laporan asuhan keperawatan asma

Upload: eka-ferdianti

Post on 17-Oct-2015

111 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN ASMAA. PengertianMenurut Stein (1998), asma adalah obstruksi akut pada bronkus yang disebabkan oleh penyempitan yang intermitten pada saluran napas di banyak tingkat mengakibatkan terhalangnya aliran udara, sedangkan menurut Surya (1990), asma adalah obstruksi jalan napas generalisata yang bervariasi dalam hal spontanitas atau responnya terhadap pengobatan.Asma adalah penyakit obstruksi jalan napas yang dapat pulih dan intermitten yang ditandai oleh penyempitan jalan napas, mengakibatkan dispnea, batuk dan mengi (Baughman, 2000).Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan asma adalah penyakit inflamasi obstruksi yang ditandai oleh episodik spasme otot polos dalam dinding saluran udara bronchial (spasme bronkus). Spasme bronkus ini menyempitkan jalan napas sehingga membuat pernapasan menjadi sulit (dispnea), menimbulkan bunyi mengi dan batuk.B. KlasifikasiAda 2 bentuk asma : asma bronkhial menurut Subuea (2005), yaitu :1. Asma esktrinsik, mulai pada usia muda, sering pada anak kecilGejala awal berupa ekzema/hay fever (bersin-bersin dengan ingus yang encer) hay fever dan eksema dapat timbul pada penderita yang berdasarkan sifat imunologik, peka terhadap alergen yaitu bahan yang terdapat dalam udara. Keadaan ini disebut atopi. Alergen yang telah lama dikenal ialah tepung sari dari bunga, rumput-rumputan, pohon, bulu kucing atau debu rumah.2. Asma bronkhial intrinsik timbul pada usia yang lebih lanjut, hampir sepanjang hidup penderita ini tidak kita temukan suatu faktor alergi yang menjadi penyebabnya tetapi ditemukan kepekaan yang berlebihan dari bronkus terhadap sejumlah stimulus yang non alergi, misal : infeksi virus/bakteri dari bronkus, kadang-kadang kegiatan jasmani, kadang-kadang karena menghirup udara dingin.C. EtiologiMenurut Surya (1990) dalam buku Manual Ilmu Penyakit Paru, penyebab asma yaitu :1. Faktor Predisposisia. AtopiGejala seperti rinitis musiman (hay fever) atau eksema maupun secara imunologis (berupa tes prick kulit yang positif terhadap satu atau lebih alergen, atau peningkatan kadar IgE serum.b. Riwayat keluargaSuatu riwayat keluarga asma seringkali diperoleh pada anamnesis.2. Faktor Presipitasia. LatihanAsma, terutama pada remaja, seringkali dicetuskan oleh latihan.b. Suhu udaraInhalasi udara kering dan dingin seringkali mencetuskan asma dan beberapa pasien mungkin mengalami mengi pada perubahan udara dingin menjadi panas.c. MusimMusim mempengaruhi asma melalui efeknya pada suhu udara, melalui terjadinya infeksi saluran napas atas atau melalui alergen air borne musiman.d. AlergiAlergen domestol yang paling umum menyebabkan asma adalah bulu binatang dan debu rumah, tetapi itu mungkin tidak mungkin diketahui atau dibuktikan hubungannya. Musiman terdiri dari serbuk sari pohon (musim semi), serbuk sarik rumput (musim panas) lumut (musim gugur) dan banyak yang lainnya.e. Pekerjaanf. Makanan dan minumanBahan pengawet (sulfur dioksida dalam minuman dan beberapa makanan kalengan), bahan pewarna (terutama tartrazine dalam makanan dan minuman) atau campuran (seperti rezin dan bahan lain dalam anggur).g. EmosiEmosi mungkin berperan dalam mencetuskan serangan asma pada orang yang sudah diketahui menderita asma.h. Obat-obatanObat-obatan beta blocker akan memperburuk asma yang sudah ada, analgetik (terutama tetapi tak selalu aspirin) mungkin mencetuskan asma terutama pada pasien yang lebih tua yang juga mempunyai polip hidung.i. Infeksi saluran napas atasMerupakan pencetus yang umum untuk kambuhnya asma (Surya, 1990).D. PatofisiologiMekanisme terjadinya penyempitan saluran nafas pada asma disebabkan oleh adanya proses :1. Kontraksi otot polos bronkus (bronkospasme)2. Adanya hiperreaktifitas bronkus3. Proses peradangan (inflamasi) saluran napas(Samekto, 2002)E. Manifestasi KlinisMenurut Baughman (2002) adalah :1. Gejala umuma. Batukb. Dispneac. Mengi2. Serangan asmaa. Seringkali terjadi pada malam harib. Mulai secara mendadak dengan batuk dan sensasi sesak dadac. Kemudian pernapasan lambat, laborius, mengid. Ekspirasi lebih kuat dan lama dari inspirasie. Obstruksi jalan napas membuat sensasi dispneaf. Batuk sulit dan kering pada awalnya, diikuti dengan batuk yang lebih kuat dengan sputum yang berbeda dari lendir encer.g. Total serangan dapat berlangsung 30 menit sampai beberapa jam dan dapat menghilang secara spontan3. Tanda-tanda lanjuta. Sianosis sekunder akibat, hipoksia beratb. Gejala-gejala retensi karbon inonoksida (misal : berkeringat, takikardia dan desakan nadi melebar)4. Reaksi yang berhubungana. Eksemb. Urtikariac. Edema angioneurotikF. Pemeriksaan PenunjangMenurur Samekto (2002) dan Suryo (1990) adalah :1. Foto ronsen dataBiasanya normal pada saat diantara serangan asma kecuali pada asma yang berat dan lama (ketika terjadi inflamasi berlebihan dan penebalan dinding dada) atau jika tak terjadi komplikasi, seperti aspergilosis bronkhopulmonal.2. Pemeriksaan laboratorium- Darah : cosinofilia (5-15% total leukosit)- Sputum : eosinofilis, spiral crushman, kristal charcot leyden- Tes kulit dengan alergen- Pengukuran kadar IgE serum3. Pemeriksaan Radiologi- Normal atau hiperinflasi- Penting untuk mengetahui adanya komplikasi : pneumothorak, pneumonia, atelektasit, pneumomediastinum, dan lain-lain4. Tes provokasi bronkusUntuk menunjukkan adanya hiperreaktifitas bronkus :- Provokasi beban kerja- Provokasi dengan hiperventilasi isokaonik udara dingin- Provokasi inhalasi dengan bahan :a. Spesifik : alergen tertentub. Non spesifik : histamin, metakilin, prostaglandin F2 alfa5. Anlisa gas darahPemeriksaan ini atas indikasi untuk menentukan derajat beratnya asma atau gagal nafas.6. Pemeriksaan EKGUntuk menentukan seberapa jauh pengaruh serangan asma terhadap jantung.G. PenatalaksanaanMenurut Baughman (2000) adalah :1. Terapi obat- Agonis beta- Metilsantin- Antikolinergik- Kortikosteroid- Inhibitor sel mast2. Penatalaksanaan asma tergantung atas beratnya serangan, berdasarkan anjuran WHO penatalaksanaan asma secara global (GINA : Global Initiative for Asthma) sebagai berikut :Menurut Samekto (2000)Tujuan umum terapi asma adalah :a. Pertahankan aktifitas normal, pekerjaan sehari-harib. Pertahankan faal paru mendekati normalc. Cegah gejala kronik dan eksaserbasid. Hindari efek samping obat-obatan asma3. PencegahanMenurut Baughman (2000) adalah :a. Evaluasi dan identifikasi protein asing yang mencetuskan seranganb. Lakukan uji kulit terhadap bahan dan matras dan bantal jika serangan terjadi pada malam haric. Lakukan uji kulit yang dibuat dengan senyawaan kerokan antigen dari rambut atau kulit jika serangan tampak berkaitan dengan binatangd. Hindari pemajanan terhadap bercak serbuk yang membahayakan, misal : tinggal dalam ruangan ber-AC selama musim serbuk atau jika memungkinkan ubah zona iklime. Cegah asma yang diakibatkan oleh latihan (EIA) dengan melakukan inspirasi udara pada 37C dan kelembaban relatif 100%f. Tutup hidung dan mulut dengan masker untuk aktivitas yang menyebabkan seranganASUHAN KEPERAWATANA. PengkajianMenurut Nugroho (2000) :1. Temperatur- Mungkin serendah 95F (hipotermi) 35C- Lebih teliti diperiksa di sublingual2. Pulse (denyut nadi)- Kecepatan, irama, volume- Apikal, radial, pedal3. Respirasi (pernafasan)- Kecepatan, irama, kedalaman- Tidak teraturnya pernafasan4. Tekanan darah- Saat baring, duduk, berdiri- Hipotensi akibat posisi tubuh5. Berat badan perlahan-lahan hilang pada tahun-tahun terakhir6. Tingkat orientasi7. Memory (ingatan)8. Pola tidur9. Penyesuaian psikososial10. Sistem persyarafana. Kesimetrisan raut wajahb. Tingkat kesadaran adanya perubahan-perubahan dari otak- Tidak semua orang menjadi snile- Kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau melemahc. Mata : pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarakd. Pupil : kesamaan, dilatasie. Ketajaman penglihatan menurun karena menua :- Jangan dites di depan jendela- Pergunakan tangan atau gambar- Cek kondisi kacamataf. Sensory deprivation (gangguan sensorik)g. Ketajaman pendengaran- Apakah menggunakan alat bantu dengar- Tinutis- Serumen telinga bagian luar, jangan dibersihkanh. Adanya rasa sakit atau nyeri11. Sistem kardiovaskulera. Sirkulasi perifer, warna dan kehangatanb. Auskultasi denyut nadi apikalc. Periksa adanya pembengkakan vena jugularisd. Pusinge. Sakitf. Edema12. Sistem gastrointestinala. Status gizib. Pemasukan dietc. Anoreksia, tidak dicerna, mual dan muntahd. Mengunyah dan menelane. Keadaan gigi, rahang dan rongga mulutf. Auskultasi bising ususg. Palpasi apakah perut kembung ada pelebaran kolonh. Apakah ada konstipasi (sembelit) diare adan inkondinensia alui13. Sitem genitourinariusa. Warna dan bau urineb. Distensi kandung kemih, inkontinensia (tidak dapat menahan untuk buang air kecil)c. Frekuensi, tekanan atau desakand. Pemasukan dan pengeluaran cairane. Disuriaf. Seksualitas- Kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks- Adanya kecacatan sosial yang mengarah keaktivitas seksual14. Sistem kulita. Kulit- Temperatur, tingkat kelembaban- Keutuhan luka, luka bakar, robekan- Turgor (kekenyalan kulit)- Perubahan pigmenb. Adanya jaringan parutc. Keadaan kukud. Keadaan rambute. Adanya gangguan-gangguan umum15. Sistem mukuloskeletala. Kontraktur- Atrofi otot- Mengecilkan tendo- Ketidakadekuatannya gerakan sendib. Tingkat mobilitas- Ambulasi dengan atau tanpa bantuan/peralatan- Keterbatasan gerak- Kekuatan otot- Kemampuan melangkah atau berjalanc. Gerakan sendid. Paralisise. Kifosis16. Psikososiala. Menunjukkan tanda-tanda meningkatkannya ketergantunganb. Fokus-fokus pada diri bertambahc. Memperlihatkan semakin sempitnya perhatiand. Membutuhkan bukti nyata akan rasa kasih sayang yang berlebihanB. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi serta Rasional1. Diagnosa : Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan bronkospasme, peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi kental (Doenges, 1999)IntervensiRasional1. Auskultasi bunyi napasCatat adanya bunyi napas, misal : mengi, krekels, ronchi1. Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan napas dan dapat tak dimanifestasi-kan adanya bunyi napas adventisius, misal : penyebaran krekels basah (bronkhitis), bunyi napas redup dengan ekspirasi mengi (emfisema) atau tidak adanya bunyi napas (asma berat)2. Kaji/pantau frekuensi pernapasan. Catat rasio inspirasi/ekspirasi2. Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau selama stres/adanya proses infeksi akut3. Catat adanya/derajat dispnea, misal : keluhan lapar udara, gelisah, ansietas, distres pernapasan, penggunaan otot bantu3. Disfungsi pernapasan adalah variabel yang tergantung pada tahap proses kronis selain proses akut yang menimbulkan perawatan di rumah sakit, misal : infeksi, reaksi alergi4. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman, misal : peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur4. Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernapasan dengan menggunakan gravitasi5. Pertahankan polusi lingkungan minimum, misal : debu, asap dan bulu bantal yang berhubungan dengan kondisi individu5. Pencetus tipe reaksi alergi pernapasan yang dapat mentriger episode akut6. Dorong/bantu latihan napas abdomen/bibir6. Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dispnea dan menurunkan jebakan udara7. Kolaborasi dalam pemberian obat, misal- Bronkodilator : Biagonis, epinefrin- Xantin : aminofilin, oxtrifilin7. Merilekskan otot halus dan menurunkan kongesti lokal, menurunkan spasme jalan napas, mengi dan produksi mukosa. Obat-obatan mungkin per oral, injeksi, inhalasi2. Diagnosa : Pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen (obstruksi jalan napas oleh sekresi, spasme bronkus, jebakan udara) (Doenges, 1999)IntervensiRasional1. Kaji frekuensi kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori, napas bibir, ketidakmampuan bicara/berbincang1. Berguna dalam evaluasi derajat distres pernapasan dan/atau kronisnya proses penyakit2. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernapas. Dorong napas dalam perlahan atau napas bibir sesuai kebutuhan/ toleransi individu2. Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan napas untuk menurunkan kolaps jalan napas, dispnea dan kerja napas3. Kaji/awasi secara rutin kulit dan warna membran mukosa3. Sianosis mungkin perifer (terlihat pada kuku) atau sentral (terlihat sekitar bibir/daun telinga). Keabu-abuan dan sianosis sentral mengindikasi beratnya hipsemia.4. Dorong mengeluarkan sputum : penghisapan bila diindikasikan4. kental, tebal dan banyaknya sekresi adalah sumber utama gangguan pertukaran gas pada jalan napas kecil. Penghisapan dibutuhkan bila batuk tak efektif.5. Awasi tingkat kesadaran/status mental, selidiki adanya perubahan5. Gelisah dan ansietas adalah manifestasi umum pada hipoksia. GDA memburuk disertai bingung/ somnolen menunjukkan disfungsi sentral yang berhubungan dengan hipoksemia3. Diagnosa : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual/muntah. (Doenges, 1999)IntervensiRasional1. Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kesulitan makan. Evaluasi BB dan ukuran tubuh.1. Pasien distres pwernapasan akut sering anoreksia karena dispnea, produksi sputum dan obat2. Auskultasi bunyi usus2. Penurunan/hipoaktif bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster dan konstipasi (komplikasi umum) yang berhubungan dengan pembatasan masukan cairan, pilihan makanan buruk, penurunan aktivitas dan hipoksemia.3. Berikan perawatan oral sering, buang sekret, berikan wadah khusus untuk sekali pakai dan tisu.3. Rasa tidak enak, bau dan penampilan adalah pencegahan utama terhadap nafsu makan dan dapat membuat mual dan muntah dengan peningkatan kesulitan napas.4. Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.4. Dapat menghasilkan distensi abdomen yang mengganggu napas abdomen dan gerakan diafragma dan dapat meningkatkan dispnea.5. Hindari makanan yang sangat panas atau dingin.5. Suhu ekstrem dapat mencetuskan/meningkatkan spasme batuk.4. Diagnosa : Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan utama. (Doenges, 1999)IntervensiRasional1. Awasi suhu1. Demam dapat terjadi karena infeksi/ dehidrasi2. Kaji pentingnya latihan napas, batuk efektif, perubahan posisi sering dan masukan cairan adekuat.2. Aktivitas ini meningkatkan mobilisasi dan pengeluaran sekret untuk menurunkan risiko terjadinya infeksi paru.3. Observasi warna, karakter, bau sputum.3. Sekret berbau, kuning atau kehijauan menunjukkan adanya infeksi paru.4. Dorong keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.4. Menurunkan konsumsi/kebutuhan keseimbangan oksigen dan memperbaiki pertahanan pasien terhadap infeksi, meningkatkan penyembuhan.5. Diagnosa : Kurang pengetahuan tentang kondisi berhubungan dengan kurang informasi (Doenges, 1999)IntervensiRasional1. Jelaskan/kuatkan penjelasan proses penyakit individu. Dorong pasien/ orang terdekat untuk menanyakan pertanyaan.1. Menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan perbaikan partisipasi pada rencana pengobatan.2. Instruksikan/kuatkan rasional untuk latihan napas, batuk efektif dan latihan kondisi umum.2. Napas bibir dan abdominal/ diafragmatik menguatkan otot pernapasan, membantu meminimalkan kolaps jalan napas kecil dan memberikan individu arti untuk mengontrol dispnea.3. Diskusikan obat pernapasan, efek samping dan reaksi yang tidak diinginkan.3. Pasien sering mendapat obat pernapasan banyak sekaligus yang mempunyai efek samping hampir sama dan potensial interaksi obat.4. Tunjukkan teknik penggunaan dosis inhaler (matered dose inhaler/MDI) seperti bagaimana memegang, interval semprotan 2-5 menit, bersihkan inhaler.4. Pemberian yang tepat obat meningkatkan penggunaan dan keefektifan.5. Sistem alat ukur mencatat obat intermiten/penggunaan inhaler.5. Menurunkan risiko penggunaan tak tepat/kelebihan dosis dari obat kalau perlu, khususnya selama eksaserbasi akut, bila kognitif terganggu.KesimpulanAsma adalah penyakit inflamasi obstruksi yang ditandai oleh periode episodik spasma otot-otot polos dalam dinding saluran udara bronchial (spasma bronkus). Spasma bronkus ini menyempitkan jalan nafas sehingga membuat pernafasan menjadi sulit (dispneal), menimbulkan bunyi mengi dan batuk.Setelah dilakukan pengkajian pada Tn. S dengan asma didapatkan data seperti : klien akan sesak jika terjadi perubahan cuaca yang ekstrim, ada riwayat asma sebelumnya, sesak nafas jika melakukan aktifitas berat, berbicara terengah-engah dan posisi duduk kedua tangan memegang lutut, badan dicondongkan ke depan maka diagnosa yang muncul yaitu : risiko terjadi asma berulang. Agar asma itu tidak kambuh maka dilakukan intervensi seperti menganjurkan untuk menghindari penyebab asma misalnya lingkungan dengan suhu ekstrim, polusi udara, serbuk, dan lain-lain.B. Saran Jika penderita asma maka kita harus bisa menghindari alergen yang bisa menimbulkan asma, misal perubahan cuaca ekstrim, makanan, bulu kucing, debu, dan lain-lain. Gunakanlah masker jika asma ditimbulkan oleh debu Bagi perawat hendaknya bisa memberikan asuhan keperawatan pada pasien asma khususnya lansia agar bisa mencegah agar tidak kambuh lagi.DAFTAR PUSTAKABaughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan Gerontik ed 2. Jakarta : EGC.Samekto, Widiastuti. 2002. Asma Bronkiale. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.Subuea, Hardin, dkk. 2005. Ilmu Penyakit Dalam, cet kedua. Jakarta : Rineka Cipta.Stein, jay H. 1998. Panduan Klinik Penyakit Dalam ed. 3. Jakarta : EGC.Surya A, Djaja. 1990. Manual Ilmu Penmyakit Paru. Jakarta : Binarupa Aksara.http://www.kompas.com diperoleh 25 Oktober 2008.1. BAB II Keperawatan Keluarga Dengan Asma

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A.Konsep Dasar Keluarga1.Definisi KeluargaKeluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Depkes RI 1988).Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. (Salvicion G bailon dan Aracelis Maglaya 1989).Dari kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah :a)Unit terkecil masyarakatb)Terdiri dari dua orang atau lebihc)Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darahd)Hidup dalam satu rumah tanggae)Di bawah asuhan seorang kepala rumah tanggaf)Berinteraksi diantara sesame anggota keluargag)Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.h)Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.2.Type keluargaa.Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.b.Keluarga besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.c.Keluarga berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.d.Keluarga duda/janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.e.Keluarga berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.f.Keluarga kabitas (Cahabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

3.Struktur KeluargaStruktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :a.PatrilinealAdalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.b.MatrilinealAdalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.c.MatrilokalAdalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istrid.PatrilokalAdalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suamie.Keluarga kawinanAdalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan suami atau istri4.Peran KeluargaPeranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :a.Peranan ayahAyah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.b.Peranan ibuSebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lngkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.c.Peranan anakAnak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social dan spiritual5.Fungsi KeluargaAda beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :a.Fungsi Biologis1)Untuk meneruskan keturunan2)Memelihara dan membesarkan anak3)Memenuhi kebutuhan gizi keluarga4)Memelihara dan merawat anggota keluargab.Fungsi Psikologis1)Memberikan kasih saying dan rasa aman2)Memberikan perhatian diantara anggota keluarga3)Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga4)Memberikan identitas keluargac.Fungsi sosialisasi1)Membina sosialisasi pada anak2)Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak3)Meneruskan nilai-nilai budaya keluargad.Fungsi ekonomi1)Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga2)Pengaturan penggunaan pengahasilan keluarga untuk memnuhi kebutuhan keluarga3)Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.e.Fungsi pendidikan1)Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilkinya.2)Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan dating dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.3)Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.6.Ciri Ciri Keluargaa.Diikat dalam suatu tali perkawinanb.Ada hubungan darahc.Ada ikatan batind.Ada tanggung jawab masing-masing anggotanyae.Ada pengambil keputusanf.Kerjasama diantara anggota keluargag.Komunikasi interaksi antar anggota keluargah.Tinggal dalam suatu rumah.7.Tahap Tahap Perkembangan KeluargaTahap-tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut :a.Tahap pembentukan keluargaTahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tanggab.Tahap menjelang kelahiran anakTugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.c.Tahap menghadapi bayiDalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orangtuanya. Dan kondisinya masih sangat lemah.d.Tahap menghadapi anak prasekolahPada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitive terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma agama, norma-norma social budaya dan sebagainya.e.Tahap menghadapi anak sekolahDalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.f.Tahap menghadapi anak remajaTahap ini adalah tahap yan paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orangtua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengerti antara kedua orangtua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.g.Tahap melepaskan anak ke masyarakatSetelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tanggah.Tahap berdua kembaliSetelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.i.Tahap masa tuaTahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orangtua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.8.Tugas Tugas KeluargaPada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :a.Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanyab.Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluargac.Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masingd.Sosialisasi antar anggota keluargae.Pengaturan jumlah anggota keluargaf.Pemeliharaan ketertiban anggota keluargag.Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luash.Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga9.Tugas Tugas Keluarga dalam Bidang KesehatanUntuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara. Freeman (1981) membagi5 tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga, yaitu :a.Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanyab.Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepatc.Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.d.Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluargae.Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.10.Keluarga Kelompok Risiko TinggiDalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, yang menjadi prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang tergolong risiko tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi:a.Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai berikut :1)Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah2)Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri3)Keluarga dengan keturunan yang kurang baik/keluarga dengan penyakit keturunanb.Keluarga dengan ibu dengan risiko tinggi kebidanan. Waktu hamil :1)Umur ibu (16 tahun atau lebih 35 tahun)2)Menderita kekurangan gizi/anemia, hipertensi3)Primipara atau multipara4)Riwayat persalinan dengan komplikasic.Keluarga dimana anak manjadi risiko tinggi, karena :1)Lahir premature/BBLR2)Berat badan sukar naik3)Lahir dengan cacat bawaan4)ASI kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi5)Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya.d.Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga1)Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan2)Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga sehingga sering timbul cekcok dan ketegangan3)Ada anggota keluarga yang sering sakitSalah satu orang tua (suami/istri) meninggal, cerai, atau lari meninggalkan keluarga.B.Konsep Dasar Penyakit Asma1.Pengertian AsmaAsma adalah suatu kondisi dimana jalan udara dalam paru-paru meradang hingga lebih sensitif terhadap faktor khusus (pemicu) yang menyebabkan jalan udara menyempit hingga aliran udara berkurang dan mengakibatkan sesak napas dan bunyi napas mengikik (Professor Jon Ayres, 2003).Asma adalah penyakit paru yang di dalamnya terdapat obstruksi jalan napas, inflamasi jalan napas dan jalan napas yang hiperresponsif atau spasme otot polos bronchial. (Cecily,2002)Sistem pernafasan meliputi :a.Rongga hidung : yang menghangatkan, melembabkan, dan menyaring udara inspirasi.b.Laring (Adams apple atau jakun) : yang berperan untuk pembentukan suara dan untuk melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan dan cairan karena ini dapat menyebabkan batuk bila terangsang.c.Trakea yang bercabang menjadi dua bronkusd.Saluran utama bronkusMerupakan percabangan trakea bercabang menjadi bagian kanan dan kiri. Panjang kira-kra 5cm, diameter 11-13 mm. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea. Bronkus bercabang-cabang menjadi bronkeolus. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan. Bronkiolus berakhir pada kantung udara (alveolus).e.AlveolusTerdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil terdiri atas selapis sel epitel pipih dan banyak bermuara kapiler darah yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas.f.Pada pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksternal, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernafas oksigen masuk melalui trakea dan pada pipa bronkhial ke alveoli, dan dapat erat hubungan dengan darah di dalam kapiler pulmonalis. Alveoli memisahkan oksigen dari darah, oksigen menembus membran, diambil oleh sel darah merah dan dibawa ke jantung dan dari jantung dipompakan ke seluruh tubuh. Di dalam paru-paru, karbondioksida merupakan hasil buang metabolisme, menembus membran alveoli, dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui membran pipa bronkhial dan trakea, dikeluar melalui hidung dan mulut.g.Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner :1)Ventilasi pulmoner, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar.2)Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung oksigen masuk ke seluruh tubuh, karbondioksida dari seluruh tubuh masuk ke paru-paru.3)Distribusi arus udara dan arus darah.Difusi gas yang menembus membran pemisah alveoli dan kapiler, CO2 lebih mudah berdifusi dari pada O2. (Pearce, Ec, 2000).

2.Klasifikasi Derajat AsmaTabel 2.1Klasifikasi Derajat AsmaDerajat AsmaGejalaGejala Malam

INTERMITENMingguan1.Gejala < 1x/minggu2.Tanpa gejala di luar serangan3.Serangan singkat4.Fungsi paru asimtomatik dan normal luar serangan 2 kali sebulan

PERSISTEN RINGANMingguan1.Gejala > 1x/minggu tapi < 1x/hari2.Serangan dapat mengganggu aktivitas dan tidur>2 kali seminggu

PERSISTEN SEDANGHarian1.Gejala harian2.Menggunakan obat setiap hari3.Serangan mengganggu aktivitas dan tidur4.Serangan 2x/minggu, bisa berhari-hari>sekali seminggu

PERSISTEN BERATKontinu1.Gejala terus-menerus2.Aktivitas fisik terbatasSering

3.Etiologi AsmaAda beberapa faktor predisposisi dan predispetasi timbulnya serangan asma bronchial yang dapat digolongkan pada 2 faktor terdiri dari :.a.Faktor predisposisi, meliputi :1)GenetikDimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penularannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena ada bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronchial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersensitifitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.b.Faktor Predispetasi1)AlergenDimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :a)Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasanEx : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.b)Ingestan, yang masuk melalui mulutEx : makanan dan obat-obatanc)Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulitEx : perhiasan, logam dan jam tangan2)Perubahan cuacaCuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi timbulnya asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Selain itu juga kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti musim hujan, musim kemarau, musim bunga, arah angina serbuk bunga serta debu.3)StressStress / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress / gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum teratasi maka gejala asmanya belum bisa diobati4)Lingkungan KerjaLingkungan kerja juga mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, terkena bulu-bulu binatang industry tekstil, pabrik abses, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti5)Olahraga / aktivitas jasmani yang beratSebagian berat penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau olahraga yang berat, seperti lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma kerena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut. 4.Manifestasi KlinisGejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat hiperaktivitas bronkus. Obstruksi jalan nafas dapat reversible secara spontan maupun dengan pengobatan.Gejala-gejala asma antara lain :a.Bising mengi (wheezing) yang terdengar dengan atau tanpa stetoskopb.Batuk produktif, sering terjadi pada malam haric.Napas atau dada seperti tertekand.Pasien menggunakan otot-otot tambahan untuk bernafas dan mungkin membungkuk ke depan untuk bernafas dengan lebih baik.e.Dispnea dengan ekspirasi memanjangf.Cuping hidung melebarg.Sianosish.Ansietas, iritabilitas sampai penurunan tingkat kesadaran.Gejalanya bersifat paroksimal, yaitu membaik pada siang hari dan memburuk pada malam hari.

Berdasarkan penyebabnya, asma dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe yaitu :1.Ekstrinsik (alergik)Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya satu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.2.Intrinsik (non alergik)Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronchitis kronik dan emfisema.3.Asma gabunganBentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergi dan non-alergi5.PatofisiologiPencetus serangan asma bermacam-macam., bisa dari alergen, emosi/stress, keturunan. Pencetus serangan ini mempengaruhi munculnya antibodi dan antigen. Dengan adanya alergi pula menyebabkan pengeluaran histamin dan zat mediator lainnya, seperti bradikinin, dan anafilatoxin. Pengeluaran zat-zat mediator ini menyebabkan 3 hal, yaitu kontraksi otot polos, peningkatan permeabilitas kapiler, peningkatan sekresi mukus. Peningkatan sekresi mukus ini mengakibatkan peningkatan produksi mukus dan menurunkan nafsu makan sehingga ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan.Asma juga ditandai dengan kontraksi dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara.Selama serangan asmatik, bronkiolus menjadi meradang dan terjadi peningkatan sekresi mucus. Hal ini menyebabkan lumen jalan nafas menjadi bengkak, kemudian meningkatkan resistensi jalan nafas dan dapat menimbulkan distress pernafasan. Orang yang mengalami asma akan mengalami kesulitan bernafas. Hal ini menyebabkan hiperinflasi pada alveoli dan perubahan pertukaran gas. Jalan nafas menjadi obstruksi yang kemudian tidak adekuat ventilasi dan saturasi O2 sehingga terjadi penurunan po2 (hipoksia). Selama seranagan asmatik, Co2 tertahan dengan meningkatnya resistensi jalan nafas selama ekspirasi dan menyebabkan asidosis respiratory. Kemudian system pernafasan akan mengadakan kompensasi dengan meningkatkan pernafasan (takipnea).

6.Komplikasia.Status asmatikusb.Pneumoniac.Pneumothoraksd.Emfisema kronike.Gagal nafasf.Bronchitisg.Fraktur igah.Kematian7.PencegahanDiharapkan dengan mencegah dan mengendalikan faktor pencetus serangan asma makin berkurang atau derajat asma semakin ringan. Pada dasarnya obat-obat anti asma dipakai untuk mencegah dan mengendalikan gejala asma.a.Pencegahan (controller) yaitu obat yang dipakai setiap hari, dengan tujuan agar gejala asma persisten tetap terkendali.b.Penghilang gejala (reliever) yaitu obat penghilang gejala yang dapat merelaksasi bronkontruksi dan gejala-gejala yang menyertainya segera.8.PenatalaksanaanTujuan terapi asma adalah :a.Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma dan mencegah kekambuhanb.Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannyac.Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal termasuk melakukan exercised.Menghindari efek samping obat asmae.Mencegah obstruksi jalan napas yang ireversibelStrategi pengobatan pada asma bronchial terbagi 2, yaitu :1.Pengobatan non farmakologik :a.Memberikan penyuluhanb.Menghindari faktor pencetusc.Pemberian cairand.Fisioterapie.Beri O2 bila perlu2.Pengobatan farmakologik :a.Bronkodilata : obat yang dapat melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :1)Simpatomimetik/andrenergik (adrenalin dan efedrin)Adapun nama-nama obat yang termasuk golongan ini adalah : Orsiprenalin (alupent), Fenoterol (Berotec) dan Terbutalin (bricasma). Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup, suntikan dan semprotan. Yang berupa semprotan adalah MDI (Metered Dose Inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau cairan broncodilator (Alupent, Berotec, Brivasma serta Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel yang sangat halus) untuk selanjutnya dihirup.2)Santin (teofilin), jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan ini adalah: Aminofilin (Amicam supp) dan Teofilin (Amilix). Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling memperkuat. Cara pemakaian : dalam bentuk injek digunakan obat teofilin/aminofilin dipakai pada serangan asma akut, dan disuntikkan perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah dan ada juga obat yang diberikan peroral seperti tablet dan sirupnya. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentuk supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).

C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan KeluargaProses keperawatan adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang diajukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana/penyalur.(effendy1998:38)Asuhan keparawatan pada keluarga merupakan bagian penting dalam upaya menyelesaikan masalah yang dihadapi sasaran, baik sebagai sasaran keluarga sendiri , sasaran individu maupun sasaran kelompok bahkan sasaran yang lebih luas yaitu masyarakat.Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling bergantungan satu sama lainnya dan bersifat dinamis, dan disusun secara sistematis untuk menggambarkan perkembangan dari tahap, dengan tahap-tahap sebagai berikut:1.PengkajianAdalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien dan keluarga dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem yang berintegrasi dan kesanggupan untuk mengatasinya.Untuk mendapatkan data keluarga yang akurat perlu sumber informasi dari anggota keluarga yang paling mengetahui keadaan keluarga dan biasanya adalah ibu. Sedangkan informasi tentang potensi keluarga dapat diperoleh dari pengambilan keputusan dalam keluarga, biasanya adalah kepala keluarga, atau kadang-kadang orangtua. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui cara :a.WawancaraYang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan, dan sebagainya.b.ObservasiPengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja, diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya ventilasi, penerangan, keberhasilan dan sebagainya.c.Studi DokumentasiStudi berkaitan dengan perkembangan kasus anak dan dewasa, diantaranya melalui kartu menuju sehat, kartu keluarga dan catatan-catatan kesehatan lain.d.Pemeriksaan FisikDilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik misalnya kehamilan dan tanda-tanda penyakit. Data-data yang dikumpulkan meliputi hal-hal sebagai berikut :1)Data Umuma)Kepala keluarga dan komposisi keluargab)Tipe keluargac)Suku bangsa dan agamad)Status sosial ekonomi keluargae)Aktivitas rekreasi keluarga2)Riwayat dan tahap perkembangan keluarga.a)Tahap perkembangan keluargab)Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhic)Riwayat kesehatan keluarga inti3)Data Lingkungana)Karakteristik rumahb)Karakteristik tetangga dan komunitasnyac)Mobilitas geografis keluargad)Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakate)Sistem pendukung keluarga4)Struktur keluargaa)Struktur peranb)Nilai dan norma keluargac)Pola komunikasi keluargad)Struktur kekuatan keluarga5)Fungsi keluargaa)Fungsi ekonomib)Fungsi mendapatkan status sosialc)Fungsi pendidikand)Fungsi sosialisasie)Fungsi keperawatan. Tujuan dari fungsi keperawatan :(1)Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masa kesehatan(2)Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenal tindakan kesehatan yang tepat(3)Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit(4)Mengetahui kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat(5)Mengetahui kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dimasyarakatf)Fungsi religiusg)Fungsi rekreasih)Fungsi reproduksii)Fungsi afeksi6)Stress dan koping keluargaa)Stresor jangka pendek dan jangka panjangb)Kemampuan keluarga berespon terhadap stressorc)Strategi koping yang digunakand)Disfungsi strategi adaptasi7)Pemeriksaan keluargaPemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga meliputi pemeriksaan kebutuhan dasar individu, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang perlu.8)Harapan keluargaPerlu dikaji harapan keluarga terhadap perawat (petugas kesehatan) untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.2.Perumusan MasalahPerumusan masalah kesehatan keluarga dapat menggambarkan keadaan kesehatan dan status kesehatan keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan, lingkungan, nilai, norma, kultur yang dianut oleh keluarga mengacu pada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan serta berbagai alasan dari ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:a.Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat. Yang termasuk didalamnya adalah :1)Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum diagnosa2)Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan pertumbuhan normal.b.Diagnosis resiko tinggi (ancaman kesehatan) adalah masa keperawatan yang belum terjadi tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.c.Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dan keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kemampuan kesehatannya dan mempunyai suumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan.3.Prioritas MasalahDalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan pada beberapa criteria sebagai berikut :a.Sifat masalah dikelompokkan menjadi:1)Keadaan tidak atau kurang sehat2)Ancaman kesehatan3)Keadaan sejahterab.Kemungkinan masalah dapat dirubah adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan:1)Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tindakan untuk menangani masalah2)Sumber daya keluarga : fisik, keuangan, tenaga3)Sumber daya perawat : pengetahuan, keterampilan, waktu4)Sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi dan dukungan

c.Potensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan. Yang perlu diperhatikan:1)Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu2)Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki masalah3)Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak aktual dan menjadi parahd.Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan diatasi melalui intervensi keperawatan, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai masalah keluarga tersebut. Dalam menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu disusun skala prioritas sebagai berikut:Tabel 2.2Tabel Skala Prioritas Dalam Menyusun Masalah Kesehatan KeluargaNo.KriteriaNilaiBobot

1Sifat masalahSkala : Ancaman kesehatanTidak atau kurang sehatKrisis2311

2Kemungkinan masalah yang dapat diubahSkala : dengan mudahHanya sebagianTidak dapat2102

3Potensi masalah dapat dicegah tinggiSkala : tinggiCukupRendah3211

4Menonjolnya masalahSkala : masalah berat harus ditanganiMasalah tidak perlu ditanganiMasalah tidak dirasakan2101

Skoring :a)Tentukan skor untuk setiap kriteriab)Skor dibagi dengan angka dan dikalikan dengan bobotc)Jumlah skor untuk semua kriteriad)Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot4.Penyusunan Prioritas Diagnosa Keperawatana.Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga disebabkan karena:1)Kurang pengetahuan/ketidaktauan fakta2)Rasa takut akibat masalah yang diketahui3)Sifat dan falsafah hidupb.Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat, disebabkan karena:1)Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah2)Masalah kesehatan tidak begitu menonjol3)Keluarga tidak sanggup mememcahkan masalah karena kurang pengetahuan dan kurangnya sumber daya manusia.4)Ketidakcocokan pendapat dari anggota keluarga5)Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan6)Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada7)Takut dari akibat tindakan8)Sikap negative terhadap masalah kesehatan9)Fasilitas kesehatan tidak terjangkau10)Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatanc.Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit disebabkan karena:1)Tidak mengetahui keadaan penyakit2)Tidak mengetahui tentang perawatan yang dibutuhkan3)Kurang/tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan4)Tidak seimbang sumber daya yang ada dalam keluarga.5)Konflik6)Sikap dan pandangan hidupd.Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga, disebabkan karena:1)Sumber keluarga tidak cukup2)Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat memelihara kebersihan rumah3)Ketidaktauan pentingnya fasilitas lingkungan4)Sikap dan pandangan hidup5)Ketidak kompakan keluarga karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak ada kesepakatan, acuh terhadap yang mempunyai masalahe.Ketidakmampuan menggunakan sumber dimasyarakat guna memelihara kesehatan, disebabkan karena:1)Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada2)Tidak memahami keuntungan yang diperoleh3)Kurang percaya pada petugas kesehatan dan lembaga kesehatan4)Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan5)Rasa takut pada akibat dari tindakan

5.Perencanaan Keperawatan KeluargaRencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam pemecahan masalah kesehatan / keperawatan yang telah diidentifikasikan (Effendy, 1995).Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga dengan Asma meliputi kegiatan yang bertujuan:a.Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan.1)Tujuan: Keluarga mampu mengenal masalah penyakit Asma2)Intervensi:a)Beri penjelasan kepada keluarga tentang pengertian Asma, faktor pencetus, tanda dan gejala, serta penanganannya.b)Diskusikan dengan keluarga tentang hal-hal yang telah dijelaskanc)Tanyakan kembali tentang apa yang didiskusikanb.Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara yang tepat1)Tujuan: Keluarga sanggup mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat2)Intervensi:a)Beri penjelasan pada keluarga tentang sifat, berat dan luasnya masalahb)Berikan beberapa pilihan kepada keluarga mengenai tindakan yang tepatc)Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan pemilihan tindakan yang tepat.c.Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit.1)Tujuan: Keluarga dapat melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang mengalami asma2)Intervensi:a)Jelaskan kepada keluarga cara penanganan penyakit asmab)Anjurkan kepada penderita makan makanan yang bergizic)Anjurkan kepada penderita memperhatikan waktu beristirahatd)Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskane)Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanyad.Membantu keluarga untuk memodifikasi lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga1)Tujuan: Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang proses penyembuhan dan pencegahan asma.2)Intervensi:a)Jelaskan pada keluarga tentang lingkungan yang berpengaruh untuk menunjang proses penyembuhan asmab)Mendemonstrasikan kepada keluarga cara menciptakan lingkungan yang dapat menunjang proses pencegahan dan penyembuhan penyakit asma.c)Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.e.Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungannya.1)Tujuan: Keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengobati penyakit asma2)IntervensiJelaskan kepada keluarga tentang fasilitas kesehatan yang ada untuk pemeriksaan dan pengobatan Asma6.PelaksanaanPelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga didasarkan pada rencana asuhan keperawatan yang telah disusun.Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dan kesehatan dalam memecahkan masalah kesehatan keluarga disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah :a.Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatanb.Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruhc.Tidak mau mengatasi situasid.Adat istiadat yang berlakue.Mempertahankan suatu pola tingkah lakuf.Kegagalan mengaitkan tindakan dengan sasarang.Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkanFaktor lain yang bersumber dari perawat:a.Menggunakan pola pendekatan yang tidak tepat (kaku)b.Kurang memberikan penghargaan, perhatian terhadap faktor-faktor sosial budayac.Perawat kurang ahli dalam mengambil tindakanHal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga:a.Sumber daya keluarga (keuangan) dan tingkat pendidikan keluargab.Adat istiadat yang berlakuc.Respon dalam penerimaan keluargad.Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga7.EvaluasiMerupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dan kriteria yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil sebagian, perlu disusun rencana perawatan yang baru.Evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga sehingga penting diperhatikan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga.Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga dengan Asma diharapkan :a.Keluarga mampu mengenal masalah Asmab.Keluarga mampu mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepatc.Keluarga mampu melakukan perawatan yang tepat pada anggota keluarga yang sakitd.Keluarga dapat memodifikasi lingkungan untuk menunjang penyembuhan dan pencegahan penyakit Asmae.Keluarga mampu menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk penatalaksanaan Asma

Diposkan12th July 2012olehkatarina shepthie

HOME CARE1. PengertianAsma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan ( The American Thoracic Society ).2. KlasifikasiBerdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :1. Ekstrinsik (alergik) Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.2. Intrinsik (non alergik) Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.3. Asma gabungan Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik.3. Etiologi4. Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronkhial.

1. Faktor predisposisi Genetik Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma. bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.2. Faktor presipitasi Alergen Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan ex: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi2. Ingestan, yang masuk melalui mulut ex: makanan dan obat-obatan3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit ex: perhiasan, logam dan jam tangan. Perubahan cuaca Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu. Stress Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati. Lingkungan kerjaMempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja dilaboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti. Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.4. Patofisiologi5. Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast. yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat. Pada asma , diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.5. Manifestasi Klinik 6. Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras. Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah sesak nafas, mengi ( whezing ), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri di dada. Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan. Pada serangan asma yang lebih berat , gejala-gejala yang timbul makin banyak, antara lain : silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi dada, tachicardi dan pernafasan cepat dangkal . Serangan asma seringkali terjadi pada malam hari.6. Pemeriksaan laboratorium1. Pemeriksaan sputum. Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya: Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinopil. Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus. Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus. Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.2. Pemeriksaan darah Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis. Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH. Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi. Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.7. Pemeriksaan penunjang1. Pemeriksaan radiologi Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut: Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah. Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin bertambah. Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal. Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.2. Pemeriksaan tes kulit Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.3. Elektrokardiografi Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu : perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation. Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB ( Right bundle branch block). Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau terjadinya depresi segmen ST negative.4. Scanning paru Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.5. Spirometri Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik. Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma. Tidak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari 20%. Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek pengobatan. Benyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi.8. KomplikasiBerbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah :1. Status asmatikus2. Atelektasis3. Hipoksemia4. Pneumothoraks5. Emfisema6. Deformitas thoraks7. Gagal nafas9. PenatalaksanaanPrinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segara.2. Mengenal dan menghindari fakto-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma3. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan penngobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawatnnya.Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:1. Pengobatan non farmakologik: Memberikan penyuluhan Menghindari faktor pencetus Pemberian cairan Fisiotherapy Beri O2 bila perlu.2. Pengobatan farmakologik : Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :1. Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)Nama obat : Orsiprenalin (Alupent) Fenoterol (berotec) Terbutalin (bricasma)Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup, suntikan dan semprotan. Yang berupa semprotan: MDI (Metered dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau cairan broncodilator (Alupent, Berotec, brivasma serts Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel yang sangat halus ) untuk selanjutnya dihirup.2. Santin (teofilin)Nama obat : Aminofilin (Amicam supp) Aminofilin (Euphilin Retard) Teofilin (Amilex)Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling memperkuat.Cara pemakaian : Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asma akut, dan disuntikan perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga dalam bentuk supositoria yang cara pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering). KromalinKromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan asma. Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama anakanak. Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan. KetolifenMempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan dengan dosis dua kali 1mg / hari. Keuntungnan obat ini adalah dapat diberika secara oral.

10. PengkajianHal-hal yang perlu dikaji pada pasien asma adalah sebagai berikut:Riwayat kesehatan yang lalu: Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya. Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/ faktor lingkungan. Kaji riwayat pekerjaan pasien.Aktivitas Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernapas. Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehari-hari. Tidur dalam posisi duduk tinggi.Pernapasan Dipsnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan. Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang ditempat tidur. Menggunakan obat bantu pernapasan, misalnya: meninggikan bahu, melebarkan hidung. Adanya bunyi napas mengi. Adanya batuk berulang.Sirkulasi Adanya peningkatan tekanan darah. Adanya peningkatan frekuensi jantung. Warna kulit atau membran mukosa normal/ abu-abu/ sianosis. Kemerahan atau berkeringat.Integritas ego Ansietas Ketakutan Peka rangsangan Gelisah Asupan nutrisi Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan. Penurunan berat badan karena anoreksia.Hubungan sosal Keterbatasan mobilitas fisik. Susah bicara atau bicara terbata-bata. Adanya ketergantungan pada orang lain.Seksualitas Penurunan libido

11. Diagnosa dan Intervensi KeperawatanDiagnosa 1 : Tak efektif bersihan jalan nafas b/d bronkospasme.Hasil yang diharapkan: mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi bersih dan jelas.INTERVENSI RASIONALMandiri Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, ex: mengi Kaji / pantau frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi / ekspirasi. Catat adanya derajat dispnea, ansietas, distress pernafasan, penggunaan obat bantu. Tempatkan posisi yang nyaman pada pasien, contoh : meninggikan kepala tempat tidur, duduk pada sandara tempat tidur Pertahankan polusi lingkungan minimum, contoh: debu, asap dll Tingkatkan masukan cairan sampai dengan 3000 ml/ hari sesuai toleransi jantung memberikan air hangat.Kolaborasi Berikan obat sesuai dengan indikasi bronkodilator. Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat/tidak dimanifestasikan adanya nafas advertisius. Tachipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau selama stress/ adanya proses infeksi akut. Disfungsi pernafasan adalah variable yang tergantung pada tahap proses akut yang menimbulkan perawatan di rumah sakit. Peninggian kepala tempat tidur memudahkan fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi. Pencetus tipe alergi pernafasan dapat mentriger episode akut. Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret, penggunaan cairan hangat dapat menurunkan kekentalan sekret, penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus. Merelaksasikan otot halus dan menurunkan spasme jalan nafas, mengi, dan produksi mukosa. Diagnosa 2: Malnutrisi b/d anoreksiaHasil yang diharapkan : menunjukkan peningkatan berat badan menuju tujuan yang tepat.INTERVENSI RASIONALISASIMandiri Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kerusakan makanan. Sering lakukan perawatan oral, buang sekret, berikan wadah khusus untuk sekali pakai.Kolaborasi Berikan oksigen tambahan selama makan sesuai indikasi. Pasien distress pernafasan akut sering anoreksia karena dipsnea. Rasa tak enak, bau menurunkan nafsu makan dan dapat menyebabkan mual/muntah dengan peningkatan kesulitan nafas. Menurunkan dipsnea dan meningkatkan energi untuk makan, meningkatkan masukan.Diagnosa 3 : Kerusakan pertukaran gas b/d gangguan suplai oksigen (spasme bronkus)Hasil yang diharapkan ; perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan edukuat.INTERVENSI RASIONALISASIMandiri Kaji/awasi secara rutin kulit dan membrane mukosa. Palpasi fremitus Awasi tanda vital dan irama jantungKolaborasi Berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi hasil AGDA dan toleransi pasien. Sianosis mungkin perifer atau sentral keabu-abuan dan sianosis sentral mengindikasikan beratnya hipoksemia. Penurunan getaran vibrasi diduga adanya pengumplan cairan/udara. Tachicardi, disritmia, dan perubahan tekanan darah dapat menunjukan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung. Dapat memperbaiki atau mencegah memburuknya hipoksia.Diognasa 4: Risiko tinggi terhadap infeksi b/d tidak adekuat imunitas.Hasil yang diharapkan : mengidentifikasikan intervensi untuk mencegah atau menurunkan resiko infeksi. Perubahan ola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang nyaman. INTERVENSI RASIONALISASI Mandiri Awasi suhu. Diskusikan kebutuhan nutrisi adekuatKolaborasi Dapatkan specimen sputum dengan batuk atau pengisapan untuk pewarnaan gram,kultur/sensitifitas. Demam dapat terjadi karena infeksi dan atau dehidrasi. Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahanan terhadap infeksi Untuk mengidentifikasi organisme penyabab dan kerentanan terhadap berbagai anti microbialDiagnosa 5: Kurang pengetahuan b/d kurang informasi ;salah mengerti.Hasil yang diharapkan : menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan tindakan.INTERVENSI RASIONALISASI Jelaskan tentang penyakit individu Diskusikan obat pernafasan, efek samping dan reaksi yang tidak diinginkan. Tunjukkan tehnik penggunaan inhakler. Menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan perbaikan partisipasi pada rencana pengobatan. Penting bagi pasien memahami perbedaan antara efek samping mengganggu dan merugikan. Pemberian obat yang tepat meningkatkan keefektifanya.DAFTAR PUSTAKA Baratawidjaja, K. (1990) Asma Bronchiale, dikutip dari Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta : FK UI. Brunner & Suddart (2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Jakarta : AGC. Crockett, A. (1997) Penanganan Asma dalam Penyakit Primer, Jakarta :Hipocrates. Crompton, G. (1980) Diagnosis and Management of Respiratory Disease, Blacwell Scientific Publication. Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) Rencana AsuhanKeperawatan, Jakarta : EGC. Guyton & Hall (1997) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta : EGC. Hudak & Gallo (1997) Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik, Volume 1, Jakarta : EGC. Price, S & Wilson, L. M. (1995) Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit,Jakarta : EGC. Pullen, R. L. (1995) Pulmonary Disease, Philadelpia : Lea & Febiger. Rab, T. (1996) Ilmu Penyakit Paru, Jakarta : Hipokrates. Rab, T. (1998) Agenda Gawat Darurat, Jakarta : Hipokrates. Reeves, C. J., Roux, G & Lockhart, R. (1999) Keperawatan Medikal Bedah, Buku Satu, Jakarta : Salemba Medika. Staff Pengajar FK UI (1997) Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : Info Medika. Sundaru, H. (1995) Asma ; Apa dan Bagaimana Pengobatannya, Jakarta : FK UI.