laporan prak. etanol
DESCRIPTION
laporan akhirTRANSCRIPT
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip destilasi sederhana dalam pemisahan
campuran senyawa.
2. Mahasiswa mampu menetapkan kadar etanol.
II. DASAR TEORI
Etanol merupakan cairan yang mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau
etanol khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Etanol mudah menguap
walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78°. Dan mudah menguap.
Etanol bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut
organik. (FI IV,63).
Gambar 1. Struktur Etanol
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit
operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori
bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik
didihnya. Bahan yang akan didestilasikan pada drum pemasakan tidak boleh
penuh, melainkan harus menyediakan sedikitnya 10% ruang kosong dari kapasitas
penuh drum pemasakan pada drum pemasakan (Kister, 1992). Destilator adalah
alat yang digunakan dalam proses produksi bioetanol. Seperti yang telah
disebutkan sebelumnya, alat ini bekerja berdasarkan perbedaan titik didih (air dan
etanol).
1
Macam-Macam Destilasi :
1. Destilasi sederhana, prinsipnya memisahkan dua atau lebih komponen cairan
berdasarkan perbedaan titik didih yang jauh berbeda.
2. Destilasi fraksionasi (bertingkat), sama prinsipnya dengan destilasi sederhana,
hanya destilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik
sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih
yang berdekatan.
3. Destilasi azeotrop, prinsipnya memisahkan campuran azeotrop (campuran dua
atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya
digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut atau
dengan menggunakan tekanan tinggi.
4. Destilasi kering, prinsipnya memanaskan material padat untuk mendapatkan
fasa uap dan cairnya. Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar
dari kayu atau batu bata.
5. Destilasi vakum, prinsipnya memisahkan dua kompenen yang titik didihnya
sangat tinggi, motede yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan
permukaan lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah,
dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk mendestilasinya tidak perlu terlalu
tinggi (Van Winkel, 1967).
Gambar 2. Serangkaian Alat Destilasi
Salah satu cara untuk penetapan kadar etanol sesuai Farmakope Indonesia edisi
III, dilakukan dengan cara penyulingan. Pada cairan yang mengandung etanol
kurang dari 30% v/v dilakukan dengan cara pipet 25,0 ml cairan uji ke dalam alat
2
penyulingan yang cocok, catat suhu pada waktu pemipetan. Tambahkan air
volume sama, suling hingga diperoleh sulingan lebih kurang 23 ml. atur suhu
sulingan hingga sama dengan suhu pada waktu pemipetan. Tambahkan air
secukupnya hingga volume sama dengan volume 25,0 ml cairan uji, campur.
sulingan harus jernih atau beropalesensi lemah. Tetapkan densitas relatif cairan.
Hitung kadar etanol menggunakan Daftar bobot jenis dan kadar etanol (Anonim,
1979).
Bobot jenis didefinisikan sebagai bobot zat dengan bobot air dalam
piknometer.
Bobot jenis (ρ) = W 2−W 0W 1−W 0
Dimana (ρ) : Bobot jenis
W0 : Bobot piknometer kosong
W1 : Bobot piknometer yang berisi air suling
W2 : Bobot piknometer yang berisi destilat
Ketika bahan dipanaskan, etanol akan terlebih dahulu menguap daripada air
karena etanol mempunyai titik didih yang lebih kecil (78°C) dibandingkan dengan
air yang mempunyai titik didih mencapai 100°C. Destilator ini terdiri atas tiga
bagian utama yaitu tempat bahan, pipa aliran uap, dan pipa keluaran. Ketika
dipanaskan, etanol akan menghasilkan uap yang kemudian akan melewati pipa
aliran. Hal ini dimaksudkan agar suhu etanol kembali menurun (mengembun)
sehingga kembali pada fase cair dan selanjutnya akan mengalir menuju pipa
keluaran untuk ditampung. Dengan beberapa kali pengulangan akan diperoleh
etanol berkadar 95% - 95,5%. Etanol dengan kadar ini sudah dapat digunakan
oleh berbagai industri alkohol. Setelah dipanaskan, etanol yang menguap akan
melalui pipa aliran uap. Agar uap kembali mencair, maka temperaturnya harus
diturunkan. Penambahan kondensor dimaksudkan untuk mempercepat penurunan
suhu agar proses pengembunan berlangsung lebih cepat (Suyanto dan Wargiono,
2006).
3
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
- Satu set Alat Destilasi Lengkap - Gelas Ukur
- Labu Didih - Batu Didih
- Termometer - Piknometer
- Selang Karet - Pipet Ukur
- Pipet Volum - Erlenmeyer
B. Bahan
- Sampel yang mengandung etanol (disiapkan oleh asisten)
- Air suling
IV. PROSEDUR KERJA
A. Penetapan Kadar Etanol Kurang Dari 30% vv
Dimasukkan ke dalam labu alas bundar tidak kurang dari 25 ml cairan
uji dan dicatat volume serta diatur suhu 25°.
Ditambahkan 25 ml air suling
Dipasang alat destilasi seperti gambar
Dilakukan destilasi sampai diperoleh kurang lebih 23 ml, dicatat
volumenya
Diatur suhu destilat hingga 25°. Ditambahkan air secukupnya hingga
dicapai volume 25 ml (dengan suhu 25°), dikocok hingga homogen.
4
Dipindahkan destilat ke dalam piknometer (sebelum piknometer kosong
ditimbang terlebih dahulu), ditimbang kembali piknometer yang berisi
destilat dan ditetapkan bobot jenisnya pada suhu 25°. Berdasarkan bobot
jenis yang diperoleh, ditetapkan kadar etanol menggunakan Tabel Daftar
Bobot Jenis dan Kadar Etanol pada Farmakope.
B. Penetapan Bobot Jenis
Digunakan piknometer bersih dan kering (bilas dengan alkohol lalu
aseton dan dikeringkan)
Ditimbang bobot piknometer kosong (W0) lalu diisi dengan air suling
dengan suhu 25°, bagian luar piknometer dilap hingga kering dan
ditimbang (W1) (Penimbangan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali)
Air suling tersebut dibuang, dikeringkan piknometer lalu diisi dengan
destilat pada suhu yang sama (25°). Ditimbang bobotnya (W2).
V. HASIL
a. Volume piknometer :
b. Bobot piknometer kosong : 15,8839 g
c. Bobot piknometer yang berisi air suling : 25,8061 g
d. Bobot piknometer yang berisi destilat : 25,6547 g
e. Volume destilat yang didapat : 23 ml
5
Tabel Bahan
No.
BahanJumlah
1. Air suling 25 ml
2. Cairan uji 25 ml
3. Bobot piknometer kosong (W0)
15,8839 gr
4. Piknometer + air suling (W1)
Bobot I 25,8210 gr
Bobot II 25,8044 gr
Bobot III 25,7930 gr
Bobot rata-rata 25,8061 gr
5. Bobot piknometer + destilat (W2)
25,6547 gr
6. Volume destilat 23 ml
7. Air 2 ml
8. Bobot destilat 0,9847 gr
VI. PERHITUNGAN
Diketahui : Bobot piknometer kosong : 15,8839 g
Bobot piknometer yang berisi air suling : 25,8061 g
Bobot piknometer yang berisi destilat : 25,6547 g
Ditanya : Bobot jenis destilat : …?
Jawab :
6
Bobot jenis =
Bobot piknometer yangberisi destilat−Bobot piknometer kosongBobot piknometer yangberisiair suling−Bobot piknometer kosong
= W 2−W 0W 1−W 0
= 25,6547g−15,8839 g25,8061g−15,8839g
= 0,9847 g ≈ 0,9850 g
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan penetapan kadar etanol dengan metode
destilasi. Ada beberapa jenis penetapan kadar etanol, pada praktikum ini akan
dilakukan penetapan kadar etanol yang kurang dari 30% v/v. Begitu juga dengan
metode destilasi ada berbagai macam, akan tetapi yang digunakan pada praktikum
ini adalah metode destilasi secara sederhana. Prinsip dari metode yang digunakan
sekarang yaitu memisahkan dua atau lebih komponen cairan berdasarkan
perbedaan titik didih yang jauh berbeda. Dimana perbedaan titik didih antara
etanol dan air cukup besar yaitu 78°C dan 100°C.
Tahap pertama yang dilakukan adalah dimasukkan tidak kurang dari 25 ml
cairan uji ke dalam labu alas bundar. Ditambahkan pula 25 ml air suling dan
selanjutnya alat destilasi dirangkai sedemikian rupa. Pada labu alas bundar
tersebut ditambahkan pula batu didih yang berfungsi untuk mencegah terjadinya
bumping pada saat pemanasan dan meratakan suhu pada labu alas bundar. Labu
alas bundar selanjutnya dimasukkan ke dalam gelas beker yang berisi air dan
diletakkan di atas pemanas sehingga cairan uji akan mendidih. Untuk mengukur
suhu pada cairan uji, maka diletakkan termometer di sisi samping saluran yang
melalui kondensor. Seharusnya termometer diletakkan pada labu alas bundar,
akan tetapi alat destilasi yang digunakan pada praktikum ini bukan alat destilasi
standar melainkan alat destilasi yang dimodifikasi. Pada bagian atas labu alas
7
bundar dipasang kondensor yang dilekatkan pada statif serta pada ujung bagian
kondensor diletakkan labu destilat yang nantinya akan berfungsi untuk
menampung hasil destilasi (destilat). Penambahan kondensor bertujuan untuk
mempercepat penurunan suhu agar proses pengembunan berlangsung lebih cepat.
Setelah alat terangkai, selanjutnya dilakukan destilasi sampai diperoleh kurang
lebih 23 ml destilat. Suhu diatur agar mencapai titik didih dari etanol namun tidak
mencapai titik didih dari air karena destilat yang diinginkan adalah etanol. Etanol
yang menguap akan menuju kondensor sehingga kembali berubah menjadi fasa
cairnya dan tidak kembali ke labu alas bundar yang disebabkan karena titik didih
etanol yang lebih rendah dari titik didih air. Destilat yang didapat akan
tertampung pada labu destilat.
Tahap selanjutnya, ditambahkan air ke dalam destilat hingga mencapai
volume 25 ml dan suhu destilat tetap dijaga hingga suhu 25°C serta dikocok
hingga homogen. Untuk menetapkan kadar etanol, maka terlebih dahulu
ditentukan bobot jenisnya. Bobot jenis dari etanol dapat ditentukan dengan
menggunakan piknometer. Piknometer yang digunakan haruslah dalam keadaan
bersih dan kering sehingga sebelum digunakan, piknometer dibilas dengan etanol
dan dikeringkan dengan hairdryer. Kemudian piknometer kosong ditimbang,
dilanjutkan dengan menimbang piknometer yang berisi air suling dilakukan
dengan tiga kali pengulangan. Piknometer dikeringkan dan dilakukan
penimbangan kembali pada piknometer yang telah berisi destilat. Setelah
didapatkan bobot dari piknometer kosong, bobot rata-rata piknometer yang berisi
air, dan bobot piknometer yang berisi destilat dilanjutkan dengan melakukan
perhitungan sehingga dapat ditentukan bobot jenis dari etanol. Perhitungan
dilakukan dengan mengurangi bobot piknometer yang berisi destilat dengan bobot
piknometer kosong dibagi dengan selisih antara bobot rata-rata piknometer yang
berisi air dengan bobot piknometer kosong.
Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh bobot jenis dari etanol yaitu
0,9850 g. Dari bobot jenis inilah, kadar etanol dapat ditentukan berdasarkan
Farmakope Indonesia edisi III. Berikut adalah bagian dari daftar yang
menunjukkan hubungan bobot jenis dan kadar etanol.
8
Bobot
jenis
Kadar etanolKoreksi bobot jenis untuk perbedaan suhu 1°,
berlaku untuk suhu antara
% b/b % v/v10°dan20
°15°dan20°
20°dan25
°25°dan30°
0,9800 12,6 15,7 21 25 32 35
10 11,8 14,8 20 24 31 34
20 11,0 13,8 18 24 28 33
30 10,3 12,9 17 24 28 33
40 9,7 12,0 16 24 28 32
50 9,0 11,2 16 22 28 32
60 8,3 10,4 14 20 26 32
70 7,7 9,5 14 20 26 32
80 7,0 8,7 12 20 24 30
90 6,3 7,9 12 20 24 30
Tabel penentuan kadar etanol (FI III ; 821).
Dari tabel tersebut, dapat ditentukan etanol dengan bobot jenis 0,9850
memiliki kadar etanol 9,0% b/b dan 11,2% v/v.
VIII. KESIMPULAN
VIII.1. Destilasi sederhana merupakan suatu metode pemisahan dua atau
lebih komponen senyawa berdasarkan perbedaan titik didih yang jauh
berbeda dengan cara penguapan dan diikuti dengan proses
pengembunan.
VIII.2. Penetapan kadar etanol dilakukan dengan menentukan bobot jenis
etanol yaitu dengan cara mengurangi bobot piknometer yang berisi
destilat dengan bobot piknometer kosong dibagi dengan selisih antara
9
bobot rata-rata piknometer yang berisi air dengan bobot piknometer
kosong.
VIII.3. Dari hasil perhitungan, maka didapatkan bobot jenis etanol yaitu
0,9850 dan kadar etanol sebesar 9,0% b/b dan 11,2% v/v.
10