laporan praktikum · laporan praktikum pengenalan tanaman semusim oleh : golongan f/kelompok 2 1....
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENALAN TANAMAN SEMUSIM
Oleh :
Golongan F/Kelompok 2
1. Sheila Natasya Anindia Putri (171510301021)
2. Muhammad Gazza Daffa Viali (171510701024)
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman berdasarkan karakteristiknya terbagi menjadi dua yaitu, tanaman
semusim dan tanaman tahunan. Tanaman yang memiliki siklus hidup satu musim
atau dalam waktu sekitar 3 bulan disebut tanaman semusim (annual). Tanaman
semusim melalui siklus hidupnya selama semusim kemudian mati. Tanaman
semusim biasanya merupakan tanaman pangan, dan hortikultura,
Persebaran tanaman semusim dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal,
seperti iklim (tropis atau subtropis), topografi (dataran rendah atau dataran tinggi),
dan jenis tanah yang digunakan untuk menanam. Beras merupakan pemanfaatan
tanaman semusim jika dilihat dari sisi kebutuhan. Tanaman semusim dominan
menghasilkan berbagai hasil panen mulai dari tanaman pangan, tanaman hias,
sehingga sangat menguntungkan petani yang membudidayakannya, contohnya
adalah tanaman padi dan tanaman jagung.
Tanaman padi sangatlah penting peranannya karena masyarakat Indonesia
mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Tanaman padi di Indonesia
sangatlah banyak yang membudidayakannya termasuk setiap desa pasti ada yang
menanan tanaman tersebut. Selain tanaman padi ada tanaman jagung yang juga
tergolong tanaman semusim. Jagung juga banyak peminatnya di pasar sebagai
bahan makanan. Tanaman jagung juga tidak kalah dengan tanaman padi yang
banyak pembudidayanya, tanaman jagung sangatlah sering dibudidayakan oleh
petani-petani di pedesaan. Tanaman kacang hijau yang juga tergolong tanaman
semusim adalah sebuah hasil produk pertanian yang nantinya banyak fungsinya,
seperti untuk campuran pada sebuah minuman atau campuran dalam suatu
makanan.
Tanaman padi, jagung, dan kacang hijau memerlukan jenis lahan yang
cocok untuk membudidayakannya. Jika media tanam yang digunakan dan iklim di
sekitar lahan pas untuk penanaman tanaman tersebut, maka akan menghasilkan
hasil produk yang lebih baik dan juga nantinya dapat meningkatkan hasil
produksi. Jenis lahan sangat berpengaruh terhadap hasil produksi.
2
Tanaman padi merupakan tanaman yang dapat dibudidayakan di lahan
yang basah. Tanaman jagung dan kacang hijau merupakan tanaman yang dapat
dibudidayakan di lahan yang kering. Fase hidup tanaman padi, jagung, dan kacang
hijau pada dasarnya sama yaitu perkecambahan, vegetatif, dan generatif. Fase
perkecambahan adalah fase di mana tanaman mulai berkecambah yaitu dimulai
dari proses imbibisi. Fase vegetatif adalah fase di mana organ vegetatif tanaman
seperti akar, daun, dan batang mulai tumbuh dengan baik sehingga tanaman akan
kuat dalam menopang tubuhnya. Fase generatif adalah fase di mana organ
generatif seperti bunga dan buah mulai tumbuh dengan baik. Fase generatif terjadi
penyerbukan antara serbuk sari dan putik. Hasil dari penyerbukan tersebut berupa
buah.
1.2 Tujuan
Supaya mahasiswa mengetahui dan mengenal jenis-jenis tanaman
semusim dan fungsinya bagi manusia beserta morfologi, taksonomi, habitat, dan
teknik budidayanya.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Mangoendijojo (2003), tanaman berdasarkan siklus hidupnya
dibagi menjadi tiga, yaitu tanaman semusim (annual), tanaman dua musim
(biennial), dan tanaman tahunan (perennial). Siklus hidup tanaman tergantung
pada jangka waktu yang diperlukan sebuah tanaman untuk dapat tumbuh mulai
dari zigot atau bahan tanaman sampai memproduksi bunga, buah, ataupun biji.
Variasi yang terjadi untuk semusim semi, setiap golongan tanaman dapat dijumpai
berdasarkan faktor genetik atau lingkungan.
Tanaman semusim tumbuh dan berkembang melalui semua fase
pertumbuhan, dari perkecambahan biji sampai berbunga, menghasilkan, dan
menyebarkan biji pada satu musim, kemudian mati. Negara sub-tropis dikenal
adanya tanaman summer annuals yang pertumbuhannya memerlukan suhu relatif
agak panas. Tanaman ini umumnya terdapat di daerah-daerah yang memiliki
musim warm summer dan cold winter. Biji berkecambah pada musim semi,
kemudian tumbuh serta berkembang dan menghasilkan biji pada musim panas,
dan mati pada musim gugur. Ada juga tanaman winter annuals, yakni tanaman
yang toleran terhadap suhu rendah. Jenis tanaman ini dapat dijumpai di daerah-
daerah yang memiliki musim dingin yang ringan. Contoh tanaman satu musim
sendiri adalah padi, jagung, dan kacang hijau (Mangoendijojo, 2003).
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting yang
menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia karena mengandung
nutrisi yang diperlukan tubuh. Tanaman padi mempunyai bagian vegetatif dan
generatif. Bagian generatif tanaman padi adalah malai, bunga padi, dan buah padi.
Bagian vegetatif tanaman meliputi tinggi tanaman, warna leher daun, warna
telinga daun, warna helaian daun, warna lidah daun, bentuk lidah daun, warna
pelepah daun, permukaan daun, sudut daun bendera, tinggi batang, warna ruas
batang, warna buku batang, panjang daun, lebar daun, sudut batang, jumlah
anakan, dan kemampuan beranak (Pratiwi, 2016).
Pertumbuhan benih padi dapat dikontrol sehingga dapat menghasilkan
hasil produksi yang maksimum. Perlakuan benih dimulai ketika padi masih
4
direndam. Perlakuan bibit menggunakan biomatriconditioning lebih efektif dalam
meningkatkan tingkat pertumbuhan benih padi maksimum, persentase
perkecambahan, dan tingkat pertumbuhan relatif dibandingkan dengan kontrol
(Sutariati et al, 2016).
Umur tanaman atau umur panen bisa diperkirakan sejak tanaman
berbunga. Biasanya padi dapat dipanen 35 hari setelah berbunga. Umur panen
merupakan salah satu karakter yang diperhitungkan oleh petani. Umur yang
pendek lebih disukai karena panen bisa lebih cepat, dengan panen yang lebih
cepat periode panen juga dapat ditingkatkan (Supriyanti dkk, 2015).
Jagung merupakan tanaman serelia yang termasuk bahan pangan penting
karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Bagi orang Indonesia
jagung merupakan bahan makanan pokok kedua setelah beras. Salah satu daerah
yang masyarakatnya mengkonsumsi jagung sebagai pengganti beras adalah
Sulawesi Tenggara. Agar diperoleh hasil panen yang tinggi, tanaman budidaya
harus dapat menghasilkan indeks luas daun yang cukup dengan cepat untuk
menyerap sebagian besar cahaya guna mencapai produksi berat kering
maksimum. Selain itu perbedaan tinggi tanaman antar varietas dipengaruhi oleh
struktur genetik dan lingkungan tumbuh yaitu sinar matahari, tanah, dan air.
Keragaman penampilan menunjukkan bahwa faktor genetik mempunyai pengaruh
yang nyata untuk beradaptasi sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan hasil
tanaman (Arma dkk, 2013).
Perutumbuhan tanaman jagung dipengaruhi oleh herbisida dan jenis
varietasnya. Setiap varietas tanaman jagung memiliki tinggi yang tidak sama.
Sarang dan tinggi jagung dipengaruhi oleh efek utama hibrida dan kedua efek
utama herbisida hibrida dan POST (Williams et al, 2014).
Penyerbukan yang terjadi pada jagung menghasilkan embrio. Embrio
tersebut menghasilkan biji. Masing- masing biji jagung adalah sebuah botanik
yang bersifat caryopsis atau buah basah yang mengandung biji tunggal yang
menyatu dengan jaringan dalam dari buah (Milind et al, 2013).
Kacang hijau (Phaseolus radiatus L) merupakan salah satu bahan pangan
yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas selain beras. Kacang hijau
5
tergolong tinggi penggunaannya dalam masyarakat maka kacang hijau memiliki
tingkat kebutuhan yang cukup tinggi. Teknik budidaya dan penanaman yang
relatif mudah budidaya tanaman kacang hijau memiliki prospek yang baik untuk
menjadi peluang usaha bidang agrobisnis. Dalam budidayanya pemberian pupuk
organik cair dan pemberian pupuk TSP berpengaruh berbeda nyata terhadap
jumlah polong kacang hijau per tanaman, tetapi interaksi kedua perlakuan tersebut
berpengaruh berbeda tidak nyata terhadap jumlah polong kacang hijau per
tanaman. Umur panen kacang hijau akan semakin cepat seiring dengan
peningkatan pemberian pupuk TSP (Bagus dkk, 2014)
6
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Pengantar Ilmu Tanaman acara 5 tentang “Pengenalan
Tanaman Semusim“ dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 November 2017 pukul
10.30-11.30 WIB di Agrotechno Park Jubung-Universias Jember
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Meteran
2. Kamera
3. Meja dada
4. ATK
5. Tabel pengamatan
6. Penggaris kayu 1m
3.2.2 Bahan
1. Tanaman padi
2. Tanaman jagung
3. Tanaman kacang hijau
3.3 Pelaksanaan Praktikum
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menetapkan objek tanaman yang akan diamati
3. Menggambar bentuk tanaman yang akan diamati dan memberi keterangan
bagian-bagiannya.
4. Mengisi tabel pengamatan dan mendokumentasikan kegiatan praktikum.
3.4 Variabel Pengamatan
1. Jenis tanaman dan taksonominya
2. Gambar keseluruhan tanaman
7
3. Bagian-bagian tanaman
4. Ciri-ciri morfologi tanaman
5. Habitat tanaman
6. Grafik pertumbuhan tiap fase
3.5 Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan praktikum selanjutnya akan
dianalisis dengan menggunakan analisis statistika deskriptif.
8
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Tanaman Padi
1. Deskripsi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Poales
Famili : Graminae
Genus : Oryza Linn
Spesies : Oryza sativa L.
2. Dokumentasi (Fase) Tinggi Deskripsi (Morfologi)
Fase : 10 HST
10 cm Daun berwarna hijau muda dan
cerah
Memiliki daun yang masih
segar
Daun terdiri dari 1-2 lembar
Batang masih lunak
Akar masih lunak
Fase : 20 HST
21 cm Warna daun hijau muda
Sudah ditanam di sawah
Daun masih dapat dhitung
Kemunculan akar sekunder
(adventitious) membentuk
sistem perakaran serabut
permanen menggantikan
radikula
9
Fase : 34 HST
36 cm Warna daun hijau
Jumlah pertambahan daun
semakin banyak
Warna batang hijau
Tinggi tanaman terus
bertambah
Jumlah anakan bertambah
Fase : 48 HST
37 cm Warna daun hijau, daun sudah
membuka dan semakin lebat
Warna batang hijau
Karakteristk dari fase ini
terdapat pada leher daun serta
helaian daun
Perkembangan daun terlihat
jelas
Perakaran serabut
Fase : 62 HST
39 cm Warna batang hijau tua
Daun sudah membuka semua
Warna daun hijau
Panjangnya bervariatif antar
daun
Akar serabut tertancap kuat
Pemanjangan batang secara
cepat
4.1.1 Tanaman Kacang Hijau
1. Deskripsi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophya
10
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseols radiates L.
2. Dokumentasi (Fase) Tinggi Deskripsi (Morfologi)
Fase : Perkecambahan (VE)
18 cm Masih terdapat kotiledon yang
terangkat di atas permukaan
tanah
Muncul daun muda 2 helai
Batang berdiameter kecil,
lunak, berair, dan berwarna
hijau
Akar serabut
Umur 10 HST
Fase : Kotiledon (VC)
19,5 cm Kotiledon lepas
Daun muda mulai melakukan
fotosintesis
Fokus pada pertumbuhan akar,
batang, dan daun
Batang mengalami
perpanjangan, diameter kecil,
lunak, berair, berwarna hijau
kecoklatan
Terdapat dua helai daun yang
telah terbuka berbentuk elips,
tepi daun rata
Umur 20 HST
Fase : Vegetatif 3 (V3) 26 cm Terdapat 3 buku dengan daun
11
yang terbuka
Tiap buku terdiri dari 2-3 helai
daun
Daun berbentuk bulat, tepi rata,
tulang daun melengkung
Terdapat daun muda pada
pucuk
Batang tegak, diameter kecil,
keras, dan berwarna hijau.
Umur 32 HST
Fase : Vegetatif buku n
(Vn)
27 cm Terdapat 7 buku dengan daun
yang terbuka
Tiap buku terdiri dari 2-3 helai
daun
Daun berbentuk bulat, tepi rata,
tulang daun melengjung
Masing-masing daun pada
buku sudah terisi penuh
Umur 48 HST
Fase : Generatif 2
(pengisian polong)
42 cm Terdapat polong dengan bentuk
silindris memanjang, berbulu,
diameter kecil, dengan
sebagian belum terdapat biji,
biji masih lunak
Terdapat banyakbuku dengan
daun banyak
Buku tersusun berselang-seling
Semua daun terbuka penuh
Umur 62 HST
12
4.1.1 Tanaman Jagung
1. Deskripsi
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
2. Dokumentasi (Fase) Tinggi Deskripsi (Morfologi)
Fase : Perkecambahan
10 cm Radikula muncul dari kulit
benih
Koleoriza memanjang
menembus pericarp kemudian
radikula menembus koleoriza
Plumula tertutup oleh koleoptil
Koleoptil muncul ke
permukaan tanah
Kecambah muncul sekitas 4-5
HST
Fase : Vegetatif 1
36 cm Daun terbuka 3-5 helai
Berlangsung pada saat tanaman
berumur 10-18 hari setelah
berkecambah
Akar seminal sudah mulai
berhenti tumbuh
Akar nodul sudah mulai aktif
Titik tumbuh berada di bawah
permukaan tanah
13
Suhu rendah akan menghambat
keluarnya daun, meningkatkan
jumlah daun, dan menunda
bunga jantan
Fase : Vegetatif 2 (V2)
80 cm Daun terbuka 6-10 helai
Berlangsung pada saat tanama
berumur 18-35 hari setelah
berkecambah
Titik tumbuh sudah berada di
atas permukaan tanah
Perkembangan dan penyerapan
akar sangat cepat
Pemanjangan batang
berlangsung cepat
Fase : Vegetatif 4 (V4)
200 cm Tahap fase tasseling (berbunga
jantan) ditandai adanya cabang
terakhir dari bunga jantan
sebelum kemunculan bunga
betina
Tahap V4 dimulai 2-3 hari
sebelum rambut tongkol
muncul
Tinggi tanaman sudah hampir
mencapai maksimum
Biomassa bagian vegetatif
sudah maksimum, yaitu sekitar
50% dari total bobot kering
tanaman
Fase : Reproduktif 1 (R1) 210 cm Munculnya rambut dari dalam
tongkol yang tertutup kelobot
14
Biasanya dimulai 2-3 hari
setelah tasseling
Rambut tongkol muncul dan
siap diserbuki selama 2-3 hari
Bakal biji hasil pembuahan
tumbuh dalam satu struktur
tongkol dengan dilindungi oleh
3 bagian penting yaitu glume,
lemma, dan palea serta
memiliki warna putih di luar
biji
Serapan N dan P sangat cepat
sementara K sudah hampir
lengkap.
4.1.4 Tinggi Tanaman Padi
Grafik 1. Tinggi Tanaman Padi
Tanaman padi memiliki tinggi yang berbeda mulai dari umur 10 HST, 20
HST, 34 HST, 48 HST, dan 62 HST. Tinggi tanaman padi pada umur 10 HST
adalah 10 cm. Tanaman padi pada umur 20 HST adalah 21 cm, umur 34 HST
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
10 HST 20 HST 34 HST 48 HST 62 HST
Tinggi Tanaman Padi
Tinggi Tanaman Padi
15
adalah 36 cm. Umur 48 HST dengan tinggi 37cm dan umur 62 HST dengan
tinggi 39 cm.
4.1.5 Tinggi Tanaman Kacang Hijau
Grafik 2. Tinggi Tanaman Kacang Hijau
Tanaman padi memiliki tinggi yang berbeda mulai dari VE (Fase
Perkecambahan), VC (Kotiledon), V3, Vn, dan G2. Tinggi tanaman padi pada VE
adalah 18 cm. Tanaman padi pada VC adalah 19,5 cm, V3 adalah 26 cm. Saat Vn
dengan tinggi 27 cm dan G2 dengan tinggi 42 cm.
4.1.6 Tinggi Tanaman Jagung
Grafik 2. Tinggi Tanaman Kacang Hijau
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
VE VC V3 Vn G2
Tinggi Tanaman Kacang Hijau
Tinggi Tanaman Kacang Hijau
0
50
100
150
200
250
Perkecambahan V1 V2 V4 R1
Tinggi Tanaman Jagung
Tinggi Tanaman jagung
16
Tanaman jagung memiliki tinggi yang berbeda mulai dari perkecambahan,
V1, V2, V4, dan R1. Tinggi tanaman jagung pada fase perkecambahan adalah 10
cm. Tanaman jagung pada V1 adalah 36 cm, V2 adalah 80 cm. Saat V4 dengan
tinggi 200 cm dan R1 dengan tinggi 210 cm.
4.2 Pembahasan
Tanaman semusim adalah tanaman yang siklus hidupnya dilalui hanya
dalam satu musim atau dalam waktu kurang lebih 3-4 bulan. Tanaman semusim
melalui siklus hidupnya kemudian mati. Siklus hidup tanaman semusim di
berbagai daerah berbeda karena faktor eksternal yaitu iklim. Iklim sangat
mempengaruhi hidup tanaman semusim. Tanaman semusim yang hidup di
wilayah dengan empat musim berbeda dengan yang hidup di wilayah dua musim.
Secara umum tanaman semusim memiliki jenjang pertumbuhan yang
disebut juga dengan fase. Fase yang dilalui tanaman semusim adalah fase
perkecambahan, vegetatif, reproduksi, dan pematangan. Setiap tanaman semusim
memiliki waktu yang berbeda dalam melalui fase tersebut. Fase perkecambahan
adalah fase di mana dimulainya proses pertumbuhan yang diawali dengan proses
imbibisi sehingga biji mendapatkan nutrisinya dari air. Proses imbibisi terjadi
ketika biji terendam dengan air sehingga dapat mengaktifkan enzim pertumbuhan
biji. Biji yang tumbuh memunculkan radikula dan plumula yaitu calon akar dan
calon batang.
Fase vegetatif adalah fase di mana mulai berkembangnya organ vegetatif
tanaman seperti akar, batang, dan daun. Pada fase vegetatif tanaman akan tumbuh
secara maksimal sehingga saat akhir fase vegetatif tanaman dapat mengalami fase
generatif dengan normal. Fase reproduksi adalah fase di mana tanaman
mengalami penyerbukan yang dibantu oleh angin atau makhluk hidup lainnya
seperti manusia dan hewan. Fase reproduksi dapat menentukan banyaknya
tanaman yang dapat bereproduksi dengan normal dengan arti tidak mengalami
gangguan pada saat terjadi penyerbukan. Fase pematangan adalah fase di mana
hasil dari reproduksi mengalami pematangan. Fase pematangan dapat menentukan
hasil tumbuh tanaman dalam bentuk biji maupun buah.
17
Tanaman semusim biasanya didominasi dengan tanaman pangan,
hortikultura, dan tanaman berbunga. Tanaman pangan yang termasuk tanaman
semusim antara lain, padi, jagung, dan kacang hijau. Tanaman pangan tersebut
melalui siklus hidupnya dalam satu musim atau sekitar 3-4 bulan.
Padi tipe Ciherang memiliki masa tanam maksimal 116 hingga 125 hari.
Padi Ciherang memiliki ketahanan pada hama wereng serta hawar daun atau biasa
disebut dengan kresek. Tinggi yang dicapai maksimal adalah 107 hingga 115 cm
dengan jumlah anakan sekitar 14 hingga 17. Hasil panen Padi Ciherang kurang
lebih 6 sampai 7 ton per hektar. Karakteristik beras yang dihasilkan adalah beras
pulen dengan gabah berbentuk ramping. Budidaya tanaman padi dilakukan dengan
cara pengolahan tanah, persemaian, penanaman, perawatan, dan pemanenan.
Padi memiliki tiga fase hidup yaitu fase vegetatif, fase generatif, dan fase
pematangan. Fase vegetatif tanaman padi dilalui mulai dari awal pembenihan
hingga 60 hari. Fase vegetatif memiliki tahapan yaitu tahap imbibisi, tahap
menumbuhkan tunas baru, tahap pindah tanam, dan tahap akhir masa vegetatif.
Tahap imbibisi menghasilkan 1 tunas baru yang memakan waktu selama 0-5 hari.
Tahap penumbuhan tunas baru terjadi pada hari ke-5 sampai hari ke-21. Hari ke-
21 tanaman mulai pindah tanam dari media pembibitan ke sawah. Fase vegetatif
berakhir pada hari ke-10. Berakhirnya fase vegetatif ditandai dengan telah tumbuh
dengan baik organ vegetatif tanaman sehingga dapat melalui fase generatif.
Fase generatif tanaman padi memiliki tahapan yaitu tahap inisiasi
bunga/pembuntikan, tahap munculnya malai sampai keluar bulir padi, dan tahap
pengisian bulir padi. Tahap inisiasi bunga atau pembuntikan adalah tahapan di
mana tanaman padi mulai tumbuh dan muncul ke permukaan batang. Tahap
inisiasi bunga terjadi setelah berakhirnya masa vegetatif yaitu 7 hari setelah masa
vegetatif berakhir atau setelah 67 hari. Tahap selanjutnya adalah tahap munculnya
malai hingga keluar bulir padi. Malai adalah kumpulan bunga padi. Pada saat
pembungaan, malai akan tegak berdiri sehingga dapat diserbuki dengan mudah.
Tahap munculnya malai hingga keluar bulir padi terjadi setelah 7 hari tahap
inisiasi bunga atau setelah 74 hari. Munculnya bulir padi terjadi ketika malai atau
bunga padi sudah diserbuki sehingga terjadi penyerbukan dan menghasilkan bulir
18
padi yang masih kosong Tanaman padi akan melewati tahap pengisian bulir yang
terjadi selama 30 hari. Tahap pengisian bulir adalah tahap di mana bulir padi hasil
penyerbukan yang masih kosong mulai terisi. Bulir padi yang sudah terisi
mengakibatkan malai tidak berdiri tegak tetapi melengkung atau merunduk ke
bawah.
Fase pematangan adalah fase di mana tanaman padi mulai mematangkan
bulir padi. Fase pematangan terjadi dalam beberapa tahap yaitu tahap masak susu,
tahap masak setengah matang, dan tahap matang penuh. Tahap masak susu adalah
tahap di mana padi dalam keadaan masak susu atau bulir padi masih berisi cairan
berupa pati. Tahap masak setengah matang adalah tahap di mana pati tersebut
membentuk kristal dan mulai mengeras. Tahap matang penuh adalah tahap di
mana bulir padi sudah terisi dengan sempurna sehingga siap untuk dipanen.
Selain tanaman padi juga ada tanaman jagung yang tergolong tanaman
semusim. Tanaman jagung melalui siklus hidupnya selama 3 bulan. Siklus hidup
tanaman jagung ada tiga yaitu, perkecambahan, vegetatif, dan generatif. Tahap
perkecambahan terjadi selama 3 sampai 4 hari. Perkecambahan dilakukan di
media perkecambahan seperti di dalam bak atau polybag, hal tersebut dilakukan
untuk menghindari biji yang hilang karena hanyut oleh air.
Fase vegetatif tanaman jagung dimulai ketika tanaman jagung berumur 10
hari. Fase vegetatif tanaman jagung terdiri dari V1 hingga V4. V1 berlangsung
selama 10 hingga 18 hari setelah berkecambah. Daun yang terbuka sempurna
berjumlah 3 sampai 5 helai. V2 terjadi ketika tanaman jagung berumur 18 sampai
35 hari setelah berkecambah. Fase V2 menghasilkan daun sempurna berjumlah 6
sampai 10 helai. Fase ini terjadi perkembangan dan penyebaran akar dengan
sangat cepat sehingga tesla dan tongkol mulai berkembang. Fase selanjutnya
adalah V3 yang terjadi saat jagung berumur 33 hingga 50 hari setelah
berkecambah. Fase V4 terjadi saat jagung berumur 42 sampai 52 hari setelah
berkecambah. Bunga jantan atau tesla terbentuk pada fase ini sehingga fase ini
disebut dengan fase vegetatif akhir. Fase V4 ditandai dengan munculnya bunga
jantan tetapi belum terjadi penyerbukan (teasling). Berakhirnya fase vegetatif
menandakan bahwa akan dimulainya fase generatif.
19
Fase generatif tanaman jagung terjadi dalam 4 tahap yaitu R1, R2, R3, dan
R4. Tahap R1 atau silking adalah tahap terbentuknya bunga jantan (tesla) yang
terjadi selama 2-3 hari. Tahap R2 adalah tahap di mana bunga jantan (tesla) sudah
siap menyerbuki bunga betina. Penyerbukan terjadi ketika serbuk sari yang
dilepas oleh bunga jantan (tesla) menyentuh permukaan rambut tongkol yang
masih segar. Setiap helai rambut tongkol menandai banyaknya embrio yang akan
dihasilkan. Penyerbukan yang terjadi akan membentuk embrio pada jagung.
Tahap R3 adalah tahap di mana jagung sudah masak susu. Tahap ini terjadi 18
sampai 22 hari setelah silking. Embrio membentuk biji dengan kandungan air
sekitar 80%. Tahap masak susu ditandai dengan biji yang mulai terisi menjadi pati
yang berwarna putih susu. Tahap selanjutnya adalah tahap R4 yaitu tahap di
mana terjadi pengerasan dan masak secara fisiologis. Pengerasan terjadi dalam
rentang waktu 35 sampai 42 hari setelah silking. Masak fisiologis terjadi pada hari
ke-55 sampai hari ke-65 setelah silking.
Kacang hijau adalah salah satu contoh tanaman semusim. Tanaman kacang
hijau melalui siklus hidupnya yaitu fase vegetatif, reproduksi, dan senescense.
Fase vegetatif tanaman kacang hijau dilalui dalam beberapa tahap seperti VE, VC,
V1 sampai Vn, dan vegetatif akhir. VE adalah keadaan dimana tanaman kacang
hijau mulai berkecambah. Perkecambahan dilakukan di dalam media tanam
seperti pada kapas basah dan tanah dalam polybag. VC adalah keadaan di mana
kotiledon mulai membuka. Kotiledon membuka untuk melakukan fotosintesis
sementara sebelum daun mulai tumbuh. Tahap V1 hingga Vn adalah tahap di
mana daun mulai terbuka dengan sempurna. Daun tersebut tumbuh pada buku-
buku tanaman kacang hijau. Tahap vegetatif akhir adalah tahap di mana tanaman
kacang hijau melakukan penyempurnaan organ-organ vegetatif seperti akar,
batang, dan aun. Tahap ini ditandai dengan munculnya bunga.
Fase reproduksi tanaman kacang hijau memiliki beberapa tahapan yaitu,
R1, R2, R3, dan R4. Tahap R1 adalah tahap di mana terjadi penyerbukan putik
oleh benang sari sehingga menghasilkan polong. Tahap R2 adalah tahap di mana
polong yang dihasilkan terisi dengan sempurna. Tahap R3 adalah tahap di mana
polong yang sudah terisi dengan sempurna terjadi pemasakan sehingga siap untuk
20
dipanen. Tahap R4 adalah tahap di mana polong-polong tersebut dapat dipanen.
Fase selanjutnya adalah fase senescense. Fase senescense adalah fase di mana
tanaman kacang hijau akan layu dan mati. Fase sesescense disebut juga dengan
fase menuju kematian.
21
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Padi Ciherang mengalami fase vegetatif pada umur 10 HST dengan tinggi 10
cm, umur 20 HST dengan tinggi 21 cm, umur 34 HST dengan tinggi 36 cm,
umur 48 HST dengan tinggi 37 cm, dan umur 62 HST dengan tinggi 39 cm.
2. Kacang hijau melalui fase perkecambahan (VE) dengan tinggi 18 cm, fase
kotiledon (VC) dengan tinggi 19,5 cm, fase V3 dengan tinggi 26 cm, Vn
dengan tinggi 27 cm, dan G2 dengan tinggi 42 cm.
3. Jagung melalui fase perkecambahan dengan tinggi 10 cm, V1 dengan tinggi
36 cm, V2 dengan tinggi 80 cm, V4 dengan tinggi 200 cm, dan R1 dengan
tinggi 210 cm.
5.2 Saran
Praktikan seharusnya mematuhi instruksi asisten laboratorium dalam
pelaksanaan praktikum sehingga praktikan tidak mengalami gangguan pada saat
berjalannya praktikum. Praktikan seharusnya lebih kondusif dalam pelaksanaan
praktikum sehingga praktikum dapat terlaksana dengan baik dan efektif. Praktikan
seharusnya sarapan terlebih dahulu untuk menghindari kelaparan pada saat
praktikum di lapang dilaksanakan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Arma, M. J., U. Fermin., L. Sabaruddin. 2013. Pertumbuhan dan Produksi Jagung
(Zea mays L.) dan Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) Melalui
Pemberian Nutrisi Organik dan Waktu Tanam dalam Sistem Tumpang
Sari. Agroteknos, 3(1): 1-7.
Barus, W. A., H. Khair., M. A. Siregar. 2014. Respon Pertumbuhan dan Produksi
Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L) Akibat Penggunaan Pupuk Organik
Cair dan Pupuk TSP. Agrium, 19(1): 1-11.
Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta:
Kanisius.
Milind, P., dan D. Isha. 2013. Zea Maize: A Modern Craze. Pharmacy. 4(6): 39-
43.
Pratiwi, S. H. 2016. Pertumbuhan dan Hasil Padi (Oryza sativa L.) Sawah Pada
Berbagai Metode Tanam Dengan Pemberian Pupuk Organik. Gontor
AGROTECH, 2(2): 1-19.
Supriyanti, A., Supriyanta., dan Kristamtini. 2015. Karakteristik Dua Puluh Padi
(Oryza sativa L.) Lokal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Vegelatika,
4(3): 29-41.
Sutariati, G. A. K., A. Khaeruni., Y. B. Pasolon., Muhidin., dan L. Mudi. 2016.
The Effect of Seed Bio-invigoration Using Indigenous Rhizobacteria to
Improve Viability and Vigor of Upland Rice (Oryza sativa L.) Seeds.
Pharm Tech Research, 9(12): 565-573.
Williams, M. K., R. W. Heiniger., W. J. Everman., dan D.L. Jordan. 2014. Weed
Control and Corn (Zea mays) Response to Planting Pattern and Herbicide
Program with High Seeding Rates in North Carolina. Agriculture. 14(1):
1-8.
23
LAMPIRAN DATA
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
DOKUMENTASI
Gambar 1. Padi umur 10 HST Gambar 2. Padi umur 20 HST
Gambar 3. Padi umur 34 HST Gambar 4. Padi umur 48 HST
36
Gambar 5. Padi umur 62 HST Gambar 6. Kacang Hijau Fase VE
Gambar 7. Kacang Hijau Fase VC Gambar 8. Kacang Hijau Fase V3
37
Gambar 9. Kacang Hijau Fase Vn Gambar 10. Kacang Hijau Fase G2
Gambar 11. Jagung Fase Perkecambahan Gambar 12. Jagung Fase V1
38
Gambar 13. Jagung Fase V2 Gambar 14. Jagung Fase V4
Gambar 14. Jagung Fase R1
39
LITERATUR
Arma, M. J., U. Fermin., L. Sabaruddin. 2013. Pertumbuhan dan Produksi Jagung
(Zea mays L.) dan Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) Melalui
Pemberian Nutrisi Organik dan Waktu Tanam dalam Sistem Tumpang
Sari. Agroteknos, 3(1): 1-7.
Barus, W. A., H. Khair., M. A. Siregar. 2014. Respon Pertumbuhan dan Produksi
Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L) Akibat Penggunaan Pupuk Organik
Cair dan Pupuk TSP. Agrium, 19(1): 1-11.
40
Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta:
Kanisius.
Milind, P., dan D. Isha. 2013. Zea Maize: A Modern Craze. Pharmacy. 4(6): 39-
43.
41
Pratiwi, S. H. 2016. Pertumbuhan dan Hasil Padi (Oryza sativa L.) Sawah Pada
Berbagai Metode Tanam Dengan Pemberian Pupuk Organik. Gontor
AGROTECH, 2(2): 1-19.
Supriyanti, A., Supriyanta., dan Kristamtini. 2015. Karakteristik Dua Puluh Padi
(Oryza sativa L.) Lokal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Vegelatika,
4(3): 29-41.
42
Sutariati, G. A. K., A. Khaeruni., Y. B. Pasolon., Muhidin., dan L. Mudi. 2016.
The Effect of Seed Bio-invigoration Using Indigenous Rhizobacteria to
Improve Viability and Vigor of Upland Rice (Oryza sativa L.) Seeds.
Pharm Tech Research, 9(12): 565-573.
Williams, M. K., R. W. Heiniger., W. J. Everman., dan D.L. Jordan. 2014. Weed
Control and Corn (Zea mays) Response to Planting Pattern and Herbicide
Program with High Seeding Rates in North Carolina. Agriculture. 14(1):
1-8.