laporan praktikum geolistrik

31
Laporan Lengkap Praktikum Geolistrik Resistivity Konfigurasi Wenner Alpha (2D) dan Wenner- Sclhumberger (1D) Oleh: Ashadhien N.P. H22106001 Puji Pratiwi H22106002 Muhammad Setyo Akhasyah H22106003 Fadillah H22106004 Wardah H22106005 Muhammad Junaid H22106006 Inang Putri Ayu H22106007 Muhammad Arbiyansyah Nur H22106008 Dermi Rahma Ayu

Upload: wiliam

Post on 15-Apr-2016

599 views

Category:

Documents


88 download

DESCRIPTION

hasil fieltrip geofisika unhas

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Geolistrik

Laporan Lengkap Praktikum Geolistrik

Resistivity Konfigurasi Wenner Alpha (2D) dan Wenner-Sclhumberger (1D)

Oleh:

Ashadhien N.P. H22106001Puji Pratiwi H22106002Muhammad Setyo Akhasyah H22106003Fadillah H22106004Wardah H22106005Muhammad Junaid H22106006Inang Putri Ayu H22106007Muhammad Arbiyansyah Nur H22106008Dermi Rahma Ayu

PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN

Page 2: Laporan Praktikum Geolistrik

M A K A S S A R2 0 10BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Secara tidak disadari pengetahuan geologi sudah diterapkan dari sejak

zaman pra sejarah. Manusia purba sudah mengetahui macam batuan yang baik

bagi bahan baku senjatanya serta mengetahui pula dimana mereka bisa

mendapatkan atau mencarinya. Kemudian bangsa Romawi mendirikan pyramid

dan patung sphinx bukan di daratan banjir sungi nil tetapi di suatu daratan yang

aman dari banjir serta mempunyai pondasi yang kuat sehingga tidak terjadi

amblesan yang sangat berat.

Selanjutnya rasa ingin tahu manusia tentang alam sekelilingnya, adanya

gunung api, bentang alam, perbukitan dan lembah-lembah. terjadinya bencana

gempa bumi tanah longsor, gunung api dan bencana alam lainnya, mendorong

manusia untuk mempelajarinya. Dan kemudian keinginan untuk hidup lebih

nyaman, dengan mencari sumber energi. minyak bumi dan batu bara yang sangat

diperlukan sebagai bahan bakar, baik untuk keperluan industri maupun untuk

pemanas ruangan selama musim panas.

Juga diperlukan akan logam sebagai bahan baku industri dan logam mulia

untuk tujuan perhiasan, dan pelapis yang tahan karat, serta beberapa mineral yang

diperlukan sebagai bahan baku bahan semi konduktor dalam industri elektronika.

Bertambahnya penduduk bumi yang sangat pesat meemerlukan selain

pemukiman juga kebutuhan makin banyak ragamnya, termasuk masalah air dan

lingkungannya. Untuk memenuhi semua ini, rasa ingin tahu berkembang menjadi

suatu kebutuhan, untuk mengetahui lebih banyak, serta memecahkan masalah-

masalah kebumian dan mendayagunakan kekayaan bumi kita ini.

Berdasarkan fenomena-fenomena di atas. perlu suatu studi lapangan untuk

mengkaji lebih dalam tentang batuan dan mineral sehingga pada nantinya ilmu

Page 3: Laporan Praktikum Geolistrik

tersebut dapat dimanfaatkan untuk membuat sesuatu yang berguna untuk bangsa

dan Negara.

Bagian yang penting dari kajian lapangan adalah pengukuran resistivity

suatu material batuan. Pengukuran resistivitas batuan ini digunakan untuk

menggambarkan sebaran material atau batuan di bawah permukaan bumi.

I.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :

a. Untuk pengenalan dan penggunaan beberapa alat resisitivity, sehingga dapat

mengetahui pengukuran resisitivitas dengan baik

b. Mengetahui sebaran material batuan bawah permukaan

c. Melatih kebersamaan dan kekompakkan peserta praktikum dalam pengukuran

resistivitas batuan

I.3 Ruang Lingkup

Dalam penulisan laporan praktikum geologi dasar ini, penulis akan

membatasi pada pembahasan pada pengukuran resistivity dengan menggunakan

konfigurasi Wenner Alpha untuk 2 Dimensi dan konfigurasi Wenner

Sclhumberger untuk 1 Dimensi.

I.4 Manfaat Praktikum

- Praktikan mengetahui penggunaan alat-alat pada pengukuran resistivity

- Praktikan dapat merasakan perbedaan antara praktikum di lapangan dan teori di

kampus itu sendiri.

- Praktikan mengetahui sebaran material batuan di bawah permukaan

Page 4: Laporan Praktikum Geolistrik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Geofisika eksplorasi merupakan bagian dari bidang ilmu fisika (kebumian) yang

mempelajari sifat-sifat fisik lapisan bumi dengan memanfaatkan parameter-

parameter fisik yang dimiliki bumi itu sendiri. Pada dasarnya pengamatan

geofisika dilakukan terhadap gejala-gejala gangguan yang terjadi pada keadaan

normal (anomali), baik secara statik maupun dinamik. Hal ini menyebabkan

berkembangnya berbagai macam metoda pengamatan dalam geofisika eksplorasi.

Salah satu metoda yang berkembang tersebut adalah dengan memanfaatkan sifat

kelistrikan dari lapisan bumi yang dikenal dengan sebutan metoda geolistrik.

Metoda geolistrik terdiri dari beberapa jenis, di antaranya metoda polarisasi imbas

(induce polarization, ip), metoda potensial diri (self potential, sp) dan metoda

geolistrik tahanan jenis (resistivity).

Metoda geolistrik tahanan jenis yang dikenal juga dengan sebutan metoda

resistivitas merupakan metoda yang bersifat dinamik (aktif), karena menggunakan

gangguan aktif berupa injeksi arus yang dipancarkan ke bawah permukaan.

Batuan mempunyai sifat-sifat kelistrikan karena batuan merupakan suatu jenis

materi. Sifat kelistrikan batuan adalah karakteristik dari batuan bila dialirkan arus

listrik ke dalamnya. Arus listrik ini dapat berasal dari alam itu sendiri akibat

terjadinya ketidakseimbangan atau arus listrik yang sengaja dimasukkan ke

dalamnya. etoda ini sering digunakan untuk eksplorasi air tanah karena sifat

kelistrikan batuan (lapisan bumi) sangat dipengaruhi oleh keberadaan air tanah

yang terkandung di dalamnya. Sifat kelistrikan batuan yang relatif resistif akan

menjadi relatif konduktif jika tersaturasi air. Hal ini cukup bermanfaat dalam

memprediksikan keberadaan lapisan bumi yang tersaturasi air (akifer).

Berdasarkan pada tujuan penyelidikan, metoda ini dapat dibagi menjadi dua

kelompok besar, yaitu metoda resistivity mapping dan sounding (drilling).

Metoda resistivity mapping merupakan metoda resistivitas yang bertujuan untuk

Page 5: Laporan Praktikum Geolistrik

mempelajari variasi tahanan jenis apisan bawah permukaan secara horisontal.

Oleh karena itu, pada metoda ini digunakan konfigurasi elektroda yang sama

untuk setiap titik pengamatan di permukaan bumi. Setelah itu baru dibuat kontur

isoresisitivitasnya.

Metoda resistivity sounding juga dikenal sebagai resisitivity drilling, resistivity

probing dan lain-lain. Hal ini disebabkan metoda ini bertujuan untuk mempelajari

variasi resistivitas batuan di bawah permukaan bumi secara vertikal.

Dalam pendugaan resistivitas, digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:

- Pada bawah permukaan bumi terdiri dari lapisan-lapisan dengan ketebalan

tertentu, kecuali pada lapisan terbawah yang mempunyai ketebalan tidak

berhingga

- Bidang batas antar lapisan adalah horizontal.

- Setiap lapisan dianggap homogen isotropi

Gambar 3.4. skema penjalaran arus listrik pada resistivity

III.3.1. Persamaan Resistivity

Pada sebelumnya, arus keluar secara radial dari titik arus sehingga jumlah arus

yang keluar melalui permukaan bola A dengan jari-jari r adalah :

I = 4r2 J … 1

= 4r2

= 4 C1

sehingga :

Page 6: Laporan Praktikum Geolistrik

C1 =

C1 =

V(r) = … 2

… 3

dengan = resisitivitas dalam ohm meter

Gambar 3.5. Susunan elektroda arus dan potensial

Pada Gambar di atas permukaan yang dilalui arus I adalah permukaan setengah

bola yang mempunyai luas 2r, sehingga :

V(r) = … 4

... 5

III.3.2. Nilai Resistivitas

Dalam melakukan eksplorasi tahanan jenis (resistivitas) diperlukan pengetahuan

mengenai perbandingan posisi titik pengamatan terhadap sumber arus. Perbedaan

letak titik tersebut akan mempengaruhi besar medan listrik yang akan diukur.

Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara umum yaitu

dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan menggunakan dua

elektroda arus (C1 dan C2), dan pengukuran beda potensial dengan menggunakan

dua elektroda potensial (P1 dan P2) seperti pada Gambar 3.6.

Page 7: Laporan Praktikum Geolistrik

dengan :

r1 = jarak dari titik P1 ke sumber arus positif

r2 = jarak dari titik P1 ke sumber arus negatif

r3 = jarak dari titik P2 ke sumber arus positif

r4 = jarak dari titik P2 ke sumber arus negatif

Besaran koreksi terhadap perbedaan letak titik pengamatan dinamakan faktor

geometri. Faktor geometri dari beda potensial yang terjadi antara elektroda

potensial P1, P2 yang diakibatkan oleh injeksi arus pada elektroda arus C1, C2

adalah:

V = VP1 – VP2

… 6

r4r3

r2r1

C2P2C1 P1

I

V

Gambar 3.6. Bentuk susunan elektroda pada survei geolistrik tahan jenis

Page 8: Laporan Praktikum Geolistrik

Dari besarnya arus dan beda potensial yang terukur maka nilai resistivitas dapat

dihitung dengan menggunakan persamaan :

a = K (V/I) … 7

K =

… 8

dimana K adalah faktor geometri yang tergantung oleh penempatan elektroda di

permukaan.

Arus listrik lebih mudah mengalir melalui bahan yang konduktivitasnya lebih

tinggi dan resistivitasnya lebih rendah. Sebagian besar mineral pembentuk batuan

sangat miskin konduktor elektronik, kecuali untuk beberapa jenis biji mineral.

Listrik lebih banyak dihantarkan oleh ion-ion dari fluida yang terdapat dalam

pori-pori, rekahan dan retakan serta sepanjang batas butiran. Oleh karena itu

faktor utama penentu resistivitas batuan adalah porositas terhubung,

permeabilitas, saturasi fluida dan resistivitas fluida.

III.3.3. Konfigurasi Geolistrik Tahanan Jenis

Berdasarkan susunan penempatan elektroda pengukuran terdapat berbagai jenis

konfigurasi pengukuran, diantaranya konfigurasi Wenner, Schlumberger, bipol-

dipol, Lee partition, rectangle line source dan gradien 3 titik. Masing-masing

konfigurasi ini memiliki karakterisitik tersendiri, sehingga setiap konfigurasi

memiliki kelebihan dan kekurangan. Setiap konfigurasi tersebut menghasilkan

faktor geometri yang berbeda-beda, di mana faktor geometri ini akan digunakan

dalam perhitungan hasil pengukuran.

Konfigurasi pengukuran yang relatif banyak digunakan dalam keperluan praktis di

antaranya konfigurasi Schlumberger, Wenner, Wenner-Schlumberger (gabungan)

dan dipol-dipol.

Page 9: Laporan Praktikum Geolistrik

1. Konfigurasi Schlumberger.

Konfigurasi Schlumberger juga dapat digunakan untuk resistivity mapping

maupun resistivity sounding. Cara pelaksanaan pengukuran untuk resistivity

mapping jarak spasi elektroda dibuat tetap untuk masing-masing titik amat (titik

sounding). Sedang untuk resistivity sounding, jarak spasi elektroda diubah-ubah

secara graduil untuk titik amat. Untuk aturan elektroda Schlumberger, spasi

elektroda arus jauh lebih lebar dari spasi elektroda potensial seperti pada Gambar

6.

Gambar 3.7. Susunan elektroda Kongigurasi Schlumberger

Dari persamaan (6);

dengan

r1 = jarak dari titik P1 ke sumber arus positif (L – l)

r2 = jarak dari titik P1 ke sumber arus negatif (L + l)

r3 = jarak dari titik P2 ke sumber arus positif (L + l)

r4 = jarak dari titik P2 ke sumber arus negatif (L – l)

Hal ini menghasilkan faktor geometri K dan resistivitas semu untuk metoda

Schlumberger adalah:

Page 10: Laporan Praktikum Geolistrik

2. Konfigurasi Wenner.

Seperti pada konfigurasi Schlumberger, konfigurasi Wenner memiliki konfigurasi

yang sama, tetapi jarak antar elektrodanya sama. Jarak antar elektroda arus adalah

sama, seperti terlihat dalam Gambar 3.8.

Gambar 3.8. Susunan elektroda Konfigurasi Wenner

Dalam konfigurasi ini diketahui bahwa AM = MN = BN = a, sehingga harga

faktor geometri dan resistivitas semunya menjadi ;

… 11

… 12

3. Konfigurasi Dipol-dipol.

Konfigurasi Dipol-dipol memiliki beberapa variasi berdasarkan orientasi relatif

elektroda saat pengukuran. Sumbu dipol sumber (AB) dan sumbu dipol

pengamatan (MN), serta garis penghubungnya (s) digunakan sudut-sudut dan .

Variasi utama yang mungkin adalah azimutal, radial, tegak, paralel, aksial dan

ekuatorial

Sounding dilaksanakan melalui pengukuran beda potensial antara kedua kutub

dipol-pengamatan dengan memperbesar jaraknya terhadap pusat dipol-arus (titik

Page 11: Laporan Praktikum Geolistrik

0) secara bertahap. Konfigurasi dipol-dipol merupakan konfigurasi bipol-dipol

aksial ( = 0o) di mana seluruh posisi elektroda berada dalam sebuah garis lurus,

seperti terlihat dalam Gambar 3.9.

Gambar 3.9. Susunan elektroda Konfigurasi Dipole-dipole

Dalam konfigurasi bipol-dipol aksial ( = 0o) atau konfigurasi dipol-dipol

diketahui bahwa AM = BN = (n+1)a, BM = na, AN = (n+2)a, dengan a

adalah jarak antar elektroda dipol (a = AB = MN). Sehingga harga faktor

geometri dan resistivitas semu untuk konfigurasi dipol-dipol menjadi;

… 13

… 14

Beberapa nilai resistivity pada material subsurface ada pada tabel berikut:

Page 12: Laporan Praktikum Geolistrik

Tabel 3.1 Hubungan material dan resistivitasnya

Page 13: Laporan Praktikum Geolistrik

BAB III

METODOLOGI

III.1. Peralatan Lapangan

Peralatan lapangan yang diperlukan dalam pengukuran metoda geolistrik

tahanan jenis terdiri dari :

1. Resistivitimeter G-Sound (Geocis)

2. Elektroda potensial, 2 buah

3. Elektroda arus, 2 buah

4. Kabel elektroda, 4 gulung

5. Kabel konektor, 6 gulung

6. Baterai basah/kering (12 V, 15 A), 1 buah

7. Palu elektroda, 1 buah

8. Meteran, 1 gulung @ 100 m

9. GPS, 1 buah

10. Alat tulis, 1 set

III.2. Prosedur Pengukuran

a. Prosedur penggunaan Resistivitimeter

1. Pasang elektroda sesuai konfigurasi yang diinginkan. Gunakan

palu untuk menancapkan elektroda ke dalam tanah.

2. Hubungkan elektroda arus menggunakan kabel gulung dan

konektor ke A dan B pada resistivitimeter.

3. Hubungkan baterai menggunakan kabel konektor ke jack battery

pada resistivitimeter

4. Tekan tombol power pada kedua display pembacaan arus dan

display pembacaan potensial pada resistivimeter.

5. Tekan connection test untuk elektroda A-B dan M-N bertujuan

untuk mengetes sambungan kabel antar elektroda.

6. Tekan Rev pada kedua display pembacaan nilai Arus dan Potensial

hingga menunjukkan angka nol atau mendekati angka nol.

Page 14: Laporan Praktikum Geolistrik

7. Injeksikan arus dengan menekan tombol INJECT hingga display

arus I (mA) dan display potensial V (mV) menunjukkan angka yang stabil.

8. Tekan tombol HOLD dan baca harga arus pada display arus I

(mA) serta harga tegangan/potensial pada display tegangan V (Autorange)

sebagai data pengukuran.

9. Catat semua hasil pengukuran, termasuk jarak spasi elektroda (a,

n) dalam tabel hasil pengukuran, seperti contoh tabel data untuk Konfigurasi

Wenner Alpha berikut:

NoStasiun (P) a Jarak Arus Tegangan K

R (Ohm) ρ

C1 P1 P2 C2 (m)dari S1

I (mA) V (mV) (2πa) Apparent

1 1 2 3 4 5 15 2 2 3 4 5 5 20 3 3 4 5 6 5 25 4 4 5 6 7 5 30 5 5 6 7 8 5 35 6 6 7 8 9 5 40 ..

.

...

.

...

.

...

10. Pindahkan posisi elektroda ke posisi pengukuran berikutnya.

Lakukan prosedur pengukuran yang sama seperti di atas (1-10) untuk

mendapatkan data dengan posisi elektroda yang berbeda.

11. Lakukan hal yang sama hingga seluruh data diperoleh sesuai

rencana pengukuran.

b. Prosedur Pemindahan Posisi Konfigurasi Elektroda Pengukuran pada

Konfigurasi Elektroda Wenner

Page 15: Laporan Praktikum Geolistrik

1. Pasang elektroda dengan jarak spasi elektroda yang sama (a) untuk semua

elektroda, seperti pada Gambar diatas

2. Setelah dilakukan pengukuran, jarak spasi elektroda diperbesar menjadi

kelipatannya yaitu 2a, 3a, hingga na (lihat gambar dibawah)

3. Hal ini bisa dilakukan sepanjang lintasan pengukuran untuk data 2D, dengan

menjadikan ujung-ujung lintasan sebagai patokan.

4. Pengubahan jarak spasi elektroda bisa diubah setiap kali pengukuran, atau

diselesaikan sepanjang lintasan baru dilakukan pengukuran untuk jarak spasi

elektroda yang berbeda.

Gambar. Pengubahan susunan elektroda konfigurasi Wenner

NMA B

V

a aa

0

Gambar. Susunan elektroda konfigurasi Wenner

I

IVaaW

2aKW 2

Page 16: Laporan Praktikum Geolistrik

BAB IV

TABEL DATA & PENGOLAHAN DATA

IV.1. Tabel Data

A.Konfigurasi Wenner Alpha

No Stasiun (P) a dp Jarak Arus Tegangan KR

(Ohm) Ρ (Ωm)

C1 P1 P2 C2 (m) dari S1

I (mA) V (mV) (2πa) Apparent

1 1 2 3 4 5 7,5 15 110,9 149 31,4 1,34 42,19

2 2 3 4 5 5 12,5 20 111,1 567 31,4 5,10 160,25

3 3 4 5 6 5 17,5 25 111,3 124 31,4 1,11 34,98

4 4 5 6 7 5 22,5 30 111 360 31,4 3,24 101,84

5 5 6 7 8 5 27,5 35 111,4 101 31,4 0,91 28,47

6 6 7 8 9 5 32,5 40 111,3 426 31,4 3,83 120,18

7 7 8 9 10 5 37,5 45 111,2 111 31,4 1,00 31,34

8 8 9 10 11 5 42,5 50 111,3 269 31,4 2,42 75,89

9 9 10 11 12 5 47,5 55 111,4 134 31,4 1,20 37,77

10 10 11 12 13 5 52,5 60 111,2 153 31,4 1,38 43,20

11 11 12 13 14 5 57,5 65 111,3 741 31,4 6,66 209,05

12 12 13 14 15 5 62,5 70 111,4 97,1 31,4 0,87 27,37

13 13 14 15 16 5 67,5 75 111,4 235 31,4 2,11 66,24

14 14 15 16 17 5 72,5 80 111,6 102 31,4 0,91 28,70

15 15 16 17 18 5 77,5 85 111,5 192 31,4 1,72 54,07

16 16 17 18 19 5 82,5 90 112 176,8 31,4 1,58 49,57

17 17 18 19 20 5 87,5 95 112 40 31,4 0,36 11,21

18 18 19 20 21 5 92,5 100 112 571 31,4 5,10 160,08

19 1 3 5 7 10 15 30 112,3 136 62,8 1,21 76,0520 2 4 6 8 10 20 35 112,1 128 62,8 1,14 71,7121 3 5 7 9 10 25 40 112,4 70 62,8 0,62 39,1122 4 6 8 10 10 30 45 111,6 100 62,8 0,90 56,2723 5 7 9 11 10 35 50 112,3 145 62,8 1,29 81,0924 6 8 10 12 10 40 55 112,2 145 62,8 1,29 81,1625 7 9 11 13 10 45 60 112,1 119 62,8 1,06 66,6726 8 10 12 14 10 50 65 112,3 72 62,8 0,64 40,2627 9 11 13 15 10 55 70 112,2 135 62,8 1,20 75,5628 10 12 14 16 10 60 75 111,9 224 62,8 2,00 125,7129 11 13 15 17 10 65 80 111,6 207 62,8 1,85 116,4830 12 14 16 18 10 70 85 112 300 62,8 2,68 168,2131 13 15 17 19 10 75 90 112 366 62,8 3,27 205,2232 14 16 18 20 10 80 95 111,6 404 62,8 3,62 227,3433 15 17 19 21 10 85 100 112 469 62,8 4,19 262,98

Page 17: Laporan Praktikum Geolistrik

34 1 4 7 10 15 22,5 45 112,2 55 94,2 0,49 46,18

35 2 5 8 11 15 27,5 50 112,3 47 94,2 0,42 39,42

36 3 6 9 12 15 32,5 55 112,2 74 94,2 0,66 62,13

37 4 7 10 13 15 37,5 60 111,9 71 94,2 0,63 59,77

38 5 8 11 14 15 42,5 65 112,4 86 94,2 0,77 72,07

39 6 9 12 15 15 47,5 70 112,3 74 94,2 0,66 62,07

40 7 10 13 16 15 52,5 75 112,4 65 94,2 0,58 54,48

41 8 11 14 17 15 57,5 80 112,5 111 94,2 0,99 92,94

42 9 12 15 18 15 62,5 85 112,3 83 94,2 0,74 69,62

43 10 13 16 19 15 67,5 90 111,8 85 94,2 0,76 71,62

44 11 14 17 20 15 72,5 95 112,3 106 94,2 0,94 88,92

45 12 15 18 21 15 77,5 100 112,2 103 94,2 0,92 86,48

46 1 5 9 13 20 30 60 112,5 51 125,6 0,45 56,94

47 2 6 10 14 20 35 65 112,6 64 125,6 0,57 71,39

48 3 7 11 15 20 40 70 112,3 79 125,6 0,70 88,36

49 4 8 12 16 20 45 75 112,5 46 125,6 0,41 51,36

50 5 9 13 17 20 50 80 112,5 82 125,6 0,73 91,55

51 6 10 14 18 20 55 85 112,5 95 125,6 0,84 106,06

52 7 11 15 19 20 60 90 112,4 119 125,6 1,06 132,98

53 8 12 16 20 20 65 95 112,4 82 125,6 0,73 91,63

54 9 13 17 21 20 70 100 112,1 84 125,6 0,75 94,12

B. Konfigurasi Wenner Schlumberger

No n AB AB/2 I (mA) V (mV) K ρ semu1 1 15 7,5 112,4 332 47,12 139,192 2 25 12,5 112,4 228 235,62 477,953 3 35 17,5 112,2 209 659,73 1228,924 4 45 22,5 112,3 200 1413,72 2517,755 5 55 27,5 112,5 194 2591,81 4469,446 6 65 32,5 112,6 195 4288,27 7426,417 7 75 37,5 112,5 199 6597,34 11669,97

IV.2. Pengolahan Data

Page 18: Laporan Praktikum Geolistrik

a. Pengolahan Data Konfigurasi Wenner Alpha dengan Menggunakan Software

Res2Dinv

Tahap-tahap pengolahan data metoda geolistrik tahanan jenis menggunakan

software Res2Dinv diuraikan seperti tahapan di bawah ini.

1. Data lapangan berupa arus (I), tegangan (V) dan jarak spasi elektroda (n,

a).

2. Masukkan data lapangan dalam program Excel untuk menghitung faktor

konfigurasi (k) dan nilai resistivitas semu (). Save filenya dalam bentuk

file text (*.txt). seperti contoh pada tabel data konfigurasi Wenner Alpha

diatas.

3. Buat input untuk program Res2Dinv di program Notepad, dengan format,

input sebagai berikut :

o Nama lintasan survey.

o Jarak elektroda terkecil (a).

o Jenis konfigurasi (Wenner = 1, wenner beta=4, Schlumberger

=7, pole-pole = 2, dipole-dipole = 3, pole-dipole = 6)

o Jumlah total datum point.

o Posisi datum pertama (tulis 0 jika pertama di elektroda

pertama atau tulis 1 jika datum pertama berada di tengah

lintasan elektoda).

o Masukkan 0 untuk resistivitas atau 1 untuk IP.

o Susunan data.

o Posisi horizontal (AB/2 + posisi elektroda A), spasi elektroda x

n (lapisan ke-n), nilai resistivitas.

o Ketik nol di akhir input data, 4 kali.

Penulisan pada notepad adalah sebagai berikut:Wenner Alpha5154107.5 5 42.1875563612.5 5 160.25022517.5 5 34.9829290222.5 5 101.8378378

Page 19: Laporan Praktikum Geolistrik

27.5 5 28.4685816932.5 5 120.183288437.5 5 31.3435251842.5 5 75.8903863447.5 5 37.7701974952.5 5 43.2032374157.5 5 209.051212962.5 5 27.3692998267.5 5 66.2387791772.5 5 28.6989247377.5 5 54.0699551682.5 5 49.5671428687.5 5 11.2142857192.5 5 160.083928615 10 76.0534283220 10 71.707404125 10 39.1103202830 10 56.2724014335 10 81.0863757840 10 81.1586452845 10 66.6654772550 10 40.263579755 10 75.5614973360 10 125.712243165 10 116.48387170 10 168.214285775 10 205.221428680 10 227.340501885 10 262.97522.5 15 46.1764705927.5 15 39.4247551232.5 15 62.1283422537.5 15 59.76943742.5 15 72.074733147.5 15 62.073018752.5 15 54.4750889757.5 15 92.94462.5 15 69.6224398967.5 15 71.6189624372.5 15 88.9154051677.5 15 86.4759358330 20 56.9386666735 20 71.3889875740 20 88.3561887845 20 51.3564444450 20 91.5484444455 20 106.062222260 20 132.97508965 20 91.6298932470 20 94.115967890,0,0,0

4. Setelah diperoleh data input dalam program Notepad, kemudian save as

dalam bentuk *.dat (misal: Wenner1.dat).

5. Keluar dari program Notepad .

6. Masuk ke program Res2Dinv.

7. Dari tampilan windows Res2Dinv, buka menu file untuk membaca data

yang disimpan dalam program Notepad (file Wenner1.dat).

Kemudian pilih menu inversi, lalu pilih least-squares invertion.

Sehingga menghasilkan penampang seperti berikut:

Page 20: Laporan Praktikum Geolistrik

b. Pengolahan Data Konfigurasi Wenner Sclhumberger dengan Menggunakan

Software IP2Win

Dalam intresprestasi data hasil pengukuran di lapangan digunakan bayak cara

salah satunya dengan mengunakan program Ip2win (1D) agar data hasil

pengukuran di lapangan dapat digunakan untuk memperkirakan keadaan bawah

permukaan titik ukur.

Langkah-langkah Pengolahan data dengan Ip2Win (1D)

1. Jalankan Program Ip2win

2. Setelah program terbuka pilih File >> New VES point .

3. Pada lembar New VES point; pada colom AB/2 isikan nilai s (jarak antara

titik pusat dan elektroda arus(C)), MN isikan nilai b*2 [jarak antara

elektroda potensial satu(P1) dengan elektroda potensial dua(p2)] dan pada

colom Ro_a masukkan nilai resistivitas semu. Seperti gambar berikut:

Page 21: Laporan Praktikum Geolistrik

4. klik tombol OK pada New VES point kemudian akan muncul kotak Save As kemudian klik Save. maka dilayar akan menampilkan gambar dibawa ini.

5. Kemudian pilih file >> Add file dan klik. maka akam muncul pada layar gambar dibawa ini.

Page 22: Laporan Praktikum Geolistrik

6. klik open pada kotak open data file >> akan muncul kotak baru dan klik Save >> akan keluar pernyataan dan pilih yes.

7. kemudian dilayar akan muncul kotak seperti dibawah ini pada kotak tersenut klik tombol Ok.

8. jika semua proses sudah dilakukan maka pada layar akan ditampilkan profil resistivitas seperti gambar dibawah ini.

Page 23: Laporan Praktikum Geolistrik

9. drag bagian yang ada gambar ke area yang masi kosong maka akan didapatkan profil utuh seperti gambar dibawa ini.

10.langkah selanjutnya ada bisa melakukan analisis dan pengolahan lebih lanjut.