(laporan pkl banyuwangi bab 6 pembahasan
TRANSCRIPT
-
8/6/2019 (Laporan PKL Banyuwangi Bab 6 Pembahasan
1/16
VI. PEMBAHASAN
6.1 Bahan Baku
Bahan baku merupakan salah satu sumber produksi yang utama dalam
proses produksi. Bahan baku utama yang digunakan di UD. SAVINA Supplier
Fish And Cold Storage adalah ikan lemuru, sedangkan bahan baku tambahan
berupa es batu. Bahan baku tersebut berasal dari nelayan lokal sekitar daerah
Muncar, Banyuwangi, Puger dan Bali
Layur (Trichiurus lepturus) merupakan ikan laut yang mudah dikenal dari
bentuknya yang panjang dan ramping. Ikan ini tersebar dibanyak perairan dunia.
Jenis yang ditemukan di Pasifikdan Atlantikmerupakan populasi yang berbeda.
Ukuran tubuhnya dapat mencapai panjang 2m, dengan berat maksimum tercatat 5
kg dan usia dapat mencapai 15 tahun. Kegemarannya pada siang hari berkeliaran
di perairan dangkal dekat pantai yang kayaplanktonkrustasea. Pada waktu malam
ikan ini mendekat ke dasar perairan. Layur mudah dijumpai di tempat penjualan
ikan di Indonesia. Layur juga menjadi ikan umpan. Orang Jepang menyebutnya
tachiuo dan memakannya mentah (sebagai sashimi) atau dibakar. Orang Korea
menyebutnya galchi dan mengolahnya dengan digoreng atau dibakar. Ikan ini
disukai karena dagingnya yang kenyal, tidak terlalu amis, tidak berminyak, serta
mudah dilepas tulangnya.
Tabel Kandungan Gizi Ikan layur
No Komponen Jumlah
1 Energi (KKL) 82
2 Protein (G) 18,03 Lemak (GR) 1,0
4 Karbohidrat 0,4
Sumber: Anonimous (2004)
Bahan baku sangat berpengaruh terhadap hasil akhir produk sehingga pada
saat akan dilakukan pembelian, bahan baku tersebut diambil beberapa sampel
untuk dilakukan pengujian fisik keadaan ikan meliputi tekstur (kaku), ukuran
(standart pabrik), kenampakan (warna silver), bau (tidak busuk). Pengujian fisik
22
http://id.wikipedia.org/wiki/Ikanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasifikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Atlantikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Planktonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Krustaseahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jepanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Sashimihttp://id.wikipedia.org/wiki/Koreahttp://id.wikipedia.org/wiki/Daginghttp://id.wikipedia.org/wiki/Ikanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasifikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Atlantikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Planktonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Krustaseahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jepanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Sashimihttp://id.wikipedia.org/wiki/Koreahttp://id.wikipedia.org/wiki/Daging -
8/6/2019 (Laporan PKL Banyuwangi Bab 6 Pembahasan
2/16
Tulus Yudi Widodo Wibowo (B3208486) 23
hanya dilakukan secara visual tanpa menggunakan alat khusus. Pengadaan bahan
baku dan pengujian tersebut dilakukan oleh bagian pengadaan bahan baku.
Menurut Irawan (1995), dalam penanganan ikan segar suhu lingkungan atau
tempat dimana ikan itu ditempatkan ikan harus dalam kondisi suhu rendah
mendekati suhu 00C, dan suhu ini harus selalu selalu dijaga agar tetap stabil.
Begitu juga pada waktu ikan atau hasil laut lainya diangkut, suhu harus tetap
terjaga dengan baik. Jika ikan terkena sinar matahari secara langsung atau dalam
pengangkutan kekurangan es sehingga tidak bisa mempertahankan suhu rendah,
maka dalam proses pembusukan ikan menjadi cepat busuk.
6.2 Proses Produksi
6.2.1 Penerimaan bahan baku
Ikan layur yang diperoleh dari nelayan sangat menentukan hasil proses.
Maka dari itu proses dari nelayan sampai ke pabrik (proses) sangat berpengaruh,
salah satu yang dapat dilakukan nelayan adalah pendinginan. Pada prinsipnya
pendinginan adalah mendinginkan ikan secepat mungkin ke suhu serendah
mungkin, tetapi tidak sampai menjadi beku. Pada umumnya, pendinginan tidak
dapat mencegah pembusukan secara total, tetapi semakin dingin suhu ikan,
semakin besar penurunan aktivitas bakteri dan enzim.
Dengan demikian melalui pendinginan proses bakteriologi dan biokimia
pada ikan hanya tertunda, tidak dihentikan. Untuk mendinginkan ikan, seharusnya
ikan diselimuti oleh medium yang lebih dingin darinya, dapat berbentuk cair,
padat atau gas. Pendinginan ikan dapat dilakukan dengan menggunakan
refrigerasi, es, slurry ice (es cair) dan air laut dingin (chilled sea water). Cara
yang paling mudah dalam mengawetkan ikan dengan pendinginan adalah
menggunakan es sebagai bahan pengawet, baik untuk pengawetan di atas kapal
maupun setelah di daratkan, yaitu ketika di tempat pelelangan, selama distribusi
dan ketika dipasarkan.
Penyimpanan ikan segar dengan menggunakan es atau sistem pendinginan
yang lain memiliki kemampuan yang terbatas untuk menjaga kesegaran ikan,
biasanya 1014 hari (Wibowo dan Yunizal, 1998).
-
8/6/2019 (Laporan PKL Banyuwangi Bab 6 Pembahasan
3/16
-
8/6/2019 (Laporan PKL Banyuwangi Bab 6 Pembahasan
4/16
Tulus Yudi Widodo Wibowo (B3208486) 25
Ikan layur dalam setiap pan ditimbang sebanyak 9,7 kg untuk long pan.
Ikan yang datang bukan hanya dari daerah Muncar melainkan dari daerah Muncar,
Banyuwangi, Puger dan Bali. Penimbangan dilakukan pada saat ikan yang sudah
di produksi dan siap untuk di bekukan. Berat untuk setiap Long pan terdiri dari 10
kg. Ikan yang sudah di timbang diletakkan di Long pan dan siap untuk diproses.
Proses penimbangan ini dilakukan untuk mengetahui berat ikan yang akan di
proses
6.2.4 Pencucian
Ikan layur dicuci dengan air yang mengalir. Pencucian ikan layur ini
bertujuan untuk menghilangkan kotoran, lendir, dan benda-benda asing lainnya
yang masih melekat pada permukaan kulit ikan sehingga dapat meminimalkan
kontaminasi bakteri. Proses pencucian dapat disemprot menggunakan air secara
hati-hati atau dicuci menggunakan air mengalir.
Menurut Hadiwiyoto (1993), air yang digunakan untuk proses produksi
tidak boleh air sembarangan, tetapi harus air yang memenuhi syarat-syarat yang
telah ditentukan untuk industri pengolahan makanan. Persyaratan air untuk
pengolahan adalah air yang mempunyai sifat-sifat tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa, jernih, tidak mengandung zat besi dan mangan, steril atau
paling tidak kandungan bakterinya rendah sehingga tidak akan mengganggu
kesehatan dan tidak menyebabkan kebusukan pada ikan.
Tabel Ukuran ikan layur berdasarkan size adalah sebagai berikut :
70 80 gr
60 70 gr
100 200 gr
200 300 gr
300 500 gr
500 700 gr
700 1000 gr
1000 Up
-
8/6/2019 (Laporan PKL Banyuwangi Bab 6 Pembahasan
5/16
Tulus Yudi Widodo Wibowo (B3208486) 26
Gambar 2. Gambar Ikan Layur
6.2.5 Penataan Ikan
Untuk mempermudah dalam penyimpanan ikan dan agar terlihat rapi maka
dilakukan penataan ikan layur didalam Long pan. Penataan merupakan suatu
tahapan dimana ikan yang telah bersih diletakkan kedalam Long pan dan disusun
agar terlihat bagus serta rongga yang ada dalam pan yang berisi ikan tidak terlalu
besar karena dapat mempengaruhi proses pembekuan dan kanampakan produk.
Penataan ikan layur diatur dalam berdasarkan size yang telah ditentukan.
Pada proses penataan pada prinsipnya bagian dasar Long pan dialasi plastik, ikan,
plastik, ikan dan seterusnya, terakhir plastik lagi. Posisi ikan pada sap pertama
dan kedua dengan posisi sirip diatas dan kepala ikan masing-masing sap
berlawanan, sap ketiga dan seterusnya posisi perut diatas. Untuk size yang jumlah
ikan maxsimal 13 kebawah dengan posisi miring separuh sirip diatas dan separuh
posisi perut dibawah.
Berikut jumlah ikan tiap-tiap sap berdasarkan size
Size 70-80 tiap sap jumlah ikan 20 ekor
Size 60-70 tiap sap jumlah ikan 20 ekor
Size 100-200 tiap sap jumlah ikan 10 ekor
Size 200-300 tiap sap jumlah ikan 8 ekor
Size 300-500 tiap sap jumlah ikan 7 ekor
Size 500-700 tiap sap jumlah ikan 6 ekor
Size 700-1000 ada 1 sap
Size 1000 Up ada 1 sap
Dengan penataan dan penyusunan tersebut akan menghindari kerusakan
selama pelepasan produk dalam Long pan karena tubuh ikan bagian perut sangat
-
8/6/2019 (Laporan PKL Banyuwangi Bab 6 Pembahasan
6/16
Tulus Yudi Widodo Wibowo (B3208486) 27
mudah rusak sehingga sirip ikan diletakkan pada bagian atas. Selain itu, dengan
dilakukan penataan dan penyusunan tersebut dapat menghindari ikan yang
terlepas setelah proses pembekuan dan didapatkan bentuk produk yang rapi dan
menarik.
6.2.6 Pembekuan
Ikan yang telah tertata rapi dalam pan kemudian diangkut menggunakan
hand truk atau kereta dorong ke ruang pembekuan. Pada ruang pembekuan yang
ada di UD. SAVINA Supplier Fish And Cold Storage terdapat dua buah air
blast freezer dengan masing-masing Air Blast Freezer memiliki kapasitasi 5,5 ton.
Pembekuan yang dilakukan menggunakan metode pembekuan cepat dengan suhu
-40 C dan lamanya waktu yang dibutuhkan sekitar 8 sampai 12 jam
Proses pembekuan ikan lemuru di UD. SAVINA Supplier Fish And
Cold Storage dengan menggunakan Air Blast Freezer yaitu dengan metode
pembekuan cepat (quick freezing) dengan suhu -35 sampai -40 C. Media
pendingin yang digunakan adalah chloro difluoro methane (CHClF2) atau dengan
merk dagang Freon R22. Pembekuan menyebabkan perubahan struktur karena
pembentukan kristal es didalam sel. Bahkan, struktur bahan setelah pencairan
kembali kemungkinan berubah sangat besar. Penurunan suhu produk sampai di
atas titik beku dapat mengurangi aktivitas mikroorganisme dan enzim, sehingga
dapat mencegah kerusakan produk pangan, akan tetapi air cairan (liquid water)
mungkin masih menyediakan aw (aktivitas air) yang masih memungkinkan
terjadinya beberapa aktivitas tersebut. Dengan pembekuan Air Blast Freezer.
fraksi air tak terbekukan dapat dikurangi, sehingga diharapkan dapat mencegah
terjadinya hal tersebut.
Menurut Irawan (1995), waktu yang dibutuhkan untuk proses pembekuan
tergantung pada besar kecilnya ikan yang dibekukan dan peralatan yang dipakai.
Bila ikan dibekukan termasuk ukuran besar dan berdaging tebal, proses
pembekuan membutuhkan waktu yang lebih lama. Namun demikian juga
tergantung dari besar kecilnya mesin yang digunakan.
http://tokopendingin.com/index.php?action=store.showCat&cat_id=119http://tokopendingin.com/index.php?action=store.showCat&cat_id=119 -
8/6/2019 (Laporan PKL Banyuwangi Bab 6 Pembahasan
7/16
Tulus Yudi Widodo Wibowo (B3208486) 28
Menurut Afrianto dan Liviawati (1989), sistem kerja air blast freezer yaitu
mula-mula udara didinginkan dengan sebuah unit pendingin hingga mencapai
suhu -30 sampai -40 C, selanjutnya udara dingin ini akan dialirkan ketempat
penyimpanan ikan yang akan dibekukan dengan kecepatan 15 60 m/menit.
Di dalam air blast freezer terdapat rak-rak besi untuk menempatkan ikan
yang akan dibekukan. Penggunaan rak-rak besi tersebut dimaksudkan agar
mempermudah penyusunan dan pengaturan bahan yang akan dibekukan.
Dapat dikatakan bahwa pada suhu di bawah -10C proses pembusukan pada
bakteri terhenti. Akan tetapi, proses seperti biokimia, kimia, dan fisis, masih
berlangsung terus-menerus. Proses-proses tersebut dapat menyebabkan
kemunduran mutu.
Keadaan beku menyebabkan bakteri dan enzim terhambat kegiatannya,
sehingga daya awet ikan beku lebih besar di bandingkan dengan ikan yang hanya
didinginkan. Pada suhu -12C kegiatan bakteri telah dapat dihentikan tetapi proses
kimia enzimatis masih terus berjalan.
Menurut Hadiwiyoto (1993), pengolahan agar mempertahankan sifat
segar ikan dengan suhu rendah. Penerapan suhu rendah antara lain yaitu dengan
pendinginan dan pembekuan. Penerapan suhu rendah adalah untuk
menghindarkan hasil perikanan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh autolisa
dan atau karena pertumbuhan mikroba. Baik aktifitas enzim maupun pertumbuhan
mikroba sangat dipengaruhi oleh suhu. Pada kondisi tertentu aktifitasnya menjadi
optimum dan pada kondisi lain aktifitasnya dapat menurun, terhambat bahkan
terhenti. Suhu optimum dimana enzim dan mikroba mempunyai aktifitas yang
paling baik biasanya terletak pada suhu di antara sedikit di bawah dan di atas suhu
kamar
Adapun perbedaan dari metode pembekuan cepat dan lambat ialah :
1. Suhu pembekuan, saat aktivitas penyebaba proses pembusukan
menjadi terlambat atau terhenti, lebih cepat tercapai pada proses
pembekuan cepat sehingga tidak mempunyai kesempatan untuk
mengembangkan aktivitasnya
-
8/6/2019 (Laporan PKL Banyuwangi Bab 6 Pembahasan
8/16
Tulus Yudi Widodo Wibowo (B3208486) 29
2. Proses pembekuan cepat dianggap lebih menguntungkan secara
ekonomis, karena hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat
untuk berada dalam lemari pendingin ( freezer ) .
3. Proses pembekuan bahan secara cepat akan menghasilkan kristal es
berukuran relatif kecil dan seragam, sedangkan pada proses
pembekuan bahan secara lambat akan dihasilkan kristal es berukuran
relatif besar dan tidak seragam .
4. Pada saat thawing bahan yang dibekukan secarfa lamabat kurang
mampu menghisap cairan yang keluar ( drip ). Hal ini sangat
merugikan karena kandungan gizinya akan berkurang .
Menurut Irawan (1995), ada beberapa keuntungan yang diperoleh dalam
cara pengawetan dengan pembekuan yaitu :
1. Dapat merubah cairan tubuh ikan menjadi kristal-kristal es sehingga kegiatan
mikroorganisme akan terganggu dan sulit menyerap makanan.
2. Dapat mematikan bakteri pembusuk, dikarenakan sel-sel yang terdapat dalam
bakteri jiga turut membeku.
3. Mampu disimpan dalam jangka waktu yang lama dengan kondisi yang masih
tetap segar.
4. Menghambat proses pembusukan yang dilakukan oleh enzim dan menghambat
proses oksidasi lemak oleh oksigen.
Mesin pendingin atau pembekuan merupakan suatu rangkaian mesin dan
alat-alat menjadi satu unit yang terdiri dari :
a. Kompresor
Kompresor berfungsi untuk mensirkulasikan refrigerant, mempertinggi
tekanan agar dapat berkondensasi pada kondisi ruangan , mempertahankan
tekanan yang konstan pada evaporator, menghisap gas tekanan rendah dan suhu
rendah dari evaporator kemudian menekan atau memampatkan gas tersebut
sehingga menjadi gas dengan tekanan dan suhu tinggi, lalu dialirkan ke kondesor.
Sehingga gas tersebut dapat mengembun yang memberikan panasnya pada
medium yang mendinginkan kondensor dengan medium udara, air dan kipas.
-
8/6/2019 (Laporan PKL Banyuwangi Bab 6 Pembahasan
9/16
Tulus Yudi Widodo Wibowo (B3208486) 30
b. Kondensor
Kondensor akan merubah uap bertekanan tinggi menjadi cairan
bertekanan tinggi dengan medium pada kondensor (udara maupun air). Jadi panas
dari ruangan dan dari kompresor akan diserap medium pendingin. Suatu sistem
pendingin yang seimbang adalah jika uap pendingin yang dihisap oleh kompresor
sam dengan jumlah uap yang berkondensasi pada kondensor.
c. Pipa Kapiler
Pipa kapiler berfungsi menurunkan tekanan refrigerant cair yang
mengalir didalamnya, mengatur jumlah tekanan refrigerant cair yang mengalir
melaluinya, membangkitkan tekanan refrigerant di kondensor.
d. Evaporator
Evaporator berfungsi menyerap panas dari udara atau benda yang ada
dalam ruangan pendingin dan mendinginkannya, kemudian membuang kalor yang
tidak diinginkan melalui kondensor.
Keuntungan menggunakan air blast freezer diantaranya adalah suhu
udara sebagai media pendingin atau refrigerant mampu mendekati suhu
pembekuan bahan dan alat tersebut sangat fleksibel dapat digunakan untuk
membekukan bahan dengan bentuk dan ukuran yang berlainan secara serentak.
Menurut Hadiwiyoto (1993), air blast freezer menggunakan prinsip
penghembusan udara dingin ke dalam ruangan yang digunakan untuk
mendinginkan atau membekukan ikan. Tergantung pada rendahnya suhu yang
diinginkan, suhu udara yang dihembuskan dapat diatur dengan mendinginkan
udara dengan bahan pendingin lainnya, misalnya amonia atau Freon yang
dialirkan melalui pipa-pipa pendingin. Penghembusan udara dimaksudkan untuk
membuat aliran udara sehingga pendinginan atau pembekuan dapat berlangsung
secara cepat. Kecepatan aliran udara dapat diatur dengan kipas angin.
Media pendingin yang digunakan adalah chloro difluoro methane
(CHClF2) atau dengan merk dagang Freon R22 dengan bentuk tabung berwarna
hijau. Suatu media dapat digunakan sebagai refrigerant (obat pendingin) apabila
memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu memiliki titik didih dan titik kondensasi rendah,
-
8/6/2019 (Laporan PKL Banyuwangi Bab 6 Pembahasan
10/16
Tulus Yudi Widodo Wibowo (B3208486) 31
bersifat non korosif terhadap logam, tidak berbahaya, tidak merusak aroma kas
ikan, tidak mengubah warna maupun bentuk ikan, murah dan mudah diperoleh.
Penggunaan metode cepat lebih baik dibandingkan dengan pembekuan
secara lambat. Hal ini akan berpengaruh terhadap kristal es yang terbentuk.
Menurut Hadiwiyoto (1993), ukuran kristal-kristal es juga sangat tergantung pada
kecepatan pembekuan. Pada pembekuan cepat, kristal-kristal es kelihatan lebih
banyak dan berukuran kecil. Makin cepat pembekuan berlangsung (makin cepat
waktu untuk mencapai suhu kritis pembekuan), makin lembut ukuran kristal es
yang terbentuk.
Daging ikan segar jika diturunkan suhunya dengan cepat (pembekuan
cepat), apabila dicairkan maka daging ikan akan kehilangan sedikit cairan yang
ada pada jaringan. Sebaliknya jika daging ikan dibekukan dengan lambat ,jika
dicairkan akan kehilangan cairan lebih banyak sebagai tetes air. Prinsip dasar dari
semua pembekuan cepat adalah cepatnya pengambilan panas dari bahan pangan.
Metode ini meliputi pembekuan dalam hembusan cepat udara dingin , dengan
insersi langsung bahan pangan ke dalam medium pendingin, dengan jalan
persinggungan dengan plat-plat pendingin dalam ruang pembekuan, dan dengan
pembekuan udara, nitrogen atau karbondioksida cair. Pembekuan di dalam udara
diam merupakan metode yang paling jelek. Dengan jalan mensirkulasikan udara
dingin, maka laju pembekuan dapat sangat dipercepat (Desrosier,1988).
6.2.7 Glazing
Ikan beku dikeluarkan dari dalam Air Blast Freezer. untuk selanjutnya
dilakukan proses glazing. Pemberian selimut es (glaze) pada ikan beku dengan
cara menyemprotkan, menyapukan air, atau mencelupkan ikan ke dalam air
dingin 1menit yang bertujuan untuk mengurangi dehidrasi dan oksidasi. Glazing
merupakan penutupan permukaan ikan dengan pelapis film es untuk
menghilangkan bunga es yang yang terdapat pada permukaan ikan sehingga
membuat kenampakan ikan lebih menarik.
Proses glazing yang dilakukan di UD. SAVINA Supplier Fish And Cold
Storage adalah sebagai berikut:
http://tokopendingin.com/index.php?action=store.showCat&cat_id=119http://tokopendingin.com/index.php?action=store.showCat&cat_id=119 -
8/6/2019 (Laporan PKL Banyuwangi Bab 6 Pembahasan
11/16
Tulus Yudi Widodo Wibowo (B3208486) 32
a. Ikan yang ada dalam Long pan dan telah dibekukan dikeluarkan dari Air
Blast Freezer dan diangkut dengan kereta dorong (hand truck) menuju ante
room dan packing.
b. Ikan tersebut kemudian dicelupkan kedalam bak fiber yang telah terisi air
dingin selama 1 menit.
c. Pelepasan Long pan yaitu dengan cara ikan beku yang ada dalam pan di balik
dan diguncang.
d. Setelah ikan beku terlepas dengan pan maka dilakukan proses pengemasan.
Dalam proses pelepasan Long pan, perlu dilakukan secara hati-hati
karena apabila guncangannya terlalu besar akan menyebabkan ikan beku menjadi
rusak dan terlepas. Proses tersebut harus lebih ditingkatkan pengawasannya
kerena berdasarkan dari pengamatan yang telah dilakukan, ada beberapa produk
ikan beku yang mengalami kerusakan sehingga dapat menurunkan pendapatan
perusahaan, air dingin sangat perlu diperhatikan
6.2.8 Pengepakan (packing)
Pembungkusan perlu di lakukan bukan hanya untuk melindungi produk
tetapi juga untuk memperindah dan memberi daya tarik kepada pembeli. Sedapat
mungkin pembungkus harus kedap udara untuk mengurangi oksidasi produk.
Bahan pembungkus juga harus dapat menahan uap air agar dapat mecegah
penguapan produk selama penyimpanan. Pembungkus harus sesuai dengan
produk yang di bungkus. Udara didalam pembungkus memungkinkan terjadi
oksidasi.
Derajat kedapat pembungkus terhadap air dan udara tergantung pada
kebutuhan. Jika sifat yang diinginkan untuk perlindungan dan sifat daya tarik
bertentangan di dalam satu bahan pembungkus, maka dapat di pakai jenis bahan
pembungkus dalam untuk memberi perlindungan, pembungkus luar untuk daya
tarik.
Produk yang telah di Glazing kemudian dikemas ke dalam plastik
Polipropilene (PP) dan dimasukkan ke dalam master carton (MC). Selanjutnya
http://tokopendingin.com/index.php?action=store.showCat&cat_id=119http://tokopendingin.com/index.php?action=store.showCat&cat_id=119http://tokopendingin.com/index.php?action=store.showCat&cat_id=119http://tokopendingin.com/index.php?action=store.showCat&cat_id=119 -
8/6/2019 (Laporan PKL Banyuwangi Bab 6 Pembahasan
12/16
Tulus Yudi Widodo Wibowo (B3208486) 33
diikat dengan lakban. Setelah itu diberi kode pada kemasan dengan spidol dan
dibungkus lagi plastik Polipropilene (PP), setelah itu diikat menggunakan lakban.
6.2.9 Pemindahan ke dalam Cold Room (Penyimpanan)
Waktu antara pembongkaran dan memasukan produk ke dalam cold room
harus sependek mungkin. Suhu permukaan produk dapat meningkat dengan cepat
hingga meleleh. Setiap proses yang dilakukan (Glazing, Pengepakan dll) yang
dilakukan antara pembekuan dan penyimpanan, harus dilakukan di ruang yang
dingin, jauh dari sinar matahati, sinar lampu yang kuat, pemanas ruangan dan
lain-lain. Perlu pengendalian agar ikan beku tidak rusak. Meskipun tampaknya
kokoh ikan beku mudah rusak jika ditangani dengan kasar. Dalam banyak hal
kerusakan itu tidak tampak sebelum ikan dilelehkan. Kerusakan ikan memerlukan
tenaga untuk memperbaikinya, dan jika tidak berhasil harga jual ikan menjadi
rendah. Mekanisasi pengepakan dan Glazing dapat membantu menghasilkan
produk yang baik.
6.2.10 Distribusi Ikan beku
Di Indonesia pembekuan banyak dilakukan untuk tujuan eksport dan hanya
sedikit dilakukan untuk konsumsi lokal. Lain halnya di negara-negara besar yang
telah maju, pembekuan dilakukan untuk ikan-ikan yang akan di distrisbusikan ke
tempat-tempat yang jauh dari tempat pendapatan ikan.
Ikan beku yang sudah dilelehkan mempunyai kecenderungan untuk
membusuk seperi ikan segar, maka harus diperlakukan seperti ikan segar,
misalnya didinginkan jika terpaksa di simpan.
Dalam distribusi ikan beku pengangkutan adalah masalah teknologi utama
yang harus dihadapi. Kenaikan suhu ikan beku selama pengangkutan harus di
batasi dan jika mungkin dicegah, karena kenaikan suhu ikan beku dapat berupa
alat pendingin mekanis, es kering, atau cairan nitrogen atau CO2. Suhu
pengangkutan pada umumnya tidak boleh lebih dari -18C.
-
8/6/2019 (Laporan PKL Banyuwangi Bab 6 Pembahasan
13/16
Tulus Yudi Widodo Wibowo (B3208486) 34
Sarana-sarana pengankutan dapat berupa container. Ruang pengangkut
dilengkapi dengan termoking suhu -180C. Bagian dalam dan luarnya dilapisi
dengan lembaran-lembaran alumunium, baja lapis seng, stainless steel atau fiber
glass. Kontruksi ruangan dan alat pendingin di buat menyerupai cold storage di
darat.
Dalam penyusunan ikan harus diingat bahwa ikan mengalami goncangan-
goncangan yang mengakibatkan susunan tersebut dapat rusak. Proses
pendistribusian produk ikan layur di UD. SAVINA Supplier Fish And Cold
Storage dilakukan oleh bagian pemasaran dalam hal ini langsung ditangani oleh
manajer perusahaan. Pendistribusian dilakukan dengan jumlahnya banyak dan
jaraknya jauh atau pesanan ekspor menggunakan Container yang dilengkapi
dengan termoking suhu -180C. Penggunaan alat transportasi tersebut biasanya
telah disepakati terlebih dahulu antara perusahaan dengan konsumen. Untuk
pengiriman ekspor, perusahaan biasanya menggunakan jasa perjalanan, misalnya
APL, OOCL, NYK, MARK LINE. Sistem pembayaran apabila konsumen berasal
dari luar negeri yaitu dengan sistem LC (Letter of Credit). Pembayaran tersebut
dilakukan melalui Bank yang ditunjuk oleh perusahaan dan konsumen yang
terkait.
Sistem pemasaran yang dilakukan oleh UD. SAVINA Supplier Fish And
Cold Storage yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pemasaran secara
langsung yaitu pemasaran yang dilakukan dengan menawarkan secara langsung
kepada konsumen, sedangkan pemasaran tidak langsung dilakukan dengan cara
memasang iklan produk di media elektronik, seperti internet.
Daerah pemasaran produk ikan layur yang diproduksi oleh UD. SAVINA
Supplier Fish And Cold Storage ke beberapa negara, diantaranya adalah Cina, dan
Korea
6.3 Sanitasi Dan Pengawasan Mutu
6.3.1 Sanitasi
Sanitasi dalam industri pengolahan pangan sangat penting untuk
menghindari kontaminasi pada bahan pangan yang dapat mempengaruhi produk
-
8/6/2019 (Laporan PKL Banyuwangi Bab 6 Pembahasan
14/16
Tulus Yudi Widodo Wibowo (B3208486) 35
yang dihasilkan. Sanitasi bertujuan agar lingkungan tempat produksi menjadi
bersih sehingga dapat mengurangi populasi mikroorganisme yang dapat merusak
produk. Sanitasi yang dilakukan di UD. SAVINA Supplier Fish And Cold
Storage mencakup sanitasi peralatan, sanitasi ruang pengolahan dan sanitasi
pekerja.
6.3.2 Sanitasi Peralatan
Peralatan produksi sangat penting dijaga kebersihannya karena peralatan
produksi merupakan benda yang langsung bersentuhan dengan produk, jika
peralatan produksi tidak dijaga sanitasinya maka produk yang dihasilkan kurang
baik mutunya hal ini dikarenakan adanya kontaminasi secara langsung dari
peralatan tersebut.
Sanitasi peralatan yang diterapkan di UD. SAVINA Supplier Fish And
Cold Storage dengan cara manual yaitu dicuci menggunakan air dan deterjen
pada peralatan yang akan digunakan untuk proses produksi maupun setelah proses
produksi selesai.
6.3.3 Sanitasi Ruang Pengolahan
Kebersihan ruang pengolahan pangan sangat berpengaruh terhadap produk
dan juga memberikan kenyamanan bagi para pekerja. Sanitasi ruangan
pengolahan di UD. SAVINA Supplier Fish And Cold Storage meliputi lantai
dan dinding ruangan. Sebelum dan setelah proses produksi dilakukan pembersihan
yaitu dengan menggunakan air bertekanan atau disemprot.
6.3.4 Sanitasi Pekerja
Sanitasi pekerja meliputi penggunaan penutup kepala, sarung tangan,
celemek dan sepatu bot.Tujuan penggunaan peralatan tersebut agar mengurangi
kontaminasi pada produk. Pekerja yang akan melakukan proses produksi harus
dalam keadaan bersih.
6.4 Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjaga
kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan standar dan disertai dengan
tindakan apabila tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan sehingga dapat
-
8/6/2019 (Laporan PKL Banyuwangi Bab 6 Pembahasan
15/16
Tulus Yudi Widodo Wibowo (B3208486) 36
menjaga kepercayan konsumen terhadap suatu produk. Pengawasan mutu di UD.
SAVINA Supplier Fish And Cold Storage dilakukan mulai dari bahan baku,
proses pengolahan dan produk jadi.
6.4.1 Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan yaitu ikan layur. Pada tahap awal
penerimaan bahan baku, dilakukan pemeriksaan fisik keadaan ikan meliputi
tekstur, kenampakan, bau dan warna ikan. Pengujian fisik hanya dilakukan secara
visual tanpa menggunakan alat khusus.
6.4.2 Proses Pengolahan
Pengawasan mutu dalam proses pengolahan sangat penting agar kualitas
produk yang dihasilkan memiliki mutu yang baik sesuai yang diharapkan. Di
UD. SAVINA Supplier Fish And Cold Storage pengawasan mutu selama proses
pengolahan tidak dilakukan oleh pihak Quality Control (QC) tetapi penerapannya
dilakukan langsung oleh manager perusahaan serta pekerja yang bergerak
dibidangnya masing-masing yang diberi tanggung jawab dalam menjaga kualitas
produk sehingga pekerja berhati-hati dalam melakukan proses produksi.
6.4.3 Produk Jadi
Pengawasan mutu produk yang telah dibekukan diamati secara visual
meliputi kenampakan bersih dari segala macam bentuk kotoran, mata berwarna
putih cerah, daging kering jika disentuh, tidak terdapat luka atau sobek, warna
daging mengkilap, sisik menempel kuat, dan tekturnya sangat keras.
6.5 Penanganan Limbah
Limbah merupakan suatu masalah yang sangat penting dalam
perusahaan. Cara pengolahan dan penanganan limbah pabrik akan sangat
menentukan tingkat keberhasilan perusahaan untuk mencegah polusi yang dapat
mengganggu proses produksi dan masyarakat disekitar pabrik.
Limbah yang dihasilkan oleh UD. SAVINA Supplier Fish And Cold
Storage berupa limbah cair dan limbah padat Limbah cair yaitu berupa limbah
-
8/6/2019 (Laporan PKL Banyuwangi Bab 6 Pembahasan
16/16