viskositas sebagai fungsi suhu

22
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II SEMESTER GANJIL 2015/2016 VISKOSITAS SEBAGAI FUNGSI SUHU NAMA : Shafira Nurhasanah NIM : 1137040064 KELAS : 5/B KELOMPOK : 3 (Hijau) JURUSAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Upload: shafira

Post on 04-Dec-2015

86 views

Category:

Documents


30 download

DESCRIPTION

laporan praktikum kimia fisik II

TRANSCRIPT

Page 1: Viskositas sebagai Fungsi Suhu

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

SEMESTER GANJIL 2015/2016

VISKOSITAS SEBAGAI FUNGSI SUHU

NAMA : Shafira Nurhasanah

NIM : 1137040064

KELAS : 5/B

KELOMPOK : 3 (Hijau)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SGD BANDUNG

2015

Page 2: Viskositas sebagai Fungsi Suhu

Tanggal Praktikum : 8 Oktober 2015

Tanggal Laporan : 19 Oktober 2015

PERCOBAAN 3

VISKOSITAS SEBAGAI FUNGSI SUHU

I. TUJUAN- Mengetahui pengaruh suhu terhadap viskositas cairan.- Menentukan viskositas kloroform, toluen, etanol, dan aseton dengan metode Oswald

pada suhu 30oC, 35oC, 40oC, dan 45oC.- Menentukan tetapan A dan energi ambang E.- Menentukan tetapan b pada persamaan.

II. DASAR TEORISetiap fluida memiliki kekentalan yang berbeda. Kekentalan atau dengan kata

lain disebut viskositas merupakan tahanan yang dilakukan suatu lapisan terhadap lapisan lainnya. Hal ini bisa terjadi disebabkan adanya gaya gesekan yang menyusun suatu fluida. Molekul yang membentuk fluida saling bergesekan ketika fluida mengalir. Viskositas disebabkan oleh adanya gaya kohesi (gaya tarik-menarik antarmolekul sejenis) pada zat cair. Sedangkan pada zat berbentuk gas, viskositas disebabkan tumbukan antarmolekul.

Fluida yang lebih cair akan lebih mudah mengalir, artinya viskositasnya semakin kecil. Viskositas cairan murni adalah indeks hambatan aliran cairan. Aliran cairan terdiri dari dua kelompok berdasarkan bilangan Reynoldnya, yaitu aliran laminar dan aliran turbulen. Aliran laminar menggambarkan laju aliran kecil pada sebuah pipa dengan diameter kecil, sedangkan aliran turbulen menggambarkan laju aliran besar pada sebuah pipa dengan diameter besar.

Kebalikan dari viskositas adalah fluiditas, yaitu ukuran kemudahan mengalir dalam suatu fluida. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tekanan geser berbanding lurus dengan viskositas. Zat cair mempunyai beberapa sifat sebagai berikut.a. Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair akan terbentuk permukaan bebas

horizontal yang berhubungan dengan atmosfer.b. Mempunyai rapat masa dan berat jenis.c. Dapat dianggap tidak termampatkan.d. Mempunyai viskositas (kekentalan).e. Mempunyai kohesi, adesi dan tegangan permukaan.

Sesuai hokum distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah molekul yang memiliki energi yang diperlukan untuk mengalir, dihubungkan oleh faktor e -E/RT dan viskositas

Page 3: Viskositas sebagai Fungsi Suhu

sebanding dengan e-E/RT. Secara kuantitatif pengaruh suhu terhadap viskositas dinyatakan dengan persamaan empiris sebagai berikut.

= A e-E/RT

A merupakan tetapan yang sangat tergantung pada massa molekul relatif dan volume molar cairan dan E adalah energi ambang per mol yang diperlukan untuk proses awal aliran.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat Ukuran Jumlah

Gelas kimia 100 mL 5 buah

Piknometer 25 mL 1 buah

Visometer Oswald - 1 buah

Termostat - 1 buah

Botol semprot - 2 buah

Erlenmeyer 50 mL 5 buah

Stopwatch - 1 buah

Statif dan klem - 2 buah

Gelas ukur 10 mL 2 buah

Gelas ukur 25 mL 1 buah

Filler - 2 buah

Pipet tetes - 3 buah

Aluminium foil - secukupnya

Water bath - 1 buah

Bahan Jumlah

Aseton 100 mL

Kloroform 100 mL

Etanol 100 mL

Toluen 100 mL

Aquades 100 mL

IV. CARA KERJAa. Pengukuran volume piknometer dan rapat massa larutan

Page 4: Viskositas sebagai Fungsi Suhu

Pada pengukuran volume piknometer, piknometer kosong ditimbang dan dicatat hasilnya. Aquades dipanaskan dengan suhu 30oC pada termostat kemudian ditunggu selama 3 menit. Dimasukkan ke dalam piknometer lalu piknometer ditimbang dan dicatat hasilnya. Diulangi perlakuan di atas dengan suhu 35oC, 40oC, dan 45oC.Pada pengukuran rapat massa larutan, larutan (toluen, aseton, etanol, dan kloroform) dipanaskan dengan suhu 30oC pada termostat kemudian ditunggu selama 3 menit. Dimasukkan ke dalam piknometer lalu piknometer ditimbang dan dicatat hasilnya. Diulangi perlakuan di atas dengan suhu 35oC, 40oC, dan 45oC.

b. Pengukuran viskositas larutanViskometer Oswald dimasukkan aquades dan diletakkan dalam termostat dalam keadaan vertikal. Diatur pada suhu 30oC dan diamkan selama 3 menit. Dipasang filler kemudian aquadess di dalam viskometer dihisap hingga melewati batas atas. Dilepaskan filler berbarengan dengan dimulainya stopwatch, lalu stopwatch dihentikan setelah melewati batas bawah viskometer dan dicatat waktu yang diperlukan untuk melewati batas bawah. Diulangi perlakuan di atas dengan suhu 35oC, 40oC, dan 45oC. Diulangi untuk larutan (toluen, aseton, etanol, dan kloroform) dengan suhuh yang sama.

V. HASIL PENGAMATAN

LarutanMassa Piknometer (g)

T = 30oC T = 35oC T = 40oC T = 45oCPikno + Aquades 45,28 45,26 45,24 45,16Pikno + Toluen 40,79 40,68 40,63 40,61Pikno + Aseton 39,60 39,53 39,56 39,55Pikno + Etanol 42,37 42,24 42,23 42,14Pikno + Kloroform 57,50 57,42 57,33 57,15

LarutanWaktu (s)

T = 30oC T = 35oC T = 40oC T = 45oCAquades 0,98 0,71 0,66 0,59Toluen 0,78 0,72 0,59 0,56Aseton 0,69 0,58 0,56 0,50Etanol 0,79 0,74 0,66 0,58Kloroform 0,60 0,57 0,53 0,49

Suhu (oC) Wpikno kosong (g) ρair (g/ml) ηair (mPas)

30

19,28

0,9956 0,800135 0,9940 0,722240 0,9922 0,655745 0,9902 0,5985

Page 5: Viskositas sebagai Fungsi Suhu

VI. PENGOLAHAN DATA1) Menentukan volume piknometer

Vpikno=(Wpikno+air )−(Wpikno kosong )

ρ air

a. T = 30oC

V pikno=(45,28 g )−(19,28 g)

0,9956g

mL

=26 g

0,9956g

mL

=26,1149mL

b. T = 35oC

V pikno=(45,26 g )−(19,28 g)

0,9940g

mL

=25,98 g

0,9940g

mL

=26,1368 mL

c. T = 40oC

V pikno=(45,24 g )−(19,28 g)

0,9922g

mL

=25,96 g

0,9922g

mL

=26,1641 mL

d. T = 45oC

V pikno=(45,16 g )−(19,28 g)

0,9902g

mL

=25,88 g

0,9902g

mL

=26,1361 mL

2) Menentukan ρ larutan

ρ larutan=(Wpikno+larutan )−(Wpikno kosong )

V pikno

a. T = 30oC

ρtoluen=( 40,79g )−(19,28g)

26,1149mL=

21,51 g26,1149mL

=0,8236g

mL

ρaseton=(39,60g )−(19,28 g)

26,1149mL=

20,32g26,1149 mL

=0,7781g

mL

ρetanol=(42,37 g )−(19,28 g)

26,1149 mL=

23,09g26,1149 mL

=0,8841g

mL

ρkloroform=(57,50 g )−(19,28 g)

26,1149mL=

38,22g26,1149 mL

=1,4635g

mL

Page 6: Viskositas sebagai Fungsi Suhu

b. T = 35oC

ρtoluen=( 40,68 g )−(19,28 g)

26,1368 mL=

21,4 g26,1368 mL

=0,8187g

mL

ρaseton=(39,63 g )−(19,28 g)

26,1368 mL=

20,35 g26,1368 mL

=0,7786g

mL

ρetanol=(42,24 g )−(19,28 g)

26,1368 mL=

22,96 g26,1368 mL

=0,8784g

mL

ρkloroform=(57,42 g )−(19,28 g)

26,1368 mL=

38,14 g26,1368 mL

=1,4592g

m L

c. T = 40oC

ρtoluen=( 40,63 g )−(19,28 g)

26,1641 mL=

21,35 g26,1641mL

=0,8160g

mL

ρaseton=(39,56 g )−(19,28 g)

26,1641mL=

20,28 g26,1641mL

=0,7751g

mL

ρetanol=(42,23 g )−(19,28 g)

26,1641 mL=

22,95 g26,1641 mL

=0,8771g

mL

ρkloroform=(57,33 g )−(19,28 g)

26,1641 mL=

38,05 g26,1641 mL

=1,4543g

mL

d. T = 45oC

ρtoluen=( 40,61g )−(19,28 g)

26,1361mL=

21,33 g26,1361mL

=0,8161g

mL

ρaseton=(39,55g )−(19,28 g)

26,1361mL=

20,27 g26,1361mL

=0,7755g

mL

ρetanol=(42,14 g )−(19,28 g)

26,1361mL=

22,86 g26,1361mL

=0,8746g

mL

ρkloroform=(57,15 g )−(19,28 g)

26,1361mL=

37,87 g26,1361mL

=1,4489g

mL

3) Menentukan viskositas larutan

Page 7: Viskositas sebagai Fungsi Suhu

ηlarutan=ρlarutan ×ηair ×t larutan

ρair ×t air

a. T = 30oC

ηtoluen=0,8236

gmL

× 0,8001mPas ×0,78 s

0,9956g

mL×0,98 s

=0,5268 mPas

ηaseton=0,7781

gmL

×0,8001 mPas ×0,69 s

0,9956g

mL×0,98 s

=0,4403 mPas

ηetanol=0,8841

gmL

×0,8001 mPas ×0,79 s

0,9956g

mL× 0,98 s

=0,5727 mPas

ηkloroform=1,4635

gmL

×0,8001 mPas ×0,60 s

0,9956g

mL×0,98 s

=0,7201 mPas

b. T = 35oC

ηtoluen=0,8187

gmL

× 0,7222mPas ×0,72 s

0,99 40g

mL× 0,71 s

=0,6032 mPas

ηaseton=0,7786

gmL

× 0,7222mPas× 0,58 s

0,9940g

mL× 0,71 s

=0,4621mPas

ηetanol=0,8784

gmL

×0,7222mPas× 0,74 s

0,9940g

mL×0,71 s

=0,6651mPas

ηkloroform=1,4592

gmL

×0,7222 mPas× 0,57 s

0,99 40g

mL× 0,71 s

=0,8511mPas

Page 8: Viskositas sebagai Fungsi Suhu

c. T = 40oC

ηtoluen=0,8160

gmL

×0,6557 mPas× 0,59 s

0,9922g

mL×0,66 s

=0,4821mPas

ηaseton=0,7751

gmL

×0,6557 mPas× 0,56 s

0,9922g

mL×0,66 s

=0,4346mPas

ηetanol=0,8771

gmL

×0,6557 mPas× 0,66 s

0,9922g

mL× 0,66 s

=0,5796 mPas

ηkloroform=1,4543

gmL

×0,6557 mPas× 0,53 s

0,9922g

mL×0,66 s

=0,7718mPas

d. T = 45oC

ηtoluen=0,8161

gmL

×0,5985 mPas ×0,56 s

0,9902g

mL×0,59 s

=0,4682 mPas

ηaseton=0,7755

gmL

× 0,5985 mPas× 0,50 s

0,99 02g

mL× 0,59 s

=0,3972 mPas

ηetanol=0,8746

gmL

× 0,5985 mPas× 0,58 s

0,9902g

mL× 0,59 s

=0,5197 mPas

ηkloroform=1,4489

gmL

×0,5985 mPas ×0,49 s

0,99 02g

mL×0,59 s

=0,7273 mPas

4) Grafik pengaruh viskositas terhadap waktua. Tabel data massa jenis

Page 9: Viskositas sebagai Fungsi Suhu

T (oC)ρ (g/ml)

Aquades Toluen Aseton Etanol Kloroform30 0,9956 0,8236 0,7781 0,8841 1,463535 0,9940 0,8187 0,7786 0,8784 1,459240 0,9922 0,8160 0,7751 0,8771 1,454345 0,9902 0,8161 0,7755 0,8746 1,4489

b. Tabel data viskositas

T (oC)η (mPas)

Aquades Toluen Aseton Etanol Kloroform30 0,8001 0,5268 0,4403 0,5727 0,720135 0,7222 0,6032 0,4621 0,6651 0,851140 0,6557 0,4821 0,4346 0,5796 0,771845 0,5985 0,4682 0,3972 0,5197 0,7273

c. Tabel grafik hubungan antara log η terhadap 1/T

T (oC) 1/Tlog η (mPas)

Toluen Aseton Etanol Kloroform30 0,0333 -0,2784 -0,3562 -0,2421 -0,142635 0,2857 -0,2195 -0,3353 -0,1771 -0,070040 0,0250 -0,3169 -0,3619 -0,2369 -0,112545 0,0222 -0,3296 -0,4009 -0,2842 -0,1383

d. Tabel grafik hubungan antara 1/ρ dan 1/η

T (oC)

1/η (mPas-1) 1/ρ (g/ml-1 )

Toluen Aseton Etanol Kloroform Toluen Aseton Etanol Kloroform

30 1,8982 2,2712 1,7461 1,3887 1,2142 1,2852 1,1311 0,683335 1,6578 2,1640 1,5035 1,1749 1,2214 1,2844 1,1384 0,685340 2,0742 2,3010 1,7253 1,2957 1,2255 1,2902 1,1401 0,687645 2,1358 2,5176 1,9242 1,3749 1,2253 1,2895 1,1434 0,6902

e. Grafik hubungan antara log η terhadap 1/T Toluen

Page 10: Viskositas sebagai Fungsi Suhu

-0.35 -0.3 -0.25 -0.2 -0.150

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

f(x) = 2.39216902452922 x + 0.775949557917811R² = 0.834139346909394

Grafik hubungan antara log η toluen terhadap 1/T

Series2Linear (Series2)

log η

1/T

Aseton

-0.42 -0.4 -0.38 -0.36 -0.34 -0.32 -0.30

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

f(x) = 3.35004128094265 x + 1.30954125871872R² = 0.501718933661887

Grafik hubungan antara log η aseton terhadap 1/T

Series2Linear (Series2)

log η

1/T

Etanol

Page 11: Viskositas sebagai Fungsi Suhu

-0.31 -0.29 -0.27 -0.25 -0.23 -0.21 -0.19 -0.17 -0.150

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

f(x) = 2.60737963780113 x + 0.704479768356102R² = 0.78716912195391

Grafik hubungan antara log η etanol terhadap 1/T

Series2Linear (Series2)

log η

1/T

Kloroform

-0.15 -0.13 -0.11 -0.09 -0.07 -0.050

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

f(x) = 3.53852223665696 x + 0.501487801116708R² = 0.829261355452533

Grafik hubungan antara log η kloroform terhadap 1/T

Series2Linear (Series2)

log η

1/T

f. Penentuan tetapan A Toluen

y = 2.3922x + 0.7759ln A = 0.7759A = 2.1725

Asetony = 3.35x + 1.3095ln A = 1.3095A = 3.7043

Etanoly = 2.6074x + 0.7045

Page 12: Viskositas sebagai Fungsi Suhu

ln A = 0.7045A = 2.0228

Kloroformy = 3.5385x + 0.5015ln A = 0.5015A = 1.6512

g. Penentuan energi ambang Em = - E/RE = - m . R

Tolueny = 2.3922x + 0.7759R² = 0.8341E = - 2.3922 x 0.8341E = 1.9953

Asetony = 3.35x + 1.3095R² = 0.5017E = - 3.35 x 0.5017E = 1.6988

Etanoly = 2.6074x + 0.7045R² = 0.7872E = - 2.6074 x 0.7872E = 2.0525

Kloroformy = 3.5385x + 0.5015R² = 0.8293E = - 3.5385 x 0.8293E = 2.9345

h. Grafik hubungan antara 1/ρ dan 1/η Toluen

Page 13: Viskositas sebagai Fungsi Suhu

1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2 2.1 2.21.208

1.211.2121.2141.2161.218

1.221.2221.2241.2261.228

f(x) = 0.0117163255117034 x + 1.19885275401903R² = 0.225871718586424

Grafik Hubungan antara 1/ρ dan 1/η

Series2Linear (Series2)

1/η

1/ρ

Aseton

2.1 2.15 2.2 2.25 2.3 2.35 2.4 2.45 2.5 2.551.2811.2821.2831.2841.2851.2861.2871.2881.289

1.291.291

f(x) = 0.0141792005439063 x + 1.2545221285017R² = 0.508669810478072

Grafik Hubungan antara 1/ρ dan 1/η

Series2Linear (Series2)

1/η

1/ρ

Etanol

Page 14: Viskositas sebagai Fungsi Suhu

1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 21.12

1.125

1.13

1.135

1.14

1.145

f(x) = 0.00944460149411912 x + 1.12196018745798R² = 0.0981084331676087

Grafik Hubungan antara 1/ρ dan 1/η

Series2Linear (Series2)

1/η

1/ρ

Kloroform

1.15 1.2 1.25 1.3 1.35 1.4 1.450.678

0.68

0.682

0.684

0.686

0.688

0.69

0.692

f(x) = 0.00468777238622729 x + 0.680465815444002R² = 0.0238910359065996

Grafik Hubungan antara 1/ρ dan 1/η

Series2Linear (Series2)

1/η

1/ρ

i. Penentuan tetapan b Toluen

y = 0.0117x + 1.1989b = 1.1989

Asetony = 0.0142x + 1.2545b = 1.2545

Etanoly = 0.0094x + 1.122b = 1.122

Kloroformy = 0.0047x + 0.6805b = 0.6805

VII. PEMBAHASAN

Page 15: Viskositas sebagai Fungsi Suhu

Viskositas menunjukkan kekentalan suatu bahan yang diukur dengan menggunakan alat viscometer. Semakin tinggi viskositas suatu bahan maka bahan tersebut akan makin stabil karena pergerakan partikel cenderung sulit dengan semakin kentalnya suatu bahan. Nilai viskositas berkaitan dengan kestabilan emulsi suatu bahan yang artinya berkaitan dengan nilai stabilitas emulsi bahan.  Viskositas atau kekentalan dari suatu cairan adalah salah satu sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya geser.

Massa jenis dari suatu benda adalah besarnya gaya gravitasi yang bekerja pada suatu massa dari  suatu satuan volume, oleh karena itu   massa jenis dapat didefinisikan sebagai: berat  tiap satuan volume. Pada percobaan ini pertama-tama dilakukan pengukuran massa jenis masing-masing zat yang akan dicobakan, yaitu aquades, toluen, aseton, etanol dan kloroform dengan suhu 30oC, 35oC, 40o C dan 45oC.

Percobaan ini dilakukan dengan menimbang piknometer kosong yang bertujuan untuk mengetahui massa pikonometer kosong agar mengetahui massa sampel ketika dimasukkan kedalam piknometer. Saat pengisian ke dalam piknometer tidak boleh terdapat gelembung karena akan mempengaruhi hasil penimbangan. Dari hasil diketahui bahwa suhu berbanding terbalik dengan massa jenis zat. Semakin tinggi suhu maka semakin kecil massa jenis zat-nya. Hal ini disebabkan karena ketika suhu meningkat, molekul pada zat cair akan bergerak cepat diakibatkan oleh tumbukan antar molekul, akibatnya molekul dalam zat cair akan meregang dan massa jenis akan semakin kecil.

Pada percobaan selanjutnya, zat cair yang telah ditentukan massa jenisnya dimasukkan ke dalam viskometer dengan mengusahakan agar tidak ada gelembung dalam viskometer. Hal ini bertujuan agar aliran laminar tidak terganggu oleh adanya gelembung yang akan mengakibatkan waktu yang diperoleh tidak sesuai dengan waktu yang seharusnya. Pada percobaan ini digunakan empat jenis larutan dengan suhu yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap viskositas zat cair. Dari hasil analisis di atas, diperoleh dapat diketahui bahwa semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien viskositas semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan partikel dalam larutan lebih cepat sehingga viskositasnya menurun. Pada percobaan ini kita menggunakan akuades sebagai pembanding. Hal ini dilakukan karena akuades sudah memiliki ketetapan untuk nilai viskositasnya. Semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien viskositas semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan partikel dalam larutan lebih cepat sehingga viskositasnya menurun. Molekul semakin merapat sehingga molekul-molekul pada tiap bahan berkumpul dan menyebabkan massa memadat karena suhu yang digunakan kecil. Selain itu juga terjadi interaksi di antara molekul-molekul zat yang melibatkan ikatan hidrogen yang menyebabkan jarak antar molekul juga semakin kecil.

Percobaan ini menggunakan metode Oswald. Metode Ostwald yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Disini juga dapat ditentukan hubungan waktu alir terhadap viskositas. Semakin lama waktu alir maka viskositas semakin kecil. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin encer suatu zat cair maka waktu alirnya akan semakin lama.

Page 16: Viskositas sebagai Fungsi Suhu

Viskositas dipengaruhi oleh gaya Van Der Waals. Gaya Van Der Waals  adalah gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol. Selain itu juga dipengaruhi oleh energi ambang, yaitu sejumlah energi minimum yang diperlukan oleh suatu zat untuk dapat bereaksi hingga terbentuk zat baru.. Waktu yang dihasilkan cairan untuk mengalir bebas pun berbeda-beda. Ini disebabkan karena proses antara pemanasan dan waktu mengukur viskositas terlalu jauh. Bisa juga karena tingkat ketelitian yang rendah karena pada percobaan ini kita menggunakan termometer untuk mengatur suhu. Padahal agar suhu terjaga dengan baik, seharusnya di gunakan thermostat.            Dari perhitungan yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa semakin banyak waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir, maka viskositas cairan tersebut semakin besar pula. Hal ini berarti waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir sebanding atau berbanding lurus dengan viskositasnya.

Pada hasil percobaan seharusnya diperoleh viskositas cairan yang menunjukan bahwa semakin rendahnya suhu maka viskositas yang diperoleh akan semakin besar. Hal ini dikarenakan karena molekul semakin merapat sehingga molekul-molekul pada tiap bahan berkumpul dan menyebabkan massa memadat karena suhu yang digunakan kecil. Selain itu, terjadi interaksi diantara molekul-molekul zat yang melibatkan ikatan hidrogen yang menyebabkan jarak antar molekul juga semakin kecil, juga dari percobaan seharusnya diperoleh hubungan densitas dengan suhu, yakni semakin  besar suhu maka densitas yang diperoleh pun akan semakin mengecil, hal ini karena massa pada larutan akan berkurang akibat adanya pergerakan molekul pada larutan yang menyebabkan adanya interaksi antar molekul sehinggaterjadi gaya london yang menyebabkan jarak antar molekul semakin besar. Tetapi pada grafik dan diperoleh hasil yang naik turun, hal tersebut terjadi karena beberapa faktor kesalahan yaitu alat-alat yang kurang bersih, sehingga didapatkan hasil yang kurang maksimal, begitu juga dalam menggunakan stopwatch yang kurang tepat, sehingga hasilnya pun kurang maksimal.

VIII. KESIMPULANDari percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa:- Pengaruh suhu terhadap viskositas adalah semakin tinggi suhu larutan, maka

viskositas semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan partikel dalam larutan lebih cepat sehingga viskositasnya menurun.

- Viskositas larutan yang didapatkan pada percobaan ini adalah:

T (oC)η (mPas)

Toluen Aseton Etanol Kloroform30 0,5268 0,4403 0,5727 0,720135 0,6032 0,4621 0,6651 0,851140 0,4821 0,4346 0,5796 0,771845 0,4682 0,3972 0,5197 0,7273

- Tetapan A dan energi ambang yang didapatkan pada percobaan ini adalah:

Page 17: Viskositas sebagai Fungsi Suhu

Larutan A EToluen 2.1725 1.9953Aseton 3.7043 1.6988Etanol 2.0228 2.0525Kloroform 1.6512 2.9345

- Tetapan b yang didapatkan pada percobaan ini untuk toluen, aseton, etanol, dan kloroform secara berturut-turut adalah 1,1989; 1,2545; 1,122; dan 0,6805.

IX. JAWABAN TUGAS DAN PERTANYAAN1. Hitung viskositas cairan yang diukur pada suhu 30oC, 35oC, 40oC, dan 45oC, dengan

merujuk pada viskositas air (literatur) pada suhu-suhu tersebut. Alurkan log η terhadap 1/T, kemudian tentukan tetapan A dan energi ambang E pada persamaan.

Jawab

T (oC)η (mPas)

Toluen Aseton Etanol Kloroform30 0,5268 0,4403 0,5727 0,720135 0,6032 0,4621 0,6651 0,851140 0,4821 0,4346 0,5796 0,771845 0,4682 0,3972 0,5197 0,7273

Larutan A EToluen 2.1725 1.9953Aseton 3.7043 1.6988Etanol 2.0228 2.0525Kloroform 1.6512 2.9345

2. Alurkan volume jenis terhadap fluiditas Φ, kemudian tentukan tetapan b pada persamaan. Bandingkan harga tetapan ini dengan tetapan Van der Waals dari cairan tersebut.

Jawab

Tetapan b yang didapatkan pada percobaan ini untuk toluen, aseton, etanol, dan kloroform secara berturut-turut adalah 1,1989; 1,2545; 1,122; dan 0,6805.

X. DAFTAR PUSTAKAAtkins, PW. 1083. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.

Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta: PT Gramedia.

Giles, R, V. 1984. Mekanisme Fluida dan Hidrolika. Jakarta: Erlangga.

Kusuma, S. 1983. Pengetahuan Bahan-Bahan Kimia. Jakarta: Erlangga.

Page 18: Viskositas sebagai Fungsi Suhu

Rao, RR danFasad, KR. 2003. Effects of Velocity- Slip and Viscosity variation on

Journal Bearings. India.