laporan penetapan kadar metampiron
DESCRIPTION
jurusan farmasi, fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam Universitas HaluoleoTRANSCRIPT
7/16/2019 Laporan Penetapan Kadar Metampiron
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-penetapan-kadar-metampiron 1/14
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS I
PERCOBAAN V
PENENTUAN KADAR METAMPIRON
OLEH:
NAMA : ISTAR FEBRIANTI
NIM : F1F112036
KELOMPOK : V
KELAS : A
ASISTEN : SYAIFUL KATADI
LABORATORIUM FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
2013
7/16/2019 Laporan Penetapan Kadar Metampiron
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-penetapan-kadar-metampiron 2/14
PENETAPAN KADAR METAMPIRON
A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Untuk menetapkan kadar metampiron (antalgin) secara iodimetri.
B. LANDASAN TEORI
Titrasi iodimetri merupakan titrasi redoks. Titrasi-titrasi redoks
berdasarkan pada perpindahan electron antara titran dengan analit. Jenis titrasi ini
biasanya menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir, meskipun
demikian, penggunaan indikator yang dapat merubah warnanya dengan adanya
kelebihan titran juga sering digunakan (Gandjar, 2007).
Titrasi redoks yang melibatkan iodium dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu titrasi langsung (iodimetri) dan titrasi tidak langsung (iodometri). Iodimetri
merupakan titrasi redoks yang mengacu kepada dengan suatu larutan iod standar.
Dalam kebanyakan titrasi langsung dengan iod, digunakan suatu larutan iod dalam
bentuk kalium iodida, dan karena itu spesi reaktifnya adalah iod triodida. Untuk
tepatnya, semua persamaan yang melibatkan reaksi-reaksi iod seharusnya ditulis
dengan I3- dan bukan dengan I2- (Bassett, 1994).
Metode iodimetri memiliki kelebihan dibanding metode spektrofotometri.
Metode iodimetri dapat menghasilkan produk yang efisien dengan biaya yang
relatif rendah dan peralatan yang murah. Sedangkan metode spektrofotometri
kurang layak karena lebih mahal dan memakan waktu yang lebih lama
7/16/2019 Laporan Penetapan Kadar Metampiron
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-penetapan-kadar-metampiron 3/14
dibandingkan dengan iodimetri dengan perbedaan akurasi yang signifikan
(Rahmawati, 2012).
Sedangkan metode iodometri adalah titrasi yang melibatkan iodimetri
secara tidak langsung. Prinsip dasar dari metode titrasi iodometri ini adalah
penambahan berlebih ion iodida ke dalam larutan yang merupakan oksidator,
kemudian ion oksidator inilah yang mengoksidasi ion iodida menjadi iod, iod
yang bebas kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat. Iod mengoksidasi
tiosulfat menjadi ion tetrationat (Sugiarti, 2008).
Metampiron (antalgin) merupakan bahan-bahan kimia dalam obat yang
dapat menimbulkan efek negatif di dalam tubuh pemakainya jika digunakan
dalam jumlah banyak. Bahan kimia seperti antalgin dapat mengakibatkan
kerusakan pada organ pencernaan, berupa penipisan dinding usus hingga
menyebabkan pendarahan (Sari, 2006).
Larutan iodium dapat diguanakan sebagai zat penitrasi, sebab iodium
merupakan oksidator lemah, sehingga dapat menitrasi zat-zat yang merupakan
reduktor kuat. Iodium juga memiliki fungsi yang sangat beragam antara lain
digunakan masyarakat sebagai obat antiseptik. Iodium juga digunakan sebagai
campuran pada garam beryodium untuk meningkatkan kualitas garam tersebut
yang selanjutnya akan dikomsumsi oleh manusia. Penambahan iodium ke dalam
garam ini dapat mencegah penyakit gondok, badan kerdil, gangguan motorik,
bisu, tuli dan keterbelakangan mental. Iodium juga sangat dibutuhkan oleh
industri farmasi sebagai bahan tingtur iodium (Filayati, 2012).
7/16/2019 Laporan Penetapan Kadar Metampiron
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-penetapan-kadar-metampiron 4/14
7/16/2019 Laporan Penetapan Kadar Metampiron
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-penetapan-kadar-metampiron 5/14
C. URAIAN BAHAN
1. Asam klorida encer (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : Acidum hydrochloridum dilutum
Berat molekul : 36,46
Rumus molekul : HCl
Pemerian : Tidak berwarna dan tidak berbau.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Zat tambahan.
2. Larutan Iodium (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : Iodium
Berat molekul : 126,91
Rumus molekul : I
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 3500 bagian air, dalam 13
bagian etanol, dalam lebih kurang 80 bagian gliserol dan
dalam lebih kurang 4 bagian karbondisulfida.
Pemerian : Keping atau butir, berat, mengkilat, seperti logam; hitam
kelabu, bau khas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Zat penitrasi.
3. Aquades (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : Aqua destillata
Berat molekul :18,02
Rumus molekul : H2O
7/16/2019 Laporan Penetapan Kadar Metampiron
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-penetapan-kadar-metampiron 6/14
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Zat tambahan.
4. Larutan Kanji (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : Starch
Sinonim : Pati/amilum.
Kelarutan : Larut dalam air panas, membentuk atau menghasilkan
larutan agak keruh.
Pemerian : Serbuk putih, hablur.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Indikator.
5. Antalgin (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : Metampiron
Berat molekul : 351,37
Rumus molekul : C13H16 N3 NaO4S
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau putih kekuningan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sampel
7/16/2019 Laporan Penetapan Kadar Metampiron
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-penetapan-kadar-metampiron 7/14
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
- Buret
- Erlenmeyer
- Statif
-
Klem
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Hot plate
- Batang pengaduk
- Mortir
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
- Asam klorida encer
- Antalgin
- Larutan Iodium 0,1 N
- Aquades
- Larutan kanji 0,5 %
7/16/2019 Laporan Penetapan Kadar Metampiron
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-penetapan-kadar-metampiron 8/14
E. PROSEDUR KERJA
- Dilarutkan dalam gelas ukur 100 ml hingga
tanda tera.
- Dipipet ke dalam erlenmeyer 10 ml.
- Ditetesi asam klorida encer.
- Ditetesi larutan kanji sebanyak 1 tetes.
- Dititrasi dengan larutan I2.
- Dihitung kadar metampironnya.
Larutan berwarna biru kehitaman
Kadar metampiron = 10%
Antalgin 0,05 mg
7/16/2019 Laporan Penetapan Kadar Metampiron
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-penetapan-kadar-metampiron 9/14
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel hasil pengamatan
No. Perlakuan Keterangan
1. Antalgin 0,05 mg + air 100 ml + asam klorida
encer + larutan kanji
Bening
2. Antalgin 0,05 mg + air 100 ml + asam klorida
encer + larutan kanji + dititrasi dengan larutan I2
Berwarna hitam
Perhitungan:
Dik:
N I2 : 0,1 N
V I2 :0,3 ml
BE : 16, 67
Mg sampel (antalgin) : 50 mg
Dit. Kadar metampiron : ……………?
Penyelesaian:
Kadar metampiron =
x 100%
=
x 100%
= 1%
7/16/2019 Laporan Penetapan Kadar Metampiron
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-penetapan-kadar-metampiron 10/14
G. PEMBAHASAN
Metampiron adalah derivate Pirazolon yang mempunyai efek analgetika-
antipiretika yang kuat. Antalgin adalah derivat metansulfonat dan amidopirina
yang bekerja terhadap susunan saraf pusat yaitu mengurangi sensitivitas reseptor
rasa nyeri dan mempengaruhi pusat pengatur suhu tubuh. Bekerja secara sentral
pada otak untuk menghilangkan nyeri, menurunkan demam dan menyembuhkan
rheumatic.
Analisis kuantitatif merupakan penentuan kadar suatu senyawa kimia yang
terkandung dalam suatu larutan yang telah diketahui konsentrasinya. Untuk
menentukan kadar tersebut dapat digunakan metode titrasi. Prosedur analitis yang
melibatkan titrasi dengan larutan-larutan yang konsentrasinya diketahui disebut
analisis volumetri.
Dalam percobaan ini, penetapan kadar metampiron (antalgin) dilakukan
secara iodimetri. Iodimetri merupakan titrasi reduksi oksidasi yang menggunakan
larutan standar iodium sebagai titran dalam suasana netral atau sedikit asam.
Titrasi ini disebut juga dengan titrasi langsung karena bahan pereduksi langsung
dioksidasi dengan larutan baku iodium. Proses oksidasi reduksi atau redoks
menyangkut perubahan elektron pada zat-zat yang bereaksi. Oksidasi adalah
peristiwa pelepasan elektron dan reduksi adalah peristiwa pengikatan elektron.
Iodium adalah oksidator lemah, sehingga hanya zat-zat yang merupakan reduktor
yang cukup kuat yang dapat dititrasi. Dalam metoda analisis ini analit
dioksidasikan oleh I2, sehingga I2 tereduksi menjadi ion iodida, dengan kata lain
I2 bertindak sebagai oksidator.
7/16/2019 Laporan Penetapan Kadar Metampiron
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-penetapan-kadar-metampiron 11/14
Prinsip kerja dalam percobaan ini adalah sejumlah larutan sampel
metampiron (antalgin) direaksikan dengan indikator amilum (larutan kanji) dan
dititrasi dengan larutan iodium sampai terbentuk warna biru dari ion amilum.
Larutan antalgin sebelum dititrasi dengan iodium, terlebih dahulu ditetesi HCl
encer untuk meningkatkan keasaman metampiron, sebab proses titrasi ini akan
lebih mudah jika dalam suasana asam. Dalam titrasi ini digunakan larutan kanji
sebagai indikator. Sebab, larutan kanji dapat membentuk senyawa kompleks
dengan iodium yang sulit dilepaskan. Selain itu, larutan kanji dapat menimbulkan
warna biru tua yang sukar dihilangkan warnanya karena rangkaiannya yang
panjang dan bercabang dengan Mr=50.000-1.000.000, sehingga titik akhir titrasi
dapat terlihat dengan jelas.
Titrasi dilakukan dengan penambahan sedikit demi sedikit larutan iodium
ke dalam larutan antalgin. Saat terjadi perubahan warna menjadi biru tua sampai
kehitaman, titrasi dihentikan dan dihitung kadar metampironnya. Titik akhir
titrasi menunjukkan larutan iodium telah habis bereaksi dengan metampiron
(antalgin) dan bereaksi dengan larutan kanji sehingga menghasilkan warna biru
yang menunjukkan titik akhir titrasi. Dalam titrasi ini terjadi reaksi:
NaHSO3 + I2 + H2O NaHSO4 + 2HI
Kadar metampiron yang diperoleh adalah 10%. Kadar ini masih jauh
dengan kadar yang semestinya. Berdasarkan Farmakope Indonesia edisi III,
kadar metampiron (antalgin) dalam tablet adalah tidak kurang dari 95,0% dan
tidak lebih dari 105,0%. Kadar yang tidak sesuai ini dipengaruhi karena
7/16/2019 Laporan Penetapan Kadar Metampiron
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-penetapan-kadar-metampiron 12/14
kesalahan yang terjadi akibat kurang telitinya praktikan pada saat titrasi, selain
itu bahan-bahan yang digunakan kemungkinan besar telah tercemar oleh zat lain
karena tempat penyimpanannya yang kurang baik. Faktor lain yang
mempengaruhi kadar metampiron adalah oksidasi dari iodida dalam keadaan
asam oleh oksigen dari udara dan penambahan larutan kanji yang terlalu dini
karena iod memberi suatu kompleks yang tidak dapat larut dalam air.
Kegunaan dari metode iodimetri dalam bidang farmasi adalah untuk
menetapkan kadar obat-obatan. Salah satu contohnya adalah untuk menetapkan
kadar asam askorbat atau vitamin C, natrium askorbat, metampiron (antalgin),
serta natrium tiosulfat dan sediaan injeksinya. Penentuan kadar antalgin
bermanfaat untuk mengetahui apakah kadar antalgin yang terkandung dalam
tablet sampel sudah sesuai dengan kadar semestinya atau tidak, sebab kadar
antalgin yang melebihi kadar semestinya dapat mengakibatkan efek negatif bagi
tubuh konsumen.
7/16/2019 Laporan Penetapan Kadar Metampiron
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-penetapan-kadar-metampiron 13/14
H. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan, kadar metampiron yang diperoleh adalah
10%.
7/16/2019 Laporan Penetapan Kadar Metampiron
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-penetapan-kadar-metampiron 14/14
DAFTAR PUSTAKA
Bassett, J., dkk, 1994, Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik ,
EGC, Jakarta.
Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi Ketiga, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Filayati, M. Rifda dan Rusmini, 2012, Pengaruh Massa Bentonit Teraktivasi
H2SO4 Terhadap Daya Adsorbsi Iodium, UNESA Journal of Chemistry Vol. 1, No. 1, Universitas Negeri Surabaya.
Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Rahmawati, Sitti dan Bunbun Bundjali, 2012, Kinetics of the Oxidation of
Vitamin C, Jurnal Indo J. Chem ISSN: 291 - 296, Universitas Tadulako.
Sari, Lusia Oktora Ruma Kumala, 2006, Pemanfaatan Obat Tradisional dengan
Pertimbangan Manfaat dan Keamanannya, Majalah Ilmu Kefarmasian,
Vol. III, No.1ISSN : 1693-9883, Universitas Jember.
Sugiarti, 2008, Pengaruh Jenis Aktivasi Terhadap Kapasitas Adsorpsi Zeolit pada
Ion Kromium (VI), Jurnal Chemical Vol. 9 Nomor 2, UNM, Makassar.