laporan kecelakaan tambang contoh
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 laporan kecelakaan tambang contoh
1/13
1
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KECELAKAAN TAMBANG BERAKIBAT MATI
AN. MARIANUS DERI DWI ARWINDA KARYAWAN PT UNITED TRACTORS (UT), AGUS
HARIYANTO KARYAWAN PT DELIMA JAYA SUKMA MANDIRI (PT.DJSM) ( SUBCONT MAN
POWER SUPPLY PT UT), MISPAN DANA KARYAWAN PT. DJSM, DWI MEI WANTO
KARYAWAN PT. DJSM, DAN VINCENTIUS KATUR KARYAWAN PT. DJSM, DAN BERAKIBAT
CIDERA RINGAN AN. M.HUZAIN KARYAWAN PT GUNUNG BAYAN PRATAMA COAL
YANG TERJADI PADA TGL. 15 JUNI 2012, PUKUL 22.15 WITA,
DI JALAN HAULING KM 13.44, PT GUNUNG BAYAN PRATAMA COAL,KABUPATEN KUTAI BARAT, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
A. DATA KORBAN :
1. MARIANUS DERI DWI ARWINDA (MATI)
Perusahaan : PT United Tractors (UT)
ID. : 80100126
TTL : Jakarta 8 Desember 1978
Posisi : Parts Dep. Head
Umur : 34 Tahun
Masa Kerja : 12 Tahun
2. AGUS HARIYANTO (MATI)
Perusahaan : PT. Delima Jaya Sukma Mandiri
ID. : DCS 0108.0113
TTL : Samarinda 25 Agustus 1987
Posisi : Customer Order Procesor
Umur : 25 Tahun
Masa Kerja : 3 Tahun
3. MISPAN DANA (MATI)
Perusahaan : PT. Delima Jaya Sukma Mandiri
ID. : DCS 0612.0280TTL : Samarinda 13 Agustus 1992
Posisi : Customer Order Procesor
Umur : 20 Tahun
Masa Kerja : 15 Hari
4. DWI MEI WANTO (MATI)
Perusahaan : PT. Delima Jaya Sukma Mandiri
ID. : DCS 0512.0277.
TTL : Tulung Agung 13 Mei 1992
Posisi : Customer Order Procesor
Umur : 20 TahunMasa Kerja : 1 Bulan 15 hari
5. VINCENTIUS KATUR (MATI)
Perusahaan : PT. Delima Jaya Sukma Mandiri
ID. : DCS 01100120.
TTL : Manggarai 29 September 1988
Posisi : Ware house Crew
Umur : 24 Tahun
Masa Kerja : 4 Tahun
-
8/19/2019 laporan kecelakaan tambang contoh
2/13
2
6.MUH HUZAIN (CIDERA RINGAN)
Perusahaan : PT Gunung Bayan Pratama Coal
ID. : 2111
TTL : Pangkajene 11 Agustus 1970
Posisi : DT Driver
Umur : 42 Tahun
Masa Kerja : 2 Tahun 7 Bulan
B. DATA TEKNIS ALAT :
1. Dump Truck
Merk : Iveco
Kapasitas Mesin : 420 HP/ 309 Kw
Berat Kendaraan : 10,92 Ton
Berat Muatan : 32 Ton
Lebar Kendaraan : 2500 mmPanjang kendaraan : 10022 mm
Nomor Rangka : WJM4CS8C124059
Nomor Mesin : 594142
Nomor Lambung : DT 420-16
Tahun Pembuatan : 2004
2. Light Vehicle
Merk : Izuzu D-Max
Kapasitas Mesin : 2.999 cc
Berat Kendaraan : 1600Kg
Lebar Kendaraan : 1.650 mm
Panjang kendaraan : 5.100 mm
Nomor Rangka : MPATFS85HBT107639
Nomor Mesin : JF 1809
Nomor Polisi : KT 8904 KY
Nomor Lambung : LV-08
Tahun Pembuatan : 2011
C.
FAKTA YANG DITEMUKAN1.
LOKASI KEJADIAN
Lokasi kejadian sudah di barikade dengan menggunakan safety line.
Lokasi merupakan tikungan dengan radius 116.50 m dan sudut belok 92° setelah
jalan menurun dengan grade 4,97° (sekitar 8%)
Terdapat tumpahan batubara di jalan (disekitar vessel) dan tanggul kanan arah
muatan sebanyak ±20 ton, dimensi tumpahan batubara 26.5m x 8.30m
Terdapat gerusan sepanjang 8,80m dan bekas cat putih pada tanggul sebelah
kanan arah isian
Terdapat bekas cat biru pada jalan dekat tanggul sebelah kanan arah isian.
-
8/19/2019 laporan kecelakaan tambang contoh
3/13
3
Terdapat kaca cermin di km 13,6
Terdapat 2 tenda security di dekat cermin km 13,6 dan di dekat LV
Terdapat 2 lighting tower seri LTLB Ingersol Rand di dekat tenda dan di dekat LV
Terdapat serpihan kaca, kap mesin, clip stabilizer, potongan bendera, housing
engine LV, kaca spion iveco, bracket footstep, patahan petunjuk arah, buggy whip,
bumper LV, talang air LV, wide screen LV, kap mesin LV, bullbar LV, pelatuk
kopling, ponsel korban, wide screen IVECO, bracket radiator, cover fuse box,
bracket rear rotary lamp, plat nomor polisi, dan parts lainnya di sekitar dumptruck dan LV
Terdapat rambu petunjuk arah pada tikungan yang terpasang di tanggul
Belokan relatif rata dan tidak ada superelevasi
Terdapat jejak pergeseran LV antara DT dengan LV
2. DUMP TRUK
Truk dalam keadaan rebah dengan posisi roda kiri di atas dan kabin dekat tanggul
dengan ditutupi terpal biru.
Terdapat batubara di vessel ± 10 ton (1/3 muatan)
Bumper truk lepas sebelah kiri dan bengkok pada bagian kanan
Kaca depan pecah
Air hose brake tabung depan lepas
Front cover lepas
Clip stabilizer kanan depan lepas
Gigi netral
Parking brake release
Terdapat 7 lembar form P2H yang belum diisi di dalam kabin dan 10 lembar di
dalam laci atas kabin
Terdapat form “daftar uraian kerusakan alat dan perlengkapannya” yang berisi
laporan “angin tekor” pada pukul 21.25 WITA pada hari dan tanggal kejadian.
Kunci kontak patah pada posisi onKabel gas lepas
Hose coupling lepas
Air hose brake lepas
Power steering bocor
Center bearing lepas
Crosmember / Butterfly iron belakang retak
Base spring kiri patah
Terdapat 2 buah helm di bawah unit dan di dalam kabin.
Terdapat 1 pasang safety shoes di dalam kabin
Terdapat bongkahan tanah di ujung vessel diatas kabin
Terdapat bekas gesekan di kanan vessel
Kabin penyok ke dalam
Terdapat tumpahan air aki ke tangki solar
3. LIGHT VEHICLE
LV ringsek pada bagian depan dan kabin dengan posisi menghadap tanggul kanan
arah kosongan dengan tertutup terpal biru.
Mesin berubah ke arah horizontal dan hancur berantakan
Transmisi terlepas dari mesin
-
8/19/2019 laporan kecelakaan tambang contoh
4/13
4
Kap mesin lepas
Chassis bengkok
Nepple rem roda bagian kiri belakang masih ada tekanan
Empat roda tidak ada yang pecah
Seatbelt kiri sudah putus terpotong
Tuas transmisi pada gigi 2
Dashboard hancur, steering patah dan posisi berubah ke atas
Engine control module berpindah tempat dari kanan ke kiriTransmisi terpisah dari engine dan pecah pada bagian depan
Kunci kontak bengkok
Parking brake release
Terdapat D-max inspection check sheet yang telah diisi
Terdapat buku catatan
Terdapat ceceran darah pada jok bagian depan, belakang, pintu depan, pintu
belakang dan atap kabin bagian dalam
Terdapat isi pemadam api ringan tumpah di jok kiri depan
Atap LV dalam keadaan penyok dan terdapat goresan biru
Terdapat Handphone korban pada kiri depan (dibawah pintu depan kiri)Terdapat spring belakang kiri dan kanan melengkung
D.
KRONOLOGIS KEJADIAN
Pukul 18.15 WITA Sdr. M.Huzain (driver DT) tiba di pos checker km.9 dan langsung
absen
Setelah absen, Sdr.M.Huzain menunggu pembagian unit operasi serta lokasi loading
point dan ditugaskan untuk mengoperasikan DT 420-19.
Sekitar pukul 19.00 WITA, DT 420-19 yang dioperasikan sdr. M.Huzain keluar dari
parkiran Km.9 dan menuju lokasi loading point di Pit 7T.8
Sekitar pukul 19.16 WITA DT 420-19 tiba di loading point Pit 7T.8 untuk loadingbatubara. Loading pertama selesai pada pukul 19.20 WITA kemudian jalan menuju
stockpile.
Pada pukul 20.11 WITA, DT 420-19 tiba kembali di loading point Pit 7T.8 untuk trip
yang kedua.
Sekitar pukul 21.00 WITA, ketika melewati pos checker Km.9, DT 420-19
diinformasikan oleh Sdr.Arbain (operator pos checker) bahwa lampu kotak sebelah kiri
mati dan diminta untuk dimasukkan ke workshop Km.9 setelah dumping di stockpile
Manau.
Setelah memarkir DT 420-19 di workshop, Sdr.M.Huzain menanyakan kepada
Sdr.Afrianto (pos checker) tentang kesiapan unit DT 420-16 untuk bisa dioperasikan.
Sdr.Afrianto menyatakan bahwa unit DT 420-16 dapat dioperasikan.Sekitar pukul 21.20 WITA, Sdr.M.Huzain melakukan pre-check terhadap Unit DT 420-
16 namun tidak mengisi form Pre-check list.
Setelah dilakukan precheck, Sdr.M.Huzain menyalakan unit dan menjalankan
kendaraan. Sekitar 10 meter dari area parkiran, Sdr. M.Huzain menghentikan unit
karena melihat adanya indikator lampu parkir di kabin menyala merah dan clutch
keras.
Kemudian, karena posisi unit menghalangi jalan keluar, maka Sdr. M. Huzain
memundurkan unit dan menginformasikan ke pos checker lalu berjalan ke pos checker
-
8/19/2019 laporan kecelakaan tambang contoh
5/13
5
untuk mengambil form “Daftar Uraian Kerusakan Alat dan Perlengkapannya” yang diisi
bahwa “angin tekor”.
Sdr.M.Huzain kembali ke unit, lalu memarkirkan unit di samping DT 420-19 pada area
waiting di workshop Chakra Jawara.
Ketika turun dari unit, Sdr. M Huzain bertemu Sdr. Yoel (Operator Radio) yang baru
selesai melakukan pencatatan Hour Meter dan Kilo Meter (HM&KM) unit DT 420-19
dan akan mengecek HM & KM DT 420-16.
Pada saat Sdr. Yoel melakukan pengecekan HM&KM, Sdr.M.Huzain menunggu di luarpintu bagian kanan dan menanyakan apakah tanda angin tekor kalau panel parking
breaknya tidak langsung mati saat dilepas handlenya. Kemudian Sdr Yoel menjelaskan
bahwa periksa saja gaugenya, jika belum full maka biasanya belum ada suara buangan
angin.
Sdr. Yoel kemudian menghidupkan unit DT 420-16 dengan di saksikan oleh Sdr.
M.Huzain dan ketika di lihat panel air pressure keduanya melihat sudah tidak ada
masalah dengan unit sehingga Sdr.M.Huzain tidak jadi menyerahkan form “Daftar
Uraian Kerusakan Alat dan Perlengkapannya” yang diisi bahwa “angin tekor”.
Sdr.M.Huzain kemudian menginformasikan kepada Pos checker bahwa dia jadi
mengoperasikan unit DT 420-16 karena oleh mekanik dianggap sudah tidak ada
masalah. (Menurut persepsi Sdr. M.Huzain, Sdr.Yoel adalah seorang Mekanik).Sekitar pukul 21.46 WITA DT 420-16 yang di operasikan oleh Sdr.M.Huzain masuk ke
loading point di Pit 7T.8. kemudian keluar dari loading point pada pukul 21.57 WITA
menuju ke arah stockpile Manau.
Di dalam perjalanan menuju Manau, sekitar KM.15, unit DT 420-16 menggunakan gigi 5
dan pada KM 14 jalan datar, menggunakan gigi 6 dan sampai ke turunan.
Melihat ada DT SCA-09 dan Motor Grader MG-825-03, Sdr.M.Huzain menginjak rem
(service brake). Karena fungsi rem tidak jalan(blong), kemudian Sdr.M.Huzain langsung
mengarahkan unit ke kanan untuk menyalip DT SCA-09 dan Motor Grader
Setelah menyalip Motor Grader MG-825-03, Sdr.M.Huzain melihat ada truk kosongan
(DT 440-27) dari arah berlawan. Sementara itu Sdr.Bahtiar (Operator DT 440-27)
melihat unit DT 420-16 berada pada jalurnya, sehingga Sdr Bahtiar menepi ke kiri
merapat ke tanggul untuk menghindari unit DT 420-16.
Setelah melewati DT 440-27, karena di depan nya adalah tikungan ke kiri maka
Sdr.M.Huzain segera membelokan unit ke kiri.
Tiba-tiba DT 420-16 bagian truk sebelah kiri terangkat dan unit miring tidak terkendali
hingga rebah dan menyerempet tanggul sebelah kanan sejauh 8,80 Meter.
Pada saat yang bersamaan, sekitar pukul 22.15 WITA datang LV UT-08 dari arah
berlawanan sehingga DT 420-16 yang tidak terkendali menabrak LV UT-08 pada bagian
depan LV UT-08 mengakibatkan LV UT-08 terangkat dan mengakibatkan kabin bagian
depan atas tertimpa bumper DT 420-16, lalu LV UT-08 terpental dan terseret sejauh 19
Meter kemudian terbalik. Sedangkan akibat tabrakan dengan LV UT-08, DT 420-16terjungkal ke atas dan memuntahkan sebagian batubara ke tanggul, DT 420-16 terbalik
dan rebah.
Setelah DT 420-16 rebah, Sdr.M.Huzain berusaha keluar dari kabin dan berjalan
menuju ke tanggul sebelah kiri.
Tidak lama kemudian, datang Sdr.Suratno (operator MG 825-03) yang sebelumnya
didahului oleh Sdr.M.Huzain dan menanyakan kondisi Sdr.M.Huzain yang berada di
tanggul sebelah kiri.
-
8/19/2019 laporan kecelakaan tambang contoh
6/13
6
Sedangkan dari arah berlawanan ternyata sudah datang Sdr. Putut (Mekanik PT.UT)
yang memanggil Sdr.Suratno untuk menginformasikan kondisi kecelakaan melalui
radio.
Setelah mendapat informasi dari radio, Sdr.Kaliktus Teded (foreman hauling) segera
datang ke lokasi dari Post checker KM 9. Setelah tiba di lokasi Sdr. Kaliktus Teded
segera mengevakuasi Sdr.M.Huzain menuju Klinik Camelia, Camp Senior. Dalam
perjalanan menuju Klinik Camelia, di depan Mess B-12 Sdr. Kaliktus Teded bertemu
dr.Hardiman.W.S dan Paramedik. Sdr. Kaliktus Teded segera menginformasikan bahwaada Sdr.M.Huzain di mobilnya.
Kemudian Sdr.Kaliktus Teded bersama Paramedic membawa Sdr.M.Huzain ke Klinik
GBPC, Camp Baru. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dr.Hardiman.W.S dan dr. Arga
Saputra (dr. GBPC), diketahui bahwa Sdr.M.Huzain mengalami luka lecet di kening (1x2
cm), hidung (0,5x0,5 cm) pipi kanan (1x2 cm), memar di bagian dada (10x10 cm), luka
lecet di tangan kanan (3x1 cm). Karena Sdr. M.Huzain mengeluhkan sesak nafas, maka
oleh dokter ia segera dirujuk ke Rumah Sakit. Dirgahayu Di Samarinda pada tanggal 16
Juni 2012. Setelah dilakukan rontgen dan pemeriksaan oleh dokter di Samarinda, maka
Sdr.M.Huzain diperbolehkan pulang oleh dokter Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda
pada tanggal 20 Juni 2012 karena hanya luka ringan.
Sementara itu, Sdr. Putut (Mekanik UT) yang tiba di lokasi segera memeriksa kondisiLV yang terbalik, dan mendapati ada tangan, siku keluar, dari jendela mobil lalu segera
kontak radio ke channel UT, diterima oleh Sdr. Abdullah(tool keeper UT) dan
menginformasikan adanya kecelakaan di KM.13,44 dan meminta bantuan. Ia juga
menginformasikan ke jalur Petrosea yang diterima oleh Sdri. Annisa dan Sdr. Muryadi.
dan meminta bantuan untuk dikirim ambulans.
Setelah menginformasikan kondisi emergency ke radio, Sdr. Putut kembali ke LV yang
terbalik dan mengecek kembali kondisi korban yang ada di LV. Ternyata ada teriakan
minta tolong, lalu ia berusaha membuka pintu. Ternyata masih terdapat Sdr.Agus
(Driver) yang masih hidup. Sedangkan penumpang yang lain tidak ada respon.
Setelah Sdr. Suratno (Motor Grader Operator) datang, ia meminta bantuan untuk
menginformasikan kembali ke radio, lalu membantu membalikkan mobil untukmengevakuasi korban tetapi tidak berhasil.
Tak lama kemudian datang Sdr. Supriadi (Driver Iveco), Sdr. Ilham, Sdr. Supri, dan Sdr.
Awang dari mess. Kemudian Sdr. Putut, Sdr. Suratno, Sdr. Supriadi, Sdr. Ilham, Sdr.
Supri, Sdr. Awang berusaha membalikkan LV untuk mengevakuasi korban tetapi juga
belum berhasil. Kemudian datang beberapa operator Iveco dari arah isian sehingga ada
sekitar 10 orang di TKP dan berusaha membalikkan mobil dan berhasil.
Mereka kemudian berusaha membantu mengevakuasi Sdr. Agus dan ternyata
ditemukan terdapat 4 korban lain yaitu Marianus Deri Dwi Arwinda (Part Dept. Head
UT), Mispan Dana (DJSM), Dwi Mei Wanto (DJSM) dan Vincentius Katur (DJSM) yang
sudah dalam kondisi tidak sadar dan luka yang cukup parah.
Kelima korban akhirnya berhasil dievakuasi dan dibawa ke klinik GBPC, Camp Baru.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dr.M.Arga Saputra dan dr.Hardiman.W.S, 4 orang
atas nama Marianus Deri Dwi Arwinda (Part Dept. Head UT) , Mispan Dana (DJSM), Dwi
Mei Wanto (DJSM) dan Vincentius Katur (DJSM)dinyatakan mati oleh dr.M.Arga Saputra
dan dr.Hardiman.W.S sedangkan Sdr. Agus segera dirujuk ke RSUD HIS Sendawar,
namun di perjalanan menuju ke rumah sakit korban dinyatakan meninggal oleh
dr.Hardiman.W.S.
-
8/19/2019 laporan kecelakaan tambang contoh
7/13
7
Berdasarkan hasil visum dokter, ditemukan pada:
-
Sdr. Marianus Deri Dwi Arinda : multiple fraktur(patah tulang multi) pada daerah
kepala, tulang selangka kiri, lengan atas kiri dan kedua tungkai atas akibat
bersentuhan dengan benda tumpul.
- Sdr.Agus Hariyanto: jejas/hematom ukuran 2x2 cm di permukaan kulit tulang
selangka, patah tulang tertutup pada rusuk II, III, dan IV dada depan kiri, patah
tulang terbuka pada kedua tulang di tungkai bawah disertai dengan tertutupnya
pembuluh darah besar, kehilangan darah massive.-
Sdr.Mispan Dana: luka tembus di bagian dada dan sesuai gambaran asfiksia (busa
halus di lubang hidung dan alat kelamin yang menegang), patah tulang tertutup
lengan atas kiri dan 1/3 bawah tungkai atas.
-
Sdr.Vincentius Katur : pendarahan massiv dari bagian belakang kepala, patah tulang
multipel pada lengan atas kanan.
-
Sdr.Dwi Mei Wanto : patah tulang multiple(fraktur communitif) pada tulang lengan
atas kanan, patah tulang paha kanan 1/3 tengah, patah tulang lengan atas kanan.
E.
ANALISA KEJADIAN KECELAKAAN
1.
Kecelakaan terjadi sekitar pukul 22.15 WITA ketika DT 420-16 yang tidak terkendalihingga rebah menabrak bagian depan LV UT-08 yang datang dari arah berlawanan di
KM.13,44. Tabrakan pada bagian depan LV UT-08 mengakibatkan LV UT-08 terangkat
dan kabin bagian depan atas tertimpa bumper DT 420-16. Hal ini dibuktikan dengan
adanya penyokan pada kap mesin secara vertikal yang sesuai dengan ukuran bumper
DT 420-16 dan adanya goresan cat warna biru pada bagian atap kabin LV UT-08.
2.
Setelah tertabrak, LV UT-08 terpental dan terseret sejauh 19 meter akibat daya dorong
dari DT yang dibuktikan dengan adanya jejak seretan LV di antara DT 420-16 dan LV
UT-08 yang ditemukan di lokasi kejadian. Setelah terseret, LV UT-08 kemudian terbalik
yang dibuktikan dengan posisi LV pertama kali ditemukan pada saat evakuasi.
3.
Sedangkan akibat tabrakan dengan LV UT-08, DT 420-16 terjungkal ke atas dan
memuntahkan sebagian batubara ke tanggul lalu terbalik dan rebah. Hal ini dibuktikandengan ditemukannya tumpahan batubara di jalan (disekitar vessel) dan tanggul kanan
arah muatan sebanyak ±20 ton, dimensi tumpahan batubara 26.5m x 8.30m.
4. Sebelum tabrakan, DT 420-16 berjalan tidak stabil dimana roda bagian kiri terangkat
dan unit rebah menyerempet tanggul sebelah kanan. Hal ini dibuktikan dengan adanya
gerusan sepanjang 8,80m dan bekas cat putih pada tanggul sebelah kanan arah muatan
serta bekas cat biru pada jalan dekat tanggul sebelah kanan arah muatan.
5. Tidak stabilnya DT 420-16 ini diakibatkan karena sebelumnya Sdr.Huzain dalam
perjalanan menuju stockpile Manau, sekitar KM 14 jalan datar, menggunakan gigi 6
sampai ke turunan. Melihat ada DT SCA-09 dan Motor Grader MG-825-03 di depannya,
Sdr.M.Huzain menginjak rem (service brake). Karena rem tidak berfungsi (blong),Sdr.M.Huzain langsung mengarahkan unit ke kanan untuk menyalip DT SCA-09 dan
Motor Grader MG-825-03 untuk menghindari tabrakan dengan kedua unit tersebut.
6.
Setelah menyalip Motor Grader MG-825-03, Sdr.M.Huzain melihat ada truk kosongan
(DT 440-27) dari arah berlawan. Setelah berhasil melewati DT 440-27, karena di depan
nya ada tikungan ke kiri maka Sdr.M.Huzain segera membelokan unit ke kiri.
7. Akibat kondisi jalan menurun dengan grade 4,97°(sekitar 8%) dan belokan ke kiri
radius 116.50m dengan sudut 92° tanpa ada superelevasi membuat DT 420-16 dengan
muatan 32 ton yang meluncur sulit dikendalikan karena adanya gaya sentrifugal di sisi
kanan. Kondisi ini yang menyebabkan bagian kiri DT420-16 terangkat dan rebah. Salah
-
8/19/2019 laporan kecelakaan tambang contoh
8/13
8
satu akibat besarnya gaya sentrifugal yang dialami DT 420-16 adalah patah nya clip
stabilizer kanan depan yang ditemukan di lokasi kejadian sebelum posisi rebahnya DT
420-16.
8. Selain itu, karena tidak diaktifkannya exhaust brake sebelum turunan mengakibatkan
Sdr.M.Huzain tidak dapat mengidentifikasi sebelumnya jika terjadi masalah pada
sistem pengereman. Sdr.M.Huzain baru merasakan adanya masalah pengereman ketika
sudah ada di turunan dan melakukan pengereman untuk menghindari menabrak DT
SCA 124-09 dan motor grader MG-825-03.9.
Adanya masalah pada sistem pengereman pada DT 420-16 dibuktikan dengan tidak
adanya jejak pengereman dan ditemukannya air hose brake tabung depan lepas pada
unit tersebut. Akibat dari kondisi ini, terjadi low pressure pada unit.
10.
Lepasnya air hose brake disebabkan karena hose tidak terkunci dengan sempurna pada
elbow. Tidak sempurnanya penguncian ini disebabkan karena adanya patahan hose di
dalam elbow (di antara insert dan elbownya) yang dibuktikan dengan ditemukannya
patahan hose tersebut setelah elbow dibuka. Adanya sisa patahan hose di dalam elbow
karena sebelumnya ada aktivitas pemutaran pada connector yang mengakibatkan
cincin di bagian dalam akan memutus hose tersebut dan ketika dilakukan pemasangan
hose kembali, elbow tidak dipastikan kondisinya. Adanya aktivitas pekerjaan hose dan
elbow ini sebelum kecelakaan dapat dibuktikan dengan bersihnya ujung hose dekatelbow sedangkan ujung yang lain kotor.
11.
Record dari maintenance terhadap DT 420-16 selama 3 bulan ke belakang
menunjukkan bahwa terdapat kerusakan pada low air pressure pada tanggal 11, 12, 14,
17(2 kali perbaikan), 21, 25, 29 Maret 2012; 15, 20 (2 kali perbaikan), 30 (2 kali
perbaikan) April 2012; 1, 3(2 kali perbaikan), 10, 14 Mei 2012 dan 14, 15 Juni 2012.
Jadi jumlah record terhadap low air pressure selama 3 bulan terakhir sebanyak 21 kali.
12.
Sebelum unit dioperasikan Sdr.M.Huzain sudah mengetahui adanya masalah pada unit
DT 420-16. Hal ini dibuktikan dengan Sdr.M.Huzain telah menginformasikan kepada
pos checker lalu mengambil form “Daftar Uraian Kerusakan Alat dan Perlengkapannya”
dan diisi “angin tekor” ditandai panel lampu brake menyala. Kemudian memarkirkan
unit di area waiting di workshop Chakra Jawara.13.
Ketika di area waiting workshop Chakra Jawara, Sdr.M.Huzain bertemu dengan Sdr.
Yoel yang akan melakukan pengecekan HM&KM. Karena dianggap sebagai seorang
mekanik (Sdr.M.Huzain tidak mengetahui bahwa ternyata Sdr.Yoel hanya seorang
operator radio), Sdr.M.Huzain menanyakan masalah angin tekor tersebut. Setelah
mendapat penjelasan dari Sdr.Yoel dan dilakukan pengecekan bersama terhadap panel
unit DT 420-16 disimpulkan bahwa sudah tidak ada masalah dan siap dioperasikan.
14.
Berdasarkan Job Description no GBP2-JDF-PM31-REV.00 tentang uraian tugas operator
radio FMC, tugas Sdr.Yoel adalah menerima informasi kerusakan unit, monitoring unit
dalam perbaikan, monitoring penggunaan tyre pada unit, check dan record unit break
down, koordinasi dengan operation, membuat laporan monitoring unit dan mengisi list
“continue job”. Dari data tersebut, Sdr.Yoel tidak memiliki job desk sebagaimaintenance yang punya otoritas me-release alat (menyatakan unit layak operasi).
Namun hal ini terpaksa dilakukan oleh Sdr.Yoel karena tidak ada foreman yang
bertugas pada shift malam kejadian. Hal ini dibuktikan dengan daftar hadir karyawan
dept. Maintenance PT.GBPC yang menunjukkan bahwa 2 foreman yang ada dalam
status roster.
15.
Berdasarkan data roster dept. maintenance pada periode 24 Mei -23 Juni 2012, pada
tanggal 5 dan 19 Juni 2012 tidak ada foreman shift siang dan shift malam. Pada tanggal
30 mei – 5 juni 2012 tidak ada foreman pada shift siang dan pada tanggal 13 – 19 juni
2012 tidak ada foreman malam. Pada tanggal kejadian (15 juni 2012), hanya ada
-
8/19/2019 laporan kecelakaan tambang contoh
9/13
9
foreman siang. Berdasarkan hirarki, di atas foreman adalah supervisor kemudian
superintendent. Tetapi karena supervisor dan superintendent adalah staf, maka jam
kerjanya hanya jam 7.00 s/d jam 18.00. Ketidakadaan foreman tersebut disebabkan
pengaturan roster yang tidak mempertimbangkan ketersediaan pekerja.
16.
Setelah mendapat penjelasan dari Sdr.Yoel dan dilakukan pengecekan bersama
terhadap panel unit DT 420-16, Sdr.M.Huzain langsung mengoperasikan unit tanpa
melakukan pengecekan ulang sesuai dengan point –point yang terdapat pada “dump
truck pre-start check list”. Sehingga tidak dapat dipastikan kembali secara menyeluruhbahwa unit dalam keadaan baik. Hal ini disebabkan karena ketidakmengertian
terhadap fungsi “dump truck pre-start check list”.
17. Berdasarkan instruksi kerja No.GBP2-IK-OPR13-rev.00 tentang pelaksanaan pre-start
check pada unit dump truck, pengawas hauling harus memastikan pelaksanaan
prestart check yang dilakukan oleh driver DT dan akan menerima lembar pre-checklist
dari semua driver untuk ditandatangani agar dapat langsung memastikan kelayakan
dan amannya unit DT untuk dioperasikan. Akan tetapi, instruksi kerja tersebut belum
dikomunikasikan secara efektif kepada seluruh pengawas sehingga selama ini
pengawas menandatangani form pre-start check list yang telah diisi setelah unit
dioperasikan, yaitu dikumpulkan ke supervisor pada saat istirahat atau pulang.
18.
Di dalam perjalanan menuju Pelabuhan Manau, sekitar KM.15, unit DT 420-16menggunakan gigi 5 dan pada KM 14 jalan datar, menggunakan gigi 6 sampai ke
turunan. Pada KM.14 tersebut sebelum turunan Sdr.M.Huzain tidak mengaktifkan
exhaust brake, padahal pada jalan tersebut terdapat rambu peringatan untuk
mengaktifkan exhaust brake yang berbunyi “DT Scania dan DT Iveco gunakan speed 6,
Aktifkan Exhaust Brake”. Sdr.M.Huzain tidak mengaktifkan exhaust brake karena
menurut Sdr.M.Huzain exhaust brake tidak efektif karena sepengetahuannya exhaust
brake hanya untuk mengurangi putaran mesin saja, berbeda dengan service brake yang
langsung berfungsi untuk mengerem. Hal tersebut mengindikasikan kurangnya
pemahaman tentang exhaust brake ketika unit berada di jalur menurun.
19. Berdasarkan resume skill assesment No.20/Training/GBPC/DST/IV/2012
Sdr.M.Huzain baru dinyatakan lulus untuk mengoperasikan DT IVECO pada tanggal20 April 2012 dan berdasarkan permohonan pengajuan pembuatan KIMPER
Sdr.M.Huzain baru mengajukan permohonan KIMPER untuk DT tersebut pada tanggal
14 Mei 2012. Hal ini menunjukkan bahwa Sdr.M.Huzain masih tergolong operator baru
untuk jenis DT Iveco (Sebelumnya adalah operator Scania sejak tahun 2010).
20.
Ketika Sdr.M.Huzain mengoperasikan DT SCANIA, dia pernah mengalami kecelakaan
pada tanggal 4 Desember 2010 pukul 02.55 WITA di hauling road di turunan di depan
pit 12,4 dimana DT SCANIA P-124-24 mengalami rebah saat jalan menurun dan
menikung ke kanan. Berdasarkan hasil laporan penyelidikan kecelakaan tersebut
diketahui faktor kritis insiden berupa “driver membuat keputusan yang tidak tepat
yaitu mengoper gigi ke yang lebih tinggi (dari gigi 6 ke gigi 7) di jalan turunan dan
tikungan saat kondisi muatan”. Tim investigasi merekomendasikan untuk dilakukanrefresh training terhadap driver untuk meningkatkan pengetahuan mengoperasikan
unit, resosialisasi bahaya pindah gigi saat muatan di tikungan, dan sosialisasi ulang cara
pre-start check yang benar.
21. Berdasarkan surat HSE Safety & Training System kepada dept. operation No.017/HSE-
Safety & Training/GBPC/Int/XII/2010 pada tanggal 12 Desember 2010 perihal
pembebasan tahanan safety dinyatakan bahwa Sdr.M.Huzain telah mengikuti
pembinaan safety yang meliputi: pembinaan safety awareness, refresh PIT Access & PIT
Regulation Induction sebagai tindak lanjut atas pelaksanaan rekomendasi tim
investigasi atas kecelakaan pada tanggal 4 Desember 2010. Melihat jenis kecelakaannya
-
8/19/2019 laporan kecelakaan tambang contoh
10/13
10
ada persamaan jenis yaitu di area turunan dan menikung dan unit rebah.
Ketidaksesuaian pembinaan yang dilakukan dengan rekomendasi tim investigasi
mengakibatkan kecelakaan serupa terjadi kembali. Ketidaksesuaian tersebut terjadi
karena kurangnya monitoring terhadap pelaksanaan rekomendasi hasil investigasi. Hal
ini disebabkan tingginya turn over karyawan yang menangani K3 dan tidak adanya
sistem pemantauan tindak lanjut rekomendasi serta kurangnya personil safety trainer.
22.
Berdasarkan kartu pengobatan Sdr.M.Huzain di klinik Muara Tae (milik PT.GBPC)
diketahui bahwa pada tanggal 22 Maret 2012 Sdr.M.Huzain mengalami mata kabur.Sementara itu berdasarkan hasil medical check up Sdr.M.Huzain yang dilaksanakan
pada tanggal 8 Juli 2011 ditemukan bahwa Sdr.M.Huzain mengalami Miopia OS (rabun
jauh mata sebelah kiri) dan direkomendasikan agar Sdr.M.Huzain menggunakan
kacamata untuk melihat jarak jauh. Selama ini Sdr.M.Huzain tidak pernah
menggunakan kacamata karena merasa matanya normal. Hal tersebut mengindikasikan
tidak adanya monitoring terhadap pelaksanaan recomendasi hasil MCU tersebut.
23. Kecelakaan terjadi pada jalan menurun dengan grade 4,97°(sekitar 8%) dan belokan ke
kiri radius 116.50 m dengan sudut (92°) tanpa ada superelevasi. Standar keselamatan
jalan harus ditentukan berdasarkan kemampuan kendaraan yang dipakai. Sampai
terjadinya kecelakaan, standard konstruksi jalan ini belum ditetapkan dan belum
pernah di lakukan asessment terhadap kondisi jalan tersebut serta belum adabagian/departemen/personil yang bertanggungjawab terhadap desain konstruksi jalan
hauling.
24.
Record dari maintenance terhadap DT 420-16 selama 3 bulan ke belakang
menunjukkan bahwa terdapat kerusakan pada low air pressure sebanyak 21 kali dan
dari data historical breakdown unit DT 420-16, total breakdown pada bulan maret 90,5
jam, april 99,72 jam, mei 124,7 jam, juni 46,03 jam. Kondisi tersebut menunjukkan
belum adanya evaluasi terhadap sistim maintenance unit yang dilakukan.
25. Selain itu pada form technical inspection PT.Chakra Jawara untuk DT 420-16 pada
tanggal 17 juni 2011, ditemukan beberapa kondisi antara lain chassis crack, base spring
post 3 crack, dan lainnya. Akan tetapi monitoring terhadap pelaksanaan perbaikan hasil
technical inspection ini tidak dilaksanakan.26.
Lepasnya air hose brake disebabkan karena hose tidak terkunci dengan sempurna pada
elbow akibat adanya sisa patahan hose di dalam elbow. Adanya sisa patahan hose
dalam elbow disebabkan ketika dilakukan pemasangan hose kembali, elbow tidak
dipastikan kondisinya. Hal ini disebabkan karena belum adanya SOP pemasangan air
hose brake.
27. Selain itu, berdasarkan data record historical breakdown 2012 terhadap DT 420-16
diketahui bahwa pada tanggal kecelakaan (15 Juni 2012) pada pukul 19.30 WITA
terdapat pergantian hose dan elbow pada reservoir tank pada bagian belakang karena
air low pressure pada unit tersebut yang dilakukan oleh Sdr.Iwan (mekanik). Pekerjaan
tersebut telah selesai pada pukul 20.13 WITA sehinggan unit bisa digunakan oleh
Sdr.M.Huzain. Sdr.Iwan mengganti hose dan elbow tersebut dengan menggunakanparts rebuild. Walaupun hose dan elbow yang diganti bukan pada tabung yang sama
dengan yang mengakibatkan DT rem blong, tetapi ini menunjukkan tidak ada pengujian
terhadap parts rebuild yang digunakan.
-
8/19/2019 laporan kecelakaan tambang contoh
11/13
11
F.
PEMBUKTIAN KECELAKAAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan dan wawancara dengan saksi-saksi, maka
diperoleh fakta-fakta sebagai berikut:
Kecelakaan benar-benar terjadi yaitu truk DT 420-16 bertabrakan dengan LV UT-08
Kecelakaan menimpa Sdr. Marianus Deri D.A (karyawan PT.UT); Sdr.Agus Hariyanto
(karyawan PT.DJSM); Sdr.Mispan Dana (karyawan PT.DJSM); Sdr.Dwi Mei Wanto
(karyawan PT.DJSM), Sdr.Vincentius Katur (karyawan PT.DJSM) dan Sdr.M.Huzain
(karyawan PT.Gunung Bayan Pratama Coal).Kecelakaan terjadi pada jam kerja yaitu pukul 22.15 WITA.
Kecelakaan terjadi akibat usaha pertambangan yaitu saat DT 420-16 mengangkut
batubara dari Pit 7T.8 dan LV UT-08 dari workshop KM.9.
Kecelakaan terjadi di wilayah PKP2B PT. Gunung Bayan Pratama Coal yaitu di jalan
hauling Km.13,44.
Berdasarkan Keputusan menteri Pertambangan dan Energi Nomor : 555.K/26/M.PE/1995
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum, Pasal 39 dan pasal 40
huruf c, kecelakaan yang menimpa Sdr.Marianus Deri Dwi Arwinda, Sdr.Agus Hariyanto,
Sdr.Mispan Dana, Sdr.Dwi Mei Wanto dan Sdr.Vincentius Katur dapat dikatagorikan
sebagai ” Kecelakaan tambang berakibat mati”.
Sedangkan berdasarkan pasal 39 dan pasal 40 huruf a kecelakaan yang menimpa
Sdr.M.Huzain dapat dikategorikan sebagai ”Kecelakaan tambang berakibat cidera
ringan”
G. KESIMPULAN TERJADINYA KECELAKAAN
1. Penyebab Langsung kecelakaan
a. Kondisi Tidak Aman :
Rem DT 420-16 tidak berfungsi karena air hose brake depan lepas akibat hose
tidak terkunci dengan sempurna yang disebabkan adanya patahan hose yangtertinggal di dalam elbow.
Kondisi jalan menurun dengan grade 4,97°(sekitar 8%) dan belokan ke kiri radius
116.50m dengan sudut 92° tanpa ada superelevasi
b. Tindakan tidak aman
Operator DT 420-16 tidak mengaktifkan exhaust brake dan tidak melakukan pre-
check list
2. Penyebab Dasar terjadinya kecelakaan
a. Faktor Pribadi
Kurangnya pengetahuan operator DT 420-16 mengenai fungsi exhaust brake dan
fungsi “dump truck pre-start check list ”
Kurangnya kemampuan operator DT 420-16 untuk melihat jarak jauh (miopi)
Kurangnya ketrampilan operator DT 420-16 mengoperasikan unit
-
8/19/2019 laporan kecelakaan tambang contoh
12/13
12
b. Faktor Pekejaan
Operator radio FMC bekerja tidak sesuai dengan job descriptionnya (bertindak
sebagai foreman mekanik)
Tidak adanya foreman mekanik pada shift malam kejadian
Pelaksanaan pre-start check tidak dipastian berjalan dengan baik oleh pengawas
hauling
Instruksi Kerja no GBP2-IK-OPR13-rev.00 tentang pelaksanaan pre-start check
pada unit dump truck belum dikomunikasikan secara efektif.Tidak dijalankannya rekomendasi hasil pemeriksaan kecelakaan yang dialami
oleh operator DT sebelumnya ( kecelakaan pada tanggal 4 Desember 2010)
Kurangnya monitoring terhadap tindak lanjut hasil investigasi kecelakaan pada
tanggal 4 Desember 2010
Tingginya turn over karyawan yang menangani K3 dan kurangnya personel safety
trainer
Tidak adanya monitoring terhadap pelaksanaan rekomendasi hasil MCU
Tidak adanya standard konstruksi jalan hauling dan belum pernah di lakukan
assesment terhadap jalan hauling
Tidak adanya evaluasi terhadap sistem maintenance unit.
Tidak adanya monitoring terhadap pelaksanaan perbaikan hasil technical
inspection pada DT 420-16
Tidak adanya SOP pemasangan air hose brake
Tidak ada pengujian terhadap parts rebuild yang digunakan
3. Kurang Kendali Manajemen
Pengaturan roster kerja yang tidak mempertimbangkan ketersediaan pekerja
Tidak adanya sistem pemantauan tindak lanjut rekomendasi dari hasil investigasi
kecelakaan
Tidak adanya bagian/departement/personil yang bertanggung jawab terhadap
desain konstruksi jalan hauling
H. Rekomendasi
1. Segera menyusun standard konstruksi jalan hauling dan melakukan asessment
terhadap jalan hauling secara berkala serta meyediakan bagian/departemen/personil
yang kompeten untuk menjalankan pekerjaan tersebut. (Kepmen PE
No.555.K/26/M.PE/1995 Pasal 141) (Paling lambat diselesaikan dalam jangka waktu
1 bulan).
2. Segera membuat dan memastikan berjalannya sistem pemantauan terhadap
pelaksanaan rekomendasi dari hasil investigasi kecelakaan yang terjadi, rekomendasi
hasil inspeksi dan rekomendasi hasil MCU yang telah dilaksanakan untuk memastikanrekomendasi tersebut dijalankan. (Kepmen PE No.555.K/26/M.PE/1995 Pasal 27, Pasal
42, dan Pasal 143) (Paling lambat diselesaikan dalam jangka waktu 1 minggu).
3. Segera mengevaluasi roster kerja di seluruh bagian dengan mempertimbangkan
ketersediaan pekerja untuk menjamin berjalannya fungsi pengawasan pada semua
tingkatan manajemen. (Kepmen PE No.555.K/26/M.PE/1995 Pasal 15) (Paling lambat
diselesaikan dalam jangka waktu 2 minggu).
4. Memastikan setiap pekerja bekerja sesuai dengan tugas, wewenang dan kompetensinya.
(Kepmen PE No.555.K/26/M.PE/1995 Pasal 26 Ayat 1) (Berkelanjutan).
-
8/19/2019 laporan kecelakaan tambang contoh
13/13
13
5.
Mengevaluasi tingginya turn over karyawan dan menambah personel yang kompeten
pada bagian safety. (Kepmen PE No.555.K/26/M.PE/1995 Pasal 23) (Paling lambat
diselesaikan dalam jangka waktu 1 bulan).
6. Memastikan adanya pengujian untuk menjamin kelayakan penggunaan parts rebuild
(Kepmen PE No.555.K/26/M.PE/1995 Pasal 140 Ayat 2) (Berkelanjutan)
7. Mensosialisasikan kembali Instruksi Kerja No.GBP2-IK-OPR13-rev.00 tentang
pelaksanaan pre-start check pada unit dump truck dan memastikan SOP tersebut
dijalankan dengan baik. (Kepmen PE No.555.K/26/M.PE/1995 Pasal 28 Ayat 1, Pasal32 Ayat 2, Pasal 142 Ayat 8) (Paling lambat diselesaikan dalam jangka waktu 1 minggu)
8.
Menyusun dan mensosialisasikan SOP pemasangan air hose brake serta memastikan
SOP tersebut dijalankan dengan baik. (Kepmen PE No.555.K/26/M.PE/1995 Pasal 32
Ayat 2) (Paling lambat diselesaikan dalam jangka waktu 2 minggu).
9. Melakukan evaluasi terhadap sistim maintenance unit secara periodik untuk
memastikan maintenance unit berjalan dengan baik dan sesuai prosedur (Kepmen PE
No.555.K/26/M.PE/1995 Pasal 143) (Paling lambat diselesaikan dalam jangka waktu 1
bulan)
10. Meningkatkan pengetahuan seluruh operator dump truck mengenai fungsi exhaust
brake dan fungsi dump truck pre-check list serta keterampilan dalam mengoperasikan
unit. (Kepmen PE No.555.K/26/M.PE/1995 Pasal 28 Ayat 1) (Paling lambatdiselesaikan dalam jangka waktu 1 bulan).
11.
Dilarang sementara melakukan aktivitas hauling batubara sebelum dilakukan :
a.
Commisioning ulang terhadap semua unit alat angkut untuk memastikan
kelayakan penggunaan alat tersebut. (Kepmen PE No.555.K/26/M.PE/1995 Pasal
43) (Paling lambat diselesaikan dalam jangka waktu 1 bulan)
b. Memperbaiki konstruksi jalan hauling dari KM.12 sampai dengan KM.15 supaya
jalan tersebut sesuai dengan kemampuan unit yang digunakan untuk aktivitas
hauling. (Kepmen PE No.555.K/26/M.PE/1995 Pasal 141 Ayat 2) (Paling lambat
diselesaikan dalam jangka waktu 1 bulan)
c. Melakukan assesment faktor keselamatan terhadap seluruh jalan hauling dan
melakukan perbaikan berdasarkan hasil assesment tersebut. (Kepmen PENo.555.K/26/M.PE/1995 Pasal 141) (Paling lambat diselesaikan dalam jangka
waktu 1 bulan).