laporan field lab blok 3

89
I. RESPONDEN I A. DATA PRAKTIK Hari/Tanggal : Rabu, 08 Januari 2014 Tempat : PUSKESMAS Tambak 1 Waktu : 08.00-11.00 B. DATA IDENTITAS RESPONDEN Nama : IK Usia : 15 Tahun Alamat : Desa : Gumelarkidul Kecamatan : Tambak Kabupaten : Banyumas Pekerjaan : Pelajar C. PELAKSANAAN 1) Langkah-langkah yang dilakukan a) Anamnesis Praktikan Menunggu giliran melakukan anamnesis dan pemeriksaan vital sign. Praktikan dipanggil petugas untuk diberikan kesempatan melakukan anamnesis dan pemeriksaan vital sign. Praktikan mendatangi meja pemeriksaan dan mempersiapkan alat yang diperlukan. Praktikan menerima responden.

Upload: syarah-mutia-dewi

Post on 13-Sep-2015

257 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan field lab

TRANSCRIPT

I. RESPONDEN I

A. DATA PRAKTIK

Hari/Tanggal: Rabu, 08 Januari 2014

Tempat

: PUSKESMAS Tambak 1

Waktu

: 08.00-11.00

B. DATA IDENTITAS RESPONDEN

Nama

: IK

Usia

: 15 Tahun

Alamat

: Desa

: Gumelarkidul

Kecamatan: Tambak

Kabupaten: Banyumas

Pekerjaan: Pelajar

C. PELAKSANAAN

1) Langkah-langkah yang dilakukan

a) Anamnesis

Praktikan Menunggu giliran melakukan anamnesis dan pemeriksaan vital sign. Praktikan dipanggil petugas untuk diberikan kesempatan melakukan anamnesis dan pemeriksaan vital sign. Praktikan mendatangi meja pemeriksaan dan mempersiapkan alat yang diperlukan. Praktikan menerima responden. Praktikan memberikan salam kepada responden, kemudian mempersilakan responden untuk duduk. Praktikan memperkenalkan diri kepada responden sebagai Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang sedang melakukan praktik lapangan. Praktikan menjelaskan tujuan untuk melakukan anamnesis dan pemeriksaan vital sign. Praktikan meminta izin melakukan anamnesis dan pemeriksaan vital sign. Responden memberikan izin. Praktikan menyankan identitas responden meliputi (Nama, Usia, Alamat, Pekerjaan) Responden menjawab, beliau dari desa gumelar kidul RT/RW 08/01. Praktikan menanyakan keluhan utama responden, Responden menjawab beliau merasakan panas. Praktikan menanyakan lokasi keluhan, Responden merasakan panasnya menjalar ke seluruh tubuh. Praktikan menanyakan onset dan kronologi, Responden mengaku kalau panas yang dirasakan sudah beberapa hari yang lalu. Praktikan menanyakan kualitas keluhan, Responden mengatakan panas membuatnya tubuhnya merasa meriang, panas yang dirasakan biasanya pada malam hari dan pada pagi harinya suda mereda. Praktikan menanyakan kuantitas keluhan, Responden menjawab panasnya tinggi sekali sampai kepalanya ikut merasa pusing. Praktikan menanyakan faktor yang memperingan keluhan, Responden telah diberikan obat oleh dokter, tetapi tidak tahu obatnya yang telah diberikan. Praktikan menanyakan faktor yang memperberat keluhan, Responden mengaku sering minum kopi, yang membuatnya semakin tidak enak badan. Praktikan menanyakan gejala penyerta selain panas responden juga merasakan pusing dan batuk-batuk. Praktikan menanyakan riwayat penyakit dahulu Responden mengaku sudah sering terkena penyakit ini, hingga tidak tahu jumlahnya. Praktikan menanyakan riwayat kesehatan keluarga Ibu responden menjawab kalau saudara laki-lakinya juga terkena sakit yang sama.b) Vital sign

Praktikan duduk di depan responden. Praktikan meminta izin responden untuk dilakukan pemeriksaan vital sign meliputi (Pengukuran suhu, Perhitungan Nadi, Kecepatan Pernapasan, pengukuran tekanan darah). Praktikan menawarkan tisue kepada responden untuk menyeka ketiak kirinya. Praktikan memegang termometer dengan ujung yang berlawanan dengan bulbus air raksa. Praktikan mengibaskan termometer air raksa hingga di bawah 35oC. Praktikan meminta izin responden untuk menempatkan termometer ke ujung ketiakknya. Praktikkan memasangkan termometer di puncak ketiaknya. Praktikkan meminta responden untuk menempatkan tangan kirinyanya sedikit menyilang di depan dada. Sembari menunggu hasil pengukuran suhu Praktikkan melaanjutkan dengan pemeriksaan nadi. Praktikan memegang pergelangan tangan kanan responden, tepatnya diatas arteri radialis dengan jari telunjuk dan jari tengah. Praktikan menghitung denyut nadi, di arteri radialis selama 30 detik kemudian dikalikan 2. Praktikan segera menghitung pernapasan, tanpa melepaskan pergelangan tangan responden dengan cara memperhatikan pengembangan perut selama 1 menit. Praktikan meminta pasien untuk melepaskan termometer dari ketiaknya. Praktikkan membacakan hasil pengukuran suhu. Praktikkan kembali mengibaskan termometer dan meletakkan ke tempat semula. Praktikkan meminta izin responden untuk dilakukan pemeriksaan tekanan darah. Praktikkan meminta responden untuk melipat lengan bajunya. Praktikkan mempersiapkan sphygmomanometer jarum. Praktikkan meminta responden untuk memposisikan lengan. kanan dengan benar. Praktikkan melakukan palpasi arteri brachialis. Praktikkan menempatkan bagian tengah cuff manometer di atas jalannya arteri brachialis. Praktikkan mempalpasi arteri radialis dengan jari telunjukdan jari tengah tangan kiri. Praktikkan menanyakan tekanan darah pada pemeriksaan sebelumnya. Praktikkan memompa hingga denyut arteri radialis tidak teraba lagi, sebagai tanda perkiraan tekanan sistolik. Praktikkan mengemmpiskan cuff kembali hingga benar-benar kempis. Praktikkan menempatkan diafragma stetoskop di atas arteri brachialis. Pompa kembali hingga diatas 30mmHg dari perkiraan awal tekanan sistolik. Praktikkan menurunkan perlahan, kurang lebih 5mmHg. Praktikkan mengempiskan dengan cepat, dan melepaskan kemudian merapikan sphygmomanometer. Praktikkan menyampaikan hasilnya pada responden.2) Hambatan-hambatan dan cara mengatasinya

a) Anamnesis

Hambatan: Praktikkan merasakan grogi dan lupa yang harus dikatakan.Solusi

: Praktikkan membuat catatan kecil sembari mengingat. Hambatan: Responden bingung ketika diajak bicara.Solusi

: Responden dibantu bicara oleh ibunya.b) Vital sign

Hambatan: Responden bingung ketika diminta menempatkan pengukuran suhu di ketiak.Solusi

: Praktikkan membantu memasangkan pengukur suhu di ketiak.3) Hasil Kegiatan

a) Anamnesis

Responden adalah seorang anak bernama IK berusia 15 tahun datang ke puskemas bersama ibunya, anak dan ibu yang beralamat di desa gumelar kidul, kecamatan tambak, kabupaten banyumas, tersebut mendatangi puskemas tambak 1 dengan keluhan panas tinggi di malam hari dan pada pagi harinya mereda, panas dirasakan sejak beberapa hari yang lalu, panas menjalar ke seluruh tubuh, tetapi sekali panas reponden merasakan yang tinggi sekali hingga kepalanya ikut merasa pusing, responden mengaku sudah diberi obat oleh dokter dan panasnya turun, tapi kalau obatnya habis panas lagi, ketika ditanya obatnya apa responden mengaku tidak tahu tentang itu.

Ibu responden juga mengaku kalau responden sering minum kopi yang membuatnya semakin tidak enak badan. Gejala penyerta selain keluhan utama yaitu batuk-batuk dan tidak enak badan.

Responden juga mengatakan sudah beberapakali terkena sakit yang sama tetapi lupa jumlahnya, dari keluarganya juga terkena yaitu saudara laki-lakinya.

b) Vital Sign

Suhu

: 37oC

Denyut Nadi

: 120x/menit

Kecepatan napas

: 28x/menit

Tekanan Darah

: 110/70 mmHg4) Hasil Observasi terhadap tenaga kesehatan

a. Anamnesis: dilakukan dengan baik dan benar.b. Vital Sign

: dilakukan dengan baik dan benar.II. RESPONDEN 2A. DATA PRAKTEK

Hari/tanggal : Rabu, 8 Januari 2014

Tempat: PUSKESMAS Tambak 1

Waktu

: 08.00 11.00

B. DATA IDENTITAS RESPONDEN

Nama

: Bpk. Ngatoil

Usia

: 44 tahun

Alamat

: Gemlangon RT:08 RW:02

No. RM: -

Pekerjaan: BuruhC. PELAKSANAAN

1. Langkah-langkah yang dilakukan

1. Anamnesis

Praktikan datang mengucapkan salam dan menyapa responden. Responden menjawab dengan ramah.

Praktikan memperkenalkan diri.

Praktikan mengidentifikasi identitas pasien.

Praktikan menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan.

Praktikan menanyakan keluhan utama responden datang ke Puskesmas.

Praktikan melakukan anamnesis kepada pasien, meliputi lokasi sakit, onset/kronologis, faktor pemberat, faktor peringan, kuantitas keluhan, kualitas keluhan, gejala yang menyertai keluhan utama, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga dan menanyakan kebiasaan pribadi.

Praktikan menanyakan Apa yang bapak rasakan?, responden menjawab Lidah kaku ini mbak, pating crecep.

Kemudian praktikan menanyakan lokasi yang sakit disebelah mananya pak? Hanya di lidah saja atau menjalar? responden menjawab kadang-kadang di ujung lidah, samping lidah dan pangkal lidah mbak.

Praktikan bertanya yang dirasakan itu seperti apa pak? Bisa diceritakan? rasanya perih gitu lah mbak.

Praktikan : sudah berapa lama yaa bapak merasakan perih? sudah 10hari ini mbak sebelumnya apakah sudah pernah datang ke klinik atau puskesmas? belum mbak, baru ini. sebelum ke sini, selama 10hari diobati apa pak? yaa minum adem sari mbak. Praktikan bertanya lagi apakah bapak ada alergi obat? responden menjawab tidak mbak.

biasanya rasa perihnya enakan kalau sedang apa pak? yaa kalau lagi makan mbak, itu lidahnya udah nggak kaku lagi, tapi pas sebelum makan perih banget.

itu sakitnya hilang-timbul atau menetap pak? hilang timbul mbak.

Praktikan menanyakan keluhan lain, apakah ada keluhan lain yang bapak rasakan? badan meriang mbak

Praktikan menanyakan riwayat penyakit dahulu sebelumnya apakah bapak pernah merasakan sakit yang sama sebelumnya? sering mba terakhir kapan pak? lupa mbak, tapi sering kaya gini kok. Jawab responden.

Praktikan menanyakan riwayat penyakit keluarga Maaf pak, apa di keluarga bapak ada yang punya sakit yang sama seperti bapak? semua mbak, anak istri saya. Tapi anak saya jarang.

Kemudian praktikan menanyakan kebiasaan responden, bagaimana cara pola makan bapak? Teratur atau tidak? teratur kok mba. bapak suka begadang atau tidak? tidak mbak, jam 10 saya sudah tidur. Praktikan bertanya lagi maaf pak, apakah bapak mengonsumsi rokok dan suka minum kopi? responden menjawab sembari tersenyum yaa kadang-kadang merokok dan ngopi mbak.

Praktikan selesai melakukan anamnesis. Kemudian melanjutkan dengan pemeriksaan tanda-tanda vital.

2. Pemeriksaan Vital Sign

Praktikan mempersiapkan peralatan vital sign dan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi: pengukuran temperatur axilar, denyut nadi, laju pernapasan dan pengukuran tekanan darah.

Pengukuran Temperatur Axilar

Menawarkan kepada responden kertas tissue untuk menyeka ketiak kirinya.

Memegang termometer pada ujung berlawanan, dibersihkan dengan tissue terlebih dahulu.

Mengibaskan termometer pada puncak fossa axilaris lengan kiri.

Meminta responden meletakkan ujung termometer di bagian puncak axial, kemudian meminta responden menahan termometer dengan lengan atas sambil lengan bawah disilangkan di depan dada, tangan berpegangan pada bahu kanan, tunggu hingga 5 menit. Perhitungan Nadi

Memegang pergelangan tangan kanan pasien dengan tangan kanan. Mempalpasi arteri radialis dengan jari telunjuk dan jari tengah.

Memperhatikan kekuatan/ukuran dan keteraturan denyutan.

Nadi terlihat teratur, menghitung denyutan selama 15 detik dan dikalikan 4. Perhitungan Kecepatan Respirasi

Setelah menghitung nadi, tanpa memberitahu pasien dan tanpa melepaskan pergelangan tangan pasien, memperhatikan pengembangan dada.

Mempertahankan pernafasan normal atau tampak usaha bernafas.

Pernaasan terlihat teratur kemudian menghitung 15 detik dikalikan 4. Lanjutan Pengukuran Temperatur

Memberitahu pasien bahwa termometer akan diambil. Meminta untuk tidak melepas tahanan lengannya hingga pemeriksa memegang ujung luar termometer.

Memegang ujung termometer di luar ketiak. Mengambil dan membaca segera termometer pada posisi horizontal, setinggi mata.

Menyeka termometer dengan kertas tissue. Pengukuran Tekanan Darah

Memberitahu pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan tekanan darah pada lengan kanannya. Meminta pasien untuk melipat lengan bajunya hingga mendekati bahu.

Mempersiapkan ukuran cuff manometer yang tepat, diberi jarak 1 jari, tidak terlalu kencang dan tidak terlalu longgar.

Mempalpasi arteri brachialis di medial tendo m. biceps brachi pada fossa cubiti.

Menempatkan bagian tengah cuff manometer diatas arteri brachialis kurang lebih 2 jari.

Mempalpasi arteri radialis dengan jari telunjuk dan jari tengah.

Menanyakan tekanan darah pada pemerksaan sebelumnya.

Memutar klep hingga maksimal, kemudian memompa hingga denyut arteri radialis tidak teraba lagi. (tekanan sistolik sementara)

Mengempiskan cuff kembali hingga benar-benar kempis.

Tangan kiri menempatkan stetoskop di arteri brachialis antara pertengahan fossa cubiti dan bawah cuff.

Memompa kembali hingga 30 mmHg diatas perkiraan sistolik sementara.

Menurunkan kembali perlahan, tidak lebih dari 5 mmHg/detik.

Membaca skala pada saat terdengar bunyi korotkoff I (tekanan sistolik) dan terus identifikasi bunyi korotkoff hingga menghilang (tekanan diastol)

Rapikan sfigmomanometer.

2. Hambatan-hambatan dan cara mengatasi

a. Anamnesis

Hambatan

Praktikan Grogi

Praktikan masih belum bisa berkomunikasi secara lancar dengan pasien.

Bahasa

Praktikan masih belum bisa menguasai bahasa jawa dengan baik, sehingga masih ada kesulitan saat berkomunikasi.

Cara Mengatasi

Praktikan harus rajin melatih mental agar tidak merasakan grogi saat bertemu pasien.

Praktikan harus berlatih bahasa setempat agar memudahkan dalam berkomunikasi dan dalam melakukan anamnesis maupun pemeriksaan lainnya.b. Vital Sign

Hambatan

Tekanan Darah

Praktikan merasa kesulitan mendengarkan bunyi detakan arteri brachialis.

Menghitung Laju Pernafasan

Praktikan kesulitan melihat perkembangan dada responden.

Cara Mengatasi

Praktikan harus lebih banyak berlatih untuk mengasah skill.

3. Hasil Kegiatan

a. Anamnesis

Responden laki-laki berusia 44 tahun bernama bapak Ngatoil, buruh Gemlangor RT:08/01, sudah menikah dan dikaruniai 2 anak. Responden memiliki keluhan lidah kaku pating crecep dan perih, sudah 10 hari, kadang hilang timbul dan berganti-ganti lokasi, kadang di pinggir, depan dan pangkal lidah. Responden merasa lebih baik setelah makan dan ketika minum. Responden juga mengeluhkan adanya rasa mriang. b. Vital Sign

Pengukuran Temperatur Axila: 36,5

Pengukuran Denyut Nadi

: 80x/menit

Pengukuran Kecepatan Respirasi: 20x/menit

Pengukuran Tekanan Darah

: 110/80 mmHg

4. Hasil observasi terhadap tenaga kesehatan

Anamnesis

Tenaga kesehatan di Puskesmas Tambak 1 melayani dengan baik dengan menyiapkan ruangan untuk anamnesis dan melakukan vital sign. Selain itu tenaga kesehatan di Puskesmas Tambak 1 juga memperlakukan mahasiswa seperti dokter dalam keadaan nyatanya.

Vital sign

Tenaga kesehatan di Puskesmas Tambak 1 menyiapkan alat namun mahasiswa menggunakan alat sendiri. III. RESPONDEN 3A. DATA PRAKTIK

Hari/tanggal: Rabu, 8 Januari 2014

Tempat: PuskesmasTambak I

Waktu

: 08.00 WIB-selesai

B. DATA IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn. Salimin

Usia

: 55 tahun

Alamat

: Purbowalih

No. NRM: -

Pekerjaan: Buruh

C. PELAKSANAAN

1. Langkah-langkah yang dilakukan

a. Anamnesis

Responden memasuki ruangan pemeriksaan lalu praktikan mengucapkan salam, melafalkan bismilah, berjabat tangan serta mempersilahkan responden duduk.

Memperkenalkan diri dan praktikan menjelaskan tujuan pemeriksaan

Meminta izin kepada responden, jika responden akan di wawancara dan diperiksa tanda-tanda vitalnya. Setelah diizinkan praktikan mengucapkan terimakasih dan memulai anamnesis dan dilanjutkan pemeriksaan tanda-tanda vital

Menanyakan identitas pasien, mulai dari nama, usia, alamat, status dan pekerjaan, dan responden menjawabnya

Kemudian, praktikan menanyakan keluhan utama responden. Dan responden menjawab lemes dan merasakan panas pada dada pasien Karena sakitnya adalah lemes dan merasakan panas pada dada pasien maka ditanyakan penjalaran dan responden menjawab sampai paha. Praktikan menanyakan kronologi dan onset, meliputi sejak kapan responden merasakan sakit tersebut. Responden menjawab bahwa sakitnya sejak tadi malam. Lalu praktikan kembali menanyakan bagaimana kualitas rasa sakit itu seperti apa. Responden menjawab bahwa panasnya seperti terbakar. Praktikan selanjutnya menanyakan Kuantitas rasa sakit itu bagaimana, apakah mengganggu aktifitas, dan responden menjawab bahwa tidak terlalu mengganggu aktifitas atau ringan,

Praktikan menanyakan faktor yang memper berat sakitnya. Responden menjawab ketika bekerja rasa panas dan lemas itu muncul tiba-tiba. Praktikan menanyakan faktor yang memperingan sakitnya. Responden menjawab bahwa lemes dan panasnya hilang jika setelah meminum obat. Praktikan juga menanyakan gejala penyerta, dan responden menjawab pusing.

Setelah anamnesis tentang riwayat penyakit sekarang selesai, selanjutnya ditanyakan tentang riwayat penyakitdahulu. Dan responden menjawab punya penyakit gula sejak 1 tahun yang lalu Praktikan juga menanyakan riwayat kesehatan keluarga, apakah ada penyakit turunan atau tidak dan apakah keluarga ada yang mempunyai sakit serupa atau tidak. Responden menjawab bahwa tidak ada penyakit yang menurun, dan lingkungan keluarga tidak ada yang sakitserupa.

Praktikanmenanyakanriwayat social ekonomi, dan dijawab bahwa responden mempunyai askes tetapi tertinggal dirumah.

Setelah ditanya tentang kebiasaan dari pasien tentang pola makan dan istirahat. Dijawab oleh responden bahwa makannya teratur dan istirahat kurang cukup. Praktikan juga menanyakan kebiasaan apakah responden perokok dan suka minum alcohol atau kopi. Responden menjawab bahwa responden tidak minum alcohol, jarang merokok, dan sering minum kopi.b. Tanda-tanda vital

Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan dilanjutkan dengan meminta izin melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi, suhu, nadi, laju pernafasan dan tekanan darah.

Praktikan duduk disamping atau didepan responden

Praktikan menawarkan tissue untuk menyeka ketiak responden

Praktikan memegang thermometer pada ujung yang berlawanan dengan bulbus air raksa, dan lap thermometer dengan tissue basah dan megeringkannya dengan tissue kering.

Thermometer dikibaskan dengan gerakan mengibas cepat pada pergelangan tangan

Responden membiarkan thermometer di tempatnya hingga minimal 5 menit sambil mengukur tanda-tanda vital yang lain

Memegang pergelangan tangan kanan responden dengan tangan kanan. Kompres arteri radialis dengan jari telunjuk dan jari tengah.

Praktikan memperhatikan kekuatan atau ukuran dan keteraturan denyutan. Jika nadi teratur, hitung denyutan selama 30 detik hasil 2 kali

Segera dilanjutkan menghitung nafas responden tanpa melepaskan posisi saat menghitung denyut nadi dan tanpa member tahu responden, lihat kempang kempis dada responden. Praktikan memperhatikan apakah ada usaha bernafas atau tidak dan hitung selama 30 detik hasilnya dikali 2. Beritahu responden bahwa akan diperiksa tekanan darahnya dan minta responden untuk melipat tlengan baju hingga mendekati bahu.

Persiapkan cuff manometer dan cek sambungan sfigmomanometer

Meminta responden rileks dan lengan sedikit flexi serta sejajar jantung

Palpasi arteri radialis di fossa cubiti

Menempatkan bagian tengan cuff di atas jalannya arteri dan batas cuff terletak kurang lebih dua jari dari fossa cubiti

Melakukan palpasi arteri radialis dengan jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri. Menanyakan tekanan darah pemeriksaan sebelumnya. Pompa hingga denyut nadi tidak terdengar, di angka itu adalah tekanan sistolik sementara. Kempiskan cuff hingga kempis dan tempatkan diafragma stetoskop di arteri brachialis. Pompa kembali hingga 30 mmHg di atas tekanan sistolik sementara. Kemudian turunkan kembali perlahan tidak lebih dari 5 mmHg perdetik.

Baca skala jika terdengar bunyi pertama, itulah tekanan sistolik dan dengarkan bunyi hingga berhenti. Angka bunyi itu berhenti itulah yang dinamakan angka tekanan diastolic. Kemipskan cuff, rapikan alat dan sampaikan hasil ke responden. Setelah 5 menit, beritahu responden bahwa thermometer akan diambil dan baca hasilnya dengan posisi horizontal dan sejajar mata. Lalu bersihkan dengan tissue dan letakan dimeja dulu sebelum nantinya akan dibersihkan setelah pemeriksaan.

2. Hambatan-hambatan dan cara mengatasi

a) Anamnesis

Hambatan

Responden memiliki intelegensi yang kurang.Responden cukup diam dan pasif. Cara Mengatasi

Harus dengan sabar menganamnesis responden.Praktikan membuat responden nyaman sehingga suasana tidak tegang dan responden pun merasa nyaman dan menjadi aktif dalam menceritakan keluhannya.b) Vital sign

Hambatan

Responden tidak menjepit thermometer dengan erat dan mengeluh terlalu lama. Cara MengatasiPraktikan meminta responden untuk responden agar menjepit dengan erat agar thermometer tidak lepas atau jatuh dan meminta responden bersabar.3. Hasil kegiatan

a) Anamnesis

Responden Tn. S laki-laki berusia 55 tahun tinggal di Purbowalih. responden datang ke Puskesmas Tambak 1 pada tanggal 8 Januari 2014 sendiri, dalam keadaan sadar dan dengan keluhan lemes dan panas di bagian dada. Sakitnya menjalar sampai ke paha. Rasa sakitnya dirasakan sejak. Rasa sakitnya seperti panas terbakar pada bagian dada. Rasa sakit yang dirasakan masih dalam tahap sedang. Responden mengaku jika ketika bekerja tiba-tiba timbul. Untuk mengurangi rasa sakitnya responden minum obat.

Selain sakit kaki yang dirasakan responden juga mengeluh pusing. Responden mengaku dahulu pernah menderita kadar gula yang tinggi. Responden mempunyai askes tetapi tertinggal dirumah. Responden mengaku gemar meminum kopi dan jarang merokok. Responden mengatakan tidak meminum alkohol. Pola makan responden teratur tetapi pola tidurnya tidak teratur.b) Vital Sign

Suhu

: 36,80C

Denyut nadi

: 80 X/menit

Kecepatan respirasi: 20 X/menit

Tekanan darah

: 120/80 mmHg4. Hasil observasi terhadap tenaga kesehatan

a) Anamnesis

Tenaga kesehatan di Puskesmas Tambak 1 melayani dengan baik dengan menyiapkan ruangan untuk anamnesis dan melakukan vital sign. Selain itu tenaga kesehatan di Puskesmas Tambak 1 juga memperlakukan mahasiswa seperti dokter dalam keadaan nyatanya.

b) Vital sign

Tenaga kesehatan di Puskesmas Tambak 1 menyiapkan alat namun mahasiswa menggunakan alat sendiri. IV. RESPONDEN 4A. DATA PRAKTIK

Hari / Tanggal : Rabu, 08 Januari 2014

Tempat : Puskesmas 1 TambakS

Waktu

: 08.00 11.00

B. DATA IDENTITAS RESPONDENNama : Ibu Urip Supriati

Usia : 57 Tahun

Alamat : Karang Petir Rt 04 Rw 01

No. RM : 0000075874465

Pekerjaan : Ibu Rumah TanggaC. PELAKSANAAN

1. Langkah-langkah yang dilakukan

a) Anamnesis:

Bismillah, mengucapkan salam, menyapa responden

Memperkenalkan diri dan menannyakan identitas responden meliputi Nama, usia, alamat dan pekerjaan

Menerangkan maksut dan tujuan anamnesis

Meminta izin kepada Responden untuk diperiksa

Bertanya keluhan utama pasien Saya merasakan sakit dan nyeri saat buang ar kecil dok

Menannyakan Sejak kapan Responden sakit atau kronologi sakit sejak satu minggu yang lalu dok

Menannyakan kualitas sakit responden Rasanya itu anyang-anyangen dan nyeri dok

Menanyakan kuantitas sakit responden Rasanya itu sakit sekali saat kencing atau buang air kecil dok

Menanyakan hal hal yang memperingan sakit responden Saya merasakan nyaman dan enak saat istirahat dan tidur dok

Menanyakan hal hal yang memperberat sakit responden Saya merasa sakit itu saat buang air kencing atau kencing dok

Menanyakan keluhan yang dirasakan responden Saya itu sebelumnya sakit pantatnya dok soalnya saya sebelumnya jatuh dengan posisi duduk dan yang jatuh pantatnyan dulu dok

Menanyakan riwayat penyakit keluarga Tidak ada sih dok tetapi suami saya sakit asam urat dengan jantung dok

Menanyakan rowayat sosial ekonomi kepada responden saya datang kepukesmas ini dengan kakak saya dengan naik becak dok terus saya memakai askes pegawai dok

Menerangkan dan mencatat hasih anamnesis

b) Pemeriksaan vital sign

Menjelaskan Pemeriksaan vital sign yang akan dilakukan yang meliputi Pemeriksaan suhu atau temperatur, denyut nadi, laju respirasi pernapasan dan tekanan darah atau tensi

Meminta izin kepada responden untuk melakukan pemeriksaan vital sign

Melakukan pemeriksaan pertama yaitu pengukuran suhu atau temperatur, yang dilakukan dengan cara meminta responden untuk membersihkan atau seka ketiak responden. Mengibaskan termometer hingga airraksa dibawah 36 drajat C, Meletakkan termometer di ketiak atau axila responden. Kemudian meminta responden melipat tangannya di depan dada untuk menjepit dan menahan termometer. Membiarkan termometer selama 5 menit

Selagi menunggu termometer Praktikum melakukan pemeriksaan ke dua yaitu palpasi arteri radialis, dan menghitung detak nadi responden selama 30 detik bila normal tetapi bila tidak normal dilakukan selama 1 menit.

Selanjutnya pemeriksaan ketiga yaitu Perhitungan laju respirasi pernapasan responden. Yang yang meliputi kembang kempis dada responden selama 30 detik untuk normal dan bila tidak normaln selama 1 menit.

Melakukan pemeriksaan yang ke empat yaitu tekanan darah dengan caya yang pertama palpasi arteri radialis dan arteri brakialis. Kedua letakkan menset di lengan responden dan penunjuk menset diletakkan tepat diatas arteri brakialis dan melakukan palpasi radialis dan mempo sebelumnya menanyakan kepad aresponden apaka sudah pernah di tensi sebelunya bila sudah itu bisa menjadi patokan awal dalam pencarian sistol. Dan saya menemukan patokan awal yaitu bunyi kolkof awal sebagai sistolok. Kemudian mengempiskan cuf dan mengecek apakan cuf terpasang secara benar dan tepat, kemudian pompa kembali tetapi pada patokan awal tadi di naikkan 30 mm hg. Memasang stetoskop diatas arteri brakialis responden, dan buka skrup secara berlahan lihat dan dengarkan suara korkof pertama sebagai sistolik dan korkof ke lima sebagai diastolik responden. Melepaskan cuf dari lengan responden dan rapikan tensi meter di tempatnya.

Selanjutnya melanjutkan pemeriksaan suhu dan mengambil termometer yang ada di ketiak responden. Pemeriksaan vital sign selesai dan menjelaskna hasil ke responden. 2. Hambatan-hambatan dan cara mengatasinya

a) Anamnesis:

Bahasa yang digunakan oleh responden cara mengatasi menyesuaikan diri dengan bahasa responden dan merusaha untuk mengunakan bahasa sang psien agar percakapan berjalan dengan lancar.

Kurangnya pendengaran responden cara mengatasi bicara di kerasih, diperjelas dan mengunakan gerakan isyarat juga.

b) Pemeriksaan vital sign

Responden malu saat akan diperiksa cara mengatasi adalah memastikan agar responden lebih percaya diri dan tidak malu malu

Responden merasa ketakutan saat akan di periksa vital sign cara mengatasinya adalah memastikan bahwa pemerisan itu tidak akan menyakiti responden dan responden dibuat senyaman mungkin agar percaya dan berani saat akan kita periksa.3. Hasil kegiatan

a) Anamnesis:

Responden bernama Ibu U berusia 57 tahun yang beralamat di Karang petir RT 04 Rw 01 yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Datang ke puskesmas dengan keluhan saat kencing merasakan sakit damyeri yang teramat sangat. Responden datang ke puskesmas hanya untuk mengobati sakit saat buang air kecil tersebut.

Nyerinya di rasakan sudah sejak 1 minggu yang lalu, setap buang air kecil respondenn mengeluh kesakitan . Sejak merasakan sakit responden masih bisa bekerja tetapi jika saat buang air kecil respon den kesakitan. Hal-hal yang dapat memperberat sakitnya diakui oleh responden ketika responden sedeng buang air kecil. Dan hal-hal yang memperingan nyerinya dikatakan oleh responden adalah ketika responden sedang istirahat(tidur). Selain nyeri saat buang air kecil, responden juga mengatakan bahwa responden merasakan sakit pada bagis pantat karena responden sudah pernah jatuh.

Responden mengatakan bahwa responden pernah mengalami kecelakaan dan jatuh pada pantat terlebih dahulu.

Ketika praktikan bertanya tentang riwayat penyakit keluarganya, responden menjawab bahwa suami responden juga punya sakit asam urat dan jantung.

Ketika praktikan menanyakan riwayat sosial ekonomi dan kebiasaan responden, responden menjawab bahwa bahwa responden datang dengan kakaknya, naik becak dan berobat dengan askes pegawai.b) Pemeriksaan vital sign

Suhu

: 37,3oc

Denyut nadi: 82x/menit

Laju pernafasan: 18x/menit

Tekanan darah: 180/100

4. Hasil Observasi terhadap tenaga kesehatan

a) Anamnesis

Tenaga kesehatan di Puskesmas 1 Tambak sudah cukup baik dengan menyiapkan ruangan dan alat-alat untuk digunakan oleh praktikan dalam melakukan praktikum kali ini. Tetapi saat melakukan anamnesis pasien sangat terburu buru dikarenakan masih banyak pasien lain yang mengantri.

b) Pemeriksaan Vital Sign

Tenaga kesehatan di Puskesmas 1 tambak cukup baik dengan mengijinkan praktikan untuk melihat Rekam Medis dan mengisinya sesuai dengan hasil vital sign yang sudah praktikan dapatkan sendiri dari responden. Tetapi tenaga kesehatan saat melakukan pemeriksaan vital sign juga memeriksa dengan terburu buru dan kurang berhati hati dikarenakan dihari tersebut banyak pasien yang mengantri.IV. RESPONDEN 5A. DATA PRAKTIK

Hari/tanggal

: Rabu, 8 Januari 2014

Tempat

: Puskesmas Tambak I

Waktu

: 08.00 WIB- selesai

B. DATA IDENTITAS RESPONDEN

Nama

: Ny. P

Usia

: 62 tahun

Alamat

: Desa Karang Petir RT 01/ RW 02

No. Rekam medis: -

Pekerjaan

: Petani

C. PELAKSANAAN

1) Langkah-langkah yang dilakukan

a) Anamnesis

Responden memasuki ruangan pemeriksaan lalu praktikan mengucapkan salam, melafalkan bismilah, berjabat tangan serta mempersilahkan responden duduk.

Memperkenalkan diri dan praktikan menjelaskan tujuan pemeriksaan

Meminta izin kepada responden, jika responden akan di wawancara dan diperiksa tanda-tanda vitalnya. Setelah diizinkan praktikan mengucapkan terimakasih dan memulai anamnesis dan dilanjutkan pemeriksaan tanda-tanda vital

Menanyakan identitas responden, mulai dari nama, usia, alamat, status dan pekerjaan, dan responden menjawabnya

Kemudian, praktikan menanyakan keluhan utama responden. Lalu responden mengalami pegal-pegal.

Praktkan menanyakan lokasi dan penjalaran. Praktikan menanyakan kronologi dan onset, meliputi sejak kapan responden merasakan sakit tersebut. Responden menjawab bahwa sakitnya sudah sejak 3 hari yang lalu.Sakitnya di bagian leher.

Praktikan menanyakan kuantitas dan kualitas dari rasa sakit yang dirasa. Responden menjawab bahwa sakitnya dalam kategori berat,sering hilang timbul.Ketika sedang timbul sakitnya seperti di tusuk tusuk.

Praktikan menanyakan faktor pemberat dan faktor yang memperingan sakitnya. Responden menjawab bahwa sakitnya akan bertambah jika sedang melakukan aktivitas dan akan berkurang jika istirahat dan minum obat.Praktikan juga menanyakan gejala penyerta, dan responden menjawab tidak ada.

Setelah anamnesis tentang riwayat penyakit sekarang selesai, selanjutnya ditanyakan tentang riwayat penyakit dahulu. Pertanyaan tentang riwayat penyakit dahulu meliputi alergi obat dan apakah pernah mengalami sakit serupa atau tidak. Lalu responden menjawab bahwa tidak ada alergi obat dan sudah pernah menderita pegal-pegal sebelumnya.

Praktikan juga menanyakan riwayat kesehatan keluarga, apakah ada sakit menurun atau tidak dan apakah keluarganya juga mempunyai sakit serupa atau tidak. Responden menjawab tidak ada.

Praktikan menanyakan riwayat social ekonomi, dan dijawab bahwa responden berobat tidak menggunakan asuransi..

Setelah ditanya tentang kebiasaan dari responden tentang pola makan dan istirahat. Dijawab oleh responden bahwa makannya teratur 3 kali sehari,tetapi pola minumnya tidak teratur.

b) Tanda-tanda vital

Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan dilanjutkan dengan meminta izin melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi, suhu tekanan darah,nadi dan laju pernafasan.

Praktikan duduk disamping atau didepan responden

Praktikan menawarkan tissue untuk menyeka ketiak responden

Praktikan memegang thermometer pada ujung yang berlawanan dengan bulbus air raksa, dan lap thermometer dengan tissue basah dan megeringkannya dengan tissue kering.

Thermometer dikibaskan dengan gerakan mengibas cepat pada pergelangan tangan

Responden membiarkan thermometer di tempatnya hingga minimal 5 menit sambil mengukur tanda-tanda vital yang lain

Memegang pergelangan tangan kanan responden dengan tangan kanan. Kompres arteri radialis dengan jari telunjuk dan jari tengah.

Praktikan memperhatikan kekuatan atau ukuran dan keteraturan denyutan

Jika nadi teratur, hitung denyutan selama 30 detik hasil 2 kali

Segera dilanjutkan menghitung nafas responden tanpa melepaskan posisi saat menghitung denyut nadi dan lihat kempang kempis dada responden

Praktikan memperhatikan apakah ada usaha bernafas atau tidak dan hitung selama 30 detik hasilnya dikali 2

Setelah 5 menit, beritahu respondem bahwa thermometer akan diambil dan baca hasilnya dengan posisi horizontal dan sejajar mata. Lalu bersihkan dengan tissue dan letakan dimeja dulu sebelum nantinya akan dibersihkan setelah peemriksaan.

Beritahu responden bahwa akan diperiksa tekanan darahnya dan minta responden untuk melipat tlengan baju hingga mendekati bahu.

Persiapkan cuff manometer dan cek sambungan sfigmomanometer

Meminta responden rileks dan lengan sedikit flexi serta sejajar jantung

Palpasi arteri radialis di fossa cubiti

Menempatkan bagian tengan cuff di atas jalannya arteri dan batas cuff terletak kurang lebih dua jari dari fossa cubiti

Melakukan palpasi arteri radialis dengan jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri

Menanyakan tekanan darah pemeriksaan sebelumnya

Pompa hingga denyut nadi tidak terdengar, di angka itu adalah tekanan sistolik sementara

Kempiskan cuff hingga kempis dan tempatkan diafragma stetoskop di arteri brachialis

Pompa kembali hingga 30 mmHg di atas tekanan sistolik sementara

Kemudian turunkan kembali perlahan tidak lebih dari 5 mmHg perdetik.

Baca skala jika terdengar bunyi pertama, itulah tekanan sistolik dan dengarkan bunyi hingga berhenti. Angka bunyi itu berhenti itulah yang dinamakan angka tekanan diastolic

Kemipskan cuff, rapikan alat dan sampaikan hasil ke responden

2) Hambatan-hambatan dan cara mengatasi

a) Anamnesis

Hambatan

Pendengaran pasien kurang baik.Responden pasif.

Cara MengatasiPraktikan membuat nyaman pasien dan meyakinkan pasien agar pasien tidak ragu menyampaikan keluhannya.Praktikan mengeraskan suaranya,memperjelas pertanyaan,dan diperlambat.

b) Vital sign

Hambatan

Pasien sudah lansia sehingga sulit di ukur tekanan darahnya.

Cara Mengatasi

Praktikan memasangkan cuff atau manset dengan sebaik mungkin agar tidak kendur.

3) Hasil Kegiatan

a) Anamnesis

Pasien Nyonya Poniah,perempua berusia 62 tahun,tinggal di Karang Petir RT 01/ RW 02 datang ke Puskesmas 1 Tambak.Pasien memiliki keluhan utama pegal-pegal di punggung.Sakitnya tidak mengalami penjalaran,hanya pegal di daerah punggung.Pegal-pegalnya sudah sejak 3 hari yang lalu dan sakitnya hilang timbul.

Pasien mengeluh sakitnya nyeri sekali pada waktu malam hari.Pasien juga pernah mengalami pegal-pegal seperti ini sebelumnya.Tidak ada riwayat dari keluarga yang menderita pegal-pegal seperti ini.Pasien sudah sering berobat ke Puskesmas bila nyerinya timbul.Biasanya,akan terasa nyeri pada saat bekerja.Nyerinya akan merasa berkurang setelah minum obat dan beristirahat.Tetapi ketika obat sudah habis biasanya nyeri akan timbul lagi.Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat.Pola makannya teratur 3x sehari,tetapi pola minumnya tidak teratur dan lebih sering minum air putih.

b) Vital Sign

Suhu

: 36,5 derajat

Denyut Nadi

: 80x/menit

Kecepatan pernafasan: 16x/menit

Tekanan Darah: 120/80 mmHg

4) Hasil Observasi

a) Anamnesis

Tenaga kesehatan yang ada di puskesmas mendukung dan membantu mempersiapkan tempat untuk anamnesis.

b) Vital Sign

Tenaga kesehatan di puskesmas mempersiapkan alat-alat,tetapi praktikan sudah membawa alat-alat untuk vital sign sendiri.I. RESPONDEN 6

A. DATA PRAKTIK

Hari/tanggal : Rabu,08 jenuari 2014

Tempat: Puskesmas 1 Tambak

Waktu

: 08.00s/d Selesai

B. DATA IDENTITAS RESPONDEN

Nama

:Bp. Selamet Suprati

Usia

: 47 Tahun

Alamat

: Bemerlasidul RT 8/RW 1

No.RM

: -

Pekerjaan:Petani

C. PELAKSANAAN

1. Langkah-langkah yang di lakukan

a. Anamesis :

praktikum duduk di meja dan kursi yang di sediakan

praktikum mengucapkan salam,mempersilakan pasien duduk sambil berjabat tanga

peraktikum memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan praktikum

praktikum menanyakan identitas pasien yang meliputi nama,umur,alamat, pekerjaan, dan status.

Praktikan menenyakan apa keluhan bapak datang

ke puskesmas ini ini kaki saya luka terkena pisau

Praktikum menanyakan lokasinya? pasien menujukan kakinya

Praktikan menanyakan sejak kapan ? pasien menjawab tadi malam jam 9

Praktikan menanyakan kuantitas, sakitnya sedang apa sakit sekali? pasien menjawab pertama kene sakit sekali dan lama-lama mulai berkurang

Praktikan menanyakan kuantitas, pak rasanya seperti apa? berdenyut dari tadi malam

Praktikum menanyakan keluhan yang menyertai, bapak pada saat luka ada gejala yang menyertai seperti demam? pasien menjawab iya saya merasa demam,rasa pengen muntah, kesemutan dan sedikit mengigil

Praktikum menanyakan faktor yang memeperberet, apakah bapak susah beraktifitas? Responden menjawab iya,saya berjalan agak susuah dan sulit bekerja

Praktikum menayakan faktor memperingan, mukui bapak minun obat atau kakinya dalam posisi tertentu? responden menjawap iya,di beri betedin dan melunjurkan kaki agar tidak terlalu sakit dan meneruh betadin

Praktikum menenyakan riwayat penyakit dahulu, apakah sudah pernamengalami hal seperti ini? responden menjawab iya

Praktikum bertanya lagi berapa lama sembuh dan ke dokter tidak? responden menjawab sembuhnya 1 bulan dan iya saya pernah ke dokter

Praktikan menanyakan riwayat kesehatan keluaraga, apakah bapak ada keturunun dara tinggi, sakit gula, dan asma? responden kebingguan dan mengatakan sering kesimutan di kaki

Praktikum menanyakan riwayat social dan ekonomi, apakah bapak mempunyai askes? iya saya memepunyai askes

Praktikum menenyakan kebiasaan responden,apakah bapak merokok? Bagaimana pola makan dan minum? Beserta pola tidur apakah teratur tidak? responden menjawab, saya tidak merokok, pola makan dan tidur teratur.

b. Pemeriksaan Vital sign:

Pemeriksaan suhu:

Praktikum meminta pasien membersikan axilla denagn tissue

Praktikan menkebas-kebas thermometer untuk menurunkan jarum air raksa ke bawah 36 derajat

Prktikan memasangkan thermometer ke axilla dan bersentuhan langsung dengan kulit.

Praktikum menyuruh untuk menjepit dan menaruh tangan di bahu sebelahnya.

Dan mengambilnya pada saat selesai pengukuran tekanan darah.

Kemudian dibersikan

Pemeriksaan nadi:

Praktikum menggunakan jari telunjuk dan jari tengah kemudian diletakan pada arteri radialis untuk merasakan denyutan.

Setelah terasa praktikum menghitung selama 30 detik dan di kalikan 2, jika nadi tidak teratur maka di hitung selama 1 menit

Kemudian memberitahukan hasilnya

Pemeriksaan pernafasan:

Praktikum tetap menaruh jari pada arteri radialis.

Praktikum melihat pergerakan pada dada dan menghitung dalam 30 detik kemudian di kalikan 2, jika pernafasan tidak normal terlihat berusaha bernafas maka di hitung selama 1 menit.

Kemudian memberitahukan hasilnya

Pemeriksaan tekanan darah:

Praktikum menyiapkan alat

Praktikum mencari arteri bracialis

Setelah menemukan, kemudian memasang mangset dengan garis putih di letakan tepat di arteri bracialis

Kemudian mencari arteri radialis untuk menentukan sitosol

Setelah di temukan sitosolnya, pompa mangset dan naikan sebayak 30 mmHg dari hasil sitosol yang di dapat

Kemudian putar sekrup secara berlahan untuk mendapatkan hasilnya

Setelah itu dilepaskan, kemudian beritahu hasilya

2. Hambatan-hambatan dan cara mengatasinya:

a. Anamesis:

Praktikum mendapatkan pasien yang pendengaranya berkurang. dan cara mengatasinya praktikan mendekat dan berbicara anggak kuat.

b. Pemeriksaan Vital sign:

Praktikum mendapat pasien yang membuka bajunya berlebihan ynag tidak seharusnya di lakuakan. Cara mengatasinya praktikum harus mempunyai kesadaran dan motivasi untuk responden agar membukanya jagan berlebihan.

3. Hasil kegiatan :

a. Anamesis:

Pasien bernama bapak selamet suprati berumur 47 tahun dan sudah menikah, tinggalnya di jalan bemerlasindul RT8/RW1,responden datang dengan keluhan mengalami luka pada kakinya yang terkena pisau pada malam hari. Responden mengatakan sakit sekali ketika pertama kali terkena dan mulai berkurang namun masi saja terasa berdenyut-denyut hingga responden ke puskesmas. Respoden juga merasa sakitnya berkurang pada saat melunjurkan kaki dan meneruh betadin pada luka. Responden juga merasa kegiatanya bertaniny terganggu karena luka tersebut dan berjalan aggak susah. Pasien juga pernah mengalami hal yang sama. Pola makan dan tidur semua teratur, serta tidak merokok.

b. Pemeriksaan vital sign

:

Pertama Memint rsponden untuk membersikan axsillanya dan memasangkan thermometer. Kemudian menghitung nadi dengan menaruh jari telunjuk dan ibu jari di atas arteri radialis dan menghitung selama 30n detik dan di kalikan 2. Setelah itu jari tetap pada posisi dan mata menuju kearah dada responden untuk menghitung pernafasan selama 1 menit, dengan cara menghitung selama 30 detik kemudian kalikan 2.

Setelah itu, memegang tangan pasien dan menaruhnya di atas meja,dan mencari arteri bracialis kemudian memesang mangset. Setelah itu mencari arteri radialis untuk menentukan sitosol. Lalu pompa hingga 30 mmHg di atas sitosol yang di dapat. Dan membuka sekrup secara berlahan dan akan mendapatkan hasilya

Suhu

: 36,50C

Denyut nadi

: 86X/menit

Kecepatan respirasi: 20X/menit

Tekanan darah

: 140/100 mmHg

4. Hasil obserfasi terhadap tenaga kesehatan

a. Anamesis:

Baik, tenaga kesehatan Puskesmas Tambak 1 sangat membantu praktikan melakukan field lab dengan menyediakan ruangan beserta meja dan kursi. Selain itu tenaga kesehatan di Puskesmas Tambak 1 juga memperlakukan mahasiswa seperti dokter.

b. Pemeriksaan Vital sign

:

tenaga kesehatan di Puskesmas Tambak 1 menyiapkan alat namun mahasiswa menggunakan alat sendiri. Dan mereka menyempatkan kita mengisi data vital sign pada rekaman medic responden.

I. RESPONDEN 7

A. DATA PRAKTEK

Hari / tanggal:Rabu , 8 januari 2014

Tempat :Puskesmas 1 Tambak

Waktu

:08.00 selesai

B. DATA IDENTITAS PASIEN

Nama

: Bp. Suratman

Usia

:37 tahun

Alamat :Kretek, Rowokele, Kebumen

No. RM:

Pekerjaan :Buruh dipenggilingan tebu

C. PELAKSANAAN

1. langkah-langkah yang dilakukan

a. anamnesis

Mengucapkan salam sambil menjabat tangan responden, mengucapkan bismillah, kemudian memperkenalan diri praktikan.

Menyampaikan tujuan praktikan berada di puskesmas 1 Tambak pada hari ini.

Menanyakan identitas responden, meliputi nama, alaat, umur dan pekerjaan.

Menanyakan keluhan yang membuat responden datang ke Puskesmas 1 Tambak. Dijawab oleh responden, bahwa pinggang terasa kencang dan kaku, dan responden mengaku pernah terpeleset ketika bekerja. Responden juga mengatakan sudah diurut/ dipijat dan membeli obat di warung untuk meringankan sakitnya tersebut, namun tetap datang ke Puskesmas untuk mengecek kepastian.

Menanyakan lokasi sakitnya, dijawab oleh responden bahwa sakitnya ada dipinggang bagian kiri dan tidak menjalar.

Menanyakan sejak kapan sakitnya mulai terasa, dijawab oleh responden sejak 2 hari yang lalu. Kemudian praktikan juga menanyakan apakah sakitnya hilang timbul/ menetap, dijawab oleh responden bahwa semakin hari semakin berkurang sakitnya.

Praktikan menanyakan kualitas/ bagaimana yang dirasakan, responden menjawab kencang/kaku.

Praktikan menanyakan kuantitas keluhan, dijawab oleh responden bahwa sakitnya sedang.

Praktikan menanyakan apakah ada hal-hal yang membuat sakitnya semakin terasa, responden menjawab semakin sakit ketika bekerja berat,hanya duduk diam dan mengangkat beban yang berat.

Praktikan menanyakan apakah ada hal-hal yang dapat membuat sakitnya agak berkurang, responden menjawab sakitnya agak berkurang ketika responden beristirahat, ketika diurut/dipijat dan ketika berjalan-jalan.

Praktikan menanyakan apakah ada keluhan yang lain, responden menjawab pusing ketika tensinya sedang tinggi.

Menanyakanriwayat penyakit dahulu, responden menjawab bahwa sakitnya ini kambuh-kambuhan tiap 3 bulan sekali.

Menanyakan riwayat penyakit keluarga, responden menjawab bahwa ayahnya juga memiliki penyakit yang sama.

Menanyakan riwayat sosial ekonomi dan kebiasaan responden, dijawab oleh responden bahwa responden suka merokok, namun responden mempunyai kebiasaan tidur yang teratur yaitu jam 10-11 malam sudah tidur.

b. Pemeriksaan vital sign

Pemeriksaan suhu: pertama praktikan mengibas-kibaskan termometer agar air raksa didalamnya turun sampai dibawah 36oC. Kemudian praktikan meminta responden untuk mengelap ketiak kirinya dengan tissue yang sudah disediakan. Lalu responden meminta izin untuk menempatkan termometernya diketiak kiri responden. Lalu silangkan tangan kiri responden kepundak kanan pasien. Tunggu sampai 5 menit kemudian ambil termometer tadi dan lihat angkanya dengan sejajar mata. Bersihkan termometer menggunakan lap basah.

Pemerikasaan denyut nadi : cari arteri radialis responden ditangan kanan pasien (tangan yang aktif) kemudian jika nadinya teratur hitung dalam waktu 30 detik kemudian kalikan 2. Jika nadinya tidak teratur, makan hitung selama 1 menit penuh.

Pemeriksaan laju pernafasan : segera setelah menghitung denyut nadi, alihkan pandangan ke perut (jika laki-laki) dan ke dada (jika perempuan) responden dan hitung selama 30 detik jika teratur dan selama 1 menit penuh jika laju pernafasannya tidak teratur, tanpa melepaskan tangan dari arteri radialis responden, agar responden tidak merasa gugup dan agar pernafasannya tidak dibuat-buat.

Pemeriksaan tekanan darah : pertama cari arteri brachialis responden. Kemudian tempatkan cuff kurang lebih 2-3cm diatas arteri brachialis responden tadi. Kemudian cari arteri radialis responden. Lalu pompakan tensimeter, dan perhatikan diangka berapa arteri radialisnya tidak terasa lagi, itu adalah tekanan sistol sementara responden tersebut. Kempiskan cuff. Gunakan stetoskop dan letakan membran stetoskop tadi pada arteri brachialis responden. Pompakan tensimeter 20-30mmHg diatas tekanan sistol sementara tadi. Buka sekrup pelan-pelan jangan sampai melebihi 5mmHg/detik. Bunyi pertama yang terdengar itu adalah tekanan sistol responden. Kemudian bunyi yang terakhir terdengar itu adalah tekanan diastol responden.

2. Hambatan-hambatan dan cara mengatasi

a. Anamnesis

Hambatan :Responden agak cerewet/ banyak berbicara, sehingga topik yang dibahas kadang-kadang melenceng kemana-mana.

Solusi :Praktikan harus dapat memotong dengan sopan dan mengalihkan ke topik yang sedang dibahas tanpa menyinggung perasaan responden.

Hambatan:Ruangan terasa agak panas.

Solusi:Praktikan harus bisa bersabar.

b. Pemeriksaan Vital Sign

Hambatan :Ruangan periksa agak sempit.

Solusi :Praktikan harus berpindah pindah posisi beberapa kali.

3. Hasil Kegiatan

a. Anamnesis

Responden bernama bapak S berusia 37 tahun yang beralamat di kretek, rowokele, kebumen yang berprofesi sebagai buruh di penggilingan tebu. Datang ke puskesmas dengan keluhan pinggang sebelah kirinya terasa kencang dan kaku, responden sudah diurut/dipijat dan membeli obat diwarung untuk meringankan nyerinya dan responden datang ke puskesmas hanya untuk memastikan nyerinya.

Nyerinya di rasakan sudah sejak 2 hari yang lalu, tiap hari nyerinya semakin berkurang. Sejak merasakan sakit responden masih bisa bekerja namun jika sudah mulai merasa sakit, responden segera menghentikan pekerjaannya. Hal-hal yang dapat memperberat sakitnya diakui oleh responden ketika responden sedang bekerja, hanya duduk diam dirumah dan ketika mengangkat beban-beban berat. Dan hal-hal yang memperingan nyerinya dikatakan oleh responden adalah ketika responden sedang istirahat(tidur), ketika diurut(dipijat) dan ketika jalan-jalan. Selain nyeri dipinggang, responden juga mengatakan bahwa responden terkadang merasa pusing ketika tekanan darahnya sedang tinggi.

Responden juga mempunyai riwayat penyakit yang sama. Responden mengatakan bahwa nyerinya ini kambuh-kambuhan dan suka muncul tiap 3bulan sekali. Responden juga mengatakan bahwa responden pernah mengalami kecelakaan dan pernah dijahit dibagian tangannya.

Ketika praktikan bertanya tentang riwayat penyakit keluarganya, responden menjawab bahwa ayah responden juga mempunyai nyeri yang sama.

Ketika praktikan menanyakan riwayat sosial ekonomi dan kebiasaan responden, responden menjawab bahwa bahwa responden mempunyai kebiasaan merokok. Namun responden mengatakan bahwa responden mempunyai kebiaaan tidur yang baik, jam 10-11 malam sudah tidur.

b. Pemeriksaan Vital Sign

Suhu

: 36,9oc

Denyut nadi: 96x/menit

Laju pernafasan: 28x/menit

Tekanan darah: 110/80mmHG4. Hasil observasi terhadap tenaga kesehatan

a. Anamnesis

Tenaga kesehatan di Puskesmas 1 Tambak sudah cukup baik dengan menyiapkan ruangan dan alat-alat untuk digunakan oleh praktikan dalam melakukan praktikum kali ini.

b. Pemeriksaan Vital Sign

Tenaga kesehatan di Puskesmas 1 tambak cukup baik dengan mengijinkan praktikan untuk melihat Rekam Medis dan mengisinya sesuai dengan hasil vital sign yang sudah praktikan dapatkan sendiri dari responden.

II. ULASAN

II. RESPONDEN 8D. DATA PRAKTIK

Hari/Tanggal: Rabu, 8 Januari 2014Tempat: PUSKESMAS Tambak 1Waktu

: 08.00 11.00 E. DATA IDENTITAS RESPONDEN

Nama

: Tn. SUsia

: 53 tahunAlamat

: PurbowangiPekerjaan: BuruhF. PELAKSANAAN

1) Langkah-langkah yang dilakukan

a. Anamnesis

Saat responden masuk keruangan , praktikan berdiri berdiri, mengucapkan salam Assalamualaikum dan berjabat tangan.

Praktikan mempersilahkan responden untuk duduk.

Dengan tersenyum dan ramah, praktikan memperkenalkan diri lalu menjelaskan tujuan praktikan datang ke Puskesmas Tambak 1.

Praktikan menanyakan identitas pasien meliputi nama, usia, alamat, dan pekerjaan.

Praktikan menanyakan keluhan yang membuat responden datang ke Puskesmas Tambak 1, responden menjawab kedua kakinya sakit.

Praktikan menanyakan sakitnya menjalar atau tidak, responden menjawab menjalar sampai ke pinggang.

Praktikan menanyakan sudah sejak kapan sakit yang dirasakan, responden menjawab sudah 2 bulan yang lalu. Responden mengaku sudah ke Puskesmas Tambak 1 sebanyak 3 kali namun tidak kunjung sembuh.

Praktikan menanyakan sakit yang dirasakan hilang timbul atau menetap, responden menjawab bahwa sakit yang dirasakan terus menerus.

Praktikan menanyakan sakit yang dirasakan seperti apa (kualitas), responden menjawab sakitnya kesemutan terkadang mati rasa.

Praktikan menanyakan sakitnya ringan, sedang atau berat (kuantitas), responden menjawab ringan.

Praktikan menanyakan faktor yang memperberat sakitnya, responden menjawab jika jalan terasa mau roboh.

Praktikan menanyakan faktor yang memperingan sakitnya, responden menjawab minum obat dan tiduran.

Praktikan menanyakan keluhan lain yang dirasakan, responden menjawab perutnya terasa kembung.

Praktikan menanyakan riwayat penyakit dahulu, responden menjawab sakit maag.

Praktikan menanyakan riwayat penyakit keluarga, responden menjawab ayahnya pernah menderita penyakit TBC dan sudah lama meninggal dunia.

Praktikan menanyakan riwayat sosial ekonomi dengan menanyakan sudah menikah atau belum, mempunyai anak atau tidak, responden menjawab sudah menikah dan mempunyai anak bahkan sudah memiliki cucu.

Praktikan menanyakan kebiasaan sehari-hari responden dengan menanyakan pola makan, merokok atau tidak, dan pola minumnya, responden menjawab pola makannya semenjak sakit jadi bertambah, responden dahulu pernah merokok tetapi saat ini sudah tidak, dan responden jarang minum air putih, responden seringnya minum teh.

b. Vital Sign

1) Pemeriksaan suhu

Tawarkan kepada responden tissue untuk menyeka ketiak kirinya. Siapkan wadah untuk membuangnya.

Pegang termometer pada ujung yang berlawanan dengan bulbus air raksa, basuh termometer dengan air dingin, kemudian keringkan dengan tissue.

Kibaskan termometer dengan gerakan mengibas cepat pada pergelangan tangan.

Tempatkan termometer pada puncak fossa axilaris lengan kirinya.

Minta responden menahan termometernya dengan lengan atas sambil lengan bawah disilangkan di depan dada, tangan berpegangan pada bahu kanan.

Biarkan termometer di tempatnya hingga minimal 5 menit sambil pemeriksa mengukur tanda vital selanjutnya.

Setelah 5 menit ambil dan baca termometer pada posisi horizontal, setinggi mata praktikan.

Seka termometer denga tissue kemudian letakkan ditempat yang aman.

2) Perhitungan nadi

Pegang pergelangan tangan kanan responden dengan tangan kanan. Kompresi arteri radialis dengan jari telunjuk dan jari tengah.

Perhatikan kekuatan atau ukuran keteraturan dneyutan.

Jika nadi teratur, hitung denyutan selama 30 deti dikalikan 2. Jika denyutan tidak teratur hitung selama 1 menit.

3) Perhitungan kecepatan respirasi

Setelah menghitung nadi, tanpa memberitahu responden dan tanpa melepaskan pergelangan tangan responden, perhatikan perkembangan abdomennya.

Jika pergerakan napasnya teratur maka hitung selama 30 detik dikalikan 2. Jika pergerakan napas tidak teratur hitung selama 1 menit.

4) Pengukuran tekanan darah

Beritahu responden bahwa akan dilakukan pengukuran tekanan darah pada lengan kanannya. Minta responden untuk membuka jaketnya.

Mempersiapkan ukuran cuff manometer yang tepat, dan pastikan sfigmomanometer berfungsi.

Palpasi arteri brachialis di medial tendo musculus biceps brachii pada fossa cubiti.

Tempatkan bagian tengah cuff manometer diatas jalannya arteri, kira-kira 2 jari diatas fossa cubiti.

Palpasi arteri radialis dengan 2-3 jari.

Tanyakan tekanan darah sebelumnya.

Putar klep hingga maksimal, kemudian pompa denyut arteri radialis hingga tidak teraba lagi. Ini adalah perkiraan sistolik sementara.

Kempiskan cuff kembali hingga benar-benar kempis.

Tangan kiri menempatkan stetoskop di arteri brachialis antara pertengahan fossa cubiti dan bawah cuff.

Pompa kembali hingga 30 mmHg diatas perkiraan sistolik sementara.

Turunkan kembali perlahan, tidak lebih dari 5 mmHg/detik.

Baca skala pada saat terdengar bunyi korotkoff I (tekanan sistolik) dan terus identifikasi bunyi korotkoff hingga menghilang (tekanan diastol)

Rapikan sfigmomanometer dan persilahkan responden memakai jaketnya kembali.

2) Hambatan-hambatan dan cara mengatasi

c) Anamnesis

Hambatan: responden memiliki pendengaran yang kurang baik.

Solusi: praktikan mengeraskan suaranya namun tetap sopan.

Hambatan: responden cukup diam dan pasif.

Solusi: praktikan membuat responden nyaman sehingga suasana tidak tegang dan responden pun merasa nyaman dan menjadi aktif dalam menceritakan keluhannya.

d) Vital sign

Hambatan: responden memakai jaket sehingga sulit dalam pemeriksaan temperatur dan tekanan darah.

Solusi: praktikan meminta responden untuk membuka jaketnya agar lebih mudah melakukan pemeriksaan temperatur dan tekanan darah

Hambatan: praktikan merasa grogi saat pemeriksaan tekanan darah sehingga praktikan salah dalam memasang alat.

Solusi: praktikan harus bisa menangani perasaan apapun agar tidak merugikan responden dan membuat lancar pemeriksaan.

3) Hasil kegiatan

c) Anamnesis

Responden Tn. S laki-laki berusia 53 tahun tinggal di Purbowangi . responden datang ke Puskesmas Tambak 1 pada tanggal 8 Januari 2014 sendiri, dalam keadaan sadar dan dengan keluhan kedua kakinya sakit. Sakitnya menjalar sampai ke pinggang dan terus menerus. Rasa sakitnya dirasakan sudah 2 bulan yang lalu. Rasa sakitnya seperti kesemutan. Rasa sakit yang dirasakan masih dalam tahap ringan. Responden mengaku jika berjalan responden terasa seperti mau roboh. Untuk mengurangi rasa sakitnya responden minum obat dan tidur.

Selain sakit kaki yang dirasakan responden juga mengeluh perutnya kembung. Responden mengaku dahulu pernah menderita sakit maag. Responden juga mengatakan bahwa ayahnya menderita TBC dan sudah lama meninggal dunia. Responden telah menikah, mempunyai anak, bahkan memiliki cucu. Responden mengaku semenjak sakit nafsu makannya jadi bertambah. Responden dahulu pernah merokok namun responden mengaku bahwa saat ini telah berhenti merokok. Responden mengatakan lebih suka minum teh dibanding air putih.

d) Vital Sign

Suhu

: 36,50C

Denyut nadi

: 72X/menit

Kecepatan respirasi: 20X/menit

Tekanan darah

: 120/70 mmHg

4) Hasil observasi terhadap tenaga kesehatan

c) Anamnesis: tenaga kesehatan di Puskesmas Tambak 1 melayani dengan baik dengan menyiapkan ruangan untuk anamnesis dan melakukan vital sign. Selain itu tenaga kesehatan di Puskesmas Tambak 1 juga memperlakukan mahasiswa seperti dokter dalam keadaan nyatanya.

d) Vital sign: tenaga kesehatan di Puskesmas Tambak 1 menyiapkan alat namun mahasiswa menggunakan alat sendiri.

II. RESPONDEN 9A. DATA PRAKTEK

Hari / tanggal:Rabu , 8 januari 2014

Tempat :Puskesmas 1 Tambak

Waktu

:08.00 selesai

B. DATA IDENTITAS PASIEN

Nama

: Ny. Supri Usia

: 52 tahun

Alamat : purbowangunNo. RM: -Pekerjaan : Petani C. PELAKSANAAN

1. langkah-langkah yang dilakukan

c. Anamnesis

Praktikan mengucapkan salam sambil menjabat tangan responden, mengucapkan bismillah, kemudian memperkenalan diri praktikan.

Praktikan menyampaikan tujuan praktikan berada di puskesmas 1 Tambak pada hari ini.

Praktikan menanyakan identitas responden, meliputi nama, alaat, umur dan pekerjaan.

Prraktiikkan menanyakan keluhan yang membuat responden datang ke Puskesmas 1 Tambak. Responden menjawab bahwa dia mengalami kesemutan yang sangat sakit. Praktikan menanyakan lokasi sakitnya. Responden menjawab bahwa sakit kesemutannya ada di telapak tangan dan tidak menjalar ke bagian lainnya. Praktikan menanyakan sejak kapan sakitnya mulai terasa. Responden sejak 1 tahun yang lalu. Kemudian praktikan juga menanyakan apakah sakitnya hilang timbul/ menetap. Responden bahwa sakitnya menetap dan sesekali hilang.

Praktikan menanyakan seperti apa sakitnyayang dirasakan. Responden menjawab seprti ditusuk-tusuk. Praktikan menanyakan seberat apa keluhan yang dirasakan. Responden mengatakan bahwa sakitnya sedang.

Praktikan menanyakan apakah ada hal-hal yang membuat sakitnya semakin terasa. Responden menjawab semakin sakit ketika bekerja berat dan ketika setelah mengangkat beban yang berat.

Praktikan menanyakan apakah ada hal-hal yang dapat membuat sakitnya agak berkurang. Responden menjawab sakitnya agak berkurang ketika responden beristirahat dan ketika meminum obat dari dokter. Praktikan menanyakan apakah ada keluhan yang lain. Responden menjawab tidak ada yang lainnya. Praktikan menanyakan riwayat penyakit dahulu. Responden menjawab bahwa sakitnya ini belum sembuh dari 1 tahun yang lalu walaupun sudah rutin berobat.

Praktikan menanyakan riwayat penyakit keluarga. Responden menjawab bahwa suaminya juga memiliki penyakit yang sama tapi di bagian kedua kakinya.

Praktikan menanyakan riwayat sosial ekonomi dan kebiasaan responden. Responden menjawabbahwa responden terlalu kelelahan ketika berkerja dan memaksakannya dan responden mempunyai kebiasaan tidur yang tidak teratur.d. Pemeriksaan Vital Sign

Pemeriksaan suhu: pertama praktikan mengibas-kibaskan termometer agar air raksa didalamnya turun sampai dibawah 36oC. Kemudian praktikan meminta responden untuk mengelap ketiak kirinya dengan tissue yang sudah disediakan. Lalu responden meminta izin untuk menempatkan termometernya diketiak kiri responden. Lalu silangkan tangan kiri responden kepundak kanan pasien. Tunggu sampai 5 menit kemudian ambil termometer tadi dan lihat angkanya dengan sejajar mata. Bersihkan termometer menggunakan lap basah.

Pemerikasaan denyut nadi : praktikan mencari arteri radialis responden ditangan kanan responden (tangan yang aktif) kemudian jika nadinya teratur hitung dalam waktu 30 detik kemudian kalikan 2. Jika nadinya tidak teratur, makan hitung selama 1 menit penuh.

Pemeriksaan laju pernafasan : praktikan segera setelah menghitung denyut nadi responden, alihkan pandangan ke perut (jika laki-laki) dan ke dada (jika perempuan) responden dan hitung selama 30 detik jika teratur dan selama 1 menit penuh jika laju pernafasannya tidak teratur, tanpa melepaskan tangan dari arteri radialis responden, agar responden tidak merasa gugup dan agar pernafasannya tidak dibuat-buat.

Pemeriksaan tekanan darah : pertama praktikan mencari arteri brachialis responden. Kemudian tempatkan cuff kurang lebih 2-3cm diatas arteri brachialis responden tadi. Kemudian mencari arteri radialis responden. Lalu pompakan tensimeter, dan perhatikan diangka berapa arteri radialisnya tidak terasa lagi, itu adalah tekanan sistol sementara responden tersebut. Kempiskan cuff. Gunakan stetoskop dan letakan membran stetoskop tadi pada arteri brachialis responden. Pompakan tensimeter 20-30mmHg diatas tekanan sistol sementara tadi. Buka sekrup pelan-pelan jangan sampai melebihi 5mmHg/detik. Bunyi pertama yang terdengar itu adalah tekanan sistol responden. Kemudian bunyi yang terakhir terdengar itu adalah tekanan diastol responden.

2. Hambatan-hambatan dan cara mengatasi

c. Anamnesis

Responden mengalami kekurangan pada pendengarannya. Praktikan menggunakan bahasa non-verbal seperti gerakan tangan untuk membantu komunikasi dan memanggil salah satu keluarga pasien yang ikut mengantar ke puskesmas..d. Pemeriksaan Vital Sign

responden merasa kesulitan ketika melakukan penghitungan respirasi. Praktikan harus lebih teliti dan lebih fokus ketika melakukan penghitungan respirasi.

3. Hasil Kegiatan

c. Anamnesis

Responden bernama Ny. S berusia 52 tahun yang beralamat di purbowangun 02/03 yang berprofesi sebagai petani aktif. Datang bersama suamiinya yang juga akan berobatdi puskesmas itu. Responden datang ke puskesmas dengan keluhan sakit kesemutan di kedua tangannya. Responden tidak merasakn penyebaran ke bagian tubuh lainnya ketika kesemutannya kambuh.Sakit kesemutannya di rasakan sudah sejak 1 tahun yang lalu, dan selalu bertambah sakit di malam hari setelah pulang dari sawah. Responden juga merasakan sakitnya semakin menjadi ketika kelelahan karena berkerja dan akan merasakan berkurang sakitnya ketika meminum obat yang diberikan oleh dokter.Ketika praktikan bertanya tentang riwayat penyakit keluarganya. Responden menjawab bahwa suami responden juga mempunyai sakit yang sama tapi pada bagian kakinya.

Ketika praktikan menanyakan riwayat sosial ekonomi dan kebiasaan responden. responden menjawab bahwa bahwa responden mempunyai kebiasaan bekerja keras dengan memaksakan tenagannya dan suka tidur malam.

d. Pemeriksaan Vital Sign

Suhu

: 36,2oc

Denyut nadi: 80x/menit

Laju pernafasan: 18x/menit

Tekanan darah: 110/80

4. Hasil observasi terhadap tenaga kesehatan

c. Anamnesis

Tenaga kesehatan di Puskesmas 1 Tambak sudah cukup baik dengan menyiapkan ruangan dan alat-alat untuk digunakan oleh praktikan dalam melakukan praktikum kali ini.

d. Pemeriksaan Vital Sign

Tenaga kesehatan di Puskesmas 1 tambak cukup baik dengan mengijinkan praktikan untuk melihat Rekam Medis dan mengisinya sesuai dengan hasil vital sign yang sudah praktikan dapatkan sendiri dari responden.

III. ULASANV. RESPONDEN 10

D. DATA PRAKTIK

Hari/tanggal

: Rabu, 8 Januari 2014

Tempat

: Puskesmas Tambak I

Waktu

: 08.00 WIB - selesai

E. DATA IDENTITAS PASIEN

Nama

: Ny. S

Usia

: 40 tahun

Alamat

: Desa Kamulyan RT 07/ RW II

No. Rekam medis: -

Pekerjaan

: Buruh

F. PELAKSANAAN

5. Langkah-langkah yang dilakukan

c. Anamnesis

Responden memasuki ruangan pemeriksaan lalu praktikan mengucapkan salam, melafalkan bismilah, berjabat tangan serta mempersilahkan responden duduk.

Memperkenalkan diri dan praktikan menjelaskan tujuan pemeriksaan

Meminta izin kepada responden, jika responden akan di wawancara dan diperiksa tanda-tanda vitalnya. Setelah diizinkan praktikan mengucapkan terimakasih dan memulai anamnesis dan dilanjutkan pemeriksaan tanda-tanda vital

Menanyakan identitas pasien, mulai dari nama, usia, alamat, status dan pekerjaan, dan responden menjawabnya

Kemudian, praktikan menanyakan keluhan utama responden. Lalu responden mengalami mencret disertai lendir

Karena sakitnya adakah mencret maka tidak ditanyakan lokasi dan penjalaran. Praktikan menanyakan kronologi dan onset, meliputi sejak kapan responden merasakan sakit tersebut. Responden menjawab bahwa sakitnya sudah sejak 2 hari yang lalu disertai mules. Lalu praktikan kembali menanyakan apakah mules terjadi terus menerus atau pada waktu tertentu saja. Responden menjawab bahwa mules yang dirasakan hanya saat BAB saja. Praktikan selanjutnya menanyakan sehari sudah berapa kali BAB, dan responden menjawab bahwa banyaknya BAB tiap hari tidak menentu, tapi yang pasti setiap BAB disertai dengan rasa mules, lendir dan sangat encer

Praktikan menanyakan kuantitas dan kualitas dari rasa sakit yang dirasa. Responden menjawab rasanya perutnya perih, mules dan sakitnya masih bisa ditahan sehingga masih bisa melakukan aktivitas seperti biasa walaupun menggangu. Sehingga praktikan menyimpulkan kualitas sakitnya perih dan mules sedangkan kualitasnya sedang.

Praktikan menanyakan faktor pemberat dan faktir yang memperingan sakitnya. Responden menjawab bahwa sakitnya akan sedikit berkurang jika selesai BAB dan tambah sakit jika sedang BAB.

Praktikan juga menanyakan gejala penyerta, dan responden menjawab hanya mules dan perut perih.

Setelah anamnesis tentang riwayat penyakit sekarang selesai, selanjutnya ditanyakan tentang riwayat penyakit dahulu. Pertanyaan tentang riwayat penyakit dahulu meliputi alergi obat dan apakah pernah mengalami sakit serupa atau tidak. Lalu responden menjawab bahwa tidak ada alergi obat dan sudah pernah mencret namun tidak disertai lendir.

Praktikan juga menanyakan riwayat kesehatan keluarga, apakah ada sakit menurun atau tidak dan apakah keluarganya juga mempunyai sakit serupa atau tidak. Responden menjawab bahwa tidak ada penyakit yang menurun, dan lingkungan keluarga tidak ada yang sakit serupa.

Praktikan menanyakan riwayat social ekonomi, dan dijawab bahwa responden sudah menikah dan mempunyai dua orang anak.

Setelah ditanya tentang kebiasaan dari pasien tentang pola makan dan istirahat. Dijawab oleh responden bahwa makannya teratur dan istirahat cukup. Praktikan ditanya sebelumnya makan pedas atau tidak, tapi pertanyaan ini disangkal bahwa sebelumnya tidak makan pedes dan asam, tapi hanya makan mi goring dan lanting tapi tidak terlalu pedas.

d. Tanda-tanda vital

Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan dilanjutkan dengan meminta izin melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi, suhu tekanan darah,nadi dan laju pernafasan.

Praktikan duduk disamping atau didepan responden

Praktikan menawarkan tissue untuk menyeka ketiak responden

Praktikan memegang thermometer pada ujung yang berlawanan dengan bulbus air raksa, dan lap thermometer dengan tissue basah dan megeringkannya dengan tissue kering.

Thermometer dikibaskan dengan gerakan mengibas cepat pada pergelangan tangan

Responden membiarkan thermometer di tempatnya hingga minimal 5 menit sambil mengukur tanda-tanda vital yang lain

Memegang pergelangan tangan kanan responden dengan tangan kanan. Kompres arteri radialis dengan jari telunjuk dan jari tengah.

Praktikan memperhatikan kekuatan atau ukuran dan keteraturan denyutan

Jika nadi teratur, hitung denyutan selama 30 detik hasil 2 kali

Segera dilanjutkan menghitung nafas responden tanpa melepaskan posisi saat menghitung denyut nadi dan lihat kempang kempis dada pasien

Praktikan memperhatikan apakah ada usaha bernafas atau tidak dan hitung selama 30 detik hasilnya dikali 2

Setelah 5 menit, beritahu respondem bahwa thermometer akan diambil dan baca hasilnya dengan posisi horizontal dan sejajar mata. Lalu bersihkan dengan tissue dan letakan dimeja dulu sebelum nantinya akan dibersihkan setelah peemriksaan.

Beritahu responden bahwa akan diperiksa tekanan darahnya dan minta responden untuk melipat tlengan baju hingga mendekati bahu.

Persiapkan cuff manometer dan cek sambungan sfigmomanometer

Meminta responden rileks dan lengan sedikit flexi serta sejajar jantung

Palpasi arteri radialis di fossa cubiti

Menempatkan bagian tengan cuff di atas jalannya arteri dan batas cuff terletak kurang lebih dua jari dari fossa cubiti

Melakukan palpasi arteri radialis dengan jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri

Menanyakan tekanan darah pemeriksaan sebelumnya

Pompa hingga denyut nadi tidak terdengar, di angka itu adalah tekanan sistolik sementara

Kempiskan cuff hingga kempis dan tempatkan diafragma stetoskop di arteri brachialis

Pompa kembali hingga 30 mmHg di atas tekanan sistolik sementara

Kemudian turunkan kembali perlahan tidak lebih dari 5 mmHg perdetik.

Baca skala jika terdengar bunyi pertama, itulah tekanan sistolik dan dengarkan bunyi hingga berhenti. Angka bunyi itu berhenti itulah yang dinamakan angka tekanan diastolic

Kemipskan cuff, rapikan alat dan sampaikan hasil ke pasien

ULASAN

Berdasarkan praktik yang telah dilakukan terhadap responden di Puskesmas Tambak I dapat dikatakan bahwa pelaksanaan anamnesis dan pengecekan tanda-tanda vital sebagian besar sesuai dengan teori ada. Seperti misalnya, saat melakukan anamnesis menanyakan identitas responden, keluhan utama yang dirasakan, onset dan kronologinya, kuantitas atau derajat sakit, faktor yang memperberat dan faktor memperingan, keluhan yang menyertai, riwayat penyakit dahulu, riwayat keluarga, kebiasaan responden.

Sedangkan saat pemeriksaan tanda-tanda vital juga ditemukan kesamaan antara teori dengan praktik yang dilakukan seperti misalnya pengecekan nadi dan nafas. Karena berdasar teori cara melakukan perhitungan nadi dilakukan dengan palpasi arteri radialis lalu dilanjutkan menghitungnya selama 30 detik dikalikan dua atau selama satu menit jika pergerakan nadi tidak teratur. Untuk perhitungan nafas juga sesuai dengan teori yang ada yaitu posisi memeriksanya dengan memegang arteri radialis namun mata melihat pergerakan nafas melalui dada/ perut responden agar responden merasa seperti tidak di periksa.

Namun, setelah dilakukan praktik lapangan dan bertemu responden secara langsung dapat di temukan beberapa perbedaan antara pelaksanaan anamnesis di lapangan dengan pelaksanaan anamnesis yang sesuai dengan teori. Karena, pada saat praktik dilapangan memang ada beberapa hal yang ada di dalam teori yang tidak cocok diterapkan dalam pelaksanaan di lapangan. Misalnya pertanyaan tentang lokasi dan penjalaran. Tidak harus selalu dipakai dalam melakukan anamnesis, karena harus disesuaikan dengan kasus responden yang ada. Contohnya jika responden mengeluh mencret, maka tidak mungkin untuk ditanya lokasi dan penjalarannya. Selain itu, pertanyaan mengenai kualitas sakit yang dirasakan responden juga tidak selalu perlu ditanyakan. Karena pada beberapa kasus juga tidak sesuai dan hanya akan membuat responden bingung. Contohnya jika responden mengeluh demam, maka tidak perlu ditanyakan kualitas demamnya. Selanjutnya adalah pertanyaan mengenai sosial ekonomi responden. Dalam kenyataannya jarang ditanyakan mengenai sosial ekonomi responden.

Pada pemeriksaan tanda-tanda vital juga demikian, ada beberapa teori yang tidak sesuai dengan pelaksanaannya. Misalnya pada saat pengukuran suhu. Menurut teori yang ada sebelum termometer diletakan diketiak, responden harus menyeka ketiaknya dan pemeriksaan dilakukan selama 5 menit. Padahal dalam kenyataannya jarang sekali dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada. Waktu pemeriksaan juga jarang benar-benar dilaksanakan selama 5 menit, mengingat banyak responden yang ada dan waktu yang tersedia untuk melayani responden.

Selain pengukuran suhu, perbedaan teori dengan pelaksanaannya juga terdapat pada pengkuran tekanan darah. Menurut teori yang ada, dalam pengukuran tekanan darah, responden terlebih dulu mencari tekanan sistolik sementara dengan palpasi arteri radialis dan memompanya hingga tidak lagi terasa denyutan nadinya sebelum dilakukan pengukuran tekanan sistolik dan diastolik yang sebenarnya. Tetapi pada kenyataannya, hal ini jarang sekali dilakukan.

Kemudian, dilihat dari hambatan yang ada pada saat praktik di lapangan, terkadang tidak semua pertanyaan dapat dilontarkan dan dapat terjawab saat anamnesis. Hal ini disebabkan karena praktikan memiliki hambatan pada faktor bahasa, suasana yang tidak nyaman, dan responden yang tidak sesuai dengan harapan. Misalnya responden terlalu pasif, terlalu aktif, responden yang memiliki gangguan pendengaran, buta, dll serta praktikan merasa grogi, membuat praktikan lupa untuk menanyakan apa yang seharusnya ditanyakan saat anamnesis berlangsung. Selain ada hambatan internal yang datang dari praktikan, ada juga hambatan yang datang dari responden. Misalnya responden yang mlu-malu, buru-buru, memiliki pendidikan yang rendah, dll. Sehingga tidak dapat menjawab dengan jelas pertanyaan yang diajukan praktikan saat anamnesis. Jadi, proses anamnesis dan pemeriksaan tanda-tanda vital berjalan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. KESIMPULAN

Anamnesis dapat dilakukan dengan baik jika Praktikan menguasai teori anamnesis, memiliki kemampuan yang baik dalam mempraktikannya, tempat dan kondisinya nyaman, serta mampu menghadapi responden dalam keadaan apapun. (Skill and Art). Selain itu responden harus kooperatif.

Pemeriksaan tanda vital dilakukan dengan baik jika praktikan telah mampu melakukan penatalaksanaan vital sign dengan baik, benar dan sistematis, serta adanya sifat kooperatif dari responden. Alat yang digunakan harus memadai dan praktikan harus bisa menggunakan segala jenis alat pemeriksaan vital sign dengan baik.

Hambatan dalam melakukan anamnesis dan pemeriksaan vital sign dapat