan adalh sebagai berikut

a. Studi Literatur merupakan metode yang kami lakukan untuk memperoleh data

atau informasi dengan mengumpulkan, mempelajari, dan membaca berbagai

referensi baik itu dari buku-buku, makalah, maupun internet. Dan berbagai

sumber lainnya yang menunjang dalam penulisan laporan ini.

b. Wawancara/ interview merupakan metode yang dilakukan dengan cara

melakukan tanya jawab serta diskusi dengan narasumber yang dianggap memiliki

pengetahuan lebih atas permasalahan objek penelitian.

Page 5: Laporan praktikum statistik deskriptif

5

c. Kuisoner merupakan metode yang dilakukan dengan cara memberikan daftar

pertanyaan jawaban yang relevan dengan laporan ini kepada 70 responden di

masing-masing tempat wisata.

1.5 Waktu dan Tempat Penelitian

Dalam pembuatan Laporan Praktikum Statistik Deskriptif ini, yang menjadi tempat

penelitian yaitu objek wisata Opi Water Fun, Museum SMB II dan Pulau Kemaro.

Berikut ini adalah jadwal penelitian dan proses rencana pada kegiatan pembuatan laporan

ini sebagai berikut :

Tabel Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Oktober

2015

November

2015

Desember

20145

Januari

2016

Minggu Minggu Minggu Minggu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

1 Pengumpulan Data

2 Pengolahan Data

3 Penerapan metode analisa

6 Penyelesaian Laporan

Page 6: Laporan praktikum statistik deskriptif

6

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Regresi

Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton pada tahun 1886.

Galton menemukan adanya tendensi bahwa orang tua yang memiliki tubuh tinggi memiliki

anak-anak yang tinggi, orang tua yang pendek memiliki anak-anak yang pendek pula.

Kendati demikian. Ia mengamati bahwa ada kecenderungan tinggi anak cenderung bergerak

menuju rata-rata tinggi populasi secara keseluruhan. Dengan kata lain, ketinggian anak yang

amat tinggi atau orang tua yang amat pendek cenderung bergerak kearah rata-rata tinggi

populasi. Inilah yang disebut hukum Golton mengenai regresi universal. Dalam bahasa

galton, ia menyebutkan sebagai regresi menuju mediokritas.

Hukum regresi semesta (law of universal regression) dari Galton diperkuat oleh

temannya Karl Pearson, yang mengumpulkan lebih dari seribu catatan tinggi anggota

kelompok keluarga. Ia menemukan bahwa rata-rata tinggi anak laki-laki kelompok ayah

(yang) pendek lebih besar dari pada tinggi ayah mereka, jadi

“mundurnya” (“regressing”) anak laki-laki yang tinggi maupun yang pendek serupa kea rah

rata-rata tinggi semua laki-laki. Dengan kata lain Galton, ini adalah “kemunduran kearah

sedang”.

Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan

satu variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independent (variabel

penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/ atau memprediksi rata-rata populasi

atau niiai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabe! independen yang diketahui.

Pusat perhatian adalah pada upaya menjelaskan dan mengevalusi hubungan antara suatu

variabel dengan satu atau lebih variabel independen. Hasil analisis regresi adalah berupa

koefisien regresi untuk masing-masing variabel independent. Koefisien ini diperoleh dengan

cara memprediksi nilai variabel dependent

2.1.1 Persamaan Regresi Linier dari Y terhadap X

Persamaan regresi linier dari Y terhadap X dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b X

Page 7: Laporan praktikum statistik deskriptif

7

Keterangan :

Y = nilai yang diukur/dihitung pada variabel tidak bebas

x = nilai tertentu dari variabel bebas

a = intersep/perpotongan garis regresi dengan sumbu y

b = koefisien regresi /kemiringan dari garis regresi/untuk mengukur kenaikan atau penurunan

y untuk setiap perubahan satu-satuan x /untuk mengukur besarnya pengaruh x terhadap y

kalau x naik satu unit.

Untuk memudahkan perhitungan analisis regresi berikut ini rumusnya :

2.2 Pengertian Korelasi

Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik

pengukuran asosiasi / hubungan (measures of association). Pengukuran asosiasi merupakan

istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan

untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel.

Analisis korelasi sederhana (Bivariate Correlation) digunakan untuk mengetahui keeratan

hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Koefisien

korelasi sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara dua variabel.

Dalam SPSS ada tiga metode korelasi sederhana (bivariate correlation) diantaranya Pearson

Correlation, Kendall’s tau-b, dan Spearman Correlation. Pearson Correlation digunakan

untuk data berskala interval atau rasio, sedangkan Kendall’s tau-b, dan Spearman

Correlation lebih cocok untuk data berskala ordinal.

Dalam korelasi sempurna tidak diperlukan lagi pengujian hipotesis, karena kedua variabel

mempunyai hubungan linear yang sempurna. Artinya variabel X mempengaruhi variabel Y

secara sempurna. Jika korelasi sama dengan nol (0), maka tidak terdapat hubungan antara

kedua variabel tersebut. Dalam korelasi sebenarnya tidak dikenal istilah variabel bebas dan

Page 8: Laporan praktikum statistik deskriptif

8

variabel tergantung. Biasanya dalam penghitungan digunakan simbol X untuk variabel

pertama dan Y untuk variabel kedua. Dalam contoh hubungan antara variabel remunerasi

dengan kepuasan kerja, maka variabel remunerasi merupakan variabel X dan kepuasan kerja

merupakan variabel Y.

Analisis korelasi sederhana (Bivariate Correlation) digunakan untuk mengetahui keeratan

hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Koefisien

korelasi sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara dua variabel.

Berikut ini adalah daftar Koefisien korelasi :

0 - 0,20 = sangat rendah (hampir tidak ada hubungan)

0,21-0,40 = korelasi yang rendah

0,41-0,60 = korelasi sedang

0,61-0,80 = cukup tinggi

0,81-1,00 = korelasi tinggi

2.3 Determinasi

Koefesien diterminasi dengan Variabel r2

merupakan proporsi variabilitas dalam suatu

data yang dihitung didasarkan pada model variable. Definisi berikutnya menyebutkan bahwa

r2merupakan rasio variabilitas nilai-nilai yang dibuat model dengan variabilitas nilai data asli.

Secara umum r2

digunakan sebagai informasi mengenai kecocokan suatu model. Dalam

Page 9: Laporan praktikum statistik deskriptif

9

regresi r2

ini dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi mendekati nilai data

asli yang dibuat model. Jika r2

sama dengan 1, maka angka tersebut menunjukkan garis

regresi cocok dengan data secara sempurna.

Interpretasi lain ialah bahwa r2

diartikan sebagai proporsi variasi tanggapan yang

diterangkan oleh regresor (variable bebas / X) dalam model. Dengan demikian, jika r2

= 1

akan mempunyai arti bahwa model yang sesuai menerangkan semua variabilitas dalam

variable Y. jika r2

= 0 akan mempunyai arti bahwa tidak ada hubungan antara regresor (X)

dengan ariable Y. Dalam kasus misalnya jika r2

= 0,8 mempunyai arti bahwa sebesar 80%

variasi dari ariable Y (ariable tergantung / response) dapat diterangkan dengan ariable X

(ariable bebas / explanatory); sedang sisanya 0,2 dipengaruhi oleh ariable-variabel yang tidak

diketahui atau variabilitas yang inheren. (Rumus untuk menghitung koefesien determinasi

(KD) adalah KD = r2x 100%) Variabilitas mempunyai makna penyebaran / distribusi

seperangkat nilai-nilai tertentu. Dengan menggunakan bahasa umum, pengaruh ariable X

terhadap Y adalah sebesar 80%; sedang sisanya 20% dipengaruhi oleh ariab lain.

2.4 Scatter Diagram (Diagram Pencar)

Digram scatter adalah salah satu alat dari QC seven tools ( 7 alat pengendalian

kualitas ) yang berfungsi untuk melakukan pengujian seberapa kuatnya hubungan dua

variabel serta menentukan dari dua variabel tersebut apakah hubungan positip ataupun tidak

ada hubungan sama sekali. jenis hubungan Scatter diagram sangat berguna untuk mendeteksi

korelasi (hubungan) antara dua variable (faktor), sekaligus juga memperlihatkan tingkat

hubungantersebut (kuat atau lemah). Diagram scatter juga menjadi dasar pembuatan chart

yang sering digunakan dalam peramalan. Pada pemanfaatannya, scatter diagram

membutuhkan data berpasangan sebagai bahan baku analisisnya, yaitu sekumpulan nilai x

sebagai faktor yang independen berpasangan dengan sekumpulan nilai y sebagai faktor

dependen. Artinya, bahwa setiap nilai x yang didapatkan memberi dampak pada nilai y.

Contohnya : Diperoleh data bahwa ada hubungan antara banyaknya komplain(x) dengan jumlah

retur barang (y) : x = 5 y = 50 eks.x = 10 y = 120 eks.x = 12 y = 150 eks. dst. Melalui penggambaran data

tersebut dalam scatter diagram, akan dapat dilakukan analisa lebih lanjut, sejauh mana antara

faktor x dan y memiliki korelasi, yang dalam hal ini direpresentasikan sebagai nilai r (rho),

yaitu nilai yang menunjukkan tingkat keeratan hubungan antar faktor tersebut. Dikatakan

kedua faktor itu berhubungan sangat erat bila nilai rho mendekati angka + 1.Di samping itu, juga akan dapat

disimpulkan kecenderungan arah korelasitersebut (positif atau negatif). Korelasi memiliki

kecenderungan positif bila setiap pertambahan faktor x menyebab-kan pertambahan faktor y,

Page 10: Laporan praktikum statistik deskriptif

10

sebaliknya kecenderungan negatif bila setiap pertambahan menyebabkan pengurangan faktor

y.

Tujuan Penggunasn Scatter Diagram

a. Menguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel

b. Menentukan jenis hubungan dari dua variabel itu, apakah positif, negatif dan tidak ada

hubungan

Fungsi Diagram Pencar

Scatter diagram merupakan alat interpretasi data yang akan digunakan untuk :

a. Menguji seberapa kuat hubungan antara dua variable (misalnya, hubungan antara biaya

iklan dengan penjualan, lama pengalaman dengan kinerja karyawan, dll.)

b. Memastikan firasat akan hubungan sebab-akibat langsung antara jenis-jenis variabel.

c. Menentukan jenis hubungan (positif, negatif, dll.)

Page 11: Laporan praktikum statistik deskriptif

11

BAB III

PEMBAHASAN

Pada bab ini kami menyajikan data yang kami kumpulkan melalui kuisoner yang telah

diberikan kepada masing-masing 70 responden di tiga tempat wisata Kota Palembang yaitu

Opi Water Fun, Pulau Kemaro dan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Penyajian data

kami tuangkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, dan grafik batang beserta analisis dari

data tersebut.

3.1 Analisis dan Kesimpulan tentang Usia Pengunjung tiga tempat wisata di Kota

Palembang dengan Tabel Distribusi Frekuensi

3.1.1 Analisis Usia Pengunjung di Opi Water Fun

Berikut ini adalah tabel dan grafiknya :

Tabel Distribusi Frekuensi Data Usia Pengunjung Opi Water Fun

GRAFIK USIA PENGUNJUNG OPI WATER FUN

Interval Usia Frekuensi

6-10 21

11-15 18

16 - 20 15

21 - 25 3

26 - 30 6

31 - 35 4

36 - 40 3

Jumlah 70

Page 12: Laporan praktikum statistik deskriptif

12

Analisis : Berdasarkan tabel dan grafik di atas usia pengunjung dibagi dalam 7

interval dengan panjang interval sebanyak 5.

- Pengunjung usia 6 – 10 tahun sebanyak 21 orang

- Pengunjung usia 11 – 15 tahun sebanyak 18 orang

- Pengunjung usia 16 – 20 tahun sebanyak 15 orang

- Pengunjung usia 21 – 25 tahun sebanyak 3 orang

- Pengunjung usia 26 – 30 tahun sebanyak 6 orang

- Pengunjung usia 31 – 35 tahun sebanyak 4 orang

- Pengunjung usia 36 – 40 tahun sebanyak 3 orang

Jadi usia pengunjung terbanyak di Opi Water Fun adalah pengunjung usia 6 – 10

tahun yaitu sebanyak 21 orang. Artinya mayoritas pengunjung tempat wisata Opi

Water adalah anak-anak usia Sekolah Dasar.

3.1.2 Analisis Usia Pengunjung di Pulau Kemaro

Berikut ini adalah tabel dan grafiknya :

Tabel Distribusi Frekuensi Data Usia Pengunjung Pulau Kemaro

GRAFIK USIA PENGUNJUNG PULAU KEMARO

Interval Usia Frekuensi

12-15 8

16 - 19 20

20 - 23 15

24 - 27 9

28 - 31 8

32 - 35 7

36 - 39 3

Jumlah 70

Page 13: Laporan praktikum statistik deskriptif

13

Analisis : Berdasarkan tabel dan grafik di atas usia pengunjung dibagi dalam 7

interval dengan panjang interval sebanyak 4.

- Pengunjung usia 12 – 15 tahun sebanyak 8 orang

- Pengunjung usia 16 – 19 tahun sebanyak 20 orang

- Pengunjung usia 20 – 23 tahun sebanyak 15 orang

- Pengunjung usia 24 – 27 tahun sebanyak 9 orang

- Pengunjung usia 28 – 31 tahun sebanyak 8 orang

- Pengunjung usia 32 – 35 tahun sebanyak 7 orang

- Pengunjung usia 36 – 39 tahun sebanyak 3 orang

Jadi usia pengunjung terbanyak di Pulau Kemaro adalah pengunjung usia 16 – 19

tahun yaitu sebanyak 20 orang. Artinya mayoritas pengunjung tempat wisata Pulau

Kemaro adalah remaja dan dewasa misalnya pelajar dan mahasiswa.

3.1.3 Analisis Usia Pengunjung di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II

Beikut ini adalah tabel dan grafiknya :

Tabel Distribusi Frekuensi Data Usia Pengunjung Museum SMB II

GRAFIK USIA PENGUNJUNG MUSEUM SMB II

Interval Frekuensi

8-12 18

13 - 17 25

18 - 22 17

23 - 27 5

28 - 32 1

33 - 37 2

38 - 44 2

Jumlah 70

Page 14: Laporan praktikum statistik deskriptif

14

Analisis : Berdasarkan tabel dan grafik di atas usia pengunjung dibagi dalam 7

interval dengan panjang interval sebanyak 5.

- Pengunjung usia 8 – 12 tahun sebanyak 18 orang

- Pengunjung usia 13 – 17 tahun sebanyak 25 orang

- Pengunjung usia 18 – 22 tahun sebanyak 17 orang

- Pengunjung usia 23 – 27 tahun sebanyak 5 orang

- Pengunjung usia 28 – 32 tahun sebanyak 1 orang

- Pengunjung usia 33 – 37 tahun sebanyak 2 orang

- Pengunjung usia 38 – 44 tahun sebanyak 2 orang

Jadi usia pengunjung terbanyak di Museum SMB II adalah pengunjung usia 13 – 17

tahun yaitu 25 orang. Artinya mayoritas pengunjung tempat wisata Museum SMB II

adalah Remaja.

Berdasarkan analisis usia pengunjung di tiga tempat wisata Kota Palembang dapat ditarik

kesimpulan bahwa usia pengunjung di tiga tempat wisata tersebut sangat beragam.

Pada tempat wisata Opi Water Fun usia mayoritas pengunjungnya adalah 6-10 tahun,

artinya tempat wisata tersebut adalah tempat wisata yang mayoritas pengunjungnya adalah

anak-anak karena di sana mereka bisa berenang sambil bermain air bersama teman ataupun

keluarga.

Pada tempat wisata Pulau Kemaro usia mayoritas pengunjungnya adalah usia 16-19

tahun, artinya tempat wisata tersebut adalah tempat wisata yang mayoritas pengunjungnya

adalah remaja dan dewasa karena di sana mereka dapat mengeksplor sejarah, keindahan

bangunan yang ada di Pulau Kemaro.

Pada tempat wisata Museum SMB II usia mayoritas pengunjungnya adalah usia 13-17

tahun, artinya tempat wisata tersebut adalah tempat wisata yang mayoritas pengunjungnya

adalah remaja usia sekolah, karena di sana mereka dapat belajar sejarah kota Palembang yang

merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah mereka.

Page 15: Laporan praktikum statistik deskriptif

15

Jawaban Opi Water Fun Pulau Kemaro Musium SMB II

1 49 22 54

2 21 48 16

Jumlah 70 70 70

3.1.4 Analisis dan Kesimpulan tentang Jangkauan Lokasi Pengunjung tiga tempat

wisata di Kota Palembang.

Berdasarkan dari pertanyaan kuisoner “Apakah lokasi wisata ini mudah dijangkau”.

Berikut ini adalah tabel dan grafiknya :

Tabel Distribusi Frekuensi Data Jangkauan Lokasi tiga Tempat Wisata Palembang

Keterangan

Jawaban

1 : Ya

2 : Tidak

GRAFIK JANGKAUAN LOKASI WISATA

Analisis : Berdasarkan tabel dan grafik maka :

- Pengunjung Opi Water Fun yang menjawab „Ya‟ sebanyak 49 orang

- Pengunjung Opi Water Fun yang menjawab „Tidak‟ sebanyak 21 orang

- Pengunjung Pulau Kemaro yang menjawab „Ya‟ sebanyak 22 orang

- Pengunjung Pulau Kemaro yang menjawab „Tidak‟ sebanyak 48 orang

- Pengunjung Museum SMB II yang menjawab „Ya‟ sebanyak 54 orang

- Pengunjung Museum SMB II yang menjawab „Tidak‟ sebanyak 16 orang

Page 16: Laporan praktikum statistik deskriptif

16

Jawaban Opi Water Fun Pulau Kemaro Musium SMB II

1 1 3 2

2 18 20 30

3 37 24 27

4 14 23 11

Jumlah 70 70 70

Pengunjung Opi Water Fun lebih banyak menjawab „Ya‟ dengan selisih 28

orang. Pengunjung Museum SMB II lebih banyak menjawab „Ya‟ dengan

selisih 38 orang. Sedangkan pengunjung Pulau Kemaro lebih banyak

menjawab „Tidak‟ dengan selisih 16 orang.

Kesimpulan : Berdasarkan analisis di atas Lokasi wisata yang paling mudah di

jangkau adalah wisata Museum SMB II ini dikarenakan lokasinya berada di pusat

kota Palembang dan mudah diakses dari mana saja Lokasi Wisata Opi Water Fun juga

mudah dijangkau karena hanya selisih 9 responden. Sedangkan lokasi wisata Pulau

Kemaro menjadi tempat wisata yang lokasinya paling tidak mudah dijangkau, hal ini

mungkin dikarenakan untuk sampai ke tempat tersebut pengunjung harus

menggunakan transportasi air seperti speed boat atau „ketek‟ karena lokasinya berada

di tengah sungai Musi.

3.1.5 Analisis dan Kesimpulan mengenai Pelayanan pada tiga tempat wisata di Kota

Palembang.

Berdasarkan dari pertanyaan kuisoner “Bagaimana pendapatmu tentang pelayanan di tempat

ini?”. Berikut ini adalah tabel dan grafiknya :

Tabel Distribusi Frekuensi Data Jangkauan Lokasi 3 Tempat Wisata Palembang

Keterangan Jawaban:

1 : Kurang

2 : Cukup

3 : Baik

4 : Sangat Baik

GRAFIK PELAYANAN TEMPAT WISATA

Page 17: Laporan praktikum statistik deskriptif

17

Jawaban Opi Water Fun Pulau Kemaro Musium SMB II

1 2 2 2

2 13 13 23

3 45 43 37

4 10 12 8

Jumlah 70 70 70

Analisis : Berdasarkan tabel dan grafik maka :

- Pengunjung Opi Water Fun yang menjawab „Kurang‟ sebanyak 1 orang

- Pengunjung Pulau Kemaro yang menjawab „Kurang‟ sebanyak 3 orang

- Pengunjung Museum SMB yang menjawab „Kurang‟ sebanyak 2 orang

- Pengunjung Opi Water Fun yang menjawab „Cukup‟ sebanyak 18 orang

- Pengunjung Pulau Kemaro yang menjawab „Cukup‟ sebanyak 20 orang

- Pengunjung Museum SMB yang menjawab „Cukup‟ sebanyak 30 orang

- Pengunjung Opi Water Fun yang menjawab „Baik‟ sebanyak 37 orang

- Pengunjung Pulau Kemaro yang menjawab „Baik‟ sebanyak 24 orang

- Pengunjung Museum SMB II yang menjawab „Baik‟ sebanyak 27 orang

- Pengunjung Opi Water Fun yang menjawab „Sangat Baik‟ sebanyak14 orang

- Pengunjung Pulau Kemaro yang menjawab „Sangat Baik‟ sebanyak 23 orang

- Pengunjung Museum SMB II yang menjawab „Sangat Baik‟ sebanyak 11

orang

Pengunjung Opi Water Fun lebih banyak menjawab bahwa pelayanan di sana Baik,

begitu juga dengan pengunjung Pulau Kemaro, sebaliknya pengunjung Museum

SMB II menjawab bahwa pelayanan di sana Cukup.

Kesimpulan :

Berdasarkan analisis bisa diambil kesimpulan bahwa pelayanan di Opi Water Fun

paling Baik dibandingkan dengan Pulau Kemaro dan Museum SMB II. Sedangkan

Museum SMB II menjadi tempat wista yang pelayanan Cukup.

3.1.6 Analisis dan Kesimpulan mengenai Fasilitas pada tiga tempat wisata di Kota

Palembang.

Berdasarkan dari pertanyaan kuisoner “Bagaimana pendapatmu tentang fasilitas di tempat

ini?”. Berikut ini adalah tabel dan grafiknya :

Tabel Distribusi Frekuensi Data Jangkauan Lokasi 3 Tempat Wisata Palembang

Keterangan Jawaban:

1 : Kurang

2 : Cukup

3 : Baik

4 : Sangat Baik

Page 18: Laporan praktikum statistik deskriptif

18

Analisis : Berdasarkan tabel dan grafik maka :

- Pengunjung Opi Water Fun yang menjawab „Kurang‟ sebanyak 2 orang

- Pengunjung Pulau Kemaro yang menjawab „Kurang‟ sebanyak 2 orang

- Pengunjung Museum SMB yang menjawab „Kurang‟ sebanyak 2 orang

- Pengunjung Opi Water Fun yang menjawab „Cukup‟ sebanyak 13 orang

- Pengunjung Pulau Kemaro yang menjawab „Cukup‟ sebanyak 13 orang

- Pengunjung Museum SMB yang menjawab „Cukup‟ sebanyak 23 orang

- Pengunjung Opi Water Fun yang menjawab „Baik‟ sebanyak 45 orang

- Pengunjung Pulau Kemaro yang menjawab „Baik‟ sebanyak 43 orang

- Pengunjung Museum SMB II yang menjawab „Baik‟ sebanyak 37 orang

- Pengunjung Opi Water Fun yang menjawab „Sangat Baik‟ sebanyak10 orang

- Pengunjung Pulau Kemaro yang menjawab „Sangat Baik‟ sebanyak 12 orang

- Pengunjung Museum SMB II yang menjawab „Sangat Baik‟ sebanyak 8

orang

Pengunjung Opi Water Fun lebih banyak menjawab bahwa pelayanan di sana

Baik, pengunjung Pulau Kemaro lebih banyak menjawab bahwa pelayanan di

sana Sangat Baik , pengunjung Museum SMB II menjawab bahwa pelayanan di

sana baik.

Page 19: Laporan praktikum statistik deskriptif

19

Jawaban Opi Water Fun Pulau Kemaro Musium SMB II

1 35 39 21

2 20 22 25

3 11 2 19

4 4 7 5

Jumlah 70 70 70

Kesimpulan :

Berdasarkan analisis bisa diambil kesimpulan bahwa fasilitas di Pulau Kemaro

paling Baik dibandingkan dengan Opi water fun dan Museum SMB II.

Sedangkan Museum SMB II menjadi tempat wista yang pelayanan Cukup. Pulau

kemaro memiliki fasilitas yang paling baik karena di sana telah menyediakan

fasilitas berupa sarana umum seperti toilet tempat beristirahat dan tempat ibadah

yang lengkap bagi masyarakat tionghoa. Selain menjadi tempat wisata, Pulau

Kemaro juga sebagai tempat ibadah bagi masyarakat tionghoa karena di sana

terdapat kuil dan fasilitas lainnya yang mendukung kegiatan peribadatan mereka.

3.1.7 Analisis dan Kesimpulan mengenai Intensitas Berwisata pada tiga tempat wisata

di Kota Palembang.

Berdasarkan dari pertanyaan kuisoner “Sudah berapa kali kamu ke tempat ini? ”. Berikut

ini adalah tabel dan grafiknya :

Keterangan

Jawaban:

1 : Satu Kali

2 : Dua Kali

3 : > Tiga Kali

4 : Pertama Kali

Page 20: Laporan praktikum statistik deskriptif

20

Analisis : Berdasarkan tabel dan grafik maka :

- Pengunjung Opi Water Fun yang sudah satu kali sebelumnya berwisata di

sana sebanyak 35 orang

- Pengunjung Opi Water Fun yang sudah dua kali sebelumnya berwisata di

sana sebanyak 20 orang

- Pengunjung Opi Water Fun yang sudah lebih dari dua kali sebelumnya

berwisata di sana sebanyak 11 orang

- Pengunjung Opi Water Fun yang baru pertama kali berwisata di sana

sebanyak 4 orang

- Pengunjung Pulau Kemaro yang sudah satu kali sebelumnya berwisata di

sana sebanyak 39 orang

- Pengunjung Pulau Kemaro yang sudah dua kali sebelumnya berwisata di

sana sebanyak 22 orang

- Pengunjung Pulau Kemaro yang sudah lebih dari dua kali sebelumnya

berwisata di sana sebanyak 2 orang

- Pengunjung Pulau Kemaro yang baru pertama kali berwisata di sana

sebanyak 7 orang

- Pengunjung Museum SMB II yang sudah satu kali sebelumnya berwisata di

sana sebanyak 21 orang

- Pengunjung Museum SMB II yang sudah dua kali sebelumnya berwisata di

sana sebanyak 25 orang

- Pengunjung Museum SMB II yang sudah lebih dari dua kali sebelumnya

berwisata di sana sebanyak 19 orang

- Pengunjung Museum SMB II yang baru pertama kali berwisata di sana

sebanyak 5 orang

Pengunjung Opi Water Fun lebih banyak menyatakan sudah satu kali

sebelumnya berwisata di sana, pengunjung Pulau Kemaro lebih banyak

menyatakan sudah satu kali sebelumnya berwisata di sana, sedangkan

pengunjung Museum SMB II lebih banyak menyatakan sudah lebih dari dua kali

sebelumnya berwisata di sana.

Kesimpulan :

Page 21: Laporan praktikum statistik deskriptif

21

Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa tempat wisata SMB II menjadi

tempat wisata yang paling sering dikunjungi, karena mayoritas pengunjungnya

adalah mahasiswa dan pelajar yang banyak memkbutuhkan informasi mengenai

sejarah kota Palembang, selain itu juga karena lokasinya yang mudah di jangkau

membuat tempat ini sering dijadikan tempat wisata khususnya wisata sejarah.

Pada tempat wisata Opi Water Fun pengunjung lebih banyak menyatakan bahwa

mereka sudah satu kali sebelumnya berwisata ke sana, artinya mereka kembali

berwisata ke sana karena fasilitas dan pelayanannya baik. Pada tempat wisata

Pulau Kemaro pengunjung lebih banyak menyatakan bahwa mereka sudah satu

kali sebelumnya berwisata ke sana, artinya mereka kembali berwisata untuk

kedua kalinya dengan berbagai tujuan misalnya hanya untuk berfoto maupun

beribadah untuk orang tionghoa.

3.2 Analisa Regresi dan Kolerasi Sederhana

Pada bab ini kami akan mengolah data yang kami miliki untuk mencari korelasi di

antara data yang ada. Dalam menentukan korelasi kami menggunakan metode

penghitungan regresi kolerasi antara nilai X atau variabel independent dan nilai Y atau

variabel dependent. Variabel independent terdiri dari data lokasi wisata, pelayanan,

fasilitas dan biaya wisata, sedangkan variabel dependent terdiri atas intensitas

berwisata.

3.2.1 Korelasi, Koefisien Determinasi dan Persamaan Regresi antara Lokasi Tempat

Wisata dan Intensitas Berwisata

Diketahui :

Ditanya : Korelasi (r) , Koefisien Determinasi (r2) dan Persamaan Regresi

Tempat Lokasi (x) Intensitas berwisata (y) x2

y2 x (y)

OPI Water Fun 49 11 2401 121 539

Pulau Kemaro 22 2 484 4 44

Musium SMB II 54 19 2916 361 1026

Jumlah 125 32 5801 486 1609

Page 22: Laporan praktikum statistik deskriptif

22

Penyelesaian :

a. Korelasi

r = ( ) ( )( )

√* ( ) ( ) + * ( ) ( ) +

= ( ) ( )( )

√* ( ) ( ) + * ( ) ( ) +

=

√( )( )

=

√( ) ( )

=

= 0.941

b. Koefisien Determinasi

r2

= r x r

= 0.941 x 0.941

= 0.885 x100%

= 88,5%

c. Persamaan Regresi

Y = a + bx

b = ( ) ( ) ( )

( ) ( )

= ( ) ( ) ( )

( ) ( )

=

=

= 0.4651

a = ( ) ( )

= ( )

Page 23: Laporan praktikum statistik deskriptif

23

=

= - 87125

Y = -87125 + 0.4651x

Kesimpulan :

a. Nilai koefisien korelasi diperoleh sebesar 0.941. Hal ini berarti adanya hubungan

positif antara lokasi tempat wisata dengan intensitas berwisata, dan jika dilihat dari

nilai korelasi hubungan variabel atau hubungan antara kedua variabel tersebut

termasuk kategori tinggi atau sangat kuat/erat. Dengan demikian berarti lokasi tempat

wisata memiliki hubungan kuat/erat terhadap kenaikan intensitas berwisata

b. Nilai koefisien determinasi sebesar 0.885. Hal ini menunjukkan kemampuan variabel

lokasi tempat wisata mempengaruhi variabel intensitas berwisata sebesar 88,5%,

sedangkan sisanya sebesar 11,5% dipengaruhi oleh faktor lain.

c. Y = -87125 + 0.4651x

- Koefisien regresi sebesar 0.4651, berarti lokasi tempat wisata mempunyai hubungan

positif atau searah dengan intensitas berwisata, karena koefisien regresi bernilai

positif. Setiap peningkatan 1 satuan lokasi tempat wisata maka akan berpengaruh

terhadap peningkatan intensitas berwisata sebesar 0.4651 satuan. Begitu juga

sebaliknya setiap penurunan sebesar 1 satuan akan berpengaruh terhadap penurunan

intensitas berwisata sebesar 0.4651 satuan.

Page 24: Laporan praktikum statistik deskriptif

24

3.2.2. Korelasi, Koefisien Determinasi dan Persamaan Regresi antara Pelayanan

Tempat Wisata dan Intensitas Berwisata

Diketahui :

Ditanya : Korelasi (r) , Koefisien Determinasi (r2) dan Persamaan Regresi

Penyelesaian :

a. Korelasi

r = ( ) ( )( )

√* ( ) ( ) + * ( ) ( ) +

= ( ) ( )( )

√* ( ) ( ) + * ( ) ( ) +

=

√( )( )

=

√( ) ( )

=

= 0.253

b. Koefisien Determinasi

r2

= r x r

= 0.253 x 0.253

= 0,064 x100%

= 6,41%

c. Persamaan Regresi

Y = a + bx

Tempat Pelayanan (x) Intensitas berwisata (y) x2

y2 x (y)

OPI Water Fun 37 11 1369 121 407

Pulau Kemaro 24 2 576 4 48

Musium SMB II 27 19 729 361 513

Jumlah 88 32 2674 486 968

Page 25: Laporan praktikum statistik deskriptif

25

b = ( ) ( ) ( )

( ) ( )

= ( ) ( ) ( )

( ) ( )

=

=

= 0.3165

a = ( ) ( )

= ( )

=

= 1.382

Y = 1.382 + 0.3165x

Kesimpulan :

a. Nilai koefisien korelasi diperoleh sebesar 0.253. Hal ini berarti adanya hubungan

positif antara pelayanan tempat wisata dengan intensitas berwisata, dan jika dilihat

dari nilai korelasi hubungan variabel atau hubungan antara kedua variabel tersebut

termasuk kategori rendah/sangat lemah Dengan demikian berarti pelayanan tempat

wisata memiliki hubungan sangat lemah terhadap kenaikan intensitas berwisata

b. Nilai koefisien determinasi sebesar 0.0641. Hal ini menunjukkan kemampuan variabel

pelayanan tempat wisata mempengaruhi variabel intensitas berwisata sebesar 6,41%,

sedangkan sisanya sebesar 93,59% dipengaruhi oleh faktor lain.

c. Y = 1.382 + 0.3165x

- Koefisien regresi sebesar 0.3165, berarti pelayanan tempat wisata mempunyai

hubungan positif atau searah dengan intensitas berwisata, karena koefisien regresi

bernilai positif. Setiap peningkatan 1 satuan kualitas pelayanan maka akan

Page 26: Laporan praktikum statistik deskriptif

26

berpengaruh terhadap peningkatan intensitas berwisata sebesar 0.3165 satuan. Begitu

juga sebaliknya setiap penurunan kualitas pelayanan sebesar 1 satuan akan

berpengaruh terhadap penurunan intensitas berwisata sebesar 0.3165 satuan.

3.2.3. Korelasi, Koefisien Determinasi dan Persamaan Regresi antara Fasilitas Tempat

Wisata dan Intensitas Berwisata

Tempat Fasilitas (x) Intensitas

berwisata (y) x

2 y

2 x (y)

OPI Water Fun 45 11 2025 121 495

Pulau Kemaro 43 2 1849 4 86

Museum SMB II 37 19 1369 361 703

Jumlah 125 32 5243 486 1284

Diketahui :

Ditanya : Korelasi (r) , Koefisien Determinasi (r2) dan Persamaan Regresi

Penyelesaian :

a. Korelasi

r = ( ) ( )( )

√* ( ) ( ) + * ( ) ( ) +

Page 27: Laporan praktikum statistik deskriptif

27

= ( ) ( )( )

√* ( ) ( ) + * ( ) ( ) +

=

√( )( )

=

√( ) ( )

=

= - 0.696

b. Koefisien Determinasi

r2

= r x r

= 0.696 x 0.696

= 0,484 x100%

= 48,4%

c. Persamaan Regresi

Y = a + bx

b = ( ) ( ) ( )

( ) ( )

= ( ) ( ) ( )

( ) ( )

=

=

= -1,423

a = ( ) ( )

= ( ) ( )

= ( )

= 69,95

Y = 69,95 – 1,423x

Page 28: Laporan praktikum statistik deskriptif

28

Kesimpulan :

a. Nilai koefisien korelasi diperoleh sebesar -0.696. Hal ini berarti adanya hubungan

negatif antara fasilitas tempat wisata dengan intensitas berwisata, dan jika dilihat dari

nilai korelasi hubungan variabel atau hubungan antara kedua variabel tersebut

termasuk kategori cukup tinggi . Dengan demikian berarti fasilitas tempat wisata

memiliki hubungan cukup tinggi terhadap kenaikan intensitas berwisata

b. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,484. Hal ini menunjukkan kemampuan variabel

fasilitas tempat wisata mempengaruhi variabel intensitas berwisata sebesar 48,40%,

sedangkan sisanya sebesar 51,6% dipengaruhi oleh faktor lain.

c. Y = 69,95 – 1,423x

- Koefisien regresi sebesar -1,423 , berarti fasilitas tempat wisata mempunyai

hubungan negatif dengan intensitas berwisata, karena koefisien regresi bernilai

negatif. Setiap peningkatan 1 satuan kualitas fasilitas maka akan berpengaruh

terhadap peningkatan intensitas berwisata sebesar -1,423 satuan. Begitu juga

sebaliknya setiap penurunan kualitas fasilitas sebesar 1 satuan akan berpengaruh

terhadap penurunan intensitas berwisata sebesar -1,423 satuan.

Page 29: Laporan praktikum statistik deskriptif

29

3.2.4. Korelasi, Koefisien Determinasi dan Persamaan Regresi antara Biaya ke Tempat

Wisata dan Intensitas Berwisata

Tempat Biaya (x) Intensitas

berwisata (y) x

2 y

2 x (y)

OPI Water Fun 55000 11 3.025.000.000 121 605.000

Pulau Kemaro 150000 2 22.500.000.000 4 300.000

Museum SMB

II 5000 19 25.000.000 361 95.000

Jumlah 210000 32 25.550.000.000 486 1.000.000

Biaya tersebut merupakan asumsi biaya yang kami hitung berdasarkan biaya rata-rata yang

dibutuhkan responden untuk berwisata

Diketahui :

Ditanya : Korelasi (r) , Koefisien Determinasi (r2) dan Persamaan Regresi

Penyelesaian :

a. Korelasi

r = ( ) ( )( )

√* ( ) ( ) + * ( ) ( ) +

= ( ) ( )( )

√* ( ) ( ) + * ( ) ( ) +

=

√( )( )

=

√( )( )

=

= 0.989

b. Koefisien Determinasi

r2

= r x r

= 0.989 x 0.989

= 0,978

c. Persamaan Regresi

Y = a + bx

Page 30: Laporan praktikum statistik deskriptif

30

b = ( ) ( ) ( )

( ) ( )

= ( ) ( ) ( )

( ) ( )

=

=

= -0,0001

a = ( ) ( )

= ( ) ( )

= ( )

= 18,66

Y = -0.0001 + 18,66x

Kesimpulan :

a. Nilai koefisien korelasi diperoleh sebesar -0.989. Hal ini berarti adanya hubungan

negatif antara biaya ke tempat wisata dengan intensitas berwisata, dan jika dilihat

dari nilai korelasi hubungan variabel atau hubungan antara kedua variabel tersebut

termasuk kategori sangat tinggi . Dengan demikian berarti biaya ke tempat wisata

memiliki hubungan sangat tinggi terhadap kenaikan intensitas berwisata

b. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,978. Hal ini menunjukkan kemampuan variabel

fasilitas tempat wisata mempengaruhi variabel intensitas berwisata sebesar 97,8%,

sedangkan sisanya sebesar 2,2% dipengaruhi oleh faktor lain.

c. Y = -0.0001 + 18,66x

- Koefisien regresi sebesar 18,66 , berarti biaya ke tempat wisata mempunyai

hubungan positif dengan intensitas berwisata, karena koefisien regresi bernilai positif.

Setiap peningkatan 1 satuan maka akan berpengaruh terhadap peningkatan intensitas

berwisata sebesar 18,66 satuan. Begitu juga sebaliknya setiap penurunan sebesar 1

Page 31: Laporan praktikum statistik deskriptif

31

satuan akan berpengaruh terhadap penurunan intensitas berwisata sebesar 18,66

satuan.

3.3 Analisa Kolerasi Sederhana dengan menggunakan SPSS

Setelah melakukan perhitungan manual terhadap nilai korelasi, kami akan

menunjukkan hasil perhitungan dengan menggunkaan SPSS yang telah kami pelajari saat di

Diploma III.

Data Kusioner Objek Wisata Kota Palembang ( Opi Water Fun, Pulau Kemaro, dan

Museum SMB II ).

Proses uji korelasi:

Buatlah data di atas

Klik Analyze

Page 32: Laporan praktikum statistik deskriptif

32

Klik correlate, pilih bivariate, maka akan muncul kotak dialog untuk mendaftar

pasangan variabel yang akan dicari koefisien korelasinya. Terdapat 3 pilihan pada

kotak correlation coeficients, yakni:

Person: untuk melakukan analisis k orelasi dengan metode person product

moment

Kendall‟s tau-b: digunakan untuk melakukan analisis korelasi non-parametrik

dari metode kendall, yaitu ukuran asosiasi dari variabel bersifat ordinal.

Spearman: digunakan untuk melakukan analisis korelasi non-parametrik dengan

koefisien korelasi spearman. Korelasi ini juga sangat cocok untuk data yang

bersifat ordinal

Klik variabel “lokasi”, “pelayanan”, “fasilitas”, “biaya_asumsi” dan “intensitas”, lalu

masukkan ke kotak variable(s) dengan mengklik panah ►

Klik Pearson dan Speearman

Klik Options, pilih Means and Standard Deviation

Klik Continue

Klik OK

Analisis hasil :

Bagian I

Analisis :

Pada bagian ini merupakan hasil pilihan options. Dimana terdapat nilai rata-rata (mean) dari

keempat variabel, nilai std. Deviation dengan jumlah sample (N)

Page 33: Laporan praktikum statistik deskriptif

33

Bagian II

Analisis :

Pada bagian ini dikemukakan hasil perhitungan koefisien korelasi (r) untuk semua variabel

yang dimasukkan dalam perhitungan. Dan dapat membaca satu persatu hubungan/korelasi

tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS, didapatkan :

a. Korelasi Antara variabel Lokasi dan Intesitas

Berdasarkan perhitungan diatas, koefisien korelasi (r) antara variabel lokasi dan

intensitas sebesar 0,941. Berarti kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang kuat (

korelasi sangat kuat/erat) dan bentuk hubungannya adalah linier positif.

b. Korelasi Antara variabel Pelayanan dan Intesitas

Berdasarkan perhitungan diatas, koefisien korelasi (r) antara variabel pelayanan dan

intensitas sebesar 0,253. Berarti kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang lemah

( korelasi lemah) dan bentuk hubungannya adalah linier positif.

Page 34: Laporan praktikum statistik deskriptif

34

c. Korelasi Antara variabel Fasilitas dan Intesitas

Berdasarkan perhitungan diatas, koefisien korelasi (r) antara variabel fasilitas dan

intensitas sebesar -0,697. Berarti kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang

sedang ( korelasi sedang) dan bentuk hubungannya adalah linier negatif.

d. Korelasi Antara variabel Biaya_asumsi dan Intesitas

Berdasarkan perhitungan diatas, koefisien korelasi (r) antara variabel biaya_asumsi dan

intensitas sebesar 1. Berarti kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang kuat (

korelasi kuat/erat) dan bentuk hubungannya adalah linier negatif, karena jika biaya ke

tempat wisata naik/mahal maka intensitas berwisata akan menurun.

Page 35: Laporan praktikum statistik deskriptif

35

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dari bab-bab sebelumnya tentang Regresi dan Korelasi

Sederhana Pada Tiga tempat Wisata di Kota Palembang maka kami menarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Data yang kami dapatkan dari tiga objek penelitian dapat diolah dan diterapkan

metode regresi kerelasi sederhana.

2. Semua variabel yang terdiri atas nilai lokasi, pelayanan, fasilitas dan biaya di tiga

tempat wisata memiliki korelasi dengan variabel terikat yaitu intensitas berwisata

sebagai berikut :

a. Korelasi lokasi dan intensitas berwisata sangat tinggi/kuat/erat

b. Korelasi pelayanan dan intensitas berwisata cukup tinggi/sedang

c. Korelasi fasilitas dan intensitas berwisata sangat lemah

d. Korelasi biaya dan intensitas berwisata sangat tinggi/kuat/erat

Jadi pengaruh terbesar dalam masyarakat memilih tempat berwisata adalah

lokasi tempat wisata dan biaya berwisata

3. Semua perhitungan yang kami buat telah diuji cobakan dengan menggunakan

SPSS 16.0 dengan hasil yang sama dengan perhitungan kami yang telah dilakukan

secara manual dengan menggunakan rumus.

Page 36: Laporan praktikum statistik deskriptif

36

5.2 Saran

Laporan yang kami buat belumlah sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan

dan waktu. Adapun saran kami untuk laporan ini sebagai berikut :

1. Agar laporan ini semakin lengkap perlu dasar teori yang lebih banyak dari

berbagai sumber

2. Laporan ini diharapkan dapat ditinjau kembali, dengan analisis dan perhitungan

agar lebih bermanfaat

3. Laporan ini diharapkan dapat ditinjau kembali, dengan analisis dan perhitungan

untuk hasil laporan dibuat lebih rapi dan terperinci.

Page 37: Laporan praktikum statistik deskriptif

37

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Ikbal. 2003. Pokok-pokok Materi Statistik 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

E. Walpole. R. Pengantar Statistika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1993.

http://www.statistikian.com/2012/08/analisis-regresi-korelasi.html

http://widipaker.blogspot.co.id/2012/12/korelasi-dan-regresi.html

http://www.kompasiana.com/jokoade/regresi-dan-korelasi-dalam-

statistik_54f6b123a333112f538b46b3

http://www.konsultanstatistik.com/2011/07/regresi-dan-korelasi.html

Page 38: Laporan praktikum statistik deskriptif

38

Page 39: Laporan praktikum statistik deskriptif

39