laporan jaras motorik

8

Click here to load reader

Upload: tiaz-diniutami

Post on 13-Jul-2016

58 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

J

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN JARAS MOTORIK

2. Jelaskan mengenai jaras motorik dan fisiologinya!

Bagian sentral sistem motorik untuk gerakan volunter terdiri dari :

• Korteks motorik primer (area 4)

• Area korteks sekitarnya (terutama korteks premotor, area 6)

• Jaras kortikospinal dan Jaras kortikobulbar

Jaras desendens (jaras motorik) terdiri dari:

1. Sistem piramidalis :

Jaras kortikospinal

Jaras kortikobulbar

2. Sistem ekstrapiramidalis

Serat-serat pyramidal yang berakhir dibatang otak dikenal sebagai traktus

kortikobulbaris (corticonuklearis)

Sedangkan yang berakhir didalam medulla spinalis dikenal sebagai tractus

corticospinalis

1. Sistem Piramidalis

Jaras Kortikospinal

Jaras Kortikospinal merupakan jaras yang berkaitan dengan gerakan volunter

tertentu dan terlatih, terutama bagian distal ekstrimitas. Bermula dari akson sel-sel

piramidal di lapis ke 5 korteks serebri. Pada Jaras Kortikospinal, serat traktus

piramidalis berasal dari :

– 2/3 gyrus pre-sentralis

– 1/3 gyrus post-sentralis

Jaras Kortikospinal berfungsi untuk mengatur gerakan otot tubuh tertentu

berdasarkan Homonkulus Motorik.

Page 2: LAPORAN JARAS MOTORIK

Setelah meninggalkan korteks motorik serat jaras kortikospinalis akan bergabung

melewati korona radiata substansia alba serebrum ke arah ekstremitas posterior

kapsula interna dalam urutan somatotropik dan memasuki bagian tengah pedunkulus

otak tengah kemudian melalui serat-serat padat yang berjalan turun melewati pusat

setiap separuh basal pons yang dikelilingi oleh sejumlah sel saraf nuclei pontis dan

oleh berbagai serat-serat sistem. Pada sambungan pontomedular, jaras tersebut

terlihat dari luar dan membentuk juluran piramida yang terbaik pada setiap sisi garis

tengah frontal dari medulla, maka disebut jaras piramidalis.

Pada bagian caudal medulla oblongata, 85% traktus kortikospinal

menyilang ke sisi kontralateral pada dekusasio piramidum, membentuk traktus

lateral kortikospinal medula spinalis dan berakhir di ketinggian servikal, lumbal,

atau sacral. Sedangkan 15% tidak bersilangan meskipun pada akhirnya akan tetap

bersinaps pada neuron tingkat tiga pada sisi kontralateral pada medulla spinalis

membentuk traktus anterior kortikospinal medula spinalis dan berakhir di

ketinggian servikal dan torakal.

Jaras Kortikobulbar

Serabut   tractus   corticobulbar   mengalami   perjalanan   yang   hampir   

sama dengan  tractus  corticospinal,  namun setelah diteruskan ke arah ekstremitas

posterior kapsula interna, jaras kortikobulbar meninggalkan jaras piramidalis

Page 3: LAPORAN JARAS MOTORIK

untuk memasuki sentral pedunkulus serebri (krus serebri) dan melalui serat-serat

padat yang berjalan turun lewat pusat separuh pons, namun berbeda dengan jaras

kortikospinalis, pada jaras kortikobulbar serabut ini berputar sehingga jaras

kortikobulbar berada di dorsal dan berakhir di nuklei motor nervi kranialis

setinggi medula oblongata.

Nukleus kranial motorik, atau nukleus branchiomotor terdiri atas nukleus

motorik saraf kranial III (Okulomotor), troklear (IV), trigeminus (V), abdusens

(VI), glosofaringeus (IX), vagus (X), aksesori (XI), hipoglosus (XII). Hampir

semua nukleus motorik kranial ini dipersarafi secara bilateral (dari kedua korteks

serebrum, dengan kata lain dari kedua jaras kortikonuklear), kecuali motor

nukelus N. VII yang mempersarafi wajah bagian bawah (bawah mata) dan motor

nucleus N. XII yang hanya dipersarafi secara unilateral.

2. Sistem Ekstrapiramidalis

Jaras ekstrapiramidal merupakan jaras yang tidak langsung. Jaras pyramidal

terdiri dari traktus retikulospinal, traktus tektospinal, traktus rubospinal, dan traktus

vestibulospinal.

Jaras Retikulospinal

Jaras retikulospinal berfungsi untuk mempengaruhi gerakan disadari maupun

refleks, juga merupakan jaras bagi sistem saraf otonom sehingga mendukung

hipotalamus mengontrol sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Formasi retikuler

merupakan interkoneksi berbentuk jala yang dapat ditemui di mesensefalon, pons, dan

medulla oblongata. Formasi retikuler di daerah pons memiliki akson yang mengarah

ke medulla spinalis melalui jaras retikulospinal pontin. Sementara itu, formasi

retikuler di daerah medulla oblongata mengarahkan akson, juga ke medulla spinalis,

dan membentuk jaras retikulospinal medular.

Jaras retikulospinal pontin dan medular menuruni pons dan masuk ke medulla

spinalis substansia alba daerah anterior dan substansia alba daerah lateral, berturut-

turut. Akhirnya kedua jaras ini berakhir di kornu anterior substansia grisea. Mereka

bersinaps untuk menghambat atau memfasilitasi alfa dan gamma motor neuron.

Jaras Tektospinal

Jaras tektospinal berfungsi mengatur refleks postural terutama sebagai respons

terhadap rangsang visual. Jaras ini berawal dari kolikulkus superior mesensefalon,

yang kemudian bersilangan di garis tengah mesensefalon segera setelah jaras dimulai.

Page 4: LAPORAN JARAS MOTORIK

Akson-akson kemudian turun melalui batang otak dan terletak dekat dengan fasikulus

medial longitudinal. Jaras tektospinal kemudian menuruni kornu anterior substansia

alba medulla spinalis, dekat dengan fisura anterior median.

Jaras Rubospinal

Jaras rubospinal berfungsi memfasilitasi aktivitas fleksi otot dan menghambat

aktivitas ekstensi otot untuk menjaga keseimbangan tubuh. Jaras ini bermula dari

nukleus ruber yang terletak di tegmentum mesensefalon melalui potongan setinggi

kolikulus superior. Nukelus ruber berhubungan dengan jaras aferen dari korteks

serebri dan serebelum. Nukelus ini mengeluarkan akson yang bersilangan di garis

tengah masih di ketinggian yang sama, lalu menuruni pons dan medulla oblongata

melalui jaras rubrospinal, dan memasuki kolumna lateral substansia alba medulla

spinalis. Pada akhirnya, akson bersinaps dengan neuron penghubung di kolumna

anterior substansia grisea, dan mengatur aktivitas alfa dan gamma motor neuron.

Jaras Vestibulospinal

Jaras vestibulospinal berfungsi memfasilitasi aktivitas ekstensi otot dan

menghambat aktivitas fleksi otot untuk menjaga keseimbangan tubuh. Nukelus

vestibular terletak di pons dan medulla oblongata. Nukelus ini menerima saraf aferen

dari telinga bagian dalam (saraf vestibuli), serta informasi dari serebelum. Nukelus ini

menghasilkan akson yang keluar membentuk jaras vestibulospinal yang tidak

bersilangan ketika melalui medulla oblongata, dan terus menuju kornu anterior

substansia alba medulla spinalis.

Penghantaran Impuls melalui Neurotransmiter Jaras Desenden

Neurotransmiter merupakan senyawa yang dilepaskan oleh ujung akson presinaps, yang

di namakan terminal bouton, yang akan ditangkap oleh neuron pascasinaps. Ikatan

neurotransmiter pada neuron pascasinaps menghasilkan potensial aksi sehingga impuls

saraf terhantarkan.

Neurotransmiter yang dapat ditemukan di persarafan desenden antara lain:

Asetilkolin, selanjutnya disebut Ach, dapat mengeksitasi atau menginhibisi saraf

pascasinaps. Prekursornya adalah Asetil CoA dan kolin, dan diubah menjadi

asetilkolin melalui enzim kolin asetiltransferase. Ach dimetabolime oleh enzim

asetilkolinesterase (AchE). Dilepaskan terutama di hubungan saraf-saraf, saraf-

otot, dan sistem saraf otonom.

Glisin dan Glutamat, terutama terdapat di interkoneksi SSP dan medulla spinalis.

Page 5: LAPORAN JARAS MOTORIK

Norepinefrin (atau noradrenalin) dihasilkan dari zat prekursor tirosin, yang

kemudian diolah melalui enzim dopamine-beta hidroksilase. Dilepaskan oleh

neuron pascaganglion simpatis sistem saraf otonom.

Serotonin, selanjutnya disebut 5-HT dihasilkan dari prekursor triptofan, diolah

melalui enzim triptofan-5-hidrolase, serta merupakan neurotransmiter desenden

umum di sekitar mesensefalon, pons, dan medulla oblongata.

Banyak neurotransmiter lain terutama terlibat dalam jaras asenden, misalnya

dopamin, NO, betaendorfin, dan lain sebagainya).

Referensi :

1. Snell RS. Clinical neuroanatomy: 7th edition. Philadelphia: Wolters Kluwer Health; 2010

2. Patestas MA. Gartner LP. A textbook of neuroanatomy. Malden: Blackwell Publishing;

2006

3. Budiman G. Darmawan G. Basic neuroanatomical pathways: 2nd edition. Jakarta: Balai

Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009

4. Waxman SG. Clinical neuranatomy: 26th edition. New York: McGraw-Hill Medical;

2010

5. Greenstein B. Greenstein A. Color atlas of neuroscience: Neuroanatomy and

neurophysiology. Stuttgart: Thieme; 2000

6. Watson C. Basic human anatomy: An introdcutory atlas. Boston: Little, Bown&

Company; 1995