laporan hplc
DESCRIPTION
hplcTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS SEDIAAN FARMASI
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR PARACETAMOL DAN COFFEIN DENGAN HPLC
Asisten : Dra. Emi Sukarti, M.S.,Apt
Hari / Golongan : Rabu ( 08.00-12.00 ) / Golongan P
OLEH
NI LUH PUTU SURYANI 2443008057
FRANSISCA 2443009069
MARGARETHA 2443009172
HERU 2443009105
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
SURABAYA
2011
I. Tujuan : - Validasi metode penetapan kadar paracetamol dan coffein dalam tablet secara
HPLC- Penetapan kadar paracetamol dan coffein dalam tablet secara HPLC
II. Pemerian Bahan
- Paracetamol ( FI III, P.37 )
Pemerian : Hablur atau serbuk putih ; tak berbau ; rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol ( 95% ) P,
dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian
propilenglikol P ; larut dalam larutan alkali hidroksida.
- Coffein ( FI III, P.175 )
Pemerian : Serbuk atau hablur putih bentuk jarum mengkilat biasanya
menggumpal ; putih ; tidak berbau ; rasa pahit.
Kelarutan : Agak suka larut dalam air dan dalam etonal ( 95%) P; mudah
larut dalam kloroform P ; sukar larut dalam eter.
λ A Pelarut
243 nm 679 0,1 N HCl
243 nm 679 H2O
248 nm 920 95% Etanol
257 nm 750 0,1 N NaOH
III. Alat dan Bahan :
- Timbangan analisis- Mikripipet- Spektrofotometer- HPLC- Membrane dan filter
holder- Paracetamol
- Coffein- Amylum- Mg stearat- Methanol pro HPLC- Methanol p.a- Aqua pro injeksi- Bodrex
IV. Skema Kerja :Validasi
↓Penentuan panjang gelombang terpilih
↓Selektifitas
↓Linearitas
↓Akurasi dan presisi
Contoh sediaan : Bodrex paracetamol 600mg , coffein 50mg (12:1)
λ A Pelarut
273 nm 400 0,5 N NaOH
273 nm 400 0,5 N H2SO4
273 nm 532 CH3Cl
V. Cara Kerja : a. Pembuatan Fase Gerak
MeOH : air = 50 : 50- (disediakan lab)
- MeOH = 250 ml
Air = 250 ml
Ukur MeOH 250 ml, aqua steril 250 ml
Campurkan dan kocok homogen
Saring dengan membran filter
Degasing selama 30 menit
b. Formula 1/R 2/RParacetamol 600mg Paracetamol 1200mgCoffein 50mg Coffein 100mgAmylum 8% 64mg Amylum 8% 128mgTalk 2% 16mg Talk 2% 32mgMg stearat 3% 24mg Mg stearat 3% 48mgLaktosa 46mg Laktosa 92mg
Paracetamol 1200mg + coffein 100mg↓
Campur homogen↓
+ 128mg amylum dan laktosa 92mg↓
Gerus dan campur ad homogen↓
Masukkan Erlenmeyer↓
+ talk 32mg dan Mg stearat 48mg↓
Campur ad homogenc. Selektivitas
Kolom : C-18 (reverse phase )Detector : uv – visFase gerak : methanol : airFlow rate : 10ml/menit
i. Larutan paracetamol tunggal Timbang 240mg paracetamol masukkan labu takar
↓+ MeOH ad 25ml
↓Pipet 50µl↓
+ MeOH:air ad 10ml↓
Injek 40µlii. Larutan coffein tunggal
Timbang 20mg coffein masukkan labu takar↓
+ MeOH ad 25ml↓
Pipet 50µl↓
+ MeOH:air ad 10ml↓
Injek 40µl
d. Linearitas Paracetamol 240mg ; coffein 20mg
↓Masukkan pada labu takar + MeOH ad 25ml
↓Pipet 25µl (C1), 50µl (C3), 75µl (C5)
C1: pipet 25µl induk paracetamol (9600ppm)
↓+MeOH ad 10ml
↓Pipet 25µl induk coffein (800ppm)
↓+MeOH ad 10ml
↓Campur, saring, degassing 5’,injectkan 20µl
C3 : pipet 50µl induk paracetamol (9600ppm)
↓+MeOH ad 10ml
↓Pipet 50µl induk coffein (800ppm)
↓+MeOH ad 10ml
↓Campur, saring, degassing 5’,injectkan 20µl
C5 :pipet 75µl induk paracetamol (9600ppm)
↓+MeOH ad 10ml
↓Pipet 75µl induk coffein (800ppm)
↓+MeOH ad 10ml
↓Campur, saring, degassing 5’,injectkan 20µl
e. Akurasi dan Presisi :Timbang 100mg gerusan tablet bodrex
↓+ MeOH ad 25ml
↓Pipet 170µl, masukkan labu takar
↓+ fase gerak ad 10ml
↓Saring,degassing,injectkan 20µl
f. Formula (3x)Timbang paracetamol 70,5mg, coffein 5,88mg
↓Timbang eksipien 23,62mg
↓Gerus homogen, timbang bobot total formula
↓+ MeOH ad 25ml
↓Pipet 170µl, masukkan labu takar
↓+ fase gerak ad 10ml
↓Saring,degassing,injectkan 20µl
VI. Perhitungan dan Hasil Pengamatan
Data penimbangan Paracetamol tunggal =0,2359gCoffein tunggal = 0,0207gBerat tablet : a. 0,8085g
b. 0,8210gFormula :
Paracetamol 1,2099gCoffein 0,1260gAmylum 8% 0,1270gTalk 2% 0,0373gMg stearat 3% 0,0486gLaktosa 0,0334g
Tablet Paracetamol pada fase gerak MeOH:Air ( 50:50 )
NO. Rt Peak Area
1 3,22 842306
2 6,42 117168
Rs = 2 (tR2 – tR1) = 2 ( 6,42 – 3,22 ) = 0,6808
W1 + W2 ( 8,4 + 1 )
Linearitas
C Paracetamol Peak Area
Paracetamol
C coffein Paek Area Coffein
23,5 ppm 573355 2,07 ppm 80413
47 ppm 1382057 4,14 ppm 263046
70,50 ppm 919425 6,21 ppm 183639
- RL Paracetamol - RL Coffein
a = 612209 a = 72473,33
b = 7363,19 b = 24933,81
r = 0,4264 r = 0,5636
Akurasi dan Presisi
Sampel Peak Area Paracetamol x Paracetamol Peak Area Coffein x Coffein
1 842306 31,35 ppm 117168 1,79 ppm
Formula Peak Area
Paracetamol
x
Paracetamol
% Recovery Peak Area
Coffein
x Coffein % Recovery
1 1048884 59,31 126,1 190131 4,72 114,01
2 1070424 62,23 132,40 194172 4,88 110,65
Paracetamol
SD = ∑ ( x- x )2
n-1
= 7,4759
x 100% = 13,1 %
Coffein
SD = 0,08
KV = 1,667 %
VII. Pembahasan dan Kesimpulan
- Pembahasan
Pada jurnal penelitian, digunakan fase gerak Metanol : Air ( 65:35 ), tetapi karena
pada percobaan kami dengan menggunakan perbandingan 65:35 peak yang muncul
tidak seperti yang diharapkan ( terlalu jauh antara peak paracetamol dan peak coffein
), sehingga kami memutuskan untuk merubah perbandingan Metanol : Air menjadi
50:50 dan kami memperoleh hasil peak yang lebih baik. Hal ini terlihat dari harga Rt
kedua senyawa yang muncul pada menit ke-6.
Pada hasil akurasi dan presisi terjadi perbedaan antara hasil dari linearitas
(C1,C2,C3) dengan akurasi dan presisi. Hal ini dikarenakan kesalahan pada panjang
gelombang yang tertera pada alat, dimana seharusnya panjang gelombang yang
digunakan 276 nm tetapi pada alat tertulis 230 nm. Ini menyebabkan perbedaan pada
linearitas dengan akurasi dan presisi serta dilihat dari hasil x yang di dapat.
Kesalahan panjang gelombang ( 230 nm ) ditakutkan dapat menyebabkan peak
coffein tidak terlihat ( belum keluar ) karena peak coffein keluar pada panjang
gelombang 267 nm dan konsentrasi coffein yang di dapat lebih besar.
- Kesimpulan
Pada penggunaan MeOH:Air (65:35) terjadi pemisahan tetapi pemisahan yang
dihasilkan jaraknya terlalu jauh sehingga membutuhkan waktu yang lama,
perbandingan anatara methanol dan air diubah menjadi MeOH:Air (50:50) sehingga
jarak antara peak paracetamol dan coffein tidak terlalu jauh dan dapat keluar secara
bersama pada menit ke-6, sehingga lebih mempersingkat waktu.