laporan pencling.docx

37
LAPORAN PENCEMARAN AIR DAN TANAH DI DESA KUTASARI PURWOKERTO TUGAS MATA KULIAH PENCEMARAN LINGKUNGAN Disusun oleh: Paramita Ayu Indraswari G1B013067 Enggar Purbandari G1B014058 Nisrina Alifah G1B014063 Dina Asyiami G1B014096 Maimuna Kastella G1B014109 Kelompok 4 / Kelas B KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Upload: nisrina-rinnauffil-ii

Post on 09-Jul-2016

7 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan pencling.docx

LAPORAN PENCEMARAN AIR DAN TANAH

DI DESA KUTASARI PURWOKERTO

TUGAS MATA KULIAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

Disusun oleh:

Paramita Ayu Indraswari G1B013067

Enggar Purbandari G1B014058

Nisrina Alifah G1B014063

Dina Asyiami G1B014096

Maimuna Kastella G1B014109

Kelompok 4 / Kelas B

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

PURWOKERTO

2016

Page 2: Laporan pencling.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Air

merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan dibumi. Salah satu persyaratan

kesehatan rumah tinggal berdasarkan ketentuan rumah sehat menurut Kepmenkes

No. 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah tersedianya sarana penyediaan air bersih

dengan kapasitas minimal 60 liter/orang/hari dan kualitas air harus memenuhi

persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum menurut Permenkes 416 tahun

1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002. Penurunan kualitas air akan menurunkan daya

guna, hasil guna, produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari sumberdaya air

yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumberdaya alam.

Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari

dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga sumber air

tersebut air tanahlah yang paling banyak digunakan karena air tanah memiliki

beberapa kelebihan dibanding sumber-sumber lainnya antara lain karena kualitas

airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat pencemaran yang relatif kecil (Jovita,

2003 ).

Air bersih merupakan kebutuhan utama manusia. Air akan menjadi masalah

manakala ketersediaan air bersih menjadi sulit didapatkan karena secara alami kurang

tersedia atau secara pola perilaku air bersih yang ada sudah tercemar atau kotor

sehingga semakin sedikit sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan.Air yang

tercemar biasanya berkaitan dengan limbah, sampah dan sanitasi lingkungan yang

buruk dari perilaku manusia atau binatang piaraan.

Semakin tingginya kegiatan yang dilakukan manusia semakin tinggi pula

volume sampah yang dihasilkan. Sampah sendiri terjadi karena kodrat alam melalui

daur nitrogen. Pada dasarnya makhluk hidup baik manusia, hewan, dan tumbuh-

tumbuhan terrsusun sebagian besar oleh unsur-unsur hidrogen, karbon, oksigen dan

nitrogen. Di dalam proses ketuaannya, makhluk hidup akan mengalami kehancuran

(degradasi) secara alami dan akhirnya kembali menjadi unsur-unsur yang semula di

dalam tanah, yang kemudian akan digunakan oleh makhluk hidup lagi untuk

Page 3: Laporan pencling.docx

pertumbuhannya. Demikianlah seterusnya proses ini kembali lagi seperti semula, dan

berlangsung terus tanpa henti sampai pada kehancuan dunia nanti (Hadiwiyoto, 1983).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kualitas fisik air di desa Kutasari ?

2. Bagaimana sanitasi air limbah rumah tangga di desa Kutasari ?

3. Apa saja yang menyebabkan pencemaran air dan tanah di desa Kutasari?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pencemaran air dan sampah rumah tangga di desa

Kutasari Kabupaten Banyumas

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kualitas fisik air di desa Kutasari

b. Mengetahui cara pengolahan air minum di desa Kutasari

c. Mengetahui pengelolaan air limbah dan sampah rumah tangga di desa Kutasari

d. Mengetahui sumber bahan kimia yang sering digunakan dalam rumah tangga

yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan

e. Mengetahui jarak rumah dengan sumber pencemaran dapat mempengaruhi

kualitas lingkungan desa Kutasari

D. Manfaat

1. Masyarakat desa Kutasari

Menambah pengetahuan serta informasi tentang kesehatan lingkungan khususnya

mengenai air dan limbah rumah tangga

2. Mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat

Menerapkan Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah didapat, menambah

pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengenai faktor-faktor yang menyebabkan

pencemaran lingkungan

BAB II

Page 4: Laporan pencling.docx

TINJAUAN PUSTAKA

A. AIR BERSIH

1. Pengertian Air

Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup di

planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjujjan bahwa

65-75% dari berat badan manusia dewasa terdiri dari air (Suripin, 2001).Air

sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan terhadap air

untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata berbeda-beda di

setiap tempat, setiap tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan negara. Semakin

tinggi taraf kehidupan seseorang semakin meningkat pula kebutuhan manusia

akan air. (Suriawiria,1996: 3).

Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai

air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh

manusia itu sendiri. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat

mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi, sehingga orang dewasa

perlu meminum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter air sehari untuk keseimbangan

dalam tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet, 2007).

2. Pengertian Air Bersih

Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat

pengawasan kualitas air, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan

sehari-hari yang kualitsanya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum

apabila telah dimasak. Sarana air bersih yang paling banyak dipergunakan

masyarakat, khususnya di pedesaan adalah sumur gali. Pada tahun 1995 sebanyak

56,53 % masyarakat Indonesia menggunakan sumur gali. Dari jumlah sumur gali

yang ada, 57,56 % memenuhi syarat dan 42,44 % tidak memenuhi syarat

(Khomariyatika dan Pawenang, 2011).

3. Syarat Air Bersih

Pemenuhan kebutuhan akan air bersih haruslah memenuhi dua syarat yaitu

kuantitas dan kualitas (Depkes RI, 2005).

a. Syarat kuantitas :kebutuhan masyarakat terhadap air bervariasi dan

bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan

masyarakat (Chandra, 2006). Konsumsi air bersih di perkotaan Indonesia

Page 5: Laporan pencling.docx

berdasarkan keperluan rumah tangga, diperkirakan sebanyak 138,5

liter/orang/hari dengan perincian yaitu untuk keperluan MCK (Mandi Cuci

Kakus) 12 liter; minum 2 liter; cuci pakaian 10,7 liter; kebersihan rumah 31,4

liter; taman 11,8 liter; cuci kendaraan 21,8 liter; wudhu 16,2 liter; lain-lain

33,3 liter (Slamet, 2007).

b. Syarat Kualitas meliputi parameter fisik, kimia, radioaktivitas, dan

mikrobiologis yang memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri

Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan

pengawasan kualitas air (Slamet, 2007).

1) Parameter Fisik

Air yang baik idealnya tidak berbau, tidak berwarna, tidak memiliki rasa/

tawar dan suhu untuk air minum idealnya ±30 C. Padatan terlarut total

(TDS) dengan bahan terlarut diameter <10-6 dan koloid (diameter 10-6-

10-3 mm) yang berupa senyawa kimia dan bahan-bahan lain (Effendi,

2003).

a) Bau Air : yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai

oleh masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air;

b) Rasa Air :air yang bersih biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air

yang tidak tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang

dapat membahayakan kesehatan;

c) Warna Air : air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan

untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun

mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat disebabkan adanya

tannin dan asam humat yang terdapat secara alamiah di air rawa,

berwarna kuning muda, menyerupai urin, oleh karenanya orang

tidak mau menggunakannya. Selain itu, zat organik ini bila terkena

khlor dapat membentuk senyawa-senyawa khloroform yang

beracun. Warna pada air juga dapat berasal dari buangan industri;

d) Kekeruhan air : kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang

tersuspensi, baik yang bersifat anorganik maupun yang organik. Zat

anorganik, biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam.

Sedangkanyang organik dapat berasal dari lapukan tanaman atau

hewan. Buangan industri dapat juga merupakan sumber kekeruhan;

Page 6: Laporan pencling.docx

e) Suhu : Air yang baik tidak boleh memiliki perbedaan suhu yang

mencolok dengan udara sekitar (udara ambien). Di Indonesia, suhu

air minum idealnya ± 3 ºC dari suhu udara di atas atau di bawah

suhu udara berarti mengandung zat-zat tertentu (misalnya fenol yang

terlarut) atau sedang terjadi proses biokimia yang mengeluarkan

atau menyerap energi air (Kusnaedi, 2002);

f) Jumlah Zat Padat Terlarut : jumlah zat padat terlarut (TDS) biasanya

terdiri atas zat organik, garam anorganik, dan gas terlarut. Bila TDS

bertambah maka kesadahan akan naik pula. Selanjutnya, efek TDS

ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies

kimia penyebab masalah tersebut.

2) Parameter Mikrobiologis

Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri,

baik air angkasa, air permukaan, maupun air tanah. Jumlah dan jenis

bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang

mempengaruhinya. Penyakit yang ditransmisikan melalui faecal material

dapat disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, dan metazoa.

Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari

harus bebas dari bakteri patogen. Bakteri golongan Coli (Coliform

bakteri) tidak merupakan bakteri patogen, tetapi bakteri ini merupakan

indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen (Soemirat, 2000).

Menurut Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990, bakteri

coliform yang memenuhi syarat untuk air bersih bukan perpipaan adalah

< 50 MPN.

Persyaratan mikrobiologis yang harus dipenuhi oleh air adalah

sebagai berikut:

· Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli;

Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah

tersebar melalui air.

· Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes,

Phytoplankton colifprm, Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995).

3) Parameter Radioaktivitas

Page 7: Laporan pencling.docx

Persyaratan radioaktifitas mensyaratkan bahwa air bersih tidak

bolehmengandung zat yang menghasilkan bahan-bahan yang

mengandungradioaktif, seperti sinar alfa dan beta (Permenkes

No.416/Menkes/PER/IX/1990). Apapun bentuk radioaktivitas efeknya

adalah sama, yakni menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar.

Kerusakan dapat berupa kematian, dan perubahan komposisi genetik.

4) Parameter Kimia

Parameter kimia dikelompokkan menjadi kimia an-organik dan

kimia organik. Dalam standard air minum di Indonesia zat kimia

anorganik dapat berupa logam, zat reaktif, zat-zat berbahaya serta

beracun serta derajat keasaman (PH). Sedangkan zat kimia organik dapat

berupa insektisida dan herbisida. Sumber logam dalam air dapat berasal

dari industri, pertambangan ataupun proses pelapukan secara alamiah.

Korosi dari pipa penyalur air minum dapat juga sebagai penyebab

kehadiran logam dalam air (Mulia, 2005).

Kandungan zat kimia dalam air bersih yang digunakan sehari-hari

hendaknya tidak melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan seperti

tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

416/Menkes/Per/IX/1990. Penggunaan air yang mengandung bahan

kimia beracun dan zat-zat kimia yang melebihi ambang batas berakibat

tidak baik bagi kesehatan dan material yang digunakan manusia,

contohnya antara lain sebagai berikut :

a) pH Air sebaiknya tidak asam dan tidak basa (netral) untuk

mencegah terjadinya pelarutan logam berat dan korosi jaringan

distribusi air. pH yang dianjurkan untuk air bersih adalah 6,5 – 9.

b) Kadar besi (Fe) yang melebihi ambang batas (1,0 mg/l)

menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru dan menimbulkan

rasa, warna (kuning), pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan

bakteri besi, dan kekeruhan.

c) Klorida adalah senyawa halogen klor (Cl). Dalam jumlah banyak,

klor (Cl) akan menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sistem

penyediaan air panas. Residuklor (Cl) di dalam penyediaan air

Page 8: Laporan pencling.docx

sengaja dipelihara, tetapi klor (Cl) ini dapat terikat pada senyawa

organik dan membentuk halogenhidrokarbon (Cl-HC) banyak

diantaranya dikenal sebagai senyawa-senyawa karsinogenik. Kadar

maksimum klorida yang diperbolehkan dalam air bersih adalah 600

mg/l

d) Tembaga (Cu) sebenarnya diperlukan bagi perkembangan tubuh

manusia. Tetapi, dalam dosis tinggi dapat menyebabkan gejala GI,

SSP, ginjal, hati, muntaber, pusing kepala, lemah, anemia, kramp,

konvulsi, shock, koma dan dapat menyebabkan kematian. Dalam

dosis rendah menimbulkan rasa kesat, warna, dan korosi pada pipa,

sambungan, dan peralatan dapur

e) Mangan (Mn) adalah metal kelabu-kemerahan. Keracunan

seringkali bersifat kronis sebagai akibat inhalasi debu dan uap

logam. Gejala yang timbul berupa gejala susunan syaraf: insomnia,

kemudian lemah pada kaki dan otot muka sehingga ekspresi muka

menjadi beku dan muka tampak seperti topeng (mask). Bila

pemaparan berlanjut maka bicaranya melambat dan monoton, terjadi

hyperrefleksi, clonus pada patella dan tumit, dan berjalan seperti

penderita parkinsonism.

f) Seng (Zn) Di dalam air minum akan menimbulkan rasa kesat dan

dapat menyebakan gejala muntaber. Seng (Zn) menyebabkan warna

air menjadi opalescent dan biladimasak akan timbul endapan seperti

pasir. Kadar maksimum seng (Zn) yang diperbolehkan dalam air

bersih adalah 15 mg/l.

B. PENCEMARAN AIR TANAH

1) Pencemaran Air

Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,energi,

dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh

kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke

tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau sudah tidak berfungsi

lagi sesuai dengan peruntukannya (KepMenKLH No.Kep-02/MENKLH/I/1988).

Pencemaran air bisa disebabkan oleh proses pencucian sampah padat terutama

oleh air hujan baik air permukaan maupun airr tanah. Akibatnya, berbagai sumber

Page 9: Laporan pencling.docx

air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hai (sumur) di daeah pemukiman

telah terkontaminasi yang mengakibatkan terjadinya penurunan kesehatan

manusia atau penduduk. Pencemaran air tidak hanya akibat proses pencucian

sampah padat tetapi pencemar terbesar justru berasal dari limbah cair yang masih

mengandung zat-zat kimia dari berbagai jenis pabrik dan jenis industri lainnya.

Air yang tercemar tidak hanya air permukaan saja, tetapi juga air tanah; sehingga

sangat mengganggu dan berbahaya bagi manusia (Tobing SL, 2005).

2) Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan

manusiamasuk dan merubah lingkungan tanah alami. Ada dua sumber utama

kontaminasi tanah yaitu kebocoran bahan kimia organik dan penyimpanan

bahan kimia dalam bunker yang disimpan dalam tanah, dan penampungan

limbah industri yang ditampung dalam suatukolam besar yang terletak di atas

atau di dekat sumber air tanah (Darmono, 2001).

3) Air Tanah

Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah di dalam zona jenuh,

dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer

(Suyono,1993). Kondisi suatu lapisan tanah membuat suatu pembagian zone air tanah

menjadi dua zone besar:

Zone air berudara (zone of aeration) : Zone ini adalah suatu lapisan tanah yang

mengandung air yang masih dapat kontak dengan udara. Pada zone ini terdapat tiga

lapisan tanah, yaitu lapisan air tanah permukaan, lapisan intermediate yang berisi air

gravitasi dan lapisan kapiler yang berisi air kapiler.

Zone air jenuh (zone of saturation): Zone ini adalah suatu lapisan tanah yang

mengandung air tanah yang relatif tak terhubung dengan udara luar dan lapisan

tanahnya atau aquifer bebas (Harmayani, 2007).

4) Limbah

Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari proses kegiatan

manusia (Ign Suharto, 2011 :226).  Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas,

sisa kotoran hewan, tanaman, atau sayuran. Keseimbangan lingkungan menjadi

terganggu jika jumlah hasil buangan tersebut melebihi ambang batas toleransi

lingkungan.

Page 10: Laporan pencling.docx

BAB III

ISI

1. HASIL

1. Jumlah pemakaian air untuk keperluan rumah tangga padaa. Responden 1 : ≥ 200L/ harib. Responden 2 : ± 700 L/ haric. Responden 3 : ≥ 400 L/ harid. Responden 4 : ± 700 L/ harie. Responden 5 : ± 700 L/ hari

2. Jarak/ lama waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh air (pulang pergi)a. Responden 1 : Jarak 5 meter ; Lama 2 menitb. Responden 2 : Jarak 5 meter ; Lama 1 menitc. Responden 3 : Jarak 10 meter ; Lama 1 menitd. Responden 4 : Jarak 7 meter ; Lama 2 menite. Responden 5 : Jarak 5 meter ; Lama 1 menit

3. Ada tidaknya sumber pencemaran dalam jarak <10 meter (air limbah/cubluk/tangki septik/sampah)a. Responden 1 : tidak adab. Responden 2 : tidak adac. Responden 3 : tidak adad. Responden 4 : tidak adae. Responden 5 : tidak ada

4. Kemudahan dalam memperoleh air untuk semua kebutuhan rumah tanggaa. Responden 1 : mudahb. Responden 2 : mudahc. Responden 3 : mudahd. Responden 4 : mudahe. Responden 5 : mudah

5. Orang yang mengambil air untuk keperluan rumah tangga apabila sumber airterletak di luar pekarangan rumaha. Responden 1 : orang dewasa perempuanb. Responden 2 : sumber air terletak di dalam rumah (orang dewasa perempuan)c. Responden 3: orang dewasa perempuan (ibu) dan orang dewasa laki- laki

(bapak)d. Responden 4: pakai pompa air ( sumber air terletak di dalam rumah/mudah

diakses)e. Responden 5 : sumber air terletak di dalam pekarangan rumah

Page 11: Laporan pencling.docx

6. Kualitas fisik air minuma. Responden 1 : normal (tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau,

tidak berbusa)b. Responden 2 : normal (tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau,

tidak berbusa)c. Responden 3 : normal (tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau,

tidak berbusa)d. Responden 4 : normal (tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau,

tidak berbusa)e. Responden 5 : normal (tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau,

tidak berbusa)

7. Jenis sarana/ tempat penampungan air minum sebelum dimasaka.Responden 1 : langsung dari sumberb.Responden 2 : wadah/tandon tertutupc.Responden 3 : wadah/tandon tertutupd.Responden 4 : wadah/tandon tertutupe.Responden 5 : wadah/tandon tertutup

8. Pengolahan air sebelum diminuma.Responden 1 : dimasakb.Responden 2 : dimasakc.Responden 3 : dimasakd.Responden 4 : dimasake.Responden 5 : dimasak

9. Tempat penampungan air limbah (kamar mandi/ dapur/ cuci)a.Responden 1 : langsung ke got/ sungaib.Responden 2 : penampungan tertutup di pekaranganc.Responden 3 : penampungan tertutup di pekarangand.Responden 4 : penampungan tertutup di pekarangane.Responden 5 : penampungan diluar pekarangan

10. Saluran pembuangan air limbah dari kamar mandi/ dapur/ cucia.Responden 1 : saluran tertutupb.Responden 2 : saluran tertutupc.Responden 3 : saluran tertutupd.Responden 4 : saluran tertutupe.Responden 5 : saluran tertutup

11. Ketersediaan tempat sampah di luar rumaha.Responden 1 : tidak adab.Responden 2 : tidak adac.Responden 3 : ada

Page 12: Laporan pencling.docx

d.Responden 4 : adae.Responden 5 : ada

12. Jenis tempat pengumpulan/ penampungan sampah rumah tangga di luar rumaha.Responden 1 : tidak ada tempat sampah tertutup maupun terbuka di luar rumahb.Responden 2 : tidak ada tempat sampah tertutup maupun terbuka di luar rumahc.Responden 3 : tempat sampah tertutupd.Responden 4 : tempat sampah terbukae.Responden 5 : tempat sampah terbuka

13. Ketersediaan tempat pengumpulan/penampungan sampah basah (organik) di dalam rumah Responden 1 : tidak tersedia Responden 2 : tidak tersedia Responden 3 : tersedia Responden 4 : tidak tersedia Responden 5 : tidak tersedia

14. Jenis tempat pengumpulan/ penampungan sampah rumah tangga tersebut Responden 1 : tidak ada tempat sampah terbuka maupun tertutup Responden 2 : tidak ada tempat sampah terbuka maupun tertutup Responden 3 : tempat sampah tertutup Responden 4 : tidak ada tempat sampah terbuka maupun tertutup Responden 5 : tidak ada tempat sampah terbuka maupun tertutup

15. Penggunaan dalam rumah tangga seperti Responden 1 :

- Pengharum ruangan/ spray : Tidak- Spray rambut/deodoran : Tidak- Pembersih lantai : Ya- Pengkilap kaca/kayu/logam : Tidak- Penghilang noda pakaian : Ya- Aki (accu) : Tidak- Cat : Tidak- Racun serangga : Tidak

Responden 2 : - Pengharum ruangan/ spray : Tidak- Spray rambut/deodoran : Tidak- Pembersih lantai : Ya- Pengkilap kaca/kayu/logam : Ya- Penghilang noda pakaian : Ya- Aki (accu) : Tidak- Cat : Tidak- Racun serangga : Tidak

Page 13: Laporan pencling.docx

Responden 3 : - Pengharum ruangan/ spray : Ya- Spray rambut/deodoran : Tidak- Pembersih lantai : Ya- Pengkilap kaca/kayu/logam : Ya- Penghilang noda pakaian : Ya- Aki (accu) : Tidak- Cat : Tidak- Racun serangga : Tidak

Responden 4 :- Pengharum ruangan/ spray : Tidak- Spray rambut/deodoran : Ya- Pembersih lantai : Ya- Pengkilap kaca/kayu/logam : Ya- Penghilang noda pakaian : Ya- Aki (accu) : Ya- Cat : Tidak- Racun serangga : Tidak

Responden 5 : - Pengharum ruangan/ spray : Tidak- Spray rambut/deodoran : Tidak- Pembersih lantai : Ya- Pengkilap kaca/kayu/logam : Tidak- Penghilang noda pakaian : Ya- Aki (accu) : Tidak- Cat : Ya- Racun serangga : Tidak

16. Jenis ternak yang dipeliharaa. Responden 1 : Tidak ada jenis ternak yang dipelihara seperti unggas, ternak

sedang, maupun ternak besar.b. Responden 2 : Tidak ada jenis ternak yang dipelihara seperti unggas, ternak

sedang, maupun ternak besar.c. Responden 3 : Ada jenis ternak yang dipelihara seperti ungags (burung) dan

dipelihara di kandangluarrumah.d. Responden 4 : Tidak ada jenis ternak yang dipelihara seperti unggas, ternak

sedang, maupun ternak besar.e. Responden 5 : Tidak ada jenis ternak yang dipelihara seperti unggas, ternak

sedang, maupun ternak besar.

17. Jarak rumah dengan sumber pencemarana. Responden 1 :

- Ada sumber pencemaran yaitu jalan raya namun, tidak tahu jarak ke sumber pencemaran.

Page 14: Laporan pencling.docx

- Ada sumber pencemaran yaitu tempat pembuangan sampah akhir/sementara namun, tidak tahu jarak ke sumber pencemaran.

- Tidak ada sumber pencemaran industri.- Ada sumber pencemaran yaitu pasar tradisional namun, tidak tahu jarak ke

sumber pencemaran.- Tidak ada sumber pencemaran terminal.- Ada sumber pencemaran bengkel namun, tidak tahu jarak ke sumber

pencemaran.- Tidak ada sumber pencemaran jaringan listrik tegangan tinggi

(SUTT/SUTET).- Ada sumber pencemaran yaitu peternakan/rumah potong hewan (termasuk

unggas) dengan jarak ke sumber pencemaran 2 km. b. Responden 2 :

- Ada sumber pencemaran jalan raya namun, tidak tahu jarak ke sumber pencemaran.

- Ada sumber pencemaran tempat pembuangan sampah akhir/sementara namun, tidak tahu jarak ke sumber pencemaran.

- Tidak ada sumber pencemaran industri- Ada sumber pencemaran pasar tradisional namun, tidak tahu jarak ke sumber

pencemaran.- Tidak ada sumber pencemaran terminal - Ada sumber pencemaran bengkel namun, tidak tahu jarak ke sumber

pencemaran.- Tidak ada sumber pencemaran jaringan listrik tegangan tinggi

(SUTT/SUTET).- Ada sumber pencemaran peternakan/umah potong hewan (termasuk unggas)

dengan jarak ke sumber pencemaran 2 km.c. Responden 3 :

- Ada sumber pencemaran jalan raya namun, tidak tahu jarak ke sumber pencemaran.

- Ada sumber pencemaran tempat pembuangan sampah akhir/ sementara namun, tidak tahu jarak ke sumber pencemaran.

- Tidak ada sumber pencemaran industri- Ada sumber pencemaran pasar tradisional namun, tidak tahu jarak ke sumber

pencemaran.- Tidak ada sumber pencemaran terminal- Ada sumber pencemaran bengkel namun, tidak tahu jarak ke sumber

pencemaran.- Tidak ada sumber pencemaran jaringan listrik tegangan tinggi

(SUTT/SUTET).- Ada sumber pencemaran peternakan/rumah potong hewan (termasuk unggas)

dengan jarak ke sumber pencemaran 2 km.d. Responden 4 :

Page 15: Laporan pencling.docx

- Ada sumber pencemaran yaitu jalan raya namun, tidak tahu jarak ke sumber pencemaran.

- Ada sumber pencemaran yaitu tempat pembuangan sampah akhir/sementara namun, tidak tahu jarak ke sumber pencemaran.

- Tidak ada sumber pencemaran industri- Ada sumber pencemaran yaitu pasar tradisional namun, tidak tahu jarak ke

sumber pencemaran.- Tidak ada sumber pencemaran terminal- Ada sumber pencemaran yaitu bengkel namun, tidak tahu jarak ke sumber

pencemaran.- Tidak ada sumber pencemaran jaringan listrik tegangan tinggi

(SUTT/SUTET).- Ada sumber pencemaran yaitu peternakan/rumah potong hewan (termasuk

unggas) dengan jarak ke sumber pencemaran 2 km.e. Responden 5 :

- Ada sumber pencemaran jalan raya namun, tidak tahu jarak ke sumber pencemaran.

- Ada sumber pencemaran tempat pembuangan sampah akhir/sementara namun, tidak tahu jarak ke sumber pencemaran.

- Tidak ada sumber pencemaran industri- Ada sumber pencemaran pasar tradisional namun, tidak tahu jarak ke sumber

pencemaran.- Tidak ada sumber pencemaran terminal- Ada sumber pencemaran bengkel namun, tidak tahu jarak ke sumber

pencemaran.- Tidak ada sumber pencemaran jaringan listrik tegangan tinggi

(SUTT/SUTET).- Ada sumber pencemaran peternakan/rumah potong hewan (termasuk unggas)

dengan jarak ke sumber pencemaran 2 km.

2. PEMBAHASAN

1. Kualitas Fisik Air di Desa Kutasari

Hasil kualitas fisik air minum

a. Responden 1 : normal (tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak

berbau, tidak berbusa).

b. Responden 2 : normal (tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak

berbau, tidak berbusa).

c. Responden 3 : normal (tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak

berbau, tidak berbusa).

Page 16: Laporan pencling.docx

d. Responden 4 : normal (tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak

berbau, tidak berbusa).

e. Responden 5 : normal (tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak

berbau, tidak berbusa).

Hasil kualitas fisik air di desa Kutasari sudah sesuai dengan syarat kualitas

air bersih. Kualitas fisik air juga bisa ditinjau dari jarak antara sumber pencemaran

dengan sumber air. Jarak 10 meter antara tangki septic (septi tank) dan sumur telah

menjadi pengetahuan umum dan populer di masyarakat. Namun, dapat diketahui

bahwa jarak sumur yang kurang dari 10 meter tidak menjadi masalah asalkan kita

mengetahui arah aliran air tanah. Arah aliran air tanah dapat diketahui dengan cara

melihat sumur tetangga. Cara dan langkah- langkahnya yaitu sebagai berikut

Ukurlah kedalaman sumur tetangga, cukup 3 rumah saja

Buatlah gambar garis segitiga yang menghubungkan ketiga titik sumur tetangga

tersebut diatas kertas

Masing- masing titik sumur diberi notasi kedalamannya (perhitungan

kedalaman diukur dari muka air hingga permukaan tanah)

Dari gambar dapat diketahui, sumur yang paling dangkal menunjukkan arah

aliran menuju ke sumur tersebut (Pikiran Rakyat, 2007).

Dari hasil kuesioner diketahui bahwa tidak ada sumber pencemaran disekitar

sumber air dalam jarak <10 meter. Hal ini bisa disimpulkan bahwa tidak adanya

pencemaran disekitar sumber air yang dapat mempengaruhi kualitas air.

Keadaan sarana/ wadah yang digunakan untuk menampung air minum

sebelum diminum atau digunakan untuk memasak berkaitan dengan risiko

pencemaran dan tempat perkembangbiakan vektor penyakit. Berkaitan dengan hal

ini responden menggunakan wadah/ tandon tertutup sehingga dapat mencegah

terjadinya pencemaran dalam air sebelum diminum.

Pengolahan air minum yang dibutuhkan untuk memproses air yang berada di

lingkungan sekitar menjadi layak untuk dikonsumsi. Proses dalam mengolah air

bersih menjadi air minum wajib dilakukan agar air tersebut menjadi sehat dan bisa

diterima baik oleh tubuh manusia. Responden di desa Kutasari memasak air minum

sebelum dikonsumsi sehingga air aman untuk diminum.

Page 17: Laporan pencling.docx

2. Sanitasi Air Limbah Rumah Tangga di Desa Kutasari

Sanitasi tepat guna dalam bidang pembuangan air limbah yang digunakan

responden di Desa Kutasari menggunakan sistem pembuangan setempat yakni

fasilitas sanitasi yang berada di dalam daerah persil (batas tanah yang dimiliki).

Sarana sistem pembuangan setempat menggunakan sistem individual yaitu tangki

septic (septi tank).

Sarana/ tempat yang dapat menampung air limbah dari dapur, cuci, dan

mandi berupa tanah yang digali atau bangunan yang ditanam di bawah permukaan

tanah.Sarana/ tempat penampungan air limbah terdapat 4 macam yaitu :

1. Penampungan tertutup di pekarangan yaitu penampungan limbah rumah tangga

yang berupa lubang (biasanya pinggirannya di semen) dan diberi penutup.

2. Penampungan terbuka di pekarangan yaitu penampungan limbah rumah tangga

yang berupa lubang namun tidak diberi penutup.

3. Penampungan di luar pekarangan yaitu penampungan limbah rumah tangga

yang berupa lubang baik ditutup maupun tidak tetapi terletak di luar

pekarangan.

4. Tanpa penampungan/langsung ke got yaitu jika air limbah rumah tangga

disalurkan atau dibuang langsung ke selokan (got)/sungai/waduk/laut tanpa

memperhatikan ada tidaknya bak penampungan.

Tempat penampungan air limbah kamar mandi/ dapur/ cuci yang digunakan oleh

responden yakni 2 responden menggunakan penampungan tertutup di pekarangan,

1 responden menggunakan penampungan terbuka di pekarangan, 1 responden tidak

ada tempat penampungan air limbah sehingga langsung ke got/ sungai, dan 1

responden menggunakan penampungan diluar pekarangan.

Saluran air limbah yang digunakan responden yaitu saluran tertutup (paralon)

yang digunakan untuk mengalirkan air limbah dari dapur, cuci dan kamar mandi

menuju ke tempat penampungan akhir air limbah berupa galian tanah atau SPAL.

Pengunaan bahan kimia yang beracun dan berbahaya bila memajan responden

dan keluarganya melalui inhalasi/ pernafasan Bahan pencemar kimia yang

digunakan mayoritas responden yakni pembersih lantai, penghilang noda pakaian,

dan pengharum ruangan. Sedangkan yang jarang dipakai seperti cat, aki, serta

pengkilap kaca/logam/ kayu, spray rambut/ deodoran.

Page 18: Laporan pencling.docx

3. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Pencemaran Air dan Tanah di Desa Kutasari

a. Pencemaran Air

Penyebab pencemaran air beradasarkan sumbernya secara umum dapat

dikategorikan sebagai sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber

langsung meliputi effluent yang keluar dari industri, TPA (Tempat Pembuangan

Akhir), dan sebagainya. Sumber tidak langsung, yaitu kontaminan yang

memasuki badan air dari tanah, air tanah, atau atmosfer berupa hujan. Tanah dan

air tanah mengandung sisa dari aktivitas pertanian, seperti pupuk dan pestisida.

Kontaminan dari atmosfer juga berasal dari aktivitas manusia, yaitu

pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam. Penyebab penemarran air

dapat juga digolongkan berdasarkan aktivitas manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya, yaitu limbah yang berasal dari industri, rumah tangga, dan

pertanian (Suriawiria, 1996).

Pencemaran air di desa Kutasari bisa dikatakan masih dalam keadaan yang

wajar karena jauh dari kawasan industri dan TPA (tempat pembuangan akhir).

Mayoritas responden di desa Kutasari memiliki tempat sampah di luar

rumahnya masing-masing walaupun hanya satu responden yang memisahkan

antara sampah organik dengan sampah anorganik. Meski tersedia tempat

sampah di luar rumah namun masih ada warga yang belum memiliki kesadaran

membuang sampah pada tempatnya. Hal ini bisa dilihat dari adanya sampah di

sungai yang berada di desa Kutasari.

b. Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah merupakan keadaan di mana materi fisik, kimia,

maupun biologis masuk dan merubah keadaan alami lingkungan tanah.

Pencemaran dapat terjadi karena kegiatan rutin manusia maupun akibat

kebocoran, seperti kebocoran limbah cair, bahan kimia industri atau fasilitas

komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan yang tercemar

dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan armada pengangkut minyak, zat

kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah

industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal

dumping). Apabila diklasifikasikan maka pencemaran tanah dapat terjadi

karena hal-hal di bawah ini, yaitu:

Page 19: Laporan pencling.docx

Pencemaran langsung : Pencemaran ini misalnya terjadi karena

penggunaan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida, dan

pembuangan limbah yang tidak dapat diuraikan seperti plastik, kaleng,

botol, dan lain-lain.

Pencemaran melalui air : Air yang tercemar (mengandung bahan

pencemar/polutan) akan mengubah susunan kimia tanah sehingga

mengganggu jasad yang hidup di dalam atau dipermukaan tanah.

Pencemaran melalui udara : Udara yang tercemar akan menurunkan hujan

yang mengandung bahan pencemar yang mengakibatkan tanah tercemar

juga. Bahan-bahan kimia termasuk pestisida dan berbagai bentuk detergen

disamping bermanfaat apabila dipergunakan secara berlebihan akan

menimbulkan berbagai bentuk (Hardiyanti, 2012).

Pencemaran tanah di desa Kutasari bisa dikatakan masih dalam

keadaan yang wajar karena jauh dari kawasan industri yang bepotensi

menghasilkan limbah kimia dan TPA (tempat pembuangan akhir) yang

berpotensi menghasilkan air lindi yang merupakan salah satu penyebab

penemaran tanah. Namun, terdapat peternakan unggas yang jaraknya 2 km

dari pemukiman warga di desa Kutasari dimana memungkinkan

mencemari tanah yang ada di sekitarnya.

 

Page 20: Laporan pencling.docx

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC

Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan Toksikologi

Senyawa Logam. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Departemen Kesehatan. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan No.416/MENKES/PER/IX/1990.

Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Jakarta: Depkes RI

Departemen Kesehatan RI. 2005. Rencana Strategi Departemen Kesehatan. Jakarta: Depkes

RI

Hadiwiyoto, Soewedo. 1983. Penanganan Dan Pemanfaatan Sampah. Yogyakarta : Yayasan

Idayu.

Hardiyanti, Tutut. 2012. “Dampak Pencemaran Tanah Terhadap Lingkungan Hidup dan

Manusia”, Makalah, Universitas Hasanudin Makassar.

Harmayani, Kadek Diana. 2007. “Pencemaran Tanah Akibat Pembuangan Limbah Domestik di Lingkungan Kumuh”. Volume 5 nomor 2.

Hefni, Effendi. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan

Peraian. Yogyakarta: Kanisius.

Jovita, T.M. dan Y. Yennie. 2003. “Kandungan Logam Berat Pada Kerang Darah (Anadara

Granosa), Air Laut dan Sedimen di Perairan Tanjung Balai dan Bagan Siapi-Api”.

Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Volume 9 Nomor 5.

Khomariyatika dan Pawenang. 2011. “Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali”. Jurnal kesehatan masyarakat. Volume 7 (1) halaman 63-72.

Kusnaedi. 2002. Mengelola Air Untuk Air Minum. Jakarta: Rineka Cipta

Mulia, R.M. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan Edisi pertama. Yogyakarta: Penerbit

Graha Ilmu.

Slamet, J.S. 2007. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada Univesity Press.

Suharno, Ign. 2011. Limbah Kimia Dalam Pencemaran Air dan Udara. Yogyakarta: CV. Andi offset.

Sujudi. 1995. Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Page 21: Laporan pencling.docx

Surdijani, D., Sumala, dan Sugiarti, A. 2006. Be Smart Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: PT Grafindo Media Pratama.

Suriawiria, U. 1996. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Bandung: Penerbit

Alumni

Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: Andi.

Suryatin, Budi. 2006. Kimia VIII. Jakarta: Grasindo.

Suyono dkk. 1993. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: Pradnya Paramitha.

Tobing, SL. 2005. “Dampak Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan dan Manusia”. Fakultas Biologi Universitas Nasional Jakarta.

Page 22: Laporan pencling.docx

LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1.1 wawancara dengan responden pertama

Page 23: Laporan pencling.docx

Gambar 1.2 wawancara dengan responden kedua

Gambar 1.3 wawancara dengan responden ketiga

Gambar 1.4 wawancara dengan responden keempat

Gambar 1.5 wawancara dengan responden kelima

Page 24: Laporan pencling.docx

Gambar 1.6 Tempat penampungan air disalah satu rumah Responden

Gambar 1.7 Kondisi Air disalah satu rumah responden

Page 25: Laporan pencling.docx

Gambar 1.8 salah satu tempat pembuangan sampah sisa makanan

Kedalam kolam ikan

Gambar 1.9 kondisi lingkungan di desa Kutasari Prompong