laporan geolistrik

33
Laporan Praktikum Geolistrik Disusun oleh : Kelompok 3 Resistivity Page 0

Upload: devita-sari-putri

Post on 14-Feb-2015

855 views

Category:

Documents


61 download

DESCRIPTION

laporan geolistrik jurusan fisika prodi geofisika universitas brawijaya

TRANSCRIPT

Laporan Praktikum Geolistrik

Disusun oleh : Kelompok 3

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

Resistivity Page 0

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat kehendak

dan ridhonya kami kelompok tiga praktikum geolistrik program studi Geofisika jurusan Fisika

dapat menyelesaikan laporan ini . Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada

seluruh pihak yang telah membantu jalannya penulisan laporan, khususnya dosen mata kuliah

ini.

Penulis juga berbesar hati jika para pembaca dan penyimak memberi kritik dan saran

pada laporan ini. Sehingga jika suatu saat penulis berkesempatan lagi menulis sebuah laporan,

penulis dapat memperbaikinya. Akhir kata, apabila terdapat kesalahan penulisan dan tata

bahasa, penulis mohon maaf.

Hormat Kami,

Penulis

Resistivity Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu penerapan yang paling sering menggunakan metode geolistrik

adalah pencarian pola aliran air bawah permukaan. Air mempunyai banyak manfaat

bagi kehidupan, hampir semua makluk hidup membutuhkan air. Air digunakan untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangga, irigasi serta industri. Kebutuhan akan air semakin

hari semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Alternatif

untuk memenuhi kebutuhan air di masa sekarang dan masa yang akan datang adalah

dengan memanfaatkan potensi air tanah.

Untuk diketahuinya unsur yang terkandung di dalam tanah tidak mungkin

dilakukan pembongkaran tanah, karena akan menghancurkan lapisan tanah itu sendiri,

maka dalam hal ini perlu diadakan penelitian. Penelitian ini diperlukan untuk

pendugaan geolistrik tahanan jenis atau resistivitas yang bisa menunjukkan adanya

lapisan batuan aquifer serta struktur geologi yang cukup baik dan signifikan di area

depan fakultas peternakan universitas brawijaya.

1.2 Rumusan Masalah

1 Bagaimanakah kondisi resistivitas daerah depan fakultas peternakan

Universitas Brawijaya

2 Apa saja kandungan mineral yang ada pada saat akuisisi data di lapangan

1.3 Tujuan

1. Mengetahui resistivitas di daerah depan fakultas peternakan Universitas

Brawijaya

2. Mengetahui kandungan yang ada pada saat akuisisi data di lapangan

1.4 Manfaat

1. Mengetahui kondisi resitivitas di daerah depan fakultas peternakan

Universitas Brawijaya sehingga dapat dimanfaatkan potensinya

2. Dapat mengetahui kandungan yang ada pada saat akuisisi di lapangan

Resistivity Page 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

3 Dasar Teori

Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat

aliran listrik bumi dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi.

Berdasarkan tujuan pengukuran di lapangan, metode geolistrik dibagi menjadi

dua (Telford,1976), yaitu :

1. Metode resistivitas jenis Sounding

Metode ini bertujuan untuk menyelidiki perubahan tahanan jenis bawah

permukaan ke arah vertikal yaitu dengan cara pada titik ukur tetap, jarak

elektroda arus dan tegangan diubah-ubah sehingga semakin besar jarak antar

elektroda maka akan tampak efek dari material yang lebih dalam, seperti yang

ditunjukkan pada Gambar 1

gambar 1. Perpindahan elektroda secara sounding

2. Metode resistivitas jenis Mapping

Metode ini bertujuan untuk menyelidiki perubahan tahanan jenis bawah

permukaan ke arah lateral atau horisontal yaitu dengan cara menggeser titik

ukur secara horisontal dengan jarak elektroda dan tegangan tetap. Pada

metode ini kedalaman yang tersurvey akan sama karena pergeserannya ke

arah horisontal. Konfigurasi yang sering digunakan adalah Wenner dan

Dipole-dipole, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.

gambar 2. Perpindahan elektroda secara mapping

Metode geolistrik resistivitas (hambatan jenis) merupakan suatu metode

pendugaan kondisi bawah permukaan bumi dengan memanfaatkan arus listrik

yang diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus, kemudian beda

potensial yang dihasilkan diukur dengan menggunakan dua elektroda potensial.

Resistivity Page 3

Hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda tertentu

digunakan untuk menentukan variasi harga hambatan jenis masing-masing

lapisan di bawah titik ukur (titik sounding).

Metode geolistrik resistivitas didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian dari

arus listrik yang diberikan pada lapisan tanah, menjalar ke dalam tanah pada

kedalaman tertentu dan bertambah besar dengan bertambahnya jarak antar

elektroda. Dalam pengukuran geolistrik resistivitas jika sepasang elektroda

diperbesar, distribusi potensial pada permukaan bumi akan semakin membesar

dengan nilai resistivitas yang bervariasi (Vingoe, 1972).

Menurut Robinson (1988), terdapat beberapa asumsi dasar yang digunakan

dalam metode geolistrik resistivitas, yaitu.

1. Bawah permukaan tanah terdiri dari beberapa lapisan yang dibatasi oleh

bidang batas horisontal serta terdapat kontras resistivitas antara bidang

batas perlapisan tersebut.

2. Tiap lapisan mempunyai ketebalan tertentu, kecuali untuk lapisan

terbawah ketebalannya tak terhingga.

3. Tiap lapisan dianggap bersifat homogen isotropik.

4. Tidak ada sumber arus selain arus yang diinjeksikan di atas permukaan

bumi.

5. Arus listrik yang diinjeksikan adalah arus listrik searah.

Metode ini lebih efektif jika digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya

dangkal, jarang memberikan informasi lapisan di kedalaman lebih dari 1000

atau 1500 feet. Oleh karena itu metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi

minyak tetapi lebih banyak digunakan dalam bidang engineering

geology seperti penentuan kedalaman batuan dasar, pencarian reservoir air, juga

digunakan dalam eksplorasi geothermal. Berdasarkan letak (konfigurasi)

elektroda-elektroda potensial dan elektroda-elektroda arus, dikenal beberapa

jenis metode resistivitas tahanan jenis yaitu antara lain :

1.1 Metode schlumberger

gambar 3. Konfigurasi Schlumberger

Resistivity Page 4

2.1 Metode Wenner

gambar 4. Konfigurasi Wenner

Berdasarkan pada harga resistivitas listriknya, suatu struktur bawah permukaan

bumi dapat diketahui material penyusunya, sehingga kita juga dapat memahami

tentang struktur lapisan tanah di bawah permukaan bumi yang tercemar oleh

limbah cair yang mengandung senyawa organik dari berbagai jenis logam,

seperti Mg, Zn, Al, Mn, senyawa nitrogen dan sianida. Resistivitas bumi

berhubungan dengan jenis mineral, kandungan fluida dan derajat saturasi air

dalam batuan. Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas

secaraumum, yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan

menggunakan dua elektroda arus (A dan B), dan pengukuran beda potensial

dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang

diperlihatkan pada Gambar 5

gambar 5. Pola aliran arus dan bidang ekipotensial antara dua elektroda arus dengan polaritas berlawanan

Beda potensial yang terjadi antara MN yang diakibatkan oleh injeksi arus

padaAB:

Lebar jarak AB menentukan jangkauan geolistrik ke dalam tanah. Ketika

perbandingan jarak antar elektroda arus dengan elektroda potensial terlalu besar,

elektroda potensial harus digeser, kalau tidak maka beda potensial yang terukur

akan sangat kecil (Alile et al. 2007). Dari semua sifat fisika batuan dan mineral,

resistivitas memperlihatkan variasi harga yang sangat banyak. Pada mineral-

Resistivity Page 5

mineral logam, harga resistivitas berkisar antara 10-8 ohmmeter hingga 107

ohmmeter. Begitu juga pada batuan-batuan lain, dengan komposisi yang

bermacam-macam akan menghasilkan range resistivitas yang bervariasi pula.

Sehingga range sensitivitas maksimum yang mungkin adalah dari 1.6 x 10-8

ohmmeter (perak asli) hingga 1016 ohmmeter (belerang murni).

Konduktor biasanya didefinisikan sebagai bahan yang memiliki resitivitas

kurang dari 10-8 ohmmeter, sedangkan isolator memiliki resistivitas lebih dari 107

ohmmeter. Dan di antara keduanya adalah bahan semikonduktor. Sedangkan

Isolator dicirikan oleh ikatan ionik, sehingga elektron-elektron valensi tidak

bebas bergerak. Kebanyakan mineral membentuk batuan penghantar listrik yang

tidak baik walaupun beberapa logam asli dan grafit menghantarkan listrik.

Resistivitas yang terukur pada material bumi utamanya ditentukan oleh

pergerakan ion-ion bermuatan dalam pori-pori fluida. Air tanah secara umum

berisi campuran terlarut yang dapat menambah kemampuannya untuk

menghantarkan listrik, meskipun air tanah bukan konduktor listrik yang baik.

Variasi resistivitas material bumi ditunjukkan dalam Tabel 1 Nilai tahanan jenis

batuan bergantung dari macam-macam materialnya, densitas, porositas, ukuran,

dan bentuk pori-pori batuan, kandungan air, kualitas dan suhu.

Tabel 1. Kisaran nilai resistivitas batuan (blaricom,1988)

Asumsi yang selalu digunakan dalam metode geolistrik resistivitas adalah bumi

bersifat homogen isotropis. Ketika arus diinjeksikan ke dalam bumi, pengaruh

dalam bentuk beda potensial yang diamati secara tidak langsung adalah

Resistivity Page 6

hambatan jenis suatu lapisan bumi tertentu. Namun nilai ini bukanlah nilai

hambatan jenis yang sesungguhnya. Hambatan jenis ini merupakan besaran yang

nilainya tergantung pada spasi elektroda yang dipakai. Padahal kenyataannya

bumi terdiri dari lapisan-lapisan dengan nilai resistivitas yang berbeda-beda,

sehingga potensial yang diukur merupakan pengaruh dari lapisan-lapisan

tersebut. Hambatan jenis ini disebut hambatan jenis (resistivitas) semu.

Resistivitas semu dirumuskan dengan:

(2.1)

dimana : ρa : Resistivitas semu (m)

K : Faktor Geometris (m)

ΔV : Beda potensial (V)

I : Kuat arus (A)

Faktor geometri dari konfigurasi elektroda potensial dan elektroda arus. Faktor

geometri merupakan besaran penting dalam pendugaan tahanan jenis vertikal

maupun horisontal.

Sesuai dengan persamaan 2.1, nilai K untuk konfigurasi Schlumberger adalah

(2.2)

Bumi merupakan medium berlapis dengan masing-masing lapisan mempunyai

harga resistivitas yang berbeda-beda. Resistivitas semu merupakan suatu konsep

abstrak yang di dalamnya terdapat keterangan tentang kedalaman dan sifat suatu

lapisan tertentu. Sebagaimana disajikan dalam gambar 6 dimisalkan bahwa

medium yang ditinjau terdiri dari 2 lapis dan mempunyai nilai resistivitas yang

berbeda (ρ1 dan ρ2). Dalam pengukuran, medium ini akan dianggap sebagai 1

lapisan yang homogen dan mempunyai 1 harga resistivitas yaitu ρa (Apparent

Resistivity) atau resistivitas semu.

gambar 6. Konsep resistivitas semu

Resistivitas semu yang dihasilkan oleh setiap konfigurasi akan berbeda

walaupun jarak antar elektrodanya sama. Untuk medium berlapis, harga

resistivitas semu ini akan merupakan fungsi jarak bentangan (jarak antar

elektroda arus). Untuk jarak antar elektroda arus yang kecil akan memberikan ρa

Resistivity Page 7

yang harganya mendekati ρ batuan di dekat permukaan. Sedang untuk jarak

bentangan yang besar, ρa yang diperoleh akan mewakili harga ρ batuan yang

lebih dalam.

Resistivity Page 8

V

pusat

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum Geolistrik dilaksanakan oleh praktikan pada hari minggu 23

Desember 2012 bertempat di halaman depan fakultas peternakan

Universitas Brawijaya.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut sumber arus DC

(Accu), Kabel roll, Resistivitymeter, Elektroda, kabel penghubung, penjepit

elektroda, meteran, alat tulis dan palu.

3.3 Tata Laksana Percobaan

3.3.1 Akuisi Data

3.3.1 Pengolahan Data Lapangan

Tata laksana percobaan atau prosedur percobaan (akuisisi data) yang

dilakukan harus dilaksanakan dengan akurat dan presisi. Hal ini dilakukan agar

data yang didapatkan memiliki kesalahan relatif yang kecil. Sehingga interpretasi

data dapat berjalan lancer. Berikut adalah tata laksana percobaan yang

dilaksanakan.Susunan alat yang dipergunakan di lapangan adalah sebagai berikut :

C1 P1 P2 C2

a

A s s B

Gambar 3 1 susunan elektroda dan arus konfigurasi schlumberger

Keterangan : C1 dan C2 adalah elektroda arus (A dan B)

P1 dan P2 adalah elektroda potensial Semua komponen untuk pengukuran ini harus

dipastikan berfungsi dengan baik dan juga terpasang dengan benar, mulai dari

pengecekan alat, setting frekuensi, arus dan tegangan yang akan digunakan, keadaan

kabel, elektroda yang masih dalam keadaan baik, dan sebagainya.

Tahap pelaksanaan yang dilakukan dalam kegiatan ini meliputi beberapa

tahapan, antara lain: tahap akuisisi data lapangan dan juga tahap pengolahan data di

lapangan (berupa pengeplotan titik dari data yang sudah diambil). Untuk tahap akuisisi

Resistivity Page 9

data lapangan meliputi pengukuran data di lapangan dengan metode geolistrik dengan

menggunakan konfigurasi schlumberger dengan jarak spasi 25 meter dan 50 meter. Data

yang sudah dimasukkan ke dalam tabel pengukuran selanjutnya diplot titik-titiknya

secara manual sebelum diolah lebih lanjut.

Untuk pengukuran data pada metode geolistrik dengan menggunakan

konfigurasi schlumberger dengan spasi 2 meter dan 1 meter dalam jangkauan bentangan

kurang lebih 12 meter. Dipilihnya spasi tersebut untuk memperoleh gambaran keadaan

bawah permukaan yang semakin detail. Dan juga agar memperoleh data yang akurat

sehingga kedalaman air bawah permukaan dapat ditentukan dengan tepat. Untuk metode

konfigurasi wenner antara jarak spasi potensial dan arus adalah sama.

Data yang diperoleh dari akusisi ini berupa arus (I) dan tegangan (V),

sedangkan nilai hambatan jenis (ρ) di hitung secara manual. Selanjutnya data ini akan

diolah dalam software ip2win agar dapat diketahui seberapa besar errornya. Jika nilai

error yang didapatkan dari hasil pengolah data IP2Win besar, maka error harus diperkecil

dengan cara diselarasakannya garis hitam dengan garis merah.

Gambar 3 2 Diagram alir penelitian

Resistivity Page 10

PERSIAPAN ALAT DAN

BAHAN

AKUISISI DATA

PLOTTING DATA

PENGOLAHAN DAN

ANALISA DATA

INTERPRETASI DATA

KESIMPULAN

3.3.2 Pengolahan Data Software

1) Software IPI2Win

Tampilan pertama dari layar IPI2win dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Kemudian buka Worksheet baru

Masukan data yang tersedia ke dalam worksheet

Resistivity Page 11

Simpan data worksheet kemudian klik “OK”. Kemudian akan muncul kurva seperti di

bawah ini

Samakan kurba antara garis merah, biru dan hitam hingga didapatkan nilai error yang

kecil

Hasil yang tertampil pada software IPI2Win

Masukan data dari IPI2Win kemudian gunakan progress untuk diketahuinya sumur

kedalaman schlumberger.

Setelah itu data progress di save kemudian klik OK

Resistivity Page 12

Setelah itu akan muncul nilai sumur kedalaman schlumberger

2) Software Res2Div

Software Res2Div ini yang kemudian akan digunakan sebagai pengolah data

konfigurasi wenner. Dengan software ini dapat diketahui kesuluruhan nilai atau

gambaran resistivitas pada masing-masing kedalaman atau lapisan batuan di bawah

permukaan tanah baik Pseudodepth dan Pseudosectionnya. Berikut adalah prosedur

digunakannya software Res2Div

1.1 Sebelum dibuka software Res2Div maka buka dulu program Ms.Excel. setelah itu

masukan data Konfigurasi wenner. Carilah nilai distance (rho) dan K dengan

digunakannya program pengolah angka yang ada di system.

Resistivity Page 13

2.1 Kemudian pindahkan data tersebut ke notepad untuk dikonvert ke pengolah res2div

dengan diberi format awal dan akhir “konfigurasi wenner (enter) 1 (enter)10 (enter)

22 (enter) 0. Dan format akhir ketik 0 (eter) selama 3 kali. Atur desimalisasi angka.

3.1 Kemudian simpan data hasil pengolahan notepad dan setelah itu buka software

Res2Div pilih file pada menu bar kemudian klik “read data file”. Pilihlah data

konfigurasi wenner yang akan digunakan.

Resistivity Page 14

Sehingga akan muncul data resistivity yang dapat digunakan untuk interpretasi

data.

Resistivity Page 15

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Analisa Hasil

Gambaran mengenai keadaan bawah permukaan atau persebaran batuan secara

vertikal, dapat diperoleh dari data pengukuran dan analisis data geolistrik. Berdasarkan

gambaran ini dapat diketahui litologi batuan penyusun, letak dan persebarannya. Litologi

batuan daerah penelitian sangat terkait dengan kondisi geologi. Berdasarkan litologi

batuan yang telah diketahui, maka zona akuifer daerah penelitian dapat diketahui.

Pada tahap akhir adalah dengan mengkorelasikan hasil interpretasi data dengan

analisa geologi dan hidrogeologi daerah penelitian sehingga nantinya dapat diketahui arah

aliran air di bawah permukaan tanah berdasarkan nilai resistivitas sebenarnya.

Dari tampilan nilai resistivitas semu dan kedalaman serta pemodelannya

menggunakan program PROGRESS dapat diinterpretasi bahwa pada area survey

geolistrik resistivity terlihat adanya 5 lapisan batuan bawah permukaan dengan

karakteristik yang berbeda-beda. Munculnya perbedaan ini tidak lain disebabkan adanya

sedikit perbedaan nilai resistivitas (Rho) untuk setiap lapisan.

Lapisan pertama didapatkan nilai resistivitas sebesar 25,02 Ωm pada kedalaman 1.86 m.

Lapisan kedua didapatkan nilai resistivitas sebesar 0.51 Ωm pada kedalaman 10.15 m.

Lapisan ketigadidapatkan nilai resistivitas sebesar 0.21 Ωm pada kedalaman 13.54 m.

Lapisan keempatdidapatkan nilai resistivitas sebesar 0.12 Ωm pada kedalaman 27.17 m.

Lapisan kelima didapatkan nilai resistivitas sebesar 0.37 Ωm pada kedalaman 67.92 m.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, analisa software data pengolahan tampilan grafik

sudah hampir mendekati kebenaran dengan error yang sangat kecil sekali yaitu sebesar

0.967 % sehingga interpretasi yang dilakukan dapat dikatakan mendekati kebenaran.

Dengan menghubungkan antara nilai resistivitas yang telah didapatkan dari hasil

pengolahan data maka dapat dilakukan analisa dengan membandingkan nilai reistivitas

Resistivity Page 16

yang didapatkan dan referensi acuan yang ada (tabel resistivitas),dengan menggunakan

bantuan tabel resistivitas mineral maka hasil pengolahan data dapat di interpretasikan

sebagai berikut:

Dengan nilai rho 25.02 m yang dapat dianalisa bahwa jenis mineralnya berupa

bismuthinite (Bi2S3), nilai rho 0.51 m , 0.12 m, 0.37 m dan 0.21 m dapat dianalisa

mengandung mineral pyrolusite (MnO2), karena dari tabel pada range 0.005 m hingga

10m merupakan jenis mineral pyrolusite. Akan tetapi pada nilai pengolahan data sebesar

Resistivity Page 17

0.21 dapat dianalisa juga termasuk mengandung mineral cassiterite SnO2, karena pada nilai

resistivity rata-rata sebesar 0.2 yang mengandung mineral cassiterite SnO2.

Kemudian , pada pengukuran dengan wenner , diperoleh sebuah data dengan

bentuk penampang , dengan menggunakan softwere res2div. Hasil dari pengukuran

yang dilakukan di lapangan , diperoleh sebuah penampang seperti pada gambar di

bawah ini :

Resistivity Page 18

Dari data tersebut dapat dianalisa bahwa kedalaman yang mampu terdeteksi dari 0.5-

4.98 m, dengan nilai resistivitas 4.06-1700 m. Dimana warna-warna pada gambar tersebut

menunjukkan variasi kandungan dari suatu lapisan dengan nilai dari resistivitas tertentu.

Misalnya air tanah, ataupun jenis-jenis dari suatu batuan. Nilai resistivity pada lapisan

tersebut dapat dilihat pada perbedaan warna yang berada pada bagian bawah hasil data. Untuk

lebih jelasnya dapat dilohat pada gambar dibawah ini :

Resistivity Page 19

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik

bumi dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi. Berdasarkan tujuan pengukuran di

lapangan, metode geolistrik dibagi menjadi dua yaitu mapping dan sounding. Dalam

permukaan tanah terdapat bermacam – macam mineral yang tersebar. Mineral – mineral

tersebut dapat kita ketahui dengan menggunakan pengukuran restivity pada geolistrik. Pada

metode ini , digunakan suatu alat yang dimana di injeksikan arus kedalam tanah yang

nantinya akan diketahui beberapa data yang diperoleh, setelah itu data yang diperoleh di olah

dalam suatu program seperti contihnya res2div , dalam pengolahan ini kita dapat melihat

lapisan – lapisan yang ada pada permukaan tanah serta mineral – mineral apa saja yang berada

pada bawah oermukaan tanah tersebut. Selain kita dapat mengetahui mineral – mineral yang

ada kita juga dapat mengetahui apa saja uang berada dalam permukaan tanah tersebut, seperti

contohnya air atau fluida.

5.2. Saran

Sebaiknya percobaan atau praktikum ini dilaksanakan pada pertengahan semester atau

awal semester , karena jika akhir semester seperti pada minggu tenang , maka akan

mengganggu waktu tenang mahasiswa untuk menghadapi ujian akhir semester.

Resistivity Page 20

DAFTAR PUSTAKA

Alile, O. M., Molindo, W. A., and Nwachokor, M.A. 2007. Evaluation of Soil Profile on

Aquifer Layer of Three. Location in Edo State. International Journal of Physical Sciences.

2 (9) : 249-253.

Blaricom, Richard Van. 1988. Practical Geophysics for The Exploration Geologist.

Northwest Mining Association. USA.

Robinson, Coruh. 1988. Basics Exploration Geophysics. Canada : John Willey And Son Inc.

Staf Fisika Bumi LFN-LIPI.1984. Interpretasi Curve Matching Metode Schlumberger.

Bandung : LIPI.

Suciningtyas, I. K. L. N. 2010. Pendugaan Daerah Resapan Mata Air di Kecamatan Ngantang

dengan Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas. Skripsi. Universitas Brawijaya.

Malang

Telford, Geldart and Sheriff. 1976. Applied Geophysics, 2nd edition, Cambridge University

Press, New York.

Vingoe, P. 1972. Electrical Resistivity Surveying. Geophysical Memorandum.

Waluyo.2001. Panduan Workshop Eksplorasi Geofisika : Metode Resistivitas. Yogyakarta :

Laboratorium Geofisika UGM

Resistivity Page 21

LAMPIRAN

1. Data hasil percobaan

wenner

Resistivity Page 22

SCHLUMBERGER

AB (m) MN (m) K R p

4 2 10.99 2.0285 22.29322

6 2 10.99 0.7105 7.808395

8 2 10.99 0.39325 4.321818

10 2 10.99 0.269 2.95631

12 2 10.99 0.19075 2.096343

14 2 10.99 0.14675 1.612783

16 2 10.99 0.125 1.37375

18 2 10.99 0.095 1.04405

20 2 10.99 0.08 0.8792

22 2 10.99 0.071 0.78029

24 2 10.99 0.06175 0.678633

26 2 10.99 0.053 0.58247

28 2 10.99 0.04675 0.513783

30 2 10.99 0.0415 0.456085

32 2 10.99 0.03675 0.403883

34 2 10.99 0.0345 0.379155

n A K R P1 2 12.56 0.721 9.055761 2 12.56 0.61475 7.721261 2 12.56 0.7355 9.237881 2 12.56 0.697 8.754321 2 12.56 0.737 9.256721 2 12.56 0.6715 8.434041 2 12.56 0.6445 8.094921 2 12.56 0.685 8.60361 2 12.56 0.645 8.10121 2 12.56 0.6625 8.3212 4 50.24 0.42275 21.238962 4 50.24 0.4235 21.276642 4 50.24 0.43625 21.91722 4 50.24 0.43 21.60322 4 50.24 0.4055 20.372322 4 50.24 0.31985 16.069262 4 50.24 0.422 21.201283 6 113.04 0.337 38.094483 6 113.04 0.33 37.30323 6 113.04 0.33375 37.72713 6 113.04 0.336 37.981444 8 200.96 0.36525 73.40064

2. Anggota kelompok 3:

1. Cherma Manggala Laksono (115090707111003)

2. M. Rizqi Ridha (115090707111004)

3. Dipika Anggun Ardianti (115090707111005)

4. Hendy Afifudin S (115090707111006)

5. Barqi Muhammad Irsyad (115090707111008)

6. Akbar Putra Wijaya (115090707111011)

7. Rif’atul Imaniyah (115090707111012)

8. Emanuel Grace M (115090707111013)

9. Teuku Muda Rabian H (115090707111014)

10. Dwi Wahyu P (115090707111015)

11. Devita Sari Putri (115090707111016)

12. Rya Yudi Astuti (115090713111001)

13. I Ketut Wahyu NP (115090713111002)

Resistivity Page 23