laporan pendahuluan fraktur os nasal

8
 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN FRAKTUR OS NASAL PRE REPOSISI A. PENGERTIAN Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh raqsa nyeri, pembengkakan, deormitas, gangguan ungsi, pemendekan, dan krepitasi. Fraktur adalah teputusnya !aringan tulang"tulang ra#an yang umumnya sdisebabkan oleh ruda paksa. $esimpulan % Fraktur os nasal adalah truma tulang ra#an pada nasal yang disebabkan oleh ruda paksa, missal % ke&elakaan, benturan hebat yang ditandai oleh rasa nyeri, pembengkakan, deormitas, dan lain'lain. (. ETI)*)GI Trauma o *angsung +ke&elakaan lalulintas o Tidak langsung +!atuh dari ketinggian dengan  posisi berdiri"duduk sehingga ter!adi raktur tulang belakang Patologis % -etastase dari tulang egenerasi /pontan Te r!adi tarikan otot yang sangat kuat 0. -ANIFE/TA/I $*INI$    Nyeri eormitas $repitasi (engkak 

Upload: wibiatika-ayu-sapphire-blue

Post on 08-Oct-2015

206 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

askep new

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN FRAKTUR OS NASAL PRE REPOSISI

A. PENGERTIAN

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh raqsa nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitasi.

Fraktur adalah teputusnya jaringan tulang/tulang rawan yang umumnya sdisebabkan oleh ruda paksa.

Kesimpulan :

Fraktur os nasal adalah truma tulang rawan pada nasal yang disebabkan oleh ruda paksa, missal : kecelakaan, benturan hebat yang ditandai oleh rasa nyeri, pembengkakan, deformitas, dan lain-lain.

B. ETIOLOGI

Trauma

Langsung (kecelakaan lalulintas)

Tidak langsung (jatuh dari ketinggian dengan posisi berdiri/duduk sehingga terjadi fraktur tulang belakang) Patologis : Metastase dari tulang Degenerasi

Spontan

Terjadi tarikan otot yang sangat kuatC. MANIFESTASI KLINIK

Nyeri

Deformitas

Krepitasi

Bengkak

Peningkatan temperatur lokal

Pergerakan abnormal

Ecchimosis

Kehilangan fungsi

Kemungkinan lain

D. PENATALAKSANAAN MEDIK

1. Penatalaksanaan Awal

Pertolongan pertama ( emergency )

Resusitasi

Penilaian klinis

2. Enam prinsip umum pengobatan fraktur

a) Jangan membuat keadaan lebih jelekkomplikasi pengobatanlatrogenikmal praktek

b) Pengobatan berdasarkan diagnosis dan prognosis yang akurat

c) Seleksi pengobatan Menghilangkan nyeri

Memperoleh posisi fragmen yang baik

Mengusahakan penyambungan tulang

Pengembalian fumgsi yang obtimal

d) Mengingat proses penyembuhan secara alami

e) Bersifat realistic dan praktek dalam memilih jenis pengobatan

f) Seleksi pengobatan sesuai dengan penderita secara individu

3. AR sebelum melakukan pengobatan definitive.a) Recognition ; diagnosis dan penilaian fraktur

Lokasi fraktur

Bentuk fraktur

Tahnik sesuai fraktur

Komplikasi yang mungkin terjadi

b) Reduction ; perlu bila restorasi frakturuntuk mendapatkan posisi yang dapat diterima.

c) Retention ; mobilisasi fraktur.

d) Rehabilitasi

PATHWAY

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN Resiko tinggi terhadap jalan nafas tidak efektif b/d perlukaan intra nasal Nyeri akut b/d trauma jaringan os nasal Ansietas b/d adanya ancaman terhadap konsep diri/citra diri

F. INTERVENSI

Resiko tinggi terhadap jalan nafas tidak efektif b/d perlukaan intra nasal

Tujuan :

Setelah dilakukan tindkan keperawatan selama 2 X 24 jam, potensi jalan nafas dapat dipertahankan, dengan kriteria hasil :

Pola pernapasan normal

Bunyi napas jelas dan tidak bising

Aspirasi dapat dicegah

Intervensi :

Observasi frekwensi/irama pernapasan ; pernapasan cuping hidung, pernapasan mengorok/stridor, dan serak.

Rasional : Dapat mengindikasikan terjadinya gagal pernapasan

Awasi tanda vital dan perubahan mental

Rasional : Takikardia/peningkatan gelisah dapat mengindikasikan terjadinya hipoksia/pengaruh terhadap pernapasan.

Auskultasi bunyi napas

Rasional : Adanya mengi / ronchi menunjukkan secret tertahan. Perubaha posisi secara periodik dan dorong pernapasan dalam

Rasional : Meningkatkan ventilasi ke semua segman paru dan mobilisasi sekret, menurunkan resiko atelektasis dan peneumonia.

Dorong pemasukan cairan sedikitnya 2-3 liter perhari, hindari minuman karbonat.

Rasional : Pengenceran sekret mulut/pernapasan untuk meningkatkan pengeluaran. Minuman karbonat busa pada area orofaringdan mungkin untuk klien menahannya, sehingga mempengaruhi jalan napas.Nyeri akut b/d trauma jaringan os nasal

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam klien mampu mengontrol nyeri, dengan kriteria hasil : Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol

Mengikuti program pengobatan yang diberikan

Menunjukan penggunaan tehnik relaksasi

Intervansi :

Kaji tipe atau lukasi nyeri. Perhatikan intensitas pada skala 0-10. Perhatikan respon terhadap obat.

Rasional : Menguatkan indikasi ketidaknyamanan, terjadinya komplikasi dan evaluasi keevektivan intervensi.

Dorong penggunaan tehnik menejemen stres, contoh napas dalan dan visualisasi.

Rasional : Meningkatkan relaksasi, memvokuskan kembali perhatian, dan dapat meningkatkan kemampuan koping, menghilangkan nyeri. Kolaborasi pemberian obat analgesik

Rasional : mungkin dibutuhkan untuk penghilangan nyeri/ketidaknyamanan.

Ansietas b/d adanya ancaman terhadap konsep diri/citra diriTujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam, klien memiliki rentang respon adaptif, dengan kriteria hasil :

Tampak relaks dan melaporkan ansietas menurun sampai dapat ditangani.

Mengakui dan mendiskusikan rasa takut.

Menunjukkan rentang perasaan yang tepat.

Intervensi :

Dorong ekspresi ketakutan/marah

Rasional : Mendefinisikan masalah dan pengaruh pilihan intervensi. Akui kenyataan atau normalitas perasaan, termasuk marah

Rasional : Memberikan dukungan emosi yang dapat membantu klien melalui penilaian awal juga selama pemulihan

Berikan informasi akurat tentang perkembangan kesehatan.

Rasional : Memberikan informasi yang jujur tentang apa yang diharapkan membantu klien/orang terdekat menerima situasi lebih evektif.

Dorong penggunaan menejemen stres, contoh : napas dalam, bimbingan imajinasi, visualisasi.

Rasional : membantu memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi, dan meningkatkan penigkatan kemampuan koping.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenitto, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa : Monica Ester, Edisi 8. EGC : Jakarta.

Doengoes, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk perencanaan Keperawatan dan masalah kolaboratif. Alih Bahasa : I Made Kanosa, Edisi III. EGC Jakarta.Hinchliff, Sue. (1996). Kamus Keperawatan. Edisi; 17. EGC : Jakarta

Sudart dan Burnner, (1996). Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8. Vol 3. EGC : Jakarta.kondisi patologis, osteoporosis, neoplasma

Absorbsi calcium

Rentan fraktur

Trauma Facial

Langsung/tidak langsung

Fraktur nasal

Deprasi saraf nyeri

Port de entre kuman

reposisi

Deficit pengetahuan

cemas

fiksasi

Pemasangan tampon pada hidung

nyeri

Nafsu makan

Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan

Pola nafas tidak efektif

Perubahan persepsi sensori ; penciuman

perdarahan

Bersihan jalan nafas inefektif

Resti infeksi

Gangguan rasa nyaman : nyeri