laporan praktikum porifera kelompok 6

10

Click here to load reader

Upload: nor-hidayati

Post on 05-Jul-2015

3.229 views

Category:

Education


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktikum porifera kelompok 6

LAPORAN PRAKTIKUM AVERTEBRATA

PHYLUM PORIFERA

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Serlin Nurhidayati 1111016100048

Kintantia Widiya Sari 1111016100049

Muhammad Noorismail 1111016100051

Fitriasari 1111016100057

Nor Hidayati 1111016100067

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013

Page 2: Laporan praktikum porifera kelompok 6

PHYLUM PORIFERA

I. Tujuan Praktikum

Untuk mengamati morfologi dari hewan-hewan yang termasuk

dalam phylum porifera.

II. Dasar Teori

Hewan yang tergolong phylum ini dikenal dengan sponge.

Tubuhnya tersusun dari banyak sel yang mempunyai tugas tertentu,

seperti; mengambil dan mencerna makanan, reproduksi, dsb.

Ciri umum porifera adalah:

- susunan tubuhnya terdiri dari banyak sel.

- tubuhnya berpori.

- bentuk tubuh umumnya seperti piala mirip tumbuhan.

- umumnya hidup di laut.

- dibagian tubuhnya terdapat rongga besar yang disebut spongocoel.

Makanan berupa zat organik atau organisme kecil lain, yang akan

dicerna dalam vakuola makanan yang kemudian diteruskan oleh sel

amuboid ke sel-sel lainnya. Pernafasan dilakukan oleh sel-sel tubuh

dengan cara absorbsi, O2 dari air. Sedangkan CO2 dikeluarkan kembali

melalui seluruh permukaan tubuh. Reproduksinya secara vegetatif dan

generatif.

Berdasarkan sistem saluran yang ada di dalam tubuhnya, terbagi

menjadi:

a. Tipe ascon : lubang-lubang ostianya dihubungkan lansung ke

spongocoel. Contohnya: Leucosolenia, Ascetta, Olyntus.

b. Tipe sycon : lubang ostianya dihubungkan oleh saluran bercabang

kemudian ke spongocoel.

Page 3: Laporan praktikum porifera kelompok 6

c. Tipe rhagon/leucon : lubang ostianya dihubungkan dengan saluran

bercabang, berongga dan tidak dihubungkan langsung ke

spongocoel.

Berdasarkan sifat skletonnya, porifera terbagi menjadi tiga kelas:

a. Kelas calsispongiae : rangka terbuat dari kapur, contohnya: Sycon

getinosum, Ceathrina blanca.

b. Kelas hyalospongiae : kerangka terbuat dari kersik/silikat,

contohnya: Phenorema, Hyalonema.

c. Kelas Demospongiae : rangka terbuat dari kersik, spogin atau

campuran keduanya, contohnya: Euspongia officialis, Spongilla

carteri.

III. Alat dan Bahan

1. hewan-hewan awetan porifera

2. pinset

3. loup

4. petridish

5. HCl

6. korek api

IV. Cara Kerja

1. ambil hewan awetan Porifera yang ada, letakkan diatas meja.

2. amati bentuk morfologinya secara cermat dengan menggunakan

loupe.

3. gambar,dan beri keterangan dan klasifikasinya secara lengkap.

4. ambil sepotong ragka luar dari berbagai macam Porifera kemudian

bakarlah atau tetesi dengan HCl, apa yang terjadi?

Page 4: Laporan praktikum porifera kelompok 6

V. Hasil Pengamatan

1. Nama bagian:

a. Budding (tunas)

b. Osticulum

c. Ostium

Gambar 1

-Setelah dibakar

-Setelah ditetesi HCL

a

b

c

Page 5: Laporan praktikum porifera kelompok 6

2. Nama bagian:

a. Ostium

Gambar 2

3. Nama bagian:

a. Ostium

b. Budding (tunas)

Gambar 3

VI. Pembahasan

Pada praktikum kali ini, kita mengamati hewan yang tidak

memiliki tulang belakang ( Avertebrata ) yang berasal dari phylum

porifera. Porifera adalah hewan multiseluler atau metazoa yang paling

sederhana. Karena hewan ini memiliki ciri yaitu tubuhnya berpori

seperti busa atau spons sehingga porifera disebut juga sebagai hewan

spons.

Berdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan

menjadi tiga kelas, yaitu Hexactinellida (Hyalospongiae),

b

a

a

Page 6: Laporan praktikum porifera kelompok 6

Demospongiae, dan Calcarea (Calcisspongiae). Berdasarkan hasil

pengamatan porifera yang kita amati berasal dari kelas Demospongiae.

Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup 90 %

dari seluruh jenis porifera. Demospongiae (dalam bahasa yunani,

demo=tebal,spongia=spons) memiliki rangka yang tersusun dari

serabut spongin. Tubuhnya berwarna cerah karena mengandung

pigmen yang terdapat pada amebosit. Contoh Demospongiae adalah

spongia.

Umumnya Demospongiae hidup dilaut dalam maupun dangkal,

meskipun ada yang di air tawar. Bentuk tubuhnya tidak beraturan dan

bercabang. Tinggi dan diameternya ada yang mencapai lebih dari 1

meter. Seluruh Demospongiae memiliki saluran air tipe Leukonoid.

Ada tiga jenis spesies yang kita amati yaitu Aplysina aerphoba,

Spongia sp. dan Haliclona oculata

1. Klasifikasi Aplysina aerophoba

Kingdom : Animalia

Pyilum : Porifera

Class : Demodpongiae

Ordo : Verongida

Family : Aplysinidae

Genus : Aplysina

Spesies : Aplysina aerophoba

Aplysina aerophoba berbentuk seperti tabung berwarna

kuning cerah. Jika keluar dari air tanpa di awetkan warnanya

akan menjadi biru kegelapan. Sponsnya kompresibel dan

seperti karet. Bentuk tubuh dewasanya tubular tidak beraturan,

tingginya mencapai 3-4 cm dan diameternya 1-2.5 cm.

Permukaaan bawah membentuk seperti tabung panjang dan

padat, permukaaannya licin jika di sentuh dan conulesnya

menutupi permukaan yang tidak beraturan, cukup kuat, kenyal,

Page 7: Laporan praktikum porifera kelompok 6

dan tidak memiliki spikula. Habitatnya di perairan dangkal

yang terkena langsung oleh sinar matahari.

Dalam praktikum ini, dilakukan dua perlakuan. Pertama,

spesimen di panaskan diatas api. Kedua, spesimen ditetesi

dengan larutan HCl. Tujun dari penetesan larutan HCl adalah

untuk mengetahui apakah spikula terbuat dari silika atau zat

kapur.

Pada Aplysina aerophoba ketika dipanaskan,tubunya

menyusut dari ukuran semula dan lambat laun akan terbakar.

Sedangkan ketika spesimen tersebut ditetesi dengan larutan

HCl, tubuhnya menjadi agak mengembang dan terlihat

melunak. Hal ini terjadi karena sel-sel tubuhnya tersusun dari

bahan spongis (organik).

2. Klasifikasi Spongia sp.

Kingdom : Animalia

Phyllum : Porifera

Classis : Demospongia

Ordo : Keratosa

Genus : Spongia

Species : Spongia sp.

Ciri-ciri morfologi dari spongia sp antara lain: tubuhnya

berpori (ostium) yang berhubungan dengan suatu ruangan

disebelah dalam yang disebut spongocoel. tubuh porifera

asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang simetri radial.

berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan.

Tubuhnya memiliki banyak pori yang merupakan awal dari

system kanal (saluran air) yang menghubungkan lingkungan

eksternal dengan lingkungan internal. Tubuh porifera tidak

dilengkapi dengan apa yang disebut apendiks dan bagian tubuh

yang dapat digerakkan. Tubuh porifera belum memiliki saluran

Page 8: Laporan praktikum porifera kelompok 6

pencernaan makanan, adapun pencernannya berlangsung

secara intraseluler. Tubuh porifera dilengkapi dengan kerangka

dalam yang tersusun atas bentuk Kristal dari spikula–spikula

atau bahan fiber yang terbuat dari bahan organik. memiliki tiga

tipe saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, dan leukonoid

pencernaan secara intraseluler di dalam koanosit dan

amoebosit.

Spongia sp berhabitat air laut dan melimpah di daerah ini,

umumnya hidup menempel pada substrat dasar pantai yang

berupa bebatuan, cangkang, koral dari karang.

Pada Spongia sp. ketika dipanaskan, tidak terjadi perubahan

pada spesimen tersebut. Namun, setelah dilakukan perlakuan

yang kedua yakni ditetesi dengan larutan HCl, tubuh Spongia

sp. Terlihat berbuih, pori-porinya (ostium) terlihat lebih jelas,

warna permukaannya menjadi lebih terang karena pada saat

tubuh Spongia sp. berbuih, ternyata hal tersebut merupakan

proses pengikisan tehadap zat yang terkandung dalam Spongia

sp..

3. Klasifikasi Haliclona oculata

Kingdom : Animalia

Phylum : Porifera

Class : Demospongiae

Ordo : Haplosclerida

Family : Chalinidae

Genus : Haliclona

Spesies : Haliclona oculata

Haliclona oculata struktur tubuhnya lunak, dan tersusun

atas sponging. Ostium tersebar di seluruh permukaan tubuh

dan sebagian besr hidupnya sesil. Haliclona oculata berwarna

kuning karena memiliki pigmen di ameobosit, oskulum

Page 9: Laporan praktikum porifera kelompok 6

terdapat diujung dan ada pula yang ditengah permukaan tubuh,

terhubung ke spongioceol. Haliclona oculata hidup di lautan

dangkal dan penggunaan HCl untuk mengetahui apakah

spikula terbuat dari silica atau zat kapur.

Sistem Pencernaan pada Haliclona oculata makanan masuk

ke dalam tubuh melalui pori-pori makanan bersama aliran air

bisa disebabkan oleh aktivitas flagellum, melalui sistem canal,

dan sampai pada koanosit. Makanan tersebut ditampung oleh

koanosit (yang di dalamnya berbentuk corong) dan kemudian

di cernakan oleh choangcyte, makanan yang sudah dicerna

kemudian di transfer ke seluruh tubuh oleh sel amoebosit ini.

Cara pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 juga melalui

sistem canal secara difusi.

Beberapa demosponges adalah hemaprodit. Reproduksinya

vivipar, ovipar. Atau aseksual. Reproduksi aseksual terjadi

dengan cara bertunas, fragmentasi, atau produksi tahan tubuh

bulat disebut gemmulae. Larva demosponge sebagian atau

sepenuhnya berbulu mata, biasanya blastulanya memanjang

(berongga larva) atau perenchymellae (padat larva) sekita

300mm lamanya larva berenang atau merangkak di sekitar

selama beberapa jam, setelah itu mereka menetap di substrat

dan bermetamorfosis menjadi spons dewasa.

Sistem Ekskresi Haliclona oculata adalah sisa metabolisme

dikeluarkan melalui sistem canal yang akhirnya di buang

melalui osculum.

Sama seperti halnya pada Spongia sp., Haliclona oculata

ketika dipanaskan, tidak terjadi perubahan pada spesimen

tersebut. Namun, setelah dilakukan perlakuan yang kedua

yakni ditetesi dengan larutan HCl, tubuh Spongia sp. Terlihat

berbuih, pori-porinya (ostium) terlihat lebih jelas, warna

Page 10: Laporan praktikum porifera kelompok 6

permukaannya menjadi lebih terang dan terjadi pengikisan

pada permukaannya.

VII. Kesimpulan

Pada praktikum kali ini, kita mengamati hewan yang tidak

memiliki tulang belakang ( Avertebrata ) yang berasal dari phylum

porifera. Ada tiga jenis spesies yang kita amati yaitu Aplysina

aerphoba, Spongia sp. dan Haliclona oculata.Ketiganya merupakan

porifera dalam kelas Demospongia.

VIII. Daftar pustaka

Rusyana, Adun.Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta, 2011.

Suhardi. Evolusi Avertebrata. Jakarta: Penerbit UI, 2007.

Suwignyo,Sugiarto. Avetebrata Air Jilid I1. Jakarta: Penebar Swadaya,

2005.

http://www.spongeguide.org/speciesinfo.php?species=49

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19413106