laporan bawang merah

21
PEMBAHASAN Klasifikasi Tanaman Bawang merah merupakan tanaman berumbi lapis, tinggi 60 – 1,20 cm, umbi lapis berkembang baik, berbentuk bulat telur, bulat atau bulat pipih tertekan; bentuk dan besarnya sangat bervariasi dengan tebal 4 – 15 cm, dengan atau tanpa umbi lapis tambahan. Daun roset, akar lebih pendek dari ibu tangkai bunga payung, tangkai bunga 3 kali panjang mahkota bunga atau lebih, kepala oval sampai bulat me manjang dan tumpul, dengan garis tengah berwarna hijau di bagian tengahnya putih kehijauan atau violet, panjang 4-6 mm. Tangkai benang sari mempunyai pangkal lebih besar dengan bakal buah tiga ruangan.Tanaman ini berasal dari Asia Barat yaitu Palestina dan masuk ke Indonesia melalui India. Berikut adalah klasifikasi tanaman bawang merah. Famili : Liliaceae Divisio : Spermathophyta Sub divisio : Angiospermae Kelas : Monokotiledon Ordo : Liliaceae

Upload: ralek-coepoe

Post on 25-Jun-2015

2.425 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Bawang merah

PEMBAHASAN

Klasifikasi Tanaman

Bawang merah merupakan tanaman berumbi lapis, tinggi 60 – 1,20 cm, umbi lapis

berkembang baik, berbentuk bulat telur, bulat atau bulat pipih tertekan; bentuk dan

besarnya sangat bervariasi dengan tebal 4 – 15 cm, dengan atau tanpa umbi lapis

tambahan. Daun roset, akar lebih pendek dari ibu tangkai bunga payung, tangkai bunga 3

kali panjang mahkota bunga atau lebih, kepala oval sampai bulat me manjang dan

tumpul, dengan garis tengah berwarna hijau di bagian tengahnya putih kehijauan atau

violet, panjang 4-6 mm. Tangkai benang sari mempunyai pangkal lebih besar dengan

bakal buah tiga ruangan.Tanaman ini berasal dari Asia Barat yaitu Palestina dan masuk

ke Indonesia melalui India. Berikut adalah klasifikasi tanaman bawang merah.

Famili : Liliaceae

Divisio : Spermathophyta

Sub divisio : Angiospermae

Kelas : Monokotiledon

Ordo : Liliaceae

Spesies : Allium ascalonicum L.

Pada garis besarnya dikenal 2 jenis bawang merah yaitu bawang merah biasa (Allium

ascolanum) dan bawang merah bombay (Allium cepa L.). Allium ascolonicum dikenal

dengan bawang merah blambangan merupakan jenis bawang merah yang banyak

digunakan.

Page 2: Laporan Bawang merah

Tempat Tumbuh

Tanaman bawang merah lebih senang tumbuh di daerah beriklim kering. Tanaman

bawang merah peka terhadap curah hujan dan intensitas hujan yang tinggi, serta cuaca

berkabut. Tanaman ini membutuhkan penyinaran cahaya matahari yang maksimal, suhu

udara 25 – 32 oC, dan kelembaban nisbi 50 – 70%.

Tanaman bawang merah dapat membentuk umbi di daerah yang suhu udaranya rata-rata

22 oC, tetapi hasil umbina tidak sebaik di daerah yang suhu udaranya lebih panas.

Bawang merah akan membentuk umbi lebih besar bilamana ditanam di daerah dengan

penyinaran lebih dari 12 jam. Dibawang suhu udara 22 oC tanaman bawang merah tidak

akan berumbi. Oleh karena itu, tanaman bawang merah lebih menyukai tumbuh di

dataran rendah dengan iklim yang cerah.

Di Indonesia bawang merah dapat ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m

di atas permukaan laut. Ketinggian tempat yang optimal untuk pertumbuhan dan

perkembangan bawang merah adalah 0 – 450 m di atas permukaan laut. Tanaman bawang

merah masih dapat tumbuh dan berumbi d dataran tinggi, tetapi umur tanamanya lebih

panjang dan hasil umbinya lebih rendah.

Kandungan Gizi dan Non-gizi

Umbi bawang merah mengandung zat-zat gizi dan zat-zat non gizi (fitokimia). Zat gizi

yang terkandung dalam bawang merah dimanfaatkan oleh tubuh menyediakan energi,

membangun jaringan, dan mengatur fungsi tubuh. Sementara, senyawa fitokimia

memiliki efek farmakologis dalam penyembuhan penyakit. Berikut ini adalah kandungan

zat-zat gizi dan non gizi pada 100 gr bawang merah.

Zat Gizi Massa (mg)

Karbohidrat

Protein

Kalsium

Fosfor

200

150

36

45

Page 3: Laporan Bawang merah

Vitamin B2

Vitamin B1

Vitamin C

Air

Lemak

Tiamin

Ribovlafin

Niasin

Kalium

Besi

Natrium

0,02

0,04

9

88000

0,3

30

0,04

0,3

334

0,8

12

Tabel 1. Kandungan zat gizi dalam bawang merah

Zat Fitokimia Konsentrasi (ppm)

Allisin

Allin

Alilpropil disulfida

Asam fenolat

Asam fumarat

Asam kaflirat

Dihidroalin

Floroglusin

Fitosterol

Propilmetil disulfida

Flavonol

Flavonoid

Kaempfenol

Kuersetin

330

345

700

390

600

550

240

323

50

632

420

846

100

330

Page 4: Laporan Bawang merah

Kuersetin glikosida

Saponin

Sikloaliin

Tripropanal sulfoksida

Propil disulfida

350

400

400

744

339

Tabel 2. Kandungan zat fitokimia dalam bawang merah

Efek Farmakologis Untuk Kesehatan

Bawang merah mengandung zat-zat aktif yang mempunyai efek farmakologis

terhadap tubuh. Beberapa bahan aktif yang berguna tersebut adalah sebagai

berikut.

1. Allisin dan alliin

Allisin

Allisin bersifat mengiritasi kulit, bila direbus atau disuling akan mengalami

dekomposisi. Indeks biasnya 1,561 (20oC), bobot jenis 1,112 gr/cm3 (20oC).

Kelarutan dalam air 2,5% w/w (suhu 10oC). pH sekitar 6,5.

Alliin

Page 5: Laporan Bawang merah

Alliin berupa hemihidrat yang tidak berwarna C6H11NO2S.½H2O bentuk jarum

tumpul yang diperoleh dari hasil rekristalisasi menggunakan pelarut aseton. Titik

leburnya 164-166oC (dengan mengeluarkan gas), praktis larut dalam air.

Allisin dan Alliin bersifat hipolipidemik, yaitu dapat menurunkan kadar kolesterol

darah. Mengonsumsi satu suing bawang merah segar dapat meningkatkan kadal

kolesterol baik (HDL) sebesar 30 %. Senyawa ini juga berfungsi sebagai

antiseptik, yaitu menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

2. Flavonoid

Flavonoid

Bahan aktif ini dikenal sebagai antiinflamasi atau anti radang. Jadi, bawang

merah bisa digunakan untuk menyembuhkan radang hati (hepatitis), radang sendi

(arthritis), radang tonsil (tonsillitis), radang pada cabang tenggorokan (bronchitis),

serta radang anak telinga (atitis media). Flavonoid juga berguna sebagai bahan

antioksidan alamiah, sebagai bakterisida, dan dapat menurunkan kolesterol jahat

(LDL) dalam darah secara efektif.

3. Alilpropil disulfide

Alilpropil disulfida

Page 6: Laporan Bawang merah

Seperti flavonoid, senyawa ini juga bersifat hipolipidemik atau mampu

menurunkan kadar lemak darah. Khasiat lainnya yaitu sebagai antiradang.

Kandungan sulfur dalam bawang merah sangat baik untuk mengatasi reaksi

radang, terutama radang hati, bronchitis, maupun kongesti bronchial.

4. Fitosterol

Fitosterol

Fitosterol adalah golongan lemak yang hanya bisa diperoleh dari minyak tumbuh-

tumbuhan atau yang lebih dikenal sebagai lemak nabati. Jenis lemak ini cukup

aman untuk dikonsumsi, termasuk oleh para penderita penyakit kardiovaskuler.

Oleh karena itu, penggunanya justru akan menyehatkan jantung.

5. Flavonol

Flavonol

Page 7: Laporan Bawang merah

Kuersetin

Kuersetin glikosida

Flavonol bersama kuersetin dan kuersetin glikosida, memiliki efek farmakologis

sebagai bahan antibiotic alami. Hal ini dikarenakan kemampuannya untuk

menghambat pertumbuhan virus, bakteri, maupun cendawan. Senyawa ini juga

mampu bertindak sebagai antikoagulan dan anti kanker.

Page 8: Laporan Bawang merah

6. Pektin

Bahan ini merupakan golongan polisakarida yang sukar dicerna. Oleh karena itu,

seperti pada flavonoid, pektin bersifat menurunkan kadar kolesterol. Senyawa ini

juga mempunya kemampuan mengendalikan pertumbuhan bakteri.

7. Saponin

Saponin termasuk senyawa penting dalam bawang merah, yang memiliki cukup

banyak khasiat. Senyawa ini berperan sebagai antikoagulan, yang berguna untuk

mencegah penggumpalan darah. Saponin juga dapat berfungsi sebagai

ekspektoran, yaitu mengencerkan dahak.

8. Tripropanal sulfoksida

Ketika umbi bawang merah diiris atau dilukai, akan keluar gas tripropanal

sulfoksida. Gas ini termasuk salah satu senyawa aktif eteris dalam bawang merah

yang menyebabkan keluarnya air mata (lakrimator). Agar mata tidak pedih dan

berair saat mengiris bawang merah, simpanlah bawang merah dalam lemari

pendingin selama kurang lebih 30 menit. Bersamaan dengan keluarnya tripropanal

sulfoksida, akan muncul pula bau menyengat yang merupakan aroma khas

bawang merah. Bau ini berasal dari senyawa propil disulfide dan propilmetil

disulfide. Ketika bawang merah ditumis atau digoreng, senyawa ini menebarkan

aroma harum. Baik tripropanal sulfoksida, propil disulfida, maupun propilmetil

Page 9: Laporan Bawang merah

disulfide dapat berfungsi sebagai stumulansia atau perangsang aktivitas fungsi

organ-organ tubuh. Jadi, senyawa-senyawa ini sangat berguna untuk merangsang

fungsi kepekaan saraf maupun kerja enzim pencernaan.

Selain mempunyai efekfarmakologis zat-zat aktif yang telah dijelaskan di atas, bawang

merah juga mempunyai beberapa khasiat lainnya, yaitu :

1. Menyembuhkan diabetes

2. Menyembuhkan sembelit

3. Menyembuhkan hipertensi

4. Menyembuhkan angina pectoris

5. Menyembuhkan lemah syahwat

6. Menyembuhkan gangguan ginjal

7. Mengatur system pernapasan

8. Mengobati mata bengkak dan selaput putih mata

9. Mengobati luka

10. Mengatasi rambut rontok, dan masih banyak lagi khasiat lainnya.

Penggunaan Bawang Merah sebagai Obat

Penggunaan bawang merah sebagai bisa sangat menolong dan menguntungkan,

mengingat tanaman ini banyak tersedia di hampir setiap keluarga. Demikian juga,

harganya relatif terjangkau.

Bawang merah yang berkualitas memiliki bentuk normal (tidak cacat), dengan kondisi

cukup kering dan agak keras jika dipencet. Aromanya kuat, kulit umbi berwarna terang,

dan tidak sedang berkecambah. Berikut ini beberapa tips jika menggunakan bawang

merah sebagai obat.

1. Bawang merah harus terbebas dari zat-zat toksik, seperti pestisida atau senyawa

beracun lainnya, dan harus dibersihakan atau dicuci terlebih dahulu agar higienis.

2. Gunakan jenis dan jumlah bawang merah sesuai keperluan. Jangan sampai

berlebihan karena akan membebani metabolism tubuh. Pengobatan menggunakan

bawang merah mesti dilakukan secara kontinu agar efek penyembuhan tercapai.

Page 10: Laporan Bawang merah

3. Jangan memasak bawang merah dalam kondisi terlalu panas karena akan merusak

ikatan kimia dari zat-zat yang ada di dalamnya. Kecuali jika sediaan memang

berupa air rebusan, yakni untuk mengeluarkan zat-zat aktif hingga larut dalam air

perebus.

4. Jangan disimpan terlalu lama dalam freezer karena akan menghilangkan sebagian

kandungan zat aktifnya. Ini akan mengurangi daya khasiatnya.

5. Bawang merah hanyalah berperan sebagai terapi pendukung (support therapy)

dari terapi medis yang tingkat akurasi penyembuhannya lebih meyakinkan. Oleh

karena itu, diagnosis dan saran dari dokter sangat diperlukan sebelum dan sesudan

menggunakan bawang merah sebagai obat.

Bentuk Sediaan Bawang Merah

Untuk keperluan penyembuhan suatu penyakit, bawang merah perlu dibuat menjadi

ramuan terlebih dahulu dalam bentuk sediaan. Pembuatan ramuan ini cukup mudah dan

bisa dilakukan oleh banyak orang. Berikut adalah berbagai macam sediaan bawang merah

yang biasa digunakan dalam terapi.

1. Bawang merah tumbuk

Sediaan ini banyak digunakan sebagai oba luar, antara lain untuk mengobati luka,

terapi gosok atau pijat. Namun, ada juga yang dikonsumsi bersama makanan atau

ramuan lainnya. Cara membuatnya, tumbuk bawang merah hingga halus, bisa

secara manuat atau menggunakan blender.

2. Irisan bawang merah

Bahan ini digunakan bersama bahan ramuan lain, direbus atau ditumis sebagai

bumbu masakan. Perlakuan menumis memang menyebabkan kandungan minyak

atsirinya keluar, namun masih ada kandungan zat-zat lain yang berkhasiat untuk

menyembuhkan suatu penyakit.

3. Bawang merah rebus

Kupas bawang merah terlebih dahulu, kemudian rebus dalam air. Ke dalam

rebusan bawang merah itu dapat ditambahkan beberapa bahan lain untuk

memperkuat khasiat bahan aktif yang terkandung di dalamnya.

4. Rendaman bawang merah

Page 11: Laporan Bawang merah

Sediaan ini dibuat untuk mendapatkan bahan-bahan aktif yang larut dalam

rendaman. Rendam bawang merah dalam larutan gula atau madu selama beberapa

hari (biasanya 3 hari). Kemudian, saring larutan perendam tersebut dan gunakan

dalam penyembuhan.

5. Bawang merah kukus

Ini merupakan salah satu cara memperoleh sediaan bawang merah dengan

memanfaatkan uap air panas, tanpa melalui kontak langsung dengan air. Dengan

cara mengukus seperti ini, bahan-bahan yang semestinya menguap akan keluar

bersama uap air. Sementara, bahan aktif lainnya masih tertinggal dan tidak larut

bersama air yang digunakan untuk memanaskan.

Page 12: Laporan Bawang merah

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, Sopiyudin. 2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba

Medika.

Jaelani. 2007. Khasiat Bawang Merah. Yogyakarta : Kanisius.

Prabowo. 2007. Budidaya bawang merah. Jakarta : Erlangga.

Page 13: Laporan Bawang merah

PERTANYAAN DISKUSI

1. Apa yang menyebabkan keluarnya air mata saat mengiris bawang merah ?

Jawab :

Saat bawang merah dilukai atau diiris akan keluar gas tripropanal sulfoksida. Zat ini

jika terkena mata akan terasa pedih, maka mata kita secara refleks akan mengeluarkan

air mata untuk membersihkan mata kita dari gas tripropanal sulfoksida.

2. Zat apa yang berperan menyembuhkan jari ibu kaki bengkak ?

Jawab :

Jari ibu kaki membengkak dapat disebabkan karena pembekuan darah dan bakteri

akibat dari jari ibu kaki terluka. Zat dari bawang merah yang dapat menyembuhkan

penyakit ini adalah flavonol dan saponin. Flavonol bersama kuersetin dan kuersetin

glikosida merupakan zat antibiotik yang terdapat dalam umbi bawang merah yang

dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan virus. Sementara saponin merupakan zat

yang berperan sebagai antikoagulan yaitu zat yang dapat mencegah pengumpalan

darah.

3. Apakah kandungan dalam bawang merah biasa dan bawang merah Bombay sama ?

Jawab :

Dari data hasil analisis, kandungan zat kimia dalam bawang merah biasa lebih banyak

dari pada bawang Bombay. Dalam bawang Bombay, kandungannya didominasi oleh

kadar air yang sangat tinggi.

4. Apakah bawang merah dan bawang putih mempunyai kandungan zat dengan jumlah

yang sama?

Jawab :

Berdasarkan data hasil analisis, bawang putih mempunyai kandungan zat gizi dan zat

non gizi yang relatif lebih tinggi dari pada bawang merah. Bahkan bawang putih

dijuluki sebagai raja antibiotik alami karena kandungan zat fitokimianya yang tinggi.

Page 14: Laporan Bawang merah

5. Apakah sama efek yang dihasilkan pada bawang merah mentah dengan bawang

merah yang sudah diolah ?

Jawab :

Tidak sama, efek dari bawang merah mentah lebih tinggi dari pada bawang merah

yang sudah diolah. Hal ini disebabkan karena, jika bawang merah diolah dengan cara

diberikan panas (dimasak) yang terlalu tinggi maka sebagian besar zat fitokimia akan

menguap. Zat-zat fitokimia bersifat eteris (volatile) yaitu mudah menguap.

6. Zat-zat aktif mana yang menyebabkan bau badan?

Jawab :

Bawang merah mempunyai aroma yang khas yang berasal dari propil disulfida dan

propilmetil disulfide. Jika kita memakan bawang merah makan zat-zat ini akan ikut

kedalam metabolisme tubuh sehingga hasil sekresinya berupa keringat akan

menyebabkan bau badan tak sedap.

7. Berapakah konsentrasi/massa zat-zat fitokimia dalam 100 gr bawang merah ?

Jawab :

Data konsentrasi zat-zat fitokimia ada dihalaman pembahasan kandungan zat gizi dan

non gizi.

8. Zat apa yang menyebabkan efek samping migraine ?

Jawab :

Jika kita mengkonsumsi bawang merah secara berlebihan makan akan membebani

metabolisme tubuh. Dalam bawang merah terdapat zat tripropanal sulfoksida,

propil disulfida, dan propilmetil disulfide yang dapat berfungsi sebagai

stumulansia atau perangsang aktivitas fungsi organ-organ tubuh. Jadi, senyawa-

senyawa ini sangat berguna untuk merangsang fungsi kepekaan saraf maupun

kerja enzim pencernaan. Jika tubuh menyerap zat-zat ini secara berlebih justru

akan mengganggu fungsi organ-organ tubuh dan fungsi kepekaan saraf serta

mengganggu fungsi kerja enzim pencernaan. maka efek samping yang

ditimbulkan salah satunya adalah migrain.

Page 15: Laporan Bawang merah

9. Zat-zat aktif apa saja yang menguap saat direbus ?

Jawab :

Zat-zat aktif dalam bawang merah adalah senyawa organik yang bersifat eteris

(volatile). Zat-zat yang menguap pada saat direbus dengan panas yang terlalu tinggi

adalah zat-zat nonpolar yang mempunyai bobot molekul yang rendah seperti alliin

dan alliisin.

10. Zat apa yang terkandung dalam bawang merah yang berperan sebagai antivirus?

Jawab :

Zat yang berperan sebagai antivirus adalah flavonol. Senyawa ini, bersama kuersetin

dan kuersetin glikosida, memiliki efek farmakologis sebagai bahan antibiotic alami.

Hal ini dikarenakan kemampuannya untuk menghambat pertumbuhan virus, bakteri,

maupun cendawan. Senyawa ini juga mampu bertindak sebagai antikoagulan dan anti

kanker.

11. Bagaimana zat-zat aktif dalam bawang merah menurunkan kadar kolesterol jahat

dalam tubuh ?

Jawab :

Zat-zat aktif pada bawang merah yang berperan dalam menurunkan kadar kolesterol

jahat adalah senyawa fito-kimia saponin dan fito-sterol, zat-zat ini bisa menurunkan

tingkat absorpsi kolesterol dan meningkatkan ekskresi, sehingga secara langsung

dapat mengurangi kolesterol yang masuk ke dalam tubuh.