laporan interim

Upload: precilia-p-queena

Post on 03-Apr-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 laporan interim

    1/25

    PENGUNGKAPAN: LAPORAN KEUANGAN INTERIM,

    PELAPORAN EMITEN BEPROSES IPO, LAPORAN YANG

    DISIAPKAN UNTUK IPO, RIGHTISSUES

    Kelompok 5:

    Gita Ayu Farani 12030112220041

    Precilia Prima Queena 12030112220044

    Vonny Marlen 12030112220051

    PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    2013-2014

  • 7/28/2019 laporan interim

    2/25

    A.LAPORAN INTERIM

    Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang disajikan untuk satu periode

    interim. Yang dimaksud dengan periode interim adalah suatu periode keuangan yang

    lebih pendek daripada periode satu tahun buku penuh.

    PSAK 3 mengatur mengenai standar penyusunan laporan keuangan interim untuk entitas

    yang diwajibkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, misalnya

    pasar modal dan bursa efek. Sedangkan untuk jenis usaha tertentu, seringkali diatur cara

    penyusunan dan pelaporan laporan interim tersendiri oleh regulator dibidang usaha tertentu,

    misalnya perbankan yang harus tunduk pada peraturan yang ditentukan oleh Bank Indonesia seba

    gai Bank Sentral di Indonesia. Konsep laporan keuangan interim yaitu bagian integral atau tak

    terpisahkan dari laporan tahunan, berarti prinsip, metode pengakuan, pengukuran, penyajian, dan

    pengungkapan laporan keuangan interim haruslah sesuai dan berkisnambungan dengan laporan

    keungan tahunan.

    Dalam PSAK 3 laporan interim menerapkan dua prinsip dasar:

    1. Prinsip kebijakan akuntansi yang sama, dimana suatu perusahan diwajibkanuntuk menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan interimnya

    sebagaimana diterapkan untuk laporan keuangan tahunannya.2. Prinsip year to date (Laporan interim harus mencakup periode awal sejak awal tahun

    buku sampai dengan periode interim terakhir yang dilaporkan) dimana frekuensi pelaporan yangdilakukan suatu perusahaan tidak boleh mempengaruhi pengukuran hasil tahunan PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.3 (REVISI 2010):

    LAPORAN KEUANGAN INTERIM

    Secara umum perbedaan antara ED PSAK 3 (revisi 2010): Laporan Keuangan Interim

    dengan PSAK 3 (1994): Laporan Keuangan Interim adalah sebagai berikut:

    PERIHAL ED PSAK NO.3 (REV.2010) PSAK 3 (1994)

    Ruang lingkup -Tidak menentukan entitasyang harus menerapkan PSAK

    ini.- Entitas yang diwajibkan atau

    memilih untuk menyajikan

    laporan keuangan interimharus mengikuti ketentuan

    dalam PSAK ini.

    Perusahaan yang diwajibkanoleh peraturan perundangan

    yang berlaku.

  • 7/28/2019 laporan interim

    3/25

    Pandangan terkait laporan

    keuangan interimTidak dijelaskan Laporan keuangan interim

    merupakan bagian integraldengan laporan keuangan

    tahunan.

    Isi Laporan Keuangan Interim Laporan keuangan interim

    Lengkap atau laporankeuangan interim ringkas.

    Tidak dijelaskan

    Komponen minimal laporan

    keuangan interim

    Laporan posisi keuangan

    ringkas dan laporan laba rugi

    komprehensif ringkas.

    Tidak dijelaskan

    Format dan isi laporan

    keuangan interim

    -Laporan keuangan interim

    lengkap mengikuti PSAK 1.

    - Laporan keuangan interim

    ringkas minimal mencakupjudul dan subjudul dalam

    laporan keuangan tahunan dan

    catatan penjelasan.

    Tidak dijelaskan

    Catatan penjelasan tertentu

    dan kepatuhan terhadap SAK

    -Penjelasan mengenai catatan

    penjelasan tertentu daninformasi minimalnya.

    - Pengungkapan kepatuhan

    terhadap SAK.

    Tidak dijelaskan

    Periode laporan keuangan

    interim komparatif

    -Laporan posisi keuangan per

    periode interim dengan tahun

    buku sebelumnya.- Laporan laba rugi

    komprehensif, laporan

    perubahan ekuitas, danlaporan arus kas komparatif

    dengan periode interim

    sebelumnya.

    Tidak dijelaskan

    Perubahan estimasi signifikan

    pada periode interim terakhir

    Perubahan estimasi signifikan

    yang diterjadi pada periodeinterim terakhir harus

    diungkapkan dalam laporan

    keuangan tahunan

    Tidak dijelaskan

    Pendapatan musiman,

    siklusan, dan tidak teratur

    Pedapatan musiman, siklusan,

    dan tidak teratur dapat

    diantisipasi atau ditangguhkan

    Tidak dijelaskan

    Beban yang tidak beraturan Beban yang tidak beraturandapat diantisipasi atau

    ditangguhkan

    Tidak dijelaskan

  • 7/28/2019 laporan interim

    4/25

    Perbedaan ED PSAK 3 (revisi 2010): Laporan Keuangan Interim dengan IAS 34Interim Financial Reporting per 1 Januari 2009

    ED PSAK 3 (revisi 2010): Laporan Keuangan Interim mengadopsi seluruh IAS 34 Interim

    Financial Reporting per 1 Januari 2009, kecuali:

    1. IAS 34 paragraf 1 yang menjadi ED PSAK 3 (revisi 2010) tentang ruang lingkup denganmenghilangkan anjuran untuk entitas yang menjual efeknya ke publik untuk menyajikan

    laporan keuangan interim. Hal ini sudah diatur oleh peraturan yang berlaku.

    2. IAS 34 paragraf 14 tentang interaksi antara laporan keuangan interim dengan laporankeuangan interim, tidak diadopsi. Hal ini disesuaikan dengan pengaturan laporan keuangan

    konsolidasian dalam PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan

    Keuangan Tersendiri..

    3. IAS 34 paragraf 46 yang menjadi ED PSAK 3 (revisi 2010) tentang tanggal efektif denganmenghilangkan penerapan dini. Pertimbangannya penerapan dini hanya dapat dilakukan

    dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRSs diadopsi secara bersamaan menjadi SAK.

    Adopsi IFRSs menjadi SAK di Indonesia dilakukan secara bertahap.

    4. IAS 34 paragraf 47 dan 48 tentang tanggal efektif untuk dampak amandemen IFRSs, tidakdiadopsi. Hal ini tidak relevan karena IFRSs yang diamandemen belum diadopsi sebelumnya.

    5. IAS 34 appendix B paragraf B31-B33 yang menjadi ED PSAK 3 lampiran B paragraf B31-B33 tentang pelaporan keuangan interim pada ekonomi hiperinflasi dengan menghilangkanrujukan ke PSAK, karena ekonomi hiperinflasi belum diatur dalam PSAK tersendiri.

    Format dan Isi Laporan Keuangan InterimPSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan menetapkan laporan keuangan lengkap

    meliputi:

    a. laporan posisi keuangan pada akhir periodeb. laporan laba rugi komprehensif selama periodec. laporan perubahan ekuitas selama perioded. laporan arus kas selama periodee. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi

    penjelasan lain

  • 7/28/2019 laporan interim

    5/25

    f. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitasmenerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali

    secara retrospektif dari pos-pos dalam laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifi kasi

    pos-pos dalam laporan keuangannya.

    Terdapat dua pilihan bagi entitas dalam menyajikan laporan keuangan interim yaitu:

    1. Laporan Keuangan Interim Lengkap Jika entitas menerbitkan laporan keuangan interim lengkap, maka format dan isi laporan

    keuangan interim harus disusun sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 1,

    PeraturanBapepam dan LK X.K.2. Menetapkan bahwa dalam menyajikan LKTT, emiten wajib menyajikan laporan keuangan

    interim secara lengkap.

    Dengan demikian format dan isi laporan keuangan interim tersebut harus sesuai denganpengaturan dalam dalam PSAK 1, kecuali terkait dengan periode perbandingan mengikuti

    pengaturan dalam PSAK 3.Laporan keuangan interim ringkas jika entitas memilih menerbitkan laporan keuangan

    interim ringkas, maka PSAK 3 mengatur komponen minimum laporan keuangan interim sebagai

    berikut:a. Laporan posisi keuangan (neraca) ringkasb. Laporan laba rugi komprehensif ringkasc. Laporan perubahan ekuitas ringkasd. Laporan arus kas ringkase. Catatan atas laporan keuangan pilihan atau tertentu Komponen Minimal Laporan Keuangan Interim

    Laporan keuangan interim minimal mencakup komponen berikut:

    a. Laporan posisi keuangan ringkasb. Laporan laba rugi komprehensif ringkas, yang disajikan(i) Dalam satu laporan laba rugi komprehensif ringkas

    (ii) Dalam satu laporan laba rugi ringkas terpisah dan satu laporan L/R komprehensif ringkas

  • 7/28/2019 laporan interim

    6/25

    Jika entitas menyajikan komponen laba rugi dalam laporan laba rugi terpisah sebagaimana

    dijelaskan di PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan paragraf 78, maka entitas

    menyajikan informasi interim ringkas dari laporan laba rugi terpisah tersebut.

    Periode Laporan Keuangan Interim yang Disyaratkan untuk DisajikanLaporan interim mencakup laporan keuangan (ringkas atau lengkap) untuk periode-periode

    sebagai berikut:

    a. Laporan posisi keuangan per akhir periode interim berjalan dan laporan posisi keuangankomparatif per akhir tahun buku sebelumnya.

    b. Laporan laba rugi komprehensif untuk periode interim berjalan dan secara kumulatif untuktahun buku berjalan sampai tanggal interim, dengan laporan laba rugi komprehensif

    komparatif untuk periode interim yang dapat dibandingkan (periode berjalan dan awal tahunbuku sampai tanggal pelaporan) dari tahun buku sebelumnya. Sebagaimana diperkenankan

    oleh PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan, laporan keuangan interim untuk

    setiap periode dapat menyajikan satu laporan laba rugi komprehensif, atau satu laporan laba

    rugi terpisah dan satu laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan pendapatan

    komprehensif lain (laporan laba rugi komprehensif).

    c. Laporan perubahan ekuitas secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai dengantanggal interim, dengan laporan perubahan ekuitas komparatif untuk periode awal tahun buku

    sampai tanggal pelaporan interim dari tahun keuangan sebelumnya.

    d. Laporan arus kas secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai dengan tanggal interim,dengan laporan arus kas komparatif periode awal tahun buku sampai tanggal pelaporan

    interim dari tahun buku sebelumnya.

    Pengakuan dan PengukuranPSAK 3 mensyaratkan suatu perusahaan untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang sama

    dalam laporan keuangan interimnya sebagaimana kebijakan yang diterapkan dalam laporankeuangan tahunannya. Namun, untuk perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah

    tanggal laporan keuangan terkini yang akan tercermin dalam laporan keuangan tahunan

    berikutnya, maka kebijakan akuntansi yang baru tersebut harus diterapkan untuk laporan interim

    di tahun berjalan. Hal ini demi untuk menjaga konsistensi antara laporan keuangan interim tahun

    berjalan dengan laporan keuangan berikutnya.

  • 7/28/2019 laporan interim

    7/25

    PSAK 3 memberikan syarat bahwa pengukuran untuk tujuan laporan keuangan interim harus

    dilakukan dengan dasar periode awal tahun buku sampai dengan periode interim terakhir yang

    dilaporkan, karena laporan keuangan interim merupakan bagian dari laporan keuangan tahunan

    yang lebih luas dan juga agar frekuensi pelaporan interim suatu perusahaan (semesteran atau

    triwulanan) tidak mempengaruhi pengukuran hasil tahunan. Di dalam laporan interim harus

    mengakui perubahan estimasi year to date dan juga dapat diestimasi berbeda dengan laporan

    keuangan interim sebelumnya tahun tersebut. namun, prinsip pengakuan asset, liabilities,

    pendapatan dan beban harus sesuai dengan laporan keuangan tahunan.

    Pengungkapan dalam Laporan TahunanJika estimasi atas jumlah yang dilaporkan dalam periode interim berubah secara signifikan

    selama periode interim terakhir dari tahun buku tetapi laporan keuangan terpisah tidakditerbitkan untuk periode interim terakhir tersebut, maka sifat dan jumlah dari perubahan

    estimasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan tahunan untuk tahun buku tersebut.

    PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

    mensyaratkan pengungkapan sifat dan (jika dapat dipraktikkan) jumlah perubahan estimasi yang

    memiliki baik dampak material dalam periode berjalan maupun diperkirakan memiliki dampak

    material dalam periode selanjutnya. Contohnya termasuk perubahan estimasi dalam periode

    interim terakhir yang berkaitan dengan penurunan persediaan, restrukturisasi, atau rugi

    penurunan nilai yang dilaporkan dalam periode interim yang lebih awal dalam tahun buku

    tersebut. Pengungkapan yang disyaratkan oleh paragraf sebelumnya konsisten dengan

    persyaratan PSAK 25(revisi 2009) dan dimaksudkan untuk mempersempit ruang lingkup hanya

    terkait dengan perubahan estimasi. Entitas tidak disyaratkan untuk memasukkan informasi

    keuangan periode interim tambahan dalam laporan keuangan tahunan.

    B.PELAPORAN EMITEN BEPROSES IPO DAN LAPORAN YANG

    HARUS DISIAPKAN UNTUK IPO

    Pengertian Initial Public Offering (IPO)Penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) merupakan salah satu tahapan

    terpenting dalam proses perusahaan untuk menuju pasar modal atau go public. IPO merupakan

    Pasar Perdana bagi suatu perusahaan untuk menawarkan efeknya (saham, obligasi,dan surat-surat

  • 7/28/2019 laporan interim

    8/25

    berharga lainnya) kepada publik. Bagi suatu perusahaan (Eminten) IPO secara financial

    merupakan sarana untuk memproleh modal untuk pengembangan bisnis perusahaan dan sarana

    lainnya sebagai parameter bahwa perusahaan tersebut telah menjalankan keterbukaandalam

    pengelolaan perusahaan yang dampaknya dapat memperoleh citra perusahaan. Pengaturan IPO

    sendiri diatur dalam Undang-Undang No. 25 tahun 2007 mengenai Penanaman Modal yang

    ditetapkan pada tanggal 26 April 2007 (Sebagai pengganti Undang-Undang No. 8 tahun 1985

    tentang Pasar Modal) dan Keputusan Menteri Keuangan serta peraturan-peraturanyang di

    keluarkan oleh BAPEPAM dan Bursa Efek.

    Tujuan dari IPO adalah:

    1. Memperoleh dana dari IPO untuk melakukan pengembangan, perluasan dan ekspansi bisnisperusahaan

    2. Meningkatkan likuiditas perusahaan, terutama pemegang saham3. Membangun reputasi dan membuat perusahaan semakin mempunyai nilai di mata public Proses IPO (Penawaran Umum Perdana)

    Dalam proses IPO (Proses Emisi), Emiten harus menempuh serangkaian tahap yang cukup

    panjang. Secara garis besar proses IPO dapat dibagi menjadi 3 tahapan yaitu: Sebelum emisi,

    Selama emisi dan Sesudah emisi.

    1) Sebelum Emisi

    a. Persiapan emisi efekSebelum emisi, rencana manajemen perusahaan mencari dana melalui go public dan

    dibawa ke Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau Rapat Umum Pemegang Saham Luar

    Biasa (RUPS-LB) untuk dimintakan persetujuan. Setelah persetujuan diperoleh, emiten

    kemudian harus mencari dan menunjuk pihak-pihak tertentu untuk menjamin emisi dan

    membantu menyiapkan kelengkapan dokumen emisi. Pihak-pihak yang terlibat tersebut meliputi:

    perusahaan efek, profesi penunjang dan lembaga penunjang. Perusahaan efek dapat pula

    berfungsi sebagai penjamin pelaksana emisi, penjamin emisi, sekaligus agen penjual.

    Persiapan dokumen emisi sendiri terdiri dari surat pengantar pernyataan terdaftar,

    prospectus lengkap, iklan, brosur, edaran, dokumen lain yang diwajibkan, rencana jadwal emisi,

    konsep surat efek, laporan keuangan, rencana penggunaan dana yang dirinci per tahun, proyeksi

    jika dicantumkan di dalam prospectus, legal audit, legal opinion, riwayat hidup komisaris dan

  • 7/28/2019 laporan interim

    9/25

    direksi, perjanjian penjamin emisi, perjanjian agen penjualan, perjanjian penanggungan (untuk

    emisi obligasi), perjanjian perwali amanatan (untuk emisi obligasi), perjanjian dengan bursa

    efek, kontrak pengelolaan saham, kesanggupan emiten untuk menyerahkan semua laporan yang

    diwajibkan perundang-undangan pasar modal, dan informasi lainnya yang bukan bagian dari

    pernyataan pendaftaran yang diminta oleh BAPEPAM.

    b.Pendaftaran Pernyataan EmisiSetelah dokumen yang diperlukan untuk emisi telah lengkap, maka emiten mengadakan

    kontrak pendahuluan dengan bursa efek dan menandatangani perjanjian-perjanjian emisi. Khusus

    penawaran obligasi atau efek hutang lainnya, emiten harus mendapatkan terlebih dahulu

    peringkat dari lembaga pemeringkat efek. Kemudian emiten bersama-sama penjamin emisi

    menyampaikan pernyataan pendaftaran beserta dokumen-dokumen kepada BAPEPAM dan juga

    melakukan ekspose terbatas di BAPEPAM.

    Di BAPEPAM, semua dokumen emisi yang telah diterima kemudian diperiksa

    kelengkapannya dan juga dievaluasi, baik dari segi kelengkapannya, kecukupan, kejelasan

    informasi, keterbukaan maupun aspek hukum, akuntansi, keuangan dan manajemen. Dalam

    waktu maksimum 45 hari kerja jika BAPEPAM tidak menyampaikan komentar, permintaan

    perubahan atau tambahan informasi maka pernyataan pendaftaran emiten dianggap emiten.

    2) Selama Emisi

    a. Selama Masa Penawaran EfekPada tahap ini, emiten melakukan aktivitas penawaran efek pada pasar perdana yang

    sering disebut IPO (Initial Public Offering), melaksanakan penjualan saham perdana, sampai

    mencatat efek yang di lepas ke public ke Bursa Efek sehingga Investor dapat memperjual belikan

    efek yang dimilikinya. Selama masa periode emisi dibedakan menjadi periode pasar perdana dan

    pasar sekunder.

    b.Penawaran Umum EfekPeriode pasar perdana, mencakup periode mulai dari efek ditawarkan kepada pemodal

    oleh sindikasi penjamin emisi melalui para agen penjual yang ditunjuk, penjatahan oleh sindikasi

    penjamin emisi dan emiten, hingga penyerahan efek kepada investor. Jadi sesudah Bapepam

    menyatakan pernyataan pendaftaran efektif, emiten mulai menyediakan prospectus lengkap

    untuk publik dan calon pembeli dan memuat prospectus ringkas tersebut dalam sebuah surat

    kabar harian atau lebih yang berbahasa Indonesia dan tersebar secara nasional. Pemasangan

  • 7/28/2019 laporan interim

    10/25

    prospectus ringkas tersebut dilakukan tiga hari kerja sebelum masa penawaran umum agar calon

    pembeli dapat mempelajari terlebih dahulu penawaran emiten.

    Pada masa penawaran umum, calon investor yang tertarik dapat mulai mengajukan

    pesanan kepada penjamin emisi melalui agen penjualan yang ditunjuknya. Masa ini berlangsung

    tiga hari kerja dan selesai 60 hari setelah efektifnya pernyataan pendaftaran. Berakhirnya masa

    penawaran disusul dengan penjatahan efek. Penjatahan efek adalah pengalokasian efek para

    investor sesuai dengan jumlah yang tersedia. Jika kemudian ternyata jumlah permintaan efek

    selama masa penawaran umum melebihi jumlah efek yang ditawarkan, diadakan penjatahan

    khusus oleh manajer penjatahan.

    c. Pencatatan Efek di BursaPeriode pasar sekunder yaitu periode pencatatan efek di bursa sampai perdagangan

    sekunder dimulai. Bapepam mensyaratkan bahwa pencatatan harus dilaksanakan selambat-

    lambatnya 90 hari sesudah dimulainya masa penawaran umum atau 30 hari sesudah ditutupnya

    masa penawaran umum tersebut, tergantung mana yang lebih dahulu.

    Persyaratan pencatatan saham1.Laporan keuangan diaudit akuntan terdaftar di Bapepam dengan pendapat Wajar Tanpa

    Kualifikasi (WTK) untuk tahun buku terakhir.

    2.Minimal jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 1 juta saham3.Jumlah pemegang saham minimal 200 pemodal4.Emiten wajib mencatatkan seluruh sahamnya yang telah ditempatkan dan distor penuh

    sepanjang tidak bertentangan dengan kepemilikan asing (maksimal 49% dari jumlah

    saham yang tercatat di bursa)

    3) Sesudah Emisi

    Pelaporan Emisi Efek

    Sesudah efek diperdagangkan di pasar sekunder, emiten diwajibkan memberikan pelaporan

    kepada BEI dan BAPEPAM. Pelaporan kepada kedua Institusi ini terdiri dari tiga jenis, yaitu:

    1. Laporan rutin yaitu berupa laporan keuangan tahunan, laporan keuangan tengah tahunanatau laporan triwulanan (laporan keuangan interim). Laporan rutin kepda BAPEPAM tidak

    hanya meliputi laporan keuangan saja tetapi juga mencakup beberapa laporan lainnya, seperti

    laporan penggunaan dana hasil emisi.

    2. Laporan berkala yaitu laporan mengenai terjadinya setiap kejadian penting dan relevan

  • 7/28/2019 laporan interim

    11/25

    3. Laporan lainnya, yaitu mencakup laporan mengenai perubahan anggaran dasar, rencanaRUPS/RUPSLB, perubahan susunan direksi dan komisaris, dan mengenai penyimpangan

    proyeksi yang dipublikasikan lebih dari 10%.

    Seluruh laporan yang disampaikan emiten kepada bursa akan dipublikasikan kepada para

    investor melalui pengumuman di lantai bursa maupun melalui papan informasi. Dengan

    demikian investor, terutama investor publik, sebagai pihak yang tidak memiliki akses langsung

    kepada emiten, dapat mengetahui perkembangan performa emiten sehingga dapat mengambil

    tindakan yang menguntungkan bagi kegiata investasinya.

    Peraturan Bapepam LK Untuk IPOPeraturan-Peraturan Bapepam LK yang Mengatur Mengenai IPO yaitu IX. A. 1-14 dan

    IX.C.1-111) Peraturan Nomor IX.A.1 mengenai ketentuan umum pengajuan pernyataan pendaftaran

    persyaratan penyampaian pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum (IPO) oleh Emiten

    atau Perusahaan Publik

    2) Peraturan Nomor IX.A.2 mengenai tata cara pendaftaran dalam rangka penawaran umum(IPO)

    3) Peraturan Nomor IX.A.3 mengenai Tata cara untuk meminta perubahan dan atau tambahaninformasi atas pernyataan pendaftaran (IPO)

    4) Peraturan Nomor IX.A.4 mengenai Prosedur penangguhan penawaran umum5) Peraturan Nomor IX.A.5 mengenai Penawaran yang bukan merupakan penawaran umum6) Peraturan Nomor IX.A.6 mengenai Pembatasan atas saham yang diterbitkan sebelum

    penawaran umum

    7) Peraturan Nomor IX.A.7 mengenai Tanggung jawab manajer penjatahan dalam rangkapemesanan dan penjatahan efek dalam penawaran umum

    8) Peraturan Nomor IX. A.8 mengenai Prospektus awal dan info memo9) Peraturan Nomor IX.A.9 mengenai Promosi pemasaran efek termasuk iklan, brosur, atau

    komunikasi lainnya kepada publik

    10) Peraturan Nomor IX. A.10 mengenai Penawaran umum sertifikat penitipan efek Indonesia(Indonesian Depositary Receipt).

  • 7/28/2019 laporan interim

    12/25

    11) Peraturan Nomor IX. A. 11 mengenai Penawaran umum efek bersifat utang dalamdenominasi mata uang selain rupiah

    12) Peraturan Nomor IX.A.12 mengenai penawaran umum oleh pemegang saham13) Peraturan Nomor IX.A.13 mengenai penerbitan efek syariah14) Peraturan Nomor IX.A.14 mengenai akad-akad yang digunakan dalam penerbitan efek

    syariah di pasar modal

    15) Peraturan Nomor IX.C.1 merupakan pedoman mengenai bentuk dan isi pernyataanpendaftaran dalam rangka penawaran umum

    16) Peraturan Nomor IX.C. 2 merupakan pedoman mengenai bentuk dan isi prospectusringkas dalam penawaran umum

    17) Peraturan Nomor IX.C. 3 merupakan pedoman mengenai bentuk dan isi prospectusringkas dalam penawaran umum (peraturan revisi tahun 2000)

    18) Peraturan Nomor IX.C. 4 mengenai pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaranumum reksa dana berbentuk persero

    19) Peraturan Nomor IX.C. 5 mengenai pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaranumum reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif

    20) Peraturan Nomor IX.C. 6 merupakan pedoman bentuk dan isi prospektus dalam rangkapenawaran umum reksa dana

    21) Peraturan Nomor IX.C. 7 merupakan pedoman mengenai bentuk dan isi pernyataanpendaftaran dalam rangka penawaran umum oleh perusahaan menengah atau kecil

    22) Peraturan Nomor IX.C. 8 merupakan pedoman bentuk dan isi prospektus dalam rangkapenawaran umum oleh perusahaan menengah atau kecil

    23) Peraturan Nomor IX.C. 9 merupakan pedoman mengenai bentuk dan isi pernyataanpendaftaran dalam rangka penawaran umum efek beragun asset (Asset Backed Securities)

    24) Peraturan Nomor IX.C. 10 merupakan pedoman bentuk dan isi prospektus dalam rangkapenawaran umum efek beragun asset (Asset Backed Securities)

    25) Peraturan Nomor IX.C. 11 mengenai pemeringkatan efek bersifat utang dan atau sukuk Peraturan Bapepam LK Mengenai Penyajian Laporan Keuangan (Peraturan Nomor:

    VIII.G.7)

    Dalam peraturan ini Bapepam LK mengatur mengenai:

  • 7/28/2019 laporan interim

    13/25

    1) Bentuk, isi, dan persyaratan dalam penyajian laporan keuangan yang harus disampaikan olehEmiten atau Perusahaan Publik, baik untuk keperluan penyajian kepada masyarakat maupun

    untuk disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).

    2) Bentuk, isi dan persyaratan dalam penyajian laporan keuangan yang tidak diatur dalamperaturan ini, harus mengikuti Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang

    diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan praktik akuntansi lainnya yang lazim

    berlaku di Pasar Modal.

    3) Laporan keuangan dalam ketentuan ini adalah sesuai dengan pengertian laporan keuanganyang termuat dalam PSAK yang diterbitkan oleh IAI, yaitu meliputi Neraca, Laporan Laba

    Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan

    dan data yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut terbuka dan tersedia untuk publik.

    C. LAPORAN YANG HARUS DISIAPKAN UNTUK IPO

    Laporan yang harus disiapkan untuk IPO mengenai ketentuan umum pengajuan pernyataan

    pendaftaran Nomor kep-111/PM/1996 keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan

    pendoman mengenai bentuk dan isi prospektus dalam rangka penawaran umum menurut

    keputusan ketua Badan pengawas Pasar modal nomor Kep- 51/PM/1996. Sebagai berikut:

    KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL

    NOMOR KEP-111/PM/1996

    KETENTUAN UMUM PENGAJUAN PERNYATAAN PENDAFTARAN

    1. Pernyataan Pendaftaran serta semua dokumen pendukungnya harus diajukan kepadaBadan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) secara lengkap, walaupun informasi tertentu

    seperti harga penawaran dan tanggal Efektif belum dapat ditentukan pada saat

    penyampaian Pernyataan Pendaftaran.

    2. Pengajuan Pernyataan Pendaftaran tersebut pada butir 1 Peraturan ini wajib dilaksanakanoleh Emiten atau Perusahaan Publik.

    3. Emiten atau Perusahaan Publik bertanggung jawab sepenuhnya atas ketelitian,kecukupan, dan kebenaran serta kejujuran pendapat dari semua informasi yang ada dalam

    Pernyataan Pendaftaran serta semua dokumen lainnya yang diajukan kepada Bapepam.

    Apabila ketentuan mengenai keterbukaan dalam peraturan atau formulir Bapepam tidak

  • 7/28/2019 laporan interim

    14/25

    relevan bagi Emiten, Perusahaan Publik, atau Penawaran Umum tertentu, maka hal

    tersebut tidak perlu diungkapkan dalam Pernyataan Pendaftaran.

    4. Di samping keterangan dan dokumen yang secara khusus wajib disertakan dalamPernyataan Pendaftaran, Pihak yang mengajukan Pernyataan Pendaftaran harus pula

    menyertakan informasi yang material lainnya yang diperlukan untuk memastikan bahwa

    para pemodal telah memperoleh informasi yang cukup tentang keadaan keuangan dan

    kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik tersebut dan bahwa pengungkapan yang

    diwajibkan tersebut tidak menyesatkan.

    5. Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Profesi Penunjang Pasar Modal serta Pihak lain yangmemberikan pendapat atau keterangan dan atas persetujuannya dimuat dalam Pernyataan

    Pendaftaran, bertanggung jawab atas pernyataan dan pendapat yang diberikannya

    sebagaimana tercantum dalam dokumen yang disampaikan kepada Bapepam.

    6. Pengajuan Pernyataan Pendaftaran dan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud padabutir 1 Peraturan ini harus dalam rangkap 4 (empat), masing-masing harus dijilid atau

    disatukan dengan cara lain sebagai satu kesatuan atau terdiri atas beberapa bagian.

    7. Sekurang-kurangnya satu naskah Pernyataan Pendaftaran dan dokumen lainnya harusditandatangani secara langsung oleh Pihak yang namanya disebut dalam Pernyataan

    Pendaftaran dan dibubuhi meterai yang cukup.

    8. Pernyataan Pendaftaran harus diajukan pada kertas berwarna terang yang berkualitasbaik, berukuran kurang lebih 21 X 30 sentimeter. Tabel, grafik, laporan keuangan dan

    dokumen lainnya dapat berukuran lebih besar, namun harus dilipat sehingga menjadi

    kurang lebih 21 X 30 sentimeter. Prospektus dapat berukuran lebih kecil dari Pernyataan

    Pendaftaran apabila dikehendaki.

    9. Pernyataan Pendaftaran dan semua dokumen lain yang diajukan harus dicetak (jikamungkin), diketik atau dipersiapkan dengan cara proses lain yang sama, sehingga isinya

    jelas, mudah dibaca serta mudah untuk difotokopi dan disimpan.

    10.Pernyataan Pendaftaran harus dalam bahasa Indonesia. Jika dokumen penunjangmenggunakan bahasa lain, terjemahannya dalam bahasa Indonesia (disahkan oleh

    penterjemah resmi) harus disertakan.

    11.Surat pengantar untuk Pernyataan Pendaftaran dan dokumen lain yang diajukan harusdiberi nomor secara berurutan, di samping penomoran interen dari bagian yang berdiri

  • 7/28/2019 laporan interim

    15/25

    sendiri, seperti Prospektus dan dokumen lain yang diwajibkan. Jumlah dari seluruh

    halaman yang diserahkan harus dinyatakan pada surat pengantar Pernyataan Pendaftaran.

    12.Setiap dokumen pendukung dari Pernyataan Pendaftaran baik secara langsung diberikanmaupun dalam rangka memenuhi permintaan Bapepam, yang tidak merupakan bagian

    dari Pernyataan Pendaftaran serta bersifat rahasia, harus dipisahkan dari dokumen yang

    diwajibkan dalam rangka Pernyataan Pendaftaran dimaksud dan diberi tanda secara jelas

    dengan permintaan supaya tidak terbuka untuk umum. Apabila hal tersebut tidak

    dipenuhi, terhadap dokumen bersangkutan berlaku Pasal 89 ayat (1) Undang-undang

    Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

    D. RIGHTI SSUES

    Pengumuman penerbitan saham baru(right issue) merupakan berita yang disampaikan oleh

    pihak manajemen perusahaan yang selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Investor

    akan merespon informasi tersebut sebagai sinyal terhadap adanya peristiwa (event)tertentu yaitu

    berupa sinyal positif (good news) atau berupa sinyal negatif (bad news). Apabila dana dari

    penerbitan saham baru (right issue) digunakan untuk ekspansi usaha atau perbaikan struktur

    modal, maka kinerja perusahaan akan lebih baik di masa depan. Sehingga informasi yang

    dihasilkan memberikan sinyal positif bagi investor yang selanjutnya akan meningkatkan harga

    saham perusahaan. Tetapi jika dana dari penerbitan saham baru (right issue) akan digunakan

    untuk tujuan perluasan investasi yang mempunyai nilai sekarang bersih (net present value) nol

    atau negatif dan untuk membayar utang yang telah jatuh tempo sehingga menyebabkan kondisi

    laba di masa depan menurun, maka informasi yang diperoleh investor memberi sinyal yang

    negatif. Sinyal tersebut akan direspon oleh investor yang tercermin dengan perubahan harga

    saham dan tingkat likuiditas saham di seputar pengumuman penerbitan saham baru (right issue)

    yang dilakukan oleh perusahaan.

    Right issue merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang dikeluarkan emiten.

    Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat harus membelinya. Ini berbeda dengan

    saham bonus atau dividen saham yang otomatis diterima oleh pemegang saham. Misalnya PT

    X melakukan right issue 2:1 ini berarti setiap pemegang dua lembar saham PT X berhak

    membeli satu saham baru PT X (hasil right issue). Bagi mereka yang tidak ingin membeli

    saham baru dapat menjual bukti righttersebut. Karena penawaran tersebut hanya dibatasi kepada

  • 7/28/2019 laporan interim

    16/25

    pemegang saham lama, maka penawaran tersebut disebut sebagai penawaran terbatas (Linier

    offering). Agar pemegang saham lama berminat membeli saham baru tersebut, perusahaan

    menawarkan saham dengan harga (jauh) lebih murah dari harga saham saat ini.

    Sebagai hak beli saham yang diterbitkan kepada para pemegang saham, bukti rightbiasanya

    menetapkan harga beli per-saham, jumlah saham yang dapat dibeli, tanggal kadaluwarsa atau

    masa berlakunya bukti right, dan informasi penting lainnya. Biasanya manajemen harus terlebih

    dahulu mengumumkan kepada para pemegang saham akan adanya rencana penerbitan bukti

    right, sebelum bukti rightpada akhirnya benar-benar diterbitkan. Bukti rightbiasanya bernilai

    ekonomis, karena dapat digunakan untuk membeli saham perusahaan dengan harga tertentu di

    bawah harga pasarnya. Bukti righttidak digunakan sampai dengan akhir batas waktu yang telah

    ditetapkan, praktis tidak lagi bernilai ekonomis.

    Penerbitan bukti right mengakibatkan timbulnya kewajiban bagi perusahaan untuk

    menyediakan sejumlah cukup sertifikat saham yang dapat dibeli oleh para pemegang bukti right.

    Penerbitan bukti rightdapat dipandang sebagai suatu bentuk komitment, yang bisa jadi berakibat

    pada terjadinya pengeluaran kas di kemudian hari (dalam hal jumlah saham yang sudah

    diotorisasi tetapi belum diterbitkan tidak mencukupi jumlahnya). Pengaukuan akan adanya

    komitment untuk menyediakan sertifikat saham dalam jumlah yang mencukupi tersebut sebagai

    UTANG atau KEWAJIBAN memang tidak atau belum diperlukan pada saat penerbitan bukti

    right. Namun demikian, informasi akan adanya komitment atau kewajiban untuk menyedakan

    sertifikat saham dalam jumlah yang cukup tersebut harus diungkapkan dengan cara lain, seperti

    misalnya : catatan kaki di dalam batang tubuh laporan keuangan (neraca), atau dalam bentuk

    catatan atas laporan keuangan. Oleh karena itu, pencatatan yang diperlukan atas penerbitan bukti

    rightcukup dilakukan dalam bentuk catatan memorial. Penggunaan bukti rightuntuk membeli

    saham dicatat sebagaimana halnya pada transaksi penerbitan atau penjualan saham, dan catatan

    memorial akan berkurangnya jumlah bukti rightyang beredar.

    TUJUAN RIGHT I SSUESTujuan perusahaan melakukan right issue adalah untuk menambah modal kerja perusahaan.

    Untuk memperoleh tambahan dana sebenarnya perusahaan dapat saja menerbitkan saham baru

    untuk ditawarkan kepada publik. Namun apabila cara ini ditempuh umumnya perusahaan harus

    menggunakan jaza penjamin (yang akan menjamin bahwa bahwa penerbitan tersebut akan terjual

  • 7/28/2019 laporan interim

    17/25

    semua) atau menawarkan saham baru dengan harga yang lebih rendah dari harga saham saat ini

    ke publik.

    Apabila harga saham baru ditawarkan dengan harga yang sama dengan harga saham lama,

    maka para pemodal mungkin akan berpikir untuk apa membeli saham baru di pasar perdana

    kalau dapat membeli saham yang sama dengan harga yang sama di pasar sekunder. Oleh karena

    itu umumnya harga saham baru akan lebih murah dari harga saham lama. Kedua pilihan tersebut

    akan mengakibatkan perusahaan menanggung biaya, pilihan yang pertama mengakibatkan

    perusahaan harus membayarfee kepada pihak penjamin (under writer) dan yang kedua berarti

    distribusi kemakmuran kepada pemegang saham yang baru. Sehingga dengan dilakukannya right

    issue perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar dan tidak terjadi distribusi

    kemakmuran kepada pemegang saham yang baru serta perubahan persentase hak suara dalam

    perusahaan tidak terjadi.

    DAMPAKRIGHT I SSUESAdanya right issue maka akan berdampak pada bertambahnya jumlah saham yang beredar.

    Umumnya dengan adanya penambahan jumlah lembar saham yang beredar di pasar maka akan

    meningkatkan frekuensi perdagangan saham tersebut atau dengan kata lain meningkatkan likuiditas

    saham. Disisi lain dengan bertambahnya jumlah saham yang beredar akan mengakibatkan jumlah dividen

    yang akan diterima pemegang saham menjadi lebih kecil atau lebih sedikit, hal tersebut terjadi apabila

    perolehan laba perusahaan stabil dan prosentase pembayaran dividen (deviden pay out ratio) tetap.

    Dengan adanya penurunan dividen per lembar saham dapat menimbulkan dampak yang negatif,

    karena dividen per lembar saham yang kecil akan mengurangi minat investor untuk membeli saham

    tersebut, akibatnya harga saham menjadi turun. Penurunan harga saham setelah right issue juga

    dipengaruhi oleh harga pelaksanaan right issue yang selalu lebih rendah dari harga pasarnya. Apabila

    pemegang saham tidak melakukan haknya dalam right issue maka pemegang saham tersebut akan

    mengalami apa yang dikenal dengan istilah (dilution) yaitu penurunan prosentase kepemilikan saham,

    sehingga investor harus melakukan penghitungan yang akurat untuk menentukan keputusan dalam

    melaksanakan haknya dalam right issue agar keputusan yang diambil tersebut akan memberikankeuntungan kepada investor.

  • 7/28/2019 laporan interim

    18/25

    LAPORAN YANG DISIAPKAN UNTUKRIGHT ISSUESBapepam LK menerbitkan lima peraturan untuk right issues yaitu peraturan nomor IX.D.1-

    IXD5, sebagai berikut:

    1) Peraturan Bapepam LK No. IX.D.1

    Dalam peraturan ini dijelaskan pengertian Right Issues (Hak Memesan Efek Terlebih

    Dahulu) yaitu hak yang melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham yang

    ada untuk membeli Efek baru, termasuk saham, Efek yang dapat dikonversikan menjadi saham

    dan waran, sebelum ditawarkan kepada Pihak lain. Hak tersebut wajib dapat dialihkan. Selain itu

    pengertian Waran yaitu Efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada

    pemegang Efek untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu untuk jangka

    waktu 6 (enam) bulan atau lebih sejak diterbitkannya Waran tersebut

    Apabila suatu perusahaan yang telah melakukan Penawaran Umum saham atau Perusahaan

    Publik bermaksud untuk menambah modal sahamnya, termasuk melalui penerbitan Waran atau

    Efek konversi, maka setiap pemegang saham wajib diberi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

    atas Efek baru dimaksud sebanding dengan persentase pemilikan mereka.

    Jika perusahaan tersebut mempunyai lebih dari satu jenis saham, dan jika jumlah saham

    dalam setiap jenis ditambah secara proporsional, maka para pemegang saham yang ada wajib

    mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanding dengan persentase pemilikan

    mereka dalam masing-masing jenis saham.

    Jika perusahaan tersebut mempunyai lebih dari satu jenis saham tetapi penambahan hanya

    terjadi pada satu jenis saham saja, atau jumlah penambahan dari setiap jenis saham tidak

    sebanding, atau jika Penawaran Umum terdiri dari Efek yang dapat ditukar dengan saham, maka

    semua pemegang saham wajib mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanding

    dengan persentase pemilikan dalam perusahaan. Penawaran Umum dimaksud wajib disetujui

    oleh pemegang saham yang mewakili sebagian besar saham dalam setiap jenis saham.

    Dalam yang menerbitkan Waran, maka jumlah Waran yang diterbitkan dan Waran yang

    telah beredar tidak melebihi 35% (tiga puluh lima perseratus) dari jumlah saham yang telah

    ditempatkan dan disetor penuh pada saat Pernyataan Pendaftaran disampaikan. Dalam hal ini

    perusahaan tersebut jika bermaksud untuk menambah modal sahamnya melalui Hak Memesan

    Efek Terlebih Dahulu atau melalui Penawaran Umum Waran atau Efek konversi wajib

    mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mempertimbangkan dan menyetujui rencana

  • 7/28/2019 laporan interim

    19/25

    penawaran dimaksud dan menyediakan Prospektus bagi pemegang saham, selambat-lambatnya

    28 (dua puluh delapan) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham dilaksanakan. Setiap

    perubahan atau penambahan informasi mengenai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu wajib

    tersedia bagi pemegang saham paling lambat pada saat Rapat Umum Pemegang Saham

    dilaksanakan.

    Untuk dapat melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham dalam rangka Penawaran Umum

    dengan Hak Memesan Efek, perusahaan atau emiten wajib mengajukan Pernyataan Pendaftaran

    dan dokumen pendukungnya kepada Bapepam dalam bentuk serta mencakup informasi yang

    ditetapkan untuk Penawaran Umum dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

    Persyaratan untuk memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu ini tidak berlaku jika

    perusahaan mengeluarkan saham sebagai hasil kapitalisasi dari laba yang ditahan dan atau modal

    disetor lainnya seperti dividen saham atau saham bonus.

    2) Peraturan Bapepam LK No. IX.D.2

    Peraturan ini berisi pedoman mengenai bentuk dan isi pernyataan pendaftaran dalam rangka

    penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (Right Issues). Dokumen-dokumen yang harus

    disiapkan untukRight Issues sekurang-kurangnya terdiri dari:

    a. Surat pengantar Pernyataan Pendaftaranb. Prospektusc. Dokumen lain yang diperlukan sebagai bagian dari Pernyataan Pendaftaran dalam rangka

    penerbitan hak memesan saham terlebih dahulu.

    Dokumen lain tersebut terdiri dari:i. Rencana jadwal Penawaran Umum Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

    ii. Perjanjian yang menetapkan pembelian Efek yang tidak dipesan melalui penawaran HakMemesan Efek Terlebih Dahulu (jika ada)

    iii. Perjanjian perwaliamanatan (jika ada)iv. Perjanjian penanggungan (jika ada)v. Informasi penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum sebelumnya

    vi. Laporan Keuanganvii. Laporan Akuntan berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan

    viii. Menyajikan laporan keuangan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terakhir

  • 7/28/2019 laporan interim

    20/25

    Laporan Keuangan terdiri dari:i. Neraca

    ii. Laporan laba rugiiii. Laporan perubahan Ekuitasiv. Laporan arus kasv. Catatan atas laporan keuangan

    vi. Laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporankeuangan jika dipersyaratkan, seperti laporan komitmen dan kontinjensi untuk Emiten

    atau Perusahaan Publik yang bergerak dalam bidang perbankan.

    Dalam hal efektifnya Pernyataan Pendaftaran melebihi 180 (seratus delapan puluh) hari dari

    laporan keuangan terakhir, maka laporan keuangan tahunan terakhir harus dilengkapi dengan

    laporan keuangan interim yang telah diaudit, sehingga jangka waktu antara tanggal efektif

    Pernyataan Pendaftaran dan tanggal laporan keuangan interim tidak melampaui 180 (seratus

    delapan puluh) hari.

    d. Surat dari Akuntan (comfort letter) sehubungan dengan perubahan keadaan keuanganEmiten atau Perusahaan Publik yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan yang diaudit

    oleh Akuntan

    e. Surat pernyataan dari Emiten atau Perusahaan Publik di bidang akuntansif. Keterangan lebih lanjut tentang prakiraan dan atau proyeksi, jika dicantumkan dalam

    Prospektus

    g. Kebijakan dividen serta riwayat pembayaran dividenh. Laporan pemeriksaan dan pendapat dari segi hukum (sehubungan dengan perubahan yang

    terjadi setelah tanggal dikeluarkannya pendapat hukum sebelumnya dan hal yang berkaitan

    dengan penggunaan dana hasil Penawaran Umum)

    i. Surat pencabutan pembatasan-pembatasan (negative covenant) yang dapat merugikankepentingan pemegang saham publik dari kreditur

    3) Peraturan Bapepam LK No. IX.D.3

    Peraturan ini berisi pedoman mengenai bentuk dan isi prospektus dalam rangka penerbitan

    hak memesan efek terlebih dahulu, yaitu:

    a) Suatu Prospektus harus mencakup semua rincian dan Informasi atau Fakta Materialmengenai Penawaran Umum dari Emiten atau Perusahaan Publik, yang dapat mempengaruhi

  • 7/28/2019 laporan interim

    21/25

    keputusan pemodal, yang diketahui atau layak diketahui oleh Emiten atau Perusahaan

    Publik. Prospektus harus dibuat sedemikian rupa sehingga jelas dan komunikatif. Fakta-

    fakta dan pertimbanganpertimbangan yang paling penting harus dibuat ringkasannya dan

    diungkapkan pada bagian awal Prospektus. Urutan penyampaian fakta pada Prospektus

    ditentukan oleh relevansi fakta tersebut terhadap masalah tertentu, bukan urutan

    sebagaimana dinyatakan pada peraturan ini.

    b) Emiten atau Perusahaan Publik harus berhati-hati apabila menggunakan foto, diagram, atautabel pada Prospektus, karena bahan-bahan tersebut dapat memberikan kesan yang

    menyesatkan kepada masyarakat. Emiten atau Perusahaan Publik juga harus menjaga agar

    penyampaian informasi penting tidak dikaburkan dengan informasi yang kurang penting

    yang mengakibatkan informasi penting tersebut terlepas dari perhatian pembaca.

    c) Emiten atau Perusahaan Publik dapat melakukan penyesuaian atas pengungkapan Informasiatau Fakta Material tidak terbatas hanya pada Informasi atau Fakta Material yang telah

    diatur dalam ketentuan ini. Pengungkapan atas Informasi atau Fakta Material tersebut harus

    dilakukan secara jelas dengan penekanan yang sesuai dengan bidang usaha atau sektor

    industrinya, sehingga Prospektus tidak menyesatkan. Emiten atau Perusahaan Publik serta

    Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal bertanggung jawab untuk menentukan dan

    mengungkapkan fakta tersebut secara jelas dan mudah dibaca.

    4)

    Peraturan Bapepam LK No. IX.D.4Peraturan ini mengatur mengenai penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih

    dahulu. Emiten atau Perusahaan Publik dapat menambah modal tanpa memberikan Hak

    Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada pemegang saham, sepanjang ditentukan dalam anggaran

    dasar,dengan ketentuan sebagai berikut:

    1) Jika dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun, penambahan modal tersebut sebanyak-banyaknya 5 % (lima perseratus) dari modal disetor

    2) Jika tujuan utama penambahan modal adalah untuk memperbaiki posisi keuanganperusahaan yang mengalami salah satu kondisi sebagai berikut:

    Bank yang menerima pinjaman dari Bank Indonesia atau lembaga pemerintah lainyang jumlahnya lebih dari 200% (dua ratus perseratus) dari modal disetor atau

    kondisi lain yang dapat mengakibatkan restrukturisasi bank oleh instansi Pemerintah

    yang berwenang.

  • 7/28/2019 laporan interim

    22/25

    Perusahaan selain bank yang mempunyai modal kerja bersih negatif dan mempunyaikewajiban melebihi 80% (delapan puluh perseratus) dari aset perusahaan tersebut

    pada saat RUPS yang menyetujui penambahan modal.

    Perusahaan yang gagal atau tidak mampu untuk menghindari kegagalan ataskewajibannya terhadap pemberi pinjaman yang tidak terafiliasi dan jika pemberi

    pinjaman tersebut atau pemodal tidak terafiliasi menyetujui untuk menerima saham

    atau obligasi konversi perusahaan untuk menyelesaikan pinjaman tersebut.

    5) Peraturan Bapepam LK No. IX.D.5

    Peraturan ini memuat mengenai saham bonus. Saham Bonus adalah saham yang dibagikan

    secara cuma-cuma kepada pemegang saham berdasarkan jumlah saham yang dimiliki,

    pembagian Saham Bonus harus proporsional dengan kepemilikan saham dari setiap pemegang

    saham. Pelaksanaan pembagian Saham Bonus harus telah selesai dilakukan selambat-lambatnya

    45 (empat puluh lima) hari setelah pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham yang menyetujui

    pembagian Saham Bonus tersebut.

    Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyampaikan kepada Bapepam laporan penjatahan

    Saham Bonus yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam sebanyak 2 (dua)

    eksemplar selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah pembagian Saham Bonus

    dilaksanakan. Saham Bonus yang merupakan Dividen Saham, berasal dari kapitalisasi Saldo

    Laba. Saham Bonus yang bukan merupakan Dividen Saham, berasal dari kapitalisasi:

    a. Agio Sahamb. Unsur ekuitas lainnya.

    Jumlah saham yang dibagikan dalam rangka Saham Bonus yang merupakan Dividen

    Saham ditentukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

    a. Dalam hal harga pasar saham pada penutupan perdagangan 1 (satu) hari sebelum RapatUmum Pemegang Saham di bawah nilai nominal saham, maka jumlah saham yang

    dibagikan ditentukan berdasarkan sekurang-kurangnya pada nilai nominal saham.

    b. Dalam hal harga pasar saham sama atau lebih tinggi dari nilai nominal saham, maka jumlahsaham yang dibagikan ditentukan berdasarkan harga pasar saham pada penutupan

    perdagangan 1 (satu) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham.

    Pembagian Saham Bonus hanya dapat dilaksanakan apabila asal Saham Bonus tersebut

    telah dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan terakhir yang telah diaudit oleh Akuntan yang

  • 7/28/2019 laporan interim

    23/25

    terdaftar di Bapepam. Dalam hal Saham Bonus berasal dari kapitalisasi Agio Saham maka nilai

    yang dapat dikapitalisasi adalah jumlah Agio Saham setelah dikurangi biaya emisi Efek ekuitas.

    Emiten atau Perusahaan Publik atau pelaku Pasar Modal lainnya dalam hubungan dengan para

    pemodal dilarang memberikan informasi yang menyesatkan mengenai rencana pembagian

    Saham Bonus oleh Emiten atau Perusahaan Publik tertentu. Jumlah saham yang dibagikan

    dalam rangka Saham Bonus yang bukan merupakan Dividen Saham ditentukan berdasarkan

    nilai nominal saham.

    KASUS PENGUNGKAPAN INFORMASI MATERIAL PERUSAHAAN

    GAS NEGARA (PT. PGN) TBK

    Kasus yang dialami oleh PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk di indikasikan bermula dari jatuhnya

    penjualan saham perusahaan tersebut di Bursa Efek, dimana terjadi penurunan secara signifikan

    harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk di Bursa Efek Jakarta, yaitu dari Rp 9.650,00

    (harga penutupan pada tanggal 11 januari 2006) menjadi Rp 7.400,00 per lembar saham pada

    tanggal 12 januari 2007. Adanya dugaan insider trading pada kasus ini karena Jatuhnya harga

    saham tersebut dilihat tidak wajar, karena merujuk pada harga sebelumnya Rp 9.650,00 berarti

    telah jatuh sebanyak 23,36%. Melihat dengan jatuhnya harga saham dalam penjualan di bursa

    efek, patut diduga bahwa adanya kesalahan atau pun kesengajaan dalam hal transaksi yang

    dilakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Saat itu, saham PGN merosot hingga 23,36%

    atau Rp 2.250 menjadi Rp 7.400 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 9.650.

    Sebanyak 186,2 juta saham ditransaksikan. Selain itu pada masa periode tersebut, yaitu

    12 September 2006 sampai dengan 11 Januari 2007 terdapat adanya perdagangan saham yang

    dilakukan oleh para pihak orang dalam perusahaan. Selain dugaan terjadinya praktek haram

    insider tradingpada transaksi sahamPT Perusahaan Gas Negara Tbk, terdapat juga indikasi

    terjadinya pelanggaran prinsip keterbukaan informasi PT. Gas Negara Tbk pada saat penjualan di

    bursa efek. Penurunan harga saham yang signifikan tersebut sangat erat hubungannya dengan

    siaran pers yang dilakukan manajemen PT Perusahaan Gas Negara Tbk sehari sebelum (11

    januari 2007). Dalam siaran pers tersebut dinyatakan bahwa terjadi koreksi atas rencana besarnya

    volume gas yang akan dialirkan, yaitu mulai dari (paling sedikit) 150 MMSCFD menjadi 30

    MMSCFD. Dan terdapat pernyataan bahwa tertundanya gas ini yang semula akan dilakukan

  • 7/28/2019 laporan interim

    24/25

    pada akhir Desember 2006 tertunda menjadi Maret 2007. Penundaan proyek komersialisasi

    pemipaan gas PT.PGN Tbk dari Sumatera Selatan sampai Jawa Barat dan yang membuat

    informasi ini berhubungan erat dengan kasus anjloknya harga saham PT.PGN Tbk, yaitu

    manajemen perusahaan PT.PGN Tbk baru menjelaskan penundaan komersialisasi gas pada 11

    Januari 2007, padahal informasi tentang adanya penundaan tersebut sebenarnya sudah diketahui

    oleh manajemen PT. PGN Tbk sejak tanggal 12 September 2006 (informasi tentang penurunan

    volume gas) dan sejak tanggal 18 Desember.

    Terdapat dugaan bahwa beberapa pelaku pasar telah mengetahui informasi penting

    mengenai penundaan komersialisai gas tersebut sebelum diumumkan secara resmi oleh

    manajemen PT. PGN Tbk. Dalam arti lain, tidak semua pelaku pasar mengetahui informasi

    penting tersebut. Sehingga bagi mereka yang mengetahui informasi penting tersebut, langsung

    mengambil langkah yang dapat menguntungkan mereka sendiri, dengan menjual saham PT.PGN

    Tbk lebih dulu dibanding investor lainnya. Puncaknya pada tanggal 12 Januari 2007, para

    investor lainnya ikut menjual saham PGN secara besarbesaran, yang mengakibatkan jatuhnya

    harga saham PGN 23,36% dari harga Rp9.650 menjadi Rp 7.400.

    PEMBAHASAN KASUS PT PGN, Tbk

    Bapepam - LK mengumukan hasil pemeriksaan terhadap pelanggaran peraturan perundang-

    undangan di bidang pasar modal yang dilakukan oleh PT.PGN Tbk, sebagai berikut :

    1. Bapepam LK telah melakukan pemeriksaan terhadap dokumen dan pihak pihakterkait dengan pelanggaran pasal 86 UU Pasar Modal dan Peraturan No.X-K1 tentang

    keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik yang dilakukan oleh

    PT. PGN Tbk dan tentang pemberian keterangan secara material tidak benar sebagaimana

    dimaksud dalam pasal 93 UU Pasar Modal

    2. Atas pelanggaran pasal 86 UU Pasar Modal dan Peraturan No.X.K-1 dan pelanggaranpasal 93 UU Pasar Modal yang dilakukan oleh PT.PGN Tbk ditemukan bukti bukti

    sebagai berikut:

    a) Terdapat keterlambatan pelaporan keterbukaan informasi atas penundaan proyekpipanisasi yang dilakukan oleh PT PGN Tbk selama 35 hari

    b) Terdapat pemberian keterangan yang secara material tidak benar, yakni memberikanketerangan tentang rencana volume gas yang dapat dialirkan melalui proyek SSWJ

  • 7/28/2019 laporan interim

    25/25

    yang tidak sesuai dengan fakta bahwa telah terjadi perubahan awal tersebut. Fakta

    tersebut telah diketahui atau sepatutnya diketahui oleh direksi yang seharusnya

    disampaikan saat keterangan itu diberikan kepada publik

    3. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka Bapepam-LK menetapkan:a) Sanksi denda sebesar Rp 35.000.000,00 kepada PT Perusahaan Gas Negara Tbk

    atas pelanggaran Pasal 86 Undang-undang Pasar Modal dan Peraturan Nomor X.K.1

    b) Sanksi denda sebesar Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) kepada DireksiPT.PGN Tbk yang menjabat pada periode bulan juli 2006 atas pelanggaran pemberian

    keterangan yang secara material tidak benar sebagaimana dimaksud dalam pasal 93

    Undang-undang Pasar Modal

    REFERENSI

    http://imahido-rochimawati.blogspot.com/2010/04/laporan-keuangan-interim.html, diakses 27

    Juni 2013

    http://www.bapepam.go.id/old/old/hukum/peraturan/emiten/IX.A.1.htm, diakses 27 Juni 2013

    www.bapepam.go.id, diakses 26 Juni 2013

    http://imahido-rochimawati.blogspot.com/2010/04/laporan-keuangan-interim.htmlhttp://imahido-rochimawati.blogspot.com/2010/04/laporan-keuangan-interim.htmlhttp://www.bapepam.go.id/old/old/hukum/peraturan/emiten/IX.A.1.htmhttp://www.bapepam.go.id/old/old/hukum/peraturan/emiten/IX.A.1.htmhttp://www.bapepam.go.id/http://www.bapepam.go.id/http://www.bapepam.go.id/http://www.bapepam.go.id/old/old/hukum/peraturan/emiten/IX.A.1.htmhttp://imahido-rochimawati.blogspot.com/2010/04/laporan-keuangan-interim.html