laporan field lab kelompok 16

19
LAPORAN FIELD LAB PEMANTAUAN DAN PENILAIAN STATUS GIZI BALITA DAN ANEMIA GIZI IBU HAMIL DI POSYANDU KARANG MALANG KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN OLEH : KELOMPOK 16 1. Atma Sanggani T. G0010034 2. Ayu Wening Tyas P.S. G0010036 3. Dimas Alan Setyawan G0010060 4. Dyah M. Dewanti G0010064 5. Kharisma Setya H. G0010110 6. Meutia Halida G0010124 7. M.Y. Cendy Nindra B. G0010130 8. Setya Bayu Kurniawan G0010174 9. Sylva Medica Permatasari G0010186 10. Yohana Trissya A. G0010198 NAMA INSTRUKTUR : dr. HAT SUKARMADANI

Upload: shinta-amalia-kartika

Post on 25-Nov-2015

36 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

LAPORAN FIELD LAB

PEMANTAUAN DAN PENILAIAN STATUS GIZI BALITA DAN ANEMIA GIZI IBU HAMIL DI POSYANDU KARANG MALANG KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN

OLEH :KELOMPOK 161. Atma Sanggani T.G00100341. Ayu Wening Tyas P.S.G00100361. Dimas Alan SetyawanG00100601. Dyah M. DewantiG00100641. Kharisma Setya H.G00101101. Meutia HalidaG00101241. M.Y. Cendy Nindra B.G00101301. Setya Bayu KurniawanG00101741. Sylva Medica PermatasariG00101861. Yohana Trissya A. G0010198

NAMA INSTRUKTUR : dr. HAT SUKARMADANI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SEBELAS MARET2010LEMBAR PENGESAHAN

Judul Laporan:Pemantauan Status Gizi Balita di Posyandu Karang Malang Kecamatan Masaran Puskesmas Masaran II Kabupaten SragenBidang Kegiatan: Field LabPelaksanaNama Lengkap: 1. Atma Sanggani T.G00100342. Ayu Wening Tyas P.S.G00100363. Dimas Alan SetyawanG00100604. Dyah M. DewantiG00100645. Kharisma Setya H.G00101106. Meutia HalidaG00101247. M.Y. Cendy Nindra B.G00101308. Setya Bayu KurniawanG00101749. Sylva Medica PermatasariG001018610. Yohana Trissya A. G0010198 Jurusan: Pendidikan DokterFakultas:KedokteranUniversitas: Universitas Sebelas Maret SurakartaTempat pelaksanaan: Puskesmas Masaran II SragenWaktu: Selasa, 30 November 2010 Jumat, 10 Desember 2010

Sragen, Desember 2010 Mengetahui a.n. Kepala Puskesmas Masaran II

dr. Hat Sukarmadani NIP. 500 190 533

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangMasa balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting dan perlu perhatian yang serius. Anak usia di bawah lima tahun (balita) merupakan golongan yang rentan terhadap masalah kesehatan dan gizi. Masalah gizi di Indonesia, baik gizi kurang, gizi buruk, maupun gizi lebih masih merupakan masalah nasional. Gizi kurang dan gizi buruk merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian, karena dapat menimbulkan the lost generation. (Tim Field Lab FK UNS, 2010). Berdasarkan hasil survey SUSENAS, diketahui bahwa angka gizi buruk masih cukup mengkhawatirkan. Kurang Energi Protein (KEP) merupakan bentuk kekurangan gizi yang terutama terjadi pada anak-anak berumur di bawah lima tahun (balita) di Indonesia (Roedjito, 1999). Penyebab kekurangan gizi pada balita biasanya disebabkan oleh dua hal yaitu secara langsung, melalui kualitas dan kuantitas asupan makanan pada anak dan penyakit infeksi serta penyebab tidak langsung melalui keluarga dalam memenuhi kebutuhan pangan, pola pengasuhan anak yang kurang baik, pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan yang kurang baik (Soetjiningsh, 1998).Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) untuk ibu hamil dapat digunakan untuk menentukan status gizi ibu hamil. Selain itu, pengukuran LILA juga bertujuan untuk mengurangi adanya KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan anemia yang diderita pada saat hamil sehingga mencegah kelahiran bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Kadar Hb normal pada Ibu hamil trisemester I adalah 11 g %, sedangakan untuk trisemester II adalah 10,5 g% dan untuk trisemester III adalah 11 g%. Ibu hamil yang menderita KEK dan Anemia memiliki resiko besar terutama pada trisemester III dan resiko meninggal 5 kali lebih besar dan 6 kali lebih besar bila menderita infeksi.Status gizi wanita usia subur, terutama ibu hamil, juga menentukan status gizi bayi yang akan dilahirkannya. Kondisi kehamilan ibu hamil dapat memberikan gambaran risiko KEK (Kekurangan Energi Kronis) sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil langkah-langkah pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Penilaian status gizi wanita usia subur ini dapat dilakukan dengan pengukuran lingkar lengan atas (LILA).Dengan latar belakang tersebut, fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret mengadakan kegiatan field lab bagi mahasiswa pendidikan dokter di puskesmas Masaran II dengan harapan mahasiswa dapat memiliki dasar-dasar kemampuan yang diperlukan dalam memantau status gizi di masyarakat.

B. TUJUAN Mampu melakukan pemantauan status gizi balita ( screening status gizi balita) :1. Mampu melakukan pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB) atau panjang badan (PB), dan umur (U) balita.2. Mampu mengkategorikan hasil pengukuran BB/U dan BB/PB dalam status gizi balita menurut aturan WHO.3. Mampu mengisi dan membaca Kartu Menuju Sehat Balita (KMS-Balita).4. Mampu melakukan tindakan berdasar keadaan balita pada KMS-Balita.

Mampu melakukan pemantauan status gizi dan anemia gizi ibu hamil :1. Mampu melakukan pengukuran antopometri ibu hamil baik dengan indikator BB/TB2 atau body Mass Index (BMI) atau mengukur lingkar lengan atas (LLA).2. Mampu mengkategorikan derajat anemia dari hasil pengukuran kadar hemoglobin (Hb) menurut WHO.3. Mampu mengisi dan membaca Kartu Menuju Sehat ibu hamil (KMS-ibu hamil).4. Mampu melakukan tindakan berdasar status gizi dan status anemia pada ibu hamil menurut KMS-ibu hamil5. Mampu melakukan tndakan standar pelayana antenatal minimal 5 T yaitu :Timbang berat dan ukur berat badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT lengkap, ukur TFU ( Tinggi Fundus Uteri) dan pemberian tablet ZE minimal 90 tablet selama kehamilan.

BAB IIKEGIATAN YANG DILAKUKAN

A. Pelaksanaan KegiatanField Lab I dilaksanakan pada : Hari dan tanggal : Selasa, 30 November 2010 Tempat: Puskesmas Masaran II Kabupaten Sragen Waktu: 8.00 9.30 WIB Kegiatan: Penjelasan dan pembekalan materi oleh Instruktur lapangan.Field Lab II dilaksanakan pada : Hari dan tanggal : Jumat, 10 Desember 2010 Tempat: Posyandu Karang Malang-Masaran, Kabupaten Sragen Waktu: 9.00 10.30 WIB Kegiatan: - Pemantauan gizi pada balita dan ibu hamil dengan cara pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) untuk balita, dan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) untuk ibu hamil. - Penyuluhan singkat mengenai masalah gizi. B. Data Hasil Pengukuran Antropmetri dan Status Gizi BalitaNoNamaJenisKelaminTanggalLahirUsia (bln)Berat Badan (kg)PB(cm)Status Gizi(BB/U)

OktNovDes

1.RafaL11-01-2010118,18,4870Gizi baik

2.HanaP20-04-201086,77,17,367Gizi baik

3.BellaP28-04-201076,26,96,566Gizi baik

4.DaffaL13-10-20065016,31715,886Gizi baik

5.KhofifahP11-07-2009179,8109,776Gizi baik

6.AndaraP01-03-2009219,41010,273Gizi baik

7.FahriL18-04-20092010,110,310,287,5Gizi baik

8.MaretaP08-03-20083312,6121398Gizi baik

9.AlifL20-08-200652202119,1102Gizi baik

10.AmelP22-07-2009179,39,59,176Gizi baik

C. Hasil Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) pada ibu hamilNoNama IbuUmurNama SuamiLILA (cm)

1.Siti Rofiah28Joko23

2.Nanik27Rabeno25,6

BAB IIIPEMBAHASAN

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat digunakan dalam memberikan indikasi tentang kondisi sosial ekonomi penduduk. Indikator status gizi terutama pada anak dapat ditentukan dengan tabel baku rujukan penilaian status gizi menurut berat badan per umur (WHO-NCHS).Penilaian Status Gizi BalitaSetiap pengukuran yang dilakukan harus sesuai dengan prosedur kerja yang berlaku. Apabila pengukuran untuk berat badan, tinggi badan dan data untuk umur telah dilakukan, perlu ditinjau status gizinya dengan melihat baku rujukan yang ada. Penilaian status gizi dapat diambil dengan baku rujukan penilaian status gizi menurut berat badan per umur. Sehingga dapat diketahui status gizi balita kurang, normal atau berlebih. Dari beberapa balita yang telah dilakukan pengukuran, penulis akan membahas 4 balita diantaranya yaitu Balita laki-laki yang bernama Daffa tanggal lahir 13 Oktober 2006. Pada saat pengukuran didapatkan berat badan 15,8 kg.a. Penghitungan umurTanggal pengukuran : 10 12 2010 Tanggal lahir: 13 10 2006Umur Daffa 3 2 4Jadi, umur Daffa adalah 4 tahun 2 bulan lebih 3 hari (Karena lebihnya hari antara 0-15 hari, maka lebihnya dibulatkan menjadi 0) sehingga umur Daffa menjadi 4 tahun 2 bulan.b. Penilaian status gizi berdasarkan BB/U (Berat Badan / Umur)Status gizi Daffa dapat dilihat berdasarkan baku rujukan. Dengan umur 4 tahun 2 bulan (50bulan), Daffa termasuk gizi baik. Balita laki-laki dengan umur 50 bulan dikatakan gizi baik jika berat badan 13,1 kg 21,1 kg. Sedangkan dikatakan gizi kurang jika berat badan 11,2 kg 13,0 kg.

Balita laki-laki yang bernama Raffa tanggal lahir 11 Januari 2010. Pada saat pengukuran didapatkan berat badan 8 kg.a. Penghitungan umurTanggal pengukuran: 08 12 2010Tanggal lahir: 11 01 2010 _Usia Firros: 28 10 0Jadi usia Raffa 10 bulan lebih 28 hari (hari 16-30 dibulatkan menjadi 1 bulan) sehingga dibulatkan menjadi 11 bulan.b. Penilaian Status Gizi menurut BB/U (WHO-NCHS)Dengan usia 11 bulan dan berat 8 kg, maka Raffa termasuk balita dengan gizi baik. Balita laki-laki dengan usia 10 bulan dikatakan gizi baik jika beratnya 7,9 11,9. Dan dikatakan gizi buruk bila beratnya 6,8 kg atau dibawahnya, gizi kurang jika beratnya 6,9 7,8 kg, dan gizi lebih bila beratnya 12 kg atau lebih.

Balita perempuan yang bernama Bella tanggal lahir 28 April 2010. Pada saat pengukuran didapatkan berat badan 6,5 kg.

a. Penghitungan umurTanggal pengukuran: 10 12 2010Tanggal lahir: 28 04 2010 _Usia Firros: 13 7 Jadi usia Bella adalah 7 bulan lebih 13 hari (hari 0-15 dibulatkan menjadi 0 bulan) sehingga dibulatkan menjadi 7 bulan.b. Penilaian Status Gizi menurut BB/U (WHO-NCHS)Dengan usia 7 bulan dan berat terakhir 6,5 kg, maka Bella termasuk balita dengan gizi baik. Balita perempuan dengan usia 7 bulan dikatakan gizi baik jika beratnya 5,9 - 9,5 kg. Balita perempuan usia 7 bulan dikatakan gizi buruk jika beratnya 4,9 kg atau dibawahnya, gizi kurang jika beratnya 5,0 - 5,8 kg, dan gizi lebih bila beratnya 9,6 kg atau lebih.

Balita perempuan yang bernama Andara tanggal lahir 1 Maret 2009. Pada saat pengukuran didapatkan berat badan 10,2 kg.

a. Penghitungan UmurTanggal pengukuran: 10 12 2010Tanggal lahir: 01 03 2009 _Usia Andara : 9 9 1Jadi usia 1 tahun 9 bulan lebih 9 hari (hari 0-15 dibulatkan menjadi 0 bulan) sehingga dibulatkan menjadi 1 tahun 9 bulan, atau sama dengan 21 bulan.b. Penilaian Status Gizi menurut BB/U (WHO-NCHS)Dengan usia 21 bulan dan berat 10,2 kg, maka Andara termasuk balita dengan gizi baik. Balita perempuan dengan usia 21 bulan dikatakan gizi baik jika beratnya 9,0-13,7 kg. Balita perempuan usia 21 bulan dikatakan gizi buruk bila beratnya 7,6 kg atau dibawahnya, gizi kurang jika beratnya 7,7-8,9 kg, dan gizi lebih bila beratnya 13,8 kg atau lebih.

Kartu Menuju Sehat untuk balita (KMS-Balita) adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan sebagai media mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap. Contohnya pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI ekslusif dan makanan pendamping ASI. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas kesehatan lain, termasuk dokter dan bidan. KMS ini juga dapat mengurangi kesalahan ketidakseimbangan pemberian makan anak. Selain itu, KMS-Balita dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatannya.Berat badan balita dikatakan naik bila garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna atau naik dan pindah ke pita warna di atasnya. Sedangkan balita dikatakan tidak naik berat badannya jika garis pertumbuhannya turun, mendatar, atau naik tetapi pindah ke pita warna di bawahnya. KMS milik Daffa menunjukkan adanya peningkatan berat badan dari bulan Oktober ke November yaitu dari 16,3 kg menjadi 17 kg, dan pada saat bulan Desember terjadi penurunan drastis sebesar 1,2 kg. Hal ini dikarenakan kesalahan penimbangan BB sebelumnya, dacin tidak diberi pemberat sehingga mempengaruhi hasil pengukuran. Berdasarkan baku rujukan, status gizi Daffa baik maka perlu dipertahankan agar berat badan tidak turun sehingga tidak mengganggu kesehatannya.Penilaian Status Gizi pada Ibu HamilPelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu hamil selama masa kehamilan dapat dilakukan dengan 7 T, yaitu ukur tinggi badan dan berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT lengkap, tes toxoplasma, temu wicara dan pemberian tablet zat besi (Fe). Pemberian tablet zat besi ini digunakan untuk pencegahan anemia selama masa kehamilan. LILA pada ibu hamil tidak boleh kurang dari 23,5 cm. Karena apabila kurang dari batas normal ibu hamil akan tergolong resiko KEK (Kekurangan Energi Kronis) yang akan menyebabkan tingginya resiko terkena anemia yang cenderung akan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Berdasarkan kegiatan yang telah kami lakukan, diperoleh hasil bahwa LILA Ny. Nanik adalah 25,6 cm tergolong bukan resiko KEK. Sedangkan LILA Ny. Siti Rofiah 23 cm tergolong KEK maka dapat disarankan untuk menunda kehamilan atau lebih meningkatkan asupan zat gizi dan pemberian zat besi. Untuk ibu yang bukan tergolong resiko KEK harus tetap mempertahankan keadaan tersebut dan melakukan pemeriksaan rutin kandungannya.

BAB IVPENUTUPA. Kesimpulan1. Salah satu cara untuk melakukan penilaian status gizi pada balita adalah dengan antropometri, seperti pengukuran Berat Badan (BB), Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB) dan Umur (U) yang disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variable lain, seperti BB/U, PB/U atau TB/U, dan BB/TB yang masing masing memiliki baku rujukan atau nilai patokan untuk memperkirakan status gizi. 2. Manfaat KMSBalita: Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan makanan pendamping ASI. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi. 3. Ibu hamil merupakan kelompok yang cukup rawan gizi. Kekurangan gizi pada ibu hamil mempunyai dampak yang cukup besar terhadap proses pertumbuhan janin dan anak yang akan dilahirkan. Bila ibu hamil mengalami kurang gizi maka akibat yang akan ditimbulkan antara lain: keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, dan bayi lahir dengan BBLR.4. Pengukuran LILA pada ibu hamil bertujuan untuk mengetahui status gizinya. Batas ambang LILA dengan resiko KEK adalah 23,5 cm hal ini berarti ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm memiliki risiko KEK dan berisiko juga melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)5. Tanda bahaya pada kehamilan adalah perdarahan (baik pada hamil muda maupun hamil tua), bengkak di kaki, tangan, atau wajah dengan disertai sakit panas / kejang, demam / panas tinggi, air ketuban keluar sebelum waktunya, gerakan janin berkurang / tidak bergerak, muntah terus dan tidak mau makan.

B. Saran Untuk mencegah dan menanggulangi masalah gizi balita dan ibu hamil dapat dilakukan dengan : 1. Melakukan revitalisasi posyandu, seperti melakukan pelatihan / orientasi petugas Puskesmas dan lintas sektor, pelatihan ulang kader, pembinaan dan pendampingan kader, penyediaan sarana (dacin, KMS/KIA, dll), penyediaan biaya operasional dan pemberdayaan ekonomi kader melalui penyediaan modal usaha kader melalui UKM. 2. Melakukan revitalisasi Puskesmas, dengan cara pelatihan manajemen program gizi di puskesmas, penyediaan biaya operasional Puskesmas untuk pembinaan posyandu, pemenuhan sarana antropometri dan KIA, serta pelatihan tatalaksana gizi buruk bagi petugas rumah sakit dan puskesmas perawatan. 3. Mewujudkan keluarga sadar gizi melalui promosi gizi, advokasi, dan sosialisasi tentang makanan sehat dan bergizi seimbang dan pola hidup bersih dan sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Departemen Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agency).

Supariasa, I. D. N, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. 1th ed. Jakarta: EGC, p:49.

Tim Field Lab FK UNS. 2010. Manual Field Lab Edisi Revisi, Keterampilan Pemantauan Status Gizi Balita dan Anemia Gizi Ibu Hamil. Surakarta: Field Lab FK UNS.