laporan akhir viskositas kelompok v golongan 1

Upload: pasekpadmanaba

Post on 10-Oct-2015

104 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

praktikum viskositas

TRANSCRIPT

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

VISKOSITAS DAN RHEOLOGI

OLEH:

KELOMPOK V GOLONGAN I

PUTU PEBRI CAHYANA

(1008505021)

NI WAYAN RESTIKA NOVIYANTI(1008505022)

I PUTU GEDE SURYA D. WIGUNA(1008505023)

LUH RASMITA DEWI

(1008505124)

KOMANG TRISNA KOMALASARI(1008505125)

NI KOMANG WIKA MIRAWATI(1008505126)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2012PERCOBAAN I

VISKOSITAS DAN RHEOLOGII. Tujuan Percobaan

Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk :

1. Menerangkan arti viskositas dan rheologi.

2. Membedakan cairan Newton dan cairan non Newton.

3. Menggunakan alat alat penentuan viskositas dan rheologi.

4. Menentukan viskositas dan rheologi cairan Newton dan non Newton

II. Teori Umum

Rheologi berasal dari bahasa Yunani mengalir (rheo) dan logos (ilmu), digunakan istilah ini untuk menggambarkan aliran cairan dan deformasi dari padatan. Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Makin besar resistensi suatu zat cair untuk mengalir semakin besar pula viskositasnya. Viskositas dispersi koloidal dipengaruhi oleh bentuk partikel dari fase dispers. Koloid-koloid berbentuk bola membentuk sistem dispersi dengan viskositas rendah, sedang sistem dispersi yang mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi. Hubungan antara bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel ( Martin, 1993).

Hubungan antara viskositas dengan suhu tambah pada persamaan Arrhenius adalah :Keterangan :

A: Konstanta

Ev: energy aktivasi

R: Konstanta gas

T: suhu mutlak

(Astuti dkk., 2008).

Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperatur, maka viskositas cairan justru akan menurun jika temperatur dinaikkan. Fluiditas dari suatu cairan yang merupakan kebalikan dari viskositas akan meningkat dengan makin tingginya temperatur ( Martin,1993 )Ahli farmasi kemungkinan besar lebih sering menghadapi cairan non Newton dibandingkan cairan biasa. Oleh karena itu mereka harus mempunyai metode yang sesuai untuk mempelajari zat-zat kompleks ini. Non-Newtonian bodies adalah zat-zat yang tidak mengikuti persamaan aliran Newton; dispersi heterogen cairan dan padatan seperti larutan koloid, emulsi, suspensi cair, salep dan produk-produk serupa masuk ke dalam kelas ini (Martin dkk.,1993)Berdasarkan grafik sifat alirannya (rheogram), cairan non Newtom terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi waktu. Kelompok ini terbagi atas tiga jenis, yakni:

a. Aliran Plastis

Gambar 2.1 Kurva Aliran Plastis

(sumber : Prasetya dkk., 2012)Pada kurva diatas memperlihatkan suatu badan yang membentuk aliran plastis, bahan demikian dikenal sebagai Bingham bodies yang diambil dari nama pencetus rheologi modern (Bingham) dan juga penemu pertama zat-zat plastis dan menyusunnya secara sistematis.

Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu shearing stress (atau akan memotong jika bagian lurus dari kurva tersebut diekstrapolasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu yang dikenal sebagai harga yield. Bingham bodies tidak akan mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar yield value tersebut. Pada harga stress di bawah harga yield value, zat bertindak sebagai harga elastis. Ahli rheologi mengolongkan Bingham bodies sebagai suatu bahan yang mempunyai atau memperlihatkan yield value, seperti halnya zat padat. Sedang zat-zat yang mulai mengalir pada shearing stress terkecil didefinisikan sebagai cairan. Yied value adalah suatu sifat yang penting dari dispersi-dispersi tertentu (Prasetya dkk., 2012).

Kemiringan rheogram dalam kurva diatas disebut mobilitas (mobility), analog dengan fluiditas dalam sistem Newton dan kebalikannya dikenal sebagai viskositas plastis (U). Persamaan yang menggambarkan aliran plastis adalah

dimana f adalah yield value atau intersept pada sumbu shear stress dalam dyne cm-2 dan F serta G adalah seperti yang telah didefinisikan sebelumnya. Adanya yield value disebabkan oleh adanya kontak antara partikel-partikel yang berdekatan (disebabkan oleh adanya gaya Van der Waals), yang harus dipecah sebelum aliran terjadi. Akibatnya, yield value merupakan indikasi dari kekuatan flokulasi. Makin banyak suspensi yang terflokulasi, makin tinggi yield valuenya. Kekuatan friksi antara partikel-partikel yang bergerak dapat juga memberi andil pada yield value tersebut. Sekali yield value terlampaui, tiap kenaikan shearing stress selanjutnya (yakni F-f) mengakibatkan kenaikan yang berbanding langsung pada G, rate of shear. Pada hakikatnya suatu sistem plastis menyerupai sistem Newton pada shear stress diatas yield value.

Gambar 2.2 Aliran Plastis

b. Aliran Pseudoplastis

Gambar 2.3 Kurva Aliran Pseudoplastis

(sumber : Prasetya dkk., 2012)Sejumlah besar produk farmasi termasuk gom alam dan sintetis, misalnya: dispersi cair dari tragakan, natrium alginate, metal selulosa, dan natrium karboksimetil selulosa menunjukkan aliran pseudoplastis. Sebagai aturan umum, aliran pseudoplastis diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam larutan yang merupakan kebalikan dari sistem plastis yang tersusun dari partikel-partikel yang terflokulasi dalam suspensi. Seperti terlihat dalam kurva, kurva konsistensi untuk bahan pseudoplastis mulai pada titik (0,0) atau paling tidak mendekati pada rate of share rendah. Akibatnya, berlawanan dengan Bingham bodies, tidak ada yield value. Tapi karena tidak ada bagian kurva yang linier, maka tidak dapat menyatakan viskositas dari suatu bahan pseudoplastis dengan suatu harga tunggal.

Gambar 2.4 Aliran PseudoplastikViskositas zat pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate of share. Viskositas nyata bisa diperoleh pada setiap harga rate of share dari kemiringan garis singgung pada kurva pada titik yang tertentu. Tetapi penggambaran terbaik untuk bahan pseudoplastis pada saat ini adalah plot dari kurva konsistensi dari keseluruhan.

Rheogram lengkung untuk bahan-bahan pseudoplastis disebabkan karena kerja sharing terhadap molekul-molekul bahan yang berantai panjang seperti polimer-polimer linier. Dengan meningkatnya sharing stress, molekul-molekul yang secara normal tidak beraturan mulai menyusun sumbu yang panjang dalam arah aliran. Pengarahan ini mengurangi tahanan dalam dari bahan-bahan tersebut dan mengakibatkan rate of share yang lebih besar pada tiap sharing stress berikutnya. Tambahan pula, beberapa dari pelarut yang berikatan dengan molekul dapat lepas, sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi efektif dan penurunan ukuran molekul-molekul yang terdispersi. Ini juga akan berakibat pada penurunan dari viskositas apparent ( Martin,1993 ). Jelaslah bahwa perbandingan objektif antara sistem-sistem pseudoplastis yang berbeda adalah lebih sulit daripada sistem plastis maupun pada sistem Newton. Jadi suatu sistem Newton dilukiskan secara lengkap dengan viskositas (). Suatu sistem yang memperlihatkan aliran plastis cukup digambarkan dengan yield value dan viskositas plastis. Jadi, beberapa pendekatan telah dibuat untuk mendapatkan parameter yang berarti yang dapat digunakan untuk membandingkan bahan-bahan pseudoplastis yang berbeda, yang dapat dirumuskan dengan

FN = G

Eksponen N meningkat pada saat aliran meningkat menjadi non Newton. Jika N=1 akan terjadi persamaan dan aliran tersebut merupakan aliran Newton.

c. Aliran DilatanViskositas cairan dilatan meningkat dengan meningginya kecepatan geser, karena terjadi peningkatan volume antar partikel sehingga pembawa tidak lagi mencukupi ( Prasetya dkk, 2012 ).

Gambar 2.5 Kurva Aliran Dilatan

(sumber : Prasetya dkk., 2012)

Suspensi-suspensi tertentu dengan persentase zat padat terdispersi yang tinggi menunjukkan peningkatan dalam daya hambat untuk mengalir dengan meningkatnya rate of share. Pada sistem seperti itu sebenarnya volume meningkat, jika terjadi share dan oleh karena itu diberi istilah dilatan; sifat-sifat alirannya dapat dilihat pada kurva diatas. Seharusnya dengan segera terlihat bahwa tipe aliran ini adalah kebalikan dari tipe yang dipunyai dari sistem pseudoplastis. Sementara bahan pseudoplastis sering kali dikenal sebagai share-thinning system, maka bahan dilatan sering kali diberi istilah share thickening system. Jika stress dihilangkan suatu sistem dilatan kembali ke keadaan fluiditas aslinya.

Zat-zat yang mempunyai sifat-sifat aliran dilatan adalah suspensi-suspensi yang berkonsentrasi tinggi (kira-kira 50% atau lebih) dari partikel-partikel kecil yang mengalami deflokulasi. Seperti telah dibicarakan sebelumnya, sistem-sistem partikel dari tipe ini yang diflokulasikan diharapkan mempunyai karakteristik aliran plastis, bukan dilatan. Sifat dilatan bisa diterangkan sebagai berikut: Pada keadaan istirahat, partikel-partikel tersebut tersusun rapat dengan volume antar partikel atau volume void (kosong) pada keadaan minimum. Tetapi jumlah pembawa dalam suspensi tersebut cukup untuk mengisi volume ini dan menyebabkan partikel-partikel bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya pada rate of share rendah. Jadi, seseorang bisa menuangkan suspensi dilatan dari suatu botol karena pada kondisi ini suspensi tersebut berbentuk cair. Pada saat shear stress meningkat, bulk dari sistem tersebut mengembang atau memuai (dilate); dari sinilah istilah dilatan. Partikel-partikel tersebut, dalam usahanya untuk bergerak lebih cepat satu melampaui lainnya, mengambil bentuk kemasan terbuka seperti yang terlihat pada gambar di bawah ( Martin,1993 ).

(Gambar 2.6 Aliran Dilatan)

Gambar 2.7

Penjelasan Sifat Aliran Dilatan

Susunan tersebut mengakibatkan meningkatnya volume kosong (void) di antara partikel. Jumlah pembawa yang tinggal adalah tetap (konstan) dan pada beberapa titik menjadi tidak cukup untuk mengisi ruang-ruang kosong antar partikel yang menjadi lebih besar. Oleh karena itu hambatan aliran meningkat karena partikel-partikel tersebut tidak dibasahi atau dilumasi dengan sempurna lagi oleh pembawa tersebut. Akhirnya, suspensi akan menjadi seperti pasta yang kaku. Sifat ini memerlukan penanganan yang harus dilaksanakan berhati-hati dalam memproses bahan-bahan dilatan. Secara konvensional, pemrosesan dari dispersi yang mengandung partikel-partikel padat dibantu oleh penggunaan mikser yang berkecepatan tinggi, blender atau penggiling. Walaupun ini menguntungkan terhadap semua sistem rheologis lainnya, bahan-bahan dilatan bisa menjadi padat pada kondisi shear yang tinggi, dengan demikian dapat merusak alat pada proses pembuatan (Martin dkk, 1993).

Berdasarkan cairan yang sifat alirannya dipengaruhi waktu. Kelompok ini terbagi atas tiga jenis,yakni:

a. Tiksotropik

Gambar 2.8 Kurva Tiksotropik

(sumber : Prasetya dkk., 2012)Pada aliran tisotropik, kurva menurun berada di sebelah kiri kurva menaik. Fenomena ini umumnya dijumpai pada zat yang mempunyai aliran plastik dan pseudoplastik. Kondisi semacam ini disebabkan karena terjadinya perubahan struktur yang tidak segera kembali ke keadaan semula pada saat tekanan geser diturunkan. Sifat aliran semacam ini umumnya terjadi pada partikel asimetrik (misalnya polimer) yang memiliki banyak titik kontak dan tersusun membentuk jaringan tiga dimensi. Pada keadaan diam, sistem akan membentuk gel dan bila diberi tekanan geser, gel akan berubah menjadi sol.

b. Antitiksotropik

Gambar 2.9 Kurva Antitiksotropik

(sumber : Prasetya dkk., 2012)Bila dilakukan pengukuran dengan penambahan dan penurunan tekanan geser secara berulang-ulang pada sistemini akan diperoleh suatu viskosita yang terus bertambah sampai pada akhirnya suatu saat akan konstan. c. Rheopeksi

2.10 Kurva Aliran Rheopeksi(sumber : Prasetya dkk., 2012)Pada aliran rheopeksi, kurva menurun berada di sebelah kanan kurva menaik. Hal ini terjadi karena pengocokan perlahan dan teratur akan mempercepat pemadatan suatu sistem dilatan. Bentuk kesetimbangan aliran rheopeksik gel ( Prasetya dkk., 2012 ). III. ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

1. Gelas Beker

2. Viskosimeter Brookfield

3.2 Bahan

1. Sediaan Emulsi2. Aquades

3. Minyak Jarak (Oleum racini)

4. Gliserin

IV. PROSEDUR KERJA

4.1 Mengukur Viskositas Cairan Newton

4.2 Mengukur Sifar Aliran

V. PERHITUNGAN

5.1 Perhitungan Cairan Newton

Bola 1

Berat

: 4,607 gram

Forward: 0,008501

Backward: 0,00852

Massa jenis: 2,2282 gram/mL

Bola 2

Berat

: 4,607 gram

Forward: 0,008501

Backward: 0,00852

Massa jenis: 2,2282 gram/mL

= t ( 1 - 2) K. F

Air

Backward: 93 detik (2,2282 1). 0,00852. 1 = 0,9732

Forward: 108 detik (2,2282 1 ). 0,00851. 1 = 1,1288

Backward: 104 detik (2,2282 1). 0,00852. 1 = 1,0883

rata rata : = 1,0634 mPa. SGliserin

Backward: 16,39 detik (7,6731 1,259). 6,665. 1 = 700,672

Forward: 16,11 detik (7,6731 1,259 ). 6,664. 1 = 688,599

Backward: 14,99 detik (7,6731 1,259). 6,665. 1 = 640,822

rata rata : = 676,698 mPa. S

Minyak Jarak

Backward: 12,47 detik (7,6731 1,259). 6,665. 1 = 558,940

Forward: 12,65 detik (7,6731 1,259 ). 6,665. 1 = 556,923

Backward: 12,66 detik (7,6731 1,259). 6,665. 1 = 567,457

rata rata : = 561, 107 mPa. S

Perhitungan massa jenis

Massa jenis gliserin

= : = 1,259 gram/mL

Massa jenis gliserin

= : = 0,948 gram/mL

5.2. Perhitungan Cairan Non Newton5.2.1. Tabel Hasil Pengukuran viskositas dan sifat aliranSpeed (Rpm)IIIIII

cp%cp%cp%

5281635,2284035.5282435,3

10170442,6170442,6170442,6

20101250,6101450,7101450,7

3075156,375156,375156,3

50509,663,7510,463,8510,463,8

60443,366,5443,366,5443,366,5

100297,674,4297,674,4297,674,4

60445,366,8445,366,8445,366,8

5051264512,864,1512,864,1

3075256,475356,575356,5

20101450,71014101410141014

10170842,7170842,7170842,7

5283235,4282435,3282435,3

Keterangan :

CP : Centi Poise (viskositas) dalam cgs

% : Torque (kekuatan putaran)

1 Cp = 1 mPa.s

Speed = kecepatan putaran per menit (rpm)Tabel 5.2.2 Perhitungan Viskositas Rata -rataNo.Speed (rpm)(((((((

(cP)(cP)(cP)(cP)

152816284028242826,67

2101704170417041704,00

3201012101410141013,33

430751751751751,00

550509,6510,4510,4510,13

660443,3443,3443,3443,30

7100297,6297,6297,6297,60

860445,3445,3445,3445,30

950512512,8512,8512,53

1030752753753752,67

11201014101410141014,00

12101708170817081708,00

1352832282428242826,67

Perhitungan Tekanan Geser

1. Titik ke-1

Diketahui : ( = 2826,67cP

= 5 rpm

Ditanyakan : = .?

Jawab :

= 2826,67x 5

= 14133,35

2. Titik ke-2

Diketahui : ( = 1704 cP

= 10 rpm

Ditanyakan : = .?

Jawab :

= 1704 x 10

= 17040

3. Titik ke-3

Diketahui : ( = 1013,33 cP

= 20 rpm

Ditanyakan : = .?

Jawab :

= 1013,33 x 20

= 20266.6

4. Titik ke-4

Diketahui : ( = 751,00 cP

= 30 rpm

Ditanyakan : = .?

Jawab :

= 751,00 x 30

= 22530

5. Titik ke-5

Diketahui : ( = 510,13 cP

= 50 rpm

Ditanyakan : = .?

Jawab :

= 510,13 x 50

= 25506,5

6. Titik ke-6

Diketahui : ( = 443,30 cP

= 60 rpm

Ditanyakan : = .?

Jawab :

= 443,30 x 60

= 26598

7. Titik ke-7

Diketahui : ( = 297,60 cP

= 100 rpm

Ditanyakan : = .?

Jawab :

= 297,60 x 100

= 297600

8. Titik ke-8

Diketahui : ( = 445,30 cP

= 60 rpm

Ditanyakan : = .?

Jawab :

= 445,30 x 60

= 26718

9. Titik ke-9

Diketahui : ( = 512,53cP

= 50 rpm

Ditanyakan : = .?

Jawab :

= 512,53 x 50

= 25626,5

10. Titik ke-10

Diketahui : ( = 752,67 cP

= 30 rpm

Ditanyakan : = .?

Jawab :

= 752,67x 30

= 22580,1

11. Titik ke-11

Diketahui : ( = 1014,00 cP

= 20 rpm

Ditanyakan : = .?

Jawab :

= 1014,00 x 20

= 20280

12. Titik ke -12

Diketahui : ( = 1708,00 cP

= 10 rpm

Ditanyakan : = .?

Jawab :

= 1708,00 x 10

= 17080

13. Titik ke -13

Diketahui : ( = 2826,67cP

= 5 rpm

Ditanyakan : = .?

Jawab :

= 2826,67 x 5

= 14133,35

Tabel 5.2.3 Hasil Perhitungan Shearing Stress

Viskositas ()Rate of Shear (rpm)

Shearing Stress

2826,67514133,35

1704,001017040

1013,332020266.6

751,003022530

510,135025506,5

443,306026598

297,60100297600

445,306026718

512,535025626,5

752,673022580,1

1014,002020280

1708,001017080

2826,67514133,35

Kurva 5.2.1 Hubungan Kecepatan Geser dengan Shearing Stress (F/A)

Kurva 5.2.2 Hubungan Antara Viskositas dan Shearing Stress (F/A)

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, dilakukan pengujian viskositas dan rheologi suatu cairan non Newton. Alat yang digunakan untuk menguji yaitu Viskosimeter Brookfield dan Viskosimeter Bola Jatuh. Menurut teori viskositas merupakan ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Makin besar resistensi suatu zat cair untuk mengalir semakin besar pula viskositasnya. Sampel yang digunakan pada pengujian viskositas dengan alat Brookfield adalah emulsi kental dengan warna oranye sedangkan pada pengujian viskositas dengan bola jatuh digunakan air, oleum ricini dan glycerin sebagai sampel uji.

Pada pemeriksaan viskositas menggunakan Hoeppller dilakukan pemeriksaan viskositas air, gliserin, dan minyak jarak dengan spesifikasi alat Falling Ball viscometer KF 10 No 522 (Rheotec). Sebelumnya dilakukan penetapan BJ masing-masing cairan uji untuk menghitung viskositas cairan.

Dalam pengujian viskositas air, dimasukkan cairan uji ke dalam tabung Hoeppller sampai hampir penuh kemudian dimasukkan bola 1 dengan bobot 4,607gr kedalam tabung tersebut. Ditambahkan cairan uji kembali hingga tidak terbentuk gelembung udara di dalam tabung. Jika gelembung udara masih terbentuk, bola tidak akan turun ketika tabung diputar. Ketika tabung diputar ke posisi backward, kecepatan bola dari m1 melewati m3 adalah 93 detik. Tabung diputar kembali ke posisi forward dan kecepatan bola dari m1 melewati m3 adalah 108 detik. Pemutaran ketiga tabung berpindah keposisi backward dan kecepatan bola dari m1 ke m3 adalah 104 detik. Berdasarkan perhitungan diperoleh viskositas rata-rata dari air adalah 1,0634 mpa.S.

Dalam pengujian viskositas gliserin, dimasukkan cairan uji ke dalam tabung Hoeppller sampai hampir penuh kemudian dimasukkan bola 5 dengan bobot 10,985 kedalam tabung tersebut. Ditambahkan cairan uji kembali hingga tidak terbentuk gelembung udara di dalam tabung. Jika gelembung udara masih terbentuk, bola tidak akan turun ketika tabung diputar. Ketika tabung diputar ke posisi backward, kecepatan bola dari m1 melewati m3 adalah 16,3 detik. Tabung diputar kembali ke posisi forward dan kecepatan bola dari m1 melewati m3 adalah 16,11 detik. Pemutaran ketiga tabung berpindah keposisi backward dan kecepatan bola dari m1 ke m3 adalah 14,99 detik. Berdasarkan perhitungan diperoleh viskositas rata-rata dari gliserin adalah 676,698 mpa.S.

Dalam pengujian viskositas minyak jarak, dimasukkan cairan uji ke dalam tabung Hoeppller sampai hampir penuh kemudian dimasukkan bola 5 dengan bobot 10,985 kedalam tabung tersebut. Ditambahkan cairan uji kembali hingga tidak terbentuk gelembung udara di dalam tabung. Jika gelembung udara masih terbentuk, bola tidak akan turun ketika tabung diputar. Ketika tabung diputar ke posisi backward, kecepatan bola dari m1 melewati m3 adalah 12,47 detik. Tabung diputar kembali ke posisi forward dan kecepatan bola dari m1 melewati m3 adalah 12,65 detik. Pemutaran ketiga tabung berpindah keposisi backward dan kecepatan bola dari m1 ke m3 adalah 12,66 detik. Berdasarkan perhitungan diperoleh viskositas rata-rata dari minyak jarak adalah 558,940 mpa.S.

Penggunaan bola dengan bobot berbeda dalam penentuan viskositas antara air, gliserin dan minyak jarak karena bobot dari suatu bola akan berpengaruh terhadap kecepatan bola tersebut turun dalam tabung. Makin besar bobot suatu bola dalam suatu cairan dengan viskositas yang sama, bola tersebut akan turun dengan kecepatan yang lebih tinggi. Begitu pula sebaliknya semakin tinggi kecepatan bola menuruni tabung dengan bobot bola yang sama, maka viskositas cairan tersebut semakin kecil.

Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh hasil bahwa diantara ketiga cairan uji ( air, gliserin, dan minyak jarak) viskositas air adalah yang terendah yaitu 1,0634 mpa.S, cairan yang lebih tinggi viskositasnya yaitu minyak jarak dengan nilai viskositas 558,940 mpa.S dan cairan dengan viskositas terbesar adalah gliserin dengan nilai viskositas 676,698 mpa.S.

Pada pengujian viskositas dengan Brookfield, praktikum dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini, seperti memasang spindel pada viskosimeter Brookfield sesuai dengan gambar berikut:

Pada pengujian dengan viskosimeter brookfield, spindel yang digunakan pada praktikum kali ini adalah spindel nomor 02 karena sampel yang digunakan suatu larutan kental. Dimana semakin kental zat yang diujikan semakin kecil ukuran spindel yang digunakan. Selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam gelas beaker 50 mL dan spindel dicelupkan sampai tercelup ke dalam cairan sampel namun spindel tidak boleh menyentuh dasar dan pinggiran gelas karena jika spindel menyentuh dasar akan terjadi gesekan yang akan memberi gaya yang menghambat perputaran spindel. Hal ini akan menyebabkan pengukuran menjadi kurang tepat. Kontrol kecepatan pada alat diatur mulai dari kecepatan terendah yaitu 0,5 rpm, lalu motor dinyalakan agar spindel berputar. Pada penampang alat akan terlihat harga viskositas zat dalam cP (centipoises). Harga dari viskositas akan muncul jika persentase skala yang muncul 0. Jika skala tidak menunjukkan angka atau apabila menunjukkan angka negatif itu berarti alat tidak mampu mengukur viskositas sampel pada kecepatan tersebut. Percobaan dilakukan sebanyak 7 kali pada kecepatan yang terus dinaikkan dan sebelum berlanjut dari satu uji ke uji berikutnya, sampel didiamkan selama 1 menit agar sampel kembali pada keadaan semula. Kemudian pengukuran diulangi sebanyak 3 kali untuk mendapat data yang presisi. Kecepatan diukur dari kecil ke besar kemudian diulangi dari kecepatan besar ke kecil.

Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data viskositas rata-rata dari percobaan pertama hingga percobaan yang ke-13 berturut-turut adalah 2826,67; 1704,00; 1013,33; 751,00; 510,13; 443,30; 297,60; 445,30; 512,53; 752,67; 1014,00; 1708,00 dan 2826,67. Untuk shearing stress (F/A) dari percobaan pertama hingga percobaan ke-13 berturut-turut adalah 14133,35; 17040; 20266.6; 22530; 25506,5; 26598; 297600; 26718; 25626,5; 22580,1; 20280; 17080 dan14133,35. Berdasarkan data tersebut didapatkan kurva yang linier sebagai berikut:

Dari kurva tersebut,diperoleh aliran pseudoplastik dimana viskositas akan menurun dengan meningkatnya kecepatan geser. Aliran pseudoplastik tidak dijumpail yield value sehingga tidak menunjukkan bagian yang linier. VII. KESIMPULAN

1. Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Makin besar resistensi suatu zat cair untuk mengalir semakin besar pula viskositasnya. Rheologi adalah ilmu yang mempelajari sifat aliran zat cair atau deformasi zat padat.2. Cairan newton adalah cairan yang memiliki viskositas tetap pada suhu dan tekanan tertentu serta tidak bergantung pada kecepatan geser. Sedangkan cairan non newton adalah cairan yang viskositasnya berubah pada suhu dan tekanan tertentu.3. Alat yang dapat digunakan untuk menentukan viskosita adalah viskometer bola jatuh (hoeppler) dan alat yang digunakan untuk menentukan rheologi adalah alat viskometer brookfield digital.4. Pada praktikum ini didapatkan viskositas cairan newton berturut-turut dari viskositas tertinggi ke viskositas terendah adalah gliserin, oleum ricini dan air. Pada cairan non newton didapatkan viskositas emulsi pada rpm yang berbeda-beda dan didapatkan aliran pseudoplastik yang ditentukan dari kurva yang diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, K.W., M.P. Susanti, I.M.A.G. Wirasuta, dan I.N.K. Widjaja. 2008. Buku AjarFarmasi Fisik. Jimbaran: Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.

Martin, Alred. 2008. Farmasi Fisik Dasar-Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik. Jakarta: Universitas IndonesiaPrasetya, Jemmy A., Arisanti, Agung Dewantara, Eka Indra S. dan Dewi Wijayanti. 2012. Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika. Jimbaran: Udayana University Press

Martin, A.M. 1993. Physical Pharmacy, 4th. E. Lea & Febiger, Philadelphia-LAMPIRAN- EMBED Equation.3

Tabung yang ada dalam alat diisi sampai penuh dengan cairan yang akan diukur viskositasnya.

Dihitung viskositas cairan dengan menggunakan rumus yang telah diberikan.

Ditentukan bobot jenis cairan dengan menggunakan piknometer.

Dicatat waktu tempuh bola melalui tabung mulai dari garis m1 sampai m3 dalam detik.

Ditambahkan cairan sampai tabung penuh dan ditutup sedemikian rupa sehingga tidak terdapat gelembung udara dalam tabung.

Dimasukkan bola yang sesuai.

Bola dikembalikan ke posisi semula dengan cara tabungnya dibalikkan.

Pasangkan stop kontak lalu hidupkan motor sambil menekan tombol.

Spindel dibiarkan berputar dan perhatikan jarum merah pada skala.

Turunkan spindel sedemikian rupa sehingga batas spindel tercelup ke dalam cairan yang akan diukur viskositasnya.

Dicatat angka yang ditunjukkan jarum merah tersebut.

Dipasang spindel pada gantungan spindel.

Dengan mengubah-ubah ppm, akan diperoleh viskositas cairan pada berbagai cps.

Untuk mengetahui sifat aliran, dibuat kurva antara ppm dengan usaha yang dibutuhkan untuk memutar spindel.

_1396187654.unknown

_1396187670.unknown

_1396187678.unknown

_1396187686.unknown

_1396191395.unknown

_1396187690.unknown

_1396187692.unknown

_1396187694.unknown

_1396187695.unknown

_1396187693.unknown

_1396187691.unknown

_1396187688.unknown

_1396187689.unknown

_1396187687.unknown

_1396187682.unknown

_1396187684.unknown

_1396187685.unknown

_1396187683.unknown

_1396187680.unknown

_1396187681.unknown

_1396187679.unknown

_1396187674.unknown

_1396187676.unknown

_1396187677.unknown

_1396187675.unknown

_1396187672.unknown

_1396187673.unknown

_1396187671.unknown

_1396187662.unknown

_1396187666.unknown

_1396187668.unknown

_1396187669.unknown

_1396187667.unknown

_1396187664.unknown

_1396187665.unknown

_1396187663.unknown

_1396187658.unknown

_1396187660.unknown

_1396187661.unknown

_1396187659.unknown

_1396187656.unknown

_1396187657.unknown

_1396187655.unknown

_1396187644.unknown

_1396187648.unknown

_1396187651.unknown

_1396187653.unknown

_1396187649.unknown

_1396187646.unknown

_1396187647.unknown

_1396187645.unknown

_1396187640.unknown

_1396187642.unknown

_1396187643.unknown

_1396187641.unknown

_1396187638.unknown

_1396187639.unknown

_1396187637.unknown

_1395600112.unknown