laporan faris1 11

38
Laporan Praktikum Teknologi Mekanik LEMBAR PENGESAHAN Laporan Praktikum Teknologi Mekanik oleh: 1. Imam Farisi (2111 030 025) Laporan telah diperiksa dan disetujui untuk disahkan. Surabaya, 30 Desember2013 Mengetahui dan mengesahkan, Dosen Pembimbing Teknologi Mekanik II Grader D3 Teknik Mesin FTI - ITS Ir. Nur Husodo, M. S. Danang Hariadi NIP. 19610421 198701 1 001 NRP. 2111 030 027 D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Upload: rudi-dwi-s

Post on 07-Dec-2015

228 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik oleh:

1. Imam Farisi (2111 030 025)

Laporan telah diperiksa dan disetujui untuk disahkan.

Surabaya, 30 Desember2013

Mengetahui dan mengesahkan,

Dosen Pembimbing Teknologi Mekanik II Grader

D3 Teknik Mesin FTI - ITS

Ir. Nur Husodo, M. S. Danang Hariadi

NIP. 19610421 198701 1 001 NRP. 2111 030 027

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya, laporan Praktik Teknologi Mekanik Bubut pada mata kuliah Praktik

Teknologi Mekanik II dapat terselesaikan dengan baik.

Pada kesempatankali ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ir. Nur Husodo, M. S. Selaku dosen pembimbing pada mata kuliah Praktik Teknologi

Mekanik II yang telah membagi ilmunya agar dapat menyelesaikan praktikum ini.

2. Danang Hariadi selaku greader pada praktikum kali ini yang telah meluangkan

waktunya untuk membantu terselesaikannya praktikum ini.

3. Pihak-pihak yang telah membantu dalam praktikum dan penyelesaian laporan ini,

yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik

dan saran yang membangun sangat diperlukan. Semoga laporan Praktikum Teknologi Mekani

II ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 30 Desember 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan..........................................................................................

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

Daftar Isi ..........................................................................................................

Daftar Gambar..................................................................................................

Daftar Tabel......................................................................................................

Kata Pengantar..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................

I.1. Latar Belakang

I.2. Tujuan

I.3. Batasan Masalah

I.4. Manfaat

BAB II DASAR TEORI

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV PENUTUP

Daftar Pustaka

Lampiran

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman modernisasi seperti sekarang ini telah banyak ditemukan berbagai macam

teknologi, dengan teknologi dapat meringankan tugas manusiadalam membuat ataupun

membentuk sesuatu, misalnya teknik pembentukan dan pengerjaan logam dari yang

konvensional sampai non-konvensional. Permesinan konvensional merupakan proses

pembentukan benda kerja logam yang telahcukup lama dikenal. Permesinan konvensional banyak dilakukan

sebelum para ahli mesin menemukan mesin-mesin otomatis non-konvensional dalam

proses pembentukan dan pengerjaan logam. Proses pemotongan logam merupakan suatu proses

yang digunakan untuk mengubah bentuk suatu produk (komponen mesin) dari logam dengan

cara memotong.

Proses permesinan dengan menggunakan prinsip pemotongan logam dapat

dikelompokkan menjadi tiga kelompok dasar, yaitu : proses pemotongan dengan mesin pres,

proses pemotongan konvensional dengan mesin perkakas, dan proses pemotongan non konvensional.

Proses pemotongan dengan menggunakan mesin pres meliputi pengguntingan ( shearing ), pengepresan

(pressing) dan penarikan (drawing, elongating). Proses pemotongan konvensional dengan

mesin perkakas meliputi proses bubut (turning), proses frais (milling), dan sekrap (shaping).

Proses pemotongan non konvensional contohnya dengan mesin EDM (Electrical Discharge

Machining) dan wire cutting. Praktikum permesinan merupakan proses pembentukan benda kerja

yang lebih sederhana di bandingkan permesinan non-konvensional. Sederhana bermakna

pemakaian peralatan-peralatan yang digunakan dalam permesinan dibandingkan peralatan

yang digunakan dalam permesinan non-konvensional.Peralatan-peralatan yang digunakan

dalam praktikum permesinan antara lain, Mesin Bubut, Mesin Milling Vertikal, Mesin

Milling horisontal, dan MesinSekrap. Walaupun saat ini sudah banyak ditemukan teknik

pembentukan logam yang modern dan canggih tetapi kita tetap perlu untuk mempraktekan

teknik  permesinan konvensional agar kita lebih mengetahui dan memahami permesinan

konvensional.

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktik teknologi mekanik II adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa mengetahui macam – macam proses permesinan yang dilakukan

saat praktikum.

2. Mengetahui macam – macam proses yang dilakukan pada mesin bubut.

1.3 Batasan Masalah

Meliputi :

1. Alat yang dibuat.

2. Proses praktikum.

3. Variable apa saja yang di ubah.

4. Berapa lama prosesnya.

5. Sesuai atau tidak dengan dimensi yang diharapkan.

6. Bagaimana urutan dalam proses pengerjaan pada mesin bubut.

7. Berapa lama waktu yang diperlukan dalam proses pembubutan benda kerja.

I.4 Manfaat

Manfaat yang yang diperoleh setelah melakukan praktikum adalah :

1. Agar Kita mampu mengoprasikan mesin bubut dengan baik.

2. Kita lebih mengenal bagian – bagian mesin bubut.

3. Dapat mengetahui urutan proses dalam pembubutan benda kerja.

4. Kita dapat mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam proses pengerjaan benda kerja pada

mesin bubut.

5. Kita dapat mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam proses pengerjaan benda kerja.

6. Agar kita mampu melakukan proses pengukuran dengan baik .

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

BAB 2

DASAR TEORI

2.1 Kerja Bangku

Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam

mengerjakan kerja bangku didalam dunia teknik permesinan sebagai dasar untuk materi

teknik pemesinan pada tingkat selanjutnya. Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis

kontruksi geometris yang sesuai dengan perintah kerja. Persyaratan kualitas terletak kepada

pemahaman seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja yang

meliputi : tingkat keterampilan dasar penguasaan alat tangan, tingkat kesulitan produk yang

dibuat, dan tingkat kepresisian hasil kerja. Kerja bangku tidak hanya menitik beratkan pada

pencaapaian hasil kerja, tetapi juga pada prosesnya. Dimana pada proses tersebut lebih

menitik beratkan pada etos kerja yang meliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik

sebagai dasar sebelum melanjutkan ke pengerjaan yang menggunakan mesin ± mesin

produksi.

2.1.1 Mencekam dengan Ragum

Gambar 2.1 Ragum

Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja. Untuk membuka rahang

ragum dilakukan dengan cara memutar tangkai/tuas pemutar ke arah kiri

(berlawanan arahjarum jam) sehingga batang berulir akan menarik landasan

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

tidak tetap pada rahang tersebut, demikian pula sebaliknya untuk pekerjaan

pengikatan benda kerja tangkai pemutar diputar ke arah kanan (searah jarum

jam).

Pada praktik kali ini, praktikan mencekam dengan ragum untuk

melakukan proses membuat ulir dalam dengan tap dan snei. Untuk beberapa

jenis pekerjaan tertentu, teknik pengaturan tinggi ragum yang sesuai dapat

dilakukan dengan aturan tersendiri. 

Tinggi ragum harus disesuaikan dengan bentuk dari benda yang akan

dikerjakan dan dengan ketinggian orang yang menggunakan..

Untuk orang yang tinggi, biasanya ketinggian ragum diatur oleh alas

yang rata, sedangkan untuk orang yang pendek, tinggi yang sesuai dapat diatur

oleh alas kayu/jeruji di atas lantai.

Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat. Penjepitan 

oleh  ragum  tidak  boleh  merusak  benda  kerja. Biasa digunakan untuk

menjepit benda kerja pada waktu pekerjaan mengikir, memahat dan yang

lainnya. Umumnya terbuat dari besi tuang atau baja tempa.

Berdasarkan kapasitasnya untuk mencekam dengan kuat atau

memberikan tekanan tetap, ragum dapat digunakan untuk menyelesaikan

berbagai masalah dalam produksi di bengkel-bengkel kecil dimana umumnya

memerlukan penyesuaian peralatan dan teknik/metode untuk pekerjaan-

pekerjaan secara manual dengan tangan. Operasi-operasi di bengkel besar akan

memerlukan jig atau alat tekan yang dapat digabung dengan ragum tertentu

atau alat lain dari ragum biasa.

2.1.2 Pembuatan Ulir (Tap dan Sney)

Tap dan sney adalah alat untuk membuat ulir. Tap adalah untuk membuat ulir

dalam (mur), sedangkan Sney adalah untuk membuat ulir luar (baut).

2.1.2.1 Tap

Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah yaitu tap no.1 ( Intermediate tap) mata

potongnya tirus digunakan untuk pengetapan langkah awal, kemudian dilanjutkan

dengan tap no. 2 (Tapper tap) untuk pembentukan ulir, sedangkan tap no. 3 (Botoming

tap) dipergunakan untuk penyelesaian.

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

Gambar 2.2 1set Tap

Dalam mengetap, tap dimasukkan kedalam tangkai tap Gambar dibawah.

Tangkai tap Gambardi bawah (a) dan Gambar dibawah (c), dapat diatur besar kecilnya

ukuran kepala tap sedang tangkai tap Gambar dibawah b, mempunyai tiga lubang yang

dapat dipakai sesuai dengan besarnya kepala tap dan tangkai pemutarnya tidak dapat

disetel.

Gambar 2.3 Tangkai pemutar Tap

Untuk pembuatan ulir luar, batang ulir Gambardibawah harus

disediakan/dikerjakan terlebih dahulu menggunakan mesin bubut dengan diameter

”d”, sedangkan sneinya dipilih yang berukuran sama baik diameter maupun kisar ”k”

atau jumlah gang dalam satu inchi ”n” menurut jenis ulir yang akan dibuat.

Gambar 2.4 Dimensi Ulir

Langkah pengetapan

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

1.) Benda kerja yang telah dibor dijepit pada catok.

2.) Tap nomer 1 kita pasang pada pemutar tap dengan teguh.

3.) Taplah benda tersebut dengan langkah-langkah:

· Kedudukan tap harus tegak lurus terhadap benda kerja.

· Tekanlah tap itu dengan diputar perlahan-lahan.

· Apabila sudah terasa makan, Maka untuk seturusnya tidak perlu lagi tap itu ditekan.

· Putarlah tap itu kembali setiap sesudah makan maksudnya agar tatalnya putus,

meringankan pemutar tap dan saya tahan tap tetap besar.

· Putarlah tap itu terus secara bolak-balik sampai pada batas ulir yang terakhir.

4.) Teknologi mekanik

Setelah tap nomer 1, selanjutnya pakailah tap nomer 2 kemudian tap nomer 3 agar

hasilnya baik.

Selama proses pegetapan.Tap atau benda kerja harus diberi minyak pelumas,

Kecuali kalau benda kerja itu terbuat dari besi tuang.

Kalau selagi tap itu patah sehingga patahnya tertinggal dalam lubang, Maka

patahan tersebut dapat dikeluarkan dengan ekstraktor alat ini mempunyai ¾ batang

tangan-tangan yang dapat diatur.

Gambar 2.5 Proses mengetap dan mengecek ketegak-lurusan tap

2.1.2.2 SNEY

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

Sney adalah suatu alat yang berfungsi untuk membuat ulir luar (ulir untuk baut).

Khususnya ulir yang berdiameter kecil.

Gambar 2.6 Cara memasang sney

Langkah mengunakan Sney :

1. BK yang akan disney harusnya sudah memiliki diameter nominal yang sesuai, misal

M10x1.25 maka BK harus berdiameter 10mm.

2. BK dijepit pada ragum. Posisi benda yang dijepit pada ragum tidak boleh miring

sedikitpun. Jika miring sedikit maka hasil sney tidak akan sejajar dan tidak akan cocok

apabila dimasukan mur serta jika telah selasai disney maka sney tersebu tidak akan

masuk ke baut atau hasil sney yang kita sney.

3. sebelum kita jepit pada ragum benda yang kita akan sney kita champer dahulu dengan

alasan pada waktu sney dimasuukan terhadap benda kerja akan dampang untuk

memutar atau menekan sney pada waktu pengerjaan pertama kali.

4. benda keja terhadap ragum haru 90 derajat.

5. tekanlah sney itu dengan pelan pelan.

6. apabila susah terasa makann 1 maka seterusnya tidak perlu lagi tap itu ditekan

7. putarlah sney itu kembali setiap sesudah makan maksudnya agar tatalnya putus dan

meringankan sney dan daya tahan tap setiap

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

8. pemutaran sney tersebut dengan bolak balik setelah pemakanan atau setiap selesai

sney setia 45 derajat

9. putarlah sney secara balak balik sampai pada tat yang terakhir.

Gambar 2.7 Posisi tangan pada awal menyenei

Gambar 2.8 Pemegangan penuh pada posisi jauh dari rumah snei

Gambar 2.9 Memutar Snei

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

2.2 Mesin Bubut (Engine lathe)

Mesin bubut adalah mesin yang dapat digunakan untuk berbagai proses permesinan

seperti pemotongan, pengeboran, pengerjaan tepi, pembuatan ulir, pembuatan tirus, dll.

Secara umum mesin bubut terdiri dari, Bed Mesin, KepalaTetap, Kepala Lepas, Supor

(Saddle), Apron, Eretan dan Pahat. Pahat merupakan bagian dari mesin bubut yang mempunyai

fungsi sebagai pengikis atau pengambil serpih.

Kecepatan putaran mesin bubut ditentukan berdasarkan kecepatan potong dan diameter

benda kerja yang dibubut. Supaya pengoperasian mesin bubut dapat efisien, operator harus

memperhitungkan pemilihan kecepatan potong,  pengumpanan (feeding) dan kedalaman

pemotongan, banyaknya waktu yang hilang pada proses pembubutan disebabkan pemilihan

kecepatan potong dan pemakanan yang tidak tepat.

Gambar 2.10 Mesin Bubut

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

1.2.1 Bagian-bagian Mesin Bubut

Bagian – bagian mesin bubut antara lain :

1. Bed Mesin

Bagian ini dibuat dari besi tuang. Fungsi dari bagian ini adalah

untuk menopang komponen - komponen mesin lainnya.

2. Kepala Tetap

Bagian ini dipasang secara tetap pada bad mesin. Bagian ini mempunyai

spindle bolong yang tirus atau berulir untuk memasang benda kerja.

3. Kepala Lepas

Kepala lepas dapat dipindahkan kesetiap posisi sepanjang bad mesin.

Kepala lepas dapat dipersiapkan untuk membubut tirus.

4. Supor (Saddle)

Supor dipasang diatas bed mesin dan melintanginya. Eretan dan apron bersama

merupakan supor.

5. Apron

Apron ialah bagian supor yang membawa roda tangan untk  memindahkan eretan.

Transportir juga menembus apron dan dikaitkan dengan perantaraan engkol yang

dipasang didepan apron.

6. Eretan

Eretan ialah bagian dari supor yang membawa eretan lintang daneretan atas. Eretan

dipindahkan sepanjang bed mesin demean perantaraan batang bergigi yang

dipasang didepan bad mesin.

7. Pahat Bubut

Bagian ini mempunyai fungsi sebagai pengikis atau pengambilserpih. Pahat bubut

dibuat dari baja HSS.

8. Chuck

Chuck, tempat meletakkan benda kerja.

9. Dead center

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

Untuk menunjang ujung benda kerja, center ini tidak berputar Sendiri

tetapi mengikuti putaran benda kerja.

10. Tail stock spindle

Tempat melekatnya dead center. Disamping itu dapat juga melekatkan

drill chuck untuk proses drilling.

11. Trail stock

Bagian belakang (ekor) mesin bubut, untuk menunjang bagian benda

kerja dengan perantaraan dead center yand dilekatkan pada tail stock spindle.

12. Tail stock hand wheel

Untuk memajukan atau memundurkan posisi dead center agar

kedudukan benda kerja dapat diukur dengan baik. Disamping itu apabila pada

tail stock spindle dipasang mata bor, komponen dapat dipergunakan untuk

memberikan gerak makan.

13. Cross slide

Bagian yang melintang pada sumbu mesin bubut, terletak diatas

carriage. Untuk mengadakan gerakan pemakanan melintang.

14. Tool post

Tempat melekatnya pahat (cutting tool).

15. Compound rest

Tempat melekatnya tool post.

16. Gear box

Terdapat susunan roda gigi yang memungkinkan adanya variasi

kecepatan makan (feed motion).

17. Leg

Kaki mesin bubut, hanya ada pada mesin bubut yang kecil

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

1.2.2 Proses Operasional pada Mesin Bubut

Gambar 2.11 Proses Operasional pada Mesin Bubut

2.2.3.1 Turning Process

Proses turning adalah proses pembentukan benda kerja dengan mengurangi

material (material removal). Pengurangan material dilakukan pada benda kerja yang

berputar dengan alat potong (pahat) yang bergerak secara linear (melintang, memanjang,

atau membentuk sudut), sehingga benda kerja yang dihasilkan umumnya memiliki

penampang berbentuk lingkaran.

Turning sendiri mempunyai istilah lain yaitu bubut atau lathe

Prinsip kerja atau gerakan utama untuk melakukan pemakanan dalam proses turning ada

3, yaitu:

a. Main motion, yaitu: gerakan benda kerja berputar

b. Adjusting motion , yaitu: gerakan pahat memasukkan kedalaman pemakanan / depth

of cut

c. Feed motion, yaitu: gerakan pahat menyayat benda kerja atau disebut juga gerak

umpan

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

Gambar 1.12 Gerakan utama proses bubut (a) pemakanan memanjang; (b) pemakanan melintang (facing)

2.2.3.2 Shaping & Planning Process

Pada proses permesinan ini hanya dapat memotong menurut garis lurus

dengan jenis/tipe pemotongan yang sama dan selalu memotong hanya dalam

satu arah, sehingga langkah balik merupakan langkah terbuang (waktu

terbuang). Proses menyekrap menggunakan tool yang lebih keras dari benda

kerja.

Shaper

Gambar 2.13 Shaper

Shaper adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi

benda yang memilki dimensi relatif lebih kecil jika dibandingkan

dengan planer. Gerak potong pada mesin shaper dilakukan oleh pahat

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

yang melekat pada ram, sedangkan gerak makan dilakukan oleh benda

kerja (meja).

Planer

Gambar 2.14 Planer

Planer adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi benda

yang besar dan berat. Planer dapat digunakan untuk menghasilkan

permukaan datar horizontal dan vertikal. Namun, planer kurang efisien

daripada  proses machning dasar lainnya, seperti milling. Akibatnya

planing dan planer sebagian besar telah digantikan oleh mesin milling

atau mesin mesin yang dapat melakukan kedua-duanya (Planing dan

Miling

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

2.2.3.3 Milling Process

Gambar 2.15 Proses Milling

Pada proses Freis, prinsip dasar yang digunakan adalah terlepasnya logam

(geram) oleh gerakan pahat yang berputar. Mesin ini dapat melakukan pekerjaan

seperti memotong, membuat roda gigi, menghaluskan permukaan, dan lain-lain.

Prinsip kerja dari proses milling adalah pemotongan benda kerja dengan

menggunakan pahat bermata majemuk yang dapat menghasilkan sejumlah

geram. Benda kerja diletakkan di meja kerja kemudian, dipasang pahat potong

dan disetel kedalaman potongnya. Setelah itu, benda kerja didekatkan ke pahat

potong dengan pompa berulir, untuk melakukan gerak memakan sampai

dihasilkan benda kerja yang diinginkan.

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

2.2.3.4 Drilling Process

Gambar 2.16 Proses Drilling

Pada mesin Gurdi pahat potong yang digunakan berupa twist drill yang

terdiri dari dua atau lebih pahat potong tunggal, sehingga dikelompokkan

sebagai pahat bermata potong banyak. Gerakan memotong dan memahat

dilakukan oleh pahat.

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

2.2.3.5 Boring Process

Gambar 2.17 Proses Boring

Pengeboran selalu melibatkan pembesaran lubang yang ada. Yang

mungkin telah dibuat ataupun hasil dari inti dalam casting.

2.2.3.6. Filing Proses

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

Gambar 2.18 Proses Filing

Proses yang dilakukan dengan menggunakan gigi-gigi kikir. Kikir terbuat

dari baja tempa yang mengandung karbon tinggi dan meliputi bagian panjang,

potongan, bentuk dan gigi pemotong. Jika ditinjau dari bentuknya, ada beberapa

tipe yang sering kita jumpai. Antara lain bentuk flat, square, triangular, round,

half round dan eliptical. Sedangkan dilihat dari bentuk permukaannya terdiri

dari kikir kasar dan kikir halus.

2.2.3.7 Sawing & Broaching Process

Gambar 2.19 Proses Sawing & Broaching

Fungsi dari proses gergaji atau sawing process sendiri adalah sebagai alat

bantu (bukan untuk geometri), sehingga benda kerjanya ketika akan dipasang

dapat sesuai dengan  ukuran yang kita inginkan.

Jenis-jenis gergaji ada 2 yaitu Gergaji Tangan dan Gergaji Mesin. Alat ini

bukanlah alat yang asing dan dapat kita jumpai disekitar kita.

Sedangkan Broaching Process atau Parut adalah proses permesinan yang

menggunakan alat bergigi, yang disebut bros, untuk menghilangkan material.

Ada dua jenis utama broaching: linier dan putar.

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

2.2.3.8 Abrasive Machining Process

Gambar 2.20 Abrasive Machining Process

Proses abrasif adalah proses yang digunakan untuk melepas/memotong

bagian benda kerja dengan cara menggesekkan bahan yang keras. Proses ini

menggunakan partikel-partikel abrasive sebagai mata potongnya. Partikel-partikel

ini harus diikat dengan material-material lainnya agar dapat menjadi mata potong

yang tunggal dan kuat. Keunggulan Proses Abrasif, dibandingkan dengan proses

pemesinan yang lain adalah :

o Dapat digunakan untuk semua jenis material, dari logam yang lunak sampai

baja dan material non logam yang keras seperti keramik dan silikon.

o Beberapa proses ini dapat digunakan untuk menghasilkan permukaan yang

sangat halus.

o Untuk beberapa proses, dapat menghasilkan dimensi yang sangat presisi.

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

1.2.3 Proses Kerja Mesin Bubut

Proses Kerja Mesin Bubut antara lain :

1. Pada proses pengoperasian mesin bubut, hal pertama yang dilakukan yaitu

pemasangan benda kerja pada spindle dan pemasangan pahat pada

toolpost. Pemasangan pahat pada toolpost menggunakan alat bantu yaitu

kunci toolpost. Berikut adalah gambar proses pemasangan pahat pada

toolpost.

Gambar 2.21

2. Setelah memasang pahat pada toolpost, kemudian dilakukan pengaturan

posisi pahat sesuai dengan center pahat sampai posisi pahat sejajar.

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

Gambar 2.22

3. Setelah semua proses diatas dilakukan, kemudian atur pahat agar tegak

lurus dengan benda kerja. Setelah pahat lurus dengan benda kerja,

kemudian mengatur pahat agar didekatkan dengan benda kerja. Pahat yang

telah mendekati benda kerja, kemudian menyalakan spindle pada mesin.

Saat benda kerja pada spindle berputar, kemudian putar handle sampai

pahat dekat ke permukaan benda kerja dan sampai menggores benda kerja.

Setelah proses cutting pada benda kerja selesai, pahat dijauhkan dari benda

kerja dengan memutar cross slide dan kemudian mematikan mesin.

Gambar 2.23

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

2.3 Perkakas Potong (Pahat)

2.3.1 Jenis-jenis Pahat

Gambar 2.24 Jenis – jenis Pahat

Keterangan gambar:

1.Pahat potong kiri 6. Pahat sudut kanan

2.Pahat ujung bulat 7. Pahat sisi kiri

3.Pahat potong kanan 8. Pahat potong rata

4.Pahat potong sudut kanan 9. Pahat sisi kanan

5.Pahat potong ulir segitiga 10. Pahat bentuk 

2.4 Mesin Gergaji

Gergaji merupakan alat perkakas yang berguna untuk memotong benda kerja. Mesin

gergaji merupakan mesin pertama yang menentukan proses lebih lanjut. Mesin gergaji yang akan

dibahas dalam laporan ini adalah mesin gergaji besi (hacksaw) dan mesin gergaji bolak-balik

(hacksawing machine). Gergaji besi (hacksaw) biasa digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang

sederhana dalam jumlah produksi yang rendah. Untuk pekerjaan-pekerjaan dengan persyaratan

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

ketelitian tinggi dengan kapasitas yang tinggi diperlukan mesin-mesin gergaji khusus yang

bekerja secara otomatik dengan bantuan mesin.

Gambar 2.25 Mesin Gergaji

2.5 Mesin Gerinda

Mesin gerinda merupakan proses menghaluskan permukaan yang digunakan pada tahap

finishing dengan daerah toleransi yang sangat kecil sehingga mesin ini harus memiliki konstruksi

yang sangat kokoh.

Gambar 2.26 Mesin Gerinda

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

2.6 Jangka Sorong

Dalam mengukur suatu benda terkadang, kita memerlukan hasil dengan tingkat ketelitian

yang sangat tinggi, misal saja diameter silinder, diameter piston, diameter bantalan, ketebalan

suatu benda dll. Tetapi terkadang juga kita tidak membutuhkan hasil pengukuran yang memiliki

tingkat ketelitian tinggi. Maka dari itu jangka sorong dibuat dengan tingkat ketelitian yang

bermacam macam. Dan berikut ini berberapa ketelitian yang biasanya digunakan dalam jangka

sorong :

a). Jangka sorong dengan ketelitian 0.02 mm

b). Jangka sorong dengan ketelitian 0.05

c). Jangka sorong dengan ketelitian 0.1

Untuk memudahkan kita dalam menggunakan jangka sorong, terdapat salah satu macam

jangka sorong yang bernama jangka sorong analog, pada dasarnya fungsinya sama dengan jangka

sorong yang sering kita gunakan (jangka sorong manual). Hanya saja jangka sorong analog ini

kita tidak perlu susah susah dalam membacanya, kita tinggal mengukur dan hasil pengukuran

akan langsung muncul di layar pada jangka sorong. Demikian artikel dari kita

punya tentang fungsi jangka sorong, semoga dapat bermanfaat.

Gambar 2.27 Bagian-bagian jangka sorong

Kegunaan jangka sorong adalah:

untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK

Laporan Praktikum Teknologi Mekanik

untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun

lainnya) dengan cara diulur;

untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara

"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat pada

gambar karena berada di sisi pemegang.

Jenis jangka sorong

Gambar 2.28 jenis jangka sorong

D3 Teknik Mesin Produksi ITS-DISNAKERTRANSDUK