laporan keslingker

22
2 BAB I INFORMASI UMUM 1.1 Kaolin Industri yang menggunakan Kaolin, bahan dasar yang sebenarnya digunakan adalah senyawa Anhydrous aluminum silicate dan Crystalline Silica (quartz), besarnya adalah sebagai berikut. Anhydrous aluminum silicate (calcined kaolin clay) digunakan sebesar 88-93 %. Quartz (crystalline silica) digunakan sebesar 7-12 %. Produk yang dihasilkan adalah adhesives, pharmaceuticals, insecticides, glazes, paper, paints, refractories, sanitaryware, tableware, cosmetics, fertilizers, fiberglass, plastics, rubber, sealants, tiles, dll. Bentuknya secara umum adalah debu yang dapat membahayakan pernapasan, khususnya silicosis karena mengandung silica. Kaolin adalah mineral alami, dengan formula kimianya yaitu Al 2 Si 2 H 4 O 9. 1.2 Zinc Oxide Zinc oxide (rumus molekul ZnO) merupakan senyawa anorganik berwujud bubuk, amorf berwarna putih hingga putih kekuningan. Bubuk zinc oxide digunakan secara luas sebagai bahan aditif pada produk-produk dan material seperti plastik, keramik, kaca, semen, pulpdent (semen untuk menambal lubang gigi), karet (misalnya untuk karet ban), pelumas, dan lain-lain. Meski ZnO terdapat dalam kerak bumi dalam bentuk mineral yang dinamakan zincite, namun pada umumnya produksi ZnO komersial dilakukan secara sintetis. Zinc oxide juga memiliki sejumlah sebutan lain, diantaranya calamine, zinc white, flowers of zinc, dan Chinese white. Zinc oxide memiliki karakteristik sebagai berikut : Tidak larut dalam air dan alkohol, namun larut dan terurai pada kebanyakan jenis asam. Melebur menjadi oksigen dan uap zinc pada suhu 1975 o C (3587 F) Menimbulkan kebakaran dan ledakan apabila bereaksi dengan bubuk aluminium dan magnesium dalam kondisi dipanaskan. Bereaksi dengan hydrogen sulfide untuk menghasilkan sulfide. Ketika produk yang mengandung ZnO dan air meleleh karena terkena sinar UV, reaksinya dapat menghasilkan hydrogen peroksida. Massa molar = 81.408 g/mol. Tidak berbau. Massa jenis = 5.606 g/cm 3 . Menguap pada suhu 2360 o C. Gravitasi spesifik = 5.67 Flash point = 1436 o C Industri yang menggunakan zinc oxide sebagai bahan bakunya biasanya menggunakan material berupa zinc oxide dengan konsentrasi 99-100%. Karakteristik material ini misalnya digunakan dalam produksi J.T. Baker dan Mallinckrodt Chemicals.

Upload: nadia-friza

Post on 18-Jun-2015

1.468 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Kaolin, Zinc Oxide, Manganese

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Keslingker

2

BAB I INFORMASI UMUM

1.1 Kaolin

Industri yang menggunakan Kaolin, bahan dasar yang sebenarnya digunakan adalah

senyawa Anhydrous aluminum silicate dan Crystalline Silica (quartz), besarnya adalah sebagai berikut.

Anhydrous aluminum silicate (calcined kaolin clay) digunakan sebesar 88-93 %.

Quartz (crystalline silica) digunakan sebesar 7-12 %. Produk yang dihasilkan adalah adhesives, pharmaceuticals, insecticides, glazes, paper,

paints, refractories, sanitaryware, tableware, cosmetics, fertilizers, fiberglass, plastics, rubber, sealants, tiles, dll. Bentuknya secara umum adalah debu yang dapat

membahayakan pernapasan, khususnya silicosis karena mengandung silica. Kaolin adalah mineral alami, dengan formula kimianya yaitu Al2Si2H4O9.

1.2 Zinc Oxide Zinc oxide (rumus molekul ZnO) merupakan senyawa anorganik berwujud bubuk, amorf

berwarna putih hingga putih kekuningan. Bubuk zinc oxide digunakan secara luas sebagai bahan aditif pada produk-produk dan material seperti plastik, keramik, kaca, semen, pulpdent (semen untuk menambal lubang gigi), karet (misalnya untuk karet ban), pelumas,

dan lain-lain. Meski ZnO terdapat dalam kerak bumi dalam bentuk mineral yang dinamakan zincite, namun pada umumnya produksi ZnO komersial dilakukan secara sintetis. Zinc oxide juga memiliki sejumlah sebutan lain, diantaranya calamine, zinc white, flowers of zinc, dan Chinese white.

Zinc oxide memiliki karakteristik sebagai berikut :

Tidak larut dalam air dan alkohol, namun larut dan terurai pada kebanyakan jenis asam.

Melebur menjadi oksigen dan uap zinc pada suhu 1975oC (3587 F)

Menimbulkan kebakaran dan ledakan apabila bereaksi dengan bubuk aluminium dan magnesium dalam kondisi dipanaskan.

Bereaksi dengan hydrogen sulfide untuk menghasilkan sulfide.

Ketika produk yang mengandung ZnO dan air meleleh karena terkena sinar UV, reaksinya dapat menghasilkan hydrogen peroksida.

Massa molar = 81.408 g/mol.

Tidak berbau.

Massa jenis = 5.606 g/cm3.

Menguap pada suhu 2360oC.

Gravitasi spesifik = 5.67

Flash point = 1436oC

Industri yang menggunakan zinc oxide sebagai bahan bakunya biasanya menggunakan

material berupa zinc oxide dengan konsentrasi 99-100%. Karakteristik material ini misalnya digunakan dalam produksi J.T. Baker dan Mallinckrodt Chemicals.

Page 2: Laporan Keslingker

3

1.3 Manganese

Mangan adalah unsur kimia yang memiliki lambing kimia yaitu Mn dengan nomor atom 25. Nomor atom ini menunjukkan bahwa Mangan merupakan unsure kimia yang bebas di alam dan banyak terdapat dalam mineral (seringkali pula dikombinasikan dengan Fe, besi). Keutamaan khusus adalah sebagai paduan logam stainless steel.

Beberapa aplikasi lainnya yaitu Mangan phosphating digunakan untuk pencegahan karat

dan korosi pada baja. Contoh lainnya adalah pada Mangan dioksida yang digunakan sebagai katoda (elektron akseptor) di pakai alkali standar dan baterai dan Mangan (II) ion berfungsi sebagai kofaktor bagi beberapa enzim dalam organism. Namun, Mangan dalam jumlah yang besar dapat pula berdampak buruk bagi mahkluk hidup yang dapat menyebabkan keracunan dan kerusakan saraf.

Berikut beberapa karakteristrik Mangan: 1. Bentuk Fisik

warna Mangan pada umumnya adalah abu seperti logam besi. Bersifat fisik rapuh tapi mudah untuk mengoksidasi.

2. Bersifat Isotop 3. Mangan dalam bentuk oksidasi dapat berupa +2, +3, +4, +6 dan +7. Yang paling

oksidatif adalah mangan dengan oksidasai +2 dimana mempunyai warna merah muda seperti Mangan (II) Sulfat (MnSO4) dan manganese(II) chloride (MnCl2).

Di keraak bumi kandungan Mangan sebesar mencapai 1000 ppm (0,1%) dari kerak

bumi, sehingga mangan dijadikan 12 unsur paling banyak disana. Sedangkan tanah mengandung mangan 7-9.000 ppm dengan rata-rata 440 ppm. Selain itu, air laut mengandung hanya 10 ppm mangan.

Sebaran terbesar pertambangan Mangan terdapat di Afrika Selatan, Australia, Cina,

Brazil, Gabon, Ukraina, India dan Ghana dan Kazakhstan. Dan negara terbesar yang mengimpor adalah AS dimana sebagian besar Mangan yang diimpor berasal dari: Afrika Selatan sebesar 31%; Gabon sebesar 21%; Australia sebesar 13%; mexico sebesar 8% dan lainnya sebesar 27%.

Pemakaian Mangan sangat penting untuk produksi besi dan baja berdasarkan

deoxidizing, dan paduan properti. Pembuatan baja, termasuk komponen ironmaking, telah menyumbang bagi sebagian besar permintaan mangan, yaitu di kisaran 85% sampai 90% dari total permintaan. Selain itu mangan adalah komponen produksi stainless steel yang membuat harga lebih ekonomis.

Page 3: Laporan Keslingker

4

BAB II IDENTIFIKASI BAHAYA

TLV atau yang lebih dikenal dengan Threshold Limit Values mengandung arti bahwa kadar konsentrasi kimia yang diizinkan bagi pekerja yang mampu dari hari ke hari pekerja tersebut tidak terganggu. Menurut the American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH), The Threshold Limit Value (TLV) adalah tingkat suatu zat kimia yang diyakini seorang pekerja dapat terpapar setiap hari untuk bekerja seumur hidup tanpa efek yang merugikan kesehatan. Satuan dasar untuk TLV adalah ppm dan mg / m³ , sedangkan untuk gas adalah ppm = (mg / m ^ 3) * 24,45 / berat molekul (dengan cacatan formula ini tidak berlaku untuk airborn partikel) Tiga jenis zat kimia TLVs didefinisikan: 1. Time Weighted Average (TLV-TWA)

Menunjukkan ambang batas nilai paparan dimana tidak akan mengalami gangguan pada pekerja adalah diizinkan selama 8jam/hari dimana jadwal kerja selama 40jam/minggu.

2. Short-Term Exposure Limit (TLV-STEL) Menunjukkan ambang batas nilai paparan dimana tidak akan mengalami gangguan pada pekerja adalah diizinkan selama 15 menit dimana tidak dapat diulang/terpapar sebanyak 4 kali perhari.

3. Ceiling (TLV-C) Menunjukkan eksposur mutlak batas yang tidak boleh melebihi setiap saat.

Vapor Hazard Ratio (VHR) adalah perhitungan ratio yang menunjukkan batas konsentrasi uap serta tekanan yang mampu menyebabkan keakaran akibat percikan api dari senyawa atau zat tersebut. atau dalam kata lain VHR adalah banyaknya konsentrasi uap senyawa atau zat di udara yang mampu mengganggu keselamatan pekerja (toxic maupun pemicu kebakaran).

Nilai VHR yang tinggi menyebabkan senyawa atau zat tersebut dapat terbakar dengan mudah. Selain itu, VHR yang tinggi juga menyebabkan tingkat toxic yang tinggi senyawa atau zat tersebut.

2.1 Kaolin

Karena Kaolin merupakan senyawa yang dibangun oleh dua senyawa lainnya, Anhydrous aluminum silicate dan Crystalline Silica, maka identifikasi bahaya yang

dilakukan merinci

Page 4: Laporan Keslingker

5

Secara umum, identifikasi bahaya berdasarkan nilai TLV untuk senyawa Kaolin adalah sebagai berikut:

1. TLV - TWA

Untuk TLV – TWA pada senyawa Kaolin secara umum, diberikan nilai maksimal jumlah yang terdapat di udara berdasarkan waktu pemaparan yang terjadi. Untuk pemaparan 8 jam, nilai TLV-nya bisa 2, 15 dan 5 mg/m3, tergantung dari jenis debu yang dihasilkan apakah debu kasar yang biasanya terdapat di lantai, atau debu yang ringan dan sangat mudah beterbangan di ruangan. Kemudian untuk pemaparan 10 jam, batas nilai ukuran debu yang diperbolehkan adalah 10 dan 5 mg/m3. Meskipun

Page 5: Laporan Keslingker

6

kini jam kerja telah dibatasi menjadi 8 jam per hari, nilai ambang batas untuk waktu paparan 10 jam diantisipasi bagi pekerja yang melakukan lembur.

2. TLV – C Untuk TLV - Ceiling pada senyawa Kaolin secara umum, belum diberikan identifikasi ambang batas. Namun, telah dilakukan identifikasi pada senyawa silica (salah satu pembentuk Kaolin), ambang batas yang diizinkan adalah sampai dengan 5 mg / m3.

3. TLV – STEL

Untuk TLV – STEL pada senyawa Kaolin secara umum, belum diberikan identifikasi ambang batas baik dari OSHA, ACGIH, maupun NIOSH.

4. TLV – Vapor Hazard

Untuk TLV – Vapor Hazard pada senyawa Kaolin secara umum, tidak terdapat bentuk uapnya.

2.2 Zinc Oxide Berikut merupakan data-data terkait dengan exposure limits terkait potensi hazard pada zinc oxide

WHMIS Classification : D-2, Possible Irritant

NFPA HMIS Rating

Health = 1 Flammability = 0 Reactivity = 0

OSHA Permissible Exposure Limit (PEL)

Fume 5 mg/m3 (TWA)

Respirable fraction 5 mg/m3 (TWA)

Total dusts 15 mg/m3 (TWA)

ACGIH Threshold Limit Value (TLV)

TWA 5 mg/m3

STEL 10 mg/m3

NIOSH Recommended Exposure Limits (REL)

Total dusts 5 mg/m3 (TWA)

15 mg/m3 (15 minute ceiling)

Dari data di atas, berikut penjelasan mengenai masing-masing limit value

OSHA PEL

Occupational Safety and Health Administration (OSHA) mengeluarkan Permissible Exposure Limit yang menyatakan bahwa batas tingkat paparan terhadap debu ZnO yang dinyatakan aman adalah maksimum 15 mg/m3. Sementara itu, tingkat paparan debu/asap ZnO yang aman untuk keadaan bernapas adalah pada konsentrasi 5 mg/m3 sebagai rata-rata waktu terbobot (TWA) dari 8 jam kerja .

NIOSH REL

Page 6: Laporan Keslingker

7

The National Institute for Occupational Safety and Helath (NIOSH) mengeluarkan Recommenden Exposure Limit (REL) untuk ZnO yakni 5 mg/m3 untuk total debu sebagai TWA bagi lebih dari 10 jam per hari kerja dan 40 jam per minggu kerja. Selain itu, REL juga memberikan batas maksimum paparan sebesar 15 mg/m3 sebagai limit untuk 15 menit ceiling. Nilai pada REL ini didasarkan pada tingkat paparan yang menghasilkan risiko berupa metal fume fever.

ACGIH TLV

The American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH) memberikan TLV sebesar 10 mg/m3 bagi debu ZnO. Nilai ini diberikan dengan kondisi tidak adanya unsur asbes dan konsentrasi crystalline silica yang lebih dari 1% dan merupakan TWA untuk jam kerja normal (8 jam per hari kerja dan 40 jam per minggu kerja). Sementara itu, ACGIH memberikan nilai TLV-TWA sebesar 5 mg/m3 dan TLV-STEL sebesar 10 mg/m3 sebagai batas maksimum paparan terhadap asap ZnO. Nilai pada REL ini didasarkan pada tingkat paparan debu ZnO yang memungkinkan dilakukannya kontrol.

2.3 Manganese

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kadar senyawa yang memenhi TLV (The

Threshold Limit Value) adalah sebanyak angka yang ditunjukkan diatas.

1. Manganese mampu diterima oleh pekerja dimana tidak akan menimbulkan gangguan pada saat limit kerja 8 jam/hari dan 40jam/minggu adalah sebesar 0.2 mg/m3. Angka ini menunjukkan TLV-TWA dimana kadar manganese sebesar 0.2 mg dalam luas area per 1 m3 adalah kadar yang diizinkan pada saat jam kerja tersebut. hal tersebut serupa juga dengan Manganese Salfate, managanese Dioxide, Manganese Chloride, dan Potassium Permanganate dimana memiliki kadar TLV-TWA yang sama.

2. TLV-STEL sebesar 3 mg/m3 menunjukkan bahwa ambang batas nilai paparan manganese dimana pekerja tidak akan mengalami gangguan adalah diizinkan sebesar 3 mg dalam luas area per 1 m3 dengan batas waktu selama 15 menit dimana tidak dapat diulang/terpapar sebanyak 4 kali perhari. Hal yang serupa pun terjadi pada Manganese Salfate, managanese Dioxide, Manganese Chloride, dan Potassium Permanganate dimana memiliki kadar TLV-STEL yang sama.

3. TLV-C sebesar 5 mg/m3 menunjukkan bahwa ekerja tidak diizinkan untuk terpapar dalam kondisi/ruangan yang mempunyai kadar mangan 5 mg dalam luas area per 1 dengan alasan apapu dan batas waktu apapun. Jika hal ini terjadi maka dikhawatirkan pekerja kan mengalami gangguan yang disebabkan oleh mangan. Hal yang serupa pun terjadi pada Manganese Salfate, managanese Dioxide, Manganese Chloride, dan Potassium Permanganate dimana memiliki kadar TLV-STEL yang sama.

Nilai Vapor Hazard Ratio dimana ditandai dengan (-) menyatakan bahwa senyawa tersebut pada tekanan dan konsentrasi apapun tidak akan menyebabkan kebakaran (percikan api). Atau dalam kata lain senyawa tersebut tidak mudah terbakar.

TLV-TWA TLV-STEL TLV-C Vapor Hazard

Manganese Mn 0.2 mg/m3 3mg/m

35 mg/m

3 -

Manganese Sulfate MnSO4 0.2 mg/m3 3mg/m35 mg/m

3 -

Manganese Chloride MnCl2.4H20 0.2 mg/m3 3mg/m3

5 mg/m3 -

Manganese Dioxide MnO2 0.2 mg/m3 3mg/m35 mg/m

3 -

Potassium Permanganate KMnO4 0.2 mg/m3 3mg/m3

5 mg/m3 -

IDENTIFIKASI BAHAYASenyawa

Rumus

Kimia

Page 7: Laporan Keslingker

8

Selanjutnya dengan mengetahui ambang batas dari masing-masing senyawa, maka dapat diurutkan senyawa dari yang paling tidak berbahaya hingga yang paling berbahaya. Acuan yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai TLV – TWA, karena nilai TWA merupakan nilai ambang batas nilai paparan dimana tidak akan mengalami gangguan pada pekerja adalah diizinkan selama 8jam/hari dimana jadwal kerja selama 40 jam/minggu. Sehingga ini merupakan TLV yang paling besar akumulasinya, karena pemantauan dilakukan selama seminggu. Urutan senyawa tersebut adalah:

1. Kaolin 2. Zync Oxide 3. Manganese

Page 8: Laporan Keslingker

9

BAB III EVALUASI SIFAT BAHAYA

3.1 Kaolin

1. Emergency Overview

Berdasarkan SAF-T-DATA Ratings, evaluasi potensi bahaya untuk senyawa Kaolin secara umum adalah sebagai berikut:

Health Rating Apa yang dimaksud tingkat kesehatan (health rating) adalah tingkatan

senyawa Kaolin untuk berpotensi mengganggu kesehatan. Nilai dari tingkatan ini adalah 1, yang menandakan bahwa ancaman bahaya dari paparan Kaolin tidak terlalu bahaya atau sedikit berbahaya.

Flammability Rating Tingkat kemudahan terbakar dari senyawa Kaolin adalah 0. Hal ini

menandakan bahwa senyawa ini tidak mudah terbakar, karena jika dipanaskan sekali pun hingga temperature ribuan derajat Celcius, akan berubah menjadi senyawa bermaterial keras dan kuat.

Reactivity Rating Senyawa Kaolin bukanlah termasuk senyawa yang mudah terbakar apalagi

bereaksi dengan mudah, sehingga tingkat kemudahan bereaksi Kaolin adalah 0.

Contact Rating Senyawa Kaolin memiliki nilai tingkatan kontak rendah yaitu 1. Hal ini menandakan bahwa senyawa ini jarang berkontak langsung dengan manusia, melihat partikel terkecilnya berukuran masih cukup besar, sehingga tidak sebesar ancaman jika ukuran partikelnya sangat kecil yang biasanya memudahkan kontak dengan manusia melalui saluran pernapasan dan kulit.

2. Potential Health Effects

Inhalation Inhalasi bentuk debu dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, tetapi tidak secara cepat mematikan.

Ingestion Sangat besarnya jumlah yang tertelan akan mengakibatkan gangguan gastrointestinal.

Skin contact Hanya berada di permukaan kulit, besarnya tidak cukup mampu memasuki pembuluh darah di bawah kulit, dan tidak berefek samping.

Eye contact Tidak terlalu memberikan efek samping yang berbahaya, tetapi iritasi yang disebabkan oleh debu dapat berupa iritasi mekanis.

Chronic exposure Paparan berlebihan dapat merangsang fibrosis pada jaringan paru-paru yang kronis dan granuloma pada rongga perut.

Aggravation of Pre-Existing Condition Belum dapat diidentifikasi sampai saat ini.

3. Fire Fighting Measures

Senyawa Kaolin tidak berpotensi menyebabkan bahaya kebakaran dan ledakan (eksplosif) karena merupakan senyawa yang sangat lembam.

Page 9: Laporan Keslingker

10

4. Stability and Reactivity

Stabilitas Kaolin bersifat stabil di bawah kondisi penggunaan dan penyimpanan yang baik.

Bahaya dekomposisi produk Tidak terdapat bahaya dari dekomposisi produk.

Bahaya polimerisasi Tidak dapat membentuk polimer dengan polimerisasi.

5. Toxicology

Pesticide Action Network (PAN) Bad Actor Pesticides adalah bahan kimia Kaolin yang memiliki satu atau lebih kriteria sebagai berikut: sangat akut beracun, cholinesterase inhibitor, yang dikenal / mungkin karsinogen, yang dikenal polutan air tanah atau dikenal reproduksi atau perkembangan racun.

3.2 Zync Oxide

1. Emergency Overview

SAF-T-DATA™ Ratings

Health Rating 2 –Moderate

Flammability Rating 1 – Slight

Reactivity Rating 0 – None

Contact Rating 1 - Slight

Lab Protective Equip. Goggles, Lab coat, Vent hood, Proper gloves

Storage Color Code Green (General Storage)

2. Potential Health Effects

Paparan akut a. Inhalasi (Inhalation)

Kontak dengan konsentrasi ZnO > 10 mg/m3 dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, seperti laryngitis dan nasopharyngitis. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa batuk, sesak napas, mual, dan iritasi saluran pernapasan bagian atas. Masalah terkait inhalasi dapat lebih lanjut mengakibatkan metal-fume fever (demam akibat terpapar logam berat

berlebihan). Demam yang biasanya diderita dalam rentang 24 hingga 48 jam ini memiliki gejala-gejala antara lain menggigil, demam, nyeri otot, mulut dan tenggorokan kering dan sakit kepala.

b. Ingestion

Konsumsi dalam dosis yang tinggi (di atas 630 mg/kg) dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan yang ditandai dengan mual, sakit perut, dan muntah.

c. Kontak dengan kulit

Kontak kulit dengan ZnO akan mengakibatkan iritasi. d. Kontak dengan mata

Belum diketahui gangguan kesehatan yang dapat diakibatkan oleh kontak ZnO dengan kulit.

Paparan kronis

Page 10: Laporan Keslingker

11

Gangguan pada sistem pernapasan diketahui merupakan efek dari paparan kronis akibat inhalasi dengan ZnO. Sementara itu, dermatitis dan iritasi kulit lain dapat terjadi akibat paparan ZnO yang tidak diimbangi dengan perawatan terhadap kebersihan diri yang baik.

Potensi gangguan terhadap kondisi kesehatan yang sedang dihadapi Seseorang yang menderita gangguan jantung atau kerusakan fungsi pernapasan akan lebih rentan terhadap efek dari senyawa ini.

3. Fire Fighting Measures

Fire Hazard

ZnO tidak dianggap berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran.

Explosion Hazard Bubuk ZnO dalam kondisi yang terpisah halus sempurna (finely divided) berpotensi menimbulkan ledakan.

4. Stability and Reactivity

Stabilitas

Stabil jika berada dalam kondisi pemakaian dan penyimpanan normal. Menyerap karbon dioksida dari udara dan membentuk zinc karbonat. Kontak berkepanjangan dengan air akan mengakibatkan ZnO terdekomposisi perlahan.

Bahaya Dekomposisi Produk

Ketika dipanaskan hingga temperatur sangat tinggi, ZnO menyublim dan menghasilkan asap beracun.

Bahaya Polimerisasi Tidak berpotensi bahaya.

Lain-lain

ZnO telah terbukti menimbulkan ledakan ketika bercampur dengan karet berklorin. Selain itu, ZnO juga bereaksi hebat dengan magnesium dan linseed oil (minyak biji rami). ZnO bereaksi dengan Mg ketika dipanaskan. Selain dengan kedua zat di atas, OSHA juga menerangkan pentingnya menghindari kontak antara ZnO dengan hydrogen florida, aluminium + hexachloroethane, zinc klorida atau phosphoric acid, dan air.

5. Toksikologi (Toxicology)

Toxicity Data Sifat toksisitas dari ZnO dinyatakan dalam kode ORL-RAT LD50 630 mg kg-1. Kode

ini mengandung arti sebagai berikut ORL – Oral. Media terjadinya paparan adalah secara oral (ingestion). LD50 - Lethal dose 50 percent kill. Dosis dinyatakan mematikan dengan

kemungkinan 50 persen berpotensi membunuh. 630 mg/kg menyatakan dosis minimum dari ZnO yang terpapar melalui oral hingga

dapat dinyatakan sebagai zat yang toksik.

R-Phrases

Risiko akibat terpapar ZnO dinyatakan dalam kode R20 R36 R37 R50 R53. Kode ini mengandung arti sebagai berikut R20 - Harmful by inhalation. Berbahaya jika terhirup. R36 - Irritating to eyes. Dapat menimbulkan iritasi pada mata. R37 - Irritating to respiratory system. Dapat menimbulkan iritasi pada sistem

pernapasan. R50 – Very toxic to aquatic organisms. Sangat beracun bagi organism perairan. R53 - May cause long-term adverse effects in the aquatic environment. Dapat

mengakibatkan efek jangka panjang yang merugikan bagi lingkungan perairan

Page 11: Laporan Keslingker

12

3.3 Manganese 1. Emergency Overview

Berdasarkan table Identifikasi Bahaya (SAF-T-DATA) diatas diketahui bahwa setiap senyawa Mangan memiliki tingkat bahaya yang berbeda, sesuai dengan ikatan senyawa tersebut dengan unsure ataupun senyawa lain. Dapat dilihat bahwa, secara keseluruhan Health Rating senyawa Mangan adalah 3 (berbahaya), yaitu dapat mengakibatkan permasalahan kesehatan yang buruk bagi manusia. Senyawa Mangan mempunyai Flammability Rating 0, yaitu tidak mudah terbakar, sehingga bahaya kebakaran sangat kecil terjadi. Reactivity Rating yang beragam, tergantung persenyawaan Mangan dengan unsure atau senyawa lainnya. Jika Mangan bersenyawa dengan pengoksidasi, maka Reactivity Rating persenyawaan akan tinggi. Sebaliknya, jika bersenyawa dengan pereduksi maka Reactivity Rating persenyawaan akan rendah. Sedangkan Contact Rating senyawa Mangan adalah 3 (korosif), yaitu dapat merusak zat lain yang bersentuhan dengannya.

Health Rating Flammability

Rating

Reactivity

RatingContact Rating Storage Color Code

Manganese Mn 3 (Severe) 0 (None) 1 (Slight) 3 (Corrosive) White (Corrosive)

Manganese Sulfate MnSO4 2 (Moderate) 0 (None) 1 (Slight) 2 (Moderate) Green (General Storage)

Manganese Chloride MnCl2.4H20 3 (Severe) 0 (none) 1 (slight) 2 (severe) Green (General Storage)

Manganese Dioxide MnO2 3 (severe) 0 (None) 3 (oxidizier) 2 (severe) Yellow (reactive)

Potassium Permanganate KMnO4 3 (severe) 0 (none) 3 (oxidizier) 3 (Corrosive) Yellow (reactive)

Identifikasi Bahaya: SAF-T-DATA(tm) RatingsSenyawa

Rumus

Kimia

Page 12: Laporan Keslingker

13

2. Potential Health Effects

Berdasarkan table Potential Health Effect diatas, diketahui bahwa secara rata-rata senyawa Mangan dapat menyebabkan batuk, flu, dan panas akibat gas logamnya jika dihirup. Jika senyawa Mangan terkonsumsi oleh manusia, akan dapat menyebabkan rasa sakit pada bagian perut (dalam) dan menyebabkan muntah, bahkan dapat menimbulkan kerusakan pencernaan yang parah. Jika kulit manusia bersentuhan dengan senyawa Mangan dapat menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan warna kemerahan pada kulit, rasa sakit/perih, luka bakar yang parah, serta kulit menjadi keras. Jika mata manusia terkena senyawa Mangan, maka dapat menyebabkan iritasi pada mata, kerusakan mata, mata menjadi merah, rasa perih pada mata, penglihatan kabur, bahkan terjadinya kerusakan permanen pada mata. Jika terjadi kontak berlebih dengan senyawa Mangan, maka manusia akan kesulitan bernapas (mengalami gangguan saluran pernapasan), mengalami gangguan pencernaan, kekurangan nutrisi pada tubuh, serta kerusakan pada system syaraf.

3. Fire Fighting Measures

Berdasarkan table Fire Fighting Measures diatas, diketahui bahwa senyawa Mangan tidak mudah terbakar bahkan tidak memiliki tingkat bahaya kebakaran sama sekali. Namun, jika senyawa Mangan bereaksi dengan senyawa organic yang mudah terbakar ataupun berekasi dengan senyawa oksidasi, maka dapat terjadi ledakan. Sehingga walaupun bahaya kebakaran sangat kecil, namun kemungkinan bahaya ledakan masih tetap ada. Sedangkan persenyawaan Mangan dengan senyawa reduksi tidak memiliki bahaya ledakan sama sekali.

POTENTIAL

HEALTH EFFECTUnsur Manganese Manganese Sulfate Manganese Chloride Manganese Dioxide Potassium Permanganate

Inhalation Metal-Fume Fever Metal-Fume Fever Metal-Fume Fever Metal-Fume Fever Iritasi Saluran Pernapasan

Ingestion Abdominal Pain , Muntah Abdominal Pain , Muntah Abdominal Pain , Muntah Abdominal Pain , MuntahKerusakan sistem

pencernaan yang parah

Skin ContactIritasi Kulit, Kemerahan,

Pedih, Luka Bakar Parah

Iritasi Kulit, Kemerahan,

Pedih

Iritasi Kulit, Kemerahan,

Pedih-

Kemerahan, Pedih, Luka

Bakar Parah, Pengerasan

Kulit

Eye Contact Iritasi Mata, Kerusakan MataIritasi Mata, Kemerahan,

Pedih

Iritasi Mata, Kemerahan,

Pedih

Iritasi Mata, Kemerahan,

Pedih

Iritas Mata Parah,

Kemerahan, Penglihatan

Kabur, Kerusakan Mata

Permanen

Chronic Exposure

Kesulitan Bernapas,

Permasalahan Pencernaan,

Kerusakan pada Nervous

System

Kesulitan Bernapas,

Permasalahan Pencernaan,

Kerusakan pada Nervous

System

Kesulitan Bernapas,

Permasalahan Pencernaan,

Kerusakan pada Nervous

System

Kesulitan Bernapas,

Permasalahan Pencernaan,

Kerusakan pada Nervous

System

Iritasi Kulit, Dermatitis

Aggravation of Pre-

existing Conditions

Kerusakan Fungsi Saluran

Pernapasan, Gangguan

Syaraf, Kekurangan Nutrisi

Kerusakan Fungsi Saluran

Pernapasan, Gangguan

Syaraf, Kekurangan Nutrisi

Kerusakan Fungsi Saluran

Pernapasan, Gangguan

Syaraf, Kekurangan Nutrisi

Kerusakan Fungsi Saluran

Pernapasan, Gangguan

Syaraf, Kekurangan Nutrisi

-

FIRE FIGHTING

MEASURES

Unsur Manganese

Manganese

Sulfate

Manganese

Chloride

Manganese

Dioxide

Potassium

Permanganate

Tidak memiliki bahaya kebakaran

Tidak mudah terbakar

Tidak mudah terbakar

Explosion

Dapat meledak jika bereaksi dengan senyawa organik yang

mudah terbakar

Tidak memiliki bahaya meledak

Tidak memiliki bahaya meledak

Dapat menciptakan ledakan yang besar jika kontak dengan

substansi yang dapat beroksidasi

Dapat meledak jika berdekatan dengan oksidasi yang kuat

Tidak memiliki bahaya kebakaran

Fire

Tidak mudah terbakar

Page 13: Laporan Keslingker

14

4. Stability and Reactivity

Berdasarkan table Stability dan Reactivity diatas, dapat diketahui bahwa senyawa Mangan merupakan senyawa yang stabil dalam kondisi penyimpanan dan penggunaan yang biasa saja (normal). Sedangkan pada saat mengurai, senyawa Mangan dapat mengeluarkan gas yang beracun, terutama jika mengalami pemanasan. Tetapi, unsure Mangan itu sendiri tidak terlalu berbahaya bagi manusia. Yang berbahaya adalah unsure atau senyawa lain yang bersenyawa dengan Mangan. Senyawa Mangan tidak mempunyai bahaya polimerasi. Sedangkan kondisi yang harus dihindari bagi senyawa Mangan adalah mendapatkan panas (karena dapat mengurai menjadi gas yang beracun), bersentuhan dengan api (walaupun tidak mudah terbakar, bukan berarti senyawa Mangan tidak bisa terbakar), dekat dengan sumber ledakan (karena mempunyai tingkat bahaya ledak), serta bereaksi dengan senyawa pengoksidasi.

5. Toxicology

Mangan (II) sulfat monohidrat tidak mutagenik pada Salmonella typhimurium galur TA97, TA98, TA100, TA1535, atau TA1537, dengan atau tanpa eksogen aktivasi metabolik (S9), dan tidak mendorong sex-linked resesif mematikan bermutasi pada sel germinal Drosophila laki-laki melanogaster. Untuk senyawa mangan, hanya akan memiliki toksisitas tinggi bila paparan yang terjadi berlebihan.

STABILITY AND

REACTIVITYStability

Hazardous Decomposition

ProductsHazardous Polimerization Incompatibilities Condition to Avoid

Unsur Manganese Stabil dalam kondisi normal

Saat mengurai akan

mengeluarkan gas racun

Nitrogen Oksida

-Agen oksidasi berbahaya

yang sangat kuatPanas, Incompatible

Manganese

SulfateStabil dalam kondisi normal

Oksida yang dikandung Sulfur

dan Logam-

Bubuk Logam, Pengoksidasi

yang kuatIncompatibles

Manganese

ChlorideStabil dalam kondisi normal

Oksida yang dikandung

Logam dan Halogen, Halogen

bebas, Ion Halogen

- Agen pereduksi yang kuat Incompatibles

Manganese

DioxideStabil dalam kondisi normal

Saat dipanaskan akan

mengurai menjadi gas logam

beracun

-Material yang mudah

dioksidasi

Panas, Api, Sumber Ledakan,

Incompatibles

Potassium

PermanganateStabil dalam kondisi normal

Saat dipanaskan akan

mengurai menjadi gas logam

beracun

- Bubuk LogamPanas, Api, Sumber Ledakan,

Incompatibles

Page 14: Laporan Keslingker

15

BAB IV

PEMAKAIAN SENYAWA

4.1 Kaolin Terdapat beberapa jenis industri yang menggunakan senyawa Kaolin di dalam proses

produksinya. Berikut ini merupakan contoh nyata pemakaian senyawa Kaolin di dalam industri:

1. Industri kertas 2. Industri cat dan tinta 3. Industri keramik dan material konstruksi 4. Industri plastik 5. Industri obat-obatan dan kosmetik 6. Industri agrikultur

Sebelum membahas lebih jauh mengenai penggunaan senyawa Kaolin di dalam

industri-industri tersebut, akan dijelaskan dua macam cara pemrosesan purifikasi Kaolin dari pengotornya yang berupa iron oxides, rutile, silica, feldspar, mica, sulfides, dan bahan organik lainnya. Pengotor ini berasosiasi dengan Kaolinite, sebuah mineral utama, yang terdapat di dalam Kaolin atau China Clay ini. Kedua jenis purifikasi tersebut adalah:

- Pemrosesan kering; lebih sering digunakan untuk memproses Kaolin sebagai bahan campuran keramik dan material struktur (proses murah)

- Pemrosesan basah; lebih sering digunakan untuk memproses Kaolin sebagai bahan campuran kertas, plastik, cat, tinta, pasta gigi dan kosmetik (proses mahal karena menuntut kemurnian yang tinggi)

Pemrosesan senyawa Kaolin sebagai campuran pada industri: 1. Kertas

Pada industri kertas, senyawa Kaolin digunakan pada proses pemberian filter di dalam bulk kertas, dan sebagai pelapis kertas. Alasan digunakannya senyawa ini

adalah karena sifatnya yang berwarna putih, abrasivitas yang rendah, dan bersifat kimia yang lembam. Pemberian senyawa ini dimaksud untuk mengurangi jumlah pulp kayu yang mahal, meningkatkan sifat optik dari kertas, dan memperbaiki sifat cetak kertas.

2. Cat dan tinta Penggunaan senyawa Kaolin pada industri cat dan tinta adalah untuk meningkatkan kecerahan warna cat dan tinta. Pemrosesan dilakukan dengan mencampurkan senyawa ke dalam cairan cat atau tinta tersebut. Senyawa Kaolin dalam bentuk terhidrasi atau terkalsinasi dapat meningkatkan sifat optik dan sifat mekanik dari cat. Sifat senyawa ini juga memberikan penambahan kelenturan pada produk, sehingga mempengaruhi sifat mekanik cat yang tahan terhadap pemuaian karena panas matahari. Senyawa Kaolin juga bermanfaat di dalam industri pigmen untuk menggantikan pigmen TiO2 dalam pewarnaan.

3. Keramik dan material konstruksi Sifat senyawa Kaolin yang dilakukan pemanasan pada temperatur melebihi 10000C, mengakibatkan senyawa ini mengalami konversi menjadi mulit dan gelas, di mana sifatnya menjadi kaku dan kuat. Karena kekerasannya maka dapat digunakan sebagai peralatan rumah tangga, keramik, dan material konstruksi. Sifat kekerasan ini juga disebabkan oleh adanya kandungan ion besi dan titanium di dalam senyawa Kaolin.

4. Plastik

Page 15: Laporan Keslingker

16

Senyawa Kaolin digunakan sebagai campuran di dalam industri plastik dengan tujuan untuk meningkatkan kelembutan permukaan, stabilitas dimensional dan ketahanan terhadap serangan zat kimia dari plastik, untuk cracking selama proses

polimerisasi dan selama proses pencetakan. Selain itu pada aplikasi PVC, fungsi utama senyawa Kaolin adalah untuk meningkatkan sifat elektrik dari PVC. Kemudian terdapat pula manfaat senyawa ini pada pembuatan plastic film, yaitu meningkatkan kualitas penyerapan terhadap cahaya infra merah.

5. Obat-obatan dan Kosmetik Manfaat Kaolin pada bidang obat-obatan adalah pada Kaolin jenis BPLK (British Pharmacopeia Light Kaolin) dan pada Heavy Kaolin, yaitu sebagai obat untuk mengatasi masalah pencernaan. BPLK juga merupakan campuran yang tergolong zat aditif yang terkandung pada produk diet, plaster, bedak kaki, dan treatment bagi

kelainan paru-paru.

6. Agrikultur Pada industri agrikultur yang dimaksud adalah pada industri pembuatan pengontrol hama, insektisida, dan pestisida. Proses pada pabrik agrikultur ini mengubah senyawa Kaolin menjadi partikel-partikel yang dikemas dan kemudian dijual. Pemakaian pada tanaman dapat dicontohkan pada tanaman anggur, dengan mencampurkan partikel tersebut dengan cairan sticker speader dan kemudian

disemprotkan pada tanaman dan buah-buahan yang ingin terlindung dari hama. Cara kerja dari Kaolin ini adalah memberikan lapisan film pada daun dan buah sehingga bagi hama jenis serangga yang memakannya akan teracuni.

4.2 Zinc Oxide Bubuk Zinc oxide banyak dimanfaatkan untuk pembuatan produk maupun sebagai alat

bantu proses. Kebanyakan aplikasi ditujukan untuk memanfaatkan reaktivitas dari senyawa oksida yang terkandung di dalam ZnO. ZnO memiliki indeks bias dan konduktivitas termal yang tinggi, disamping memiliki kemampuan antibakteri dan perlindungan terhadap sinar UV. ZnO banyak digunakan sebagai bahan tambahan untuk pembuatan produk atau material lain seperti keramik, plastik, kaca, semen, karet, pelumas, cat, baterai, makanan, salep, perekat, pigmen buatan, dan sebagainya.

Industri karet Sebanyak 50% Zinc oxide digunakan dalam industri karet. Campuran antara ZnO dengan asam stearat akan membuat proses produksi karet menjadi lebih cepat dan terkendali. ZnO juga merupakan komponen aditif yang penting dalam pembuatan karet ban mobil. ZnO berperan sebagai katalis dalam proses vulkanisasi serta dapat meningkatkan konduktivitas termal, yang sangat penting untuk mendisipasi panas yang dihasilkan ketika ban bergerak. Penggunaan ZnO pada produksi karet ban juga berguna untuk melindungi dari jamur dan sinar UV.

Aplikasi medis Penggunaan ZnO dalam dunia medis terutama adalah pada pembuatan pulpdent yang merupakan sejenis senyawa untuk membantu proses penambalan gigi. Pulpdent terbentuk dengan memanfaatkan wujud ZnO yang mampu berubah hingga menyerupai semen ketika bercampur dengan larutan kuat seperti zinc klorida atau phosphoric acid. Selain itu, ZnO banyak digunakan pada produk kosmetika perawatan kulit seperti bedak bayi, sampo anti ketombe, krim pelindung dari sinar UV (sunscreen), dan

salep antiseptik. ZnO juga digunakan dalam pembuatan “Zinc oxide tape” yang

Page 16: Laporan Keslingker

17

banyak digunakan oleh para atlet sebagai perban untuk mencegah robeknya jaringan lunak pada otot ketika sedang berlatih. Sebagai sunscreen, ZnO berfungsi untuk melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB. Setelah sunscreen digunakan, ZnO

tetap melekat di permukaan kulit dan tidak terserap sehingga tidak menimbulkan iritasi maupun alergi.

Zat aditif untuk makanan Zinc merupakan salah satu zat gizi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu, ejumlah produk makanan seperti sereal sarapan diketahui menggunakan ZnO sebagai bahan tambahannya dalam rangka meningkatkan gizi yang terkandung dalam makanan. ZnO juga digunakan sebagai bahan tambahan bagi pembuatan makanan dalam kemasan.

Cat Kandungan ZnO di dalam cat sudah lama dimanfaatkan untuk menciptakan pelapis yang antikorosi bagi logam. Selain itu, cat dengan campuran ZnO dan Al juga dimanfaatkan untuk melapisi jendela dan memberikan fitur perlindungan dari panas Pelapisan menggunakan cat berbahan ZnO:Al memungkinkan radiasi sinar infra merah akan tidak masuk ke dalam rumah / ruangan.

4.3 Manganese

Senyawa Mangan dengan metal biasa digunakan dalam produksi baja untuk meningkatkan kekerasan, kekakuan, dan kekuatan produk. Mangan juga digunakan dalam pembuatan baja karbon, stainless steel, baja temperatur tinggi, besi cor, dan superalloy lainnya. Jika biji mangan dimurnikan maka akan menghasilkan Mangan Sulfat, berdasarkan reaksi kimia berikut ini:

MnO2 + SO2 → MnSO4

Mangan Sulfat digunakan sebagai pupuk, dalam produksi suplemen bernutrisi, pada lapisan kaca, pada cat pernis, dan keramik. Mangan Sulfat dapat digunakan sebagai pemulih kekurangan zat Mangan dalam tanah, dengan menaburkan garam Mangan Sulfat ini ke tanah.

Potassium Permanganate dihasilkan dari reaksi kimia berikut ini:

2 MnO2 + 4 KOH + O2 → 2 K2MnO4 + 2 H2O 2 MnO4

2- + Cl2 → 2 MnO4- + 2 Cl-

Mineral Pirolusite direaksikan dengan Potassium Hidroksida, dan dipanaskan di dalam air, atau dengan menggunakan Potassium Nitrat (sebagai sumber Oksigen). Proses ini akan menghasilkan Potassium Manganate. Saat terjadi oksidasi elektrolit dalam alkaline, Potassium Manganate kemudian berubah menjadi Potassium Permanganate. Potassium Permanganate digunakan sebagai pembunuh kuman, juga digunakan dalam pemurnian air (perawatan). Dalam dunia medis, Potassium Permanganate digunakan sebagai desinfektan untuk mengobati manusia dan hewan. Potassium Permanganate juga dapat digunakan untuk mengobati Gonorrhea dan Candidiasis. Potassium Permanganate merupakan senyawa kimia yang penting dalam industri perfilman dan televisi. Senyawa ini digunakan untuk memberikan kesan “tua” pada film yang diproduksi. Jika senyawa ini beroksidasi, maka akan timbul kesan tua, kuno, dan lama pada properti-properti setting film, seperti pakaian, tali, dan gelas.

Page 17: Laporan Keslingker

18

Jika Mangan Sulfat direaksikan dengan Potassium Permanganat akan menghasil Mangan Dioksida. Produksi Mangan Dioksida dilakukan dalam 2 metode, yaitu Chemical Manganese Dioxide (CMD) dan Electrolytical Manganese Dioxide (EMD). CMD banyak digunakan dalam produksi Ferrites, seperti korek api dan kembang api. Sedangkan EMD banyak digunakan dalam produksi batu baterai kering. Mangan dioksida bersama dengan Ammonium Klorida mengisi ruang kosong yang tersisa dari batang karbon katoda dan cairan elektrolit dalam baterai. Keduanya berfungsi sebagai depolarisator.

Mangan Klorida dihasilkan dari reaksi kimia berikut ini:

Mn + 2 HCl → MnCl2 + H2 MnCO3 + 2 HCl → MnCl2 + H2O + CO2

Senyawa Mangan dengan Logam ataupun Mangan Karbonat direaksikan dengan Asam Klorida akan sama-sama menghasilkan Mangan Klorida. Mangan Klorida digunakan sebagai katalis klorinasi pada senyawa organik, dalam produksi makanan hewan, dan baterai kering.

Chemistry Cell Voltage Elaboration

Alkaline Moderate energy density.

(Zinc - Manganese Dioxide) Good for high and low drain uses.

Oxy Nickel Hydroxide Moderate energy density.

(Zinc - Manganese Dioxide / Oxy

Nickel Hydroxide)

Good for high drain uses

Lithium Expensive.

(Lithium - Manganese Dioxide) Only used in high-drain devices or for long shelf life due to

very low rate of self discharge.

PRIMARY BATTERIES CHEMISTRY

1.5

1.7

3

Page 18: Laporan Keslingker

19

BAB V

USAHA PENGENDALIAN

5.1 Kaolin Perlindungan Pernapasan:

Apabila paparan tidak dapat direduksi dibawah batas TLV, maka dapat digunakan alat respirator individu yang disetujui oleh NIOSH untuk menghadapi debu crystalline silica. Selain itu menggunakan faktor perlindungan (assigned protection factor atau APF) yang mencukupi untuk mereduksi paparan kepada pekerja dibawah batas yang dibolehkan. Nilai APF adalah nilai antisipasi minimum untuk acuan dari perlindungan yang diberikan oleh berbagai tipe alat respirator. Contohnya, nilai APF = 10 berarti bahwa alat respirator harus dapat mereduksi konsentrasi udara dengan partikulat sebesar faktor 10. Sehingga jika tempat kerja memiliki konsentrasi partikulat sebesar 150 ug/m3, maka respirator dengan APF 10 dapat mereduksi konsentrasi partikulat sebesar 15 ug/m3.

Perlindungan Mata/Wajah: Apabila dapat terjadi kontak dengan mata, maka diperlukan pemakaian kacamata pengaman (safety glasses) dengan pelindung samping.

Perlindungan Kulit:

Gunakan sarung tangan yang tahan bahan kimia (seperti latex atau neoprene), dan pakaian pelindung untuk meminimasi kontak dengan kulit. Bahan ini dapat menimbulkan kulit yang kering. Perlu dipelihara hygiene industri yang baik, khususnya untuk pekerja yang mengalami dermatitis atau kulit sensitif.

Ventilasi Ventilasi harus cukup untuk menjaga suasana di tempat kerja di bawah airborne exposure limit (TLV). Sistem ventilasi yang digunakan adalah jenis ventilasi

pembuangan lokal. Alasan lebih diusulkan pemakaian ventilasi lokal adalah karena ventilasi ini lebih dapat mengontrol emisi dari kontaminan pada sumbernya dan mencegah penyebaran ke area kerja umum.

5.2 Zinc Oxide Berikut merupakan contoh operasi maupun produk yang melibatkan penggunaan ZnO

dan mengakibatkan potensi terjadinya hazard bagi para pekerjanya :

Pekerjaan berkaitan dengan aktivitas manufaktur dan transportasi Zinc oxide. Penggunaan sebagai agen vulkanisasi pada proses formulasi karet. Penggunaan pada kosmetik, salep, dan peralatan elektronik. Penggunaan sebagai penyerap sinar UV pada plastic, keramik, ubin, dan kaca. Penggunaan sebagai bahan aditif pada makanan, photoconductor, serta dalam

pemrosesan fotografi berwarna.

Secara umum, usaha pengendalian terhadap zinc oxide dapat diklasifikasikan ke dalam metode untuk pencegahan, metode pengendalian dalam handling & storage, serta metode untuk pertolongan pertama (emergency first aid procedures).

A. Metode untuk pencegahan

Page 19: Laporan Keslingker

20

Metode pencegahan terhadap hazard akibat terpapar Zinc oxide dapat dibagi ke dalam empat cara berikut : Melakukan isolasi terhadap proses yang melibatkan ZnO (process

enclosure) Dalam process enclosure, aktivitas/pekerjaan yang melibatkan kontak (paparan)

dengan ZnO dibuat sedemikian rupa agar terisolasi. Tujuan dari cara ini adalah agar paparan terhadap ZnO tidak menyebar secara luas dan membahayakan pekerja. Selain isolasi terhadap lokasi, cara lain adalah dengan mengaplikasikan konsep otomasi terhadap seluruh peralatan dan mesin yang terlibat dalam proses. Dengan mesin yang otomatis, proses dapat dilakukan secara terisolasi dalam mesin tersebut sehingga dapat meminimasi keterlibatan operator.

Pembuatan local exhaust ventilation dan/atau general dilution ventilation

Pembuatan ventilasi menjadi penting ketika ZnO terdapat dalam jumlah yang banyak sehingga debu maupun asap yang dihasilkan berpotensi menimbulkan bahaya.

Penggunaan Personal Protective Equipment

Para pekerja dengan aktivitas yang mengharuskan kontak dengan ZnO perlu melengkapi dirinya dengan PPE berikut ini untuk melindungi diri dari potensi bahaya dari ZnO, antara lain : 1. Sarung tangan. 2. Safety goggles. 3. Jas laboraturium berlengan panjang 4. Pakaian khusus yang menutupi seluruh badan (encapsulating suits), terbuat

dari bahan yang tahan terhadap unsur kimia (chemical resistant).

Selain perlengkapan di atas, tindakan pencegahan juga didukung oleh tersedianya fasilitas emergency shower dan emergency eye wash fountain untuk

berjaga-jaga apabila terjadi kontak dengan mata. Pekerja juga sebaiknya diberikan loker khusus agar dapat memisahkan pakaian yang digunakan di tempat kerja dan yang akan digunakan di luar tempat kerja. Pakaian juga harus diinspeksi secara berkala untuk memastikan bahwa bahannya tidak terkena minyak maupun lemak.

Personal Hygiene Procedures

1. Ketika terjadi kontak antara ZnO dengan kulit, pekerja harus segera mencuci area kulit yang terpapar ZnO dengan air dan sabun.

2. Pakaian kerja yang telah terkontaminasi ZnO harus dipindahkan dan segera dicuci. Pihak yang bertanggung jawab dalam pencucian pakaian juga harus diberi informasi mengenai sifat hazard dari ZnO.

3. Pekerja yang melakukan kontak dengan ZnO harus terlebih dahulu mencuci tangan, lengan, dan muka dengan air dan sabun sebelum makan, merokok, menggunakan toilet, menggunakan kosmetik, atau minum obat.

4. Pekerja tidak boleh makan, minum, merokok, menggunakan kosmetik, atau meminum obat di dalam area dimana terdapat ZnO atau larutan yang mengandung ZnO yang sedang ditangani, diproses, maupun disimpan.

Penggunaan respirator Ketika konsentrasi ZnO melebihi exposure limit, respirator penutup setengah

wajah untuk menahan debu dapat digunakan untuk melindungi hingga sepuluh kali lipat batas yang diperbolehkan atau konsentrasi maksimum (ditentukan pemasok) yang ditentukan untuk penggunaan respirator, gunakan nilai terendah diantara keduanya. Respirator penutup seluruh wajah dapat digunakan untuk

Page 20: Laporan Keslingker

21

melindungi hingga 50 kali lipat batas yang diperbolehkan untuk penggunaan respirator. Untuk keadaan darurat atau kejadian di mana tingkat eksposur tidak diketahui, gunakan respirator penutup seluruh wajah dengan tekanan positif dan dilengkapi mekanisme supply udara.

B. Metode pengendalian dalam handling & storage ZnO harus disimpan di tempat yang sejuk, kering, memiliki ventilasi yang baik, serta menggunakan container yang tertutup rapat dan berlabel sesuai dengan standar. Kontainer berisi ZnO juga harus dilindungi dari kerusakan fisik dan disimpan terpisah dengan chlorinated rubber, linseed oil, magnesium, hydrogen flourida, aluminium + hexachloroethane, zinc klorida atau phosphoric acid, dan air. Apabila terjadi kebocoran dan adanya tumpahan ZnO, semua orang yang tidak menggunakan PPE (sarung tangan, safety goggles, dan masker) harus dicegah untuk memasuki daerah kontaminasi sampai daerah tersebut selesai dibersihkan. Pembersihan dilakukan dengan cara mengumpulkan tumpahan ZnO (tanpa mengangkat debunya) untuk kemudian ditempatkan ke dalam kontainer yang bersih, kering, dan disegel untuk segera dibuang. Area bekas tumpahan kemudian disiram dengan air.

C. Metode pertolongan pertama

Inhalasi

Apabila terpapar debu ZnO di atas TLV, segera keluar untuk mencari udara segar. Berikan bantuan oksigen buatan jika terjadi sesak napas dan hubungi bantuan medis.

Kontak dengan mata

Basuh mata dengan air mengalir hingga mencakup kelopak mata atas dan bawah selama ± 15 menit. Jika terjadi iritasi, segera hubungi bantuan medis.

Ingestion

Minum 1-2 gelas susu dan paksakan untuk muntah. Jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut atau mendorong agar muntah jika penderita pingsan. Hubungi bantuan medis.

Kontak dengan kulit

Lepas pakaian yang terkontaminasi dan bersihkan material pakaian agar tidak tertinggal di kulit dengan menyikatnya. Basuh bagian yang terpapar dengan sabun dan air mengalir. Apabila terjadi iritasi, segera hubungi bantuan medis.

5.3 Manganese PENGENDALIAN Sistem pembuangan harus diatur sedemikian rupa agar tingkat kontak (exposure level) pegawai dengan senyawa berada di bawah Airborne Exposure Limits. Sistem ventilasi

pembuangan gas secara setempat lebih diinginkan karena dapat mengontrol gas buangan yang terkontaminasi langsung dari sumber, sehingga dapat mencegah dispersifikasi gas ke area kerja yang lain. PERLINDUNGAN

Perlindungan Pernapasan:

Jika tingkat kontak dengan senyawa Mangan melebihi batas dan kontrol engineering tidak fisibel untuk dilakukan, maka dalam usaha melindungi pernapasan dapat digunakan:

Page 21: Laporan Keslingker

22

o Alat bantu pernapasan yang menutupi setengah wajah, sesuai dengan standar saringan NIOSH tipe N95 atau tipe diatasnya, sebanyak maksimal 10 kali

o Alat bantu pernapasan yang menutupi seluruh wajah, berupa tudung saluran udara, sesuai dengan standar saringan NIOSH tipe N100, sebanyak maksimal 50 kali

Jika terdapat tumpahan partikel minyak (seperti oli, pelumas, gliserin, dan lainnya), gunakan standar saringan NIOSH tipe R atau P. Jika tingkat kontak tidak ketahui, gunakan alat bantu pernapasan yang melindungi seluruh wajah, agar dapat melindungi pernapasan secara maksimal.

Perlindungan Kulit:

Gunakan sarung tangan yang dapat melindungi kulit dari bahan kimia (seperti karet atau neoprene), sepatu boot, apron, jas lab, pakaian bersih yang dapat menutupi seluruh tubuh (coverall), sesuai dengan kebutuhan agar dapat mencegah kontak langsung senyawa Mangan dengan kulit.

Perlindungan Mata:

Untuk dapat melindungi mata dari kontak langsung dengan senyawa Mangan, dapat digunakan kacamata pengaman bahan kimia (safety goggles). Pelindung seluruh wajah (full-face shield) juga dapat digunakan jika terdapat senyawa Mangan yang berterbangan. Sediakan juga tempat untuk mencuci mata dan saluran pembuangan langsung di area kerja.

Perlindungan Lainnya:

Pakaian yang tercemari senyawa Mangan dapat meningkatkan bahaya kebakaran. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran, pakaian yang terkontaminas senyawa Mangan langsung dicuci secepatnya.

Page 22: Laporan Keslingker

23

REFERENSI

Kaolin

Material Safety Data Sheet, U.S Silica Company, September 2009. (http://www.veneersystems.com/CSUpload/upload/3%252dVeneering_Adhesives%252edb/MS%20406%20MSDS.pdf)

http://www.jtbaker.com/msds/englishhtml/K0870.htm

http://www.cytec.com/specialty-

chemicals/miningpdf/Products%20for%20the%20Global%20Kaolin%20Industry.pdf

https://www.innovateatthiele.com/KaolinUse.asp

http://oke.or.id/wp-content/plugins/downloads-

manager/upload/APPLICATION%20KAOLIN.pdf

http://www.burgesspigment.com/BurgessWebsite.nsf/MSDS%20Hydrous.pdf

http://www.koiauto.com/msds/3M_0903_old/PDF_FILES/MSDS-1035142.pdf Zinc Oxide

Zinc Oxide – Wikipedia, the Free Encyclopedia (http://en.wikipedia.org/wiki/Zinc_oxide)

Occupational Safety and Health Guideline for Zinc Oxide, U.S. Department of Labor (http://www.osha.gov/SLTC/healthguidelines/zincoxide/recognition.html)

ZINC OXIDE, Material Safety Data Sheet, J.T. Baker, August 2008 (http://www.jtbaker.com/msds/englishhtml/Z3705.htm)

Safety (MSDS) Data for Zinc Oxide, Safety Officer in Physical Chemistry, Oxford University, September 2005

(http://msds.chem.ox.ac.uk/ZI/zinc_oxide.html)

Material Safety Data Sheet : Zinc Oxide Powder Preparation, Pulpdent Corporation, September 2008

(http://www.pulpdent.com/files/629/MSDS%20ZN%20OXIDE.pdf)

Material Safety Data Sheet, ESPI Metals, February 1999 (http://www.espi-metals.com/msds's/zincoxide.pdf) Manganese

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12616303

Material Safety Data Sheet. Mallinckrodt Baker, Inc. New Jersey, USA: 2009.

http://www.jtbaker.com/msds/englishhtml/M0679.htm

http://www.jtbaker.com/msds/englishhtml/M0715.htm

http://www.jtbaker.com/msds/englishhtml/M0767.htm

http://www.jtbaker.com/msds/englishhtml/M0793.htm

http://www.jtbaker.com/msds/englishhtml/P6005.htm